ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan....

26

Click here to load reader

Transcript of ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan....

Page 1: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Unsur-Unsur Perusahaan

Istilah subjek hukum merupakan bagian penting dari setiap perbuatan hukum.

Dalam hukum perdata subjek hukum dibagi menjadi dua yaitu orang dan badan

hukum. Kemudian dalam hukum dagang yang menjadi pihak atau subjek

melakukan kegiatan perdagangan disebut sebagai perusahaan yang terdiri dari

perseorangan (manusia) dan badan usaha.

Abdul Kadir Muhammad menjelaskan bahwa subjek hukum adalah orang,

yaitu pendukung hak dan kewajiban. Orang dalam pengertian hukum dapat terdiri

dari manusia secara individu dan badan hukum. Manusia individu atau pribadi

adalah subjek hukum dalam arti biologis sebagai makhluk sosial, sedangkan

badan hukum adalah subjek hukum dalam arti yuridis sebagai gejala dalam

kehidupan bermasyarakat yang merupakan badan ciptaan manusia berdasarkan

hukum, memiliki hak dan kewajiban seperti manusia pribadi.1

Perusahaan di dalam berbagai kepustakaan disebutkan yaitu bahwa

perusahaan merupakan suatu istilah yang tidak terpisahkan dari hukum dagang

atau hukum bisnis sebagai subjek hukum. Istilah perusahaan sendiri, mengenai

apa yang dimaksud dengan perusahaan tersebut tidak dijumpai secara eskplisit

dalam KUH Dagang sebagai rule of the game hukum dagang.

Perusahaan merupakan setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara

tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba, baik

yang diselenggarakan oleh perseorangan maupun badan usaha yang berbentuk

berbadan hukum atau bukan badan hukum. Perusahaan dapat diartikan sebagai

badan yang menjalankan usaha, baik kegiatan usaha yang dilakukan oleh

perseorangan maupun badan usaha.2

Menteri kehakiman Belanda (minister van justice Nederland) memberikan

penafsiran yang dimaksudkan dengan perusahaan sebagaimana dalam memori

jawaban kepada parlemen, yaitu:

1 Dijan Widijowati, Hukum Dagang, Yogyakarta: Andi, 2012, hal. 13-14.

2 Ibid., hal. 15.3

Page 2: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

“ Barulah dapat dikatakan perusahaan apabila pihak yang berkepentingan

bertindak secara tidak terputus-putus, terang-terangan dan di dalam

kedudukan tertentu untuk memperoleh laba bagi dirinya sendiri ”.3

Menurut Prof. Mr. W.L.P.A. Molengraff, pengertian perusahaan dari sudut

pandang ekonomi adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus

menerus, bertindak keluar untuk mendapatkan penghasilan dengan

memperniagakan barang-barang, menyerahkan barang-barang atau mengadakan

perjanjian-perjanjian perdagangan.4

Sedangkan Mr. M. Polak, menyebutkan bahwa perusahaan ada apabila

diperlukan adanya perhitungan-perhitungan tentang laba dan rugi yang dapat

diperkirakan serta segala sesuatu itu dicatat dalam pembukuan. Sudut pandang

yang digunakan dalam mengartikan perusahaan yaitu sudut pandang komersial.

Sudut pandang ini tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Molengraff.

Namun, pengertiannya tetap berbeda. Pengertian perusahaan menurut Molengraff

ada enam unsur, sedangkan menurut Polak hanya ada dua unsur.5

Abdul Kadir Muhammad dalam bukunya Pengantar Hukum Perusahaan di

Indonesia menyatakan bahwa berdasarkan tinjauan hukum, istilah perusahaan

mengacu pada badan hukum dan perbuatan badan usaha menjalankan usahanya.

Lebih lanjut perusahaan merupakan tempat terjadinya kegiatan produksi dan

berkumpulnya semua faktor produksi.6

Secara jelas, pengertian perusahaan ini ditemukan dalam Pasal 1 UU 3 1982

tentang Wajib Daftar Perusahaan (WDP), sebagai berikut:

“ Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis

usaha yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja, serta

3 Zaeni Asyhadie & Budi Sutrisno, Hukum Perusahaan dan Kepailitan, Jakarta: Erlangga, 2012, hal. 10.

4 Arus Akbar Silondae & Wirawan B Ilyas, Pokok-Pokok Hukum Bisnis, Jakarta: Salemba Empat, 2011, hal. 29.

5 Ibid., hal. 29.

6 Ibid., hal. 29-30.4

Page 3: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh

keuntungan atau laba ”.7

Adapun arti “ bentuk usaha ” dalam pasal 1 Undang-Undang 3 1982 di atas

adalah organisasi usaha atau badan usaha yang menjadi wadah penggerak setiap

jenis usaha yang diatur dan diakui oleh undang-undang, baik bersifat

perseorangan, persekutuan atau badan hukum.8

Kata “ usaha ” itu sendiri diartikan sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu

guna mencapai tujuan yang diinginkan melalui suatu proses yang teratur, seperti

menjalankan kegiatan secara terus-menerus, menjalankan secara terang-terangan,

memiliki tujuan utama untuk mencari keuntungan, memiliki sistem pembukuan,

memiliki objek usaha dan melakukan kegiatan usaha yang tidak bertentang

dengan undang-undang.9

Pengertian di atas memberikan penjelasan adanya dua unsur pokok yang

terkandung dalam suatu perusahaan, yaitu:

a. Bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha, baik berupa

suatu persekutuan atau badan usaha yang didirikan, bekerja dan

berkedudukan di Indonesia.

b. Jenis usaha yang berupa kegiatan dalam bidang perekonomian yang

dijalankan secara terus menerus untuk mencari sebuah keuntungan.

Landasan hukum bagi perusahaan sangatlah penting sebagai sebuah bagian

dari hukum perusahaan. Hukum perusahaan sudah tentu mempunyai sumber

hukum sebagai landasannya. Sumber hukum merupakan segala sesuatu yang

dapat menimbulkan sebuah aturan atau tempat di mana aturan tersebut berasal

untuk diterapkan. Dengan demikian sumber hukum perusahaan adalah peraturan

7 Zaeni Asyhadie & Budi Sutrisno, Loc.Cit., hal. 10.

8 Dijan Widijowati, Op.Cit., 16.

9 Ibid., hal. 16.5

Page 4: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

yang di dalamnya mengatur mengenai ketentuan yang berkaitan dengan

perusahaan.

Sumber hukum utama dari hukum perusahaan adalah Kitab Undang-Undang

Hukum Dagang (KUHD) yang merupakan lex specialis dari KUH Perdata.

KUHD merupakan warisan dari Hindia Belanda berupa Wtboek van Koophandel (

WvK ), yang berdasarkan azas konkordansi masih terus berlaku sampai adanya

peraturan baru yang ditetapkan oleh pemerintah.10

Adapun Undang-Undang yang berkaitan dengan perusahaan antara lain:11

a. UU 33 & 34 1964 tentang Asuransi Kecelakaan Jasa Raharja;

b. UU 5 1968 tentang Konvensi Washington mengenai Sengketa Modal Asing

di Indonesia;

c. UU 3 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan;

d. UU 25 1992 tentang Perkoperasian diubah menjadi UU 17 2012;

e. UU 8 1995 tentang Pasar Modal;

f. UU 8 1997 tentang Dokumen Perusahaan;

g. UU 14 2001 tentang Paten;

h. UU 15 2001 tentang Merek;

i. UU 19 2002 tentang Hak Cipta;

j. UU 19 2003 tentang BUMN;

k. UU 28 2004 tentang Yayasan;

l. UU 37 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar

Utang;

m. UU 25 2007 tentang Penanaman Modal;

n. UU 40 2007 tentang Perseroan Terbatas;

o. UU 17 2008 tentang Pelayaran;

p. UU 1 2009 tentang Penerbangan.

Selain undang-undang yang berkaitan dengan pengaturan perusahaan ada juga

kebiasaan yang mengatur kaitannya dengan perusahaan. Kebiasaan yang

10 Zaeni Asyhadie & Budi Sutrisno, Op.Cit., hal. 12.

11 Ibid., hal. 12.6

Page 5: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

dimaksudkan adalah perbuatan berulang-ulang yang diikuti oleh para pelaku

usaha guna mencapai tujuan.

Menurut Abdul Kadir Muhammad, kebiasaan yang dapat diikuti dalam praktik

perusahaan adalah kebiasaan yang memenuhi kriteria antara lain:12

a. Perbuatan yang bersifat keperdataan;

b. Mengenai kewajiban dan hak yang seharusnya dipenuhi;

c. Tidak bertentangan dengan undang-undang atau kepatutan;

d. Diterima oleh pihak-pihak secara sukarela karena dianggap hal yang logis

dan patut;

e. Menuju akibat hukum yang dikehendaki oleh para pihak.

Suatu perusahaan dalam melakukan usaha perdagangannya dapat menyalurkan

melalui:13

1. Para pegawai atau karyawan sendiri, yang dalam hal ini bertindak selaku

petugas yang mendapat kuasa atau perintah sebagai penerima kuasa

(lasthebber) atau selaku wakil perusahaan atau dapat juga selaku pejabat

dan atau petugas dengan kuasa penuh. Untuk hubungan-hubungan kerja

tersebut berlaku ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum dalam pasal

1792 KUH Perdata.

2. Para pedagang atau pengusaha ialah mereka yang mempunyai perusahaan

dengan profesi demikian. Termasuk pedagang antara adalah:

a) Makelar (pasal 62 KUH Dagang);

b) Kasir (pasal 74 KUH Dagang);

c) Komisioner (pasal 76 KUH Dagang);

d) Agen perdagangan;

e) Pedagang keliling.

3. Bursa perdagangan.

Bursa perdagangan adalah tempat berkumpulnya para pedagang, juragan

kapal, makelar, kasir dan orang-orang lain yang melakukan perdagangan

(pasal 59 KUH Dagang).

12 Ibid., hal. 15-16.

13 Achmad Ichsan, Hukum Dagang, Jakarta: Pradnya Paramita, 1993, hal. 28-29.7

Page 6: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

Dengan demikian, unsur-unsur suatu perusahaan yaitu sebagai berikut:14

1. Badan usaha;

Badan usaha maksudnya adalah suatu lembaga atau

perkumpulan/persekutuan yang menjalankan usaha dalam bentuk hukum

tertentu seperti perusahaan dagang, firma, persekutuan komanditer,

perseroan terbatas, koperasi, yayasan, dan sebagainya. Bentuk-bentuk

hukum dari badan usaha dapat dilihat dari akta pendiriannya yang dibuat

dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.

2. Kegiatan dalam bidang perekonomian;

Kegiatan atau usaha dalam bidang perkonomian dapat dibedakan dalam

tiga bidang, yaitu:

a) Usaha dalam arti kegiatan perdagangan (commerce), yaitu

keseluruhan kegiatan jual beli yang dilakukan oleh orang-orang

atau badan-badan baik di dalam maupun luar negeri ataupun

antarnegara untuk tujuan memperoleh laba. Contoh kegiatannya

antara lain menjadi dealer, agen, grosir, toko, dan lain sebagainya.

b) Usaha dalam arti kegiatan industri, yaitu kegiatan memproduksi

atau menghasilkan barang atau jasa yang nilainya berguna berguna

dari asalnya. Contohnya antara lain industri pertanian, perkebunan,

pertambangan, pabrik semen, pakaian, dan sebagainya.

c) Usaha dalam arti kegiatan melaksanakan jasa-jasa (service), yaitu

kegiatan yang melaksanakan atau menyediakan jasa-jasa yang

dilakukan baik oleh perorangan maupun suatu badan. Contohnya

antara lain jasa perhotela, konsultan, asuransi, pariwisata,

pengacara, akuntan, dan sebagainya.

3. Terus menerus atau tidak terputus-putus;

Kegiatan dalam bidang perkonomian tersebut dilaksanakan secara terus-

menerus, tidak insidental, dan merupakan suatu kebiasaan yang terus

dilakukan demi memperoleh suatu keuntuingan dan memperhitungkan

kerugian.

14 Ibid., hal. 11.8

Page 7: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

4. Secara terang-terangan;

Secara terang-terangan maksudnya ialah terbuka untuk umum, diketahui

oleh semua orang, bebas berhubungan dengan pihak lain, diakui dan

disahkan oleh pejabat yang berwenang. Secara terang-terangan dapat

dilihat dari segi perizinan usahanya.

5. Mengadakan perjanjian perdagangan;

Mengadakan perjanjian jual beli, serta mengadakan produksi barang dan

jasa untuk dijual kepada pihak ketiga yang biasanya disebut sebagai

konsumen.

6. Harus bermaksud memperoleh laba;

Kegiatan perdagangan jelas tidak jauh dari adanya keinginan untuk

memperoeh suatu penghasilan, keuntungan atau laba. Hal ini menunjukkan

adanya nilai lebih yang diperoleh dari modal yang digunakan.

7. Melakukan pembukuan.

Pembukuan maksudnya adalah catatan yang berisikan hak dan kewajiban

pihak yang melakukan kegiatan perekonomian. UU 8 1997 tentang

Dokumen Perusahaan menentukan bahwa perusahaan diwajibkan untuk

membuat sebuah catatan. Terdiri dari neraca tahunan, perhintungan laba

rugi tahunan, rekening, jurnal transaksi harian dan catatan lain yang

berkaitan dengan kebutuhan perusahaan. Mengenai keharusan setiap

perusahaan memiliki pembukuan dalam pasal 6 sampai pasal 12 KUH

Dagang telah mengatur mengenai pembukuan dalam kegiatan perdagangan

yang memiliki fungsi sebagai berikut:

a) Fungsi yuridis, dalam arti pembukuan dapat dijadikan sebagai alat

bukti sah di pengadilan;

b) Fungsi ekonomis, dalam arti pembukuan dapat digunakan untuk

mengetahui laba dan rugi perusahaan;

c) Fungsi administrasi, dalam arti pembukuan dapat digunakan untuk

memperlancar proses administrasi perusahaan;

d) Fungsi fiskal, dalam arti pembukuan dapat dijadikan sebagai dasar

acuan bagi pengenaan pajak.15

15 Dijan Widijowati, Op.Cit., hal. 21-22.9

Page 8: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

Unsur-unsur di atas menunjukan suatu syarat dari adanya suatu perusahan.

Bahwa perusahaan adalah setiap orang dan atau badan usaha yang menjalankan

kegiatan dalam bidang perdagangan atau perekonomian secara terus-menerus,

bersifat tetap dan terang-terangan dengan tujuan memperoleh keuntungan yang

dibuktikan dengan adanya sebuah pembukuan pada perusahaan.

Perusahaan pada prinsipnya sebagai wahana atau pilar pembangunan

perekonomian yang diatur dalam KUH Perdata, KUH Dagang dan peraturan

perundangan lainnya terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai berikut:16

a. Perusahaan perseorangan, atau disebut juga dengan perusahaan individu

adalah badan usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang.

Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara

tertentu. Semua orang bebas membuat bisnis secara personal tanpa adanya

kekangan untuk mendirikannya. Pada umumnya, perusahaan perseorangan

bermodalkan kecil, jenis serta jumlah produksi terbatas, memliki pekerja

yang sedikit dan mengenai penggunaan teknologi masih menggunakan

teknologi sederhana. Misalnya seperti berbentuk perdagangan dan jasa

toko swalayan, biro konsultan, pedagang kaki lima, tukang bakso,

pedagang asongan, warung kelontongan dan lainnya.

b. Perusahaan persekutuan badan hukum, yang dapat berbentuk Perseroan

Terbatas (PT), koperasi, BUMN, yayasan dan lainnya.

c. Perusahaan persekutuan bukan badan hukum, atau disebut juga

perusahaan persekutuan, yang artinya badan usaha yang dimiliki oleh dua

orang atau lebih secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan

bisnis. Badan usaha yang termasuk seperti persekutuan perdata, firma dan

persekutuan komanditer (CV).

Persekutuan perdata dalam KUH Perdata pasal 1618 adalah suatu perjanjian

dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu

dalam persekutuan, dengan maksud membagi keuntungan yang terjadi karenanya.

16 Zaeni Asyhadie & Budi Sutrisno, Op.Cit., hal. 37-38.10

Page 9: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

Sedangkan menurut RT Sutandya Hadhikusuma dan Sumantoro yang

dimaksudkan dengan persekutuan perdata adalah:

“ ... suatu persekutuan yang dibentuk atas suatu perjanjian, di mana dua

orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu (inbreng) ke

dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan ”.17

Berdasarkan pengertian di atas, persekutuan perdata merupakan embrio atau

awal mula terbentuknya suatu persekutuan yang lebih lanjut seperti persekutuan

firma, CV dan perseroan terbatas. Persekutuan perdata pada intinya mengandung

unsur-unsur berikut:

1. Persekutuan hanya bisa berbentuk dengan suatu perjanjian. Ini mempunyai

konsekuensi bahwa persekutuan hanya bisa dibentuk oleh minimal dua

orang dan tunduk pada ketentuan yang mengatur masalahn perikatan yang

lahir karena perjanjian, bukan perikatan yang lahir karena undang-undang.

2. Terdapat pemasukan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan perdata,

yang dapat berupa:

a. Uang;

b. Barang atau benda atau apa saja yang layak bagi pemasukan (misalnya,

rumah atau gedung, perlengkapan kantor, mobil angkutan dan

sebagainya);

c. Tenaga, baik fisik maupun pikiran.

3. Ada pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan.

4. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari

penggunaan, pemanfaatan dan pengelolaan harta bersama yang

dimasukkan dalam persekutuan.

5. Keuntungan yang diperoleh tersebut kemudian akan dibagi bersama

seluruh pihak yang ada dalam persekutuan.18

Pendirian persekutuan perdata bisa dilakukan baik secara lisan ataupun dibuat

berdasarkan pada akta pendirian (tertulis). Syarat bahwa akta pendirian harus

17 Ibid., hal.42.

18 Ibdi., hal. 42-43.11

Page 10: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

dibuat dengan akta notaris tidak diharuskan oleh undang-undang, walaupun

pembuataanya akta notaris tersebut akan lebih baik sebagai alat bukti yang sah.

Para anggota persekutuan perdata mengatur segala sesuatu yang sekutu inginkan

berdasarkan sebuah kesepakatan dalam perjanjian.19

B. Pengertian dan Klasifikasi Badan Usaha

Badan usaha merupakan perusahaan yang dijalankan oleh lebih dari satu orang

(perkumpulan), secara khusus diartikan sebagai organisasi usaha yang didirikan

oleh lebih dari satu individu melaksanakan tujuan usaha untuk meraih

keuntungan. Badan usaha juga diartikan sebagai kumpulan yang terdiri dari

beberapa orang dan memiliki unsur-unsur khusus yang selalu melekat pada badan

usaha.20 Unsur-unsur tersebut meliputi sebagai berikut:21

1) Badan usaha memiliki unsur kepentingan bersama.

2) Badan usaha memiliki unsur kehendak bersama.

3) Badan usaha memiliki unsur tujuan.

4) Badan usaha memiliki unsur kerjasama yang jelas.

Berdasarkan status hukumnya perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu

perusahaan berstatus badan hukum dan non badan hukum. Dalam ilmu hukum

dikenal istilah subjek hukum terdiri dari orang dan badan hukum. Badan hukum

atau legal enity atau legal person dalam Black’s Law Dictionary dinyatakan

sebagai “ A Body, other than a natural person, that can function legally, sue or be

sued and make decisions through agents ”. Sementara itu, dalam kamus hukum

versi bahasa Indonesia, badan hukum diartikan sebagai organisasi, perkumpulan

atau paguyuban lainnya di mana pendiriannya dengan akta autentik dan oleh

hukum diperlakukan sebagai person atau orang. Pengaturan dasar mengenai badan

hukum itu sendiri diatur dalam pasal 1654 KUH Perdata yang menyebutkan

19 Ibid., hal. 44.

20 Dijan Widijowati, Op.Cit., hal. 19.

21 Ibid., hal. 19.12

Page 11: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

bahwa semua perkumpulan yang sah adalah seperti halnya dengan oranng pribadi

dapat melakukan tindakan-tindakan perdata.22

Untuk bisa memahami perbedaan antara badan usaha yang berbadan hukum

dan tidak berbadan hukum, perlu dimengerti terlebih dahulu arti badan hukum itu

sendiri. Dalam bahasa Belanda, badan hukum disebut rechtpersoon, sementara

dalam kepustakaan negara-negara command law, badan hukum disebut dengan

istilah legal enity, sedangkan dalam kamus hukum ekonomi badan hukum adalah

badan atau organisasi yang oleh hukum diperlakukan sebagai subjek hukum, yaitu

pemegang hak dan kewajiban.23

Pengertian badan hukum dikaitkan sebagai suatu badan yang oleh hukum

dianggap sama dengan manusia secara alamiah. Artinya, badan hukum tersebut

mempunyai hak dan kewajiban dalam setiap perbuatan hukum yang dilakukan.

Ketika ada permasalahan kaitannya dengan perusahaan, maka badan usaha yang

berbadan hukum tersebut sebagai subjek hukumnya, jika ada suatu perbuatan yang

dilakukan untuk dan atas nama badan usaha tersebut maka perbuatan tersebut

dipandang sebagai perbuatan badan usaha itu sendiri, sehingga tanggung jawab

jatuh pada harta kekayaan badan usaha tersebut tidak menyangkut harta kekayaan

pemegang-pemegang sahamnya atau pribadi pengusaha.

Kaitannya dengan konsekuensi pemisahan antara harta kekayaan suatu badan

usaha atau perusahaan persekutuan badan hukum dengan harta pribadi pengurus

dan anggotanya adalah:24

a. Penagih pribadi terhadap anggota badan hukum tidak berhak menuntut

harta kekayaan badan hukum.

b. Para anggota dan atau pengurusnya tidak boleh secara pribadi menagih

piutang badan hukum terhadap pihak ketiga.

c. Tidak dibenarkan memberikan kompensasi terhadap utang pribadi

pengurus dan para anggotanya dari harta kekayaan badan hukum.

d. Hubungan hukum berupa perjanjian antara pengurus atau anggota dengan

badan hukum disamakan dengan hubungan hukum pihak ketiga.

22 Arus Akbar Silondae & Wirawan B Ilyas, Op.Cit., hal. 30.

23 Zaeni Asyhadie & Budi Sutrisno, Op.Cit., hal. 38-39.

24 Ibid., hal. 40.13

Page 12: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

e. Jika badan hukum pailit, hanya para kreditor saja yang dapat menuntut

harta kekayaan badan hukum.

Dengan demikian, suatu badan hukum mewakili kepentingan suatu harta

bersama yang merupakan milik bersama yang terikat dimanfaatkan untuk

kepentingan bersama. Adanya pemisahan antara harta pribadi dengan harta

bersama badan hukum menunjukkan adanya sistem profesionalitas dalam suatu

badan usaha.

Sebuah badan, perkumpulan atau suatu perikatan hukum disebutkan sebagai

badan hukum apabila memiliki persyaratan sebagai berikut:

1. Memiliki harta kekayaaan yang terpisah dari kekayaan subjek hukum lain;

2. Memiliki tujuan ideal tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-

undang;

3. Memiliki kepentingan sendiri dalam lalu lintas hukum;

4. Memiliki organisasi kepengurusan yang bersifat teratur berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan internalnya

sendiri (AD dan ART);

5. Terdaftar sebagai badan hukum sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku.25

Bagi badan usaha berbadan hukum dapat langsung bertindak keluar untuk

membuat perjanjian, memiliki aset tidak bergerak (misalnya, tanah dan

bangunan), serta dituntut di pengadilan. Perbuatan hukum badan usaha berbadan

hukum tersebut dapat diwakili oleh organ badan hukum tersebut. Seperti PT dapat

diwakili oleh direksinya, sementara koperasi dan yayasan dapat diwakili oleh

pengurusnya.26

Kondisi demikian berbeda dengan badan usaha tidak berbadan hukum. Suatu

badan usaha yang tidak berbadan hukum bukan merupakan subjek hukum

tersendiri. Artinya, subjek hukumnya adalah para anggota badan usaha tersebut.

25 Dijan Widijowati, Op.Cit., hal. 25.

26 Irma Devita Purnamasari, Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer: Kiat-Kiat Cerdas, Mudah dan Bijak Mendirikan Badan Usaha, Bandung: Kaifa, 2010, hal. 2.

14

Page 13: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

Badan usaha tersebut hanya sebatas sebagai wadah bagi para anggota-anggotanya

untuk melakukan kerjasama. Badan usaha ini juga tidak memiliki harta kekayaan

yang terpisah dari harta kekayaan anggota-anggotanya. Berarti, perbuatan yang

dilakukan oleh badan usaha tersebut dipandang sebagai perbuatan pribadi

anggota-anggotanya. Konsekuensinya, akibat perbuatan itu harus dipikul secara

pribadi atau tanggung renteng di antara mereka.27

Bagi badan usaha yang tidak berbadan hukum, yang melakukan perbuatan

hukum mewakili badan usaha tersebut tetap para pelaku sekutu atau pesero yang

ada di dalamnya. Tidak bisa badan usaha itu diwakili oleh organ badan usahanya

secara langsung, tanpa adanya kuasa pmeberian wewenang dari para sekutu lain.28

Keberadaan badan hukum sebagai subjek hukum ditentukan oleh empat teori

yang menjadi syarat utama suatu badan untuk dapat tergolong badan hukum

sebagai subjek hukum. Teori tersebut antara lain:29

1. Teori fictie, yaitu badan hukum dianggap sama dengan manusia (orang

atau person) sebagai subjek hukum dan hukum juga memberikannya hak

dan kewajiban.

2. Teori kekayaan, yaitu teori yang bermaksud agar harta kekayaan suatu

badan hukum harus mempunyai tujuan tertentu dan terpisah dari harta

kekayaan pengurus serta anggotanya.

3. Teori kepemilikan bersama, yaitu suatu kekayaan badan hukum menjadi

milik bersama para pengurus dan anggotanya.

4. Teori organ, yaitu badan hukum tersebut harus mempunyai organisasi atau

alat kelengkapan untuk mengelola dan melaksanakan kegiatan badan

usaha agar mencapai tujuannya. Jadi, suatu badan hukum harus memiliki

pengurus dan modal awal yang dimiliki.

Adapun macam-macam badan usaha berbadan hukum dan tidak berbadan

hukum yaitu sebagai berikut:

a. Badan usaha sebagai non badan hukum, meliputi:

27 Zaeni Asyhadie & Budi Sutrisno, Op.Cit., hal.39.

28 Ibid., hal. 3.

29 Ibid., hal. 40.15

Page 14: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

1) Perusahaan dagang, disebut juga sebagai one man corporation atau een

manszaak.30 Perusahaan dagang, adalah suatu badan usaha yang

dijalankan secara mandiri oleh satu orang saja dan tidak memerlukan

suatu partner dalam menjalankan usaha. Perusahaan dagang disebut

juga dengan usaha dagang (UD) yang dimata hukum tidak ada

pemisahan antara kekayaan ataupun pemisahan tanggung jawab antara

perusahaan dan pemiliknya. Misalnya, pedagang keliling, asongan,

pedagang kaki lima dan lainnya.31

2) Persekutuan Perdata (maatschap), adalah kumpulan orang yang

biasanya memiliki profesi sama dan berkeinginan untuk berhimpun

dalam sebuah persekutuan dengan menggunakan nama bersama. Ciri

khas maatschap sebagaimana diatur secara khusus dalam pasal 168

KUH Perdata yaitu terdiri dari dua orang sekutu atau lebih, masing-

masing sekutu tersebut memasukkan sesuatu (inberg) ke dalam

persekutuan dan bertujuan membagi keuntungan. Kegiatan yang

bersifat komersial dan untuk menjalankan persekutuan suatu profesi.

Misalnya, persekutuan di antara para pengacara atau para akuntan,

yang biasanya dikenal dengan istilah associate, partner, rekan atau Co.

(compagnon).32

3) Firma, dalam bahasa Belanda disebut Venootschap Onder Firma

(disingkat menjadi VOF atau Fa) adalah suatu bentuk persekutuan

yang diatur dalam Bab III Bagian I Buku I KUH Dagang pasal 16-35.

Firma keunikan tersendiri yaitu dalam pembuatan nama usaha yang

akan disandang oleh para sekutu. Misalnya, Tiga Sambal, Dwi and

Agung, Fa. Permata Indah karena dalam kegiatan usaha permata, dan

sebagainya.33 Menurut pasal 16 KUH Dagang firma adalah

30 Dijan Widijowati, Op,Cit., hal. 33.

31 Irma Devita Purnamasari, Op.Cit., hal. 5.

32 Ibid., hal. 9.

33 Ibid., hal. 17.16

Page 15: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

persekutuan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan

dengan bersama.34

4) Comanditaire Venootschap (CV), biasa disebut dengan persekutuan

komanditer diatur dalam pasal 19-21 KUH Dagang terletak di tengah

ketentuan-ketentuan mengenai firma. Menurut pasal 19 KUH Dagang,

perseroan komanditer dibentuk untuk menjalankan suatu perusahaan,

yangb teridir dari satu orang atau beberapa pesero yang secara

tanggung-menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya (tanggung

jawab solider) disatu pihak dan satu orang atau lebih sebagai pelepas

uang di pihak lain. Persekutuan komanditer mempunyai dua macam

sekutu, yaitu:

a) Sekutu komplementer, yang ikut aktif dalam mengurus

persekutuan.

b) Sekutu komanditer, sekutu pasif, yang tidak ikut serta dalam

mengurus persekutuan.35

5) Perkumpulan yang tidak berbadan hukum, sebagaimana diatur dalam

pasal 1653-1665 KUH Perdata.36

b. Badan sebagai badan hukum, meliputi:

1) Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum yang merupakan

persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan

kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam

saham dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan oleh

undang-undang serta peraturan pelaksanaanya, sebagaimana yang telah

dinyatakan dalam undang-undang 40 2007 tentang Perseroan

Terbatas.37 Didirikan oleh dua orang atau lebih dan setiap pendiri

34 Zaeni Asyhadie & Budi Sutrisno, Op.Cit., hal. 48.

35 Ibid., hal. 59-60.

36 Irma Devita Purnamasari, Op.Cit., hal. 3.

37 Dijan Widijowati, Op.Cit., hal. 31.17

Page 16: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

perseroan wajib mengambil bagian pada saat saham perseroan

didirikan.38

2) Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disingkat BUMN adalah

badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh

negara melalui persyaratan secara langsung yang berasal dari kekayaan

negara yang dipisahkan. BUMN diatur dalam UU 19 2003 tentang

Badan Usaha Milik Negara. Berbentuk Perseroan terbatas, perseroan

terbuka dan perusahaan umum. 39

3) Koperasi adalah badan usaha beranggota orang-seorang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

gerakan ekonomi rakyat berasas kekeluargaan, sebagaimana yang

dinyatakan dalam pasal 1 UU 25 1992 tentang Perkoperasian diubah

menjadi UU 17 2012 tentang Perkoperasian.40 Koperasi dalam pasal 1

UU 25 1992 tentang Perkoperasian adalah badan usaha yang

beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan kegiatan koperasi sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas

kekeluargaan.41 Azas kekeluargaan ini adalah azas yang sesuai dengan

kepribadian bangsa Indonesia telah menjadi karakter bangsa. Pancasila

sebagai dasar falsafah negara menjadi pedoman dalam berkoperasi.42

4) Yayasan, adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang

dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di

bidang sosial, keagaamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai

38 Arus Akbar Silondae & Andi Fariana Fathoeddin, Aspek Hukum dalam Ekonomi dan Bisnis, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010, hal. 99.

39 Zaeni Asyhadie & Budi Sutrisno, Op.Cit., hal. 158.

40 Dijan Widijowati, Loc. Cit., hal. 31.

41 Sutantya Raharaja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, hal. 124.

42 Ibid., hal. 38.18

Page 17: ilmuhukumwalisongo.files.wordpress.com  · Web viewAda pembagian keuntungan dan atau kemanfaatan. Keuntungan atau kemafaat yang diharapkan tersebut diperoleh dari penggunaan, pemanfaatan

anggota, sebagaimana yang dinyatakan dalam pasal 1 UU 16 2001 Jo.

UU 28 2004 tentang Yayasan.43

43 Dijan Widijowati, Loc. Cit., hal. 31.19