library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam...

32
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009, p8), manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi yang sedang berjalan atau kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh para manajer. Fungsi-fungsi itu biasa dikenal dengan sebutan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan. Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil sedangkan efektifitas digambarkan sebagai "melakukan sesuatu dengan benar", yaitu aktifitas yang membantu organisasi lain dalam mencapai sasaran atau tujuan. Fungsi-fungsi manajemen menurut Robbins dan Coulter (2009, pB) adalah : 1. Merencanakan Fungsi manajemen adalah mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi guna mencapai sasaran, menyusun rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan sejumlah kegiatan. 2. Mengorganisasikan 11

Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam...

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen

Menurut Robbins dan Coulter (2009, p8), manajemen adalah proses

pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut

terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.

Proses menggambarkan fungsi yang sedang berjalan atau kegiatan-kegiatan

utama yang dilakukan oleh para manajer. Fungsi-fungsi itu biasa dikenal dengan

sebutan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan.

Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil

sedangkan efektifitas digambarkan sebagai "melakukan sesuatu dengan benar",

yaitu aktifitas yang membantu organisasi lain dalam mencapai sasaran atau tujuan.

Fungsi-fungsi manajemen menurut Robbins dan Coulter (2009, pB) adalah :

1. Merencanakan

Fungsi manajemen adalah mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi guna

mencapai sasaran, menyusun rencana untuk mengintegrasikan dan

mengkoordinasikan sejumlah kegiatan.

2. Mengorganisasikan

Fungsi manajemen yang mencakup proses menentukan tugas apa yang

harus dilakukan. Siapa yang harus melakukan, bagaimana cara

mengelompokan tugas tugas itu, siapa yang harus melapor kepada siapa, dan

dimana keputusan harus dibuat.

3. Memimpin

Fungsi manajemen yang mencakup motivasi bawahan, mempengaruhi

individu atau tim sewaktu mereka bekerja, memilih saluran komunikasi

yang paling efektif, dan memecahkan berbagai masalah.

4. Mengendalikan

Fungsi manajemen yang berkaitan dengan memantau kinerja aktual,

membandingkan aktual dengan kenyataan dan membuat koreksinya jika

diperlukan.

11

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

12

2.2 Pengertian Manajemen Operasional

Menurut Richard L. Daft (2007, p216), manajemen operasi adalah bidang

manajemen yang mengkhususkan pada produksi produk, serta menggunakan alat-alat

dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi.

2.2.1 Operasi Prioritas Kompetitif

Operasi harus fokus pada kemampuan spesifik yang memberikan keunggulan

kompetitif yang dapat disebut prioritas kompetitif.Tiga operasi prioritas atau

tindakan kemampuan ini dapat disebut biaya, waktu, kualitas.

2.2.1.1 Biaya

Menurut Henry Simamora (2004, p36), biaya adalah kas atau nilai setara kas

yang dikorbankan untuk produk atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada

saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.

Jika suatu organisasi bersaing pada harga maka adalah penting bahwa itu

membuat basis biaya yang lebih rendah dari kompetitor.Biaya ini juga penting bagi

strategi penyediaan produk ke dalam pasar yang pesaing tidak dapat memberikan

ataupun ikut berkompetisi.Dengan demikian kedekatan biaya (yaitu untuk

memastikan biaya dekat dengan rata-rata pasar) adalah penting untuk

memaksimalkan keuntungan dan mencegah pesaing memasuki pasar.

Kategori utama biaya adalah gaji dan tunjangan karyawan, fasilitas (termasuk

overhead) dan bahan dengan lingkup terbesar bagi pengurangan biaya terletak pada

pengurangan biaya bahan.Sebuah proporsi yang relatif kecil dari biaya biasanya

ditugaskan untuk tenaga kerja langsung.

2.2.1.2 Waktu

Waktu keterlambatan atau kecepatan operasi dapat diukur sebagai waktu antara

permintaan pelanggan untuk produk / jasa dan kemudian menerima bahwa produk /

jasa. Kecepatan merupakan faktor penting bagi pelanggan dalam membuat pilihan

tentang apa yang organisasi untuk menggunakan. Konsep P: rasio D (Shingo, 1989)

membandingkan waktu permintaan D (dari permintaan pelanggan untuk penerimaan

produk / jasa) dengan total waktu proses P dari pembelian, membuat dan tahap

pengiriman.

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

13

Jadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem

customer-to-order waktu permintaan pelanggan adalah sama dengan pembelian,

tahap pengiriman (P). Dalam hal ini kecepatan proses internal pembelian

mempengaruhi waktu pengiriman yang dialami oleh pelanggan.

Dengan demikian keuntungan dari kecepatan adalah bahwa hal itu bisa

digunakan untuk mengurangi jumlah aktivitas spekulatif dan menjaga waktu

pengiriman konstan atau untuk jumlah yang sama dari spekulatif aktivitas dapat

mengurangi keseluruhan waktu pengiriman. Jadi dalam hal kecepatan yang

kompetitif dapat digunakan untuk mengurangi biaya (membuat perkiraan akurat) dan

mengurangi waktu pengiriman (layanan pelanggan yang lebih baik).

2.2.1.3 Kualitas

Kualitas meliputi baik kualitas produk / layanan itu sendiri dan kualitas proses

yang memberikan produk / jasa. Kualitas dapat diukur dengan 'biaya kualitas' model

yang biaya dikategorikan sebagai biaya mencapai baik kualitas (biaya jaminan

kualitas) atau biaya produk berkualitas rendah (biaya tidak sesuai dengan

spesifikasi). Keuntungan dari kualitas yang baik terhadap daya saing meliputi

peningkatan ketergantungan, mengurangi biaya dan meningkatkan pelanggan

layanan

2.3 Distribusi

Menurut Kotler dan Keller (2010, p49), saluran distribusi adalah organisasi-

organisasi yang saling tergantung dalam proses membuat produk atau jasa menjadi

tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.

Distribusi adalah bagian yang bertanggung jawab terhadap perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian aliran material dari produsen ke konsumen dengan

suatu keuntungan. Jenis-jenis distribusi persediaan terdiri dari distribusi fisik, sistem

distribusi push and pull dan Distribution Requirement Planning.

2.3.1 Manajemen Persediaan Distribusi

Manajemen persediaan logistik meliputi kegiatan memperoleh material

(pengadaan), memindahkan material melalui lingkungan manufaktur (manufaktur

produk) dan distribusi. Logistik dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Perencanaan kebutuhan distribusi (Distribution Requirement Planning)

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

14

Serangkaian kegiatan untuk memenuhi permintaan pelanggan serta menerima

dan menyimpan barang dengan biaya serendah mungkin.

2. Perencanaan sumber daya distribusi (Distribution Resource Planning)

Melanjutkan perencanaan kebutuhan distribusi ke arah perencanaan sumber

daya penting yang terkandung dalam sistem distribusi: ruang gudang, tenaga

kerja, biaya angkutan.

3. Persediaan distribusi yang meliputi semua persediaan di manapun dalam

sistem distribusi.

2.3.2 Sistem Distribusi

Ada dua jenis sistem distribusi yaitu Sistem Distribusi Dorong (Push System)

dan Sistem Distribusi Tarik (Pull System). Berikut penjelasan kedua sistem distribusi

tersebut (Indrajit, Eko & Djokopranoto, Richardus, (2004)

2.3.2.1 Sistem Dorong (Push System)

Sistem ini mendorong persediaan dari pabrik pusat ke gudang.Keputusan

penambahan kembali persediaan dilakukan di pabrik. Keuntungan dari sistem dorong

adalah tercapainya skala ekonomis oleh satu sumber pusat, seperti pabrik.

Kerugiannya adalah kurang fleksibel dalam menanggapi kebutuhan pelanggan lokal.

Menentukan kebutuhan total (gudang-gudang dan penjualan langsung), persediaan

yang ada di gudang pusat dan cabang, barang dalam perjalanan dan rencana

penerimaan dari sumber (pabrik atau pemasok). Menentukan jumlah yang tersedia

untuk setiap gudang dan penjualan langsung, dimana gudang pusat menentukan apa

yang akan dikirim ke gudang cabang.

2.3.2.2 Sistem Tarik (Pull System)

Prinsip dari sistem ini adalah setiap pusat distribusi mengelola persediaan

produk yang dimilikinya. Persediaan berada di gudang pusat atau di pusat produksi.

Setiap pusat distribusi pada tingkat yang lebih rendah menghitung kebutuhan dan

kemudian memesan kepada pusat distribusi pada tingkat yang lebih tinggi. Dengan

demikian produk ditarik dari pabrik melalui struktur jaringan distribusi, dipesan

melalui pesanan pengisian kembali dari lokasi stok yang secara langsung memasok

kebutuhan pelanggan.

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

15

2.3.3Distribution Requirement Planning (DRP)

Istilah DRP memiliki dua pengertian yang berbeda, yaitu :Distribution

Requirement Planning adalah berfungsi menentukan kebutuhan-kebutuhan untuk

mengisi kembali inventory pada distribution center. Sedangkan

DistributionResource Planning merupakan perluasan dari distribution requirement

planning yang mencakup lebih dari sekadar sistem perencanaan dan pengendalian

pengisian kembali inventori, tetapi ditambah dengan perencanaan dan pengendalian

dari sumber-sumber yang terkait dalam sistem distribusi seperti : warehouse space,

tenaga kerja, uang, fasilitas transportasi dan warehousing. Termasuk di sini adalah

keterkaitan dari replenishmentsystem ke financial system dan penggunaan simulasi

sebagai alat untuk meningkatkan performansi sistem. (Gasperz, Vincent, 2012, hal

300-301)

2.3.3.1 Konsep Distribution Requirement Planning (DRP)

Distribution Requirement Planning adalah suatu metode untuk menangani

pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi multi eselon. Metode ini

menggunakan demandindependent, dimana dilakukan peramalan untuk memenuhi

struktur pengadaannya. Berapapun banyaknya level yang ada dalam jaringan

distribusi, semuanya merupakan variabel yang dependent kecuali level yang

langsung memenuhi permintaan konsumen.

Distribution Requirement Planning lebih menekankan pada aktivitas

pengendalian dari kegiatan pemesanan. DRP mengantisipasi kebutuhan mendatang

dengan perencanaan pada setiap level pada jaringan distribusi. Metode ini dapat

memprediksi masalah yang benar-benar terjadi, sehingga memberikan titik pandang

terhadap jaringan distribusi. Empat langkah utama harus diterapkan satu per satu

pada periode pemesanan dan pada setiap item, langkah-langkah tersebut adalah :

1. Netting

Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih

yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan

persediaan. Data yang dibutuhkan dalam proses kebutuhan bersih ini adalah :

• Kebutuhan kotor untuk setiap periode

• Persediaan yang dimiliki pada awal perencanaan

• Rencana penerimaan untuk setiap periode perencanaan

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

16

2. Lotting

Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan

optimal untuk setiap item secara individu didasarkan pada kebutuhan bersih

yang telah dilakukan.

3. Offsetting

Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan

rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana

pemesanan diperoleh dangan cara mengurangkan saat awal tersedianya ukuran

lot yang diinginkan dengan besarnya lead time.

4. Explosion

Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat

jaringan distribusi yang lebih rendah.

Logika dasar DRPadalah sebagai berikut menurut Richard J. Tersine, 2008 :

1. Gross Requirement /Forecast Demand diperoleh dari hasil forecasting.

2. Dari hasil peramalan distribusi lokal, hitung Time Phased Net Requirement.

Net Requirement tersebut mengidentifikasikan kapan level persediaan

(Scheduled Receipt - Projected On Hand Periode sebelumnya) dipenuhi oleh

Gross Requirement. Untuk sebuah periode :

Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) – (Schedule Receipt +

Projected On Hand Periode sebelumnya). Nilai Net Requirement yang dicatat

(recorded) adalah nilai yang bernilai positif.

3. Setelah itu dihasilkan sebuah Planned Order Receipt sejumlah Net

Requirement tersebut (ukuran lot tertentu) pada periode tersebut.

4. Ditentukan hari dimana harus melakukan pemesanan tersebut (Planned Order

Release) dengan mengurangkan hari terjadwalnya Planned Order Receipt

dengan Lead Time.

5. Di hitung Projected On Hand pada periode tersebut:

Projected On Hand = (Projected On Hand Periode sebelumnya + Schedule

Receipt + Planned Order Receipt) - (Gross Requirement).

6. Besarnya Planned Order Release menjadi Gross Requirement pada periode

yang sama untuk level berikutnya dari jaringan distribusi.

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

17

2.3.3.2 Fungsi Distribution Requirement Planning (DRP)

Distribution Requirement Planning sangat berperan baik dalam sistem

distribusi manufaktur yang terintegrasi maupun sistem distribusi murni. Dengan

kebutuhan persediaan time phasing pada tiap level dalam jaringan distribusi,

DRPmemiliki kemampuan untuk memprediksi suatu masalah yang akan terjadi.

Sistem Distribution Requirement Planning bekerja berdasarkan penjadwalan yang

telah dibuat untuk permintaan di masa yang akan datang sehingga mampu

mengantisipasi perencanaan masa depan dengan perencanaan yang lebih dini pada

setiap level distribusi.

Perencanaan Distribution Requirement Planning seharusnya dilakukan

penjdwalan ulang dan jaringan dilakukan secara periodik, hal ini biasanya dilakukan

minimal satu kali dalam satuminggu. Keuntungan yang didapat dari penerapan

metode DRPadalah :

1. Adanya ketergantungan antara persediaan distribusi dan manufaktur.

2. Sebuah jaringan distribusi yang lengkap yang dapat disusun, memberikan

gambaran yang jelas dari atas maupun dari bawah jaringan.

3. DRPmenyusun kerangka kerja untuk pengendalian logistik total dari

distribusi ke manufaktur untuk pembelian.

4. DRPmenyediakan masukan untuk perencanaan jadwal distrbusi dari sumber

penawaran ke titik distribusi.

2.3.4 Distribusi Persediaan

Persediaan merupakan semua produk dan bahan yang dipakai dalam proses

produksi dan distribusi perusahaan. Jadi distribusi persediaan adalah suatu aktifitas

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses produksi dan distribusi

perusahaan dari produsen hingga sampai ke konsumen untuk memperoleh suatu

keuntungan.

Distribusi sangatlah penting, sebab pada umumnya pemasok dan pelanggan

potensial tersebar luas secara geografis dengan meluasnya pasar, tentunya akan

diikuti dengan peningkatan volume produksi, maka biaya pembelian atau biaya

produksi akan berkurang, sehingga akan meningkatkan keuntungan perusahaan untuk

mendukung hal tersebut dibutuhkan sistem distribusi yang baik. Beberapa faktor

yang mempengaruhi distribusi adalah saluran distribusi, jenis pasar yang akan

dilayani, karakteristik produk, jenis transportasi yang digunakan.

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

18

Distribusi persediaan adalah suatu aktifitas perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian proses produksi dan distribusi perusahaan dari produsen hingga sampai

ke konsumen untuk memperoleh suatu keuntungan. Distribusi persediaan sangatlah

penting, sebab pada umumnya pemasok pabrikan, dan pelanggan yang potensial

tersebar luas secara geografis dengan meluasnya pasar, tentunya akan diikuti dengan

peningkatan jumlah produksi, maka biaya pembelian atau biaya produksi akan

berkurang, sehingga akan meningkatkan keuntungan perusahaan dalam mendukung

sistem distribusi yang baik.

2.3.4.1 Penyebab dan Fungsi Persediaan

Persediaan merupakan suatu hal yang tak terhindarkan. Penyebab timbulnya

persediaan adalah sebagai berikut (Baroto,Teguh. Hal 52):

1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan.

2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian.

3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan besar

dari kenaikan harga di masa mendatang.

Fungsi persediaan menurut Freddy Rangkuty (2009:15) adalah sebagi berikut:

1. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat

memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier.

2. Fungsi Economic Lot Sizing, persediaan ini perlu mempertimbangkan

penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi

lebih murah dan sebagainya.

3. Fungsi Antisipasi, apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang

dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data –data

masa lalu yaitu permintaaan musiman.

Persediaan mempunyai beberapa fungsi dalam memenuhi kebutuhan,

diantaranya adalah sebagai berikut (Sofyan Assauri, 2008, hal. 170) :

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya produk atau bahan-bahan

yang dibutuhkan perusahaan.

2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus

dikembalikan.

3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga

dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

19

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran

arus produksi.

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6. Memberikan pelayanan (service) kepada langganan dengan sebaik-baiknya,

dimana keinginan langanan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau

memberikan jaminan tetap tersedianya produk jadi tersebut.

7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan

atau penjualannya.

2.3.4.2 Jenis Persediaan

Menurut Jay Heizer dan Barry Render(2010) persediaan dapat dibedakan

dalam lima jenis, yaitu:

a) Persediaan bahan baku (raw materials stock)

Merupakan persediaan dari produk yang digunakan dalam proses produksi,

dimana produk tersebut diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari

supplier yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang menggunakannya.

b) Persediaan produk setengah jadi atau produk dalam proses (work in process)

Merupakanpersediaan produk yang keluar dari tiap proses dan kemudian bisa

diproses kembali menjadi produk jadi.

c) Persediaan produk-produk pembantu atau perlengkapan (supplier stock)

Merupakan persediaan produk yang diperlukan dalam proses produksi untuk

membantu menghasilkan produk tetapi tidak merupakan bagian komponen dari

produk jadi.

d) Persediaan komponen produk (components stock)

Merupakan persediaan produk-produk yang terdiri dari komponen yang diterima

dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung di-assembling dengan komponen

lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya

e) Persediaan produk jadi (finished good stock)

Merupakan persediaan produk yang telah selesai diproses dan siap untuk dijual

kepada pelanggan atau perusahaan lain.

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

20

2.3.4.3 Biaya-biaya Dalam Sistem Persediaan

Tujuan dari adanya pengaturan persediaan adalah untuk menentukan bahan

baku dan produk jadi pada jumlah yang tepat, waktu yang tepat, dan biaya rendah,

untuk itu ada empat parameter yang perlu diperhatikan (Sofyan Assauri, 2008) :

1. Biaya Pembelian (purchasing cost)

Biaya pembelian adalah biaya yang keluarkan untuk membeli produk.Besarnya

biaya pembelian ini tergantung pada jumlah produk yang dibeli dan harga

satuan.Biaya pembelian manjadi faktor penting ketika harga yang tergantung

pada ukuran pembelian. Situasi ini akan diistilahkan sebagai quantity discount

atau price break, dimana harga produk perunit akan turun bila jumlah produk

yang dibeli meningkat. Dalam kebanyakan teori persediaan, komponen biaya

pembelian ini tidak dimasukkan kedalam total biaya sistem persediaan karena

diasumsikan bahwa harga produk per unit tidak dipengaruhi oleh jumlah

produk yang dibeli sehingga komponen biaya pembelian untuk periode waktu

tertentu (misalnya 1tahun) konstan akan hal ini tidak akan mempengaruhi

jawaban optimal tentang berapa banyak produk yang harus disimpan.

2. Biaya Pengadaan (procurement cost)

Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis sesuai asal usul produk, yaitu biaya

pemesanan (Ordering Cost) bila produk yang diperlukan diperlukan diperoleh

dari pihak luar (Supplier) dan biaya pembuatan (Setup Cost) bila produk

diperoleh dengan memproduksi sendiri.

3. Biaya Pemesanan (ordering cost)

Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan

produk dari luar.Biaya ini meliputi biaya menentukan pemasok (Supplier),

pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, biaya

pengiriman dan seterusnya.Biaya ini di asumsikan konstan untuk setiap kali

pesan.

4. Biaya Penyimpanan (holding cost/carrying cost)

Biaya penyimpanan yaitu semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan

produk atau biaya yang diperlukan untuk mengadakan dan memelihara

persediaan.

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

21

2.3.5 Sistem Persediaan

Adapun sistem persediaan menurutFreddy Rangkuty (2009)dalam penentuan

jumlah produk yang dibutuhkan (net requirement) dan jumlah produk yang akan

dikirimkan (planned order release) adalah sistem Ukuran Lot (Lot Sizing)

2.3.5.1 Metode Penentuan Ukuran Lot

Ukuran lot adalah jumlah minimum pesanan, yang didasarkan atas ketentuan

pemasok. Hal ini hanya sebagian yang benar karena sebetulnya ukuran lot ditentukan

oleh beberapa faktor yaitu :(Indrajit, Eko & Djokopranoto, Richardus, (2004))

1. Perhitungan ekonomis (EOQ)

2. Frekuensi pengiriman

3. Ukuran kontainer pengiriman

4. Total ukuran berat (tonase) atau volume (m3)

Dalam hal persediaan pengaman, perlu diperhatikan bahwa pengadaan

persediaan pengaman ini berbeda antara sistem distribusi satu tingkat atau tunggal

dengan sistem distribusi multitingkat.Dalam distribusi multitingkat, harus dihindari

adanya duplikasi penimbunan persediaan pengaman.

Teknik- teknik penentuan ukuran lot diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Economic Order Quantity ( EOQ ).

2. Lot for Lot ( LFL ).

3. Fixed Order Interval ( FOI)

4. Period Order Quantity ( POQ ).

5. Least Uni Cost.

6. Least Total Cost.

7. Part Period Balancing.

8. Wagner Within Algoritma.

9. Fixed Period Requirement.

Ukuran lot tidak didasarkan pada minimasi biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan, bila biaya penyimpanan tidak didefinisikan baik secara marginal

maupun incremental.

2.3.5.1.1 Fix Period Requirement (FPR)

Teknik penetapan ukuran lot dengan kebutuhan periode tetap (FPR) ini

membuat pesanan berdasarkan periode waktu tertentu saja. Besarnya jumlah

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

22

kebutuhan tidak berdasarkan ramalan, tetapi dengan cara menjumlahkan kebutuhan

bersih pada periode yang akan datang. Pada teknik jumlah pesanan tetap (FOQ) yang

telah dijelaskan sebelumnya, besarnya jumlah ukuran lot adalah tetap, meskipun

selang waktu antar pemesanan tidak tetap.Sedangkan dalam teknik kebutuhan

periode tetap (FPR), selang waktu antar pemesanan dibuat tetap dengan ukuran lot

sesuai pada kebutuhan bersih.

2.3.6 Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Pengertian persediaan pengaman (safety stock) menurut Freddy Rangkuty

(2009:10) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau

menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan(Stock Out).

2.3.6.1 Metode Penentuan Safety Stock

Dalam menentukan safety stock terdapat metode yang dapat digunakan oleh

perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Intuisi Persediaan

Ditentukan berdasarkan jumlah safety stock pengalaman sebelumnya misalnya

1,5 kali; 1,4 kali dan seterusnya selama lead time.

2. Service Level

Metode ini mengukur seberapa efektif perusahaan mensuplai permintaan produk

dari stok yang ada.Dalam perhitungan digunakan probabilitas untuk memenuhi

permintaan, untuk itu diperlukan informasi yang lengkap tentang probabilitas

berbagai tingkatan permintaan selama lead time karena sering kali terjadi

variasi.Variasi ini disebabkan oleh fluktuasi lama lead time dan tingkat

permintaan rata-rata.

3. Permitaan dengan Distribusi Empiris

Metode ini didasarkan pada pengalaman empiris dimana dalam penentuan stock

didasarkan pada kondisi riil yang dihadapi oleh perusahaan.

4. Permintaan Distribusi Normal

Permintaan yang dilakukan oleh beberapa pelanggan memiliki jumlah yang

bebeda-beda, walaupun demikian dengan menggunakan asumsi permintaan

bersifat total akan dapat dilakukan perhitungan dengan distribusi normal.

5. Permintaan Berdistribusi Poisson

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

23

Pada saat jumlah permintaan total merupakan permintaan dari beberapa

pelanggan dimana setiap pelanggan hanya membutuhkan sedikit barang, maka

sedikit sekali kemungkinan produsen akan memenuhi kebutuhan satu pelanggan

dalam jumlah yang besar.Dengan adanya rata-rata tingkat pemesanan yang

konstan dan interval waktu jumlah pemesanan tidak tergantung pada yang

lainnya, maka penentuan safety stock dapat menggunakan pendekatan distribusi

poisson dengan syarat jumlah permintaan rata-rata selama lead time sama atau

kurang dari 20.

6. Lead Time

Adanya jumlah permintaan yang tidak pasti pada periode tertentu akan berakibat

lead time untuk setiap siklus pemesanan bervariasi. Untuk itu perusahaan akan

berusaha menyediakan safety stock atau buffer stock selama lead time. Adapun

rumus yang didasarkan dalam perhitungan safety stock lead timeadalah :

SS = zs

Keterangan:SS

: Safety Stock z : Tabel z (tingkat kemungkinan)

s : Standar Deviasi L : Lead Time

7. Biaya Stock Out

Peningkatan biaya penyimpanan akan meningkat service level, sehingga semua

usaha yang digunakan untuk menutup semua level yang memungkinkan pada

saat terjadi lead time permintaan merupakan tujuan yang sangat sulit dicapai.

Untuk semua produk, permintaan maksimum akan lebih murah dibandingkan

dengan terjadinya stock out.Permasalahannya adalah menentukan tingkat safety

stock yang dapat menyeimbangkan biaya penyimpanan dengan biaya stockout.

2.3.6.2 Reorder Point(ROP)

Reorder Point (ROP) menurut Gasperz (2012) mengatakan bahwa tarik dari

reorder point menimbulkan cash loading input ke setiap tingkat adalah output dari

tingkat atau tahap sebelumnya sehingga menyebabkan kesalingtergantungan diantara

tingkat-tingkat dalam sistem distribusi. Lebih jauh lagi Gasperz menambahkan dalam

sistem ROP setiap pusat ditribusi pada tingkat lebih rendah meramalkan permintaan

untuk produk guna melayani pelanggannya, kemudian memesan dari pusat distribusi

pada tingkat yang lebih tinggi apa bila kuantitas dalam stock pada pusat distribusi

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

24

yang lebih rendah mencapai ROP.ROP dihitung berdasarkan formula (Gasperz,

Vincent, 2012, hal 291-292):

ROP = DLT + SS

Keterangan :

ROP = Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

DLT = Permintaan Selama Waktu Tunggu (Demand During Lead Time)

SS = Stock Pengaman (Safety Stock)

Adapun beberapa faktor untuk menentukan Reorder Point (ROP) diantaranya

menurut Petty, William, Scott dan David (2005:279) adalah;

1. Pengadaan atau stock selama masa pengiriman

2. Tingkat pengamanan yang diinginankan

2.3.7 Peramalan (Forecasting)

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa yang

akan datang, meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi

yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan produk ataupun jasa.

Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil,

karena perubahan permintaan relatif kecil.Dalam kondisi pasar bebas, permintaan

pasar lebih bersifat kompleks dan dinamis karena permintaan tersebut tergantung

dari keadaan ekonomi, politik, teknologi, produk pesaing dan produk subtitusi. Oleh

karena itu peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan

dalam pengambilan keputusan manajemen.(Nasution, A. H., 2004, Hal 29).

Peramalan memerlukan berbagai kegiatan untuk mengenali dan memantau

berbagai sumber permintaan akan produk dan jasa, yang meliputi peramalan,

mencatat pesanan, membuat janji penyerahan, menentukan kebutuhan unit-unit

operasional untuk mengkordinasikan seluruh kegiatan secara terpadu. Sasaran

peramalan dapat dikategorikan berdasarkan jangka waktunya ke dalam sasaran

jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek, dan segera.Cakupan sasaran

peramalan untuk setiap departemen.(Baroto,T.,2006,Hal 22).

2.3.7.1 Model-Model Peramalan

Terdapat dua jenis model peramalan yang utama, yaitu: model deret berkala

(time series) dan model regresi (kausal). Pada jenis pertama, pendugaan masa depan

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

25

dilakukanberdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel atau kesalahan masa lalu.

Tujuan metodeperamalan deret berkala seperti itu adalah dengan menemukan pola

dalam deret historis dan mengekstrapolasikan pola tersebut ke masa depan. Adapun

model peramalan menurut Baroto, T 2006 :

a. Pendekatan Naif (Naive Method)

Cara paling sederhana untuk meramal adalah berasumsi bahwa permintaan di

periode mendatang akan sama dengan permintaan pada periode terakhir.

Untuk beberapa jenis produk, pendekatan naif (naive method) merupakan

model peramalan objektif yang paling efektif dan efisien dari segi biaya.

Paling tidak pendekatan naif memberikan titik awal untuk perbandingan

dengan model lain yang lebih canggih.

b. Rata-Rata Bergerak (Moving Average)

Peramalan rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data actual masa lalu

untuk menghasilkan peramalan. Rata-rata bergerak berguna jika kita dapat

mengasumsikan bahwa permintaan pasarakan stabil sepanjang masa yang kita

ramalkan.

c. Rata-Rata Bergerak dengan Pembobotan (Weighted Moving Average)

Saat terdapat tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan untuk

menempatkan penekanan yang lebih pada nilai terkini.Pemilihan bobot

merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada rumus untuk menetapkan

mereka.Oleh karena itu, pemututsan bobot yang digunakan membutuhkan

pengalaman.

d. Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing)

Penghalusan eksponensial merupakan metode peramalan rata-rata bergerak

dengan pembobotan yang canggih, tetapi masih mudah digunakan.Metode ini

mengunakan pencatatan data masa lalu yang sangat sedikit.

e. Penghalusan Eksponensial dengan Penyesuaian Tren (Exponential Smoothing

With Trend).

Model penghalusan eksponensial yang lebih rumit dan dapat menyesuaikan

diri pada tren yang ada.Idenya adalah menghitung tren rata-rata data

penghalusan eksponensial, kemudian menyesuaikan untuk kelambatan (lag)

positif atau negative pada tren.Dengan penghalusan eksponensial dengan

penyesuaian tren, estimasi rata-rata dan tren dihaluskan.

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

26

f. Proyeksi Trend (Linear Regression)

Proyeksi Tren merupakan suatu metode peramalan yang mencocokan garis

tren pada serangkaian data masa lalu, kemudian memproyeksikan garis pada

masa mendatang untuk peramalan jangka menengah atau jangka panjang.

Untuk menjelaskan hubungan kedua metode ini kita gunakan notasi matematis seperti :

Y = F (x)

Dimana :

Y = Dependent variable (variabel yang dicari)

X = Independent variable (variabel yang mempengaruhinya)

Notasi regresi sederhana dengan menggunakan regresi linier (garis lurus) dapat digunakan sebagai berikut :

Y = a + b X

Dimana a dan b adalah merupakan parameter (koefisien regresi) yang harus dicari. Untuk mencari nilai a dapat digunakan dengan menggunakan rumus :

a =

atau :

a = - b

kemudian nilai b dapat dicari dengan rumus :

b =

atau

b =

Model kausal di pihak lain mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan

menunjukkan suatu hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih variabel bebas.

Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala (time series) yang tepat

adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

27

tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis

(Spyros M, Steven C,Victor E,2004, hal. 10 ) :

1. Pola Horizontal (H)

Terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan.

Deret seperti itu adalah “stasioner” terhadap nilai rata-ratanya. Suatu produk

yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu

termasuk kedalam jenis ini.

Gambar 2.1 Pola Data Horizontal

2. Pola Musiman (S)

Terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya

kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu).

Gambar 2.2 Pola Data Musiman Kuartalan

3. Pola Siklis (C)

Terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang

seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis.Penjualan produk seperti

mobil, baja, dan peralatan utama lainnya menunjukkan jenis pola ini.

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

28

Gambar 2.3 Pola Data Siklus

(Sumber: Spyros M, Steven C, Victor E,2003, hal. 10 )

4. Pola trend (T)

Terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang

dalam data.Penjualan banyak perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan

berbagai indikator bisnis atau ekonomi lainnya mengikuti suatu pola trend

selama perubahannya sepanjang waktu.

Gambar 2.4 Pola Data Trend

2.3.8 Peramalan Permintaan

Sasaran akhir dari keseluruhan aktivitas peramalan adalah perkiraan mengenai

kebutuhan modal. Dengan mengetahui kebutuhan modal pada semua aktivitas

produksi, maka kebijakan harga dan keuntunagn akan lebih mudah untuk dibuat.

(Baroto,T.,2006,Hal 22).

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

29

2.3.8.1 Faktor Pengaruh Permintaan

Permintaan akan suatu produk pada suatu perusahaan merupakan resultan dari

berbagai faktor yang paling berinteraksi dalam pasar. Faktor - faktor ini hampir

selalu merupakan kekuatan yang berada diluar kendali perusahaan. Berbagai faktor

tersebut antara lain:

Siklus bisnis. Penjualan produk akan dipengaruhi oleh permintaan akan

produk tersebut, dan permintaan suatu produk akan dipengaruhi oleh kondisi

ekonomi yang membentuk siklus bisnis dengan fase-fase inflasi, resesi,

depresi, dan masa pemulihan. fase pertumbuhan, fase kematangan dan

akhirnya fase penurunan. Untuk menjaga kelangsungan usaha, maka perlu

dilakukan inovasi produk pada saat yang tepat.

Faktor-faktor lain. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi permintaan

adalah reaksi balik dari pesaing, perilaku konsumen yang berubah, dan usaha

yang dilakukan sendiri oleh perusahaan seperti meningkatkan kualitas,

pelayanan, anggaran periklanan, dan kebijaksanaan pembayaran secara

kredit.

Siklus hidup produk. Siklus hidup produk biasanya mengikuti suatu pola

yang biasa disebut kurva s. Kurva s menggambarkan besarnya permintaan

terhadap waktu, dimana siklus hidup suatu produk akan dibagi menjadi fase

pengenalan. Berikut tampilan factor-faktor yang mempengaruhi permintaan :

Gambar 2.5 Faktor yang mempengaruhi permintaan

(Sumber :Nasution, A. H., 2004,hal 31-32)

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

30

c

Mulai

Survey Lapangan Studi Kepustakaan

Tujuan Penelitian

Identifikasi Variabel

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data : Data permintaan produk bulan September 2013 – Oktober 2014 Data persedian produk Data lead time, data safety stock Data biaya dan frekuensi pemesanan, data biaya pengiriman Data biaya ekspedisi saat ini, kapasitas angkut Struktur organisasi dan sejarah perusahaan, supplier

Perencanaan jadwaldistribusi padaperiode 2013/2014 dengan metode DRP “F1” : Perhitungan Safety Stock Hitung Fix Periode Requirement Penentuan Gross Requirement Hitung Time Phased Net Requirement Tentukan Planned Order Receipt Tentukan Planned Order Release Hitung Projected On Hand Perhitungan reorder point (ROP)

Perencanaan jadwaldistribusi

Perusahaan padaperiode

2013/2014(Actual) “F”

Perencanaan Penjadwalan Distribusi Biaya Distribusi

Total biaya pengadaan

produk perusahaanperio

de 2013/2014(Actu

al) “TC”

Total biaya pengadaan

produk metode DRP periode

2013/2014“TC1”

F1 < FF1 > F TC1 < TC

TC1 > TC

Filter Data Menggunakan Metode Pareto

2.4 Kerangka Pemikiran

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-1... · Web viewJadi dalam sistem, D merupakan waktu pengiriman, tetapi untuk sistem customer-to-order waktu

31

c

F1 < FTC1 < TC

Menghitung dan Memilih MAD dan MSE Terkecil

Penerapan Metode Peramalan Terbaik

Menentukan Peramalan Permintaan Periode 2014/2015

Hasil dan Pembahasan

Simpulan dan Saran

Selesai

Pengujian 5 Metode Forecasting

Perencanaan Penjadwalan Distribusi DRP Biaya Distribusi DRP

Perencanaan jadwaldistribusi padaperiode 2014/20145 dengan metode DRP : Hitung Fix Periode Requirement (FPR) Penentuan Forcast Demand Hitung Time Phased Net Requirement Tentukan Planned Order Receipt Tentukan Planned Order Release Hitung Projected On Hand Perhitungan reorder point (ROP)

Total biaya pengadaan produk metode DRP periode 2014/2015 : Total Biaya Pemesanan Total Biaya Transportasi

Yes

No

Keterangan :F = Frekuensi PemesananTC = Total Cost (Total Biaya Pengadaan)C = Continous (Lanjutan)