. v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL...

62
LAPORAN HASIL PENELITIAN CfJ 6?>/'7 F(lj) p PERSEPSI DAN SIKAP PENDUDUK DKI JAKARTA TERHADAP PENGGUNAAN AIR SUNGAI CILlWUNG (Studi Kasus Penduduk Tepian Sungai Ciliwung di Kelurahan Bukitduri Jakarta Selatan) Oleh: AMIR FADHILAH, s. Sos. NIP. 150. 293.244 LEMBAGA PENELITIAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2002/2003

Transcript of . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL...

Page 1: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

LAPORAN HASIL PENELITIAN

. v<9oCfJ

6?>/'7r l cU

F(lj)p

PERSEPSI DAN SIKAP PENDUDUK DKI JAKARTA

TERHADAP PENGGUNAAN AIR SUNGAI CILlWUNG

(Studi Kasus Penduduk Tepian Sungai Ciliwungdi Kelurahan Bukitduri Jakarta Selatan)

Oleh:AMIR FADHILAH, s. Sos.

NIP. 150. 293.244

LEMBAGA PENELITIANUIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2002/2003

Page 2: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

!II

LEMBAR PENGESAHAN

Kepala Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, mengesahkan Penelitian Individual dengan judul Judul Penelitian :

"PERSEPSI DAN SIKAP PENDUDUK DKI JAKARTA TERHADAP

PENGGUNAAN AIR SUNGAI CILlWUNG" (Studi Kasus Penduduk Tepian

Sungai Ciliwung di Kelurahan Bukitduri Jakarta Selatan), yang dilaksanakan

oleh:

Oleh:

Amir Fadhilah, S. Sos.NIP. 150 293 244

. Mengesahkan :AIN. R~kto.r UIN Syarif Hidayatullah

r·· Kep~:~elitian

.. .;~;\.;;~;y ~DR>RUSMIN TUMANGGOR MA

NIP. 150060949

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2002

Page 3: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

IV

ABSTRAKSI PENELITIAN

Penelitian ini mengkaji tentang "PERSEPSI DAN SIKAP PENDUDUK DKI

JAKARTA TERHADAP PENGGUNAAN AIR SUNGAI CILlWUNG" (Studi Kasus

Penduduk Tepian Sungai Ciliwung di Kelurahan Bukitduri Jakarta Selatan).

Penelitian ini bertujuan : (a). Untuk memperoleh data deskriptif tentang Faktor-faktor

apa yang mempengaruhi penduduk yang bermukim di tepian Sungai Ciliwung

dalam menggunakan air sehari-hari . (b). Untuk memperoleh data deskriptif tentang

pengaruh status sosial ekonomi dan pengetahuan akan air bersih terhadap perilaku

dan sikap dalam penggunaan air sungai Ciliwung. (c). Untuk memperoleh data

deskriptif tentang usaha-usaha yang telah ditempuh masyarakat dalam bidang.,

pelestarian Iingkungan Sungai Ciliwung. .' ,

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bukitduri Kecamatan Teb~t Kodya

Jakarta Selatan. Sasaran penelitian ini (responden) adalah penduduk di' tepian

Sungai Ciliwung. Metode .. penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan. ,.

pendekatan survai, sehing£la pengumpulan datanya menggunakan kuesioner

sebagai instrumen pertama yang didukung dengan metode wawancara m'endalam

dan observasi serta pemanfaatan data sekunder, Sumber data yang dipakai adalah, .

(1) Metode pengambilan sample menggunakan tehnik Sampel acak sederhana,

dengan sasaran penelitian penduduk yang ada di wilayah penelitian, yaitu sebanyak

30 responden. Sedangkan. metode analisa yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif dengan menampilkan tabel frekuensi untuk menggambarkan karakteristk

sample, agar memudahkan dalam menganalisa data sehingga akan memperjelas

hasil penelitian .

Melalui penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan :

I. Faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk yang bermukim di tepian Sungai

Ciliwung dalam memanfaatkan air sungai dalam kehidupannya di samping

dipengaruhi oleh status sosial ekonomi dan pengetahuan terhadap kebersihan

lingkungan juga tidak lepas dari faktor-faktor intem yang ada dalam diri manusia

(seperti kemauan, perasaan, kebutuhan dan lain-lain) dan disisi lain faktor-faktor

Page 4: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

v

ektern (seperti Iingkungan tempat tinggal, kebiasaan dan tradisi di Iingkungan

sekitarnya) berpengaruh terhadap perilaku mereka.

2. Penduduk di daerah tepian Sungai Ciliwung cenderung mempunyai

pengetahuan yang rend8h terhadap kebersihan dan kesehatan Iingkungan.

Disisi lain rendahnya status sosial ekonomi dan pengetahuan yang dimiliki

tersebut, mengakibatkan mereka mempunyai sifat tertentu (dalam hal ini setuju)

terhadap penggunaan air sungai untuk kehidupan sehari-hari.

3. Pemanfaatan sungai dalam kehidupan masyarakat khususnya penduduk di

teplan sungai Ciliwung tidak lepas dari beragam pandangan yang melandasi

mereka. Ada empat pola pemanfaatan air sungai oleh penduduk di tepian Sungai

Ciliwung, yaitu : untuk maMi, memasak, mencuci, dan sebagai jamban. Dengan

karakteristik pemanfaatan· melalui pola : (1) pola menggelontor; (2) pola.' .\

membersihkan; (3) pola merebus dan (4) pola bersuci.

Saran yang diberikan' adalah : (1). Adanya "persepsi masyarakat di tepian

Sunagi Ciliwung yang tidak. tepat mengenai Iingkungan dan kualitas Iingkungan,

maka harus dibangun dulu persepsi yang benar di kalangan mereka. Masyarakat

harus dilibatkan dan diperhatikan persepsinya dalam pengelolaan Iingkungan,

sebab masyarakat memiliki peran ganda, yaitu sebagai obyek dan subyek. Sebagai

obyek mereka harus menikmati hasil pengelolaan secara adil dan merata, sedang

sebagai subyek mereka perlu terus meningkatkan dan ditingkatkan kualitasnya agar

dapat menjadi pengelola yang baik. (2). Untuk mengendalikan kualitas air sungai,

perlu mengupayakan pengendalian sumber-sumber pencemarnya. Dengan

demikian untuk dapat mengendalikan kualitas air sungai sangat diperlukan data

jumlah beban dari miising-masing sumber pencemar, yaitu :industri, domestik

(rumah tangga), pertanian. ;:Jeternakan dan pemotongan hewan. Hal ini berartl

perlu dilakukannya studi Iintas bidang ilmu sehingga akan dapat menghasilkan

rumusan kebijakan yang tepal.

Page 5: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

V1

KATA PENGANTAR

Bismillahrrahmanirrahim

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu

dilimpahkan kepada Rasullah SAW.

Penelitian dengan judul "PERSEPSI DAN SIKAP PENDUDUK DKI

JAKARTA TERHADAP PENGGUNAAN AIR SUNGAI CILlWUNG" (Studi Kasus

Penduduk Tepian Sungai Ciliwung di Kelurahan Bukitduri Jakarta Selatan),

mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan sikap penduduk

yang bermukim di tepian Sungai Ciliwung dalam menggunakan air Sungai Ciliwung

dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini dapat diselesaikan atas kerjasama dan bantuan dari berbagai

pihak, dalam kesempatan ini penulis sampai terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada penduduk di kawasan tepian Sungai Ciliwung Kelurahan Bukitduri

Kecamatan Tebet Kodya Jakarta Selatan yang telah bersedia menjadi responden

penelitian ini. Selanjutnya terimakasih peneliti sampai juga sampaikan kepada

DR. Armai Arief, MA yang telah memberikan arahannya sebagai konsultan

penelitian ini. Demikian juga kepada Kepala Lembaga beserta staff Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan dan

dukungan dana demi terlaksananya penelitian ini. Dan semua pihak yang tidak

dapat kami sebutkan semua yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat sesuai dengan tujuan

yang diharapkan.

Jakarta, Nopember 2002

Peneli!i

Page 6: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

Vll

DAFTARISI

Halaman

Halaman Sampul .

Lembar Persetujuan..

Lembar Pengesahan.

Abstraksi Penelitian .

ii

iii

iv

Kata Pengantar... vi

Daftar Isi........................................... vii

Daftar Tabel ix

D~ar~m~r............................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah.... . 1

B. Perumusan Masalah........ 4

C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian................................. 5

D. Hipatesis.............................................................................. 6

BAB II T1NJAUAN PUSTAKAA. Pemanfaatan Sumber daya Air................................ 7

B. Persepsi dan Sikap Sasial... 9

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Penentuan Lakasi Penelitian .

B. Papulasi dan Sampel Penelitian ..

C. Tehnik Pengambilan Sampel. .

D. Pendekatan Data ..

E. Tehnik Pengambilan Data .

F. Sumber Data ..

G. Teknik Pengalahan Data .

16

16

16

16

17

18

18

18

Page 7: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

A. Selayang Pandang Sunagi Ciliwung 19

B. Deskripsi Wilayah...................................................... 20

C. Identitas Responden...................................................................... 24

D. Pembahasan dan Analisa Data...................................................... 27

1. Persepsi masyarakat Bukitduri tepian Sungai Terhadap

Penggunaan Air Sungai Ciliwung........ 27

2. Persepsi dan sikap tentang kebersihan dan kesehatan

lingkungan. 34

3. Hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan

tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan terhadap

sikap dan penggunaan air Sungai Ciliwung.............. ...... .......... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. I<esimpulan 42

B. Saran-saran................ 43

Daftar Puslaka

Lampiran-Iampiran

VIII

Page 8: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

IX

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel1. Penggunaan Air untuk Pemukiman di Pulau Jawa............................. 8

Tabel2. Jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan Bukitduri Berdasarkan

Mata Pencaharian............................................................................. 21

Tabel3. Jumlah Penduduk Kelurahan Bukitduri Menurut Agama.................... 22

Tabel4. Jumlah Sarana Peribadatan di Kelurahan Bukitduri........................... 23

Tabel5. Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kelurahan Bukitduri............... 23

Tabel6. Jumlah Sarana Kesehatan menurut Kelurahan di Wilayah

Kelurahan Bukirduri....... 24

Tabel7. Karakteristik Umur Responden........................................................... 24

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden Penelitian.......................................... 25

Tabel 9. Karakteristik Responden Menurut Waktu Lamanya Tinggal di Lokasi

Penelitian.. 26

Tabel10. Karakteristik Sistem Mata Pencaharian Responden........................... 26

Tabel11. Pola Pemanfaatan Air Sungai Ciliwung Menurut Responden............ 28

Tabel12. Alasan-alasan yang Mendorong Warga Tepian Sungai Ciliwung

Bukitduri dalam Pemanfaatan Air Sungai Ciliwung Menurut

Responden.......................................................................................... 31

Tabel13. Sikap Responden Terhadap Kebersihan dan Kelestarian Lingkungan

sebagai Tanggungjawab Bersama...................................................... 34

Tabel14. Sikap Responden Terhadap Perilaku Membuang SampahKe Sungai..... 35

Page 9: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Proses terbentuknya persepsi 11

Gambar 2. Skema Alur Pemikiran Penelitian.................................................. 15

Page 10: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

1

BABI

PENOAHULUAN

A. Latar Belakang

Ounia semakin padat, pertumbuhan penduduk dunia sangat eepat. Salah

satu aspek yang turut mempengaruhi kepadatan penduduk adalah adanya

fenomena urbanisasi. Urbanisasi merupakan fenomena yang umum terjadi di

dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Urbanisasi

eenderung meningkat sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dari

negara yang bersangkutan, karena menurut data ada hubungan yang

nyata antara jumlah penduduk perkotaan dengan GNP per kapita (Siswono,

1991 .1)

Jumlah pendatang yang eukup besar tidak hanya menyibukkan

pemerintah di segi penyediaan lapangan pekerjaan saja, tetapi juga di bidang

penyediaan pemukiman. Pemukiman dalam konteks ini adalah suatu

lingkungan yang terdiri dari perumahan tempat tinggal manusia dilengkapi

dengan berbagai sarana dan prasara kehidupan masyarakat.

Oi lain pihak lahan tanah di OKI Jakarta sangat terbatas dan juga sudah

digunakan untuk berbagai fasilitas kehidupan baik untuk gedung

perkantoran, industri maupun berbagai bidang lainnya, maka seeara tidak

langsung akan menyebabkan harga tanah melambung tinggi mengikuti

hukum permintaan dan penawaran. Oi lain pihak sistem ekonomi kota yang

eenderung bersifat dualistis ditambah dengan rendahnya kualifikasi yang

dimiliki oleh pam pendatang, maka sebagian besar mereka bekerja di sektor

informal ataupun pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian khsusus.

Para pendatang dan penduduk OKI Jakarta yang berpenghasilan keeil

hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, akibatnya

mereka tidak mampu untuk membeli atau mengontrak tempat tinggal yang

layak. Salah satu akibat dari fenomena ini adalah bahw8 mereka sering

menempuh eara-eara yang menyimpang dan mengganggu dalam mendirikan

Page 11: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

2

pemukiman (Patrick Mc. Aus/an, '/986 : 2-3). Biasanya mereka bermukim

bertahun-tahun dengan fasilitas hidup seadanya.

Tepian sungai salah satu contohnya, dengan penduduknya yang rata-rata

berasal dari golongan miskin, make sarana sungai yang ada didaerah

tersebut sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup, dari

membuang sampah, MCK dan berbagai aktifitas lainnya. Selain itu adapula

penduduk yang menggunakan pompa akhir di pinggir bantaran sungai

dengan kondisi kualitas air yang tidak terjamin unsur kesehatannya.

Pencemaran air dapat menimbulkan berbagai macam penyakit yang

menular melalui air (waterborne diseases), seperti : kolera, desentri, lypus,

paratypus, hepatitis A, dan infeksi intensial parasitic (the Wold Bank, 1994).

Menurunnnya kualitas air sungai seperti itu dapat berkaitan dengan factor

psikologis dan social budaya masyarakat. Persepsi yang salah terhadap air

sungai misalnya, bisa menyebabkan seseorang menjadi pencen;Jar air sungai.

Sebaliknya persepsi yang benar terhadap air sungai, dapat mendorong

seseorang untuk menjadi pengelola air sungai yang baik.

Kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan hidup seperti

merosotnya kualitas air sungai sudah mulai tumbuh, akan tetapi kesadaran ini

belum secara maksimal diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari. Hasil

penelitian Asisten I Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1986) di

Jakarta menunjukkan bahwa sikap positip masyarakat terhadap pembuangan

sampah tidak disertai tindakan yang mendukung sikap tersebut.

Senada dengan hal tersebut menurut Haeruman H. (1982) menyatakan

bahwa walau kesadaran masyarakat tentang pentingnya memelihara

Iingkungan semakin meningkat, kesadaran untuk berbuat sesuatu guna

mencegah perusakan dan pencemaran lingkungan masih merupakan

kelemahan utama.

Menyadari menurunnya kualitas sungai di berbagai tempat di Indonesia,

sejak tahun 1989 pemerintah telah melakukan penanggulangan melalui

Program Kali Bersih (Prokasih) dan Program Penilaian Kinerja PerUsahaan di

Lingkungan Prokasih (Proper Prokasih) sejak tahun 1994 (BAPEDAL, 1996).

Page 12: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

3

Tujuan utama Prokasih adalah menurunkan beban pencemaran Iimbah yang

masuk ke sungai dan meningkatkan kualitas air sungai. Namun demikian

usaha tersebut belum berjalan secara maksimal. Mencermati kondisi

demikian kita dapat melihat sikap masyarakat terhadap program

pengelolaaan kualitas air sungai (prokasih) mungkin sudah cukup baik,

namun partisipasi mereka sebagai suatu tindakan nyata dapat tidak

konsisten dengan sikapnya.

Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang melintasi Kota

Jakarta dan memiliki nilai historis bagi penduduk Jakarta, sebab sejak dulu

sungai ini telah berfungsi sebagai urat nadi perdagangan dan pintu

pertahanan serta menjadi salah satu sumber air yang digunakan untuk

kebutuhan sehari-hari. Namun dalam perkembangan sekarang ini kondisi

Sungai Ciliwung sangat memprihatinkan karena sudah tercemar baik oleh

Iimbah industri maupun limbah rumah tangga.

Kondisi ini senada dengan hasil penelitian Sri Saeni (1986)

menyatakan bahwa kualitas air sungai Ciliwung untuk daerah hulu tergolong

tercemar, di daerah tengah tergolong tercemar parah dan daerah hilir

tergolong tercemar sangat parah.

Kondisi demikian mengakibatkan Sungai Ciliwung mengalami

pencemaran yang sangat memprihatinkan, mengingat beratnya beban

pencemaran sungai tersebut, maka sudah selayaknya air Sungai Ciliwung

tidak lagi dipergunakan oleh penduduk untuk keperluan sehari-hari. Namun

dalam kenyataannya masih banyak penduduk yang menetap ditepian sungai

Ciliwung yang memanfaatkan air tersebut untuk keperluan hidup sehari-hari.

Kondisi demikian tidak lepas dari suatu persepsi yang salah mengenai

lingkungan dan kualitas lingkungan dapat menyebabkan baku kualitas

lingkungan menjadi rendah, tidak layak secara fisik, kimia, biologi maupun

social. Sebagai contoh masyarakat yang hidup di pinggiran sungai di kota­

kota besar yang mampu beradaptasi dengan air sungai yang kotor dan

tercemar dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan seperti itu. Persepsi

demikian tidaklah dapal dilerima dan dianggap tidak umum serla lidak dapat

Page 13: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

4

dipakai sebagai ukuran, sebab hidup dengan menggunakan air yang kotor

dan tercemar jelas tidak sehat. Kondisi demikian menurut Oto Soemarwoto

(1991) merupakan suatu adaptasi yang dapat dianggap sebagai 'rna!

adaptasF dan tidak dapat diterima.

Jika persepsi masyarakat mengenai lingkungan dan kualita,s lingkungan

masih salah, maka harus dibangun dulu persepsi yang benar di kalangan

mereka. Masyarakat harus di!ibatkan dan diperhatikan persepsinya dalam

pengelolaan lingkungan, sebab masyarakat memiliki peran ganda, yaitu

sebagai obyek dan subyek (Untung, 1995). Sebagai obyek mereka harus

menikmati hasi! pengelolaan secara adi! dan merata, sedang sebagai subyek

mereka perlu terus meningkatkan dan ditingkatkan kualitasnya agar dapat

menjadi pengelola yang baik. Fenomena ini merupakan wacana yang

menarik untuk dilakukan kajian secara mendalam melalui suatu penelitian.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, seperti kita ketahui bahwa Sungai

Ciliwung mengalami pencemaran yang sangat memprihatinkan, dan

mengingat beratnya beban pencemaran sungai tersebut, maka sudah

selayaknya air Sungai Ciliwung tidak lagi dipergunakan oleh penduduk untuk

keperluan sehari-hari. Namun dalam prakteknya masih banyak penduduk

yang menetap ditepian sungai Ciliwung yang memanfaatkan air tersebut

untuk keperluan hidup sehari-hari.

Dari itu pertanyaan pokok penelitian ini adalah :" Bagaimana sikap dan

peri!aku penduduk OK! Jakarta terhadap penggunaanair Sungai Ciliwung ?".

Untuk itu pertanyaan yang mesh terjawab dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penduduk yang bermukim di tepian

Sungai Ciliwung dalam menggunakan air sehari-hari ?

2. Apakah hal tersebut dipengaruhi oleh status sasial ekonomi dan

pengetahuan mereka tentang air bersih ?

Page 14: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

5

3. Apakah benar faktor-faktor tersebut membentuk sikap tertentu dalam diri

mereka terhadap air yang bersih dan sehat ?

4. Apakah orang yang tinggal di tepian Sungai Ciliwung memiliki sikap dan

persepsi yang sama terhadap penggunaan air SUIl9~i Ciliwung ?

C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

a. Untuk memperoleh data deskriptif tentang Faktor-faktor apa yang

mempengaruhi penduduk yang bermukim di tepian Sungai Ciliwung

dalam menggunakan air sehari-hari

b. Untuk memperoleh data deskriptif tentang pengaruh status sosial

ekonomi dan pengetahuan akan air bersih terhadap perilaku dan sikap

dalam penggunaan air sungai Ciliwung

c. Untuk memperoleh data deskriptif tentang usaha-usaha yang telah

ditempuh masyarakat dalam bidang pelestarian lingkungan Sungai

Ciliwung

2. Signifikansi Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagaiberikut :

a. Manfaat praktis bagi Pemda DKI Jakarta (instansi terkait) adalah

tersedianya data empirik yang berguna dalam upaya pembinaan

penduduk tepian sungai guna menunjang terwujudnya pembangunan

yang berwawasan lingkungan hidup.

b. Sedangkan manfaat akademis adalah sebagai bahan penambahan

referensi dan peningkatan wawasan akademis serta sebagai bahan

pijakan untuk melaksanakan penelitian lanjutan.

Page 15: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

6

D. Hipotesis

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Semakin tinggi status sosial ekonomi penduduk dapat menyebabkan

semakin berkurang penggunaan air sungai Ciliwung

2. Semakin tinggi tingkat pengetahuan penduduk mengenai kebersihan dan

kesehatan lingkungan dapat menyebabkan semakin berkurang

penggunaan air Sungai Ciliwung.

3. Semakin tinggi status sosial ekonomi penduduk dan semakin tinggi tingkat

pengetahuan penduduk, dapat menyebabkan semakin tidak setuju sikap

mereka dalam penggunan air sungai Ciliwung untuk keperluan sehari-hari.

"

Page 16: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pemanfaatan Sumber Daya Air

Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia. Secara

langsung air dapat dipergunakan bagi percukupan kebutuhan sehari-hari,

sedang secara tidak langsung air dapat dimanfaatkan bagi upaya

pengembangan lingkungan hidupnya.

Meningkatnya kuantitas dan kualitas air yang diperlukan dari waktu ke

waktu sangat ditentukan oleh perkembangan kependudukan serta

perkembangan tingkat kesejahteraan manusia (Badrudin Mahbub, 1990: 63).

Sementara itu kita menghadapi kenyataan bahwa kuantitas sumber daya air

tidak mungkin ditingkatkan, sedangkan keterdapatan dan penyebaran sumber

daya air tidak mungkin ditingkatkan. Kualitas air bagi peruntukannya

ditentukan oleh sifat fisik, kimia, dan kandungan bakteri di dalamnya. Kualitas

air ini dapat berubah-rubah karena terpengaruh oleh kegiatan alam ataupun

oleh kegiatan manusia.

Majunya teknologi dan meningkatnya kesejahteraan penduduk menuntut

kebutuhan air yang berkualitas tinggi. Sedangkan dilain pihak terdapat

kecenderungan terus menurunnya kualitas air karena meningkatnya

pencemaran air yang disebabkan oleh berbagai aktivitas kehidupan manusia

seperti : limbah bunagn rumah tangga ataupun indiustri, limbah aktivitas

pertambangan, intensifikasi pertanian serta berbagai aktivitas lainnya.

Akibat bungan limbah banyak sungai-sungai di pulau Jawa dan Sumatera

telah tercemar oleh berbagai limbah dalam bentuk bahan organik dan

bakteri.

Pencemaran lingkungan akan mengakibatkan menurunnya kualitas

lingkungan dan terganggunya kesehatan mahluk hidup, termasuk di

dalamnya manusia. Unsur-unsur yang dapat menyebabkan terjadinya

pencemaran dapat digolongkan menjadi dua hal, yaitu : Pertama, yang

bersifat kuantitatif, terdiri dari unsur-unsur yang secara alamiah telah terdapat

Page 17: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

8

di alam, tetapi jumlahnya telah bertambah sekian banyaknya sehingga

membuat peneemaran lingkungan. Kedua, yang bersifat kualitatif, terdiri dari

unsur-unsur yang terjadi akibat langsung persenyawaan yang dibuat seeara

sintesis, seperti pestisida, deterjen dan lain-Iainnya (Supardi, 1983 : 19).

Penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga (pemukiman) sekarang ini

terbatas, dan dibandingkan untuk pertanian penggunaannnya lebih asedikit.

Jumlah air yang digunsakan untuk pemukiman perkotaan dan pedesaan

adalah 1,26 milyar M3, yaitu sekitar 1% dari potensi sumber air atau kurang

lebih 2% dari air yang digunakan untuk pertanian (Suma T. Djajadiningrat,

1990: 69). Sekitar duapertiga air untuk pemukiman berasal dari sungai dan

sepertiganya dari mata air. Pada saat ini jumlah kapasitas penyediaan air

bersih pada kota-kota di Indonesia adalah 43 M3 per detik dengan sumber air

terbesar (60,6%) bersal dari air sungai. Penggunaan air diperkotaan di pulau

Jawa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Penggunaan Air untuk Pemukiman di Pulau Jawa

I Propinsi Perkotaan PedesaanM"/det Juta M' M'/det Juta M"

Jawa Barat 4,67 147,6 5,8 183,0DKI Jakarta 16,75 213,4 0,76 24,0Jawa Tengah 4,00 128,2 5,29 167,2Jawa Timur 6,24 197,2 6,33 202,1

Total 21,66 686,4 18,18 574,3Sumber: Dlrektora/ Jendera/ Clpta Karya (da/am KLH, 1990)

Sesuai dengan peruntukkannya Pemerintah Indonesia melalui Peraturan

No. 20 tahun 1990 menetapkan air menjadi empat golongan (A,B,C dan D).

Air golongan A adalah air yang dapat digunakan sebagai air minum seera

langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. Air golongan B adalah air yang

dapat digunakan sebagai air baku air minum. Air golongan C adalah air yang

dapat digunakan untuk keperluan perikanan, dan air golongan D adalah air

yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan

untuk usaha perkotaan, industri serta pembangkit listrik (Bapeda/, 1997b).

Baku mutu untuk masing-masing golongan air ini ditetapkan berdasarkan

Page 18: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

, 9

ukuran obyektif, Namun untuk mencapai suatu kualitas sungai optimal

sebaiknya diperlihatikan pula persepsi masyarakat penggunanya sebagai

ukuran subyektif (Herihanto, 2001 : 45).

Secara obyektif kualitas air sungai biasanya diukur melalui sejumlah

parameter: fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktivitas. Parameter fisik yang

biasa digunakan adalah cahaya, kecerahan dan kekeruhan, suhu, warna,

konduktivitas (daya hantar listrik) dan padatan (total, terlarut, tersuspensi).

Parameter yang biasa digunakan adalah pH, oksigen terlarut, karbondioksida,

alkalinitas, kesadahan dan bahan organic (TOC, BOD, dan COD). Parameter

mikrobiologi yang biasa digunakan adalah koliform tinja dan total koliform.

Sedangkan parameter radioaktifvitasnya biasanya digunakan adalah aktivitas

alpha dan aktivitas beta (Effendi dan Soebrata, 1997).

Sementara itu menurut Wagner & Lanoix ( 1959) air yang aman untuk

keperluan rumah tangga harus mempunyai 3 syarat, yaitu : (1) tidak

terkontaminasi oleh penyakit-penyakit yang dapat disebarkan lewat air (water

borne disease). (2). Bebas dari zat-zat beracun. (3) bebas dari kandungan

mineral dan bahan organic yang berlebihan.

Secara khusus pencemaran air dapat didefinisikan sebagai perubahan

alami atau terinduksi pada kualitas air, sehingga air tersebut tidak dapat

dipakai atau membahayakan dipandang dari kesehatan manusia dan hewan

sebagai sumber makanan, keperluan industri, pertanian, perikanan atau

keperluan rekreasi.

2. Persepsi dan Sikap Sosial

Persepsi sosial dalam perspektif psikologi merupakan proses pencarian

informasi untuk dipahami (Sarlito, 1999 : 94). Alat untuk memperoleh

informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran,

perabaan dan penciuman), sedangkan alat untuk memahaminya adalah

kesadaran (kognisi).

Orang cenderung membentuk kesan panjang lebar atas orang/pihak lain

berdasarkan informasi yang terbatas. Pengetahuan kita tentang harapan atas

Page 19: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

10

orang/pihak lain pertama kali ditentukan oleh kesan yang kita bentuk dari

mereka. Pandangan sepintas pada potret seseorang atau pihak lain yang

lewat di jalan baik itu untuk berdemonstrasi, unjuk rasa maupun aktivitas

lainnya. Akan memberikan gambaran tentang bagaimana mereka.

Orang menggunakan informasi apa saja yang dapat diperoleh guna

membentuk kesan terhadap orang atau pihak lain dalam rangka menilai dan

menyimpulkan kepribadian mereka. Proses demikian biasa biasa disebut

sebagai persepsi diri, yaitu proses bagaimana kita memebuat kesan pertama,

prasangka apa yang mempengaruhi mereka, jenis informasi apa yang dipakai

untuk sampai pada kesan tersebut dan bagaimana akuratnya pesan tersebut

(David O. Sears dkk, 1994.95).

Sedangkan menurut Sarlito (1999 : 95) persepsi mengenai orang

tersebut atau pihak lain serta untuk mengetahui dan memahaminya disebut

persepsi sosial. Ada dua hal yang ingin diketahui dalam persepsi sosial, yaitu

keadaan dan perasaan orang atau pihak lain pada saat itu, ditempat tersebut

melalui komunikasi baik lisan maupun non lisan.

Persepsi sosial dalam prakteknya kadang-kadang serupa, sama bahkan

seragam, dan sebaliknya kadang-kadang juga berbeda. Menurut Kenny DA

dalam bukunya Interpersonal Perception. A Social Relations Analysis (dalam

Sarlito, 1999) bahwa ada per,bedaan antara persepsi tentang orang (person

perception) dan persepsi dalam hubungan antar pribadi (interpersonal

perception). Dalam konteks pertama objeknya adalah lebih abstrak

sehingga orang cenderung memberi persepsi yang sama, sedangkan pada·

konteks kedua objeknya lebih konkret sehingga lebih banyak faktor yang

mempengaruhinya, seperti : motif ataupun perilaku serta adanya sikap yang

berbeda.

Proses pembentukan persepsi menurut Gibson (dalam Sarwono, 1992 :

46) dapat dijelaskan melalui pendekatan ekologik. Menurut pendekatan ini

individu tidaklah menciptakan makna-makna dari apa yang diinderakannya

karena sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam stimulus itu sendiri

dan tersedia untuk organisme yang siap menyerapnya. Persepsi terjadi

Page 20: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

11

secara spontan dan langsung. Spontanitas terjadi karena setiap organisme

selalu menjajagi (menekplorasi) lingkungannya. Dalam penjajagan ini ia

melibatkan setiapobyek yang ada di lingkungan, dan setiap obyek

menonjolkan sifat-sifatnya yang khas. Sebuah sungai dengan airnya yang

jernih dan mengalir perlahan misalnya menampilkan makna bagi manusia

sebagai tempat yang nyaman untuk mandi dan berenang, dan menampilkan

makna sebagai habitat yang nyaman bagi sejumlah satwa air. Sifat-sifat yang

menampilkan makna seperti itu disebut affordances (afford = memberikan,

menghasilkan, bermanfaat). Dengan kata lain, obyek-obyek atau stimulus itu

aktif berinteraksi dengan organisme yang menginderanya sehingga timbullah

makna-makna spontan.

Mengacu pada pendekatan ini, manusia merupakan makluk yang dapat

mengubah kemanfatan suatu stimulus sesuai dengan keinginannya sehingga

lebih memenuhi keperluannya (sendiri). Untuk iebih memahami proses yang

terjadi sejak individu bersentuhan melalui inderanya dengan obyek di

lingkungannya sampai terjadinya reaksi oleh Paul A. Bell dkk (dalam Sarlito)

dapat dilihat pada skema sebagai berikut :

Gambar 1. Skema Proses terbentuknya persepsi (sumber Sarlito, 1992)

Efel<lanjutan

AdaptasilAdjustmen

Sukses

Homeo statis

i-J>I Stress

Oalam batasoptimal

Oi luar batasoptimal

Page 21: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

]2

Mengacu pada skema di atas terlihat bahwa proses terbentuknya persepsi

di awali dengan koritak fisik manusai dengan obyek lingkungannya. Obyek

tampil dengan kemanfaatannya, manusia dating dengan sifat-sifat

individualnya seperti pengalkaman, bakat, minat, sikap dan berbagai cirri

kepribadiannya. Hasil interaksi ini menimbulkan persepsi individu atas obyek."

Jika persepsi itu ada dalam batas optimal, maka individu dalam I,eadaaan

'homoeslalis, yang biasanya ingin dipertahankan karena menimbulkan

perasaan senang. Sebaliknya, jika persepsi ada di luar batas optimal (seperti

: terlalu kotor, terlalu keruh, terlalu berbau, dan sebagainya), maka individu

akan mengalami stress. Tekanan energi dalam dirinya meningkat, sehingga

harus melakukan 'coping' untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan atau

menyesusaikan lingkungan dengan kondisi dirinya. Orang dari daerah

pegunungan yang biasa melihat dan mandi di sungai yang airnya jernih

mempersepsikan air sungai itu dalam batas optimal. Akan tetapi ketika ia

dating ke pemukiman kumuh di pinggir sungai di kota-kota. besar dan melihat

sungai yang airnya keruh, kotor dan penuh sampah, maka persepsinya

terhadap air di luar batas optimal, sehingga mengalkami stress yang tampil

dalam bentuk terkejut, heran dan semacamnya. Selanjutnya ia melakukan

penyesuaian diri (coping behavior), misalnya memilih untuk tidak mandi dari

pada harus mandi di sunagi yang airnya kotor, atau sebaliknya terpaksa

mandi daripada tidak mandi sama sekali.

Hasil perilaku coping itu ada dua. Per/ama, tidak membawa hasil seperti

yang diharapkan. Kegagal'iln ini menyebabkan stress berlanjut dan bisa

berdampak pada! kondisi individu maupun persepsinya. Kegagalan yang

berulang-ulang akan meningkatkan kewaspadaan. Akan tetapi pada suatu

titik akan terjadi ganguan mental yang serius, seperti putus asa, bosari,

perasaan tak berdaya dan menurunnya prestasi. Kedua, perilaku coping

berhasil. Terjadinya penyesuaian antara individu dengan lingkungannya

(adaplasi) , atau penyesuaia keadaan lingkungan dengan diri individu

(adjusmenl). Keberhasilan yang berulang-ulang dapat menurunkan tingkat

kemampuan untuk menghadapi stimulus berikutnya.

Page 22: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

13

Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari (bukan bawaan). Oleh karena

itu, sikap lebih dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi dan diubah.

Sikap berbeda dengan sifat yang lebih merupakan bawaan dan sulit diubah.

Menurut Sarlito (1999 : 232) Sikap memiliki Giri-Giri khas antara lain: (1).

Mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi,benda dan

sebagainya). (2). Mengandung penilaian (setuju tidak setuju, suka tidak

suka).

Sikap merupakan kesediaan bereaksi terhadap suatu objek atau hal.

Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu :

1. Komponen kognitif, yaitu pengetahuan seseorang terhadap suatu objek

2. Komponen afeksi, yaitu hubungan emosi terhadap suatu objek yang dapat

dirasakan sebagai suatu yang disukai atau tidak suka, sehingga tumbuh

perasaan positif dan negatif pada suatu objek.

3. Komponen tingkah laku, yaitu kecenderungan untuk bertindak, sesual

dengan kognisi dan afeksinya terhadap sikap (Mar'at, 1981: 13)

Peranan sikap dalam kehidupan manusia besar sekali, sebab apabila

sudah terbentuk maka sikap akan turut menentukan cara-cara tingkah laku

manusia terhadap objek-objeknya. Selain itu sikap juga memegang peranan

penting dalam interaksi manusia dan akan terbentuk pada diri manusia

melalui proses sosialisasi.

Menurut David O. Sears dkk (1994 : 169) pendekatan yang sering

digunakan ada tiga pendekatan yang biasa digunakan dalam disiplin

Psikologi sosial untuk menganalisa sikap manusia, yaitu: teori belajar, teori

insentif dan pendekatan kognisi.

Pertama, teori belajar dengan asumsi dasarnya yang melatar belakangi,

pendekatan ini adalah bahwa sikap dipelajat-i dengan cara yang sama seperti

kebiasaan lainnya. Orang memperoleh informasi dan fakta-fakta, mereka juga

mempelajari perasaan-perasaan dan nilai-nilai yang berkaitan dengan fakta

tersebut. Hal ini berarti bahwa proses-proses dasar terjadinya belajar dapat

diterapkan pada pembentukan sikap. Dimana individu dapat memperoleh

f

Page 23: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

14

nformasi dan perasaan melalui proses asosiasi. Dalam kontek ini asosiasi

:erbentuk bila stimulus. mljncul pada saat dan tempat yang sama. Proses

lainnya dalam pendekatan belajar adalah adanya peneguhan kembali dan

proses imitasi.

Kedua, pendekatan insentif yang memandang pembentukan sikap

sebagai proses menimbang baik buruknya berbagai kemungkinan posisi dan

kemudian mengambil 91ternatif yang terbaik. Pendekatan ini mempunyai

kesamaan dengan pendekatan belajar dalam pengertian bahwa sedikit

banyak sikap ditentukan oleh jumlah dari unsur negatif dan positif.

Sedangkan letak perbeqaanya adalah bahwa teori insentif mengabaikan asal

usul sikap dan hanya mempertimbangkan keseimbangan insentif yang terjadi.

Perbedaan lainnya jika teori intensif menekankan keuntungan atau kerugian

apa yang akan dialami seseorang bila mengambil posisi tertentu. Sebaliknya

pendekatan belajar memperlakukan orang sebagai reflektor lingkungan yang

pasif

Ketiga, pendekatan kognitif yang memandang orang sebagai makhluk

yang berusaha mempertahankan konsistensi antara berbagai sikap mereka,

antara afeksi dan kognitif mereka terhadap objek tertentu, serta antara sikap

dan perilaku mereka.

Sikap dalam konteks penelitian ini terutama ditujukan pada sikap

penduduk tepian Sungai Ciliwung terhadap berbagai aktivitas pemanfaatan

air sungai tersebut. Ada berbagai factor yang dapat mempengaruhi sikap

manusia, menurut Jonathan L. Freedman (1970: 250) salah satu factor yang

dapat mempengaruhi sikap adalah factor sosial ekonomi.Mengacu pada

pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa factor sosial ekonomi dalam

hal ini status sosial ekonomi dapat menetukan sikap penduduk tepian sungai

dalam menggunakan air Sungai Ciliwung.

Mengacu pada kerangka pemikiran di atas ada beberapa asumsi yang

muncul, yaitu :

1. Penduduk yang bermukim di tepi sungai pada umumnya mempunyai

status sosial ekonomi yang relatif rendah.

Page 24: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

15

2. Penduduk di daerah tersebut cenderung mempunyai pengetahuan yang

rendah terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan.

3. Rendahnya status sosial ekonomi dan pengetahuan yang dimiliki tersebut,

mengakibatkan mereka mempunyai sifat tertentu (dalam hal ini mungkin

dapat diartikan setuju) terhadap penggunaan air sungai untuk kehidupan

sehari-hari.

Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan

dalam skema sebagai berikut :

Status SosialI-

Ekonomi

Pengetahllallteutang

KebersihallI-

danKesehatan

Lillgkungall

Sikap danPersepsi •

Pellggunaanail' SUlIgaiCiliwung

Gambar 2. Skema Alur Pemikiran penelitian

Page 25: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

16

BAB III

METODE PENELITIAN

Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah tepian Sungai Ciliwung

Kelurahan Bukitduri Keeamatan Tebet Jakarta Selatan. Hal ini sesuai

dengan maksud penelitian , yaitu Persepsi dan Sikap Penduduk OKI Jakarta

Terhadap Penggunaan Air Sungai Ciliwung (Studi Kasus Penduduk Tepian

Sungai Ci/iwung di Kel~rahan Bukitduri Jakarta Selatan).

Alasan pemilihan lokasi adalah bahwa Kelurahan Bukitduri merupakan

salah satu wi/ayah yang di OKI Jakarta yang dilalui aliran Sungai Ciliwung.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi sasaran penelitian (responden) adalah penduduk yang tinggal di

tepian Sungai Ciliwung di wilayah Kelurahan Bukitduri Jakarta Selatan

Tehnik Pengambilan Sampel

Metode pengambi/an sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Sampel aeak sederhana (Sample Random Sampling), yaitu sebuah sampel

yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitianl satuan

elementer dari populasinya mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih

sebagai sampel (Masri Singarimbun, 1989. 155).

Pendekatan Data

Metode penelitian ini adalah diskriptif kualitatif dengan pendekatan survai.

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang

Page 26: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

17

penelitian (orang, lembaga, masyarakat dan lainnya) berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari Nawawi, 1995 : 63).

Penelitian ini tidak untuk membuktikan hipotesis melainkan menganalisa data

lapangan, sebab hipotesis yang diajukan sebagai pijakan awal dalam

menggali dan menganalisa data penelitian sehingga akan menghasilkan data

deskriptif ucapan ataupun perilaku yang dapat diamati dari orang-orang itu

sendiri.

Tehnik Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi :

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu cara pengumpulan data dalam bentuk daftar

pertanyaan terstruktur, agar responden dapaf memberikan jawa6an

secara lebih bebas dengan menggunakan istilah mereka sendiri dan

menulis ulasan-ulasan yang dianggap penting dalam ruang yang telah

disediakan.

2. Wawancara

Wawancara dalam hal ini adalah percakapan yang diarahkan pada

masalah tertentu atau pusat perhatian untuk mendapatkan informasi

dengan bertanya langsung pada responden .

3. Observasi

Observasi merupakan prosedur sistematis untuk mengetahui gejala-gejala

yang ada hubungannya dengan masalah penelitian yang sedang diteliti

melalui pengamatan dari dekat dengan harapan akan memperoleh suatu

kelenakaoan data.

Page 27: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

18

4. Pemanfaatan Data Sekunder

Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data melalui pencatatan data

sekunder yang tercatat pada instansi terkait, mengenai data yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden situasi-

situasi sosial melalui metode wawancara, kuesioner dan observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dipero!eh dari catatan-catanl dokumen

yang berkaitan dengan penelitian baik diperoleh di lokasi penelitian

maupun instansi terkait lainnya.

Tehnik Pengolahan Data

Tehnik pengolahan data yang akan digunakan adalah dengan

pembuatan table frekuensi dan table silang dengan cara tabulasi langsung.

Dalam hal ini data langsung ditabulasikan dari kuesioner ke kerangka table

yang telah disiapkan.

. Tehnik Analisa Data

Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian adalah deskriplif

kualilatif dengan menampilakn label frekuensi untuk menggambarkan

karakteristik sampel, agar memudahkan dalam menganalisa dan

membahasnya sehingga akan memperjelas hasil penelitian.

Page 28: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

19

BABIV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

SELAYANG PANDANG SUNGAI CILlWUNG

Seeara geografis Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung di batasi oleh Sub

DAS Cisadane di sebelah Barat dan Selatan, DAS Citarum sebelah Timur dan

Sub DAS Cibeet di sebelah Utara. Sungai Ciliwung berhulu di Gunung

Mandalawangi (danau Telaga) dan bermuara di teluk Jakarta. Sungai ini

mengalir dari Selatan ke Utara, melewati wilayah Kabupaten Bogor (keeamatan

Cisarua, Ciawi, Kedung Halang, dan Cibinong), Kota Bogor, Kota Depok dan

Wilayah DKI Jakarta.

Luas DAS Ciliwung dari hulu sampai Manggarai sekitar 347 Km2 (Mus/im

Munaf, 1992 :6) yang terdiri dari 3 bagian : (a). DAS Ciliwung bagaian I seluas

sekitar 146 Km2, mulai dari hulu sampai stasiun pengamat Katulampa meliputi :

Keeamatan Kedunghalang, Cisarua dan Ciawi. (b). DAS Ciliwung bagian II

seluas 95 Km 2, mulai dari stasiun pengamat Katulama sampai stasiun pengamat

Ratujaya (Depok) meluputi keeamatan Kedunghalang dan Keeamatan Cibinong

Kabupaten Bogor, Kodya Bogor dan Keeamatan Paneoranmas Depok. (3) DAS

Ciliwung bagian III seluas 82 KM2, mulai dari stasiun pengamat Ratujaya Depok

sampai stasiun pengamat Rajawali (Kalibata) meliputi wilayah Keeamatan

Cimanggis, Keeamatan Pancoranmas(Depok), dan DKI Jakarta.

Das Ciliwung bag ian I terbagi atas empat Sub DAS. Pertama, Sub DAS

Ciseek seluas 3.457 Ha dengan anak sungai anatar lain: Cinangka, Cirangrang,

Ciguntur, Ciesek dan Cipaseban. Kedua Sub DAS Cibogo/Cisarua seluas 3.975

Ha dengan anak sungai antara lain : Citeko, Cisarua, Cijulang dan Cibogo.

Ketiga, Sub DAS Ciseuseupan / Cisukabirus seluas 2.991 Ha dengan anak

sungai antara lain: Cigadog, Cijambe, Ciseuseupan dan Cisukabirus (Sub BLKT

Bogar, '/986). DAS Ciliwung bagian I memiliki eiri sungai pegunungan yang

Page 29: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

20

Jerarus deras, banyak tebing curam dengan dasar batu, pasir dan kerikil serta

alur sungai yang berbelok-belok.

Pada DAS Ciliwung bagian II banyak dijumpai daerah depresi antara

bukit-bukit dimana anak sungai mengalir dan bermuara, di wilayah ini dijumpai

dua anak sungai utama, yaitu Cikampay dan Ciluar. Sedangkan pada DAS

Ciliwung bagian III yang mempunyai topografi datar, aliran sungai Ciliwung

semakin lambat, tetapi dengan volume air yang semakin besar karena

merupakan penampungan dari aliran bagian I dan II.

Kondisi iklim di DAS Ciliwung secara umum adalah tropis basah, dengan

temperatur berkisar antara 21,80 sampai 330C dan kelembaban udara berkisar

antara 51 sampai 99% (Mus/im Munaf, 1992. 12).

Curah hujan di sepanjang DAS Ci!iwung cukup bervariatif. Di DAS

Ciliwung bagian I curah hujan berkisar antara 128 - 698 mm/bulan. Bulan basah

berkisar antara 8 - 10 bulan (Agustus - Mei) dan bulan terbasah pada bulan

Desember. Sedangkan bulan lembab berkisar 2-4 bulan (Juni - September),

dengan bulan terkering pada bulan Juni. Sedangkan di DAS Ciliwung bagian II

curah hujan berkisar antara 119 - 513 mm/bulan.Bulan basah 10-12 bulan

(Januari - Desember), dengan bulan lembab berkisar 1-2 bulan (Juni-Agustus)

sedangkan bulan kering tidak ada. Sementara itu untuk DAS Ciliwung III curah

hujan berkisar antara 54 - 399 mm/bulan. Bulan basah 2-4 bulan (Desember­

Maret) dengan bulan terbasah pada bulan Januari, bulan lembab 3 bulan (April­

Mei-November) dan bulan kering 5-7 bulan (April - Oktober) dengan bulan

terkering bulan Juli (Erni Susanti, 1989).

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

1. Kondisi Geografis

Kelurahan Bukitduri merupakan salah satu kelurahan yang berada di dalam

wilayah Kecamatan Tebet Kotamadya Jakarta Selatan, dengan batas-batas

wilayah sebagaiberikut :

Page 30: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

21

-. Utara

-. Timur

-. Bar·at

-. Selatan

Kelurahan Manggarai dan kali Ciliwung

Kelurahan Kampung Melayu dan Kali Ciliwung

Kelurahan Kelurahan Manggarai Selatan

Kelurahan Kebon Baru dan Kelurahan Tebet Timur

Kelurahan Bukitduri terletak di atas ketinggian 26,2 DPL, dengan luas

wilayah 107,70 Ha. yang terbagi ke dalam 81,21 Ha untuk pemukirnan dan

26,49 Ha untuk kategori lain (fasilitas umurn).

2. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Bukitduri

Penduduk di Kelurahan Bukitduri sejurnlah 49.668 jiwa, terdiri dari :

25.675 laki-Iaki dan 23.993 perempuan.

Distribusi penduduk (Kepala Keluarga) Kelurahan Bukitduri berdasarkan

mata pencahariannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan BukitduriBerdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase...

1. Pertanian -2. Industri 862 8.193. Bangunan 753 7.164. Transportasi I Komunikasi 1.042 9.905. Keuangan I Perbankan 588 5.596. Perdagangan 2.644 25.137. Pemerintahan 2.324 22.098. Jasa 1.263 12.019. Lain-lain 1.045 9.93JUMLAH TOTAL 10521 100.00

..Sumber: Surval Flslk Kelurahan BPS Kodya Jakarta Selalan 1999

Mengacu pada table 2 di atas, mata pencaharian penduduk

Kelurahan Bukitduri sebagian besar adalah dalam bidang perdagangan, yaitu

2.644 orang atau sekitar 25,13 %. Kemudian disusul dalam bidang

pemerintahan sebanyak 2.324 orang atau sekitar 22,09 %. 8idang

pemerintahan dalam konteks ini adalah sebagai PNS, TNI/POLRI atau staf

lainnya yang bekerja di lembaga pemerintahan untuk semua sektor

Page 31: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

22

kehidupan. Mata pencaharian lainnya adalah bidang jasa sebanyak 1.263

orang atau sekitar 12,01 %, bidang transportasi/komunikasi sebanyak 1.042

orang atau sekitar 9,90 %, bidang industri sebanyak 862 orang atausekitar

8,19%, bidang bangunan sebanyak 753 orang atau sekitar7,16% dan bidang,kategori lain-lain (seperti buruh ataupun pekerjaa·n kasar lainnya) sebanyak

1.045 orang atau sekitar 9,93%.

Penduduk Menurut Agama

Komposisi penduduk Kelurahan Bukitduri menurut agama yang dianutnya

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel3. Jumlah Penduduk Kelurahan Bukitduri Menurut Agama

No PEMELUK AGAMA JUMLAH PERSENTASE

1 Islam 46.561 93,74

2 Katholik 1.441 2,90

3 Protestan 1.279 2,58,

4 Hindu 223 0,45

5 Budha 164 0,33

TOTAL 49.668 100,00

Sumber: Surval Flslk Kelurahan BPS Kodya Jakarta Selatan 1999

Berdasarkan pada tabel di atas, teriihat bahwa mayoritas penduduk

Kelurahan Bukirduri adalah beragama Islam, yaitu sebahyak 46.561 orang

atau sekitar 93,74 %. Penganut agama Kristen Katolik, yaitu 1.441 atau

sekitar 2,90 persen. Agama Kristen Protestan sejumlah 1.279 atau sekitar

2,58 persen. Agama Hindu sejumlah 223 atau sekitar 0,45 persen. Penganut

agama Budha sebanyak 164 atau sebesar 0,33 persen.

Page 32: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

23

2. Sarana dan Prasarana Masyarakat Kelurahan Bukitduri

1/. Sarana Peribadatan

Untuk mengetahui jumlah sarana peribadatan masyarakat

KecamatanTebet dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel4. Jumlah Sarana Peribadatan di Kelurahan Bukitdufi

No SARANA PERIBADATAN JUMLAH PERSENTASE

1 Masjid 8 16,00

2 Mushola 41 82,00

3 Gereja 1 2,0

4 Lainnya , - 0,00

Total 50 100,00

Sumber. Surval Flslk Keiurahan BPS Kodya Jakarta Selatan 1999

b. Sarana Pendidikan

Untuk mengetahui jumlah sarana pendidikan yang ada di wilayah

Kelurahan Bukitduri dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Jumlah Sarana Pendidikan di Wi/ayah KelurahanBukitduri

No SARANA PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE

1 TK 10 32,26

2 SD 18 58,06

3 SLTP 1 3,23

4 SLTA 2 6,45

Total 31 ~ 100,00..

Sumber: Surval F,slk Kelurahan BPS Kodya Jakarta Selatan

c. Sarana Kesehatan

Untuk mengetahui jumlah sarana kesehatan yang ada di wilayah

Kecamatan Tebet dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 33: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

24

Tabel6. Jumlah Sarana Kesehatan di Wi/ayah Kelurahan Bukir Duri

No SARANA KESEHATAN JUMLAH PERSENTASE

1 Rumah Sakit - -

2 PUSKESMAS 1 1,54

3 POSYANDU 26 40,00

4 Dokter Praktek 12 18,46

5 Lain-lain 26 40,00

Total 65 100,00..

Sumber: SUlVal Flslk Keturahan BPS Kodya Jakarta Seta/an

IDENTITAS RESPONDEN

Populasi penelitian ini adalah penduduk di tepian Sungai' Ciliwung di

Kelurahan Bukitduri Keeamatan Tebet Kodya Jakarta Selatari, dalam penelitian

ini peneliti mengambil sampel 30 keluarga yang kami tentukan seeara Beak,

kemudian diambil 1 orang sebagai wakil keluarga tersebut.

1. Umur Responden

Umur responden penelitian ini eukup bervariasi berkisar antara 15 _. 59

tahun, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai karakteristik umur responden

dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 7. Karakteristik Umur Responden

No UMUR RESPONDEN JUMLAH PERSENTASE

1 15 - 25 tahun 2 6,662 26 - 35 tahun 7 23,333 36 - 45 tahun 9 30,004 46 - 55 tahun 8 26,665 > 56 tahun "- 4 31,33- , --- --

Total 30 100,00Sumber: Data Pnmer yang diolah

Page 34: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

25

Mengacu pada tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa 2 orang atau sekitar 6,66

persen responden berumur antara 15 -25 tahun, 7 orang responden atau

sekitar 23,33 persen responden berumur antara 26 - 35 tahun, 9 orang atau

sekitar 30,00 persen responden berumur 36 - 45 tahun, 8 orang atau sekitar

26,66 persen responden berumur 46 - 55 tahun, dan sisanya 4 orang atu

sekitar 31,33 persen berumur di atas 56 tahun.

2. Tingkat Pendidikan Responden

Berdasarkan tingkat pendidikannya, sebagaian besar responden

penelitian adalah berpendidikan SLTA. Hal ini berarti mereka cukup memiliki

kemampuan dalam memberikan berbagai informasi data yang berkaitan

dengan masalah penelitian. Untuk mengetahui komposisi responden rnenurut

tingkat pendidikannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden Penelitian

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase1. TarnatSD 6 20,002. TarnatSLTP 19 63,333. TamatSLTA 5 16,674. Tamat Perguruan Tinggi - -

Jumlah 100,00Surnber : Data pnmer yang dlolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sebagian besar

responden adalah tarnat SLTP, yaitu 19 orang atau sekitar 63,33 persen

responden. Sisanya tamat SLTA sebanyak 5 orang atau sekitar 16,67 persen

dan SD sebanyak 6 orang atau sekitar 20,00 persen responden.

3. Status Kependudukan Responden

Populasi penelitian ini adalah penduduk tetap yang berada di lokasi

penelitian, yaitu Tepian Sungai Ciliwung Kelurahan Bukitduri Kecamatan

Page 35: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

26

Tebet Kodya Jakarta Selatan. Hal ini dibuktikan sesuai dengan tempat

domisili responden penelitian inl. Untuk mengetahui komposisi status

kependudukan responden penelitian ini menurut lamanya waktu tinggal di

lokasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 9. Karakteristik Responden Menurut Waktu LamanyaTinggal di Lokasi Pene/itian

No. Lamanya Tinggal Frekuensi Persentase1. 1 - 5 tahun 6 20,002. 6 - 9 tahun 13 43,333. > 10 tahun 11 36,67

Jumlah 30 100,00Sumber : Data pnmer yang dJolah

Berdasarkan pada tabel 9 di atas dapat dilihi:lt bahwa sebagian besar

responden sudah cukup lama tinggal di lokasi penelitian dengan sebaran

data 6 orang atau sekitar 20,00 persen responden sudah tinggal ditepian

Sungai Ciliwung sekitar 1 - 5 tahun, 13 orang atau sekitar 43,33 persen

responden sudah tinggal di tepiang Sungai Ciliwung sekitar 6 - 9 tahun, dan

sisanya 11 orang atau sekitar 36,67 persen responden sudah tinggal

ditepian Sungai Ciliwung lebih dari 10 tahun. Pada umumnya mereka yang

telah tinggal lenih dari 10 tahun ada yang asH penduduk Bukitduri sejak kecii.

4. Sistem Mata Pencaharian Responden

Untuk mengetahui lebih lanjut karakteristik responden menurut sistem mata

pencahariannya di masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel10. Karakteristik Sistem Mata Pencaharian Responden

No. Sistem Mata Pencaharian Frekuensi Persentase1. Pedagang 3 10,002. Sapir 5 16,67r,----

~9gangKaki iima / asangan 9 30,~3.I-'c'-"-

64. Tukang kayu /bangunan 20,005. Karyawan 4 13,336. Tukang Parkir 3 10,00

Jumlah 30 100,00

Page 36: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

27

Mengacu pada tabel 10 di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden bekerja pada sektor informal dengan. sebaran data sE;bagai

berikut : sebagai pedagang (sayur, buah-buahan,) sebanyak 3 orang atau

sekitar 10,00 persen responden, 5 orang atau sekitar 16,67 persen

responden sebagai sopir, 9 orang atau sekitar 30,00 persen responden

sebagai pedagang kaki lima ataupun asongan, 6 orang atau sekitar 20,00 .

persen I"esponden sebagai tukang kayu ataupun bangunan, sebagai

karyawan sebanyak 4 orang atau sekitar 13,33 persen responden, dan sisa 3

orang atau sekitar 10,00 persen responden sebagai tukang parkir.

PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA

1. Persepsi Masyarakat Bukitduri Tepian Sungai Terhadap Penggunaan

Air Sungai Ciliwung

Persepsi orang terhadap air sungai pada dasarnya memiliki nuansa

penilaian tersendiri. Sebab sering kali persepsi manusia dipengaruhi oleh

faktor-faktor intern yang ada dalam diri manusia (sepertikemauan, perasaan,

kebutuhan dan lain-lain) dan disisi lain faktor-faktor ektern (seperti

lingkungan tempat tinggal, kebiasaan dan tradisi di Iingkungan sekitarnya)

berpengaruh juga.

Mengacu pada data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa

persepsi dan sikap warga masyarakat Tepian Sungai Ciliwung Bukitduri

terhadap pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari cukup

beragam, mayoritas responden menyatakan pemanfaatan air sungai dalam

kehidupan dengan tingkat intensitas dan pola yang beragam. Untuk

mengetahui pola pemanfaatan air sungai Ciliwung oleh responden dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Page 37: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

28

Tabel11. Pola Pemanfaatan Air Sungai Ciliwung Mel1urut Responden

N BENTUK INTENSITAS PEMANFAATAN0 PEMANFAATA SERING KADANG- TIDAK JUMLAH

N KADANG PERNAH TOTALN % N % N % N %

1 Mandi 26 86,67 4 13,33 - - 30 100,0

2 Memasak 6 20,00 14 46,67 10 33,33 15 100,0, .

3 Mencuci 24 80,0 6 20,0 - - 15 100,0

4 Jamban 4 13,33 24 80,0 2 6,67 15 100,0

Sumber.' Data pnmer yang dlolah

Berdasarkan pada tabel 11 dapat dilihat bahwa ada empat pola

pemanfaatan air sungai dalam kehidupan responden, yaitu : untuk mandi,

memasak, Illencuci, dan sebagai jamban.

Pertallla, untuk Illandi sebagailllana dinyatakan oleh responden

dengan intensitas pelllanfaatan dalalll kategori sering (hampir tiap hari)

sebanyak 26 orang atau sekitar 86,67 persen responden, dan dalalll

kategori kadang-kadang sebanyak 4 orang atau sekitar 13,33 persen

responden.

Kedua, untuk Illelllasak dengan sebaran jawaban dalalll kategori

sering sebanyak 6 orang atau sekitar 20,0 persen responden, kategori

kadang-kadang sebanyak 14 orang atau sekitar46,67 persen responden

dan kategori tidak pernah 10 orang atau sekitar 33,33 persen responden.

Penggunaan air untuk Illelllasak dalam kontek ini adalah untuk merebus

bahan makanan yang ada kulitnya, seperti singkong, jagung ataupun lainnya

yang Illasih ada kulitnya., sedangkan untuk bahan makanan yang tidak

berkulit seperti sayuran, beras ataupun lainnya tidak rnenggunakan air

sungai Ciliwung, delllikian juga untuk minulll pendudukdi tepian sungai

Ciliwung tidak Illenggunakannya, namun air tersebut ditampungdan

Page 38: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

29

diendapkan terlebih dulu dengan diberi tawas, sebagaimana penuturan

Rahman salah satu responden penelitian sebagai berikut :

"... Penggunaan air Kali Citiwung dalam kegiatan memasak sifatnyakadangkala tidak terus langsung mengambit dari sungai langsungdipakai, tetapi kami endapkan di bak penampung (drum bekas),kemudian kami campuri dengan tawas agar aimya bening terutamabita musim kemarau dengan kondisi air yang keruh dan agak berbau,namun setelah diproses sebagaimana disebutkan tadi .. .al hamdullllahaimya dapat kami pakai termasuk untuk memasak, namun demikiankami tidak setiap hari demikian, hanya pada saat-saat tertentu ".

Ketiga, untuk mencuci baik untuk pakaian maupun peralatan dapur,

dengan sebaran jawaban dalam kategori sering sebanyak 24 orang atau

sekitar 80,0 persen responden, kategori kadang-kadang sebanyak 6 orang

atau sekitar 20,0 persen responden dan untuk kategori tidak pernah tidak

ada responden yang menjawab kategori ini.

Keempat,untuk jamban terdapat sebaran jawaban dalam kategori

sering sebanyak 2 orang atau sekitar 13,33 persen responden, kategori

kadang-kadang sebanyak 24 orang atau sekitar 80,0 persen responden dan

untuk kategori tidak pernah sebanyak 2 orang atau sekitar 6,67 persen

responden.

Pemanfaatan sungai \Jalam kehidupan masyarakat khususnya bagi

penduduk tepian sungai Ciliwung tidak lepas dari beragam pandangan yang

melandasi mereka. Berdasarkan pemaparan data di atas pola pemanfaatan

air Sungai Ciliwung oleh warga tepian Sungai Ciliwung dapat dikategorikan .

menjadi empat pola'pemanfaatan, yaitu (1) pola menggelontor; (2) pola

membersihkan; (3) pola merebus dan (4) pola bersuci.

Pertama, pola menggelontor. Dalam konteks ini adalah mengalirkan

sampah dan tinja ke sungai yang dilakukan oleh penduduk di tepian sungai

Ciliwung. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia menggelontor adalah

menyiram dengan air banyak-banyak supaya hanyut (Poerwodarminta,

1985). Dalam pandangan mereka setiap sampah yang dibuang ke sungai,

sampah segera dibawa arus ke hilir dan tempat sampah mereka boleh

Page 39: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

30

dibilang segera bersih kembali. Demikian juga halnya dengan tinja yang

masuk ke situ. Kotoran tersebut segera di bawa arus sungai. Dengan begitu

lingkungan sekitarnya mereka anggap bersih.

Pola kedua adalah membersihkan. Dalam konteks ini air sungai

Ciliwung digunakan untuk mandi, mencuci dan menggososk gigi. Air yang

digunakan untuk membersihkan di sini pada dasarnya mempunyai fungsi

menggelontor kotoran juga.

Mengacu pada fenomena tersebut, tampaknya mereka berasumsi

bahwa air sungai dapat digunakan untuk menggelontorkan berbagai kotoran

dan sampah rumah tangga, dalam konteks lebih jauh penduduk di tepian

Sungai Ciliwung menganggap sungai memiliki fungsi sebagai pembersih

segala sampah dan kotoran yang ada di lingkungannya. Aktivitas untuk

mandi biasanya dilakukan mulai Subuh, terutama bagi meraka yang akan

bekerja. Sedangkan ibu-ibu rata-rata sekitar pukul 6.30 sId. 8 pagi dan pukul

16 - 17 sore hari. Jam mandi di lokasi penelitian dapat dibedakan menurut

golongan pemakainaya, yaitu : mandi anak-anak dengan sebaran waktu lebih

banyak, mandi orang dewasa dengan sebaran waktu pada waktu-waktu

tertentu. Dan lebih jauh pola pun masih dibedakan antara laki-Iaki dan

perempuan. Para laki-Iaki pada umumnya mandi dengan menjeburkan diri

ke sungai selama beberapa menit dan sekaligs berendam untuk

menyegarkan badan. Selain untuk mandi juga untuk mencuci, baik p"!kaian

maupuin perabot rumah tangga. Aktivila smencuci ini ada umumnya

dilakukan olek para wanita, 'yang berlangsung pada siang dan sore hari

sekitar pul~ul 16.00.

Po/a ketiga, merebus. Merebus dengan menggunakan air Sungai

Ciliwung terutama dilakukan oleh mereka yang membuat tempe dan tahu.

Setelah kedelai mereka cuci dengan air sungai beberapa kali, kemudian

mereka rebus dengan air sungai setelah itu mereka cuci lagi dengan air

sungai baru stelah itu mereka cuci dengan air sumur.

Page 40: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

31

Pole keempet, bersuci. Bersuei dalam konteks ini terutama untuk air

wudhu bagi mereka yang memeluk agama Islam. Dalam konteks ini air

sungai dianggap sebagai simbol sarana penyuei. Pandangan tersebut tidak

lepas dari anggapan yang memamndang air sungai Ciliwung merupakan air

yang mengalir sehingga ,mereka anggap sebagai air suei. Penggunaan air

untuk wudhu dapat diamati dari tindakan para ibu-ibu, sehabis mandi

biasanya mereka berwudhu.

Mengaeu pada pemaparan data di atas, menunjukkan bahwa Sungai

Ciliwung memiliki peranan penting dalam kehidupan responden dan

keluarganya. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi responden

untuk memanfaatkan air Sungai Ciliwung dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel12. A/asan-a/asan yang Mendorong Warga Tepian SungaiCiliwung Bukitduri da/am Pemanfaatan Air SungaiCiliwung Menurut Responden

.. --

NO ALASAN KRITERIA PENILAIAN RESPONDENPEMANFAATAN

SETUJU TIDAK RAGU- JUMLAHSETUJU RAGU TOTAL

N % N % N % N %

1 Tidak memerlukan 30 100,0 . . I _ - 30 100biaya I

2 Tidak lTlengeluarkan 20 66,67 2 6,67 8 26,66 30 100tenaga yang banyak

3 Tidak berbau karat 24 80,0 - - 6 20,0 30 100,0

4 Tidak memiliki sUlTlur 12 40,00 10 33,33 8 26,66 30 100,0

5 Pada waktu Illusilll 26 86,67 - - 4 13,33 30 100,0keillarau

Sumber. data pruner yang dlOlal1

Mengaeu pada tabel 12 dapat dilihat bahwa ada beberapa alasan

yang mendorong peillanfaatan air sungai dalam kehidupan responden, yaitu

Page 41: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

32

: tidak rnernerlukan biaya, tanpa rnengeluarkan t~naga yang banyak, tidak

berbau karat, karena tidak rnerniliki surnur,ketika rnusirn kernarau dengan

asurnsi penilaian yang beragarn.

Alasan pertarna tidak perlu rnengeluarkan biaya, sernua responden

setuju dengan asurnsi tersebut sebagairnana dinyatakan oleh 30 orang atau

100 persen responden. Alasan tersebut berdasarkan anggapan bahwa air

sungai telah tersedia dengan gratis tinggal rnernanfaatkan saja tanpa harus

rnengeluakan biaya.

Alasan kedua, tidak rnengeluarkan tenaga banyak,rnerniliki sebaran

jawaban untuk kategori setuju sebanyak 20 orang atau sekitar 66,67 persen

responden, kategori tidak setuju sebanyak 2 orang atau sekitar 6,67 persen

responden dan kategori ragu-ragu 8 orang atau sekitar 26,66 persen

responden. Asurnsi dasar dari alasan ini harnpir sarna dengan alasan di atas

yaitu rnernanfaatkan air sungai lebih rnenghernat tenaga. Asurnsi dasar dari

alasan ini harnpir sarna dengan alasan di atas yaitu bahwa air sungai sudah

tersedia sehingga tinggal rnengarnbil rnernariftaatkan sesuai dengan

kebutuhannya

Alasan ketiga tidak berbau karat, rnerniliki sebaran jawaban untuk

kategori setuju sebanyak 24 orang atau sekitar 80,00 persen responden, .

kategori tidak setuju tidak ada responden yang rnernilih kriteria ini, dan untuk

kategori ragu-ragu 6 orang atau sekitar 20,00 persen responden. Asurnsi

dasar dari alasan ini terutarna untuk penggunaan surnur pompa air ataupun

sarana yang rnernakai pipa air dari besi seringkali airnya terkena lunturan

karat ataupun bau karat besi , sehingga responden lebih rnemilih

menggunakan air sungai untuk rnenyuplai kebutuhan hidupnya.

Alasan keernpat untuk kategori tidak memiliki sumur, terdapat

sebaran jawaban sebagai berikut : untuk kategori setuju terdapat jaViiaban

sebanyak 12 orang atau sekitar 40,00 persen responden, kategori tidak

setuju sebanyak 10 orang atau sekitar 33,33 persen responden dan untuk

kategori ragu-ragu 8 orang atau sekitar 26,66 persen responden. Asurnsi

Page 42: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

33

dasar. Asumsi ini berdasarkan kenyataan yang ada bahwa penduduk di

tepian Sungai Ciliwung memiliki sumur di sekitar tempat tinggalnya, namun

mereka lebih memilih ke sungai. Kondisi ini tidak lepas dari kebiasaan yang

ada di lingkungan responden yang berlangsung sejak. dulu. Kondisi ini

sebagaimana yang digambar oleh Romdoni yang menjadi salah satu

responden dan sekaligus informan penelitian ini sebagaiberikut :

"... Kebiasaan memanfaatkan air sungai bagi warga di tepian KaliCiliwung sudah ada sejak saya keeil hingga sekarang. Kita lebihsenang ke sungai walaupun memiliki sumur di rumah. Pada waktu kitake sungai kita dapat berjumpa dengan tetangga-tetangga kitasehingga dapat bertegur sapa seeara langsung dan seringkali menjadipertemuan informal di kalangan warga yang dapat saling bertukarinformasi. Jadi ada manfaat lebih keUka kiti;J ke sungai... "

Alasan kelima adalah pada waktu musim kemarau, memiliki sebaran

jawaban untuk kategori setuju seb:,nyak 26 orang atau sekitar 86,67 persen

responden, kategori tidak setuju lidak ada responden yang memilih alternatif

jawaban ini, dan untuk kategori ragu-ragu sebanyak 40rang atau sekitar

13,33 persen responden. Asumsi ini tidak lepas dari kebiasaan yang ada di

wilayah Tepian Sungai Ciliwung Bukitduri yang menggunakan air sungai

Ciliwung sebagai alternatif utama untuk menyuplai kebutuhan air ketika

berlangsung musim kemarau.

Berdasarkan pemaparan data di atas dapat kita lihat bahwa factor­

faktor tersebut berpengaruhi terhadap sikap dan persepsi responden dalam

memanfaatkan air Sungai Ciliwung. Peranan sikap dalam kehidupan

manusia besar sekali, sebab apabila sudah terbentuk maka sikap akan turut

menetukan cara-cara tingkahlaku manusia terhadap objek-objeknya.

Pengalaman pribadi yang diperoleh responden membuat mereka lebih

banyak memikirkan dan membicarakannya dibandingkan bila ia jauh dari

objek tersebut.

Pengalaman langsung masa lalu yang berkaitan dengan kebiasaan

akan memperkuat sikap tersebut, dan oleh karena itu meningkatkan

Page 43: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

34

kekuatan sikap seseorang terhadap perilakunya (David 0 Sears, 1994 :

151). Jadi sumber kekuatan sikap responden yang lain nampaknya muncull

dari kebutuhan akan suplai air dalam kehidupannya. Selain itu sikap juga

memegang peranan penting dalam interaksi manusia dan dalam interaksi

manusia dan akan terbentuk pada diri manusia melalui sosiolisasi.

2. Persepsi dan Sikap Tentang Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan

Orang cenderung membentuk kesan panjang lebar atas orang lain

berdasarkan informasi terbatas sesuai yang diterima oleh masing-rnasing

individu. Salah satu faktor yang berkaitan dengan masalah penelitian adalah

tentang persepsi dan sikap masyarakat terhadap aspek kebersihan dan

kelestarian lingkungan, khususnya sungai Ciliwung. Untuk mengetahui

persepsi dan sikap responden terhadap tanggungjawab terhadap kebersihan

dan kelestarian dapat dilihat padJ faiJel berikut ini :

Tabe/13. Sikap Responden Terhadap Kebersi/Jan dan Ke/estarianL' k b'r, . bBIngJ unqan se aqal anqqunmawa ersama

NO SIKAP RESPONDEN JUMLAH PERSENTASE

1 Setuju 24 80,0

2 Tidak setuju - -

3 Raqu-raqu 6 20,0

TOTAL 30 100,00Sumber : data primer yang dlolah

Berdasarkan tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden setuju terhadap statemen bahwa kebersihan den kelestarian

lingkungan sebagai tanggungjawab bersama sebagaimana yang dinyatakan

oleh 12 orang atau sekitar 80,00 persen responden. Sedangkan sisanya 3

orang atau sekitar 20,0 persen responden menjawab ragu-ragu.

Mengacu pada data tersebut secara tersirat dapat dikatakan bahwa

penduduk di tepian Sungai Ciliwung memiliki sikap yang sama terhadap

Page 44: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

35

kebersihan dan kelestarian Iingkungan (dalam hal ini sungai) sebagai.

tanggungjawab bersama. Namun dalam prakteknya mereka menyimpang

dari sikap tersebut. Fenomena demikian menurut Ancok (1986) dikarenakan

perilaku manusia seseorang tidak selalu konsekuen dengan sikapnya.

Dalam kontek ini Schuman H. dan MP. Johson dalam bukunya 'Attitude and

Behavior' (da/am Harihanto, 2001 30) menyatakan bahwa keterkaitan

antara sikap dan perilaku dibatasi oleh berbagai keadaan dan obyek dari

sikap dan perilaku tersebut. Oleh karena itu perlu adanya identifikasi faktor­

faktor lainnya seperti : kebiasaan, norma sosial dan pandangan mengenai

akibat dari perilaku yang akan dilakukan.

Kebiasaan merupakan tindakan yang secara otomatis dilakukan oleh

seseorang pada keadaan tertentu, tanpa atau dengan dasar pemikiran yang

sangat terbatas (Taryoto, 1991). Kebiasaan merupakan suatu perilaku yang

memiliki sifat khas, sehingga seringkali antara orang yang satu dengan

lainnya perilakunya berbeda. Kebiasaan dalam konteks ini adalah kebiasaan

yang biasa dilakukan oleh penduduk di tepian Sungai Ciliwung dalam

memelihara kebersihan lingkungannya, terutama kebiasaan membuang

sampall di sungai.

Salah satu bentuk pencemaran terhadap sungai adalah membuang

sampah ke dalamnya, untuk mengetahui persepsi dan sikap responden

terhadap perilaku membuang sampah di sungai dapat di lihat pada tabel

berikut ini :

Tabe/14. Sikap Responden Terhadap Peri/aku Membuang SampahKe Sungai

-

SIKAP RESPONDEN I_.

I PEI~SENT~§£NO JUMLAH

1 _§etuj~_ .24 80,00---~~

2 Tidak setuju 2 6,67

3 Ragu-ragu 4 13,37

TOTAL 30 100,00Sumber : data primer yang dlolah

Page 45: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

36

Berdasarkan tabel 14 di atas dapat di lihat bahwa sebagian besar

responden setuju membuang sampah di sungai sebagaimana yang

dinyatakan oleh 24 orang atau sekitar 80,00 persen responden. Umumnya

mereka yang menjawab setuju berpandangan bahwa air sungai mengalir

sehingga di anggap dapat menghanyutkan sampah yang mereka buang, ke

hilir tanpa berpikir apakah hal tersebut akan mencemarinya air sungai.

Sedangkan yang menjawab tidak setuju ada 2 orang atau sekitar 6,67

persen responden, sikap mereka pada dasarnya lebih dipengaruhi oleh

kepercayaan lokal jika di sungai Ciliwung ada 'penunggunya', bagi yang

mempercayainya mereka tidak berani melanggar. Fenomena ini

sebagaimana dituturkan oleh Mak Icih salah satu resoponden penelitian ini

sebagaiberikut :

a... kami kagak (tidak) berani sembarangan membuang Sampah KeKali Ci/iwung, sebab menurllt kakek nenek kami du/u terutama didaerah hli/ll kite kagak bo/eh membuang sampah sembarangan,sebab ntar yang nunggu ka/i (mak/uk ha/us) akan marah. Emang sihtidak semua orang percaya padaha/ tersebut, namun bagi kami yangas/i dari sini sampe sekarang kagak berani me/anggamya"

Sementara itu 4 orang atau sekitar 13,37 persen responden bersikap

ragu-ragu, sebab kadang-kadang mereka ikut membuang sampah juga ke kali,

walaupun dalam frekuensi tidak setiap hari.

Membuang segala jenis sampah ke sungai dalam pandangan

penduduk di tepian sungai Ciliwung di anggap bukan tindakan mengotori

sungai sebab dalam pandangan mereka, bersih tidaknya sungai bukan

tergantung pada kebiasaan mereka membuang sampah tetapi tergantung pada

musim. Jika musim hujan biasanya sungai banjir, maka air sungai keruh dan

banyak mengandung lumpur sehingga seringkali mereka anggap 'kotor'.

Fenomena ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Maman salah satu

responden penelitian ini sebagaiberikut :

a... Ketika banjir datang dan air Sungai Ci/iwung menjadi kerllh, makapada saat itu/ah air ka/i kami anggap kotor karena keruh dan penllh/lImpuh, bukan disebabkan o/eh sampah yang kami bllang, sebab pada

Page 46: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

37

saat sunga; meluap dan banjir kotorannya meningkat baik dalam bentuklumpu maupun sampah dari berbagai penjuru".

Kesadaran akan bahaya dari dampak pembuangan sampah

sembarangan belum dipikirkan oleh mereka, kondisi ini yang memperparah

proses peneemaran pada Sungai Ciliwung. Fenomena tersebut senada derigan

hasil penelitian KP2L OKI yang menyatakan bahwa Sungai Ciliwung ternyata

kontribusi peneemaran dari Beban Limbah Industri hanya keeil saja, yaitu

Biochemical Oxigen Demand (BOD) hanya 0,34 % dan Chemical Oxigen

Demand (COD) hanya 1,73 % saja, dan yang lebih dominan adalah limbah

non industri antara lain limbah domistik dari rumah tangga (E. Budiraharjo,

1991.' 7).

Keprihatinan terhadap makin memburuknya kualitas air sungai dengan

segala sebab dan akibatnya mendorong Pemda OKI meneanangkan Program

Kali Bersih (PROKASIH) di Jakarta yang meneaku~ berbagai upaya

mengurangi tingkat peneemaran sungai. Namun usaha ini belum memberikan

hasil yang maksimal. Fenomena ini dapat dilihat dari besarnya volume Iimbah

rumah tangga yang masuk ke sungai yang lebih tinggi (sekitar 70%) daripada

limbah dari kegiatan instansional (30%) seperti industri, bengkel, hotel,

restoran, perkantoran, rumah sakit, rumah potong hewan dan sebagainya

(Biro BLH OKI, 1993).

Untuk meneapai kualitas air yang diinginkan diperlukan adanya ukuran

tertentu sesuai dengan tujuan penggunaan air tersebut, SK Gubernur OKI No.

1608 tahun 1988 yang menentukan peruntukan Sungai Ciliwung menyatakan

bahwa karena air sungai Ciliwung merupakan baku air minum dengan

kualifikasi A, maka BOD air tersebut tidak boleh melebihi 10 mg/1, dan angka

COO-nya tidak lebih dari 20 mg/1 (Akbar, 1989: 32).

Senada dengan data di atas, hasil pemantauan oleh Pusat

Pengendalian dan Pemantauan Peneemaran Lingkungan (P4L) s618ma

beberapa tahun berturut-turut (1981 sid 1986) menunjukkan bahwa kualitas air

sungai di wilyah OKI Jakarta, baik pada musim hujan atapun musim kemarau,

Page 47: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

38

sudah tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan peruntukkannya (Ediyono,

1989 78). Fenomena ini menunjukkan bahwa air sungai di Jakarta sudah

tidak sesuai lagi untuk sumber baku air minum.·

Sementara itu hasil penelitian Heddy Shri Ahimsa Putra (1997 : 65 - 70)

menyebutkan ada enam dimensi yang digunakan warga masyarakat di tepian

Sungai Ciliwung dalam mengklasifikasikan air, yaitu : dimensi sumber, warna,

bau, gera/<, tujuan dan cara memperolehnya.

Pertama dimensi 'sumber'. Dimensi ini merupakan dimensi yang banyak

digunakan dan mudah diketemukan dimasyarakat. Penduduk pada umumnya

mengenal adanya empat macam kategori, yaitu (1) air sungai , (2) air pompa,

(3) air PAM/ledeng, (4) air hujan.

Kedua dimensi 'warna'. Dalam konteks ini masyarakat

mengkategorikan air menjadi tiga, yaitu : air bening, air /<eruh, dan air /<otor.

Dalam hal ini definisi bening dan keruh bersifat relatif, dan kebanyakan

penduduk hanya menggunakan I<ategori ini untuk melihat air sungai. Air sungai

Ciliwung dikatakan 'bening' bila masih tampak kehijau-hijauan' dan tidak terlalu

coklat. Sedangkan untuk kategori air kotor adalah ketika air Sungai Ciliwung

berwarna hitam.

Ketiga, dimensi bau. Dalam konteks ini masyarakat di tepian sungai

Ciliwung mengenal dua jenis air, yaitu air yang berbau dan air yang tidak

berbau. Air yang berbau dibedakan lagi menjadi air berbau karat, bau tanah

dan bau amis. Berbau karat dan tanah biasanya air yang berasal dari pompa

air, sedang air berbau amis merupakan air yang terjadi akibat banjir dan

mereka tidak dapat untuk mengurasnya selama beberapa hari.

j<eempat dimensi 'gera/<'. Gerak merupakan salah satu kriteria yang

dipakai penduduk di tepian Sungai Ciliwung. Atas dasarnya geraknya warga

setempat membedakan air menjadi : banjir, air yang mengalir biasa, air yang

mampet. Banjir merupakan air sungai yang mengalir dengan cepat dengan

volume yang lebih besar dari pada biasanya. Air yang mengalir biasa

merupakan air Sungai Ciliwung yang mengalir seperti biasanya, tidak terlalu

Page 48: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

39

deras tetapi juga tidak sangat lamban. Sedangkan air mampet merupakan air

yang tidak mengalir, yang kadang-kadang terdapat di selokan di kampung dan

tempat tinggal mereka.

Ke/ima dimensi guna, yaitu kegunaan air tertentu untuk suatu tujuan

tertentu, misalnya untuk minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya.

Keenam dimensi cara mempero/ehnya. Dimensi ini paling tidak

menyangkut empat aspek, yaitu : (1) tanpa biaya dan tenaga, (2) tanpa biaya

dengan tenaga, (3) dengan biaya tanpa tenaga, (4) dengan biaya dengan

tenaga. Termasuk dalam kategori pertama adalah air Sungai Ciliwung. Air ini

dapat diperoleh secara cuma-cuma dalam jumlah tidak terbatas, dan tanpa

tenaga artinya tidak perlu memompa untuk memperoleh air. Kategori kedua

untuk air di MCK, sedangkan bila penduduk di tarik iuran maka dapat

dikategorikan keempat. Sedangkan kategori ketiga adalah air dari PAM.

Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan dan hasil analisa ada

beberapa hal yang patut menjadi catatan, yaitu : pertama, Penduduk di daerah

tepian Sungai Ciliwung cenderung mempunyai pengetahuan yang rendah

terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan. Kedua, Rendahnya status

sosial ekonomi dan pengetahuan yang dimiliki tersebut, mengakibatkan

mereka mempunyai sifat tertentu (dalam hal ini mungkin dapat diartikan

setuju) terhadap penggunaan air sungai untuk kehidupan sehari-hari.

3. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi dan Pengetahuan Tentang

Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Terhadap Sikap dan

Penggunaan Air Sungai Ciliwung

Persepsi orang terhadap air sungai pada dasarnya memiliki nuaJisa

penilaian tersendiri. Sebab sering kali persepsi manusia dipenga\uhi oleh

faktor-faktor intern yang ada dalam diri manusia (seperti kemauan, perasaan,

kebutuhan dan lain-lain) dan disisi lain faktor-faktor ektern (seperti

Page 49: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

40

lingkungan tempat tinggal, kebiasaan dan tradisi di lingkungan sekitarnya)

berpengaruh juga

Sementara itu menurut Jonathan L. Freedman (da/am Endah S.,1991)

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap adalah faktor sosial

ekonomi. Mengacu pada pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa

faktor sosial ekonomi dalam hal ini status sosial ekonomi dapat berpengaruh

terhadap sikap penduduk tepian sungai dalam menggunakan air Sungai

Ciliwung.

Berdasarkan pemaparan data di atas dapat di asumsikan (simpulkan )

bahwa penduduk yang bermukim di tepi sungai Ciliwung pada umumnya

mempunyai status sosial ekonomi yang relatif rendah. Fenomena ini dapat

dilihat dari hasil pendapatan mereka yang hanya mencukupi untuk kebutuhan

hidup semata. Hal ini tidak lepas dari pekerjaan mereka yang hanya mampu

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, baik sebagai pedagang sayur,

tukang batu/kayu, pedagang asongan, tukang parkir, sopir dan pekerjaan

lainnya di sektor informal (Iihat tabel 10)

Rendahnya pendapatan penduduk di tepian Sungai Ciliwung mau tidak

mau mendorong mereka untuk memanfaatkan air sungai dalam

kehidupannya. Disamping itu pada umumnya penduduk di daerah tepian

Sungai Ciliwung cenderung mempunyai pengetahuan yang rendah terhadap

kebersihan dan kesehatan lingkungan sebagaimana tercermin dari perilaku

mereka yang membuang sampah ke sungai, pada hal sungai itu sendiri

sebagai salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Rendahnya status sosial ekonomi dan pengetahuan yang dimiliki

tersebut, mengakibatkan penduduk di tepian Sungai Ciliwung mempunyai

sifat tertentu dalam hal ini dapat diartikan setuju terhadap penggunaan air

sungai untuk kehidupan sehari-hari.

Resiko dan dampak dari mengkonsumsi air yang tidak memnuhi syarat

kesehatan tersebut, nampaknya tidak dirisaukan oleh kalangan penduduk di

tepian Sungai Ciliwung. Pada hal air yang aman untl:Jk keperluan rumah

Page 50: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

41

tangga harus mempunyai tiga syarat, yaitu : (1). Tidak terkontaminasi oleh

penyakit-penyakit yang dapat disebarkan lewat air (water borne disease). (2).

Bebas dari zat-zat beracun. (3) bebas dari kandungan mineral dan bahan

organik yang berlebihan (Wagner & Lanoix, 1959).

Ketersediaan air bersih merupakan salah satu masalah penting yang

dihadapi oleh penduduk Jakarta dan belum sepenuhnya terpecahkan.

Padahal kebutuhan air bersih masyarakat Kota Jakarta diperkirakan akan

terus menerus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertambahan

jumlah penduduk. Untuk mengatasi masalah ini PEMDA DKI Jakarta

berusaha keras meningkatkan kapasistas dan pelayanan Perusahaan

Daerah Air Minum (POAM). Namun dalam prakteknya hanya mampu

memenuhi sekitar 44,94 persen dari seluruh kebutuhan akan air bersih (Biro

BLH OKI, 1993 : 39)

Fenomena ini tidak lepas dari gejala umum yang melanda negara­

negara tropis yang sedang berkembang, dimana kebutuhan air bersih

dibatasi oleh beberapa hal antara lain: (1). Penduduk umumnya sangat

miskin, sehingga tidak mampu memiliki air bersih di rumah. (2).

Perbandingan beaya yang kembali dengan beaya yang dikeluarkan

pemerintah untuk tujuan kesehatan lingkungan sangat kecil. (3). Dana yang

tersedia masih jauh dari cukup untuk persediaan air yang memadai,

sehingga hanya sebagian penduduk yang mendapatkan air bersih. (4).

Banyak sekali penyakit yang berhubungan dengan persediaan air, jauh lebih

banyak dibandingkan dengan negara-negara di daerah beriklim sedang.

(Feachem etl., 1977)

Page 51: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

42

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang telah dilakukan, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk yang bermukim di tepian

Sungai Ciliwung dalam memanfaatkan air sungai dalam kehidupannya di

sampmg dipengaruhi oleh status sosial ekonomi dan pengetahuan

terhadap kebersihan lingkungan juga tidak lepas dari faktor-faktor intern

yang ada dalam diri manusia (seperti kemauan, perasaan, kebutuhan dan

lain-lain) dan disisi lain faktor-faktor ektern (seperti lingkungan tempat

tinggal, kebiasaan dan tradisi di lingkungan sekitarnya) berpengaruh

terhadap perilaku mereka.

2. Penduduk di daerah tepian Sungai Ciliwung cenderung mempunyai

pengetahuan yang rendah terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Disisi lain rendahnya status sosial ekonomi dan pengetahuan yang dimiliki

tersebut, mengakibatkan mereka mempunyai sifat tertentu (dalam hal ini

setuju) terhadap penggunaan air sungai untuk kehidupan sehari-hari.

3. Pemanfaatan sungai dalam kehidupan masyarakat khususnya penduduk di

tepian sungai Ciliwung tidak lepas dari beragam pandangan yang

melandasi mereka. Ada empat pola pemanfaatan air sungai oleh penduduk

di tepian Sungai Ciliwung, yaitu : untuk mandi, memasak, mencuci, dan

sebagai jamban. Dengaq karakteristik pemanfaatan melalui pola : (1) pola

menggelontor; (2) pola membersihkan; (3) pola merebus dan (4) pola

bersuci.

Page 52: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

43

B. Saran

I. Adanya persepsi masyarakat di tepian Sunagi Ciliwung yang tidak tepat

mengenai lingkungan dan kualitas lingkungan, maka harus dibangun dulu

persepsi yang benar di kalangan mereka. Masyarakat harus dilibatkan dan

diperhatikan persepsinya dalam pengelolaan lingkungan, sebab masyarakat

memiliki peran ganda, yaitu sebagai obyek dan subyek. Sebagai obyek

mereka harus menikmati hasil pengelolaan secara adil dan merata, sedang

sebagai subyek mereka perlu terus meningkatkan dan ditingkatkan

kualitasnya agar dapat menjadi pengelola yang baik

2. Untuk mengendalikan kualitas air sungai, perlu mengupayakan pengendalian

sumber-sumber pencemarnya. Dengan demikian untuk dapat mengendalikan

kualitas air sungai sangat diperlukan data jumlah beban dari masing-masing

sumber pencemar, yaitu : industri, domestik (rumah tangga), pertanian,

peternakan dan pemotongan hewan. Hal ini berarti perlu dilakukannya studi

lintas bidang ilmu sehingga akan dapat menghasilkan rumusan kebijakan

yangtepat.

Page 53: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

44

DAFTAR PUSTAKA

Akbar A, 1989, Pengelolaan Limbah Domestik dan Industri di DAS Ciliwung,Jurnal Widyapura NO.5 Tahun VI 1989

Ancok Dj., 1986, Teknik Penyusunan Skala Pengukur, Pusat PenelitianKependudukan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Badan Pengendali Oampak Lingkungan, 1996, Himpunan Peraturan TentangDampak Lingkungan ; Seri II, Kantor Menteri Negara Kependudukan danLingkungan Hidup, Jakarta

Badan Pengendali Oampak Lingkungan, 1997, Himpunan Peraturan TentangDampak Lingkungan ; Seri VII, Kantor Menteri Negara Kependudukan danLingkungan Hidup, Jakarta

Badruddin Mahbub, 1990, Potensi Berbagai Sumberdaya Air, dalam Surha T.Djajadiningrat, dkk. (ed.) 1990, Kualitas Lingkungan di Indonesia 1990,Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta

Badan Pusat Statistik, 1999, Tebet Dalam Angka ; Survei Fisik Kelurahan, BPSKotamadya Jakarta Selatan

Biro Bina Lingkungan Hidup (BLH) DKI, 1993, Neraca Kua/itas Lingkungan HidupDaerah ; Buku I ; Analisis Kebijaksanaan, PEMOA OKI Jakarta, Jakarta

David O. Sears, Jonathan L. Freedman, L. Anne Pepplau, 1994, Psikologi Sosial,(terjemahan dari Social Psychology; oleh Michael Adryanto), Penerbit AirLangga, Jakarta

E. Budiraharjo, 1991, Cara Perhitungan Sederhana dar Beban Limbah IndustriTerhadap Sungai-sungai di DKI Jakarta, Oalam Himpunan KarahganIlmiah di Bidang Perkotaan dan Lingkungan, Vol. 3 Limbah Industri, PusatPenelitian dan Pengembangan Perkotaan dan Lingkung~n, Jakarta

Ediyono, S.H., 1989, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kua/itasAir untuk AirBaku InstaJasi Air Bersih Pejompongan, Jurnal Widyapura NO.5 TahunVI, Jakarta

Effendi, H. dan B.M. Soebrata, 1997, PengelolaanKua/itas Air, OepartemenPendidikan dan Kebudayaan Oirektorat Jenderal Pendidikah Tinggi ProyekPengembanganPusat Studi Lingkungan, Jakarta

Page 54: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

45

Endah Suwandhini, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap PendudukTerhadap Penggunaan Air Sungai Ciliwung : Studi Kasus di KelurahanKampung Melayu Jakarta Timur, Jurnal Ilmu-i1mu Sosial (JIIS) Vol. 1,Kerjasama Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu-ilmu, Sosial UniversitasIndonesia (PAU-IS-UI) dengan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Erni Susanti, 1989, Analisis Parameter Hidrometeorologi di Daerah AliranSungai Ciliwung, Propgram Pasca Sarjana IPB, Bogor.

Feachem, MG. Garry, Mara, 1977, Water - Wates and Health in Hot Climates,John Wiley & Sons, New York

Hadari Nawawi, Prof. Dr., 1995, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta

Haeruman, H., 1982, Analisa Dampak Lingkungan Bagi Penentuan KebijakanPemerintah dalam Pembangunan Nasional, Kantor Menteri NegaraKependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta

Harihanto, 2001, Persepsi, Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Air Sungai: Kasus di DAS Kaligarang Jawa Tengall, Program Pasca Sarjana IPB,Bogor

Heddy Shri Ahimsa Putra, 1997, Sungai dan Air Ciliwung Sebuah KajianEtnoekologi, Prisma NO.1 Januari

Jonathan L. Fredman, et ai, 1970, Sosial Psychology, Prentice Hall Inc, NewJersey

Mar'at, 1981, Sikap lV1anusia Perubahan dan Pengukurannya, Ghalia Indonesia,Jakarta

Masri Singarimbun, Sofian Efendi, Prof. Dr. (Ed.), 1989, Metode p'enelitianSurvai, L P 3 E S, Jakarta

M. Soerjani, 1989, Air dan Kehidupan, Jurnal Widyapura NO.5 Tahun VI, Jakarta

M. Sri Saeni, 1986, Kemampuan Saringan Pasir ljuk dan Arang dalamNleningkatkan Kualitas Fisik dan Kimia Air DAS Ciliwung, DisertasiProgram Pasca Sarjana IPB, Bogor

Muslim Munaf, 1992, Kajian Sifat Aliran Sungai Ciliwung, Propgram PascaSarjana IPS, Bogar

Page 55: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

46

Otto Soemarwoto, 1991, Ekologi, Linglwngan Hidup dan Pembangunan,Penerbit Djambatan, Jakarta

Patrick Mc. Auslan, 1986, Tanah Perkotaan dan Perlindungan Rakyat Jelata,terjemahan Canisyus Maran, Gramedia, Jakarta

Sarlito W.S, Prof. Dr., 1999, Psikologi Sosial, Balai Pustaka, Jakarta

Sarlito, W.S., 1992, Psikologi Lingkungan, Grasindo, Jakarta

Sub BLKT Bogor, 1986, Rencana Teknik Lapangan Rehabifitasi Lahan danKonservasi Tanah DAS Cifiwung Hulu Bogor.

Surna 1. Djajadiningrat, dkk. (ed) 1990, Kuafitas Lingkungan di Indonesia 1990,Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta.

Taryoto, A.H, 1991, Konsumsi Bahan Pangan : Suatu Ti!!jauan Sikap danPerilaku Individu, Jurnal Pangan NO.9

The World Bank, 1994, Indonesia Environment and Development, A World BankCountry Study, Washington

Untung K., 1995, Mekanisme Kemitraan Pemerintah, Dunia Usaha danMasyarakat dalam Perencanaan dan Pelaksanaan PembangunanLingkungan Hidup. Pra Sidang Rapat Koordinasi Nasional I PengelolaanLingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

Wagner, E.G. & J.N. Lanoix, 1959, Water Supply for Rural Areas and SmallCommunities, WHO Genewa

Page 56: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

LAMPIRAN ",LAMPIRAN

Page 57: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

KUISIONER PENELITIAN

II. Persepsi Masyarakal Terhadap Penggunaau Air Sungai

1. Sudah berapa lama Bapaklibu tinggal di tepian Sungai Ciliwung ? .

2. Apakah Kondisi sungai Ciliwung masih baik ?a. Ya b. Tidak

Alasan anda ."

3. Apakah anda memanfaatkan air sungai dalam kehidupan sehari-haria. Ya b. Tidak

4. a. Jika jawaban Ya, sebutkan untuk apa s~a ?

48.

b. Jika jawaban tidak, maim faktor-faktor apa yang mendorong anda tidak

memanfaatkannya ? ..

5. Pola pemanfaatan air sungai di lingkungan Bapak/lbu/ Sdr. ?

--No. BENTUK PEMANFAATAN KRITERIA PEMANFAATAN

(Berilah landa chekllst ( v) pada kolomjawaban sesual dengan pilihan Bapak/lbu)

·.···.. Xi Ii?, ••••• iTjd~k.:.... i" .. r.,·ii I··•••·• ri .• i ...•.. ' ··ii ........ I ..... "",nan ......

1- Mandl

2. Memasak

3. Mencllcl

f--.4. Jarnban

----

Page 58: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

KUISIONER PENELITIAN 49

6. Menurut BapaklIbu/Sdr. Faktor-faktor apa yang mendorong warga masyarakatTepian Sungai Ciliwung mell1anfaatkan sungai dalall1 memenuhi kehidupansehari-hari ?

-_. --

No. ALASAN PEMANFAATAN KRITERIA PEMANFAATAN

(Bcrilah tanda cheklist ( v) pada kolomsesuai i pilihan Bapakllbu)

1"'Sefuju•.••••.••••",-' .•.<••• ".,,;,,." .•.•I ..... .....', ,,"J' /R~du-ragu

1. Tidak perlu biaya

2. Tanpa mengeluarkan tenaga

3. Tidak berbau karat

4 Tidak memiliki sumur._---

5 Pada waktu musim kemarau

7. Selain dati sungai, sUll1ber suplai kebutuhan air di lingkungan Bapaldlbu/Sdr.diperoleh dari mana?

No, SUMBER SUPLAI KRITERIA PEMANFAATAN

KEBUTUHAN AIR (Berilah tanda cheklist ( v ) pada kolomjawaban sesuai dengan pilihan

Bapakilbu/Sdr,)••••• 1\\ \ .............................. ~~':.,"' .. 1\';;"7"'~ 111~all""

.' '-,'-'~ J'''' ,,,,., .--~~

1. Sumur bor

2, Sumur biasa

3, Ledeng ( PAM)

III. Perscpsi dan sika)) tcntang kcbcl'sihall dan kesehatan lingkungan

8. Menurut Bapak/Ibu/Sdr. apakah kebersillan dan kelestarian lingkungan (termasukstmgai) mempakan tanggtmgjawab semua anggota masyarakat ?

a, setuju b, Tidak setuju c, Ragu-ragu

Page 59: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

KUISIONER PENELITIAN

9. Membllffilg sampah di sllngai merupakan pcrbuatan yffilg tercela ?a. setllju b. Tidak setruu c. Ragu-ragu

50

10. Apakah adat istiadat (kebiasaan) masyarakat di lingkungffi1 Bap~J<!Ibu/Sdr.

melarang membuang sampah ke sungai ?a. Ya b. Tidak

1I. Jika Jawabffil Ya, apakah ada sffilksinya bagi yffi1g melanggar ?a. Ada b. Tidal( ada

12. Jikajawabffi1a. setuju

tidal(, apal(all ffi1da setuju dengffi1 perbuatan tersebut ?b. Tidak setuju c. Ragu-ragu

karunia Ilam yffi1g patut elisyukuri dffil di jaga kebersihffi1 dffi113. Sungai 111erupakankelestariannya?

a. setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu

14. Mengotoria. setuj u

sungai merupakan perbuatan yang melanggar norma~norma agal1la ?b. Tidak setuju c. Ragu-ragu

15. Lingklll1gffil rusak dan tercemar (termasuk di dalamnya sungai) sffilgatmembahayakrU) kehiclupan manusia ?a. setuju b. Tidak setruu c. Ragu-ragu

16. Menurut ffilda apakall kelestariffi1 lingktmgffil (termasuk sungai) mempakan

tanggungjawab semua anggota masyarakat ?

a. setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu

J7. Lingkungffil rusak dffi1 tercemar (temlasuk eli dalamnya sungai) sangat

membahayal(ffi1 kehidupffi1 mffimsia ?

a. setuju b. Tidak setuju c. Ragu-ragu

Page 60: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

KUISIONER PENEUTIAN

18. Menuru! Bapak/lbu/Sdr. keadaan tersebut di atas, disebabkan oleh :

No. FAKTOR PENYEBAB KRITERIA PENILAIAN

(Berilah tanda cheklist ( v ) pada kolom

, I jawaban sesuai ; pi'lihan Bapak/lbu)

f'-1 M",,"' mom"""",

.s~WH!··· •••·•• •••• ;,.;"U.t"CCLi···· .... ,;,,;,.••~...I .... 'i it?' i i.' t·,:,,,,, ,,,,,

sampah

I sembarangan

t-;i Terlalu banya k hutan yang

ditebang

3. Pemerintah tidak peduii terhadap Ikelestarian lingkungan

4. Terlalu banyak Iimbah industri

dan kendaraan bermotor

5. Penggunaan racun yang

berlebihan

f---

6. Manusia terlalu mementingkan

dirinya sendiri

..

7. Manusia sudah melupakan

tuntunan ajaran agama

8. Lain-iain : . . ..... " .. ,. ..... .. n ••

................ .......................... ....

51

Page 61: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

KUISIONER PENELITIAN

19. Untllk mengatasai hal tersehut sehaiknya dilakukan hal-hal sehagai herikut :

No. ALTERNATIF KRITERIA PENILAIAN

PEMECAHAN MASALAH (Berilah tanda cheklist ( V) pada kalam

L1NGKUNGAN jawaban sesllai dengan pilihan Bapakllbu)

Setuju> ,~~i.;;......

""-"'~'. ·7.,c~J

1. Gatang royang masyarakat

ditingkatkan

-,",-_.-_.

2, Masyarakat yang sembarangan

membllangsampah didenda

0 Peratllran tentang pengelalaanv,

lingkungan hidup dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya

4. Terlalll banyak limbah industri Idan kendaraan bermatar

,5, Penggllnaan Obatan-abatan

beracun dibatasi

--6, Pendidikan agama ditingkatkan

.

7, Lain-lain: .................................

..... " ...... ............ ......... , .........

. .. ...... ............ ...... . ,.... .

52

Page 62: . v/'7 F(lj) p LAPORAN HASIL PENELITIANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28508/1/AMIR... · (Studi Kasus PendudukTepian Sungai Ciliwung ... dalam kehidupan

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA

53

I. lelentitas Responelen .a. Namab. DOlllisili

c. Penelielikan terakhir

2. Menurllt Bapak/lbul Sallelara bagailllana konelisi sungai sekarang ini?

3. Menurut Sauelara siapakah yang harlls bertanggllngjawabterhadapkelestarian elan kebersihan lingkllngan (tennasllk slmgai) ?

4. Bagaimana pula pemanfaatan air SUl1gai Ciliwung di lingkungan Bapak/lbu ? .

5. Untuk Illewluudkan lingkungan yang bersih eli l11asyarakat, hal-hal apa yang perludilakllkan ? . . . .

1111 aktivitas6. Apakab selmnalingkungan anda? .

Jika belul11, faktor apa yang l11enyebabkannya ?

tersebut berjalan di

7.kelestarirul

Bagail11ana peranrul tokoh l11asyarakat dalam mewujudkanlingkungan?