~ ntroversi Bah.anPangan Org ik -...

2
o Selasa 0 Rabu • Kamis 0 Jumat '--'---. ---4-5--6----7---8---9-----;0---:,-1 20 @ 22 23 24 25 26 ·---;::-:-----;O::::--Ma-'--;O Apr 0 Me; 0 Jun • Jul 0 Ags o Sabtu 0 Minggu 12 13 14 15 27 28 29 30 31 OSep OOkt ONov ODes ~ ntroversi Bah.an Pangan Org EPRlHATINAN ter- hadap kemungkinan munculnya risiko kese- hatan dan dampak lingkungan dari produksi makanan konvensional mendorong tren makanan organik meningkat dengan cepat dan menyebar ke berbagai bela- han dunia, termasuk Indonesia. Tujuan utama produksi organik adalah untuk memproduksi makanan sehat dalam lingkungan yang sehat yang memberi efek positifbagi manusia dan alam. Umumnya konsumen membeli pro- duk makanan organik karena mereka beranggapan produk tersebut lebih aman, lebih bergizi, dan lebih menye- hatkan. Tapi benarkah demikian? Lebih unggul Pertanian organik menggunakan lebih sedikit bahan kimia dibandingkan dengan pertanian konvensional. Telah diketahui bahwa residu bahan-bahan kimia berbahaya dapat tertinggal dalam makanan yang jika dikonsumsi dapat berakumulasi dalam tubuh dan suatu hari nanti menimbulkan penya- kit. Dalam hal ini makanan organik je- las lebih aman. Berbagai penelitian menunjukkan, makanan organik memiliki kemung- kinan mengandung residu pestisida yang lebih kecil dibandingkan dengan makanan konvensional. Kadar residu pestisida dalam makanan organik juga .lebih rendah dibandingkan dengan makanan konvensional. Makanan organik mengandung lebih banyak vitamin, mineral, dan zat an- tioksidan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker Makanan organikjuga memiliki kuali- tas mikrobiologis yang dapat diterima. Kliping Humas Unpad 2011 Pasar produk organik yang terus meningkat menjadi indikasi bahwa produk tersebut aman. Keunggulan makanan organik tidak hanya terletak pada apa yang dikan- dungnya, tetapi cara produksinya pun juga bermanfaat bagi lingkungan yaitu menjaga keselarasan ekologi, meningkatkan'keanekaragaman hayati, konservasi energi, meminimalkan kehi- langan nutrisi dan mendorong produk- r tivitas tanah, mengurangi polusi air tanah, dan meminimalkan efek rumah kaca dan pemanasan global. ik Tidak lebih unggul Bagi banyak pelanggan makanan or- ganik, kata "organik" sinonim dengan "aman", Namun, penting untuk dije- .laskan bahwa label organik hanya me- nunjukkan bahwa produk tersebut diproduksi, diolah, dan ditangani se- cara organik. Label tersebut bukan klaim bahwa produk tersebut aman atau lebih bergizi. Memang makanan organik memiliki kadar residu zat agrokimia yang lebih rendah dibanding dengan makanan konvensional, tetapi kesignifikanan perbedaannya masih dipertanyakan. Kadar residu pestisida dalam makanan organik lebih rendah dibanding dengan makanan konvensional, tetapi ini tidak betarti makanan organik bebas pestisi- da. Sebagian para ahIi berpendapat jumlah residu pestisida pada sayuran dan buah-buahan konvensional menye- babkan risiko kesehatan yang sangat kecil, bahkan dapat diabaikan. Menu- rut National Research Council di AS, residu pestisida dalam makanan kon- vensional tidak sampai menyebabkan meningkatnya risiko kanker. Yang harus lebih dikhawatirkan adalah risiko mikrobiologis. Tanaman

Transcript of ~ ntroversi Bah.anPangan Org ik -...

o Selasa 0 Rabu • Kamis 0 Jumat'--'---. ---4-5--6----7---8---9-----;0---:,-120 @ 22 23 24 25 26

·---;::-:-----;O::::--Ma-'--;O Apr 0 Me; 0 Jun • Jul 0 Ags

o Sabtu 0 Minggu

12 13 14 1527 28 29 30 31

OSep OOkt ONov ODes

~ ntroversi Bah.an Pangan Org

EPRlHATINAN ter-hadap kemungkinanmunculnya risiko kese-hatan dan dampaklingkungan dari produksi

makanan konvensional mendorong trenmakanan organik meningkat dengancepat dan menyebar ke berbagai bela-han dunia, termasuk Indonesia. Tujuanutama produksi organik adalah untukmemproduksi makanan sehat dalamlingkungan yang sehat yang memberiefek positifbagi manusia dan alam.

Umumnya konsumen membeli pro-duk makanan organik karena merekaberanggapan produk tersebut lebihaman, lebih bergizi, dan lebih menye-hatkan. Tapi benarkah demikian?

Lebih unggulPertanian organik menggunakan

lebih sedikit bahan kimia dibandingkandengan pertanian konvensional. Telahdiketahui bahwa residu bahan-bahankimia berbahaya dapat tertinggaldalam makanan yang jika dikonsumsidapat berakumulasi dalam tubuh dansuatu hari nanti menimbulkan penya-kit. Dalam hal ini makanan organik je-las lebih aman.

Berbagai penelitian menunjukkan,makanan organik memiliki kemung-kinan mengandung residu pestisidayang lebih kecil dibandingkan denganmakanan konvensional. Kadar residupestisida dalam makanan organik juga.lebih rendah dibandingkan denganmakanan konvensional.

Makanan organik mengandung lebihbanyak vitamin, mineral, dan zat an-tioksidan yang dapat meningkatkankekebalan tubuh dan menurunkanrisiko penyakit jantung dan kankerMakanan organikjuga memiliki kuali-tas mikrobiologis yang dapat diterima.

Kliping Humas Unpad 2011

Pasar produk organik yang terusmeningkat menjadi indikasi bahwaproduk tersebut aman.

Keunggulan makanan organik tidakhanya terletak pada apa yang dikan-dungnya, tetapi cara produksinya punjuga bermanfaat bagi lingkungan yaitumenjaga keselarasan ekologi,meningkatkan'keanekaragaman hayati,konservasi energi, meminimalkan kehi-langan nutrisi dan mendorong produk-

r tivitas tanah, mengurangi polusi airtanah, dan meminimalkan efek rumahkaca dan pemanasan global.

ik

Tidak lebih unggulBagi banyak pelanggan makanan or-

ganik, kata "organik" sinonim dengan"aman", Namun, penting untuk dije-.laskan bahwa label organik hanya me-nunjukkan bahwa produk tersebutdiproduksi, diolah, dan ditangani se-cara organik. Label tersebut bukanklaim bahwa produk tersebut amanatau lebih bergizi.

Memang makanan organik memilikikadar residu zat agrokimia yang lebihrendah dibanding dengan makanankonvensional, tetapi kesignifikananperbedaannya masih dipertanyakan.Kadar residu pestisida dalam makananorganik lebih rendah dibanding denganmakanan konvensional, tetapi ini tidakbetarti makanan organik bebas pestisi-da. Sebagian para ahIi berpendapatjumlah residu pestisida pada sayurandan buah-buahan konvensional menye-babkan risiko kesehatan yang sangatkecil, bahkan dapat diabaikan. Menu-rut National Research Council di AS,residu pestisida dalam makanan kon-vensional tidak sampai menyebabkanmeningkatnya risiko kanker.

Yang harus lebih dikhawatirkanadalah risiko mikrobiologis. Tanaman

organik memiliki kerentanan terhadapbakteri yang sama seperti tanamanlainnya. Mereka memiliki kemungkin-an yang sama untuk menjadi sarangbakteri berbahaya seperti Salmonella,Escherichia coli 0157;H7, dan Campy-lobacter. Berbagai kasus wabah yangterjadi di berbagai negara bermula dariproduk organik.Belum ada bukti ilmiah konklusif

yang menunjukkan bahwa makananorganik lebih bergizijika dibandingkandengan makanan konvensional. Adabanyak faktor yang memengaruhikadar zat gizi seperti kesegaran, kondisipenyimpanan, varietas tanaman, kon-disi tanah dan cuaca, pakan, dan carapengolahan. Pemanasan, misalnya, da-pat menurunkan nilai gizi, baik padamakanan organik maupun makanankonvensional.Narriun, berbagai penelitian m~nun-

jukkan tanaman yang ditumbuhkan se-

cara organik memiliki kandungan po-lifenol, suatu zat antioksidan, yanglebih tinggi. Namun, toksin (zat racun)alami seperti alkaloid, glikoalkaloid, fu-ranokumarin, dan mikotoksin sepertiaflatoksin dan fumonisin jugaberpotensi terdapat dalam kadar yanglebih tinggi.Awalnya pertanian organik meli-

batkan petani keeil dan distribusi lokal.Ada anggapan bahwa membeli produkorganik sama dengan membantu petanikecil atau perusahaan ramah lingkung-an. Namun, bisnis produk organikmeningkat pesat dengan nilai miliarandolar, akibatnya pangan organik menja-di relatif mahal, karena perusahaan be-sar lebih berorientasi kepada keuntung-an. ***

Akhmad Taufik, alumnusTeknologi Pangan Universitas Padja-djaran.

USEP USMAN NASRULLOH/,PR"