@ NEw PRoPOsal M. Farid 19 MEi 2015

47
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA RUSH DI BANDAR LAMPUNG (Proposal Skripsi) Oleh: M. FARID NAUFAL Pembimbing I : Dr. Mahrina Sari, M.S. S.E., M.Sc Pembimbing II : Faila Shofa, S.E., M.S.M

description

proposal

Transcript of @ NEw PRoPOsal M. Farid 19 MEi 2015

ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA ONLINE SHOP MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

PAGE 30

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1

Gedung Meneng Bandar Lampung

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA RUSH DI BANDAR LAMPUNG(Proposal Skripsi)

Oleh:

M. FARID NAUFALPembimbing I: Dr. Mahrina Sari, M.S. S.E., M.ScPembimbing II: Faila Shofa, S.E., M.S.M

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015

I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPerkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Mereka dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat konsumen dalam rangka mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada. Konsumen saat ini sangatlah kritis dalam memilih suatu produk, sampai pada keputusan untuk membeli produk tersebut. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tawaran produk saat ini sangatlah beragam dan banyak, tak terkecuali untuk mobil yang mana sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pilihan yang semakin banyak ini membuat banyak konsumen dapat menentukan pilihannya akan suatu produk dalam hal ini adalah mobil yang dapat memikat dan membuat konsumen tersebut membeli dan loyal terhadap produk tersebut.Keputusan konsumen untuk memilih suatu produk salah satunya dipengaruhi oleh penilaian akan bentuk kualitas produk tersebut. Tuntutan permintaan akan sebuah produk barang yang semakin berkualitas membuat perusahaan yang bergerak di berbagai bidang usaha berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki demi mempertahankan citra merek produk yang mereka miliki. Merek mempunyai sifat khas, dan sifat khas inilah yang membedakan produk yang satu berbeda dengan produk yang lainnya walaupun sejenis dan mempunyai citra produk sendiri.Keputusan pembelian oleh konsumen adalah keputusan yang melibatkan persepsi terhadap kualitas, nilai dan merek. Konsumen tidak hanya menggunakan harga sebagai indikator kualitas tetapi juga merek memiliki nilai yang mewah bagi produk yang akan dipasarkan sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Disinilah dapat dilihat melihat sejauh mana merek dapat memengaruhi penilaian konsumen dengan citra merek dari produk tersebut (Keller, 2010: 22).

Berbagai upaya dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan citra merek yang mereka miliki di antaranya inovasi teknologi keunggulan yang dimiliki produk tersebut, penetapan harga yang bersaing dan promosi yang tepat sasaran. Semakin baik citra merek produk yang dijual maka akan berdampak pada keputusan pembelian oleh konsumen (Aaker, 2010: 98).Salah satu industri yang tumbuh pesat sampai saat ini adalah industri otomotif, perkembangannya ditunjang dengan bertambah luasnya sarana jalan, peningkatan pendapatan masyarakat yang meningkat menempatkan mobil bukan lagi untuk golongan menengah keatas. Kenyataan ini merupakan peluang yang dimanfaatkan oleh produsen mobil dengan mengeluarkan berbagai jenis dan merek yang dikeluarkan di Indonesia dengan sendirinya kendaraan yang dipasarkan mampu menarik minat konsumen (Wicaksono, 2009: 47).Saat ini pasar mobil Indonesia didominasi oleh mobil serba guna atau MPV (Multipurpeose Utility Vehicle). Total MPV untuk semua segmen tahun lalu penjualannya mencapai 348.670 atau memperoleh porsi 45,5 %, pangsa pasar kedua adalah SUV dengan total penjualan 85.289 unit atau 11,1 %, berikutnya kendaraan komersial, yaitu truk 2-ton (CV2T,4 dan 6 roda) dengan penjualan 83.984 unit 10,9 %, sedangkan mobil kompak atau hatcback, 77.295 unit 10,1 %, khusus sedan, (sebagian besar taksi) terjual 33.146 unit atau 4,3 %. Sesuai data terakhir yang diperoleh www.kompas.com dari anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo, 2014: 48).Produk industri otomotif sangat kompetitif dalam bentuk, warna, kecanggihan teknologi dan merek. Merek-merek mobil yang ada dipasaran otomotif di Indonesia sekarang ini berasal dari buatan Eropa dan Asia seperti Mitsubishi, KIA, Honda, Daihatsu, Suzuki, Ford, Proton, Nissan, Hyundai, dan Toyota yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Setiap merek produk menawarkan pelayanan tersendiri untuk pelanggannya, berupa layanan purna jual, servis, suku cadang, sampai penetapan harga yang cukup bersaing sesuai dengan jenis dan segmen pasarnya (Gaikindo, 2014: 48).Mobil SUV atau Sport Utility Vehicle adalah gabungan sedan atau station wagon dengan mobil jip. Prioritas dikembangkannya mobil jenis SUV adalah untuk mendapatkan kemampuan kendaraan dalam menembus berbagai medan, termasuk medan off-road. Pada awalnya, SUV memiliki penggerak empat roda atau 4x4 atau Four Wheel Drive, tetapi ada juga mobil SUV yang lebih condong ke sedan dan berpenggerak dua roda. Survei Top Brand juga melakukan survei pada mobil segmen SUV medium seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 1.1 Top Brand Index Kategori Otomotif Mobil Sport Medium 2012-2014Mobil MerekTop Brand Index (TBI)

201220132014

Toyota Rush7,0 %28,0 %24,1 %

Daihatsu Terios3,5 %3.5 %4,2 %

Nissan Grand Livina1,3 %1,4 %3.3 %

Sumber : www.topbrand-award.or.id (20 Maret 2014)

Tabel 1.1, menunjukkan bahwa Toyota Rush, Daihatsu Terios, dan Nissan Grand Livina sebagai mobil segmen SUV medium yang mendominasi penjualan mobil segmen SUV Medium di Indonesia mengalami peningkatan Top Brand Index (TBI) dalam tiga tahun terakhir ini, akan tetapi Toyota Rush pada tahun 2013 hingga 2014 mengalami penurunan. Namun, TBI Toyota Rush relatif masih tinggi dibandingkan dengan merek mobil segmen SUV Medium lainnya, di mana dalam tiga tahun terakhir ini selalu berhasil meraih predikat Top Brand tertinggi dibandingkan dengan Daihatsu Terios dan Nissan Grand Livina. Jika dilihat dari sisi penjualannya terjadi penurunan pada tahun 2014 yang hanya mencapai 24,1% saja bila dibandingkan dengan tahun 2013. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan harga jual produk dan menurunnya minat pelanggan untuk membeli produk tersebut. Tabel 1.2 Harga jual OTR Kategori Otomotif Mobil Sport Medium 2012-2014Mobil MerekHarga OTR (Rp)

201220132014

Toyota Rush228.700.000238.950.000252.250.000

Daihatsu Terios192.500.000202.750.000225.800.000

Nissan Grand Livina188.000.000205.000.000221.600.000

Sumber : www.topbrand-award.or.id (20 Maret 2014)

Tabel 1.2 menunjukkan diketahui bahwa harga Toyota Rush mempunyai harga jual paling tinggi di antara pesaingnya yaitu Daihatsu Terios dan Nissan Grand Livina.PT AUTO 2000, sebagai dealer Toyota mencoba memberikan suatu pelayanan yang telah digariskan oleh Toyota, sehingga membentuk suatu produk yang berkualitas, bukan hanya dari segi pelayanan tetapi secara keseluruhan. Produk mobil merek Toyota yang dipasarkan oleh PT AUTO 2000 memiliki kelebihan dan ciri khas tersendiri dibandingkan dengan kendaraan jenis lain. Minat masyarakat dalam menggunakan kendaraan khususnya merek Toyota inilah yang memancing para dealer pendistribusi produk mobil berlomba-lomba menghasilkan produk berkualitas yang diminati konsumen dengan berbagai keunggulan produknya masing- masing. Hal ini telah menjadi kebijaksanaan pemasaran perusahaan dengan harapan produk yang dipasarkan dapat menembus pasar , serta mampu meraih pangsa pasar yang luas.Tujuan untuk meningkatkan produk terutama bentuk, tipe, serta daya tahan , dan merek yang dipasarkan harus dapat meningkatkan kepuasan bagi konsumen. Kebijakan produk juga dilakukan dalam menghadapi kejenuhan dari suatu jenis maupun tipe produk, sehingga diadakan pembaharuan model dan kapasitas yang dimiliki jenis produk tersebut.Data penjualan merek mobil Toyota berdasarkan data penjualan selama ini senantiasa menduduki peringkat pertama dalam penjualan mobil dibandingkan dengan merek mobil lain. Toyota menguasai pangsa pasar sebesar 45% (menduduki peringkat pertama). Selebihnya dari persentase tersebut terdistribusi hampir merata terhadap belasan merek mobil lainnya dan tercatat beberapa kali PT AUTO 2000 sebagai pendistribusi mendapatkan penghargaan untuk penjualan tertinggi di Indonesia.Berikut ini adalah data penjualan dan target penjualan mobil Toyota Rush pada PT Auto 2000 Cabang Lampung tahun 2014-Maret 2015Tabel 1.3 Penjualan mobil Toyota Rush oleh PT AUTO 2000 Cabang Lampung Tahun 2014-Maret 2015 NoBulanTarget (unit)Realisasi (unit)%

1Januari 35030888

2Februari34032094

3Maret 44031572

4April45032071

5Mei 50041082

6Juni 52040077

7Juli54042178

8Agustus55042577

9September 60041469

10Oktober62042068

11November64041064

12Desember65035054

13Januari 75020828

14Februari76022830

15Maret 78021828

Sumber: PT AUTO 2000 (2015)Tabel 1.3 menunjukkan bahwa setiap bulannya presentasi pencapaian volume penjualan mobil di PT AUTO 2000 Cabang Lampung cenderung mengalami fluktuatif. Bahkan 1 bulan terakhir terjadi pada bulan Maret 2015, di mana persentase penjualan turun hingga mencapai 28%, yang juga dapat dilihat pada sumber gambar 1.1 berikut ini:Gambar 1.1 Penjualan PT AUTO 2000 Cabang Lampung tahun 2014-Maret 2015

Sumber: Data diolah dari tabel 1.3Gambar 1.1 menunjukkan kecenderungan volume penjualan kidak pernah mencapai target dan cenderung fluktuatif.

Keller dalam Xian et al (2011) menunjukkan bahwa variabel citra merek terdiri dari citra perusahaan, citra produk, dan citra pemakai yang nantinya akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.Kepemilikan citra merek yang kuat merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan. Karena citra merek merupakan aset perusahaan yang sangat berharga. Dibutuhkan kerja keras dan waktu yang cukup lama untuk membangun reputasi dan citra suatu merek. Citra merek yang kuat dapat mengembangkan citra perusahaan dengan membawa nama perusahaan, merek-merek ini membantu mengiklankan kualitas dan besarnya perusahaan. Begitupun sebaliknya citra perusahaan memberikan pengaruh pada citra merek dari produknya yang akan memengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk perusahaan yang ditawarkan (Kotler, 2007: 259).Setiap produk mempunyai kekurangan dan kelebihan, begitu pun pada mobil Toyota Rush. Kekurangan pada mobil Toyota Rush ditunjukkan ada keluhan-keluhan yang dari pengguna Toyota Rush, di sisi lain mobil Toyota Rush memiliki kesamaan spesifikasi dengan Daihatsu Terios.Keluhan pada mobil Toyota Rush adalah munculnya bunyi yang cukup menganggu di bagian pintu belakang akibat penempatan ban serep pada body belakang. Beberapa keluhan-keluhan lain lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran I. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengusulkan judul penelitian sebagai berikut: Pengaruh Citra merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Rush di Bandar Lampung1.2 Rumusan Masalah

Tabel 1.1, menunjukkan bahwa Top Brand Index (TBI) mobil Toyota Rush dalam tiga tahun terakhir ini mengalami penurunan, meskipun posisi TBI-nya relatif masih tinggi dibandingkan dengan TBI merek mobil segmen SUV Medium lainnya. Penurunan TBI mobil Toyota Rush diikuti juga dengan penurunan realisasi penjualannya yang hanya mencapai 28% pada Maret 2015. Hal ini terjadi selain disebabkan oleh faktor harga yang lebih tinggi, tetapi juga terkait dengan citra merek yang dicerminkan dari berbagai keluhan atas kualitas produk.Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Rush di Bandar Lampung?1.3 Tujuan Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Rush di Bandar Lampung.1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan menjadi pertimbangan bagi pihak manajemen mengenai pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Rush.

2. Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pihak akademik mengenai pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Rush3. Peneliti

Penelitian ini sebagai sarana aktualisasi diri, menambah pengetahuan, wawasan, dan dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan selama bangku kuliah, terutama di bidang pemasaran.

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Merek (Brand)Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk lainnya. Kita menyimpan memori dibenak kita akan suatu produk dengan isi mengenai mengenal produk tersebut, bukan tentang produk-produk apa yang fungsi dan kegunaanya sama. Merek (brand) telah menjadi elemen yang sangat krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi pemasaran, baik perusahaan bisnis maupun penyedia jasa, organisasi lokal maupun global.Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1: Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi versi American Marketing Association yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiation.Aaker dan Joachimstahler (2009: 51), mengemukakan bahwa merek memiliki karakteristik yang lebih luas dari pada produk yaitu citra pengguna produk, asosiasi perusahaan, symbol-simbol, dan hubungan merek/ pelanggan.Merek sangat bermanfaat bagi konsumen dan produsen. Menurut Kotler (2008 : 38), bagi produsen merek berperan penting sebagai :a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan.b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing.e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, keputusan pembelian, dan citra unik yang berbentuk dalam benak konsumen.f. Sumber financial returns terutama menyangkut pendapatan masa depan.Sedangkan bagi konsumen, merek berfungsi sebagai identifikasi sumber produk, penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu, pengurangan resiko, penekanan biaya pencarian internal dan eksternal, janji dan ikatan khusus dengan produsen, alat simbolis yang memproyeksi citra diri,dengan signal kualitas.Menurut Palmer (2010 : 184), bahwa merek adalah penting didalam membimbing pembeli ketika memilih antara pelayanan yang bersaing namun kelihatan serupa. Palmer (2010 : 184), menegaskan bahwa : Merek selalu digunakan oleh perusahaan untuk menyajikan bukti berupa standar tetap dan terutama penting untuk perusahaan yang tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan hubungan secara terus menerus dengan pelanggannya.Menurut Kotler (2008 : 460), yaitu : Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

2.1.2 Pengertian Citra merekKadang kita tidak dapat membedakan sesuatu secara jelas antara identitas dan citra. Untuk membedakannya, maka akan kita lihat pengertian masing-masing menurut Kotler (2008:259) : Identitas adalah berbagai cara yang diarahkan perusahaan untuk mengidentifikasikan dirinya atau memposisikan produknya. Citra/image, yaitu : Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Maka jelas jika, Citra merek atau citra merek adalah bagaimana suatu merek mempengaruhi persepsi, pandangan masyarakat atau konsumen terhadap perusahaan atau produknya.Pengertian citra merek (Keller, 2010:166) bahwa:

1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen.2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.

Elemen-elemen dari merek (Kotler, 2010: 116) adalah: nama, logo, symbol, desain, slogan, dan kemasan. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen merek:1. Mudah diingat, artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat, dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.2. Memiliki makna, artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna maupun penjelasan/ deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.

Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa :

a. Informasi umum tentang kategori dan isi dari produkb. Informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat dari produk.c. Menarik dan lucu, artinya pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain yang menarik dan lucu.

Sebuah brand (merek) membutuhkan image (citra) untuk mengkomunikasikan kepada khalayak dalam hal ini pasar sasarannya tentang nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Bagi perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui atau kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah perusahaan yang memiliki bidang usaha yang sama belum tentu memiliki citra yang sama pula dihadapan orang atau konsumen. Citra merek menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting.Membangun citra merek yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen-elemen yang mendukung (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya) dapat menciptakan citra merek yang kuat bagi konsumen. Menurut Kotler (2008: 252), ada lima variabel dalam suatu penawaran pasar, yaitu:a. Diferensiasi produk. Diferensiasi produk fisik menyerupai garis. Diujung yang satu merupakan produk yang sangat standarisasi yang memungkinkan sedikit variasi, sedangkan diujung yang lain adalah produk dengan diferensiasi tinggi. Variabel dari diferensiasi produk yaitu keistimewaan, kinerja, kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki, gaya dan rancangan.b. Diferensiasi pelayanan, jika produk fisik tidak mudah di deferensiasi, kunci keberhasilan dalam persaingan sering terletak pada penambahan pelayanan yang menambah nilai serta meningkatkan kualitasnya. Pembeda pelayanan utama adalah kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi langganan, pemeliharaan dan perbaikan. Variabel dari diferensiasi pelayanan adalah kemudahan pemesanan, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan keramahan.c. Diferensiasi personil, perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang kuat dengan memperkerjakan dan melatih orang-orang yang lebih baik daripada pesaing mereka. Personil yang terlatih lebih baik menunjukkan enam karakteristik yaitu kemampuan, kesopanan, kreadibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap, komunikasi.d. Diferensiasi citra, menurut Kotler (2008, 259) citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Variabel dari diferensiasi citra adalah lambang, media tertulis dan audiovisual, suasana, dan acara-acara.

Berdasarkan faktor-faktor ini akan menentukan citra merek. Citra merek yang positif akan dicapai apabila dari ketiga faktor pembentuk citra merek ini terdapat keserasian dengan nilai rata- rata. Merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang dimilikinya dipasar.Menurut Xian (2011:1876) citra merek memiliki tiga komponen, yaitu citra perusahaan, citra produk, dan citra pemakai.Ketiga komponen citra merek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Citra Peusahaan Menurut Xian (2011), citra perusahaan merupakan gambaran perusahaan dimata konsumen berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman konsumen terhadap perusahaan yang bersangkutan.

2. Citra ProdukMenurut Xian (2011), citra produk merupakan gambaran produk dimata konsumen berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman konsumen terhadap perusahaan yang bersangkutan. Indikator citra merek terdiri dari fungsi, desain, daya tahan, dan kualitas.

3. Citra Pemakai

Menurut Xian (2011), citra pemakai merupakan sekumpulan karakteristik dari konsumen yang dihubungkan dengan ciri khas dari konsumen suatu merek. Citra pemakai mengacu pada apakah kepribadian merek sesuai dengan konsumen.

2.1.3 Proses dan Tahapan Keputusan PembelianProses keputusan pembelian bukan sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi pelanggan, tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian keputusan untuk membeli. Menurut Simamora (2008 :15), terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan pembelian yaitu :1. Pemrakarsa : orang yang pertamakali menyarankan membeli suatu produk atau jasa.2. Pemberi pengaruh : orang yang pandangan / nasehatnya memberi bobot dalam keputusan akhir.3. Pengambil keputusan : orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah pembeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, bagaimana cara membeli, dan di mana akan membeli.4. Pembeli : orang yang melakukan pembelian nyata.5. Pemakai : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.Perusahaan yang cerdik akan melakukan riset atau proses keputusan pembelian kategori produk mereka. Mereka bertanya kepada konsumen kapan pertama kali mereka mengenal kategori dan merek produk tersebut, serta seperti apa keyakinan merek mereka, seberapa besar mereka terlibat dengan produk yang bersangkutan, bagaimana mereka melakukan pemilihan merek, dan seberapa puas mereka setelah pembelian. Tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:1. Pengenalan masalah, adalah proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar, bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini.2. Pencarian informasi, ialah di mana seorang konsumen mungkin terdorong kebutuhannya , atau juga mencari informasi lebih lanjut. Pencarian informasi ada dua jenis menurut tingkatannya :

a. Perhatian yang meningkat yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja.b. Pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.Sementara informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu:

a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, kemasan, pajangan di toko.c. Sumber publik : media massa, organisasi penentu, peringkat konsumen.d. Sumber pengalaman : pengkajian, dan pemakaian produk.e. Evaluasi alternatif adalah konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir.4. Keputusan pembelian, adalah pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk nilai pembelian. Biasanya ia akan memilih merek yang disukai tetapi ada pula faktor yang mempengaruhi seperti sikap orang lain dan faktor-faktor keadaan tidak terduga.5. Perilaku pembelian adalah perilaku sesudah pembelian terhadap suatu produk, di mana konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

a. Kepuasan sesudah pembelian. Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataan yang mereka dapat ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka mereka akan tidak puas. Bila produk tersebut memenuhi harapan mereka maka mereka akan merasa puas.b. Tindakan sesudah pembelian . Penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok yaitu pelanggan baru dan pelanggan ulang. Mempertahankan pelanggan lama adalah lebih penting dari pada menarik pelanggan baru. Oleh karena itu, perusahaan harus memerhatikan kepuasan pelanggan. Jika konsumen merasa puas ia akan memperlihatkan kemungkinan untuk membeli lagi produk tersebut.

2.2 HipotesisWicaksono (2009: 89), mengemukakan pentingnya pengembangan citra merek dalam keputusan pembelian. Citra merek yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif, meliputi:

a. Meningkatkan pemahaman terhadap aspek-aspek perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

b. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap hal-hal yang bersifat simbolis lebih dari fungsi-fungsi produk.

c. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

d. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.

Menciptakan kesan menjadi salah satu karateristik dasar dalam orientasi pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek yang kuat. Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu produk menciptakan merek dari produk itu sendiri di benak pikiran konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih dan menentukan keputusan pembelian pada suatu produk (Aaker, 2010: 49).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam menjaga citra perusahaan dimata konsumen, diperlukan suatu tindakan yang dapat menjaga hubungan dengan konsumen.

Terdapat beberapa penelitiaan serupa yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:Tabel 2.1 Riset Penelitian TerdahuluNoNamaJudul penelitianVariabel yang digunakanKesimpulan

1Fransisca Paramitasari Musay (2013)Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian (survei pada konsumen KFC Kawi Malang)

Citra Perusahaan (X1), Citra Pemakai (X2) dan Citra Produk (X3). Sedangkan variabel dependen adalah Keputusan Pembelian (Y).Hasil dari uji F pada penelitian ini menunjukkan nilai sig F adalah sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti bahwabrand imageyang terdiri dari citra perusahaan, citra pemakai, dan citra produk secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel citra perusahaan dan citra produk berpengaruh secara signifikan sedangkan variabel citra pemakai berpengaruh positif akan tetapi tidak berpengaruh secara signifikan. NilaiAdjusted R Squarepada penelitian ini adalah sebesar 0,392. Hal ini berarti bahwa sebesar 39,2% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen yaitu Citra Perusahaan (X1), Citra Pemakai (X2), dan Citra Produk (X3). Sedangkan sisanya sebesar 60,8 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (lanjutan)NoNamaJudul penelitianVariabel yang digunakanKesimpulan

2.Xian Guo Li (2011)Corporate, Product, and User-Image Dimensions and Purchase Intentions The Mediating Role of Cognitive and Affective attitudesCorporate (X1), Product (X2) and User-Image Dimensions (X3) and Purchase Intentions (Y)The results of the analyses disclose the direct and indirect effects of three dimensions of brand image on purchase intention. The results were consistent with previous studies, which suppose corporate image, product image, and user image will affect the consumers willingness to purchase.

3.Sandra Forsythe (2008)National Textile Center: Annual Report The Pivotal Role of Brand Image in Purchase DecisionsProduct evaluations (X1), Attitudes toward the product (X2), and purchase intentions (Y)Candidates for experimental apparel brands and price levels (to manipulate the brand image and price factors) have been chosen and calibration of the experimental manipulations is underway. Development of the website interface to provide an experimental context that simulates an online shopping environment for each of the experimental conditions resulting from the manipulation of brand and price (resulting from the pretests in Phase 1) for two product categories is expected to be completed this year.

4.Mahmud Akhter et al (2008)Role of Different Electronic-Commerce (EC) Quality Factors On Purchase Decision: A Developing Country PerspectivePersonal trust disposition attitude (X1) and local environmental security concern (X,) and purchase decision (Y)This research article attempts to find the link between personal trust disposition attitude and local environmental security concern, which are derived from country/cultural differences with perceived trustworthiness, a major quality factor for EC purchase decision.

Konsumen saat ini sangatlah kritis dalam memilih suatu produk. Keputusan untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian akan bentuk kualitas dan merek produk tersebut. Semakin baik citra merek produk yang dijual maka akan berdampak pada keputusan pembelian oleh konsumen.Dengan demikian, hipotesis pada riset ini adalah :

Ha:Ada pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Rush di Bandar LampungHo:Tidak ada pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Rush di Bandar LampungBerdasarkan pembahasan tersebut maka usul model riset ini adalah :Variabel Independen (X)

Variabel Dependen (Y)

Sumber: Xian Guo Li (2011)Gambar 2.1 Usul Model Riset

III. METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilik mobil Toyota Rush di Bandar Lampung3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2009: 90), data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur baik berupa buku-buku yang membahas citra merek dan keputusan pembelian. Data ini diperoleh antara lain melalui studi kepustakaan.

3.3 Populasi dan Sanpel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji (Sugiyono, 2009: 91). Populasi dalam ini adalah seluruh pengguna mobil Toyota Rush yang ada di Kota Bandar Lampung. 3.3.2 Sampel

Sampeladalah sebagian, atau subset (himpunan bagian), dari suatu populasi. Menurut Sugiyono (2012: 58) untuk ukuran populasi dalam penelitian yang tidak dapat diketahui dengan pasti jumlahnya maka besar sampel yang digunakan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

n = Ukuran sampel

Z = Skor pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan

95%) maka Z = 1,96

Moe = Margin of error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10%

Menggunakan rumus di atas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

n= 96,04 = 97 atau dibulatkan menjadi 100

dari hasil perhitungan di atas, diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebesar 100 responden.Sampel diambil dengan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kebutuhan sampel yang diinginkan peneliti sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu pengguna Toyota Rush yang sedang menggunakan pelayanan jasa perbaikan di Bengkel perbaikan di Kota Bandar Lampung.3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengolah literatur, artikel, jurnal, hasil penelitian terdahulu, maupun media tentang citra merek dan keputusan pembelian (Sugiyono, 2009: 91).3.5 Variabel Penelitian

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi variabel dependen dan variabel independen.

3.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependen atau terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).

3.5.2 Variabel Independen

Variabel independen atau bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah citra merek (X)3.6 Definisi Operasional VariabelDefinisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Abdullah, 2003: 45). Penyusunan definisi operasional variabel perlu dilakukan karena akan menunjukkan alat pengambilan data mana yang cocok digunakan (Notoatmodjo, 2008: 45).Tabel 3.1 Definisi Operasional

VariabelSub VariabelIndikatorSkala

Citra merek (X) adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen Keller dalam Xian Guo Li (2011)a. Citra perusahaan (X1)b. Citra produk (X2)c. Citra pemakai (X3)1) Inovasi dan update produk baik2) Memiliki jaringan dealer yang mudah ditemui3) Perusahaan dari merek ini memiliki kesan baik4) Function (fungsi)

5) Style (desain)

6) Durability (daya tahan)

7) Quality (kualitas)

8) Merek ini memiliki karakter yang mudah diingat

9) Merek ini memiliki karakter yang tanggung

10) Merek ini memiliki karakter yang cocok dengan sayaLikert

Keputusan pembelian (Y) adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan- kepentingan terentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkana. Memutuskan membeli karena keunggulan merek b. Memutuskan membeli karena kekuatan merekc. Memutuskan membeli karena keunikan merek1) Konsumen membeli produk berdasarkan citra perusahaan (X1)2) Konsumen membeli produk berdasarkan citra produk (X2)3) Konsumen membeli produk berdasarkan citra pemakain (X3)Likert

Sumber: Keller dalam Xian Guo Li (2011)3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Uji Validitas adalah untuk mengetahui instrumen benar-benar mengukur hal yang ingin diukur. Uji validitas alat pengumpul data (kuisioner) dilakukan dengan menggunakan menggunakan analisis faktor yaitu alat analisis statistik yang dipergunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti. Analisis faktor digunakan untuk penelitian awal di mana faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel belum diidentifikasikan secara baik (explanatory research). Selain itu, analisis faktor juga dapat digunakan untuk menguji validitas suatu rangkaian kuesioner. Sebagai gambaran, jika suatu indikator tidak mengelompok kepada variabelnya, tetapi malah mengelompok ke variabel yang lain, berarti indikator tersebut tidak valid. Adapun dalam penelitian semua indikator dikatakan valid jika KMO> 0,5, antiimage > 0,5, communlaities > 0,5 dan factor loading > 0,5 (Sugiyono, 2009: 68).

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dapat dipercaya. Dalam penelitian ini item/pernyataan pada kuisioner yang sudah valid, diuji dengan rumus Alpha Cronbach. Adapun hasil penelitian dikatakan reliabel jika > 0,7 dan > Alpha Cronbach if item delete (Sugiyono, 2009: 68)3.8 Analisis Data

3.8.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah analisis yang menggambarkan secara rinci, dengan interpretasi terhadap data diperoleh melalui pendekatan teoritis. Dalam hal ini untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan melalui pendekatan teori, kemudian dideskripsikan atau dijelaskan. Di mana data yang diperoleh dari efektivitas penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik inferensial (Sugiyono, 2009: 68).

3.8.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan alat analisis program SPSS (Statistical Package for Social Science) for Windows 17, analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan. Pengolahan data dengan analisis kuantitatif melalui beberapa tahap (Sugiyono, 2009: 68).3.8.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh citra perusahaa, citra produk, dan citra pemakai terhadap variabel bebas yaitu: terhadap keputusan pembelian (Y). Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:Y= a + bX1 + bX2+ bX31 + e

Keterangan:

Y = Keputusan pembeliana = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Citra perusahaanX2 = Citra produkX3 = Citra pemakaie = Kesalahan penggunaan3.8.4 Uji Hipotesis3.8.4.1 Uji FUji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2009: 68).

a. Membuat hipotesis untuk kasus pengujian F-test di atas, yaitu:

H0: b1 = b2 = 0

Artinya: tidak ada pengaruh positif dari variabel independen (X) secara simultan terhadap variabel dependen (Y).

Ha: b1-b2> 0

Artinya: ada pengaruh yang positif dari variabel independen (X) secara simultan terhadap variabel dependen (Y).

b. Menentukan F tabel dan F hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar 5%, maka:

Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak, berarti masing-masing variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel terikat. Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima, berarti masing-masing variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel terikat.

3.8.4.2 Uji t

Uji t digunakan untuk menunjukkan apakah suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2008:42). Hipotesis yang dipakai adalah:

H0: bi = 0, artinya suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha: bi> 0, artinya suatu variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi () = 0,05 ditentukan sebagai berikut:

Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.3.8.4.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 < R2< 1. Koefisien determinasi yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Penggunaan R square adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan variabel independen ke dalam model, maka R square pasti meningkat tidak peduli apakah variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan atau tidak. Tidak seperti R square, nilai adjusted R square dapat naik atau turun apabila terdapat tambahan variabel independen kedalam model (Ghozali, 2008: 43).

Citra Merek

Citra Perusahaan (X1)

Citra Produk (X2)

Citra Pemakai (X3)

Keputusan pembelian

_1489906642.unknown

_1489906905.unknown