library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewBiaya...

59
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database 2.1.1. Data Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), data adalah fakta yang dapat dicatat dan memiliki arti yang mutlak. Sebagai contoh, data nama, nomor telepon, dan alamat. Menurut George, Hoffer dan Valacich (2009:46), data adalah sebuah fakta yang mejelaskan orang, objek, maupun kejadian. Contohnya adalah sebuah daftar mahasiswa yang berisi kode mahasiswa, nama, dan alamat dapat dikualifikasikan sebagai data. 2.1.2. Basis Data Pemahaman mengenai basis data akan dijabarkan menjadi definisi basis data, arsitektur basis data, dan manfaat basis data. Pada bagian definisi basis data akan dijelaskan mengenai pengertian basis data dari berbagai sumber yang dikemukakan oleh para ahli. Pada bagian arsitektur basis data akan dijelaskan mengenai tiga tingkatan arsitektur basis data (Three Level 7

Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewBiaya...

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori yang berkaitan dengan Database

2.1.1. Data

Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), data adalah fakta yang dapat

dicatat dan memiliki arti yang mutlak. Sebagai contoh, data nama, nomor

telepon, dan alamat.

Menurut George, Hoffer dan Valacich (2009:46), data adalah sebuah fakta

yang mejelaskan orang, objek, maupun kejadian. Contohnya adalah

sebuah daftar mahasiswa yang berisi kode mahasiswa, nama, dan alamat

dapat dikualifikasikan sebagai data.

2.1.2. Basis Data

Pemahaman mengenai basis data akan dijabarkan menjadi definisi basis

data, arsitektur basis data, dan manfaat basis data. Pada bagian definisi

basis data akan dijelaskan mengenai pengertian basis data dari berbagai

sumber yang dikemukakan oleh para ahli. Pada bagian arsitektur basis

data akan dijelaskan mengenai tiga tingkatan arsitektur basis data (Three

Level ANSI-SPARC Architecture). Serta, pada bagian manfaat basis data

akan diuraikan manfaat penggunaan basis data.

a. Definisi Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010:65), basis data adalah

kumpulan data dan keterangannya yang terhubung secara logikal

dimana dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi sebuah

organisasi.

Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), basis data adalah

kumpulan data yang saling terhubung secara logikal dengan memiliki

7

8

makna yang melekat. Basis data dirancang, dibangun, dan

dikembangkan dengan data oleh tujuan tertentu.

Menurut Date (2000:10), basis data adalah kumpulan data

yang bersifat tetap yang digunakan sistem aplikasi suatu perusahaan.

Dari penjelasan diatas, basis data adalah kumpulan data yang

terhubung secara logikal dimana dirancang, dibangun, dan

dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu

organisasi.

b. Arsitektur Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010:86), terdapat tiga tingkatan

arsitektur basis data (Three Level ANSI-SPARC Architecture), yaitu:

1) Tingkat Eksternal

Tingkat eksternal mennggambarkan pandangan pengguna pada

basis data. Tingkatan ini mendeskripsikan bagian dari basis data

yang terhubung dengan setiap pengguna. Setiap pengguna

memiliki pandangan masing-masing yang direpresentasi ke dalam

form yang familiar dengan pengguna tersebut. Pandangan pada

tingkat eksternal hanya meliputi entitas, atribut, atau hubungan

yang dikehendaki oleh pengguna.

2) Tingkat Konseptual

Tingkat konseptual menggambarkan himpunan pandangan dari

basis data. Tingkatan ini mendeskripsikan tentang data yang

disimpan di dalam basis data dan hubungan yang terdapat di

antara data tersebut. Tingkat konseptual mengandung struktur

logikal dari keseluruhan basis data yang dapat dilihat oleh

Database Administrator (DBA).

3) Tingkat Internal

9

Tingkatan internal merupakan representasi fisik dari basis data

yang terdapat di dalam komputer. Tingkatan ini mendeskripsikan

bagaimana data disimpan dalam suatu basis data. Tingkatan

internal menangani implementasi fisik dari sebuah basis data

untuk mencapai performa runtime dan penggunaan kapasitas

penyimpanan yang optimal.

Tujuan utama dari tiga tingkatan arsitektur basis data

adalah untuk memisahkan tiap pandangan pengguna terhadap

basis data dimana basis data dapat direpresentasikan secara fisikal.

Pemisahan ketiga tingkat ini diperlukan, karena:

1) Setiap pengguna harus mengakses data yang sama, tetapi dapat

dilihat dari sudut yang berbeda.

2) Pengguna tidak diizinkan untuk berhubungan langsung dengan

penyimpanan fisikal basis data.

3) Database Administrator (DBA) harus dapat mengubah

struktur penyimpanan basis data tanpa mempengaruhi

pandangan pengguna.

4) Struktur internal dari basis data harus tidak terpengaruh oleh

perubahan aspek fisikal penyimpanan basis data.

5) Database Administrator (DBA) harus dapat mengubah

struktur konseptual basis data tanpa mempengaruhi seluruh

pengguna.

c. Manfaat Basis Data

Menurut Date (2000:16), manfaat penggunaan basis data yaitu:

1) The data can be shared

Sharing data dalam basis data tidak hanya untuk aplikasi

yang sudah ada, tetapi aplikasi baru juga dapat membangun dan

mengoperasikan data yang sama. Dalam kata lain, kebutuhan data

10

pada aplikasi baru dapat terpenuhi, tanpa harus menambah data

baru ke dalam basis data.

2) Redundancy can be reduced

Dalam penggunaan basis data, redundansi dapat dikontrol,

sehingga kapasitas penyimpanan basis data tidak terbuang secara

percuma.

3) Inconsistency can be avoided

Data dapat menjadi tidak konsisten jika terdapat data yang

redundan dan salah satunya tidak diperbaharui. Dengan

penggunaan basis data, redundansi dapat dikontrol, sehingga

informasi yang diberikan kepada pengguna konsisten.

4) Transaction support can be provided

Transaksi merupakan unit logikal, yang biasanya

melibatkan beberapa operasi basis data. Dalam keadaan tertentu,

transaksi juga melibatkan operasi update. Contohnya, melibatkan

pengiriman sejumlah uang dari akun A ke akun B.

Tentu saja dua update yang berbeda diharuskan terjadi

dalam transaksi ini. Yang pertama penarikan uang dari akun A,

dan yang kedua penambahan sejumlah uang ke akun B. Sistem

dapat memastikan bahwa kedua operasi update yang berada dalam

satu transaksi tersebut sudah selesai atau gagal.

5) Integrity can be maintained

Ketidak konsistenan antara dua input yang bertujuan untuk

merepresentasikan fakta yang sama adalah contoh dari kurangnya

integritas.

Masalah seperti ini hanya dapat terjadi jika redundansi

berada di dalam datayang tersimpan. Bahkan jika tidak ada

11

redundansi, basis data akan tetap mengandung informasi yang

tidak benar.

6) Security can be enforced

Database Administrator (DBA) dapat memastikan bahwa

basis data hanya dapat diakses oleh pengguna tertentu yang telah

dispesifikasikan.

7) Conflicting requirements can be balanced

Peran Database Administrator (DBA) dan Data

Administrator (DA) sangat penting dalam mencegah konflik

kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan.

8) Standards can be enforced

Database Administrator (DBA) dapat memastikan bahwa

representasi data sudah sesuai dengan standard yang diinginkan

oleh perusahaan.

2.1.3. Sistem Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010:54), sistem basis data adalah

kumpulan program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data,

bersamaan dengan Database Management System (DBMS) dan basis data

itu sendiri.

Menurut Date (2000:68), sistem basis data adalah sistem

terkomputerisasi yang bertujuan untuk menyimpan informasi dan

mengizinkan pengguna untuk menerima dan memperbaharui informasi

sesuai keinginan pengguna.

Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), sistem basis data adalah

gabungan basis data dan perangkat lunak DBMS.

2.1.4. Database Management System (DBMS)

12

Pemahaman mengenai Database Management System (DBMS)

akan dijabarkan menjadi definisi DBMS, komponen DBMS, fungsi

DBMS, serta keuntungan dan kerugian penggunaan DBMS.

a. Definisi Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2010:66), DBMS adalah sistem

perangkat lunak yang mengizinkan pengguna untuk mendefinisikan,

membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke dalam basis data.

Menurut Date (2000:43), DBMS adalah perangkat lunak yang

menangani seluruh akses ke dalam basis data.

b. Komponen Utama Database Management System (DBMS)

DBMS terdiri dari lima komponen utama, yaitu hardware,

software, data, procedures, dan people. Gambar 2.1 menggambarkan

lima komponen utama DBMS.

Gambar 2.1 Komponen Utama Database Management System

1) Hardware (Perangkat Keras)

Suatu DBMS menggunakan perangkat keras untuk

menjalankan aplikasinya. Perangkat keras yang digunakan dapat

berupa Personal Computer (PC), Mainframe, jaringan komputer.

2) Software (Perangkat Lunak)

13

Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak

DBMS itu sendiri dan program aplikasi beserta dengan sistem

operasinya, serta perangkat lunak jaringan apabila DBMS

digunakan dalam sebuah jaringan.

3) Data

Dari sudut pandang pengguna, data merupakan komponen

terpenting dalam suatu DBMS. Data bertindak sebagai jembatan

penghubung antara komponen mesin dengan komponen manusia.

4) Procedures (Prosedur)

Instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang digunakan

dalam merancang dan menggunakan suatu basis data.

5) People (Manusia)

Komponen terakhir dalam lingkungan DBMS adalah

manusia, dimana merupakan komponen yang terlibat langsung

dengan sistem.

c. Fungsi Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2010:66), fungsi DBMS yaitu:

1) Mengizinkan pengguna untuk mendefinisikan basis data melalui

Data Definition Language (DDL). DDL mengizinkan pengguna

menspesifikasikan tipe data, struktur, dan aturan data yang

disimpan ke dalam basis data.

2) Mengizinkan pengguna untuk melakukan operasi insert, update,

delete, dan retrieve data dari basis data melalui Data

Manipulation Language (DML).

3) Menyediakan akses kontrol ke dalam basis data, yang meliputi:

14

a) Sistem keamanan, dimana mencegah pengguna yang tidak

memiliki izin untuk mengakses basis data.

b) Sistem integritas, dimana memelihara konsistensi data yang

tersimpan.

c) Konkurensi sistem kontrol, dimana mengizinkan akses basis

data yang dapat digunakan bersama.

d) Sistem kontrol pemulihan, dimana basis data dapat

mengembalikan keadaan data seperti sebelumnya apabila

terjadi kegagalan perangkat lunak atau perangkat keras.

e) Katalog yang dapat diakses pengguna, dimana mengandung

penjelasan tentang data yang ada di dalam basis data.

d. Keuntungan dari penggunaan DBMS antara lain:

1) Mengendalikan redundansi

Menurut Elmasri dan Navathe (2004:15), DBMS dapat

mengendalikan redundansi dimana basis data tidak menyimpan

beberapa data yang sama, sehingga memastikan data yang

konsisten dan mengurangi pemakaian tempat penyimpanan data.

2) Membatasi akses yang tidak sah

DBMS dapat menyaring beberapa pengguna dengan

menyediakan layanan sub-sistem keamanan dan otorisasi sehingga

tidak terjadi pengaksesan data pada basis data secara ilegal.

3) Mendukung penyimpanan tetap bagi objek

Suatu program DBMS mendukung penyimpanan sistem

basis data berorientasi objek yang memiliki struktur data sesuai

dengan satu atau lebih bahasa pemrogaman berorientasi objek.

4) Mendukung struktur penyimpanan bagi pemrosesan query yang

efisien

15

DBMS mendukung kemampuan untuk efisien

menjalankan query dan memperbarui data. Basis data disimpan di

dalam disk, sehingga DBMS harus membuat struktur data khusus

yang berfungsi mempercepat pencarian disk untuk record yang

diinginkan.

5) Terdapat Backup dan Recovery

DBMS menyediakan fasilitas pemulihan data dari

kegagalan software atau hardware. Saat komputer mengalami

kegagalan dalam suatu transaksi, sub-sistem recovery memastikan

bahwa basis data dipulihkan seperti sebelum transaksi

dilaksanakan.

6) Mendukung Multiple User Interfaces

DBMS memungkinkan pengguna dengan level technical

knowledge yang beragam mengakses satu database secara

bersamaan.

7) Merepresentasikan hubungan kompleks antar data

DBMS dapat merepresentasikan berbagai hubungan

kompleks antar data serta memanipulasi data yang saling

terhubung secara mudah dan efisien.

8) Memaksimalkan batasan integritas

DBMS dapat menetapkan dan melaksanakan batasan

integritas suatu data. Tipe batasan integritas yang sangat mudah

mengandung spesifikasi tipe data untuk tiap data.

9) Mengizinkan, memutuskan dan membuat tindakan sesuai dengan

aturan

16

DBMS menyediakan kemampuan untuk mendefinisikan

aturan untuk pengambilan informasi dari tempat penyimpanan

basis data yang disebut “Deductive Database Systems”.

e. Kerugian penggunaan DBMS yaitu:

1) Complexity

Menurut Elmasri dan Navathe (2004:15) Banyaknya

fungsi yang harus dimiliki oleh sebuah DBMS membuat DBMS

menjadi sebuah perangkat lunak yang sangat kompleks sehingga

Database Designers, Developers, Data dan Database

Administrator. Serta pengguna awam harus benar-benar mengerti

semua fungsifungsi untuk mendapatkan manfaat yang maksimal

dari suatu DBMS.

2) Size

Karena besarnya kompleksitas dari fungsi-fungsi DBMS

membuat kapasitas penyimpanan DBMS semakin besar,

dibutuhkan kapasitas penyimpanan dan memori yang besar untuk

menjalankan aplikasi DBMS.

3) Cost of DBMSs

Biaya dalam penggunaan DBMS sangat bervariasi, namun

tergantung dengan lingkungan dan fungsi-fungsi yang diinginkan

oleh pengguna. Semakin banyak fungsi yang diinginkan, maka

semakin besar biaya yang dikeluarkan.

4) Additional hardware costs

Kebutuhan penyimpanan untuk DBMS dan basis data

dapat mengharuskan adanya pembelian kapasitas penyimpanan

tambahan. Selain itu, untuk mencapai kinerja yang diinginkan,

penting untuk membeli mesin yang lebih besar.

5) Cost of conversion

17

Dalam beberapa kondisi, biaya DBMS dan perangkat keras

tambahan relatif lebih kecil dibandingkan dengan biaya konversi

aplikasi yang sedang berjalan ke DBMS dan perangkat keras yang

baru. Biaya konversi ini juga meliputi biaya pelatihan karyawan

untuk menggunakan sistem yang baru dan mempekerjakan

karyawan khusus untuk membantu konversi dan menjalankan

sistem.

6) Performances

DBMS ditujukan untuk memenuhi kebutuhan banyak

aplikasi dibanding hanya aplikasi tertentu. Hasilnya, beberapa

aplikasi tidak dapat berjalan cepat seperti seharusnya.

7) Greater impact of a failure

Sentralisasi sumber daya dapat meningkatkan kerapuhan

suatu sistem. Karena seluruh pengguna dan aplikasi bergantung

pada ketersediaan DBMS, kegagalan suatu komponen dapat

menyebabkan operasi tidak dapat berjalan.

2.1.5. Structured Query Language (SQL)

Menurut Connolly dan Begg (2010:184), SQL adalah transform-

oriented languange atau bahasa yang didesain untuk menggunakan relasi

yang mentrasformasikan input menjadi output yang dibutuhkan. Sebagai

bahasa standar ISO SQL memiliki dua komponen utama, yaitu:

a. Data Definition Language (DDL)

DDL adalah bahasa yang mengizinkan Database

Administrator (DBA) atau pengguna untuk menjelaskan dan

18

menamakan entitas, atribut, dan relasi yang dibutuhkan aplikasi,

beserta integritas dan aturan kemanan.

b. Data Manipulation Language (DML)

DML adalah bahasa yang menyediakan kumpulan operasi

untuk mendukung operasi manipulasi data dalam basis data.

2.1.6. Database System Development Lifecycle

Menurut Connolly dan Begg (2010:313), database system

development lifecycle atau siklus hidup pengembangan basis data

merupakan komponen terpenting dalam sistem basis data. Dalam

perancangan aplikasi basis data yang memiliki ruang lingkup kecil, siklus

hidup pengembangan aplikasi basis data tidak akan terlalu rumit.

Sebaliknya, jika aplikasi pengembangan aplikasi basis data besar, maka

siklus hidup pengembangan basis data tersebut akan kompleks.

19

Gambar 2.2 Tahapan Database System Development Lifecycle

Berikut ini adalah Tabel 2.1 yang berisi rangkuman aktivitas utama yang

dilakukan pada setiap tahapan DBLC:

Tabel 2.1 Tahapan dan Aktivitas Utama Database System Development

Lifecycle

Tahapan DBLC Aktivitas Utama

20

Database Planning Merencanakan bagaimana tahapan DBLC dapat

direalisasikan secara efektif dan efisien.

System Definition Menspesifikasikan ruang lingkup dan batasan sistem

basis data.

Requirements Collection

and Analysis

Mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan sistem

basis data baru.

Database Design Rancangan konseptual, logikal, dan fisikal basis

data.

DBMS Selection (optional) Memilih DBMS yang sesuai untuk sistem basis data.

Application Design Merancang antarmuka pengguna dan program

aplikasi yang menggunakan dan melakukan

pemrosesan basis data.

Prototyping (optional) Membangun model sistem basis data yang

mengizinkan perancang atau pengguna untuk

melakukan visualisasi dan evaluasi sistem akhir.

Implementation Membuat definisi basis data fisikal dan aplikasinya.

Data Conversion and

Loading

Memuat data dari sistem lama ke dalam sistem baru

dan jika memungkinkan melakukan konversi

aplikasi yang sudah berjalan untuk menggunakan

basis data baru.

Testing Sistem basis data diperiksa untuk mencari error dan

divalidasi dengan kebutuhan pengguna.

Tabel 2.1 Tahapan dan Aktivitas Utama Database System Development

Lifecycle (Lanjutan)

Tahapan DBLC Aktivitas Utama

21

Operational Maintenance Sistem basis data diimplementasikan secara

keseluruhan. Sistem secara berkesinambungan

diamati dan dipelihara, serta jika dibutuhkan

kebutuhan baru dapat ditambah ke dalam basis data

melalui tahapan DBLC.

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing tahapan DBLC yang

terdapat pada Gambar 2.2:

a. Database Planning

Database Planning adalah aktifitas pengelolaan yang

mengizinkan tahapan siklus pengembangan sistem basis data

direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin.

b. Sysem Definition

Dalam System Definiton, dijelaskan ruang lingkup dan batasan

sistem basis data dan user view utama. User view mendefinisikan apa

yangdibutuhkan sistem basis data dari sudut pandang sebuah job role

atau area aplikasi perusahaan.

c. Requirements Collection and Analysis

Requirements Collection and Analysis adalah proses

mengumpulkan dan menganalisa informasi mengenai bagian

organisasi yang akan didukung oleh sistem basis data, dan

menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan

sistem baru.

d. Database Design

22

Database design adalah proses membuat rancangan yang

akan mendukung mission statement dan mission objective perusahaan

untuk sitem basis data yang dibutuhkan.

e. DBMS Selection

DBMS Selection adalah proses pemilihan DBMS yang tepat

untuk mendukung sistem basis data.

f. Application esign

Application design adalah proses merancang antar muka dan

program aplikasi yang menggunakan dan melakukan pemrosesan

basis data.

g. Prototyping

Prototyping adalah proses membangun sebuah working model

sistem basis data.

h. Implementation

Implementation adalah realisasi fisikal dari basis data

dan rancangan aplikasi.

i. Data Conversion and Loading

Data Conversion and Loading adalah proses transfer data

yang sudah ada ke dalam basis data dan convert aplikasi yang sudah

ada agar berjalan di basis data yang baru.

j. Testing

Testing adalah proses menjalankan sistem basis data dengan

tujuan menemukan error.

k. Operational Maintenance

23

Operational maintenance adalah proses memonitor dan

memelihara sistem basis data, serta instalasi.

2.1.7. Entity Relationship Modelling (ER Modelling)

Menurut Connolly dan Begg (2010:371), ER Modelling

merupakan model yang dapat digunakan untuk mendapatkan pengertian

tentang data yang akan digunakan perusahaan dan bagaimana

penggunaannya. Aspek utama dari ER Modelling yaitu:

a. Entity Type

Entity Typeadalah kumpulan objek-objek dengan property

yang sama dimana diidentifikasi dengan perusahaan yang keber-

adaanya independent.

b. Relationship Type

Relationship Type adalah sekumpulan hubungan antar tipe en-

titas yang memiliki arti. Relationship Occurrence adalah sebuah

hubungan yang dapat diidentifikasikan secara unik yang meliputi satu

kejadian dari setiap entitas yang ada.

c. Attribute

Attribute adalah sebuah kolom yang memiliki nama pada se-

buah relasi. Dalam relational model, relasi digunakan untuk menyim-

pan informasi dari objek yang akan direpresenstasikan dalam data-

base. Relasi merepresentasikan tabel dua dimensi, dimana baris dari

table sesuai dengan individual records dan kolom pada tabel sesuai

dengan attributeConnolly dan Begg (2010:144).

d. Keys

Ada lima jenis keys yang biasa digunakan dalam ER Modeling, yaitu:

1) Candidate Key

24

Candidate key merupakan sejumlah kecil atribut dari entitas yang

dapat mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas tersebut

secara unik.

2) Primary Key

Primary key merupakan candidate key yang dipilih untuk

mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas secara unik.

Pemilihan primary key pada suatu entitas didasarkan pada

pertimbangan panjang atribut, jumlah minimal atribut yang

dibutuhkan, serta tingkat keunikannya.

3) Alternate Key

Alternate key merupakan kumpulan candidate key yang tidak

terpilih menjadi primary key.

4) Composite Key

Composite key merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau

lebih atribut.

5) Foreign Key

Foreign key merupakan sebuah atribut atau sekumpulan atribut

pada suatu relasi yang sama atau sesuai dengan candidate key dari

relasi lainnya.

2.1.8. Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2010:416), normalisasi adalah

teknik menghasilkan suatu kumpulan relasi dengan properti yang

diinginkan dengan diberikan kebutuhan data suatu perusahaan.

Normalisasi bertujuan untuk mengidentifikasikan pasangan relasi yang

cocok untuk mendukung kebutuhan data pada suatu perusahaan.

Berikut merupakan tingkatan-tingkatan yang terdapat dalam normalisasi:

25

a. Unnormalized Form (UNF)

UNF adalah suatu tabel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok

berulang.

b. First Normal Form (1NF)

1NF adalah suatu relasi dimana titik temu antara baris dan kolomnya

hanya mengandung satu nilai.

c. Second Normal Form (2NF)

2NF adalah suatu relasi yang berasal dari tingkat 1NF dimana setiap

atribut non-primary-key bergantung penuh terhadap primary key.

d. Third Normal Form (3NF)

3NF adalah suatu relasi yang berasal dari tingkat 1NF dan 3NF

dimana atribut non-primary-key bergantung secara transitif terhadap

primary key.

2.1.9. Metodologi Perancangan Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010:416), Perancangan basis data

adalah proses menciptakan rangkaian yang akan mendukung tujuan

perusahaan dalam sistem basis data yang dibutuhkan.

Terdapat tiga tahapan utama dalam perancangan basis data, yaitu

perancangan basis data konseptual, perancangan basis data logikal, dan

perancangan basis data fisikal. Berikut penjelasan tentang tiga tahap

utama dalam perancangan basis data:

2.1.9.1. Perancangan Basis Data Konseptual

Perancangan basis data konseptual adalah kegiatan membangun

sebuah model dari data yang digunakan oleh perusahaan.

2.1.9.2. Perancangan Basis Data Logikal

26

Perancangan basis data logikal adalah proses membangun model

dari sebua data yang akan digunakan di perusahaan berdasarkan

model data yang spesifik, namun dapat berdiri sendiri dari

DBMS ataupun pertimbangan fisikal lainnya.

2.1.9.3. Perancangan Basis Data Fisikal

Perancangan basis data fisikal adalah proses untuk menghasilkan

deskripsi implementasi dari suatu basis data pada penyimpanan

sekunder. Perancangan basis data fisikal juga menjelaskan relasi

dasar, pengaturan file dan index yang digunakan untuk mencapai

akses data yang efisien.

2.1.10. Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Marakas dan O’brien (2010:145), DFD adalah perangkat

grafis yang menggambarkan urutan dari proses-proses dan fungsi-fungsi

yang terdapat di dalam batasan-batasan pada sistem yang telah

dispesifikasikan dan aliran data yang terdapat di dalam sistem. Dalam

hierarki DFD terdapat 3 level, yaitu:

a. Diagram Level Konteks

Diagram level konteks ditujukan untuk mengidentifikasikan batasan

pada sistem, yang menyangkut dengan relasi terhadap semua sumber

atau entitas yang berinteraksi dengan sistem tersebut. Konteks

diagram hanya mengandung satu proses, dan dinamakan oleh nama

sistem tersebut.

b. Diagram Level-0 DFD

Diagram level-0 DFD adalah proses tunggal yang terdapat dalam

diagram level konteks dan direpresentasikan ulang secara lebih detail.

c. Diagram Level-1 sampai Level-n DFD

27

Setelah diagram level-0 selesai dan dinyatakan keakuratannya sebagai

representasi dari sistem, proses penguraian berlanjut pada tahap level-

1 sampai level-n. Jelasnya, level-0 diuraikan menjadi level-1, dan jika

diperlukan, level-1 diuraikan menjadi level-2, dan seterusnya hingga

detail level yang diperlukan dari seluruh proses dan sub proses telah

direalisasikan.

Tabel 2.2 Notasi pada Data Flow Diagram

Simbol Keterangan

Process

Data Flow

External Agent

Data Store

2.1.11. Unified Modeling Language (UML)

Menurut Connolly dan Begg (2010:371), UML adalah notasi

diagram yang menggunakan bahasa modeling berorientasi objek.

Menurut Whitten (2007:430) UML adalah tahapan awal yang

digunakan dalam menganalisis dan merancang program berorientasi

objek. UML direpresentasikan dengan diagram-diagram yaitu use case,

28

class diagram, interaction diagram, state diagram, activity diagram dan

physical diagram. Berikut merupakan penjelasan tentang diagram –

diagram UML:

a. Use Case Diagram

Menurut Whitten (2007:246), diagram use case digunakan

untuk menggambarkan interaksi yang terjadi antara sistem, sistem

eksternal, dan pengguna dalam bentuk grafis. Dalam

penggambarannya, diagram use case terdiri dari use case, actor, dan

relationship. Tabel 2.3 merepresentasikan komponen-komponen

pembentuk use case diagram:

Tabel 2.3 Komponen pada Use Case

Gambar Nama Komponen Keterangan

Use Case Use case diagram adalah

penggambaran sistem dari

sudut pandang pengguna

sistem tersebut, sehingga

pembuatan use case lebih

dititikberatkan pada

fungsionalitas yang ada pada

sistem, bukan berdasarkan

alur atau urutan kejadian.

Actor Actor mempresentasikan

seseorang atau sesuatu

(seperti perangkat, sistem

lain) yang berinteraksi

dengan sistem.

29

b. Class Diagram

Menurut Whitten (2007:400) Class Diagram memberikan pan-

dangan secara luas dari suatu sistem dengan menunjukan kelas-kelas-

nya dan hubungan mereka. Class Diagram bersifat statis dan

menggambarkan hubungan apa yang terjadi bukan apa yang terjadi

jika suatu kejadian berhubungan. Tabel 2.4 merepresentasikan kom-

ponen – komponen Class Diagram.

Tabel 2.4 Komponen pada Class Diagram

Komponen Nama Komponen Keterangan

Class Class adalah blok - blok pemban-

gun pada pemrograman berorien-

tasi obyek. Sebuah class digam-

barkan sebagai sebuah kotak

yang terbagi atas 3 bagian.

Bagian atas adalah bagian nama

dari class. Bagian tengah

mendefinisikan property/atribut

class. Bagian akhir mendefin-

isikan method dari sebuah class.

Association Sebuah association merupakan

sebuah relationship paling umum

antara 2 class dan dilambangkan

oleh sebuah garis yang

menghubungkan antara 2 class.

Garis ini bisa melambangkan

tipe-tipe relationship dan juga

dapat menampilkan hukum-

hukum multiplisitas pada sebuah

relationship

30

Tabel 2.4 Komponen pada Class Diagram (Lanjutan)

Komponen Nama Komponen Keterangan

Composition Jika sebuah class tidak bisa

berdiri sendiri dan harus meru-

pakan bagian dari class yang lain,

maka class tersebut memiliki re-

lasi composition terhadap class

tersebut. Sebuah relationship

composition digambarkan seba-

gai garis dengan ujung berbentuk

jajaran genjang berisi.

Dependency Kadangkala sebuah class meng-

gunakan class yang lain. Hal ini

disebut dependency. Umumnya

penggunaan dependency digu-

nakan untuk menunjukkan op-

erasi pada suatu class yang

menggunakan class yang lain.

Sebuah dependency dilam-

bangkan sebagai sebuah panah

bertitik-titik. 

Aggregation Aggregation mengindikasikan

keseluruhan bagian relationship

dan biasanya disebut sebagai re-

lasi.

c. Sequence Diagram

Menurut Whitten (2007:382) Sequence Diagram menggam-

barkan  hubungan antara  objek pada use case dengan mendeskrip-

sikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima

antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar sequence diagram

31

maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case

beserta metode-metode yang dimiliki class yang menjadi objek terse-

but. Tabel 2.5 merepresentasikan komponen – komponen sequence di-

agram:

Tabel 2.5 Komponen Pada Sequence Diagram

Komponen Nama Komponen Keterangan

Actor Menggambarkan seseo-

rang atau sesuatu (seperti

perangkat, sistem lain)

yang berinteraksi dengan

sistem.

Object Message Menggambarkan pesan/

hubungan antar obyek

yang menunjukkan uru-

tan kejadian yang terjadi.

Message to Self Mengambarkan pesan/

hubungan obyek itu

sendiri, yang menun-

jukkan urutan kejadian

yang terjadi.

Return Message Menggambarkan pesan/

hubungan antar obyek,

yang menunjukan urutan

kejadian yang terjadi.

Lifeline Eksekusi obyek selama

sequence (message

dikirim atau diterima dan

aktifasinya)

Sequence Diagram

32

d. Activity Diagram

Menurut Whitten (2007:390) pada dasarnya diagram Activity

Diagram sering digunakan oleh flowchart. Diagram ini berhubungan

dengan diagram Statechart. Diagram Statechart berfokus pada obyek

yang dalam suatu proses atau proses menjadi suatu obyek.

Activity diagram berfokus pada aktifitas-aktifitas yang terjadi

yang terkait dalam suatu proses tunggal, diagram ini menunjukkan

bagaimana aktifitas-aktifitas tersebut bergantung satu sama lain. Tabel

2.6 merepresentasikan komponen-komponen pada Activity diagram.

Tabel 2.6 Komponen pada Activity Diagram

Komponen Nama Komponen Keterangan

ActivityMenambahkan aktifitas pada sebuah

diagram.

Start StateMenggabarkan sebuah titik mulai

pada diagram.

End State Menggabarkan akhir dari sebuah ak-

tifitas pada diagram.

Transition Transisi dari satu aktifitas ke aktifitas

berikutnya.

2.1.12. Flowchart

Menurut Romney dan Steinbart (2006:70) flowchart adalah teknik

analitis yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek sistem

informasi secara jelas, singkat dan logis. Flowchart menggunakan

kumpulan simbol yang umum untuk menggambarkan prosedur proses

33

transaksi yang digunakan suatu perusahaan serta aliran data pada sistem

tersebut. Tabel 2.7 merepresentasikan notasi pada flowchart.

Tabel 2.7 Notasi pada Flowchart

Simbol Keterangan

Document

Merepresentasikan dokumen atau laporan yang dapat

berupa tertulis tangan atau hasil print komputer.

On-page Connector

Mengubungkan aliran proses dalam satu halaman.

Off-page Connector

Menghubungkan aliran proses dengan halaman lain.

Manual Operation

Merepresentasikan proses operasi yang dilakukan secara

manual.

Decision

Merepresentasikan tahapan pembuatan keputusan dengan

adanya alternatif aliran proses data.

Document or Processing Flow

Merepresentasikan arah aliran pemrosesan atau dokumen.

Terminal

34

Merepresentasikan awal, akhir, atau interupsi.

2.1.13. Internet

Menurut Williams dan Sawyer (2011:18), internet adalah

induk dari semua jaringan komputer yang menghubungkan ratusan

bahkan ribuan jaringan yang lebih kecil yang ada di seluruh dunia.

Jaringan tersebut berupa jaringan pendidikan komersial, non profit,

kemiliteran, dan juga sebagai jaringan individual.

Menurut Connoly dan Begg (2010: 1024), internet adalah

kumpulan jaringan komputer yang saling terhubung, tetapi terpisah secara

fisikal.

2.1.14. Teknologi pada Web

2.1.14.1. Browser

Menurut Williams dan Sawyer (2011:64), browser atau

web browser adalah perangkat lunak yang mengizinkan

pengguna untuk menemukan dan mengakses bagian beragam

dari web.

2.1.14.2. World Wide Web (WWW)

Menurut Connolly dan Begg (2011:1028), WWW atau

biasa disebut web, merupakan sistem berbasis hypermedia yang

mendukung keperluan browsing pada internet secara tidak

berurutan dengan menggunakan hyperlinks

Menurut Williams dan Sawyer (2011:18), WWW atau

biasa disebut web merupakan sistem interkoneksi komputer

internet (server) yang mendukung dokumen-dokumen dengan

format multimedia.

2.1.14.3. Uniform Resource Locator (URL)

35

Menurut Connolly dan Begg (2011:1033), URL

merupakan rangkaian karakter alfanumeric yang

merepresentasikan lokasi atau alamat dari sebuah sumber di

internet dan bagaimana sumber itu dapat diakses

Menurut Williams dan Sawyer (2011:65), URL adalah

rangkaian karakter yang menunjuk kepada informasi tertentu di

bagian manapun dalam suatu web.

2.1.14.4. Hypertext Transfer Protocol (HTTP)

Menurut Connolly dan Begg (2011:1029), HTTP adalah

aturan yang dipakai untuk mengirim halaman web melalui

internet.

Menurut Williams dan Sawyer (2011:66), HTTP adalah

aturan komunikasi yang mengizinkan browser untuk

berhubungan dengan web server.

2.1.15. Lingkungan Programming

2.1.15.1. PHP

Menurut Connolly dan Begg (2011:1043) PHP adalah

bahasa pemrograman berlisensi terbuka yang didukung oleh

banyak web server, termasuk Apache HTTP Server dan

Microsofts Internet Information Server, dan juga merupakan

bahasa pemrograman utama dalam sistem operasi Linux. Salah

satu keuntungan PHP adalah dapat diperpanjang, dan jumlah

perpanjangan modul dapat mendukung beberapa hal seperti

basis data, konektivitas, mail, dan XML.

2.1.15.2. Adobe Dreamweaver CS5

Menurut Ritonga (2011) Adobe Dreamweaver CS5

adalah aplikasi perancangan dan pengembangan web versi CS5

yang dikembangkan oleh Adobe Systems. Adobe Dreamweaver

CS5 menyediakan design view (visual) editor dan code editor

36

dengan fitur-fitur standard seperti syntax-highlighting,

pelengkapan kode, dan berbagai fitur mutakhir yaitu

pemeriksaan syntax secara real-time, serta adanya petunjuk

introspeksi kode untuk membantu pengguna dalam menulis

kode.

2.1.15.3. XAMPP

Menurut Wicaksono (2008:7) XAMPP ada sebuah

software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis

PHP dan menggunakan pengolah data MySQL pada LocalHost.

XAMPP juga dapat disebut CPanel server virtual, yang dapat

membantu melakukan preview sehingga dapat memodifikasi

website tanpa harus onlineatau terkoneksi dengan internet.

2.1.16 Lingkungan desaign User Interface

2.1.16.1 Delapan Aturan Emas design User Interface

Menurut Shneiderman (2010 : 44) ada delapan

peraturan dalam merancang suatu user interface. Delapan aturan

ini biasa disebut sebagai Eight Golden Rules of Interface

Design, yaitu :

1) Mengusahakan Konsistensi

Urutan tindakan yang konsisten adalah wajib dalam

beberapa situasi. Konsistensi dilakukan pada urutan

tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt,

menu, serta layar bantuan.

2) Memungkinkan Pengguna Menggunakan Shortcut

Dengan meningkatnya frekuensi penggunaan, pengguna

ingin mengurangi jumlah interaksi dan menambah kecepatan

interaksi. Melalui shortcut yang berupa symbol atau picture

dapat memudahkan pengguna untuk dapat mengenali

37

perintah yang harus ia berikan apabila pengguna ingin

menghasilkan suatu proses atau hasil tertentu.

3) Memberikan Umpan Balik yang Informatif

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu

sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan

dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang

sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang pent-

ing, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misal-

nya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada

waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.

4) Merancang Dialog untuk Menghasilkan Suatu Penutupan

Dalam melakukan berbagai tindakan melalui langkah-

langkah yang dibuat, harus dibedakan dalam dialog

pembuka, isi dan penutup. Hal-hal ini harus dibedakan agar

pengguna mengetahui apabila mereka sudah mulai masuk,

mengerjakan isi dengan step by step yang benar dan sampai

dialog penutup apabila hasil yang dikerjakan user telah

benar.

5) Memberikan Penanganan Kesalahan yang Sederhana

Dalam merancang User Interface, Sedapat mungkin sistem

dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan

kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat

mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan

mekanisme yang sedehana serta mudah dipahami untuk

penanganan kesalahan.

6) Memudahkan Pengguna untuk Kembali ke Tindakan

Sebelumnya

Dalam merancang User Interface, Hal ini harus diperhatikan

karena dapat mengurangi tingkat kekhawatiran pengguna

38

dalam mengerjakan suatu hal, dengan ada nya proses

"undo", jika pengguna melakukan kesalahan. Pengguna tidak

perlu khawatir karena dapat mengembalikan kesalahan atau

data yang benar yang sebelumnya terhapus atau sudah

dilewati.

7) Mendukung Tempat Kembali Internal (Internal Locus

ofcontrol)

Dalam merancang User Interface, Pengguna ingin menjadi

pengontrol sistem dan seharusnya sistem akan merespon

tindakan yang dilakukan pengguna karena untuk mengurangi

perasaan pengguna yang merasa bahwa sistem mengontrol

pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa

sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden.

8) Mengurangi Beban Ingatan Jangka Pendek

Dengan adanya keterbatasan ingatan manusia, maka peng-

guna membutuhkan tampilan yang sederhana atau tampi-

lan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan

cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan

tindakan.

2.1.16.2 Lima Faktor Manusia Terukur

Menurut Shneiderman (2010 : 84) ada lima faktor manusia

terukur yang harus diperhatikan dalam merancang suatu user

interfaceagar pengguna dapat memahami perancangan User

Interface.Berikut merupakan lima faktor manusia terukur:

1) Waktu Belajar

Hal yang harus diperhatikan dalam merancang User

Interface adalah waktu belajar pengguna dalam memahami

39

User Interface yang telah dibuat, berapa lama pengguna

belajar memahami rancangan User Interface.

2) Kecepatan Kinerja

Dalam merancang User Interface, kecepatan kinerja menjadi

hal yang harus terukur, kecepatan kinerja disini adalah

kecepatan dalam melakukan suatu tugas/order pada suatu

sistem. Hal ini penting, karena kecepatan juga menentukan

seberapa menarik atau baik nya suatu sistem.

3) Tingkat Kesalahan

Tingkat Kesalahan diukur dari berapa banyak kesalahan

yang dilakukan oleh pengguna saat menggunakan aplikasi

ini.

4) Daya Ingat

Daya ingat pengguna menjadi salah satu hal yang harus

diperhatikan dalam merancang User Interface, manusia

memiliki keterbatasan daya ingat dalam melakukan sesuatu.

Hal ini menjadi hal yang harus diperhatikan, bahwa

bagaimana kemampuan ingatan manusia dalam

mempertahankan kemampuannya setelah jangka waktu

tertentu.

5) Kepuasan Subjektif

Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah kepuasan

manusia terhadap rancangan User Interface, seberapa

puaskah pengguna pada berbagai aspek sistem yang telah

dirancang.

2.2 Teori yang Terkait Tema Penelitian

2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM)

40

Menurut Fathoni  (2006 : 8) Sumber Daya Manusia merupakan

modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia.

Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan

dengan cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuan manusia benar-

benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi,

maupun bagi kepentingan individu.

Menurut Hasibuan (2008 :244) Sumber Daya Manusia adalah

kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki

individu.Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan

lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan

untuk memenuhi kepuasannya. Sumber Daya Manusia atau man

power yang di singkat SDM merupakan yang dimiliki setiap manusia .

SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya

kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya.

SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang

dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM,

tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir

(modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan

pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ)

dan Emotion Quality(EQ). 

2.2.2. Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Schuler, Dowling, Smart dan Huber (1992:16)

manajemen sumber daya manusia adalah pengakuan tentang pentingnya

tenaga kerja dalam organisasi sebagai sumber daya manusia utama yang

memberi kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta

memberikan kepastian bahwa pelaksanaan fungsi dan kegiatan organisasi

dilaksanakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi

dan masyarakat.

Menurut Suwatno dan Yuniarsih (2011:3) manajemen sumber

daya manusia adalah serangkaian kegiatan pengelolaan sumber daya

41

manusia yang memusatkan kepada praktek dan kebijakan, serta fungsi-

fungsi manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.

2.2.3. Sistem Informasi Kepegawaian

Menurut Hasibuan (2008: 103), sistem informasi kepegawaian

secara umum digunakan sebagai sistem yang memungkinkan organisasi

dalam membuat sebuah sistem terpusat yang memampukan pegawai dan

manajer untuk mengakses informasi yang berhubungan dengan pegawai.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui penerapan sistem

informasi kepegawaian, yaitu dapat mengurangi biaya organisasi melalui

automatisasi kegiatan-kegiatan manual yang merupakan rutinitas

pegawai, dapat menangani dan memfasilitasi komunikasi antar level di

dalam organisasi, meningkatkan efisiensi, membantu mengelola beragam

informasi berbeda mengenai pegawai di dalam organisasi.

Serta menyediakan sarana untuk membantu pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia.

Sistem informasi kepegawaian mengubah data menjadi informasi yang

diperlukan untuk operasional bisnis dan pengambilan keputusan.

2.2.4. Absensi Pegawai

Menurut Hasibuan (2008 : 84) absensi karyawan merupakan

salah satu tolak ukur metode pengembangan kinerja pegawai. Kinerja

karyawan dapat dilihat dari frekwensi absen karyawan yang

bersangkutan.

Menurut Hasibuan (2008 : 101) Pengertian kerja lembur

adalah pekerjaan tambahan yang dilakukan di luar jam kerja yang

melebihi 40 jam kerja per minggu atau kerja yang dilakukan untuk

menyelesaikan pekerjaan yang tidak mungkin diselesaikan dalam hari

kerja normal.

Menurut Fathoni (2006: 31), pengertian kerja lembur adalah

jadwal kerja yang direncanakan merujuk pada situasi dimana operasi itu

42

telahdijadwalkan secara teratur untuk melampaui hari yang terdiri dari 8

jam yang normal. 40 jam seminggu.

Di Indonesia, ketentuan kerja lembur diatur oleh Menteri

Tenaga Kerja dengan dikeluarkannya SK Menteri Tenaga Kerja No.

580/M/BM/BK/1992 pasal 2 dan 3, yang menyebutkan bahwa kerja

lembur merupakan waktu dimana seorang pekerja bekerja melebihi dari

jadwal waktu yang berlaku, yaitu 7 jam sehari dan 40 jam seminggu.

2.2.5. Cuti Pegawai

Menurut Fathoni  (2006 : 46) cuti merupakan salah satu

kompensasi yang diberikan organisasi untuk mengapresiasi pegawai

dengan memberikan hak kepada pegawai untuk mengambil cuti. Cuti

pada tiap organisasi berbeda-beda namun umumnya cuti pada organisasi

adalah Cuti bersama, Cuti Hamil, Cuti Ibadah, Cuti tahunan.

2.2.6. Penempatan Pegawai

Menurut Sastrohadiwiryo (2002:162) penempatan tenaga kerja

adalah suatu proses pembagian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja

yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup yang

telah ditetapkan, serta mampu mempertanggungjawabkan segala resiko

dan kemungkinan – kemungkinan yang terjadi.

Menurut Suwatno dan Yuniarsih (2011:116) penempatan

pegawai berlaku setelah pegawai bersangkutan lulus seleksi. Hal tersebut

tidak saja berlaku bagu pegawai baru tetapi pegawai lama, baik promosi

maupun alih tugas dan demosi. Dikatakan demikian karena sebagaimana

halnya pegawai baru, pegawai lama pun perlu direkrut secara internal,

diseleksi dan ditempatkan, juga mengalami program pengenalan sebelum

mereka ditempatkan pada posisi baru dan melakukan pekerjaan baru.

2.2.7. Penilaian Kinerja Pegawai

Penilaian kinerja adalah suatu cara dalam melakukan evaluasi

terhadap prestasi kerja pegawai dengan serangkaian tolok ukur tertentu

43

yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta

dilakukan secara berkala. Sedangkan menurut Hasibuan (2003 : 260)

memberikan definisi penilaian kinerja sebagai suatu cara mengukur

kontribusi- kontribusi dari individu anggota organisasi kepada

organisasinya.

Jadi, menurut pendapat tersebut, penilaian kinerja diperlukan

untuk menentukan tingkat kontribusi individu terhadap organisasi di

mana individu tersebut bergabung.

2.2.8. Penggajian Pegawai

Pengertian pengggajian menurut Suwatno dan Yuniarsih (2011 :

161) adalah “pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh

pegawai administrasi atau yang mempunyai jenjang jabatan manajer

yang pada umumnya dibayarkan secara tetap per bulan.” Dapat diambil

kesimpulan bahwa gaji dibayarkan kepada pegawai administrasi setiap

bulannya secara rutin oleh si pemberi kerja atas jasa yang telah diberikan.

2.2.9. Pemutusan Hubungan Kerja

Sastrohadiwiryo (2002:305) mengemukakan bahwa pemutusan

hubungan kerja (PHK) adalah suatu proses pelepasanketerkaitan kerja

sama antara perusahaan dengan tenaga kerja, baik atas permintaan tenaga

kerja yang bersangkutan maupun atas kebijakan perusahaan yang

karenanya tenaga kerja tersebut dipandang sudah tidak mampu

memberikan produktivitas kerja lagi atau karena kondisi perusahaan yang

tidak memungkinkan.

Suwatno dan Yuniarsi (2011:141) mengemukakan bahwa

pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah pelepasan hubungan antara

perusahaan dengan tenaga kerja baik atas permintaan tenaga kerja yang

bersangkutan atau karena kebijakan perusahaan, yang disebabkan karena

tenaga kerja tersebut sudah tidak produktif lagi untuk bekerja

diperusahaan tersebut.

44

Bisa juga karena penurunan jumlah tenaga kerja, biasanya hal ini

terjadi bila perusahaan sedang mengalami penurunan produksi, oleh

karenanya perusahaan akan mengurangi jumlah tenaga kerja, agar

perusahaan tersebut dapat stabil kembali. Namun, pemutusan hubungan

kerja seperti ini hanya untuk sementara, bila perusahaan tersebut sudah

stabil kembali, maka perusahaan mungkin akan menarik kembali tenaga

kerja ang telah di PHK itu, daripada harus membuka lowongan kerja bagi

karyawan baru, karena jika perusahaan menarik kembali karyawan yang

telah di PHK perusahaan sudah tahu baik atau tidaknya produktivitas

karyawan tersebut.

2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya

A. Skripsi Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, terdapat dua

penelitian yang membahas mengenai sistem kepegawaian. Berikut adalah

dua penelitian tersebut:

1. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA

KEPEGAWAIAN BERBASIS WEB PADA PT. ALTAVINDO karya

Diana Andriyani 1301032744, Cynthia Kumala Dewi 1301034743, dan

Agus Tanujaya 1301034932

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan merancang sistem basis

data kepegawaian berbasis web pada PT. ALTAVINDO. Adapun proses

kepegawaian yang dibahas adalah proses penerimaan, pendataan,

absensi, cuti, penilaian, pelatihan, dan penempatan pegawai. Dengan

adanya sistem basis data kepegawaian diharapkan dapat meningkatkna

efektivitas dan efisiensi manajemen kepegawaian.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis dan metode

perancangan. Metode analisis mencakup metode pengumpulan data

45

dengan observasi, wawancara, kuesioner, examining documentation,

reperformance, dan studi pustaka. Sedangkan metode perancangan

mencakup perancangan basis data (perancangan basis data konseptual,

logikal, fisikal), perancangan struktur menu, dan perancangan layar.

Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebuah basis data

kepegawaian yang mencakup prosese penerimaan, pendataan, absensi,

cuti, penilaian, pelatihan, dan penempatan pegawai, serta sebuah

aplikasi basis data kepegawaian berbasis web.

Simpulan yang dapat ditarik adalah dengan adanya sistem basis data

kepegawaian dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen

kepegawaian pada PT. ALTAVINDO.

2. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA

KEPEGAWAIAN PADA FIRMA HUKUM NSMP karya Fransiska

1200984215, Nissa Aulia Febrina 1200985880, Dina Soraya 1200985911

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sistem aplikasi basis data

kepegawaian pada firma hukum NSMP, untuk mempermudah pegawai

perusahaan dalam mengakses data – data yang berhubungan dengan

bagian kepegawaian dan mengorganisir data – data yang ada, serta

mengoptimalkan kinerja pegawai di perusahaan.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis sistem

yang menguraikan sistem menjadi komponen – komponen dengan tujuan

untuk mempelajari seberapa bagus kinerja komponen – komponen

tersebut dan setelah persyaratan metode analisa, selanjutnya adalah

metode perancangan sistem yang meliputi perancangan basis data dan

perancangan sistem antarmuka. Hasil yang dicapai adalah membuat

sistem aplikasi basis data kepegawaian yang menunjang kinerja

perusahaan, mengorganisir data – data yang berhubungan dengan

kepegawaian sehingga lebih tersusun, dan sebagai sarana proses seluruh

data kepegawaian yang ada.

46

Simpulan dari penelitian ini adalah dengan adanya sistem aplikasi basis

data kepegawaian ini, dapat mempermudah kerja pegawai di perusahaan

dan mengorganisir seluruh data yang berhubungan dengan kepegawaian

sehingga kinerja perusahaan juga akan ikut meningkat.

B. Jurnal Ilmiah

1. Journal ProQuest Research Library / Rangriz, Hassan, Phd & Mehrabi,

Javad, PhD & Azadegan, Alireza, MA : The Impact of Human Resource

Information System on Strategic Decisions in Iran / Volume 4 / Issue 2 /

Maret 2011. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia menjadi kunci

penting pada kinerja pegawai, berdasarkan penelitian yang dilakukan

pada penggunaan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia pada Bank di

Iran menunjukkan perbandingan yang lurus antara kinerja pegawai dan

pembuatan keputusan yang tepat pada perusahaan, dikarenakan dengan

adanya sistem informasi sumber daya manusia, kegiatan perusahaan

menjadi lebih tertata dan meminimalisir kesalahan, serta memudahkan

pekerjaan pegawai. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan

lembaran evaluasi pada pegawai dan juga kuisoner, terbukti pada

simpulan di skripsi ini bahwa dengan adanya sistem informasi

kepegawaian yang terintegrasi dengan semua proses kepegawaian,

pegawai akan lebih dimudahkan dalam mengakses dan menambahkan

data kepegawaian, tidak hanya itu, beberapa hak – hak pegawai didapati

dengan secara tidak langsung karena keberadaan sistem informasi

kepegawaian yang terintegrasi dengan proses – proses yang berhubungan

dengan pemenuhan hak untuk karyawan seperti penggajian yang tepat

waktu dan penilaian kinerja yang adil dan terukur, sehingga secara tidak

langsung pegawai merasa hak nya dipenuhi dan akan secara mudah dan

termotivasi untuk memenuhi kewajibannya pada perusahaan.

2. Jurnal INKOM / Apriliani Karim, S.Kom : Perancangan Sistem Basis

Data Kepegawaian Berbasis Web dengan Menggunakan Pemrograman

Berorientasi Objek pada PT. XYZ / Volume 2 / Nomor 2 / November

2012. Perancangan program aplikasi untuk sistem informasi kepegawaian

47

diguanakan untuk memudahakan dalam semua proses yang berhubungan

dengan kepegawaian. Metode yang digunakan dalam aplikasi ini adalah

berorientasi objek, sedangkan perancangannnya dibuat dengan

menggunakan bahasa pemodelan Unified Modelling Language (UML).

Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman DTML

(Document Template Markup Language) yang dipadukan dengan bahasa

pemrograman HTML, dan basis data yang digunakan adalah ZODB, dan

perintah SQL untuk melakukan akses basis data. Aplikasi ini diujiakn

dengan sebuah computer server dan dapat diakses dengan beberapa

computer client.

3. Jurnal Ilmiah Kursor / Leo Linturang, S.Kom, MM & Brenda Hanadi

S.KOM, MM : Analisis Pengaruh Penerapan Delapan Aturan Emas dan

Lima Faktor Manusia Terukur pada Aplikasi Sistem Informasi Pegawai

pada PT. MHM Cleaning Facility Services / Voume 22 / Nomor 14 /

Penerapan delapan aturan emas dan lima faktor manusia terukur pada

perancangan antar muka aplikasi adalah hal yang lazim, namun pada

penelitian ini penulis meneliti faktor apa saja yang sebenarnya paling

berpengaruh pada perancangan antar muka suatu aplikasi. Di akhir

penelitian, peneliti mengemukakan bahwa konsistensi dan tingkat

kesalahan menjadi faktor utama yang paling mempengaruhi dalam

perancangan antar muka aplikasi agar pengguna dapat menggunakan

aplikasi dengan baik.