khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna...

26
HUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd Disusun oleh: Rida Aliim 14713251012 Eka Aryani 14713251016 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA

Transcript of khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna...

Page 1: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

HUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

Disusun oleh:

Rida Aliim 14713251012

Eka Aryani 14713251016

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu dan teknologi didominasi oleh dunia Barat. Sejak abad ke-18

perkembangan itu begitu pesat ditandai dengan kehadiran revolusi industri, di bawah naungan

jiwa dan semangat Zaman Renaissance dan Aufklarung. Bisa dipahami bahwa kebudayaan Barat

pun akhirnya banyak dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi.

Menurut Koentjaraningrat (1994:2) unsur-unsur kebudayaan yang ada di dunia ini adalah;

sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem

pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, dan sistem teknologi dan

peralatan. Dari ketujuh unsur itu yang akan menjadi telaahan adalah sistem pengetahuan

khususnya ilmu pengetahuan dan sistem teknologi.

Ilmu dan teknologi sebagai kerangka kebudayaan dapat dilihat, pertama sebagai kekuatan

produksi, kedua sebagai ideologi yang didalam termasuk politik, ketiga sebagai kerangka

kebudayaan modern, dan keempat mencari relevansi bagi pembangunan Indonesia (Wartaya,

1987:306).

Ilmu merupakan hal dasar dari setiap pengetahuan yang sering kita telaah dan terus kita

gali. Pengetahuan yang dimulai dari rasa ingin tahu, kemudian kepastian yang kadang-kadang

kita merasa ragu. Dorongan rasa ingin tahu akan kepastian sesuatu yang belum kita ketahui

ataupun yang sudah kita tahu. Ilmu itu sendiri memiliki ciri-cirinya serta kriteria-kriteria yang

dapat membedakan antara pengetahuan-pengetahuan yang lain dengan yang bukan ilmu.

Dalam perkembangannya, ilmu pun menjadi aspek utama terhadap perkembangan

teknologi serta kebudayaan. Perkembangan dua unsur tersebut tidak akan terlepas dari

perkembangan pengetahuan.

Page 3: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian ilmu, teknologi, dan kebudayaan ?

2. Bagaimana hubungan antara ilmu dan teknologi ?

3. Bagaimana hubungan ilmu dan kebudayaan ?

4. Bagaimana hubungan teknologi dan kebudayaan ?

5. bagaimana hubungan antara ilmu, teknologi, dan budaya?

C. Tujuan

Adapun tujuannya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian ilmu, teknologi, dan kebudayaan.

2. Untuk mengetahui hubungan antara ilmu dan teknologi.

3. Untuk mengetahui hubungan ilmu dan kebudayaan.

4. Untuk mengetahui hubungan teknologi dan kebudayaan.

5. Untuk mengetahui hubungan antara ilmu, teknologi, dan budaya.

Page 4: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

BAB II

PEMBAHASAN

Jika dicermati secara sepintas antara ilmu, teknologi dan kebudayaan memiliki hubungan

yang sangat erat. Hubungan tersebut dapat dipahami dalam bingkai yang sangat luas dari

kehidupan manusia. Membicarakan hubungan istilah-istilah tersebut sesungguhnya dapat

ditelusuri dengan memahami terlebih dahulu pengertian masing-masing istilahnya. Dengan

ungkapan lain, dapat disebutkan ketiga istilah itu berkaitan secara definitif. Dalam sudut pandang

yang demikianlah makalah sederhana ini ingin mengurai bagaimana ketiga istilah itu saling

berhubungan.

Sebelum membicarakan kesaling-hubungan antara ilmu, teknologi dan kebudayaan dalam

konteks sebagaimana disebut di atas, hal bijaksana yang perlu dilakukan adalah merumuskan

definisi antara ketiga istilah di atas, secara berturut-turut sebagai berikut:

A. ILMU

Kendati telah banyak pakar yang mencoba mendefinikan ilmu, namun setidaknya definisi

atau rumusan yang mengatakan bahwa ilmu merupakan produk dari aktifitas dan proses

berpikir manusia dalam mencari kebenaran dengan menggunakan prosedur atau metode

tertentu, sehingga diperoleh pengetahuan yang sistematik dan logis, dapat dianggap cukup

representatif.

Hal penting yang patut diperhatikan dalam pengertian ilmu di atas adalah bahwa istilah

tersebut merujuk pada serangkaian aktivitas yang memiliki tujuan tertentu dan dilakukan

dengan kesadaran. Aktivitas yang dimaksud adalah segala kegiatan dan proses yang dialami

oleh seorang peneliti dalam membangun pengetahuan ilmiah. Secara sistematis pengertian

ilmu ini sesungguhnya menyangkut tiga hal, yakni: produk, proses dan prosedur. Jika ilmu

diperbicarakan pada tataran hasil dari aktivitas manusia dalam kegiatan ilmiah (penelitian)

maka ilmu dipandang sebagai hasil atau produk dari aktivitas tersebut. Adapun jika ilmu

diperbincangkan dalam konteks proses maka ia menunjuk pada “penelitian ilmiah.” Sedang

jika dipersoalkan sebagai suatu tata cara untuk mendapatkan kebenaran ilmiah menunjuk pada

“metode ilmiah.”

Page 5: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

Menurut Prent (1969) sebagaimana dikutip oleh Tim Dosen Filsafat UGM (2003: 149)

secara etimologis ilmu berasal dari kata ”Scientia” yang berarti pengetahuan tentang, tahu juga

tentang, pengetahuan mendalam, faham benar-benar. Masih pada buku yang sama dijelaskan,

bahwa ilmu memiliki makna denotatif dan makna konotatif. Dari makna denotatif, ilmu dapat

diartikan sebagai ”pengetahuan” sebagaimana dimiliki oleh setiap manusia maupun

”pengetahuan ilmiah” yang disusun secara sistematis dan dikembangkan melalui prosedur

tertentu. Adapun konotasi istilah ilmu merujuk pada serangkaian aktivitas manusia yang

manusiawi, bertujuan dan berhubungan dengan kesadaran. Dari titik pandang internal dan

sistematis, konotasi ilmu sesungguhnya menyangkut tiga hal yaitu; proses, prosedur, dan produk.

Proses menunjuk pada ”penelitian ilmiah”, prosedur mengacu pada ”metode ilmiah”, dan ilmu

sebagai produk mengandung maksud ”pengetahuan ilmiah”.

Dari dimensi sosiologi ilmu, ilmu dibedakan menjadi dua yaitu sudut pandang ”internal”

yang mengacu pada ”ilmu akademis’, dan sudut pandang ”eksternal” yang mengacu pada ”ilmu

industrial”.”Ilmu akademis” relatif lebih menekankan pada pengkayaan tubuh pengetahuan

ilmiah untuk pengambangan ilmu itu sendiri, tanpa adanya pemikiran untuk kemungkinan-

kemungkinan penerapannya lebih jauh (ilmu untuk ilmu). Sedangkan ”ilmu industrial”

memusatkan diri pada pengkajian efek-efek teknologis dari pengetahuan ilmiah yang dihasilkan

oleh ”ilmu-ilmu murni”. Titik beratnya pada kemampuan instrumental ilmu dalam memecahkan

problem-problem praktis di segala bidang kehidupan manusia.

Ilmu merupakan suatu cara berfikir dalam menghasilkan suatu simpulan yang berupa

pengetahuan yang dapat diandalkan. Berfikir bukan satu-satunya cara dalam mendapatkan

pengetahuan, demikian juga ilmu bukan satu-satunya produk dari kegiatan berfikir. Ilmu

merupakan produk dari proses berfikir menurut langkah-langkah tertentu yang secara umum

dapat disebut sebagai berfikir ilmiah. Ilmu merupakan kegiatan berfikir untuk mendapatkan

pengetahuan yang benar, atau secara lebih sederhana ilmu bertujuan untuk mendapatkan

kebenaran. Ilmu bersifat rasional, logis, bojektif dan terbuka (Jujun. S, 2007).

B. TEKNOLOGI

Secara etimologis akar kata teknologi adalah ”techne”yang berarti serangkaian prinsip

atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek atau kecakapan tertentu.

Juga berarti seni atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode (Runer, 1976).

Page 6: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

Beberapa pengertian teknologi yang dikaitkan dengan dimensi pengetahuan. Teknologi

adalah penerapan dari pengetahuan ilmiah kealaman (natural science) (Brinkmann 1971).

Teknologi merupakan pengetahuan sistematis tentang seni industrial atau sebutan singkatnya

sebagai ilmu industrial (The Liang Gie, 1982). Atau penerapan pengetahuan ilmiah untuk

industri (Hill,1971). Bunge menyatakan bahwa teknologi adalah ilmu terapan (apllied

science) yang dipilihnya menjadi 4 cabang yaitu, teknologi fisik (misal teknik mesin, teknik

sipil), teknologi biologis (misal, farmakologi), teknologi sosial (misal, riset, operasi),

teknologi pikir (misal, ilmu komputer) (The Liang Gie. 1982). Fleibleman memandang

teknologi sebagai pertengahan antara ilmu murni dan ilmu terapan atau merujuk pada

teknologi sebagai keahlian atau skill (The Liang Gie, 1982). Layton memandang teknologi

sebagai pengetahuan (The Liang Gie, 1982). Sedangkan Karl Mark menggunakan istilah

teknologi dalam 3 makna yang berbeda, yaitu sebagai alat kerja, pengajaran praktis dari

sekolah industri dan ilmu tentang teknik (The Liang Gie, 1982). Dari definisi di atas jelas

terdapat beberapa pendapat, pertama teknologi bukan ilmu, melainkan penerapan ilmu.

Kedua, teknologi merupakan ilmu, yang dirumuskan dalam kaitan dengan aspek eksternal,

yaitu industri dan aspek internal yang dikaitkan dengan objek material ”ilmu” maupun aspek

”murni terapan”. Dan ketiga teknologi merupakan keahlian yang terkait dengan realitas

kehidupan sehari-hari.

Sedangkan dari dimensi bukan pengetahuan, teknologi diartikan sebagai suatu produksi

untuk tujuan-tujuan ekonomis. Merupakan suatu sistem yang netral untuk tujuan penggunaan

apapun. Teknologi juga merupakan ungkapan kepentingan manusia untuk berkuasa. Segala

aktivitas kerja manusia untuk membantu secara fisik maupun intelektual dalam menghasilkan

bangunan, produk, atau layanan yang dapat meningkatkan produktivitas manusia guna

memahami, beradaptasi, dan mengendalikan lingkungannya secara lebih baik (Brinkmann,

1971). Berkner dan kranzberg memberikan pengetian teknologi sebagai aktivitas kerja

manusia untuk membantu baik secara fisik ataupun intelektual dalam menghasilkan

bangunan, produk-produk atau layanan yang dapat meningkatkan produktivitas manusia

untuk memahami, beradaptasi terhadap, dan mengendalikan lingkungannya secara lebih baik

(The Liang Gie, 1971). Reckover memahami teknologi tidak lain sebagai artefak yang

dihasilkan oleh manusia industrial modern dalam rangka memperluas kekuasannya atas jiwa

dan raga. Teknologi juga dapat diartikan sebagai aktivitas dan hasil dari aktivitas yang

Page 7: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

merujuk pada pabrik-pabrik, barang, dan layanan (The Liang Gie, 1971). Nash bahkan lebih

sempit lagi, yakni dengan memahami teknologi sebagai aktivitas hasil dari aktivitas, yang

merujuk pada pabrik pabrik, barang dan layanan (The Liang Gie, 1971). Dan Zimah

mendefinisikan teknologi dalam kaitan dengan ilmu, dengan merumuskan ilmu sebagai ”seni

untuk tahu”( The Art of knowing), dan teknologi sebagai ”Seni untuk tahu bagaimana nya”

(The Art of Knowing How)( The Liang Gie, 1971). Abrams menyatakan bahwa teknologi

merupakan ”penerapan teknik”(Aplication of techniques) (The Liang Gie, 1982).

Sebagai suatu sistem yang kompleks, teknologi memiliki input, komponen, output, dan

lingkungan. Input teknologi berupa kekuatan-kekuatan material, keahlian, teknik,

pengetahuan, alat. Komponen teknologi berupa keahlian teknik, proses, fabrikasi, manufaktur,

maupun organisasi. Output dari teknologi adalah bangunan fisik, barang, makanan, alat,

organisasi, ataupun benda. Sedangkan lingkungan dari teknologi adalah sebagai komponen

kebudayaan terutama ilmu.

Teknologi merupakan istilah yang lahir kemudian dalam perkembangan pengetahuan

manusia. Sebagaimana definisi ilmu, teknologi memiliki berbagai macam pengertian

tergantung pada perspektif dan konteks apa teknologi itu didefinisikan. Terlepas dari itu, pada

garis besarnya, teknologi dapat didefinisikan sebagai penggunaan sumber-sumber dan

kekuatan-kekuatan alam secara metodik berdasarkan pada ilmu pengetahuan untuk maksud

memperhatikan dan memenuhi kebutuhan manusia. Namun apabila dikaitkan dengan dimensi

pengetahuan, teknologi dapat diartikan sebagai penerapan ilmu-ilmu kealaman, pengetahuan,

seni industrial, alat kerja dan sebagainya.

Adapun Perbedaan ilmu dan teknologi adalah: Ilmu bertujuan untuk menambah

pemahaman manusia terhadap fenomena alam, sedangkan Teknologi bertujuan untuk

memberikan kepraktisan bagi manusia, Input ilmu adalah ilmu yang sudah ada sebelumnya,

sedangkan Input teknologi adalah teori ditambah dengan SDA dan SDM. Karena input ini,

ilmu bersifat supranasional, maka Teknologi terbatas pada lingkungan tertentu. Output ilmu

adalah ilmu baru, sedangkan Output teknologi adalah produk.

Untuk memperjelas lagi identifikasi ilmu dan teknologi, The Liang Gie mengumpulkan

tujuh pembeda, yaitu:

Page 8: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

Ilmu TeknologiMemahami dan menerangkan fenomena fisik, biologis, psikologis, dan dunia sosial manusia secara empiris.

Merupakan suatu sistem yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan akhir dari teknologi adalah untuk memecahkan masalah-masalah material manusia, atau untuk membawa pada perubahan-perubahan praktis yang diimpikan manusia.

Berkaitan dengan pemahaman dan bertujuan untuk meningkatkan pikir manusia

Memusatkan diri pada manfaat dan tujuannya adalah untuk menambah kapasitas kerja manusia.

Tujuan ilmu adalah memajukan pembangkitan pengetahuan

Tujuan teknologi memajukan kapasitas teknik dalam membuat barang atau layaan

Mencari tahu MengerjakanBersifat “supra rasional” Bersifat menyesuaikan diri dengan

lingkungan tertentuMasukan: pengetahuan yang tersedia Masukan: material alamiah, daya alamiah,

keahlian, alat, mesin, akal sehat, pengalaman dsbnya

Keluaran: pengetahuan “baru” Menghasilkan produk tiga dimensi

Persamaan Ilmu dan Pengetahuan

1) Ilmu maupun teknologi merupakan unsur atau komponen dari kebudayaan

2) Ilmu maupun teknologi memiliki aspek ideasional maupun faktual, dimensi

abstrak maupun konkret, aspek teoretis maupun praktis.

3) Terdapat hubungan yang dialektis antara ilmu dan teknologi. Pada satu sisi, ilmu

menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi berupa teori-

teori, pada sisi lainnya penemuan-penemuan teknologi sangat membantu

perluasan cakrawala penelitian ilmiah,yakni dengan dikembangkannya perangkat

penelitian berteknologi mutakhir.

Sebagai klarifikasi konsep, istilah ilmu lebih tepat dikaitkan dengan konteks

teknologi, sedangkan istilah pengetahuan lebih sesuai bila digunakan dalam konteks

teknis.

Page 9: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

C. KEBUDAYAAN

Kebudayaan dapat diartikan sebagai seluruh nilai material maupun spiritual yang telah

dan sedang diciptakan oleh manusia sepanjang sejarah, yang mencakup segala sesuatu yang

merupakan akibat dari aktivitas manusia secara sadar dan bebas.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah

kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur

yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,

bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat

kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.

Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia1[24].

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan

pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat

dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan

pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk

mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Asal kata “kebudayaan” adalah cultuur (dalam bahasa Belanda), culture (dalam bahasa

Inggris), colere (dalam bahasa latin) yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan

mengembangkan terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti

culture sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengubah alam.

Dalam bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta “buddhayah”, yaitu

bentuk jamak dari buddhi yang artinya budi atau akal. Ada juga yang berpendapat bahwa

kebudayaan adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi daya, yang berarti daya

dari budi. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa, sedangkan

kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut2[26].

Secara singkat dan sederhana, sebagaimana dipahami secara umum, kebudayaan adalah

semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai

makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-

1

2

Page 10: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang

kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan

bermasyarakat.

Dengan mencermati ketiga definisi di atas dapat dikemukakan bahwa ilmu, teknologi

maupun kebudayaan merupakan hasil dari aktivitas dan kreativitas manusia. Sebab, aktivitas

manusia berlangsung dalam perjalanan waktu dan berlangsung dalam realitas dan secara faktual

mempengaruhi perjalanan hidup manusia. Dalam perspektif inilah, makalah sederhana ini

berbicara tentang hubungan antara ketiganya.

D. HUBUNGAN ANTARA ILMU DAN TEKNOLOGI

Secara historis, dapat disebutkan bahwa pada mulanya perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi berjalan pada jalur yang terpisah. Dalam pertumbuhan peradaban modern terjadi

proses pembauran antara jalur ilmu dan teknologi. Salah satu faktor yang membawa interaksi dan

interdependensi antara ilmu dan tekonolgi adalah tuntutan peningkatan alat-alat ukur kepastian

yang sempurna untuk pengembangan pengetahuan ilmiah, khususnya yang berkenaan dengan

ilmu-ilmu eksakta: astronomi, fisika dan biologi. Hal ini merupakan jembatan dari pertumbuhan

antara ilmu modern dan teknologi modern.

Namun terlepas dari semua itu, ilmu dan teknologi, sebagaimana diungkapkan

sebelumnya, keduanya merupakan hasil karya manusia. Sebagai hasil dari kreativitas manusia,

ilmu dan teknologi merupakan dua entitas yang selalu berkembang dan mengalami perubahan.

Hubungan antara ilmu dan teknologi dapat dipahami sebagai dua dimensi inhernitas antara satu

dengan lainnya. Dengan ungkapan lain, bahwa di dalam teknologi terkandung ilmu pengetahuan.

Dengan demikian, perubahan di bidang ilmu akan diikuti oleh perubahan teknologi, dan

sebaliknya.

Berinspirasikan pada definisi teknologi di atas, secara ringkas dapat dikatakan bahwa

teknologi merupakan pengetahuan obyektif mengenai ketrampilan untuk mengubah, membuat

atau membentuk benda materiil yang dilakukan oleh aktivitas manusia untuk dijadikan barang

yang berguna. Sedang pengetahuan obyektif itu sendiri menunjukkan keterampilan manusia

dalam melukiskan fenomena-fenomena alam dengan metoda yang sistematis dan logis.

Ketrampilan tersebut berkaitan dengan penggunaan sumber-sumber dan kekuatan-kekuatan alam

yang didasarkan pengetahuan obyektif. Dalam pemahaman yang demikian, tampak bahwa ilmu

Page 11: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

merupakan aspek penting dalam teknologi, dimana kemampuan manusia dalam menjelaskan

fenomena-feomena alam tersebut menjadi faktor penentu bagi kemampuan manusia dalam

mengubah, membuat atau membentuk benda-benda materiil.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sesungguhnya teknologi itu

bukanlah ilmu akan tetapi penerapan ilmu. Namun jika dikaitkan dengan aspek eksternal,

industri misalnya, dimana aspek eksternal ini disangkutpautkan dengan obyek material ilmu atau

aspek-murni terapan, maka teknologi dapat dikatakan sebagai ilmu. Teknologi juga memiliki

pengertian sebagai keahlian yang terkait dengan kehidupan manusia.

Untuk mendapatkan pengertian yang lebih jernih, secara sosiologis dapat dijelaskan

bahwa teknologi merupakan pola praktek penggunaan semua sumber daya untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu yang berdasar pada ilmu pengetahuan. Pendek kata, teknologi merupakan

penerapan ilmu pengetahuan. Teknologi, sebagai manifestasi dari ilmu pengetahuan, pada

hakikatnya adalah ilmu itu sendiri. Tidak bisa dibayangkan adanya teknologi tanpa ilmu

pengetahuan. Hubungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya adalah hubungan

antara teori dan penerapannya. Teori-teori ilmu pengetahuan, apabila diterapkan dalam

penggunaan empiris, akan melahirkan teknologi. Dengan jelas, hubungan keduanya digambarkan

A.B. Shah, bahwa hukum-hukum gelombang elektro-magnetik adalah ilmu pengetahuan –aspek

teoritisnya. Sedang radio, dimana cara kerjanya menjelaskan hukum-hukum itu, yang merupakan

bagian dari teknologi–aspek terapannya.

Dengan demikian, barangkali dapat dirumuskan, titik singgung antara ilmu dan teknologi

lebih bersifat dialektis, dan keduanya memiliki dimensi idealistas-faktual dan teoritis-praktis.  

E. HUBUNGAN ANTARA ILMU DAN KEBUDAYAAN

Definisi kebudayaan seperti telah disinggung sebelumnya menunjukkan bahwa

kebudayaan dapat diartikan sebagai seluruh nilai dari hasil kreativitas manusia. Mengacu pada

pemahaman ini, tampak bahwa ilmu merupakan bagian dari kebudayaan, karena ilmu adalah

hasil dan penjelasan yang dilakukan manusia secara sistematis dan logis terhadap fenomena-

fenomena baik alam maupun sosial. Ilmu pengetauan, sebagai suatu sistem pengetahuan,

merupakan satu di antara unsur-unsur kebudayaan. Dari ungkapan ini, jelas ilmu pengetahuan

merupakan faktor penting dari aspek kebudayaan.

Page 12: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

Konsep kebudayaan dapat dipertegas melalui ilustrasi bahwa sebagai produk manusia,

kebudayaan sudah menjadi realitas obyektif yang kemudian mengkondisikan manusia, baik

secara individu maupun sosial, untuk menyesuaikan diri dengan hasil kreativitasnya, baik

teknologi, bahasa maupun lembaga sosialnya. Pengkondisian yang dimaksud adalah menyangkut

ekternalisasi, pencurahan kedirian manusia secara terus-menerus ke dalam dunia, baik dalam

aktivitas fisik maupun mentalnya. Dalam proses perkembangan pengkondisian manusia dalam

konteks membentuk kebudayaan ini, tradisi ilmu muncul dalam kehidupan manusia. Dalam alam

pikiran yang demikian manusia bersikap mengambil jarak terhadap alam sekitarnya, sehingga

alam menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan dipelajari. Dan karenanya, ilmu menjadi

komponen penting dalam kebudayaan.

Melihat keterkaitan antara ilmu dengan kebudayaan yang demikian, posisi ilmu sangat

strategis jika dilihat dari segi pengembangan kebudayaan. Oleh karena itu, pandangan yang

menyebutkan ilmu untuk ilmu sudah tidak memiliki relevansinya. Jika logika ilmu sebagai

strategi kebudayaan ini dibalik maka posisi kebudayaan juga memiliki arti strategis bagi

pengembangan ilmu, karena perkembangan ilmu sangat mempertimbangkan unsur-unsur dari

sistem kebudayaan, secara integral. Dan dengan demikian, kesalahan pemilihan terhadap proses

pembelajaran ilmu akan memiliki dampak yang langsung dapat dirasakan bagi integrasi

kebudayaan dalam masyarakat.

F. HUBUNGAN ANTARA TEKNOLOGI DAN KEBUDAYAAN

Sebagaimana ilmu, teknologi adalah komponen penting dari kebudayaan, karena ia

memiliki peranan yang tidak ringan dalam proses kebudayaan, terutama dalam kaitannya dengan

fenomena globalisasi yang tidak dapat dibendung bahkan oleh institusi manapun. Berbeda

dengan peranan ilmu terhadap kebudayaan, teknologi lebih menekankan aspek pembangunan

unsur material kebudayaan manusia. Dalam konteks ini teknologi juga merupakan bagian dari

realitas obyektif yang pada akhirnya memiliki peranan yang besar terhadap komponen

kebudayaan lain, dan terhadap manusia sendiri.

Dalam keterkaitannya dengan hal di atas, stereotif yang muncul dalam pikiran

masyarakat dewasa ini lebih memojokkan posisi teknologi, yang dianggap sebagai penyebab

utama dari goyahnya dan terkoyak-koyaknya sistem kebudayaan. Pandangan tersebut memang

tidak sepenuhnya salah. Hal ini muncul lantaran adanya inkonsistensi komunikasi antar

Page 13: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

kebudayaan yang selalu mengalami pergeseran-pergeseran. Lagi pula produk suatu teknologi,

dengan perangkat lunak dan sistem nilainya, misalnya, sangat mudah melintasi secara akseleratif,

dan untuk kemudian memasuki wilayah sistem-sistem kebudayaan. Akselesari perlintasan sistem

nilai teknologi kedalam demarkasi kebudayaan ini dirasakan semakin sulit dikendalikan dan

sering melahirkan gejala-gejala yang tidak dikehendaki manusia sendiri.

Pergulatan entitas teknologi dan kebudayaan ini kemudian sering menimbulkan masalah

bagi kehidupan manusia. Di antaranya adalah yang sering dikenal dengan istilah kesenjangan

teknologi. Jelas bahwa masalah ini muncul lantaran munculnya perbedaan yang bersifat

mendasar antara teknologi dan kebudayaan itu sendiri. Bahkan, secara sosiologis, sifat teknologi

memunculkan ketergantungan budaya dan budaya ketergantungan. Selain itu juga teknologi

mempengaruhi budaya masyarakat yang mengarah pada sentralistik kebudayaan, kecenderungan

untuk melihat realitas secara dikotomis dan menimbulkan suatu pandangan antroposentris yang

marginalis.

Mencermati pemaparan yang demikian, hal pokok yang dapat diungkapkan berkaitan

dengan hubungan teknologi dan kebudayaan ini bahwa hubungan itu dapat dilihat melalui

perspektif teknologi maupun kebudayaan. Sudut pandang yang pertama lebih menuntut kearifan

manusia untuk melihat bahwa pilihan-pilihan yang disediakan teknologi mengandung

konsekuensi masing-masing. Disamping pula, potensi manusia dalam memenuhi hasrat yang

tidak terbatas sesungguhnya memiliki dimensi ganda yang bersifat dialektis: mengembangkan

potensi seluas-luasnya serta kemampuan untuk mengendalikannya. Sementara perspektif yang

kemudian lebih mengedepankan adanya komunikasi antar sistem budaya. Baik itu melalui

proses-proses eksternalisasi bagi pentransfer teknologi, ataupun proses-proses inkulturasi,

akulturasi bahkan invasi kebudayaan bagi pihak yang mendapatkan tranfer tekonolgi itu.

Budaya keterkaitannya dengan pengetahuan istilah teknologi tampaknya memiliki pola-

pola makna yang berujud simbul-simbul dan sistem konsep-konsep, sebagai hasil yang

diungkapkan dalam proses komunikasi, pelestarian dan perkembangan pengetahuan manusia,

sebagai warisan budaya.

G. HUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN

Page 14: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

Dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan beberapa hubungan dan perbedaan ilmu,

teknologi dan kebudayaan sebagai berikut: Ilmu dan teknologi merupakan bagian dari

kebudayaan. Kebudayaan terdiri atas banyak nilai yakni sosial, politik, ekonomi, religi, ilmu dan

teknologi. Ketiganya memiliki hubungan dialektis yang sangat kuat.

Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan berbudaya.

Teknologi sendiri dapat muncul dari ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dari zaman ke

zaman. Namun, pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam pembentukan

budaya mempunyai dampak positf dan negatif. Dampak positif pada pembentukan kebudayaan

salah satunya adalah semakin berkembangnya daya pikir individu dalam suatu bidang, baik itu

dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, dan lain sebagainya. selain itu, kemampuan individu

dalam mencari informasi atau mengumpulkan data untuk bahan diskusi dapat mereka dapatkan

dengan cepat dan akurat melalui media yang berbasis teknologi. Dari kedua hal di atas, pengaruh

dalam pembentukan kebudayaan akan dengan sendirinya muncul di dalam lingkungan

masyarakat sebagai masyarakat modern. Adapun dampak negatifnya seperti penyalahgunaan

media teknologi sebagai sarana pencarian hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan ilmu

pengetahuan. Hal itu dapat membentuk kebudayaan yang rendah akan moral dan sumber daya

manusia yang bobrok tak berkualitas sedikitpun.

Dari 2 dampak di atas, dapat di simpulkan bahwa pengaruh IPTEK pada pembentukan

kebudayaan tergantung dari kemampuan individu dalam menilai dampak yang di timbulkan pada

dirinya sendiri maupun dalam masyarakat. Jika seseorang dapat mempelajari ilmu pengetahuan

dan teknologi dengan sebaik-baiknya, maka kebudayaan yang terbentuk juga akan menjadi

kebudayaan yang maju dan berdasarkan aturan dan moral yang ada.

Tata-nilai budaya suatu masyarakat merupakan landasan penentu kemampuan masyarakat

dalam berilmu pengetahuan dan berteknologi. Ciri-ciri penting tata nilai budaya masyarakat yang

mendukung kesuburan pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah:

a. Menyenangi dan menghargai upaya untuk memperoleh kejelasan akan fenomena-fenomena

yang dijumpai dalam kehidupannya;

b. Menyenangi dan menghargai upaya-upaya memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki untuk

membentuk sistem-sistem baru;

c. Memiliki patokan-patokan yang mampu membedakan dan memilih upaya-upaya ilmiah dan

teknologis yang membawa kepada terwujudnya tata kehidupan yang lebih baik;

Page 15: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

d. Memiliki patokan-patokan yang memungkinkan terwujudnya hubungan sosial yang lebih

terbuka, serta mengendalikan pertumbuhan dari institusi-institusi yang tidak mempunyai daya

tanggap terhadap isyarat-isyarat lingkungannya.

PENUTUP

Ilmu pengetahuan, secara fungsional, merupakan sarana untuk membebaskan dan

menjinakkan teknologi dengan melalui upaya meningkatkan kebudayaan. Tentu saja hal ini tidak

begitu saja dapat dibaca secara mudah. Karena sesungguhnya persoalan hubungan antara ilmu,

teknologi dan kebudayaan merupakan realitas yang komplek. Dalam artian bahwa mengabaikan

satu saja dari realitas tersebut ketika memperbincangkan salah satu di antaranya, justru akan

menghasilkan pandangan yang timpang. Karenanya, upaya memberi pengertian, pemahaman

terhadap salah satu realitas tersebut, teknologi misalnya, hanya dapat dilakukan dalam bingkai

relasinya terhadap realitas lainnya, ilmu dan kebudayaan, dan begitu seterusnya.

Ilmu pengetahuan mengalami perubahan yang sangat signifikan, terlebih lagi ditunjang

dengan teknologi mutakhir. Tetapi perlu dicatat, perpaduan antara science dan teknologi tidak

selamanya berdampak positive pada masyarakat. Justru terkadang malah sebaliknya, bisa

berakibat negative. Bayangkan saja pada masa ini science dan teknologi bukan saja digunakan

untuk menguasai alam melainkan juga untuk memerangi sesama manusia dan menguasai

mereka, terbukti bermacam-macam senjata pembunuh berhasil diciptakan dan dikembangkan.

Dampak tersebut tergantung pada masing-masing pengguna teknologi tersebut. Apakah dia

mampu memanfaatkannya dengan baik atau tidak? Dari sinilah pendidikan moral “pendidikan

agama” perlu dipertimbangkan. Sebenarnya pengaruh science dan teknologi tidak hanya

berdampak pada permasalahan moral saja, tetapi lebih berat lagi, karena dengannya dapat

merubah kebudayaan masyarakat tertentu dan juga dapat menghilangkan nilai-nilai suatu budaya

yang merupakan jiwa dari kebudayaan itu sendiri, sekaligus menjadi dasar dari segenap wujud

kebudayaan.

Pengalihan dan penggunaan teknologi yang berasal dari masyarakat lain harus dilakukan

dengan persiapan yang seksama, agar isyarat-isyarat yang terkandung di dalam teknologi yang

dialihkan sesempurna mungkin difahami, sehingga terhindar terjadinya degradasi kinerja dan

risiko pengoperasian yang besar, serta meminimumkan ketergantungan teknologis. kesemuanya

Page 16: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

dapat berakibat meningkatnya biaya-biaya dalam pengoperasiannya dan menurunkan daya saing

produk teknologis yang dihasilkan, serta hal-hal lain yang merugikan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: khoerulanwarbk.files.wordpress.com · Web viewHUBUNGAN ILMU, TEKNOLOGI, DAN KEBUDAYAAN Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu Dr. Edi Purwanta, M.Pd

Dr. Amsal Baktiar, MA,. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Jujun S. Suriasumantri. 1999. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan,

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. 2001. Jakarta : Balai Pustaka

Koentjaranigrat. 1994. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama

The Liang Gie. 1991. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberti

Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM. 1992. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty, 1986)