JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

124
SALINAN Menimbang Mengingat PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2O2I TENTANG PENYELENGGARAAN BIDANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 46, Pasal 47, dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan; Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tambahan l.embaran Negara Republik Indonesia Nomor 3193); Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol4 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512); Undang-Undang Nomor l1 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O2O Nomor 245, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573l'; i 2 3 4 SK No 085147 A MEMUTUSKAN

Transcript of JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

Page 1: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

SALINAN

Menimbang

Mengingat

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 29 TAHUN 2O2I

TENTANG

PENYELENGGARAAN BIDANG PERDAGANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 46,Pasal 47, dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja, perlu menetapkanPeraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan BidangPerdagangan;

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentangMetrologi Legal (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1981 Nomor 11, Tambahan l.embaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3193);

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol4 tentangPerdagangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2Ol4 Nomor 45, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5512);

Undang-Undang Nomor l1 Tahun 2O2O tentang CiptaKerja (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2O2O Nomor 245, Tarnbahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 6573l';

i

2

3

4

SK No 085147 A

MEMUTUSKAN

Page 2: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

Menetapkan

1

2

3

MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAANBIDANG PERDAGANGAN.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

Perdagangan adalah tatanan kegiatan yang terkaitdengan transaksi Barang dan/atau Jasa di dalamnegeri dan melampaui batas wilayah negara dengantujuan pengalihan hak atas Barang danlatau Jasauntuk memperoleh imbalan atau kompensasi.

Perdagangan Luar Negeri adalah Perdagangan yangmencakup kegiatan Ekspor dan/atau Impor atasBarang dan/atau Perdagangan Jasa yang meiampauibatas wilayah negara.

Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu yangdibakukan, termasuk tata cara dan metode yangdisusun berdasarkan konsensus semuapihak/Pemerintah/keputusan internasional yangterkait dengan memperhatikan syarat keselamatan,keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,pengalaman, serta perkembangan pada masa kini danmasa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

Standar Nasional Indonesia yang selanjutnyadisingkat SNI adatah Standar yang ditetapkan olehlembaga yang menyelenggarakan pengembangan danpembinaan di bidang standardisasi.

4

SK No 083537 A

5. Ekspor

Page 3: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUtsLIK INDONESIA

-3-

5. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan Barang daridaerah pabean.

6. Eksportir adalah orang perseorangan atau lembagaatau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukummaupun bukan badan hukum, yang melakukanEkspor.

7. Impor adalah kegiatan memasukkan Barang ke dalamdaerah pabean.

8. Importir adalah orang perseorangan atau lembagaatau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukummaupun bukan badan hukum, yang melakukanImpor.

9. Pelaku Usaha adalah orang perseorangan atau badanusaha yang melakukan usaha dan/atau kegiatan padabidang tertentu.

10. Pelaku Usaha Distribusi adalah Pelaku Usaha yangmenjalankan kegiatan Distribusi Barang di dalamnegeri.

11. Produsen adalah Pelaku Usaha yang memproduksiBarang.

12. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang selanjutnyadisingkat UMK-M adalah usaha mikro, usaha kecil,dan usaha menengah sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, danMenengah.

13. Distributor adalah Pelaku Usaha Distribusi yangbertindak atas namanya sendiri danlatau ataspenunjukan dari Produsen atau pemasok atauImportir berdasarkan perjanjian untuk melakukankegiatan pemasaran Barang.

14. Pengemas adalah Pelaku Usaha yang melakukanpengemasan Barang.

15. Pedagang. . .

SK No 083536 A

Page 4: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-4

15. Pedagang Pengumpul adalah Pelaku Usaha yangmempunyai kegiatan usaha melakukan pengumpulanhasil produksi usaha mikro dan usaha kecil untukdiperdagangkan.

16. Agen adalah Pelaku Usaha Distribusi yang bertindaksebagai perantara untuk dan atas nama pihak yangmenunj uknya berdasarkan perj anj ian dengan imbalanKomisi untuk melakukan kegiatan pemasaran Barangtanpa memiliki dan/atau menguasai Barang yangdipasarkan.

17. Grosir/Perkulakan adalah Pelaku Usaha Distribusiyang menjual berbagai macam Barang dalam partaibesar dan tidak secara eceran.

18. Pengecer adalah Pelaku Usaha Distribusi yangkegiatan pokoknya memasarkan Barang secaralangsung kepada Konsumen.

19. Konsumen adalah setiap orang pemakai Barangdarrlatau Jasa yang tersedia dalam masyarakat, baikbagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,maupun makhluk hidup lain dan tidak untukdiperdagangkan.

20. Penjual Langsung adalah orang perseorangan ataubadan usaha berbentuk perseroan terbatas yangmerupakan anggota mandiri jaringan pemasaran ataupenjualan perusahaan.

2I. Perusahaan Penjualan Langsung adalah badan usahayang berbentuk perseroan terbatas yang melakukankegiatan usaha Perdagangan Barang dengan sistemPenjualan Langsung.

22. Penjualan Langsung adalah sistem penjualan Barangtertentu melalui jaringan pemasaran yangdikembangkan oleh Penjual Langsung yang bekerjaatas dasar Komisi dan/atau Bonus berdasarkan hasilpenjualan kepada Konsumen di luar lokasi eceran'

23. Penjualan Langsung secara Single Leuel adalahpenjualan Barang tertentu yang tidak melalui jaringanpemasaran berjenjang.

24.Penjualan. . .

SK No 083535 A

Page 5: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

24. Penjualan Langsung secara Multi Leuel adalahpenjualan Barang tertentu melalui jaringanpemasaran berjenjang yang dikembangkan olehPenjual Langsung yang bekerja atas dasar Komisidanlatau Bonus berdasarkan hasil penjualan Barangkepada Konsumen.

25. Hak Distribusi Eksklusif adalah hak untukmendistribusikan Barang yang dimiliki oleh hanyasatu perusahaan dalam wilayah Indonesia yangdidapat dari perjanjian secara langsung maupun tidaklangsung dengan pemilik hak Distribusi merek dagangatau dari kepemilikan atas merek dagang.

26. Toko Swalayan adalah toko dengan sistem pelayananmandiri, menjual berbagai jenis Barang secara eceranyang berbentuk minimarket, supermarket, departmentstore, hypermarket, ataupun grosir yang berbentukperkulakan.

27. Pusat Perbelanjaan adalah suatu area tertentu yangterdiri dari satu atau beberapa bangunan yangdidirikan secara vertikal maupun horizontal yangdijual atau disewakan kepada Pelaku Usaha ataudikelola sendiri untuk melakukan kegiatanPerdagangan Barang.

28. Pusat Niaga adalah suatu area terpadu untuk usahaPerdagangan dan komersil lainnya.

29. Komisi atas Penjualan yang selanjutnya disebutKomisi adalah imbalan yang diberikan olehperusahaan kepada Penjual Langsung yang besarnyadihitung berdasarkan hasil kerja nyata, sesuai volumeatau nilai hasil penjualan Barang, baik yangdihasilkan oieh Penjual Langsung secara pribadimaupun yang dihasilkan oleh jaringannya.

3O. Bonus .

SK No 083534 A

Page 6: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUtsUK INDONESIA

-6-

30. Bonus atas Penjualan yang selanjutnya disebut Bonusadalah tambahan imbalan yang diberikan olehperusahaan kepada Penjual Langsung, karenaberhasil melebihi target penjualan Barang yangditetapkan perusahaan.

31. Program Pemasaran adalah program perusahaandalam memasarkan Barang yang akan dilaksanakandan dikembangkan oleh Penjual Langsung melaiuijaringan pemasaran dengan bentuk PenjualanLangsung secara Single Leuelatau Penjualan Langsungsecara Multi Leuel .

32. Skema Piramida adalah kegiatan usaha yang bukandari hasil kegiatan penjualan Barang tetapimemanfaatkan peluang keikutsertaan PenjualLangsung untuk memperoleh imbalan ataupendapatan terutama dari biaya partisipasi orang lainyang bergabung kemudian atau setelah bergabungnyaPenjual Langsung tersebut.

33. Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikankepada Pelaku Usaha untuk memulai danmenjalankan usaha danf atau kegiatannya.

34. Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkatNIB adalah bukti registrasi/pendaftaran Pelaku Usahauntuk melakukan kegiatan usaha dan sebagaiidentitas bagi Pelaku Usaha dalam pelaksanaankegiatan usahanya.

35. Barang adalah setiap benda, baik berwujud maupuntidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak,baik dapat dihabiskan maupun tidak dapatdihabiskan, dan dapat diperdagangkan, dipakai,digunakan, atau dimanfaatkan oleh Konsumen atauPelaku Usaha.

36. Barang Kebutuhan Pokok adalah Barang yangmenyangkut hajat hidup orang banyak dengan skalapemenuhan kebutuhan yang tinggi serta menjadifaktor pendukung kesejahteraan masyarakat.

37.Barang...

SK No 083533 A

Page 7: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESTA

-7 -

37. Barang Penting adalah Barang strategis yang berperanpenting dalam menentukan kelancaran pembangunannasional.

38. Jasa adalah setiap layanan dan unjuk kerja berbentukpekerjaan atau hasil kerja yang dicapai, yangdiperdagangkan oleh satu pihak ke pihak lain dalammasyarakat untuk dimanfaatkan oleh Konsumen atauPelaku Usaha.

39. Distribusi adalah kegiatan penyaluran Barang secaralangsung atau tidak langsung kepada Konsumen.

40. Perdagangan Melalui Sistem Elektronik adalahPerdagangan yang transaksinya dilakukan melaluiserangkaian perangkat dan prosedur elektronik.

41. Gudang adalah suatu rLlangan tidak bergerak yangtertutup dan/atau terbuka dengan tujuan tidak untukdikunjungi oleh umum, tetapi untuk dipakai khusussebagai tempat penyimpanan Barang yang dapatdiperdagangkan dan tidak untuk kebutuhan sendiri.

42. Pasar Rakyat adalah tempat usaha yang ditata,dibangun, dan dikelola oleh Pemerintah, PemerintahDaerah, swasta, badan usaha milik negara, danf ataubadan usaha milik daerah, dapat berupa toko/kios,los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagangkecil dan menengah, swadaya masyarakat, ataukoperasi serta UMK-M dengan proses jual beli Barangmelalui tawar-menawar.

43. Tanda Daftar Gudang yang selanjutnya disingkat TDGadalah bukti pendaftaran Gudang yang diberikankepada pemilik Gudang.

44. Alat Ukur adalah alat yang diperuntukkan ataudipakai bagi pengukuran kuantitas danlatau kualitas.

45. Alat Takar adalah alat yang diperuntukkan ataudipakai bagi pengukuran kuantitas atau penakaran.

46. Alat. . .

SK No 083532 A

Page 8: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

-8-

46. Alat Timbang adalah alat yang diperuntukkan ataudipakai bagi pengukuran massa atau penimbangan.

47. Alat Perlengkapan adalah alat yang diperuntukkanatau dipakai sebagai pelengkap atau tambahan padaalat-alat ukur, takar atau timbang, yang menentukanhasil pengukuran, penakaran atau penimbangan.

48. Persetujuan Tipe adalah Perizinan Berusaha berupasertifikat yang menyatakan tipe Alat Ukur, Alat Takar,Alat Timbang, dan Alat Perlengkapan produksi dalamnegeri atau Alat Ukur, Alat Takar, Alat Timbang, danAlat Perlengkapan asal Impor telah memperolehpersetujuan berdasarkan penilaian kesesuaianterhadap persyaratan teknis.

49. Reparasi Alat Ukur, Alat Takar, Alat Timbang, danAlat Perlengkapan adalah suatu kegiatan memperbaikidan/atau memelihara Alat Ukur, Alat Takar, AlatTimbang, dan Alat Perlengkapan, dilakukan olehReparatir Alat Ukur, Alat Takar, Alat Timbang, danAlat Perlengkapan.

50. Reparatir Alat Ukur, Alat Takar, Alat Timbang, danAlat Perlengkapan adalah personel atau teknisi yangtelah mempunyai kemampuan/keahlian dalam bidangReparasi Alat Ukur, Alat Takar, Alat Timbang, dan AlatPerlengkapan.

51. Bahan Baku adalah bahan mentah, Barang setengahjadi, atau Barang jadi yang dapat diolah menjadiBarang setengah jadi atau Barang jadi yangmempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.

52. Barang Daiam Keadaan Terbungkus yang selanjutnyadisingkat BDKT adalah Barang yang dimasukkan kedalam kemasan baik yang tertutup secara penuhmaupun sebagian dan untuk mempergunakannyaharus membuka kemasan, merusak kemasan, atausegel kemasan, dan yang kuantitasnya ditentukansebelum diedarkan, dijual, ditawarkan, ataudipamerkan.

53. Pemerintah. . .

SK No 083531 A

Page 9: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-9 -

53. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan negaraRepublik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presidendan menteri sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

54. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagaiunsur penyelenggara pemerintahan daerah yangmemimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yangmenjadi kewenangan daerah otonom.

55. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang Perdagangan.

56. Petugas Pengawas Perdagangan adalah pegawai negerisipil pada unit yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang Perdagangan baik di pusatmaupun daerah yang ditunjuk untuk melaksanakanpengawasan terhadap kegiatan Perdagangan.

57. Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perdagangan yangselanjutnya disebut PPNS-DAG adalah pegawai negerisipil tertentu sebagaimana dimaksud dalam KitabUndang-Undang Hukum Acara Pidana baik yang adadi pusat maupun daerah yang diberi wewenangkhusus oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol4tentang Perdagangan.

Pasal 2

Lingkup pengaturan penyelenggaraan Perdagangan dalamPeraturan Pemerintah ini meliputi:

a. kebijakan dan pengendalian Ekspor dan Impor;

b. penggunaan atau kelengkapan label berbahasaIndonesia;

c. Distribusi Barang;

d. sarana Perdagangan;

e. standardisasi;

f. pengembangan Ekspor;

g.metrologi...

SK No 083530A

Page 10: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUtsLIK INDONESIA

-10-

BAB IIKEBIJAKAN DAN PENGENDALIAN EKSPOR DAN IMPOR

g. metrologi legal; dan

h. pengawasan kegiatan Perdagangan dan pengawasanterhadap Barang yang ditetapkan sebagai Barangdalam pengawasan.

(1)

Pasal 3

Kebijakan dan pengendalian di bidang Ekspor danImpor dilaksanakan oleh Menteri.

Pelaksanaan kebdakan dan pengendalian Ekspor danImpor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh Menteri dalam bentuk:a. persetujuan EksPor;

b. persetujuan ImPor;

c. Eksportir terdaftar;d. Importir terdaftar;e. Importir Produsen;t. penentuan tempat pengeluaran dan pemasukan

Barang;g. jenis Barang;h. kewenangan;i. persyaratan Eksportir dan Importir;j. tata cara permohonan perizinan Ekspor dan

Impor;k. penerbitan perizinan Ekspor dan Impor;

1. verifikasi atau penelusuran teknis;m. kewajiban Eksportir dan Importir;n. larangan bagi Eksportir dan Importir;o. pengawasan; dan

p. sanksi.

(3) Ketentuan...

(2t

SK No 085137 A

Page 11: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan danpengendalian di bidang Ekspor dan Imporsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Menteri.

Pasal 4

(1) Menteri dapat menetapkan pelaksanaan verifikasi ataupenelusuran teknis sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 ayat (2) huruf I terhadap Barang tertentu.

(2) Verifikasi atau penelusuran teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dikenakanterhadap Barang tertentu dengan kriteriayang disepakati dalam rapat koordinasi di kementerianyang menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, danpengendalian urusan kementerian dalampenyelenggaraan pemerintahan di bidangperekonomian.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Barang tertentu yangdapat dikenakan verifikasi atau penelusuran teknisdan pelaksanaan verifikasi atau penelusuran teknisdiatur dengan Peraturan Menteri.

(4) Jenis Barang tertentu yang diatur berdasarkanPeraturan Menteri sebagaimana dimaksud padaayat (3) dapat diubah berdasarkan keputusan rapatkoordinasi yang dipimpin oleh menteri yangmenyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi,dan pengendalian urusan kementeriandalam penyelenggaraan pemerintahan di bidangperekonomian, yang dihadiri menteri/kepala lembagapemerintah nonkementerian atau pejabat yangditunjuk untuk mewakili yang diberikan kewenanganuntuk dan atas nama menteri/kepala lembagapemerintah nonkementerian.

Pasal 5

(1) Eksportir dalam kegiatan Ekspor wajib memiliki NIB

(2) Dalam .

SK No 085301 A

Page 12: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t2-

(21 Dalam hal Ekspor tidak dilakukan untuk kegiatanusaha, Eksportir tidak memerlukan NIB danfatauPerizinan Berusaha.

(3) Terhadap kegiatan Ekspor tertentu, Eksportir wajibmemiliki Perizinan Berusaha dari Menteri.

(4) Perizinan Berusaha di bidang Ekspor sebagaimanadimaksud pada ayat (3) terdiri dari:

a. Eksportir terdaftar; danf atau

b. persetujuan Ekspor.

Penerbitan persetujuan Ekspor oleh Menteridilaksanakan berdasarkan neraca komoditas.

Dalam hal neraca komoditas sebagaimana dimaksudpada ayat (5) belum ditetapkan, penerbitanpersetujuan Ekspor oleh Menteri akan dilakukanberdasarkan ketentuan dan data yang tersedia.

Ketentuan lebih lanjut mengenai neraca komoditassebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur denganPeraturan Presiden.

Ketentuan lebih ianjut mengenai:

a. Eksportir yang tidak memerlukan NIB dan f atauPerizinan Berusaha sebagaimana dimaksud padaayat (2); dan

b. Perizinan Berusaha di bidang Eksporsebagaimana dimaksud pada ayat (4),

diatur dengan Peraturan Menteri.

(s)

(6)

(7t

(8)

Pasal 6

(1) Importir dalam kegiatan Impor wajib memiliki NIB yangberlaku sebagai Angka Pengenal Importir (API).

(21 NIB yang berlaku sebagai Angka Pengenal Importir(API) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. Angka Pengenal Importir Umum (API-U); dan

b. Angka Pengenal Importir Produsen (API-P).

(3) Terhadap...

SK No 085138 A

Page 13: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-13-

(3) Terhadap kegiatan Impor tertentu, Importir wajibmemiliki Perizinan Berusaha dari Menteri.

(4) Dalam hal Impor tidak dilakukan untuk kegiatanusaha, Importir tidak memerlukan NIB dan/atauPerizinan Berusaha.

(5) Pertzinan Berusaha di bidang Impor sebagaimanadimaksud pada ayat (3) terdiri dari:

a. Importir terdaftar;

b. Importir Produsen; dan/atau

c. persetujuan Impor.

(6) Penerbitan persetujuan Impor oleh Menteridilaksanakan berdasarkan neraca komoditas.

(7) Dalam hal neraca komoditas sebagaimana dimaksudpada ayat (6) belum ditetapkan, penerbitanpersetujuan Impor oleh Menteri akan dilakukanberdasarkan ketentuan dan data yang tersedia.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai neraca komoditassebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur denganPeraturan Presiden.

(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai:

a. NIB yang berlaku sebagai Angka PengenalImportir (API) sebagaimana dimaksud padaayat (1);

b. Importir yang tidak memerlukan NIB dan/atauPerizinan Berusaha sebagaimana dimaksud padaayat (4); dan

c. Perizinan Berusaha di bidang Impor sebagaimanadimaksud pada ayat (5),

diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 7

(1) Pengajuan Perizinan Berusaha dalam rangkapengendalian Ekspor dan Impor dilakukan secaraelektronik melalui sistem tunggal yangmengintegrasikan proses penanganan dokumen yangterkait dengan Ekspor dan ImPor.

(2) Apabila...

SK No 083526 A

Page 14: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t4-

(2) Apabila permohonan Perizinan Berusaha sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak lengkap, dilakukanpenolakan secara elektronik melalui sistem yangterintegrasi dalam jangka waktu yang ditetapkansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Apabila permohonanPerizinan Berusaha sebagaimanadimaksud pada ayat (1) telah lengkap, dilakukanpenerbitan Pertzinan Berusaha secara elektronikmelalui sistem yang terintegrasi dalam jangka waktuyang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Apabila permohonanPerizinan Berusaha sebagaimanadimaksud pada ayat (1) telah lengkap, namunPerizinan Berusaha belum diterbitkan dalam jangkawaktu yang ditetapkan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan, dilakukanpenerbita n P erizinan Be ru saha secara oto mati s melaluisistem yang terintegrasi.

(5) Dalam hal terjadi keadaan kahar yang mengakibatkansistem yang terintegrasi tidak berfungsi, permohonanPerizirran Berusaha dalam rangka pengendalianEkspor dan Impor sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat disampaikan secara manuai kepadaMenteri.

(6) Ketentuan mengenai permohonan Perizinan Berusahadalam hal terjadi keadaan kahar sebagaimanadimaksud pada ayat (5) diatur dengan PeraturanMenteri.

Pasal 8

(1) Dalam rangka peningkatan dan pengembangan produkinvensi dan inovasi nasional yang diekspor ke luarnegeri, Menteri dapat memberikan fasilitas:

a. pembiayaan;

b. penjaminan;

c. asuransi Ekspor;

d. pemasaran .

SK No 083525 A

Page 15: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-15-

d. pemasaran; dan/atau

e. insentif prosedural lainnya.

(2) Dalam memberikan fasilitas sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Menteri dapat bekerja sama denganPemerintah Daerah, perguruan tinggi, dunia usaha,asosiasi, dan pemangku kepentingan lainnya.

(3) Menteri dapat menetapkan produk invensi dan inovasinasionai yang dapat diekspor ke luar negerisebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 9

(1) Setiap Importir wajib mengimpor Barang dalamkeadaan baru.

(21 Dalam hal tertentu, Menteri dapat menetapkan Barangyang diimpor dalam keadaan tidak baru berdasarkan:

a. peraturanperundang-undangan;

b. kewenangan Menteri; dan/atau

c. usulan atau pertimbangan teknis dari instansipemerintah lainnya.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Barang yang diimpordalam keadaan tidak baru sebagaimana dimaksudpada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

(4) Jenis Barang yang diatur berdasarkan PeraturanMenteri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapatdiubah berdasarkan keputusan rapat koordinasi yangdipimpin oleh menteri yang menyelenggarakankoordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusankementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang perekonomian, yang dihadiri menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian atau pejabatyang ditunjuk untuk mewakili yang diberikankewenangan untuk dan atas nama menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian.

Pasal 10. . .

SK No 083524 A

Page 16: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUELIK INDONESIA

- 16-

Pasal 10

(1) Eksportir dilarang mengekspor Barang yangditetapkan sebagai Barang yang dilarang untukdiekspor.

(2) Importir dilarang mengimpor Barang yang ditetapkansebagai Barang yang dilarang untuk diimpor.

(3) Barang yang dilarang untuk diekspor sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan Barang yang dilaranguntuk diimpor sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

harus memenuhi kriteria:

a. terkait dengan perlindungan terhadap kesehatan,keselamatan manusia, hewan, ikan, tumbuhan,dan lingkungan hidup;

b. terkait dengan keamanan nasional, kepentingannasional, atau kepentingan umum, termasuksosial, budaya, dan moral masyarakat; danlatau

c. termasuk tumbuhan alam dan satwa liar yangperlu dijaga kelestariannya.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Barang yang dilaranguntuk diekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan Barang yang dilarang untuk diimpor sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diatur dengan PeraturanMenteri.

(5) Jenis Barang yang dilarang untuk diekspor dan Barangyang dilarang untuk diimpor berdasarkan PeraturanMenteri sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapatdiubah berdasarkan keputusan rapat koordinasi yangdipimpin oleh menteri yang menyelenggarakankoordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusankementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang perekonomian, yang dihadiri menteri/kepalalembaga pemerintahan nonkementerian atau pejabatyang ditunjuk untuk mewakili yang diberikankewenangan untuk dan atas nama menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian'

Pasal 11 ...

SK No 083523 A

Page 17: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t7-

Pasal 1 1

(1) Eksportir dilarang mengekspor Barang yang tidaksesuai dengan ketentuan pembatasan Barang untukdiekspor.

(2) Barang yang ekspornya dibatasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kriteria:a. memenuhi standar pembatasan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. melindungi keamanan nasional, kepentingannasional, atau kepentingan umum, termasuksosial, budaya, dan moral masyarakat;

c. melindungi kesehatan, keselamatan manusia,hewan, ikan, tumbuhan, dan lingkungan hidup;

d. melindungi tumbuhan alam dan satwa liar yangdiperbolehkan Ekspor sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan; dan/atau

e. dibutuhkan ketersediaannya di dalam negeri.

(3) Eksportir yang melakukan pelanggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif.

Pasal 12

(1) Importir dilarang mengimpor Barang yang tidak sesuaidengan ketentuan pembatasan Barang untuk diimpor.

(21 Barang yang impornya dibatasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kriteria:

a. memenuhi standar pembatasan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan;

b. melindungi keamanan nasional, kepentingannasional, atau kepentingan umum, termasuksosial, budaya, dan moral masyarakat; danlatau

c.melindungi...

SK No 083521 A

Page 18: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUEUK INDONESIA

- 18-

c. melindungi kesehatan, keselamatan manusia,hewan, ikan, tumbuhan, dan lingkungan hidup.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Barang yang dibatasiuntuk Ekspor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11ayat (21 dan Barang yang dibatasi untuk Imporsebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur denganPeraturan Menteri.

(41 Jenis Barang yang dibatasi untuk diekspor dan Barangyang dibatasi untuk diimpor berdasarkan PeraturanMenteri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapatdiubah berdasarkan keputusan rapat koordinasi yangdipimpin oleh menteri yang menyelenggarakankoordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusankementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang perekonomian, yang dihadiri menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian atau pejabatyang ditunjuk untuk mewakili yang diberikankewenangan untuk dan atas nama menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian.

(5) Importir yang melakukan pelanggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif.

Pasal i3(1) Dalam rangka kebutuhan neraca komoditas,

kementerian/lembaga pemerintah nonkementerianmenyediakan data terkait dengan Ekspor dan Imporserta data lainnya pada sistem informasi yangterintegrasi.

{21 Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahandi bidang keuangan menyampaikan data realisasiEkspor dan Impor kepada Menteri, menteri, danf ataukepala lembaga pemerintah nonkementerian terkaitmelalui sistem informasi yang terintegrasi.

SK No 083520 A

Pasai 14

Page 19: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLTK INDONESIA

-19-

Pasal 14

(1) Pemeriksaan atas pemenuhan Perizinan Berusahaterhadap Impor Barang tertentu dilakukan melaluipengawasan kegiatan Perdagangan setelah melaluikawasan pabean oleh direktorat jenderal yangmembidangi perlindungan konsumen dan tertib niaga.

(21 Dalam hal diperlukan, pengawasan kegiatanPerdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan di kawasan pabean bekerja sama dengandirektorat jenderal yang membidangi kepabeanan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Barang tertentusebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Menteri.

(41 Jenis Barang tertentu berdasarkan Peraturan Menterisebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diubahberdasarkan keputusan rapat koordinasi yangdipimpin oleh menteri yang menyelenggarakankoordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusankementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang perekonomian, yang dihadiri menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian atau pejabatyang ditunjuk untuk mewakili yang diberikankewenangan untuk dan atas nama menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian.

Pasal 15

(1) Dalam rangka penguatan pengawasan implementasiprogram strategis nasional pencegahan korupsi untukkomoditas yang pengawasannya dilakukan setelahmelalui kawasan pabean, Importir wajibmencantumkan Perizinan Berusaha secara lengkapdalam dokumen pemberitahuan pabean.

(2) Importir yang tidak mencantumkan PerizinanBerusaha secara lengkap sebagaimana dimaksud padaayat (1) dikenai sanksi administratif.

SK No 083519 A

Pasal 16

Page 20: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

-20-

Pasal 16

(1) Importir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15ayat (1) wajib memberitahukan jumlah atau voiumeBarang Impor dalam pemberitahuan pabeanmenggunakan jenis satuan Barang sebagaimanatercantum dalam Perizinan Berusaha di bidang Imporsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan.

(21 Jumlah atau volume Barang Impor sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak melebihi yang tercantumdalam Perizinan Berusaha di bidang Impor sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang kepabeanan.

Pasal 17

(1) Menteri dapat menetapkan Eksportir dan Importiryang bereputasi baik.

(21 Kementerian/lembaga pemerintah nonkementeriandapat merekomendasikan Eksportir dan Importir yangbereputasi baik.

(3) Eksportir dan Importir yang bereputasi baiksebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikankemudahan atas Perizinan Berusaha pada masing-masing kementerian/lembaga pemerintahnonkementerian.

(4) Ketentuan mengenai kriteria Eksportir dan Importirbereputasi baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 18

(1) Ketentuan mengenai pembatasan di bidang Ekspordan Impor di kawasan perdagangan bebas danpelabuhan bebas dan/atau kawasan ekonomi khususdiberlakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(21 Ketentuan pemberlakuan pembatasan di bidangEkspor dan Impor dikecualikan di tempat penimbunanberikat.

(3) Ketentuan .

SK No 083518 A

Page 21: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-27-

(3)

(4)

(1)

(21

(3)

(4)

Ketentuan pemberlakuan pembatasan di bidangEkspor dan Impor dikecualikan atas importasi Barangdan/atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasangdengan tujuan Ekspor dalam rangka kemudahanImpor tujuan Ekspor Pembebasan.Untuk kepentingan perekonomian nasional, Menteridapat menetapkan berlakunya ketentuan pembatasandi bidang Ekspor dan Impor di tempat penimbunanberikat sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dankemudahan Impor tujuan Ekspor sebagaimanadimaksud pada ayat (3) secara selektif.

Pasal 19

Dalam rangka peningkatan nilai tambah industri gunapendalaman dan penguatan struktur industri dalamnegeri, Menteri dapat mengendalikan melaluip"-b"t."an Ekspor dan Impor Barang sebagai Bahanbaku dan/atau bahan penolong industri.pembatasan Ekspor dan Impor sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan melalui rapat koordinasi dikementLrian yang menyelenggarakan koordinasi,sinkronisasi, dan pengendalian urusan kementeriandalam penyelenggaraan pemerintahan di bidangperekonomian.

Menteri dapat menetapkan Barang sebagai RahanBaku dan/atau bahan penolong industri yang dibatasiEkspor dan Impornya dalam hal telah diputuskandalam rapat terbatas dan/atau sidang kabinet'

Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

disampaikan oleh Menteri kepada menteri- yang

-.ry"i.rggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan untuk dilakukan pengawasan berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan di bidangkepabeanan.

BABIII ...

SK No 085133 A

Page 22: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-22-

BAB IIIPENGGUNAAN ATAU KELENGKAPAN LABEL BERBAHASA INDONESIA

Pasal 20

(1) Setiap Pelaku Usaha wajib menggunakan ataumelengkapi label berbahasa Indonesia pada Barangyang diperdagangkan di dalam negeri.

(2) Perdagangan di dalam negeri sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi Perdagangan Melalui SistemElektronik serta Perdagangan yang Distribusibarangnya dilakukan secara tidak langsung dan secaralangsung Single Leuel atau Multi Leuel.

(3) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh:

a. Produsen untuk Barang produksi dalam negeri;

b. Importir untuk Barang asal Impor; dan

c. Pengemas untuk Barang yang diproduksi dalamnegeri atau asal Impor yang dikemas di wilayahRepublik Indonesia.

(41 Ketentuan lebih lanjut mengenai Barang yang wajibmenggunakan atau melengkapi label berbahasaIndonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Menteri.

(5) Jenis Barang berdasarkan Peraturan Menterisebagaimana dimaksud pada ayat (41 dapat diubahberdasarkan keputusan rapat koordinasi yangdipimpin oleh menteri yang menyelenggarakankoordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusankementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang perekonomian, yang dihadiri menteri/kepalalembaga pemerintahan nonkementerian atau pejabatyang ditunjuk untuk mewakili yang diberikankewenangan untuk dan atas nama menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian.

(6) Pelaku Usaha yang melanggar kewajiban sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif.

Pasal2l...

SK No 083516 A

Page 23: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUtsLIK INDONESIA

-23-

Pasal 21

(1) Label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 harusmenggunakan bahasa Indonesia yang jelas, mudahdibaca, dan mudah dimengerti.

(2) Penggunaan bahasa, angka, dan huruf selain BahasaIndonesia, angka arab, dan huruf latin dapatdigunakan jika tidak ada atau tidak dapat diciptakanpadanannya.

Pasal22

(1) Penggunaan label berbahasa Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Pasal 21 dilakukan melaluipencantuman label pada Barang dan/atau kemasan.

(21 Pencantuman label berbahasa Indonesia sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat berupa:

a. embos atau tercetak;

b. ditempei atau melekat secara utuh; atau

c. dimasukkan atau disertakan ke dalam Barangdan/atau kemasan.

(3) Ukuran besar label berbahasa Indonesia disesuaikandengan ukuran Barang atau kemasan secaraproporsional.

Pasal 23

(1) Label berbahasa Indonesia sebagaimana dimaksuddalam Pasal 22 memuat keterangan mengenai namaBarang, asai Barang, identitas Pelaku Usaha, daninformasi lain sesuai dengan karakteristik Barang.

(2) Keterangan mengenai identitas Pelaku Usahasebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikitmemuat:

a. nama dan alamat Produsen untuk Barangproduksi dalam negeri;

b.nama...

SK No 083515 A

Page 24: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-24-

b. nama dan alamat Importir untuk Barang asalImpor;

c. nama dan alamat Pengemas, untuk Barang yangdiproduksi dalam negeri atau asal Impor yangdikemas di wilayah Republik Indonesia; atau

d. nama dan alamat Pedagang Pengumpul jikamemperoleh dan memperdagangkan Barang hasilproduksi usaha mikro dan usaha kecil.

(3) Barang yang terkait dengan keselamatan, keamanan,dan kesehatan Konsumen dan lingkungan hidup harusmemuat:

a. cara penggunaan; dan

b. simbol bahaya dan/atau tanda peringatan yangjelas dan mudah dimengerti.

(4) Daiam hal identitas Pelaku Usaha sebagaimanadimaksud pada ayat (2) tidak memungkinkandicantumkan secara lengkap pada Barang dan/ataukemasan, identitas dapat disertakan atau dimasukkanpada Barang dan/atau kemasan.

Pasal 24

(1) Selain keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal23 ayat (1), Pelaku Usaha wajib mencantumkanketerangan atau penjelasan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) Untuk Barang yang telah diberlakukan SNI secarawajib, pencantuman label berbahasa Indonesiamengikuti penandaan yang ditetapkan dalam SNI.

Pasal 25

(1) Pelaku Usaha dilarang mencantumkan labelberbahasa Indonesia yang memuat informasi:

a. secara tidak lengkap; dan/atau

b. tidak benar dan/atau menyesatkan Konsumen.

(2) Pelanggaran...

SK No 083514 A

Page 25: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUELTK INDONESIA

-25-

(2) Pelanggaran terhadap larangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif.

Pasal 26

(1) Produsen, Importir, atau Pengemas sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) yang tidakmemenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 25, wajib menarik Barang dari peredaran dandilarang memperdagangkan Barang dimaksud.

(2) Penarikan Barang dari peredaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan atas perintahMenteri.

(3) Menteri memberikan mandat penarikan Barangsebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada direkturjenderal yang membidangi perlindungan konsumendan tertib niaga.

(4) Biaya penarikan Barang dari peredaran dibebankankepada Produsen, Importir, atau Pengemassebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal2T

Barang yang telah ditarik dari peredaran sebagaimanadimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) dapat diperdagangkankembali jika telah memenuhi ketentuan kewajibanpencantuman label berbahasa Indonesia sesuai denganPeraturan Pemerintah ini.

Pasal 28

Ketentuan kewajiban pencantuman label berbahasaIndonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, tidakberlaku untuk:

a. Barang curah yang dikemas dan diperdagangkansecara langsung di hadapan Konsumen; atau

b. Barang yang diproduksi Pelaku Usaha mikro danPelaku Usaha kecil.

SK No 083513 A

Pasal 29

Page 26: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

(1)

(2)

(3)

(1)

(2)

(3)

(4)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-26-

Pasal 29

Selain Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud dalamPasal 20 ayat (3), Pedagang Pengumpul wajibmencantumkan label berbahasa Indonesia.

Pedagang Pengumpul yang tidak memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 wajib menarikBarang dari peredaran dan dilarangmemperdagangkan Barang.

Ketentuan mengenai kewajiban menarik Barang dariperedaran dan dilarang memperdagangkan Barangiebagaimana dimaksud pada ayat (21 dilaksanakan...r.i dengan ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 26.

Pasal 30

Pembinaan terhadap pencantuman label berbahasaIndonesia dilakukan oleh Menteri.

Menteri mendelegasikan pembinaan sebagaimanadimaksud pada ayat (i) kepada direktur jenderal yangmembidangi periindungan konsumen dan tertib niaga'

Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilakukan secara sendiri atau bersama-

="-" dengan kementerian dan/atau lembaga teknisterkait pada Pemerintah Pusat dan/atau PemerintahDaerah.

Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan secara langsung kepada Pelaku Usahadan/atau Konsumen dalam bentuk:

a. pelayanan dan penyebarluasan informasi;

b. edukasi; danlatauc. konsultasi.

Pasal31...

SK No 085300 A

Page 27: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

Pasal 31

(1) Pelaku Usaha yang memproduksi atau mengimporBarang yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan terkait Barang yang wajibmenggunakan atau melengkapi label berbahasaIndonesia dan telah mencantumkan label berbahasaIndonesia, tetap mencantumkan label berbahasaIndonesia sesuai dengan karakteristik Barang.

(2) Pelaku Usaha yang memproduksi atau mengimporBarang yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan terkait Barang yang wajibmenggunakan atau melengkapi label berbahasaIndonesia dan belum mencantumkan label berbahasaIndonesia, dapat mencantumkan label berbahasaIndonesia sesuai dengan karakteristik Barang.

(3) Pencantuman label sebagaimana dimaksud padaayat (2) dimaksudkan untuk memberikan informasiyang lebih banyak kepada Konsumen dan sebagaisarana promosi mengenai Barang yangdiperdagangkan di pasar dalam negeri.

BAB IVDISTRIBUSI BARANG

Bagian KesatuUmum

Pasal 32

Distribusi Barang yang diperdagangkan di dalam negeridapat dilakukan secara tidak langsung atau secaralangsung kepada Konsumen.

Bagian

SK No 08351 I A

Page 28: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-28-

Bagian KeduaDistribusi Barang Secara Tidak Langsung

Pasal 33

(1) Distribusi Barang secara tidak langsung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 32 dilakukan oleh PelakuUsaha Distribusi dengan menggunakan rantaiDistribusi yang bersifat umum, yaitu:

a. Distributor dan jaringannYa;

b. Agen dan jaringannya; atau

c. waralaba.

(21 Distributor dan jaringannya sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a terdiri dari:

a. Distributor;

b. Grosir/Perkulakan;danc. Pengecer.

(3) Agen dan jaringannya sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b terdiri dari:

a. Agen;

b. Grosir/Perkulakan;danc. Pengecer.

Pasal 34

Distribusi Barang secara tidak langsung dilakukan olehPelaku Usaha Distribusi melalui perikatan yang dapatdibuktikan dengan adanya perjanjian, penunjukan,dan/atau bukti transaksi secara tertulis.

Pasal 35

Produsen di dalam negeri dapat menunjuk PelakuUsaha Distribusi sebagai Distributor atau Agen untukmendistribusikan Barang kepada Pengecer.

(2) Selain...

SK No 085116 A

(1)

Page 29: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-29-

(2) Selain Produsen di dalam negeri sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Produsen harus menunjukPelaku Usaha Distribusi sebagai Distributor atau Agenuntuk mendistribusikan Barang kepada Pengecer.

(3) Dalam hal Produsen telah menunjuk Distributortunggal atau Agen tunggal untuk mendistribusikanBarang di suatu wilayah pemasaran, Produsen tidakdapat menunjuk Distributor atau Agen lainnya untukmendistribusikan Barang dengan jenis dan merek yangsama.

(4) Masa berlaku penunjukan Distributor tunggal palingsedikit selama 5 (lima) tahun dan wajib diperpanjang1 (satu) kali.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai perikatan untukpendistribusian Barang oleh Distributor atau Agendiatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 36

Distributor atau Agen yang mendistribusikan Barangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) wajibmemiliki Perizinan Berusaha sebagai Distributor atau Agensesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan'

Pasal 37

(1) Pengecer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33ayat (2) huruf c dan ayat (3) huruf c serta Pasal 35ayat (1) dan ayat (21, dalam mendistribusikan Barangharus menggunakan sarana penjualan toko dansarana penjualan lainnya.

(2) Sarana penjualan toko sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat beruPa:

a. Toko Swalayan; atau

b. toko dengan sistem pelayanan konvensional.

(3) Sarana .

SK No 083509 A

Page 30: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-30-

(3) Sarana penjualan lainnya sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat beruPa:

a. sistem elektronik;

b. penjualan dengan perangkat mesin elektronik,'atau

c. penjualan bergerak.

Pasal 38

Distributor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2)huruf a, wajib memenuhi ketentuan:

a. memiliki Perizinan Berusaha sebagai Distributor;

b. memiliki atau menguasai tempat usaha dengan alamatyang benar, tetaP, dan jelas;

c. memiliki atau menguasai Gudang yang sudahterdaftar dengan alamat yang benar, tetap, dan jelas;dan

d. memiliki perikatan sebagaimana dimaksud dalamPasal34 dengan Produsen atau pemasok atau Importirmengenai Barang yang akan didistribusikan.

Pasal 39

Agen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (3)

huruf a, wajib memenuhi ketentuan:

a. memiliki Perizinan Berusaha sebagai Agen;

b. memiliki atau menguasai tempat usaha dengan alamatyang benar, tetap, dan jelas;

c. memiliki perikatan sebagaimana dimaksud dalamPasal 34 dengan pihak yang menunjuknya yangmengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak;dan

d. menjalankan usaha berdasarkan Komisi yangdiperoleh dari pihak yang menunjuknya.

Pasal40...

SK No 085114 A

Page 31: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

-31 -

Pasal 40

Grosir/Perkulakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33ayat (2) huruf b dan ayat (3) huruf b wajib memenuhiketentuan:

a. memiliki Perizinan Berusaha sebagaiGrosir/ Perkulakan; dan

b. memiliki kerja sama dengan Produsen, Distributoratau Importir Barang yang dilandasi dengan perikatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 34.

Pasal 41

Pengecer sebagaimana dimaksud dalam Pasai 33 ayat (2)

huruf c dan ayat (3) huruf c wajib memenuhi ketentuan:

a. memiliki Perizinan Berusaha sebagai Pengecer; dan

b. memiliki atau menguasai sarana penjualan, atautempat usaha dengan alamat yang benar, tetap, danjelas.

Bagian KetigaDistribusi Barang secara Langsung

Pasal42

(1) Distribusi Barang secara langsung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 32 dilakukan denganmenggunakan pendistribusian khusus melalui sistemPenjualan Langsung.

(2) Sistem Penjualan Langsung sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dengan cara:

a. Penjualan Langsung secara Single Leuel; atau

b. Penjualan Langsung secara Multi Leuel.

(3) Penjualan...

SK No 083507 A

Page 32: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESTDENREPUBL|K INDONESIA

-32-

(3) Penjualan Langsung secara Single Leuel sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a dikembangkan olehPenjual Langsung yang bekerja atas dasar Komisidan/atau Bonus berdasarkan hasil penjualan Barangkepada Konsumen.

(4) Penjualan Langsung secara Multi Leuel sebagaimanadimaksud pada ayat (21 huruf b dikembangkan olehPenjual Langsung yang bekerja atas dasar Komisidanlatau Bonus berdasarkan hasil penjualan Barangkepada Konsumen.

Pasal 43

(1) Perusahaan yang melakukan kegiatan DistribusiBarang dengan sistem Penjualan Langsung harusmemenuhi kriteria sebagai berikut:

a. memiliki Hak Distribusi Eksklusif terhadapBarang yang akan didistribusikan melaluipenjualan secara langsung;

b. memiliki Program Pemasaran;

c. memiliki kode etik;

d. melakukan perekrutan Penjual Langsung melaluisistem jaringan; dan

e. melakukan penjualan Barang secara langsungkepada Konsumen melalui jaringan pemasaranyang dikembangkan oleh Penjual Langsung.

(21 Program Pemasaran sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b harus dibuat dalam bahasa Indonesiadan mencantumkan informasi paling sedikit mengenai:

a. daftar dan profil Barang yang paling sedikitmeliputi gambar, harga jual, dan manfaat;

b. jenis Program Pemasaran yang digunakan;

c. biaya pendaftaran calon Penjual Langsung;

d. isi alat bantu penjualan;

e.alur...

SK No 083506 A

Page 33: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-33-

e. alur penjualan Barang dari perusahaan sampaidengan kepada Konsumen;

f. jenis, perhitungan, serta jumlah Komisi dan/atauBonus yang diberikan kepada seluruh PenjualLangsung yang dibuat dalam mata uang rupiah;

g. simulasi perhitungan Komisi dan/atau Bonuskepada Penjual Langsung hingga tingkat jaringantertentu;

h. syarat dan ketentuan dalam mendapatkan Komisidan/atau Bonus; dan

i. jadwal pembayaran Komisi dan/atau Bonus.

(3) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c harus dibuat dalam bahasa Indonesia danmemuat ketentuan paling sedikit:

a. persyaratan menjadi Penjual Langsung;

b. prosedur pendaftaran Penjual Langsung;

c. masa berlaku keanggotaan Penjual Langsung;

d. prosedur pendaftaran dalam keanggotaan;

e. hak dan kewajiban perusahaan;

f. hak dan kewajiban Penjual Langsung;

g. program pembinaan bantuan pelatihan dan/ataufasilitas yang diberikan perusahaan PenjualLangsung;

h. ganti rugi atas Barang yang tidak sesuai dengankualitas dan jenis yang diperjanjikan danprosedurnya;

i. larangan bagi Penjual Langsung;

j. sanksi; dan

k. prosedurpenyelesaianperselisihan.

SK No 083505 A

Pasal 44

Page 34: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-34-

Pasal 44

Hak Distribusi Eksklusif sebagaimana dimaksud daiamPasal 43 ayat (1) huruf a didapat dari perjanjian ataukepemilikan atas merek dagang.

Pasal 45

Dalam hal Hak Distribusi Eksklusif sebagaimana dimaksuddalam Pasal 44 yang didapat melalui perjanjian diputussecara sepihak oleh pemilik merek dagang sebelum masaberlaku perjanjian tersebut berakhir, pemilik merek dagangtidak dapat menunjuk perusahaan baru sebelum tercapaikesepakatan dalam penyelesaian perselisihan oleh parapihak atau sampai ada putusan pengadilan yang sudahberkekuatan hukum tetap.

Pasal 46

Kegiatan usaha Perdagangan dengan sistem PenjualanLangsung diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulisantara perusahaan dan Penjual Langsung denganmemperhatikan kode etik.

Pasal47

Dalam melakukan perekrutan Penjual Langsung melaluisistem jaringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43ayat (1) huruf d, perusahaan wajib memberikan keterangansecara lisan dan tertulis dengan benar kepada calon PenjualLangsung paling sedikit mengenai:

a. identitas perusahaan;

b. mutu dan spesifikasi Barang;

c. kondisi dan jaminan Barang serta memberi penjelasanpenggunaan, perbaikan, dan pemeliharaannya;

d. Program Pemasaran; dan

e. kode etik.

SK No 083504 A

Pasal 48

Page 35: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-35-

Pasal 48

Perusahaan yang telah melakukan perekrutan PenjualLangsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dalarnmelakukan kegiatan usaha Penjualan Langsung wajib:

a. memberikan alat bantu penjualan kepada setiapPenjual Langsung yang paling sedikit berisikanketerangan mengenai Barang, Program Pemasaran,dan kode etik;

b. memastikan kegiatan yang dilakukan oleh PenjualLangsung sesuai dengan Program Pemasaran dan kodeetik;

c. mencantumkan label pada Barang dan/atau kemasanyang paling sedikit memuat nama perusahaan danketerangan bahwa Barang dijual dengan sistemPenjualan Langsung;

d. menetapkan harga Barang yang dijual dalam matauang rupiah dan berlaku untuk Penjual Langsung danKonsumen;

e. memberikan Komisi danlatau Bonus berdasarkanhasil kegiatan penjualan Barang yang dilakukan olehPenjual Langsung dan jaringannya sesuai dengan yangdiperjanjikan;

f. memberikan tenggang waktu kepada Konsumen untukmengembalikan Barang dengan jangka waktu 7 (tujuh)hari kerja terhitung sejak Barang diterima, apabilaternyata Barang tersebut tidak sesuai dengan yangdiperjanjikan;

g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/ataupenggantian atas kerugian yang ditimbulkan akibatpenggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan Barangyang diperdagangkan;

h. melaksanakan pembinaan dan pelatihan paling sedikit1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun untuk meningkatkankemampuan dan pengetahuan para Penjual Langsung,agar bertindak dengan benar, jujur, dan bertanggungjawab;

i.memberikan...

SK No 083503 A

Page 36: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

1

J

k

I

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-36-

memberikan kesempatan yang sama kepada semuaPenjual Langsung untuk berprestasi dalammemasarkan Barang;

memiliki daftar Penjual Langsung yang menjadianggota jaringan pemasarannya yang dilengkapidengan data identitas Penjual Langsung dimaksud;

menjual Barang yang telah memiliki izin edar atautelah memenuhi ketentuan Standar mutu sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;dan

memastikan Penjual Langsung tidak menjual Barangmelalui saluran disribusi tidak langsung dan/atauonlirue market place.

Pasal 49

Jumlah Komisi dan/atau Bonus yang diberikan kepadaPenjual Langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48huruf e paling banyak 6Ooh (enam puluh persen) dari omzetperusahaan.

Pasal 50

Pelaku Usaha Distribusi dalam sistem Penjualan Langsungmerupakan perusahaan yang memiliki Perrzinan Berusahasebagai Perusahaan Penjualan Langsung.

Pasal 51

Perusahaan yang telah memiliki Perizinan Berusaha dibidang Penjualan Langsung dilarang melakukan kegiatan:

a. menawarkan, mempromosikan, mengiklankan Barangsecara tidak benar, berbeda, atau bertentangandengan keadaan yang sebenarnya;

b. menawarkan Barang dengan cara pemaksaan ataucara lain yang dapat menimbulkan gangguan, baikfisik maupun psikis terhadap Konsumen;

c.menawarkan...

SK No 083502 A

Page 37: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-37 -

c. menawarkan Barang dengan membuat ataumencantumkan klausula baku pada dokumendan/atau perjanjian yang tidak sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan di bidangperlindungan Kon sumen ;

d. menjual Barang yang tidak mempunyai tanda daftardari instansi teknis yang berwenang, khususnya bagiBarang yang wajib terdaftar sesuai dengan ketentuanperaturan perundan g-undangan ;

e. menjual Barang yang tidak memenuhi ketentuanStandar mutu Barang sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undan gan ;

f. menarik dan/atau mendapatkan keuntungan melaluiiuran keanggotaan atau pendaftaran sebagai mitrausaha secara tidak wajar;

g. menerima pendaftaran keanggotaan sebagai PenjualLangsung dengan nama yang sama lebih dari 1 (satu)kali;

h. membayar Komisi dan/atau Bonus dari hasil iurankeanggotaan atau perekrutan Penjual Langsung;

i. memberikan Komisi dan/atau Bonus dari ProgramPemasaran ketika perusahaan tidak melakukanpenjualan Barang.

j. menjual atau memasarkan Barang yang tercantumdalam perizinan berusahanya melalui saluranDistribusi tidak langsung dan/atau online marketplace;

k. menjual langsung kepada Konsumen tanpa melaluijaringan pemasaran yang dikembangkan oleh PenjualLangsung;

1. melakukan usaha yang terkait dengan penghimpunandana masyarakat;

m. membentuk jaringan pemasaran denganmenggunakan Skema Piramida;

n.menjual ...

SK No 083501 A

Page 38: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUtsLIK INDONESIA

-38-

n. menjual danf atau memasarkan Barang yang tidaktercantum dalam Program Pemasaran; danf atau

o. menjual Barang dan/atau Jasa yang termasuk produkkomoditi berjangka sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 52

Menteri melakukan pembinaan dan evaluasi terhadappenyelenggaraan kegiatan usaha Distribusi Barang secaralangsung.

(1)

(2)

(3)

Pasal 53

Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52dilakukan melalui penyuluhan, konsultasi,pendidikan, dan pelatihan.

Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52dilakukan berdasarkan laporan tahunan kegiatanusaha perusahaan yang disampaikan oleh perusahaandan hasil verifikasi ke lokasi perusahaan.

Dalam melaksanakan pembinaan dan evaluasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),

Menteri dapat melakukan koordinasi dengan instansiterkait di pusat dan/atau di daerah serta asosiasi dibidang Penjualan Langsung.

Pasal 54

Barang yang termasuk produk komoditi berjangka sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangand.anf atau Jasa dilarang dipasarkan melalui sistemPenjualan Langsung.

SK No 083556 A

Bagian

Page 39: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-39-

Bagian KeempatLarangan

Pasal 55

(1) Produsen, Distributor, dan Grosir/Perkulakandilarang mendistribusikan Barang secara ecerankepada Konsumen.

(21 Agen dilarang melakukan pemindahan hak atas fisikBarang yang dimiliki/dikuasai oleh Produsen,pemasok, danf atau Importir yang menunjuknya.

(3) Pelaku Distribusi tidak langsung dilarangmendistribusikan Barang yang dipasarkan oleh sistemPenjualan Langsung yang memiliki Hak DistribusiEksklusif.

(41 Importir dilarang mendistribusikan Barang secaralangsung kepada Pengecer kecuali bertindak sebagaiDistributor.

(5) Pengecer dilarang melakukan Impor Barang

Bagian KelimaKetentuan Lain-Lain

Pasal 56

Dalam menjual Barang, Produsen tidak perlu memilikiPerizinan Berusaha di bidang Perdagangan.

Pasal 57

Produsen dapat memasok atau mendistribusikan Barangyang diperuntukkan sebagai Bahan Baku, bahan penolong,atau Barang modal kepada Produsen lainnya tanpa melaluiDistributor dan jaringannya atau Agen dan jaringannya.

Pasal58...

SK No 083555 A

Page 40: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUtsLIK INDONESIA

-40-

Pasal 58

Produsen dengan skala usaha mikro dan usaha kecil sertaProdusen Barang yang mudah basi atau tidak tahan lebihlama dari 7 (tujuh) hari dapat menjual Barang kepadaKonsumen tanpa melalui Distributor dan jaringannya atauAgen dan jaringannya.

Pasal 59

(1) Ketentuan mengenai Distribusi Barang dalamPeraturan Pemerintah ini dikecualikan untuk:

a. pengadaan Barang pemerintah dengan kriteriaBarang untuk keadaan tertentu; danlatau

b. pemenuhan ketersediaan dan kestabilan hargaBarang Kebutuhan Pokok dan Barang Pentingberdasarkan persetujuan Menteri.

(2) Pengadaan Barang pemerintah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a dilaksanakan berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan mengenaipengadaan Barang/Jasa pemerintah.

BAB VSARANA PERDAGANGAN

Bagian KesatuGudang

Pasal 60

(1) Gudang terdiri dari Gudang tertutup dan Gudangterbuka.

(2) Gudang tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

digolongkan atas:

a. Gudang tertutup golongan A, dengan kriteria:

1.luas. . .

SK No 083554A

Page 41: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

(3)

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-41 -

1. luas 10O m2 (seratus meter persegi) sampaidengan 1.000 m2 (seribu meter persegi);dan/atau

2. kapasitas penyimpanan antara 360 ms (tigaratus enam puluh meter kubik) sampaidengan 3.600 ms (tiga ribu enam ratus meterkubik).

b. Gudang tertutup golongan B, dengan kriteria:

1. luas di atas 1.OO0 m2 (seribu meter persegi)sampai dengan 2.500 m2 (dua ribu lima ratusmeter persegi); danf atau

2. kapasitas penyimpanan di atas 3.600 ms (tigaribu enam ratus meter kubik) sampai dengan9.000 m" (sembilan ribu meter kubik).

c. Gudang tertutup golongan C, dengan kriteria:

1. luas di atas 2.50O m2 (dua ribu lima ratusmeter persegi) ; dan/ atau

2. kapasitas penyimpanan di atas 9.000 m3

(sembilan ribu meter kubik).

d. Gudang tertutup golongan D, dengan kriteria:

1. Gudang berbentuk silo atau tangki;dan/atau

2. kapasitas penyimpanan paling sedikit 762 mg

(tujuh ratus enarn puluh dua meter kubik)atau 4O0 ton (emPat ratus ton).

Gudang terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dengan kriteria luas paling sedikit 1.000 m2 (seribumeter persegi).

(4) Penggolongan...

SK No 083553 A

Page 42: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES!DENREPUBLIK INDONESIA

-42-

(4) Penggolongan Gudang sebagaimana dimaksud padaayat (2) dan ayat (3) dapat diubah dengan PeraturanMenteri berdasarkan keputusan rapat koordinasi yangdipimpin oleh menteri yang menyelenggarakankoordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusankementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang perekonomian, yang dihadiri menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian atau pejabatyang ditunjuk untuk mewakili yang diberikankewenangan untuk dan atas nama menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian.

Pasal 61

pemilik Gudang wajib memiliki TDG dari(1) SetiapMenteri

(21 Untuk memiliki TDG sebagaimana dimaksud padaayat (1), pemilik Gudang harus melakukanpendaftaran Gudang.

Pasal 62

(1) Kewenangan penerbitan TDG sebagaimana dimaksuddalam Pasal 61 ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri.

(21 Menteri melimpahkan kewenangan penerbitan TDGkepada:

a. Gubernur DKI Jakarta untuk Provinsi DKIJakarta; dan

b. bupati/wali kota.

Pasal 63

(1) Gubernur DKI Jakarta untuk Provinsi DKI Jakarta danbupati/wali kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal62 ayat (2) dapat melimpahkan kewenanganpenerbitan TDG kepada kepala unit pelayanan terpadusatu pintu.

(2)Kepala...

SK No 083552 A

Page 43: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-43-

(21 Kepala unit pelayanan terpadu satu pintusebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenangmelakukan penerbitan TDG secara elektronik melaluisistem yang terintegrasi dengan sistemkementerian/lembaga pemerintah nonkementeriandan menyerahkan tembusan TDG yang telahditerbitkan kepada Menteri dan kepala dinas yangmembidangi Perdagangan.

Paragraf 1

Pencatatan Administrasi Gudang

Pasal 64

Pengelola Gudang wajib menyelenggarakan pencatatanadministrasi Gudang mengenai jenis dan jumlah Barangyang disimpan, yang masuk, dan yang keluar dari Gudang.

Pasal 65

(1) Pencatatan administrasi Gudang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 64 paling sedikit memuatinformasi mengenai:

a. pemilik Barang;

b. NIB pemilik Barang;

c. jenis atau kelompok Barang;

d. jumlah Barang;

e. tanggal masuk Barang;

f. asal Barang;

g. tanggal keluar Barang;

h. tujuan Barang; dan

i. sisa Barang yang tersimpan di Gudang (stok).

(2) Dalam hal diperlukan, pencatatan administrasiGudang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajibtersedia setiap saat dan diperlihatkan kepada PetugasPengawas Perdagangan dari kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangPerdagangan dan/atau dinas provinsi/kabupaten/kota yang membidangi Perdagangan.

SK No 083551 A

(3) Ketentuan .

Page 44: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-44-

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanismepencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 66

Ketentuan pencatatan administrasi Gudang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 65 dikecualikan terhadap:

a. Gudang yang digunakan untuk menyimpan Barangdengan sistem resi gudang; dan

b. Gudang yang digunakan sebagai tempat penyimpanansementara bagi Jasa pengiriman Barang.

Paragraf 2Pelaporan

Pasal 67

(1) Kepala dinas yang membidangi Perdagangan di:

a. Provinsi DKI Jakarta; dan

b. kabupaten/kota,

wajib melaporkan rekapitulasi perkembanganpenerbitan TDG setiap 3 (tiga) bulan sekali kepadaMenteri.

(2) Kepala dinas yang membidangi Perdagangan di tingkatkabupaten/kota menyampaikan laporan rekapitulasiperkembangan penerbitan TDG sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dengan tembusan kepala dinasyang membidangi Perdagangan di tingkat provinsi.

(3) Penyampaian laporan rekapitulasi perkembanganpenerbitan TDG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dilakukan secara elektronik.

Pasa168...

SK No 083550A

Page 45: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-45-

Pasal 68

Pengelola Gudang wajib memberikan data dan informasimengenai ketersediaan Barang yang ada di Gudang yangdikuasainya, jika diminta oleh Menteri, Gubernur DKIJakarta untuk Provinsi DKI Jakarta, bupati/wali kota, ataupejabat yang ditunjuk.

Pasal 69

Ketentuan mengenai pendaftaran Gudang sebagaimanadiatur dalam Peraturan Pemerintah ini dikecualikanterhadap:

a. Gudang yang berada pada tempat penimbunanberikat;

b. Gudang yang berada pada tempat penimbunan dibawah pengawasan direktorat jenderal yangmembidangi kepabeanan; dan

c. Gudang yang melekat dengan usaha ritel/eceran yangdigunakan sebagai tempat penyimpanan sementaraBarang dagangan eceran, atau Gudang yang melekatdengan tempat produksi.

Paragraf 3Pembinaan

Pasal 70

(1) Dalam rangka pemenuhan ketersediaan Barang,stabilitas harga, dan kelancaran Distribusi Barang,Gubernur DKI Jakarta untuk Provinsi DKI Jakartadan/atau bupati/wali kota menugaskan kepala dinasyang membidangi Perdagangan untuk melakukanpembinaan terhadap kegiatan pendaftaran Gudang,penyimpanan Barang di Gudang, dan pelaporan'

(2) Pelaksanaan .

SK No 083549 A

Page 46: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-46-

(21 Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilakukan sendiri oleh dinas ProvinsiDKI Jakarta dan dinas kabupatenlkota yangmembidangi Perdagangan dan/atau bersama-samadengan dinas provinsi yang membidangi Perdagangandan/atau Menteri.

(3) Pembinaan terhadap kegiatan pendaftaran Gudang,penyimpanan Barang di Gudang, dan pelaporansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukandalam bentuk pelatihan, konsultasi, danlataukunjungan lapangan.

Bagian KeduaPasar Rakyat

Paragraf 1

Umum

Pasal 71

(1) Menteri menata dan/atau membangun Pasar Rakyatyang dikelola oleh Pemerintah Daerah, swasta, badanusaha milik negara, badan usaha milik daerah, badanusaha milik desa, dan/atau koperasi.

(2) Toko/kios, los, hamparan/dasaran/jongko, dan/atautenda yang berada dalam Pasar Ralryatdimiliki/dimanfaatkan oleh pedagang kecil danmenengah, dan/atau koperasi serta UMK-M sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal72

(1) Menteri bekerja sama dengan Pemerintah Daerahmelakukan pembangunan, pemberdayaan, danpeningkatan kualitas pengelolaan Pasar Rakyat.

(2) Pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatankualitas pengelolaan Pasar Rakyat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalambentuk:

a. pembangunan .

SK No 083548 A

Page 47: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-47 -

a. pembangunan dan/atau revitalisasi PasarRakyat;

b. implementasi manajemen pengelolaan PasarRakyat yang profesional;

c. fasilitasi akses penyediaan Barang dengan mutuyang baik dan harga yang bersaing;

d. fasilitasi akses pembiayaan kepada pedagang diPasar Rakyat; dan/atau

e. fasilitasi pemanfaatan teknologi informasi dankomunikasi dalam pengelolaan dan prosestransaksi di Pasar Rakyat.

Pasal 73

(1) Pembangunan dan/atau revitalisasi Pasar Rakyatsebagaimana dimaksud daiam Pasal 72 ayat (2)

huruf a mencakup:

a. fisik;

b. manajemen;

c. ekonomi; dan

d. sosial.

(2) Pembangunan danlatau revitalisasi fisik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan denganberpedoman pada SNI Pasar Ralryat dan ketentuanperaturan perundang-undangan terkait bangunanyang antara lain meliputi:

a. kondisi fisik bangunan berpedoman pada desainstandar purwarupa Pasar RakYat;

b. zonasi Barang yang diperdagangkan;

c. sarana kebersihan, kesehatan, keamanan, danlingkungan;

d. kemudahan akses transportasi; dan

SK No 083547 A

e. sarana.

Page 48: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUEUK INDONESIA

-48-

e. sarana teknologi informasi dan komunikasi.

(3) Pembangunan dan/atau revitalisasi fisik sebagaimanadimaksud pada ayat (2) berlaku untuk Pasar Rakyatyang dibangun melalui anggaran pendapatan danbelanja negara, anggaran pendapatan dan belanjadaerah, dan/atau sumber lain yang sah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Pembangunan dan/atau revitalisasi manajemensebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdilakukan dengan berpedoman pada SNI Pasar Rakyatdengan mempertimbangkan paling sedikit:

a. peningkatanprofesionalismepengelola;

b. pemberdayaan Pelaku Usaha;

c. pemantauan Barang terhadap pemenuhanketentuan peraturan perundang-undangan;danf atau

d. penerapan standar operasional prosedurpengelolaan dan pelayanan Pasar Rakyat.

(5) Pembangunan dan/atau revitalisasi sosialsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf dmerupakan upaya perbaikan dan peningkatan sisteminteraksi sosial budaya antarpemangku kepentingan,antara pedagang di Pasar Rakyat dengan Konsumen,dan pembinaan pedagang kaki lima untukmewujudkan Pasar Rakyatyang kondusif dan nyaman.

Pasal 74

(1) Pembangunan dan/atau revitalisasi Pasar Rakyatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (2)

huruf a dapat dibiayai melalui anggaran pendapatandan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanjadaerah, dan/atau sumber lain yang sah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pembangunan...

SK No 083546 A

Page 49: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-49-

(2\ Pembangunan dan/atau revitalisasi Pasar Rakyat yangmenggunakan anggaran pendapatan dan belanjanegara, diutamakan memenuhi kriteria danpersyaratan paling sedikit:

a. telah memiliki embrio Pasar Rakyat;

b. berada di lokasi yang strategis dan didukung olehkemudahan akses transportasi;

c. kondisi sosial ekonomi masyarakat, termasukUMK-M, yang ada di daerah setempat; dan

d. peran Pasar Rakyat dalam rantai Distribusi.

(3) Dalam hal pembangunan Pasar Rakyat yangmengalami bencana dan/atau berada di daerahtertinggal, terluar, terpencil, dan perbatasan dapatdikecualikan dari kriteria dan persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (21.

(41 Pembangunan dan/atau revitalisasi Pasar Rakyat yangmenggunakan anggaran pendapatan dan belanjadaerah, harus memenuhi kriteria dan persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (2) serta ketentuanlain yang diatur oleh masing-masing daerah.

(5) Menteri dan/atau Pemerintah Daerah dapat bekerjasama dengan swasta, koperasi, badan usaha miliknegara, danlatau badan usaha milik daerah dalammembangun dan/atau merevitalisasi Pasar Rakyat.

(6) Dalam hal Menteri dan/atau Pemerintah Daerahbekerja sama dengan swasta, koperasi, badan usahamilik negara, dan/atau badan usaha milik daerahdalam membangun dan/atau merevitalisasi PasarRakyat, kepemilikan Pasar Rakyat diatur sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria danpersyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diatur dengan Peraturan Menteri.

SK No 083545 A

Pasal 75

Page 50: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-50-

Pasal 75

(1) Menteri menghibahkan Pasar Rakyat yang dibangundengan anggaran pendapatan dan belanja negarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (1) kepadaPemerintah Daerah paling lambat 1 (satu) tahunsetelah pembangunan dan/atau revitalisasi selesaidilakukan.

(2) Pemeliharaan, pengelolaan, dan pemberdayaan PasarRakyat yang telah dihibahkan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah Daerahdengan menggunakan anggaran pendapatan danbelanja daerah.

(3) Pemerintah Daerah wajib mengasuransikan PasarRakyat yang telah dihibahkan sebagaimana dimaksudpada ayat (1).

Pasal 76

(1) Implementasi manajemen pengelolaan Pasar Rakyatyang profesional sebagaimana dimaksud dalamPasal 72 ayat (2) huruf b dapat dilakukan bekerja samadengan swasta, badan usaha milik negara, badanusaha milik daerah, badan usaha milik desa, dan/ataukoperasi dan/atau menunjuk perangkat daerah.

(2) Implementasi manajemen pengelolaan Pasar Rakyatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanmelalui penerapan ketentuan SNI Pasar Rakyat.

Pasal TT

Fasilitasi akses penyediaan Barang dengan mutu yang baikdan harga yang bersaing sebagaimana dimaksud dalamPasal 72 ayat (2) huruf c dapat dilakukan dengan:

a. memfasilitasi kemitraan antara pedagang danProdusen dan/atau Distributor;

b. menyediakan informasi tentang sumber pasokanBarang yang memenuhi Standar mutu Barang;dan/atau

c.memfasilitasi...

SK No 083544 A

Page 51: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES tDENREPUBUK INDONESIA

-51 -

memfasilitasi pembentukan asosiasi, forumkomunikasi, koperasi, dan/atau forum lain dalamrangka penyediaan Barang.

Pasal 78

Fasilitasi akses pembiayaan kepada pedagang di PasarRakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (21

huruf d dapat dilakukan dengan:

a. memfasilitasi sumber pembiayaan dari pinjaman bankdan/atau lembaga keuangan bukan bank denganproses yang mudah dan suku bunga terjangkau;

b. memfasilitasi sumber pembiayaan lain sesuai denganketentuan peraturan perLrndang-undangan; dan f atau

c. meningkatkan kerja sama antara pengelola PasarRakyat dan pedagang di Pasar Rakyat melalui koperasidan/atau asosiasi.

Paragraf 2Pengembangan, Penataan, dan Pembinaan

Pasal 79

(1) Lokasi pendirian Pasar Rakyat harus mengacu pada:

a. rencana tata ruang wilayah kabupatenlkota; atau

b. rencana detail tata ruang kabupaten/kota.

(21 Dalam hal Pemerintah Daerah belum memiliki rencanatata ruang wilayah kabupaten/kota atau rencanadetail tata ruang kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (1), lokasi pendirian Pasar Rakyatmengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penataan ruang.

(3) Pasar...

C

SK No 083543 A

Page 52: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

_<r_

(3) Pasar Rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat berlokasi di setiap sistem jaringan jalan,termasuk sistem jaringan jalan lokal atau jalanlingkungan di kawasan pelayanan bagian kabupaten/kota, lokal, atau lingkungan (perumahan) di dalamkabupaten/kota.

Pasal 80

Ketentuan mengenai pembangunan danf atau revitalisasiPasar Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 dankriteria dan persyaratan sebagaimana dimaksud dalamPasal 74 ayat (2) berlaku mutatis mutandis untuk PasarRakyat yang ditata, dibangun, dan/atau dikelola olehs\r,asta, badan usaha milik negara, badan usaha milikdaerah, dan/ atau koperasi.

Pasal 81

Menteri, Pemerintah Daerah, dan masyarakat berperanaktif dalam mempromosikan Pasar Rakyat untukmendorong peningkatan transaksi Perdagangan di PasarRakyat.

Pasal 82

(1) Dalam hal Pasar Rakyat yang telah ditata, dibangun,dikelola, dan/atau dimiliki oleh Menteri dan/atauPemerintah Daerah mengalami bencana alam, bencananonalam, dan/atau bencana sosial, pembangunankembali Pasar Rakyat dilakukan oleh Menteridanf atau Pemerintah Daerah.

(2) Pemerintah Daerah wajib memberikan prioritaskepada koperasi dan UMK-M yang terdaftar sebagaipedagang di Pasar Rairyat yang mengalami bencanasebagaimana dimaksud pada ayat (1) untukmemperoleh toko/kios, los, hamparanfdasaranfjongko, danf atau tenda dengan harga pemanfaatanyang terjangkau.

Pasal83...

SK No 083542 A

Page 53: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

FRES IDENREPUtsLIK INDONESIA

-53-

Pasal 83

(1) Menteri menetapkan pedoman harga pemanfaatantoko/kios, los, hamparan/dasaran/jongko, dan f atautenda.

(2) Pemerintah Daerah menetapkan harga pemanfaatantoko/kios, los, hamparan/dasaran/jongko, dan/atautenda berdasarkan pedoman sebagaimana dimaksudpada ayat (1).

Pasal 84

Menteri, gubernur, dan/atau bupati/walisendiri atau bersama-sama melakukanterhadap pengelola Pasar Rakyat.

kota secarapembinaan

Bagian KetigaPusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan

Paragraf 1

Umum

Pasal 85

(1) Pusat Perbelanjaan dapat berbentuk:

a. pertokoan;

b. mal; dan

c. plaza.

(21 Toko Swalayan dapat berbentuk:

a. minimarket;

b. supermarket;

c. department store;

d. hypermarket; dan

e. Grosir/Perkulakan yang berbentuk toko dengansistem pelayanan mandiri.

SK No 083541 A

Pasal 86. . .

Page 54: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-54-

Pasal 86

(1) Pendirian Pusat Perbelanjaan atau Toko Swalayanharus memperhitungkan kondisi sosial ekonomimasyarakat, keberadaan Pasar Rakyat, dan UMK-Myang ada di zor:,a atau area atau wilayah setempat.

(2) Pengelola Fusat Perbelanjaan dan Pelaku Usaha TokoSwalayan harus menyediakan paling sedikit:

a. areal parkir;

b. fasilitas yang menjamin Pusat Perbelanjaan danToko Swalayan bersih, sehat (higienis), aman, dantertib; dan

c. ruang publik yang nyaman.

(3) Pelaku Usaha dapat mendirikan minimarket,supermarket, hypermarket, dan Grosir/Perkulakanyang berbentuk toko dengan sistem pelayanan mandiriyang berdiri sendiri atau terintegrasi dengan PusatPerbelanjaan yang telah memiliki Perrzinan Berusahadanlatau bangunan atau kawasan lain.

(4) Dalam hal Toko Swalayan berbentuk department store,pendirian department store oleh Pelaku Usaha yangmerupakan:

a. penanam modal asing harus dilakukanterintegrasi dengan Pusat Perbelanjaan yang telahmemiliki Perrzinan Berusaha; atau

b. penanam modal dalam negeri dapat dilakukanberdiri sendiri atau terintegrasi dengan FusatPerbelanjaan yang telah memiliki PertzinanBerusaha dan/atau bangunan atau kawasan lain.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) tidak berlaku bagi Toko Swalayan jikaterintegrasi dengan Pusat Perbelanjaan yang telahmemiliki Pertzinan Berusaha, Pusat Niaga, dan/ataubangunan atau kawasan lain.

SK No 083540 A

Pasal 87 . .

Page 55: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-55-

Pasal 87

Toko Swalayan memiliki batasan luas lantai penjualandengan ketentuan:

a. minimarket, sampai dengan 400 m2 (empat ratusmeter persegi);

b. supermarket, di atas 4OO m2 (empat ratus meterpersegi) sampai dengan 5.000 rn2 (lima ribu meterpersegi);

c. department store, paling sedikit 4OO m2 (empat ratusmeter persegi);

d. hgpermarket, di atas 5.000 m2 (lima ribu meterpersegi); dan

e. Grosir/Perkulakan yang berbentuk toko dengansistem pelayanan mandiri, paling sedikit 2.000 m2 (duaribu meter persegi) dan untuk Grosir/Perkulakankoperasi yang berbentuk toko dengan sistempelayanan mandiri paling sedikit 1.000 m2 (seribumeter persegi).

Pasal 88

Sistem penjualan dan jenis Barang dagangan yang harusditerapkan dalam Toko Swalayan meliputi:

a. minimarket, supermarket, dan hgpermarket menjualsecara eceran berbagai jenis Barang konsumsiterutama produk makanan danlatau produk rumahtangga lainnya yang dapat berupa bahan bangunan,furnitur, elektronik, dan bentuk produk khususlainnya;

b. department store menjual secara eceran berbagai jenisBarang konsumsi terutama produk sandang danperlengkapannya dengan penataan berdasarkan jeniskelamin dan/atau tingkat usia Konsumen; dan

c. Grosir/Perkulakan .

SK No 083539 A

Page 56: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-56-

Grosir/Perkulakan yang berbentuksistem pelayanan mandiri menjualbesar/tidak secara eceran berbagaikonsumsi.

tokosecarajenis

denganpartai

Barang

c

Paragraf 2Pengembangan, Penataan, dan Pembinaan

Pasal 89

(1) Lokasi pendirian Pusat Perbelanjaan dan TokoSwalayan harus mengacu pada:

a. rencana tata ruang wilayah kabupatenlkota; atau

b. rencana detail tata ruang kabupaten/kota.(2) Dalam hal Pemerintah Daerah belum memiliki rencana

tata ruang wilayah kabupaten/kota atau rencanadetail tata ruang kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (1), lokasi pendirian PusatPerbelanjaan dan Toko Swalayan mengacu padaketentuan peraturan perundang-undangan mengenaipenataan ruang.

Pasal 90

Ketentuan mengenai lokasi pendirian Pusat Perbelanjaandan Toko Swalayan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89tidak berlaku bagi Toko Swalayan jika terintegrasi denganPusat Perbelanjaan yang telah memiliki PerizinanBerusaha, Pusat Niaga, dan/atau bangunan atau kawasanlain.

Pasal 91

(1) Supermarket, hgpermarket, dan department store wajibmemenuhi ketentuan jam operasional.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jam operasionalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Menteri.

SK No 083573 A

Pasal 92 .

Page 57: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUELIK INDONESIA

-57-

Pasal92

(1) Dalam hal Pusat Perbelanjaan dibangun kembalikarena sebab apapun, pengelola Pusat Perbelanjaanwajib memberikan prioritas kepada koperasi danUMK-M yang terdaftar sebagai pedagang di PusatPerbelanjaan untuk memiliki atau menyewa lokasibaru dari Pusat Perbelanjaan yang dibangun kembalidengan harga pemanfaatan yang terjangkau.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berlaku pula dalam hal Pasar Rakyat yang dimiliki olehPelaku Usaha dibangun kembali sebagai FusatPerbelanjaan.

Paragraf 3Kerja Sama Usaha, Kemitraan, dan Kepemilikan

Pasal 93

Pelaku Usaha Toko Swalayan yang melakukan kerja samapasokan Barang wajib mengikutsertakan pelaku UMK-M.

Pasal 94

(1) Kerja sama usaha pemasokan Barang antara pemasokdengan Pelaku Usaha Toko Swalayan dibuat denganperjanjian tertulis dalam bahasa Indonesia danterhadapnya berlaku hukum Indonesia.

(2) Dalam hal perjanjian tertulis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terdapat persyaratan Perdagangan, makaharus jelas, wajar, berkeadilan, dan salingmenguntungkan serta disepakati kedua belah pihaktanpa tekanan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian kerja samausaha pemasokan Barang yang terdapat persyaratanPerdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diatur dengan Peraturan Menteri.

(4) Pelaku. . .

SK No 083572 A

Page 58: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-58-

(4) Pelaku Usaha yang membuat persyaratanPerdagangan wajib memenuhi ketentuan mengenaipersyaratan Perdagangan sebagaimana dimaksudpada ayat (3).

Pasal 95

(1) Dalam pengembangan kerja sama usaha antarapemasok UMK-M dan Pelaku Usaha Toko Swalayan,persyaratan Perdagangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 94 dilakukan dengan ketentuan PelakuUsaha Toko Swalayan:

a. tidak memungut biaya administrasi pendaftaranBarang dari pemasok UMK-M; dan

b. membayar kepada pemasok UMK-M secara tunai,atau dengan alasan teknis tertentu dapatdilakukan dalam jangka waktu paling lama 15(lima belas) hari setelah seluruh dokumenpenagihan diterima.

(2) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

hurr-rf b dapat dilakukan secara tidak tunai jikaberdasarkan perhitungan biaya risiko dan bunga tidakmerugikan pemasok UMK-M.

Pasal 96

(1) Dalam menciptakan hubungan kerja sama yangberkeadilan dan saling menguntungkan, Menteri danPemerintah Daerah dapat memfasilitasi kepentinganpemasok dan Pelaku Usaha Toko Swalayan dalammerundingkan perjanjian sebagaimana dimaksuddalam Pasal 94 ayat (2).

(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diawasi secara tertib dan teratur oleh lembaga yangdibentuk dan bertugas untuk mengawasi persainganusaha sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Dalam...

SK No 083571 A

Page 59: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-59-

(3) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat (21, lembaga yang dibentuk danbertugas untuk mengawasi persaingan usahaberkoordinasi dengan instansi terkait.

Pasal 97

(1) Pelaku Usaha Toko Swalayan wajib menyediakanBarang dagangan produk dalam negeri.

(2) Dalam hal menggunakan merek Toko Swalayansendiri, Pelaku Usaha Toko Swalayan wajib:

a. bertanggung jawab terhadap Barangdagangannya telah memenuhi ketentuanperaturan perundang-undangan di bidangkekayaan intelektual; dan

b. membina pengembangan produk dan mereksendiri bagi Barang dagangan untuk UMK-M.

(3) Pengelola Pusat Perbelanjaan wajib menyediakandanf atau menawarkan:

a. ruang usaha dalam rangka kemitraan denganharga jual atau biaya sewa sesuai kemampuankepada usaha mikro dan usaha kecil; dan/atau

b. ruang promosi dan/atau ruang usaha yangproporsional dan strategis untuk pencitraandan/atau pemasaran produk dalam negeridengan merek dalam negeri.

Pasa-l 98

SK No 083570A

Page 60: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

(1)

(2t

(3)

(4)

PRESlDENREPUBLIK INDONESIA

-60-

Pasal 98

Toko Swalayan dalam menjual Barang yangmenggunakan merek Toko Swalayan sendirisebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 ayat (2)mengutamakan Barang produksi UMK-M dan Barangyang diproduksi di Indonesia.

Toko Swalayan dilarang memaksa Produsen UMK-Myang akan memasarkan produksinya di dalam Toko-S*"I"y". untuk menggunakan merek milik TokoSwalayan pada hasil produksi UMK-M yang telahmemiliki merek sendiri.

Pelaku Usaha Toko Swalayan yang memasarkanBarang hasil produksi UMK-M dengan merek TokoSwalayan sendiri wajib mencantumkan nama UMK-Myang memproduksi Barang.

Pelaku Usaha Toko Swalayan wajib memenuhiketentuan pembatasan kepemilikan gerai TokoSwalayan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuanpembatasan kepemilikan gerai Toko Swalayansebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur denganPeraturan Menteri.

(s)

Paragraf 4Perizinan

Pasal 99

(1) Pelaku Usaha yang mengelola Pusat Perbelanjaan danPelaku Usaha Toko Swalayan wajib memenuhiPerizinan Berusaha di bidang Perdagangan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perizinan berusaha terintegrasi secaraelektronik.

(2) Pelaku. . .

SK No 085279 A

Page 61: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-67-

(21 Pelaku Usaha yang berada di dalam Pasar Rakyat atauPusat Perbelanjaan wajib memenuhi PerizinanBerusaha sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang perizinan berusahaterintegrasi secara elektronik, kecuali Pelaku Usahadengan skala usaha mikro dan usaha kecil.

Paragraf 5Pembinaan

Pasal 100

Menteri dan/atau Pemerintah Daerah melakukanpembinaan terhadap pengembangan dan penataan PusatPerbelanjaan dan Toko Swalayan.

Pasal 101

(1) Menteri dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengankewenangannya menetapkan pedoman teknis terkaitdengan perizinan, jarak dan lokasi pendirian, kondisisosial ekonomi masyarakat setempat, kemitraan, dankerja sama usaha.

(21 Pengembangan, penataan, dan pembinaan PasarRakyat, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Swalayan harusmengacu pada pedoman teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (1).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman teknissebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Menteri.

(4) Pemerintah Daerah dalam menetapkan pedomanteknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikutinorma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkanPemerintah Pusat.

SK No 083568 A

PasallO2...

Page 62: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-62-

Pasal 102

( 1) Menteri dalam melakukan pembinaan dapat memintadata dan/atau informasi kepada pengelola PasarRakyat, pengelola Pusat Perbelanjaan, dan PelakuUsaha Toko Swalayan secara berkala atau sewaktu-waktu jika diperlukan.

(21 Pengelola Pasar Ra}ryat, pengelola Pusat Perbelanjaan,dan Pelaku Usaha Toko Swalayan wajib memberikandata dan f atau informasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dengan lengkap dan akurat.

BAB VIPELAPORAN

Pasal 1O3

Setiap Pelaku Usaha Distribusi yang mendistribusikanBarang wajib menyampaikan laporan Distribusi Barangkepada Menteri.

Pasal 104

(1) Pelaku Usaha Distribusi yang mendistribusikanBarang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting wajibmenyampaikan laporan stok Distribusi BarangKebutuhan Pokok dan Barang Penting kepada Menteri.

(21 .Jenis Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Pentingsebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud padaayat (1) disampaikan setiap bulan paling lambattanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya secaraelektronik.

Pasal 1O5

(1) Pengelola Pasar Rakyat wajib menyampaikan laporankepada Menteri terkait:

a.omzet...

SK No 083567 A

Page 63: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-63-

a. omzet tahunan dari seluruh pedagang;

b. data harga bulanan Barang Kebutuhan Pokok;

c. data nama pedagang berdasarkan alamat di pasardan komoditi yang dijual; dan

d. data Barang kebutuhan pasokan pasar.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan secara elektronik.

Pasal 106

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporankegiatan usaha Perdagangan kepada Menteri sebagaimanadimaksud dalam Pasal 103, Pasal 104, dan Pasai 105 diaturdengan Peraturan Menteri.

BAB VIISTANDARDISASI

Pasal 107

(1) Barang yang diperdagangkan di dalam negeri harusmemenuhi:

a. SNI yang telah diberlakukan secara wajib; atau

b. persyaratan teknis yang telah diberlakukansecara wajib.

(2) Pelaku Usaha dilarang memperdagangkan Barang didalam negeri yang tidak memenuhi SNI yang telahdiberlakukan secara wajib atau persyaratan teknisyang telah diberlakukan secara wajib.

(3) Pemberlakuan SNI atau persyaratan teknissebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan olehMenteri, menteri, atau kepala lembaga pemerintahnonkementerian sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(4) Pemberlakuan. . .

SK No 083566 A

Page 64: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUEUK INDONESTA

-64-

(4) Pemberlakuan SNI atau persyaratan teknissebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukandengan mempertimbangkan aspek:

a. keamanan, keselamatan, kesehatan, danlingkungan hidup;

b. daya saing Produsen nasional dan persainganusaha yang sehat;

c. kemampuan dan kesiapan dunia usaha nasional;dan/atau

d. kesiapan infrastruktur lembaga penilaiankesesuaian.

(5) Barang yang telah diberlakukan SNI atau persyaratanteknis secara wajib sebagaimana dimaksud padaayat (1) wajib dibubuhi tanda SNI atau tandakesesuaian atau dilengkapi sertihkat kesesuaian vangdiakui oleh Pemerintah Pusat sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(6) Barang yang diperdagangkan dan belum diberlakukanSNI secara wajib dapat dibubuhi tanda SNI atau tandakesesuaian sepanjang telah dibuktikan dengansertifikat produk penggunaan tanda SNI atau sertifikatkesesuaian.

(7) Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang yangteiah diberlakukan SNI atau persyaratan teknis secarawajib, tetapi tidak membubuhi tanda SNI atau tandakesesuaian atau tidak melengkapi sertifikatkesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (5)dikenai sanksi administratif.

Pasal 108

(1) Produsen sebelum memperdagangkan atau Importirsebelum melaksanakan Impor Barang yang telahdiberlakukan SNI secara wajib atau persyaratan teknisyang telah diberlakukan secara wajib sebagaimanadimaksud dalam Pasal lO7 ayat (1) wajib:

a.mendaftarkan...

SK No 083565 A

Page 65: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-65-

a. mendaftarkan Barang yang diperdagangkankepada Menteri; dan

b. mencantumkan nomor pendaftaran pada Barangdan/atau kemasannya.

(21 Pendaftaran dilakukan sebelum diperdagangkanuntuk Barang produksi dalam negeri atau sebelumdiimpor untuk Barang luar negeri.

(3) Pendaftaran Barang sebagaimana dimaksud padaayat (1) dikecualikan terhadap pangan olahan, obat,kosmetik, dan alat kesehatan.

(4) Pendaftaran Barang sebagaimana dimaksud padaayat (3) dilakukan oleh kementerian/lembagapemerintah nonkementerian sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(5) Barang yang wajib dilakukan pendaftaransebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diaturlebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

(6) Daftar Barang yang diatur berdasarkan PeraturanMenteri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapatdiubah berdasarkan keputusan rapat koordinasi yangdipimpin oleh menteri yang menyelenggarakankoordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusankementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang perekonomian, yang dihadiri menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian atau pejabatyang ditunjuk untuk mewakili yang diberikankewenangan untuk dan atas nama menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian.

(7) Ketentuan, persyaratan, dan tata cara pendaftaransebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undanganmengenai penyelenggaraan pertzinan berusahaberbasis risiko.

SK No 083564 A

Pasal 109

Page 66: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUtsUK INDONESIA

-66-

Pasal 1O9

(1) Produsen atau Importir wajib mendaftarkan Barangterkait dengan keamanan, keselamatan, kesehatan,dan lingkungan hidup yang diproduksi dalam negeriatau diimpor, sebelum beredar di pasar.

(2) Penetapan jenis Barang yang terkait dengankeamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkunganhidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berdasarkan kriteria SNI atau Standar lain yang diakuiyang belum diberlakukan secara wajib.

(3) Penetapan jenis Barang sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

a. Barang listrik dan elektronika; dan

b. Barang yang mengandung bahan kimiaberbahaya.

(41 Penetapan jenis Barang listrik dan elektronikasebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf adilakukan berdasarkan bahaya kejut listrik bagiKonsumen.

(5) Penetapan jenis Barang yang mengandung bahankimia berbahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf b dilakukan berdasarkan kandungan bahankimia yang berbahaya bagi Konsumen.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Barang yang wajibdilakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

(7) Daftar Barang yang diatur berdasarkan PeraturanMenteri sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapatdiubah berdasarkan keputusan rapat koordinasi yangdipimpin oleh menteri yang menyelenggarakankoordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusankementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang perekonomian, yang dihadiri menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian atau pejabatyang ditunjuk untuk mewakili yang diberikankewenangan untuk dan atas nama menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian.

(8) Kewajiban...

SK No 083563 A

Page 67: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

FRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-67 -

(8) Kewajiban pendaftaran Barang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikecualikan terhadap Barangyang telah diberlakukan SNI secara wajib dan/atauBarang yang telah diatur pendaftarannya berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan.

(9) Kewenangan pendaftaran Barang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri.

(10) Produsen atau Importir yang tidak memenuhiketentuan kewajiban pendaftaran Barangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksiadministratif.

(11) Ketentuan, persyaratan, dan tata cara pendaftaransebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undanganmengenai penyelenggaraan perizinan berusahaberbasis risiko.

Pasal 1 10

(1) Penyedia Jasa dilarang memperdagangkan Jasa didalam negeri yang tidak memenuhi SNI, persyaratanteknis, atau kualifikasi yang telah diberlakukan secarawajib.

(2) Pemberlakuan SNI, persyaratan teknis, ataukualifikasi secara wajib sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan oleh Menteri, menteri, atau kepalalembaga pemerintah nonkementerian sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pemberlakuan SNI, persyaratan teknis, ataukualifikasi secara wajib sebagaimana dimaksud padaay at (21 dilakukan dengan mempertimbangkan aspek :

a. keamanan, keselamatan, kesehatan, danlingkungan hidup;

b, daya saing Produsen nasional dan persainganusaha yang sehat;

c. kemampuan dan kesiapan dunia usaha nasional;

d. kesiapan ,

SK No 083562 A

Page 68: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-68-

d. kesiapan infrastruktur lembaga penilaiankesesuaian; dan/atau

e. budaya, adat istiadat, atau tradisi berdasarkankearifan lokal.

(4) Jasa yang telah diberlakukan SNI, persyaratan teknis,atau kualifikasi secara wajib sebagaimana dimaksudpada ayat (21 wajib dilengkapi dengan sertifikatkesesuaian yang diakui oleh Pemerintah Pusat sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Jasa yang diperdagangkan dan memenuhi SNI,persyaratan teknis, atau kualifikasi yang belumdiberlakukan secara wajib dapat menggunakansertifikat kesesuaian sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(6) Penyedia Jasa yang memperdagangkan Jasa yangtelah diberlakukan SNI, persyaratan teknis, ataukualifikasi secara wajib, tetapi tidak dilengkapisertifikat kesesuaian sebagaimana dimaksud padaayat (4) dikenai sanksi administratif.

Pasal 1 1 1

(1) Pemberlakuan SNI atau persyaratan teknis secarawajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (1)dapat dilakukan terhadap Barang dalam rangka:

a. menjaga rnutu Barang tujuan Ekspor;

b. meningkatkan daya saing dan citra produkIndonesia; danlatau

c. mengembangkan pasar Ekspor produk Indonesia.

(21 Pelaku Usaha yang akan melaksanakan EksporBarang yang wajib memenuhi SNI atau persyaratanteknis secara wajib sebagaimana dimaksud pada ayat(1), wajib memenuhi Perizinan Berusaha.

(3) Ketentuan...

SK No 083561 A

Page 69: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

(3)

(1)

(21

(3)

(4)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-69-

Ketentuan persyaratan dan tata cara Perrzinar,Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undanganmengenai penyelenggaraan perizinan berusahaberbasis risiko.

Pasal 1 12

Tanda SNI atau tanda kesesuaian atau sertifikatkesesuaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107ayat (5) dan Pasal 110 ayat (4) diterbitkan oleh lembagapenilaian kesesuaian yang terakreditasi sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam hal lembaga penilaian kesesuaian sebagaimanadimaksud pada ayat (1) belum ada yang terakreditasi,Menteri, menteri, atau kepala lembaga pemerintahnonkementerian sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan dapat menunjuk lembagapenilaian kesesuaian yang sudah terakreditasi untukrLlang lingkup sejenis.

Penunjukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2\dilakukan paling lama untuk jangka waktu 2 (dua)tahun.

Lembaga penilaian kesesuaian sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) harus terdaftar di direktoratjenderal yang membidangi perlindungan konsumendan tertib niaga.

BAB VIIIPENGEMBANGAN EKSPOR

Bagian KesatuPembinaan Pelaku EksPor

Pasal 1 13

Pemerintah Fusat dapat menetapkan komoditas danpasar tujuan Ekspor prioritas serta kebijakan Eksporlainnya.

SK No 085268 A

(1)

(2) Penetapan

Page 70: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUtsUK INDONESIA

-70-

(21 Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh Menteri dengan terlebih dahulu melaluirapat koordinasi yang dipimpin oleh menteri yangmenyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, danpengendalian urusan kementerian dalampenyelenggaraan pemerintahan di bidangperekonomian.

(3) Komoditas dan pasar tujuan Ekspor prioritas sertakebijakan Ekspor lainnya sebagaimana dimaksudpada ayat (1) menjadi rujukan kementerian/lembagadalam pelaksanaan kegiatan pengembangan Ekspor.

Pasal 1 14

(1) Pemerintah Pusat melakukan pembinaan terhadapPelaku Usaha dalam rangka pengembangan Eksporuntuk perluasan akses pasar bagi Barang dan Jasaproduksi dalam negeri.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan melalui pemberian:

a. insentif berupa fiskal dan/atau nonfiskal;

b. fasilitas;

c. informasi peluang pasar;

d. bimbingan teknis;

e. bantuan promosi dan pemasaran; dan

f. pembiayaan, penjaminan, dan asuransi Ekspor.

(3) Dalam melakukan pembinaan sebagaimana dimaksudpada ayat (21, Pemerintah Pusat dapat bekerja samadengan Pemerintah Daerah, perguruan tinggi, duniausaha, asosiasi, dan pemangku kepentingan lain.

(41 Kegiatan pembinaan sebagaimana dimaksud padaayat (3) dilakukan secara terstandardisasi dantersinkronisasi.

(5) Menteri menetapkan standar pelaksanaan kegiatanpembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(6) Menteri melakukan sinkronisasi kegiatan pembinaanyang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga terkait.

SK No 083559 A

Pasal 1 15

Page 71: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7r-

Pasal I 15

(1) Insentif fiskal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114ayat (2) huruf a dapat berupa insentif di bidangperpajakan dan/atau kepabeanan sesuai denganketentuan peraturan perLrndang-undangan.

(21 Insentif nonfiskal sebagaimana dimaksud dalam Pasall14 ayat (2) huruf a terdiri atas:

a. penyederhanaan persyaratan dan prosedurpenerbitan perizinan danf atau nonperuzinan dibidang Perdagangan; dan latau

b. pendampingan dalam pengurusan pendaftarankekayaan intelektual, sertifikasi halal, sertifikasimutu Barang, sertifikasi Jasa, sertifikasi profesi,danf atau sertifikasi lain.

(3) Pemberian fasilitas sebagaimana dimaksud dalamPasal lI4 ayat (2) huruf b dapat berupa:

a. penyediaan ruang pamer produk Ekspor secarafisik dan/atau virtual;

b. pemberian kesempatan untuk mengikuti kegiatandi pusat pengembangan desain;

c. pemberian akses pemanfaatan pelayanan PelakuUsaha berupa konsultasi dan pendampinganpenyelesaian permasalahan Ekspor; dan/atau

d. pemberian fasilitas lain.

(4) Pemberian informasi peluang pasar sebagaimanadimaksud dalam Pasal 1.14 ayat (2) huruf c dapatberupa informasi mengenai:

a. analisa peluang pasar tujuan Ekspor;

b. produk Ekspor;

c. data Ekspor, Impor, Eksportir, dan pembeli dariluar negeri;

d. promosi dagang di dalam dan luar negeri;danf atau

e. kontak dagang dari perwakilan Perdagangan diluar negeri atau perwakilan Republik Indonesia diluar negeri.

SK No 083558 A

(5) Pemberian...

Page 72: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-72-

(5) Pemberian bimbingan teknis sebagaimana dimaksuddalam Pasal 114 ayat (2) huruf d dilakukan terhadapPelaku Usaha untuk meningkatkan kemampuansumber daya manusia dan pengembangan produkEkspor.

(6) Pemberian bimbingan teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (5) dilakukan melalui:

a. sosialisasi/ seminar I adaptasi produk;

b. lokakarya;

c. temu wicara;

d. pendidikan dan pelatihan Ekspor;

e. program pendampingan; dan/atau

f. kegiatan lain yang terkait dengan pengembanganEkspor.

(7) Pemberian bantuan promosi dan pemasaransebagaimana dimaksud dalam Pasal 174 ayat (21

hurufe dapat berupa:

a. mengikutsertakan Pelaku Usaha yangberorientasi Ekspor pada pameran dagang didalam dan di luar negeri;

b. mengikutsertakan Pelaku Usaha yangberorientasi Ekspor pada misi dagang;

c. pelaksanaan misi pembelian;

d. pertemuan bisnis; dan/atau

e. mengikutsertakan Pelaku Usaha yangberorientasi Ekspor pada kegiatan penghargaan ditingkat nasional dan internasional.

(8) Pembiayaan, penjaminan, dan asuransi Eksporsebagaimana dimaksud dalam Pasal ll4 ayat (2) huruff dapat dilaksanakan oleh lembaga keuangan yangditunjuk oleh Pemerintah Pusat.

(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaanpembinaan Ekspor sebagaimana dimaksud dalamPasal Ll4 ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

SK No 083557 A

Bagian

Page 73: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUtsLtK INDONESIA

-73-

Bagian KeduaPromosi Dagang

Pasal 1 16

(1) Untuk memperluas akses pasar bagi Barang dan/atauJasa produksi dalam negeri, Pemerintah Pusatdanf atau Pemerintah Daerah berkewajibanmemperkenalkan Barang dan/atau Jasa dengan Qara:

a. menyelenggarakan promosi dagang di dalamnegeri dan/atau di luar negeri; dan/atau

b. berpartisipasi dalam promosi dagang di dalamnegeri dan/atau di luar negeri.

(2) Promosi dagang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat berupa:

a. pameran dagang; dan

b. misi dagang.

(3) Pelaksanaan kegiatan promosi dagang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) di luar negeri oleh PemerintahPusat, Pemerintah Daerah, lembaga selain PemerintahFusat dan Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku Usahadilakukan berkoordinasi dengan perwakilan RepublikIndonesia di luar negeri di negara terkait.

(4) Penyelenggaraan dan partisipasi dalam pamerandagang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf adapat dilakukan secara luar jaringan dan dalamjaringan.

Pasal 1 17

(1) Promosi dagang yang berupa pameran dagangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 116 ayat (2) hurufa meliputi:a. pameran dagang internasional;b. pameran dagang nasional; atauc. pameran dagang lokal.

(21 Pameran dagang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah, lembaga selain Pemerintah Pusatdan Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku Usaha.

(3) Dalam...

SK No 083598 A

Page 74: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-74-

(3) Dalam hal pameran dagang internasional sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a diselenggarakan didalam negeri, selain dapat diselenggarakan olehPemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, lembaga selainPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan/atauPelaku Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2),penyelenggaraan pameran dagang internasional yangdiselenggarakan oleh pemerintah luar negeri,perwakilan pemerintah luar negeri, Pelaku Usaha dariluar negeri danlatau lembaga dari luar negeri harusbekerja sama dengan Pelaku Usaha penyelenggarapameran dagang di dalam negeri.

(41 Pemerintah Pusat dalam melakukan pameran dagangdi luar negeri mengikutsertakan koperasi sertaUMK-M.

(5) Menteri mengoordinasikan pelaksanaan dankeikutsertaan pameran dagang internasionalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yangdilaksanakan di luar negeri oleh Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah, dan/atau lembaga selainPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Pasal 1 18

(1) Pameran dagang internasional sebagaimana dimaksuddalam Pasal Il7 ayat (1) huruf a yang diselenggarakandi dalam negeri dengan kriteria meliputi:a. diikuti oleh peserta yang berasal dari luar negeri;b. memamerkan produk berupa Barang dan/atau

Jasa yang berasal dari luar negeri; dan/atauc. diikuti oleh Eksportir Indonesia dan bertujuan

utama untuk mendatangkan pembelimancanegara sebagai bentuk promosi Eksporproduk Indonesia.

(2) Pameran dagang nasional sebagaimana dimaksuddalam Pasal lI7 ayat (1) huruf b dengan kriteriameliputi:a. diikuti oleh peserta dari dalam negeri; dan

b. memamerkan produk berupa Barang danf atauJasa yang berasal dari beberapa provinsi.

SK No 083597 A

(3) Pameran

Page 75: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-75-

(3) Pameran dagang lokal sebagaimana dimaksud dalamPasal ll7 ayat (1) huruf c dengan kriteria meliputi:

a. diikuti oleh peserta dari dalam negeri; dan

b. memamerkan produk berupa Barang danf atauJasa yang berasal dari satu atau beberapakabupaten/kota.

(41 Peserta yang berasal dari luar negeri sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dengan kriteria:

a. warga negara aslng;

b. perwakilan negara asing baik yang berdomisili didalam negeri atau luar negeri; atau

c. perusahaan Perdagangan asing atau perwakilanperusahaan Perdagangan asing baik yangberdomisili di dalam negeri atau luar negeri.

(5) Produk berupa Barang dan/atau Jasa yang berasaldari luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b dengan kriteria meliputi Barang dan/atau Jasayang berasal dari:

a. luar negeri;

b. kawasan berikat;

c. kawasan perdagangan bebas dan pelabuhanbebas; atau

d. kawasan ekonomi khusus.

Pasal 1 19

(1) Setiap Pelaku Usaha yang menyelenggarakan pamerandagang dan peserta pameran dagang wajib memenuhiPerizinan Berusaha dari Pemerintah Pusat.

(2\ Setiap Pelaku Usaha yang menyelenggarakan pamerandagang dengan mengikutsertakan peserta danf atauproduk yang dipromosikan berasal dari luar negeridiselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan mengenai penyelenggaraanperizinan berusaha berbasis risiko.

SK No 083596 A

(3) Setiap...

Page 76: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-76-

(3) Setiap Pelaku usaha yang menyelenggarakan pamerandagang dan peserta pameran dagang yang tidakmernenuh i Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dikenai sanksi administratif'

Pasal 120

(1)

(2)

Setiap penyelenggara yang menyelenggarakanpr-"tu..,

-dagang nasional sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 177 ayat (1) huruf b wajib menyampaikanlaporan rencana penyelenggaraan dan laporanp.1ak.r.r""tt pameran dagang nasional kepadagubernur melalui perangkat daerah provinsi yangmembidangi Perdagangan.

Setiap penyelenggara yang menyelenggarakanp.-..u,t d"g^t g lokal sebagaimana dimaksud dalami'asal ll7 ayat (1) huruf c wajib menyampaikanlaporan rencana penyelenggaraan dan laporanp"1"k*^rr"r.tt pameran dagang lokal kepadatupati/wali kota melalui perangkat daerahkabupate n I kota yang membidangi Perdagangan'

Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanismepenyampaian laporan rencana penyelenggaraan dani.potat

- pelaksanaan pameran dagang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur denganPeraturan Menteri.

(3)

Pasal 121

(1) Promosi dagang yang berupa misi dagang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 116 ayat (2) huruf b dilakukandalam bentuk pertemuan bisnis internasional untukmemperluas peluang peningkatan Ekspor'

(2) Misi dagang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan melalui kunjungan Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha, danf atau lembagalainnya dari Indonesia ke luar negeri dalam rangkamelakukan kegiatan bisnis atau meningkatkanhubungan Perdagangan kedua negara'

(3) Penyelenggaraan misi dagang dalam rangkakunjungan Pemerintah Fusat sebagaimana dimaksudpada ayat (21diselenggarakan oleh Menteri'

SK No 085267 A

(4) Dalam .

Page 77: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUtsUK INDONESIA

-77 -

(4) Dalam menyelenggarakan misi dagang sebagaimanadimaksud pada ayat (2l,, Pemerintah Daerahmelaporkan rencana dan hasil penyelenggaraan misidagang kepada Menteri.

(5) Menteri dapat memberikan mandat penyelenggaraanmisi dagang sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

kepada direktur jenderal yang membidangipengembangan ekspor nasional.

Bagian KetigaPenyelen ggaraar; Kemudahan, dan Keikutsertaan dalam Promo si Dagang

dalam Rangka Kegiatan Pencitraan Indonesia

Pasal 122

(1) Promosi dagang sebagaimana dimaksud dalam Pasal116 ayat (2) dilakukan dalam rangka kegiatanpencitraan Indonesia sebagai upaya membangungambaran atau citra positif Indonesia terhadap Barangdan/atau Jasa di dalam dan di luar negeri.

(2) Promosi dagang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dilakukan di dalam danf atau di luar negeri.

Pasal 123

(1) Tata cara penyelenggaraan promosi dagang dalamrangka kegiatan pencitraan Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Pasal 122 rnemenuhi kriteria sebagaiberikut:

a. menampilkan simbol/logo citra Indonesia sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. menampilkan tema (tagline) citra Indonesia yangmemiliki ciri khas, mengandung filosofi negara,dan mudah diingat; dan/atau

c. penayangan danf atau penyebarluasan profil citraIndonesia.

(2) Dalam...

SK No 083594A

Page 78: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-78-

(2) Dalam hal diperlukan, Pemerintah Daerah dapatmenampilkan sub tema (sub tagline) masing-masingdaerah.

(3) Tata cara penyelenggaraan promosi dagang dalamrangka kegiatan pencitraan Indonesia sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 124

(1) Penyelenggaraan promosi dagang dalam rangkakegiatan pencitraan Indonesia sebagaimana dimaksuddalam Pasal 122 dilakukan di luar negeri, harusberkoordinasi dengan perwakilan Republik Indonesiadi negara terkait.

(21 Dalam hal pendanaan penyelenggaraan promosidagang dalam rangka kegiatan pencitraan Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Pasal 122 berasal darianggaran pendapatan dan belanja negara danf atauanggaran pendapatan dan belanja daerah,penyelenggaraan promosi dagang dilakukan secaraterkoordinasi atau secara bersama-sama.

Pasal 125

(1) Dalam pelaksanaan promosi dagang dalam rangkakegiatan pencitraan Indonesia sebagaimana dimaksuddalam Pasal 122, Pemerintah Pusat dan f atauPemerintah Daerah dapat memberikan kemudahankepada Pelaku Usaha dan f atau lembaga selainPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

(2) Kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat berupa:

a. penerbitan surat dukungan penyelenggaraankegiatan promosi dagang dalam rangka kegiatankampanye pencitraan Indonesia; dan/atau

b. bantuan sarana dan prasarafla serta informasi.

SK No 083593 A

Pasal 126.

Page 79: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-79-

Pasal 126

Keikutsertaan kementerian/lembaga pemerintahnonkementerian, Pemerintah Daerah provinsi, danPemerintah Daerah kabupaten/kota pada promosi dagangdalam rangka kegiatan pencitraan Indonesia yangpendanaannya berasal dari anggaran pendapatan danbelanja rlegara, anggaran pendapatan dan belanja daerahdiprioritaskan diberikan kepada Pelaku Usaha skala usahakecil dan usaha menengah yang berorientasi pada Ekspor.

Pasal 127

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata carapenyelenggaraan, kemudahan, dan keikutsertaan padapromosi dagang dalam rangka kegiatan pencitraanindonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122 sampaidengan Pasal 126 diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB IXMETROLOGI LEGAL

Bagian Kesatupersetujuan Tipe Alat Ukur, Alat Takar, Alat Timbang, dan Alat Perlengkapan

(1)

Pasal 128

Setiap Alat Ukur, Alat Takar, Aiat Timbang, dan AlatPerlengkapan yang diproduksi di dalam negeri sebelumberedar di pasar atau yang berasal dari Impor sebelummemasuki wilayah Republik Indonesia wajib memilikiPersetujuan Tipe.

Ketentuan lebih lanjut mengenai daftar Alat Ukur, AlatTakar, Alat Timbang, dan Alat Perlengkapan yang wajibmemiliki Persetujuan Tipe sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

(3) Daftar...

(2t

SK No 085294 A

Page 80: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-80-

(3) Daftar Alat Ukur, Alat Takar, Alat Timbang, dan AlatPerlengkapan yang diatur berdasarkan PeraturanMenteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapatdiubah berdasarkan keputusan rapat koordinasi yangdipimpin oleh menteri yang menyelenggarakankoordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusankementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang perekonomian, yang dihadiri menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian atau pejabatyang ditunjuk untuk mewakili yang diberikankewenangan untuk dan atas nama menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian.

(4) Ketentuan persyaratan dan tata cara penerbitanPersetujuan Tipe sebagaimana dimaksud pada ayat (1)sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penyelenggaraan perizinanberusaha berbasis risiko.

Pasal 129

Setiap Pelaku Usaha yang memproduksi di dalam negeriatau mengimpor Alat Ukur, Alat Takar, Alat Timbang, danAlat Perlengkapan yang:

a. tidak memiliki Persetujuan Tipe; atau

b. tidak sesuai dengan Persetujuan Tipe yang dimiliki,

dikenai sanksi administratif.

Pasal 130

(1) Persetujuan Tipe sebagaimana dimaksud dalam Pasal128 ayat (i) diperoleh berdasarkan evaluasi tipe yangmeliputi:

a. pemeriksaan tipe;

b. pengujian tipe; dan

c. penerbitan sertifikat evaluasi tipe.

(2) Petunjuk teknis mengenai Persetujuan Tipe danevaluasi tipe ditetapkan oleh Menteri.

SK No 083591 A

Bagian

Page 81: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-81 -

Bagian KeduaReparasi Alat Ukur, Alat Takar, Alat Timbang, dan Alat Perlengkapan

Pasal 131

(1) Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usahaReparasi Alat Ukur, Alat Takar, Alat Timbang, dan AlatPerlengkapan wajib memiliki Perizinan Berusahaberupa tanda daftar usaha Reparasi Alat Ukur, AlatTakar, Alat Timbang, dan Alat Perlengkapan.

(21 Pelaku Usaha yang melaksanakan kegiatan usahaReparasi Alat Ukur, Alat Takar, Alat Timbang, dan AlatPerlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib telah didukung oleh Reparatir Alat Ukur, AlatTakar, Alat Timbang, dan Alat Perlengkapan.

(3) Ketentuan persyaratan dan tata cara pendaftaransebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan mengenaipenyelen ggaraan perizinan berusaha berbasis ri siko .

Pasal 132

(1) Menteri memiliki kewenangan melakukan pembinaan,monitoring, dan evaluasi terhadap Pelaku Usaha yangmelakukan kegiatan usaha Reparasi Alat Ukur, AlatTakar, Alat Timbang, dan Alat Perlengkapan.

(21 Menteri men5rusun norma, standar, prosedur, dankriteria pembinaan, monitoring, dan evaluasi kegiatanusaha Reparasi Alat Ukur, Alat Takar, Alat Timbang,dan Alat Perlengkapan.

(3) Gubernur DKI Jakarta untuk Provinsi DKI Jakartaatau bupati/wali kota melakukan pembinaan,monitoring, dan evaluasi terhadap Pelaku Usaha yangmelakukan kegiatan usaha Reparasi Alat Ukur, AlatTakar, Alat Timbang, dan Alat Perlengkapan di wilayahkerjanya berpedoman kepada norma, standar,prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud padaayat (2).

SK No 083590A

Bagian

Page 82: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUEUK INDONESIA

-82-

Bagian KetigaKuantitas BDKT

Pasal 133

(1) Pengaturan tentang BDKT dilakukan untukmemastikan pencantuman pelabelan kuantitas dankesesuaian kuantitas.

(2\ Pengaturan tentang BDKT sebagaimana dimaksudpada ayat (1) berlaku untuk BDKT yang kuantitasnominalnya dinyatakan dalam berat, volume, panjang,luas, atau jumlah hitungan, yang merupakan:

a. produksi di dalam negeri;

b. Impor; dan

c. Barang atau komoditas produksi dalam negeriatau asal Impor yang dikemas di wilayah RepublikIndonesia.

(3) Pengaturan tentang BDKT sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dikecualikan terhadap Barang yang dijualdalam keadaan terbungkus atau dikemas yang isinyamakanan atau minuman yang menurut kenyataannyamudah basi atau tidak tahan lebih dari 7 (tujuh) hari.

Pasal 134

Pelaku Usaha yang mengemas atau membungkus Barang,memproduksi, atau mengimpor BDKT untukdiperdagangkan wajib mencantumkan kuantitas padakemasan dan/ atau label.

Pasal 135

(1) Pencantuman kuantitas pada kemasan dan/atau labelBDKT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 palingsedikit meliputi isi bersih, berat bersih atau neto,jumlah hitungan, berat tuntas, panjang, danf atauluas.

(2) Pencantuman. . .

SK No 083589 A

Page 83: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUEUK INDONESIA

-83-

(21 Pencantuman kuantitas pada kemasan dan/atau labelBDKT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertaidengan pencantuman satuan ukuran, lambangsatuan, atau hitungan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Selain pencantuman kuantitas, pada kemasandanf atau label BDKT wajib dicantumkan informasimengenai:

a. nama Barang; dan

b. nama serta alamat perusahaan.

Pasal 136

(1) Informasi yang dicantumkan pada kemasan dan/ataulabel BDKT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135harus menggunakan tulisan yang mudah dibaca, jelas,benar, dan menggunakan bahasa Indonesia sesuaidengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal21.

(21 Pencantuman informasi pada kemasan dan/atau labelBDKT dilakukan sedemikian rupa sehingga tidakmudah lepas, tidak mudah luntur atau rusak, sertamudah untuk dilihat dan dibaca.

(3) Pencantuman informasi pada kemasan dan f atau labelBDKT harus bersifat tetap.

Pasal 137

(1) Pelaku Usaha yang mengemas atau membungkusBarang, memproduksi, atau mengimpor BDKT untukdiperdagangkan wajib menjamin kebenaran kuantitasyang tercantum dalam kemasan dan/atau label.

(2) Kebenaran terhadap kuantitas BDKT sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diberikan toleransi sesuaibatasan yang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

BABX...

SK No 083588 A

Page 84: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-84-

BAB XPELAKSANAAN PENGAWASAN KEGIATAN PERDAGANGAN

Bagian KesatuRuang Lingkup Pengawasan Kegiatan Perdagangan

Pasal 138

Kewenangan pengawasan terhadap kegiatan Perdagangandilakukan terhadap:

a. Perizinan Berusaha di bidang Perdagangan;

b. Perdagangan Barang yang diawasi, dilarang, dan/ataudiatur;

c. Distribusi Barang;

d. Perdagangan Jasa;

e. penggunaan atau kelengkapan label berbahasaIndonesia;

f. pendaftaran Barang produk dalam negeri dan asaiImpor yang terkait dengan keamanan, keselamatan,kesehatan, dan lingkungan hidup;

g. Barang yang diberlakukan SNI dan persyaratan teknissecara wajib yang diperdagangkan;

h. Jasa yang diberlakukan SNI, persyaratan teknis, dankualifikasi secara wajib;

i. Perrzinan Berusaha terkait Gudang;

j. penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan f atauBarang Penting;

k. Perdagangan Melalui Sistem Elektronik; dan

l. lembaga penilaian kesesuaian yang melakukansertifikasi Barang dan/atau Jasa yangdiperdagangkan sesuai SNI, persyaratan teknis, dankualifikasi sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

SK No 083587 A

Bagian

Page 85: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES tDENREPUBLIK INDONESIA

-85-

Bagian KeduaKewenangan Pengawasan

Pasal 139

(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mempunyaiwewenang melakukan pengawasan di bidangPerdagangan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(21 Kewenangan pengawasan oleh Pemerintah Pusatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan olehMenteri.

(3) Menteri mempunyai wewenang melakukanpengawasan di bidang Perdagangan di tingkatnasional.

(4) Kewenangan pengawasan oleh Pemerintah Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan olehgubernur.

(5) Gubernur mempunyai wewenang melakukanpengawasan di bidang Perdagangan di wilayahkerjanya.

(6) Selain gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (5),bupati/wali kota mempunyai wewenang melakukanpengawasan di bidang Perdagangan berupa:

a. bahan berbahaya;

b. pupuk serta pestisida dalam rangka pelaksanaanpengadaan, penyaluran, dan penggunaan pupukbersubsidi;

c. Gudang;

d. minuman beralkohol; dan

e. Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

di wilayah kerjanya.

(7) Pengawasan .

SK No 083586 A

Page 86: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-86-

(71 Pengawasan di bidang Perdagangan yang menjadikewenangan gubernur sebagaimana dimaksud padaayat (5) tidak termasuk kewenangan pengawasan tataniaga Impor setelah melalui kawasan pabean.

Pasal 140

(1) Menteri mendelegasikan kewenangan pelaksanaanpengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139ayat (3) kepada direktur jenderal yang membidangiperlindungan konsumen dan tertib niaga.

(21 Gubernur mendelegasikan kewenangan pelaksanaanpengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139ayat (5) kepada kepala dinas provinsi yang tugas dantanggung jawabnya di bidang Perdagangan.

(3) Bupati/wali kota mendelegasikan kewenanganpelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 139 ayat (6) kepada kepala dinaskabupatenlkotayang tugas dan tanggung jawabnya dibidang Perdagangan.

Pasal 141

Menteri, gubernur, bupati/wali kota dalam melakukanpengawasan dapat berkoordinasi dengan instansi teknisterkait,

Pasal 142

(1) Menteri menetapkan petunjuk teknis pelaksanaanpengawasan kegiatan Perdagangan.

(21 Gubernur dan/atau bupati/wali kota melakukanpengawasan kegiatan Perdagangan berpedoman padapetunjuk teknis yang ditetapkan oleh Menteri.

SK No 083585 A

Bagian

Page 87: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUtsLIK INDONESIA

-87 -

Bagian KetigaPelaksana Pengawasan

Pasal 143

Pengawasan kegiatan Perdagangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 138 dilaksanakan oleh petugas pengawas yangterdiri dari:

a. Petugas Pengawas Perdagangan; dan/atau

b. PPNS.DAG.

Pasal 144

Menteri mempunyai wewenang menunjuk PetugasPengawas Perdagangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 143 huruf a di lingkungan kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangPerdagangan, dinas provinsi, dan dinas kabupaten/kotayang membidangi Perdagangan.

Pasal 145

(1) Dalam hal Pemerintah Daerah belum memiliki PetugasPengawas Perdagangan dan/atau PPNS-DAGsebagaimana dimaksud dalam Pasal I43, gubernuratau bupati/wali kota dapat mengusulkan pegawaiuntuk melaksanakan pengawasan terhadap kegiatanPerdagangan kepada Menteri.

(2) Berdasarkan usulan sebagaimana dimaksud padaayat (1) Menteri melalui direktur jenderal yangmembidangi perlindungan konsumen dan tertib niagasesuai delegasi kewenangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 140 ayat (1) menetapkan pegawai didaerah yang melaksanakan pengawasan terhadapkegiatan Perdagangan.

SK No 083584A

Bagian

Page 88: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUEUK INDONESIA

-88-

Bagian KeempatPelaksanaan Pengawasan Kegiatan Perdagangan

Pasal 146

Pelaksanaan pengawasan kegiatan Perdagangan meliputi:

a. pengawasan berkala atau rutin; dan

b. pengawasan khusus atau insidental.

Pasal 147

(1) Pelaksanaan pengawasan kegiatan Perdagangansecara berkala atau rutin sebagaimana dimaksuddalam Pasal 146 huruf a dilakukan berdasarkan objekpengawasan secara terencana dan terjadwal.

(21 Pelaksanaan pengawasan kegiatan Perdagangansecara khusus atau insidental sebagaimana dimaksuddalam Pasal 146 huruf b dilakukan sewaktu-waktu.

Pasal 148

(1) Pelaksanaan pengawasan kegiatan Perdagangansecara berkala atau rutin sebagaimana dimaksuddalam Pasal 146 huruf a dilakukan berdasarkanklasifikasi risiko yang telah ditetapkan.

(21 Pelaksanaan pengawasan kegiatan Perdagangansecara khusus atau insidental sebagaimana dimaksuddalam Pasal 146 huruf b dilakukan berdasarkan:

a. pengaduan masyarakat;

b. informasi melalui media cetak, media elektronik,media lainnya; atau

c. informasi lainnya mengenai isu kegiatanPerdagangan.

SK No 083583 A

Pasal 149

Page 89: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-89-

Pasal 149

Dalam rangka pelaksanaan pengawasan kegiatanPerdagangan Luar Negeri, direktorat jenderal yangmembidangi kepabeanan memberikan data Ekspor danImpor kepada direktorat jenderal yang membidangiperlindungan konsumen dan tertib niaga, secara waktunyata melalui sistem teknologi informasi yang terintegrasi.

Bagian KelimaPengawasan Kegiatan Perdagangan Bidang Impor Setelah Melalui Kawasan

Pabean

Pasal 150

(1) Pelaksanaan pengawasan kegiatan Perdagangansetelah melalui kawasan pabean sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14, kewajiban pendaftaranBarang sebelum diimpor sebagaimana dimaksuddalam Pasal 108 ayat (2), dan kewajiban memilikiPersetujuan Tipe untuk Alat Ukur, Alat Takar, AlatTimbang, dan Alat Perlengkapan yang berasal dariImpor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (1)dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut:

a. pemeriksaan kesesuaian data pemberitahuanpabean Impor;

b. pemeriksaan khusus terhadap dokumen Impor;dan/atau

c. pengawasan kewajiban tata niaga Impor setelahBarang melalui kawasan pabean.

(2) Pengawasan kegiatan Perdagangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh petugaspengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143.

(3) Menteri menetapkan petunjuk teknis pelaksanaanpengawasan kegiatan Perdagangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1).

SK No 083582 A

Pasal151...

Page 90: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLTK INDONESIA

-90-

Pasal 151

(1) Pemeriksaan kesesuaian sebagaimana dimaksuddalam Pasal 150 ayat (1) huruf a, dilakukan terhadapdata pemberitahuan pabean Impor yang diterimamelalui sistem informasi yang terintegrasi terhadapdata Perizinan Berusaha di bidang Impor dalam sisteminformasi yang dikelola oleh kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangPerdagangan.

(2) Data pemberitahuan pabean Impor yang diterimasebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakses melaluisistem informasi yang dikelola kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangPerdagangan.

(3) Data pemberitahuan pabean Impor sebagaimanadimaksud pada ayat (21terdiri atas:

a. nomor dan tanggal Perizinan Berusaha di bidangImpor;

b. jumlah atau volume Impor Barang; dan/atau

c. nomor dan tanggal dokumen verifikasi ataupenelusuran teknis.

Pasal 152

(1) Pemeriksaan khusus sebagaimana dimaksud dalamPasal 150 ayat (1) huruf b dapat dilakukanberdasarkan:

a. hasil pemeriksaan kesesuaian sebagaimanadimaksud dalam Pasal 151; atau

b. informasi dari instansi pemerintah terkaitdan/atau masyarakat.

(21 Pemeriksaan khusus berdasarkan hasil pemeriksaankesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa, dilakukan dalam hal Importir diduga:

a.tidak...

SK No 08.3581 A

Page 91: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-91 -

a. tidak memiliki Perizinan Berusaha di bidangImpor;

b. Barang yang diimpor melebihi jumlah atauvolume yang tercantum dalam PerizinanBerusaha di bidang Impor; dan/atau

c. tidak memiliki dokumen verifikasi ataupenelusuran teknis.

Pasal 153

(1) Selain terhadap Importir sebagaimana dimaksuddalam Pasal 152 ayat (2), pemeriksaan khususdilakukan terhadap Importir yang telah ditetapkansebagai Importir dengan klasifikasi risiko tertentu.

(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan Importirdengan klasifikasi risiko tertentu sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan PeraturanMenteri.

Pasal 154

(1) Pemeriksaan khusus sebagaimana dimaksud dalamPasal 152 dan Pasal 153, dilaksanakan melaluipemeriksaan kelengkapan dan kebenaran dokumenasli persyaratan Impor sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) Dalam hal diperlukan, pemeriksaan khusussebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat memintaklarifikasi kepada Importir dan memeriksa kesesuaianantara realisasi jumlah atau volume Impor denganpencatatan masuk Barang asal Impor di domisiliImportir dan/atau lokasi lain di mana Barang asalImpor tersimpan.

(3) Apabila berdasarkan pemeriksaan khusussebagaimana dimaksud pada ayat (1), Importirterbukti:a. tidak memenuhi kewajiban kepemilikan Perizinan

Berusaha di bidang Impor;

b.tidak...

SK No 083580 A

Page 92: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

-92-

b. tidak memenuhi kewajiban kepemilikan dokumenverifikasi atau penelurusan teknis; dan/atau

c. realisasi jumlah atau volume Barang yang diimpormelebihi jumlah atau volume yang tercantumdalam P erizinan Beru saha,

dilanjutkan dengan pengawasan kegiatan Perdaganganberdasarkan rLlang lingkup sebagaimana dimaksuddalam Pasal 138.

Bagian KeenamTindak Lanjut Pengawasan

Pasal 155

(1) Petugas Pengawas Perdagangan membuat laporanhasil pengawasan kepada direktur jenderal yangmembidangi perlindungan konsumen dan tertib niagadan/atau kepala dinas yang membidangi urusanPerdagangan di provinsi dan/atau kabupatenlkotasesuai wilayah kerja Petugas Pengawas Perdagangan.

(2) Petugas Pengawas Perdagangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dalam hal menemukan dugaanpelanggaran kegiatan di bidang Perdagangan dapatmerekomendasikan pengenaan sanksi administratifdan/atau tindak lanjut penegakan hukum pidana.

Pasal 156

(1) Dalam hal diduga terdapat pelanggaran kegiatan dibidang Perdagangan, PPNS-DAG dapat melakukanpengamanan terhadap Barang hasil pengawasandan/atau lokasi objek pengawasan atau tempatBarang hasil pengawasan ditemukan.

(21 Pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan melalui pemasangan tanda pengaman.

(3) Pemutusan tanda pengaman dilakukan oleh PPNS-DAG.

(4) Pelaku. . .

SK No 083579 A

Page 93: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-93-

(4) Pelaku Usaha atau pihak lain yang menguasai Barangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang untukmemindahtangankan, memanfaatkan, ataumelakukan tindakan lain yang mengakibatkanperubahan pada jumlah, bentuk, jenis, dan/atau tipeBarang selama dilakukan pengamanan.

(5) Pelaku Usaha atau pihak lain yang menguasai Barangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang untukmembuka, melepas, atau merusak tanda pengaman.

(6) Pelaku Usaha atau pihak lain yang menguasai Barangyang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksudpada ayat (41dan ayat (5) dikenai sanksi administratif.

Pasal 157

(1) Dalam hal ditemukan bukti awal dugaan terjadi tindakpidana di bidang Perdagangan, Petugas PengawasPerdagangan danlatau pegawai yang telah ditetapkanmelaporkannya kepada PPNS-DAG atau pejabatpenyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

(2) Dalam hal ditemukan adanya dugaan tindak pidanaatau mendapat laporan sebagaimana dimaksud padaayat (1), PPNS-DAG melakukan penyidikan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 158

(1) Pelaku Usaha wajib memberikan data dan informasiyang dibutuhkan oleh Petugas Pengawas Perdagangan,PPNS-DAG danlatau pegawai yang telah ditetapkan.

(21 Pelaku Usaha yang tidak melaksanakan kewajibansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksiadministratif.

Pasal 159

(1) Petugas Pengawas Perdagangan dan/atau PPNS-DAGdapat melakukan pemanggilan kepada Pelaku Usaha.

(2) Apabila...

SK No 083578 A

Page 94: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-94-

(2) Apabila Pelaku Usaha setelah pemanggilan kedua tetaptidak hadir, Pelaku Usaha dikenai sanksi administratif.

Bagian KetujuhTindak Lanjut Pelanggaran Pengawasan Perizinan Berusaha Setelah Melalui

Kawasan Pabean

Pasal 160

Berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 155, Importir yang telah memiiiki PerizinanBerusaha dan/atau persyaratan Impor namun melakukantindakan berupa:

a. tidak atau salah mencantumkan data PerizinanBerusaha dan/atau dokumen verifikasi ataupenelusuran teknis dalam dokumen pemberitahuanpabean Impor; dan/atau

b. mencantumkan satuan jumlah atau volume ImporBarang dalam pemberitahuan pabean Impor yangtidak sesuai dengan satuan jumlah atau volume ImporBarang yang dinyatakan dalam Perizinan Berusaha,

dikenai sanksi administratif.

Pasal 161

(1) Dalam hal berdasarkan hasil pengawasansebagaimana dimaksud dalam Pasal 155, ditemukanImportir yang tidak mencantumkan ataumencantumkan data Perizinan Berusaha danf ataudokumen verifikasi atau penelusuran teknis dalamdokumen pemberitahuan pabean Impor secara tidakbenar karena tidak memiliki kelengkapan dokumenPerizinan Berusaha dan/atau persyaratan Impor,dikenai sanksi administratif.

(21 Terhadap Barang Impor yang tidak dilengkapi denganPerizinan Berusaha dan/atau verifikasi ataupenelusuran teknis Impor, Menteri dapat menerbitkanperintah kepada Pelaku Usaha berupa:

a.pelarangan...

SK No 083577 A

Page 95: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-95-

a. pelarangan mengedarkan untuk sementarawaktu;

b. penarikan Barang dari Distribusi; danf atau

c. pemusnahan Barang.

(3) Menteri memberikan mandat kewenangan perintahpelarangan mengedarkan untuk sementara waktu,penarikan Barang dari Distribusi, dan/ataupemusnahan Barang sebagaimana dimaksud padaayat (21 kepada direktur jenderal yang membidangiperlindungan konsumen dan tertib niaga.

Pasal 162

(1) Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan ditemukanImportir melakukan importasi Barang yang jumlahnyamelebihi volume atau jumlah yang tercantum dalamP erizinan Berusaha, dikenai sanksi administratif.

(2) Terhadap Barang Impor yang jumlahnya melebihivolume atau jumlah yang tercantum dalam PerrzinanBerusaha, Menteri dapat menerbitkan perintah kepadaPelaku Usaha berupa:

a. pelarangan mengedarkan untuk sementarawaktu;

b. penarikan Barang dari Distribusi; danf atau

c. pemusnahan Barang.

(3) Menteri memberikan mandat kewenangan perintahpelarangan mengedarkan untuk sementara waktu,penarikan Barang dari Distribusi, dan/ataupemusnahan Barang sebagaimana dimaksud padaayat {21 kepada direktur jenderal yang membidangiperlindungan konsumen dan tertib niaga.

Pasal 163

Dalam hal Importir dikenai sanksi administratif, direkturjenderal yang membidangi perlindungan konsumen dantertib niaga menyampaikan surat permintaan larangankegiatan importasi yang dilakukan oleh Importir kepadadirektur jenderal yang membidangi kepabeanan, danditembuskan kepada direktur jenderal yang membidangiperdagangan luar negeri.

Bagian . . .

SK No 083576 A

Page 96: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-96-

Bagian KedelapanPembinaan Sumber Daya Manusia Pengawasan

Pasal 164

Menteri melakukan pembinaanmanusia pengawasan kegiatanprovinsi, dan kabupaten/ kota.

terhadap sumber dayaPerdagangan di pusat,

Pasal 165

Ketentuan mengenai petunjuk teknis persyaratan,pelatihan Petugas Pengawas Perdagangan, penunjukanpegawai untuk dapat melaksanakan pengawasan, danpelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan Perdagangandiatur dengan Peraturan Menteri.

BAB XISANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 166

(1) Pelaku Usaha yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), Pasal 5 ayat (3), Pasal6 ayat (1), Pasal 6 ayat (3), Pasal 9 ayat (1), Pasal 10ayat (1), Pasal 10 ayat (2), Pasal 11ayat (1), Pasal 12ayat (1), Pasal 15 ayat (1), Pasal 16 ayat (1), Pasal 20ayat (1), Pasal 24 ayat (1), Pasal 25 ayat (1), Pasal 26ayat (1), Pasal 29 ayat (1), Pasal 29 ayat (2), Pasal 36,Pasal 38, Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41, Pasal 47,Pasal 48, Pasal 51, Pasal 55, Pasal 6l ayat (1),Pasal 64, Pasal 68, Pasal 91 ayat (1), Pasal 92 ayat(L),Pasal 93, Pasal 94 ayat (4), Pasal 97, Pasal 98 ayat (2),Pasal 98 ayat (3), Pasal 98 ayat (4), Pasal 99 ayat (1),Pasal 99 ayat (2), Pasal lO2 ayat (2lr, Pasal 103,Pasal lO4 ayat (1), Pasal 105 ayat (1), Pasal lO7ayat (2)', Pasal lO7 ayat (7), Pasal 108 ayat (1),Pasal 109 ayat (1), Pasal 1 10 ayat (1), Pasal 1 10ayat (4),, Pasal 1 1 1 ayat (2ll, Pasal 1 19 ayat ( 1),Pasal L2O ayat (1), Pasal l2O ayat (2), Pasal 128ayat (1), Pasal 129, Pasal 134, Pasal 137 ayat (1),Pasal 156 ayat (4), Pasal 156 ayat (5), Pasal 158ayat (1), Pasal 159 ayat (2), Pasal 160, Pasal 161ayat (l), danlatau Pasal 162 ayat (1), dikenai sanksiadministratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat berupa:

SK No 083575 A a. teguran .

Page 97: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUtsUK INDONESIA

-97 -

a. teguran tertulis;

b. penarikan Barang dari Distribusi;

c. penghentian sementara kegiatan usaha;

d. penutupan Gudang;

e. denda; dan/atauf. pencabutanPerizinan Berusaha.

(3) Tata cara pengenaan sanksi administratif terhadappelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan mengenai pengenaan sanksiadministratif kepada pemilik Gudang yang tidakmelakukan pendaftaran Gudang.

(4) Tata cara pengenaan sanksi administratif terhadappelanggaran selain sebagaimana dimaksud padaayat (3) dilakukan dengan 2 (dua) mekanisme:

a. secara bertahap; danf atau

b. secara tidak bertahap.

(5) Pengenaan sanksi administratif berupa penarikanBarang dari Distribusi sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf b, penutupan Gudang sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf d, danf atau pencabutanPerizinan Berusaha sebagaimana dimaksud padaayat (21huruf f dapat dilakukan secara tidak bertahap.

Pasal 167

(1) Pengenaan sanksi administratif sebagaimanadimaksud dalam Pasal L66 tidak menghilangkanpertanggungjawaban pidana untuk Pelaku Usahadan/atau kegiatan usaha berisiko tinggi.

(2) Pengenaan pertanggungjawaban pidana kepada PelakuUsaha dan/atau kegiatan usaha berisiko tinggidilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

SK No 083574 A

Pasal 168

Page 98: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-98-

Pasal 168

(1) Sanksi administratif berupa teguran tertulissebagaimana dimaksud dalam Pasal 166 ayat (21

huruf a dikenakan paling banyak 2 (dua) kali masing-masing untuk jangka waktu paling lama 14 (empatbelas) hari kerja.

(21 Sanksi teguran tertulis sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan oleh Menteri melalui direkturjenderal yang membidangi perlindungan konsumendan tertib niaga.

Pasal 169

Sanksi administratif berupa penarikan Barang dariDistribusi dan penghentian sementara kegiatan usahasebagaimana dimaksud dalam Pasal 166 ayat (2) huruf bdan huruf c dikenakan sejak berakhirnya jangka waktuperingatan tertulis kedua sampai Pelaku Usaha melakukanperbaikan terhadap pelanggaran yang dilakukan.

Pasal 170

(1) Sanksi administratif berupa penutupan Gudangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 166 ayat (2) hurufd dikenakan kepada Pelaku Usaha yang merupakanpemilik, pengelola, atau penyewa Gudang yangmelanggar ketentuan kewajiban penyelenggaraanpencatatan administrasi Gudang.

(21 Pengenaan sanksi penutupan Gudang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikenakan sejak berakhirnyajangka waktu peringatan tertulis kedua sampaipemilik, pengelola, atau penyewa Gudang melakukanperbaikan terhadap pelanggaran yang dilakukan.

Pasal 171

(1) Sanksi administratif berupa denda sebagaimanadimaksud dalam Pasal 166 ayat (2) huruf e dikenakansetelah jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejakpenetapan pengenaan sanksi penarikan Barang dariDistribusi, penghentian sementara kegiatan usahaatau penutupan Gudang, Pelaku Usaha tidakmelakukan perbaikan terhadap pelanggaran yangdilakukan.

(2) Sanksi. . .

SK No 083522A

Page 99: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

(2t

(3)

(41

(1)

(2t

PRESIDENREPUBLTK INDONESIA

-99 -

Sanksi denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) untuk tiaphari keterlambatan Pelaku Usaha melaksanakanperbaikan untuk paling lama 30 (tiga puluh) hari sejakpengenaan sanksi denda Pertama.

Dimulainya pengenaan sanksi denda sebagaimanadimaksud pada ayat (21 dihitung sejak hari pertamasetelah habisnya jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (1).

Tata cara penyetoran sanksi denda sebagaimanadimaksud pada ayat (2\ dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan di bidangpenerimaan negara bukan Pajak.

Pasal I72

Sanksi administratif berupa pencabutan PertzinanBerusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166ayat (21huruf f dikenakan kepada Pelaku Usaha yangtelah memiliki Perizinan Berusaha yang tidakmelakukan perbaikan terhadap pelanggaran yangdilakukan setelah selesainya jangka waktu penetapansanksi denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 171.

Pelaku usaha yang dikenai sanksi pencabutanPerizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat mengajukan Perizinan Berusaha kembalisetelah jangka waktu 5 (lima) tahun sejak penetapanpencabut an P erizinan Beru saha.

Pasal 173

Sanksi administratif yang telah dikenakan kepada PelakuUsaha dapat disampaikan kepada kementerian/lembagapemerintah nonkementerian terkait sebagai pertimbanganpengenaan sanksi administratif lain sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

SK No 083615 A

BABXII ...

Page 100: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

FRESIDENREPUBLIK INDONESTA

-100-

BAB XIIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 174

(1) Pemerintah Pusat melakukan evaluasi ataspelaksanaan Peraturan Pemerintah ini denganmemperhatikan perkembangan dan peningkatanekosistem investasi dan kegiatan berusaha dalamrangka percepatan cipta kerja.

(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh Menteri yang dikoordinasikan olehmenteri yang menyelenggarakan koordinasi,sinkronisasi, dan pengendalian urusan kementeriandalam penyelenggaraan pemerintahan di bidangperekonomian.

Pasal 175

Dalam hal Peraturan Pemerintah ini memberikan pilihantidak mengatur, tidak lengkap, atau tidak jelas, dan/atauadanya stagnasi pemerintahan, Menteri dapat melakukandiskresi untuk mengatasi persoalan konkret dalampenyelenggaraan urusan pemerintahan di bidangPerdagangan.

BAB XIIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 176

Seluruh perizinan yang telah dikeluarkan berdasarkanperaturan pelaksanaan dari:

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentangMetrologi Legal (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1981 Nomor 11, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3193); dan

b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol4 tentangPerdagangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2Ol4 Nomor 45, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5512),

sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini tetap berlakusampai dengan habis berlakunya pertzinan.

SK No 083614 A

BABXIV...

Page 101: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUELIK INDONESIA

-101 -

BAB XIVKETENTUAN PENUTUP

Pasal 177

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semuaperaturan perundang-undangan yang merupakanperaturan pelaksanaan dari:a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang

Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1981 Nomor 11, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3193); dan

b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol4 tentangPerdagangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2OI4 Nomor 45, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5512),

yang telah ditetapkan sebelum Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2O2O Nomor 245, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573).dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan ketentuan dalam PeraturanPemerintah ini.

Pasal 178

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:a. Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2Ol9

tentang Pengenaan Sanksi Administratif KepadaPemilik Gudang Yang Tidak Melakukan PendaftaranGudang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2Ol9 Nomor 90, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 63a6);

b. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2018 tentangPenetapan Dan Pendaftaran Barang Terkait DenganKeamanan, Keselamatan, Kesehatan, Dan LingkunganHidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2Ol8 Nomor 131); dan

c. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2OO7 tentangPenataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, PusatPerbelanjaan Dan Toko Modern,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 179Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar. . .

SK No 083613 A

Page 102: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK tNDONESlA

-\o2-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 2 Februari2O2l

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 2 Februari 2O2l

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2021 NOMOR 39

Salinan sesuai dengan aslinya

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARAREPUBLIK INDONESTA

Perundang-undangan dannistrasi Hukum,

ttd

ttd

SK l.lo 087272 A

Silvanna Djaman

*

Page 103: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 29 TAHUN 2021

TENTANG

PENYELENGGARAAN BIDANG PERDAGANGAN

UMUMpembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Ig4S mengamanatkan bahwa tujuan pembentukan suatu PemerintahNegara Ind6nesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruhtumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,menterdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban duniayang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.-Sejalan

dengan tujuan tersebut, Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasarwegara Republit< Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa "Tiap-tiap warga,r.f"." blrhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagikeiranusiaan", oleh karena itu negara perlu melakukan berbagai upaya atautindakan untuk memenuhi hak-hak warga negara untuk memperolehpekerjaan dan penghidupan yang layak. Pemenuhan hak atas pekerjaan danp.rrgfriarp".t y".r[ layat pada prinsipnya merupakan salah -satu aspekp..rIitrg dalam p"rrrU""grnan nasional yang dilaksanakan dalam rangkapembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pemerintah Pusat telahmetakukan berbagai upaya untuk menciptakan dan memperluas lapangankerja dalam rangka penurunan jumlah pengangguran dan menampungpekerja baru serta ttt.ndotong pengembangan koperasi dan UMK-M denganiu3ran untuk meningkatkan perekonomian nasional yang akan dapatmeningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja menjadisalah satu upaya Pemerintah Pusat dalam mencapai hal-hal tersebut di atas.Selanjutnya, untuk mengimplementasikan pengaturan dalam Undang-Undang Nbmor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja, perlu disusun peraturanpelaksanaan sebagai instrumen yang menjalankan undang-undang a quo'ialah satunya Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan BidangPerdagangan. Adapun materi pokok pengaturan dalam Peraturanpemerintah tersebut pada prinsipnya terkait dengan penataan kewenangan,penataan perizinan, dan penataan sanksi. Dalam penataan kewenangan,perizinan di bidang Perdagangan yang semula merupakan kewenanganil4enteri dan Pemerintah Daerah ditata kembali menjadi kewenanganPemerintah Pusat. Hal ini dilakukan dengan tujuan:

a. mengatasi. . .

I

SK No 085292 A

Page 104: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-2-

a. mengatasi konflik peraturan perundang-undangan secara cepat, efektif,dan efisien;

b. menyeragamkan kebijakan Pemerintah baik di tingkat pusat maupundaerah untuk menunjang iklim investasi;

c. pengurusan perizinan secara efisien, efektif, dan terpadu;

d. mampu memutus rantai birokrasi;

e. meningkatkan hubungan koordinasi antarinstansi terkait karena telahdiatur dalam kebijakan omnibus regulation yang terpadu; dan

f. adanya jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum bagipengambil kebrjakan.

Penataan perizinan (mengubah kata "tzir{ menjadi "PerrzinatlBerusaha") mengubah paradigma pengaturan kegiatan usaha di bidangPerdagangan menggunakan pendekatan berbasis risiko (risk basedapproach). Dalam pendekatan berbasis risiko, setiap kegiatan usaha dibidang Perdagangan akan dilakukan analisis risiko untuk menentukan jenisperizinan dan pengawasan yang dilakukan terhadap kegiatan Perdagangantersebut.

Penataan sanksi dilakukan dengan menata kembali pengenaan sanksidalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2OI4 tentang Perdagangan.Terhadap pelanggaran administratif akan dikenakan sanksi administratif.Sanksi pidana sifatnya ultimum remedium, hanya dikenakan kepada PelakuUsaha yang melakukan kegiatan usaha di bidang Perdagangan yangmempunyai risiko tinggi atau membahayakan keamanan, keselamatan,kesehatan, dan lingkungan hidup, sementara untuk kegiatan usaha berisikorendah/sedang dikecualikan dari pengenaan sanksi pidana sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan'

Adapun lingkup pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi:

1. kebijakan dan pengendalian Ekspor dan Impor;

2. penggunaan atau kelengkapan label berbahasa Indonesia;

3. Distribusi Barang;

4. sarana Perdagangan;

5. standardisasi;

6. pengembangan Ekspor;

7. metrologi legal; dan8. pengawasan .

SK No 083610 A

Page 105: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES tDENREPUBLIK INDONESIA

/)-\)-

8. pengawasan kegiatan Perdagangan dan pengawasan terhadap Barangyang ditetapkan sebagai Barang dalam pengawasan.

Beberapa pengaturan baru dalam Peraturan Pemerintah ini antara lainpenggunaan neraca komoditas dalam penerbitan persetujuan Ekspor danpersetujuan Impor yang menggantikan rekomendasi darikementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terkait yang selama inidijadikan pertimbangan. Terdapat pula perbaikan Seruice Leuel Agreement

fianji layanan) dan fiktif positif yang menyatakan bahwa permohonanPerizinan Berusaha yang telah lengkap, namun Perizinan Berusaha belumditerbitkan dalam jangka waktu yang ditetapkan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan, dilakukan penerbitan Perizinan Berusahasecara otomatis melalui sistem yang terintegrasi. Selain itu, bagi PelakuUsaha yang dikategorikan sebagai Eksportir dan Importir yang bereputasibaik dapat diberikan kemudahan atas Perizinan Berusaha pada masing-masing kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian.

Terkait dengan laporan surveyor yang sebelumnya menjadi kewajibansebagian besar komoditas yang akan diekspor atau diimpor, denganPeraturan Pemerintah ini laporan surveyor tersebut hanya akan diwajibkanbagi Barang tertentu yang ditetapkan melalui rapat koordinasi dikementerian yang menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, danpengendalian urusan kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang perekonomian.

Adanya sistem yang terintegrasi diharapkan pula akan mempercepatdan mempermudah proses pelayanan dan pengawasan petrzinan yangsebelumnya dilakukan melalui sistem masing-masing kementerian teknisyang tidak saling terintegrasi satu sama lain.

Dengan adanya beberapa pengaturan baru dalam Peraturan Pemerintahyang merupakan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun2O2O tentang Cipta Kerja dalam rangka penyelenggaraan bidangPerdagangan ini, diharapkan akan memberikan kepastian hukum dankemudahan bagi dunia usaha sehingga dapat meningkatkan investasi.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2Cukup jelas.

SK No 083609 A

Pasal 3

Page 106: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

-4-

Pasal 3Ayat (1)

Pelaksanaan kebijakan dan pengendalian di bidang Ekspor danImpor oleh Menteri dilakukan setelah mendengarkan masukandari Pelaku Usaha.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 4Cukup jelas

Pasal 5Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Eksportir yang tidak memiliki NIB atau Pertzinan Berusahadapat melakukan Ekspor yang tidak dilakukan untuk kegiatanusaha antara lain:

a. Barang untuk keperluan penelitian dan pengembanganilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan pertimbanganteknis dari instansi terkait;

b. Barang sebagai hibah, hadiah atau pemberian untukkeperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan atauuntuk kepentingan penanggulangan bencana alam yangdibuktikan dengan surat keterangan dari instansi teknisterkait;

c. Barang Impor yang ditolak oleh pembeli di dalam negerikemudian diekspor kembali dengan jumlah paling banyaksesuai dengan Pemberitahuan Impor Barang (PIB);

d. Barang contoh yang tidak untuk diperdagangkan yangdibuktikan dengan pertimbangan teknis dari instansiterkait;

e. Barang pindahan;

SK No 083608 A

f.Barang...

Page 107: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLTK INDONEbIA

-5-

f. Barang pameran yang dibuktikan dengan undanganpameran;

g. Barang pribadi Penumpang;h. Barang awak sarana Pengangkut;i. Barang pelintas batas; danj. Barang kiriman.

Ayat (3)- 'Yang dimaksud dengan "kegiatan Ekspor tertentu" adalah

kegiatan Ekspor Barang tertentu dalam rangka pengendaliandan diperlukan Perizinan Berusaha dari Menteri.

Ayat (a)Cukup jelas.

Ayat (5)Selain neraca komoditas, penerbitan persetujuan Ekspor jugamempertimbangkan persyaratan lain yang tertuang dalamnorma, standar, persyaratan, dan kriteria Perizinan Berusaha dibidang Perdagangan.

Ayat (6)Cukup jelas.

Ayat (7)Cukup jelas.

Ayat (8)Cukup jelas.

Pasal 6Ayat (1)

CukuP jelas.

Ayat (2)CukuP jelas.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan "kegiatan Impor tertentu" adalahkegiatan Impor Barang tertentu dalam rangka pengendalian dan,diperlukan Perizinan Berusaha dari Menteri'

Ayat (a)Importir yang tidak memiliki NIB yang berlaku sebagai AngkaPengenal Importir (API) atau Perizinan Berusaha dapatmelakukan Impor yang tidak dilakukan untuk kegiatan usahaantara lain:

a. Barang . . .

SK No 083607 A

Page 108: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

a Barang untuk keperluan penelitian dan pengembanganilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan keterangan darikeme nterian yang menyelenggarakan urusan peme rintahandi bidang riset;

Barang sebagai hibah, hadiah atau pemberian untukkeperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan atauuntuk kepentingan penanggulangan bencana alam yangdibuktikan dengan sertifikat hibah yang ditandasahkanoleh perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dan suratketerangan dari kementerian atau lembaga terkait;

Barang yang merupakan obat-obatan dan peralatankesehatan yang menggunakan anggaran pemerintah yangdibuktikan dengan Surat Perintah Kerja (SPK);

Barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan danpengujian yang diimpor kembali dalam jumlah yang palingbanyak sama dengan jumlah pada saat diekspor sesuaidengan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB);

Barang Ekspor yang ditolak oleh pembeli di luar negerikemudian diimpor kembali dengan jumlah paling banyaksesuai dengan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB);

Barang contoh yang tidak untuk diperdagangkan yangdibuktikan dengan surat pernyataan bermeterai daripengguna, kecuali Barang produk kehutanan;

Barang untuk keperluan instansi pemerintah/lembaganegara lainnya yang diimpor sendiri oleh instansi/lembagadimaksud yang dibuktikan dengan surat pernyataan dariinstansi teknis terkait;

Barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnyayang bertugas di Indonesia;

Barang untuk keperluan badan internasional besertapejabatnya yang bertugas di Indonesia;

Barang pindahan yang dibuktikan dengan surat keterangandari perwakilan pemerintah Indonesia di luar negeri;

Barang untuk keperluan pameran yang dibuktikan dengansurat pernyataan bermeterai dari pengguna;

Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, ataupelintas batas;

m. Barang . .

b

c

d

e

f

ob'

h

J.

k

I

SK No 083606 A

Page 109: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

-7

m. Barang keperluan pameran di luar negeri yang diimporkembali dengan kuantitas paling banyak sama dengan saatdikirim yang dibuktikan dengan Pemberitahuan EksporBarang (PEB); dan

n. Barang kiriman bernilai paling tinggi Free on Board (FOB)USD 1.500 (seribu lima ratus dolar Amerika) melaluipenyelenggara pos dengan menggunakan pesawat udara'

Yang dimaksud dengan "penyelenggara pos" adalah suatubadan usaha yang menyelenggarakan pos.

Ayat (s)Cukup jelas.

Ayat (6)Selain neraca komoditas, penerbitan persetujuan Impor jugamempertimbangkan persyaratan lain yang tertuang dalamnorma, standar, persyaratan, dan kriteria Perizinan Berusaha dibidang Perdagangan.

Ayat (7)- Yang dimaksud dengan "data" antara lain informasi dari pelakuindustri, asosiasi, dan sebagainya.

Ayat (8)Cukup jelas.

Ayat (e)Cukup jelas.

Pasal 7Ayat (1)

yang dimaksud dengan "sistem tunggal" adalah sistem IndonesiaN ational Single Window.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

Pasal8...

SK No 083605 A

Page 110: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-8-

Pasal 8Cukup jelas

Pasal 9Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)- Yang dimaksud dengan "dalam hal tertentu" adalah dalam halBarang yang dibutuhkan oleh Pelaku Usaha berupa Barangmodal bukan baru yang belum dapat dipenuhi dari sumberdalam negeri sehingga perlu diimpor dalam rangka prosesproduksi industri untuk tujuan pengembangan Ekspor,peningkatan daya saing, efisiensi usaha, investasi dan relokasiindustri, pembangunan infrastruktur, dan/atau dieksporkembali.Selain itu, dalam hal terjadi bencana alam dibutuhkan Barangatau peralatan dalam kondisi tidak baru dalam rangkapemulihan dan pembangunan kembali sebagai akibat bencanaalam serta Barang bukan baru untuk keperluan lainnya sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 1 1

Cukup jelas

Pasal 12Cukup jelas.

Pasal 13Ayat (1)-

Yang dimaksud dengan "neraca komoditas" adalah data daninformasi yang memuat antara lain situasi konsumsi danproduksi komoditas tertentu untuk kebutuhan penduduk dankeperluan industri dalam kurun waktu tertentu yang ditetapkandan berlaku secara nasional.

Ayat (2)Cukup jelas.

Pasal 14 ...SK No 085291 A

Page 111: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-9 -

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal 15Cukup jelas

Pasal 16Cukup jelas.

Pasal 17Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan "kemudahan" dapat berbentuk antaralann auto permit (penerbitan pertzinan secara otomatis) tanpamenghilangkan kewenangan pemeriksaan.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 18Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Tempat penimbunan berikat merupakan kawasan yangditetapkan dengan tujuan khusus dan diberikan kemudahandiantaranya pengecualian pemberlakuan ketentuan pembatasandi bidang Ekspor dan ImPor.

Ketentuan pembatasan di bidang Impor tetap berlaku ataspengeluaran Barang dari tempat penimbunan berikat ke tempatlain dalam daerah pabean, kecuali Barang hasil produksi yangtelah mengalami proses pengolahan di dalam kawasan dimaksuddanf atau saat pemasukannya sudah dipenuhi ketentuanpembatasannya.

Ayat (3)Kemudahan Impor tujuan Ekspor merupakan salah satukebijakan kemudahan dengan pemberian fasilitas pembebasanbea masuk atas Impor dan pemasukan Barang dan bahan untukdiolah, dirakit atau dipasang yang Barang hasil produksinyauntuk tujuan Ekspor. Pengecualian pemberlakuan ketentuanpembatasan Ekspor dan Impor diberikan dalam rangka untukmendorong peningkatan Ekspor nasional.

sK No 083603 A Avat (4) ' '

Page 112: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

- 10-

Ayat (a)Berdasarkan pertimbangan kepentingan nasional yangmencakup antara lain keamanan, keselamatan, kesehatan,dan/atau lingkungan hidup, Menteri diberikan kewenanganuntuk dapat menetapkan berlakunya ketentuan pembatasanEkspor dan Impor.

Pasal 19Cukup jelas.

Pasal 2OCukup jelas

Pasal 2 1

Cukup jelas

Pasal22Cukup jelas

Pasal 23Cukup jelas.

Pasal24Cukup jelas.

Pasal 25Cukup jelas

Pasal 26Cukup jelas

Pasal27Cukup jelas.

Pasal 28Cukup jelas

Pasal 29Cukup jelas.

Pasal 30Cukup jelas.

Pasal 31Cukup jelas.

SK No 083602A

Pasal 32

Page 113: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

- 11-

Pasal 32Cukup jelas

Pasal 33Cukup jelas.

Pasal 34Cukup jelas

Pasal 35Cukup jelas.

Pasal 36Cukup jelas

Pasal 37Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan "toko dengan sistem pelayanankonvensional" adalah toko yang tidak menerapkan sistempelayanan mandiri, seperti misalnya toko kelontong danwarung.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 38Cukup jelas

Pasal 39Cukup jelas.

Pasal 40Cukup jelas.

Pasal 4 1

Cukup jelas

Pasal42Cukup jelas

SK No 083601 A

Pasal 43 . ..

Page 114: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-t2-

Pasal 43Cukup jelas

Pasal 44Cukup jelas

Pasal 45Cukup jelas.

Pasal 46Cukup jelas

Pasal 47Cukup jelas.

Pasal 48Cukup jelas

Pasal 49Cukup jelas.

Pasal 50Cukup jelas

Pasal 51Cukup jelas

Pasal 52Cukup jelas

Pasal 53Cukup jelas.

Pasal 54Cukup jelas

Pasal 55Cukup jelas

Pasal 56Cukup jelas.

SK No 083600A

Paal 57. . .

Page 115: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLTK INDONESIA

-13-

Pasal 57Yang dimaksud dengan "Barang" adalah Barang yang tidak berasaldari Impor.

Pasal 58Yang dimaksud dengan "Barang yang mudah basi atau tidak tahanlebih lama dart 7 (tujuh) hari" termasuk namun tidak terbatas padaproduk-produk makanan seperti roti, tempe, tahu, dan sebagainya.

Pasal 59Cukup jelas

Pasal 6OCukup jelas

Pasal 61Cukup jelas.

Pasal 62Cukup jelas.

Pasal 63Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Yang dimaksud dengan "sistem yang terintegrasi" adalah sistempelayanan sektor Perdagangan yang dilakukan secara daring.

Pasal 64Cukup jelas

Pasal 65Cukup jelas

Pasal 66Cukup jelas

Pasal 67Cukup jelas

Pasal 68Cukup jelas.

Pasal 69Cukup jelas.

SK No 083599 APasal70...

Page 116: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-t4-

Pasal 70Cukup jelas.

Pasal 71Cukup jelas.

Pasal72Cukup jelas.

Pasal 73Cukup jelas.

Pasal T4Cukup jelas

Pasal 75Cukup jelas

Pasal 76Cukup jelas.

Pasal77Cukup jelas.

Pasal 78Cukup jelas.

Pasal 79Cukup jelas

Pasal 80Cukup jelas

Pasal 81Cukup jelas.

Pasal 82Cukup jelas.

Pasal 83Cukup jelas

Pasal 84Cukup jelas

SK No 083630 A

Pasal 85

Page 117: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUtsLIK INDONESIA

-15-

Pasal 85Cukup jelas

Pasal 86Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan "bangunan atau kawasan lain" meliputifasilitas pendidikan, fasilitas transportasi publik, apartemen,hotel, rumah sakit, atau perkantoran.

Ayat (a)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan "bangunan atau kawasan lain"meliputi fasilitas pendidikan, l,asilitas transportasi publik,apartemen, hotel, rumah sakit, atau perkantoran.

Ayat (5)Yang dimaksud dengan "bangunan atau kawasan lain" meliputifasilitas pendidikan, fasilitas transportasi publik, apartemen,hotel, rumah sakit, atau perkantoran.

Pasal 87Cukup jelas.

Pasal 88Huruf a

Yang dimaksud "produk khusus lainnya" adalah produk-produkdengan kategori spesifik yang dijual oleh minimarket,supermarket, dan hg permarket.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Pasal 89Cukup jelas

SK No 083629 A

Pasal 90

Page 118: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 16-

Pasal 90

Pasal 91Cukup jelas.

Pasal 92Cukup jelas

Pasal 93Cukup jelas.

Pasal 94Cukup jelas.

Pasal 95Cukup jelas

Pasal 96Cukup jelas

Pasal 97Cukup jelas.

Pasal 98Cukup jelas

Pasal 99Cukup jelas.

Pasal 100Cukup jelas.

Pasal 101Cukup jelas.

Pasal 102Cukup jelas.

Pasal 103Cukup jelas

Yang dimaksud dengan "bangunan atau kawasan lain" meliputifasilitas pendidikan, fasilitas transportasi publik, apartemen, hotel,rumah sakit, atau perkantoran.

SK No 083628 A

Pasal 104. . .

Page 119: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-17-

Pasal 104Cukup jelas.

Pasal 105Cukup jelas

Pasal 1O6Cukup jelas

Pasal 107Cukup jelas

Pasal 108Cukup jelas

Pasal 1O9Cukup jelas.

Pasal 1 10Cukup jelas

Pasal 1 1 1

Cukup jelas

Pasal 1 12Cukup jelas.

Pasal 1 13Cukup jelas

Pasal 1 14Cukup jelas

Pasal 1 15Cukup jelas.

Pasal 1 16Cukup jelas

Pasal 1 17Cukup jelas.

Pasal 1 18Cukup jelas

SK No 083627 A

Pasal 119. .

Page 120: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 18-

Pasal 1 19Ayat (i)

Yang dimaksud dengan "memenuhi Perizinan Berusaha dariPemerintah Pusat" adalah memenuhi standar penyelenggaraandan keikutsertaan dalam pameran dagang sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan mengenaipenyelen ggaraan perizinan berusaha berbasi s risiko.

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 120Cukup jelas.

Pasal 121Cukup jelas

Pasal 122Cukup jelas

Pasal 123Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan "simbol/logo citra Indonesia"adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dariunsur-unsur yang merepresentasikan kualitas Barangdanf atau Jasa Indonesia.

Huruf bYang dimaksud dengan "tema (tagline) citra Indonesia"adalah rangkaian kata atau kombinasi antara kata,angka, dan/atau gambar yang digunakan untukmerepresentasikan citra Indonesia.

Huruf cYang dimaksud dengan "profil citra Indonesia" adalahgambaran yang memuat informasi di bidang PerdaganganBarang dan/atau Jasa, pariwisata danlatau penanamanmodal yang merepresentasikan Indonesia secarakeseluruhan.

Ayat(2) ...

SK No 083626 A

Page 121: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-19-

Ayat (21

Yang dimaksud dengan "sub tema /sub tagline) masing-masingdaerah" adalah dengan menampilkan ciri khas dan nilai filosofisdaerah.

Ayat (3)Cukup jelas.

Pasal 124Cukup jelas

Pasal 125Cukup jelas.

Pasal 126Cukup jelas.

Pasal L27Cukup jelas.

Pasal 128Cukup jelas

Pasal 129Cukup jelas

Pasal 130Cukup jelas

Pasal 131Cukup jelas

Pasal 132Cukup jelas.

Pasal 133Cukup jelas.

Pasal 134Cukup jelas.

Pasal 135Cukup jelas

Pasal 136Cukup jelas

SK No 083625 APasal 137 .

Page 122: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESTA

-20-

Pasal 137Cukup jelas.

Pasal 138Cukup jelas

Pasal 139Cukup jelas.

Pasal 14OCukup jelas

Pasal 141Cukup jelas.

Pasal. 142Cukup jelas.

Pasal 143Cukup jelas

Pasal 144Cukup jelas.

Pasal 145Cukup jelas

Pasal 146Cukup jelas

Pasal 147Cukup jelas.

Pasal 148Cukup jelas

Pasal 149Cukup jelas.

Pasal 150Cukup jelas

Pasal 151Cukup jelas.

SK No 083624 A

Pasal 152

Page 123: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2t-

Pasal 152Cukup jelas.

Pasal 153Cukup jelas.

Pasal 154Cukup jelas.

Pasal 155Cukup jelas.

Pasal 156Cukup jelas.

Pasal 157Cukup jelas.

Pasal 158Cukup jelas.

Pasal 159Cukup jelas

Pasal 160Cukup jelas

Pasal 161Cukup jelas.

Pasal 162Cukup jelas.

Pasal 163Cukup jelas.

Pasal 164Cukup jelas.

Pasal 165Cukup jelas.

Pasal 166Cukup jelas.

SK No 083623 APasal 167

Page 124: JDIH - Sekretariat Kabinet RI...Created Date 2/19/2021 6:42:45 PM

PRES IDENREPUBLIK lNDONESIA

-22-

Pasal 167Cukup jelas

Pasal 168Cukup jelas

Pasal 169Cukup jelas.

Pasal 170Cukup jelas.

Pasal 171Cukup jelas.

Pasal 172Cukup jelas

Pasal 173Cukup jelas.

Pasal 174Cukup jelas

Pasal 175Cukup jelas

Pasal 176Cukup jelas.

Pasal 177Cukup jelas

Pasal 178Cukup jelas.

Pasal 179Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 664L

SK No 085289 A