jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

213
Menimbang Mengingat Menetapkan SALINAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2O2L TENTANG PE}.IYELENGGARAAN BI DANG PELAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, batrwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal5T dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 1l Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja, perlu menetapkan Peraturan Pemerintatr tentang Penyelenggaraan Bidang Pelayaran; Pasal 5 ayat (21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19a5; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor a8a9l; Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O2O Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); MEMUTUSI(AN: PERATURAI{ PEMERINTAH TENTANG PEI{YELENGGAI?.IqI{V BIDAI.IG PEI.AYARAI,I. 1 2 3 SK No 085414 A BAB I

Transcript of jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Page 1: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Menimbang

Mengingat

Menetapkan

SALINAN

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 31 TAHUN 2O2L

TENTANG

PE}.IYELENGGARAAN BI DANG PELAYARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

batrwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal5T dan Pasal 185huruf b Undang-Undang Nomor 1l Tahun 2O2O tentang CiptaKerja, perlu menetapkan Peraturan Pemerintatr tentangPenyelenggaraan Bidang Pelayaran;

Pasal 5 ayat (21 Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 19a5;

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentangPelayaran (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 64, Tambahan l,embaran NegaraRepublik Indonesia Nomor a8a9l;

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang CiptaKerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2O2O Nomor 245, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 6573);

MEMUTUSI(AN:

PERATURAI{ PEMERINTAH TENTANG PEI{YELENGGAI?.IqI{V

BIDAI.IG PEI.AYARAI,I.

1

2

3

SK No 085414 A

BAB I

Page 2: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiriatas angkutan di perairan, kepelabuhanan,keselamatan dan keamanan, serta pelindunganlingkungan maritim.

2. Perairan Indonesia adalah laut teritorial Indonesiabeserta perairan kepulauan dan perairanpedalamannya.

3. Angkutan di Perairan adalah kegiatan mengangkutdan/atau memindahkan penumpang dan I atau barangdengan menggunakan kapal.

4. Angkutan Laut Khusus adalah kegiatan angkutanuntuk melayani kepentingan usaha sendiri dalammenunjang usaha pokoknya.

5. Trayek adalah rute atau lintasan pelayanan angkutandari satu Pelabuhan ke Pelabuhan lainnya.

6. Usaha Jasa Terkait adalah kegiatan usaha yangbersifat memperlancar proses kegiatan di bidangPelayaran.

7. Usaha Pokok adalah jenis usaha yang disebutkan didalam surat izin usaha suatu perusahaan.

8. Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitandengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untukmenunjang kelancaran, keamanan, dan ketertibanarus lalu lintas kapal, penumpang danlatau barang,keselamatan dan keamanan berlayar, tempatperpindahan intra-dan latau antarmoda sertamendorong perekonomian nasional dan daerahdengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah.

SK No078433 A

9.Pelabuhan...

Page 3: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-3-

9. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratandan/atau perairan dengan batas-batas tertentusebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatanpengusahaan yang dipergunakan sebagai tempatkapal bersandar, naik turun penumpang, dan/ataubongkar muat barang, berupa terminal dan tempatberlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitaskeselamatan dan keamanan Pelayaran dan kegiatanpenunjang Pelabuhan serta sebagai tempatpe rpin dahan intra - dan I atau antarmoda transportasi.

10. Pelabuhan Utama adalah Pelabuhan yang fungsipokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalamnegeri dan internasional, alih muat angkutan lautdalam negeri dan internasional dalam jumlah besar,dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/ataubarang, serta angkutan penyeberangan denganj angkauan pelayanan antarprovinsi.

1 1. Pelabuhan Pengumpul adalah Pelabuhan yang fungsipokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalamnegeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalamjumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuanpenumpang dan/atau barang, serta angkutanpenyeberangan dengan jangkauan pelayananantarprovinsi.

12. Pelabuhan Pengumpan adalah Pelabuhan yang fungsipokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalamnegeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalamjumlah terbatas, merupakan pengumpan bagiPelabuhan Utama dan Pelabuhan Pengumpul, dansebagai tempat asal tujuan penumpang dan/ataubarang, serta angkutan penyeberangan denganjangkauan pelayanan dalam provinsi.

13. Terminal adalah Fasilitas Pelabuhan yang terdiri ataskolam sandar dan tempat Kapal bersandar atautambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dannaik turun penumpang, dan/atau tempat bongkarmuat barang.

SK No 078434 A

14. Terminal

Page 4: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-4-

14. Terminal Khusus adalah Terminal yang terletak di luardaerah lingkungan kerja dan daerah lingkungankepentingan Pelabuhan yang merupakan bagian dariPelabuhan terdekat untuk melayani kepentingansendiri sesuai dengan Usaha Pokoknya.

15. Terminal untuk Kepentingan Sendiri adalah Terminalyang terletak di dalam daerah lingkungan kerja dandaerah lingkungan kepentingan Pelabuhan yangmerupakan bagian dari Pelabuhan untuk melayanikepentingan sendiri sesuai Cengan Usaha Pokoknya.

16. Daerah Lingkungan Kerja yang selanjutnya disebutDLKr adalah wilayah perairan dan daratan padaPelabuhan atau lerminal Khusus yang digunakansecara langsung untuk kegiatan Pelabuhan.

17. Daerah Lingkungan Kepentingan yang selanjutnyadisebut DLKp adalah perairan di sekeliling DLKrperairan Pelabuhan yang dipergunakan untukmenjamin keselamatan Pelayaran.

18. Rencana Induk Pelabuhan adalah pengaturan ruangPelabuhan berupa perunttlkan rencana tata gunatanah dan perairan di DLKr dan DLKp Pelabuhan.

19. Otoritas Pelabuhan adalah lembaga pemerintah diPelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan fungsipengaturan, petlgendalian, dan pengawasan kegiatanKepelabuhanan yang diusahakan secara komersial.

20. Unit Penyelenggara Pelabuhan adalah lembagapemerintah di Pelabuhan sebagai otoritas yangmelaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian,pengawasan kegiatan Kepelabuhanan, dan pemberianpelayanan jasa Kepelabuhanan untuk Pelabuhan yangbelum diusahakan secara komersial.

2L. Konsesi adalah pemberian hak oleh penyelenggaraPelabuhan kepada badan usaha pelabuhan untukmelakuka.n kegiatan penyediaan dan/atau pelayananjasa Kepelabuhanan tertentu dalam jangka waktutertentu dan kompensasi tertentu.

SK No 093801 A

22.Badan.. .

Page 5: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

22. Badan Usaha Pelabuhan adalah badan usaha yangkegiatan usahanya khusus di bidang pengusahaanTerminal dan Fasilitas Pelabuhan lainnya.

23. Kolam Pelabuhan adalah perairan di depan dermagayang digunakan untuk kepentingan operasionalsandar dan olah gerak kapal.

24. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan polarLrang.

25. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran adalah suatukeadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dankeamanan yang menyangkut Angkutan di Perairan,Kepelabuhanan, dan lingkungan maritim.

26. Kelaiklautan Kapal adalah keadaan kapal yangmemenuhi persyaratan keselamatan kapal,pencegahan pencemaran perairan dari kapal,pengawakan, garis muat, pemuatan, kesejahteraanawak kapal dan kesehatan penumpang, status hukumkapal, manajemen keselamatan dan pencegahanpencemaran dari kapal, dan manajemen keamanankapal untuk berlayar di perairan tertentu.

27. Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yangmemenuhi persyaratan material, konstruksi,bangunan, permesinan dan perlistrikan, stabilitas,tata susunan serta perlengkapan termasukperlengkapan alat penolong dan radio, elektronikkapal, yang ciibuktikan dengan sertifikat setelahdilakukan pemeriksaan dan pengujian.

28. Badan Klasifikasi adalah lembaga klasifikasi kapalyang melakukan pengaturan kekuatan konstruksi danpermesinan kapal, jaminan rrrutu mateial marine,pengawasan pembangunan, pemeliharaan, danperombakan kapal sesuai dengan peraturanklasifikasi.

29. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenistertentu, yang digerakkan dengan terraga angin,tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau dittrnda,termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis,kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apungdern bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

SK No 093802 A

30. Kapal

Page 6: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

30. Kapal Negara adalah Kapal milik negara digunakanoleh instansi Pemerintah tertentu yang diberi fungsidan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan untuk menegakkan hukumserta tugas-tugas pemerintah lainnya.

31. Kapal Asing adalah Kapal yang berbendera selainbendera Indonesia dan tidak dicatat dalam daftarKapal Indonesia.

32. Awak Kapal adalah orang yang bekerja ataudipekerjakan di atas Kapal oleh pemilik atau operatorKapal untuk melakukan tugas di atas Kapal sesuaidengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil.

33. Nakhoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yangmenjadi pemimpin tertinggi di Kapal dan mempunyaiwewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

34. Alur-Pelayaran adalah perairan yang dari segikedalaman, lebar, dan bebas hambatan Pelayaranlainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari.

35. Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran adalah peralatanatau sistem yang berada di luar Kapal yang didesaindan dioperasikan untuk meningkatkan keselamatandan efisiensi bernavigasi Kapal dan/atau lalu lintasKapal.

36. Telekomunikasi Pelayaran adalah telekomunikasikhusus untuk keperluan dinas Pelayaran yangmerupakan setiap pemancaran, pengiriman ataupenerimaan tiap jenis tanda, gambar, suara daninformasi dalam bentuk apapun melalui sistem kawat,optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnyadalam dinas bergerak Pelayaran yang merupakanbagian dari keselamatan Pelayaran.

37. Pekerjaan Bawah Air adalah pekerjaan yangberhubungan dengan instalasi, konstruksi, atau Kapalyang dilakukan di bawah air dan/atau pekerjaan dibawah air yang bersifat khusus, yaitu penggunaanperalatan bawah air yang dioperasikan daripermukaan air.

SK No078435 A

38. Pengerukan

Page 7: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

38. Pengerukan adalah pekerjaan mengubah bentuk dasarperairan untuk mencapai kedalaman dan lebar yangdikehendaki atau untuk mengambil material dasarperairan yang dipergunakan untuk keperluantertentu.

39. Reklarnasi adalah pekerjaan timbunan di perairanatau pesisir yang mengubah garis pantai dan/ataukontur keda.laman perairan.

40. Kerangka Kapal adalah setiap Kapal yang tenggelamatau kandas atau terdampar dan telah ditinggalkan.

4I. Saluage adalah pekedaan untuk memberikanpertolongan terhadap Kapal dan/a-tau muatannyayang mengalami kecelakaan Kapal atau dalamkeadaan bahaya di perairan termasuk mengangkatKerangka Kapal atau rintangan bawah air atau bendalainnya.

42. Syahbandar adalah pejabat pemerintah di Pelabuhanyang diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangantertinggi untuk rrrenjalankan dan melakukanpengawasan terhadap dipenuhinya ketentuanperaturan perunclang-undangan untuk menjaminKeselamatan dan Keamanan Pelayaran.

43. Koda Internasional Kearnanan Kapal dan FasilitasPelabuhan (Intemational Ship and Port Facility SeatitgCodel yang selanjutnya disebut Kcrda adalah peraturaninternasional yang merupakan amendemen KonvensiSafety of LW at Sea 1974 untuk keamanan Kapal danFasilitas Pela.buhan yang terdiri dari bagian A sebagaiperintah dan bagian B sebagai anjuran.

44. Komite Keamanan Pelabuhan (Port Seanritg Committeelyang selanjutnya disebut PSC adalah wadah yangterdiri dari seluruh pihak terkait di Pelabuhan yangterlibat dalam penanganan keamanatr Pelabuhan.

SK No 093804 A

45.Perwira...

Page 8: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-8-

45. Perwira Keamanan Pelabuhan (Port, Seanritg Officer)yang selanjutnya disebut PSO adalah pejabatstruktural atau tingkat di bawah kepala kantor padaKantor Kesyahbandaran Utama atau KantorKesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan atau KantorKesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan KhususBatam atau Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhanyang biclang tugas dan fungsinya terkait clenganpenerapan Koda.

46. Koordinator Kon:ite Keamanan Pelabuhan (PortSeanritg Committeel yang selanjutnya disebutKoordinator PSC adalah Kepala KantorKesyahbandaran Utama, Kepala KantorKesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, KepalaKantor Kesyahbandaran dan Otcritas PelabuhanKhusus Batam, atau Kepala Kantor UnitPenyelenggara Pelabuhan yang berada di wilayah kerjaPelabuhan yang tugas operasionalnya dibantu olehPSO.

47. Auditor Koda Internasional Keamanan Kapal danFasilitas Pelabuhan llntemational Ship and Port FacilitgSeanritg Codel yang selanjutnya disebut Auditor ISPSCode adalah pejabat pemerintah di lingkungankementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang Pelayaran yang diberikewenangan untuk melaksanakan verifikasi terhadapkesesuaian persyaratan manajemen keamanan Kapaldan Fasilitas Pelabuhan yang memiliki kompetensidan telah dikukuhkan.

48. Verifikasi Manajemen Keamanan Kapal dan FasilitasPelabuhan adalah proses pemeriksaan secarasistematis, independen, dan terdokumeutasi untukmenilai keefektifan penerapan manajemen keamananKapal dan Fasilitas Pelabuhan terhadap Koda.

49. Fasilitas Pelabuhan adalah lokasi yang meliputi arealabuh jangkar, dermaga, atau tempat kegiatanoperasional Kapal dan Pelabuiran yang telahmendapatl<an izin operasional dari pemerintah.

SK No 093805 A

50. Organisasi

Page 9: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-9 -

50. Organisasi Keamanan yang Diakui (Recogniz'edSeanritg Organization) yang selanjutnya disebut RSOadalah suatu organisasi yang berbadan hukum yangncempunyai tenaga ahli di bidang keamanan,manajemen risiko, intelijen, perkapalan, danKepelabuhanan.

51. Perwira Keamanan Perusahaan (Compang SeanitgOlficei yang selanjutnya disebut CSO adalah orangyang ditunjr* oleh perusahan untuk memastikanpenilaian keainanan Kapal dilaksanakan, rencanakeamanan Kapal dikembangkan, diterapkan dandipelihara, serta berkoordinasi dengan para PerwiraKeamanan Fasilitas Pelabuhan dan Perwira KeamananKapal.

52. Perwira Keamanan Kapal (Ship Seanritg Offtcer) yangselanjutnya disebut SSO adalah perwira Kapal yangbertanggung jarvab kepada Nakhoda, dan ditunjukoleh perusahaan sebagai penanggung jawab terhadapkeamanan Kapal, penerapan, pemeliharaarr, dan revisidari rencaRa keamanan Kapal dan untukberkoordinasi'dengan CSO dan perwira keamananFasilitas Pelabuhan.

53. Perwira Keamanan Fasilitas Pelabuhan (Port FacilitgSeanritg OIfiei yang selanjutnya disebut PFSO adalahpetugas yang ditunjuk oleh manajemen perusahaanFasilitas Pelabuhan yang bertanggung jawab terhadappengembangan, implementasi, revisi daripemeliharaan rencana keamanan Fasilit"as Pelabuhanserta untuk bekerja sama dengan para SSO, CSO, danpengelola Fasilitas Pelabuhan.

54. Penilaian Keamanan Kapal (Shrp Seanritg Assessment)yang selanjutnya disebut SSA adalah bagian yangpenting dan integral dari proses pengembangan danpembaharuan rencana keamanan Kapal.

55. Penilaian Keamanan Fasilitas Pelabuhan (Port FacilitySearitg Assessmentl yang selanjutnya disebut PFSAadalah suatu pengembangan dan pembaharuanrencana keamanan Fasilitas Pelabuhan.

SK No 093806 A

56. Rencana

Page 10: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 10-

56. Rencana Keamanan Kapal (Ship Seanitg Planl yangselanjutnya disebut SSP adalah suatu rencana yangdikembangkan untuk memastikan bahwa penerapandari langkah-langkah di atas Kapal dirancang untukmelindungi orang, muatan, peralatan angkut muatan,gudang perbekalan Kapal, atau Kapal terhadap risikosuatu gangguan keamanan.

57. Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan (Po# FacilitgSeanritg Planl ),ang selanjutnya disebut PFSP adalahsuatu perencanaan yang dikenrbangkan untukmemastikan penerapan tindakan yang dirancanguntuk 'melindungi Kapal darr Fasilitas Pelabuhan,ora.ng, muatan, peralatan angkut muatan, gudangperbekalan di dalam Fasilitas Pelabuhan dari risikosuatu gangguan keamanan.

58. Kaji Ulang adalah penerapan prinsip perbaikanberkelanjutan (continual improuement) dari waktu kewaktu, melalui proses pengkajian secara menyeluruhuntuk mernastikan keberlanjutan, kesesuaian,efektifitas pelaksanaan manajemen keamanan Kapaldan Fasilitas Pelabuhan.

59. Internal Audit adalah suat'u kegiatan audit independenyang dilaksanakan oleh internal organisasi dengantujuan menguji dan mengevaluasi implementasimanajemen keamanan kalral dan Fasilitas Pelabuhan.

60. Deklarasi Keamanan (Declaration of Seanritgl yangselanjutnya disebut DoS adalah suatu persetujuantertulis yang disepakati dalam menetapkan langkahkeamanan antara suatu Kapal dengan FasilitasPelabuhan atau Kapal dengan Kapal yang sedangberinteraksi, dalam menetapkan tindakan keamananyang diterapkan masing-masing pihak.

61. ksiden Keamanan adalah tin,lakan mencurigakan,pelanggaran keamanan atau keadaan yangmengancam keamanan Kapal atau Fasilitas Pelabuhanatau interaksi Kapal atau Fasilitas Pelabuhan ataukegiatan alih muat Kapal ke Kapal.

SK No 093807 A

62.Pernyataan. . .

Page 11: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

62. Pernyataan Pemenuhan Fasilitas Pelabuhan(Statement of Compliance of a Port Facilitg) yangselanjutnya disebut SoCPF adalah suatu pernyataantertulis dari Menteri bahwa Fasilitas Pelabuhanmemenuhi persyaratan standar yang dipersyaratkandalam Koda.

63. Tingkat Keamanan adalah klasifikasi dari risiko Kapaldan Fasilitas Pelabuhan menurut intensitas ataukecenderungan Insiden Keamanan yang dapat terjadisetelah melalui proses pengamatan dan pengumpulandata.

64. Tingkat Keamanan 1 (securitg leuel 1) adalah tingkatdimana tindakan minimum untuk perlindungankeamanan harus dilaksanakan terus menerus.

65. Tingkat Keamanan 2 (seanritg leuel2) adalah tingkatdimana tindakan tambahan untuk perlindungankeamanan diberlakukan dengan jangka waktutertentu sebagai akibat peningkatan risiko ancamankeamanan.

66. Tingkat Keamanan 3 (secuitg leuel3) adalah tingkatperlindungan keamanan secara khusus yangditetapkan dalam jangka waktu terbatas saat terjadiancaman keamanan.

67. International Ship Security Certificate selanjutnyadisingkat ISSC adalah sertifikat keamanan Kapalinternasional.

68. International Maritime Organization selanjutnyadisingkat IMO adalah organisasi maritiminternasional.

69. Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikankepada pelaku usaha untuk memulai danmenjalankan usah a dan / atau kegiatannya.

70. Badan Usaha adalah Badan Usaha milik negara,Badan Usaha milik daerah, atau badan hukumIndonesia yang khusus didirikan untuk Pelayaran.

71. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan negaraRepublik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presidendan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.

SK No 078436 AT2.Pemerintah. ..

Page 12: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t2-72. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan daerah yangmemimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yangmenjadi kewenangan daerah otonom.

73. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang Pelayaran.

74. Setiap Orang adalah orang perseorangan ataukorporasi.

BAB IIPEMBINAAN PELAYARAN

Pasal 2

(1) Pelayaran dikuasai oleh negara dan pembinaannyadilakukan oleh Menteri.

(21 Pembinaan Pelayaran sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:a. pengaturan;

b. pengendalian; danc. penga\ rasan.

(3) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a meliputi penetapan kebijakan umum danteknis, paling sedikit memuat:

a. norma;

b. standar;

c. pedoman;

d. kriteria;e. perencanaan;

f. prosedur;

g. persyaratan Keselamatan dan KeamananPelayaran; dan

h. Perizinan Berusaha.

SK No 092502A

(4) Pengendalian...

Page 13: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

(4)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-13-

Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (21

huruf b meliputi pemberian arahan, bimbingan,pelatihan, Perizinan Berusaha, sertifikasi, sertabantuan teknis di bidang pembangunan danpengoperasian.

(5) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf c meliputi kegiatan pengawasan pembangunandan pengoperasian agar sesuai dengan ke+-entuanperaturan perundang-undangan termasuk melakukanaudit, inspeksi, pengamatan (suru eillance), pemantauan(monitoringl, dan uji petik (ramp cleckl, serta penegakanhukum.

Pasal 3

Pembinaan Pelayaran sebagaimana dimaksud dalamPasal 2 bertujuan untuk:

a. memperlancar arus perpindahan orang dan/ataubarang secara massal melalui perairan denganselamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur,nyaman, dan berdaya guna, dengan biaya yangterjangkau oleh daya beli masyarakat;

b. meningkatkan penyelenggaraan kegiatan Angkutan diPerairan, Kepelabuhanan, Keselamatan danKeamanan Pelayaran, serta pelindungan lingkunganmaritim sebagai bagian dari keseluruhan modatransportasi secara terpadu dengan memanfaatkanperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

c. mengembangkan kemampuan armada angkutannasional yang tangguh di perairan serta didukungindustri perkapalan yang andal sehingga mampumemenuhi kebutuhan angkutan, baik di dalam negerimaupun dari dan ke luar negeri;

d. mengembangkan usaha jasa Angkutan di Perairannasional yang andal dan berdaya saing serta didukungkemudahan memperoleh pendanaan, keringananperpajakan, dan industri perkapalan yang tangguhsehingga mampu mandiri dan bersaing;

SK No 092503 Ae. menciptakan.

Page 14: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

e

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-14-

menciptakan dan meningkatkan lapangan kerja padajasa terkait dengan Angkutan di Perairan dan jasaterkait dengan Kepelabuhanan dengan memberikankemudahan, pelindungan, dan pemberdayaanterhadap usaha mikro, kecil, dan menengah, dengantetap memperhatikan keseimbangan dan kemajuanantar daerah dalam kesatuan ekonomi;

meningkatkan kemampuan dan perananKepelabuhanan serta Keselamatan dan KeamananPelayaran dengan menjamin tersedianya Alur-Pelayaran, Kolam Pelabuhan, dan Sarana BantuNavigasi-Pelayaran yang memadai dalam rangkamenunjang Angkutan di Perairan;

mewujudkan sumber daya manusia yang berjiwabahari, profesional, dan mampu mengikutiperkembangan kebutuhan penyelenggaraanPelayaran; dan

memenuhi pelindungan lingkungan maritim denganupaya pencegahan dan penanggulangan pencemaranyang bersumber dari kegiatan Angkutan di Perairan,Kepelabuhanan, serta Keselamatan dan KeamananPelayaran.

BAB III

ANGKUTAN DI PERAIRAN

Pasal 4

(1) Pen5rusunan jaringan Trayek tetap dan teratursebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentangAngkutan di Perairan sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairandilakukan bersama oleh Pemerintah Pusat, PemerintahDaerah, dan asosiasi perusahaan angkutan lautnasional dengan memperhatikan masukan asosiasipengguna jasa angkutan laut.

(2) Penyusunan...

f

ob

h

SK No 092504 A

Page 15: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA.

- i5-

(21 Pen5rusunan jaringan Trayek tetap dan teratursebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikanoleh Menteri.

(3) Jaringan Trayek tetap dan teratur disusunberdasarkan rencana Trayek tetap dan teratur yangdisampaikan oleh perusahaan angkutan laut nasionalkepada Menteri dan usulan Trayek dari PemerintahPusat, Pemerintah Daerah, dan asosiasi perusahaanangkutan laut nasional.

(41 Jaringan Trayek tetap dan teratur angkutan laut dalamnegeri sebagaimana dimaksud pada ayat (21 ditetapkanoleh Menteri.

(5) Jaringan Trayek yang telah ditetapkan sebagaimanadimaksud pada ayat (4) digdmbarkan dalam petajaringan Trayek dan diumumkan oleh Menteri padaforum koordinasi informasi muatan dan ruang Kapal.

(6) Peta Jaringan Trayek yang telah ditetapkansebagaimana dimaksud pada ayat (5) disebarluaskanmelalui media cetak dan/atau media elektronik.

Pasal 5

(1) Jaringan Trayek tetap dan teratur angkutan laut dalamnegeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (41

dapat dilakukan perubahan berdasarkan usulan dariPemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan asosiasiperusahaan angkutan laut nasional denganmenambah 1 (satu) atau lebih Trayek baru.

(21 Penambahan Trayek tetap dan teratur barusebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandengan memperhatikan:

adanya potensi kebutuhan jasa angkutan lautdengan perkiraan faktor muatan yang layak danberkesinambungan; dan

SK No 092505 A

a.

b. tersedianya

Page 16: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK lNDONESIA

- 16-

tersedianya Fasilitas Pelabuhan yang memadaiatau lokasi lain yang ditunjuk untuk kegiatanbongkar muat barang dan naik/turunpenumpang yang dapat menjamin keselamatanPelayaran.

Pasal 6

(1) Kegiatan Angkutan Laut Khusus dilakukan oleh BadanUsaha untuk menunjang TJsaha Pokok untukkepentingan sendiri dengan menggunakan Kapalberbendera Indonesia yang memenuhi persyaratanKelaiklautan Kapal dan diawaki oleh Awak Kapalberkewarganegaraan Indone sia.

(21 Kegiatan Angkutan Laut Khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi PerizrnanBerusaha.

(3) Kegiatan Angkutan Laut Khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diselenggarakan denganmenggunakan Kapal berbendera Indclnesia yang laiklaut dengan kondisi dan persyaratan Kapal sesuaidengan jenis kegiatan Usaha Pokoknya. '

(4) Kegiatan Angkutan Laut Khusus sebagairnanadimaksud pada ayat (1) dilarang mengangkut rnuatanatau barang milik pihak lain dan/atau mengangkutmuatan atau bara.ng umum.

(5) Pelaksana kegiatan angkutan laut asing yangmelakukarr kegiatan Angkutan Laut Khusus kePelabuhan Indonesia atau Terminal Khusus yangterbuka bagi perdagangan luar negeri wajib menunjukkeagenan Kapal.

(6) Pelaksana kegiatan Angkutan Laut Khusussebagaimana ctimaksud pada ayat (5) hanya dapatmenjadi agen bagi Kapal miliknya sendiri.

(71 Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan badan hukum Indonesia yang melakukankegiatan Usaha Pokok di bidang:

b

SK No 092506 A

a. industri; . .

Page 17: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-17-

a. industri;

b. kehutanan;

c. pariwisata;

d. pertambangan;

e. pertanian;

f. perikanan;

g. jasa konstruksi; dan

h. kegiatan penelitian, penclidikan, dan pelatihan.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengerlai keagenan Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur denganPeraturan Menteri.

Pasal 7

(l) Pelaksana kegiatan Angkutan Laut Khusussebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) wajibmelaporkan pengoperasian Kapalnya kepada Menteri.

(21 Pelaksana kegiatan Angkutan Laut Khusus yang tidaknrenyarrrpaikan laporan pengoperasian Kapalnyasebagaimana dimaksud paCa ayac (1) dikenai sanksiadministratif berupa tidak diberikan pelayanarr diPelabuhan atau Terminal Khusus.

Pasal 8

(1) Kapal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)merupakan Kapal yang mengangkut bahan baku,peralatan produksi, danf atau hasil produksi untukkepentingan sendiri dalam r,renunjang UsahaPokoknya.

(2) Dalam' hal pelaksana kegiatan angkutan laut asingtidak melaksanakan kewajibannya sebagaimanadirnaksud dalam Pasal 6 ayat (5), Kapal yangdioperasikan dikenai sanksi administratif beruprr tidakdiberikan pclayanan cli Pelabuhan atau TerminalKhusus.

SK No 092507 A

Pasal9...

Page 18: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-18-

Pasal 9

(1) Untuk kelancaran kegiatan Angkutan di Perairan,dapat diselenggarakan Usaha Jasa Terkait.

1,2) Usaha Jasa Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat berupa:

a. bongkar muat barang;

b. jasa pengurusan transportasi;

c. angkutan perairan Pelabuhan;

d. penyewaan peralatan angkutan laut atauperalatan jasa terkait dengan angkutan lau|

e. tallg mandiri;

f. depo peti kemas;

g. pengelola'an Kapal:

h. perantara jual beli dan/atau sewa Kapal;

i. keagenan Awak Kapal;

j. keagenan Kapal; dan

k. perawatan dan perbaikan Kapal.

Pasal 10

(1) Kegiatan usaha bcngkar muat barang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a merupakankegiatan usaha yang bergerak dalam bidang bongkardan muat barang dari dan ke Kapal di Pelabuhan.

(2) Kegiatan usaha Longkar muat barang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Badan Usahayang didirikan khusus untuk bongkar muat barang diPelabrthan.

(3) Baclan Usaha yarlg didirikan khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dapat melakukan kegiatanbongkar muat barang di Ternrinal multipurpose danl<onvensional.

SK No 092508 A

(4) Badan

Page 19: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-19-

(4) Badan Usaha sebagaimana dimaksurl pada ayat (3)

wajib bekerja sama dengan:

a. penyelenggara Pelabuhan; atau

b. Badan Usaha Pelabuhan yang telah mendapatkanKonsesi.

Pasal 1 1

(1) Perusahaan angkutan laut nasional dapat melakukankegiatan bongkar muat barang tertentu untuk Kapalyang dioperasikannya.

(21 Kegiatan bongkar muat sebagaimana dimaksud padaayat (1)yangdilakukan oleh perusahaan angkutan lautnasional, izin usahanya melekat pada izin UsahaPokoknya.

(3) Barang tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi barang:

a. milik penumpang;

b. curah cair yang dibongkar atau dimtrat melaluipipa;

c. curah kering yang dibongkar atatr dimuat melaluiconueAor atau sejenisnya; dan

d. yang diangkut di atas kendaraan melalui Kapa1ro-ro.

(4) Perusahaan angkutan laut nasional dapat melakukanbongkar niuat semua jenis barang apabila diPelabuhan tersebut tidak terdapat perusahaanbongkar muat bara.ng.

(5) Perusahaan angkutan laut nasional sebagaimanadimaksud pada ayat (4) harus memiliki Kapal yangdilengkapi dengan peralatari bongkar muat barang dantenaga ahli.

SK No 092509 A

Pa-sal 12

Page 20: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES ]DENREPUBLIK INDONESIA.

-20-

Pasal 12

(1) Kegiatan usaha jasa pengurLtsan transportasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf bmeliputi:

penerlmaan;

pengelolaan penyimpanan;

sortasi;

pengepakan;

penandaan;

pengukuran;

penimbangan;

pengelolaan transportasi;penerbitan dokumen angkutan barang melaluimoda transportasi darat, laut, dan/atau udara;pengurusan penyelesaian dokumen;

pemesanan ruallgan pengangkut;

pengiriman;

pengelolaan pendistribusian;

perhitungan biaya angkutan dan logistik;klaim;

asuransi atas pengiriman barang;penyelesaian tagihan dan biaya lainnya yangdiperlukan;

penyediaan sistem informasi dan komunikasi;

layanan logistik penyediaan layanan logistik dipasar nasional dan internasional secarakonvensional dan/atatr elektronik;

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

jk.

1.

m.

n.

o.

p.

q.

r,

S

SK No 092510 A

t.penyediaan...

Page 21: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2t-

t. penyediaarl e-cornmerce, teknologi internet yangmenggunakan sistem satelit yang memungkinkanpelacakan real-time barang;

u. pengangkut kontraktual atau non uessel operatorcommon canrier (NVOCC); dan

v. barang khusus bawaan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

l2l Kegiatan usaha jasa pengurusan transportasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan olehBadan Usaha yang didirikan khusus untuk usaha jasapengurusan transportasi.

(3) Dalam hal pelaksanaan pengiriman dan penerimaanbarang melaltri transportasi darat, perkeretaapian,laut, dan udara, pemilik barang harus menunjukperusahaan jasa pengurusan' transportasi setempatdimana kegiatan telsebut dilakukan.

Pasal 13

(1) Usaha jasa pengurusan transportasi yang dilakukanoleh usaha patungan dan penanaman modal asingwajib memiliki Perizinan Berusaha.

(21 Perusaha.an jasa pengurlrsan transportasi yangberstatus penanaman modal asing vrajib melaporkanPerizinan Berusaha sebagaimarra dimaksud pada ayat(1) kepada l\{enteri.

Pasal 14

(1) Pembukaan kantor cabang pegusahaan jasapengurusan transportasi dilakukan denganmempertimbangkan adanya barang yang akan dikirimdanlatau diterima dari dan/ar.tau ke vrilayah setempatsecara berkesinambungan.

SK No 09251 I A

(2) Pembukaan...

Page 22: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-22-

(21 Pembukaan kantor cabang perusahaan jasapengurusan transportasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) wajib memenuhi Perizinan Berusaha.

Pasal 15

Untuk mengurangi risiko tanggung jawab serta menjaminpihak yang dirugikan, perusahaan jasa pengurLlsantransportasi wajib mengasuransikan barangnya dan/atautanggung jawabnya.

Pasal 15

(1) Perusahaan nasional jasa pengurusan transportasiyang telah mendapatkan Perizinan Berusaha harrsmemiliki sumber daya manusia yang terampildan/atau kompeten di bidang jasa pengurLlsantransportasi.

(2) Peningkatan keterampilan dan/atiu kompetensisumber daya manusia di bidang jasa pengurusantransportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat serta dapatbekerja sama dengan asosiasi terkait sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 17

(1) Kegiatan usaha angkutan perairan Pelabuhansebagaimana dimaksud dalarn Pa.sal 9 ayat (2) huruf cmerupakan kegiatan usaha untrrk memindahkanpenumpang dan/atau barang dari dermaga ke Kapalatau sebaliknya, dan dari Kapal ke Kapal di perairanPelabuhan.

(2) Kegiatan usaha angkutan perairan Pelabuhansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan olehBadan Usaha yang didirikan khusus untuk usahaangkutan perairan Pelabuhan.

SK No 092512 A

(3) Selain

Page 23: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-23-

(3) Selain Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat(2),, kegiatan usaha angkutan perairan Pelabuhandapat dilakukan oleh perusahaan angkutan lautnasional.

(4) Kegiatan usaha angkutan perairan pelabuhansebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukanoleh perusahaan angkutan laut nasional, izinusahanya melekat pada izin Usaha Pokoknya.

Pasal 18

(1) Kegiatan usaha angkutan perairan Pelabuhandilakukan di dalam DLKr dan/atau DLKp Pelabuhan.

l2l Bagi Pelabuhan yang beium memiliki Rencana IndukPelabuhan dan DLKr dan/atau DLKp Pelabuhan,penyelenggara Pelabuhan dapat menetapkan areakegiatan angkutan perairan Pelabuhan denganmernperha.tikan aspek Keselamatan dan KeamananPelayaran.

(3) Kegiatan angkutan perairan Pelabuhair sebagaimanadirnaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakandengarr menggunakan Ihpar yang memenuhipersyaratan kelaiklautan sesuai dengan ketentuan

. peraturan pemndang-undangan.

Pasal 19

Perusahaan angkutan laut nasional atau pemilikbarang/kuasanva dapat menunjuk perusahaan angkutanperairan Pelabuhan di Pelabuhan setenrpat untukmelakukan pelaksanaan kegiatan 'memindahkanpenumpang danlatau barang dari dermaga ke Kapal atausebaliknya, dan dari Kapal ke Kapal di perairan Pelabuhan.

SK No 092513 A

Pasal20...

Page 24: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

Pasal 2O

(1) Untuk menunjang usaha angkutan perairanPelabuhan, perusahaan angkutan perairan diPelabuhan dapat membuka kantor cabangperusahaan.

(2) Kantor cabang pe.rusahaan angkutan perairan diPelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),merupakan bagian organikyarrg tidak terpisahkan darikantor pusat.

Pasal 21

Tarif angkutan perairan Pelabuhan terdiri atas tarifangkutan penumpang dan tarif angkutan barang.

Pasal 22

(1) Tarif angkutan penumpang sebagaimana dimaksuddalam Pasal 21 terdiri atas j--nis tarif untuk:a. kelas ekonomi; dan

b. kelas non-ekonomi.

(21 Besaran tarif pelayanan jasa angkutan perairanPelabuhan ciitetapkan atas dasar kesepakatanbersama antara penyedia jasa dan pengguna jasaberdasarkan jenis, struktur, dan golongan tarif denganmenggunakan pedoman perhitungan yang ditetapkanoleh Menteri.

(3) Struktur tarif angkutan penumpang kelas ekonomisebaga-inra.na dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiriatas tarif dasar dan tarif jarak.

SK No 092514 A

(a) Struktrrr...

Page 25: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PFIES lDENREPUBLIK INDONESIA

-25-

(41 Struktur tarif pelayanan kelas non-ekonomisebagairnana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiriatas tarif dasar, tarif jarak, dan tarif pelayanantambahan.

(5) Besaran tarif angkutan penumpang kelas ekonomisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf aditetapkan oleh Menteri.

(6) Besaran tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

merupakan tarif batas atas.

(71 Besaran tarif angkutan penumpang non-ekonomisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bditetapkan oleh penyelenggara angkutan berdasarkantingkat pelayanan tambahan yang diberikan.

Pasal 23

(1) Besaran tarif angkutan barang sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2L ditetapkan oleh penyedia jasaangkutan perairan Pelabuhan berdasarkankesepakatan airtara pengguna dan penyedia jasaangkutan sesuai dengan jenis, struktur, dan golongantarif yang ditetapkan oleh Menteri.

(21 Jenis tarif angkutan barang sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdiri atas:

a. barang yang sesuai bentuk dan sifatnyamemerlukan penanganan secara umum;

b. barang khusus yang karena sifat dan ukurannyamemerlukan penanganan khusus antara lainIt"y., gelondongan, barang curah, rel, dan ternak;

c. barang berbahaya yang karena sifat, ciri khas,dan keadaannya dapat membahayakan jiwamanusia dan lingkungant, yang dapat berbentukbahan cair, bahan padat, dan bahan gas; dan

d. kendaraan beserta muatannya yang diangkutKapal ro-ro.

SK No 092515 A

(3) Struktur

Page 26: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-26-

(3) Struktur tarif angkutan barang sebagaimanadimaksud pada ayat (1), rn€rupakan kerangka tarifyang dikaitkan dengan:

a. kekhususan jenis barang;

b. bentuk kemasan;

c. volume atau berat barang; dan

d. jarak atau rvaktu tempuh.

(4) Golongan tarif angkutan barang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan penggolongan tarifyang ditetapkan berdasarkan:

jenis barang yang diangkut nrencakup barangumum, peti kemas, curah kering, curah cair, gas,dan ternak;

jenis pelayanan mencakup pelayanan biasa danpelayanan khusus rnisalnya menggunakan reefercontainer;

fasilitas arrgkutan mencakup fasilitas angkutanunimoda dan rnultimoda; dan

d. klasifikasi mencakup:

i. berdasarkan sifat barang misalnya barangmengganggu dan barang berbahaya;

2. berdasarkan ukurannya misalnya ouerdinrcnsion'atau

3. berdasarksln sifat penanganannya misalnyaproject cargo dengan ukuran Can bentukkhusus.

Pasal 24

(1) Perusahaan nasional angkr:tan perairan Pelabuhanyang telah mendapatkan Pcrizitran Berusaha harusrnemiliki sumber daya manusia yang terampildan/atau kompeten di bidang angkutan perairanPelabuhan.

a.

b

c

SK No 092516 A

(2) Peningkatan

Page 27: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

(2t

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

Peningkatan keterampilan dan/atau kompetensisumber daya manusia di bidang angkutan perairanPelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau asosiasimelalui pendidikan dan pelatihan sesuai denganketentuan peraturarn perundang-undangan.

Pasal 25

(1) Kegiatan usaha penyewaan peralatan angkutan lautatau peralatan jasa terkait dengan angkutan lautmerupakan kegiatan usaha yang bergerak dalambidang yang diperlukan bagi terlaksananya penyewaanperalatan angkutan laut atau penyewaan peralatanjasa terkait dengan angkutan laut yang dapatmencakup kegiatan:

a. penyewaan peralatan angkutan laut;

b. pen)rewaan peralatan bongkar muat;

c. penyewaan peralatan jasa pengurusantransportasi;

d. penyewaan peralatan tallg mandiri;

e. penyewaan peralatan depo peti kemas; dan/atau

f. penye-ffaan peralatan perbaikan danpemeliharaan Kapal.

(2) Kegiatan usafia penJ/ewaan peralatan artgkutan lautatau peralatan -tasa terkait dengan angkutan lautseoagaimana dimaksud pada ?yat (1) dilakukan olehBadan Usaha yang didirikan khusrts untuk usahapenyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan

iasa terkait dengan angkutan laut.

(3) Dalam hal pelaksanaan irenyewaan peralatanangkutan .latrt atau peralatan jasa terkait denganangkutan laut, perusahaan angkutan laut nasionalatau perusahaan Usaha Jasa Terkait angkutan lautnasional dapat menunjuk perusahaan penyewaanperalatan angkutan laut atau peralatan jasa terkaitdengan angkutan laut setempat dimana kegiatantersebut dilakukan.

SK No 092541 APasal 26

Page 28: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-28-

Pasal 26

(1) Kegiatan usaha tallg mandiri sebagaimana dimaksuddalam Pasal 9 ayat (2) huruf e rnerLlpakan kegiatanjasa menghitung, mengukur, merrimbang, danmembuat catatan merrgenai muatan untukkepentingan pemilik muatan dan/atau pengangkut.

(2) Kegiatan usaha tallg mandiri sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan oleh Badan Usaha yangdidirikan khusus untuk usaha tallg mandi/r.

(3) Kegiatan usaha tallg mandiri sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapar dilakukan di Kapal pada kegiatansteuedoring terhadap sedap' Kapal berbenderaIndonesia maupun Kapal Asing yang melakukankegiatan bongkar muat barang Cari dan ke Kapal diwilayah kerja Pelabuhan, atas perrnintaan penggunajasa tallg mandiri.

(4) Kegiatan tallg mandiri sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat. dilakukan pada kegiatan aargodoing,receiuing, deliuery, stuffirq, dan stripping di pelabuhan,Terminal, depo peti kemas atau gudang ataspermintaan pengrldna jasa tallg mandiri.

(5) Selain Badan Usaha sebagaimana climaksud pada ayat(2)', kegiatan tally mandiri dapat dilakukan olehperusahaan angkutan laut nasional, perusahaanbongLar muat atau perusahaan jasa pengurusantransportasi rrntuk kegiatan steuedoring, cargodoring,receiuing, deiiuery, stufftng, dan stipping peti kernasbagi kepentingann5'a sendiri.

(6) Kegiatan tallg mandiri sebagaimana dimaksud padaayat (5)yang dilakukan oleh perusahaan angkutan lautnasional, perusahaan bongkar muat, atau perusahaanjasa pengurLrsan transportasi, izin usahanya melekatpada i2in' IJsaha Pokoknya.

SK No 092518 A

Pasal 27

Page 29: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-29-

Pasal 27

(1) Pelaksanaan kegiatan tallg mandiri sebagaimanadimaksud dalam Pasal 26 dilaksanakan denganmenggunakan peralatan dan tenaga kerja yangrnemiliki keahlian dan kompetensi di bidang tallgmandiri.

(2) Peralatan tallg mandiri sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus memenuhi persyaratan laik operasi danmenjamin keselamatan kerja.

(3) Tenaga kerja tally mandiri sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus memiliki keterampilan dan/ataukompetensi ahli di oidang tally mandiri yangdibuktikan dengan sertifikat.

(4) Tenaga kerja tallg mandiri sebagairnana dimaksudpada ayat (3) wajib mengikuti kegiatan pelatihan tallgmandiri yang diselenggarakan oleh pemerintahdan/atau asosiasi melalui pendidikan dan pelatihansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 28

(1) Penrsahaan angkutan laut atau pemilik bararrg ataukuasanya dapat menunjuk perusahaan'tallg mandiri diPelabuhan'atau Terminal seternpat untuk melakukankegiatan tallg mandiri.

(21 Perusahaan tally mandiri yang ditunjuk sebagaimanadimaksud paCa ayat (1) wajib melaporkan kepadapenyelenggara Pelabuhan sebelum melakulcankegiatannya.

SK No 092519 A

Pasal 29

Page 30: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-30-

Pasal 29

(1) Untuk menun-iang pelayanan kegiatan tallg mandiri diPelabuhan, perusahaa.n tallg mandiri hauya dapatmembuka kantor cabang pada provinsi ternpat kantorpusatnya berdomisili.

(2) Kantor cabang perusahaan tallg mandiri sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan bagian organikyang tidak terpisahkan dari kantor pusatnya.

Pasal 30

(1) Kegiatan usaha depo peti kemas sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf f meliputi:

a. penyimpanan dan/atau penumpukan peti kemas;

b. pembersihan atau pencucian, perawatan, clanperbaikan peti kemas;

c. I:egiatan konsolidasi bongkar atau muat barangdari dan ke dalarn peti kemas yang dimiliki olehlebih dari 1 (satu) pemilik barang (less thancontainer load cargo); atau

d. kegiatan lain terdiri atas:

1. pemindahan;

2. pengaturan atau angsur;

3. penataan;

4. lift on lift off secara mekanik;

5. pelaksanaan suruei;

6. pengemasan;

7. pelabelan;

8. pengikatan/pelepasan;

SK No 092520 A

9. pemeriksaan

Page 31: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

FRESIDENREPUBLIK iNDONESIA

-31 -

9. pemeriksaan fisik barang;

10. penerimaan;

1 1. penyampaian; dan

12. tempat penimbunan yang peruntukannyauntuk kegiatan depo peti kemas dalampengawasan kepabeanan.

(21 Kegiatan usaha depo peti kemas sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh BadanUsaha yang didirikan khusus untuk usaha depo petikemas.

(3) Kegiatan usaha depo peti kemas yang dilaksanakanoleh Badan Usaha sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilakukan di luar DLKr Pelabuhan.

Pasal 31

Untuk kegiatan usaha depo peti kemas yang dilakukan didalam DLKr Pelabuhan dilaksanakan oleh Badan Usahamelalui mekanisme kerja sama dengan Badan UsahaPelabuhan dan/atau penyelenggara Pelabuhan.

Pasal 32

(1) Untuk menunjang pelayanan kegiatan usaha depo petikemas, perusahaan depo peti kemas dapat membukakantor cabang.

(2) Perusahaan depo peti kemas yang membuka kantorcabang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Kantor cabang perusahaan depo peti kemassebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakanbagian organik yang tidak terpisahkan dari kantorpusatnya.

SK No 078438 A

Pasal 33

Page 32: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-32-

Pasal 33

(1) Perusahaan depo peti kemas yang telah mendapatkanPerizinan Berusaha harus memiliki sumber dayamanusia yang terampil dan/atau kompeten di bidangdepo peti kemas.

(21 Peningkatan keterampilan dan/atau kompetensisumber daya manusia di bidang depo peti kemassebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakanoleh pemerintah dan/atau asosiasi melalui pendidikandan pelatihan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 34

(1) Kegiatan usaha pengelolaan Kapal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf g merupakankegiatan pengelolaan Kapal di bidang teknis Kapalmeliputi perawatan, persiapan pengedokan,penyediaan suku cadang, perbekalan, pengawakan,asuransi, dan sertifikasi Kelaiklautan Kapal.

(2) Kegiatan usaha pengelolaan Kapal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Badan Usahayang didirikan khusus untuk usaha pengelolaanKapal.

(3) Selain Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat(2), kegiatan usaha pengelolaan Kapal dapat dilakukanoleh perusahaan angkutan laut nasional.

(4) Kegiatan usaha pengelolaan Kapal sebagaimanadimaksud pada ayat (3) yang dilakukan olehperusahaan angkutan laut nasional, izin usahanyamelekat pada izin Usaha Pokoknya.

SK No 078439 A

Pasal 35 .

Page 33: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-33-

Pasal 35

Kegiatan usaha pengelolaan Kapal mer'upo.kdn kegiatanpengelolaan Kapal di bidang teknis Kapal.

Pasal 36

(1) Untuk memenuhi persyaratan Kelaiklautan Kapal,perusahaan pengelolaan Kapal wajib memashkanKapal yang dikelola memenuhi persyaratan sesuaidengan ketdntuan peraturan perLi irdar:g .undangan.

(21 Untuk rnemastikan Kapal :lang dikelola memenuhipersyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),perusahaan pengelolaan Kapal harus menetapkanstandar dan prosedur operasional sistem perawatanKapal terencana.

(3) Penetapan stanclar dan prosedur operasional sistemperawatan Kapal terencana sebagaimana dimaksudpacia ayat l2l paling sedikit memuat data:

identifikasi seluruh konstruksi lambung,permesinan, peralatan dan perlengkapan Kapal;

jadwal pelaksanaan pemeliharaan dan pengujianterhadap konstruksi lambung, permesinan,pera.latan dan perlengkapan Kapal sesuaipersyaratan manajemen Keselamatan Ka pal;

pelaksanaan pemeliharaan, pemeriksaan, danpengujian rutin;

pengelolaan yang berhubungan <iengan pihakkctiga terkait pemeliharaan Kapal; dan

Iaporan hasil evaluasi pemeliharaan Kapal secaraberkala, dan disampaikan kepada pemilik Kapal.

a

b

c

d

e

SK No 092523 A

Pasal 37

Page 34: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-34-

Pasal 37

(1) Penyeierrggaraan kegiatan persiapa-n pengedokanKapal dilakukan untuk memastikan jadwalpengedokan Kapal yang dikelola ciilaksanakan sesuaidengan waktu dan tempat yang ditetapkan.

{21 Kegiatan persiapan pengedokan Kapal paling sedikitmeliputi:

a. pembuatan jadwal pelaksanaan pengedokan;

b. pembuatan daftar perbaikan Kapal sesuaipekerjaan perbaikan yang akan dilakukantermasuk daftar perbaikan pekerjaan dan catatanpada laporan pemeriksaan dari aspek stafifiorydan klasifikasi pada saat pengedokansebeiumnya;

c. pemeriksaan rencana pemeliharaan danperbaikan Kapal;

d. koordinasi dengan pihak galangan Kapaldan/atau kontraktor untuk rrlenetapkanpembagian jenis pekerjaan dan daftar perbaikanKapal;

e. pemeriksaan gambar rencaila pengedokan Kapal;

f. penyiapan rencana kebutuhan operasional Kapalsebelum pelaksanaan pengedokan Kapal selesaipaling sedikit meliputi:

1. rencana pengisian bahan bakar minyak danair tawar;

2. mengumpulkan semua dokumen'dari pihakgalangan termasuk laporan pen$edokanuntuk hepentingan pengtlrusan ser*.ifikasi;dan

3. rencana pembayaran pada pihak galanganKapal dan/ atatr kontraktor;

SK No 092524 A

g. inventarisasi

Page 35: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLTK INDONESIA

-35-

inventarisasi laporan pengedokan paling sedikitmeliputi:

1. laporan hasil pengukuran clearance askemudi dan propeller;

2. laporan pengukuran jangkar dan rantaijangkar;

3. laporan aktivitas kerja pengedokan;

4. laporan penggantian spare pad mesin danlistrik;

5. laporan penggunaan bahan konstruksi;

6. laporan pengukuran clearance perffLesinan;

7. Iaporan hasil megger test;

8. iaporan inventaris Kapal;

9. laporan hasil evaluasi penyelesaianpekerjaan; dan

10. laporan pemeriksaan aspek statutory datrklasifikasi, serta sertifikasi Kapal.

Pasal 38

(1) Penyelenggo.r?.arr kegiatan penyediaan suku cadangIhpal dilakukan untuk mernastikan ketersediaan sukucadang yang diperlukan untuk Kapal yang dikelolasesuai ciengan spesifikasi dan kebutuhan.

(21 Kegiatan penyediaan suku cadang Ihpal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) paling sedikit:

inventarisasi suku cadang yang dibrrtuhkan;

pembuatan daltar suku cadang yang ,Jiperlukansecara berkala; dan

koordinasi dengan pabrik pembuat/distributordan penyedia suku cadang.

ob

a.

b.

c

SK No 092525 A

Pasal39...

Page 36: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-36-

Pasal 39

(1) Penyelenggaraan kegiatan penyediaan perbekalan diKapal dilakukan untuk memastikan kebutuhanoperasional perbekalan Kapal yang dikelola terpenuhi.

(21 Kegiatan penyediaan perbekalan di Kapal sebagaimanadirnaksud pada ayat (1) paling sedikit:

a. bahan bakar minyak;

b. minyak pelumas;

c. air tawar;

d. bahan makanan dan obat-obatan;

e. peralatan kebersihan;

f. barang habis pakai; dan

g. perbelalan Awak Kapal.

(3) Kegiatan penyediaan perbekalan di l(apal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai denganketerrtuan peraturan perundang-urrdangan.

Pasal 40

(1) Kegiatan pengelolaan pengawakan dilakuktin untukmemastikan kepada pemilik Kapal bahwa setiap AwakKapal yang bekerja di Kapal yang dikelola, mempunyaikualifikasi keahlian atau keterampilan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Kegiatan pengelolaan penghwakan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) paling sedikit:

a. penerimaan Arvak Kapal;b. pemeriksaan kesehatan Arvak Kapal;

c. administrasi /r.wak Kapal;

d. penempatan Arvak Kapal;

e. penilaian Awak Kapal; dan,

f. pemberhentian Arvak Kapal.

SK No 092526 A

Pasal 4l ...

Page 37: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-37-

Pasal 41

(l) Pemenuhan asuransi pada kegiatan pengelolaan Kapaldilakukan untuk memastikan Kapal yang dikeloiamemiliki asuransi sesuai dengan masa berlakunya.

(21 Asuransi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiriatas:

t^. asuransi yang bersifat'.vajib; drrn

b. asuransi yang bersifat pilihan.(3) Asuransi yang bersifat wajib sebagaimana dimaksud

pada ayat (21huruf a berupa:

a. asuransi terhadap . keselamatan dan keamanarlpenumpang dan/atau barang yang diangkutrrya;

b. asuransi pengangkatan Kerangka Kapal (wreckremouall; dan

c. asuransi ganti rugi pencemaran dari Kapal.

(41 dsuransi yang bersifat pilihan sebagainrana dimaksudpada ayat (2) huruf b berupa: . .

a. asuransi lambung Kapal; dar:/ataub. asuransi permesinan.

(5) Perusahaan pengelolaarr Kapal dapat mewakili pemilikKapal dalam .pengurusan pembukaan, negosiasibesaran premi asuransi, dan penutupan serta klaimasuransi.

. Pasal 42

Perusahaan pengelolaan Kapal dapat meu'akili pemilikKapal dalam memelihara Kapal dan mgmastikan dokumenatau sertifikat Kapal masih berlaxu sesuai denganpersyaratan Kelaiklautren Kapal.

SK No 092527 A

Pasal43...

Page 38: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-38-

Pasal 43

(1) Perusahaan nasional pengelolaan Kapal yang telahmendapatkan Perizinan Berusaha harus menrilikisumber daya manusia yang terampil dan/ataukompeten di bidang pengelolaan Kapal.

(2) Peningkatan keterampilan dan/atau kompetensisumber daya manusia di bidang pengelolaan Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakanoleh pemerintah dan/atau asosiasi melalui pendidikandan pelacihan dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangat,.

Pasal 44

(1) Kegiatan usaha pera.ntara jual beli dan/atau sewaKapal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)

hurrrf h merupakan kegiatan usaha yang bergerakdalam bidang yang diperlurkarr bagi terlaksananyaperarrtaraan jual beli Kapal bai'u, Kapal bekas atauKapal rongsokan antara pihak penjual dan pembelidan/atau sewa menyewa Kapal antara pihak pemilikKapal dan penyewa Kapal yang paling sedikit memuatkegiatan:

a. perantaraan jual beli Kapal baru;

b. perantaraan jual beli Kapal bekas;

c. perantaraan jual beli Kapal rongsokan;

d. perairtaraan penyewaafl Kapal untuk kegiatanPelayaran dari dan ke lu.ar negeri; dan

e. dukungan jasa perantaraan jual beli dan/atausewa Kapal meliputi konsultasi tentang keagenanKapal, aspek legaI, asuransi, keuangan, arbitrase,riset, nlcrketing, dan administrasi.

SK No 092528 A

(2) Kegiatan.

Page 39: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-39-

(2) Kegiatan usaha perantara jual beli dan/atau sewaKapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanoleh Badan Usaha yang didirikan khusus untuk usahaperantara jual beli dan/atau sewa Kapal.

(3) Dalam pelaksanaan perantara jual beli dan/atau sewaKapal perusahaan angkutan laut nasional dapatmenunjuk perusahaan perantara jual beli dan/atausewa Kapal seternpat dimana kegiatan tersebutdilakukan.

Pasal 45

(1) Perusahaan perantara jual beli dan/atau sewa Kapaldapat mendirikan kantor cabang di dalam negeri sertamenunjuk atau bekerja sama dengan perusahaansejenis di luar negeri.

(2) Pendirian kantor cabang perusahaan perantara jualbeli dan/atau sewa Kapal sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 46

(1) Perusahaan asing yang akan melaksanakan kegiatanperantara jual beli dan/atau sewa Kapal wajibmendirikan ,rsaha patungan dengan perusahaandalam negeri.

(21 Usaha perantarar jual beli dan/atau sewa Kapal yangdilakukan oleh usaha patungan dan perianamanmodal asing wajib rnemiliki Perizinan Berusaha.

Pasal 47

Besaran tarif pelayanan jasa perantara jual beli dan/atausewa Kapal, ditetapkan berdasarkan kesepakatan antarapihak pengguna dan perusahaan perantara jqal belidan/atau sewa Kapai.

SK No 092529 A

Pasal48...

Page 40: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-40-

Pasal 48

(1) Perusahaan nasional perantara jual beli dan/atausewa Kapal yang telah mendapatkan PerizinanBerusaha harus memiliki sumber daya manusia yangterampil dan/atau kompeten di bidang perantara jualbeli dan/atau sewa Kapal.

(2) Peningkatan keterampilan dan/atau kompetensisumber daya manusia di bidang perantara jual belidan/atau sewa Kapal sebagaimana dimaksud padaayat (1) diselenggarakan oleh pemerintah dan/atauasosiasi melalui pendidikan dan pelatihan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 49

(1) Kegiatan keagena.n Awak Kapal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf i meliputi:

a. perekrutan dan penempatan Awak Kapalberbendera Indonesia dan Kapal Asing di dalamnegeri; atau

b. perekrutan dan penempatatr Awak Kapalberbendera Indonesia dan Kapal Asing di luarnegeri.

(21 Kegiatan usaha keagenan Awak Kapal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Badan Usahayang didirikau khrrsus untuk usaha keagenan AwakKapal.

(3) Selain Badan Usaha yang didirikan khusus untukusaha keagenan Awak Kapal sebagaimana dimaksudpada ayat (21, perusahaan angkutan laut nasional danperusahaa.n pengelolaan Kapal dapat melaksanakankegiatan perekrutan dan penempatan Awak Kapalhanya untuk kebutuhan sendiri.

SK No 092530 A

Pasa.l 50...

Page 41: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA.

-4t-

Pasal 50

(1) Perusahaan nasional keagenan Awak Kapal yang telahmendapatkan Perizinan Berusaha keagenan AwakKapal harus memiliki sumber daya manusia yangkompeten di bidang keagenan Awak Kapal.

(2) Peningkatan keterarrrpilan dan/atau kompetensisumber daya manusia di bidang keagenan Au'ak Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakanoleh pemerintah dan/atau asosiasi melalui pendidikandan pelatihan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 51

(1) Untuk menunjang peningkatan pelayanan terhadapkeagenan Awak Kapal yang diageninya, perusahaannasional keagenan Awak Kapal yang telah memilikiPerizinan Berusaha dapat membuka kantor cabang.

(2) Pendirian kantor cabang sebagaimana dimaksud padaayat (1) wajib mendapatkan persetujuan dari Menteri.

Pasal 52

Pemilik perusahaan keagenan Awak Kapal bertanggungjawab terLadap pelaut yang telah ditempatkan ataudipekerjakan pada perusahaan Pelayaran sampai denganberakhirnya perjanjian kerja laut dan pemulangan ketempat awal direkrut.

Pasal 53

(1) Kegiatan usaha keagenan Kapal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) hunrf j merupakankegiatan mengurus kepentingan:

a. operasional Kapal; dan

b. komersial Kapal.

SK No 092531 A

(2) Kepentirrgan. . .

Page 42: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-42-

(21 Kepentingan operasional Kapal dan kepentingankomersial Kapal sebagaimana dimaksrrd pada ayat (1)dilakukan terhadap Kapal perusahaan angkutan lautasing dar'/atau Kapal per.rsahaan angkutan lautnasional selama berada di Indonesia.

(3) Kegiatan usaha keagenan Kapal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dapat dilakukan olehperusahaan nasional keagenan Kapal atau perusahaanangkutan laut nasional.

(4) Kegiatan usaha keagenan Kapal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan olehperusahaan angkutan laut nasional atau perusahaannasional keagenan Kapal yahg rnelakukan kemitraandengan perusahaan angkutan laut nasional sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang usaha mikro, kecil, dan menengah.

(5) Ketentuan lehih lanjut mengenai usaha keagenanKapal diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 54

(1) Penyelenggaraan l<egiatan usaha perawatan danperbaikan Kapal sebagaimana dirnakscrd dalam pasal9 ayat (2i huruf k dilakukan oleh orang perseoranganatau Badan Usaha yang didirikan khusus untukkegiatan usaha perawatan dan perbaikan Kapal.

(2) Penyelenggaraan kegiatan usaha perawatan danperbaikan Kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)paling sedikit berupa penreliharaan untuk konstruksilambung, perrnesinan, peralatan dan perlengkaoanKapal guna mernenuhi persyaratan KelaiklautanKapal.

SK No 092532 A

(3) Penyelenggaraan . . .

Page 43: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-43-

(3) Penyelenggaraan kegiatan usaha perawatan danperbaikan Kapal sebagaimana dimaksud pacla ayat (21

dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama antarapemilik Kapal dan perusahaan perawatan danperbaikan Kapal yang dituangkan dalam perjanjian.

(4) Dalam pelaksanaan perawatan dan perbaikan Kapal,perusahaan angkutan laut nasional dapat menunjukperusahaan perawatan dan perbaikan Kapal setempatdimana kegiatan tersebut dilakukan.

Pasal 55

(1) Pbnyelenggaraan perawatan Kapal yang dilakukan olehorang perseorangan atau Ba-da.n Usaha sebagaimanadimaksud dalam Pasal 54 ayat- (1) diiaksanakan padakondisi Kapal terapung di atas permukaan air (floatingrepail.

(2) Perawatan Kapal sebagaimana dirnaksud pada ayat (1)

dilakukan di atas garis air dan/atau di bau'ah garis airtanpa membahayakan keselamatan.

(3) Perawatan Kapal di bau'ah garis air sebagaimanadimaksud pada ayat (21 dapat dilakukan dengannretode uttder water surueA.

Pasal 56

Jenis kegiatan usaha perbaikan dan perawatan Kapal yangdilaksanakan oleh orang perseorangan atau Badan Usahasebagaimana dimaksttd dalam Pasal 54 ayat (1) palingsedikit:

a. perl'raikan dan perlengkaparn Kapal;

b. perbaikan bangunan atas Kapal;

SK No 092533 A

c. perbaikan. . .

Page 44: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-44-

c. perbaikan atau perawatan permesinan di atas Kapal;

d. perbaikan atau perawatan peralatan navigasi Kapal;

e. perbaikan atau perawatan peralatan radio Kapal; dan

f. perbaikan atau perawatan peralatan KeselanaatanKapal saat terapung (floatingl.

Pasal 57

Besaran tarif pelayanan jasa usaha perawatan danperbaikan Kapal ditetapkan atas kesepakatan bersamaantara pemilik Kapal dan penyedia jasa usaha perawatandan perbaikan Kapal berdasarkan jenis, struktur, dangolongan tarif dengan menglgunakan pedoman perhitunganyang ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 58

(1) Orang perseorangan atau Badan Usaha yangmelaksanakan kegiatan usaha perawatan danperbaikan Kapal yang telah mendapatkan PerizinanBerusaha harus nremiliki sumber daya manusia yangterampil dan/atau komireten di bidang perawatan danperbaikan Kapal.

(21 Peningkatan keterampilan dan/atau kompetensisumber daya manusia di bidang perawatan danperbaikan Ikpal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diselenggarakan oleh pemerintah daniatau asosiasimelalui pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undairgan.

SK No 092534 A

BAB IV.

Page 45: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-45-

BAB TV

KEPELABUHANAN

Pasal 59

(1) Otoritas Pelabuhan sebagaimana dimaksud dalamPasal 38 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor61 Tahun 2OO9 tentang I(epelabuhanan sebagaimanatelah diubah dengan Peratui'an Peme:intah Nomor 64Tahun 2Ol5 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintah Nomor 61 Tahun 2OO9 tentangKepelabuhanan dibentuk pada Pelabuhan yangdiusahakan secara komersial.

(21 Otoritas Pelabuhan mempunyai tugas dan tanggungjawab:

a. menyediakan lahan di daratan dan di peraira.nPelabuhan;

b. menyediakan dari memelihara penahangelombang, Kolam Pelabuhan,'Alur-Pelayaran,dan jaringan jalan;

c. merryediakan dan memelihara Sarana BantuNavigasi-Pelayaran;

d. menjamin keamanan dan ketertiban diPelabuhan; ' i

e. menjamin darr memelihara kelestananlingkungan di Pelabuhan;

f. menJrusun Rencana Induk Pelabuhan sert-a DLKrdan DLKp Pelabuhan;

g. mengusulkan tarif untuk ditetapkan Menteri, ataspenggunaan perairan dan/atau daratan, danFaSilitas Pelabuhan yang disediakan olehpemerintah serta jasa Kepelabuhanan yangdiselenggarakan oleh Otoritas Pelabuhan sesuaidengan ketenturrn peraturan pemndang-undangan; dan

h. menjamin keiancrrran arus barang.

SK No 092535 A

(3) Selain.

Page 46: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-46-

(3) Selain tugas dan tanggung jarvab sebagaimanadimaksud pada ayat (2),, Otoritas Pelabuhanmelalsanakan kegiatan penyediaan dan/ataupeiayanan jasa Kepelabuhanan yang diperlukan olehpengguna jasa yang belum disediakan oleh BadanUsaha Pelabrihan.

(4) Dalam keadaan tertentu untuk pelaksanaanpemeliharaan penahan gelombang, Kolam Pelabuhan,Alur-Pelayaran, .lan jaringan jalan sebagaimanadimaksud pada ayat (21 huruf b dapat dilaksanakanolch Badari Usaha Pelabuhan yang'telAh mendapatkanKonsesi atau pengelola Terminarl untuk I(epentinganSendiri yang dituangkan dalam perjanjian Konsesiatau kerja sama bentuk lainnya.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata carapelaksanaan kerja sama bentuk lainnya sebagaimarradimaksud pada ayat (4) diatur dengan- PeraturanMenteri.

Pasal 60

(1) tlnit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 38 ayat (2) huruf b Peraturan PemerintahNomor 61 Tahun 2OO9 tentang Kepelabuhanansebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 64 Tahun 2O15 tentang Perubaha;ratas Peraturan Pemerintah l'lomor 61 Tahun 2OO9

tentang Kepelabuhanan dibentuk pada Pelabuhanyang belum diusahakan secara komersial.

(2) Urrit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dibentuk oleh dan bertanggung jawabkepada:

SK No 092536 A

a. Menteri

Page 47: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-47 -

a. Menteri untuk Unit Penyelenggara PelabuhanPemerintah Pusafi dan

b. gubernur atau bupati/wali kota untuk UnitPenyelenggara Pelabuhan Pemerintah Daerah.

(3) Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dalam melaksanakan fungsi pengaturan,pengendalian, dan pengawasan kegiatanKepelabuhanan, mempunyai tugas dan tanggungjawab:

a. menyediakan dan memelihara penahangelombang, Kolam Pelabuhan, dan Alur-Pelayaran;

b. menyediakan dan memelihara Sarana BantuNavigasi-Pelayaran;

c. menjamin keamanan dan ketertiban diPelabuhan,

d. menjamir, dan memelihara kelestarianlingkungan di Pelabuhan;

e. menJrusun Rencana Induk Pelabuhan serta DLKrdan DLKp Pelabuhan;

f. menjamin kelancaran arus barang; dan

g. menyediakanFasilitasPelatruhan.

(4) Daiam kondisi tertentu pemeliharaan penahangelombang, Ko[a.n Pelabuhan, dan Alur'-Pelayaran,sebagaimana dimal;sud pada ayat (3) hu,rrf a dapatdilaksanakan oleir pengelola Terminal untukKepentingan Serrdiri yang dituangkan dalam perjanjiankerja sama bentuk le.i.nnya.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata carapelaksanaan kerja sama bentuk lainnya sebagaimanadimerksuC pada ayat (4) diatur dengan PeraturanMenteri.

SK No 092537 A

Pasal 61

Page 48: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-48-

Pasal 61

(1) Penyediaan dan/atau pelayanan jasa Kapal,penumpang, dan barang terdiri ata.s:

a. penyediaan dan/atau pelayana^r jasa dermagauntuk bertambat;

b. penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahanbakar dan pelayanan air bersih;

c. penyediaan dan/atau pelayanan fasilitas naikturun pelumpang dan/atau kendaraan;

d. penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermagauntuk pelaksanaan kegiatan bongkar muatbarang dan peti kemas;

e. penyediaan danlatau pelayanan jasa gudang dantempat penimbunan ba.rang, alat bongkar muat,serta peralatan Pelabuhan;

f. perryediaan dan/atau pelayanan jasa Terminalpeti kemas, curah cair, curah kering, dan ro-ro;

g. penyediaan dan/atau pelayarran jasa bongkarmuat barang;

h. penyediaan dan/atau pelayanan pusat distribusidan konsolidasi barang; dan/atau

i. penyediaan danlatau pelayanan jasa penunCaanKapal.

(21 Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh Badan Usaha Pelabuhan.

(3) Kegiatar.r penyediaan dan/atau peiayanan jasabongka,: muat barang sebagctimana dimaksud padaayar (1) huruf g yang d:lakukan di Terminalmuttipurpose dan konvensiorral dapat dilaksanakanoleh Badan Usaha yang didirikan khustts untukbongkar muat barang di Pelabuhan melalui keda. samadengan Badan Usaher Pelabuhan.

(4) Badan Usaha Pelabuhan yang melakukan kegiatanpenyediaan dan/atau pelayanan jasa bongkar rrruatbarang pada terminal multipurpose dan konvensionalmelakukan kemitraan dengan Badan Usaha yangdidirikan khusus untuk bongkar muat barang diPelabuhan dalam rangka pemberda.yaan usaha mikro,kecil, dan menengah dengan memperhatikan prinsipker;ecaraan dan keadilan dalam berusaha.

SK No 092538 A

(5.) Kegiatan...

Page 49: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-49-

(5) Kegiatan penyediaan dan/atau pelayanan jasabongkar muat barang sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf g d.ilaksanakan oleh Badan UsahaPelabuhan pada Terminal:

a. peti kemas;

b. curah cair yang dibongkar atau dimuat melaluipipanisasi;

c. curah kering yang dibongkat'atau dimuat melaluiconueAor atau sejenisnya; dan

d. kendaraan yang mengangkut kendaraan melaluiKapal ro-ro.

Pasal 62

(1) Badan Usaha Pelabuhan dalam perryediaan dan/ataupelayanan jasa Kapal, penumpang, dan barangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) dapatmelakukan kegiatan pengusahaan untuk lebih dari 1

(satu) Terminal.

(2) Badan Usaha Peiabuhan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dalam melakukan kegiatan usahanya wajibmemiliki Perizinan Berusaha Badan Usaha Pelabuhandari:

a. bupati/wali kota untuk Badan Usaha Pelabuhandi Pelabuhan Pengumpan lokal;

b. gubei'nur untuk BaCan Usaha Pelabuhan diPelabuhan Pengumpan regional; dan

c. Menteri untuk Badan Usaha Pelabuhan diPelabuhan Utama dan Pelabuhan Pengumpul.

Pasal 63

(1) Pembangtrnan Pelabuhan laut dilaksanakan oleh:

a. Badan Usaha Pelabuhan;

b. instansi Pemerintah Pusat; atau

c. instansi Pemerintah Daerah.

SK No 092539 A

(2) Instansi...

Page 50: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-50-

(21 Instansi Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. Otoritas Pelabuhan; dan

b. Unit Penyelenggara Pelabuhan Pemerintah h.rsat.

(3) Instansi Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c berupa Unit PenyelenggaraPelabuhan Pemerintah Daerah.

(4) Pembangunan Pelabuhan laut yang dilaksanakan olehBadan Usaha Pelabuhan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a wajib memperoleh Perizinan Berusahadari:

a. bupati/urali kota untuk Pelabuhan Pengumpa.nlokal;

b. gubernur untuk Pelabuhan Pengumpan regional;atau

c. Menteri untuk Pelabuhan Utama dan PelabuhanPengumpul.

(5) Pembangunan dan pengoperasian Pelabuhan laut yangdilaksanakan oleh instansi Pemerintah Pusat atauPemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b dan huruf c harus mendapatkanpersetujuan dari Menteri.

Pasal 64

(1) Pembangunan Pelabuhan sungai dan danaudilaksanakan oleh:

a. Badan Usaha Pelabuhan;

b. instansi Pemerintah Pusat; atau

c. instansi Pemerintah Daerah.

(2) Pembangunan Pelabuhan sungai dan danau yangdilaksanakan oleh Badan Usaha Pelabuhansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a wajibmemenuhi Perizinan Berusaha dari bupati/wali kota.

SK No 092540 A

(3) Pembangunan

Page 51: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-51 -

(3) Pembangunan dan pengoperasian Pelabuhan sungaidan danau yang dilaksanakan oleh instansiPemerintah Pusat atau instansi Pemerintah Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b danhuruf c, harus mendapatkan persetujuan dari Menteri.

Pasal 65

(1) Pembangunan Pelabuhan sebagaimana dimaksuddalam Pasal63 ayat (1) huruf a dilakukan berdasarkanKonsesi atau kerja sama bentuk lainnya dari Menteri.

(21 Badan Usaha Pelabuhan, instansi Pemerintah Pusatatau instansi Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 63 ayat (1), dalam membangunPelabuhan wajib:

a. melaksanakan pekerjaan pembangunanPelabuhan paling lama 2 (Cua) tahun sejaktanggal berlakunya Perizinan Berusahapembangunan Pelabuhan;

b. melaksanakan pekerjaan pembangunanPelabuhan sesuai dengan Rencana IndukPelabuhan yang telah ditetapkan;

c. melaporkan pelaksanaan kegiatan pembangunanPelabuhan secara berkala kepada Menteri,

. gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengankewenangannya; dan

d. bertanggung jawab terhadap dampak yang timbulselama pelaksanaan pembangunan Pelabuhanyang bersangkutarr.

Pasal 56

Pengembangan Pelabuhan dilakukan setelah diperolehnyaPerizinan Berusaha dari:

a. bupati/wali kota untuk Pelabuhan Pengumpan lokalserta Pelabuhan sungai dan danau;

b. gubernur untuk Pelabuhan Pengumpan regional,'dan

c. Menteri untuk Pelabuhan Utama dan PelabuhanPengumpul.

SK No 092542A Pasal 67

Page 52: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-52-

Pasal 67

(1) Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksucl dalarnPasal 66 diberika.n berdasarkan permohonan dari:

a. Badan Usaha Pelabuhan;

b. instansi Pemerintah Pusat; atauc. instansi Pemerintah Daerah.

(2) Instansi Pemerintah Pusat sebagairnana dimaksudpada ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. Otoritas Pelabuhan; dan

b. Unit Penyelenggara Pelabuhan Pemerintah Pusat.

(3) Instansi Pemerintah, Daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c berupa Unit PenyelenggaraPelabuhan Pemerintah Daerah.

(4) Pengembangan Pelabuhan laut yang dilaksanakan olehinstarrsi Pemerintah Pusat atau inslansi PemerintahDaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdan^huruf c harus mendapatkan peisetujuan dariMenteri.

Pasal 68

(1) Pengoperasian Pelabuhan dilaksanakan oleh:a. Badan Usaha.Pelabuhan;b. instansi Pemerintah Pusa! atauc. instansi Pemerintah Daerah.

(21 Pengoperasian Pelabuhan oleh Badan UsahaPelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)hurui' a dilaksanakan setelah memperoleh PerizinanBerusaha dari:

a. bupati/wali kota trntuk Pelabuhan Pengumpanlokal dan Pelabrrhan sungai dan danau;

b. gubernur untuk Pelabuhan Pengumpan regional;dan

c. Menteri unt-uk Pelabuhan Utama Can PelabuhanPengurnpul.

SK No 092543 A

Pasal69...

Page 53: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

trRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-53-

Pasal 69

(1) Instansi Pernerirrtah Pusat sebagaimana dimaksuCdalam Pasal 68 ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. Otoritas Pelabuhan; dan

b. Unit Penyelenggara Pelabuhan Pemerintah Pusat.

(21 Instansi Pemerintah Daerah sebagairnana dimaksuddalam Pasal 68 ayat (1) huruf c berupa UnitPenyelenggara Pelabuhan Pemerintah Daerah.

Pasal 70

(1) Pengoperasian Pelabuhan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 97 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor61 Tahun 2OO9 tentang Kepelabuhanan sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64Tahun 2015 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentangKepela-buhanan dilakukan setelah inendapat PerizinanBerusaha.

(21 Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diajukan oleh penyelenggara Pelabuhan kepada:

a. Menteri untuk Pelabuhan Utama dan PelabuhanPengumpul;

b. gubernur untulk Pelabuhan Pengumpan regional;dan

c bupati/wali kota unhrk Pelabuhan Pengumpanlokal dan Pelabuhan sungai dan danau.

Pasal 71

(1) Perizinan Berusaha pernhangunan dan pengopera'sianPelabuhan dapat dicabut apabila pemegang Pbrizina,rBerusaha melanggar kewajiban dalam Pc-rizinanBerusaha pembangunan dan pengoperasianPelabuhan.

SK No 092544 A

(2) Pencabutan...

Page 54: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-54-

(2) Pencabutan Perizinan Berusaha sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui prosesperingatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 1 (satu)bulan.

(3) Apabila telah diiakukan peringatan sebagaitnanadimaksud pada ayat (21, pemegangPerizinan Berusahatidak melakukan usaha perbaikan atas peringatanyang telah diberikan, Perizinan Berusahapembanggunan dan pengoperasian Pelabuhan dicabut.

Pasal 72

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembangunan,pengembangan, dan pengoperasian Pela-buhansebagaimana dimaksuC dalam Pasal 63 sampai denganPasal 71 diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 73

Terminal Khusus hanya dapat dibangun dan dioperasikandalam hal:

a. Pelabuhan terdekat tidall dapat menampung l<egiatanpokoknya; atau

b. berdasarkan pertimbangan ekonomis dan teknisoperasional akan lebih efektif dan efisien serta lebihmenjamin Keselamatan dan Keamatran Pelayaranapabila membangun dan lrr,engoperasikan TerminalKhusus.

Pasal 74

Pembangunan Terminal Khusus dilakukan oleh pengelolaTerminal Khtrsus be:dasarkan Perizinan Berusaha.

SK No 092545 A

Pasal75...

Page 55: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-55-

Pasal 75

Pengoperasian Terminal Khusus dilakukan setelahdiperoleh ny a P erizinan Reru saha.

Pasal 76

Terminal Khusus yang sudah tidak dioperasikan sesuaidengan Perizinan Berusaha yang telah diberikan:

a. dapat diserahkan kepada Pemerintah Pr.rsat atauPemerintah Daerah;

b. dikembalikan seperti keadaan sernrrler;

c. diusulkan untuk perubahan status menjadi TerminalKhusus untuk menunjang Usaha Pokok yang lain;atau

d. dijadikan Pelabuhan.

Pasal 77

(1) Perizinan Berusaha pengoperasian Terminal Khusushanya dapat dialihkan apabila Usaha Pokoknyadialihkan kepada pihak lain.

(2) Pengalihan Usaha Pokok Terminal Khusussebagaimana dirrraksud pada ayat (1) wa.iib dilaporkan.kepada Menteri paling lama 3 (tiga) bulan setelahdilakukan pengalihan.

(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat. (2) wajibdilakukan penyesuaian Perizinan Berusahapengoperasian Terminal Khusus sesuir-i ciengan norma,standar, irrosedur, dan kriteria yang ditetapkan olehPemerintah Pusat.

(4) Ketentuan sebagaimana dimakstrd pada ayat (3)berlaku juga pada penrbahan data Perizinan Berusahapengoperasiair Terminal Khusus.

SK No 092546 A

Pasal 78

Page 56: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-56-

Pasal 78

(1) Perizinan Berusaha pengoperasian Terminal Khususdapat dicabut apabila pemegan g Perizinan Berusaha:

a. melanggar kewajiban sebagaimana dimaksuddalam ketentuan peraturan perundang-undangarlmengenai penyelenggaraan Perizinan Berusahaberbasis risiko; atau

menggunakan Terminal Khusus untuk melayanikepentingan umum tanpa izin sebagaimanadimaksud dalam Pasai 124 ayat (1) PeraturanPennerintah Nomor 61 Tahun 2OO9 tentangKepelabuhanan sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 64Tahun 2015 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintah Nomor 6I Tahun 2OO9 tentangKepelabuhaaan.

(21 Pencabutan Perizinan Berusaha pengoperasiansebagaimana dimaksud pada ayat (i) dilakukanmelah-ri proses pcrirrgatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kaliherturut-turut dengan teng,gang waktu masing-masing1 (satu) bulan.

(3) Apabila telah dilakukan peringatan sebagaimanadirnaksud pada ayat (21, pemegang Perizinan BerusahaTerminal Khusus tidak melakukan usaha perbaikanatas peringatan yang telah diberikan, PerizinanBerusaha F'eilgoperasian Terminal Khusr rs dicabut.

Pasal 79

Perizinan liierusaha pengoperasian Terminal Khususdicabut tanpa melalui proses peringatan apabila pengelolaTerminal Khusus yang bersangkutan:

a. melakukan kegiatan yang membahayakan keamanannegara; atau

b

SK No 092547 A

b. mernperoleh. . .

Page 57: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

b

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-57 -

memperoleh Perizinan Berusaha pengoperasianTerrainal Khusus dengan cara tidak sah.

Pasal 80

Pengelolaan Terminal untnk Kepentingan Sendiri hanyadapat dilakukan setelah memperoleh Perizinan Berusahadari:

Menteri bagi Terminal untuk Kepentingan Sendiri yangberlokasi di dalam DLKr dan DLKp Pelabuhan Utamadan Pelabuhan Pengumpul;

gubernur bagi Terminal ur,tuk Kepentingan Sendiriyang berlokasi di dalam DLKr dan DLKp PelabuhanPengumpan regional; dan

bupati/wali kota bagi Terminal untuk KepentinganSendiri yang berlokasi di dalam DLKr dan DLKpPelabuhan Pengumpan lokal.

Pasal 81

(1) Penggunttan Terminal untuk Kepentingan Sendiriselain untuk melayani kegiatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 139 ayat (1) PeraturanPemerintah Nomor 61 Tahun 2OO9 tentangKepelabuhanan sebagaimana telah diubah denganPeraturan Perrrerintah Nomor 64 Tahun 2OLS tentangPerubahan atd.s Peraturan Pemerintah ltlomor 61Tahun 2OO9 tentang Kepelabuhanan dapat dilakukanuntuk sementara melayani kepentingan umum setelahmendapat penetapan dari Menteri.

(21 Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberikan setelah memenuhi persyaratan:

a. pernyataan dari penSrelenggara Pelabuhan bahwaPelabuhan yang ada tidak dapat melayani jasaKepelabu-hanan ka re na keterbatasan kernarzrpuarrfasilitas yang tersedia;

a

b

c

SK No 092548 A

b.kemampuan...

Page 58: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-58-

kemampua.n dermaga dan fasilitas lain yang

dimiliki oleh Terminal untuk Kepentingan Sendiridapat memenuhi Permintaan jasaKepelabuhanan;

pernyataan mengenai rencana kegiatan yangdinilai dari aspek keamanan, ketertiban danKeselamatan dan Keamanan Pelayaran dariSyahbandar pada Pelabuhan setempat;

upaya peningkatan pelayanan kepacia penggunajasa Kepelabuhanan;

pungutan tarif jasa Kepelabuhanan dilakukanoleh penyelenggara Pelabuhan yangbersangkutan; dan

memberlakukan ketentuan sistem dan prosedurpelayanan jasa Kepelabuhanan pada Pelabuhanyang bersangkutan.

Pasal 82

(1) Perizinan Berusaha pengoperasian Terminal untukKepentingan Sendiri dicabut apabila petllegangPerizinan Berusaha:

a. melanggar kewajiban sebagaimana dimaksudCalam ketentuan peraturan perundan g-unda.nganmengenai penyelenggaraan Perizinan Berusahaberbasis risiko;

b. menggunakan Tcrminal untuk KepentinganSendiri untuk melayani kepentingan ur,'1um tanpaKonsesi sebagaimana dimaksud dalan, Pasal 14O

ayat (1) Feraturan Pemerintah Nomor 61- Tahun2OO9 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telahdiubah dengan Pera*-uran Pemeiintah Nomor 64Tahun 2015 tentang Perubahan atas PeraturanPemerintah Nomor 5i Tahun 2OO9 tentangKepelabuhanan; atau

b

c

d

e

f.

SK No 092549 A

c. menggunakan . ...

Page 59: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 5r9 .-

c. menggulrakan Terminal untuk KepentinganSendiri untuk sementara melayani kepentinganumum tanpa penetapan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 81 ayat (1).

(21 Pencabtrtan Perizinan Berusaha sebagaimanadimaksuci pada ayat (1) dilakukan melalui prosesperingatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 1 (satu)bulan.

(3) Apabila telah tlilakukan peringatan sebagaimarradimaksud pada ayat (21, pengelola Terminal untukKepentingan Sendiri tidak melakukan usahaperbaikan atas peringatan yang telah diberikan,Perizinan Berusaha atau penetapan Terminal untukKepentingan Sendiri dicabut.

Pasal 83

Ketentuan lebih lanjtrt rnengenai Terminal Khusus CanTerminal untuk Kepentingan Sendiri sebagairnanadimaksud dalam Pasai 73 sampai dengan Pasal 82 diaturdengan Peraturan Menteri.

BAB V

PERi{APALAN

Pasal 84

(1) Setiap pengadaz:li, pembangunan, pengedaan,perlengkapan, dan pengoperasian Kapal di PerairanIndonesia harus memenuhi persyaratiln KeselamatanKapal l/ang sesuai dengan ketentuan standarinternasional.

SK No 092550 A

(2) Ketentuan. . .

Page 60: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-60-

(2) Ketentuan standar internasional sebagaimanadimaksud pada ayat (1) menjadi referensi persyaratanKeselamatan Kapal yang disesuaikan dengan kondisigeografis dan budaya dalam pembuatan standarnasional bagi Kapal nonkenvensi berberrderaIndonesia.

(3) Persyaratan Keselamatan Kapal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (21meliputi:

a. material;

b. konstmksi;

c. bangunan;

d. permesinan dan perlistrikan;

a ,j,l'' -r"unan perlengkapan dan peralatankeselamatan, dan pemadarrr kebakaran; dan

g. elektronika Kapal.

(4) Selain persyaratan Keselamatan Kapal sebagaimanadimaksud pe,da ayat (3), pengadaan lkpal dapatdilakukan jika Kapal memiliki dokumerr dan suratKapal yang lengl:ap darr sah.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengadaanKapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Menteri.

Pasal 85

(1) Rancang banSrn l(apetl rvajib memenuhr persyaratankeselamatan sesuai -dengan ketentuan peraturannasional atau internasional dan dituangkan dalamgambar rancang bangun Kapal.

(2) Setiap Kapal yang akan didaftarkan dan beroperasisebagai Kapal berbendera Indonesia, wajib memilikigambar rancang bangun Kapal cian perhitungan sertadata kelcngkapannya.

SK No 092551 A(3) Sebelum

Page 61: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 61 -

(3) Sebelum pembangunan atau pengerjaan Kapaltermasuk perlengkapannya, pemilik Kapal ataugalangan Kapal wajib membuat gambar rancangbangun Kapal dan perhitungan serta datakelengkapannya.

(41 Gambar rancang bangun Kapal dan perhitungan sertadata kelengkapannya sebagaimana dimaksud padaayat (2) dan ayat (3) wajib mendapat pengesahan dariMenteri.

(5) Pengesahan gambar rancang bangun Kapal danperhitungan serta data kelengkapannya sebagaimanadimaksud pada ayat (4) ditentukan melalui penelitiandan pemeriksaan gambar rancang bangun Kapal.

(6) Penelitian dan pemeriksaan gambar rancang bangunKapal sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukanoleh pejabat pemeriksa Keselamatan Kapal.

(71 Penelitian dan pemeriksaan rancang bangun Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (6) meliputipemenuhan Keselamatan Kapal juga kesesuaiandengan:a. tata letak dan susunan;b. peruntukan;c. standardisasi;d. kemudahan pengoperasian dan perawatan Kapal;

dane. perkembangan teknologi.

(8) Pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)diberikan melalui surat pengesahan gambar disertaigambar dan perhitungan Kapal yang ditandatanganimenjadi satu kesatuan sebagai dokumen pengesahangambar rancang bangun Kapal yang harus berada diatas Kapal.

(9) Dokumen pengesahan gambar rancang bangun Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (8) berisi informasinama Kapal atau nomor lambung, jenis dan bahanKapal, ukuran utama, tahun pembangunan, nama danlokasi galangan Kapal, pemilik Kapal, dan nomorpengesahan.

SK No 078440 A(1O) Galangan

Page 62: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

(10)

(1 1)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA.

-62-

Galangan Kapal atau pemilik Kapal harls melaporkankepada pejabat pemeriksa Keselamatan Kapal apabilaterdapat perubahan data gambar yang telah mendapatpengesahan.

Dokumen pengesahan gambar rancang bangun Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (9) tidak berlakuapabila:

a. Kapal ditutuh;b. Kapal ganti bendera;

c. Kapal ganti nama;

d. Kapal tenggelam atau hilang;

e. Kapal mengalami perombakan Kapal yangmengakibatkan perubahan konstruksi Kapal,ukuran utama Kapal, fungsi, atau jenis Kapal;

f. gambar Kapal tidak sesuai dengan kondisi iisikKapal; dan/atau

g. Kapal dilelang atau dihibah.

Pasal 86

(1) Sebelum pembangunan atau pengerjaan perombakanKapal, pemilik Kapal atau galangan Kapal harrrsmelaporkan kepada }len teri.

(21 Pembangunan atau pengerjaan Kapal harus nrengikutigambar rancang bangun Kapal dan perhitungan sertadata kelengkaprrrrnla. yang telah menclapatkanpengesahan dan dilaksanakan pada galangan Kapalyang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Selama pembangunan atau pengerjaan perombakanKapal sebagaimana dimaksuci paria ayat (2) harusdilakukan pe ngarvvasan.

i4) Pengawasan terhadair pcmbangunan atau peng,:daanperombakan Kapal sebagaimana dimaksud pada ayat(3) dilakukan oleh Menteri.

SK No 092553 A

(5) Menteri...

Page 63: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-63-

(5) Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapatmenunjuk pejabat pemeriksa Keselamatan Kapaluntuk melakukan pengawasan.

(6) Kegiatan pengawasan terhadap pembangunan Kapalsebagaimana dinraksud pada ayat (3) paling sedikitmeliputi:a. peletakan lunas;b. pembangunan konstruksi bangunan Kapal;c. kesesuaian garnbar dengan lcondisi fisik Kapal;d. pemasangan dan uji coba perlengkapan tfupal;e. peluncuran Kapal;f. uji stabilitas Kapal; dang. uji coba berlayar.

l7l Kegiatan pengawasan terhadap pengerjaanperombakan Kapal sebagaimana dimaksud pada ayat(3) paling sedikit meliputi:a. pelaksanaanpcmbdngunorrkonstniksiKapal;b. verifiltasi kesesuaian garnbar derrgan kondisi fisik

Kapail;

c. pemasangan dan uji coba perlengkapan Kapal;d. uji stabilitas Kapal perubahan berat Kapal lebih

dari 2o/o (dua persen) dari berat Kapal kosongdan/atau adanya pergeseran titik berarmemanja'rg l(apal lebih dari loh (satu persen); dan

e. uji coba berlayar.(8) Galangan thpal sebagaimana dimaksud pada ayar'(l)

wajib membantu dan menyediakan fasilitas yangdibutuhkan untuk kegiatan pengawa.sau.

(9) Setelah penrbangunan atau pengerjaan perombakanKapal selesai, Kapal dengan jenis dan ukuran panjangtertentu'x,ajib dilakukan:a. uji stabilitas Kapal; danb. uji coba ber{ayar.

(10) Ketentuan lebil-r lanjut mengenai pengesahan gambarrancang bangu5r I(apal, pelaksanaan pernbangunandan pengerjaan Kapal, perombakan serta kegiatanpengawasan diatu:r dengan Peraturan IMenteri:

SK No 092670 A

Pasal 87

Page 64: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK'INDONESIA

-64-

Pasal 87

(1) Setiap Kapal wajib memenuhi persyaratanKelaiklautan Kapal yang meliputi:a. Keselamatan Kapal;

b. pencegahan pencemaran dari Kapal;

c. pengawakan Kapal;

d. garis muat Kapal dan pemuatan;

e. kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatanpent'.mpang;

f. statrrg hukum Kapal;g. manajemen keselamatan dan pencegahan

pencemaran dari Kapal; darr

h. manajemen keamanan Kapal.

(2) Pemenuhan setiap pet'syaratan Kelaiklarrta:r Kapalsebagaimana. dimaksuci pada ayat (1) dibuktikandengan sertifikat, surat, dan/atau dokumenKelaiklautan Kapal terdiri atas:

a. sertifikat Keselamatan Kapal penumpang;

b. sertifikat Keselamatan Kapal barang;c. sertifikat kelaikan d+t pengawakan Kapal

penangkap ikan;d. sertifikat pencegahan pencefitalan;

e. sertifikat Maritime Labour Conuentiott (MLC);

f. dokunren keselamatan pengawakan minimum;g. sertifikat garis muat;h. surat ukur dan surat tanda kebangsaan Kapal;

i. sertifikat manajemen Keselamatan Kapal danpencegahan pencemaran C,ari Kapal; dan

j. sertilikat manajemen keatmanan Kapal.

(3) Khusus Kapal penrrmpang yang berlayar di PerairanIndonesia, wajib dilengkapi dcngan sertifikatl(eselamatan Kapal penurrlpang sebagaimanadimaksud pacta ayat (21huruf a.

(4) Ketentuan lebih i.,gr. nlengenai pengawakan Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diaturdengan Peraturan Menteri.

SK No 092555 A

(5) Ketentuan. . .

Page 65: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-65-

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi MaritimeLabour Conuention (MLC) sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf e diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 88

Berdasarkan kondisi geografi dan meteorologi ditetapkandaerah Pelayaran dengan urutan sebagai berikut:

a. daerah Pelayaran semua lautan;

b. daerah Pelayaran Perairan Indonesia,'

c. daerah Pelayaran lokal;

d. daerah Pelayaran terbatas;

e. daerah Pelayaran Pelabuhan; dan

f. daerah Pelayaran perairan sungai dan danau.

Pasal 89

(1) Setiap Kapal sebelum dioperasikan wajib dilakukanpengukuran oleh pejabat pemerintah yang diberiwewenang oleh Menteri.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku bagi Kapal Negara yang digunakan untuktugas pemerintahan.

(3) Atas permintaan pemilik Kapal, Kapal yang tidakdigunakan untuk berlayar dan Kapal Negara yangdigunakan untuk tugas pemerintahan dapat diukur.

Pasal 90

(1) Pejabat pemerintah sebagaimana dimaksud dalamPasal 89 ayat (1) merr.rpakan pejabat yang telahmemenuhi kualifikasi sebagai ahli ukur Kapal.

(21 Pelaksanaan pengukuran Kapal oleh ahli ukur Kapalharus dilakukan sesuai dengan ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 PeraturanPemerintah Nomor 51 Tahun 2OO2 tentang Perkapalan.

SK No 078441 A

Pasal 9 1

Page 66: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-66-

Pasal 9 1

(1) Pemilik Kapal, operator Kapal, atau Nakhoda harussegera melaporkan secara i:ertulis llepada Menteriapabila terjadi perombakar, Kapal yang menyebabkanp:rubahan data yang ada dalam surat ukur.

(2) Pelaporan sebagaimana dimaksrrd pada ayat (1) dapatclilakukan secara elektronik.

(3) Dalam hal t-er-iadi perubahan data scbagaimanadimaksud pada ayat (1) harus segera dilakukanpengukuran ulang.

(4) Pemilik Kapal, opeiiator Kapal, Nakhoda dan galanganKapal w4jib membantu pelaksanaan pengukuranKapal.

'r Pasal 92

Pelaksanaan pengukuran Kapal penangkap ikan dapatdilakukan oleh kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang perikanan berdasarkankompetensi, standar, dan

.prosedur pengukuran yangditetapkan oleh Menteri.

Pasal 93

(1) Kapal yang telah diukur dan mendapat surat ukurdapat diCaftarkan di Indonesia oleh pemilik Kapalkepada pejabat pendaftar dan p:ncalat balik namaKapal yang ditetapkan oleh lvlenter'i..

(21 Kapal yang dapat didaftarkan keperrilikannya di. Indonesia yaitu:

a. Kapal dengan ukuran tonase kotor sekurang-kurangnya GT 7 (tujuh gross tonnage);

b. Kapal milik warga negara Indonesia atau badanhulrum yang didirikan berdasarkan hukumlrrrlor.resia dan berkedudukan d: Irrdonesia; dan

c. I.^apal milik badan llukurn Irrdonesia yangrrrerupakan usaha patungan yang mayoritassahamrrya climiliki oleh warga negara Inclonesia.

SK No 092557 A

(3) Pendaliaran. . .

Page 67: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-67 -

(3) Pendaftaran terhadap hak milik atas Kapal dilakukandengan pembuatan akta pendaftaran Kapal dan dicatatserta didokumentasikan dalam daftar Kapal Indonesia.

(41 Sebagai bukti hak milik atas Kapal telah terdaftar,kepada pemilik Kapal diberikan grosse aktapendaftaran Kapal yang berfungsi sebagai bukti hakmilik atas Kapal yang telah didaftar.

(5) Kapal yang telah didaftar sebagaimana dimaksud padaayat (4) wajib dipasang tanda pendaftaran oleh pemilikKapal.

Pasal 94

(1) Pendaftaran Kapal meliputi perrdaftaran hak milik danpembebanan hipotek.

(21 Pendaftaran Kapal sebagaimana dimaksud pada ayat(I) dicatat dalam buku daftar Kapal berbenderalndonesia yang terdiri atas:

a. daftar harian;

b. daftar induk; darr

c. daftar pusat.

(3) Buku daftar Kapal berbendera Indonesia sebagaimanadimaksud pada ayat (21 diselenggarakan sebagaiberikut:

a. daitar harian dan daftar induk diselenggarakan disetiap tempat pendaftaran Kapal; dan

b. daftar pusat diselenggarakan secara terpusat ditempat ya-ng diretapkan oleh Menteri

(4) Buku daftar Kapai berbendera Indonesia sebagaimanadimaksud pada ayat (2) terbuka untuk urrrum.

(5) Ketentuarr lebih lanjut mengenai penyelenggaraanbuku daftar Kapal berbendera Indonesia sebagaimanadimaksud pada ayat (21 Ciatur derrgan PeraturanMenteri.

SK No 092558 A

Pasal 95

Page 68: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-68-

Pasal 95

(1) Pendaftaran Kapal dilakukan di tempat yangditetapkan oleh Menteri.

(21 Pemilik Kapal bebas memilih salah satu dari tempatpendaftaran Kapal sebagaimana dimaksud pada ayat(1) untuk mendaftarkan Kapalnya.

Pasal 96

(1) Grosse akta pendaftaran Kapal sebagaimaria dirnaksuddalam Pasal 93 ayat (4) merupakan salinan resmi dariminuta akta.

(2) Grosse akta pendaftaran Kapal sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus rremuat hal sebagai berikut:a. nornor dan tanggal akta;b. nomor, tanggal, dan tempat penerbitan surat

ukur;c. data Kapal;

d. kategori pendaftaran Kapal;e. nama dan ten:pat kedudukan pejabat pendaftar

dan pencatat balik nama Kapal;

f. nama dan domisili pemilik Kapal; dang. uraian singkat kepemilikan Kapal.

(3) Dalam hal grosse akta pendaftaran Kapal hilang, dapatditerbitkar, grosse akta pengganti berdasarkanpenetapan pengadilan.

Pasal 97

(1) Pendaftaran hak' milik atas Kapal srbagaimanadimaksud daiam Pasal 93 ayat (3) harrrs dilengkapidengan dokumen,terdiri atas:

a. bukti hak milik atas Kapal;

b. identitas pemilik Kapal; dan

c. surat ukur.

SK No 092559 A

(2) Kapal .

Page 69: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-69-

(2) Kapal yang dibeli atau diperoleh dari luar negeri dansudah terdaftar di negara asal, selain dokumensebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapisurat keterangan penghapusan dari daftar Kapal yangditerbitkan oleh negara bendera asal Kapal.

Pasal 98

Tanda pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 93ayat (5) berupa rangkaian angka dan huruf yang terdiri atasangka tahun pendaftaran, kode pengukuran dari tempatKapal didaftar, nomor urut akta pendaftaran, dan kodekategori pendaftaran Kapal.

Pasal 99

Setiap peralihan hak milik atas Kapal yang telah didaftar,pemegang hak yang baru harus mengajukan permohonanpembuatan akta dan pencatatan balik nama Kapal kepadapejabat pendaftar dan pencatat balik nama Kapal di tempatKapal ciidaftar.

Pasal 1O0

(1) Roya hipotek dilakrrkan oleh pejabat pendaftar danpencatat balik rrc.rrla Kapal atas permintaan tertulisdari penerima hipotek.

(2) Dalam hal permintaan sebagairnaha dimaksud padaayat (1) diajukan oleh pemberi hipotek harusmelampirkan surat persetujuan roya dari penerimahipotek.

(3) Selain atas permintaan sebagaimana dimaksucl paclaayat (1) dan ayat (2) roya hipotek dapat dilakukanberdasarkan putusar: pengadilan yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetap.

SK No 092560 A

Pasal 101 ...

Page 70: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-70-

Pasal 101

(1) Kapal yang didaftar di Indonesia dan berlayar di lautdiberi surat tanda kebangsaan Kapal Indonesia olehMenteri.

(21 Surat tanda kebangsaan Kapal Indonesia sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk:a. surat. laut untuk Kapal berukuran GT 175

(seratus tujuh puluh lima gross tonnage) ataulebih;

b. pas besar untuk Kapal berukuran GT 7 (tujuhgross tonnage)sampai dengan ukuran kurang dariGT 175 (seratus tujuh puluh lima gross tonnage);atau

c. pas kecil untuk Kapal berukuran kurang dari GT7 (tujuh gross tonnage).

(3) Kapal yang hanya berlayar di perairan sungai dandanau diberi pas sungai dan danau.

(4) Surat tanda kebangsaan Kapal sebagainrana dimaksudpada ayat (2) huruf a dan huruf b diberikan jikadilengkapi persyaratan:

a. fotokopi grosse akta pendaftaran/balik namaKapal;

b. fotokopi surat ukur; dan

c. surat pernyataan ciari pemilik mengenai data danperuntukan Kapal.

(5) Surat tanda kebangsaan Kapal sebagainrana dinraksudpada ayat (21 huruf c diberikan jika dilengkapipersyaratan:

a. bukti kepernilikan Kapal; dan

b. surat pernyataan dari pemilik mengenai data danperuntukan Kapal.

SK No 092561 A

PasallO2...

Page 71: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-7t-

Pasal 102

(1) Surat tanda kebangsaan Kapal yang bersifatsementara diberikan kepada Kapal yang belummemenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalamPasal 101 ayat (4) huruf a tetapi telah memenuhipersyaratan sebagaimana dimaksud dalan Pasal 101ayat (4) huruf b darr huruf c dan Kapal Negara yangdigunakan untuk tugas pemerintahan.

(2) Surat tanda kebangsaan Kapal yang bersifatsementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberilan dalam bentuk surat laut sementara atau pasbesar sementara yang berlaku untuk jangka waktu 3(tiga) bulan.

(3) Surat tanda kebangsaan Kapal yang bersifatsementara yang diberikan kepada Kapal Nega-rasebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk 1

(satu) tahun dan dapat diperpanjang dengan masaberlaku yang sarra.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerbitansurat tanda kebangsaan Kapal yang bersifat sementarasebagaimana dimaksud pada ayat (1i, ayat (2), danayat (3) eliatur dengan Peraturan Menteri.

Pastrl 103

(1) Dalam rangka percepatan kemudahan berusah.a,proses pen5lrkurarr, pendaftaran, dan penetapankebangsaan Ihpal pada Kapal penangkap ikandilakukan secara terintegrasi melalui pelayanan 1

(satu) ata.p.

(21 Sarana dan prasarana penyelenggaraen sistem 1 (satu)atap sebagairnana dimaksuC paCa ayat (1) disediakanoleh Pemerintah Pusat.

SK No 092562A

I'asal 104

Page 72: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-72-

Fasal 104

(1) Kelaiklautan Kapal sebagairnana dimaksud dalamPasal 87 ayat (1) ditentukan melalui pemeriksaan danpengujian yang dibuktikan dengan sertifikat.

(21 Terhadap Kapal yang telah memperoleh sertifikatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) rvajib dilakukanpenilikan secara terus menerus sampai Kapal tidakdigunakan lagi.

(3) Pemeriksaan dan pengujian serta penilikansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajibdilakukan oleh pejabat pen:eriksa Keselamatan Kapal.

(41 Dalam kondisi tertentu, peme,:iksaan dan pengujianserta penilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dapat dilakukan melalui aplikasi dalam jaringan.

Pasal 105

(1) Jenis pemeriksaan Keselamatan Kapal sebagaimanadirnaksud dalam Pasal 53 Peraturan PemerintahNomor 51 Tahun 2OQ2 tentang. Perkapalanberdasarkan waktu pelaksanaan, terdiri atas:

pemeriksaan pertama;

b. pemeriksaan tahunan;

c. pemeriksaan pembaharuan;

d. pemeriksaan antara;

e. pemeriksaan di luar jadrval atau tambahan; dan

f. pemeriksaan l'.arena kerusakan dan perbaikan.

(2) Jenis pemeriksaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus mengikuti tata car^ dan petunjukpemeriksaan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara danpetunjuk pemeriksaan sebagaimana dimaksud padaayat (21diatur dengan Peraturan Menteri.

SK No 092563 A

Pasal 106

Page 73: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA.

-73-

Pasal 106

(1) Setiap Kapal yang berdasarkirn hasil pemeriksaan danpengujian sebagaimana dimaksucl dalam Pasal 105yang telah memenuhi persyaratan Kelaiklautan Kapal,diberikan sertifikat Kelaiklautan Kapal.

(21 Kapal harus rnemiiiki sertifikat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) sesuai derrgan daerah Pela5'arannya.

(3) Kapal untuk daerah Pelayaran semua lautan atauPelayaran internasional harus memiliki sertifikatsesuai dengan ketentuan standar internasional.

(41 Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiriatad:

a. sertifikat sementara;

b. sertilikat pertama; dan

c. sertifikat pembaharuan.

(5) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (4)diberikan oleh Menreri. -

Pasal 107

(1) Sei'tifikat Kapal yang dikeluarkarr oleh pejabat yangberwenang dari negara astng, dapat diakui olehpemerintah jika persyaratan untuk mendapatkannyadinilai paling sedikit sepadan dengan persyaratan yangdiatur dalam Peraturan Pemerintah ini.

(2) Selain sertifikat sebagairnana dimaksud pada ayat (1),berlaku juga untuk sertifikat pengujian yangdilakukan terhadap:

a. perlengkapan l(apal; dan

b. I<omponen Kapal.

(3) Sert'ifikat sebagaimana dirnaksud pada ayat (21

diberikan oleh Menteri.

(4) Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapatmendelegasikan pengujian kepada Badan Klasifikasiyang diakui dan ditrmjuk.

SK No 092564 A

Pasal 108

Page 74: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-74-

Pasal 108

(1) Perlengkapan Kapal sebagaimana dimaksud dalamPasal LO7 ayat (2) huruf a paiing sedikit terdiri atas:

a. perlengkapan navigasi;

b. pencegahan pencemaran;

c. alat perrolong;

d. pendeteksi asap dan pemadam kebakaran;

e. radio dan elektronika Kapal; dan

f. peta dan publikasi nautika, perlerrgkapa.npengamatan meteorologi untuk Kapal denganukuran dan daerah Pelayaran tertentu.

(21 Komponen Kapal sebagaimana dinraksud dalam PasalIOT ayat (2) huruf b paling sedil<it terdiri atas:

a. bahan;b. peralatan;c. permesinan;d. propulsi;e. sistem akomodasi;f. peralatan geladak;

g. peralatan bongkar muat; danh. peralatan keselamatan.

(3) Pengujian terhadap komponen Kapal sebagaimanadimaksud pada ayat (21dilakukan terhadap komponenKapal yang akan diproduksi dan digunakan di atasKapal.

(4) Pengujian terhadap perLengkapan Kapal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan komponen Kapa1sebagaimana dimaksud pada. ayat (2) diiakukanberdasarkan ketentuan standrtr internasional dannasional, sesuai dengan daerah Pelayarannya.

(5) Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (4)dilaksanakan oleh pejabat perneriksa KeselamatanKapal atau pejabat fungsional lainhya yang ditunjukatau diangkat sesuai dengan ketentuarr pe,raturanperundang-unda.ngan.

(6) Pengujian...SK No 092565 A

Page 75: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-75-

(6) Pengujian sebagaimana dimaksudmeliputi:

a. pengujian pertama;

b. pengujian berkala; dan

c. pemeriksaan tahunan.

pada ayat (41

Pasal 109

(1) Sertifikat Kapal tidak berlaku apabila:

a. masa berlaku sudah berakhir;

b. tidak melaksanakan pengukuhan sertifikat(endorsement);

c. Kapal rusak dan dinyatakan tidak memenuhipersyaratan Keselamatan Kapal;

d. Kapal berubah nama;

e. Kapal berganti bendera;

f. Kapal tidak sesuai lagi dengan data-data teknisdalam sertifikat Keselamatan Kapal;

g. Kapal mengalami perombakan yangmengakibatkan perubahan konstruksi Kapal,perubahan ukuran utama Kapal, dan perubahanfungsi atau jenis Kapal;

h. Kapal tenggelam atau hilang; atau

i. Kapal ditutuh (scrapping).

(21 Sertifikat Kapal dibatalkan jika:

a. keterangan dalam dokumen Kapal yangdigunakan untuk penerbitan sertifikat ternyatatidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;

b. Kapal sudah tidak memenuhi persyaratanKeselamatan Kapal; atau

c. sertifikat diperoleh secara tidak sah.

(3) Tidak berlakunya sertifikat Kapal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan pembatalan sertifikatKapal sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dapatdisesuaikan berdasarkan ketentuan standarinternasional.

SK No 078442 APasal 110.. .

Page 76: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-76-

Pasal I 1O

(1) Pembatalan sertifikat Kapal sebagaimana dimaksuddalam Pasal 109 ayat (2) dilakukan melalui prosessebagai berikut:

a. pemanggilan secara patut dan wajar;

b. penelitian sertifikat dan dokumerr Kapal;

c. pemeriksaan; dan

d. pembatalan sertifikat.

(21 Pembatalan sertifikat Kapal sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan oleh Menteri.

(3) Pembatalan sertifikat Kapal sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dilakukan setelah melalui prosespemeriksaan oleh pejabat pemeriksa KeselamatanKapal.

(4) Dalarn hal pejabat pemeriksa Keselamatan Kapalmenemukan bukti adanya pemalstrarr sertifikat Kapal,sertifikat Kapal dibatalkan oleh Menteri tanpa melaluiproses sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 111

(1) Pemilik Kapal, operator Kapal, dan Nakhoda wajibmemelihara dan merawat Kapalnya sehingga Kapalselama dioperasikan tetap memenutri persyaratanKeselamatan Kapal dan sesuai dengan data yangterdapat pada sertifikat Kapal.

(2) Dalam keadaan tertentu Menteri dapat memberikanpernbebasan sebagian persyaratan yang ditetapkandengan tetap memperhatikan Keselamatan Kapal.

(3) Pemeliharaan Kapal sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan secara bcrkala dan sewaktu-waktu.

(4) Setiap Kapal dengan ukuran tertentu wajibdrlinrbungkan sesuai dengan jadwal yang ditentukanuntuk pelaksanaan perneliharaaLl sebagaimanadimaksr:d pada ayat (1).

SK No 092567 A

Pasa,lLL2...

Page 77: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-77 -

Pasal 112

(1) Untuk keperluan persyaratan Keselamatan Kapal,Kapal berdasarkan jenis dan ukuran teruentu wajibdiklasifikasikan pada Badan Klasifikasi.

(2) Badan Klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri atas Badan Klasifikasi nasional atau BadanKlasifikasi asing yang diakui dapat Citunjuk untukmelaksanakan pemeriksaan dan pengujian yangberkenaan dengan pemenuhan persyaratanKeselamatar. Kapal.

(3) Pengakuan dan Penunjukan Badan Klasilikasisebagaimana dimaksud pada ayat (21 dilakukan olehMenteri.

(4) Menteri dapat menggunakan hasil penreriksaan danpengujiarr sebagaimana dirnaksud pada ayat (2)sebagai pendukung dari laptlran penreriksaan yangdilakukan oleh pejabat pemeriksa Keselamatan Kapaldalam proses penerbitan sertifikat Keselamatan Kapal.

(5) Badan Klasif,rkasi yang diakui dan ditunjuksebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajibmelaporkan kegiatannya kepada Menteri.

Pasal 1 13

(1) Pembangunan atau perombal:arr Kapal harusrr,emperhatikan:

materia.l dari bahan yang rrerl€rruhi persyaratandan mempurryai legalitas pengujian bahan yangdikukuhkan dalarn bentuk sertifikat yang didapatmelalui proses pemeriksaan dan pengujian; dan

a

SK No 092568 A

b.konstruksi...

Page 78: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-78-

konstruksi dan bangurran Kapal yang memenuhipersyaratan tata letak, susunan, dandikonstnrksikan sesuai dengan ketentuanKeselar,atan Kapal.

(21 Kekuatan konstruksi dan bangunan Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harusmemenuhi ketentua.n Badan Klasifikasi.

(3) Kapai dengan jenis dan/atau panjang tertentu harusdibangun dengan konstruksi dasar ganda dan/ataulambung ganda pada seluruh luas lentai kamar mesinsampai ke sekat ceruk haluan atau pada rLlang muat.

(4) Setiap Kapal paling sedikit harus mempunydi sekattubrukan, sekat buritan, dau sekat kedap air yangmembatasi sebelah depan dan belakang kamar mesin.

(5) Sekat tubrukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)harus dikonstruksikan sedemikian kokoh sertamembentang sampai dengan geladak sekat ataugeladak lambung timbul, dan harus ditempatkan padajarak tertentu dari garis tegak clepan Kapal.

(6) Setiap Kapal harus mempunyai peralatan tambat yangtepat guna, digerakkan dengan sumber tenaga yang

. sesuai, dan dapat dilayani dengan cepat dan tepatdalam situasi apaplrn yang terjadi terhadap Kapal,

(7) Setiap Kapal harus mempunyai daya apung danstabilitas yang drt r /r1, dibangun dengan koir,pa.rtemen,pintu, bukaan, dan jendela kedap air serta memenuhikriteria stabilitas sesuai dengan f-,ersyaratan bagipemntukannya yang ditunjukka,r cialam informasistaoilitas Kapal.

(8) Ketentrlan lebih lanjut rnengenai pembangunan danperombakan, serta kriteria dan i.nformasi stabilitasKapal diatur dengan Peraturan Menteri.

b

SK No 092569 A

Pasal ll+...

Page 79: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

(1)

(2)

(3)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-79-

Pasal 1 14

Perlengkapan Kapal sebagaimana dimaksud dalamPasal 108 ayat (1) dan komponerr Kapal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 108 ayat (2) harus dipelihara,dirawat, dan diperbaiki sesuai dengan persyaratanKeselamatan Kapal.

Pemeliharaan Kapal dan perawatan perlelrgkapanKapal sebagaimana dimaksud pada ayat (l ) yangmernerlukan pemeliharaan dan perav'atan di darat,harus clilakukan pada bengkel pemeliharaan danperawatan Kapal.

Perbaikan komponen Kapal sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ctilakukan oleh pabrikan, Badan Usahayang bergerak di bidang pemeliharaan, perawatan, danperbaikan komponen Kapal, atau ahli yangbersertifikat.

Pasal 1 15

Se'-iap perangkat komunikasi radio Kapal harus memilikiizin sesuai dengan ketentua.n peraturan perundang-undangan di bidang telekomunikasi dan informatikakomunikasi.

Pasal 1 16

(1) Setiap Kapal yang berlayar harus ditetapkaa lambungtimbulnya darr dipasang marka garis muat secara tetapsesuai dengan persyaratan.

(2) Pcrhitungan lanrbung timbul untuk setiap Kapal harusmendapat pengesahan dari Menteri.

(3) Penetapan besarnya lamburtg timbul Kapalberdasarkan atas perhitungan dan pemeriksaanpemenuhan persyal'at'ln larnbung timbul Kapal olchpejabat pem.eril:sra Keselamatan Kapal.

Lambung timbui I(apa.I ditetapkan:

S1( No 092570 A

(4)

a. untuk . .

Page 80: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-80-

a. untuk pelayaran internasional berdasarkanketentuan internasional mengenai garis muatinternasional; dan

b. untuk pelayaran di wilayah Perairan Indonesiaberdasarkan ketentuan nasional mengenailambung timbul Kapal.

(5) Besarnya lambung timbul Kapal sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dinyatakan dalam sertifikatgaris muat.

(6) Sertifikat garis muat sebagaimana dimaksud pada ayat(5) diterbitkan oleh Menteri.

(7) Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapatmendelegasikan penerbitan sertifikat garis muatkepada Badan Klasifikasi yang diakui dan ditunjuk.

(8) Marka garis muat Kapal yang telah ditetapkan dalamsertifikat garis muat tidak diperkenankan diubahtanpa persetujuan Menteri.

Pasal 1 17

(1) Setiap peti kemas yang dibangun dan digunakansebagai bagian dari alat angkut harus memenuhipersyaratan kelaikan peti kemas sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Kelaikan peti kemas sebagaimana dimaksud pada ayat( 1), dilakukan terhadap:

a. peti kemas baru; dan

b. peti kemas lama.

(3) Peti kemas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yangtelah mendapatkan persetujuan dari pemerintahnegara lain anggota konvensi atau organisasi yangditunjuk oleh pemerintah negara lain anggotakonvensi, diakui sebagai peti kemas yang telahmendapat persetujuan dan tidak perlu diberikanpersetujuan kelaikan peti kemas ulang.

SK No 078443 A

(4) Persetujuan .

Page 81: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-81 -

(4) Persetujuan dari pemerintah negara lain anggotakonvensi atau organisasi yang ditunjuk olehpemerintah negara lain anggota konvensi sebagaimanadimaksud pada ayat (3) berupa pemasangan pelatpersetujuan kelaikan peti kemas (CSC safety approualplates) pada peti kemas yang digunakan sebagai alatangkut di atas Kapal.

(5) Pemenuhan kelaikan peti kemas baru sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a yang dibangundan/atau diproduksi di dalam negeri wajib mendapatpersetujuan kelaikan peti kemas (CSC safetg approualplates)oleh Menteri.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara persetujuankelaikan peti kemas (CSC safetg approual plates)diaturdengan Peraturan Menteri.

Pasal 1 18

(1) Peti kemas baru dan peti kemas lama sebagaimanadimaksud dalam Pasal ll7 ayat (21 yang telahmemenuhi persyaratan pemeriksaan dan pengujiandiberikan persetujuan berupa dilekatkan pelatpersetujuan kelaikan peti kemas (CSC safety approualplatesl.

(2) Dalam hal peti kemas diproduksi secara seri, padasetiap jumlah tertentu diadakan pengujian terhadapproduksi yang dihasilkan dan jika ternyata tidakmemenuhi persyaratan kelaikan peti kemas, produksiharus dihentikan.

SK No 078444 A

Pasal 119. ..

Page 82: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-82-

Pasal 1 19

(1) Peti kemas yang akan diangkut ke Kapal wajibmemiliki berat kotor peti kemas terverifikasi (ueifiedgross masslVGMi.

(21 Peti kemas beserta kemasan dan muatannya dilarangdiangkut ke Kapal apabila Nakhoda, Badan UsahaPelabuhan, pengelola Terminal Khusus, dan/ataupengelola Terminal untuk Kepentingan Sendiri belummendapatkan informasi berat kotor peti kemasterverifikasi (uertfied gross masslVGM).

(3) Metode penentuan berat kotor peti kemas terverifikasi(uerified gross mass/YGM) terdiri atas:

a. metode kesatu yaitu penentuan berat kotor petikemas terverifikasi (uerified gross masslVGM)dengan cara menimbang peti kemas beserta isinyasecara bersamaan setelah proses pengemasandan/atau penyegelan; atau

b. metode kedua yaitu penentuan berat kotor petikemas terverifikasi (ueified gross mass/VGMdengan cara menimbang isi peti kemaskeseluruhan secara terpisah dan ditambah beratpeti kemas kosong.

(4) Metode kesatu dan metode kedua sebagaimanadimaksud pada ayat (3) harus menggunakan peralatanpenimbangan yang telah terkalibrasi dan memperolehsertifikat dari instansi yang berwenang di bidangkemetrologian.

(5) Penentuan berat kotor peti kemas terverifikasi (uerifiedgross mass/YGMi sebagaimana dimaksud pada ayat(3) harus dilakukan oleh shipper dan sebelum masukTerminal peti kemas di Pelabuhan wajib dilakukanverifikasi akhir melalui fasilitas penimbangan petikemas di Pelabuhan.

SK No 078445 A

(61 Shipper

Page 83: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

[]RESIDENREPUBLIK INDONESIA

-83-

(6) Shipper sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapatmenunjuk pihak ketiga untuk melakukan penentuanberat kotor peti kemas terverifikasi (ueified grossmasslVGM).

(71 Sltipper sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapatmelakukan penentuan berat kotor peti kemasterverifikasi (ueified gross mass/VGM/ di tempat yangditentukan oleh shipper.

(8) Metode penentuan berat kotor peti kemas terverifikasi(ueified gross mass/YGM/yang dilakukan oleh shipperdan pihak ketiga harus mendapatkan persetujuanMenteri.

(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai berat kotor petikemas terverilikasi (ueified gross mass/YGM/ diaturdengan Peraturan Menteri.

Pasal 120

(1) Pemilik peti kemas wajib melakukan pemeliharaanagar tetap memenuhi persyaratan kelaikan peti kemas.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemeliharaan petikemas diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 121

(1) Dalam hal ditemukan kerusakan, peti kemas harusdilakukan perbaikan untuk tetap memenuhipersyaratan kelaikan peti kemas.

(2) Perbaikan peti kemas sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilakukan oleh:

a. perusahaan depo peti kemas; atau

b. bengkel usaha perbaikan peti kemas.

Pasal 122

(1) Pemilik peti kemas bertanggung jawab dan menjaminbahwa peti kemasnya dalam keadaan laik peti kemas,baik pada saat penyimpanan maupun penggunaan.

SK No 078446 A

(21 Shipper

Page 84: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-84-

(2) Shipper bertanggung jawab menentukanmendokumentasikan lrerat kotor petiterverifik asi (ueifted gross mass/YGM).

dankemas

Pasal 123

(1) Pengawasan pemasangan pelat persetujuan kelaikanpeti kemas (CSC safetg approuel platesl dilaksanakanoleh petugas pengawas dari Syahbanda-r di Pelabuhansetempat.

(2) Pengawasan pemenuhan berat kotor peti kemasterverifikasi {ueifted gross masslVGM) dila.ksanaka^roleh penyelenggara Pelabuhan di Pelabuhan setempat.

(3) Selain pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2), dilaksanakan uji petik oleh Menteri.

Pasal 124

(1) Peti kemas dilarang atau dihentikan sementara untukdigunakan dalam hal:

a. belum dipasang pelat persetujuan kelaikan petikemas ((lSC safetg approualplates); dan/atau

b. terdapat kerusakan struktur pada F''eti kemasyang dapat membahayakan bagi keseiarnatap.'

(2) Pelarangan atau penghentiau sementara penggunaanpet-i kemas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdiberitahukan kepada pemilik peti kemas ataul<uasanya oleh petugas pengawas dari Syahbandar diPelabuhan setempat.

(3) Pelaksanaan pengawasan pemenuhan kelaikan petikemas dan berat kotor peti kemas terverifikasi (ueriftedgross mass,/VGIvI/ harus dilaporkan kepada lylenteri.

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapatdisampaikan secara elcktronik.

SK No 092575 A

(5) Ketentuan...

Page 85: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-85-

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata carapengawasan, uji petik, dan penunjukan petugaspengawas diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 125

Pemilik peti kemas, Nakhoda, atau operator Terminal petikemas wajib membantu pelaksanaan tugas pengawasanyang dilakukan oleh petugas pengawas denganmenyediakan peralatan pendukung yang diperlukan olehpetugas pengawas.

Pasal 126

Setiap pemilik Kapal, operator Kapal, Nakhoda, dan anakbuah Kapal wajib mencegah timbulnya pencemaranlingkungan oleh minyak, kotoran, sampah, emisi gasbuang, dan bahan berbahaya dan beracun, sertapersebaran biota air yang dapat merugikan lingkunganperairan lain dari Kapalnya.

Pasal 127

(1) Kapal Asing yang beroperasi di Perairan Indonesiawajib memenuhi persyaratan pencegahan pencemaransesuai ketentuan internasional di bidang pencegahanpencemaran yang sudah diratifikasi oleh PemerintahPusat.

(21 Pejabat pemeriksa kelaiklautan dan keamanan KapalAsing dapat melakukan pengujian peralatan, bahanatau baku mutu sesuai persyaratan pencegahanpencemaran untuk Kapal Asing di seluruh Pelabuhandi Indonesia.

SK No 078447 A

Pasal 128...

Page 86: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-86-

Pasal 128

(1) Kapal yang telah dilengkapi dengan peralatan danperencanaan prosedur untuk pencegahan pencemaranyang memenuhi persyaratan dan telah diperiksa,diberikan sertihkat pencegahan pencemaran denganmasa berlaku tidak melebihi 5 (lima) tahun.

(2) Sertilikat yang dikeluarkan sesuai dengan ketentuaninternasional mengenai pencegahan pencemaran lautdari Kapal pada Kapal Asing oleh pejabat asing yangberwenang, diakui sama dengan sertifikatsebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Sertifikat pencegahan pencemaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Menteri.

Pasal 129

(1) Kapal dengan jenis dan ukuran tertentu dapatdiberikan pembebasan pemenuhan manajemen airbalas bagi Kapal yang hanya berlayar di PerairanIndonesia, jika:

a. Kapal dalam Pelayaran antar Pelabuhan atauwilayah/lokasi rute Pelayaran yang sama dan terusmenerus yang telah ditetapkan oleh Menteri denganwaktu tempuh paling lama 3 (tiga)jam;

b. Kapal yang beroperasi secara tetap dan teraturdalam DLKr dan DLKp Pelabuhan secara terusmenerus; dan/atau

c. Kapal beroperasi dalam Pelayaran antar Pelabuhanatau wilayah/lokasi dengan waktu tempuh lebihdari 3 (tiga) jam namun memiliki karakteristikperairan Pelabuhan sama berdasarkan hasilpenilaian risiko.

(2) Pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat disetujui dengan ketentuan sebagai berikut:

SK No 078448 A

a. sesual

Page 87: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-87 -

a. sesuai dengan hasil penilaian risiko yangberpedoman pada konvensi manajemen air balas(ballast water management conuention) olehPemerintah Pusat;

efektif untuk masa berlaku tidak lebih dari 5(lima) tahun dengan survei antara; dan

diberikan kepada Kapal yang kapasitas air balastidak tercampur dengan air balas dan sedimenyang berasal dari wilayah/lokasi lain di luarPerairan Indonesia.

(3) Pembebasan yang disetujui sebagaimana dimaksudpada ayat (2) wajib dicatat di buku catatan air balas(ballast utater record book) dan ditandatangani olehpejabat pemeriksa Keselamatan Kapal.

(4) Setiap Kapal berbendera Indonesia yang melakukanPelayaran internasional atau Kapal Asing harusmenyampaikan laporan kepada Syahbandar apabilaperalatan pada sistem manajemen air balas di Kapaltidak dapat berfungsi dengan baik dan Syahbandardapat menentukan lokasi pertukaran air balas bagiKapal tersebut.

Pasal 130

(1) Setiap peralatan, bahan, dan perencanaan prosedurpencegahan pencemaran yang digunakan di Kapalharus mendapatkan persetujuan Menteri.

(2) Pemeriksaan kelengkapan dan pengujian peralatanpencegahan pencemaran dalam rangka penerbitansertifikat pencegahan pencemaran dilakukan olehpejabat pemeriksa Keselamatan Kapal atau dilakukanoleh Badan Klasifikasi yang diakui dan ditunjuk.

Pasal 131

(1) Setiap Kapal wajib memiliki buku catatan untukmencatat kegiatan operasional mengenai penangananmuatan, bahan bakar, dan/atau penanganan limbah,serta bahan lain yang merugikan.

(2) Buku...

b

c

SK No 078449 A

Page 88: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLTK INDONESIA

-88-

(21 Buku catatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berupa buku catatan manual atau elektronik.

(3) Buku catatan kegiatan operasional sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus mendapatkanpersetujuan Menteri.

(4) Buku catatan kegiatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus tersimpan di atas Kapal paling singkatuntuk catatan 3 (tiga) tahun terakhir.

Pasal 132

(1) Setiap Kapal wajib menggunakan bahan bakar dengankandungan sulfur maksimal O,5o/o m I m (nol koma limapersen mass bg massl.

(21 Kapal Asing yang masih menggunakan bahan bakardengan kandungan sulfur lebih dari 0,57o m/m (nolkoma lima persen mass bg massl wajib dilengkapisistem pembersihan gas buang (scrubber) yangdisetujui pemerintah negara Kapal.

(3) Kapal berbendera Indonesia dengan ukuran tertentuwajib melaporkan konsumsi pemakaian bahanbakarnya setiap tahun kepada Menteri.

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapatdisampaikan secara elektronik.

(5) Kapal yang telah melaporkan konsumsi pemakaianbahan bakarnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4)diberikan pernyataan kesesuaian (statement ofcompliance) oleh Menteri.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pencatatan danpelaporan konsumsi pemakaian bahan bakar diaturdengan Peraturan Menteri.

Pasal 133

(1) Dalam hal terjadi pencemaran yang bersumber dariKapal, pemilik Kapal atau operator Kapal bertanggungjawab terhadap penanggulangan pencemaran dankerugian yang diakibatkan oleh pencemaran yangbersumber dari Kapalnya.

SK No078450A

(2) Untuk

Page 89: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-89-

(2) Untuk memenuhi tanggung jawab sebagaimanadimaksud pada ayat (1) pemilik Kapal dan/atauoperator Kapal wajib mengasuransikan kewajibannyake perusahaan asuransi atau lembaga jaminankeuangan lain yang diakui oleh Menteri.

(3) Perusahaan asuransi atau lembaga jaminan keuanganlain sebagaimana dimaksud pada ayat (21 yangmemberikan jaminan ganti rugi pencemaran ataujaminan ganti rugi penyingkiran Kerangka Kapal wajibmemenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. bagi perusahaan asuransi asing atau lembagajaminan keuangan nasional asing lainnyamerupakan anggota dari protection and indemnityclub international;

b. bagi perusahaan asuransi nasional atau lembagajaminan keuangan nasional lainnya wajibterdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan Indonesiasebagai badan asuransi di bidang Perkapalan;

c. memiliki layanan laman yang dapat diakses untukpengecekan keabsahan dokumen pertanggunganatau polis asuransi yang diterbitkan;

d. melaporkan kepada Menteri apabila terjadiperubahan atau pembatalan jaminanpertanggungan asuransi; dan

e. menyampaikan laporan kepada Menteri apabilamenggunakan jasa pihak ketiga dalam penerbitandokumen jaminan pertanggungan asuransi ataublue card.

(41 Pemilik Kapal wajib menyampaikan dokumen jaminanpertanggungan asuransi yang diterbitkan olehperusahaan asuransi atau lembaga jaminan keuanganlain terhadap Kapalnya dan wajib menyampaikanlaporan jika terjadi perubahan atau pembatalanjaminan pertanggungan asuransi kepada Menteri.

SK No 078451 A

(5) Dalam

Page 90: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

trRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-90-

(5) Dalam hal nilai atau besaran pertanggungjawabanyang disediakan oleh asuransi yang digunakan olehpemilik Kapal lebih kecil dari total biayapertanggungjawaban kerusakan akibat pencemaranyang ditimbulkan dari Kapalnya, pemilik Kapal wajibmenanggung semua biaya yang ditimbulkan untukpenanggulangan pencemaran dan pemulihanlingkungan yang disebabkan karena pencemaran diperairan yang berasal dari Kapalnya.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penanggulangan danpemulihan lingkungan akibat pencemaran dari Kapaldiatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 134

(1) Untuk memenuhi tanggung jawab sebagaimanadimaksud dalam Pasal 133, pemilik Kapal atauoperator Kapal dengan jenis dan ukuran tertentu wajibmengasuransikan tanggung jawabnya.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawabuntuk jenis dan ukuran Kapal tertentu sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan PeraturanMenteri.

Pasal 135

Pemilik Kapal atau operator Kapal yang telah memiliki buktiadanya jaminan pertanggungan asuransi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 133 dan Pasal 134 ayat (1) diberikansertifikat penyingkiran Kerangka Kapal oleh Menteri.

Pasal 136

(1) Untuk melakukan dumping di perairan dan pencuciantangki Kapal wajib memenuhiPerizinan Berusaha daripejabat yang bertanggung jawab di bidangpengendalian dampak lingkungan hidup serta pejabatyang bertanggung jawab di bidang Keselamatan danKeamanan Pelayaran.

(2) Lokasi. . .

SK No 078489 A

Page 91: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-91 -

('2) Lokasi dumping di perairan dan pencucian tangkiKapal sebagai.nana dimaksud pada ayat (1) ditetapkansecara terkoordinasi artara pejabat yang bertanggungjawab di bidang Keselamatan dan KeamananPelayaran, dampak lingkungan dan pertahanankeamanan, dan Pemerintah Daerah.

(3) Limbah hasil pencucian tangki Kapal dilarang dibuangke perairan melainkan harus ditampung di fasiiitaspenampungan limbah di Pelabuhan atau TerminalKhusus.

(4) Setiap perusahaAn atau Kapal yang akan nrela.kukankegiatan pencucian tangki Kapal harus melaporkepada Syahbandar untuk dilakukan pengawasanselama kegiatan pencucian tangki Kapal.

(5) Syahbandar sebagaimana dimaksud pada ayat (41

harus memastikan perulsahaan atau Kapal yang akanmelakukan kegiatan pencucian tangki Kapal memilikiperalatan dan tenaga ahli yang memadai termasukmemiiiki atau bekerja sama. dengan fasilitaspenampungan lirnbah untuk menampung hasilpencucian tangki Kapal.

Pasal 137

(1) Kapal dengan jenis dan ukuran tertcntu.yang berlayardi Perairan Indonesia wajib memenuhi persyaratankesiapan penutuhan Kapal sebelurn dilakukanpenuturhan Kapal.

{2) Kapal berbendera Indonesia dapat diterbitkansertifikat atau persetujuan persiapan penutuhan l(apaisetelah memenuhi persyaratan berdasarkan hasilpemeriksaan oleh pejabat pemeriksa KeselamatanKapal sebelum dilakukan penghapusan dari Kapalter daftar cli Indonesia.

SK No 092582A

(3) Kapal ...

Page 92: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-92-

(3) Kapal Asing yang akan ditutuh di Indonesia wajibdilengkapi dengan sertifikat persiapan penutuhanKapal yang diterbitkan oleh negara bendera Kapalnyadan selanjutnya dapat mengajukan penghapusanKapalnya dari Kapal terdaftar.

(4) Penutuhan Kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (21

dan ayat (3) harus dilakukan di fasilitas penutuhanKapal (shrp recgcling facilitiesl yang mendapatkanpengakuan dari Menteri.

(5) Sertilikat atau persetujuan persiapan penutuhanKapal diterbitkan untuk Kapal yang direncanakanuntuk dilakukan penutuhan dan tidak diperuntukkanbagi Kapal yang mengalami musibah di perairan.

(6) Pemilik Kapal harus melapor kepada Syahbandarsebelum melaksanakan penutuhan Kapalnya.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penutuhan Kapaldiatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 138

Penutuhan terhadap Kapal yang mengalami kecelakaanharus memiliki Perizinan Berusaha.

Pasal 139

(1) Setiap Pelabuhan, Terminal Khusus, dan Terminaluntuk Kepentingan Sendiri termasuk galangan Kapalwajib menampung atau menangani limbah atau residuyang dihasilkan dari hasil kegiatannya maupun limbahatau residu yang dihasilkan dari Kapal yang beroperasidi Pelabuhan, Terminal Khusus, dan Terminal untukKepentingan Sendiri.

(2) Pengelola fasilitas penampungan limbah wajibmemenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. memastikan fasilitas penampungan limbah dalamkondisi layak untuk digunakan tanpamengakibatkan pencemaran bagi lingkungan danmemiliki kecukupan kapasitas sesuai jenislimbah yang diterima dari Kapal tanpamenyebabkan penundaan operasional Kapal;

SK No 092725 A

b. memberikan .

Page 93: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-93-

b. memberikan tanda bukti penerima.an limbah atauresidu (waste deliuery receipt/WDR\ kepadaNakhoda atau Kapal;

c. membuat laporan kegiatan penampungan ataupenerimaan limbah atau residu kepada I\{enteripaling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;dan

d. membuat laporan kepada Menteri apabila tasilitaspenampungan limbah tidak dapat berfungsisebagaimana mestinya.

(3) Urrtt-k rnenjamin kelancaran penyampaian limbahatau residu dari Kapal ke fasilies penampunganlimbah di Pelabuhan, Terminal Khusus, dan Terminaluntuk Kepentingan Sendiri termasuk galangan Kapalmaka Menteri membuat basis data fasilitaspenampungan limbah di seluruh Pelabuhan Indonesiayang dapat diakses secara umum dan diinformasikanjuga kepada IMO.

Pasal 140

(1) Setiap pemasok bahan bakar Kapal l'arus menjaminbahan bakar yang digunakan Kapal telah memenuhipersyaratan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkanoleh menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di biclang energi sumber daya nrineral.

(2) Setiap pemasok bahan bakar Kapal seba.gaimanadimaksud pada ayat (1) wajib memberikan t'atatanpengiriman bahan bakar kepada Kapal yang tnenerimapasokan bahan bakarnya yang mertuat informasipaling sedikit:

a. nama dan nomor IMO Kapal penerima bahan. bakar;

b. Pelabuhan dimana Kapai nrelakukan pengisianbahan ltakar;

c. nama, a.latnat., dart nomor telepon penrasok baha.rbakar;

d. nama produk bahan bakar;e. jumlah bahan bakar yang diisi/diterima Kapal;

Sr( No 092584 A

f. masa

Page 94: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-94 -

f. masa jenis bahan bakar pada suhu 15" C (limabelas derajat celsfus) ;

g. kandungan sulfur pada bahan bakar; dan

h. titik nyala (flash point) bahan bakar.

(3) Setiap pemasok bahan bakar Kapal sebagairrranadimaksud pada ayat (1)juga wajib memberikan sampelbahan bakar kepada Kapal yang menerima pasokanbahan bakarnya dengan dilengkapi label yang memuatinformasi paling sedikit:

a. lokasi, dan metode yang digurrakan pada saatpengambilan sampel;

b. tanggal dimulainya pengiriman;

c. jenis bahan bakar;

d. nama dan nomor IMO dari Kapal penqrima;

e. tanda tangan dan nama perwakilan pemasok danperwakilan Kapal;

f. rincian identifikasi meteran (flow meter); dan

g. tingkat bahan bakar.

(41 Tambahan di luar informasi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dan ayat (3) dapat dimasukkan padacatatan pengiriman bahan bakar Kapal sesuai denganpersvaratan lokal dan persyararan komersial pemasok.

(5) Catatan pengiriman bahan bakar Kapal sebagaimar,-adimaksud pada ayat (4) harus ditandatangani olehpenvakilan pe.nasok bahan bakar Kapal danperwakilan Kapal penerima dan disimpan di Kapalselama paling singkat 3 (tiga) tahun.

(6) Pemasok bahan bakar Kapal harus memiliki izinsebagai pemasok bahan bakar yang diterbitkan olehmenteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahandi bidang energi sumber daya rrrineral.

(71 Pemasok bahan bakar Ikpal sebagaimana dimaksrtdpada ayat (6)'dalam melaksanakan pemasokan harusdiawasi oleh S;rahbandar.

(8) Perr,asok...

SK No 092585 A

Page 95: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-95-

(8) Pemasok bahan bakar Kapal harus memiliki sistemmanajemen mutu (quatity management suppliersystem,/QMS) dan dapat memberikan bukti atauditunjukkan kepada pembeli bahan bakar Kapal jikadiperlukan.

(9) Pencampuran bahan bakar Kapal oleh produsen ataupemasok bahan bakar Kapal hanya dapat dilakukan ditangki atau fasilitas darat untuk memastikan produkakhir homogen dan kualitas hasil pencampuran harusdiuji di laboratorium yang memenuhi persyaratan sertasampel yang dikirim untuk pengujian harus diambilsesuai dengan pedoman untuk mendapatkan sampelyang representatif (posisi bawah, tengah, dan atastangki).

Pasal 141

(1) Perusahaan yang mengoperasikan Kapal untuk jenisdan ukuran tertentu harus menerapkan persyaratanmanajemen keselamatan pengoperasian Kapal danpencegahan pencemaran dari Kapal.

(2) Perusahaan yang menerapkan sistem manajemenkeselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus menunjuk seorang petugas darat (designatedpersonl dari internal perusahaan yang memenuhikualifikasi guna memastikan pelaksanaan sistemmanajemen keselamatan di perusahaan dan Kapalyang dioperasikan.

(3) Perusahaan dan Kapal yang telah menerapkanpersyaratan manajemen keselamatan pengoperasianKapal dan pencegahan pencemaran dari Kapaldiberikan sertifikat manajemen keselamatanpengoperasian Kapal dan pencegahan pencemarandari Kapal berdasarkan hasil verifikasi oleh pejabatpemeriksa Keselamatan Kapal.

(4) Sertifikat manajemen keselamatan pengoperasianKapal dan pencegahan pencemaran dari Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa dokumenpenyesuaian manajemen keselamatan untukperusahaan dan sertifikat manajemen keselamatanuntuk Kapal.

SK No 078452 A

(5) Sertifikat

Page 96: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-96-

(5) Sertifikat manajemen keselamatan pengoperasianKapal dan pencegahan pencemaran dari Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (41 diterbitkansetelah dilakukan audit eksternal oleh pejabatpemeriksa Keselamatan Kapal atau Badan Klasifikasiyang diakui dan ditunjuk.

(6) Sertifikat manajemen keselamatan pengoperasianKapal dan pencegahan pencemaran dari Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (5) diterbitkan olehMenteri.

BAB VI

KENAVIGASIAN

Pasal 142

(1) Penyelenggaraan Alur-Pelayaran dilaksanakan olehMenteri.

(21 Penyelenggaraan Alur-Pelayaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi perencanaan,pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, danpengawasan.

(3) Badan Usaha dapat diikutsertakan dalampembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaanAlur-Pelayaran yang menuju ke Terminal Khusus atauTerminal untuk Kepentingan Sendiri yang dikelola olehBadan Usaha.

(4) Penyelenggaraan Alur-Pelayaran oleh Badan Usahasebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukansetelah mendapat persetujuan Menteri.

SK No078453 A

Pasal 143

Page 97: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-97 -

Pasal 143

(1) Pekerjaan Pengerukan sebagaimana dimaksud dalamPasal98 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun20lO tentang Kenavigasian dilakukan oleh perusahaanyang khusus didirikan untuk melakukan pekerjaanPengerukan dan Reklamasi.

(2) Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus mempunyai kemampuan dan kompetensi yangdibuktikan dengan sertifikat.

(3) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (21

diterbitkan oleh instansi yang berwenang.

(4) Pelaksanaan pekerjaan Pengerukan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi persyaratanteknis.

(5) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat(4) meliputi:

a. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran;

b. kelestarian lingkungan;

c. Tata Ruang perairan; dan

d. tata pengairan khusus untuk pekerjaan di sungaidan danau.

(6) Persyaratan teknis Keselamatan dan KeamananPelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hurufa meliputi:

a. desain, lebar alur, luas kolam, dan kedalamansesuai dengan ukuran Kapal yang akan melewatialur;

b. lokasi pembuangan hasil pengerukan; dan

c. memperhatikan daerah kabel laut, pipa instalasibawah air, bangunan lepas pantai, pengangkatanKerangka Kapal, dan daerah lainnya yang diaturoleh ketentuan internasional atau instansi terkait.

SK No 078454 A

(7) Persyaratan

Page 98: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLTK INDONESIA

-98-

(7) Persyaratan teknis kelestarian lingkungansebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b berupapersetujuan lingkungan yang dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan di bidanglingkungan hidup.

(8) Persyaratan teknis Tata Ruang perairan sebagaimanadimal<sud pada ayat (5) huruf c dilakukan sesuaidengan renca.na Tata Ruang clan/atau rencarra zonasi.

Pasal 144

Pekerjaan Pengerukan sebagaimana dimaksud dalanr Pasa-l98 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2OtOtentang Kenavigasian wajib memenuhi Perizinan Rerusahadari:

a. bupati/wali kota untuk pekerjaan Pengerukan dirvilayah perairan Pelabuhan Pengumpan lokal danPelabuhan sungai dan danau;

b. gubernur untuk pekerjaan Pengerukan di wilayahperairan Pelabuhan Peng.rmpan regional; dan

c. Menteri untuk pekerjaan Pengerukan di Alur-Pelayaran dan wilayah perairan Pelabuhan Utama danPelabuhan Pengurrpul serta di wilayah perairanTerminal Khusus. -

Pasal 145

(1) Dalam hal pekerjaan Pengerul;an sebagaimanadimaksud dalam, Pasa.l' 98 Peraturan Pen:erintahNomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian, yat..gpelaksanaannya me.nggunakan penda,raan V""Eberasal dari Anggararr Pendapatan dan BelarrjaNegara,material hasil pekerjaan pengerukann5,a dapatdioptimalkan setelah penyelenggara pelabuhanmenyatakan adanya potensi manfaat ekonomi masadepan.

SK No 092589 A

(2) Material

Page 99: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-99 -

(21 Material hasil pekerjaan Pengerukan yang dapatdioptimalkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan penilaian oleh penilai Pemerintah Pusatatau penilai publik untuk mendapatkan nilai wajar.

(3) Optimalisasi material hasil pekerjaan Pengerukansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalamjangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejaktanggal pelaporan.

(4) Bentuk optimalisasi material hasil pekedaanPengerukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dapat berupa:

a. digunakan; dan/atau

b. dipindahtangankan.

(5) Optimalisasi material hasil pekerjaan Pengerukansebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik negara.

Pasal 146

(1) Dalam hal pekerjaan Pengerukan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 98 Peraturan PemerintahNomor 5 Tahun 2OlO tentang Kenavigasian, yangpelaksanaannya menggunakan pendanaan yangberasal dari non-Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara atau pekerjaan Pengerukan di wilayah TerminalKhusus, Badan Usaha dapat mengoptimalkan materialhasil pekerjaan Pengerukan yang diperoleh.

(21 Material hasil pekerjaan Pengerukan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan penilaian olehpenilai Pemerintah Pusat atau penilai publik untukmendapatkan nilai wajar.

(3) Optimalisasi material hasil pekerjaan Pengerukansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenaikontribusi sebagai sumber penerimaan negara bukanpajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali pekerjaan Pengerukan di bidangpenambangan.

SK No 078455 A

(4) Bentuk...

Page 100: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-100-

(41 Bentuk optimalisasi material hasil pekerjaanPengerukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dapat berupa:

a. digunakan; dan/atau

b. dipindahtangankan.

Pasal 147

(1) Untuk membangun Pelabuhan dan Terminal Khususyang berada di perairan dapat dilaksanakan pekerjaanReklamasi.

(2) Pekerjaan Reklamasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan oleh perusahaan yang khususdidirikan untuk melakukan pekerjaan Pengerukan danReklamasi.

(3) Pelaksanaan pekerjaan Reklamasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratanteknis.

(41 Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat(3) meliputi:

a. kesesuaian dengan Rencana Induk Pelabuhanbagi kegiatan Reklamasi yang lokasinya berada didalam DLKr dan DLKp Pelabuhan atau rencanaumum Tata Ruang wilayah kabupaten/kota yangbersangkutan bagi kegiatan pembangunanTerminal Khusus;

b. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran;

c. kelestarian lingkungan; dan

d. desain teknis.

(5) Pekerjaan Reklamasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) wajib memenuhrPerizinan Berusaha dari:

bupati/wali kota untuk pekerjaan Reklamasi diwilayah perairan Pelabuhan Pengumpan lokal danPelabuhan sungai dan danau;

gubernur untuk pekerjaan Reklamasi di wilayahperairan Pelabuhan Pengumpan regional; dan

a

b

SK No 078456 A

c.Menteri...

Page 101: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-101 -

Menteri untuk pekerjaan Reklamasi di wilayahperairan Pelabuhan Utama dan PelabuhanPengumpul serta di wilayah perairan TerminalKhusus.

Pasal 148

Dalam hal pelaksanaan pekerjaan Reklamasi dilakukan didalam DLKr dan DLKp Pelabuhan di wilayah perairanTerminal Khusus maka Perizinan Berusaha sebagaimanadimaksud dalam Pasal 147 diajukan oleh perusahaanberbentuk Badan Usaha Pengerukan dan Reklamasikepada:a. bupati/wali kota, pada Pelabuhan Pengumpan lokal,

dan Pelabuhan sungai dan danau;b. gubernur, pada Pelabuhan Pengumpan regional; danc. Menteri, pada Pelabuhan Utama dan Pelabuhan

Pengumpul serta di wilayah perairan TerminalKhusus.

Pasal 149

(1) Lahan hasil pekerjaan Reklamasi di dalam DLKr danDLKp Pelabuhan dapat dimohonkan hak atastanahnya oleh Otoritas Pelabuhan atau UnitPenyelenggara Pelabuhan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(21 Lahan hasil pekerjaan Reklamasi di wilayah perairanTerminal Khusus dapat dimohonkan hak pengelolaanatas tanahnya oleh pengelola Terminal Khusus sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Badan Usaha Pelabuhan, pengelola Terminal untukKepentingan Sendiri, dan pengelola Terminal Khususwajib menyerahkan lahan seluas 5% (lima persen) daritotal lahan hasil pekerjaan Reklamasi kepadapenyelenggara Pelabuhan untuk kepentinganPemerintah Pusat.

(4) Pemanfaatan lahan hasil pekerjaan Reklamasi yangdilakukan Badan Usaha Pelabuhan yang belummendapatkan Konsesi dikenakan tarif sewa tanahsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

C

SK No 078457 A

(5) Pemanfaatan

Page 102: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-to2-

(5) Pemanfaatan lahan hasil pekerjaan Reklamasi yangdilakukan oleh pengelola Terminal untuk KepentinganSendiri atau Terminal Khusus dikenakan tarif sewatanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 150

(1)

(21

Pemilik Kapal wajib mengasuransikan Kapal.

Asuransi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan kewajiban mengangkat ataumenyingkirkan Kerangka Kapal dan/atau muatannya.

(3) Kewajiban mengasuransikan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dikecualikan bagi:

a. Kapal perang;

b. Kapal Negara yang digunakan untuk melakukantugas pemerintahan;

c. Kapal layar dan Kapal layar motor; atau

d. Kapal motor dengan tonase kotor kurang dari GT35 (tiga puluh lima gross tonnage).

(4) Kewajiban mengasuransikan mengangkat ataumenyingkirkan Kerangka Kapal dan/atau muatannyasebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuktikandengan pemilikan polis asuransi atau sertifikatpenyingkiran Kerangka Kapal.

Pasal 151

(1) Pemilik Kapal dan/atau Nakhoda wajib melaporkansegera Kerangka Kapalnya yang berada di PerairanIndonesia kepada Syahbandar.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud padaayat (1) Syahbandar menyampaikan informasi berupadata Kapal dan posisi koordinat sementara kepadaMenteri.

ISK No 078458 A

(3) Pemilik...

Page 103: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-103-

(3) Pemilik Kapal atau operator Kapal rvajib melakukansurvei keberadaan Kerangka Kapal dan/ataumuatannya bersama Syahbandar untuk memperolehdata yang meliputi:

a. posisifx Kerangka Kapal dalam bentuk koordinatgeografis (lintang dan bujur); dan

b. kondisi perairan dalam bentuk peta bathgmetnc.

(4) Dalam hal Kerangka Kapal dan/atau muatannyamengganggu keselamatan berlayar berdasarkan hasilsurvei sebagaimana dimaksud pada ayat (3)Syahbandar menetapkan tingkat gangguankeselamatan berlayar.

Pasal 152

Tingkat gangguan keselamatan berlayar sebagaimanadimaksud dalam Pasai 151 ayat (4) ditetapkan berdasarkanlokasi Kerangka Kapal dan/atau muatannya. jenis danukuran Kerangka Kapal, daerah sensitif di sekitar KerangkaKapal, kepadatan lalu l;ntas Pelayaran, jenis, dan jumlahrnuatan/bahan bakar minyak sebagai berikut:

a. tingkat gangguan I apabila Kerangka Kapal dan/ataumuatannya berada di perairan pada DLKr dan DLKpPeiabuhan; dan

tingkat gangguan II apabila Kerangka Kapal dan/ataumuatannya berada di perairan di luar DLKr dan DLKpPelabuhan berdasarkan hasil penilaian risiko.

Pasal 153'

(f ) Dalam hal berdasarkarr trasil penilaian risikosr:bagaimana dimaksud dalam Pasal 152 huruf b tidakmengganggu keanranan, keselamatan Pelayaran,operasional Pelabuhan, dan lingkungan rrraritim,Syahbandar dapat memberikan pembebasankewajiban penyingkiran Kerangka Kapal dan/ataumuatannya.

b

SK No 092673 A

(2) Pembebasan

Page 104: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLTK INDONESIA

-104-

(21 Pembebasan kewajiban sebagaimana dimaksud padaayat (1) diberikan oleh Syahbandar di Pelabuhanterdekat kepada pemilik Kapal danlatau operatorKapal dengan menerbitkan surat keteranganpembebasan kewajiban penyingkiran Kerangka Kapaldan/atau muatannya.

Pasal 154

(1) Dalam hal Kerangka Kapal sebagaimana dimaksuddalam Pasal 15i ayat (1) posisinya meilgganggukeselamatan berlayar, harus dipasang Sarana BantuNavigasi-Pelayaran

(21 Posisi Kerangka Kapal sebagaimana dimaksud padaayat (1) diumumkan melalui maklumat Pelayaran,stasiun radio pantai, dan berita pelaut Indonesia.

(3) Pengadaan, p,emasangan, pemeliharaan, danpenyingkiran kembali Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran menjadi tanggung jawab pemilik Kapaldan/atau operator Kapal.

Pasal 155

Posisi Kerangka Kapal yang belunr dipasarrg Sarana BantuNavigasi-Pciayaran, belum diumunrka.n melalui maklumatPelayaran, stasiun radio pantai, dan berita pelaut Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 sehinggamengakibatkan tedadinya kecelakaan Kapal, pemilik Kapalatau operator Kallal wajib nrembayar ganti rugi kepetdapihak yang mengalami lcecelakaan dan kerugia:r pihak lainsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-unda.ngan.

Pasal 156

(1) Pemilik Kerangka Kapal ';vajib merryingkirl<anKerangka Kaoal dan/atau muatannya ke tempat lainyang ditentukan oleh Menteri.

SK No 092674 A

(2) Penyingkiran...

Page 105: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 105-

(2) Penyingkiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus dilakukan paling lama 180 (seratus delapanpuluh) hari kalender sejak Kapal tenggelam.

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (21 pemilik Kapal belum melaksanakanpenyingkiran Kerangka Kapalnya, penyingkiranKerangka Kapal wajib dilakukan oleh Menteri atasbiaya pemilik Kerangka Kapal.

(41 Pemilik Kerangka Kapal yang lalai melaksanakanpenyingkiran Kerangka Kapalnya dalam jangka waktusebagaimana dimaksud pada ayat (21 sehinggamengakibatkan terjadinya kecelakaan Kapal, wajibmembayar ganti kerugian kepada pihak yangmengalami kecelakaan.

Pasal 157

(1) Dalam hal posisi Kerangka Kapal dan/atau muatannyasangat membahayakan keamanan dan keselamatanberlayar, mengganggu kelancaran operasionalPelabuhan, dan/atau pencemaran lingkunganmaritim, Syahbandar dapat memerintahkan kepadapemilik Kapal untuk segera mengangkat ataumenyingkirkan Kerangka Kapal dan/atau muatannya.

(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penangananpengangkatan atau penyingkiran Kerangka Kapaldan/atau muatannya diatur dengan PeraturanMenteri.

Pasal 158

(1) Kegiatan Saluage dilakukan terhadap Kerangka Kapaldan/atau muatannya yang mengalami kecelakaanatau tenggelam.

(21 Pelaksanaan kegiatan Saluage sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus memenuhi persyaratan teknis yangmeliputi:

SK No 078459 Aa. metode

Page 106: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 106-

a. metode kerja;

b. kelengkapan peralatan; dan

c. tenaga kerja.

(3) Setiap pelaksanaan kegiatan SaluaEe sebagaimanadimaksud pada ayat (2) wajib mendapat PerizinanBerusaha dari Menteri.

Pasal 159

(1) Kegiatan Saluage sebagaimana dimaksud dalam Pasal158 ayat (1) dilakukan untuk:

a. memberikan pertolongan terhadap Kapaldan/atau muatannya yang mengalami kecelakaanKapal atau dalam keadaan bahayh;

b. - ' mengangkat atau menyingkirkan I(erangka Kapaldan/atau muatannya; dan/atau

c. mengangkat atau menyingkirkan rintanganbawah air atau benda lainnya.

(21 Rintangan bawah air atau benda lainnya sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. benda yang ticlak secara permanen dipasang diperairan; dan

benda lain yang berasal clari selain kegiatanPelayaran.

(3) Kegiatan Saluage sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilal,:sanakan dengan cara:

b

a.

b.

c

d

e

survei;

pemindzrhan muatan dan/atau baharr(cargo aid fuel transferringl;

penarikan (towingl;

pengapun gan (refloating) ; darr / atau

perrrotongan, penutuhan (scrappirtg),penghancuran.

bakar

SK No 092676 APasal 160

atau

Page 107: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-to7-

Pasal 16O

(1) Pelaksanaan kegiatan Saluaoe sebagaimana dimaksuddalam Pasal 159 ayat (1) terhadap Kapal berbenderaIndonesia yang mengalami musibah kandas dapatdilakukan sendiri oleh pemilik Kapal atau operatorKapal berbendera Indonesia dan /atau Badan UsahaSaluage dan/atau Pekerjaan Bawah Air untukmenangarrinya.

(21 Dalam hal kegiatan Saluage membutuhkan kecepatanbertindak yang disebabkan kecelakaan Kapal yangdapat mengganggu keselamatan Pelayaran danoperasional Pelabuhan, pemilik Kapal atau operatorKapal berberrdera Indonesia atau Badan UsahaSaluage dan/atau Pekerjaan Bawah Air claparmelakukan segera kegiatan Saluage dan '*,ajibmelaporkan tindakan yang telah dilakukan kepadaMenteri.

(3) Dalam walrtu L x 24 (satu kali dua puluh empat) jamsejak diiakukan kegiatan Saluagq pernilik Kapal atauoperator Kapal berbendera Indonesia atau BadanUsaha Saluage dan/atau Pekerjaan Bawah Airmengajukan permohonan Perizinan Berusaha.

Pasal 161

(1) Kegiatan Pekerjaan Bawah Air dapat dilakukan untukbangtinarr

.atau instalasi di pera.iran.

(2) Bangunan sebagaimana dimaksucl- pada ayat (1)meliputi:

a. bangunan lepas pantai (offshorel; dan/ataub. kabel saluran udara.

(3) Instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:

a. pipa barvah air; dan/ataub. kabel bawah air.

SK No 092677 A

(4) Pelaksanaan

Page 108: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-r08-

(4) Pelaksanaan kegiatan Pekeda-an Bawah Airsebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhipersyaratan teknis yang meliputi:a. metode kerja;

b. kelengkapan peralatan; dan

c. tenaga kerja.(5) Setiap pelaksanaan kegiatan Pekerjaan Bawah Air

sebagain^ana dimaksud pada ayat (li urajib mendapatPerizinan Berusaha.

Pasal 162

(1) Bangunan atau instalasi di perairan s.-bagaimanadimaksud dalam Pasal 161 ayat (1) pating sedikit harusmemenuhi persyaratan:

a. penempatan, pemendaman, dan penandaan;

b. tidak menimbulkan kerusakan terhadapbangunan atau instalasi Sarana Berntu Navigasi-. Pelayaran dan fasilitas Telekomunikasi-Pelayaran;

c. memperhatikan ruang bebas dalampembangunan kabel saluran udara dan/ataujembatan; dan

d. mernperhatikan koridor pemasangan kabel danpipa bawah larrt.

(21 Setiap pembanguri.o.rl dan/atau pemindahan dan/ataupembongl<aran bangunan atau instalasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) .r'rajib' menr.lapat perizinanBerusaha

Pasal 163

(1) Pemendarnan dilakukan terhadap instalasi di perairansebagaimana dirnaksud dalam Pasal 162 ayat (1) hurufa terdiri atas:

a. pipa bawah air; dan

b. kabel bawah air.

SK No 092678 A

(2) Pemendaman...

Page 109: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-109-

(21 Pemendaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. pipa bawah air:

1. dari garis pantai menuju arah lepas pantaisampai dengan kedalaman perairan kurangdari 20 (dua puluh) meter, pipa bawah airharus dipendam 2 (dua) meter di bawahpermukaan dasar perairan (nafiiral seabed);

2. pada perairan mulai dari kedalaman 2O (duapuluh) meter atau lebih, pipa bawah airdapat digelar di atas permukaan dasarperairan (natural seabed) dan harusdiusahakan tetap stabil pada posisinya; dan

3. pemendaman harus duduk stabil padaposisinya.

b. kabel bawah air:

dari garis pantai menuju arah lepas pantaisampai dengan kedalaman perairan 10(sepuluh) meter, kabel bawah air harusdipendam 2 (dua) meter di bawahpermukaan dasar perairan (natural seabed);pada perairan mulai dari kedalaman 10(sepuluh) meter sampai 15 (lima belas)meter, kabel bawah air harus dipendam 1

(satu) meter di bawah permukaan dasarperairan (natural seabed);pada perairan yang kedalamannya lebihdari 15 (lima belas) meter dan kurang dari28 (dua puluh delapan) meter, kabel bawahair harus dipendam 0,5 (nol koma lima)meter sedangkan pada perairan yangkedalamannya lebih dari 28 (dua puluhdelapan) meter kabel bawah air dapatdigelar di atas permukaan dasar perairan(natural seabed) dan harus diusahakantetap stabil pada posisinya; danpemendaman harus duduk stabil padatempatnya.

1

2

3

4

SK No 078460APasal 164

Page 110: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 110 -

Pasal 164

(1) Pada lokasi tertentu, pembangunan instalasi diperairan dapat dilakukan tanpa harus dilakukanpemendaman setelah dilakukan kajian penilaianrisiko.

(2) Lokasi tertentu sebaga.imana dimaksud pada ayat (1)terdiri atas:

a. dasar perairan yang keras (batu atau karang);

b. persilangan dengan instalasi yang sudah ada;

c. pengaruh terhadap daya hantar; dan

d. daerah lain sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 165

(1) Pemberian Perizinan Berusaha membangun kabelsaluran udara di atas perairan diberikan oleh Menterisetelah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. administrasi; dan

b. teknis.

(21 Pembangrnan kabel saluran udara di atas perairansebagaimana di,naksud pada ayat (1) wajibmemperhatikan ruang bebas.

(3) Pemilik kabel salrrran udara di atas perairan yang telahmemperoleh Perizinan Benrsaha wajib melaksanakankegiatan membangun kabel saluran udara dalamjangka waktu 12 (dua belas) bula.n sejak PerizinanBerusaha diterbitkan.

SK No 092680 A

Pasal 166

Page 111: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 111-

Pasal 166

(1) Dalam hal pemilik bangunan atau instalasi di perairantidak membangun dalam jangka waktu paling lama 12(dua belas) bulan sejak Perizinan Berusahaditerbitkan, pemilik bangunan dan/atau instalasi diperairan dapat mengajukan permohonanperpanj an gan P erizinan Berusaha.

(21 Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan setelah rnendapat pertimbangan teknis.

BAB VII

SURAT DOKUMEN DAN WARTA KAPAL

Pasal 167

(1) Dalam waktu paling lambat Lx24 (satu kali dua puiuhempat)jam sebelum Kapal tiba, pemilik Kapal, operatorKapal, atau Nakhoda rvajib mcnyampaikan l<epadaSyahbandar pemberitahuau kedatangan Kapal dengandilampiri dokumen berupa:

a. surat Kapal;

b. dokumen Kapal; dan

c. warta Kapal.

(21 Surat dan dokumen Kapal sebagaimanzt dimarsudpada ayat (1) huruf a dan huruf b disampaikan olehpemilik Kapal, operator Kapal, atau Nakhoda secarhmanual atau elektronik sebelum Kapal tiba diPelabuhan untuk clilakukan pemeriksaan.

(3) Warta Ka.pal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c disampaikan dan ditandatangani oleh Nakhodasecara manual atau elektronik.

SK No 092681 A

Pasal 168

Page 112: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-tt2-Pasal 168

(1) Syahbandar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 167ayat (1) melakukan pemeriksaan atas kelengkapansurat, dokumen, dan warta l(apal.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan untuk memverifikasi masa berlaku suratKapal dan dckumen Kapal.

(3) Syahbandar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak bertanggung jawab atas keabsahan surat dandokumen Kapai.

(4) Dalam hal berdasarkan pemeriksaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) surat, dokurnen, dan wartaKapal dinyatakan lengkap. Syahbandar memberikanpersetujuan kegiatan Kapal di Pelabuhan.

Pasal 169

(1) Setelah dilakr-rkan , pemeriksaan sebagaimanadimaksud daiam Pasal 168 ayat (1) surat, dokumen,dan warta Kapal disimpan oleh Syahbandar untukdiserahkan kembali bersamaan derrgan diterbitkannyasurat persetujuan, berlayar.

(2) Penyerahan kembali surat dan dokumen Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuksurat dan dokumen Kapal yang disampaikan secaramanual.

(3) Da.lam penyimpanan surat, dokumen, dan warta Kapalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) Syahbandar

' harus menyediakan sistem penyimpanan secaraelektronik dan/atau te:npat penyimpanan (arsip).

BAB VIII

IUANAJEMEN KEAMANAN KAPAL

Pasal 170

(1) Manajemen keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhandiberlakukan untuk:

SK No 092682A

a. Jerrls

Page 113: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

IIRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 113 -

a. jenis Kapal berbendera Indonesia yangmelakukan Pelayaran internasional meliputi:1. Kapal penumpang, termasuk Kapal

penumpang yang berkecepatan tinggi;2. Kapal barang, termasuk Kapal barang yang

berkecepatan tinggi dan memiliki grosstonnage lebih atau sama dengan GT 500 (limaratus gross tonnage); dan

3. unit pengeboran lepas pantai yangbergerak/berpindah (mobile offshore dillingunit).

b. Fasilitas Pelabuhan yang melayani Kapal barangsebagaimana dimaksud dalam huruf a angka 2meliputi Terminal yang dikelola oleh Badan UsahaPelabuhan, Terminal Khusus, dan Terminaluntuk Kepentingan Sendiri, fasilitas migas lepaspantai dan area alih muat Kapal ke Kapal.

(2) Fasilitas Pelabuhan yang tidak termasuk dalamketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufb disebabkan Fasilitas Pelabuhan telah berinteraksidengan Kapal yang telah memenuhi ketentuan Koda,dikenai penerapan manajemen keamanan Kapal danFasilitas Pelabuhan dengan mengajukan permohonanatau rekomendasi kepada Koordinator PSC.

Pasal 171

(1) Otoritas yang ditunjuk untuk melaksanakan Kodamemiliki tanggung jawab untuk:a. menetapkan Tingkat Keamanan Kapal dan

Fasilitas Pelabuhan secara nasional;b. menyetujui SSA dan PFSA termasuk

perubahannya;c. menyetujui SSP dan PFSP termasuk

perubahannya;d. menentukan Fasilitas Pelabuhan yang akan

dipersyaratkan untuk menerapkan Koda;

e. melakukan pengawasan dan mengambil langkahuntuk implementasi Koda;

f. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadapRSO; dan

SK No 078461 A

g. menetapkan

Page 114: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-tt4-g. menetapkan persyaratan DoS.

(21 Selain tanggung jawab sebagaimana dimaksud padaayat (1), otoritas yang ditunjuk memiliki kewenangan:a. menerbitkan dan mencabut ISSC dan SoCPF; danb. menetapkan dan mencabut surat penetapan

sebagai RSO.

(3) Otoritas yang ditunjuk sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan oleh Menteri.

Pasal 172

(1) Untuk melaksanakan keamanan dan ketertiban diPelabuhan, Koordinator PSC membentuk PSC.

(21 Pembentukan PSC sebagaimana dimaksud pada ayat(1) melibatkan seluruh unsur terkait di Pelabuhan dandituangkan dalam Keputusan Kepala Unit PelaksanaTeknis tentang pembentukan PSC.

(3) Unsur terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (21

meliputi wakil dari:

a. Kantor Kesyahbandaran Utama, KantorKesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, KantorKesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan KhususBatam, atau Kantor Unit PenyelenggaraPelabuhan Pemerintah Pusat;

b. Kantor Otoritas Pelabuhan Utama;

c. distrik navigasi;

d. bea cukai;

e. imigrasi;

f. Tentara Nasional Indonesia;

g. Kepolisian Negara Republik Indonesia;

h. karantina;

i. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan;

j. Badan Usaha Pelabuhan, pengelola TerminalKhusus, atau pengelola Terminal untukKepentingan Sendiri;

k. Pemerintah Daerah; dan

1. pihak lain yang terkait.

Pasal 173...SK No 078462 A

Page 115: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLTK INDONESIA

- 115 -

Pasal 173

(1) Koordinator PSC memiliki tanggung jawab:

a. mengoordinasikan pelaksanaan keamanan danketertiban Pelabuhan sesuai ketentuan standarinternasional;

b. men)rusun Port Secuitg Assessment/PSA dan PortSecuity PlanlPSP;

c. men5rusun jaring koordinasi, komunikasi, daninformasi di Pelabuhan;

d. mengambil tindakan yang sesuai denganketentuan terhadap interaksi setiap Kapal yangtelah/belum/tidak memiliki ISSC denganFasilitas Pelabuhan yang telah/belum/tidakmenerapkan ketentuan Koda;

e. melaksanakan pengawasan, monitoring, danpembinaan program keamanan FasilitasPelabuhan; dan

f. melakukan pemeriksaan atau inspeksi rutin dansewaktu-waktu terkait implementasi Kodaterhadap Fasilitas Pelabuhan yang berada diwilayah kerjanya.

(21 Selain tanggung jawab sebagaimana dimaksud padaayat (1) Koordinator PSC juga memiliki kewenangan:

a. menentukan dan menetapkan Tingkat Keamanandi Pelabuhan dengan mempertimbangkanancaman atau Insiden Keamanan yang terjadi;

b. menentukan dan mengambil langkah keamananyang sesuai dengan Tingkat Keamanan yang akandan/atau sedang terjadi .di Pelabuhan;

c. memasuki Fasilitas Pelabuhan untuk memintainformasi dan hal lain yang terkait dalam halpenerapan Koda;

d. meminta bantuan kepada pihak KepolisianNegara Republik Indonesia dan/atau TentaraNasional Indonesia pada Tingkat Keamanan 2dan/atau Tingkat Keamanan 3, jika diperlukan;dan

e. memberikan sanksi administratif atasketidakpatuhan atau pelanggaran ketentuankeamanan Fasilitas Pelabuhan.

Pasal I74 ...SK No 078463 A

Page 116: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

trRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 116 -

Pasal 174

(1) Koordinator PSC melaksanakan penilaian keamananPelabuhan (Port Secuitg Assessment/PSAl, yongdisusun dengan mempertimbangkan jenis danskenario ancaman, aset, dan infrastruktur pentingserta kelemahan keamanan di wilayah Pelabuhansecara keseluruhan.

(21 Setelah pelaksanaan penilaian keamanan Pelabuhan(porl seanrity assessment/PSA), Koordinator PSCmenyusun Rencana Keamanan Pelabuhan (portseanitg planlPSP) yang meliputi rencana keamanandari seluruh Fasilitas Pelabuhan yang berada diwilayah kerjanya.

(3) Penyusunan rencana keamanan pelabuhan lportseanity planlPSPl harus mempertimbangkan risikokeamanan Pelabuhan secara keseluruhan yangdiidentifikasi dalam penilaian keamanan Pelabuhan(port seanrity assessment/PSAI dan sumber dayamanusia, peralatan, dan prosedur keamanan diseluruh Fasilitas Pelabuhan.

(41 Penilaian keamanan Pelabuhan (port secuityassessment/PS\) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat dilaksanakan oleh RSO dan/atau tim yangdibentuk oleh PSC.

(5) RSO dapat memberikan bantuan pada saatpenyusunan rencana keamanan pelabuhan @ortsecuitg planlPSPl.

Pasal 175

(1) Otoritas yang ditunjuk dapat melimpahkan tugastertentu terkait penerapan Koda kepada RSO.

(21 Badan Usaha yang mendapatkan penetapan sebagaiRSO harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. badan hukum Indonesia berbentuk perseroan

terbatas yang bergerak di bidang konsultansimanajemen keamanan kapal dan FasilitasPelabuhan yang dibuktikan dengan aktapendirian yang mendapat pengesahan dariMenteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang hukum;

b. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;

SK No 078464 Ac. memiliki . .

Page 117: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-tt7-

c. memiliki paling sedikit 1 (satu) orang tenaga ahliyang dibuktikan dengan sertifikat dan memilikipengetahuan tentang Koda untuk masing-masingbidang yang meliputi:

1. keamanan;

2. perkapalan;

3. Kepelabuhanan;

4. manajemen risiko; dan

5. intelijen.

(3) Penunjukan sebagaimana dimaksud pada ayat (21

berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjangsetelah memenuhi persyaratan secara administrasidan teknis sebagai RSO.

(41 Tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2\

huruf c berkewarganegaraan Indonesia dan hanyadapat didaftarkan dalam 1 (satu) RSO.

Pasal 176

(1) Tugas dan kewenangan RSO adalah:

a. men1rusun SSA dan PFSA;

b. membantu penyusunan SSP dan PFSP; dan

melaksanakan training IMO model course yangdiwajibkan terhadap personel FasilitasPelabuhan, perwira keamanan perusahaan, daninternal Auditor ISPS Code.

(2) Dalam melaksanakan tugas dan kewenangan terhadappelaksanaan Koda, dapat dilaksanakan oleh RSO

setelah mendapatkan surat penetapan RSO dariMenteri.

C

SK No 078465 A

(3) Selain

Page 118: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

a.

b

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 118 -

(3) Selain tugas dan kewenangan sebagaimana dimaksudpada ayat (2), RSO dapat membantu pelaksanaan dill,exercise, dan kegiatan lain yang diwajibkan kepadapihak Kapal dan/atau Fasilitas Pelabuhan sesuaidengan persyaratan.

RSO yangkewajiban:

Pasal 177

telah mendapat penetapan mempunyai

melaksanakan peraturan mengenai perjanjian kerjadan jaminan sosial sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;

menyampaikan setiap rencana dan laporan kegiatankepada Menteri paling lama 2 (dua) minggu sebelumdan setelah selesainya kegiatan;

menyampaikan laporan berkala setiap 6 (enam) buiantentang kegiatan perusahaan kepada Menteri; dan

melaporkan secara tertulis kepada Menteri setiap kaliterjadi perubahan akta dan/atau alamat perusahaandan/atau perubahan tenaga ahli.

Pasal 178

(1) Pelaksanaan SSA dan penyusunan SSP dapatdilaksanakan oleh CSO dan/atau oleh pihak yangditunjuk oleh manajemen perusahaan.

(21 CSO harus memastikan bahwa pihak yang ditunjukoleh manajemen perusahaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) mempunyai kemampuan danpengetahuan untuk mengevaluasi/menilai danmerencanakan keamanan Kapal.

(3) RSO dapat melaksanakan SSA dan membantumenyusun SSP, namun tidak dapat melakukanpengkajian dan persetujuan terhadap hasilpelaksanaan SSA dan bantuan penJrusunan SSP yangdikerjakan oleh RSO.

(41 SSA dan SSP harus clibuat dalam 2 (dua) versi bahasayaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

c

d

SK No 078466 A

Pasal 179

Page 119: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 119 -

Pasal 179

(1) SSA harus memuat:a. identifikasi langkah pengamanan prosedur dan

operasional yang ada;

b. identifikasi dan evaluasi operasional Kapal yangpenting untuk dilindungi;

c. identifikasi ancaman dan kemungkinanterjadinya terhadap operasional penting Kapaluntuk menetapkan dan memprioritaskan langkahpengamanan;

d. identifikasi kelemahan pengamanan di Kapaltermasuk faktor manusia, sarana dan prasataraa,serta kebijakan dan prosedur;

e. identifikasi dampak yarrg dapat ditimbulkan olehancaman;

f. penilaian risiko keamanan; dang. identifikasi langkah mitigasi keamanan.

(21 Elemen yang harus dinilai pada saat pelaksanaan SSAmeliputi:

a. pengamanan fisik Kapal;b. integritas struktural Kapal;c. sistem pelindungan bagi semua Awak Kapal;d. kebijakan dan prosedur pengamanan;e. radio dan sistem komunikasi, termasuk sistem

komputer dan jaringarr; dan

f. area lain yang apabila dirusak atau digunakanuntuk hal terlarang akan menimbulkan risikoterhadap orang, barang, dan kegiatan operasionaldi Kapal atau F'asilitas Pelabuhan.

(3) Setiap pelaksanaan SSA dapat mengembangkanmetodologi sendiri dengan tetap berpedoman padametodologi umum SSA sebagai berikut:

a. pra penilaian yaitu melalcukan pengumpulandata;

b. survei lapangan (on-scene seatritg suruegl yaitumelakukan survei langsung ke objek;

SK No 092690 Ac.strategi...

Page 120: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t20-

c. strategi mitigasi yaitu melakukan langkahperbaikan untuk mengurangi kemungkinanancaman; dan

d. kesimpulan dan rekomendasi.

(4) Format hasil pelaksanaan SSA harus memuat:

a. lembar persetujuan;

b. metodologi yang digunakan;

c. gambaran umum dan detail kondisi Kapal saatdilakukan SSA;

d. hasil penilaian keamanan Kapal; dan

e. kesimpulan dan rekomendasi.

(1) ssP

a.

b.

c.

d.

e.

f.

ob'

Pasal 180

harus memuat:

langkah pengamanan untuk mencegah masuknyasenjata, bahan, atau barang berbahaya, dan alatyang dapat digunakan untuk membahayakanorang, Kapal, atau Pelabuhan;

identifikasi area terbatas dan langkah pencegahanmasuknya orang yang tidak berkepentingan keareet terbat.as tersebut;

langkah untuk mencegah masuknya orang yangtidak berkepentingan ke Kapal;

prosedur untuk merespons ancaman ataupelanggarair keanranan termasuk ketentuanuntuk menjaga operasional penting di Kapal atauinteraksi Kapal atau Fasilitas Pelabuhan;

prosedur untuk merespons setiap instruksikeamanan dari otoritas yang 'ditunjuk yangmuqgkin diberikan pada Tingkat Keamanan 3;

prosedur untuk evakuasi saat terjadi ancamankeamanan dan pelanggaran keamanan;

tugas dari SSO yang ditunjuk untuk bertanggungjawab terhadap kearnanan dan tugas Arvak Kapallainnya teriradap aspek keamanan Kapal;

SK No 092730 A

h.prosedur...

Page 121: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t2t-

h. prosedur untuk mengaudit kegiatanpengamanan;

i. prosedur untuk training, dill, dan exercise yangmerupakan satu kesatuan dengan SSP;

j. prosedur interaksi dengan kegiatan pengamananFasilitas Pelabuhan;

k. prosedur untuk Kaji Ulang secara berkala danpemutakhiran SSP;

1. prosedur pelaporan untuk setiap InsidenKeamanan;

m. identifikasi SSO;

n. identifikasi CSO meliputi nama, suratpenunjukan dari manajemen, email, nomortelepon seluler, dan kantor yang dapat dihubungi24 (dua puluh empat) jam;

o. prosedur untuk memastikan pemeriksaan,pengujian, kalibrasi, dan pemeliharaan dari setiapperalatan keamanan yang terdapat di atas Kapal;

p. frekuensi pengujian atau kalibrasi setiapperalatan keamanan yang ada di atas Kapal;

q. identifikasi lokasi titik pengaktifan sistem siagapengamanan Kapal (ship seanitg alertsgstem/SSAS); dan

r. prosedur, instruksi, dan petunjuk dalammenggunakan sistem siaga pengamanan Kapal(ship seanritg alert sgstem/SSAS) termasukpengujian, pengaktifan, dan penonaktifan sertapengaturan kembali dan untuk membatasiterjadinya peringatan palsu.

(21 Selain memuat hal sebagaimana dimaksud pada ayat(1) SSP harus memuat keterangan sebagai berikut:a. struktur organisasi pengamanan Kapal;

b. hubungan antara Kapal dengan perusahaan,Fasilitas Pelabuhan, Kapal lainnya, serta instansiterkait yang bertanggung jawab di bidangkeamanan;

c. prosedur DoS;

SK No 078467 A

d. sistem .

Page 122: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t22-

d. sistem komunikasi yang berkelanjutan dan efektifdi Kapal dan antara Kapal dengan Kapal lainnyatermasuk dengan Fasilitas pelabuhan;

e. langkah pengamanan untuk Tingkat Keamanan 1

meliputi kesiapan pengamanan operasional danfisik;

f. langkah pengamanan tambahan yangmemungkinkan Kapal dapat segera bertindak keTingkat Keamanan 2 dan jika perlu ke TingkatKeamanan 3;

g. melaksanakan Kaji Ulang atau audit secaraberkala terhadap .SSP maupun perubahannyasebagai akibat dari penrbahan keadaan; dan

h. prosedur pelaporan kepada otoritas yangditunjuk.

(3) Format SSP harus memuat hal sebagai berikut:

a. lembar persetujuan;

b. Kaji Ulang dan perubahan;

c. prosedur keamanan pada setiap TingkatKeamanan dan prosedur meirghadapi keadaandarurat;

d. data kontak pemilik Kapal dan operator Kapal;e. detail data clan garnbar Kapal dan penandaan area

terbatas dan area umum;f. identifikasi personel, kontrol tamrr, dan

rekrutmen Kapal;

g. daftar inventaris dan pemeliharaan peralatankeamanan yang ada di atas Kapal dan peralatankomunikasi; dan

h. laporan dan dokumen traintng, drill, exercise, DoS,pre-arriual notifi"cation securitg, lnsidenKeamanan, ser la hal terkait lainnya.

(4) SSP harus secal'a periodik dikaji ulang paling sedikit.l(satu) kali dalarn 12 (dua belas) bulan.

(5) Perubahan terhaoap SSA dan/atau SSp harusdisahkan t-rleh otoritas yang ditunjuk.

SK No 092693 A

Pasal 181 .

Page 123: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-r23-

Pasal 181

(1) Pelaksanaan PFSA hanya dapat dilaksanakan olehRSO yang telah mendapat penetapan dari Menteri.

(2) Penyusunan PFSP dilaksanakan oleh PFSO serta dapatdibantu oleh RSO jika Ciperlukan.

Pasal 182

(1) PFSA harus rnemuat:

a. identifikasi dan evaluasi infrastruktur serta asetpenting untuk dilindungi;

b. identifikasi ancarqan yang mungkin terjaditerhadap aset dan infrastruktur sertakemungkinan terjadinya, untuk menentukern danmemprioritaskan langkah keamanan;

c. identifikasi, pemilihan, dan prioritas tinciakanpencegahan serta penrbahan prosedttral sertati.ngkat efektifitasnya dalam mengurangikerentanan; dan

d. identifikasi kelemahan termasuk faktor manusiadi dalam infrastrul<tur, keotakan, dan prosedur.

(21 Elemen yang harus cltnilai pada saat pelaksanaanPFSA sebagai berikut:

a. pellgamanarr fisik;

b. keutuhan strril<tur;

c. sister pelindungan persont:l;

d. kebijakan clan prosedrir p€rlgarriir:lan;

e. radio dan sistem komunikasi termasuk sistemkomputer dan jaringan;

f. infrastruktur transportasi yang relevan;g. utilitas; danh. area lain yang apabila dirusak atau digttnakarr

untuk hal terlarairg akan menimbulkan rislkoterhadap orang, barang, dan kegia.tan di FasilitasPelabuhan.

SK No 092(t94 A

(3) Setiap

Page 124: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-r24-

(3) Setiap pelaksanaan PFSA dapat mengembangkanmetodologi sendiri, dengan tetap berpedoman padametodologi umum PFSA sebagai berikut:a. pra penilaian yaitu melakukan pengumpulan

data;b. survei lapangan yaitu melakukan survei langsung

kepada objek;c. strategi mitigasi yaitu melakukan langkah

perbaikan untuk mengurangi kemungkinanancaman; dan

d. kesimpulan dan rekomendasi.(4) Format hasil pelaksanaan PFSA secara umum harus

memuat hal sebagai berikut:a. lembar persetujuan;b. metodologi yang digunakan;c. gambaran umum dan detail kondisi Fasilitas

Pelabuhan saat dilakukan PFSA;

d. hasil pelaksanaan PFSA; dane. kesimpulan dan rekomendasi.

Pasal 183

(1) PFSP harus memuat:a langkah yang dirancang untuk mencegah senjata,

unsur, dan alat yang berbahaya yangdimaksudkan untuk digunakan terhadap orang,Kapal, atau Fasilitas Pelabuhan yang tidakdiperbclehkan dibawa ke Fasilitas Pelabuhan atauke atas Kapal;tindakan yang dirancang untuk mencegah aksestanpa izin ke Fasilitas Pelabuhan, ke Kapal yangditambatkan di fasilitas, dan ke area rerbatasFasilitas Pelabuhan;prosedur untuk merespons ancarnan keamananatau pelanggaran keamanan, termasuk ketentuanuntuk menjaga kegiatan penting FasilitasPelabuhan atau interaksi Kapal di Pelabuhan;

b

SK No 092731 A

c.

d.prosedur...

Page 125: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t25-

d. prosedur untuk merespons instruksi keamananyang disampaikan oleh otoritas yang ditunjukpada Tingkat Keamanan 3;

e. prosedur untuk evakuasi dalam hal terdapatancaman keamanarr atau pelanggaran keamanan;

f. tugas pcrsonel Fasititas Pelabuhan yang ditunjukbertanggung jawab masalah keamanan dan tugaspersonel fasilitas lainnya terkait aspek keamanan;

g. prosedur untuk interaksi dengan kegiatanpengamanan Kapal;

h. prosedur Kaji Ulang dan pemutakhiran PFSPsecara berkala;

i. prosedur untuk melaporkan Insiden Keamanan;

j. identifikasi PFSO dan rincian korrtak 24 (duapuluh enrrpat)jam; "

k. langkah intuk memastikan keamanan informasiyang terd.rpat dalarn PFSP;

1. langkah yang dirancang untuk memastikanefektivitas keamanan rnuatan dan peralatanpenanganan muatan di Fasilitas Pelabuhan;

m. prosedur untuk mengauCit PFSP;

o

prosedur untuk merespons jika sistem siagapengamanan Kapal (ship seatrity alertsystem/SsAs) suatu Kapal yang sedang berada. diFasilitas Pelabuhan telah diaktifkan; dan

prosedur untrrk memfasilitasi kunjungan ke daratbagi Awak Kapal atanr pergantian Awak Kapal,terrnasuk akses pe4gunjung ke Kapal yangmencakup perwakilan kesejahteraan pelaut danorganidasi buruh.

n

(2) Selain memuat sebagairnana dimaksud pada ayat (1)

PFSP juga harus memttat:

rincian organisasi keamanan Fasilitas Pelabuhan;

SK No 092696 A

a.

b.hubungan...

Page 126: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t26-

b. hubungan organisasi keamanan FasilitasPelabuhan dengan instansi terkait lainnya dansistern komunikasi yang diperlukan untukmemungkinkan komunikasi yang efektif danberkesinambungan antara organisasi keamananPasilitas Pelabuhan dengan instansi laintermasuk dengan Kapal di Fasilitas Pelabuhan;

c. rincian langkah dasar Tingkat Keamanan 1 baikoperasional maupun fisik yang selalu diterapkan;

d. rincian langkah keamanan tambahan yangmemungkinkan Fasilitas Pelabuhan dapat segerabergerak ke Tingkat Keamartart 2, dan jika perluke Tingkat Keamanan 3;

e. Kaji Ulang berkala atau audit PFSP atauperubahannya sebagai respons dari perubahanyang terjadi; dan

f. rincian prosedur pelaporan aktifitas keamanankepada Koordinator PSC.

(3) Format PFSP harus metnuat hal sebagai berilut:a. lembar persetujuan PFSP;

b. lembar Kaji Ulang dan perubahan;

c. strukt-ur organisasi keamanan FasilitasPelabuhan dan PSC beserta rincian kontak;

d. rincian gambar Fasilitas 'Pelabuhan danpenandaan area terbatas dan area umum;

e. prosedur pengawasan di titik akses untuk setiapTingkat Keamanan;

f. prosedur D€rrEr.ngs.fro.r1 muatan untuk setia.pTingkat Keamanan;

g. prosedur barang yang tidak didampingi pemilikuntuk setiap Tingkat Keamanan;

h. prosedur pengiriman perbekalan ke Kapal untuksetiap Tingkat Keamanan;

i. prcsedur pengawasan keainanan di FasilitasPelabuhan untuk setiap ;fingkat Keamanan;

j. prosedur keamanan lainnya yang dianggap perludi setiap Tingkat l(eamanan;

SK No 092697 A

k.prosedur...

Page 127: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t27-

k. prosedur menghadapi keadaan darurat;l. daftar inventaris dan pemeliharaan peralatan

keamanan dan komunixasi;m. format dokumen dan laporan training, drill,

exercise, DoS, pre-arciual notifrcation seq.titg, danInsiden Keamanan serta hal terkait lainnya; dan

n. format dokumen audit internal.(4) PFSA harus secara periodik dikaji ulang paling sedikit

1 (satu) kali dalam t2 (dua belas) bulan denganmempertimbangkan perubahan ancaman keamanandan/atau perubahan yang terjadi di FasilitasPelabuhan terkait aspek operasional.

(5) PFSP harus secara periodik'dikaji ulang paling sedikit1 (satu) kali dalam 12 (dua belas) bulan dan/atausebagai tindak lanjut hal dibawah ini: .

a. terdapat perubahan pada PFSA;

b. dalam audit internal dan/atau verifikasi dan/atauinspeksi oleh otoritas yang ditunjuk ditemukanelemen dari PFSP yang sudah tidak relevan;

c. terjadi Insiden Keamanan yang melibatkanFasilitas Pelabuhan; dan

d. pelaksanaan dnt atau exercise yang berskalabesar.

Pasal 184

(1) Personel yang bertanggung jawab terhadap keamananKapal terdiri atas:

a. CSO; dan

b. sso.(21 Personel yang bertanggung jarvab terhadap keam.anan

Fasilitas Pelabuhan yaitu PFSO.

Pasal 185

(1) Perusahaan angkutan laut nasional wajib menunjukCSO.

SK No 092698 A

(2)CSO...

Page 128: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t28-

(21 CSO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatbertanggung jawab untuk 1 (satu) Kapal atau lebihberdasarkan jumlah Kapal dan kebijakan manajemen.

(3) Perusahaan angkutan laut nasional dapat menunjuklebih dari 1 (satu) CSO dan wajib menentukan Kapalyang menjadi tanggung jawab masing-masing CSO.

(4) Untuk ditetapkan menjadi CSO harus memenuhipersyaratan sebagai berikut:

a. memiliki bukti penunjukan dari perusahaanangkutan laut nasional;

b. memiliki keterampilan yang dibuktikan dengansertifikat CSO; dan

c. melaksanakan pemutakhiran terhadap sertifikatCSO setiap 3 (tiga) tahun.

Pasal 186

Tugas dan tanggung jawab CSO meliputi

a. menginformasikan tingkat ancaman yang mungkindihadapi oleh Kapal dengan menggunakan penilaiankeamanan yang tepat dan informasi relevan lainnya;

b. memastikan SSA telah dilaksanakan;

c. memastikan pengembangan, penyampaian untukpersetujuan, serta penerapan dan pemeliharaan SSP;

d. memastikan SSP dimodifikasi yang sesuai untukmengoreksi kekurangan dan memenuhi persyaratandari masing-masing jenis Kapal;

e. mengatur pelaksanaan audit internal dan Kaji Ulangterhadap SSA dan SSP;

f. mempersiapkan pelaksanaan verifikasi oleh otoritasyang ditunjuk;

g. memastikan pemenuhan kekurangan danketidaksesuaian audit internal dan Kaji Ulang;

h. meningkatkan kesadaran dan kewaspadaankeamanan;

SK No 078468 A

i. menjamin

Page 129: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

l.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-r29-

menjamin pelatihan yang cukup dan sesuai untukpersonel yang bertanggung jawab terhadap keamananKapal;menjamin keberhasilan komunikasi dan kerjasama4ntara SSO dan PFSO terkait;memastikan kesesuaian antara persyaratankeamanan dan persyaratan keselamatan; danmemastikan bahwa pengaturan alternatif atau setarayang telah disetujui untuk sebuah atau sekumpulanKapal tertentu telah diterapkan.

Pasal 187

(1) Perusahaan angkutan laut nasional wajib menunjukSSO untuk setiap Kapal yang menerapkan Koda.

(21 Untuk ditetapkan menjadi SSO harus memenuhipersyaratan sebagai berikut:a. memiliki bukti penunjukan dari perusahaan

angkutan laut; danb. memiliki bukti keterampilan SSO yang dapat

diakses melalui laman resmi kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang Pelayaran.

Pasal 188

Tugas dan tanggung jawab SSO sebagai berikuta. melaksanakan pemeriksaan rutin pada setiap Kapal

untuk memastikan terpeliharanya langkah keamanan;b. memelihara dan mengawasi penerapan SSP maupun

perubahannya;c. melakukan koordinasi pengamanan penanganan

muatan dan perbekalan Kapal dengan Awak Kapallainnya dan dengan PFSO;

d. mengajukan perubahan terhadap SSP, jika dianggapperlu;

e. melaporkan kepada CSO kekurangan danketidaksesuaian yang diidentifikasi dalam auditinternal, Kaji Ulang berkala, inspeksi dan verifikasikeamanan untuk selanjutnya menerapkan tindakanperbaikan;

f.meningkatkan...

J

k

I

SK No 078469 A

Page 130: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 130-

f. meningkatkan kesadaran keamanan dankewaspadaan di atas Kapal;

g. memastikan telah dilaksanakannya training yangcukup untuk semua Awak Kapal sesuai ketentuan;

h. melaporkan seluruh Insiden Keamanan;i. melakukan koordinasi dengan CSO dan PFSO terkait

penerapan SSP; danj. memastikan bahwa peralatan keamanan dioperasikan

dengan baik, diuji, dan dipelihara.

Pasal 189(1) PFSO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188 huruf c

harus ditunjuk untuk masing-masing FasilitasPelabuhan.

(2) PFSO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatditunjuk sebagai petugas keamanan untuk 1 (satu)atau lebih Fasilitas Pelabuhan dalam 1 (satu)manajemen dan 1 (satu) wilayah Pelabuhan.

(3) Untuk ditetapkan menjadi PFSO sebagaimanadimaksud pada ayat (2) harus memenuhi persyaratansebagai berikut:a. memiliki bukti penunjukan dari manajemen

Fasilitas Pelabuhan;b. memiliki sertifikat pengetahuan dan keterampilan

sebagai PFSO; danc. melaksanakan pemutakhiran terhadap sertifikat

PFSO setiap 3 (tiga) tahun.(4) Tugas dan tanggung jawab PFSO sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) sebagai berikut:a. melaksanakan pemeriksaan awal yang

komprehensif terhadap keamanan FasilitasPelabuhan, dengan mempertimbangkan PFSA;

b. memastikan pengembangan dan pemeliharaanPFSP;

c. menerapkan PFSP;

d. melaksanakan inspeksi keamanan FasilitasPelabuhan secara berkala untuk memastikankeberlanjutan langkah keamanan yang sesuai;

SK No 078470 A

e. merekomendasikan . .

Page 131: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLTK INDONESIA

-131 -

e. merekomendasikan dan menggabungkan secaratepat, modifikasi terhadap PFSP untukmemperbaiki kekurangan dan memperbaharuiPFSP dengan mempertimbangkan perubahanterhadap Fasilitas Pelabuhan;

f. meningkatkan kesadaran dan kewaspadaankeamanan personel Fasilitas Pelabuhan;

g. menjamin training yang cukup bagi petugaskeamanan Fasilitas Pelabuhan;

h. melaporkan kepada pihak yang berwenang danmencatat kejadian yang mengancam keamananFasilitas Pelabuhan;

i. berkoordinasi dengan CSO dan SSO untukpenerapan PFSP;

j. berkoordinasi dengan instansi keamanan terkait;k. memastikan bahwa petugas keamanan Fasilitas

Pelabuhan memenuhi standar;l. memastikan peralatan keamanan dioperasikan

dengan baik, diuji, dikalibrasi, dan dipelihara;dan

m. membantu SSO untuk memastikan bahwa orangyang akan naik ke atas Kapal telah teridentifikasi.

Pasal 190(1) SSA dan SSP yang telah dikaji dan dinyatakan

memenuhi ketentuan, diberikan persetujuan Menteri.(21 PFSA dan PFSP yang telah dikaji dan dinyatakan

memenuhi ketentllan, diberikan persetujuan olehKoordinator PSC dan Menteri.

(3) Untuk pelaksanaan pengkajian sebagaimanadimaksud pada ayat (1) pengguna atau pemohon wajibmengajukan permohonan kepada Menteri.

Pasal 191(1) Pengkajian dan evaluasi hasil pelaksanaan PFSA

dilakukan secara kolektif dengan melibatkan pihakterkait, terdiri atas:a. pejabat di lingkungan kementerian yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang Pelayaran;

SK No 078471 A

b. Koordinator . .

Page 132: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t32-

b. Koordinator PSC dan/atau PSO;

c. RSO pelaksana PFSA;

d. manajemen Fasilitas Pelabuhan; dane. PFSO.

(21 Dalam rapat pengkajian sebagaimana dimaksud padaayat (1) RSO pen5rusun PFSA diwajibkanmenyampaikan hasil pelaksanaan PFSA kepadaseluruh peserta rapat untuk dievaluasi, dibahas, dandisepakati secara bersama-sama.

(3) Perubahan terhadap PFSA dan/atau PFSPdisampaikan kepada Koordinator PSC untukmendapatkan persetujuan.

Pasal 192

(1) Audit internal terhadap Kapal dan/atau FasilitasPelabuhan wajib dilaksanakan sebelum dilakukanverifikasi oleh Auditor ISPS Code guna memastikanbahwa penerapan Koda telah sesuai dengan SSP atauPFSP yang telah disetujui oleh Menteri.

(2) Pelaksanaan audit internal sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan rencanaatau jadwal yang telah dicantumkan dalam SSP atauPFSP dengan tidak melebihi batas waktu 12 (dua belas)bulan untuk 1 (satu) kali audit internal.

Pasal 193

(1) Audit internal harus dilaksanakan oleh tim atauauditor internal yang telah ditunjuk oleh perusahaanangkutan laut nasional, Badan Usaha Pelabuhan,pengelola Terminal Khusus, atau pengelola Terminaluntuk Kepentingan Sendiri.

(2) Tim atau auditor internal yang telah ditunjuksebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmempunyai kemampuan dan pengetahuan sebagaiauditor internal yang dibuktikan dengan sertifikat,serta harus independen atau tidak terlibat dengankegiatan implementasi Koda terhadap Kapal atauFasilitas Pelabuhan.

(3) Audit...

SK No 078472 A

Page 133: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 133-

(3) Audit internal yang dilaksanakan oleh pihak luarperusahaan tidak diakui atau tidak sah.

Pasal 194

Untuk memastikan penerapan manajemen keamananKapal dan Fasilitas Pelabuhan wajib dilakukan audit dalambentuk kegiatan verifikasi.

Pasal 195

(1) Jenis verilikasi terhadap Kapal sebagaimana dimaksuddalam Pasal 194 terdiri atas:

a verifikasi awal (initial uerificationl merupakanverifikasi sebelum Kapal dioperasikan untukpertama kali atau sebelum ISSC yangdipersyaratkan diterbitkan pertama kali;

verifikasi antara (intermediate uerification)merupakan verifikasi antara tahun kedua dantahun ketiga pada tanggal ulang tahun ISSC;

verifikasi pembaharuan (renewal ueificationlmerupakan verifikasi untuk memperpanjangmasa berlaku ISSC, tetapi tidak melebihi masa 5(lima) tahun; dan

verifikasi tambahan (additional uerification)merupakan verifikasi yang ditentukan olehMenteri.

(2) Jenis verifikasi terhadap Fasilitas Pelabuhansebagaimana dimaksud dalam Pasal 194 terdiri atas:

a. verifikasi pertama (first uerification/ merupakanverifikasi sebelum SoCPF yang dipersyaratkanditerbitkan pertama kali;

b. verifikasi kedua (second uerification) merupakanverifikasi antara tahun kedua dan tahun ketigapada tanggal ulang tahun SoCPF;

c.verifikasi...

b

c

d

SK No 078473 A

Page 134: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-134-

verifikasi ketiga (third ueriftcationl merupakanverifikasi untuk memperpanjang masa berlakuSoCPF, tetapi tidak melebihi masa 5 (lima) tahun;dan

verifikasi keempat (fourth uerification/ merupakanverifikasi yang ditentukan oleh Menteri.

Pasal 196

(1) Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 195ayat (1) huruf a dan ayat (21huruf a dilakukan setelahmendapatkan persetujuan terhadap SSA/PFSA danssP/PFSP.

(21 Otoritas yang ditunjuk memiliki kewenangan penuhuntuk melakukan Verifikasi Manajemen KeamananKapal dan Fasilitas Pelabuhan.

(3) Verifikasi Manajemen Keamanan Kapal dan FasilitasPelabuhan dilaksanakan oleh Auditor ISPS Code.

Pasal 197

(1) Pelaksanaan verifikasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 196 ayat (1) wajib memenuhi persyaratan sebagaiberikut:

a. pelaksanaan audit internal yang dibuktikandengan dokumentasi hasil Internal Audit;

b. melaksanakan paling sedikit 2 (dua)jenis aktifiusmeliputi training dan dill; dan

c. melakukan reuiew atau revisi SSA/PFSA danssP/PFSP.

(2) Terhadap verifikasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 195 ayat (1) huruf b dan huruf c serta ayat (21

huruf b dan huruf c selain persyaratan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi persyaratansebagai berikut:

c

d

SK No 092705 A

a.melaksanakan...

Page 135: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-135-

a. melaksanakan exercise;

b. telah dilaksanakan verifikasi sebelumnya; danc. pemenuhan temuan verifikasi sebelumnya.

(3) Pada saat pelaksanaan verifikasi, pemilik Kapal danFasilitas Pelabuhan wajib menghadirkan semua pihakterkait.

(4) Pihak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

meliputi:a. untuk verifikasi Kapal:

1. Nakhoda;2. SSO;

3. Awak Kapal; dan4. CSO.

b. untuk verifikasi Fasilitas Pelabuhan:

1. Koordinator PSC dan/atau pejabat setingkatdibawahnya selaku PSO;

2. PFSO, deputi PFSO, dan petugas keamananlainnya; dan

3. Pihak lain yang dianggap perlu sesuai dengankebutuhan.

(5) Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 195ayat (1) yang berlokasi di luar negeri hanya dilakukanoleh Auditor ISPS Code.

(6) Biaya yang timbul dari pelaksanaarr VerifikasiManajemen Keaman-an Kapal dan Fasilitas Pelabuhandalam rangka. penerbitan atau pengesahan ISSC danSoCPF dibebankan kepada pemohon sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 198Dokumen dan peralatan yangpelaksanaan verifikasi meliputi:a. untuk verilikasi Kapal:

1. SSA dan SSP;

2. internal audit;

diperlukan dalam

SK No 092735 A

3. sistem .. . .

Page 136: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 136-

3. sistem identilikasi otomatis (automaticidentification sy stem / AI S) ;

4. sistem siaga pengamanan Kapal (ship seanityalert system/ SSASi;

5. identifikasi IMO;

6. identifikasi daerah terbatas;7. peralatan keamanan standar lain yang tercantum

dalam SSP;

8. catatan atau dokumentasi dari kegiatan training,drill, dan exercise; dan

9. catatan lain yang dipersyaratkan seperti DoS, pre-arriual notification, ten last port, InsidenKeamanan, continous sAnopsis record.

b. Untuk verifikasi Fasilitas Pelabuhan:1. PFSA dan PFSP;2. Internal Audit;3. peralatan keamanan standar yang tertulis di

dalam PFSP;4. catatan atau dokumentasi dari kegiatan training,

dill, dan exercise; dan5. catatan lain yang dipersyaratkan seperti DoS, pre-

arriual notification ship seanitg, dan InsidenKeamanan.

Pasal 199

(1) Setiap pelaksanaan verifikasi, Auditor ISPS Codediharuskan untuk membuat laporan verifikasi danditandatangani oleh:

a. Auditor ISPS Code bersangkutan;b. Nakhoda, RSO dan SSO untuk verifikasi Kapal;

danc. PFSO dan PSC atau PSO untuk verifikasi Fasilitas

Pelabuhan.(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur dan tata

cara pelaksanaan verifikasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

SK No 078474 A

Pasal 200

Page 137: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t37-

Pasal 200Dalam kondisi tertentu verilikasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 195 dapat dilaksanakan melalui aplikasi dalamjaringan.

Pasal 201

(1) Fasilitas Pelabuhan yang telah dilakukan verifikasi dantelah mendapatkan SoCPF yang perrnanen harusdidaftarkan dalam situs resmi IMO GISIS untukmendapatkan nomor IMO.

(21 PFSO wajib menyampaikan pemutakhiran datainformasi IMO GISIS kepada Menteri.

Pasal 2O2

(1) Auditor ISPS Code wajib memiliki kompetensi di bidangmanajemen keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhandengan mengikuti pelatihan auditor sistem manajernenkeamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan yangdibuktikan dengan sertifikat dan telah dikukuhkan.

(2) Pelatihan auditor sistem manajemen keamanan Kapaldan Fasilitas Pelabuhan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan oleh badan pengembangansumber daya manusia di kementerian yangmenyelenggarakan urusan penrerintahan di bidangPelayaran.

Pasal 203

(1) Penilaian ulang terhadap Kapal dan/atau FasilitasPelabuhan yang menerapkan Koda, dilakukan apabilaKapal dan/atau Fasilitas Pelabuhan tersebut dalamkondisi:

a. terjadi perubahan kepemilikan atau manajemenbagi Kapal atau Fasilitas Pelabuhan;

b. terjadi perubahan konstruksi Kapal;

SK No 092708 A

c. terjadi

Page 138: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-138-

c. terjadi perubahan yang signifikan berupapenambahan dan/atau pengurangan area atauaset Fasilitas Pelabuhan yang dikenakan Kodayang berdampak pada risiko keamanan;

d. terjadi gangguan keamanan yang luar biasa yangdisebabkan tidak dilaksanakannya SSP dan/atauPFSP sehingga operasional Kapal dan/atauFasilitas Pelabuhan terganggu; dan/atau

e. Dokumen SSA atau PFSA yang telah disetujui olehotoritas yang ditunjuk tidak ada atau hilang.

(21 Untuk pelaksanaan penilaian ulang terhadap Kapal,pemilik Kapal dapat meminta RSO darr latau tim yangdibentuk oleh manajemen perusahaan denganberanggotakan CSO, SSO, dan pihak terkait yangdianggap mampu dan cakap.

(3) Pelaksanaan penilaian ulang terhadap FasilitasPelabuhan dilaksanakan oleh RSO.

(4) RSO yang melaksanakan penilaian awal tidakdiperbolehkan untuk melaksanaan penilaian ulangterhadap Fasilitas Pelabuhan yang sama.

(5) Terhadap penilaian ulang sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ISSC dan SoCPF yang dimiliki oleh Kapalatau Fasilitas Pelabuhan dinyatakan tidak berlaku danakan diterbitkan kembali ISSC dan SoCPF sementara.

Pasal 204

(1) Setiap Kapal berbenC.era Indonesia dan/atau FasilitasPelabuhan yang telah melewati tahapan verifikasidiberikan ISSC dan/atau SoCPF.

(2) Menteri dapat melirnpahkan sebagian kewenangannyakepada Badan Klasifikasi nasional' melalui prosespenunjukan untuk mengeluarkan ISSC sementaraterhadap Kapal berbendera Indonesia.

(3) Format ISSC sementara dan permanen serta SoCPFsementara dan permanen menggunakan format sesuaidengan Koda.

Pasal2O5...

SK No 092736 A

Page 139: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-139-

Pasal 205

(1) ISSC dan SoCPF permanen diterbitkan oleh Menteridan berlaku selama 5 (lima) tahun.

(21 ISSC sementara (interim) diterbitkan oleh Menteri danberlaku selama 6 (enam) bulan.

(3) SoCPF sementara (interim) diterbitkan oleh Menteridan berlaku selama 6 (enam) bulan.

Pasal 206

(1) Kapal yang melakukan penggantian bendera daribendera asing ke bendera lndonesia yang dilakukan diluar negeri dapat diberikan ISSC sementara untuk 1

(satu) kali Pelayaran.

(2) ISSC sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlakuhanya untuk 1 (satu) kali Pelayaran dari Pelabuhannegara asal sampai Kapal tiba di Pelabuhan Indonesia.

(3) Setelah Kapal tiba di Pelabuhan Indonesiasebagaimana dimaksud pada ayat (21 diberlakukanketentuan dan persyaratan Koda.

Pasal 207

(1) Dalam hal Kapal dalam suatu Pelayaran dan ISSC yangbaru belum dapat diterbitkan, ISSC lama dinyatalcanmasih berlaku tetapi tidak melebihi 3 (tiga) bulanterhitung dari tanggal verifikasi.

(2) Dalam hal SoCPF baru belum dapat diterbitkan, SoCPFyang lama dinyatakan masih berlaku tetapi tidakmelebihi 1 (satu) bulan terhitung dari tanggalverifikasi.

(3) Auditor ISPS Code harus memberikan pengesahanbahwa ISSC dan SoCPF sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (21berlaku sementara sebelum ISSCdan SoCPF baru diterbitkan.

SK No 092710 A

Pasal2O8...

Page 140: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-140-

Pasal 208

Dalam hal terjadi kerusakan dan/atau kehilangan ISSC danSoCPF, perrrsahaan mengajukan permohonan penerbitankembali ISSC dan SoCPF.

Pasal 209

(1) Setiap Kapal dan/atau Fasilitas Pelabuhan yang telahmenerapkan Koda wajib melaksanakan training, drill,dan exercise.

(2) Drill dan exercise bertujuan untuk memastikan bahwaAwak Kapal dan personel Fasilitas Pelabuhan mahirdalam melaksanakan tugas keamanan sesuai dengantanggung jawabnya, pada semua Tingkat Keamanandan untuk mengidentifikasi kekurangan yang perludiperbaiki.

(3) Drill dan exercise dilaksanakan denganmempertimbangkan ancaman keamanan.

Pasal 210

(1) CSO, SSO, dan PFSO harus mempunyai pengetahuandan telah mendapatkan training keamanan sesuaidengan tugas dan tanggurlg jawabnya.

(21 Awak Kapal dan personel Fasilitas Pelabuhan yangmempunyai tugas dan tanggung jawab khusus terkaitkeamanan harus memahami tanggung jawabnyaterkait keamanan Kapal atau Fasilitas Pelabuhansesuai yang tercantum dalam SSP atau PFSP danharus mempunyai pengetahuan dan kemampuan yangcukup untuk melaksanakan tugasnya.

(3) Personel Fasilitas Pelabuhan atau Awak Kapal lainnyaharus mempunyai pengetahuan dan telah menerimapelatihan kesadaran keamanan.

SK No 092711 A

Pasal2ll...

Page 141: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t4L-

Pasal 21 1

(1) Pelaksanaan drill sebagaimana dimaksud dalamPasal 209 dilaksanakan paling singkat 1 (satu) kalisetiap 3 (tiga) bulan.

(21 Jika terjadi sekaligus pergantian Awak Kapal lebih dari25o/o (dua puluh lima persen), dengan personel yangbelum mengikuti dnl di Kapal tersebut dalam 3 (tiga)bulan terakhir, harus dilaksanakan drill dalam waktu1 (satu) minggu dari pergantian Awak Kapal dimaksud.

Pasal2l2(1) Pelaksanaan exercise sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 209 dilaksanakan paling sedikit I (satu) kalidalam 12 (dua belas) bulan dan paling lama 18(delapan belas) bulan untuk setiap exercise.

(21 Pelaksanaarl exercfse, meliputi:a. skala penuh atau langsung;b. simulasi di atas meja atau seminar; atauc. kombinasi dengan pelaksanaar, exercise yang lain,

berupa exercise respons keadaan darurat.(3) Dalam waktu 5 (lima) tahun masa berlaku SoCPF,

Fasilitas Pelabuhan harus melaksanakan palingsedikit 1 (satu) kali exercise skala penuh.

(4) Exercise harus menguji komunikasi, koordinasi,ketersediaan sumber daya dan respons terhadapancaman keamanan.

(5) PFSO harus membuat laporan pelaksanaan exerciseFasilitas Pelabuhan dan mendapat pengesahan dariKoordinator PSC.

Pasal 213(1) Pelaksanaan exercise sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 212 ayat (1) dapat dilaksanakan oleh lebih dari 1

(satu) Fasilitas Pelabuhan.(21 Pelaksanaan exercise lebih dari 1 (satu) Fasilitas

Pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)menggunakan skenario yang disusun berdasarkanpertimbangan ancaman keamanan yang diidentifikasidalam masing-masing PFSA.

SK No 078475 A

(3) Seluruh

Page 142: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t42-

(3) Seluruh Fasilitas Pelabuhan yang terlibat dalamexercise lebih dari 1 (satu) Fasilitas Pelabuhan wajibmelaksanakan langkah keamanan yang tercantumdalam PFSP masing-masing untuk meresponsskenario ancaman keamanan.

Pasal 214

(1) Setiap Kapal yang akan memasuki Pelabuhan,Terminal Khusus, atau Terminal untuk KepentinganSendiri di Indonesia harus memberitahukankedatangan Kapai 24 (dua puluh empat)jam lebih awalkepada Koordinator PSC dan PFSO sebelum Kapal tibadi Pelabuhan, Terminal Khusus, atau Terminal untukKepentingan Sendiri.

(21 Pernberitahuan kedatangan Kapal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh pemilikKapal, keagenan Kapal, CSO, atau Nakhoda denganter leb ih dahulu me n giriml<an pre - arriu al notification.

(3) Koordinator PSC segera memberitahukan danmelakukan koordinasi dengan PFSO terkait, gunamenindaklanjuti atau mengadakan persiapan untukkedatangan Kapal.

(1) DoS

a.

Pasal 215

diberlakukan dalam kondisi sebagai berikut:Kapal sedang beroperasi pada Tingkat Keamananyang lebih tinggi daripada Fasilitas Pelabuhanatau Kapal lain;terdapat suatu ancaman atau peristiwakeamanan yang melibatkan Kapal a+.au FasilitasPelabuhan;Kapal atau Fasiiitas Pelabuhan sedang beroperasipada Tingkat Keamanan 3;

terjadi perubahan Tingkat Keamanan bagi Kapalatau Fasilitas Pelabuhan yang sedangberinteraksi;

h

c,

d

SK No 092738 A

e.terjadi...

Page 143: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t43-

e. terjadi interaksi antara Kapal dan FasilitasPelabuhan yang dapat membahayakan penduduksetempat;

f. terjadi interaksi antara Kapal dan FasilitasPelabuhan yang dapat menimbulkan risikopencemaran;

g. terjadi interaksi antara Kapal dan FasilitasPelabuhan yang melibatkan embarkasi ataudebarkasi penumpang atau penanganan barangberbahaya;

h. Kapal sedang beraktifitas di Fasilitas Pelabuhanyang tidak diwajibkan mengimplementasikanKoda;

i. Kapal sedang melakukan aktifitas dengan Kapalyang tidak diwajibkan mengimplementasikanKoda;

j. melakukan transfer penumpang atau barangberbahaya di laut;

k. aktifitas Kapal ke Kapal yang memiliki risikopencemaran laut;

l. kesepakatan antar pemerintah yangmensyaratkan DoS untuk Pelayaran internasionaltertentu dan Kapal yang melakukan Pelayarandimaksud atau kegiatan Kapal ke Kapal selamaPelayaran dimaksud;

m. Kapal yang tidak diwajibkanmengimplementasikan Koda mengajukan untukmenggunakan Fasilitas Pelabuhan yangmengimplementasikan Koda;

n. kebutuhan untuk pemberlakuan DoS yangdinyatakan oleh otoritas yang ditunjuk; dan/atau

o. Kapal tidak mempunyai ISSC yang valid.(21 Pemberlakuan DoS harus dilaporkan oleh keagen

Kapal Pelayaran atau pihak Fasilitas Pelabuhankepada Kepala Unit Pelaksana Teknis atau KoordinatorPSC setempat.

SK No 078476 A

(3) Apabila...

Page 144: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t44-

(3) Apabila pemberlakuan DoS melibatkan FasilitasPelabuhan yang tidak diwajibkanmengimplementasikan Koda, pihak FasilitasPelabuhan harus menunjuk personel untukmenandatangani DoS dan bertanggung jawab terhadappenerapan tindakan keamanan di Fasilitas Pelabuhan.

Pasal 216

(1) Syahbandar diberikan kewenangan untuk tidakmelayani Pelabuhan, Terminal Khusus, atau Terminaluntuk Kepentingan Sendiri yang tidak menerapkanKoda tetapi melayani Kapal Asing cian/atau Kapalberbendera Indonesia yang telah menerapkan Koda.

(21 Syahbandar dilarang menerbitkan surat persetujuanberlayar terhadap Kapal berbendera Indonesia yang

akan melakukan Pelayaran ke luar negeri apabilaKapal tersebut tidak menerapkan Koda.

Pasal2lT

(1) RSO yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 177 dikenai sanksi peringatantertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut.

(21 Apabila telah dilakukan peringatan tertulissebagaimana dimaksud pada ayat (1) RSO tidakmelakukan usaha perbaikan atas peringatan yangtelah diberikan, dikenai sanksi berupa pembekuanpenetapan RSO untuk jangka waktu 1 (satu) bulan.

(3) Dalam hal telah dilakukan pembekuan penetapan RSO

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) RSO tidakmelakukan usaha perbaikan atas sanksi yang telahdiberikan, dikenakan sanksi berupa pencabutanpenetapan RSO.

SK No 092715 A

(4) Pencabutan .

Page 145: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-145-

(41 Pencabutan penetapan RSO tanpa peringatan tertulisdan pembekuan penetapan RSO jika:a. melakukan kegiatan yang membahayakan

keamanan negara;

b. melakukan tindakan yang mengakibatkanterancamnya keselamatan jiwa manusia;

c. mendapat penetapan sebagai RSO dengan caratidak sah;

d. menggunakan tenaga ahli yang tidak sesuaidalam daftar tenaga ahli yang disampaikankepada Menteri dan/atau menggunakan tenagaahli yang terdaftar pada RSO lain; atau

e. badan hukum menyatakan membubarkan diri.

Pasal 2 18

(1) Sanksi administratif bagi Fasilitas Pelabuhan yangtidak menerapkan Koda namun melayani KapalPelayaran internasional:a. peringatan; danb. rekomendasi pencabutan SoCPF.

(2) Sanksi administratif bagi Fasilitas Pelabuhan yangtidak melaksanakan tindakan perbaikan atas temuaninspeksi keamanan:

a. peringatan; dan/ataub. rekomendasi pencabutan SoCPF.

Pasal 2 19

Badan Klasifikasi nasional diberikan tugas dankewenangan oleh Menteri berdasarkan nota kesepahamanuntuk:a. melaksanakan pengkajian dan persetujuan SSA darr

SSP;

b. melaksanakan verifikasi terhadap Kapal; dan

c. menerbitkan ISSC sementara.

SK No 092740 A

Pasal22O...

Page 146: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-t46-

Pasal 22O

(1) Setiap orang yang melakukan pelanggaran kewajibandan/atau larangan yang diatur dalam peraturanperundang-undangan yang terkait dengan Pelayaranyang menimbulkan kerugian terhadap barang, hartabenda, kecelakaan Kapal dan/atau kerusakanterhadap kesehatan, keselamatan, keamanan,dan/atau lingkungan namun tidak menimbulkankorban jiwa dan/atau cedera pada manusia dapatdikenai sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat(1) terdiri atas:

a. peringatan tertulis;

b. tidak diberikan pelayanan;

c. pembekuan kegiatan usaha;

d. pencabutan Perizinan Berusaha; dan lataue. denda administratif.

(3) Pengenaan sanksi administratif sebagaimanadimaksud pada ayat (21dilakukan berdasarkan tingkatkesalahan yang ditemukan pada kegiatan pengawasan.

Pasal 22L

Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksuddalam Pasal 22O dilaksanakan secara langsung ataubertahap.

Pasal222

(1) Pengenaan sanksi administratif secara langsungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 221 dilakukanjika pelanggaran tersebut dapat membahayakanKeselamatan dan Keamanan Pelayaran.

(21 Pengenaan sanksi administratif secara langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupapembekuan dan/atau pencabutan PerizinanBerusaha.

SK No 092717 A

Pasal223...

Page 147: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t47-

Pasal 223(1) Sanksi peringatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

22O ayat (2) huruf a terdiri atas peringatan pertamasampai dengan peringatan ketiga dengan jangka waktutertentu.

(21 Sanksi pembekuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 22O ayat (2) huruf c dikenai dengan jangka waktutertentu.

(3) Dalam hal setiap orang tidak melaksanakankewajibannya sesuai jangka waktu pembekuan izinsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksipencabut an Perizinan Berusaha.

Pasal 224Besaran denda administratif sebagaimana dimaksud dalamPasal 22O ayat (2) huruf e yang sudah ditetapkan dalamperaturan perundang-undangan dinyatakan tetap berlaku.

BAB IXKONSESI

Pasal 225Penyediaan danf atau pelayanan jasa Kepelabuhanan yangdilaksanakan oleh Badan Usaha Pelabuhandiselenggarakan berdasarkan perjanjian Konsesi ataukerjasama bentuk lainnya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 226(1) Perjanjian Konsesi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 225 berakhir sesuai dengan batas jangka waktuyang ditetapkan dalam perjanjian Konsesi dan dapatdiperpanjang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Dalam hal masa Konsesi telah berakhir, lahan danFasilitas Pelabuhan hasil Konsesi beralih ataudiserahkan kepada penyelenggara Pelabuhan.

SK No 078477 A

(3) Pengaturan

Page 148: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-148-

(3) Pengaturan kembali penggunaan dan pemanfaatanlahan dan Fasilitas Pelabuhan sebagaimana dimaksudpada ayat (21 dilaksanakan oleh Badan UsahaPelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian Konsesidiatur dengan Peraturan Menteri.

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 227

(1) Pemerintah Pusat melakukan evaluasi ataspelaksanaan Peraturan Pemerintah ini denganmemperhatikan perkembangan dan peningkatanekosistem investasi dan kegiatan berusaha dalamrangka percepatan cipta kerja.

(21 Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh Menteri yang dikoordinasikan olehmenteri yang menyelenggarakan koordinasi,sinkronisasi, dan pengendalian urusan kementeriandalam penyelenggaraan pemerintahan di bidapgperekonomian.

Pasal 228

Dalam hal Peraturan Pemerintah ini memberikan pilihantidak mengatur, tidak lengkap, atau tidak jelas, dan/atauadanya stagnasi pemerintahan, Menteri dapat melakukandiskresi untuk mengatasi persoalan konkret dalampenyelenggaraan urusan pemerintahan di bidangPelayaran.

SK No 092719 A

BABXI...

Page 149: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t49-

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 229

Ketentuan pelaksanaan Perizinan Berusaha yang diaturdalam Peraturan Pemerintah ini tidak berlaku bagi pelakuusaha/pihak yang telah mendapatkan Perizinan Berusahasebelum Peraturan Pemerintah ini berlaku, kecualiketentuan tersebut lebih menguntungkan bagi pemegangPerizinan Berusaha.

Pasal 230

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,Perizinan Berusaha yang sudah terbit masih tetap berlakusampai dengan berakhirny a Perizinan Berusaha tersebut.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 231

Perizinan Berusaha di bidang Pelayaran dilaksanakansesuai dengan ketentuan peraturan perurndang-undanganmengenai penyelenggaraan Perizinan Berusaha berbasisrisiko.

Pasal 232

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semuaperaturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah yangtelah diubah dengan Peraturan Pemerintah ini dinyatakantetap berlaku sepanjang tidak bertentangan denganPeraturan Pemerintah ini.

SK No 092720 A

Pasal233...

Page 150: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-150-

Pasal 233

(1) Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:

a. Pasal 7, Pasal 8, Pasal 39, Pasal 40 ayat (1),

Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43 ayat (1) dan ayat (21,

Pasal 79,Pasal 80, Pasal 82, Pasal 83, Pasal 84,Pasal 85, Pasal 86, Pasal 87, Pasal 89, Pasal 90,Pasal 92, Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95, Pasal 97,Pasal 99, Pasal 100, Pasal 101, Pasal lO2,Pasal 103, Pasal tO4, Pasal 105, Pasal 106,Pasal tO7, Pasal 108, Pasal 109, Pasal 110,

Pasal 111, Pasal II2, Pasal 113, Pasal Ll4,Pasal 116, Pasal ll7, Pasal 119, Pasal L2l,Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal L25,

Pasal 126, Pasal 127, Pasal 138, Pasal 129,Pasal 130, Pasal 131, Pasal 132, Pasal 133,Pasal 135, Pasal 136, Pasal 138, Pasal 139,Pasal 140, Pasal L4l, Pasal 143, Pasal 144,Pasal 145, Pasal L46, Pasal 147, Pasal 148,Pasal 149, Pasal 150, Pasal 151, Pasal 152,Pasal 153, Pasal 154, Pasal 155, Pasal 157,Pasal 158, Pasal 160, Pasal 161, Pasal L62,

Pasal 163, Pasal 164, dan Pasal 165 PeraturanPemerintah Nomor 20 Tahun 2OlO tentangAngkutan di Perairan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 20 10 Nomor 26, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5108) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2Ol1tentang Perubahan atas Peraturan PemerintahNomor 20 Tahun 2OlO tentang Angkutan diPerairan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2oll Nomor 43, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5208);

SK No 092721 A

b. Pasal

Page 151: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-151 -

b. Pasal 42, Pasal 44, Pasal 69, Pasal 71, Pasal 73,Pasal 74, Pasal 75, Pasal 80, Pasal 81, Pasal 82,Pasal 83, Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86, Pasal 87,Pasal 9O, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 94,Pasal 95, Pasal 96, Pasal 98, Pasal 103, Pasal 1 1 1,

Pasal LL7, Pasai 118, Pasal 119, Pasal L2O,Pasal l2l, Pasal 122, Pasal L23, Pasal 127,Pasal 128, Pasal 131, Pasal 132, Pasal 134,Pasal 136, Pasal 137, Pasal L4L, Pasal 142,Pasal 143, dan Pasal t44 Peraturan PemerintahNomor 61 Tahun 2OO9 tentang Kepelabuhanan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2OO9 Nomor 151 , Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5070) sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan PemerintahNomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atasPeraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2OO9tentang Kepelabuhanan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 193,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 573 1);

c. Pasal 2, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 8, Pasal 10,Pasal 12, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 23,Pasal 24, Pasal 26, Pasal 29, Pasal 30, Pasal 34,Pasal 35, Pasal 41, Pasal 44, Pasal 54, Pasal 55,Pasal 56, Pasal 57, Pasal 58, Pasal 59, Pa-sal 60,Pasal 7I, Pasal 75, Pasal 90, Pasal 94, Pasal 95,Pasal 96, Pasal 97, Pasal 99, Pasal 102, Pasal 103,Pasal 104, Pasal 106, Pasal 109, Pasal 1 10, Pasal1 14, Pasal 1 15, Pasal 1 16, Pasal l2O, Pasal 121,Pasal 123, Ptisal 125, dan Pasal 126 PeraturanPemerintah lYomor 51 Tahun 2OO2 tentangPerkapalan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2OO2 Nomor 95, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 42271; dan

d. Pasal 6, Pasal 99, Pasal 100, Pasal 103, Pasal 105,Pasal 106, Pasal 119, Pasal l2O, Pasal 127,Pasal 122, Pasal 126, dan Pasal 127 PeraturanPemerintah Nomor 5 Tahun 2OlO tentangKenavigasian (Lembaran Negara RepubhkIndonesia Tahun 2OlO Nomor 8, TarnbahanLembaran .Negara Republik IndonesiaNomor 5093);

dicabrrt dan dinyatakan tidak berlaku.

SK No 092742A(2) Terhadap...

Page 152: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-152-

(2) Terhadap pasal yang dicabut sebagaimana dimaksudpada ayat (1) yang menjadi acttan pada:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2OlOtentang Angkutan di Perairan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2OLO Nomor 26,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5108) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 22 Tahttrr 2OlItentang Peruoahan atas Peraturan PemerintahNomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan diPerairan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2}ll Nomor 43, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5208);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2OO9tentang Kepelabuhanan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 151,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5070) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015tentang Perubahan atas Peraturan PemerintahNomor 61 Tahun 2OO9 tentang Kepelabuhanan(Lembaran Negara Republik Incionesia Tahun2015 Nomor 193, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5731);

c. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2OO2tentang Perkapalan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OO2 Nomor 95, TambahanLembaran lJegara Republik Indonesia Nomora227l.;

d. Peraturan Pqmerintah Nomor 5 Tahun 2OlOtentang Kenavigasian (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OlO Nomor 8, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor50e3);

pengacuannya lnenyesuaikan dengan pasal dan ayatdalam Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 234

Peraturan Pemerirrtah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

SK No 092743 A

Agar

Page 153: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-153-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 2 Februari2O2l

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 2 Februari2O2l

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2I NOMOR 41

Salinan sesuai dengan aslinya

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARAREPUBLIK INDONESIA

Perundang-undangan danHukum,

ttd

ttd

sil

SK No 085412 A

a Djaman

Page 154: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 31 TAHUN 2O2I

TENTANG

PENYELENGGARAAN BIDANG PELAYARAN

I. UMUM

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan garispantai terpanjang dan letak geografis yang sangat penting dari segi politisdan ekonomi memberikan tanggung jawab yang besar dalam hal pembinaanwilayah khususnya di bidang pelayaran.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja merupakanupaya Pemerintah Pusat untuk menciptakan dan memperluas lapangankerja dalam rangka penurunan jumlah pengangguran dan menampungpekerja baru serta mendorong pengembangan koperasi dan usaha mikro,kecil, dan menengah dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomiannasional yang akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kebijakan dan langkah-langkah strategis cipta kerja memerlukanketerlibatan semua pihak yang terkait terutama dari bidang Pelayarandengan tujuan untuk menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagiralryat lndonesia secara merata di seluruh wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia dalam rangka memenuhi hak atas penghidupan yanglayak.

Untuk mendukung kebijakan cipta kerja tersebut perlu dilakukanpenyesuaian karena telah terjadi berbagai perubahan paradigma danlingkungan strategis, baik dalam sistem ketatanegaraan Indonesia sepertipenerapan otonomi daerah atau adanya kemajuan di bidang ilmupengetahuan dan teknologi.

Pengaturan mengenai Angkutan di Perairan, Kepelabuhanan,perkapalan, kenavigasian, tata cara pemberitahuan kedatangan kapal,pemeriksaan, penyerahan, serta penyimpanan surat, dokumen, dan wartakapal, serta manajemen keamanan kapal yang merupakan beberapa unsuryang berperan penting dan strategis dalam penyelenggaraan pelayaran danperekonomian nasional perlu ditata kembali untuk mempermudah perizinanberusaha dan membuka peluang berusaha bagi pengembangan koperasi dan

SK No 085500Ausaha

Page 155: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

usaha mikro, kecil, dan menengah, dengan tetap memperhatikanKeselamatan dan Keamanan Pelayaran.

Berdasarkan hal tersebut di atas perlu ditetapkan Peraturan Pemerintahtentang Penyelenggaraan bidang Pelayaran.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "dikuasai oleh negara" adalah batrwanegara mempunyai hak penguasaan atas penyelenggaraanpelayaran yang perwujudannya meliputi aspek pengaturan,pengendalian, dan pengawasan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

SK No 092746 A

Pasal 4

Page 156: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Pasal 4

Pasa.l .5

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-3-

Pasal ini berasal dari Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun2OlO tentang Angkutan di Perairan sebagairnana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 22 Tah:un 2O11 tentang Perubahan atasPeraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2O1O tentang Angkutan diPerairan.

Ayat (1)

Penyusunan jaringan trayek tetap dan teratur dimaksuCkanuntuk memberikan kepastian hukum dan usaha sertapelayanan kepada pengguna jasa dan penyedia jasa arrgkutanlaut.

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal ini berasal dari Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 20Tahun 2OlO tentang Angkutan di Perairan sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 20ll tentangPerubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2OlO tentangAngkutan di Perairan.

SK No 092747 A

Pasal6...

Page 157: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Pasal 6

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-4-

Pasal ini berasal dari Pasal 39, Pasal 40 ayat (1), Pasal 41, dan Pasal43 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2olo tentang Angkutan diPerairan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PemerintahNomor 22 Tahun 2OLt tentang Perubahan atas Peratu.ran PemerintahNomor 20 Tahun 2OlO tentang Angkutan di Perairan.

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas. .

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Pelaksana kegiatan angkutan laut asing merupakan perusahaanangkutan laut asing yang mengangkut muatan impor bahan bakuCan/atau peralatan produksi untuk menunjang usaha pokoktertentu dari pelaksana kegiatan angkutan laut khusus.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

SK No 092748 A

Pasal 7. .

Page 158: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Pasal 7

Ayat (2)

. Cukup jelas,

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

Pasal ini berasal dari Pasal 40 ayat (21 dan ayat (3) PeraturanPemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairansebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22Tahun 2oll tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 20Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan.

Ayat (1)

Kewajiban rnelaporkan kepada Menteri mencakup rencana danrealisasi kegiatan dan penggunaan Kapai Angkutan LautKhusus.

Usaha Jasa Terkait dilakukari oleh Badan Usaha yang didirikankhusus untuk menyelenggarakan kegiatan Usaha Jasa Terkaitdengan Arrgkutan di Perairan, yang rnayoritas sahamnya dimilikioleh warga negara Indonesia, kecuali untuk usaha bongkar muatbarang dan jasa pengurusan transportas:.

Selain Badan Usaha yang didirikan khusus untukmenyelenggarakan kegiatan Usaha Jasa Terkait denganAngkutan di Perairan, Usaha Jasa Terkait dengan Angkutan diPerairan dapat dilakukan oleh perusahaan angkutan lautnasional yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negaraIndonesia, kecuali untuk usaha jasa pengurusan tra.nsportasi,serta usaha perawatan dan perbaikan Kapal.

Penyelenggaraan kegiatan Usaha Jasa Terkait dengarr Angkutandi Perairan seperti:

SK No 092749 A

a. depo

Page 159: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Pasal 10

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

a. depo peti kemas;

b. keagenan Kapal;

c. pengelolaan Kapal (ship management);

d. steuedoring; dan

e. keagenan awak Kapal (sltip manningdilakukan oleh:

1. perusahaan angkutan laut asing;

2. badtrn hukum asing; atau

3. warga negara asing

agency) dapat

yang bekedasama dengan perusahaan angkutan lautnasional dalam bentuk usaha patungan (joint uenfitre)dimana mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemsahaanangkutan laut nasional.

Pasal ini berasal dari Pasal 80 Peraturan Pemcrintah Nomor 20 Tahun2OLO tentang Angkutan di Perairan sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 22 Tah:un 20 11 tentarrg Perubahan atasPeraturan Pemerintah Norr.or 20 Tahun 2010 tentang Angkutan <liPerairan.

Ayat (1)

Kegiatan usaha bongkar muat meliputi kegiatan steuedoring,cargodoring, dar: receiuing / deliuery.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

SK No 092750 A

Ayat(4) ...'

Page 160: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

Ayat (a)

Penyelenggara Pelabuhan merupakan penyelenggara padaPelabuhan yang belum diusahakan secara komersial.

Yang dimaksud dengan "bekerja sama" adalah kerja sama yangdituangkan dalam perjanjian kerja sama dengan memuat antaralain standar kinerja pelayanan operasional pelabuhan,penyediaan sarana dan prasarana bongkar muat, dan kontribusiBadan Usaha terhadap Badan Usaha Pelabuhan.

Badan Usaha Pelabuhan yang dapat melakukan kegiatanbongkar muat adalah Badan Usaha Pelabuhan yang telahmendapatkan Konsesi.

Pasal 1 1

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

. Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Huruf c

Kegiatan bongkar muat barang curah cair vang dibongkaratau dimuat melalui pipa yang Cilakukan denganmenggunakan pipa milik atau dikuasai oleh perusahaanangkutarr laut nasional.

Kegiatan bongkar muat barang curah kering yangdibongkar atau dimuat melalui conueAor atau sejenisnyayang dilakukan derrgan menggunakan conueAot'milik ataudikuasai oleh perusahaan angkutan laut nasional.

SK No 092751 AHuruf d. . .

Page 161: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-8-

Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 12

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas

Hurr-f f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan "pengelolaan penyimpanan'adalah kegiatan penyirnpanan barang yang dilakukan digudang tertutup maupun griCang terbuka (lapanganpenumpukan) untuk menunjang kegiatan usahanya.

SK No 092752 A

Huruf h

Page 162: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-9 -

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i

Huruf j

Huruf k

Cukup jelas.

Huruf I

Cukup jelas.

Huruf m

Cukup jelas.

Huruf n

Cukup jelas.

Huruf o

Cukup jelas.

Huruf p

Cukup jelas.

Huruf q

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan "dokumen angkutan" antara lainbill of lading, airutag bi1, dokumen kepabeanan,kekarantinaan, surat jalan, dan dokumen angkut-anbarang.

Pengurusan penyelesaian dokumen antara lain dokumenpengiriman barang domestik atau antarwilayah dalamnegeri dan/atau dari dan ke luar negeri termasukdokumen kepabeanan.

SK No 092753 A

Huruf r. . .

Page 163: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-10-

Pasal

F'asal

Pasal

Easal

Pas4l

Flunrf r

Cukup jelas.

Huruf s

Cukup jelas.

Hunrf t

Cukup jelas.

Hurut'tr

Cukup jelas.

Hr.rruf v

Cukrrp jelas.

Ayat (2)

Culi,rp jelas.

A;'at (3)

Cukup jelas.

1:i

Cttkrrp jelas.

l4

clukup jgL1s.

r{Cukup j':las.

L6

Cukup j<:las.

t7

Cuktrp jelas.

SK No 092754 A

I'asal 18 .

Page 164: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

Pasai

Pasal

Pasa.l

Pasal

Pa.sa1

Pasal

Pasa.l

Pasal

Pa.:al

1.3

Cukup jelas.

19

Cukup jelas.

20

Cukup jelas.

2T

Orrkup jelas.

22

Cukup jelas.

zo

Cukup jelas.

24

Cr-rirup.,ckis.

2,?

Cuknp jeias.

26

Ayat (1)

Cukup jelas.

r\ya-i (17i, . .

Culup jeia-s.

Ayst (3)

Cukup jelirs.

SK Nc 092756 A'

Ayat(4) ...

t-

Page 165: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-12-

Ayat (a)

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan "stuffingf adalah pekerjaan memuatbarang dari tempat yang ditentukan ke dalam peti kenras.

Yang dimaksud dengan .stippingf' adalah pekerjaanmembongkar barang dari dalam peti kemas sampai denganmen5rusun di tempat yang ditentukan.

SK No 092590 A

Pasal 35. .

Page 166: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 13-

Pasal 35

Kegiatan usaha pengelolaan Kapal (ship management) meliputiperawatan, persiapan docking, penyediaan suku cadang, perbekalan,pengawakan, asuransi, dan sertifikasi Kelaiklautan Kapal.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Pemeriksaan gambar rencana pengedokan Kapal antaralain rencana pengedokan, gambar rencana garis, gambarrencana umum (general arrangement), peralatanKeselamatan Kapal (safetg and fire control planl, gambarrencana konstruksi dan permesinan Qtrofite constructionsand machinery), serta garnbar bukaan kuiit (shellexpansionl.

Huruf f

SK No 092591 A

Cukup jelas.

Huruf g

Page 167: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t4-

Huruf g

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Ctrkup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukttp jelas.

Huruf f

Yang dimaksud dengan "baru,ng habis pakai" dikenaldengan ntnning store, contohnya talt ta.mbat.

Huruf g

Cukup jelas.

Alrat (3)

Cukup jelas.

Pasal40...SK No 092592 A

Page 168: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-15-

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 4 1

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Cukup jelas.

SK No 092593 A

Pasal52...

Page 169: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 16-

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas.

Pasal 56

Cukup jelas.

Pasal 57

Cukup jelas.

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59

Pasal ini berasal dari Pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun2oo9 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atasPeraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2oo9 tentang Kepelabuhanan.

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

SK No 092594 A

Cukup jelas.

Huruf b . .

Page 170: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t7-

Yang dimaksud dengan "jaringan jalan" adalah jalan akses(access road) ke terminal.

Huruf b

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Keamanan dan ketertiban secara umum di pelabuhandijamin oleh Otoritas Pelabuhan yang dilakukan secaraterpadu dan untuk itu dapat dibentuk satuan pengamanoleh Otoritas Pelabuhan, namun untuk masing-masingterminal menjadi tanggung jawab Badan UsahaPelabuhan.

Ayat (3)

Ayat (a)

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu" adalah terjadinyasesuatu yang dapat menghambat pemberian pelayanan jasaKepelabuhanan yang harus segera dilakukan pemulihan dantidak dapat menunggu pembiayaan dari Anggaran Pendapatandan Belanja Negara sehingga diperlukan tindakan yang dilakukanoleh Badan Usaha Pelabuhan atau pengelola Terminal untukKepentingan Sendiri seizin Otoritas Pelabuhan.

SK No 092595 AAyat (5)

Page 171: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-18-

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 60

Pasal 61

Pasal ini berasal dari Pasal 44 Peraturan Pemerintah Nomor 6ITahun 2OO9 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentangPerubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2OO9 tentangKepelabuhanan.

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (a)

Yang dimaksud dengan 'kondisi tertentu" antara lain anggaranpemerintah pada tahun anggaran berjalan tidak tersedia untukpemeliharaan penahan gelombang, Kolam Pelabuhan, Alur-Pelayaran, dan jaringan jalan.

Yang dimaksud dengan "kerja sama bentuk lainnya" berupa kerjasama pemanfaatan, persewaan, kontrak manajemen, dan kerjasama operasi.

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal ini berasal dari Pasal 69 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun2OO9 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atasPeraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2oo9 tentang Kepelabuhanan.

SK No 078481 A

Pasal 62

Page 172: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-19-

Pasal 62

Cukup jelas.

Pasal 63

Cukup jelas.

Pasal 64

Cukup jelas.

Pasal 65

Cukup jelas.

Pasal 66

Cukup jelas.

Pasal 67

Cukup jelas.

Pasal 68

Cukup jelas.

Pasal 69

Cukup jelas.

Pasal 70

Cukup jelas.

Pasal 71

Cukup jelas.

Pasal 72

Cukup jelas.

Pasal 73

Cukup jelas.

SK No 092597 A

Pasal 74. .

Page 173: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-20-

Pasal 74

Cukup jelas.

Pasal 75

Cukup jelas.

Pasal 76

Pasal ini berasal dari Pasal127 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun2oo9 tentang Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2ols tentang Perubahan atasPeraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2oo9 tentang Kepelabuhanan.

Pasal 77

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Yang dimaksud dengan "perubahan data" antara lain perubahanpenanggungiawab dan perubahan domisili.

Pasal 78

Cukup jelas.

Pasal 79

Cukup jelas.

Pasal 80

Cukup jelas.

Pasal81...

SK No 092598 A

Page 174: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA.

-2t-Pasal 81

Pasal 82

Cukup jelas

Pasal 83

Cukup jelas

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan "fasilitas lain" antara lainperalatan bongkar muat, gudang, akses jalan masuk, dansumber daya manusia yang menangani.

a

SK No 092599 A

Pasal 84

Page 175: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-22-

Pasal 84

Pasal ini berasal dari Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun2OO2 tentang Perkapalan.

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengadaan Kapal" adalah kegiatanmemasukkan Kapal dari luar negeri, baik Kapal bekas maupunKapal baru untuk didaftarkan dalam daftar Kapal Indonesia.

Yang dimaksud dengan "pembangunan Kapal" adalah pembuatanKapal baru baik di dalam negeri maupun di luar negeri yanglangsung berbendera Indonesia.

Yang dimaksud dengan "pengerjaan Kapal" adalah tahapanpekerjaan dan kegiatan pada saat dilakukan perombakan,perbaikan, dan perawatan Kapal.

Yang dimaksud dengan "perlengkapan Kapal" adalah bagian yangtermasuk dalam perlengkapan navigasi, alat penolong, penemu(smoke detector), dan pemadam kebakaran, radio dan elektronikaKapal, dan peta-peta serta publikasi nautika, serta perlengkapanpengamatan meteorologi untuk Kapal dengan ukuran dan daerahpelayaran tertentu.

Yang dimaksud dengan "ketentuan standar internasional" adalahberpedoman pada antara lain Safetg of Ltfe at Sea (SOLAS)Conuention, 1974.

Ayat (21

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas

Ayat (5)

SK No 092600A

Cukup jelas.

Pasa185...

Page 176: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-23-

Pasal 85

Cukup jelas.

Pasal 86

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Yang dimaksud dengan tenis dan trkuran panjang tertenru"adalah Kapal penumpang seinua ukuran dan Kapar barangukuran panjang 24 (dua puluh empat) meter atau lebrtr.

Ayat(10) ...

SK No 092601 A

Page 177: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

Ayat (10)

Cukup jelas.

Pasal 87

Pasal ini berasal dari Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun2OO2 tentang Perkapalan.

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Yang dimaksud dengan "pemuatan" adalah segala haI yangberkaitan dengan aspek pemuatan Kapal, termasuk didalamnya garis muat Kapal yang dibuktikan dengansertifikat dan petunjuk pemuatan yang wajib disahkan olehpejabat berwenang seperti petunjuk pengikatan muatan,informasi fasilitas, dan kegiatan pemuatan yang memenuhiaspek keselamatan yang dibuktikan dengan keteranganterkait seperti perhitungan stabilitas deklarasi barangberbahaya, daftar muaran (cargo manifest).

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

SK No 092602 A

Huruf g. . .

Page 178: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-25-

Huruf g

Huruf h

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Sertifikat Keselamatan Kapal penumpang mencakupKeselamatan Kapal dan aspek keselamatan radio.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Yang dinraksud dengan "manajemen keselamatan danpencegahan pencemaran dari Kapal" adalah satu kesatuansistem dan prosedur serta mekanisme yang terturis danterdokumentasi bagi perusahaa.n angkutan laut dan Kapalniaga untuk pengaturan, pengelolaan, pengawasan, elanpeninjauan ulang serta peningkatan terus menerus dalamrangka memastikan dan mempertahankan terpenuhinyaseluruh kesesuaian terhadap standar keselamatan danpencegahan pencemaran yang dipersyaratkan dalamketentuan internasional yang terkait dengan manajemenKeselamatan Kapal dan pencegaharr pencemaran.

aspek

Pasal 88

Pasal ini berasal dari Pasal 8 Peraturan Pemerintah Irlomor 51 Tahun2OO2 tentang Perkapalan

SK No 092603 A

Hur.n:f a

Page 179: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLTK INDONESIA

-26-

Huruf aYang dirnal<sud dengan "daerah Pelayaran semua lautan" adalahpelayaran untuk semua laut di dunia.

Huruf bYang dimaksud dengan "daerah Pelayaran Perairan Indonesia"adalah laut teritorial lndonesia beserta perairan kepulauan danperairan pedalaman.

Huruf cYang dimaksud dengan "da.erah pelayaran lokal" adalah da-erahpelayaran yang meliputi jarak dengan radius 750 (tujuh ratuslima puluh) mil laut dari suatu Pelabuhan tujuar..

Jarak ini diukur antara titik-titik terdekat batas-batas perairanPelabuhan sampai tempat labuh yang lazim.

Jika Pelabuhan tujuan dimaksud terletak pada sungai atauperairan wajib pandu, maka jarak itu diukur dari atau sampaiawak pelampung terluar atau sampai muara sungai atau batasluar dari perairan wajib pandu.

Huruf dYang dimaksud dengan "daerah Pelayaran terbatas" ddalahdaerah pelayaran yang meliputi jarak dengan radius 100 (seratus)mil laut dari suatu Pelabuhan tujuan.

Jarak ini diukur antara titik-titik terdekat batas-batas perairanPelabuhan sampai tempat labuh yang lazim.

Jika Pelabulian tujuan dimaksud terletak pada sungai atauperairan wajib pandu, maka jarak itu diukur dari atau sampaiawak pelampung terluar atau sarnpai muara sungai atau batasIuar dari perairan wajib pandu.

Huruf eYang dimaksud dengan "dab.'ah Pelayaran Pelabuhan" adalahperairan di dalarn daerah lingkungan kerja dan daerahlingkungan kepentingan pelab uhan.

Huruf fYang dimaksud dengan "daerah Pelayaran perairan sungai dandanau" meliputi sungai, danau, waduk, kanal, terusan, dan rawa.

SK No 092604 A

Pasal89...

Page 180: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

Pasal 89

Pasal 90

Cukup jelas.

Pasal 9 1

Ayat (1)

Ayat (2)

Pasal ini berasal dari Pasal 10 Peraturan pemerintah Nomor slTahun 2OO2 tentang Perkapalan.

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pengukuran" untuk menentukan ukurandan tonase Kapal yang dipergunakan untuk menerbitkan suratukur atau surat-surat yang diperlukan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Pengukuran dilakukan untuk menentrrkan ukuran dan tonaseKapal yang dipergunakan untuk menerbitkan surat ukur atausurat-surat yang diperlukan.

Kapal yang tidak digunakan urrtuk berlayar dapat berupa restoranterapung, tangki penyinrpanan minyak di laut, dan tempatpengisian bahan bakar minyak terapung.

Yang dimaksud dengan "perubahan data dalam curat ukur.adalah perubahan data Kapal antara lain panjang, lebar, tinggi,tonase kotor (gross tonnage), dan tonase bersih (NT).

Ayat(3) ...

SK No 092605 A

Cukup jelas.

Page 181: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-28-

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Pasal 92

Cukup jelas.

Pasal 93

Ayat (1)

Cukup jelas..

Ayat (2)

Huruf a

, Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Ayat (3)

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan "Ka_oal milik badan hukumIndonesia" adalah Kapal milik badan hukum Indonesiayang merupakan usaha patungan yang mayoritassahamnya dimiliki:

perusahaan angkutan laut nasional ya1lg seluruhsahamnya dimiliki oleh warga negara Indonesiauntuk keg.atan niaga; dan/ataubadan hukum Indonesia yang seluruh sahamnyadimiliki oleh warga negara Indonesia untuk kegiatannon-niaga antara lain kegiatan sosial, pariwisata,olahraga.

a

b

SK No 092606 A

Ayat(4)...

Page 182: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-29-

Ayat (a)

Yang dimaksud dengan "g,osse akta pendaftaran Kapal" adalahsalinan resmi dari minuta (asli dari akta pendaftaran).

Bukti hak milik a.tas Kapal merupakau doku:r:en kepemilikanyang disampaikan oleh pemilik Kapai pada saat mendaftarkanKapalnya antara lain:

a. bagi Kapal bangunan baru, yaitu:

1. kontrak pembangunan Kapal;

2. berita acara serah terima Kapal; dan

3. surat keterangan galangan;

b. bagi Kapal yang pernah didaftar di nggara,Iain, yaitu:

1. bill of sale; clan

2. protccol oJ deliuery and acceptance.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 94

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Huruf b

Yang dimaksud dengan "daftar harian" adalah berkasminuta akta penCaftaran beserta semua dokunren yangdipersyaratkan untuk pendaftaran Kapal.

Yang dimaksud dengan "daftar induk" adalah ringkasandari akta pendaftaran yang rlerrruat hal-hai penting.

SK No 092607 A

Huruf c. . .

Page 183: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Huruf c

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 95

Pasal 96

Pasal 97

Cukup jelas.

Pasal 98

Contch tanda pendaftaran:

2008 Pst No.4999lL

2008

No

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-30-

Yang dimaksud ciengan "dattar pusat" adalah daftar Kapalyang telah terdaftar di Indonesia, yang disusunberdasarkan daftar induk yang diterima dari seluruhtempat pendaftaran Kapa.l.

Yang dimaksud dengan "terbuka untuk umum" adalah semuepihak dapat mengajukan perrnintaan untuk memperoletrinformasi tentang Kapal terdaftar yang tercatat dalam daftarinduk.

Pasal ini berasal dari Pasal 2O Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun2OO2 tentang Perkapalan.

Pasal ini berasal dari Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun2OO2 tentang Perkapalan.

Pst

Tahun pendaftaran Kapal

Kode pcngJkuran dari tempat Kapal diCrrftar

Nomor

SK No 092608 A4999...

Page 184: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

4999

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-31 -

Nomor akta pendaftaran Kapal

Kode kategori Ka.pal (L kcrle kategori untuk Kapal lau.t,N kode kategori untuk I(apal nelayan, P kode kategoriuntuk Kapal pedalaman yaitu Kapal yang berlayar disungai dan danau).

Pasal 99

Pasal ini berasal dari Pasal 30 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun2OO2 tentang Perkapalan.

Penerbitan akta peralihan hak milik atas Kapal terdaftar dicatat dalamdaftar Induk.

Pasal lOO

Pasal ini berasal dari Pasal35 Peraturan Pemerintah Nomor 51 T'ahun2OO2 tentang Perkapalan.

Ayat (l)

Yang dimaksud dengan "roya" adalah pencoretan hipotek atasKapal yang tidak lagi diperlukan sebagai jaminan kredit.

Ay4t (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 101

Pasal ini berasal darr Pasal 41 Peraturan Pemerintah Nomor 51Tahun 2OO2 tentang Perkapalan.

Pasal 102

Pasal ini herasal dari Pasal44 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun2OO2 tentang Perkapalan.

Pasal 103

Cukup jelas.

L

SK No 092609 A

Pasal 104. . .

Page 185: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Pasal 104

Pasal 105

Ayat (1)

Huruf a

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Yang dimaksud dengan tondisi tertentu" adalah antara lain:

a. bencana alam;

b. bencana non-alam;

c. bencana sosial; dan/atau

d. pembatasan akses oleh otoritas setempat di mana Kapatberada.

PRESIDENREPUBLIK INDONESTA

-32-

Yang dimaksud dengan "pemeriksaan pertama" adalahpemeriksaan yang wajib dikenakan terhadap Kapal barudan Kapal Asing yang diakui menjadi Kapal berbenderaIndonesia dan dilal<ukan aras gala.ngan atau dok(dilimbungkan).

Dalam hal Kapal Asing dikelaskan pada Badan Klasifikasiyang diakui dan ditunjuk oleh Pemerintah pusat,kewajiban melimbungkan Kapal dapat dipertimbangkansampai dengan ja du,al pelimbungan berikutnya.

SK No 092610 A

Huruf b. . .

Page 186: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Huruf b

Huruf c

Huruf d

Fluruf e

Huruf f

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-33-

Yang dimaksud dengan "pemeriksaan tahunan,, adalahpemeriksaan yang dilakukan terhadap Kapal setiap t2(dua belas) bulan sekali.

Yang dimaksud dengan "pemeriksaan pembaharuan,adalah pemeriks"on tarlg wajib dikenakan terhadap Kapalsetiap 5 (lima) tahun sekali.

Yang dimaksud dengan "pemeriksaan anttara" adalahpemeriksaan yang dilakukan bagi Kapal dalam jangkawaktu antara pemeriksaan tahunan dan pemeriksaanpembaharuan.

Yang dimaksud dengan "pemeriksaan di luar jadwal atautambahan" adalah pemeriksaan yang dilakukan selaindari pemeriksaan pertama, perneriksaan tahunan,pemeriksaan pembaharuan, dan pemeriksaan antara.

Cukup jelas.

Pasal 106

Ayat (1)

Dalam hal Kapal telah mernenuhi persyaratan, Kapat ciberikarrsertifikat sementara sambil menulrggu diterbitkannya sertifikattetap.

SK No 092611 A

Ayat (2) .

Page 187: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA.

-34-

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 107

Cukup jelas.

Pasal 108

Ayat (1)

Ayat (2)

Huruf a

Dalam hal Kapal yang telah memenuhi persyaratan, Kapaldiberikan sertifikat sementara sambil menunggu diterbitkannyasertifikat tetap.

Bahan (mateial) terdiri atas:

1. baja misalnya:

a. high tensile steel;

b. bulb plate; atau

c. unequal angle;

2. aluminium misalnya:

a. marine plate; atau

b. profile;

SK No 092612 A

3. sfainless

Page 188: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-35-

3. stafnless steelmisalnya:

a. marine plate; atau

b. proftle;

dan/atau4. pipe misalnya:

a. aluminium pipe;

b. alumir,.ium pipe fittings;c. stainless steel pipe; atau

d. stafnless steel pipe fittings.Huruf b

Peralatan terdiri atas:

1. pompa;

2. kornpresor;

3. purifter;

4. boiler;

5. anchor;

6. anchor chain;

7. hydraulic power pack;

8. oil water separator;

9. sewage treatmenf,' atau

10. ualue.

Huruf cPermesin an (machinerg) terdiri atas:

I . mesin induk (main engine);

2. genset; dan/atau

SK No 092639 A

3. gear. . .

Page 189: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-36-

3. gearbox.

Huruf dPropulsi (propulsion/ terdiri atas:

1. prope.ller;

2. shafi;

3. stern tube; dan/atau4. steering gear.

Huruf e

Sistem akomodasi (accornodation sgstem) terdiri atas:

1. lining;

2. pintu kedap;

3. jendela;

4. e,eiling;dan/atau

5. heat insulation.

Huruf fPeralatan gelaclak (deck machinery) terdiri atas:

1. windlass;

2. capstan;

3. deck crane;

4. dauits; dan/atau5. air conditioner unit.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf hp"r"t"t"n keselamatan (sakta eEtipmentl terdiri atas:

SK No 092640 A

l.hfe

Page 190: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-37 -

1. life buog;

2. fi-ft sgstem;

3. life boat;

4. life raft;dan/atau

5. life jacket.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Hurrf a

Huruf b

Yang dimaksud dengan "ketentuan standar internasional" antaralain Sofety of Life at Sea (SOLAS) Conuention, 1974 besertaperatuan pelaksanaannya dan MARPOL, ballast watermanagement conuention, dan anti-foulirtg sg ste m conuention.

Yang dimaksud detrgan "pengujian pertama" adalahpengujian yang dilakukan terhadap ala.t keselamatanPelayaran sebelum dipasarkan oleh p.abrikan di Indonesiauntuk memastikan kesesuaian tipe alat keselamatanPelayaran.

Yang dimaksud dengan "pengujian bet'kala" adalahpengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa alatkeselamatan Pelayaran masih sesuai dengan parameteryang digunakan pada sertifikat pengujian pertama danpemutakhiran dokrrmen tertentu yang menjadipersyaratan pengujian pertama.

SK No 092615 A

Huruf c

Page 191: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Huruf c

Pasal 109

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Pasal 110

Cukup jelas.

Pasal 1 1 1

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-38-

Yang dimaksud dengan "pemeriksaan tahunan" adalahpemeriksaan yang dilakukan terhadap alat keselamatanPelayaran yar:g telah dilakukan pengujian pertama ataupengujian berkala na-mun tetap diperlukan inspeksisetelah dilaksanakan pemasangan di atas Kapal dan/ataupada periode tertentu untuk memastikan alat tersebutmasih berfungsi dengan baik.

Yang dimaksud dengan "disesuaikan herciasarkan ketentuanstandar internasional" adalah ketentuan internasional antaralain Safetg of Ltfe at Sea (SOLAS) Conuention, 1974 besertaperaturan pelaksanaannya.

SK No 092616 A

Ayat (a)

Page 192: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-39-

Ayat (a)

Yang dimaksud dengan "Kapal dilimbungkan" adalah Kapaldilakukan perawatan menyeluruh sehingga seluruh bagianbawah badan Kapal termasuk lunas atau dasar kondisi Kapalterlihat dengan jelas untuk pemeriksaan kesempurnaan kondisiKapal di bawah garis air.

Pelimbungan di luar jadwal juga diperlukan untuk pemeriksaanbagian Kapal di bawah garis air sebagai akibat kecelakaan yangterjadi.

Pasal 1 12

Pasal 1 13

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "ukuran tertentu" adalah ukuranpanjang Kapal, besar tonase kotor, dan besar daya mesin yangdidasarkan atas pertimbangan bahwa Kapal memerlukan jasaBadan Klasifikasi dalam rangka pemenuhan persyaratankeselamatannya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

SK No 0784824Ayat(3) ...

Page 193: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-40-

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Yang dimaksud dengan "sumber tenaga yang sesuai" aclalahtenaga listrik, mekanik, atau manusia.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Pasal I 14

Cukup jelas.

Pasai I 15

Cukup jelas.

Pasal 116

Cukup jelas.

Pasal I 17

Pasal ini berasal dari Pasal 94 Peraturan Pemerintah Nomor 51.

Tahun 2OO2 tentang Perkapalan.

SK No 092618 A

Ayat (i)

Page 194: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

trRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-4t-Ayat (1)

Ayat (2)

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 1 18

Cukup jelas.

Pasal 1 19

Ayat (1)

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan "persyaratan kelaikan peti kemas sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan" adalahpersyaratan kelaikan peti kemas yang diatur dalam KonvensiInternasional Keselamatan Kelaikan Peti Kemas (Conuention onSafe ContainerslCSC) Tahun 1972 beserta amendemennya yangdiratifikasi dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1989tentang Pengesahan International Conuention For Safe Containers(csc).

Huruf a

Yang dimaksud dengan "peti kemas baru" adalah petikemas yang sedang atau baru diproduksi dan belumpernah digunakan sebagai alat angkut di Kapal.

Huruf b

Yang dimaksud dengan "peti kemas lama" adalah petikemas yang telah dipergunakan dan telah mendapatkanpersetujuan kelaikan peti kemas.

SK No 078483 A

Ayat (21

Page 195: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-42-

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Ayat (6)

Ayat (7)

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Yang dirnaksud dengan "shipper" adalah pengirim barang ataukuasanya.

Yang dimaksud dengan "pihak ketiga" adalah badan hukumIndonesia atau Badan Usaha Pelabuhan yang tela.hmendapatkan Peizinan Bemsaha penentuan berat kotor petikemas terverifik asi (u erified gro ss masslVGM ) .

Pelaksana-an penentuan berat kotor peti kemas terverifikasi(uerified gross masslVGM) menjadi tanggung jawab shippertermasuk biaya yang timbul.

Pasal 120

Ayat (1)

Pemeliharaan peti kemas lama menrpakan tanggung jawabpemilik peti kemas.

SK No 092620 A

Pemeliharaan. . .

Page 196: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

a.

b.

trRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-43-

Pemeliharaan peti kemas dilakukan melalui:

program pemeriksaan berkelanjutan yang disetujui(approued continuous examination programme I ACEP) ;

skema pemeriksaan berkala (trteiodic examinationschemelPESI;

skema pemeriksaan sewaktu-waktu berdasarkan standarinternasional (institute of international container/essors/IICL); atau

skema pemeriksaan berdasarkan standar ISO terkaitdengan peti kemas.

C

d

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 121

Cukup jelas.

Pasal 122

Cukup jelas.

Pasal 123

Ayat (1)

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Yang dimaksud "petugas pengawas pemasangan pelatpersetujuan kelaikan peti kemas (CSC Safetg Approual Plates)"adalah petugas dari instansi Pemerintah Pusat yang memilikitugas dan fungsi keselamatan pelayaran dan secara fungsionalmelaksanakan pengawasan terhadap penggunaan peti kemas.

SK No078484A

Cukup jelas

Pasall24...

Page 197: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES lDENREPUBLIK INDONES]A

-44-

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

t24

Cukup jelas.

r25

Cukup jelas.

r26

Cukup jelas.

127

Cukup jelas.

r28

Cukup jelas.

r29

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelap.

Dalam hal Pemerintah Pusat belum menetapkan hasilpenilaian risiko (nsk assessment), malla pembebasanpemenuhan manajemen air balas tetap ciiberikan.

SK No 092622 A

Ayat (a)

Page 198: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

_45_

Ayat (a)

Cukup jelas.

130

Cukup jelas.

131

Cukup jelas.

t32

Ayat (1)

Ketentuan kewajiban penggunaan bahan bakar dengankandungan sulfur maksimal 0,5 o/o mf m (nol korna lima persenm@ss bg mass) dikecualikan bagi Kapal berbendera lndonesiayang hanya berlayar di Perairan Indonesia sepanjang belumtersedianya bahan bakar di pelabuhan yang disinggahi.

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

133

Cukup jelas.

Pasal134...

SK No 092623 A

Page 199: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-46-

t34Pasal ini berasal dari Pasal 121 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun2OO2 tentang Perkapalan.

135

Cukup jelas.

136

Cukup jelas.

t37

Cukup jelas.

138

Cukup jelas.

139

Cukup jelas.

t40Cukup jelas.

t4LCukup jelas.

t42Pasal ini berasal dari Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nornor 5 Tahun20 lO tentang Kenavigasian.

Ayat (1)

Penyelenggaraan Alur-Pelayaran dilakukan untuk:a. ketertiban lalu lintas Kapal;

b. memonitor pergerakan Kapal;

c. mengarahkan pergerakan Kapal; dan

d. pelaksanaan hak lintas damai Kapal Asing.

SK No 092641 A

Ayat(21 ...

Page 200: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-47 -

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)

Ayat (a)

Cukup jelas.

Pasal 143

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (s)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Huruf a

Yang dimaksud dengan "dapat diikutsertakan' adalahkeikutsertaan Badan Usaha dalam penyelenggaraan Alur-Pelayaran pada Terminal Khusus atau Terminal untukKepentingan Sendiri yang telah memenuhi Perizinan Berusahadari Menteri, dan dimaksudkan untuk ikut membangun danmemelihara A1ur-Pelayaran sehubungan dengan keterkaitanBadan Usaha dimaksud dalam pemanfaatan Alur-Pelayaran.

Cukup jelas.

SK No 092642A

Huruf b

Page 201: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

Huruf b

Huruf c

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-48-

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan "daerah lainnya" antara laindaerah ship to ship transfer (STS), tralfic separationscheme (TSS), dan anchorage area.

Avat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Pasal 144

Cukup jelas.

Pasal 145

Cukup jelas.

Pasal 146

Cukup jelas.

Pasal 147

Cukup jelas.

Pasal 148

Cukup jelas.

Pasal 149

Cukup jelas.

Pasal 150

Pasal ini berasal dari Pasal 119 Peraturan Pemerintah Nomor 5Tahun 2OIO tentang Kenavigasian.

Ayat(1) ...

SK No 092643 A

Page 202: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-49-

Ayat (1)

Asuransi dapat dilakukan oleh perusahaan asuransi ataulembaga keuangan penjamin yang diakui oleh Pemerintah Pusatseperti Protection and ldemnitg Club (PU Clubl.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Yang dimaksud dengan "Kapal perang" adalah KapalTentara Nasional Indonesia yang ditetapkan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Pasal 151

Pasal ini berasal dari Pasal L2O Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun2OlO tentang Kenavigasian.

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pemilik Kapal" adalah orang atau badanhukum yang namanya terdaftar sebagai pemilik Kapal dalamdaftar Kapal yang resmi sebelum menjadi Kerangka Kapal.

SK No 078493 A

Ayat (2)

Page 203: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-50-

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Penetapan tingkat gangguan Kerangka Kapal terhadapkeselamatan berlayar didasarkan kepada kepentinganoperasional Pelayaran dan pengembanga-n wilayah.

Pasal 152

Cukup jelas.

Pasal 153

Cukup jelas.

Pasal 154

Pasal ini berasal dari Pasal l2l ayat (l),,ayat (2i, dan ayat (3)Peraturan Pernerintah Irlomor 5 Tahun 2O1O tentang Kenavigasian.

Pasal 155

Pasal ini berasal dari Pasal l2l ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian.

Pasal 156

Pasal ini berasal dari Pasal l22Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun20 1O tentang Kenavigasian.

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

' Cukup jelas.

Ayat (3)

' Cukup jelas.

SK No 092628 A AYat (4) ' ' '

Page 204: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA.

-51 -

Ayat (a)

Yang dimaksud dengan "lalai melaksatrakan penyingkiranKerangka Kapalnya sehingga mengakibatkan terjadinyakecelakaan Kapal" yaitu tidak melaksanakan kewajiban berupa:

a. melaporkan segera Kerangka Kapalnya yang berada diPerairan Indonesia; dan

pemasangan Sararra Bantu Navigasi-Pelayaran pada lokasiKerangka Kapal.

Pasal 157

Cukup jelas.

Pasal 158

Pasal ini berasal dari Pasal 126 Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun20 10 tentang Kenavigasian.

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Pelaksanaan kegiatan Saluage memperhatikan pula kelestarianlingkungarr.

Penggunaan tenaga keda asing dan Kapal Asing dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 159

Cukup jelas.

Pasal 160

Cukup jelas.

b

SK No 092629 A

Pasal 161 ...

Page 205: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-52-

Pasal 161

Pasal ini berasal dari Pasal 127 Peraturan Pemerintah Nomor 5Tahun 2010 tentang Kenavigasian.

Pasal 162

Cukup jelas.

Pasal 163

Cukup jelas.

Pasal 164

Cukup jelas.

Pasal 165

Cukup jelas.

Pasal 166

Cukup jelas.

Pasal 167

Cukup jelas.

Pasal 168

Cukup jelas.

Pasal 169

Cukup jelas.

Pasal 17O

Cukup jelas.

Pasal 171

Cukup jelas.

Pasal 172

Cukup jelas.

Pasall73...SK No 092630 A

Page 206: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA'

-53-

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

173

Cukup jelas.

t74

Cukup jelas.

t75

Cukup jelas.

t76

Cukup jelas.

177

Cukup jelas.

t78

Cukup jelas.

t79

Cukup jelas.

180

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

SK No 092631 A

Huruf e . .

Page 207: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-54-

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i

Huruf j

Cukup jelas.

Huruf k

Cukup jelas.

Huruf I

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan "training" adalah proses melatihpetugas dan personel organisasi terhadap tugas dantanggung jawab keamanan yar:g ditetapkan untukmemastikan kecukupan pengetahuan mereka.

Yang dimaksud dengan "drill" adalah prcses melatihpetugas dan personel organisasi terhadap tu.gas darrtanggung jawab keamanan yang ditetapkan untukmemastikan kecukupan keterampilan mereka.

Yang dimaksud dengaii "exercise" adalah latihan simulasimenghadapi ancaman atau insiden keamanan Kapal danFasilitas Pelabuhan dengan melibatkan penanggungjar.vab keamanan terkait untuk menguji koordinasi,respons, ketersediaan, dan kemampuan sumber dayaatau dampak kondisi keamanan terhadap organisasi.

SK No 092632A

Huruf m. . .

Page 208: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-55-

Huruf m

Cukup jelas.

Huruf n

Cukup jelas.

Huruf o

Cukup jelas.

Huruf p

Cukup jelas.

Huruf q

Cukup jelas.

Huruf r

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

-A,yat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukrrp jelas.

Pasal 18i

Cukup jelas.

Pasal 182

Cukup jelas.

SK No 092633 A

Pasal 183

Page 209: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-56-

Pasal 183

Cukup jelas.

Pasal 184

Cukup jelas.

Pasal 185

Cukup jelas.

Pasal 186

Cukup jelas.

Pasal 187

Cukup jelas.

Pasal 188

Cukup jelas.

Pasal 189

Cukup jelas.

Pasal 190

Cukup jelas.

Pasal 191

Cukup jelas.

Pasal 192

Cukup jelas.

Pasal 193

Qukup jelas.

Pasal 194

Cukup jelas.

SK No 092634 A

Pasal 195. . .

Page 210: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-57 -

Pasal 195

Cukup jelas.

Pasal 196

Cukup jelas.

Pasal 197

Cukup jelas.

Pasal 198

Cukup jelas.

Pasal 199

Cukup.jelas.

Pasal 200

Yang dimaksud dengan "kondisi tertentu" antara lain:

a. bencana alam;

b. bencana non-alam; dan/atau

c. bencana sosial.

Pasal 201

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "IMO GISIS (global integrated shippinginformation sgstem)" adalah suatu sistem yang memuat informasiperkapalan yang secara global terintegrasi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 2O2

Cukup jelas.

SK No 092635 A

Pasal2O3...

Page 211: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-58-

Pasal 203

Cukup jelas.

Pasal 204

Cukup jelas.

Pasal 205

Cukup jelas.

Pasal 206

Cukup jelas.

Pasal 207

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Alasan belum diterbitkannyapersyaratan belum lengkaP.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 2O8

Cukup jelas.

Pasal 209

Cukup jelas.

Pasal 210

Cukup jelas.

Pasal 211

Cukup jelas.

SoCPF misalnya karena

SK No 092636 A

Pasal2l2...

Page 212: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-59-

Pasal2l2

Cukup jelas.

Pasal 213

Cukup jelas.

Pasal 214

Cukup jelas.

Pasal 215

Cukup jelas.

Pasal 216

Cukup jel,'rs.

Pasal 217

Cukup.ielas.

Pasal 218

Cukup jelas.

Pasal 219

Cukup jelas.

Pasai 22O

Cukup jetas.

Pasal221

Cukup jelas.

Pasal 222

Cukup jelas.

Pasal 223

Cukup jelas.

SK No 092637 A

Paszl 224

Page 213: jdih.setkab.go.idCreated Date: 2/19/2021 11:23:12 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-60-

Pasal 224

Cukup jelas.

Pasal 225

Cukup jelas.

Pasal 226

Cukup jelas.

Pasal 227

Cukup jelas.

Pasal228

Cukup jelas.

Pasal 229

Cukup jelas.

Pasal 230

Cukup jelas.

Pasal 231

Cukup jelas.

Pasal 232

Cukup jelas.

Pasal 233

Cukup jelas.

Pasal 234

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6643

SK No 085499 A