digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI...

184
UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Pendidikan Ekonomi Oleh ANA DHAOUD DAROIN S991208029 PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI...

Page 1: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN

KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Magister Pendidikan Ekonomi

Oleh

ANA DHAOUD DAROIN

S991208029

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

i

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul “Upaya Pengembangan UMKM Handycraft Kayu

Jati Di Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan Kasiman Kabupaten

Bojonegoro” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat,

serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain

untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis

digunakan sebagaimana acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti

terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima

sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas

No.17 tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs

UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu

semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan

publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Magister

Pendidikan Ekonomi PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal

ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Magister Pendidikan Ekonomi. Apabila

saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya

bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, Februari 2015

Ana Dhaoud Daroin

NIM. S9912080029

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

iv

MOTTO

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal

kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang

beriman."

(QS. Al-Imran ayat 139)

Sesungguhnya setiap kesulitan itu ada kemudahan

(Q.S Al-Insyirah: 6)

Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya

didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya

(Abraham Lincoln)

Pendidikan bukan saja mencerdaskan, tetapi pendidikan adalah eskalator sosial ekonomi

(Anies Baswedan)

Hanya karena kaki kita menginjak tanah, bukan berarti kita tidak bisa menggapai langit

(Peneliti)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

v

PERSEMBAHAN

Teriring berjuta rasa syukur kehadirat Allah

Subhanahu Wa Ta’la, atas limpahan nikmat yang

diberikan-Nya, dengan untaian sayang yang

berselimutkan cinta kasih, tesis ini teruntuk:

Ibu Anis Sa’adah dan Bapak Ali Achmadi

atas segala doa dan pengorbanannya.

Semua saudara dan keluarga yang selalu

memberi dukungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

vi

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala bentuk

nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian tesis ini. Sholawat

dan salam peneliti hanturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagai

teladan bagi seluruh umat. Tesis ini ditulis untuk memenuhi persyaratan mencapai

derajat Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari

berbagai pihak.Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Direktur Pascasarjana dan para Asisten Direktur Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Dekan dan para Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Trisno Martono, selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

pengarahan dan ijin dalam penyusunan tesis ini.

4. Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd., selaku pembimbing pertama yang telah

memberikan ijin dan meluangkan waktu serta penuh kesabaran memberikan

bimbingan, petunjuk dan arahan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat

diselesaikan dengan baik.

5. Dr. Susilaningsih, M.Bus., selaku pembimbing kedua yang telah bersedia

meluangkan waktu serta penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk

dan arahan sangat berharga sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

vii

6. Tim penguji yang telah memberikan masukan yang sangat berharga sehingga

tesis ini dapat diselesaikan dengan baik

7. Disperindag, Dinas koperasi dan UMKM dan para pelaku UMKM di Dusun

Bandar yang telah memberikan ijin dan data penelitian.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Magister Pendidikan Ekonomi UNS te Uwi, Manik2,

Kiki, Meyta, Ida, mas Wiwin, mas Ridwan, teman sajak, Bowo, Taufik, Adel,

Bu Sri W, Bu Sri Set, Bu Puji, Bu Endang, Bu Nurul, Bu Win, Bu Siti, Pak

Prapto, Pak Toyib, Pak Yo, Pak Dwi, Pak Akhirul, Mas Adi, dan Pak Bin dan

semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan dan dukungan kepada peneliti.

9. Aning, Maya, Sahabat Inspirasi Bojonegoro sahabat-sahabat terbaik.

10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

memberi dukungan moral dan materiil sehingga saya dapat menyelesaikan

studi ini dengan baik dan tepat waktu.

Akhirnya dengan menyadari terbatasnya kemampuan yang ada pada diri

peneliti, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti

harapkan.Semoga hasil dari tesis ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya

maupun bagi pembaca umumnya.

Surakarta, Februari 2015

Peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iii

MOTTO ....................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ....................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

ABSTRAK .................................................................................................. xiii

ABSTRACT ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 11

1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ......................... 11

a. Definisi UMKM ................................................................ 11

b. Masalah UMKM ................................................................ 15

2. Upaya Pengembangan UMKM ............................................... 20

a. Manajemen Produksi ......................................................... 22

1) Peningkatan Kualitas produk ............................................. 24

2) Inovasi Produk ................................................................... 29

b. Manajemen Pemasaran ...................................................... 32

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

ix

1) Kekuatan Merek (Branding strategy) ................................. 32

2) Pemasaran kota (City of Marketing) ................................... 34

3) Pemasaran Melalui Internet (Online Marketing) ................. 38

3. Pendapatan Masyarakat ............................................................. 41

B. Penelitian yang Relevan............................................................... 45

C. Kerangka Berfikir ........................................................................ 50

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu ...................................................................... 55

1. Tempat Penelitian .................................................................. 55

2. Waktu Penelitian .................................................................... 55

B. Jenis Penelitian ............................................................................ 56

C. Data dan Sumber Data ................................................................. 56

D. Teknik Sampling ......................................................................... 57

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 57

F. Pengecekan Keabsahan Data........................................................ 58

G. Teknik Analisis Data ................................................................... 59

H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 63

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 63

2. Produk UMKM Handycraft Kayu Jati ..................................... 64

B. Deskripsi Temuan Penelitian......................................................... 67

1. Upaya Pengembangan UMKM Aspek Produksi. ..................... 67

2. Upaya Pengembangan UMKM Aspek Pemasaran ................... 72

3. Temuan Tambahan ................................................................ 90

C. Pembahasan .................................................................................. 95

1. Upaya Pengembangan UMKM Aspek Produksi ...................... 95

2. Upaya pengembangan UMKM Aspek Pemasaran ................... 100

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

x

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI dan SARAN

A. Kesimpulan................................................................................... 110

B Implikasi ....................................................................................... 112

1. Implikasi Teoretis ................................................................... 112

2. Implikasi Praktis ..................................................................... 113

3. Implementasi Dalam Bidang Pendidikan ................................. 114

C. Saran ............................................................................................ 115

1 Kepada Peneliti Lain ................................................................ 115

2. Kepada Pemerintah ................................................................. 115

3. Kepada Pelaku UMKM ........................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 118

LAMPIRAN ................................................................................................ 119

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Jumlah Unit Usaha Per Subsektor Industri Pengolahan Kabupaten

Bojonegoro tahun 2008-2013 ................................................................. 4

2. Definisi & Kriteria UMKM ..................................................................... 12

3. Fitur Dalam Internet ................................................................................ 40

4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 53

5. Data Peneriman Bantuan Alat Berdasarkan Kelompok Usaha Bersama .. 68

6. Daftar Nama Peserta Pameran Hari Koperasi ke 65 ................................. 72

7. Daftar Nama Peserta Pameran Hari Koperasi ke 66 ................................. 73

8. Daftar Nama Peserta Pameran Hari Koperasi ke 67 ................................. 74

9. Daftar Nama Peserta Pameran Hut RI ke 66 ............................................ 75

10. Daftar Nama Peserta Studi Banding di Tulungagung ............................... 77

11. Daftar Nama Peserta Studi Banding diYogyakarta .................................. 78

12. Jumlah Peserta Program Bojonegoro Wood Fair Tahun 2010-2011 ......... 80

13. Rekapitulasi Omzet Penjualan Informan .................................................. 85

14. Daftar Kode dan Nama Informan ............................................................ 85

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berfikir Upaya Pengembangan UMKM Aspek Produksi ............ 52

2. Kerangka Berfikir Upaya Pengembangan UMKM Aspek Pemasaran ......... 54

3. Model Teknik Analisis Interaktif ................................................................. 60

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman Wawancara ................................................................................. 120

2. Pedoman Observasi ..................................................................................... 125

3. Lembar Validasi Pedoman Wawancara ....................................................... 126

4. Lembar Validasai Pedoman Observasi ........................................................ 127

5. Transkrip Wawancara ................................................................................. 128

6. Catatan Lapangan........................................................................................ 140

7. Daftar Nama dan Kode Informan ................................................................ 157

8. Trianggulasi Sumber ................................................................................... 158

9. Trianggulasi Metode ................................................................................... 161

10. Foto Kegiatan............................................................................................ 163

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

xiv

ABSTRAK

Ana Dhaoud Daroin. S991208029. Upaya Pengembangan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) Handycraft Kayu Jati Di Dusun Bandar Desa

Batokan Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro. Tesis. Pembimbing 1:

Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd., Pembimbing 2 : Dr.Susilaningsih, M.Bus., Program

Studi Pendidikan Ekonomi, Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Agustus 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Upaya pengembangan

UMKM handycraft kayu Jati di Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan

Kasiman Kabupaten Bojonegoro dari aspek produksi untuk meningkatkan

pendapatan masyarakat; (2) Upaya pengembangan UMKM handycraft kayu Jati

di Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro dari

aspek pemasaran untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis

kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan

snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara,

observasi dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan

trianggulasi sumber dan metode. Teknik analisis data menggunakan model

analisis interaktif. Tahap analisis data dimulai dengan pengumpulan data, reduksi

data, penyajian data, dan penyimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam upaya untuk

mengembangankan UMKM handycraft kayu jati. Penelitian ini menyimpulkan

bahwa: (1) Upaya pengembangan dari aspek produksi adalah pemberian bantuan

alat produksi oleh pemerintah dan melakukan inovasi produk; (2) Upaya

pengembangan dari aspek pemasaran adalah pengadaan pameran, kegiatan studi

banding, pengadaan kegiatan wood fair dan melakukan pemasaran melalui

internet. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa rata-rata persentase

kenaikan omzet pelaku UMKM terbesar terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar

4,01%, sedangkan rata-rata persentase kenaikan terendah terjadi pada tahun 2011

yaitu sebesar 0,81%, sehingga ditarik kesimpulan bahwa upaya pengembangan

yang paling strategis telah diterapkan di tahun 2013. Pada tahun 2013 upaya

pengembangan yang telah dilakukan adalah inovasi produk, pameran, wood fair

dan pemasaran melalui internet.

Kata kunci: pendapatan masyarakat, inovasi produk, produksi, pemasaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

xv

ABSTRACT

Ana Dhaoud Daroin. S991208029. The Effort to Growth Teak Wood

Handycraft’s MSMEs in Bandar, Batokan Village Kasiman District

Bojonegoro Regency. Thesis. Advisor 1: Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd., Advisor 2:

Dr.Susilaningsih, M.Bus., Master Degree of Economic Department . Sebelas

Maret University Surakarta, August 2014.

The objectives of this research are to describe: (1) the development efforts

of micro-, small-, and medium-scale enterprises of teakwood handicraft in Bandar

sub-village, Batokan village, Kasiman sub-district, Bojonegoro regency through

the aspect of production to increase the community income; and (2) the

development efforts of micro-, small-, and medium-scale enterprises of teakwood

handicraft in Bandar sub-village, Batokan village, Kasiman sub-district,

Bojonegoro regency through the aspect of marketing to increase the community

income.

This research used the descriptive research method with the qualitative

phenomonology approach.The samples of research were taken by using the

purposive and snowball sampling techniques.The data of research were gathered

through in-depth interview, observation, and documentation. They were validated

by using source triangulation and method triangulation. The data were analyzed

by using the interactive model of analysis comprising four components, namely:

data gathering, data reduction, data display, and conclusion drawing.

The results of research show that there are six development efforts of

micro-, small-, and medium-scale enterprises of teakwood handicraft in Bandar

sub-village, Batokan village, Kasiman sub-district, Bojonegoro. This research

conclude that: (1) In term of production aspect, the efforts include granting

production aids by the government and conducting product innovations; and (2)

In term of marketing, they include holding exhibitions, conducting comparative

studies, conducting wood fair activities, and marketing the products through

internet. The result of observation shows that the highest turnover average

achieved by the micro-, small-, and medium-enterprises took place in 2013, that

is, 4.01%, whereas the lowest turnover average persisted in 2011, that is, 0.81%.

Therefore, a conclusion can be drawn that the most strategic development efforts

were applied in 2013. The efforts included product innovations, exhibitions,

wood fair, and product marketing through internet.

Keywords: community income, product inovation, production, and marketing.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Strategi pembangunan sektor industri menjadi pijakan sebuah negara untuk

mengembangkan tingkat perekonomian negaranya. Iklim kebijakan sektor industri

yang kondusif mampu menciptakan efek ganda seperti adanya akumulasi modal,

nilai tambah dan yang paling penting adalah penyerapan tenaga kerja yang akan

mengurangi tingkat pengangguran. Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) sendiri dalam masyarakat sangat luas. UMKM sebagai penggerak

ekonomi kerakyatan, merupakan pondasi ekonomi sosialis. Gerakan ekonomi

yang berasal dari bawah ini diyakini lebih mampu bertahan terhadap goncangan

krisis dibanding usaha besar.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti strategis dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil

menengah Syarief Hasan menyatakan pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) di seluruh Indonesia pada 2013 mencapai dua juta UMKM.

Jumlah UMKM saat ini mencapai 55,2 juta yang tersebar di seluruh Indonesia

dengan kontribusi ke pertumbuhan ekonomi dalam negeri mencapai 60 persen,

sebagaimana dinyatakan Supriyatna (2013: 2). Dalam beberapa krisis ekonomi,

UMKM menjadi sumber ketahanan yang handal bagi perekonomian Indonesia.

UMKM juga mampu menciptakan pemerataan ekonomi. Kontribusi UMKM yang

besar dalam menopang kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,

menjadi alasan yang rasional mengapa sektor UMKM perlu mendapat perhatian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

2

khusus dari pemerintah. Komitmen dan dukungan pemerintah mutlak dibutuhkan

untuk memperbaiki iklim usaha dalam negeri, kepastian hukum, pemangkasan

ekonomi biaya tinggi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang maksimal.

Integrasi pasar global, menghadapkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) pada persaingan global pula. Seiring dengan hal tersebut berbagai

ancaman dan peluang global juga terbuka. Tantangan yang akan dihadapi UMKM

juga akan semakin meningkat. Indonesia saat ini menghadapi realitas yang tak

terhindarkan, berupa serbuan produk asing ke pasar lokal. Mulai dari buah-buahan

dan produk pertanian lainnya, makanan olahan, tekstil, garmen, bahkan sampai

mainan anak. UMKM Indonesia diharuskan bersaing dengan koleganya dari

berbagai negara lain, tanpa proteksi dan dukungan yang memadai.

Globalisasi menjadi tantangan terbesar yang dihadapi oleh UMKM saat

ini. Batas masing masing negara yang hampir tidak ada menjadikan dunia tanpa

batas (borderless). Barang dan jasa yang memiliki kualitas tinggi atau harga yang

murah akan dengan mudah diterima oleh pasar, dengan demikian kunci utama

globalisasi adalah persaingan. UMKM yang mampu bersaing akan mampu

bertahan, sehingga kebijakan dan strategi pengembangan daya saing harus

dilakukan untuk meningkatkan daya saing para pelaku UMKM.

Peningkatan peran UMKM dalam perekonomian nasional telah dilakukan

secara gencar oleh pemerintah, yang direalisasikan antara lain dengan

dikeluarkannya Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi melalui Instruksi

Presiden RI No.3 tahun 2006, yang menegaskan pentingnya pemberdayaan

UMKM khususnya dalam hal peningkatan akses UMKM kepada sumber daya

finansial. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

3

kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional, maka pemberdayaan

tersebut perlu dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, dan

masyarakat secara menyeluruh dan berkesinambungan (UU No.20 tahun 2008).

Undang-undang no 20 tahun 2008 menjadi acuan pemberdayaan UMKM,

dalam Undang-undang tersebut terdapat dua pokok bahasan yaitu penumbuhan

iklim usaha dan pengembangan usaha UMKM. Dalam upaya penumbuhan iklim

usaha UMKM memuat delapan sisi pengaturan dan kebijakan yang meliputi: (1)

pendanaan; (2) sarana dan prasarana; (3) informasi usaha; (4) kemitraan; (5)

perizinan usaha; (6) kesempatan berusaha; (7) promosi dagang; (8) dukungan

kelembagaan. Dalam bidang pengembangan usaha UMKM baik pemerintah

daerah maupun pemerintah pusat hendaknya memberikan fasilitas dalam empat

bidang yaitu: (1) produksi dan pengolahan; (2) pemasaran; (3) sumber daya

manusia; (4) desain dan teknologi.

Peran UMKM bagi perkembangan perekonomian menjangkau seluruh

daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro

merupakan salah satu kabupaten berpotensi di Jawa Timur. Menyimpan 20%

cadangan minyak nasional, Kabupaten Bojonegoro telah membuat efek

pengganda (multiplier effect) yang besar terhadap pembangunan Bojonegoro

sebagai kota industri migas, hal ini sebagaimana disampaikan oleh Kasubag

Program dan Laporan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)

Kabupaten Bojonegoro tahun 2013. Hal ini memberikan perkembangan positif

terhadap UMKM. Tercatat jumlah UMKM di kota Bojonegoro naik, terutama di

wilayah yang terdapat kantor cabang tambang minyak dan gas sebagaimana

tercantum dalam tabel 1 berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

4

Tabel 1 Data Jumlah Unit Usaha Per Subsektor Industri Pengolahan Kabupaten

Bojonegoro Tahun 2008- 2013

Sumber: Arsip Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro

tahun 2014

Sejalan dengan pertumbuhan positif jumlah UMKM di Kabupaten

Bojonegoro, masalah yang menyertai para pelaku UMKM juga semakin

kompleks. Masalah UMKM pada umumnya berkutat pada empat pilar manajemen

yaitu manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran, manajemen

produksi dan manajemen permodalan.

Para pelaku UMKM handycraft kayu jati di Dusun Bandar Desa Batokan

Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro mengalami berbagai permasalahan,

baik masalah dalam manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen

keuangan maupun manajemen sumber daya manusia. Permasalahan yang muncul

dalam bidang manajemen keuangan masalah kekurangan modal bagi pengrajin.

Para pengrajin rata-rata tidak mempunyai jaminan jika harus meminjam modal

pada bank atau koperasi. Masalah lain yang muncul dalam manajemen keuangan

adalah pelaku UMKM belum mampu mengelola keuangan usaha. Pendapatan dari

hasil penjualan tidak dipisahkan dengan uang belanja kebutuhan sehari-hari.

Pengrajin juga belum mempunyai catatan arus kas (cashflow) meskipun bersifat

sederhana.

no Sub sektor Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Makanan, minuman dan tembakau 12,094 12,616 13,189 12,368 12,188 12,149

2. Tekstil, kulit dan alas kaki 477 774 779 1,080 1,198 1,337

3. Barang dari kayu dan hasil hutan 832 974 955 1,268 1,461 1,506

4. Kertas dan barang cetakan 10 11 7 13 14 14

5. Pupuk kimia dan barang dari karet 124 120 74 72 72 72

6. Semen dan barang dari galian bukan

logam

1,626 1,053 1,284 1,392 1,428 1,545

7. Alat angkutan mesin dan logam elektro

462 535 624 688 708 821

8. Barang lainnya 6,316 6,850 6,417 6,823 6,984 7,020

Jumlah 21,941 22,933 23,329 23,704 24,053 24,464

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

5

Masalah yang muncul dalam bidang manajemen produksi adalah adanya

perbedaan kualitas barang. Apabila dari showroom ada banyak pesanan dengan

deadline yang telah ditentukan, para pengrajin dengan tenaga kerja yang ada tidak

bisa memenuhi pesanan tersebut. Hal ini disebabkan terbatasnya kapasitas

produksi pengrajin karena keterbatasan jumlah tenaga kerja. Para pengrajin akan

meminta bantuan ke para pengrajin lainnya, dengan membeli dari pengrajin lain

untuk barang dengan jenis yang sama. Para pengrajin juga tidak mampu untuk

menambah jumlah tenaga kerja, karena keterbatasan modal. Dapat dirangkum

bahwa dalam bidang manajemen produksi terdapat permasalahan kekurangan

tenaga kerja dan perbedaan kualitas produk.

Dalam bidang manajemen pemasaran masalah yang dihadapi pelaku

UMKM merupakan yang paling kompleks. Para pelaku UMKM belum melakukan

perluasan jaringan pemasaran secara maksimal, hal ini terbukti dari belum adanya

pemanfaatan pemasaran melalui internet (e-marketing). Masalah lain yang muncul

dalam bidang pemasaran adalah adanya klaim produk. Seperti dituturkan oleh

pemilik showroom di lokasi industri yang melayani adanya order guci bertuliskan

made in Sabah. Seperti diketahui Sabah adalah salah satu nama kota di negara

Malaysia. Proteksi produk yang rendah membuat klaim produk hasil kerajinan

milik pengrajin Desa Bandar menjadi produk hasil Sabah Malaysia.

Permasalahan dalam bidang manajemen sumber daya manusia adalah

tidak adanya program pengembangan sumberdaya manusia dari asosiasi.

Keberadaan asosiasi belum dirasakan manfaatnya oleh para pelaku UMKM.

Lebih lanjut para tokoh adat di Dusun Bandar menyampaikan, bahwa masyarakat

cenderung individualis, yang mengarah pada skeptis. Hal ini menjadi masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

6

sosial yang menimbulkan masalah lain. Jika permasalahan-permasalahan dalam

berbagai bidang manajemen tersebut tidak diberikan solusi secara tepat, maka

akan semakin berkembang dan menimbulkan masalah lain. Namun, jika masalah-

masalah tersebut dapat diberikan solusi akan mendorong peningkatan kapasitas

produksi, kualitas produk, peningkatan akses pemasaran, yang pada akhirnya akan

meningkatan pendapatan para pelaku UMKM.

Dewasa ini Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dicanangkan akan

dilakukan di tahun 2015, memaksa seluruh negara untuk bersiap menyambut.

MEA dipandang sebagai peluang peningkatan pendapatan negara. Perbaikan

infrastruktur, peningkatan kapasitas produksi barang dan jasa, serta perluasan

pasar, menjadi peluang peningkatan pendapatan negara dalam menyongsong era

MEA. UMKM juga harus menjaga dan meningkatkan daya saing sebagai industri

kreatif dan inovatif, meningkatkan standar, desain dan kualitas produk agar

mampu bersaing dengan pelaku UMKM negara lain. Pada tataran pemerintah

peraturan perundangan daerah dan kebijakan yang berpihak pada para pelaku

UMKM, mutlak diperlukan. Pemerintah seharusnya berpihak pada kebijakan pro

pertumbuhan (pro growth).

Penguatan forum sentra atau klaster untuk UMKM dapat dilakukan

dengan pengembangan produk unggulan daerah melalui One Village One Product

(OVOP), kemudian memfasilitasi penguatan teknologi baik untuk produksi

maupun pemasaran. Konsep OVOP bisa meningkatkan kompetensi tingkat

daerah, memaksimalkan pelaku usaha agar lebih kreatif dan inovatif dalam

mengembangkan UMKM. Kabupaten Bojonegoro sebagai penghasil handycraft

kayu jati mempunyai persediaan bahan baku jati yang cukup, sehingga Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

7

Bojonegoro dapat mengembangkan produk unggulan daerah dan menjadi bagian

dari program OVOP.

Berbagai masalah yang dihadapi oleh UMKM handycraft kayu jati, jika

mampu diatasi akan memberikan manfaat yang besar bagi para pelaku dan

pemerintah daerah Kabupaten Bojonegoro. Peningkatan kapasitas produksi,

peningkatan mutu barang dan pemasaran menjadi bagian yang penting untuk

dikembangkan dalam menyongsong MEA. Penambahan kapasitas, peningkatan

kualitas produksi, dan perluasan pasar akan meningkatkan omzet penjualan, yang

berarti perluasan pasar. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan pelaku UMKM

yang berarti kesejahteraan pelaku UMKM juga meningkat.

Mencermati uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian agar dapat

mendeskripsikan secara detail masalah-masalah yang menyertai perkembangan

UMKM handycraft kayu jati di Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan

Kasiman Kabupaten Bojonegoro. Penelitian dilakukan untuk mencari solusi upaya

pengembangan demi peningkatan pendapatan masyarakat. Penelitian dilakukan

dari prespektif manajemen produksi dan pemasaran, karena setelah dicermati

masalah pokok yang harus segera diselesaikan pada UMKM handycraft kayu jati

adalah masalah pada manajemen produksi dan pemasaran. Oleh karena itu

penelitian tentang Upaya Pengembangan UMKM Handycraft Kayu Jati di Dusun

Bandar Desa Batokan Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro dirasa perlu

untuk dilakukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

8

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dirumuskan masalah penelitian se-

bagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan UMKM handycraft kayu Jati di Dusun Bandar

Desa Batokan Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro dari aspek produksi

untuk peningkatan pendapatan masyarakat?

2. Bagaimana mengembangkan UMKM handycraft kayu Jati di Dusun Bandar

Desa Batokan Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro dari aspek

pemasaran untuk peningkatan pendapatan masyarakat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai

dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Upaya pengembangan UMKM handycraft kayu Jati di Dusun Bandar Desa

Batokan Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro dari aspek produksi

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

2. Upaya pengembangan UMKM handycraft kayu Jati di Dusun Bandar Desa

Batokan Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro dari aspek pemasaran

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan

dalam manajemen produksi dan pemasaran terutama mengenai upaya

pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pelaku UMKM

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pelaku

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan

kapasitas produksi, peningkatan daya saing sebagai industri kreatif serta

perluasan pasar handycraft kayu jati.

b. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Bojonegoro

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam

pengambilan keputusan dan kebijakan mengenai upaya pengembangan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Kabupaten

Bojonegoro.

c. Bagi pendidikan

1). Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperluas gerakan

kewirausahaan bagi remaja pelaku UMKM di Dusun Bandar Desa

Batokan melalui pelatihan pengembangan UMKM.

2) Pada pendidikan formal untuk sekolah menengah tingkat pertama dan

sekolah menengah lanjut melalui pengembangan muatan lokal

kewirausahaan di sekolah masing-masing.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

10

d. Bagi peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai pendukung bahan ajar pada perguruan

tinggi mata kuliah kewirausahaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

a. Definisi UMKM

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat didefinisikan sebagai

bentuk kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil atau menengah dan

memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan

sebagaimana diatur dalam undang-undang. Definisi UMKM umumnya dibedakan

berdasarkan besarnya modal, jumlah penjualan atau besarnya omzet, serta

banyaknya tenaga kerja. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Kobylanski

(2011: 57) yang menyatakan bahwa small and medium-sized buusiness

organizations are usually implementing marketing actions only on a small scale.

Organizational limitations and constraints are causing them to be very simple,

intuitive and not coordinated. (Organisasi usaha kecil dan menengah biasanya

mengimplementasi aksi pemasaran dalam skala kecil. Kendala dan batasan dalam

organisasi membuat mereka sangat sederhana, spontan dan tidak terkoordinasi).

Dalam menjalankan kegiatan ekonomi, UMKM mengacu pada asas-asas

yaitu: (1) asas kekeluargaan; (2) asas demokrasi ekonomi; (3) asas kebersamaan;

(4) asas efisiensi berkeadilan; (5) asas berkelanjutan; (6) asas berwawasan

lingkungan; (7) asas kemandirian; (8) asas keseimbangan kemajuan; (9) asas

kesatuan ekonomi nasional.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

12

Definisi usaha kecil dan menengah dipaparkan secara detil pada tabel 2.

Tabel 2 Definisi dan Kriteria UKM

Organisasi Jenis Usaha Kriteria

Biro Pusat

Statistik (BPS)

Usaha Kecil Pekerja 5 – 19 orang

Usaha Menengah Pekerja 20 – 99 orang

Bank Indonesia (BI)

Usaha Mikro (SK Dir BI No

31/24/KEP/ DIR

Tgl 5 Mei 1998)

Usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau

mendekati miskin

Dimiliki oleh keluarga sumber daya lokal dan

teknologi sederhana

Lapangan usaha mudah untuk exit dan entry

Usaha Menengah

(SK Dir BI No

30/45/Dir/ UK tgl 5 Januari 1997)

Aset < Rp 5 M untuk industri

Aset < Rp 600 juta diluar tanah & bangunan

Omzet tahunan < Rp 3 M

Bank Dunia Usaha Kecil Jumlah karyawan < 30 orang

Pendapatan setahun < $ 3 juta

Usaha Menengah Jumlah karyawan maksimal 300 org

Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta

Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta

Kementerian

Koperasi dan

UKM (Undang-undang

No. 20 tahun

2008)

Usaha Kecil

Kekayaan Bersih (tidak termasuk tanah &

bangunan) Lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan

paling banyak Rp. 500 juta

Hasil Penjualan Tahunan (Omset/tahun) Lebih

dari Rp.300 juta sampai dengan paling banyak Rp. 2,5 Milyar

Usaha Menengah

Kekayaan Bersih (tidak termasuk tanah &

bangunan) Lebih dari Rp. 500 juta sampai

dengan paling banyak Rp. 10 Milyar

Hasil Penjualan Tahunan (Omset/tahun) Lebih

dari Rp. 2,5 Milyar sampai dengan paling banyak Rp. 50 Milyar

Sumber : Bank Indonesia (diolah)

Sebagai acuan utama pengertian UKM pada kajian ini mengacu pada

Undang-undang UKM Nomor 20 Tahun 2008, yaitu:

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Kriteria Usaha Mikro

adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

13

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Kriteria usaha kecil

adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah)

Definisi ini agak berbeda dengan yang dikemukakan oleh Primiana (2009: 11)

yang mendefinisikan usaha kecil sebagai berikut:

1. Pengembangan empat kegiatan ekonomi utama (core business) yang

menjadi motor penggerak pembangunan, yaitu agribisnis, industri

manufaktur, sumber daya manusia (SDM), dan bisnis kelautan.

2. Pengembangan kawasan andalan, untuk dapat mempercepat pemulihan

perekonomian melalui pendekatan wilayah atau daerah, yaitu dengan

pemilihan wilayah atau daerah untuk mewadahi program prioritas dan

pengembangan sektor-sektor dan potensi.

3. Peningkatan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

14

Dari definisi di atas dapat dirangkum bahwa di dalam usaha kecil ada dua hal

yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Pemusatan kepemilikan dan pengawasan di tangan seseorang atau

beberapa orang.

2. Terbatasnya pemisahan dalam perusahaan.

3. Jumlah kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah)

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha

Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang no 20 tahun 2008. Kriteria Usaha

Menengah adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Jenis usaha UMKM di Indonesia terdiri dari: (1) pertanian dan yang terkait

dengan pertanian (agribisnis), (2) pertambangan rakyat dan penggalian; (3)

industri kecil dan kerajinan rumah tangga; (4) listrik non-PLN, (5) konstruksi; (6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

15

perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan jasa komunikasi; (7) angkutan dan

komunikasi; (8) lembaga keuangan; dan (9) real estate dan persewaan

b. Masalah UMKM

Jumlah UMKM di Indonesia yang mencapai 55,2 juta unit ternyata juga

diimbangi kompleksitas masalahnya. Tingkat sumberdaya yang masih rendah,

penguasaan teknologi yang masih rendah, perluasan pemasaran serta permodalan

adalah beberapa masalah UMKM yang sering dijumpai. Hamid (2010: 34)

menyatakan bahwa ada dua faktor yang menjadi permasalahan UMKM yaitu (1)

faktor internal : merupakan masalah klasik dari UKM yaitu lemah dalam segi

permodalan dan segi manajerial (kemampuan manajemen, produksi, pemasaran

dan sumber daya manusia); (2) faktor eksternal: merupakan masalah yang muncul

dari pihak pengembang dan pembina UKM, misalnya solusi yang diberikan tidak

tepat sasaran, tidak adanya monitoring dan program yang tumpang tindih antar

institusi. Hal ini sejalan dengan hasil kajian Sriyana (2010: 5) diperoleh beberapa

masalah yang dihadapi oleh UMKM antara lain: (1) pemasaran, (2) modal dan

pendanaan, (3) inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi, (4) pemakaian

bahan baku, (5) peralatan produksi, (6) penyerapan dan pemberdayaan tenaga

kerja, (7) rencana pengembangan usaha, dan (8) kesiapan menghadapi tantangan

lingkungan eksternal. Lebih lanjut Osotimehin, Jegede, Akinlabi dan Olajide

(2012: 176) menyatakan bahwa masalah masalah UMKM meliputi:

1) Lack of competent management which is the consequence of inability of

owners to employ the services of experts.

2) Use of obsolete equipment and methods of production because of owner’s inability to access new technology.

3) Excessive competition which resulted from sales which is a consequence of

poor finance to cope with increased competition in the industry. yang artinya

a) Kurangnya manajemen yang kompeten menjadi konsekuensi

ketidakmampuan pemilik untuk mempekerjakan tenaga ahli

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

16

b) Menggunakan peralatan dan metode produksi yang kuno karena

ketidakmampuan pemilik dalam menggunakan teknologi baru

c) Kompetisi tinggi yang dihasilkan dari penjualan merupakan konsekuensi dari lemahnya keuangan untuk menaikkan kompetisi di industri

Berdasarkan dua pendapat tentang permasalahan yang dikemukakan di atas, dapat

dirangkum bahwa dalam pengembangan UMKM terdapat masalah sebagai berikut

meliputi: 1) terbatasnya modal dan akses kepada sumber dan pelaku lembaga

keuangan; 2) masih rendahnya kualitas SDM pelaku usaha; 3) kemampuan

pemasaran yang terbatas; 4) akses informasi usaha rendah; 5) belum terjalin

dengan baik kemitraan saling menguntungkan antar pelaku usaha (UMKM, usaha

besar dan BUMN).

Menurut Kraja (2013: 83)

Despite the initiative to face challenges, SMEs, managers or owner-

managers have to spend more time with management, strategies, because

this will help to understand the current situation and to make safe steps

towards the future. Managers have to be aware of what they are doing.

Manajer atau pemilik usaha mikro kecil dan menengah harus menghabiskan banyak

waktu untuk mengatur, membuat strategi karena akan membantu memahami kondisi riil

saat ini dan membuat langkah-langkah ke depan. Manajer harus mengetahui resiko dari

apa yang dilakukan.

Dari permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka dapat

dikatakan bahwa permasalahan pokok UMKM adalah masih minimnya

manajemen organisasi para pelaku UMKM, yang meliputi:

1. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah suatu proses manajemen yang meliputi

kegiatan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan

pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Bagaimana produk tersebut

dipasarkan, bagaimana cara memasarkan produk, apa media yang akan digunakan

untuk memasarkan produk, dimana produk tersebut akan dipasarkan, siapa yang

akan memasarkan produk, apa upaya yang dilakukan untuk mengadakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

17

perluasan pasar adalah bagian dari kegiatan yang terdapat dalam manajemen

pemasaran.

Manajemen pemasaran merupakan proses yang melipui perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Mengenai pentingnya konsep pemasaran bagi kemajuan

suatu perusahaan/usaha, Kotler berpendapat “konsep pemasaran menyatakan

bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada

para pesaing dalam memadukan kegaiatan pemasaran guna menetapkan dan

memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran” (1997:17). Dari pendapat

tersebut dapat dirangkum bahwa manajemen pemasaran mutlak diperlukan oleh

perusahaan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, dengan

cara menjadi lebih efektif dari perusahaan pesaing. Manajemen pemasaran mutlak

diperlukan bagi pelaku bisnis UMKM handycraft kayu jati untuk mencapai tujuan

mencapai nilai kepuasan pelanggan, perluasan pasar sasaran dan keinginan untuk

menjadi lebih efektif dari kompetitor.

2. Manajemen Keuangan

Cara mengelola modal, cara mendapatkan modal, alokasi penggunaan

modal, perhitungan cash flow dan pemisahan dengan dana pribadi pemilik. Laba

yang diinginkan, belanja barang dan perhitungan produksi, gaji karyawan adalah

hal-hal yang termasuk dalam manajemen keuangan. Penelitian mengenai

permasalahan UMKM yang dilakukan oleh Ahmad (2012: 221) menyatakan

bahwa

The results show that the difficulties in obtaining financial support, bureaucracy, lack

of credit options and unfriendly business environment are the main problems and

constraints faced by the analysed MSMEs. Other important problems include unfriendly business environment, inadequate government support, unpredictable

policy changes, and lack of training. These barriers vary according to the field of

activity of the enterprises.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

18

(hasil penelitian menunjukan bahwa kesulitan mendapatkan dukungan keuangan,

birokrasi, kurangnya fasilitas kredit dan lingkungan bisnis yang tidak bersahabat

adalah permasalahan utama dan terpaksa dihadapi oleh peneliti UMKM. Masalah yang penting lainya adalah lingkungan bisnis yang kurang bersahabat, kurangnya

dukungan dari pemerintah, perubahan kebijakan pemerintah yang tidak bisa diprediksi

dan kurangnya pelatihan. Berbagai permasalahan ini sangat bergantung pada kegiatan

yang dilakukan oleh para pelaku UMKM).

Sejalan dengan hasil penelitian di atas bahwa salah satu masalah yang ditemukan

pada pelaku UMKM adalah masalah keuangan, kekurangan fasilitas kredit. Dalam

mengatasi masalah keuangan, diperlukan suatu sistem manajemen. Sistem

manajemen keuangan berfungsi untuk mengatur, merencanakan, dan

mengevaluasi bagaimana kinerja perusahaan dalam aspek keuangan. Manajemen

keuangan diperlukan bagi setiap organisasi perusahaan, termasuk bagi pelaku

usaha handycraft kayu jati di Dusun Bandar untuk mengelola keuangan dan

memaksimalkan keuntungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Harmono (2009: 40)

bahwa tujuan manajemen keuangan perusahaan adalah memaksimalkan nilai

kekayaan para pemegang saham (pemilik). Nilai kekayaan dapat dilihat melalui

perkembangan harga saham (common stock) perusahaan di pasar.

perusahaan dapat mengetahui kondisi keuangan dengan melakukan manajemen

keuangan, merencanakan berapa laba yang dapat dihasilkan, serta melakukan

evaluasi apabila terjadi penurunan pendapatan karena berkurangnya penjualan

perusahaan.

3. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia meliputi cara mengelola tenaga kerja,

jumlah, keahlian yang dibutuhkan, tingkat pendidikan, serta tingkat penguasaan

teknologi. Salah satu komponen penting dalam manajemen sumber daya manusia

adalah adanya diferensiasi pelayanan dengan pesaing, sebagaimana dikemukakan

Kotler (1997: 86) jika produk fisik tidak mudah dideferensiasi, kunci keberhasilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

19

dalam persaingan sering terletak pada penambahan pelayanan yang menambah

nilai serta meningkatkan kualitasnya. Dalam kaitannya dengan pengembangan

UMKM handycraft kayu jati Dusun Bandar, pada proses pemasaran, penjualan

produk, produksi maupun pengelolaan UMKM, manajemen sumber daya manusia

mutlak diperlukan. Lebih lanjut Kotler (1997: 93) menyatakan perusahaan dapat

memperoleh keunggulan kompetitif yang kuat dengan mempekerjakan dan

melatih orang-orang yang lebih baik daripada pesaing mereka. Personil yang

terlatih lebih baik menunjukkan enam karakteristik yaitu kemampuan, kesopanan,

kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap dan komunikasi. Dari pendapat

tersebut dapat dirangkum bahwa suatu perusahaan dapat menjadi lebih maju dari

pesaingnya, apabila memiliki sumberdaya manusia yang bagus, sumberdaya disini

berarti kualitas pemilik dan tenaga kerjanya meliputi enam karaketristik tersebut.

4. Manajemen Produksi

Manajemen produksi adalah cara agar suatu organisasi perusahaan mampu

menghasilkan barang atau jasa. Manajemen produksi meliputi: penyedian bahan

baku, pembelian bahan baku, penyediaan alat produksi, cara melakukan produksi,

pemilihan produk yang akan dihasilkan, spesifikasi produk dan ciri atau

keunggulan produk dibandingkan produk lain yang sejenis. Menurut pendapat

Lind dalam Chip (2012: 150)

.....According to Lind (2005) SMEs in developing countries are often competing in price,

thus, they do not focus on adding value to products and services.

(.... berdasarkan pendapat Lind (2005) UMKM di negara yang sedang

berkembang lebih sering bersaing dalam harga. Para pelaku UMKM ini tidak

fokus pada penambahan kualitas produk dan jasa mereka). Permasalahan ini

merupakan masalah dalam bidang produksi, dimana seharusnya para pelaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

20

UMKM lebih fokus terhadap peningkatan kualitas produk dan jasa mereka.

Dalam proses pelaksanaan manajemen produksi, kaitannya dengan aspek produksi

usaha mikro kecil dan menengah, salah satunya melalui proses inovasi dan

peningkatan kualitas produk.

Menurut Bakar, Kamariah dan Hadi (2012: 808) ... Several studies attempt

at connecting innovation to SMEs indicates that they have played important role

economically and technologically despite their resource constraints. (...beberapa

studi berusaha untuk mengaitkan inovasi dengan UMKM yang mengindikasikan

inovasi memainkan peranan yang sangat penting dalam ekonomi dan teknologi

meskipun mereka kekurangan sumberdaya.

Dalam UMKM handycraft kayu jati, manajemen produksi diperlukan untuk

peningkatan kualitas produksi, dengan pengembangan jumlah alat produksi,

menjaga mutu/standar produk, dan melakukan inovasi produk, sehingga kualitas

produksi dapat ditingkatkan.

4. Upaya Pengembangan UMKM

Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh UMKM menjadi kesempatan

dalam mengembangkan UMKM. Strategi-strategi pengembangan UMKM dalam

mengatasi permasalahan tentang UMKM meliputi: (1) penyediaan modal dan

akses kepada sumber dan lembaga keuangan; (2) meningkatkan kualitas dan

kapasitas kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM); (3) meningkatkan

kemampuan pemasaran UMKM; (4) meningkatkan akses informasi usaha bagi

UMKM; (5) menjalin kemitraan yang saling menguntungkan antar pelaku usaha

(UMKM, Usaha Besar dan BUMN).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

21

Menurut Kumar (2011: 132) bahwa under the shifting economic scenario’s

has both demanding and opportunities before them. The business can contend on

cost, quality and products at household and international level only if ideal

investment in equipment production process, R & D and marketing are made.

(berdasarkan skenario ekonomi yang terus berubah baik dari segi permintaan atau

peluang sebelumnya. Bisnis dapat bersaing dalam hal harga, kualitas dan produk

dalam rumah tangga dan hanya pada level internasional jika investasi dalam

peralatan produksi, penelitian dan pengembangan pemasaran dilakukan).

Dalam bidang permodalan, selain mengoptimalkan program-program

permodalan yang diberikan pemerintah dan perbankan, maka peran lembaga-

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) seperti koperasi, Baitul Mal wa Tanwil (BMT)

juga perlu dioptimalkan untuk mendorong penguatan UMKM. Berbagai hasil

studi menunjukkan bahwa LKM merupakan instrumen yang berperan penting

untuk menanggulangi kemiskinan. Kaplan dalam Salam (2008: 117) menyatakan

bahwa keberadaan LKM berdampak positif bagi masyarakat terutama dalam

meningkatkan bisnis dan taraf hidup nasabah, keluarga, dan kelompok masyarakat

di sekitar nasabah. Penelitian Consultative Group to Assist the Poorest

(CGAP,2010) yang menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga di dua puluh

empat negara mengalami perkembangan pesat berkat keberadaan LKM.

Dari pendapat di atas maka dapat dirangkum bahwa upaya pengembangan

UMKM dapat dilakukan dengan cara perbaikan kualitas produk, pemberdayaan

LKM seperti koperasi, BMT dan perluasan pasar dengan menjalin kemitraan yang

saling menguntungkan antara pelaku usaha.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

22

Lebih lanjut Kanter dalam Tamba (2004: 65) mengungkapkan bahwa para

pemain kunci di pasar global yaitu kelompok masyarakat yang memiliki kekayaan

intangible asset 3 C, yaitu (1) concept, (2) competence dan (3) connection. Saat

ini, seringkali intangible asset 3C seperti yang diungkapkan oleh Kanter di atas

tidak ada yang dimiliki oleh pelaku UMKM. Hal ini mengakibatkan tidak akan

ada keadilan apabila dalam domain pasar yang sama para pemilik intangible asset

3C diadu bersaing dengan industri kecil yang hanya bermodalkan semangat hidup.

Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, maka mayoritas pelaku usaha yang

merupakan sektor UMKM harus dipersiapkan secara matang baik dari sisi usaha

maupun dari sisi mental pelaku jiwa usaha.

Upaya pengembangan UMKM dapat dilakukan dengan berlandaskan pada

empat pilar manajemen yaitu pengembangan aspek manajemen produksi,

manajemen keuangan, manajemen sumberdaya manusia serta manajemen

pemasaran. Berdasarkan rumusan permasalahan maka hanya pada upaya

pengembangan aspek manajemen produksi dan manajemen pemasaran yang akan

di kaji lebih dalam.

a. Manajemen Produksi

Dalam menghasilkan produk barang maupun jasa yang mampu bersaing di

pasar, diperlukan manajemen perusahaan yang baik. Manajemen perusahaan

dibagi menjadi manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia,

manajemen pemasaran dan manajemen produksi. Suatu perusahaan yang dituntut

memiliki produksi yang continue, artinya perusahaan tersebut harus memiliki

daya saing di pasar, jika tidak perusahaan tersebut tidak menempatkan konsep

produksi secara sesungguhnya. Karena organisasi produksi memiliki konsep yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

23

berhubungan dengan pencarian bahan baku, pengolahan bahan-bahan baku, dan

akhirnya pada pencapaian nilai-nilai ekonomis yang dimaksud.

Kumar dan Suresh (2008: 37) menyatakan bahwa

Production management is a process of planning, organizing, directing and

controlling the activities of the production function. It combines and

transforms various resources used in the production subsystem of the

organization into value added product in a controlled manner as per the

policies of the organization.

(Manajemen produksi adalah proses merencanakan, pengorganisasian,

pengarahan dan aktivitas aktivitas dari fungsi produksi. Manajemen produksi

menggabungkan dan menstanformasikan berbagai sumber daya yang

digunakan dalam sub sistem produksi dari organisasi ke dalam nilai tambah

suatu produk dalam sebuah pengawasan seperti kebijakan dalam suatu

organisasi)

Chib (2012:152 ) menyatakan bahwa

“Several factors including inefficient management contribute to the high cost

of production which stands as a stumbling block before the entrepreneurs. People

face technology obsolescence due to non-adoption or slow adoption to changing

technology which is a major factor of high cost of production.”

(“beberapa faktor yang termasuk inefisiensi manajemen memperbesar

ekonomi biaya tinggi-high cost economy yang dapat menjadi rintangan sebelum

melakukan wirausaha. Pandangan orang terhadap teknologi yang kuno seharusnya

tidak di tiru atau di adopsi secara perlahan dalam merubah teknologi yang

merupakan faktor utama dalam menimbulkan ekonomi biaya tinggi dalam proses

produksi.”

Tujuan dari manajemen produksi adalah untuk menghasilkan barang dan jasa

dengan kualitas yang baik dan jumlah yang tepat pada waktu yang tepat dan biaya

produksi yang pas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

24

1) Kualitas yang baik

Kualitas produk ditetapkan berdasarkan pada kebutuhan pelanggan. Kualitas

produk ditentukan oleh biaya produksi, karakteristik dan teknik yang sesuai

dengan permintaan.

2) Jumlah yang tepat

Organisasi produksi seharusnya menghasilkan produk dalam jumlah yang

tepat. Jika organisasi produksi kebihan permintaan akan terjadi kelebihan produk

(excess demand) dan jika jumlah yang diproduksi terlalu sedikit, maka akan

terjadi kekurangan produk (excess supply).

3) Waktu yang tepat

Waktu adalah salah satu tolak ukur yang paling penting untuk menentukan

keefektifan bidang produksi. Jadi, bagian produksi harus membuat pemanfaatan

optimal dari sumberdaya yang ada agar tercapai tujuan produksi di waktu yang

tepat.

4) Biaya produksi yang tepat

Biaya produksi ditetapkan sebelum produk benar-benar diproduksi.

Perusahaan hendaknya menghasilkan produk sebelum menetapkan biaya,

sehingga menghasilkan variasi antara standar biaya dan biaya sebenarnya.

1) Peningkatan Kualitas Produk

Kualitas ditentukan oleh pelanggan, pelanggan menginginkan produk dan

jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga

tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut (Scherkenbach, 2000: 33).

Perusahaan yang menghasilkan produk barang maupun jasa yang

dipasarkan mempunyai standar kualitas tertentu. Standar kualitas tersebut dibuat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

25

agar mampu bersaing di pasar. Kumar dan Suresh (2008:59) menyatakan bahwa

... to survive in a competitive business environment, goods and services produced

by a firm should have the minimum required quality. Extra quality means extra

cost. So, the level of quality should be decided in relation to other factors such

that the product is well absorbed in the market. (Agar dapat bersaing dalam suatu

bisnis, barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan harus mempunyai standar

minimum kualitas. Penambahan kualitas berarti penambahan biaya. Tingkat

kualitas ditentukan dengan mengkaitkannya dengan faktor-faktor lain, sehingga

produk mampu bersaing di pasar).

Menurut Daryanto (2012: 21) Ada tiga alasan kualitas merupakan sesuatu

yang penting yaitu: (1) reputasi perusahaan, (2) keandalan produk dan (3)

keterlibatan produk. Perusahaan yang sudah mempunyai nama di pasar

mempunyai standar kualitas yang tinggi karena standar kualitas tersebut

menggambarkan reputasi perusahaan di mata konsumen. Peningkatan pendapatan

perusahaan dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas. Jika kualitas produk

tersebut dinilai baik oleh konsumen, maka penjualan akan naik dan pendapatan

perusahaan meningkat. Kualitas produk juga dapat menciptakan keandalan

produk. Kualitas diukur berdasarkan seberapa dekat produk tersebut dengan

standar maksimal yang ditetetapkan. Penetapan standar dilakukan berdasarkan

kebutuhan konsumen, yang umumnya di dahului oleh riset pasar.

American Society For Quality (ASQ, 2011) dalam Heizer dan Render,

(2006: 253) menyatakan bahwa “Quality is the totality of features and

characteristic of a product or service that bears on it’s ability to satisfy stated or

implied need.”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

26

(kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik dari sebuah produk atau jasa

yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang

tersembunyi). Hal ini berbeda dengan pendapat Daryanto (2012: 24) yang

mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan atau melebihi kebutuhan konsumen

akan penggunaan produk.

Dari dua definisi tersebut dapat dirangkum bahwa kualitas adalah suatu

standar yang ditentukan untuk mengukur produk barang dan jasa dibandingkan

dengan produk lain yang sejenis. Dale (2003:4) menyatakan bahwa “Definisi

kualitas berdasarkan konteksnya perlu dibedakan atas dasar:organisasi, kejadian,

produk, pelayanan, proses, orang, hasil, kegiatan, dan komunikasi.” Pengertian

kualitas mencakup: kualitas produk (product), kualitas biaya (cost), kualitas

penyajian (delivery), kualitas keselamatan (safety), dan kualitas moral (morale)

atau sering disingkat menjadi P-C-D-S-M”.

Ada empat kategori biaya kualitas yang disebut cost of quality yang

berkaitan dengan pengertian kualitas menurut biaya yaitu sebagai berikut:

a. Biaya pencegahan (Preventation cost)

Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

mencegah terjadinya kerusakan produk. Biaya pencegahan timbul untuk

meminimumkan apraissal cost dan failure cost. Biaya pencegahan yang

dikeluarkan oleh perusahaan secara kumulatif lebih menguntungkan bagi

perusahaan bila dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan apabila terjadi

kerusakan produk.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

27

b. Biaya penilaian (Appraisal cost)

Appraisal cost adalah adalah biaya yang dikaitkan dengan evaluasi produk,

proses, komponen dan jasa, untuk menemukan produk yang mungkin rusak atau

cacat. contoh: biaya percobaan, laboratorium, dan pengujian.

c. Internal failure

Internal failure adalah biaya yang diakibatkan proses produksi yang

menyebabkan kerusakan sebelum dikirim ke konsumen, contoh: rework, scrap,

dan downtime.

d. External failure

External failure atau biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang timbul

karena faktor diluar perusahaan, yang mungkin akibat tindakan yang dilakukan

oleh konsumen. contoh: retur, biaya sosial.

Berdasarkan perspektif kualitas, Garvin dalam Harner (2002: 226 )

mengembangkan dimensi kualitas kedalam tujuh dimensi yang dapat digunakan

sebagai perencanaan strategis terutama bagi perusahaan yang menghasilkan

barang. Ketujuh dimensi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kinerja (Peformance) - hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu

barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan

dalam membeli barang tersebut, (kekuatan/keutamaan dari produk).

Ciri-ciri atau keistimewaan - karakteristik sekunder atau pelengkap

performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan

pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

28

2. Keandalan (Reliability) - Hal ini yang berkaitan dengan probabilitas atau

kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali

digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

3. Kesesuaian (Conformance), hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian

terhadap spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan

pelanggan.

4. Daya tahan (Durability) yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran

daya tahan atau masa pakai barang.

5. Pelayanan (Service ability), berkaitan dengan penanganan pelayanan purna

jual, seperti penanganan keluhan yang ditujukan oleh pelanggan.

6. Estetika (Aesthetics), merupakan karakteristik yang bersifat subyektif

mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan

refleksi dari preferensi individual.

7. Kualitas yang di persepsikan (Perceived quality), berkaitan dengan perasaan

pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang

berkualitas.

Dalam kaitannya dengan pengembangan UMKM, produk yang dihasilkan

harus mempunyai kedelapan syarat tersebut, agar dapat diterima oleh pasar.

Masalah kinerja, keandalan estetika, kesesuaian, daya tahan, pelayanan serta

kualitas yang dipersepsikan merupakan gabungan dari berbagai proses manajemen

pengelolaan UMKM. Seperti masalah kinerja merupakan manajemen produksi,

daya tahan merupakan bagian dari manajemen pemasaran sedangkan pelayanan

merupakan bagian dari manajemen sumber daya manusia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

29

Kualitas merupakan hal yang penting tidak hanya untuk memudahkan

penjualan barang dan jasa dalam perusahaan, namun lebih dari itu produk yang

berkualitas akan menarik minat pelanggan untuk membeli lagi kepada perusahaan

tersebut. Kualitas produk yang dijual suatu perusahaan akan meningkatkan

loyalitas pelanggan. Perusahaan yang menghasilkan produk barang maupun jasa

yang dipasarkan mempunyai standar kualitas tertentu agar mudah dikenali dan

menjadi ciri perusahaan tersebut. Lebih lanjut dapat dirangkum bahwa kualitas

tidak hanya pada kualitas fisik dari produk yang dijual oleh perusahaan, kualitas

meliputi lima hal yaitu kualitas produk (product), kualitas biaya (cost), kualitas

penyajian (delivery), kualitas keselamatan (safety), dan kualitas moral (morale).

Kualitas produk yang baik akan memberikan nilai kepuasan bagi pelanggan,

mempermudah pemasaran dan pembangunan jaringan.

2) Inovasi Produk

1. Definisi Inovasi

Ahmed dan Shepherd (2010: 64) menyatakan bahwa inovasi perusahaan

dapat menghasilkan R&D (Research and Development), produksi serta

pendekatan pemasaran dan akhirnya mengarah kepada komersialisasi inovasi

tersebut. Dapat dikatakan bahwa inovasi adalah proses mewujudkan ide baru,

yang berbeda dengan yang dulu, dengan cara produksi atau dengan membuatnya

menjadi nyata, dimana inovasi termasuk generasi evaluasi, konsep baru dan

implementasi. Inovasi menggunakan metode baru dan berbeda serta teknologi

untuk meningkatkan kualitas biaya atau lebih rendah, untuk memenuhi atau

melampaui target perusahaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

30

Lebih lanjut Ahmed dan Shepherd (2010: 61) menyatakan inovasi tidak

hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi, tetapi juga mencakup sikap

hidup, perilaku, atau gerakan-gerakan menuju proses perubahan di dalam segala

bentuk tata kehidupan masyarakat. Jadi, secara umum, inovasi berarti suatu ide,

produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-

praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan atau

diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu,

yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala

aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu

dan seluruh warga masyaraka tyang bersangkutan. Inovasi dalam proses produksi

dalam industri UMKM dapat diartikan gagasan, ide dan implementasi pada suatu

produk barang atau jasa untuk meningkatkan hasil penjualan.

2. Manfaat Inovasi

Menurut Rogers (2003: 93) inovasi tidak hanya berurusan dengan

pengetahuan baru dan cara-cara baru, tetapi juga dengan nilai-nilai, karena harus

bisa membawa hasil yang lebih baik, sehingga tidak hanya melibatkan iptek baru,

inovasi juga melibatkan cara pandang dan perubahan sosial. Inovasi dapat

memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas hidup manusia melalui penemuan-penemuan baru yang

membantu dalam proses pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

2. Memungkinkan suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan

keuntungan yang dapat diperolehnya.

3. Adanya peningkatan dalam kemampuan mendistribusikan kreativitas kedalam

wadah penciptaan sesuatu hal yang baru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

31

4. Adanya keanekaragaman produk dan jenisnya didalam pasar. Inovasi dapat

ditunjang oleh beberapa faktor pendukung seperti :

(a) Adanya keinginan untuk merubah diri, dari tidak bisa menjadi bisa dan

dari tidak tahu menjadi tahu.

(b) Adanya kebebasan untuk berekspresi.

(c) Adanya pembimbing yang berwawasan luas dan kreatif

(d) Tersedianya sarana dan prasarana.

(e) Kondisi lingkungan yang harmonis, baik lingkungan keluarga, pergaulan,

maupun sekolah.

3. Proses Inovasi

Proses inovasi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu atau

organisasi, mulai dari sadar atau tahu adanya inovasi sampai menerapkan

(implementasi) inovasi. Menurut Jong dan Hartog (2003: 65) inovasi sebagai

suatu proses digambarkan sebagai proses siklus dan berlangsung terus menerus,

meliputi fase kesadaran, penghargaan, adopsi, difusi dan implementasi. Proses

inovasi terdiri atas:

1. Mengeluarkan ide yaitu meliputi pembentukan rancangan teknis dan desain.

2. Resolusi masalah yaitu meliputi mengambil keputusan dan memecah ide

kedalam komponen yang lebih kecil, menentukan prioritas untuk tiap

komponen atau elemen, membagi alternatif masalah, dan menilai desain

alternatif menggunakan kriteria yang telah dipaparkan dalam tahap pertama

fase yang menciptakan penemuan dalam proses inovasi adalah adopsi dan

implementasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

32

Dari uraian tersebut dapat dirangkum bahwa proses inovasi mencakup

kegiatan pengembangan dan implementasi. Pengembangan meliputi desain dan

pengembangan produk dan perencanaan proses inovasi dalam fase inovasi, jadi

fase pengembangan meliputi mengeluarkan ide dan pemecahan masalah,

sedangkan implementasi meliputi kegiatan penerapan desain inovasi yang telah

dibuat atau direncanakan.

b. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran menurut Kotler (2002: 103) adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta

penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi. Dalam penelitian ini, hal yang

berkaitan dengan upaya pengembangan UMKM dalam bidang manajemen

pemasaran meliputi upaya penciptaan kekuatan merek (branding strategy),

pemasaran kota (city of marketing), serta pemasaran melalui internet (online

marketing).

1) Kekuatan Merek (Branding Strategy)

Kekuatan merek atau branding strategy merupakan salah satu unsur dalam

pemasaran. Umumnya merek berupa gabungan kata, desain grafis, logo, gabungan

numerik dan simbol. Merek bukan sekedar permainan kata, namun merek bisa di

intrepretasikan sebagai hal yang berbeda, sebagai logo, hak kepemilikan suatu

produk, ikatan khusus ataupun citra diri.

American Marketing Asosiation (AMA, 2007) mendefinisikan merek sebagai

nama, istilah, simbol, atau desain dan kombinasi, yang dimaksudkan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

33

mengidentifikasikan barang dan jasa dari satu penjual dan membedakannya dari

barang dan jasa dari pesaingnya.

Sejalan dengan AMA, UU merek no 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1

menyatakan bahwa tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-

angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki

daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

Penciptaan merek membentuk serangkaian asosiasi, persepsi kualitas,

jaminan mutu, dan diferensiasi produk. Kapferer (2004: 74) menyatakan bahwa a

map alone is not the underlying territory, yang artinya merek ibarat sebuah peta

yang tidak bisa sendirian menciptakan nilai bagi konsumen. Konsumen tidak

membeli sebuah produk hanya dari merek yang sudah baik saja, pertimbangan

asas manfaat juga menjadi dasar pembelian suatu produk. Oleh sebab itu selain

merek yang sudah baik, produsen harus menerapkan strategi pemasaran yang

tepat, salah satunya dengan mempertimbangkan asas manfaat dan harga yang bisa

mempengaruhi daya beli dan loyalitas konsumen.

Menurut Tjiptono dan Chandra (2008:351) “Memiliki merek dagang terdaftar

dan dilindungi hukum merupakan hal yang esensial dalam berbisnis di era global

saat ini”. Lebih lanjut Tjiptono dan Chandra (2008: 349) menyatakan bahwa

pendaftaran merek memiliki fungsi sebagai: a) alat bukti bagi pemilik yang

berhak atas merek yang didaftarkan; b) dasar penolakan terhadap merek yang

sama keseluruhan atau sama pada pokoknya yang dimohonkan pendaftarannya

oleh pihak lain untuk barang sejenis atau tidak sejenis; dan c) dasar untuk

mencegah pihak lain memakai merek yang sama secara keseluruhan atau

sebagian. Fungsi merek bisa dibedakan menjadi berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

34

i. Proteksi terhadap bentuk plagiasi produk, proteksi hukum.

ii. Penjaminan mutu suatu produk barang atau jasa

iii. Sebagai sarana keunggulan kompetitif

Pada dasarnya merek tidak hanya memberikan manfaat bagi para produsen

yang menghasilkan produk. Bagi konsumen merek juga mempunyai manfaaat

yang besar dalam identifikasi sumber produk barang dan jasa yang

dikonsumsinya. Kaitannya dengan pengembangan UMKM handycfraft kayu jati,

merek membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Merek berfungsi

tidak hanya sebagai identifikasi atau pembeda dengan produk sejenis dari pesaing.

Namun, merek juga dapat berfungsi sebagai proteksi atau perlindungan dari

bentuk plagiasi. Hal yang perlu mendapat perhatian dari para pelaku UMKM dan

perusahaan yang menjalan bisnisnya bahwa merek dapat menimbulkan loyalitas

konsumen. Dapat dirangkum bahwa salah satu cara pengembangan UMKM

adalah dengan memiliki merek, kemudian menggunakan kekuatan merek tersebut

untuk mempengaruhi loyalitas konsumen, melindungi produk dari bentuk plagiasi

dan memperluas jaringan.

2) Pemasaran Kota (City of Marketing)

Industrialisasi tampaknya merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan bagi

manusia. Industri memunculkan dampak yang sangat beragam bagi kehidupan

manusia, baik dampak sosial maupun dampak non sosial seperti pada perubahan

fisik kota, pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Secara sosial, industrialisasi

telah mendorong berbagai perubahan sosial kemasyarakatan. Pemasaran kota (city

of marketing) merupakan keberlanjutan dari konsep goverment to bussiness

enteprise, yaitu pelibatan peran aktif pemerintah dalam wirausaha. Peran aktif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

35

disini dapat diartikan sebagai perencanaan kota, upaya menarik investor dan tata

letak serta citra kota wirausaha. Pemasaran kota merupakan salah satu inovasi

dalam manajemen pemasaran yang menawarkan kenyamanan dan suasana yang

berbeda dari pemasaran perusahaan.

Menurut Bakar, Kamariah dan Hadi (2012: 808) ....in addition, micro,

small and medium enterprises have proven to be more likely to report their

entrance into new markets, increased market share and providing improved

flexibility of production and service of innovation. (...usaha mikro kecil dan

menengah harus membuktikan agar lebih diminati dan menjadi jalan memasuki

pasar baru, menaikkan pemasaran dan menyediakan barang dan jasa yang

fleksibel dan inovatif)

Pemasaran kota melibatkan peran pemerintah aktif dan juga masyarakat.

Menjadi alat implementasi pemasaran kota yang efektif, mendorong partisipasi

masyarakat untuk menarik investor. Pembuatan tata letak, citra, serta infrastruktur

kota yang nyaman merupakan bentuk khusus dari kegiatan pemasaran. Jika

pemasaran merupakan salah satu aspek dalam kegiatan perusahaan, maka

pemasaran kota juga merupakan salah satu aspek dalam keseluruhan kebijakan

pemerintah kota karena melibatkan perencanaan kota didalamnya.

Dari aspek lainnya, secara umum Kartajaya dalam Heriyanto (2003: 668)

menyatakan bahwa pemasaran daerah/kota dipandang sebagai perencanaan dan

perancangan suatu daerah/kota agar mampu memenuhi dan memuaskan keinginan

dan harapan “pasar targetnya”. Pasar target ini meliputi tiga pihak, yaitu: a)

penduduk dan masyarakat daerah tersebut, b) turis, pengusaha, investor dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

36

dalam dan luar daerah, dan c) pengembang dan event organizer serta pihak-pihak

lainnya yang membantu meningkatkan daya saing daerah tersebut.

Pemerintah sebagai pemangku kebijakan (stakeholder) mempunyai peran

penting dalam konsep city of marketing. Pemerintahan kota mempunyai tiga

fungsi yaitu: sebagai pemerintah (administration), sebagai pengendali (control),

dan juga sebagai perusahaan (melakukan kegiatan kewirausahaan). Jika

pemasaran dalam suatu perusahaan mengejar keuntungan (profit), maka

pemerintah kota yang menerapkan konsep city of marketing memperjuangkan

kesejahteraan masyarakatnya. Jadi konsep city of marketing atau pemasaran kota

merupakan pendekatan kewirausahaan dengan perencanaan kota yang matang.

Untuk melakukan pemasaran wilayah/kota, lebih lanjut Kartajaya dalam

Heriyanto (2003: 668) menyebutkan ada tiga langkah strategis, yaitu: (1) menjadi

“tuan rumah” yang baik bagi kelompok pasar targetnya, (2) memperlakukan

kelompok pasar target secara semestinya, dan (3) membangun “rumah”

(wilayah/kota) yang nyaman. Dalam melakukan ketiga langkah strategis tersebut,

diperlukan wahana/ruang, serta sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan

pemasaran kota. Pemasaran kota melibatkan tiga pelaku utama yaitu masyarakat

sebagai pelaku UMKM baik pengrajin, kalangan bisnis (investor) dan pemerintah.

Dalam pengembangan konsep city of marketing, pemerintah, masyarakat

dan para pelaku UMKM secara kontinu dapat memperbaiki liveability,

investability, dan visitability daerahnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Kotler

(2002: 72) yang menyatakan bahwa dalam mengembangkan konsep city of

marketing harus memperhatikan hal- hal berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

37

(1) Karakter tempat wilayah

Suatu tempat wilayah memerlukan rencana, rancangan dan upaya pengembangan

yang baik agar dapat meningkatkan daya tarik bagi wisatawan dan investor.

(2) Lingkungan fisik

Lingkungan fisik perlu dikembangkan dan dilengkapi dengan sarana dan

prasarana dasar yang dibutuhkan bagi pemasaran kota.

(3) Ketersediaan layanan

Suatu tempat/wilayah harus menyediakan layanan dasar dengan kualitas yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan publik.

(4) Aspek rekreasi dan hiburan

Suatu tempat atau wilayah memerlukan sekumpulan atraksi atau daya-tarik untuk

menarik wisatawan dalam dan luar negeri serta investor untuk menanamkan

modalnya.

Lebih lanjut Kotler (2002: 88) menyatakan terdapat empat strategi umum

untuk mendorong warga serta menarik wisatawan, pengusaha dan investor ke

wilayah ini dengan: (1) pemasaran citra (image marketing): keunikan dan

kebaikan misal: “Bandung—Paris Van java”, “Jogja—Never Ending Asia”. (2)

pemasaran atraksi/daya tarik (attraction marketing) dapat berupa keindahan

panorama alam, bangunan dan tempat bersejarah dan sejenisnya. (3) pemasaran

prasarana (infrastructure marketing) prasarana sebagai pendukung daya tarik

lingkungan bisnis, seperti: jalan raya, akses transportasi, ketersediaan papan atau

bando kota, jaringan telekomunikasi dan teknologi informasi. (4) pemasaran

penduduk (people marketing) mencakup: keramahan, kemampuan melayani dan

menjual produk, tenaga ahli, kemampuan berwirausaha. Pemasaran wilayah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

38

dalam hal pemasaran citra/pencitraan juga dapat dilakukan dengan dukungan

internet.

3) Pemasaran Melalui Internet (Online Marketing)

Globalisasi telah melewati batas-batas suatu negara, menghubungan suatu

negara dengan negara lain dengan cepat. Seiring dengan globalisasi pemasaran

barang dan jasa juga dituntut untuk lebih praktis dan mudah. Lingkup pemasaran

juga berubah menjadi pemasaran dengan segmentasi pasar internasional.

“Pemasaran internasional meliputi pemasaran domestik, pemasaran ekspor,

pemasaran internasional, pemasaran multinasional dan pemasaran global”.

(Tjiptono dan Chandra, 2008: 706).

Pemasaran dilakukan melalui berbagai hal, yang paling populer saat ini

adalah online marketing. Lingkup pemasaran berkembang pesat yang menuntut

adanya kecepatan distribusi dan kemudahan pembelian suatu produk. Online

marketing disebut juga internet marketing atau e-commerce atau e-marketing

mempunyai persamaan definisi.

Menurut Padyay (2002: 53) bahwa:

E -commerce berarti "melakukan bisnis secara elektronik", yaitu perdagangan

barang, jasa dan keahlian dalam menggunakan komputer yang terhubung satu

sama lain. E -commerce adalah sebuah bentuk dari hubungan bisnis secara

online yang dapat tercipta melalui seluruh prose pembelian dan penjualan,

yang pertama adalah iklan, kemudian kontak pertama antara pembeli dan

penjual, penjualan yang dilakukan , pengiriman produk , pembayaran dan

akhirnya layanan purna jual . E-commerce adalah proses melakukan kegiatan

usaha melalui internet. Ini adalah sebuah filosofi yang menggunakan fitur dari

internet untuk mengubah proses bisnis dan untuk mendapatkan keuntungan

kompetitif .

Lebih lanjut Hisrich, Peter dan Shepherd (2008: 86) menyatakan bahwa

mengembangkan situs e-commerce harus merupakan sebuah keputusan yang

strategis dan didasarkan pada beberapa faktor, yaitu a) produk-produk harus dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

39

dikirim secara ekonomis dengan baik; b) produk tersebut harus menarik banyak

orang dan perusahaan harus siap mengirim produk keluar lokasi geografisnya; c)

operasi-operasi online harus menghasilkan penurunan biaya bila dibandingkan

dengan operasi bangunan saat ini; d) mencerminkan kemampuan perusahaan

untuk menarik pelanggan ke situs webnya secara ekonomis.

Online marketing selain bermanfaat sebagai media informasi berteknologi

tinggi, ternyata juga bisa menambah pendapatan perusahaan. Menurut Pambudi

dalam Tjiptono dan Chandra (2008:699) “ sejauh ini, sumber pemasukan bagi

sebagian besar perusahaan dotcom Indonesia adalah iklan, banner, fee transaksi,

biaya keanggotaan, penjualan berita, jasa e-commerce, web hosting, biaya

berlangganan Internet Service Provider (ISP), transaksi saham, dan komisi

penjualan.”

Online marketing memiliki sejumlah fitur yang memungkinkan

kemudahan dalam berkomunikasi. Di era teknologi seperti saat ini kecepatan

penyebaran informasi melalui sistem internet mutlak diperlukan bagi pebisnis.

Fitur-fitur dalam internet memungkinkan aplikasi yang efektif dalam hal

penyebarluasan informasi secara tepat serta mengumpulkan riset pasar.

Bashar, Ahmad dan Wasiq (2012: 97 ) menyatakan bahwa: “Business

today is being transformed from a transactional relationship to a social

relationship. It is now more critical than ever that succesfull business use

engagement marketing principles to plan for succesfully engaging their their

prospect and customers.”

(Bisnis saat ini telah berubah dari hubungan transaksi tradisional ke hubungan

sosial. Hubungan sosial sekarang ini menjadi lebih penting daripada sebelumnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

40

yaitu menggunakan pendekatan prinsip pemasaran untuk merencanakan

pendekatan yang sukses kepada prospek dan konsumen mereka).

Internet telah mengalami perkembangan yang pesat dalam dekade ini.

Banyak dijumpai perusahaan yang memanfaatkan internet untuk memasarkan

produk dalam pasar global. Internet sebagai salah satu media pemasaran yang

dirasa efektif untuk pasar luar negeri maupun dalam negeri, internet memiliki

beberapa fitur yang sering digunakan. Macam fitur dalam internet dijabarkan

dalam tabel 3.

Tabel 3 Fitur dalam Internet

Fitur Pemakaian

Electronic mail (E-mail) Memungkinkan pemakai untuk mengirim surat

elektronik kemanapun secara global

Usenet Kelompok diksusi, newsgroup, dan electronic

bulletin boards serupa dengan yang ditawarkan jasa

jasa online

Telnet Database, katalog perpustakaan, dan jurnal

elektronik secara online di ratusan perguruan tinggi

dan perpustakaan umum

File transfer protocol (ftp)

atau Hypertext transfer

protocol (http)

Kemampuan mentransfer file dari satu satu komputer

mainframe ke komputer lain

Client server Memungkinkan transfer file dari satu komputer

mainframe ke komputer lain

Gopher Sistem retrieval dokumen yang digunakan untuk

mencari informasi

Wide area information

server

Memungkinkan seseorang untuk menggunakan kata

kunci dalam database spesifik dan memperoleh

informasi full text

Worldwide web (www) Melakukan hal yang sama dengan gopher dan

WAIS, namun mengombinasikan suara, gambar

grafis, video dan hypertext pada suatu halaman.

Sumber:Tjiptono dan Chandra (2008:567)

Internet marketing sering digambarkan sebagai solusi mudah memasarkan

produk dan rendah risiko. Meski menawarkan kemudahan dan efisiensi dalam

pemasaran produk barang maupun jasa, internet marketing juga mempunyai

risiko. Risiko dalam e –commerce menurut Padyay (2002: 53) :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

41

i. Eksternal hacker yang dapat mengacaukan atau mencuri data yang penting

ii. Korupsi yang dilakukan bekas karyawan

iii. Kerentanan sistem komputer karena kurangnya keamanan fisik dan dukungan

manajemen , kelalaian, penyalahgunaan oleh mitra luar

iv. Penyelewengan data yang dikumpulkan secara on-line

v. Penggunaan peralatan jaringan mobile

Pemasaran melalui internet, memang menawarkan berbagai kemudahan dan

manfaat yang besar. Namun, pemasaran melalui internet juga memilki resiko

seperti penyalahgunaan/pencurian data dari pihak kompetitor dan kerusakan

sistem kompetitor. Apabila resiko ini tidak diminimalisir justru akan membuat

jatuhnya nilai produk dimata konsumen. Kaitannya dengan pengembangan

UMKM, bahwa dalah satu masalah UMKM adalah lemahnya hubungan (link)

pemasaran. Hal ini sebagaimana dikemukakan diawal oleh Kanter dalam Tamba

(2004: 51) bahwa para pemain kunci di pasar global yaitu kelompok masyarakat

yang memiliki kekayaan intangible asset 3C, yaitu (1) concept, (2) competence

dan (3) connection. Lingkup pemasaran berkembang pesat yang menuntut adanya

kecepatan distribusi dan kemudahan pembelian suatu produk, online marketing

merupakan salah satu solusinya. Dimana dalam bisnis yang dijalankan melalui

sitem online, pelaku UMKM dibantu oleh internet dalam memasarkan produknya.

Perluasan jaringan dan kemudahan transaksi merupakan ciri pemasaran melalui

sistem online.

3. Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat dapat didefinisikan sebagai seluruh pendapatan

yang diterima orang dalam sutu kurun waktu tertentu. Pendapatan ini dibedakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

42

menjadi pendapatan yang siap dikonsumsi dan pendapatan personal/pribadi.

Pendapatan yang siap dikonsumsi adalah pendapatan personal setelah dikurangi

dengan pajak. Pendapatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya

adalah jenis pekerjaan, demografi, kemajuan perekonommian suatu negara, dan

sebagainya. Indikator besar kecilnya pendapatan suatu masyarakat dapat dilihat

dari tingkat konsumsi dan taraf hidupnya.

Perbedaan antara masyarakat yang sudah mapan dan yang belum mapan

antara negara maju dan negara berkembang bukan hanya terletak dalam atau

dicerminkan oleh perbandingan relatif besar kecilnya Marginal Propensity to

Consume (MPC) dan Marginal Propensity to Saving (MPS), akan tetapi juga

dalam pola konsumsi itu sendiri. Pola konsumsi masyarakat yang belum mapan

biasanya lebih didominasi oleh konsumsi kebutuhan-kebutuhan pokok atau

primer, sedangkan pengeluaran konsumsi masyarakat yang sudah mapan

cenderung lebih banyak teralokasikan ke kebutuhan sekunder atau bahkan tersier.

Menurut teori Keynes dalam Mankiw (2000: 89) bahwa pengeluaran

masyarakat untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan. Semakin tinggi

pendapatan mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat konsumsi, juga

berpengaruh terhadap tabungan karena tabungan merupakan bagian dari

pendapatan yang tidak dikonsumsi.

Pendapatan memainkan peranan yang sangat penting dalam teori

konsumsi. Selain pendapatan, sesungguhnya konsumsi ditentukan juga oleh

faktor-faktor lain yang sangat penting antara lain adalah :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

43

a. Selera

Diantara orang-orang yang berumur sama dan berpendapatan yang sama,

beberapa orang dari mereka mengkonsumsi lebih banyak daripada yang lain. Hal

ini dikarenakan adanya perbedaan sikap dalam penghematan (thrift), bila

masyarakat mengubah sikap mereka maka fungsi konsumsi agregat akan berubah.

Sebagai contoh, bila masyarakat memutuskan untuk mengurangi konsumsi karena

menurunnya selera maka fungsi konsumsi (jangka pendek) akan bergeser

kebawah.

b. Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosial ekonomi misalnya: umur, pendidikan, pekerjaan dan keadaan

keluarga Biasanya pendapatan akan tinggi pada kelompok umur muda dan terus

meninggi dan mencapai puncaknya pada umur pertengahan, dan akhirnya turun

pada kelompok umur tua.

c. Kekayaan

Kekayaan secara eksplisit maupun implisit, sering di masukkan dalam

fungsi konsumsi agregat sebagai faktor yang menentukan konsumsi. Beberapa

ahli ekonomi yang lain memasukkan aktiva lancar sebagai komponen kekayaan

sehingga aktiva lancar memainkan peranan yang penting pula dalam menentukan

konsumsi.

d. Keuntungan atau kerugian kapital

Keuntungan kapital yaitu dengan naiknya hasil bersih dari kapital akan

mendorong tambahnya konsumsi, sebaliknya dengan adanya kerugian kapital

akan mengurangi konsumsi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

44

e. Tingkat Bunga

Ahli-ahli ekonomi klasik menganggap bahwa konsumsi merupakan fungsi

dari tingkat bunga mendorong tabungan dan mengurangi konsumsi. Namun ahli-

ahli ekonomi sesudah klasik ragu-ragu pada dasar teori dan penelitian tersebut.

Mereka berpendapat bahwa dengan naiknya tingkat bunga pendapatan meningkat

dan justru menaikkan konsumsi, jadi berlawanan dengan pendapat klasik.

f. Tabungan

Tabungan memiliki arti yang berbeda, banyak orang yang mengartikan

tabungan sebagai menyimpan uang di bank sedangkan bagi orang lain lagi sebagai

pembelian saham atau sebagai simpanan pada masa pensiun. Hal ini sedikit

berbeda dengan definis yang dikemukakan oleh ekonom tabungan diartikan

sebagai mengurangi konsumsi saat ini (sekarang) demi untuk mengkonsumsi lebih

banyak di masa yang akan datang. Jadi tabungan merupakan bagian penghasilan

yang tidak dikonsumsikan dan ini sangat berguna bagi pertumbuhan ekonomi.

Bagi individu pelaku usaha seperti pelaku UMKM kepemilikan tabungan dapat

berfungsi seperti pemenuhan kebutuhan akan permintaan terhadap uang.

Tabungan dapat difungsikan sebagai alat untuk memenuhi motif berjaga-jaga,

dan prediksi dimasa mendatang. Apabila terjadi perubahan ekonomi, perbahan

iklim usaha dan desakan finansial lainnya, maka pelaku UMKM dapat

memanfaatkan tabungan.

Pendapatan memainkan peranan yang sangat penting dalam teori

konsumsi. Dalam kaitannya dengan pelaku UMKM handycraft kayu jati, bahwa

peningkatan pendapatan masyarakat akan meningkatkan konsumsi . Peningkatan

pendapatan berarti peningkatan kesejahteraan dan kepuasan konsumsi pelaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

45

UMKM. Peningkatan konsumsi disini dapat diartikan penambahan jumlah

konsumsi dari kebutuhan primer, bertambah pada pemenuhan kebutuhan sekunder

dan tersier, bahkan ditambah dengan pemenuhan kebutuhan untuk melakukan

tabungan (saving) dan investasi.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian dan studi sebelumnya yang berkaitan dengan

penelitian ini antara lain :

1. Panggabean (2011) menyimpulkan bahwa UKM dan pengrajin gerabah

sebagian besar masih menggunakan teknologi sederhana Untuk

mengoptimalkan peralatan/teknologi yang diperlukan UKM dan Pengrajin

diperlukan pendidikan dan modal. Selain pendidikan mengoperasionalkan

peralatan/teknologi diperlukan pendidikan bahasa Inggris bagi UKM dan

Pengrajin agar mampu melayani pembeli luar negeri. Keterkaitan antara

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah penelitian ini

membahas tentang manajemen produksi suatu UKM yaitu UKM gerabah.

Peralatan yang digunakan dalam UKM gerabah ini masih sangat

sederhana, hal ini sama dengan kondisi di lingkungan penelitian, UKM

masih menggunakan teknologi yang sederhana, sehingga hasil/ kapasitas

produksi belum bisa maksimal.

2. Tarigan dan Susilo (2008) dalam hasil kajian penelitiannya menyatakan

bahwa, pengusaha/pengrajin perak menghadapi permasalahan yang terkait

dengan terganggunya kegiatan produksi karena adanya kerusakan

bangunan serta prasarana produksi, terganggunya proses produksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

46

menyebabkan berkurangnya jumlah produksi yang berimplikasi pada

kemampuan melayani permintaan, dan penurunan permintaan pada

gilirannya akan mengurangi pendapatan dan berimplikasi pada

kemampuan memenuhi kewajiban finansial.

Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan adalah

penelitian ini membahas tentang kendala pada manajemen produksi yaitu

kerusakan bahan dan alat produksi UMKM perak yang disebabkan oleh

gempa. Kerusakan akibat gempa ini memicu penurunan kapasitas

produksi. Penurunan kapasitas produksi berarti penurunan pendapatan

yang diterima oleh pelaku UMKM, sehingga dampak dari gempa ini

adalah berkurangnya pendapatan pelaku UMKM. Solusi yang ditawarkan

untuk mengatasi masalah penurunan kapassitas produksi dan penurunan

pendapatan tersebut adalah melalui perbaikan infrastruktur dan pembelian

alat baru. Namun, pembelian alat baru memerlukan biaya yang tinggi,

sedangkan keuangan pelaku UMKM masih belum stabil.

3. Agpayong (2010) menyatakan bahwa UMKM di Ghana mengalami

perkembangan yang sangat pesat. Gerakan anti UMKM tidak berlaku di

Ghana. Pada mulanya perusahaan besar dengan jumlah karyawan yang

besar dianggap mampu menjadi penopang perekonomian. Namun melalui

UMKM pemerintah mendapat tambahan pemasukan melalui pajak dan

pengurangan jumlah pengangguran, yang merupakan solusi dari

permasalahan. Pemerintah memberikan dukungan terhadap UMKM di

Ghana, sehingga saat ini UMKM di Ghana memproduksi pada bidang

pertanian, perikanan, dan obat-obatan. Keterkaitan penelitian ini dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

47

penelitian yang dilakukan adalah bahwa dukungan pemerintah mutlak

diperlukan untuk mengatasi masalah yang ada dalam UMKM. Dalam

penelitian ini masalah yang dihadapai oleh pemerintah Ghana belum di

jabarkan secara jelas.

4. Shihabudheen (2013) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada

perubahan yang sangat drastis dalam perkembangan UMKM di India pada

tahun 2006. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemerintah membantu

mendorong pertumbuhan UMKM dengan berbagai cara yaitu penerapan

sistem bar code, menerapkan standar kualitas manajemen, pemberian

bantuan kredit dan finansial, perluasan jaringan pemasaran melalui

pengadaan pameran bagi UMKM, dan pemberian penghargaan bagi

UMKM terbaik. Pemerintah juga melakukan penerapan teknologi pada

UMKM dan pengembangan sistem manajemen. Keterkaitan antara

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah membahas tentang

upaya pengembangan UMKM yang dilakukan oleh pemerintah. Persamaan

penelitian yang dilakukan oleh Shihabudheen dengan penelitian yang

sedang dilakukan adalah terkait solusi yang ditawarkan bahwa upaya

pengembangan UMKM salah satunya dengan melakukan pameran

UMKM. Lebih lanjut Shihabudheen (2013) menyatakan bahwa

Exhibitions for MSMEs: It is the one of the program implemented by the

government of India for the promotion ofMSME units. It is very help to the

MSMEs to expand the reach of their market. (Pameran untuk UMKM: ini

adalah salah satu program yang di implementasikan oleh pemerintah India

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

48

untuk mempromosikan UMKM. Pameran ini sangat membantu UMKM

dalam mengembangkan pasar mereka).

5. Naser (2013) dalam hasil kajianya menyatakan bahwa UMKM

mendominasi 90 % dari total unit industri. Hal ini juga atas dukungan

pemerintah sebagaimana tercantum dalam penelitian tersebut bahwa

“Indian MSMEs are organizing themselves in to clusters. Such clusters

will help the MSMEs for easy access of better technical assistance, to get

innovative ideas and to adopt better marketing methods. As the

government is trying to push the MSMEs forward with number measures

to provide better infrastructural facilities, to ensure adequate and

sufficient funds, the MSMEs sector expect conducive environment in the

future. More support is needed for MSMEs from the government in the

form of priority sector lending, government procurement programme,

credit and performance ratings and marketing support. The policy makers

should focus on to provided possible help to the sector to utilize the

potentials of the sector and to revive the sector to act as back bone of the

country’s economy and propel economic growth. (pp 157-158)

UMKM di India mengorganisir diri mereka sendiri dalam kluster. Seperti

kluster yang akan membantu UMKM untuk kemudahan akses dari bantuan

teknik yang lebih baik. Sebagaimana pemerintah mendorong bantuan

teknis yang lebih baik, untuk mendapatkan ide-ide inovatif dan

mengadopsi metode pemasaran yang lebih baik. Karena pemerintah

sedang mencoba untuk mendorong UMKM ke depan dengan langkah-

langkah besar untuk menyediakan fasilitas infrastruktur yang lebih baik,

untuk memastikan dana yang cukup dan memadai, sektor UMKM

mengharapkan lingkungan yang kondusif di masa depan. Dukungan lebih

lanjut diperlukan untuk UMKM dari pemerintah dalam bentuk pinjaman

sektor prioritas, program pengadaan pemerintah, kredit dan peringkat

kinerja dan dukungan pemasaran. Para pembuat kebijakan harus fokus

untuk menyediakan kemungkinan bantuan untuk sektor ini untuk

memanfaatkan potensi sektor ini dan untuk menghidupkan kembali sektor

untuk bertindak sebagai tulang punggung perekonomian negara dan

mendorong pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan hal tersebut dapat dirangkum bahwa pemerintah India sangat

kooperatif dan fokus akan perumbuhan UMKM di negara mereka, karena

UMKM merupakan tulang punggung perekonomian negara. Dorongan

diberikan salah satunya dalam bentuk perbaikan infrastuktur.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

49

Kaitan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan adalah

bahwa upaya pengembangan yang sedang dilakukukan pada pelaku

UMKM di Dusun Bandar juga melibatkan peran pemerintah, salah satunya

melalui bantuan penyediaan alat produksi bagi pelaku UMKM.

6. Kobylanski (2011) dalam hasil penelitianya menyatakan bahwa untuk

melakukan pengembangan UMKM di Eropa dengan melakukan perubahan

pada orientasi pemasaran. Strategi yang dilakukan adalah integrasi

pemasaran dan orientasi konsumen. Kedua strategi ini dilakukan secara

terus menerus dalam upaya untuk merubah pemasaran terpusat menjadi

pemasaran yang bebas dalam pasar bebas, sehingga masng-masing

UMKM harus cukup kuat untuk memasukinya. Strategi orientasi

konsumen berfokus pada pola konsumsi konsumen. Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa lama usaha tidak menjadi jaminan, UMKM berhasil

mengembangkan usahanya.

7. Kumar dan Sardar (2011) dalam hasil kajiannya menyatakan bahwa

UMKM di India merupakan sumber pendapatan masyarakat yang

menyumbang lebih dari 50% GDP negara India. Selain itu, strategi

bersaing bisnis UMKM yang dilakukan adalah persaingan pada tingkat

harga, kualitas dan penyediaan alat produksi yang mencukupi, membuat

UMKM di India mampu bersaing dalam level internasional.

8. Osotimehin, Jegede, Akinlabi dan Olajide (2012) dalam hasil

penelitiannya mengenai prospek dan kesempatan pengembangan UMKM

di Nigeria, menyatakan bahwa jumlah UMKM di Nigeria mengalami

perkembangan yang pesat. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

50

naiknya pola konsumsi masyarakat, regulasi kebijakan pemerintah, dan

pengembangan strategi pasar melalui promosi, pemasangan iklan dan

menjalin hubungan kemitraan yang baik dengan konsumen.

9. Naser (2013) dalam hasil kajiannya menyatakan bahwa UMKM di India

mampu mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan pendapatan

negara melalui pajak. Peningkatan pengembangan UMKM di India dapat

berhasil dengan baik karena ada dorongan dari pemerintah melalui bantuan

pemasaran serta penyediaan infrastruktur yang baik. Para pelaku UMKM

di India terbagi menjadi beberapa kluster sesuai bidang usaha, hal ini

memudahkan teknis bantuan, koordinasi dan pengembangan inovasi

produk.

10. Bakar, Kamariah dan Hadi (2012) dalam hasil kajiannya menyatakan

bahwa inovasi memegang peranan yang sangat penting. UMKM di Nigeria

dapat bersaing dengan baik hanya karna msing-masing pelaku UMKM

melakukan inovasi. Inovasi pada masing-masing pelaku UMKM akan

membawa dampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi secara

nasional. UMKM di Nigeria mengembangkan usahanya melalui kerjasama

dengan perusahaan besar dan peningkatan jaringan pemasaran.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan maka dapat disusun kerangka

berfikir, yang dijabarkan dalam paragraf berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

51

1. Upaya Pengembangan UMKM Handycraft Kayu Jati Melalui Aspek

Produksi untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

Tujuan dari manajamen produksi adalah menghasilkan barang dan jasa dengan

kualitas yang baik yaitu mempuyai perbedaan dengan produk lain, jumlah

produksi yang tepat, waktu yang tepat dan biaya produksi yang pas. Masalah

produksi yang ada pada UMKM handycraft kayu jati adalah minimnya

penggunaan teknologi, belum mempunyai ciri khusus produk yang

membedakannya dengan produk lain yang sejenis, kuota produksi yang terbatas

menyebabkan tidak terpenuhinya permintaan pasar baik dalam maupun luar

negeri. Masalah keuntungan dari perdagangan (gain from trade) lain yang timbul

adalah kuota produksi UMKM handycraft kayu jati desa Batokan yang tidak

mampu memenuhi permintaan pasar, menyebabkan para pelaku di desa UMKM

mengirim hasil produksinya ke Jepara, hal ini berpengaruh terhadap pendapatan

daerah Kabupaten Bojonegoro.

Upaya pengembangan UMKM dilakukan dengan peningkatan kualitas

produksi, dan menciptakan inovasi produk. Selain itu pelibatan peran pemerintah

dalam penyediaan alat produksi yang sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM

juga perlu untuk dilakukan. Tujuan yang diharapkan melalui upaya ini adalah

meningkatnya pendapatan masyarakat. Adapun indikator peningkatan pendapatan

masyarakat diantaranya adalah naiknya omzet penjualan, konsumsi atau taraf

hidup masyarakat naik, pendapatan perkapita masyarakat naik. Kenaikan taraf

hidup dapat terlihat dari pola konsumsi individu. Semakin tinggi pendapatan maka

pola konsumsi juga akan bergeser. Pada tingkat pendapatan rendah pola konsumsi

individu adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar/pokok/primer saja, sedangkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

52

jika pendapatan individu naik, pemenuhan kebutuhan akan bergeser pada

konsumsi kebutuhan sekunder, tersier bahkan untuk investasi dan tabungan

(saving). Upaya pengembangan UMKM handycraft kayu jati melalui aspek

produksi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dijabarkan dalam gambar 1.

Gambar 1 Kerangka Berfikir Upaya Pengembangan UMKM Aspek Produksi

Tujuan dari manajemen produksi

Masalah-masalah bidang

produksi

Peningkatan pendapatan

masyarakat 1. Kenaikan omzet penjualan

2. Meningkatnya aset/kekayaan

3. Terpenuhinya kebutuhan

sekunder, tersier.

4. ...

Penyediaan alat

produksi Peningkatan kualitas

produksi

Inovasi

produk

....

1.Kualitas yang baik

2. Jumlah yang tepat

3. Waktu yang tepat

4. Biaya produksi yang pas

Upaya pengembangan bidang

produksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

53

2. Upaya Pengembangan UMKM Handycraft Kayu Jati Melalui Aspek

Pemasaran untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

Salah satu UMKM di Bojonegoro yaitu UMKM handycraft kayu jati di

dusun Bandar desa Batokan Kecamatan Kasiman kabupaten Bojonegoro juga

mengalami permasalahan di bidang manajemen pemasaran yaitu masalah

perluasan pasar dan penggunaan e-marketing. Selain itu UMKM handycraft kayu

jati belum memiliki hak cipta made in Indonesia. Hal ini mengakibatkan hasil

UMKM diklaim hasil produksi negara lain di pasar. Upaya pengembangan

dibidang manajemen pemasaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan

merek (branding strategy), konsep pemasaran kota (city of marketing),

penggunaan pemasaran melalui internet (online marketing), dan. Masalah-

masalah tersebut jika dapat teratasi dengan upaya pengembangan yang tepat dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat. Adapun indikator peningkatan pendapatan

masyarakat diantaranya adalah naiknya omzet penjualan, konsumsi atau taraf

hidup masyarakat naik, pendapatan perkapita masyarakat naik. Kenaikan taraf

hidup dapat terlihat dari pola konsumsi individu. Semakin tinggi pendapatan maka

pola konsumsi juga akan bergeser. Pada tingkat pendapatan rendah pola konsumsi

individu adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar/pokok/primer saja, sedangkan

jika pendapatan individu naik, pemenuhan kebutuhan akan bergeser pada

konsumsi kebutuhan sekunder, tersier bahkan untuk investasi dan tabungan

(saving). Upaya pengembangan UMKM handycraft kayu jati melalui aspek

pemasaran untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dijabarkan dalam gambar

2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

54

Gambar 2 Kerangka Berfikir Upaya Pengembangan UMKM Aspek Produksi

pemasaran

Masalah-masalah bidang

pemasaran

Peningkatan pendapatan

masyarakat 1. Kenaikan omzet penjualan

2. Bertambahnya aset

3. Terpenuhinya kebutuhan

sekunder, tersier.

4. ...

Pemasaran

melalui internet Pemasaran kota Pengadaan pameran ....

Upaya pengembangan bidang

pemasaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah pusat industri Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) handycraft kayu jati Dusun Bandar Desa Batokan

Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro. Alasan pemilihan tempat penelitian

tersebut karena terdapat kerajinan kayu jati yang potensial, namun masih kurang

maksimal dari segi pemasaran (marketing) dan segi produktivitas yang masih

rendah.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap. Penelitian ini

dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013 sampai September 2014 Penelitian ini

dilakukan pada sejumlah pengrajin, pemilik showroom, dan dinas-dinas yang

terkait dengan UMKM handycraft di Desa Batokan. Waktu pelaksanaan

penelitian dijelaskan dalam jadwal pelaksanaan penelitian tabel 4

Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tahun 2013 2014

Jenis Kegiatan Okt

Nov

Des

Jan

Feb Maret April Mei Juni Juli Agu

Sep

Pengajuan masalah

Pengajuan Proposal

Perijinan

Pengumpulan Data

Analisis data

Penyusunan

Laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

56

B. Jenis Penelitian

Berdasarkan data yang dikumpulkan, penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif. Berdasarkan tujuannya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

dengan pendekatan fenomenologi, karena menggambarkan tentang suatu gejala

pada masyarakat tertentu. Gejala yang dimaksud adalah upaya pengembangan

UMKM dengan menganalisis masalah untuk kemudian memberikan solusi kepada

pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) handycraft kayu jati di Dusun

Bandar Desa Batokan Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro.

Apabila ditinjau dari metode yang digunakan maka penelitian ini temasuk

dalam penelitian survei karena penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data

dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan). Apabila ditinjau dari waktu

penelitian dilakukan dengan pendekatan cross section yaitu dengan penggunaan

subyek penelitian yang berbeda pada waktu yang sama. Instrumen yang

digunakan berupa lembar wawancara terbuka dengan daftar pertanyaan.

C. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dari wawancara dan observasi kepada Informan. Data sekunder

diperoleh dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

Sumber data pada penelitian ini merupakan data lapangan yang didapat

dari dokumen dan informan. Data yang didapat berupa data pendapat dan

pengalaman pelaku UMKM handycraft kayu jati dalam mengembangkan

usahanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

57

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitan ini adalah non probability

sampling meliputi purposive sampling dan snowball sampling.

1. Purposive sampling

Teknik purposive sampling digunakan untuk mencari data kendala yang

dihadapi dan upaya pengembangan dalam segi produksi dan pemasaran pelaku

Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) handycraft kayu jati, meliputi para

pengrajin, pemilik showroom, pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan,

Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Badan

Pusat Statistik.

2. Snowball sampling

Teknik snowball sampling ditujukan kepada para pengrajin dan pemilik

showroom.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

(1) Observasi

Teknik observasi yang dilakukan merupakan observasi partisipasi aktif.

Peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan informan. Observasi bertujuan untuk

memperoleh data mengenai masalah yang dihadapi oleh pelaku UMKM. Selain

itu, observasi juga bertujuan untuk mengetahui upaya pengembangan yang telah

dilakukan baik dalam bidang produksi maupun pemasaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

58

(2) Analisis Dokumen

Teknik dokumentasi ini dilaksanakan untuk mendapatkan data tambahan,

berupa dokumen tertulis dari waktu yang lampau. Analisis dokumen digunakan

sebagai referensi penambahan data yang diperoleh dari wawancara dan observasi

di lapangan.

(3) Wawancara mendalam (indepth-interview)

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara

mendalam. Wawancara bertujuan untuk mempertajam data dari hasil pengisian

kuisioner, yang dilakukan pada pengumpulan data dengan metode survei. Data

yang diambil berkaitan dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Wawancara

ini dipandu oleh pedoman wawancara, sehingga wawancara menjadi terarah dan

diharapkan akan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan masalah yang dikaji..

Wawancara mendalam dilakukan kepada informan yaitu para pengrajin, pemilik

showroom handycraft kayu jati serta dinas terkait. Wawancara mendalam

dilakukan untuk memperoleh data mengenai masalah yang dihadapi oleh

informan dalam mengembangkan UMKM serta upaya pengembangan yang telah

dilakukan.

Wawancara mendalam juga dilakukan kepada Dinas Perindustrian dan

Perdagangan (Disperindag), dan Dinas Koperasi dan UMKM. Wawancara

dilakukan untuk mendapatkan data mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh

dinas pemerintah dalam mengembangkan UMKM di Kabupaten Bojonegoro,

khususnya UMKM handycraft kayu jati.

F. Pengecekan Keabsahan Data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

59

Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi data.

Triangulasi data dilakukan dengan membandingkan hasil dari pengamatan,

wawancara, dan analisis dokumen. Diharapkan hasil akhir dari analisis mencapai

tingkat mutu dan kevalidan yang tinggi.

Triangulasi data dibedakan menjadi empat jenis yaitu triangulasi sumber,

trianggulasi metode, trianggulasi penyidik atau peneliti, dan trianggulasi teori.

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Triangulasi sumber dilakukan dengan mengumpulkan data dari sumber

yang berbeda dengan teknik yang sama, pada penelitian ini triangulasi sumber

dilakukan dengan melakukan pengecekan kembali data yang diperoleh peneliti

dengan data dari dinas UMKM, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bojonegoro. Triangulasi metode dilakukan dengan

menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

yang sama. Penggunaan triangulasi metode dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan metode observasi partisipatif pasif, wawancara mendalam, dan

dokumentasi untuk sumber data yang sama.

Hasil akhir penelitian kualitatif berupa rumusan informasi. Informasi

tersebut dibandingkan dengan teori yang relevan untuk menghindari bias

individual atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi

teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman sehingga mampu menggali

pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah

diperoleh.

G. Teknik Analisis Data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

60

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

interaktif, yaitu suatu teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga alur

kegiatan (reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan) yang terjadi

secara bersamaan. Proses analisis data melalui model analisis interaktif dijelaskan

oleh gambar 3.

Analisis data pada penelitian kualitatif pada dasarnya telah dimulai pada

saat memasuki latar penelitian bahkan ketika studi pendahuluan dilakukan, tetapi

secara umum dimulai ketika menelaah data.

1. Reduksi data

Reduksi data dapat diartikan mengurangi atau melakukan pemilihan data

yang terkumpul. Reduksi data dilakukan dengan cara membuat penyerderhanaan

atas data yang telah didapatkan. Reduksi data berisi rangkuman yang didapat dari

penelitian di lapangan dari keseluruhan permasalahan yang ingin dikaji dalam

penelitian. Data yang rendah kualitasnya harus digugurkan. Pada proses reduksi

data di pilih dan di telaah.

2. Penyajian data

Pengumpulan Data

Reduksi Data Penarikan

Kesimpulan

Sajian Data

Gambar 3.1. Model Teknik Analisis Interaktif

Sumber : Sugiyono, (2013:338)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

61

Pada tahap penyajian data, data disusun dalam satuan-satuan yang selanjutnya

dikategorisasikan. Setelah dikategorisasikan data kemudian dianalisis. Penyajian

data juga didasari dari trianggulasi data. Trianggulasi data dilakukan untuk

mengecek keabsahan data agar mencapai kevalidan yang tinggi, yaitu dengan

menggunakan trianggulasi sumber dan metode. Trianggulasi data dilakukan

dengan membandingkan hasil dari pengamatan dan analisis dokumen. Data yang

dianalisis berarti data telah ditafsirkan dan diberi makna. Data disajikan dalam

bentuk diagram dan naratif agar lebih mudah untuk dipahami.

3. Penyimpulan

Penyimpulan dan verifikasi dilakukan dengan menggabungkan antara teori

dan data yang didapat peneliti di lapangan. Penarikan kesimpulan dilakukan

setelah memiliki landasan yang kuat.

H. Prosedur Penelitian

Ada empat tahap yang dilakukan oleh peneliti dalam prosedur penelitian ini

mulai dari tahap pendahuluan, pengajuan proposal, tahap pelaksanaan dan terakhir

tahap penyusunan laporan penelitian yang dilakukan.

1. Tahap pendahuluan atau pra lapangan

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi awal dengan cara berbincang-

bincang dengan subyek penelitian mengenai pokok permasalahan yang dihadapi

oleh objek penelitian. Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan peneliti meliputi:

a) Menyusun rancangan penelitian (proposal penelitian)

b) Memilih lapangan penelitian

c) Menyiapkan perlengkapan penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

62

2. Pengajuan proposal

Pengajuan proposal dilakukan setelah peneliti mengetahui gambaran umum

tentang lokasi/subjek yang akan diteliti berdasarkan studi pendahuluan yang telah

dilaksanakan. Fungsi proposal usulan tesis sebagai pedoman dalam melakukan

penelitian.

3. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini penelitian dilakukan dengan menemukan fakta dengan

metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, kemudian

menganalisis, memahami secara intensif akan peristiwa di lapangan. Fakta-fakta

yang terkumpul akan ditulis dalam catatan lapangan (field note) yang berfungsi

untuk mempermudah penyusunan laporan. Pada tahap ini dilakukan teknik

pengumpulan data dan pengecekan keabsahan data. Pada tahap ini data telah

dikelompokkan sehingga data lebih mudah untuk di analisis.

Peristiwa yang diamati, ditanyakan dan diklarifikasi dalam penelitian agar

menjadi suatu fakta yang dapat menjawab fokus penelitian, yaitu upaya

pengembangan UMKM handycraft kayu jati di Dusun Bandar Desa Batokan

Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro ditinjau dari aspek produksi dan

pemasaran.

4. Tahap penyusunan laporan penelitian

Pada tahap penyusunan laporan penelitian, hasil penelitian disusun secara

deskriptif naratif, objektif, logis dan sistematis sesuai dengan pedoman penulisan

tesis yang berlaku di Universitas Sebelas Maret. Data yang telah selesai dianalisis,

pada tahap ini kemudian disusun menjadi laporan penelitian tesis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Secara geografis Kecamatan Kasiman merupakan salah satu kecamatan di

Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Timur. Kecamatan ini teletak di sebelah utara

wilayah Kabupaten Bojonegoro, dengan batas geografis sebagai berikut:

Sebelah utara : batas administrasi Kecamatan Kedewan

Sebelah selatan : batas administrasi Kecamatan Padangan

Sebelah timur : batas administrasi Kecamatan Kalitidu

Sebelah barat : batas administrasi Kabupaten Blora propinsi Jawa Tengah

Luas wilayah Kecamatan Kasiman mencapai 4.200 Ha dengan jumlah penduduk 12.518

jiwa dan terdiri dari 3.229 kepala keluarga. Secara administrasi Kecamatan Kasiman

terdiri dari sepuluh desa dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai

petani dan pengrajin bubut kayu jati. Desa-desa yang terdapat dalam Kecamatan

Kasiman adalah Desa Batokan, Desa Besah, Desa Betet, Desa Kasiman, Desa Ngaglik,

Desa Sambeng, Desa Sekaran, Desa Sidomukti, Desa Tambakmerak, dan Desa

Tembeling.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

64

2. Produk UMKM Handycraft Kayu Jati

Salah satu produk hasil Kecamatan Kasiman yang terkenal adalah handycraft

dengan bahan baku dari kayu jati. Produk ini dihasilkan oleh dua desa yaitu Desa

Batokan dan Sambeng, dengan pusat utama kegiatan di desa Batokan.

a. Prosedur Pembuatan

Secara umum prosedur pembuatan handycraft kayu jati meliputi empat tahapan

proses yaitu:

1) Pemilihan Bahan Baku

Dalam mendapatkan bahan baku dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan

membeli dari penduduk Kecamatan Kedewan dan membeli dari limbah IPKJ atau KPH

Kabupaten Bojonegoro. Pembelian bahan baku dari penduduk Kecamatan Kedewan

dalam bentuk papan dengan harga berkisar Rp 3.000 – Rp 7.000 per potong papan.

Apabila membeli di limbah IPKJ harganya Rp 15.000- Rp 20.000 per potong papan.

Jika membeli bahan baku di KPH tidak dalam bentuk papan kayu, melainkan berupa

kayu glondongan. Perbandingan harga bahan baku dari penduduk kecamatan Kedewan

dengan IPKJ maupun KPH, harga pada IPKJ dan KPH jauh lebih mahal karena harus

ditambah biaya pemotongan menjadi papan. Pemilihan bahan baku disesuaikan dengan

jenis produk yang akan dibuat. Misalkan untuk membuat toples bentuk buah maka yang

diperlukan adalah kayu glondongan. Bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat

tempat minum, tempat perhiasan atau tempat tisu bahan baku yang dibutuhkan adalah

kayu berbentuk lempeng/papan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

65

2) Membuat Pola Produk

Proses membuat pola produk bertujuan untuk membentuk produk yang akan

dihasilkan. Membentuk disini maksudnya adalah proses memotong bahan baku sesuai

ukuran jenis produk yang akan dibuat dan membuat desain produk tersebut. Pembuatan

pola produk dengan teknik menjiplak pola pada bahan baku dengan menggunakan

spidol.

3) Memotong Bahan Baku

Papan yang sudah bergambar pola kemudian dipotong pada mesin gergaji ukir

(jigsaw). Setelah dipotong, proses selanjutnya adalah menghaluskan. Untuk

menghaluskan kayu diperlukan dua jenis amplas, yaitu amplas nomor 140 (amplas

kasar) dan amplas nomor 150 (untuk amplas halus). Penggunaan amplas yang kasar

lebih dulu dilakukan pada produk yang telah selesai dibentuk pola. Setelah itu

dihaluskan dengan amplas nomor 150 (amplas halus) agar hasilnya lebih maksimal.

4) Proses Finishing

Pada tahap ini handycraft kayu jati dihaluskan menggunakan campuran tinner

dengan menggunakan alat kompresor. Hal ini dilakukan agar produk terlihat lebih

menyerupai warna asli kayu, yaitu coklat tua. Ada dua jenis perlakuan dalam proses

finishing produk yaitu dengan teknik memplitur, dan teknik dove. Perbedaan kedua jenis

teknik tersebut terletak pada tingkat kehalusannya. Teknik plitur menghasilkan barang

dengan kualitas yang lebih halus dan warna yang lebih cerah. Tahap selanjutnya adalah

menjemur di bawah panas matahari. Hal ini dilakukan agar warna yang diberikan dari

campuran tinner menyatu dengan kayu. Saat musim penghujan, atau saat ada kendala

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

66

cuaca lainnya seperti mendung, pengrajin biasanya menggunakan bantuan kipas angin.

Namun, proses pengeringan dengan menggunakan kipas angin hasilnya kurang bagus.

Proses pengeringan memerlukan waktu setengah hari. Produk yang telah jadi diberikan

pola menggunakan cukit. Pemberian pola dilakukan dengan teknik mencukit.

b. Produk Hasil Handycraft Kayu Jati

Hasil olahan handycraft kayu jati telah mengalami berbagai inovasi. Jika dilihat dari

fungsinya, dapat digolongkan menjadi dua kategori produk yaitu:

a. Handycraft hiasan

Fungsi dari handycraft ini digunakan sebagai hiasan, tujuan yang dicapai

menekankan pada keunikan dan keindahannya. Contoh handycraft ini meliputi lukisan,

kaligrafi, tongkat kayu, tasbih, jam, tempat bolpoin meja, rooster, miniatur alat

transportasi (becak, sepeda motor, mobil, kapal, harley- davidson).

b. Handycraft perabot rumah tangga

Fungsi utama dari handycraft ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah

tangga. Contoh handycraft ini meliputi nampan, tempat tisu, tempat minum, toples,

tempat garpu dan sendok, sendok, garpu, guci, tempat lampu, vas bunga, asbak,

gantungan baju (hanger). Setiap jenis produk di kreasikan dalam berbagai bentuk,

ukuran dan corak hiasan yang berbeda. Misalkan untuk tempat air minum kemasan

tersedia dalam bentuk kupu-kupu, kura-kura, ikan, bentuk daun, bentuk hati, bentuk

bersusun ke atas, bentuk bulat, bentuk lonjong dan kotak. Perbedaan dalam bentuk

ukuran dicontohkan dalam produk jenis nampan. Nampan yang umum dijual dalam

UMKM ini tersedia dalam tiga ukuran yaitu ukuran besar, ukuran sedang ukuran kecil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

67

B. Deskripsi Temuan Penelitian

Deskripsi temuan penelitian ini dibagi menjadi dua aspek yaitu aspek produksi

dan aspek pemasaran. Hal ini berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian. Di

samping dua aspek tersebut, dikemukakan juga temuan tambahan dalam penelitian.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen angket dan pedoman wawancara.

Dalam datfar pertanyaan pada instrumen angket yang diberikan pada informan,

informan diperbolehkan menjawab lebih dari satu opsi jawaban, sehingga ditemukan

banyak jawaban ganda. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan

valid, dengan tidak membatasi jumlah opsi pilihan informan. Jumlah informan adalah

13 orang, dengan rincian 10 orang adalah pelaku UMKM (pengrajin dan pemilik

showroom), 2 orang adalah pegawai dinas dan 1 orang adalah ketua asosiasi.

1. Upaya Mengembangkan UMKM Handycraft Kayu Jati di Dusun Bandar

Desa Batokan Kecamatan Kasiman dari Aspek Produksi untuk

Meningkatkan Pendapatan

Ada berbagai permasalahan yang ditemukan dalam bidang manajemen produksi,

yaitu masalah perbedaan kualitas barang dan kekurangan tenaga kerja. Apabila

showroom ada banyak pesanan dengan deadline yang telah ditentukan, tenaga kerja

yang ada tidak bisa memenuhi pesanan tersebut. Hal ini disebabkan terbatasnya

kapasitas produksi pengrajin karena keterbatasan jumlah tenaga kerja. Para pengrajin

akan meminta/membeli persediaan barang (stock) ke para pengrajin lainya. Ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

68

meyebabkan kualitas barang yang dijual berbeda. Para pengrajin juga tidak mampu

untuk menambah jumlah tenaga kerja, karena keterbatasan modal. Dapat dikatakan

bahwa dalam bidang manajemen produksi terdapat permasalahan kekurangan tenaga

kerja dan perbedaan kualitas produk. Upaya-upaya yang dilakukan untuk

mengembangkan UMKM handycraft kayu jati di Desa Bandar Kecamatan Kasiman

adalah sebagai berikut:

a. Upaya dari Pemerintah melalui Penyediaan Bantuan Alat Produksi

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada 10 pelaku UMKM,

sebanyak 10 orang atau 100% menyatakan bahwa pemerintah pernah menyediakan

bantuan alat produksi pada pelaku UMKM di tahun 2012. Bantuan diberikan kepada 20

kelompok, dimana dalam satu kelompok beranggotakan 10-15 orang. Wawancara

dilakukan dengan mengambil sampel dalam satu Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

sebanyak 10 orang. Alat produksi yang telah diberikan berukuran besar dan kurang

sesuai dengan kebutuhan para pengrajin. Hal ini berdasarkan hasil wawancara bahwa 8

dari 10 pelaku UMKM atau 80% informan mengatakan bantuan alat dari pemerintah

tidak sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM. Sisanya 2 orang atau 20 % menyatakan

bantuan alat dari pemerintah telah sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM. Informan

yang menyatakan bahwa bantuan dari pemerintah telah sesuai dengan kebutuhan pelaku

UMKM, menerima bantuan dalam bentuk alat kompressor., sedangkan informan yang

menyatakan bahwa bantuan alat tidak sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM, lebih

lanjut peneliti menanyakan manfaat dari alat tersebut. 5 dari 8 informan atau 62,5%

menyatakan bantuan tersebut dijual oleh pengrajin, dengan alasan dapat digunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

69

sebagai tambahan modal kerja dan dibagi sama rata pada seluruh anggota kelompok

usaha bersama. Sisanya yaitu 3 kelompok kerja atau 37,5% memilih membiarkan alat

tersebut berada pada ruang kerja produksi mereka, dengan alasan alat tersebut

merupakan milik pemerintah dan informan tidak boleh menjualnya, meskipun telah

diberikan pada informan. Alat produksi tidak sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM,

dikarenakan daya listrik yang dibutuhkan untuk alat tersebut adalah 1.300 watt,

sedangkan rata-rata daya listrik yang digunakan oleh pelaku UMKM adalah 900 watt

dan 450 watt, sehingga daya listrik yang terlalu besar akan menyebabkan listrik padam

dan alat menjadi sering konslet.

Berdasarkan wawancara dengan Dinas Koperasi dan UMKM selaku instansi

pelaksana pemberian bantuan alat menyatakan

“ Upaya pengembangan dengan menggunakan alat produksi ini awalnya

diharapkan dapat menjadi solusi jika para pengrajin mendapatkan pesanan

yang melebihi kapasitas produksi. Penyediaan alat produksi direncanakan

dapat membantu mempercepat kinerja para pengrajin dalam memproduksi

barang.”

(Transkrip wawancara no 1)

Lebih lanjut infoman menyatakan bahwa pemberian alat ini bertujuan untuk

mengembangkan usaha para pengrajin agar menjadi lebih besar dan maju. Ketika,

peneliti menanyakan apakah informan mengetahui jika alat tersebut ada yang telah

dijual oleh pengrajin, informan menyatakan tidak tahu. Informan menyatakan,

“Memang sebelum dilakukan pemberian alat tersebut, telah dilakukan survei kebutuhan

para pengrajin. Dinas mengirimkan tenaga lapangan sebanyak tiga orang untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

70

mengidentifikasi masalah dilapangan dan menentukan jenis bantuan yang dibutuhkan

oleh pengrajin.” (transkrip wawancara no 1)

Berikut data penerima bantuan alat Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten

Bojonegoro tahun 2012 berdasarkan Kelompok Usaha Bersama (KUBE).

Tabel 5 Data peneriman bantuan alat berdasarkan Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

No Nama Kube Alamat Ketua Kube Jenis alat

1 Wahyu jati Batokan RT 023 Marmiyati, S.Pd Mesin bubut

2 Buana jati Batokan RT 022 Sumarji Mesin bubut

3 Mekar jari Batokan RT 022 Sunoto Jigsaw

4 Maju jaya Batokan RT 022 Suyanto Kompressor

5 Jati mulia Batokan RT 021 M. Noor wahyudi Mesin penghalus (150)

6 Bangkit jati Batokan RT 021 Nyoto suseno Jigsaw

7 Resmi jati Batokan RT 021 Lugito Mesin bubut

8 Lancar jati Batokan RT 021 Lancar kompressor

9 Sinar jati Batokan RT 025 Sugiarto Mesin bubut

10 Setia jati Batokan RT 025 Sarju Mesin bubut

11 Tresno jati Batokan RT 025 Santoso Jigsaw

12 Jati kreasi Batokan RT 025 Sumanto kompressor

13 Tunggak jati Batokan RT 025 Rudi wahono Mesin penghalus (150)

14 Jati asri Batokan RT 026 Budi Purnomo kompressor

15 Linggar jati Batokan RT 026 Koko priyono Mesin penghalus (150)

16 Semi jati Batokan RT 021 Ramto Mesin penghalus (150)

17 Anugerah jati Batokan RT 020 Joko purnomo Mesin bubut

18 Mekar jaya Batokan RT 026 H. Rubiyanto Jigsaw

19 Kembang jati Batokan RT 026 Djahuri Mesin bubut

20 Sayok rukun

jaya

Batokan RT 026 Irma nur H kompressor

Sumber: Arsip asosiasi Tunas Jati 2012

b. Upaya dari Pelaku UMKM melalui Inovasi Produk

Pengembangan inovasi produk dalam upaya pengembangan UMKM dilakukan

sembilan dari sepuluh informan atau 90% dari informan mengatakan telah melakukan

inovasi pada produk handycraft kayu jati, sedangkan satu orang atau 10% informan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

71

menyatakan tidak perlu melakukan inovasi. Alasan utama informan melakukan inovasi

adalah untuk meningkatkan pendapatan. Alasan tersebut dipilih oleh tujuh dari sembilan

responden (77,8%), yang lainnya yaitu tiga dari sembilan konsumen atau 33,3%

informan menyatakan alasan melakukan inovasi adalah agar mengatasi kejenuhan pasar,

sedangkan sisanya yaitu dua dari sembilan informan atau 22,2% untuk

mengembangkan ide kreatif. Ada infoman yang memilih lebih dari satu opsi untuk

pertanyaan ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu alasan bukan menjadi satu-

satunya motivasi untuk melakukan inovasi produk handycraft kayu jati. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti pada informan bahwa

“Jika produknya itu-itu saja ya pembelinya bosan mbak, akhirnya tidak beli lagi di kita,

yang nantinya kalau pelanggan banyak yang datang kan kita dapat tambahan uang.”

(catatan lapangan no 8)

“kalau selalu ada yang baru, kan kita (pengrajin) idenya juga tidak mati.”

( catatan lapangan no 8)

Satu orang informan yang memilih untuk tidak melakukan inovasi karena

informan merasa bahwa pasar sudah baik dengan produk yang telah ada.

Mengenai jenis inovasi yang dilakukan oleh informan, lima orang atau 55,5%

menyatakan melakukan inovasi dari segi bentuk dan ukuran, sisanya yaitu tiga orang

atau 33,3 % menyatakan melakukan inovasi dari segi warna dan hanya satu orang atau

11,1 % yang melakukan inovasi dari corak/pengembangan ide motif baru. Ketua

asosiasi Tunas Jati, menyatakan bahwa inovasi muncul tidak hanya dari ide kreatif para

pengrajin,

“ Program kerja kami yang lainnya adalah pelatihan dan pendidikan

pengembangan motif pada kerajinan handycraft. Motif yang dikembangkan

adalah motif batik Bojonegoroan. Harapannya agar ada cirinya yaitu batik

Bojonegoro dan handycraft motif batik Bojonegoro. Namun, ternyata corak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

72

batik ini kurang diminati oleh pengrajin maupun pemilik showroom karena

memerlukan waktu pengerjaan yang relatif lama, sehingga perputaran uang

lama.”

(Transkrip wawancara no 3 )

Lebih lanjut ketua asosiasi menuturkan,

“.... pengembangan inovasi produk selain ide dari asosiasi, sebenarnya juga

muncul dari permintaan konsumen. Misalkan, untuk toples yang semula

berbentuk buah-buahan, karena ada permintaan dari konsumen untuk membuat

tempat permen berbentuk hewan, seperti ikan, dan bunga matahari. Kemudian

dari pemerintah membuat pelatihan untuk mengembangkan motif yang telah

ada.”

(Transkrip wawancara no 3 )

2. Upaya Mengembangaan UMKM Handycraft Kayu Jati di Dusun Bandar

Desa Batokan Kecamatan Kasiman dari Aspek Pemasaran untuk

Meningkatkan Pendapatan

Permasalahan yang muncul dalam bidang pemasaran pada UMKM handycraft

kayu jati adalah kurangnya daya tawar (bargaining power) baik dari sisi pengrajin

maupun dari showroom, tidak adanya standarisasi harga, keterbatasan link pemasaran

yang dimiliki oleh pemilik UMKM, serta belum adanya pemanfaatan e-marketting.

Seperti dituturkan oleh pemilik showroom di lokasi industri ini yang melayani order

guci bertuliskan made in Sabah. Order tersebut dilayani oleh pelaku UMKM. Sabah

adalah salah satu nama kota di negara Malaysia. Proteksi produk yang rendah membuat

klaim produk hasil kerajinan milik pengrajin desa Bandar menjadi produk hasil Sabah

Malaysia.

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan di lapangan, ditemukan upaya

pengembangan UMKM handycraft ditinjau dari aspek pemasaran. Baik upaya yang

dilakukan oleh pemerintah maupun pemilik showroom. Berikut adalah upaya-upaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

73

pengembangan yang dilakukan, berdasarkan wawancara mendalam kepada sepuluh

pelaku UMKM dan dua dinas pemerintahan ditinjau dari aspek pemasaran.

a. Upaya dari Pemerintah

Pemerintah mengadakan pameran dan studi banding untuk memperluas jaringan

pemasaran. Pameran dan studi banding ini merupakan program dari Dinas Koperasi

dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Dinas perindustrian dan perdagangan.

Program ini dilakukan secara rutin setiap tahunnya, yaitu mengadakan pameran,

mengadakan studi banding serta mengadakan kegiatan wood fair.

1) Mengadakan pameran

Melalui pameran, para pemilik showroom yang mengikutinya dapat melakukan

promosi secara gratis, sekaligus mempunyai kesempatan untuk memperluas jaringan.

Setelah mengikuti pameran, pemilik showroom mendapat pesanan produk. Hal ini

berarti penambahan jaringan pemasaran, sekaligus peningkatan pendapatan pelaku

UMKM. Peserta dalam pameran dan studi banding yang diadakan oleh Dinas Koperasi

dan UMKM ini jumlahnya terbatas, hal ini dikarenakan keterbatasan dana anggaran

untuk operasional pelaksanaan kegiatan, sehingga tidak semua pelaku UMKM di

kabupaten Bojonegoro dapat ikut serta dalam kegiatan. Adapun syarat utama mengikuti

kegiatan pameran dan studi banding adalah telah terdaftar di Dinas Koperasi dan

UMKM, memiliki SIUP dan usaha yang lancar tertib sekurang-kurangnya dalam jangka

waktu enam bulan, bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, bersedia membrikan

ilmu yang didapat selama kegiatan kepada mayarakat sekitar dengan melakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

74

penyuluhan. Peserta yang mendaftar diseleksi secara administratif oleh panitia

pelaksana.

Selama tahun 2009-2013 telah diadakan pameran sebanyak tujuh kali dalam

kegiatan yang berbeda yaitu peringatan hari koperasi di Provinsi Jawa Timur (hari jadi

koperasi ke 65-67), peringatan hari jadi Kabupaten Bojonegoro, HUT RI, Pekan Rakyat

dan pasar murah Bojonegoro. Dinas koperasi dan UMKM selalu mengirim delegasi

peserta untuk diikutsertakan dalam Pameran Hari Koperasi tingkat Jawa Timur.

Pameran rutin diadakan setiap tahun untuk memperingati hari koperasi yang jatuh setiap

tanggal 12 Juli.

Daftar nama peserta pameran hari koperasi ke 65 dapat dilihat dalam tabel 6 berikut.

Tabel 6 Daftar nama peserta pameran hari koperasi ke 65

no Nama peserta Jenis usaha

1 Bisri Meubel

2 Joko purnomo Batik Bojonegoro

3 Kasnari Batik bojonegoro

4 Wartono Batik bojonegoro

5 Bambang susilo Batik bojonegoro

6 Aminah Handycraft kayu jati

7 Kusaeri Handycraft kayu jati 8 M. Nur Roby Handycraft kayu jati 9 Ramto Olahan Ledre

10 Sugeng P Olahan Ledre

Sumber: Arsip Dinas Koperasi dan UMKM tahun 2012

Pameran tersebut diikuti oleh sekitar 70-80 UMKM dari seluruh kabupaten di Jawa

Timur, dalam rangka memperingati hari jadi koperasi ke 65. Pameran diadakan di

Kabupaten Jombang, tepatnya di alun-alun kota Jombang, pada hari minggu, 8 Juli

2012. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah ikut berpartisipasi dalam memperingati hari

jadi koperasi sekaligus mengenalkan produk UMKM dari Kabupaten Bojonegoro,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

75

karena pada saat itu fokus pada industri batik Bojonegoro yang masih baru. Hasil dari

kegiatan tersebut adalah bertambahnya wawasan para pelaku UMKM tentang

bagaimana cara menjual dan memasarkan produk mereka karena bersaing dengan

banyak pelaku UMKM dari berbagai daerah di Jawa timur.

Tabel 7 Daftar nama peserta pameran peringatan hari koperasi ke 66 provinsi Jawa

Timur

No Nama peserta Jenis usaha

1 Mustakim Patung kayu

2 Sutrisno Effendi Batik Bojonegoro

3 Sutiyono Batik Bojonegoro

4 Karmijan Olahan tanah liat

5 Khoiriyah Olahan tanah liat

6 Sawal Handycraft kayu jati

7 Sadiran Handycraft kayu jati

8 Mutadi Aksesoris etnik

9 Suratni Aksesoris etnik

Sumber: Arsip Dinas Koperasi dan UMKM tahun 2013

Pameran tersebut diikuti oleh sekitar 68 UMKM dari seluruh kabupaten di Jawa

Timur, dalam rangka memperingati hari jadi koperasi ke 66. Pameran diadakan di

Kabupaten Situbondo, tepatnya di alun-alun kota Situbondo, dilaksanakan selama satu

hari yaitu pada tanggal 30 Juni 2013. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah ikut

berpartisipasi dalam memperingati hari jadi koperasi sekaligus mengenalkan produk

UMKM dari Kabupaten Bojonegoro, sehingga diharapkan akan terjamin kemitraan

kerjasama dan jaringan pemasaran yang baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

76

Tabel 8 Daftar nama peserta pameran hari koperasi ke 67.

No Nama peserta Jenis usaha

1 Yusman Bronto Patung kayu

2 Nyono arwadi Batik Bojonegoro

3 Parman Batik bojonegoro

4 Gunawan Olahan tanah liat

5 Minarnok Olahan makanan

6 Karsan Handycraft kayu jati

7 Tekad Handycraft kayu jati

8 Yamari Aksesoris etnik

Sumber: Arsip Dinas Koperasi dan UMKM tahun 2014

Pameran tersebut diikuti oleh sekitar 92 UMKM dari seluruh kabupaten di Jawa

Timur. Diadakan dalam rangka memperingati hari jadi koperasi ke 67. Pameran

diadakan di Kabupaten Magetan, tepatnya di GOR Ki Megati Kabupaten Magetan,

dilaksanakan selama satu hari yaitu pada tanggal 22 Juni 2014. Tujuan dari kegiatan

tersebut adalah ikut berpartisipasi dalam memperingati hari jadi koperasi sekaligus

mengenalkan produk UMKM dari Kabupaten Bojonegoro, sehingga diharapkan akan

terjalin kemitraan kerjasama dan jaringan pemasaran yang baik.

Pameran selanjutnya adalah pameran yang diadakan oleh pemerintah Kabupaten

Bojonegoro yang diadakan dalam rangka memperingati HUT Bojonegoro. Pameran

tersebut diikuti oleh 85 peserta terdiri dari UMKM dari daerah Bojonegoro, instansi

pemerintah dan usaha swasta dan nasional seperti perbankan. Kegiatan diadakan dalam

rangka HUT Kabupaten Bojonegoro ini berpusat di alun-alun Bojonegoro selama tujuh

hari,. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah perluasan jaringan pemasaran dan

peningkatan pendapatan. Hasil dari kegiatan tersebut adalah bertambahnya jumlah

pemesan/ konsumen yang mengetahui produk yang dijual oleh UMKM dan terciptanya

mitra kerjasama. Hal yang dipamerkan adalah produk hasil industri UMKM.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

77

Tabel 9 Daftar peserta pameran dalam rangka HUT RI ke 66

no Nama peserta Jenis usaha

1 Aris Handycraft kayu jati

2 Sumari Olahan tanah liat

3 Nur Sugiyanti Batik bojonegoro

4 Warso Akar jati

5 Lamiran Aksesoris etnik

Sumber: arsip Dinas Koperasi dan UMKM tahun 2014

Pameran tersebut diikuti oleh UMKM dari daerah lain di seluruh Indonesia. Produk

yag dipamerkan sangat beragam mulai dari olahan makanan, aneka jenis kerajinan

logam, lukisan, pahat, batik dari setiap daerah, aksesoris dan industri kreatif lainnya.

Tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah mengenalkan pada masyarakat berbagai

hasil industri UMKM dari seluruh Indonesia. Manfaat dari kegiatan tersebut UMKM

Kabupaten Bojonegoro dapat memperluas jaringan pemasaran dalam skala nasional,

dapat digunakan sebagai sarana promosi secara gratis.

Kegiatan selanjutnya yang diadakan adalah kegiatan pasar murah dan pekan budaya

Kabupaten Bojonegoro. Pasar murah dan Pekan Budaya merupakan kegiatan Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Pameran tersebut diikuti oleh 30 UMKM dari berbagai kecamatan di daerah

Kabupaten Bojonegoro. Pameran diadakan dalam rangka pekan budaya Kabupaten

Bojonegoro yang diadakan di alun-alun Bojonegoro selama 3 hari. Tujuan dari kegiatan

tersebut adalah mengenalkan masyarakat Bojonegoro terhadap hasil industri kreatif di

daerah Bojonegoro. Hasil dari kegiatan tersebut adalah terciptanya link pemasaran serta

bertambahnya pendapatan peserta pameran dari hasil pameran melalui pesanan. Hal-hal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

78

yang dipamerkan adalah industri olahan makanan, kerajinan patung, batik Bojonegoro,

kaos Bojonegoro, handycraft kayu jati, dan produk UMKM lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa untuk pameran yang berada di

dalam kabupaten Bojonegoro diikuti oleh 5 dari 10 informan, hal ini berarti 50%

informan pernah mengikuti pameran.

2) Mengadakan Studi Banding

Studi banding merupakan program dari Dinas Koperasi dan UMKM. Tujuan dari

diadakanya program ini adalah membuka wawasan pengetahuan para pelaku UMKM.

Kegiatan studi banding dapat membuat para pelaku UMKM belajar dari para pelaku

UMKM di wilayah lain tentang berbagai hal, meliputi cara mengelola keuangan, teknik

pemasaran, cara pemberdayaan sumberdaya manusia, dan sebagainya. Dalam jangka

panjang, kegiatan studi banding diharapkan akan berpengaruh terhadap keputusan

pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha. Studi banding diadakan selama dua kali

yaitu pada bulan Maret 2014 di Tulungagung dan bulan Mei 2014 di kota Yogyakarta

dengan jumlah peserta 40 peserta pada studi banding di Tulungagung, sebagaimana

tercantum dalam tabel 10. Kegiatan studi banding diadakan dalam rangka program kerja

pengembangan dan pemberdayaan UMKM Kabupaten Bojonegoro dan bertempat di

Kabupaten Tulungagung selama 1 hari. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah menambah

wawasan keilmuan dan pengetahuan para pelaku UMKM di daerah Bojonegoro untuk

belajar dari para pelaku UMKM di Kabupaten Tulungagung, baik dari segi manajemen

produksi, keuangan maupun pemasaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

79

Tabel 10 Data Jumlah Peserta Studi Banding di Tulungagung

no Nama peserta Banyak peserta

dalam industri

Jenis usaha

1 Yasin, Fudil, Nurrohman, Zainudin,

Sumantoro

5 Meubel

2 Amrullah, Ida, Sugeng, Risnani,

Lasimin

5 Olahan tanah liat

3 Yahya, Fatkur, Sumber 3 Batik Bojonegoro

4 Joko, Aisatun, Chambali, Imam, Ali Nur

5 Olahan makanan lainya

5 Rahayu, Mutmainah, Taufiq 5 Aksesoris etnik

6 Dadang, Bakir, Lukito, Sahli, Imam 5 Handycraft kayu jati

7 Murobil, Amin, Maemun, Kamal,

Dasih, Hendro, Karsi.

7 Akar jati

8 Sa’wanah, Mufaidzin, Roziq,

Laila,Kamim

5 patung kayu

Sumber: Arsip Dinas koperasi dan UMKM tahun 2014

Hasil dari kegiatan tersebut adalah terciptanya jaringan kemitraan antara pelaku UMKM

kabupaten Tulungagung dan Bojonegoro.

Studi banding selanjutnya diadakan di bulan Mei 2014 ke kota Yogyakarta. Kota

Yogyakarta dipilih karena merupakan kota dengan banyak industri kreatif yang kaya

akan ide dan terkenal dengan olahan kayu, batik dan juga olahan makanan. Jumlah

peserta dalam kegiatan studi banding ini adalah sebanyak 30 peserta dijabarkan dalam

tabel 11.

Kegiatan diadakan dalam rangka program kerja pengembangan dan

pemberdayaan UMKM Kabupaten Bojonegoro dan bertempat di Yogyakarta selama 3

hari. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah menambah wawasan keilmuan dan

pengetahuan para pelaku UMKM di daerah Bojonegoro untuk belajar dari para pelaku

UMKM di Kabupaten Yogyakarta, baik dari segi manajemen produksi, keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

80

maupun pemasaran. Hasil dari kegiatan tersebut adalah terciptanya jaringan kemitraan

antara pelaku UMKM Yogyakarta dan Bojonegoro.

Tabel 11 Data Jumlah Peserta Studi Banding di Yogyakarta

no Nama peserta Banyak peserta

dalam industri

Jenis usaha

1 Yajid, Makmur 2 Meubel

2 Cholil, Heru 2 Olahan tanah liat

3 Nurhadi, Kiswati, Sujuti, Suwarno, 6 Batik Bojonegoro

4 Yanto 1 Olahan makanan lainya

5 Su’ud, Masduki, Surono, Agung, Darmuki, Hernik

6 Aksesoris etnik

6 Maskun, Sri Rahayu, Lispiyatun, Nuri,

Nurhadi

5 Handycraft kayu jati

7 Ghofur, Fatoni, Hidayat, Eko 4 Akar jati 8 Udin, Lukmanul, Sandi, Hartono 4 patung kayu

Sumber: Arsip dinas koperasi dan UMKM 2014

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa 5 dari 10 pelaku UMKM pernah

mengikuti kegiatan studi banding dan pameran yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan

UMKM. Kelima informan tersebut merupakan pemilik showroom, sedangkan 50%

lainnya adalah pengrajin, sehingga tidak memenuhi persyaratan untuk mengikuti

pameran maupun studi banding. Tanggapan yang muncul dari kegiatan tersebut sangat

positif, seperti disampaikan dalam cuplikan hasil wawancara berikut. “ Pameran sangat

membantu kami, dalam memperoleh pesanan dari luar kota, karena memang untuk

perluasan pasar. ” (catatan lapangan no 2). Informan lain menambahkan bahwa “

Kegiatan studi banding dapat membantu mengajarkan cara bagaimana memperluas

pemasaran, dan pengelolaan usaha.” (catatan lapangan no 5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

81

Melalui kegiatan studi banding informan mendapatkan pengetahuan baru

mengenai cara mengelola usaha. Penambahan wawasan para pelaku UMKM dapat

meningkatkan kemampuan personal pelaku UMKM dalam mengelola perusahaan. Hal

ini bermakna perusahaan dapat menjadi lebih efektif dengan peningkatan kemampuan

personal. Perusahaan yang efektif dapat memberikan keuntungan bagi pemilik

perusahaan. Misalkan, jika perusahaan dapat mencari bahan baku dengan harga yang

lebih murah, sehingga akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Begitu pula

ketika suatu perusahaan menggunakan teknologi yang tinggi, maka perusahaan tersebut

menjadi lebih efisien, karena dapat menekan pengeluaran untuk menggaji karyawan

mereka.

3) Mengadakan Program Wood Fair

Program wood fair merupakan program pameran di Kabupaten Bojonegoro

yang telah diadakan selama dua tahun berturut-turut yaitu pada bulan Januari sampai

Pebruari di tahun 2010 dan 2011. Program ini bernama Pameran Bojonegoro Wood

Fair. Penyelenggaranya adalah Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bojonegoro,

bekerjasama dengan Pemkab Bojonegoro dan pelaku UMKM yang bergerak dibidang

usaha kayu dan hasil olahannya. Pameran ini diadakan di tiap daerah yang terdapat

pusat industri kegiatan olahan kayu, dimana di Kabupaten Bojonegoro terdapat empat

tempat yang menjadi sentra industri kayu yaitu Kecamatan Margomulyo, Kecamatan

Malo, Kelurahan Sukorejo Kecamatan kota Bojonegoro dan Kecamatan Kasiman.

Pameran ini diikuti oleh seluruh pemilik showroom di daerah tersebut yang telah terdata

oleh dinas. Program wood fair ini bertujuan untuk mengenalkan keberadaan UMKM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

82

yang bergerak dibidang usaha kayu dan olahan kayu pada masyarakat Bojonegoro dan

daerah di sekitar Bojonegoro, seperti kabupaten Ngawi, Blora, Tuban serta Lamongan

yang mempunyai batas administratif langsung dengan kabupaten Bojonegoro, sehingga

diharapkan dapat meningkatkan pendapatan pelaku UMKM. Adapun sentra kerajinan

kayu di Bojonegoro Jawa Timur yang mengikuti program wood fair berdasarkan jumlah

peserta per tahun ditunjukkan oleh Tabel 12.

Tabel 11 Jumlah Peserta Program Bojonegoro wood fair tahun 2010-2011

No Alamat Jenis produksi Jumlah peserta

2010 2011

1 Desa Sukorejo Kecamatan Kota

Bojonegoro

Furniture Jati, Interior, dan

Out Door Furniture

187 233

2 Desa Geneng Kecamatan

Margomulyo Bojonegoro

Produksi : Akar Kayu Jati,

Antik Aksesoris, etnik

Furniture

173 257

3 Desa Batokan Kecamatan

Kasiman Bojonegoro

Bubut kayu Jati, Interior

Acesories, souvenir

309 463

4 Desa Banaran, Kecamatan Malo

Bojonegoro

Patung Kayu Binatang, Teak

Wood Statue

239 248

Sumber: arsip Dinas Koperasi dan UMKM (data diolah).

Peserta dalam kegiatan ini bersifat terbuka, artinya program wood fair dapat

diikuti oleh semua pemilik showroom yang mempunyai usaha olahan kayu dengan

ketentuan yang ditetapkan. Adapun ketentuannya adalah peserta harus terdaftar pada

database Dinas Koperasi dan UMKM, selain itu peserta harus sudah memiliki SIUP

(Surat Ijin Usaha Perdagangan).

Untuk menarik minat konsumen diberlakukan diskon atau potongan harga pada

kegiatan Bojonegoro wood fair 2010. Kegiatan di buka tanggal 18 Desember 2010 - 18

Januari 2011 dengan diskon 15% - 30%. Pameran wood fair ini juga mendapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

83

kunjungan kerja dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia Bapak Zulkifli Hasan

bersama Dirut Perum Perhutani Bapak Haryono Kusumo. Kunjungan Kerja

Bojonegoro Wood Fair (BWF) tahun 2011 oleh Menteri Koperasi dan UKM RI , Dr.

Syarif Hasan dan Wakil Menteri Perdagangan RI Dr. Mahendra Siregar.

Berdasarkan hasil wawancara kepada 10 orang pelaku UMKM 10 orang pelaku

UMKM, diperoleh informasi bahwa sebanyak 50% atau 5 orang mengikuti kegiatan

wood fair ini, selama dua tahun berturut-turut yaitu tahun 2010 dan 2011. Sisanya yaitu

5 orang atau 50% tidak bisa mengikuti program ini dikarenakan tidak mempunyai SIUP,

tidak terdata di Dinas Koperasi dan UMKM sebagai pemilik usaha. Informan yang tidak

bisa mengikuti program ini adalah para pengrajin, yang memang tidak mempunyai

showroom. Lebih lanjut hasil wawancara menunjukkan bahwa 2 orang atau 40%

menyatakan bahwa program wood fair ini bermanfaat bagi pengembangan usaha

UMKM sedangkan sisanya yaitu 3 informan atau 60% menyatakan bahwa kegiatan

wood fair tidak bermanfaat. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam kutipan wawancara

sebagai berikut:

Informan : “ Kalau menurut saya ya mbak, wood fair itu ya lumayan ada

manfaatnya, soalnya kan jadi ada pembeli dari luar kota yang dulunya

belum tahu kalau dsini ada industri menjadi tahu, ya meskipun ada

yang beli ada yang cuman lihat-lhat saja, tapi minimal mereka tahu

dulu, setelah itu mungkin akan melakukan pemesanan”.

Peneliti : misalnya pembeli dari mana ibuk?

Informan : ya ada yang dari Ngawi, Cepu ada juga yang dari Surabaya.

Peneliti : berarti ibu merasakan manfaat dari adanya kegiatan wood fair ini

nggeh buk?

Informan : ya makanya saya mau ikut lagi mbak, tahun 2010 saya ikut, terus

ditahun 2011 saya ikut lagi.”

(catatan lapanganno 3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

84

Lebih lanjut kutipan wawancara yang menyatakan bahwa program wood fair ini

tidak bermanfaat bagi pelaku UMKM ditunjukan sebagai berikut:

“ Saya pernah ikut dulu pas ditahun 2010, ada wood fair tapi menurut saya kurang

jelas kegiatanya, dapat instruksi ada edaran dari pemerintah untuk ikut, tapi saya

ikut juga tidak ada yang datang ke showroom saya, bahkan sampai kegiatan

selesai”. Lebih lanjut informan menuturkan, “ Saat diawal memang terlihat meriah

ada kunjungan dari mentri dan orang dinas, tapi kemudian menguap seperti selesai

begitu saja tidak ada tindak lanjutnya. Ya akhirnya, tahun berikutnya diadakan

lagi saya malas tidak ikut daftar mbak.”

(catatan lapanganno 2)

Hasil wawancara dengan Dinas Koperasi dan UMKM selaku penyelenggara

kegiatan menunjukkan bahwa tujuan dinas melakukan program wood fair ini

merupakan keberlanjutan program untuk mengenalkan eksistensi industri kayu

Kabupaten Bojonegoro di mata masyarakat. Hal ini sebagaimana dalam kutipan

wawancara berikut

“ Ya, ini salah satu cara kami (dinas) untuk memajukan UMKM, nah ketika

melihat program ini berhasil, maka diadakan lagi di tahun berikutnya, dan terbukti

jumlah peserta meningkat dari tahun 2010 ke tahun 2011, hal ini kan berarti

pelaku UMKM merasakan manfaatya sehingga bersedia untuk mendaftar lagi

sebagai peserta wood fair. Ada kunjungan dari Kementrian Kehutanan dan

koperasi juga, nah ini kan paling tidak ada peliputan dari media, sehingga industri

kayu Bojonegoro akan dikenal, tidak hanya bagi masyarakat sekitar namun juga di

mata masyarakat secara nasional.”

(transkrip wawancara no 1)

Terkait dengan peningkatan pendapatan yang diterima pelaku UMKM melalui

kegiatan wood fair ini, 40% informan menyatakan bahwa kegiatan wood fair

memberikan tambahan pendapatan terhadap pemilik showroom melalui penjualan

handycraft saat kegiatan tersebut berlangsung. Namun, sebanyak 60% informan merasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

85

kegiatan wood fair tidak memberikan pengaruh terhadap penambahan hasil penjualan

dan pendapatan pemilik showroom. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan wood fair yang

merupakan salah satu wujud aplikasi dari teori pemasaran kota, belum memberikan

manfaat secara maksimal bila ditinjau dari peningkatan pendapatan masyarakat.

4) Upaya dari Pelaku UMKM Melalui Pemasaran Internet

Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa empat informan atau berarti 40%

informan melakukan pemasaran melalui media internet, sedangkan sisanya yaitu enam

orang atau 60% responden belum pernah melakukan pemasaran melalui internet. Alasan

informan tidak melakukan pemasaran melalui internet adalah menganggap sudah

kewalahan dengan order yang datang langsung ke showroom, dan tidak bisa

menggunakan media internet sebagai pemasaran.

Pemilik showroom melakukan perluasan pasar dengan melakukan pemasaran

melalui BBM (BlackBerry Massenger), facebook dan media blog. Pemasaran melalui

internet ini umumnya tidak dilakukan sendiri oleh pemilik usaha asli, melainkan anak

atau cucu dari pelaku UMKM. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara pada informan

yang mengatakan

“ Jika saya tidak bisa mbak, pakai-pakai internet, orang sekolah saja saya tidak

lulus, biasanya anak saya yang melakukan (pemasaran melalui internet).”

(catatan lapangan no 9)

Dari ke empat informan tersebut, dua orang atau 50% memilih media facebook

dan BBM sebagai media pemasaran, 1 orang atau 25% memilih membuat blog untuk

membantu pemasaran, sedangkan 1 orang atau 25% memilih melakukan pemasaran

melalui BBM saja. Hampir sebagian besar pelaku UMKM tidak bisa mengoperasikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

86

komputer, menggunakan smartphone dan memanfaatkan internet. Hal ini

melatarbelakangi minimnya upaya pengembangan pasar oleh pemilik showroom

melalui media internet. Namun, tidak demikian dengan generasi kedua dan ketiga dari

para pelaku UMKM ini.

Berdasarkan hasil temuan lapangan secara keseluruhan dapat dibuat rekapitulasi

upaya pengembangan yang dilakukan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

Upaya pengembangan yang dimaksud merupakan upaya pengembangan dari pemerintah

dan pelaku UMKM. Indikator yang digunakan untuk mengukur kenaikan pendapatan

masyarakat adalah dengan melihat laporan omzet. Hal ini sesuai dengan kerangka

berfikir yang telah disusun pada Bab II.

3. Hubungan antara Upaya Pengembangan UMKM dengan Peningkatan

Pendapatan Masyarakat

Jika dikaitkan dengan upaya peningkatan pendapatan masyarakat, dari aspek

produksi maupun pemasaran, maka berbagai upaya pengembangan tersebut dapat dilihat

berpengaruh terhadap besarnya fluktuasi omzet penjualan. Observasi yang dlakukan

terhadap besarnya kenaikan omzet penjualan UMKM handycraft kayu jati dilakukan

dari tahun 2009 sampai tahun 2013, sehingga tahun 2009 dijadikan sebagai tahun dasar

pengukur kenaikan atau penurunan omzet penjualan.

Ada beberapa indikator pengukuran kenaikan pendapatan yang diterima oleh

masyarakat yaitu berdasarkan kenaikan omzet penjualan, pertambahan jumlah aset dan

bertambahnya laba perusahaan. Namun, pengukuran kenaikan omzet penjualan paling

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

87

mungkin dilakukan, mengingat laporan laba rugi perusahaan belum terdokumentasi

dengan baik, sedangkan jika menggunakan pengukuran dengan laporan kepemilikan

aset diperlukan waktu penelitian yang lebih lama karena harus berdasarkan nilai

taksiran aset. Besarnya kenaikan dan penurunan omzet penjualan informan dari tahun

2009-2013 ditunjukkan oleh Tabel 13 berikut.

Tabel 13 Rekapitulalsi Omzet Penjualan Informan

Kode Besarnya omzet per tahun (juta rupiah) Kenaikan (Penurunan)

informan 2009 2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013

A 185,300 186,521 188,460 186,5 189,46 2,26 5,86 2,22 7,71

B 166,454 167,855 167,756 168,54 170,43 2,33 2,17 3,47 6,62

C 129,745 132,450 131,743 126,84 132,43 3,51 2,59 (3,77) 3,48

D 123,258 124,453 121,298 128,29 128,56 1,47 (2,42) 6,21 6,54

E 91,745 95,950 83,700 94,66 95,04 3,86 (7,38) 2,67 3,02

F 36,008 47,760 44,620 46,632 47,653 4,23 3,10 3,83 4,19

G 42,761 44,700 48,205 48,34 50,52 0,83 2,33 2,39 3,32

H 54,010 55,720 55,970 56,74 59,3 0,92 1,06 1,47 2,86

I 53,731 53,906 54,100 54,482 56,03 0,009 0,20 0,40 1,24

J 63,500 64,769 64,360 65,091 65,328 0,81 0,55 1,01 1,16

Rata-Rata Kenaikan 2,02 0,81 1,99 4,01

Sumber: data diolah

Tabel 14 Daftar Kode dan nama informan

NAMA INFORMAN KODE keterangan

UD.KONDANG JATI A Pemilik showroom

UD.DWI KARYA B Pemilik showroom

UD. BERKAH JATI C Pemilik showroom

UD.NUKIDA JATI D Pemilik showroom

UD.TIJAROH JATI E Pemilik showroom

ALI NUR HIDAYAT F Pengrajin

LASMIRAH G Pengrajin

M.ZAENAL ARIFIN H Pengrajin

ABDUL HAMID I Pengrajin

MU'TASAM J Pengrajin

Sumber: data diolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

88

Apabila dilihat secara keseluruhan berdasarkan Tabel 13 kenaikan yang terjadi

pada pengrajin adalah sebesar 0,20% - 4,19%, sedangkan pemilik showroom mengalami

kenaikan sebesar 2,22% - 7,71%. Namun, yang menarik dari data omzet tersebut adalah

selain mengalami kenaikan, pemilik showroom juga mengalami penurunan omzet

dengan persentase 2,42% - 7,38%. Berdasarkan tabel tersebut rata-rata persentase

kenaikan omzet terbesar terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 4,01%, sedangkan rata-

rata persentase kenaikan terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,81%.

Pada tahun 2011 upaya pengembangan UMKM yang dilakukan adalah

pengadaan kegiatan pameran, wood fair, dan pemasaran internet. Berdasarkan Tabel 13

tersebut, UD. Nukida jati dan UD. Tijaroh Jati mengalami penurunan omzet penjualan

pada tahun 2011. Masing-masing penurunan omzet sebesar 2,42% untuk UD. Nukida

Jati dan UD. Tijaroh jati sebesar 7,28%. Penurunan omzet kedua UD tersebut

dikarenakan adanya masalah finansial pemilik yang berpengaruh pada keuangan

perusahaan. Sesuai dengan hasil wawancara bahwa UD. Tijaroh jati mengalami

kesulitan finansial dengan terbelitnya hutang pada rentenir, berikut merupakan kutipan

wawancaranya.

“ Ya kalau lepas dari pinjaman sama sekali, kami belum bisa. Waktu itu ada

pesanan banyak dan kami tidak punya modal, sehingga yang kami pikirkan adalah

mencari hutang pada rentenir, namun kita tahu bunga rentenir kan besar sekali.

Akhirnya meskipun kami bisa memenuhi permintaan, tapi langsung sebagian besar hasil

penjualan kami bayarkan hutang itu mbak.”

(catatan lapangan no 7)

Alasan lain dikemukaan oleh UD. Nukida Jati yang menyatakan bahwa

“ Pernah seret itu pas sekitar tahun 2011, pengen beli mobil, pas udah namun

ternyata mobil tersebut tidak digunakan untuk tambahan operasional usaha, sehingga

untuk nutup uang transportnya sama, tapi modal kerjanya berkurang.”

(catatan lapangan no 6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

89

Pada tahun yang sama UD. Kondang Jati mengalami kenaikan omzet paling

tinggi dibanding UD lainnya yaitu sebesar 5,86%. Pada tahun tersebut UD. Kondang

Jati melakukan inovasi di bidang pemasaran dengan melakukan perluasan pemasaran.

Perluasan pemasaran yang dilakukan adalah dengan melakukan pemasaran melalui

internet (internet marketting), sedangkan pada tahun yang sama, UD lainnya yang

menjadi informan belum melakukan upaya pengembangan tersebut.

Pada tahun 2012, semua informan mengalami kenaikan omzet pendapatan

kecuali UD. Berkah Jati. Penurunan omzet penjualan sebesar 3,77% dialami oleh UD.

Berkah Jati yang merupakan satu-satunya UD yang mengalami penurunan pendapatan

karena adanya musibah keluarga yang sakit dan operasi sehingga menghabiskan biaya

yang banyak. Biaya pengobatan tersebut di ambilkan dari modal kerja. Hal ini sesuai

dengan kutipan wawancara sebagai berikut

“ Ya memang semua upaya untuk menambah penghasilan kami lakukan, namun,

pada waktu itu ibu sakit, kena ginjal dan diabetes mbak, ya ngamar beberapa kali.

Jadinya uangnya ikut terpakai biaya pengobatan ibu. “

(catatan lapangan no 3)

Upaya pengembangan yang dilakukan pada tahun 2012 adalah pengadaaan

bantuan alat produksi, inovasi dan pengadaan pameran UMKM. Berdasarkan hasil

wawancara diketahui bahwa bantuan alat produksi dirasa kurang efektif. Hal ini

dikarenakan bantuan alat yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan dasar para

pelaku UMKM. Terdapat dua dari sepuluh informan atau 20% informan yang

menyatakan bahwa bantuan alat dari pemerintah bermanfaat/sesuai. Dua informan yang

menyatakan bantuan tersebut bermanfaat adalah UD. Nukida Jati dan informan F (Ali

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

90

Nur Hidayat). Berdasarkan Tabel 14 tersebut, UD. Nukida jati mengalami kenaikan

omzet sebesar 6,21%, sedangkan informan F mengalami kenaikan pendapatan sebesar

3,83%. Hasil angket menunjukkan bahwa dari delapan informan yang mneyatakan

bantuan alat tidak sesuai, delapan informan tersebut semuanya (100%) menyatakan

bahwa bantuan yang diberikan terlalu besar ukuran/spesifikasinya.

Berikutnya, apabila dilihat pada tahun 2013 semua informan mengalami

kenaikan omzet pendapatan. Pada tahun 2013 upaya pengembangan yang dilakukan

adalah kegiatan pameran, inovasi produk dan pemasaran internet. Kenaikan terbesar

terjadi pada UD. Kondang jati sebesar 7,71%, diikuiti oleh UD. Dwi Karya 6,62% dan

UD. Nukida jati 6,54%.

4. Temuan Tambahan

a. Asosiasi

Dalam upaya pengembangan pengrajin dan pemilik showroom di Desa Bandar,

para pelaku UMKM ini mempunyai asosiasi. Asosiasi ini berawal dari pendirian BAJA

pada tahun 1992. BAJA merupakan singkatan dari Bandar Jati Abadi. Dahulu belum

berbentuk asosiasi tapi masih kelompok, dengan jumlah anggota sebanyak 60 orang.

Pada tahun 1998 mulai terbentuk asosiasi dengan ketua bapak Drs. H. Anis Musthafa.

Tujuan dibentuknya asosiasi adalah meningkatkan kesejahteraan para anggota, dan

mempermudah jalur bahan baku. Asosiasi ini berfungsi sebagai media antara para

pengrajin, pemilik showroom dengan pemerintah. Pada waktu itu pemerintah

menghendaki adanya suatu badan hukum yang legal untuk mengurus perkembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

91

para pengrajin di Desa Bandar, sehingga jika ada program/bantuan dari pemerintah ada

pihak yang bertanggungjawab secara sah menurut hukum.

1) Profil lembaga

Nama lembaga : Asosiasi pengusaha dan pengrajin tunas jati

Bidang usaha : Pendidikan, penelitian, pengembangan, pelatihan/ workshop

pelatihan bubut kayu jati, pelayanan masyarakat.

Alamat : Jl. Rajawali no 849 Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan

Kasiman Kabupaten Bojonegoro.

NPWP : 69. 774.229.4-601.000

Email/no hp : [email protected] / 081 333 444 663

Akta pendirian : akta no 20 tanggal 7 april 2003

2) Program kerja

Dalam melaksanakan program kerjanya, asosiasi tunas jati membagi dalam bidang-

bidang yang mencakup:

a) Bidang organisasi dan administrasi.

(1) Membentuk perwakilan tiap RT.

(2) Melakukan pengadaan pembinaan organisasi melalui perwakilan yang ada.

(3) Menjalin hubungan yang harmonis dengan pemerintah dan dan organisasi lain.

(4) Menyusun pedoman administrasi dan menguapayakan pelaksanaanya secara

tertib.

(5) Pengadaan pembinaan tertib administrasi yang memadai melalui penataran

terhadap kelompok atau pengrajin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

92

b) Bidang pendidikan dan pengembangan IPTEK

(1) Mengupayakan pemasaran lewat website/internet.

(2) Mengadakan kursus-kursus untuk SDM pengrajin.

(3) Mengikuti studi banding.

c) Bidang dana

(1) Menggalang sumbangan masyarakat yang bersifat sukarela.

(2) Mengakomodir bantuan pemerintah yang bersifat tidak mengikat.

d) Bidang ekonomi dan usaha

(1) Membentuk koperasi serba usaha “Tunas Jati “.

e) Bidang pengkaderan

(1) Mengadakan tempat magang terhadap para remaja.

(2) Kaderisasi pengurus periode selanjutnya.

f) Bidang pengawasan dan pemeriksaan

Melakukan upaya evaluasi terhadap pelaksanaan suatu program pada tiap bidang

3) Program tambahan

a) Berencana mengajukan pada pemerintah kabupaten untuk membangun gapura,

sebagai langkah awal pembentukan desa wisata.

b) Menyelaraskan harga antara sesama pengrajin atau sesama pengusaha, sehingga

harga tidak jatuh/ terlalu tinggi. Tujuan yang ingin dicapai adalah pengrajin

menjual harga jual sesuai. Pemilik showoom pun tidak bisa mempermainkan

harga melalui pendirian koperasi produksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

93

Mendirikan koperasi produksi merupakan upaya pengembangan dari aspek

produksi. Upaya pengembangan ini belum dilakukan, namun merupakan rencana

pengembangan yang akan dilakukan oleh asosiasi para pengrajin dan pemilik

showroom. Koperasi ini diharapkan bisa menampung hasil dari para pengrajin. Para

pemilik showroom yang ingin membeli barang dapat membeli di koperasi. Diharapkan

dengan mekanisme seperti ini, dapat menstandarkan harga dan kualitas seluruh barang,

yang bermanfaat bagi perlindungan konsumen, pengrajin dan pemilik showroom. Hal

ini diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan standarisasi harga. Sebagaimana hasil

wawancara dengan ketua asosiasi Tunas Jati yang menyatakan bahwa

“ Rencana kedepan asosiasi akan mendirikan koperasi produksi. Sistem yang

digunakan adalah, pengrajin membuat produk kemudian koperasi produksi

membeli produk dari pengrajin dengan harga yang sama untuk produk yang

sama. Kemudian pemilik showroom akan membeli dari koperasi. Koperasi akan

membuat standar produk tertentu, kemudian membeli nilai (harga) yang sama

antar pengrajin, begitu pula ketika menjual kepada showroom harga yang

diberikan juga sama. Upaya ini dilakukan untuk menyeragamkan harga,

sehingga tidak ada pengrajin yang menjual produknya kepada showroom dengan

harga yang rendah meskipun pasar sedang sepi ataupun ramai. Koperasi

produksi ini, juga dapat menjadi ready stock produk handycraft untuk

mengantisipasi apabila ada pesanan dalam jumlah yang banyak. koperasi

produksi ini diharapkan dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara

pengrajn dan pemilik showroom.”

(Transkrip wawancara no 3 )

Upaya pengembangan pendirian koperasi produksi ini masih dalam tahap wacana,

namun akan dilaksanakan pada tahun 2014. Koperasi produksi nanti akan berfungsi

sebagai stockist dan mengatur sistem yang lebih baik antara hubungan pengrajin

dengan pemilik showroom.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

94

Dalam bidang permodalan, selain mengoptimalkan program-program permodalan

yang diberikan pemerintah dan perbankan, maka peran lembaga-lembaga keuangan

mikro (LKM) seperti koperasi, BMT juga perlu dioptimalkan untuk mendorong

penguatan UMKM. Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa LKM merupakan

instrumen yang berperan penting untuk menanggulangi kemiskinan. Kaplan dalam

Salam (2008) menyatakan bahwa keberadaan LKM berdampak positif bagi masyarakat

terutama dalam meningkatkan bisnis dan taraf hidup nasabah, keluarga, dan kelompok

masyarakat di sekitar nasabah.

Dari hasil kajan tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan koperasi

seharusnya memberikan dampak yang positif dalam kemajuan dibidang keuangan.

Namun, karena upaya ini belum dilakukan dan baru sebatas wacana maka belum bisa

disimpulkan apakah pendirian koperasi produksi nantinya akan berdampak positif

terhadap kenaikan pendapatan para pelaku UMKM handycraft kayu jati Dusun Bandar

Desa Batokan

b. Pemerintah

Pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas

Koperasi dan UMKM mempunyai kendala dalam upaya pengembangan UMKM

handycraft kayu jati yaitu:

1) Tidak adanya tenaga pendamping lapangan

Tidak adanya tenaga pendamping lapangan bagi UMKM sehingga UMKM tidak

mendapat pendampingan secara maksimal. Dinas tidak mempunyai tenaga pendamping

lapangan. Pelaku UMKM yang mampu survive dapat bertahan melanjutkan usahanya,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

95

sedangkan pelaku UMKM yang tidak mempunyai skill wirausaha tidak mampu

bertahan terhadap guncangan perekonomian.

2) Rendahnya jiwa wirausaha para pelaku UMKM

Jiwa wirausaha masih rendah sehingga orientasi usaha hanya pada orientasi jangka

pendek. Jiwa wirausaha para pelaku UMKM masih kurang, pola berfikirnya adalah

bagaimana menghasilkan barang kemudian segera dijual dan mendapatkan uang. Hal ini

terbukti dari pola wirausaha pelaku UMKM yang berorientasi pada keuntungan jangka

pendek. Belum ada perencanaan untuk pengembangan usaha jangka panjang.

C. Pembahasan

Pembahasan penelitian dibagi menjadi dua aspek yaitu pembahasan terkait

upaya pengembanganan UMKM dari aspek produksi dan aspek pemasaran dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan

Kasiman Kabupaten Bojonegoro. Hal ini berdasarkan rumusan masalah dan temuan

penelitian. Berdasarkan temuan penelitian mengenai upaya pengembangan UMKM

handycraft kayu jati di Dusun Bandar baik dalam aspek produksi maupun pemasaran.

1. Upaya Pengembangan Aspek Produksi untuk Meningkatkan Pendapatan

Masyarakat

Sesuai dengan hasil temuan penelitian, bahwa upaya pengembangan aspek produksi

untuk meningkatkan pendapatan ada dua upaya yaitu penyediaan alat produksi dan

inovasi produk.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

96

a. Penyediaan alat produksi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemerintah melakukan upaya

pengembangan dalam aspek produksi dengan menyediakan bantuan alat produksi.

Namun sebanyak 80% informan menyatakan bantuan tersebut tidak sesuai dengan

kebutuhan pelaku UMKM. Dukungan pemerintah melalui penyediaan alat sejalan

dengan pernyataan Agpayong (2010) pemerintah memberikan dukungan terhadap

UMKM di Ghana, sehingga saat ini UMKM di Ghana memproduksi pada bidang

pertanian, perikanan, dan obat-obatan. UMKM di Ghana menjadi lebih berkembang

dengan kenaikan jumlah unit usaha UMKM setelah mendapat dukungan dari

pemerintah.

Sejalan dengan pendapat Agpayong, Naser juga menyampaikan pendapat yang

serupa bahwa dalam hasil kajiannya menyatakan bahwa pemerintah di India mencoba

untuk membantu mengembangkan UMKM melalui penyediaan sarana. Hal ini

menciptakan lingkungan yang kondusif bagi iklim usaha, pemerintah menyediakan

infrastruktur untuk menunjang pengembangan UMKM (2013). Dapat dikatakan bahwa

secara teori dukungan pemerintah dapat mendorong kemajuan UMKM.

Hasil temuan penelitian di Dusun Bandar menyatakan bahawa ada bantuan dari

pemerintah pada pelaku UMKM. Namun, Hal ini sedikit berbeda dengan yang

disampaikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Tarigan dan Susilo.

Tarigan dan Susilo (2008) dalam hasil kajian penelitiannya menyatakan bahwa,

pengusaha/pengrajin perak menghadapi permasalahan terkait dengan terganggunya

kegiatan produksi karena adanya kerusakan bangunan serta prasarana produksi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

97

terganggunya proses produksi menyebabkan berkurangnya jumlah produksi yang

berimplikasi pada kemampuan melayani permintaan, dan penurunan permintaan pada

gilirannya akan mengurangi pendapatan dan berimplikasi pada kemampuan memenuhi

kewajiban finansial.

Sejalan dengan pendapat Tarigan dan Susilo, Kumar memberikan batasan bahwa

persaingan dalam tingkat internasional dapat dilakukan jika ada upaya pengembangan di

bidang produksi melalui pembelian peralatan produksi dan pengembangan dari aspek

pemasaran. Persaingan dapat terjadi dalam hal harga dan kualitas produk jika upaya

tersebut telah dilakukan (2011).

Dapat disimpulkan bahwa UMKM memerlukan dukungan penuh dari

pemerintah, baik dalam bentuk dana, penyediaan alat produksi maupun infrastruktur.

Tidak adanya dukungan akan menyebabkan proses produksi tidak bisa berjalan secara

maksimal. Terganggunya proses produksi akan menyebabkan berkurangnya

kemampuan/kapasitas memproduksi. Penurunan kapasitas produksi akan menurunkan

pendapatan yang diterima pelaku UMKM.

Upaya pengembangan melalui pengadaan alat produksi oleh pemerintah

Kabupaten Bojonegoro ini tidak dapat menaikkan pendapatan para pelaku UMKM

handycraft kayu jati di Dusun Bandar Desa Batokan. Hal ini dikarenakan bantuan yang

diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan produksi para pelaku UMKM, sehingga tidak

bisa membantu meningkatkan kapasitas produksi handycraft. Informan juga

menyebutkan bahwa sebelum bantuan alat produksi tersebut diberikan, pemerintah tidak

melakukan survei terlebih dahulu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

98

Dalam penelitian Naser (2013) bantuan pemerintah melalui UMKM di India bisa

dapat mengembangkan UMKM karena UMKM di India membagi dirinya mejadi

kluster/kelompok. Keuntungan dari kluster ini adalah bahwa tiap pelaku UMKM

terpacu untuk melakukan inovasi, lebih mudah dalam pemasaran produk dan juga

tercipta spesialisasi pada masing-masing kluster.

Berdasarkan temuan penelitian, 62,5% informan yang menyatakan bantuan

tidak sesuai, memilih untuk menjual bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah.

Hasil dari penjualan memang dapat meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM

dalam jangka waktu pendek, namun tujuan utama pemberian bantuan alat tersebut

bukan untuk dijual, namun digunakan sebagai modal produksi, sehingga dapat

meningkatkan pendapatan pelaku UMKM dalam jangka panjang. Dapat dikatakan

upaya pengembangan handycraft kayu jati melalui pemberian bantuan alat produksi

tidak dapat meningkatkan pendapatan pelaku UMKM.

b. Inovasi Produk

Hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa 90% informan melakukan inovasi

produk. Inovasi yag dilakukan berbeda-beda, seperti inovasi dalam bentuk, ukuran,

warana, dan inovasi dalam hal corak/motif. Inovasi dilakukan secara terus-menerus

sejak tahun 2010 hingga saat ini. Hasil dari inovasi ini memang tidak bisa dilihat secara

langsung terhadap kenaikan omzet penjualan, namun, data Tabel 13 menunjukkan

bahwa sebagian besar UD mengalami kenaikan persentase omzet penjualan sejak 2010

hingga tahun 2013. Kecuali pada tahun 2011 penurunan omzet terjadi pada informan D

dan informan E, sedangkan pada tahun 2012 terjadi penurunan pada informan C.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

99

Penurunan omzet ini tidak serta merta dikarenakan kegagalan inovasi yang dilakukan,

namun lebih kepada faktor diluar usaha. Hasil wawancara menunjukkan bahwa

infroman C, D dan E mengalami penurunan omzet penjualan karena masalah finansial

pemilik perusahaan yang berdampak pada keuangan perusahaan.

Hal ini menarik karena dalam aspek keuangan, para pelaku UMKM handycraft

kayu jati di Dusun Bandar masih belum tertata dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan

masih tercampurnya modal perusahaan dengan belanja sehari-hari pemilik perusahaan,

sehingga apabila kondisi finansial pribadi pemilik perusahaan jatuh akan

mengakibatkan modal kerja yang memburuk juga.

Menurut Bakar, Kamariah dan Hadi inovasi menjadi hal yang sangat penting dalam

menjalankan UMKM, meskipun usaha tersebut tidak memiliki cukup sumber daya

(2012).

Menurut Rogers (2003) inovasi tidak hanya berurusan dengan pengetahuan baru

dan cara-cara baru, tetapi juga dengan nilai-nilai, karena harus bisa membawa hasil

yang lebih baik, sehingga tidak hanya melibatkan iptek baru, inovasi juga melibatkan

cara pandang dan perubahan sosial. Inovasi dapat memberikan beberapa manfaat

sebagai berikut:

3. Peningkatan kualitas hidup manusia melalui penemuan-penemuan baru yang

membantu dalam proses pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

4. Memungkinkan suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan

yang dapat diperolehnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

100

5. Adanya peningkatan dalam kemampuan mendistribusikan kreativitas kedalam

wadah penciptaan sesuatu hal yang baru.

Adanya keanekaragaman produk dan jenisnya didalam pasar.

Membangun loyalitas pelanggan tentunya bukan hal yang mudah. Evaluasi

harus terus dilakukan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan. Tanpa kualitas

pelayanan yang bagus, sangat sulit pelanggan menjadi setia terhadap produk

perusahaan. Dalam upaya menjadi perusahaan pemasaran (marketing company) yang

berhasil maka sebuah perusahaan tidak saja harus menjadi perusahaan yang besar dan

kuat, tetapi perusahaan yang mampu menjangkau konsumen dengan produk berkualitas

tinggi dan membangun kesetiaan terhadap produk tersebut dengan cara memberikan

kepuasan kepada pelanggan yang tinggi pula.

2. Upaya Pengembangan Aspek Pemasaran untuk Meningkatkan Pendapatan

Masyarakat

Upaya pengembangan aspek pemasaran dilakukan dengan pemasaran melalui online

marketing , perluasan jaringan melalui pameran dan studi banding serta program wood

fair.

a. Pemasaran internet

Hisrich, Peter dan Shepherd (2008) menyatakan bahwa mengembangkan situs e-

commerce harus merupakan sebuah keputusan yang strategis dan didasarkan pada

beberapa faktor, yaitu: 1) produk-produk harus dapat dikirim secara ekonomis dengan

baik; 2) produk tersebut harus menarik banyak orang dan perusahaan harus siap

mengirim produk keluar lokasi geografisnya; 3) operasi-operasi online harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

101

menghasilkan penurunan biaya bila dibandingkan dengan operasi bangunan saat ini; 4)

mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menarik pelanggan ke situs webnya

secara ekonomis.

Dapat dikatakan bahwa langkah pengembangan pemasaran UMKM melalui

online marketting yang dilakukan oleh pelaku UMKM sudah tepat. Namun, dalam

pelaksanaanya harus memperhatikan banyak hal seperti: produk harus merupakan

produk yang dapat dikirim secara ekonomis, menimbulkan sedikit biaya dan merupakan

produk yang menarik. Dalam melakukan pemasaran melalui online marketting cukup

sederhana dan menjanjikan kemudahan dalam transaksi. Jaringan internet harus tersedia

dalam keadaan yang baik dan ada jaminan kecepetan respon dan transaksi.

Sejalan dengan kemudahan transaksi dalam online marketting, tambahan

pendapatan juga diperoleh dari pemasaran jenis ini. Online marketting selain

bermanfaat sebagai media informasi berteknologi tinggi, ternyata juga bisa menambah

pendapatan perusahaan. Menurut Pambudi dalam Tjiptono dan Chandra (2008:699)

“Sejauh ini, sumber pemasukan bagi sebagian besar perusahaan dotcom Indonesia

adalah iklan, banner, fee transaksi, biaya keanggotaan, penjualan berita, jasa e-

commerce, web hosting, biaya berlangganan Internet Service Provider (ISP), transaksi

saham, dan komisi penjualan.”

Kesimpulan yang bisa di ambil bahwa pemasaran melalui internet dapat

menciptakan sumber pendapatan lain bagi pemilik perusahaan. Seperti sebuah toko

yang harus dibersihkan dan dirawat setiap hari, halaman web/akun perusahaan dalam

sebuah situs penjualan online juga harus dirawat. Dirawat disini mengandung arti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

102

bahwa situs tersebut dipastikan selalu update dengan produk baru dari perusahaan, cepat

mendapatkan respon dari pemilik perusahaan. Selain itu juga harus memberikan

kemudahan transaksi dan kejelasan produk yang dijual. Secara logika, konsumen akan

membeli suatu produk apabila mereka tertarik, dengan demikian tampilan gambar dan

informasi yang disampaikan harus menarik dan jelas bagi konsumen, termasuk

ketentuan cara pembelian, potongan harga, mekanisme pengiriman barang, jaminan

kualitas dan kepercayaan pada perusahaan.

Kepercayaan pada perusahaan dan jaminan kualitas dan kepercayaan pada

perusahaan terkait dengan kepercayaan pada perusahaan adalah berbicara dengan

kualitas layanan. Kumar dan Suresh menyatakan bahwa untuk dapat bersaing di pasar

diperlukan kualitas yang baik, kualitas yang baik akan berbanding lurus dengan harga,.

Dapat dikatakan bahwa kualitas dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk harga, dimana

faktor-faktor tersebut saling berkaitan (2008).

Selain itu, kualitas tidak hanya menyangkut kulitas barang yang dijual, namun juga

kualitas pelayanan terhadap pelanggan. Untuk mendapatkan kepercayaan dari

konsumen, pelaku industri sebaiknya telah memiliki merek. Hal ini dikarenakan dengan

adanya merek, maka pertimbangan konsumen tidak hanya pada manfaat ketika mereka

memutuskan membeli barang tersebut, namun juga tentang kepercayaan akan mutu dan

jaminan kualitas barang tersebut terhadap merek/brand perusahaan. Penjualan akan

menjadi lebih mudah, ketika merek perusahaan telah mendapat kepercayaan dari

konsumen, hal inilah yang disebut kekeuatan merek (branding strategy). Penelitian ini

sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh. Kapferer (2004) menyatakan bahwa a map

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

103

alone is not the underlying territory,yang artinya merek ibarat sebuah peta yang tidak

bisa sendirian menciptakan nilai bagi konsumen. Penciptaan merek membentuk

serangkaian asosiasi, persepsi kualitas, jaminan mutu, dan diferensiasi produk

Konsumen tidak membeli sebuah produk hanya dari merek yang sudah baik saja,

pertimbangan asas manfaat juga menjadi dasar pembelian suatu produk. Oleh sebab itu

selain merek yang sudah baik, produsen harus menerapkan strategi pemasaran yang

tepat, salah satunya dengan mempertimbangkan asas manfaat dan harga yang bisa

mempengaruhi daya beli dan loyalitas konsumen.

Namun, tidak dipungkiri bahwa merek merupakan hal yang penting, bagi konsumen

maupun perusahaan seperti yang dikemukakan oleh Tjiptono dan Chandra (2008:351)

“memiliki merek dagang terdaftar dan dilindungi hukum merupakan hal yang esensial

dalam berbisnis di era global saat ini”. Lebih lanjut Tjiptono dan Chandra (2008)

menyatakan bahwa pendaftaran merek memiliki fungsi sebagai: a) alat bukti bagi

pemilik yang berhak atas merek yang didaftarkan; b) dasar penolakan terhadap merek

yang sama keseluruhan atau sama pada pokoknya yang dimohonkan pendaftaranya oleh

pihak lain untuk barang sejenis atau tidak sejenis; dan c) dasar untuk mencegah pihak

lain memakai merek yang sama secara keseluruhan atau sebagian. Fungsi merek bisa

dibedakan menjadi berikut:

iv. Proteksi terhadap bentuk plagiasi produk, proteksi hukum.

v. Penjaminan mutu suatu produk barang atau jasa

vi. Sebagai sarana keunggulan kompetitif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

104

Kaitanya dengan hasil temuan pada UMKM handycraft kayu jati bahwa para

pelaku UMKM ini hendaknya memiliki merek yang tedaftar dengan bukti berupa

kepemilikan surat ijin usaha perdagangan (SIUP) dan di legalkan secara hukum.

Sejalan dengan pendapat dan Kumer dan Suresh, menurut Daryanto alasan

kualitas merupakan sesuatu yang penting adalah kulitas mempertaruhkan reputasi

perusahaan, kualitas juga menjadi jaminan keandalan suatu produk, serta keterlibatan

produk dalam suatu pasar mencerminkan kualitas dari produk itu sendiri (2012).

Perusahaan yang sudah mempunyai nama di pasar mempunyai standar kualitas yang

tinggi karena standar kualitas tersebut menggambarkan reputasi perusahaan di mata

konsumen. Peningkatan pendapatan perusahaan dapat dilakukan dengan peningkatan

kualitas. Jika kualitas produk tersebut dinilai baik oleh konsumen, maka penjualan

akan naik dan pendapatan perusahaan meningkat. Kualitas produk juga dapat

menciptakan keandalan produk. Kualitas diukur berdasarkan seberapa dekat produk

tersebut dengan standar maksimal yang ditetetapkan. Penetapan standar dilakukan

berdasarkan kebutuhan konsumen, yang umumnya di dahului oleh riset pasar.

Hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa 40% informan telah melakukan

pemasaran melalui internet, sedangkan sisanya yaitu 60% informan belum pernah

melakukan pemasaran melalui internet. alasan informan tidak melakukan pemasaran

melalui internet adalah menganggap sudah kewalahan dengan order yang datang

langsung ke showroom. Alasan lain yang dikemukakan adalah tidak bisa

menggunakan media internet sebagai media pemasaran. Media yang digubakan adalah

melalui media sosial facebook, Blackberry Massenger, dan blog.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

105

UD yang menggunakan internet sebagai salah satu strategi pemasaran adalah

UD. Kondang Jati dan UD. Berkah Jati. UD. Kondang jati lebih dulu menggunakan

internet sebagai media pemasaran pada tahun 2011, sedangkan UD. Berkah Jati

menggunakan satu tahun kemudian yaitu pada tahun 2012. Kaitannya anatara

penggunaan media internet sebagai media pemasaran dengan peningkatan pendapatan,

secara umum dapat dilihat pada Tabel 13. pada tabel tersebut menunjukkan bahwa

UD. Kondang Jati mengalami kenaikan yang cukup signifikan tiap tahun. Puncaknya

pada tahun 2013 dimana kenaikan sebesar 7,71% dapat dicapai oleh UD tersebut. Pada

UD. Berkah Jati juga mengalami kenaikan pada setiap tahunnya, namun di tahun

2012 mengalami penuruanan sebesar 3,77%. Hal ini dikarenakan masalah finansial

yang dialami oleh pemilik perusahaan.

Secara keseluruhan UD. Kondang Jati memang lebih bagus jika dilihat dari segi

pengelolaan manajemen, baik manajemen keuangan, produksi, pemasaran, maupun

sumber daya mausia, namun kenaikan persentase yang dialami oleh UD. Kondang Jati

bukan serta merta karena faktor pemasaran internet yang telah dilakukan, karena

disamping melakukan pemasaran melalui internet, UD. Kondang Jati juga melakukan

upaya pengembangan lain yaitu mengikuti pameran, wood fair, melakukan inovasi,

serta studi banding.

b. Pameran dan studi banding

Pengadaan pameran dan studi banding merupakan upaya pengembangan dalam

memperluas pasar dan menambah wawasan. Hasil penelitian menunjukan bahwa

informan merasa bahwa dengan mengikuti pameran mereka mendapatkan pesanan dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

106

konsumen baru. Sejalan dengan hasil peneitian tersebut Shihabudheen menyatakan di

negara India pemerintah mengadakan pameran untuk UMKM sebagai bentuk dukungan

dari pemerintah untuk mempromosikan UMKM. Pameran ini sangat membantu UMKM

dalam mengembangkan pasar mereka (2013). Hal ini mengacu pada kesimpulan bahwa

pengadaan pameran yang diikuti oleh pelaku UMKM terbukti dapat memperluas pasar

melalui peningkatan jumlah pesanan baru, hal ini berarti pertambahan jumlah

pendapatan. Hal ini juga bermakna bahwa melalui pameran, pelaku UMKM mempunyai

kesempatan untuk mengakses pasar melalui dukungan pemerintah, selaku pihak

penyelenggara.

Kaitannya dengan program studi banding yang bertujuan untuk menambah

wawasan pelaku UMKM terkait pengelolaan perusahaan, hasil penelitian menunjukan

bahwa melalui kegiatan studi banding informan mendapatkan pengetahuan baru

mengenai cara mengelola usaha. Penambahan wawasan para pelaku UMKM dapat

meningkatkan kemampuan personal pelaku UMKM dalam mengelola perusahaan. Hal

ini bermakna perusahaan dapat menjadi lebih efektif dengan peningkatan kemampuan

personal. Perusahaan yang efektif dapat memberikan keuantungan bagi pemilik

perusahaan. Misalkan, perusahaan yang dapat mencari bahan baku yang lebih murah

akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Begitu pula ketika suatu perusahaan

menggunakan teknologi yang tinggi, maka perusahaan tersebut menjadi lebih efisien

dengan memangkas pengeluaran untuk menggaji karyawan mereka.

Hal ini sejalan dengan pendapat Kotler (1997) menyatakan perusahaan dapat

memperoleh keunggulan kompetitif yang kuat dengan mempekerjakan dan melatih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

107

orang-orang yang lebih baik daripada pesaing mereka. Personil yang terlatih lebih baik

menunjukkan enam karakteristik yaitu kemampuan, kesopanan, kredibilitas, dapat

diandalkan, cepat tanggap dan komunikasi. Apabila ditinjau dari hubungan antara upaya

pengembangan dengan melakukan kegiatan studi banding dan pameran dengan

pendapatan masyarakat, maka terdapat hubungan yang positif. Hal ini bermakna bahwa

pengadaan kegiatan studi banding dan pameran dapat membantu pelaku UMKM dalam

menaikkan pendapatan masyarakat (pelaku UMKM) mengacu pada catatan lapangan

yang menunjukan bahwa kegiatan pameran dan studi banding membantu pemasaran

para pemilik showroom dengan mengenalkan hasil handycraft Dusun Batokan pada

masyarakat lokal Bojonegoro dan daerah sekitarnya.

Berdasarkan hasil temuan penelitian dua program ini sangat bermanfaat bagi pelaku

UMKM, namun dalam program studi banding belum bisa disimpulkan apakah

membawa pengaruh terhadap peningkatn pendapatan pelaku UMKM. Hal ini

dikarenakan data omzet penjualan yang ditemukan belum menunjukkan hasil program

tersebut. Program studi banding diadakan di tahun 2014 yaitu pada bulan Maret dan

Mei, sedangkan data omzet penjualan yang ada adalah data hingga tahun 2013 saja.

c. Wood fair

Program wood fair merupakan salah satu program dari pemerintah Kabupaten

Bojonegoro untuk mengenalkan potensi kayu dan hasil olahan kayu di Kabupaten

Bojonegoro. Kotler (2002) menyatakan terdapat empat strategi umum untuk mendorong

warga serta menarik wisatawan, pengusaha dan investor ke wilayah ini dengan: (1)

pemasaran citra (image marketing): keunikan dan kebaikan misal: “Bandung—Paris

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

108

Van java”, “Jogja—Never Ending Asia”. (2) pemasaran atraksi/daya tarik (attraction

marketing) dapat berupa keindahan panorama alam, bangunan dan tempat bersejarah

dan sejenisnya. (3) pemasaran prasarana (infrastructure marketing) prasarana sebagai

pendukung daya tarik lingkungan bisnis, seperti: jalan raya, akses transportasi,

ketersediaan papan atau bando kota, jaringan telekomunikasi dan teknologi informasi.

(4) pemasaran penduduk (people marketing) mencakup: keramahan, kemampuan

melayani dan menjual produk, tenaga ahli, kemampuan berwirausaha. Pemasaran

wilayah dalam hal pemasaran citra/pencitraan juga dapat dilakukan dengan dukungan

internet. Program wood fair yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bojonegoro

sebenarnya merupakan langkah menuju pemasaran kota dengan mengambil langkah

pertama yaitu pemasaran citra. Citra atau image yang ingin diambil adalah Bojonegoro

sebagai kota olahan kayu yang berkualitas dan mampu bersaing dengan daerah-daerah

lain. Hal lain yang ingin ditekankan dalam menciptakan pemasaran kota ini adalah

pembangunan modal sosial melalui people. People disini mengandung arti pemasaran

melalui pemanfaatan orang atau penduduk pelaku UMKM diwilayah tersebut.

Pemasaran orang bermakna sikap ramah, kemampuan melayani dan menjual produk,

tenaga ahli, kemampuan berwirausaha. Dalam pengadaan program wood fair ini,

pemerintah mengharapkan masyarakat pelaku UMKM di Dusun Bandar Desa Batokan

dapat terlatih untuk bersikap ramah dan meningkatkan kemampuan dalam menjual serta

kemampuan berwirausaha.

Namun, dalam kaitannya dengan pemasaran sarana dan pemasaran atraksi, yang

dapat berupa panorama alam dan perbaikan infrastruktor kota, pemerintah Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

109

Bojonegoro belum melakukan upaya yang maksimal, hal ini terbukti dari tidak adanya

upaya perbaikan infrastruktur (jalan, akses transportasi dan sarana lainya). Hal ini juga

terlihat dari segi daya tarik wisata, bila dibandingkan dengan kota/kabupaten yang

berbatasan secara administratif, Kabupaten Bojonegoro segi pengelolaan pariwisatanya

masih kurang. Misalnya saja Kabupaten Tuban memiliki daya tarik yaitu kawasan

wisata religi Sunan Bonang, panorama alam Goa Akbar sedangkan kota Lamongan

mempunyai Wisata Bahari Lamongan yang cukup populer. Hal ini bukan berarti

Kabupaten Bojonegoro tidak memiliki potensi pariwisata sama sekali, Kabupaten

Bojonegoro memiliki pusat api abadi “Kayangan Api”, namun dari segi pengelolaan

pariwisatanya masih kurang, apabila kawasan wisata yang ada dapat dikelola dengan

baik, maka nilai tambah untuk menarik wisatawan akan naik.

Apabila ditinjau dari hubungan antara upaya pengembangan dengan melakukan

kegiatan wood fair dengan pendapatan masyarakat, maka terdapat hubungan yang

positif. Hal ini bermakna bahwa pengadaan kegiatan wood fair membantu pelaku

UMKM dalam menaikkan pendapatan masyarakat (pelaku UMKM) mengacu pada

catatan lapangan yang menunjukkan bahwa kegiatan wood fair membantu pemasaran

para pemilik showroom dengan mengenalkan hasil handycraft Dusun Batokan pada

masyarakat Bojonegoro dan daerah sekitarnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

110

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pengembangan UMKM

handycraft kayu jati di Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan Kasiman

Kabupaten Bojonegoro ditinjau dari aspek produksi dan pemasaran. Berdasarkan

rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil analisis data penelitian, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Upaya pengembangan UMKM handycraft kayu jati yang dilakukan untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat ditinjau dari aspek produksi yaitu

i. Pemberian bantuan alat produksi

Upaya ini dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Koperasi

dan UMKM Kabupaten Bojonegoro. Upaya ini tidak berhasil meningkatkan

pendapatan masyarakat. Hal ini dikarenakan bantuan alat yang diberikan tidak

sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM, sehingga bantuan alat tersebut tidak

bisa meningkatkan kapasitas produksi handycraft kayu jati.

ii. Melakukan inovasi produk

Inovasi dilakukan oleh pengrajin dan pemilik showroom, melalui

penuangan ide kreatif melakukan perubahan bentuk, ukuran dan warna. Upaya

tersebut berdampak pada kenaikan omzet penjualan. Hal ini bermakna bahwa

UMKM handycraft kayu jati melalui inovasi produk dapat meningkatkan

pendapatan para pelakunya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

111

2. Upaya pengembangan UMKM handycraft kayu jati yang dilakukan untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat ditinjau dari aspek pemasaran yaitu:

a. Melakukan pemasaran melalui internet

Upaya ini dilakukan oleh pemilik showroom, dalam hasilnya upaya

pengembangan aspek pemasaran melalui pemasaran internet ini mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian pemasaran internet

dapat memperluas pemasaran, meningkatkan kemampuan pelaku UMKM dalam

mengakses pasar sekaligus menambah jumlah pesanan barang dari konsumen

baru. Hal ini berarti peningkatan pendapatan masyarakat diperoleh melalui

pemasaran internet.

b. Mengikuti studi banding dan mengikuti pameran produk

Dalam kaitannya untuk peningkatan pendapatan, upaya pengembangan

dengan mengikuti studi banding dan mengikuti pameran produk ini dapat

digunakan untuk perluasan jaringan pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada dampak positif yang dirasakan informan selesai mengikuti pameran

dan studi banding. Perluasan wawasan, penyebarluasan jaringan pemasaran serta

ilmu untuk tata kelola perusahaan. Perusahaan menjadi lebih efektif dengan

demikian pendapatan perusahaan juga akan naik.

c. Wood fair

Upaya pengembangan melalui kegiatan wood fair merupakan langkah

awal menuju upaya pemasaran kota. Upaya ini bertujuan untuk mengenalkan hasil

olahan kayu Kabupaten Bojonegoro terhadap masyarakat di sekitar Kabupaten

Bojonegoro. Upaya ini membawa dampak yang positif bagi perkembangan

UMKM, meski tidak sebesar kegiatan pameran dan inovasi. Namun, upaya ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

112

membawa dampak kenaikan pendapatan melalui penjualan produk handycraft

kayu jati selama pameran.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoretis

Konsekuensi logis dari penelitian mengenai upaya pengembangan UMKM

handycraft kayu jati ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Upaya pengembangan UMKM handycraft kayu jati yang dilakukan

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat ditinjau dari aspek

produksi yaitu pemberian bantuan alat produksi dan melakukan inovasi

produk.

Dari kedua upaya tersebut bantuan alat produksi tidak bisa

meningkatkan pendapatan masyarakat. Bantuan alat merupakan bentuk

upaya pengembangan dari pemerintah. Dukungan dari pemerintah,

seharusnya bisa memajukan UMKM. Peningkatan pendapatan bisa

terjadi jika bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pelaku

UMKM. Maka bantuan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan

pelaku UMKM.

Upaya dalam aspek produksi yang lainnya dengan melakukan inovasi

produk, inovasi ini berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat.

Maka seharusnya inovasi dilakukan secara terus-menerus baik dalam

inovasi bentuk, inovasi ukuran, warna, motif dan sebagainya.

b. Upaya pengembangan UMKM handycraft kayu jati yang dilakukan

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat ditinjau dari aspek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

113

pemasaran yaitu: melakukan pemasaran melalui internet, mengikuti

pameran produk, dan kegiatan wood fair.

Dari ketiga upaya tersebut, semuanya berhasil meningkatkan

pendapatan masyarakat. Aspek pemasaran hendaknya lebih ditekankan

disamping produksi. Perluasan jaringan pemasaran, pengaksesan pasar

atau kegiatan-kegiatan lain yang bertujuan mengenalkan hasil produk.

Upaya pengembangan aspek pemasaran bisa berhasil dengan baik

melalui kerjasama dengan pemerintah, sehingga peran pemerintah

sangat diperlukan dalam perluasan jaringan pemasaran pelaku UMKM.

Pelaku UMKM sangat membutuhkan dukungan pemerintah dalam

aspek pemasaran untuk meningkartkan pendapatan.

2. Implikasi Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan langkah riil bagi

para pelaku UMKM, pengrajin, pemilik showroom dalam mengatasi

berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UMKM melalui

berbagai upaya pengembangan UMKM handycraft kayu jati.

b. Hasil penelitian ini dapat membantu memberikan evaluasi dan

menyusun program rencana pengembangan UMKM bagi Dinas

Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Dinas Koperasi dan

UMKM. Dua dinas ini merupakan dinas yang membawahi UMKM

dan merupakan instansi teknis penyelenggara kegiatan pengembangan

UMKM. Evaluasi disini bermakna pemberian penilaian keberhasilan

atas program yang telah dilaksanakan sebelumnya, apakah program

tersebut akan dilanjutkan, dikembangkan ataukah dihentikan. Apabila

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

114

program tersebut dinilai baik dan memberikan dampak positif bagi

pengembangan UMKM maka program tersebut dapat dilanjutkan. Jika

program tersebut dinilai kurang tepat dan hasil yang dicapai jauh dari

sasaran program, maka program tersebut dihentikan dan dapat diganti

dengan program lainnya. Apabila program tersebut baik namun

ditemukan banyak kendala, maka program tersebut dapat

dipertimbangkan dan dikembangkan kembali untuk mencapai hasil

yang maksimal.

3. Implementasi Dalam Bidang Pendidikan

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan ajar di tingkat

perguruan tinggi pada mata kuliah kewirausahaan sub bab produksi

dan pemasaran, dalam bentuk bahan ajar. Dimana dalam bahan ajar

tersebut dapat memberikan contoh riil pada peserta didik mengenai

masalah yang dihadapi para pelaku UMKM dan upaya

pengembangannya, ditinjau dari dua aspek yaitu aspek produksi dan

pemasaran.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pelatihan bagi para pelaku

UMKM khususnya pada bidang produksi dan pemasaran untuk

melakukan pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan pelaku

UMKM.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pelatihan bagi para remaja-

remaja pelaku UMKM di dusun Bandar desa Batokan dalam upaya

memperluas gerakan kewirausahaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

115

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian, maka saran yang

diajukan peneliti sebagai berikut:

1. Kepada peneliti lain

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih

mendalam dalam bidang manajemen lainnya, yaitu manajemen

keuangan dan manejemen sumberdaya manusia. Hal ini dilakukan agar

upaya pengembangan dapat lebih maksimal, karena dilakukan dalam

empat aspek manajemen sekaligus.

2. Kepada Pemerintah (Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta

Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bojonegoro)

a. Dalam melakukan upaya pengembangan terhadap UMKM, dalam

bentuk alat produksi, hendaknya pemerintah melakukan obervasi awal

tentang kebutuhan dasar para pelaku UMKM dalam mengembangkan

usahanya, sehingga mengetahui peralatan yang dibutuhkan secara pasti.

Hal ini akan memudahkan pemerintah dalam memberikan bantuan.

Dengan demikian bantuan alat yang diberikan dapat digunakan sebaik-

baiknya dan memberikan hasil yang maksimal bagi para pelaku

UMKM.

b. Melakukan pendampingan usaha bagi para pelaku UMKM, sehingga

para pelaku UMKM dapat bertahan dalam industri. Pendampingan

disini bermakna, pemerintah tidak hanya mengadakan program, tapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

116

juga mengadakan pembimbingan hasil tindak lanjut dari program

tersebut. Hal ini akan berpengaruh terhadap keinginan yang besar dan

motivasi internal para pelaku UMKM karena merasa diperhatikan oleh

pemerintah.

c. Pemerintah membantu melakukan pengembangan aspek pemasaran

UMKM melalui program pemasaran kota, dengan menjadikan

Kecamatan Kasiman sebagai kawasan industri wisata handycraft kayu

jati dengan pusat industri kerajinan di Dusun Bandar Desa Batokan. Hal

ini mempunyai makna bahwa pemerintah daerah harus membangun

infrastruktur, sarana dan prasarana yang memadai, dan meningkatkan

kemampuan individu para pelaku UMKM, baik kemampuan dalam

penjualan, jiwa wirausaha dan kemampuan sosial sebagai syarat desa

kawasan wisata.

3. Kepada Pelaku UMKM

1. Para pelaku UMKM melakukan pengembangan pada aspek roduksi

dengan meningkatkan kualitas produksi dan melakukan inovasi

produk. Hal ini bermakna bahwa kualitas handycraft kayu jati yang

dijual harus dalam keadaan baik secara fisik, pelayanan dan harganya.

Melakukan inovasi produk mempunyai makna melakukan

perencanaan perubahan bentuk, ide kreatif, warna dan lain sebagainya

terhadap produk handycraft kayu jati kemudian

mengimplementasikanya pada produk yang akan dijual. Hal ini

dilakukan untuk meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

117

2. Melakukan pengembangan upaya pemasaran dengan memanfaatkan

semua media yang ada, baik melalui kartu nama, pemasangan papan

nama, maupun melakukan pemasaran internet. Melalui pemasaran

internet, jaringan pemasaran dapat berkembang dengan lebih cepat

dan mudah melalui bantuan teknologi. Selain itu, pelaku UMKM juga

dapat melakukan perluasan jaringan pemasaran dengan memanfaatkan

kekuatan merek, dengan merek yang telah terbukti kualias produknya,

loyalitas konsumen akan bertambah. Apabila perluasan pemasaran

melalui dua hal tersebut dapat dijalankan oleh para pelaku UMKM,

maka akan meningkatkan pendapatan yang berarti peningkatan

kesejahteraan para pelaku UMKM.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

118

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, M.N., Kamariah, I.B., & Hadi, G. 2012. Examining Micro, Small and Medium

Scale Enterprises (MSMEs) Innovation Capacities in Manufacturing Sector: A Survey

Of Nigeria. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business Institute

of Interdisciplinary Business Research, 4 (8), 806-816.

Agpayong, D. 2010. Micro, Small and Medium Enterprises’ Activities, Income Level and

Poverty Reduction in Ghana – A Synthesis of Related Literature. International

Journal of Business and Management, 5 (12), 196-205.

Ahmad, Syed Zamberi. 2012. Micro, Small and Medium-Sized Enterprises Development in

the Kingdom of Saudi Arabia: Problems and Constraints. World Journal of

Entrepreneurship, Management and Sustainable Development, 8 (4), 217 – 232.

Ahmed, P.K & Shepherd, C. 2010. Innovation Management:Context, Strategies,System and

Processes. Upper Saddle River: Pearson prentice hall.

Bashar, A., Ahmad, I., Wasiq, M. 2012. Effectiveness of Social Media as a Marketing Tool:

an Empirical Study. International Journal of Marketing, Financial Services &

Management Research, 1 (11), 88-99.

Chib, A.S. 2012. Prospects and Problems in Micro, Small and Medium Enterprises in Rural

Districts of Jammu and Kashmir (J&K). International Journal of Entrepreneurship &

Business Environment Perspectives Pezzottaite Journals. 1 (2), 147-153.

Dale, Barrier G. 2003. Management Quality 4th Edition. New york: Willey-Blackwell.

Daryanto. 2012. Sari Kuliah Manajemen Produksi. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani

Sejahtera.

Hamid. 2010. Masalah Pokok UMKM di Indonesia. Jurnal Manajemen, 4(2), 48-59.

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Heizer,Jay dan Render, Barry. 2006. Operation Management Global Edition Tenth edition.

Upper Saddle River: Pearson.

Heriyanto, M. 2003. E-Government dan Pemasaran Kota. Jurnal Industri dan Perkotaan,

8(13), 667-670.

Hisrich, R.D., Peter, M.P., dan Shepherd, D.A. 2008. Entrepreneurship Kewirausahaan edisi

7. Terj. Chriswan Sungkono dan Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

117

Kapferer, J.N. 2004. The New Strategic Brand Management: Creating and Sustaining Brand

Equity Long Term. London: Kogan Page.

Kotler, P. 2002. Marketing Management 11 ed International Edition. Upper Saddle River:

Pearson.

Kobylanski, A. 2011. Development of Marketing Orientation in Small and Medium-Sized

Enterprises Evidence From Eastern Europe. International Journal of Management

and Marketing Research, 4 (1),49-59

Kraja, Y. & Osmani, E. 2013. Competitive Advantage and its Impact in Small and Medium

Enterprises (SMES) (Case of Albania). European Scientific Journal, 9(16), 76-85.

Kumar, N.K. & Sardar, G. 2011. Competitive Performance of Micro, Small and Medium

Enterprises in India. Asia pacific Journal of Social Sciences, 3; 128-146.

Kumar, S. A. & Suresh N. 2008. Production and Operation Management Second Edition

(with Skill Development and Caseletes Cases). New Delhi: New Age International

Publishers.

Liu, X. 2008. A Further Investigation of Product Specialization in International Trade.

Journal Of Asian sosial science, 4(9),41-45.

Mankiw, N. Gregory, 2000. Teori Makro Ekonomi, Edisi Empat, Jakarta: Erlangga

Moleong, L. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

N, Shihabudheen. 2013. Role MSME Act 2006 in Promoting SSIs in Malappuram: An

empirical study of Manjeri Municipality, Kerala, India. International Research

Journal of Social Sciences, 2(9), 11-18.

Naser, V.A. 2013. A Critical Evaluation of the Contributions Made by The micro, Small and

Medium Enterprises in Indian Economy. International Journal of Marketing,

Financial Services & Management Research,2 (7), 151-159

Osotimehin, K.O., Jegede, C.A., Akinlabi, B.H., & Olajide, O.T. 2012. An Evaluation of the

Challenges and Prospects of Micro and Small Scale Enterprises Development in

Nigeria. American International Journal of Contemporary Research, 2 (4), 174-185.

Padhyay, N.B. 2002. E-commerce Context, Concepts and Consequences International

Edition. New York: Mcgrawhill Companies,Inc.

Primiana, I. 2009. Menggerakkan Sektor Riil UKM & Industri. Bandung : Penerbit CV

Alfabeta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

118

Panggabean, R. 2011. Analisis kebutuhan peralatan di sentra gerabah. Jurnal Pengkajian

Koperasi dan UKM, 6; 142 – 158.

Salam, Abdul. 2008. Sustainablitas Lembaga Keuangan Mikro; Koperasi Simpan Pinjam.

Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Sriyana, J. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus

Di Kabupaten Bantul. Simposium Nasional 2010. Purworejo.

Sugiyono. 2013. Metode pendekatan penelitian pendidikan kuantitatif, kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Supriyatna, Iwan. 2013. 2013, Pertumbuhan UMKM RI Diprediksi Capai 2 Juta. Diperoleh

20 november 2013 dari http://bola.okezone.com/ read/2012/12/21/320/735455/2013-

pertumbuhan-umkm-ri-diprediksi-capai-2-juta.

Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Tamba, Halomoan. 2004. ’Mencari Format Kebijakan Pemasaran UKM.’ Infokop Nomor 25

Tahun XX.

Tambunan, Tulus T.H. 2001. Industrialisasi di Negara Sedang Berkembang: Kasus

Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tarigan, Y.P., dan Susilo, S.Y. 2008. Masalah dan Kinerja Industri Kecil Pascagempa: Kasus

Pada Industri Kerajinan Perak Kotagede Yogyakarta. Jurnal Riset Ekonomi dan

Manajemen, 8(2), 188 – 199.

Tjiptono, F., Chandra, G. 2008. Pemasaran strategik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

119

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

120

PEDOMAN WAWANCARA

A. Tujuan wawancara

Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya

pengembangan UMKM handycraft kayu jati dalam aspek produksi dan

pemasaran di Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan Kasiman

Kabupeten Bojonegoro.

B. Metode wawancara

Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam,

yaitu jenis wawancara yang tidak terstruktur dengan ketentuan:

a. Pertanyaan wawancara disesuaikan dengan tujuan wawancara

b. Pertanyaan wawancara disesuaikan dengan kondisi narasumber

C. Pelaksanaan

Wawancara dilaksanakanan sesuai dengan kesepakatan waktu

antara informan dengan pewawancara.

D. Rumusan pertanyaan wawancara untuk pengrajin dan pemilik

showroom

Informan :

Usia :

Pendidikan :

A. Bidang manajemen produksi

1. Masalah pokok bidang produksi

1.1 Mengapa masalah tersebut menjadi kendala anda dibidang produksi?

2. Ketersediaan bahan baku produksi

2.1 Bagaimana sistem pengadaan bahan baku produksi?

Lampiran 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

121

2.2 Apa alasan anda memilih membeli bahan baku dari opsi yang anda

pilih?

2.3 Seberapa sering anda membeli bahan baku?

3. Ketersedian alat produksi

3.1 Mengapa anda memilih untuk menyewa/membeli alat produksi?

3.2 Seberapa sering anda menambah/mengganti alat produksi?

4. Dukungan pemerintah terhadap produksi

4.1 Mengapa bantuan tersebut yang anda harapkan terhadap pelaku

UMKM?

4.2 Jika bantuan tersebut tidak bermanfaat, bagi anda apa yang anda

lakukan terhadap bantua tersebut?

5. Spesialisasi produk

5.1 mengapa anda merasa spesialisasi perlu untuk dilakukan?

6. Subjek

6.1 mengapa anda memilih orang tersebut yang melakukan proses

produksi?

7. Waktu produksi

7.1 mengapa anda memilih waktu tersebut untuk melakukan produksi?

8. Tempat produksi

8.1 mengapa anda memilih tempat tersebut untuk melakukan produksi?

9. Kerjasama produksi

9.1 Apa bentuk kerjasama yang anda lakukan?

9.2 Mengapa anda melakukan kerjasama dalam bentuk tersebut

10. Upaya pengembangan produksi

10.1 Mengapa upaya pengembangan produksi tersebut perlu dilakukan?

10.2 Bagaimana cara anda melakukan upaya pengembangan tersebut?

B. Bidang manajemen pemasaran

1. Subjek yang memasarkan

1.1 mengapa subjek tersebmelakukan ut yang memasarkan produk?

1.2 Seberapa sering subjek tersebut melakukan proses pemasaran?

2. Media pemasaran

2.1 Apa alasan anda menggunakan/ tidak mengunakan pemasaran melalui

internet?

2.2 Mengapa media tersebut yang anda gunakan untuk melakukan

pemasaran?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

122

3. Segmentasi pasar

1.1 Mengapa anda memilih pangsa pasar tersebut sebagai pasar produk

anda?

1.2 Apakah anda akan melakukan perluasan pasar?

4. Kerjasama dalam pemasaran

4.1 Apa bentuk kerjasama yag anda lakukan?

4.2 Mengapa anda melakukan kerjasama dalam bentuk tersebut?

5. Kendala dibidang pemasaran

5.1 Mengapa masalah tersebut yang menjadi kendala anda di

bidang pemasaran?

6. Upaya pengembangan pemasaran

6.1 Mengapa upaya pengembangan produksi tersebut perlu dilakukan?

7. Dukungan pemerintah terhadap pemasaran

7.1 Mengapa bentuk dukungan tersebut yang anda harapkan?

4 Pendapatan masyarakat

1. Pola konsumsi

1.1 Mengapa anda memilih menggunakan pendapatan anda untuk hal

tersebut?

1.2 Seberapa sering anda melakukan kegiatan

konsumsi/investasinya/menabung?

2. Upaya peningkatan pendapatan

2.1 Apakah usaha anda untuk meningkatkan pendapatan anda dari aspek

produksi?

2.2 Apa usaha anda untuk meningkatkan pendapatan anda dari aspek

pemasaran?

2.3 Apakah usaha pengembangan bidang produksi tersebut dapat

meningkatkan pendapatan anda?

2.4 Apakah upaya pengembangan bidang pemasaran tersebut dapat

meningkatkan pendapatan anda?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

123

PEDOMAN WAWANCARA

A. Tujuan wawancara

Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya

pengembangan UMKM handycraft kayu jati dalam aspek produksi dan

pemasaran di Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan Kasiman

Kabupeten Bojonegoro.

B. Metode wawancara

Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam,

yaitu jenis wawancara yang tidak terstruktur dengan ketentuan:

c. Pertanyaan wawancara disesuaikan dengan tujuan wawancara

d. Pertanyaan wawancara disesuaikan dengan kondisi narasumber

C. Pelaksanaan

Wawancara dilaksanakanan sesuai dengan kesepakatan waktu

antara informan dengan pewawancara,

D. Rumusan pertanyaan wawancara untuk dinas (Disperindag, dan

Dinas UMKM dan koperasi)

Informan :

Usia :

Dinas :

Jabatan :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

124

1. Dinas Perindustrian dan perdagangan (disperindag)

a. Apa kendala pokok peningkatan industri di kabupaten Bojonegoro?

b. Apa upaya pengembangan UMKM berdasarkan program Dinas

Perdagangan dan Perindustrian di Kabupaten Bojonegoro?

c. Bagaimana pelaksanaan upaya pengembangan UMKM?

d. Apa kendala yang ditemui dalam mengembangkan UMKM?

2. Dinas koperasi dan UMKM

a. Apa kendala pokok UMKM di kabupaten Bojonegoro?

b. Mengapa hal tersebut yang menjadi kendala pokok UMKM di

kabupaten bojonegoro?

c. Apa dampak masalah tersebut pada UMKM di kabupaten Bojonegoro?

d. Apa upaya pengembangan yang dilakukan oleh dinas UMKM?

e. Apa masalah yang dihadapi pemerintah dalam mengembangkan

UMKM?

f. Bagaimana pelaksanaan upaya pengembangan UMKM?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

125

PEDOMAN OBSERVASI

A. Tujuan observasi

Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala

dan upaya pengembangan UMKM handycraft kayu jati dalam aspek

produksi dan pemasaran di Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan

Kasiman Kabupeten Bojonegoro.

B. Metode observasi

Metode observasi yang digunakan adalah observasi tidak terlibat

(non participant) yaitu jenis observasi dimana peneliti tidak melibatkan

dirinya secara langsung dalam kehidupan subjek yang diamati. Observasi

dilakukan dengan acuan sebagai berikut:

1. Topik yang di amati disesuaikan dengan tujuan observasi

2. Peneliti akan melakukan pertanyaan dengan menyesuaikan kondisi

subjek yang diamati.

C. Pelaksanaan

Observasi dilakukan sewaktu-waktu ketika peneliti berada di

lapangan.

D. Lembar observasi

No. Aspek yang diamati Hasil Pengamatan

1

.

Proses produksi

a. Proses produksi dari bahan baku sampai

setengah jadi yang dilakukan oleh

pengrajin

b. Proses produksi dari setengah jadi

sampai finishing yang dilakukan oleh

pemilik showroom

c. Inovasi yang dilakukan

d. Pemanfaatan alat produksi

2

.

Cara pemasaran produk

a. Cara penjualan

b. Aktivitas/interaksi pembeli dan penjual

4

.

Pendapatan pelaku UMKM

a. Arus perputaran uang pengrajin

b. Arus perputaran uang pemilik showroom

Lampiran 2

Lampiran 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

126

Lembar Validasi Pedoman Wawancara

Lembar validasi pedoman wawancara dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahui upaya pengembangan UMKM handycraft kayu jati dalam

aspek produksi dan pemasaran di Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan

Kasiman Kabupeten Bojonegoro.

Petunjuk:

a. Berdasarkan pendapat bapak/ibu berilah tanda (√) pada kolom ya atau tidak !

b. Jika ada komentar atau saran, tuliskan pada kolom komentar atau saran!

No Aspek/indikator Ya Tidak

1 Kejelasan tujuan wawancara

a. Rumusan butir pertanyaan menggambarkan arah tujuan

yang dilakukan oleh peneliti

b. Rumusan pertanyaan dalam setiap bagian jelas dan terurut

secara sistematis

c. Rumusan butir pertanyaan menggunakan bahasa yang

dapat dipahami oleh informan

d. Rumusan butir pertanyaan menggunakan kata/kalimat

yang tidak menimbulkan makna ganda atau salah

pengertian

2 Kesesuaian pertanyaan untuk mengungkapkan strategi informan dalam

upaya pengembangan UMKM dalam aspek produksi dan pemasaran

a. Pertanyaan yang diajukan dapat mengungkapkan strategi

informan dalam upaya pengembangan UMKM dalam

aspek produksi dan pemasaran

b. Pertanyaan yang diajukan tidak mengarahkan informan

yang diwawancarai pada suatu kesimpulan tertentu

Kesimpulan

Untuk baris kesimpulan mohon diisi:

LD : layak digunakan

LDP : layak digunakan dengan perbaikan

TLD : tidak layak digunakan

Komentar/saran:

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

......................................................

.................., ...............................

Validator

..............................................

Lampiran 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

127

Lembar Validasi Pedoman Observasi

Lembar validasi pedoman observasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui kendala dan upaya pengembangan UMKM handycraft kayu jati

dalam aspek produksi dan pemasaran di Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan

Kasiman Kabupeten Bojonegoro.

Petunjuk:

a. Berdasarkan pendapat bapak/ibu berilah tanda (√) pada kolom ya atau tidak !

b. Jika ada komentar atau saran, tuliskan pada kolom komentar atau saran!

No Aspek/indikator Ya Tidak

1 Kejelasan tujuan wawancara

a. Rumusan poin yang akan di observasi menggambarkan

arah tujuan yang dilakukan oleh peneliti

b. Rumusan poin yang akan di observasi dalam setiap bagian

jelas dan terurut secara sistematis

2 Kesesuaian pertanyaan untuk mengungkapkan strategi informan dalam

upaya pengembangan UMKM dalam aspek produksi dan pemasaran

a. Poin yang akan di observasi yang diajukan dapat

mengungkapkan strategi informan dalam upaya

pengembangan UMKM dalam aspek produksi dan

pemasaran

Kesimpulan

Untuk baris kesimpulan mohon diisi:

LD : layak digunakan

LDP : layak digunakan dengan perbaikan

TLD : tidak layak digunakan

Komentar/saran:

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

......................................................

.................., ...............................

Validator

..............................................

Lampiran 4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 147: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

128

TRANSKRIP WAWANCARA

I. Dinas Koperasi dan UKM

A. Data informan

Nama Informan : Supardi, S.Sos

Usia : 49 tahun

Tempat : Kantor Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bojonegoro

Jabatan : Kasie Pengembangan Kewirausahaan- Bidang Bina

UMKM

Pendidikan : Sarjana

Hari/Tanggal : Kamis, 08 Mei 2014

Waktu : Pukul 11.30-12.25 WIB

B. Isi wawancara

g. Apa kendala pokok UMKM di kabupaten Bojonegoro?

Jawaban:

Kendala UMKM di kabupaten Bojonegoro mungkin sama dengan UMKM di

daerah lain. Keterbasan modal sering dikeluhkan para pelaku UMKM sebagai

sumber utama permasalahan. Para pelaku UMKM mampu membuat barang tapi

tidak tahu harus menjual barang kepada siapa. Hal lain yang menjadi kendala

adalah sebenarnya para pelaku UMKM di kabupaten Bojonegoro mampu untuk

menghasilkan barang dan jasa, namun dari segi kulitas masih kalah dibandingkan

dengan UMKM sejenis dari daerah lain namun UMKM harganya lebih mahal.

Pada dasarnya segala masalah tersebut bersumber dari kualitas sumberdaya

manusia para pelaku UMKM yang bisa dikatakan tergolong rendah. Jiwa

kewirausahaan pelaku UMKM di kabupaten Bojonegoro masih rendah. Jika

ditelaah dari semua kendala pokok di atas, bermuara pada empat pilar

permasalahan manajemen. Keterbatasan modal (manajemen keuangan), tidak tahu

harus menjual barang ke siapa (manajemen pemasaran), kualitas kalah namun

harga lebih mahal (manajemen produksi), serta masalah manajemen sumberdaya

manusia.

h. Apa dampak masalah tersebut pada UMKM di kabupaten Bojonegoro?

Jawaban:

Dampak masalah-masalah yang ada terhadap UMKM di kabupaten Bojonegoro

membuat dinas-dinas terkait khususnya dinas koperasi dan UMKM bekerja keras

dengan membuat program-program yang langsung menyasar pada pelaku UMKM

di lapangan. Fasilitas maksimal dicoba diberikan oleh pemerintah. Saat ini,

beberapa program tersebut telah namapak hasilnya. UMKM lebih bagus karena

ada berbagai program dari pemerintah. Ada jaringan kerjasama, order, link setelah

Lampiran 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 148: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

129

terlaksananya program. Mengenalkan produk dan menimba ilmu ke pelaku

UMKM di daerah lain.

i. Apa upaya pengembangan yang dilakukan oleh dinas UMKM?

Jawaban:

Dinas UMKM bekerjasama dengan pelaku UMKM dan dinas-dinas terkait di

kabupaten Bojonegoro, terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan

kualitas UMKM. Ada banyak program yang dilakkan oleh dinas di tahun 2014 ini

sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut.

N

No

Nama

program

Output Outcome

1 Monitoring,

evaluasi, dan

pelaporan

Terlaksananya penagihan,

pembinaan dan evaluasi

bagi pelaku

UKM yang mengajukan

pinjaman modal kerja.

Berkurangnya sisa

tunggakan pinjaman

terhadap 140 UKM

dan Koperasi.

2 Fasilitasi

peningkatan

kemitraan temu

usaha UKM

Terjalinnya

hubungan kemitraan dalam

rangka program perluasan

pangsa pasar dan jaringan

kerjasama pelaku UKM

Kabupaten Bojonegoro

dengan pelaku UKM dari

Kabupaten Tulungagung

dan Yogyakarta.

Peningkatan

produktivitas dan

perluasan pangsa pasar

UKM.

3 Sosialisasi

dukungan

informasi

penyediaan

permodalan

Penyuluhan kepada

pelaku UKM pengrajin

batik Jonegoroan untuk

diberikan informasi

mengenai akses

permodalan oleh

perbankan.

Adanya

kelancaran dan

kemudahan akses

untuk memperoleh

pinjaman modal untuk

mempercepat

pengembangan usaha.

4 Penyelenggaraa

n promosi

produk Usaha

Mikro Kecil

Meneng

ah

Mengikutsertakan promosi

produk UMKM oleh

Dinas Koperasi dan UKM

pada acara pameran Hari

Koperasi Tk. Jawa Timur,

Hari Koperasi Tk.

Nasional, HUT

Bojonegoro, HUT RI,

Pasar Murah, Pekan

Budaya, dan pameran

lainnya.

Perluasan akses

pemasaran bagi produk

UKM dan pemesanan

produk meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 149: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

130

Dalam manajemen keuangan yaitu permasalahan permodalan, pemerintah

memberi kesempatan pada para pelaku UMKM, asalkan pelaku UMKM

memenuhi persyaratan. Program kredit melalui bank atau penyaluran kredit

melalui dinas terkait (dinas koperasi dan UKM, dinas perindustrian dan

perdagangan, dinas pertanian dan perikanan)injaman modal kerja melalui APBD

kabupaten Bojonegoro ada dana khusus untuk pinjaman ke pelaku UKM dengan

alokasi dana tahun 2013 2 milyard, pada tahun 2014 dinaikkan menjadi 3 milyard

dengan bunga 3%.

Dalam pemasaran melakukan promosi melalui pameran di Jakarta, Surabaya,

Malang tiap tahun. Dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia

pemberdayaan melalui bimtek material maupun bimtek manajerial. Memfasilitasi

peningkatan kemitraan pasar lelang, pelaku umkdi bawa ke Tulungagung dengan

membawa produk dengan mengundang pelaku UMKM di sana, agar terjadi

interaksi, kemitraan. Kunjungan pengembangan jaringan pasar produk, melakukan

studi banding bagaimana melakukan produksi dengan barang kualitas yang baik

tapi harganya bisa rendah.

j. Apa masalah yang dihadapi pemerintah dalam mengembangkan UMKM?

Jawaban:

Masalah yang dihadapi pemerintah saat ini dalam mengembangkan UMKM pada

dasarnya berasal dari pelaku UMKM itu sendiri. Pola pikir pelaku UMKM di

kabupaten Bojonegoro sendiri masih pada pemikiran jangka pendek, yaitu

pemenuhan kebutuhan dasar/pokok saja. Pola pikir jangka pendek yang

dimaksudkan disni adalah bagaimana pelaku UMKM memproduksi, kemudian

segera menjualnya. Ketekunan dan jiwa kewirausahaanya masih rendah.

Membangun link dan memperluas pasar belum menjadi target para pelaku

UMKM ini. Hal ini juga membuat para pelaku UMKM memenuhi semua

keinginan konsumen. Termasuk keinginan untuk menuliskan “made in dari daerah

lain”.

k. Bagaimana tanggapan dinas UMKM tentang klaim produk made in dari

daerah lain?

Jawaban:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 150: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

131

Itu memang kendala yang kita akui belum terselesaikan. Pelaku UMKM di

kecamatan Kasiman umumnya bekerjasama dengan pelaku UMKM dari Jepara,

Jogja dan daerah lainnya. Jadi terkadang pelaku UMKM daerah lain itu yang di

untungkan. Pelaku UMKM dari Jepara Jogja dan daerah lainya yang melakukan

ekspor padahal itu berasal dari Bojonegoro. Begitu pula dengan pesanan dari

konsumen luar negeri. Banyak dijumpai di lapangan konsumen yang memesan

dengan meminta pengrajin atau pemilik showroom menuliskan copyright made in

dari negara lain, seperti Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi.

Nah, permintaan tersebut dipenuhi oleh para pelaku UMKM kita, pelaku UMKM

kabupaten di Kasiman yang saya katakan tadi ketekunan dan jiwa

kewirausahaanya masih rendah sehingga yang dilakukan adalah

memproduksi/membuat barang kemudian segera menjualanya dan uang hasil

penjualan bisa langsung digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Rasa

malas dan kurangnya ketekunan yang bersumber dari personal pelaku UMKM

sendiri. Pelaku UMKM enggan untuk mengurus copyright, mengurus prosedur

ekspor dan bagaimana memperoleh keuntungan jangka panjang yang lebih besar.

Orientasi para pelaku UMKM adalah keuntungan jangka pendek, dan produk

yang dihasilkan dapat terjual dalam waktu yang singkat. Pelaku UMKM belum

memikirkan dampak kedepannya jika ada hak paten copyright.

Dari pemerintah akan diadakan sosialaisasi pentingnya hak paten bagi para pelaku

UMKM. Beberapa waktu lalu kami dari dinas sudah mengirimkan 15 pelaku

UMKM untuk mengikuti sosialaisasi hak paten di surabaya, program dari dinas

koperasi dan UMKM Jawa timur. Keinginan dari para pelaku UMKM ada, namun

follow up setelah mengikuti acara tersebut belum ada. Mungkin, ini yang menjadi

“pekerjaan rumah” kita bersama.

C. Refleksi

Kendala yang dihadapi oleh UMKM di kabupaten Bojonegoro sangat kompleks

karena meliputi empat pokok bidang manajemen yaitu masalah permodalan

(manajemen keuangan), maslah pemasaran, masalah produksi serta masalah

sumberdaya manusia. Masalah tersebut

berpengaruh tterhadap kelangsungan hidup dan produktivitas UMKM. Dinas

koperasi dan UKM kabupaten Bojonegoro telah melakukan berbagai program

sebagai upaya pengembangan. Dalam bidang keuangan yaitu penyediaan modal

kerja melalui dinas bekerjasama dengan Bank daerah. Dalam bidang manajemen

pemasaran diadakan program penyelenggaraan promosi produk Usaha Mikro

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 151: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

132

Kecil Menengah baik di regional maupun nasional. Acara seperti ini rutin

dilakukan oleh pemerintah kabupaten melalui dinas koperasi dan UMKM.

Program lain yang dilakukan adalah dalam bidang peningkatan kualitas produk

namun harga produk rendah atau dapat bersaing di pasaran. Program ini dilakukan

dengan melakukan study banding dan temu pelaku UMKM kabupaten

Bojonegoro dengan pelaku UMKM dari daerah Tulungagung dan Jogjakarta.

Program ini bertujuan untuk menciptakan link, kemitraan antar pelaku UMKM,

sekaligus merupakan kesempatan pelaku UMKM kabupaten Bojonegoro agar

dapat belajar dari pelaku UMKM di Tulungagung dan Jogjakarta tentang

bagaimana menciptkan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah.

Berbagai program yang telah dilakukan oleh dinas, sedikit banyak telah

membuahkan hasi dengan peningkatan jumlah UMKM dan peluasan pasar.

Namun, hal ini bukan berarti tidak ada masalah sama sekali pada UMKM.

UMKM Bojonegoro masih menyisakan berbagai masalah, seperti dalam bidang

keuangan adanya 140 pelaku UMKM yang masih mempunyai sisa tunggakan.

Dalam bidang manajemen dan produksi adanya klaim made in dari daerah lain

juga masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup rumit. Sebenarnya pokok

permasalahan dari segala masalah adalah pada bidang manajemen sumberdaya

manusia. SDM pelaku UKM masih mempunyai pola pikir pragmatis, yaitu

berfikir hanya sebatas pada kebutuhan dasar/kebut han pokok saja. Keuntungan

jangka panjang dan dampak dari adanya klaim produk belum menjadi orientasi

para pelaku UMKM kabupaten Bojonegoro.

II. Dinas Perindustrian dan perdagangan (Diperindag)

A. Data Informan

Nama Informan : Nuriski Imandari, M.M

Usia : 37 tahun

Tempat : Kantor Dinas Perindustrian dan perdagangan

(Disperindag)

Jabatan : Kasubag Program dan Laporan

Pendidikan : Magister

Hari/Tanggal : Kamis, 08 Mei 2014

Waktu : pukul 08.45-10.00 WIB

B. Isi Wawancara

e. Berapa jumlaah unit usaha di Bojonegoro?

Jawaban:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 152: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

133

Berikut ini adalah data jumlah unit usaha per subsektor industri

pengolahan kabupaten Bojonegoro tahun 2008- 2013

N

o

Sub

sektor

Tahun

2

008

2

009

2

010

2

011

2

012

2

013

1

.

Mak

anan,

minuman

dan

tembakau

1

2,094

1

2,616

1

3,189

1

2,368

1

2,188

1

2,149

2

.

Teks

til, kulit dan

alas kaki

4

77

7

74

7

79

1

,080

1

,198

1

,337

3

.

Bara

ng dari kayu

dan hasil

hutan

8

32

9

74

9

55

1

,268

1

,461

1

,506

4

.

Kert

as dan

barang

cetakan

1

0

1

1

7 1

3

1

4

1

4

5

.

Pup

uk kimia

dan barang

dari karet

1

24

1

20

7

4

7

2

7

2

7

2

6

.

Sem

en dan

barang dari

galian

bukan

logam

1

,626

1

,053

1

,284

1

,392

1

,428

1

,545

7

.

Alat

angkutan

mesin dan

logam

elektro

4

62

5

35

6

24

6

88

7

08

8

21

8

.

Bara

ng lainnya

6

,316

6

,850

6

,417

6

,823

6

,984

7

,020

Jumlah 2

1,941

2

2,933

2

3,329

2

3,704

2

4,053

2

4,464

Sumber: arsip Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten

Bojonegoro

Jika melihat data di atas maka hampir semua subsektor mengalami

peningkatan jumlah unit usaha. Hanya pada sektor makanan, minuman dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 153: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

134

tembakau yang mengalami penurunan, sedangkan subsektor kertas dan barang

cetakan serta pupuk kimia dan barang karet jumlahnya tetap. Berdasarkan data di

atas jumlah unit usaha mengalami peningkatan dari taun ke tahun.

Pembangunan secara keseluruhan kabupaten Bojonegoro saat ini memang

diprioritaskan pada industri dan pertumbuhan ekonomi. Dalam lima tahun terakhir

arah pembangunan kabupaten Bojonegoro memang di arahkan pada pembangunan

ke arah modal sosial. Karena lima tahun sebelumnya infrastruktur dan sarana di

kabupaten Bojonegoro di anggap sudah baik. Dari analisa modal sosial untuk

kabupaten Bojonegoro sesuai RPJMP kabupaten Bojonegoro di arahkan pada

pembangunan industri pertanian dan pengolahan bahan pangan. Hal ini terkait visi

kabupaten Bojonegoro yang ingin menjadikan Bojonegoro sebagai lumbung

pangan dan energi nasional.

Pengolahan bahan pangan sendiri merupakan cara untuk membuat nilai

tambah dari hasil pertanian, yang merupakan salah satu tugas dari Disperindag.

Jika nilai tambah hasil pertanian meningkat maka pembangunan juga akan

meningkat hal ini akan meningkatkan perdagangan di kabupaten bojonegoro.

Peningkatan perdagangan di kabupaten Bojonegoro saat ini juga merupakan efek

dari industri migas yang ada. Di kecamatan yang ada unit usaha industri migas,

pertumbuhan jumlah unit usaha lain meningkat misalkan di kecamatan Kalitidu

dan Gayam. Visi misi kabupaten Bojonegoro sendiri, yaitu menjadikan

Bojonegoro sebagai daerah agro bisnis, agro industri kreatif dan agro industri.

f. Apa kendala pokok peningkatan industri di kabupaten Bojonegoro?

Jawaban:

Pada dasarnya kendala bersifat eksternal dan internal. Kendala eksternal

misalnya adalah krisis global yang terjadi. Kondisi ekonomi yag berubah dan

iklim usaha yang tidak kondusif merupakan kendala eksternal yang tdak bisa

diprediksi. Kendala internal yang dihadapi adalah Disperindag tidak mempunyai

tenaga pendamping lapangan. Industri adalah proses yang berkelanjutan.

Meskipun sudah diberi pelatihan, yang dibutuhkan pelaku UKM adalah

pendampingan dilapangan. Bagaimana cara membuat barang, cara mengatasi

masalah di lapangan, cara memasarkan dan sebagainya. Sehingga para pelaku

UMKM yang tidak kuat akan berhenti di tengah jalan/ tidak melanjutkan

usahanya karena tidak adanya pendamping tersebut, kasus semacam ini banyak

kita jumpai di lapangan.

g. Apa upaya pengembangan perdagangan dan perindustrian di kabupaten

Bojonegoro?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 154: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

135

Jawaban:

Upaya penanggulangan yang akan dilakukan Disperindag adalah bekerjasama

dengan perguruan tinggi melalui program pembinaan dan pendampingan terhadap

UMKM. Pada perguruan tinggi umumnya ada program back to village atau biasa

dikenal dengan KKM. Mahasiswa-mahasiswa ini membantu dalam proses

pendampigan dan pengembangan UMKM. Ini untuk rencana ke depan kerjasama

dengan IPB dan UGM juga untuk pendampingan hasil pertanian

Upaya pengembangan perdagangan dan perindustrian di kabupaten

Bojonegoro saat ini fokus pada peningkatan daya saing produk. Peningkatan daya

saing produk ini dilkukan untuk menyambut Asian Economic Comunity. Daya

saing harga, kualitas atau mutu produk merupakan indikator daya suatu produk

mampu untukbersaing. Kedepannya kami akan menerapkan standarisasi produk

untuk sektor yang memang disiapkan untuk ekspor. Standarisasi misalkan untuk

industri makanan dalam hal kemasan, kode produk, barcode, ijin BPPOM,

expired date. Sedangkan untuk industri kreatif akan difasilitasi untuk HAKI

h. Bagaimana prosedur kepemilikan copyright?

Jawaban:

Pemerintah kabupaten Bojonegoro memberikan fasilitas untuk industri

kreatif, dengan pendaftaran HAKI di pusat Jakarta. Kabupaten Bojonegoro sendiri

sudah memfasilitasi pendafataran HAKI pada sembilan motif batik daerah.

Namun, untuk handycraft kayu jati memang belum didaftarkan, tapi kedepannya

akan diusahakan didaftarkan, melalui anggaran APBN maupun APBD

Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro dalam peta potensi inti daerah memang pada

industri kayu jati. Jadi meskipun belum didaftarkan, masyarakat/ konsumen sudah

tahu kalau kayu ya pasti Bojonegoro.

i. Bagaimana tanggapan dinas UMKM tentang klaim produk made in dari

daerah lain?

Jawaban:

Iya memang kami sudah mendengar tentang hal tersebut. Adanya klaim produk

dari Malaysia, Singapura, Korea, Arab, dan mungkin masih banyak yang lainnya.

Mungkin karena memang kualitas produk kayu jati ini sangat baik, sehingga dari

luar negri berusaha untuk mengakui /mengklaim produk tersebut sebagai hasil

produksinya. Tapi, seperti yang saya katakan di awal tadi, semua orang akan

sudah tahu bahwa itu adalah hasil produksi dari Bojonegoro. Menyikapi kasus ini,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 155: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

136

faktor penyebabnya memang kami akui tingkat pendidikan para pelaku UMKM

ini masih rendah, secara ekonomi tekanan kebutuhan membuat para pelaku ini

untuk memenuhi kebutuhan pasar luar negeri tersebut. Mungkin efek panjangnya

mereka belum tahu,belum mengerti. Nanti, kita akan lakaukan pembinaan khusus.

Ini dilematis juga sebenarnya disisi lain jika dihentikan mereka akan kehilangan

pasar, jika dilanjutkan kerugian juga. Nanti peran pemerintah meyakinkan dunia

bahwa ini adalah produk asli Bojonegoro. Kita mulai dengan sosialisasi cinta

karya anak bangsa. Dengan label tersebut diharapkan akan memupuk kecintaan

masyarakat akan produk dalam negeri.

j. Berapa jumlah ekspor kabupaten Bojonegoro terutama dalam subsektor

olahan kayu jati?

Jawaban:

Jumlah ekspor kabupaten Bojonegoro dapat dilihat dalam tabel berikut.

Jumlah ekspor kabupaten Bojonegoro dalam U$

T

ahun

Ekspor

subsektor hasil

olahan kayu

Jumlah ekspor

keseluruhan

Per

sentase

2

009

290.817 1.257.488,76 23,

13%

2

010

351.948,51 1.486.028,80 23,

68%

2

011

132.442 2.649.044,00 5%

2

012

601.898,76 1.835.186,29 32,

80%

2

013

365.319 1.993.429 18,

33%

Sumber: arsip Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten

Bojonegoro

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa subsektor kayu menyumbang rata-rata

20,59 % dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Kabupaten bojonegoro

mempunyai luas wilayah dengan sumber daya alam kehutanan sebesar 44% dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 156: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

137

seluruh wilayah. Dengan demikian untuk ketersediaan bahan baku usaha hasil

olahan kayu, kami rasa tidak ada kendala dalam peresediaan bahan baku.

C. Refleksi

Pembangunan secara keseluruhan kabupaten Bojonegoro diprioritaskan

pada industri dan pertumbuhan ekonomi. Dalam lima tahun terakhir arah

pembangunan kabupaten Bojonegoro pada pembangunan ke arah modal sosial.

Visi misi kabupaten Bojonegoro sendiri, yaitu menjadikan Bojonegoro sebagai

daerah agro bisnis, agro industri kreatif dan agro industri. UMKM handycraft

merupakan salah satu industri kreatif. Sehingga merupakan salah satu fokus

pengembangan dan perhatian dari pemerintah kabupaten Bojonegoro. Upaya

pengembangan perdagangan dan perindustrian di kabupaten Bojonegoro saat

ini fokus pada peningkatan daya saing produk. Hal ini dilakukan dalam upaya

menyongsong asian economic comunity. Ada beberapa kendala internal yang

dihadapi oleh Disperindag di lapangan adalah dinas tidak mempunyai tenaga

pendamping lapangan.

III. Asosiasi pengusaha dan pengrajin desa Batokan “Tunas Jati”

D. Data Informan

Nama Informan : Imam Kambali

Usia : 47 tahun

Tempat : desa Batokan RT 24/ RW 04

Jabatan : Ketua asosiasi Tunas jati

Pendidikan : SMA

Hari/Tanggal : Senin, 12 Mei 2014

Waktu : pukul 10.00 WIB

E. Isi Wawancara

1. Bagaimana sejarah terbentuknya asosiasi Tunas jati?

Jawaban:

Pada tahun 1992 bernama BAJA yang merupakan singkatan dari Bandar Jati

Abadi. Dulu belum berbenttuk asosiasi tapi masih kelompok, dengan jumlah

anggota sebanyak 60 orang. Pada tahun 1998 mulai terbentuk asosiasi dengan

ketua bapak Drs. H. Anis Musthafa. Tujuan dibentuknya asosiasi adalah

meningkatkan kesejahteraan para anggota, dan mempermudah jalur bahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 157: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

138

baku. Asosiasi ini berfungsi sebagai media antara para pengrajin, pemilik

showroom dengan pemerintah.

2. Apa latar belakang didirikanya asosiasi “Tunas Jati?

Jawaban:

Waktu itu dari pemerintah menghendaki adanya suatu badan hukum yang legal

untuk mengurus perkembangan para pengrajin di desa Bandar. Sehingga jika

ada program/ bantuan dari pemerintah ada pihak yang bertanggungjawab

secara sah menurut badan hukum.

3. Upaya pengembangan yang dilakukan oleh asosiasi?

Jawaban:

Untuk periode pengurusan saya, dalam kurun jabatan lima tahun

kepengurusan skami memfokuskan pada pendirian koperasi. Diharapkan dengan

adanya koperasi ini penyaluran dana pada anggota. Program ini telah berjalan,

koperaasi telah berhasil didirikan dengan nama koperasi Asta Jati. Kemudian,

program kerja kami yang lainnya adalah pelatihan dan pendidikan pengembangan

motif pada kerajinan handycraft. Motif yang dikembangkan adalah motif batik

Bojonegoroan kayu. Dengan harapan agar ada cirinnya yaitu batik Bojonegoro

dan Namun, ternyata corak batik ini kurang diminati oleh pengrajin maupun

pemilik showroom karena memerlukan waktu pengerjaan yang relatif lama,

sehingga perputaran uang lama. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan

menyalurkan aspirasi dari para pengrajin/pemilik showroom pada pemerintah.

Penertiban administrasi juga dilakukan unutuk mempermudah kerja para pengurus

dalam menyalurkan modal dan lain-lain.

4. Apa permasalahan yang dihadapi asosiasi terkait perkembangan UMKM

handcraft ?

Jawaban:

Permasalahan yang dihadapai cukup variatif, baik dari segi eksternal maupun

internal. Dari internal disini maksudnya adalah permasalahan antar sesama angota.

Seperti kecemburuan antar anggota dalam mengikuti pameran diluar kota yang

diadakan oleh dinas. Karna dari dinas biasanya menunjuk orang yang sama untuk

mengikuti pameran. Hal ini dapat melemahkan kelembagaan dan membuat

hubungan yang tidak harmonis antar anggota. Hal lain adalah sumberdaya

pengurus yang masih belum paham betul cara mengelola aosiasi. Kendala

eksternal adalah pandangan dan minat masyarakat dalam hal ini anggota “negatif”

terhadap asosiasi.

5. Apakah ketersediakan bahan baku untuk pengrajin desa bandar tersedia

dalam jumlah yang cukup?

Jawaban:

Selama ini bahan baku diambil dari dua cara, yang pertama dari limbah IPKJ dan

yang keedua dari para petani di kecamatan Kedewan. Kebanyakan para pengrajin

mengambil dari para petani di kecamatan kedewan, dengan pertimbangan harga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 158: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

139

yang lebih murah. Jadi ada pengepul dari petani kecamatan Kedewan yang

mengambil sisa pohon jati yangtelah ditebang oleh KPH (dikenal dengan istilah

tunggak pada masyarakat sekitar).

6. Apa peran serta pemerintah dalam mengembangkan UMKM handycraft

kayu jati?

Jawaban:

Banyak hal yang sudah diberikan oleh pemerintah untuk mengembangkan

UMKM handycraft kayu jati. Selain pameran dan pelatihan-pelatihan, hal lain

yang pernah dilakukan oleh pemerintah adalah pemebrian bantuan alat produksi

pada pengrajin. Pemberian bantuan alat ini, menggunakan sistem kelompok. Jadi

setiap 1 kelompok kerja yang terdiri dari 10 orang, mendapatkan satu buah mesin

bubut ukuran besar. Sehingga daya listrik tidak kuat. Kalau dari nilai, sebenarnya

mesin tersebut sangat mahal, namun dari segi manfat, mesin tersebut kurang bisa

dimanfaatkan karena yang dibutuhkan adalah mesin bubut ukuran kecil, bukan

ukuran besar. Bahkan, ada beberapa pengrajin yang berniat untuk menjual mesin

bantuan tersebut sebagai tambahan modal usaha. Mengingat nilai jual yang tinggi

dan mesin tersebut belum pernah dimanfaatkan sama sekali.

7. Apa harapan terhadap pemerintah?

Jawaban:

Dalam pameran untuk memberikan/ mengajak UMKM lain agar lebih

berkembang. Pemula dan yang UMKM yang telah berkembang.

F. Refleksi

Asosiasi adalah kumpulan para pengrajin dan pemilik showroom di desa Batokan.

Asosiasi ini didirikan sebagai media antara pemerintah dengan pelaku UMKM.

Dalam menjalankan kepengursannya, asosiasi mengalami berbagai kaendala baik

internal mauun eksternal. Kendala internal diantarannya adalah sikap masyarakat

yang cenderung skeptis terhadap asosiasi dan pengurus asosiasi yang belum tertib

secara administratif. Namun, demikian asosisibersaha untuk menunjukan kinerja

terbaik dengan mengembangkan handycraft kayu jati dengan menyalurkan

bantuan dari pemerintah, melakukan pelatihanpendidikan, penyaluran modal dan

pengembangan motif baru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 159: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

140

CATATAN LAPANGAN

Catatan lapangan no : 1

Pengamatan/wawancara : P/W

Waktu : 5 Januari 2013 jam 10.00-10.30

Disusun jam : 20.00

Tempat : Rumah pengrajin/tempat pembuatan

nampan jati

Subjek penelitian : Bapak Mutasam

A. Deskripsi

Bapak Mutasam merupakan informan pertama yang dikunjungi oleh

peneliti. Peneliti mengunjungi bapak Mutasam, dikarenakan mendapat arahan

dari ketua asosiai, bahawa bapak Mutasam merupakan pengrajin dengan

kapasitas produksi nampan yang paling besar. Bapak Mutasam melakukan

spesialisasi produksi dalam produk nampan. Nampan yang di buat berbentuk

kotak, lonjong, bulat dan segitiga. Ketika peneliti menanyakan apa kendala

pokok yang dialami oleh bapak Mutasam, beliau menjawab: “ Biasanya yang

sering jadi masalah itu adalah jika ada banyak pesananan mbak, sedang

kapasitas produksi kami kan terbatas, tenaganya maupun alatnya.” Apakah

pernah ada bantuan dari pemerintah? Beliau menjawab bahwa “ Bantuan dari

pemerintah pernah ada, diberikan per kelompok usaha, namun bantuan tersebut

kurang bisa dimanfaatkan karena terlalu besar wattnya.”

B. Refleksi peneliti

Pemerintah berusaha untuk memberikan bantuan melalui pengadaan

alat produksi, namun ternyata bantuan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan

dasar para pelaku UMKM. Niat baik pemerintah memang bagus, untuk

memajukan UMKM, namun hendaknya upaya ini disertai dengan survei

awal/observasi dahulu agar alat yang diberikan dapat bermanfaat bagi pelaku

Lampiran 6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 160: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

141

UMKM. Kebermanfaatan alat yang diberikan akan meningkatkan kapasitas

produksi dan hal ini berarti peningkatan jumlah pendapatan yang diterima.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 161: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

142

Catatan lapangan no : 2

Pengamatan/wawancara : P/W

Waktu : 5 Januari 2013 jam 11.00-11.30

Disusun jam : 21.00

Tempat : Rumah Bapak Maskun/ UD. Kondang jati

Subjek penelitian : Bapak Maskun

A. Deskripsi

Kendala utama yang di hadapai oleh bapak Maskun adalah terbatasnya

alat produksi yang dimiliki, strategi pemasaran yang diterapkan adalah

memperbUD anyak jaringan atau link pemasaran. UD. Kondang Jati tidak

melakukan produksi sendiri, namun menjadi pengepul dari industri-industri

kecil/pengrajin disekitar rumahnya. UD. Kondang jati menjual berbagai jenis

handycraft mulai handycraft hiasan, perabotan rumah tangga, hingga meubel

yang berukuran besar, seperti lemari, jendela, pintu, dan meja kursi. Kondang

Jati merupakan salah satu peserta aktif yang sering mengikuti pameran. Bapak

Maskun yang merupakan pemilik UD. Kondang jati merasakan manfaat

mengikuti pameran tersebut. Berikut kutipan catatan lapangannya

“ Pameran sangat membantu kami, dalam memperoleh pesanan dari

luar kota”, karena memang untuk perluasan pasar.”

Karena fokus pada perluasan jaringan pemasaran, pada tahun 2010, ketika

pemerintah mengadakan program wood fair, Bapak Maskun mnegikuti kegiatan

ini, namun di tahun berikutnya, yaitu tahun 2011, beliau memutuskan untuk tidak

mengikuti.

“ Saya pernah ikut dulu pas ditahun 2010, ada wood fair tapi menurut saya

kurang jelas kegiatanya, dapat instruksi ada edaran dari pemerintah untuk

ikut, tapi saya ikut juga tidak ada yang datang ke showroom saya, bahkan

sampai kegiatan selesai”. Lebih lanjut informan menuturkan, “ saat diawal

memang terlihat meriah ada kunjungan dari mentri dan orang dinas, tapi

kemudian menguap seperti selesai begitu saja tidak ada tndak lanjutnya. Ya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 162: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

143

akhirnya, tahun berikutnya diadakan lagi saya malas tidak ikut daftar

mbak.”

Selain aktif mengikuti kegiatan pameran dan pernah mengikuti program

wood fair, beliau juga mencoba jenis pemasaran yang belakangan ini ramai

diperbincangkan, yaitu online marketting atau pemasaran melalui media internet.

Blog merupakan media sosial yang dipilih untuk melakukan pemasaran internet,

alamat URL yang dipilih yang menjadi katalog jualan UD. Kondang Jati adalah

grosirkerajinankayujati.blogspot.com. Dalam blog tersebut, selain memuat tentang

kataog produk-produk terbaru, juga membrikan kemudahan dalam pemesanan dan

cara pembayaran.

Alasan mengapa beliau melakukan pemasaran melalui internet, menurut

pengakuan beliau adalah adanya tuntutan teknologi. Beliau mengaku untuk

pengelolaan blog tersebut, dibantu oleh anaknya.

“ Ini ide dari anak saya untuk membuat blog, saya dulunya gak paham,

mbak, di ajarin anak saya lama-lama ya bisa juga.”

“ Ya, ada yang pesan mbak, enaknya kalo pake blog kita bisa dapat pesanan dari

jauh, misalkan saya pernah dulu dapat pesanan dari Bali, katanya lihat di blg trus

telp ke nomer hape saya, ya Alhamdulilah mbak, sedikit-sedikit di kumpulkan

buat sangu anak.”

B. Refleksi peneliti

Kegiatan studi banding dan pameran merupakan kegiatan rutin yang

diadakan oleh Dinas UMKM, kegiatan ini bertujuan untuk menambah jaringan

pemasaran para pelaku UMKM. UD. Kondang jati merupakan UD yang

mempunyai strategi pemsaran yang bagus, dengan memperbanyak jarigan

pemasaran berarti menambah link usaha. Strategi pemasaran melalui internet

merupakan strategi yang banyak diminati akhir-akhir ini, melalui strategi ini, baik

pembeli maupun penjual disuguhi kemudahan dan kecepatan transaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 163: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

144

Catatan lapangan no : 3

Pengamatan/wawancara : P/W

Waktu : 5 Januari 2013 jam 11.30-12.30

Disusun jam : 21.30

Tempat : Rumah Ibu Maslikah/ UD. Berkah Jati

Subjek penelitian : Ibu Maslikah

A. Deskripsi

Saat ditemui, dirumahnya ibu Maslikah sedang melayani pembeli yang

mengambil pesanan. Beliau mengatakan bahwa pembeli tersebut merupakan

salah satu rekanan pemasaran yang didapat dari program wood fair. Maka

peneliti memfokuskan untuk bertanya tentang manfaat yang didapatkan

setelah mengikuti kegiatan tersebut. Berikut kutipan wawancara terkait

manfaat program wood fair tersebut.

Informan : “ Kalau menurut saya ya mbak, wood fair itu ya lumayan ada

manfaatnya, soalnya kan jadi ada pembeli dari luar kota yang

dulunya belum tahu kalau dsini ada industri menjadi tahu, ya

meskipun ada yang beli ada yang cuman lihat-lhat saja, tapi

minimal mereka tahu dulu, setelah itu mungkin akan melakukan

pemesanan”.

Peneliti : Misalnya pembeli dari mana ibuk?

Informan : Ya ada yang dari Ngawi, Cepu ada juga yang dari Surabaya.

Peneliti : berarti ibu merasakan manfaat dari adanya kegiatan wood fair

ini nggeh buk?

Informan : ya makanya saya mau ikut lagi mbak, tahun 2010 saya ikut,

terus ditahun 2011 saya ikut lagi.

Untuk kendala yang dihadapi, beliau menambahkan bahwa kendala utama

yang dialami adalah kendala dibidang keuangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 164: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

145

“ Ya memang semua upaya untuk menambah penghasilan kami

lakukan, namun, pada waktu itu ibu sakit, kena ginjal dan diabetes mbak, ya

ngamar beberapa kali. Jadinya uangnya ikut terpakai biaya pengobatan ibu.”

UD. Berkah jati, merupakan salah satu UD yang menggambarkan

bahwa manajemen keuangan pelaku UMKM belum baik. Belum memisahkan

antara kekayaan perusahaan dengan kekayaan pribadi, sehingga apabila terjadi

gejolak dalam masalah pribadi, keuangan perusahaan ikut jatuh.

Dalam menyikapi keterpurukan perusahaan, Ibu Maslikah selaku

owner mensiasati dengan melakukan pemasaran melalui internet atau internet

marketting.

“kalau kita jualan langsung, butuh modal usaha mbak, harus ada

yang di display, lha barang display kan harus produksi atau beli menggunakan

uang. “

Beliau menambahkan,

“ Jika menggunakan facebook, kami tinggal memfoto, trus di unggah

dan pembeli datang. Saya ini di ajarin sama anak saya, yang memberi ide untuk

jualan di facebook, ya saya ngikut aja mbak, yang ngurusi ya semua anak saya

yang SMA itu.” UD. Berkah Jati merupakan salah satu UD yang melakukan

upaya pemasaran internet melalui facebook.

B. Refleksi Peneliti

Dalam suatu perusahaan atau organisasi minimal melingkupi empat

aspek, yaitu aspek manajemen produksi, pemasaran, keuangan dan sumberdaya

manusia. Ke empat aspek ini saling bersinergi, jika salah satu aspek rendah

atau kurang bagus, maka harus ditunjang atau diselamatkan oleh aspek lainnya.

UD. Berkah Jati mengalami kejatuhan usaha dan mencoba menyelamatkanya

dengan melakukan pemasaran internet melalui jejaring sosial facebook.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 165: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

146

Catatan lapangan no : 4

Pengamatan/wawancara : P/W

Waktu : 5 januari 2013 jam 12.30-13.00

Disusun jam : 22.20

Tempat : Rumah Ibu Eni Sri Rahayu/ UD. Dwi

Karya

Subjek penelitian : Ibu Eni Sri Rahayu

A. Deskripsi

UD. Dwi karya merupakan UD yang terbesar dikelompok pengusaha

handycraft Dusun Bandar. UD ini bahkan telah berhasil mengirimkan barangnya

ke kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bali, Jogja dan juga Mamuju.

Kekuatan utama UD. Dwi Karya ini adalah pada loyalitas konsumen dan kualitas

produksi, memang secara perbandingan harga, UD ini mempunyai standart harga

yang tinggi. Bila dibandingkan namun, harga yang tinggi sebanding dengan

kualitas yang terjaga pada setiap produknya.

“ Strategi dalam usaha saya, pada loyalitas konsumen mbak, dari

pengalaman bertahun-tahun ketika mulai awal sampai sebesar sekarang, saya

berfikir bahwa loyalitas konsumen adalah kuncinya, jika konsumen puas dengan

produk kita, maka dia akan kembali lagi dan akhirnya terikat dengan kita secara

tidak langsung (loyal).”

Saat ini UD. Dwi Karya bekerjasama dengan pengusaha ukir kayu

darijepara dalam pemasaran dan distribusi produknya. Menjadi pencetus ide

pemasaran melalui internet, juga dilakukan oleh UD. Dwi karya ini. Berawal dari

handphone blackberry yang di beli di awal tahun 2010, ada keinginan untuk

memasarakan produk melalui BBM.

“ Ini dibelikan tole hape baru mbak, terus di ajarin cara menggunakanya,

cara update gambar, dan informasi harga, keterusan sampai sekarang.”

Beliau menuturkan ada juga pembeli yang membeli dan tertarik untuk

memesan melalui pemasaran BBM. saat ini UD. Dwi Karya memiiki ruang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 166: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

147

produksi untuk finishing yang besar debelakang rumah Ibu Eni. UD. Dwi karya

empunyai dua usaha utama yaitu handycraft dan meubel.

B. Refleksi peneliti

Penguasaan pemasaran melalui internet, mutlak diperlukan ditengah

bisnis online akhir-akhir ini, hal ini membuat UD. Dwi karya mampu

memperoleh omzet penjualan yang sangat tinggi, bila dbandingkan UD

yang lainnya karena kejeliaanya membidik segemntasi apsar. Jika UD yang

lain memasang harga menengah ke bawah, UD. Dwi karya justru

memasang harga tinggi, dengan analisa bahwa ada konsumen yang tidak

sekedar mencari harga murah, namun konsumen yang mencari kualitas

yang bagus. Konsumen jenis ini akan membayar dengan harga tinggi, dan

cencerung loyal, karena orientasi membeli dengan kepuasan karya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 167: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

148

Catatan lapangan no : 5

Pengamatan/wawancara : P/W

Waktu : 5 Januari 2013 jam 13.30-14.30

Disusun jam : 22.50

Tempat : Rumah Bapak Ali Nur/ pengrajin tempat

minum

Subjek penelitian : Bapak Ali Nur Hidayat

A. Deskripsi

Pengrajin merupakan nafas dalam sebuah industri, jika pengrajin mati (secara

kreasi) maka akan mati pulalah industri tersebut. Nampaknya hal ini menjadi

pemahaman utama dari Bapak Ali Nur Hidayat. Merupakan pengrajin yang

berkonsentrasi/ spesialisasi pada pembuatan tempat air minum kemasan berbagai

ukuran. Dalam menjalankan usahanya beliau menyatakan bahwa kendala utama

yang muncul adalah kesediaan bahan baku dan ide untuk berkreasi.

Pengrajin tidak dapat mengikuti kegiatan pameran, sehingga untuk pemasaran

dan link hanya ke pada showroom sekitar saja. Namun, pengrajin dapat mengiuti

kegiatan studi bading yang dapat membuaka wawasan dan ide baru bagi para

pelaku UMKM.

Beliau mengikuti kegiatan studi banding di tulungagung dan tertarikuntuk

mengikutinya kembali jika memang diberikan kesempatan. Berikut tanggapan

beliau ketika ditanya tentang mafaat yang didapat setelah mengikuti kegiatan studi

banding.

“Kegiatan studi banding dapat membantu mengajarkan cara

bagaimana memperluas pemasaran, dan pengelolaan usaha. Melalu studi

banding ini kami bertemu denganpara pelaku UMKM di daerah lain,

berbagi masalah dan mencari solusi bersama.”

B. Reflekti peneliti

Kegiatan studi banding bermanfaat untuk membuka wawasan dan mengasah

kretifitas, karena umumnya para pelaku UMKM akan merasa termotivasi untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 168: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

149

melakukan hal lebih yang mempunyai tujuan sama yaitu menambah penghasilan

usaha.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 169: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

150

Catatan lapangan no : 6

Pengamatan/wawancara : P/W

Waktu : 14 Januari 2013 jam 11.30-12.00

Disusun jam : 19.20

Tempat : Rumah Umi Nazilah / UD. Nukida jati

Subjek penelitian : Ibu Umi Nazilah

A. Deskripsi

UD. Nukida jati merupakan industri terbesar kedua, dari jumlah

aset dan jenis barang yang dijual. Kendala utama yang dihadapi oleh

Nukidajati adalah kendala dbidang keuangan dan pemasaran, sebagaimana

cuplikan wawancara berikut

“ Pernah seret itu pas sekitar tahun 2011, pengen beli mobil, pas udah

namun ternyata mobil tersebut tidak digunakan untuk tambahan

operasional usaha, sehingga untuk nutup uang transportnya sama, tapi

modal kerjanya berkurang.”

Strategi dan upaya yang dilakukan oleh UD. Nukida jati adalah

melalui inovasi produk, mengiuti kegiatan pameran dehingga dapat

memperluas link/ jaringan pemasaran produk.

B. Refleksi Peneliti

Kondisi keuangan yang tercampur antara modal usaha dan belanja

sehari-hari menandakan bahwa pencatatan cash flow masih kurang bagus, dan

hal ini berdampak buruk bagi keberlangsungan usaha.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 170: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

151

Catatan lapangan no : 7

Pengamatan/wawancara : P/W

Waktu : 14 Januari 2013 jam 12.30-13.00

Disusun jam : 20.20

Tempat : Rumah Bapak As’ad / UD. Tijaroh jati

Subjek penelitian : Bapak As’ad

A. Deskripsi

Bapak As’ad merupakan salah satu pemilik showroom yang sudah lama

terjun ke indusri handycraft. Menurut beliau selama menjadi pemilik showroom

UD. Tijaroh jati, beliau belum menemui kendala yang berarti, namun juga tidak

berarti mengalami kemajuan yang pesat. Beliau menuturkan bahwa, untuk dapat

memenuhi keinginan konsumen, beliau seringkali berhutang baik pada koperasi

maupun ke rentenir, sebagaimana kutipan wawancara berikut.

“ya kalau lepas dari pinjaman sama sekali, kami belum bisa. Waktu itu ada

pesanan banyak dan kami tidak punya modal, sehingga yang kami pikirkan adalah

mencari hutang pada rentenir, namun kita tahu bunga rentenir kan besar sekali.

Akhirnya meskipun kami bisa memenuhi permintaan, tapi langsung sebagian

besar hasil penjualan kami bayarkan hutang itu mbak”.

Oleh karena itu UD. Tijaroh Jati pernah mengalami penurunan usaha pada

tahun 2011. Hal ini dikarenakan tercampurnya uang modal usaha dengan uang

sehari, hari. Bunga rentenir yang besar menyebabkan UD. Tijaroh Jati mengalami

kegagalan pada tahun tersebut.

Namun, UD. Tijaroh Jati bangkit lagi, karena mendapat pesanan yang

lumayan banyak, setelah mengikuti pameran. Beliau menambhakan bahwa untuk

dapat memenuhi pesanan tersebut, beliau berhutang pada saudara,

“ya eman, mbak pesenannya lumayan, kalau tidak dipenuhi nanti

mengecewakan, lagipula sudah diberi fasilitas pameran gratis, giliran dapat

pesanan masak gak sanggup.”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 171: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

152

B. Refleksi Peneliti

Ud. Tijaroh jati merupakan salah satu industri yang cukup lama bertahan.

UD. Tijaroh jati dikelola denagn jujur oleh pemiliknya, Bapak As’ad.

Merupakan unit usaha yang mengalami kejatuhan karena kesalahan

manajemen keuangan dalam perusahaanya. Beliau mengambil keputusan

dengan tidak memisahkan antara modal perusahaan dengan biaya sehari-

hari, sehingga ketika usahanya “jatuh”, kondisi keuangan rumah tangga juga

ikut jatuh.”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 172: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

153

Catatan lapangan no : 8

Pengamatan/wawancara : P/W

Waktu : 14 Januari 2013 jam 13.00-14.00

Disusun jam : 20.50

Tempat : Rumah Ibu lasmirah/ Pengrajin

Subjek penelitian : Ibu Lasmirah

A. Deskripsi

Kendala utama yang dirasakan oleh Ibu Lasmirah selaku pengrajn di

Dusun bandar adalah kurangnya bantuan pemerintah, baik dari segi bantuan

modal maupun bantuan non modal, seperti pelatihan/ pendidikan.

“Ibaratnya gini mbak, pengrajin itu kan selalu kalah jika

dbindanigkan dengan pemilik showroom, mereka ada modal, jadi bisa jual

kemana-mana. Kalo kami kan harus nerimo ing pandum, jika harga pasar

sedang turun, ya kami harus rela jika harga produk dibeli dengan harga

rendah, asal dapur kami tetap mengepul.”

Strategi utama atau upaya yang dilakukan ibu lasmirah untuk

mempertahankan eksistensinya adalah melalui inovasi produk.

“Jika produknya itu-itu saja ya pembelinya bosan mbak, akhirnya tidak beli lagi

di kita, yang nantinya kalau pelanggan banyak yang datang kan kita dapat

tambahan uang, kalau selalu ada yang baru, kan kita (pengrajin) idenya juga tidak

mati.”

B. Refleksi Peneliti

Inovasi menjadi hal yang mutlak / harus dilakuka dalam sebuah

industri. Inovasi tidak harus menciptakan sesuatu yang baru, namun, bisa

mendaur ulang produk lama, kemudian memberi sentuhan baru. Seperti yang

dilakukan oleh Ibu lasmirah, beliau merupakan pengrajin yang berspesialisasi

membuat tatakan gelas, mula-mula beiau membuat inovasi dari segi warna,

yang semula warnyanya warna kayu yaitu coklat muda dan coklat tua, kemudia

mengubahnya menjadi inovasi bentuk, mulai dari tumbuh-tumbuhan dan

hewan. Hal terakhir yang dilakukan adalah inovasi motif atau corak yaitu

dengan motivasi corak pemandangan, hewan, garis, dll.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 173: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

154

Catatan lapangan no : 9

Pengamatan/wawancara : P/W

Waktu : 14 Januari 2013 jam 14.00-15.00

Disusun jam : 22.30

Tempat : Rumah Bapak Zaenal Abidin/Pengrajin

Subjek penelitian : Bapak Zaenal Abidin

A. Deskripsi

Kendala utama yang dihadapi oleh bapak Zaenal Abidin adalah terbatsnya

lin pemasaran. Sebagai pengrajin link pemasaran bapak zaenal adalah ke

showroom. Namun, belakangan ada kejenuhan yang dirasakan. Hal ini dipicu dari

persaingan harga yang tidak sehat antara sesama pengrajin maupun pelaku

UMKM.

“ Disini untu masyarakatnya cuek mbak, ya mungkin karena semua bisnis

memang seperti itu ya, persaingan harga wajar lah terjadi dimana saja. Namun,

sebagai masyarakat desa, yang umumnya masih guyub, disini itu agak kurang

rukun antar sesama.”

Lebih lanjut beliau menerangkan ilustrasinya

“ Bila saya punya produk tempat air ya, saya jual di showroom A harganya

30 ribu kemudian showroom jual ke konsumen harga 65 rbu. Ada showroom yang

menurunkan harga sampai 50 bahkan 40,otomatis showroom A kalah bersaing

dan membeli produk saya dengan harga yang lebih rendah dari harga awal (30

ribu). “

Kejenuhan ini yang melatarbelakangi beliau untuk memproduksi

sendiri produk handycraft mulai dari awal bahan baku mentah sampai proses

finishing, untuk kemudian dijual sendiri melalui media online. Meskipun beliau

tidak menguasai internet, namun beliau menggunakan pemasaran internet dengan

dibantu oleh anaknya.

“ Jika saya tidak bisa mbak, pakai-pakai internet, orang sekolah

saja saya tidak lulus, biasanya anak saya yang melakukan (pemasaran

melalui internet). Media internet yang dipilih adalah melalui sosial media

FB (facebook).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 174: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

155

B. Refleksi Peneliti

Persaingan harga merupakan hal yang pasti dialami oleh pelaku bisnis.

Dalam menyikapi persaingan harga ini diperlukan upaya atau strategi khusus,

misalkan menjaga mutu/kualitas barang. Hal lain yang bisa dilakukan adalah

melakukan membuat kesepakatan harga antar pelaku UMKM. Kesepakatan

disini dimaksudkan untuk melindungi produsen dan juga konsumen.

Masyarakat Dusun Bandar Desa Batokan Kecamatan Kasiman, menurut

penuturan tokoh adatsetempat memang meiliki sikap hidup yang apatis dan anti

sosialis. Pemikiran/mindset masyarakat adalah kehidupan pribadi dalam jangka

pendek. Msyarakat ini, tidak mempan/anti jika ada organisasi sosial

kemasyrakatan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 175: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

156

Catatan lapangan no : 10

Pengamatan/wawancara : P/W

Waktu : 14 Januari 2013 jam 15.00-17.00

Disusun jam : 00.00

Tempat : Rumah Bapak Abdul Hamid/Pengrajin

Subjek penelitian : Bapak Abdul Hamid

A. Deskripsi

Bapak Abdul Hamid memfokuskan diri untuk memproduksi lampu tempel dan

lampu berdiri. Kendala utama yang dialami oleh bapak abdul hamid adalah

bahanbaku, jika masa panen tiba maka bahan bau akan sangat susah kami

dapatkan. Hal ini akan menghambat produksi. Tidak ada produksi berarti tidak

ada penghasilan.

Kendala lain yang dihadapai adalah minimnya link pemasaran,

“ Selama ini ya kalau memasarkan ya ke showroom saja, supplier ke 2 atau 3

showroom biasanya jika ada pesanan banyak gitu agak kerepotan mbak, kami

melakukan kerjasama dengan sesama pengrajin, untuk memenuhi pesanan.”

B. Refleksi Peneliti

Dalam suatu perusahaan ketersediaan bahan baku menjadi syarat utama

jalannya proses produksi, jika bahan baku tidak tersedia makaproduski juga

akan terhambat. Selama ini para pelaku UMKM mencari alternatif dengan

membei ke perum perhutani yang harganya agak jauh lebih mahal.

Konsekuensinya, harga produk menjadilebih mahal, namun pesanan

konsumen dapat terpenuhi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 176: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

157

Lampiran 7 Daftar Nama dan Kode Informan

KODE NAMA INFORMAN keterangan

A UD.KONDANG JATI Pemilik showroom

B UD.DWI KARYA Pemilik showroom

C UD. BERKAH JATI Pemilik showroom

D UD.NUKIDA JATI Pemilik showroom

E UD.TIJAROH JATI Pemilik showroom

F ALI NUR HIDAYAT Pengrajin

G LASMIRAH Pengrajin

H M.ZAENAL ARIFIN Pengrajin

I ABDUL HAMID Pengrajin

J MU'TASAM pengrajin

Daftar Nama dan Kode Informan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 177: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

158

No Poin

bahasan

Sumber 1

Pelaku UMKM

Sumber 2

Pemilik Showrrom

Hasil

1. Latar

belakang

usaha

Pengrajin

menganggap

bahwa

memproduksi

handycraft

merupakan usaha

turun temurun

dan merupakan

Mata pencaharian

pokok.

Tersedianya

bahan baku

dalam jumlah

banyak ikut

menjadi latar

belakang usaha

para pengrajin

Merupakan

usaha yang telah

dilakukan sejak

dahulu. Ada

anggapan bahwa

bisnis handycraft

melupakan peluang

bisnis yang baik

a. Tersedia

bahan baku

yang cukup

b. Merupakan

usaha turun

temurun

2. Kendala

yang

dihadapi

bidang

produksi

Keterbatasan alat

produksi yang

dimiliki

pengrajin,

sehingga

pengrajin

memproduksi

handycraft dalam

bentuk setengah

jadi.Pengeringan

handycrafti jika

cuaca hujan,

maka hasil

handycraft

kurang bagus.

Kendala utama

bidang produksi

adalah keterbatasan

modal usaha,

sehingga showroom

membeli barang

setengah jadi dari

pengrajin

Pengrajin

memproduksi

barang setengah

jadi kemudian

dijual ke

showroom.

Pemilik

showroom

kemudian

melakukan proses

finishing. Baik

pengrajin maupun

showroom

mendapatkan

keuntungan

karena biaya

produksi menjadi

lebih ringan.

3. Upaya yang

dilakukan

dibidang

produksi

Melakukan

penambahan

jenis dan ukuran

handycraft yang

dproduksi

Melakukan inovasi

dari segi warna dan

bentuk handycraft

Pengrajin dan

pemilik

showroom

melakukan

inovasi dari segi

warna, bentuk dan

jenis,ukuran.

Lampiran 8

HASIL TRIANGGULASI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 178: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

159

4. Cara

pemasaran

Cara pemasaran

dari pengrajin ke

pemilik

showroom

Menerima

produk dari

pengrajin

Memasarkan ke

konsumen

dengan menjual

di showroom

Melakukan

pemasaran

melalui internet

Pemasaran dari

pengrajin melalui

satu cara yaitu

menjual ke

showroom,

sedangkan

pemilik

showroom

melakukan

pemasaran di

galeri. Beberapa

showroom

melakukan

pemasaran

melalui internet

5. Cara

memperluas

pemasaran

Memperbanyak

jaringan ke

showroom lain.

Mengikuti pameran

untuk memperluas

jaringan dengan

menambah

pesanan/konsumen

baru dari luar kota

Perluasan

pemasaran

dilakukan dengan

mengikuti

pameran

6. Modal usaha Modal pribadi

Pinjaman

Modal pribadi

pinjaman

Modal pribadi dan

pinjaman

7. Pencatatan

laporan

keuangan

dan Cash

flow

Tidak

mempunyai

catatan laporan

keuangan meski

bersifat

sederhana. Modal

usaha tercampur

dengan modal

pribadi

Ada yang telah

membuat catatan

cash flow dengan

cara yang masih

sederhana. Modal

usaha dan modal

pribadi tercampur

Belum ada

laporan keuangan

yang

rinci,sehingga

susah untuk

mengetahui

kekayaan usaha.

8. Upaya

peningkatan

pendapatan

Melakukan

penambahan

jumlah produksi

dan menjaga

kualitas produk

Melakukan

perluasan jaringan

pemasaran

Pengrajin

meningkatkan

pendapatan

dengan

menambah

produksi, jumlah

peningkatan

persediaan barang

akan di jual ke

showroom.

9. Cara

memproduksi

Dari bahan

mentah berupa

lempeng kayu

sampai barang

Menerima barang

setengah jadi dari

produksi. Melakukan

produksi barang dari

Proses produksi

melalui dua

tahapan yaiu:

mentah ke barang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 179: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

160

setengah jadi setengah jadi

kemudian

melakukan proses

finishing

setngah jadi di

tangan pengrajin,

setelah itu

dilakukan oleh

showroom

10. Alat produksi Pembelian alat

produksi melalui

modal usaha

Pembelian alat

produksi melalui

modal usaha

Penyediaan alat

produksi melalui

modal usaha

pengrajin dan

pemilik

showroom

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 180: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

161

No Poin

bahasan

Metode

Survei

Metode

observasi

Metode

wawancara

Hasil

1. Ketersediaa

n bahan

baku

Bahan baku

tersedia dalam

jumlah yang

cukup

Bahan

baku tersedia

dalam jumlah

yang banyak

Bahan baku

tersedia dalam

jumlah yang

cukup, namun

apabila saat

musim tanam

atau

panen,pengraji

n kesulitan

mendapatkan

bahan baku.

Bahan baku tersedia

dalam jumlah yang

cukup

2. Kapasitas

produksi

Lebih dari 100

per bulan

20 per hari Lebih dari 100

per bulan

Lebih dari 100 per

bulan *) dengan

asumsi jumlah

tenaga kerja 2 orang

pada industri

3. Dukungan

pemerintah

pada

UMKM

Pemerintah

memberikan

dukungan

melalui

bantuan alat

dan perluasan

jaringan

pemasaran

Pemerintah

memberikan

dukungan

melalui

bantuan alat

produksi

Pemerintah

melakukan

bantuan alat

produksi,

mengadakan

pameran, studi

banding dan

program wood

fair

Pemerintah

mendukung usaha

UMKM handycraft

dengan memberikan

dukungan berupa

bantuan alat

produksi,

mengadakan

pameran, studi

banding dan

program wood fair

4. Kerjasama

produksi

Pelaku

UMKM

melakukan

kerjasama

dengan sesama

pengrajin,

pemilik

showroom,

pelaku

UMKM dari

kota lain

Pelak

u UMKM

melakukan

kerjasama

dengan

sesama

pengrajin,

pemilik

showroom

Pelaku

UMKM

melakukan

kerjasama

dengan sesama

pengrajin,

pemilik

showroom,pem

erintah, dan

juga pelaku

UMKM dari

daerah lain.

Pelaku UMKM

melakukan

kerjasama dengan

sesama pengrajin,

pemilik

showroom,pemerinta

h, dan juga pelaku

UMKM dari daerah

lain.

5. Segmentasi

pasar

Kota

Bojonegoro

dan sekitarnya

Segmentasi

pasar produk

adalah

Kota

Bojonegoro,

pasar

Pasar sekitar

Bojonegoro, pasar

nasional meliputi

Lampiran 9

HASIL TRIANGGULASI METODE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 181: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

162

kabupaten

Bojonegoro

dan kota-kota

besar di

Indonesia

internasional

melalui

distributor

kota kota besar

Jogja, Jakarta,

Bandung, Bali, dll.

Pasar internasional

melalui distributor.

6. Kendala di

bidang

pemasaran

Persaingan

harga antar

pelaku

UMKM dan

kurangnya

dukungan

pemerintah

Media

peamsaran

yangdigunak

an masih

terbatas.

Ada

kecenderunga

n bahwa

pelaku

UMKM,

menunggu

pembeli

datang ke

showroom

Minimnya

media

pemasaran

yang dilakukan

dan

penguasaan

teknologi

sebagai media

pemasaran

Kendala bidang

pemasaran terdiri

dari dua hal:

a. Kendala internal

(berasal dari

dalam pelaku

UMKM) yaitu

penguasaan

teknologi,

minimnya media

yang digunakan,

persaingan harga

antar pelaku

UMKM, serta

sifat tidak mau

berusaha

b. Kendala eksternal

Kurangnya

dukungan

pemasaran dari

pemerintah

7. Peningkatan

omzet

melalui

usaha

Melalui

inovasi dan

pemasaran

Melalui

inovasi dan

perluasan

jaringan

pemasaran

produk

Melalui

inovasi,

pemanfaatan

online

marketting,

mengikuti

program

pemerintah

Melalui inovasi,

pemanfaatan online

marketting,

mengikuti program

pemerintah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 182: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

163

Lampiran 10 Foto Kegiatan

Pemasaran melalui internet (online marketting) media sosial facebook dan blog

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 183: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

164

Bantuan alat dari pemerintah berupa mesin bubut

Program wood fair yag dihadiri oleh Bapak Syarifudin Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 184: digilib.uns.ac.id · UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) HANDYCRAFT KAYU JATI DI DUSUN BANDAR DESA BATOKAN KECAMATAN KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TESIS Disusun

165

Kegiatan studi banding pelaku UMKM

Inovasi bentuk dan warna

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user