· Web viewAndisol adalah tanah yang berkembang dari bahan volkanik seperti abu volkan, batu...
Transcript of · Web viewAndisol adalah tanah yang berkembang dari bahan volkanik seperti abu volkan, batu...
TUGAS SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN MINGGU I
Oleh :
Nama : Mistik Dwi Wilujeng
NIM : 115040201111208
Kelas : K (Agroekoteknologi)
Dosen : Dr. Ir. M. Luthfi Rayes, MSc
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2013
1. Peta skala besar dan skala kecil ?
Beri contoh masing-masing !
Apa saja yg berbeda ?
Jawab :
Pengertian peta skala besar adalah sebuah peta yang menggambarkan suatu wilayah
dengan skala 1 : 250.000 – 1 : 5000. Peta ini disebut juga dengan peta sangat detail yang
bertujuan untuk penelitian khusus, misalnya : percobaan pertanian, untuk mempelajari
variabilitas respon tanaman terhadap pemupukan atau perlakuan tertentu dan
pengamatannya >2 per ha.
Contoh : Peta Kelurahan, Peta Kecamatan
Pengertian peta skala kecil adalah sebuah peta yang menggambarkan suatu wilayah
dengan skala 1 : 1.000.000 – 1 : 500.000, yang bertujuan untuk menggambarkan sebaran
tanah secara umum untuk penyusunan atlas nasional, dan tidak untuk keperluan praktis
karena informasi tentang sifat-sifat tanah sangat minim.
Contoh : peta tanah eksplorasi, peta propinsi
Perbedaan :
a. Skala peta : pada peta skala besar skala yang digunakan 1:5000-1:250.000 sedangkan
pada peta skala kecil 1:500.000-1:1.000.000
b. Penyajian: Peta skala besar menampilkan perbesaran dari peta skala kecil
c. Tujuan (intensitas pengamatan) : Peta skala besar lebih detai, sedangkan peta skala
kecil penggambarannya lebih umum
d. Teknik pelaksaannya : cakupan lahan pada peta skala besar sempit, sedangkan pada
peta skala kecil cakupan wilayahnya lebih luas
e. Tujuan dari masing-masing peta : peta skala besar biasanya ditujukan untuk peneliian,
sedangkan peta skala kecil hanya digunakan untuk keperluan praktis.
2. Survei tanah bertujuan umum dan khusus ?
Beri contoh masing-masing !
Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing ?
Jawab :
Menurut Dent dan Young ( 1981 ) ada dua strategi dalam melakukan survei tanah, yaitu
survei tanah untuk tujuan umum dan untuk tujuan khusus (special purpose).
Survei tanah untuk tujuan umum ditujukan untuk memberikan data sebagai dasar
interprestasi untuk berbagai penggunaan yang berbeda, bahkan beberapa dari
penggunaan tersebut belum diketahui. Survei tanah bertujuan umum meliputi
pembuatan peta pedologi yang menyajiakan sebaran satuan-satuan tanah yang
ditentukan menurut morfologi serta data sifat fisik,kimia dan biologi yang dikumpulkaan
di laboraturium dan di lapangan.
Contoh : Pembuatan peta pedologi, sebagai dasar untuk melakukan riset yang berkaitan
dengan hubungan tanah tanaman.
Kelebihan : Dari survei tanah tujuan umum ini sangat bermanfaat untuk di terapkan
pada wilayah-wilayah yang masih belum berkembang, yang faktor fisik
lingkungannya (potensi penggunaan lahannya ) belum banyak di ketahui.
Kelemahan : Survei tanah tujuan umum ini yaitu kisaran penggunaan lahan yang di
gunakan sangat luas, meliputi penggunaan untuk pertanian dan non
pertanian sehingga informasi dasar tentang tanah harus di kumpulkan
sebelum di lakukan pengambilan keputusan penggunaan lahan yang
menguntungkan.
Survei tanah untuk tujuan khusus di lakukan apabila tujuannya telah di ketahui
sebelumnya dan bersifat spesifik, misalnya untuk irigasi reklamasi lahan atau
penanaman jenis tanaman tertentu. Survei tanah tujuan khusus dapat dilakukan
asalkan penggunaanya di kemukakan secara jelas.
Contoh : Sebagai pengembangan irigasi, dan sebagai analisis contoh tanah.
Kelebihan : Dari survei tanah tujuan khusus sangat bermanfaat apabila mencantumkan
informasi tentang daerah tersebut berikut dengan penggunaan lahan yang
berpotensi untuk di kembangkan telah di ketahui, sehingga penggunaan
khusus dapat di gunakan.
Kelemahan : Dari survei tanah tujuan khusus ketidakmampuannya dalam memenuhi
semua tujuan atau keperluan,tidak seperti yng berlaku pada survei
bertujuan umum.
3. Siapa saja pengguna survei tanah? Jelaskan secara detail apa yg dimaksud. Misalnya
mengapa petani bisa memutuskan apa yg sebaiknya dilakukan atas tanahnya menggunakan
hasil survei tanah dan seterusnya.
Rossiter (2000), mencoba memerinci beberapa pengguna survei tanah, seperti yang
di uraikan berikut ini :
I. Pengelola Lahan, yaitu petani,peternak,pengelola hutan dan pengelola
perkebunan. Kelompok ini akan memutuskan apa yang sebaiknya di lakukan
untuk lahannya, misalnya untuk apa dan bagaimana sistem penggelolaanya yang
tepat.
II. Penyuluh lapangan, kelompok ini bertugas memberikan penyuluhan kepada
pengelolaan yang lahan.
III. Industri jasa yang berhubungan dengan penggunaan lahan, misalnya lembaga
pemberi kredit,bank,dan kelompok investor. Kelompok ini memfasilitasi
penggunaan lahan dan membutuhkan informasi apakah lahan tersebut akan
menghasilkan dan menguntungkan secara ekonomi.
IV. Perencana penggunaan lahan pedesaan lahan pedesaan dan perkotaan.
Kelompok perencana ini merekomendasikan atau memfasilitasi jenis-jenis
penggunaa lahan tertentu di daerah lahan yang berbeda.
V. Lembaga pengendali penggunaan lahan, merupakan kelompok perencana
penggunaan lahan dengan kewenangan khusus untuk mengatur penggunaan
lahan. Sebagi contoh, di Belanda jumlah pupuk kandang yang boleh di berikan
setiap hektar di tentukan oleh jenis tanah untuk menghindari polusi air tanah.
VI. Badan otoritas pajak, di beberapa negara,pajak atas lahan di dasarkan pada
produksi potensi lahan. Semakin subur tanah semakin tinggi pajak yang harus di
bayar oleh pemilik lahan tersebut.
VII. Pakar dalam bidang rekayasa, ahli-ahli dalam bidang rekayasa memerulkan hasil
surevei tanah untuk menentukan apa yang harus di perhatikan dalam
pembangunan gedung , jalan maupun pipa-pipa saluran minyak dan gas bumi
agar tidak mudah mengalami korosi.
VIII. Pengelola lingkungan yang menggunakan tanah sebagai unsur ekologi
landskap. Hasil survei tanah dapat menunjukan lokasi-lokasi dalam suatu daerah
yang memiliki resiko tinggi jika di gunakan untuk kepentingan tertentu.
IX. Peneliti, mengkaji tanggapan lahan terhadap pengguna lahan dan strategis
pengelolaannya.Termasuk dalam kelompok ini adalah peneliti pada plot
percobaan yang berharap bahwa satuan tanah yang berbeda akan memberikan
tanggapan ( respon ) yang berbeda pula terhadap macam penggeloalaan yang di
terapkan.
4. Pertanyaan apa saja yang bisa dijawab dari hasil survei tanah?
Jawab :
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat di jawab hasil survei tanah yang di lakukan
oleh Rossiter(2000) :
a. Menyimpulkan keseluruhan daerah kajian.
- Apa kelas (taksa) tanah yang di jumpai di daerah yang di kaji?
- Bagaimana propinsi masing-masing kelas yang ada di daerah tersebut?
- Berapa persen dari daerah tersebut yang di duduki oleh tanah dengan sifat-sifat
tertentu? (misalnya tanah yang berbatu pada kedalaman <50 cm)
Kelompok pertanyaan pertama ini hanya memerlukan prosedur pengambilan
contoh secara statistik dan memerlukan peta. Pertanyaan ini hanya bermanfaat
untuk memberikan informasi di tingkat nasional.
Pada lokasi tertentu pada suatu daerah yang di pilih.
- Apa kelas (taksa) tanah pada lokasi tersebut ?
- Bagaimana sifat tanah pada lokasi tersebut?
- Bagaimana pola spesial dari kelas tanah pada dan di sekitar lokasi tersebut?
- Bagaimana pola spesial dari sifat-sifat tanah pada atau di sekitar lokasi tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus diajukan oleh pihak penggelola lahan yang
sudah memiliki atau yang sedang mengelola daerah tertentu serta pihak perencana
yang telah mengidentifikasi daerah tertentu yng akan di rancang penggunaan
lahannya.
Memilih lokasi daerah yang diinginkan.
- Dimana lokasi kelas-kelas ( taksa ) tanah tertentu misalnya Mollisol di daerah
tersebut dapat di jumpai ?
- Dimana lokasi tanah-tanah yang memiliki sifat-sifat tertentu misalnya yang
berdrainasi baik, KB > 50%, tidak berkrikil dan lain-lain, yang berdekatan dengan
tanah yang memiliki drainase buruk, KB > 50%, dekat sumber air dan lain-lain
dapat di jumpai?
Kelompok pertanyaan di atas harus di jawab oleh pihak perencanaan atau
pengguna lahan yang akan mencari dan menggunakan lahan sesuai dengan
kebutuhan mereka. Lahan tersebut dapat berupa lahan yang sudah dimiliki atas
telah di kelola atau bisa juga berupa lahan yang di cari untuk di kelola.
5. Ada Berapa kategori dalam Soil Taxonomy. Apa kaitannya dengan Peta Tanah?
Jawab :
Kategori Soil Taxonomy
Dalam sistem Taksonomi Tanah USDA, terdapat 6 kategori yang tersusun secara berhiraki
yaitu :
a. Ordo : Proses pembentukan tanah seperti yang di tunjukkan oleh ada tidaknya horizon
penciri serta jenis horizon penciri yang ada (12 taksa).
b. Sub-ordo : keseragaman genetik, misalnya ada tidaknya sifat-sifat tanah yang
berhubungan dengan pengaruh air,rezim lengas tanah, bahan induk utama, pengaruh
vegetasi, tingkat dekomposisi bahan organik (64 taksa)
c. Grup : kesamaan jenis, susunan dan perkembangan horizon, kejenuhan basa, suhu
lengas, tanah ada tidaknya lapisan-lapisan penciri lain seperti fragipan, duripan.
d. Sub-grup : 1. Sifat-sifat inti dari grup; 2. Sifat-sifat tanah peralihan; 3. Sifat-sifat tanah
peralihan ke bukan tanah.
e. Famili : Sifat-sifat penting untuk pertanian atau bidang rekayasa. Sifat yang sering
digunakan sebagai pembeda antara lain adalah : sebaran besar butir, susunan mineral
liat, kelas aktivitas tukar kation, rezim suhu tanah.
f. Seri : Jenis dan susunan horizon, warna, tekstur, struktur, konsistensi, reaksi tanah, sifat-
sifat kimia dan mineralogi masing-masing horizon.
Kaitanya dengan peta tanah
1. Membantu mendeskripsi dan mengklasifikasikan profil-profil tanah pada lokasi di daerah
survei.
2. Membantu mempermudah dalam pembuatan peta tanah.
6. Cari contoh Peta Tanah dan Peta Evaluasi Lahan dari Internet ! Apa yg berbeda ?
Mana yg lebih bermanfaat bagi:
(a) petani,
(b) peneliti
(c) konsultan perkebunan,
(d) mahasiswa
Jawab :
Peta Tanah
adalah suatu peta yang menggambarkan penyebaran jenis-jenis tanah disuatu
daerah. Peta ini dilengkapi degan legenda yang secara singkat menerangkan sifat-sifat
tanah dari masing-masing satuan peta. Peta tanah biasanya disertai dengan “Laporan
Pemetaan Tanah” yang menerangkan lebih lanjut sifat-sifat kemampuan tanah yang
digambarkan dalam peta tanah tersebut.
Contoh peta tanah
Jenis-jenis peta tanah
1. Peta Tanah Bangun (Skala 1 : 2.500.000 Atau Lebih Kecil); fungsi dari peta ini untuk
memberikan petunjuk kasar mengenai penyebaran jenis-jenis tanah.
2. Peta Tanah Eksplorasi (Skala 1 : 1.000.000 – 1 : 2.500.000); peta tanah eksplorasi
berfungsi untuk memberikan gambar kemungkinan penelitian terarah, menunjukkan
potensi sumberdaya alam (tanah), adanya problem area suatu daerah serta
kemungkinan pengembangan daerah.
3. Peta Tanah Tinjau (Skala 1 : 100.000 – 1 : 250.000); peta tanah tanah tinjau berfungsi
memberikan keterangan lebih lanjut tentang jenis tanah suatu wilayah untuk keperluan
tertentu.
4. Peta Tanah Semi Detil (Skala 1 : 25.000 – 1 : 100.000); peta tanah semi detil berfungsi
untuk pelaksanaan-pelaksanaan tertentu dari suatu wilayah yang luasnya dibatasi pada
maksud tersebut. Peta ini dapat menggambarkan lebih jelas legi mengnai hal-hal yang
dalam peta tanah eksplorasi atau peta tinjau belum disajikan (jelaskan).
5. Peta Tanah Detil (Skala 1 : 5.000 – 1 : 25.000); peta tanah detil berfungsi untuk proyek-
proyek khusus misalnya proyek trasmigrasi, rencana pengairan, kebun percobaan dan
sebagainya
Peta evaluasi lahan.
adalah peta yang menggambarkan tujuan yang diinginkan dari awal pembuatan
peta. Fungsinya memberi gambaran yang jelas terhadap tujuan yang khusus. Seperti
peta budaya yang hanya menggambarkan lokasi-lokasi tertentu yang erat kaitannya
dengan sejarah masa lalu.
Contoh Peta Evaluasi Lahan (Penggunaan Lahan)
Jenis-jenis peta :
1. Peta tata guna lahan
2. Peta batas wilayah
3. Dan sebagainya
Perbedaan peta tanah dan peta evaluasi lahan
Peta Tanah Peta evaluasi lahan1. Memperlihatkan distribusi taksa tanah Memperlihatkan peta tata guna lahan
2. Berhubungan dengan kenampakan fisik dan budaya dari permukaan bumi
Berkaitan dengan peta batas wilayah dan peta tata guna lahan
Apa yang bermanfaat peta tanah dan peta evaluasi lahan bagi :
(a) petani : Jenis peta yang paling bermanfaat ialah peta tanah. Karena dengan adanya
peta tanah tersebut, petani dapat menentukan jenis komoditi apa yang cocok untuk
ditanam sesuai dengan jenis tanah di daerah mereka.
(b) peneliti : Untuk peneliti dibidang budidaya pertanian, maka peta tanahlah yang paling
bermanfaat. Namun untuk peneliti dibidang kelestarian SDA dan pemanfaatan lahan
maka peta evaluasi lahanlah yang paling penting. Karena peta tersebut dapat
menginterpretasikan berapa luas lahan yang sudah beralih fungsi dan berapa besar
tingkat alih fungsi tersebut.
(c) konsultan perkebunan : Peta tanahlah yang paling penting. Karena dari peta tersebut,
konsultan dapat mengetahui area mana yang subur dan dapat benefit bagi bisnis
perkebunan kliennya.
(d) mahasiswa : Peta evaluasi lahan yang paling penting. Karena peta evaluasi lahan sangat
bermanfaat bagi mahasiswa, yaitu mahasiswa dapat mengetahui berapa persen lahan
yang digunakan untuk pertanian, untuk perhutanan, untuk industri & developing, dan
untuk pemukiman. Apabila jumlah lahan hijau < lahan pemukiman dan industry, maka
sudah menjadi tugas mahasiswa untuk mencari solusi untuk menambah lahan hijau
yang berkelanjutan tanpa mematikan kepentingan pembangunan.
7. Cari contoh deskripsi profil tanah (dr Internet), yang lengkap dengan data hasil analisis tanahnya (data laboratorium).[Tiap kelompok beda Ordo Tanah : (Kel: 1. Inceptisol, 2, Vertisol, 3. Mollisol, 4. Alfisol, 5. Andisol, 6. Ultisol, 7. Oxisol, 8. Spososol, 9. Histosol, 10. Entisol.]
Jawab :
TANAH ANDISOL
Andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan volkanik seperti abu volkan, batu apung,
sinder, lava, dan/atau bahan volkanoklastik yang fraksi koloidnya didominasi oleh mineral “short-
range-order” atau ordo kisaran pendek, seperti alophan, imogolit, ferihidrit, atau komplek Al-
humus. Dalam keadaan lingkungan tertentu, pelapukan mineral aluminosilikat primer dalam
bahan induk non-volkanik dapat juga menghasilkan mineral “short-range-order”; sebagian tanah
seperti ini juga masuk ke dalam Andisol.
Proses pembentukan tanah Andisol terdiri proses pelapukan dan transformasi (perubahan
bentuk) dari mineral primer menjadi mineral “short range order”. Proses pemindahan bahan
(translokasi) dan penimbunan bahan-bahan tersebut di dalam solum tanah sangat sedikit.
Akumulasi bahan organik dan terjadinya kompleks bahan organik dengan Al (alumunium)
merupakan sifat khas pada beberapa Andisol.
Pelapukan mineral alumino silikat primer telah berlanjut hanya sampai pada pembentukan
mineral “short range order” seperti alophan, imogolit, dan ferihidrit. Tingkat pelapukan seperti ini
sering dikatakan sebagai tingkat peralihan antara tanah volkanik yang belum dilapuk dengan
tanah volkanik yang lebih melapuk. Walaupun demikian, pada keadaan lingkungan tertentu
mineral-mineral “short range order” cukup stabil sehingga tidak cepat atau lambat sekali berubah
menjadi mineral lain.
Pembentukan bahan Andisol terutama ditentukan oleh sifat bahan induknya dan berjalan
sangat cepat akibat tingginya luas permukaan abu volkan bahan induknya (FitzPatrick, 1980). Di
daerah humid, pelapukan abu volkan berlangsung cepat, alofan yang merupakan produk
kopresipitasi Al oksida dan Fe oksida, terbentuk di horison B, atau dalam horison A tertimbun
dimana senyawa Al-humus sedikit dijumpai dibandingkan horison permukaan (Wada da Higashi,
1976; Wada, 1997; Mizota, 1978). Ketika proses pelapukan dan perkembangan berlangsung, silika
bebas ditambahkan kepada alofan, membentuk haloisit, atau mungkin mineral liat kristalin
lainnya (Wada, 1997). Atau apabila lingkungan mendukung kehilangan Si, maka dapat terbentuk
gibsit dari mineral silikat. Imogolit adalah suatu mineral parakristalin, mengandung sedikit SiO 2
dibandingkan alofan. Wada dan Hardward (1974) menduga bahwa imogolit merupakan fase
peralihan dalam desilikasi alofan menjadi/membentuk gibsit pada lingkungan pencucian yang
kuat.
Al yang dilepas dari abu volkan dapat ditahan oleh humus pada horison permukaan dimana
residu bahan organik melimpah (Wada dan Higashi, 1976). Pada Andisol ketersediaan bahan
humat merupakan pembatas laju pembentukan kompleks. Dengan menekan aktifitas Al, maka
humus dapat membentuk SiO2 opalin dan menghambat pembentukan mineral alumunium silikat
amorf seperti alofan (Takashiki dan Wada, 1975).
Wada dan Aomine (1973) mengemukakan bahwa Andisol dapat mencapai kematangan
dalam waktu 5.000 tahun, sdangkan Yamada (1997 dalam Tan, 1984) melaporkan bahwa tanah
ini dapat berkembang antara 500 sampai 1.500 tahun, tergantung faktor-faktor pembentuk
tanahnya seperti tipe abu volkan.FitzPatrick (1980) mengemukakan bahwa proses utama
pembentukan Andisol adalah hidrolisis dan humifikasi. Hidrolisis akan melapuk abu volkan
menjadi palagonit yaitu berupa suatu senyawa aluminium-silikat yang mengandung Ca, Mg, dan
K. Senyawa ini kemudian akan berubah dengan cepat menjadi alofan. Hidrolisis merupakan
proses penyerangan kisi-kisi kristal oeh ion hidrogen. Hasilnya berupa penggantian kation oleh
hidrogen yang berakibat hancurnya struktur kristal. Hidrolisis ini akan membebaskan basa-basa
dan terbentuknya asam silikat, silikat, dan aluminium bebas. Di alam, asam silikat ini berumur
pendek dan selalu terdekomposisi. Silika dan aluminium hasil dekomposisi (pelapukan secara
kimia) akan bersintesis dengan oksigen dan hidroksil membentuk mineral sekunder, seperti
alofan amorf dan haloisit kristalin (Buol, Hole, dan McCracken, 1980). Humifikasi merupakan
proses perubahan bahan organik kasar menjadi humus. Alofan yang merupakan produk utama
pelapukan abu volkan bergabung dengan humus membentuk bahan yang berwarna kelam dan
tahan terhadap pelapukan.
Duehaufour (1982) mengemukakan bahwa bahan organik memegang peranan utama dalam
pedogenesis Andisol, aykni bertanggung jawabterhadap prose pelapukan melalui proses
acidolysis ataupun complexolysis. Acidolysis adalah pelapukan yang menyebabkan terkumpulnya
asam-asam organik mudah larut yang berasal dari bahan organik kasar. Sedangkan complexolysis
adalah pembentukan senyawa kompleks antara senyawa-senyawa organik terlarut (asam oksalat,
asam sitrat, dan senyawa-senyawa fenol) dengan besi dan aluminium. Dalam proses ini, tidak
hanya ion H+ yang terlibat, tetapi juga kemampuan senyawa-senyawa organik tersebut
membentuk kompleks sehingga menjadi aktif terhadap mineral-mineral primer dan mineral liat.
Senyawa ini dapat mengekkstrak dan memobilisir atol Al dan Fe dari struktur lembar kristalin
melalui pembentukan kompleks. Senyawa kompleks tersebut tidak mudah bergerak akibat
polikondensasi dengan bahan organik atau mineral amorf.
Tuf volkan terdiri dari fragmen-fragmen batuan, butir-butir mineral tunggal dan gelas volkan.
Gelas volkan merupakan bahan terpenting dari ketiga komponen tersebut (Pettijohn, 1957,
dalam Mohr, Van Baren dan Van Schuylenborgh, 1972). Selanjutnya Mohr et al (1972),
mengemukakan bahwa proses pelapukan dan pembentukan tanah Andisol berkaitan erat dengan
pelapukan gelas volkan. Proses pelapukan abu volkan dimulai dengan tercucinya senyawa-
senyyawa terlarut, seperti H4SiO4, Ca2+, Mg2+, Na+, K+, dsb, oleh air hujan. Asam karbonat
mempercepat dekomposisi abu volkan. Seskuioksida terakumulasi secara residual, ssedangkan
aluminium dan asam silikat membentuk mineral sekunder. Komposisi abu volkan dan kondisi
pencucian menentuka tipe mineral sekunder yang terbentuk. Umumnya, nisbah SiO 2/Al2O3 yang
kecil merupakan ciri tanah-tanah volkan. Apabila alofan mendominasi fraksi liat, nisbahnya antara
satu sampai dua. Dengan meningkatnya umur, alofan mengalami transformasi menjadi kandit
dan nisbahnya menjadi dua. Apabila drainase buruk dan bahan induknya mengandung mineral-
mineral feromagnesium yang nyata, maka dapat terbentuk smektit dan nisbahnya menjadi tiga
atu lebih. Kadang-kadang, pada abu volkan basalt dan intermedir di bawah drainase yang baik,
nisbah SiO2/Al2O3 lebih kecil dari satu, akibat aluminium hidroksida bebas.
Mohr dan Van Baren (1960) membagi pelapukan atau transformasi bahan induk tanah
menjadi lima kelompok, yaitu: (1) initila stage, (2) juvenil stage, (3) viril stage, (4) senile stage,
dan (5) final stage. Initial stage adalah tahap dimana bahan induk masih belum terlapuk. Juvenil
stage adalah tahap yang ditandai adanya tahap awal pelapukan, tetapi masih dominan bahan
induk yang belum terlapuk. Virile stage ditandai dengan dominasi mineral mudah lapuk,
kandungan liat mulai didapatkan dan juga kadang-kadang didapatkan komponen yang kurang
mudah dilapuk. Senile stage ditandai dengan dekomposisi yang mendekati final stage dan hanya
mineral resisten yang masih bertahan. Final stage ditandai oleh perkembangan tanah yang
lengkap.
Sedangkan Tavarnier dan Eswaran (1972) mengemukakan uruatan tingkat pelapukan sebagai
berikut: (1) etnic stage, (2) cambic stage, (3) argilic stage), dan (4) oxic stage. Tahap etnic
merupakan tahap awal yang ditandai oleh fragmen betuan, fraksi koloid antara mineral amorf
dan kristalin. Pada bahan induk basalt, haloisit dapat membentuk lebih dari 75% dari mineral liat
kristalin. Bahan volkan yang mempunyai potensial pelapukan yang tinggi seperti gelas volkanik
masih mendominasi fraksi koloid alumino-silikat amorf. Pada tahap kambik dengan bahan induk
volkan, alofan masih merupakan mineral utama pada fraksi koloid, meskipun menunjukkan
tingkat desilikasi haloisit, imogolit dan kadang-kadang dijumpai gibsit dalam jumlah yang sangat
kecil. Alofan seperti juga montmorilonit akan tetap bertahan bila dalam keadaan lembab terus
menerus. Tahap argilik ditunjukkan oleh dominansu fraksi liat kristal kaolinit. Kesetimbangan
sudah dijumpai antara bentuk-bentuk liat dengan proses alterasi yang berlangsung. Kandungan
besi bebas mulai tinggi dan mengkristal sebagai geotit, sisanya dalam bentuk amorf. Silika
sebagian dicuci dan sebagian lagi mengkristal sebagai kuarsa. Pelapukan tahap oksik meliputi
tahap haplik yang ditandai adanya mineral-mineral alumino-silikat dalam jumlah yang kecil,
biasanya terjadi penurunan kandungan mineral liat alumin0-silikat tipe 2:1 dan tahap akrik yang
ditandai oleh dominansi liat hidroksida yang mempunyai muatan netto positif dan pH-KCl lebih
besar dari pH-H2O, besi bebas mencapai maksimum dan mengkristal sebagai geotit.
Deskripsi Profil Tanah Andisol
Lokasi : Kebun Percobaan P.T. Biofarma Cisarua Ordo : Andisols Subordo : Udands Great group : Hapludands Sub group : Thaptic Hapludands
Elevasi : 1250 m dpl Topografi : datar (0-3 %) Land unit : dataran vulkan Vegetasi : rumput gajah, dadap, dan sayuran
Tabel Hasil Pengamatan Profil TanahHorison Kedalaman
(cm)Uraian
Ap
AB
2Ab1
2Ab2
2Ab3
0-15
15-30
30-56
56-83
83-103
Coklat tua (7,5YR 3/2), lembab, lempung, strukturremah, ukuran medium, tahap perkembangan kuat, konsistensi sangat gembur, pori mikro banyak, akar halus banyak, aktivitas fauna banyak, pH (H2O) 5,82, batas horizon berangsur, rata
Coklat gelap kekuningan (10YR 4/4), lembab, lempung, sangat gembur, pori mikto banyak, meso sedikit, aktivitas fauna sedang, pori mikro banyak, meso sedikit, akar meso cukup, pH (H2O) 4,8, batas horizon berangsur, bergelombang
Coklat tua (7,5YR 3/4), lembab, lempung, gembur (lembab), pori meso banyak, akar halus sedang, aktivitas fauna sedikit, pH (H2O) 5,3, struktur angular blocky, medium, perkembangan cukup, batas horizon jelas rata
Coklat sangat gelap (10YR 2,5/1), lembab, lempung berdebu, konsistensi agak teguh, struktur angular blocky, tingkat perkembangan cukup, akar halus sedikit, struktur fauna tidak ada, pH (H2O) 6,10, batas horizon baur, rata
Hitam (2,5Y 2,5/0), lempung berdebu, agak teguh, angular blocky, tingkat perkembangan cukup kuat, pori meso sedang, akar halus sedikit, pH (H2O) 6,0, batas horizon baur, rata
Horison Kedalaman Uraian3Ab
3BW1
3BC
103-136
136-156
156-160
Kelabu sangat gelap (Very darkgrey) (2,5Y 3/0),lempung berdebu, konsistensi teguh (lembab), strukturangular blocky,
pori meso sedikit, batas horizon berangsur rata (coklat keabu-abuan sangat gelap (Very dark greyish brown) (10YR 3/2), lempung berdebu,Konsistensi teguh (lembab), struktur angular blocky,tingkat perkembangan sedang, batas horison berangsur, rata
Kelabu sangat gelap (Very dark grey) (10YS 3/1), lempung berbedu, teguh, struktur angular blocky, tingkat perkembangan medium, pori mikro sedikit, batas horison jelas, rata
Hasil Analisis
Analisis Mineral
Hasil analisis mineral dengan mempergunakan alat X-Ray
Diffraction menunjukkan bahwa pada kedalaman 0-15 cm (horizon AP)
sampai kedalaman 56-83 cm (horizon 2Ab2) jenis mineral sama, yaitu
terdiri atas Halloysite, mineral liat tipe 1:1 (Al2O3 . 2SiO2 . 4H2O),
struktur mirip kaolinit, Feldspar (orthoklas, mikrolin, plagioklas),
kristobalit (SiO2 ), kuarsa (SiO2 ) dan maghemit (Fe2O3) (oksida Fe yang
tidak berair (anhydrous).
Kurva difraktogram sinar X mineral
Hasil analisis fisika dan kimia profil Andisols Cisarua
Jenis Analisis Kedalaman (cm)0-15(Ap)
15-30(AB)
30-56(2Ab1)
56-83(2Ab2)
Bulk density (g ml-1) Porositas (%)Kadar air pF 2,54 (% vol)Kadar air pF 4,20 (% vol) Air tersedia (% vol) Permeabilitas (cm jam-1) Tekstur
pH H2OpH KCl 1 NC-organik (%) N total (%)P Bray 1 (mg/kg)
0,8368,8144,6129,6215,001,77
Berlempung
5,824,836,530,744,8
0,7073,4145,2427,8717,382,62
Lempung berdebu
4,813,965,690,663,3
0,674,6348,2826,2426,24
Berdebu
5,834,929,070,393,1
0,7272,8248,6122,0427,81
Berdebu
6,104,958,440,293,8
Sumber: Laboratorium Kimia dan Fisika Tanah Fakultas Pertanian IPB, Bogor,2003 (http://www.damandiri.or.id/file/nurmayulisunpadlampiran12.pdf)