“ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber...

20
BAB I PENDAHULUAN Kelompok Pseudomonas adalah batang gram-negatif, bergerak, aerob; beberapa diantaranya menghasilkan pigmen yang larut dalam air. Pseudomonas ditemukan secara luas di tanah, air, tumbuhan, dan hewan. Dalam jumlah kecil P aeruginosa sering terdapat dalam flora usus normal dan pada kulit manusia dan merupakan pathogen utama dari kelompoknya. Spesies Pseudomonas lain jarang menyebabkan penyakit. Klasifikasi pseudomonas didasarkan pada homologi rRNA/DNA dan ciri khas biakan lazim. Pseudomonas yang penting dalam bidang kedokteran dicantumkan pada Tabel di bawah ini : Tabel 1: Klasifikasi pseudomonas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Grup dan Subgrup Homologi Rrna Genus dan Spesies I.Grup fluoresen Grup nonfluoresen Pseudomonas aeruginosa Pseudomonas fluorescens Pseudomonas putida Pseudomonas stutzeri Pseudomonas mendocina Pseudomonas alcaligenes Pseudomonas pseudo- alcaligenes II Pseudomonas pseudomallei Pseudomonas mallei Pseudomonas capecia Pseudomonas picketti 1

Transcript of “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber...

Page 1: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

BAB I PENDAHULUAN

Kelompok Pseudomonas adalah batang gram-negatif, bergerak, aerob; beberapa

diantaranya menghasilkan pigmen yang larut dalam air. Pseudomonas ditemukan secara

luas di tanah, air, tumbuhan, dan hewan. Dalam jumlah kecil P aeruginosa sering

terdapat dalam flora usus normal dan pada kulit manusia dan merupakan pathogen utama

dari kelompoknya. Spesies Pseudomonas lain jarang menyebabkan penyakit. Klasifikasi

pseudomonas didasarkan pada homologi rRNA/DNA dan ciri khas biakan lazim.

Pseudomonas yang penting dalam bidang kedokteran dicantumkan pada Tabel di bawah

ini :

Tabel 1: Klasifikasi pseudomonas yang menyebabkan penyakit pada

manusia.

Grup dan Subgrup Homologi Rrna

Genus dan Spesies

I.Grup fluoresen

Grup nonfluoresen

Pseudomonas aeruginosaPseudomonas fluorescensPseudomonas putida

Pseudomonas stutzeriPseudomonas mendocinaPseudomonas alcaligenesPseudomonas pseudo-alcaligenes

II Pseudomonas pseudomalleiPseudomonas malleiPseudomonas capeciaPseudomonas picketti

III dan IV Berbagai spesies yang jarang diisolasi dari manusia

V Xanthomonas maltophilia

1

Page 2: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PSEUDOMONAS AERUGINOSA

“ Persyaratan utama setiap rumah sakit ialah tidak membahayakan pasien “, kata

Florence Nightingale. Ternyata, pasien dalam menjalani perawatan di rumah sakit dapat

terinfeksi oleh mikroorganisme yang bersifat patogen. Istilah bagi infeksi ini yaitu

penyakit nosokomial yang telah dikenal sekitar tahun 1960-an. Pada abad ke- 18,

pencegahan tersebarnya penyakit dalam masyarakat, si sakit akan dikucilkan di rumah

sakit demam, rumah sakit cacar, sanatorium tuberkulosis, atau “rumah hama”. Rumah

sakit ini merupakan bangsal yang luas dan penuh sesak, pasien saling berdesakan

sehingga infeksi mudah menjalar dari satu pasien ke pasien yang lain. Pelopor perbaikan

rumah sakit, Sir James Y. Simpson mengatakan bahwa di dalam mengobati si sakit, maka

akan berbahaya bila mereka dikumpulkan dan keselamatan hanya dapat tercapai bila

mereka saling dipisahkan. Hal ini disebabkan adanya infeksi nosokomial. Nosokomial

berasal dari kata Yunani berarti “di rumah sakit”. Jadi, infeksi nosokomial adalah infeksi

yang diperoleh selama dalam perawatan di rumah sakit. Salah satu bakteri yang dapat

menyebabkan infeksi nosokomial yaitu Pseudomonas aeruginosa.

P. aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada

mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga tinggal

pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan pada kulit

manusia. Tetapi, infeksi P.aeruginosa menjadi problema serius pada pasien rumah sakit

yang menderita kanker, fibrosis kistik dan luka bakar. Angka fatalitas pasien-pasien

tersebut mencapai 50 %. P. aeruginosa termasuk dalam genus Pseudomonas, yang

ditentukan oleh Migula pada tahun 1984. Yang termasuk dalam genus tersebut adalah

bakteri gram negatif, berbentuk tangkai, polar da berflagel. Pada tahun 2000 spesies

Pseudomonas spesies dideterminasikan meliputi Pseudomonas aeruginosa strain PA01.

2

Page 3: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

2.1.1 KLASIFIKASI

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria

Order : Pseudomonadales

Family : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Species : Pseudomonas aeruginosa

2.1.2 Morfologi & Identifikasi

A. Ciri Khas Organisme: P. aeruginosa bergerak dan berbentuk batang, berukuran sekitar 0,6 x 2 µm. Bakteri ini gram-negatif dan terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan dan kadang-kadang membentuk rantai yang pendek.

Gambar 2: Pseudomonas aeruginosa pada pewarnaan gram

3

Page 4: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

B. Biakan: P. aeruginosa adalah aerob obligat yang tumbuh dengan mudah pada banyak jenis perbenihan biakan, kadang-kadang menghasilkan bau yang manis atau menyerupai anggur. Beberapa strain menhemolisis darah. P. aeruginosa membentuk koloni halus bulat dengan warna fluoresensi kehijauan. Bakteri ini sering menghasikan piosianin, pigmen kebiru-biruan yang tak berflouresensi, yang berdifusi ke dalam agar. Spesies Pseudomonas lain tidak menghasilkan piosianin. Banyak strain P. aeruginosa juga menghasilkan pigmen piorubin yang berwarna merah gelap atau pigmen piomelanin yang hitam.

P. aeruginosa dalam biakan dapat menghasilkan berbagai jenis koloni, sehingga memberi kesan biakan dari campuran berbagai spesies bakteri. P. aeruginosa yang jenis koloninya berbeda dapat mempunyai aktivitas biokimia dan enzimatik yang berbeda dan pola kepekaan antimikroba yang berbeda pula. Biakan dari pasien dengan fibrosis kistik sering menghasilkan P. aeruginosa sebagai hasil produksi berlebihan dari alginat, suatu aksopolisakarida.

Gambar 2: Salah satu koloni Pseudomonas aeruginosa pada agar

4

Page 5: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

C. Ciri-ciri Pertumbuhan: P. aeruginosa tumbuh dengan baik pada suhu 37-42°C; pertumbuhannya pada suhu 42°C membantu membedakan spesies ini dari spesies Pseudomonas lain. Bakteri ini oksidase positif dan tidak meragikan karbohidrat. Tetapi banyak strain mengoksidasi glukosa. Pengenalan biasanya berdasarkan morfologi koloni, sifat oksidase-positif, adanya pigmen yang khas dan pertumbuhan pada suhu 42°C. Untuk membedakan P. aeruginosa dari pseudomonas yang lain berdasarkan aktivitas biokimiawi, dibutuhkan pengujian dengan berbagai subsrat.

2.1.3 Struktur Antigen dan ToksikPili (fimbriane) menjulur dari permukaan sel dan membantu pelekatan pada sel

epiltel inang. Simpai polisakarida membentuk koloni mukoid yang terlihat pada biakan

dari penderita penyakit fibrosis kistik. Lipopolisakarida,yang terdapat daam berbagai

imunotipe,bertanggung jawab untuk kebanyakan sifat endotoksik organisme itu.

P. aeruginosa dapat ditentukan tipenya berdasarkan imunotipe lipopolisakarida dan

kepekaannya terhadap piosin (bakteriosin). Kebanyakan solat P aeruginosa dari infeksi

klinis menghasilkan ensim ekstrasel,termasuk elastase, protease, dan dua hemolisin: suatu

fosfolipase C yang tidak tahan panas dan suatu glikolipid yang tahan panas.

Banyak strain P. aeruginosa menghasilkan eksotoksin A,yang menyebabkan

nekrosis jaringan dan dapat mematikan hewan bila disuntikkan dalam bentuk

murni.Toksin ini menghambat sintesis protein dengan cara kerja yang sama dengan cara

kerja toksin difteria, meskipun struktur kedua toksin itu tidak sama. Antitoksin terhadap

eksotoksin A ditemukan dalam serum beberapa manusia, termasuk serum penderita yang

telah sembuh dari infeksi P. aeruginosa yang berat.

2.1.4 PatogenesisP. aeruginosa hanya bersifat pathogen bila masuk ke daerah yang fungsi

pertahanannya abnormal, misalnya bila selaput mukosa dan kulit “robek” karena

kerusakan jaringan langsung; pada pemakaian kateter intravena atau kateter air kemih

atau kateter air kemih atau bila terdapat netropenia, misalnya pada kemoterapi kanker.

Kuman melekat dan mengkoloni selaput mukosa atau kulit, menginvasi secara lokal,dan

menimbulkan penyakit sistemik. Proses ini dibantu oleh pili, enzim,dan toksin yang

5

Page 6: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

diuraikan di atas. Lipopolisakarida berperan langsung dalam menyebabkan

demam,syok,oliguria,leukositosis dan leukopenia,disseminated intravascular coagulation

dan respiratory distress syndrome pada orang dewasa.

P. aeruginosa (dan spesies lain,misalnya Pseudomonas cepacia,Psedomonas

putida) resisten terhadap banyak obat antimikroba sehingga akan berkembangbiak bila

bakteri flora normal yang peka ditekan.

2.1.5 Gambaran KlinikP. aeruginosa menimbulkan infeksi pada luka dan luka bakar, menimbulkan

nanah hijau kebiruan; meningitis,bila masuk bersama punksi lumbal; dan infeksi saluran

kemih, bila masuk bersama kateter dan instrumen lain atau dalam larutan untuk irigasi.

Keterlibatan saluran nafas, terutama dari respiratoryang terkontaminasi, mengakibatkan

pneumonia yang disertai nekrisis. Bakteri sering ditemukan pada otitis eksterna ringan

pada perenang.Bakteri ini dapat menyebabkan otitis eksterna invasif (maligna) pada

penderita diabetes. Infeksi mata,yang dapat dengan cepat mengakibatkan kerusakan mata,

sering terjadi setelah cedera atau pembedahan. Pada bayi atau orang yang lemah,

P. aeruginosa dapat menyerang aliran darah dan mengakibatkan sepsis yang fatal; ini

biasanya terjadi pada penderita leukemia atau limfoma yang mendapat obat

antineoplastik atau terapi radiasi, dan pada penderita dengan luka bakar berat.Pada

sebagian besar infeksi P. aeruginosa,gejala dan tanda-tandanya bersifat nonspesifik dan

berkaitan dengan organ yang terlibat.Kadang-kadang, verdoglobin (suatu produk

pemecahan hemoglobin) atau pigmen yang berflourense dapat dideteksi pada luka, luka

bakar,atau urine dengan penyinaran fluorense ultraungu. Nekrosis hemoragik pada kulit

sering terjadi pada sepsis akibat P. aeruginosa; lesi yang disebut ektima ganggrenosum

ini dikelilingi oleh eritema dan sering tidak berisi nanah. P. aeruginosa dapat dilihat pada

bahan pewarnaan Gram dan lesi ektima, dan biakan positif.Ektima gangrenosum tidak

lazim pada bakteremia akibat organisme selain P. aeruginosa.

6

Page 7: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

Gambar 3: Infeaksi Pseudomonas aeruginosa pada mata dan kaki

7

Page 8: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

2.1.6 Tes Diagnostik LaboratoriumA. Bahan:Bahan dari lesi kulit,nanah,urine,darah,cairan spinal,dahak,dan bahan lain

harus diambil seperti yang ditunjukkan oleh jenis infeksi.

B. Sediaan Apus:Batang gram-negatif sering terlihat dalam sediaan apus.Tidak ada ciri-

ciri morfologik khusus yang membedakan pseudomonas dari batang enterik atau batang

gram-negatif yang lain.

C. Biakan: bahan ditanam pada lempeng agar darah dan perbenihan diferensial yang

biasa digunakan untuk menumbuhkan batang gram-negatif enterik. Pseudomonas tumbuh

dengan mudah pada kebanyakan perbenihan ini, tetapi mungkin tumbuh lebih lambat

dibanding batang enterik lain. P. aeruginosa tidak meragikan laktosa dan dengan mudah

dibedakan dengan bakteri peragi laktosa. Biakan merupakan tes khusus untuk diagnosis

infeksi P. aeruginosa.

2.1.7 PengobatanInfeksi P. aeruginosa yang penting dalam klinik tidak boleh diobati dengan

terapi obat – tunggal , karena keberhasilan terapi semacam itu rendah dan bakteri dapat

dengan cepat menjadi resisten. Penisilin yang bekerja aktif terhadap P. aeruginosa—

tikarsilin, mezlosilin, dan piperasilin—digunakan dalam kombinasi dengan

aminoglikosida, biasanya gentamisin, tobramisin, atau amikasin. Obat lain yang aktif

terhadap P. aeruginosa antara lain aztreonam ; imipenem ; kuinolon baru , termasuk

siprofloksasin. Sefalosporin generasi baru , seftazidim dan sefoperakson aktif melawan

P. aeruginosa ; seftazidim digunakan secara primer pada terapi infeksi P. aeruginosa.

Pola kepekaan P. aeruginosa bervariasi secara geografik, dan tes kepekaan harus

dilakukan sebagai pedoman untuk pemilihan terapi antimikroba.

2.1.8 Epidemiologi dan pengendalianP. aeruginosa terutama merupakan patogen nosokomial , dan metode untuk

mengendalikan infeksi ini mirip dengan metode untuk patogen nosokomial yang lain.

Karena Pseudomonas dapat tumbuh subur dalam lingkungan yang basah , perhatian

khusus harus ditujukan pada bak cuci , bak air , pancuran , bak air panas , dan daerah

8

Page 9: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

basah yang lain. Untuk tujuan epidemiologi , strain dapat ditentukan tipenya berdasarkan

kepekaan tehadap piosin dan imunotipe lipopolisakaridanya. Vaksin dari jenis yang tepat

yang diberikan pada penderita dengan risiko tinggi akan memberikan perlindungan

sebagian terhadap sepsis Pseudomonas. Terapi semacam itu telah digunakan secara

eksperimental pada penderita leukemia , luka bakar , fibrosis kistik , dan imunosupresi.

2.2 PSEUDOMONAS PSEUDOMALLEI

P. pseudomallei adalah basil gram – negatif yang kecil , dapat bergerak , dan

aerobic. Bakteri ini tumbuh dengan baik pada perbenihan bakteriologik standard ,

membentuk koloni yang bervariasi dari mukoid dan halus sampai kasar dan berkerut

( memerlukan waktu 72 jam ) dan berwarna dari kecoklatan sampai jingga. Bakteri

tumbuh pada suhu 420 C dan mengoksidasi glukosa , laktosa , dan berbagai karbohidrat

lain. P. pseudomallei menyebabkan melioidosis , suatu penyakit seperti kelenjar yang

endemik pada hewan dan manusia , terutama di Asia Tenggara dan Australia bagian

Utara. Organisme ini adalah saprofit alami yang dapat dibiak dari tanah , air segar ,

beras , dan sayur – sayuran. Infeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber

tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau

pernapasan.

Infeksi P. pseudomallei epizootik terjadi pada sapi , domba , babi , kuda , dan hewan lain

, walaupun hewan –hewan ini tidak tampak sebagai reservoir utama bagi organisme.

Melioidosis dapat bermanifestasi sebagai infeksi yang akut , subakut , atau kronik.

Masa inkubasi dapat singkat 2 – 3 hari , tetapi masa latennya dapat terjadi berbulan –

bulan hingga bertahun – tahun . Infeksi supuratif setempat dapat terjadi pada tempat

inokulasi dimana terjadi perlukaan kulit. Infeksi lokal dapat menimbulkan infeksi bentuk

septikemik akut dengan melibatkan banyak organ. Tanda – tanda dan gejalanya

bergantung pada tempat utama yang terkena. Bentuk melioidosis yang paling sering

adalah infeksi paru , yang dapat menjadi pneumonitis primer ( P. pseudomallei ditularkan

melalui saluran napas bagian atas atau nasofaring ) atau berlanjut menjadi infeksi

supuratif setempat dan bakteremia. Pasien dapat mengalami demam dan leukositosis ,

9

Page 10: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

dengan pemadatan lobus atas , Selanjutnya , pasien menjadi tidak demam lagi , sementara

itu timbul kavitas pada lobus atas , menghasilkan gambaran yang mirip dengan

tuberkulosis pada film sinar-x. Beberapa pasien mengalami infeksi supuratif kronik

dengan abses pada kulit , otak , paru , miokardium , hati , tulang ,dan tempat – tempat

lain. Pasien dengan infeksi supuratif kronik mungkin tidak demam dan mengalami

penyakit yang berkembang lambat. Infeksi laten kadang – kadang teraktivasi kembali

sebagai akibat penekanan fungsi imun.

Diagnosis melioidosis harus dipertimbangkan pada pasien yang berasal dari

daerah endemik dengan penyakit paru lobus atas yang fulminan atau penyakit sistemik

yang tidak dapat diterangkan. Pewarnaan Gram pada bahan yang sesuai akan

memperlihatkan basil gram – negatif yang kecil; pewarnaan bipolar ( gambaran titik

aman ) terlihat dengan pewarnaan biru metilen atau pewarnaan Wright. Biakan yang

positif bersifat diagnostik. Tes serologik yang positif membantu secara diagnostik dan

merupakan bukti dari infeksi pada masa lalu.

Melioidosis menimbulkan angka kematian yang tinggi jika tidak diobati. Mungkin

diperlukan drainase pembedahan pada infeksi setempat. Uji kepekaan antibiotik

merupakan panduan penting untuk pengobatan. P. pseudomallei biasanya peka terhadap

berbagai antibiotik, antara lain tetrasiklin , sulfonamide , trimetoprim – sulfametoksazol ,

kloramfenikol , amoksisilin atau tikarsilin dengan asam klavulanat ,

piperasilin ,imipenem , dan sefalosporin generasi ketiga. Pasien dengan infeksi yang berat

sebaiknya diobati secara parenteral ( misalnya , trimetoprim – sulfametoksazol , atau

kloramfenikol , seringkali dalam bentuk kombinasi. Lamanya pengobatan antimikroba

paling sedikit 8 minggu ; pengobatan selama 6 bulan sampai 1 tahun harus

dipertimbangkan bagi pasien dengan lesi supuratif ekstrapulmoner. Sering terjadi

kekambuhan melioidosis , dan pilihan yang tepat serta lamanya pengobatan antibiotic

untuk mencegah kekambuhan belum dapat ditetapkan. Tidak terdapat vaksin atau cara

– cara pencegahan yang spesifik.

10

Page 11: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

2.3 PSEUDOMONAS MALLEI

P. mallei adalah batang gram – negative, aerob, kecil, tak berpigmen dan tak

bergerak, yang tumbuh dengan mudah pada sebagian besar perbenihan bakteriologi.

Bakteri ini menyebabkan glander, penyakit kuda yang dapat menular pada manusia.

Pada kuda, penyakit ini terutama bermanifestasi sebagai penyakit paru – paru, lesi

ulseratif subkutan, dan penebalan saluran getah bening dengan nodul ; juga terjadi

sistemik. Infeksi manusia, yang dapat berakibat fatal, biasanya dimulai sebagai bisul pada

kulit atau selaput mukosa diikuti dengan limfangitis dan sepsis. Penghirupan bakteri ini

dapat mengakibatkan pneumonia primer.

Diagnosis berdasarkan pada peningkatan titer aglutinasi dan biakan bakteri dari

lesi local pada manusia atau kuda.Penderita manusia dapat diobati secara efektif dengan

tertrasiklin ditambah suatu aminoglikosida.

Penyakit ini dikendalikan dengan membantai kuda atau keledai yang terinfeksi,

dan sekarang hal ini sangat langka. Di beberapa negara, infeksi laboratorium merupakan

satu – satunya sumber penyakit ini.

2.4 PSEUDOMONAS LAIN

Beberapa dari berbagai spesies Pseudomonas dicantumkan pada table 1; kadang –

kadang pseudomonas ini merupakan pathogen oportunistik. Pseudomonas cepacia kadang

– kadang dibiakkan dari pasien dengn fibrosis kistik.

Diagnosis infeksi yang disebabkan oleh pseudomonas ini dibuat dengan membiakkan

bakteri dan mengidentifikasinya dengan reaksi pembeda pada serangkaian substat

biokimia. Diantara pseudomonas – pseudomonas ini banyak yang mempunyai pola

kepekaan antimikroba yang berbeda dari pola kepekaan P. aeruginosa.

11

Page 12: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

2.5 XANTHOMONAS MALTOPHILIA Xanthomonas maltophilia adalah nama yang telah diterima secara luas bagi

organism yang sebelumnya disebut Pseudomonas maltophilia. X. maltophilia adalah

batang gram – negative yang hidup bebas yang tersebar di lingkungan. Pada agar darah,

koloni berwarna hijau – lembayung muda atau abu –abu. Organisme ini bersifat oksidase

– negative dan lisan dekarboksilase positif. X. maltophilia umumnya tidak membentuk

pigmen dan enzim seperti yang dihasilkan oleh P. aeruginosa dan yang berkaitan dengan

virulensi P. aeruginosa. X. maltophilia adalah penyebab penting dari infeksi yang didapat

di rumah sakit pada penderita yang system imunnya terganggu. Bakteri ini telah diisolasi

dari berbagai tempat anatomi, seperti sekresi saluran pernafasan,air kemih , cedera kulit,

dan darah. Isolat sering merupakan bagian dari flora campuran yang terdapat dalam

bahan pemeriksaan. Bila biakan darah member hasil positif, hal ini biasanya berhubungan

dengan penggunaan kateter plastik intravena. X. maltophilia biasanya peka terhadap

trimetoprim – sulfametokasazol dan tahan terhadap antimikroba yang biasa digunakan

sepertisefalosporin, penisilin antipseudomonas, aminoglikosida, imipenem, dan kuinolon.

Penggunaan obat – obatan secara luas terhadap X. maltophilia memainkan peranan

penting dalam menimbulkan resistensi sehinggaa meningkat frekuensi penyakit.

12

Page 13: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

BAB III

KESIMPULAN

Kelompok Pseudomonas adalah batang gram-negatif, bergerak, aerob; beberapa

diantaranya menghasilkan pigmen yang larut dalam air. Pseudomonas ditemukan secara

luas di tanah, air, tumbuhan, dan hewan.

Pseudomonas dibagi menjadi beberapa spesies. Klasifikasi pseudomonas ini

didasarkan pada homologi rRNA/DNA dan ciri khas biakan lazim yaitu 1) Grup

fluoresen diantaranya Pseudomonas aeruginosa, P. fluorescens, p. putida dan grup

nonfluoresen diantaranya Pseudomonas stutzeri, P. mendocina, P. alcaligenes, p.

pseudoalcaligenes.

2) Pseudomonas pseudomallei, P. mallei, P. capecia, P. picketti.

3 dan 4) Berbagai spesies yang jarang diisolasi dari manusia. 5) Xanthomonas

maltophilia. Diantara spesies diatas yang paling berbahaya adalah Pseudomonas

aeruginosa. Dalam jumlah kecil P aeruginosa sering terdapat dalam flora usus normal

dan pada kulit manusia dan merupakan pathogen utama dari kelompoknya.

P. aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada

mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga tinggal

pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan pada kulit

manusia.

Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit nosokomial. Nosokomial berasal dari

kata Yunani berarti “di rumah sakit”. Jadi, infeksi nosokomial adalah infeksi yang

diperoleh selama dalam perawatan di rumah sakit

13

Page 14: “ PENELIAN DANYA BAKTERI E · Web viewInfeksi pada manusia mungkin berasal dari sumber – sumber tersebut melalui kontaminasi luka di kulit dan mungkin melalui makanan atau pernapasan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Pseudomonas, http://en.wikipedia.org/wiki

Jawetz, Melnick, & Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta : 2004

14