.. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT...

11
65 Tahun PGI .. EKUMENE DALAM AKSI

Transcript of .. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT...

Page 1: .. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT …karyailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/...Daftar lsi Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW[aba: EssyEisen Kata Pengantar Ketua

65 Tahun PGI

..EKUMENE DALAM AKSI

Page 2: .. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT …karyailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/...Daftar lsi Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW[aba: EssyEisen Kata Pengantar Ketua

PENUNTUN _ rrAI~ArnrOL:JURNAL TEOLOGI DAN GEREJA

Diterbitkan dengan wawasan ekumenis untuk menjadi ajang penvernaian gagasan dan diskusi ilmiaheksperimental sekitar persoalan teologi dan gereja dalam hubungan dinamis dengan masyarakat,agarna-agarna, kebudayaan, filsafat, polink, ilmu pengetahuan dan teknologi, menuju kontekstualisasiteologi dan kernandirian gereja-gereja di Indonesia sebagai tanggapan pada pekerjaan Allah padamasa kini.

Penerbit: Komisi Pengkajian Teologi (KPT) GKI Sinode Wilayah [awa BararPenasehat: Kuntadi Sumadikarya, Lazarus Purwanto, Robert SerioPemimpin Umum: Ketua KPT in-officioPemimpin Redaksi: Danny PurnamaRedaktur Pelaksana: Beril HuliselanWakil Redaktur Pelaksana: Natanael SetiadiBendahara: Murniati DjunaediAnggota: [onatan Oswari, Hendri M. Sendjaja, Stephen Suleeman, Timur Citra Sari

[urnal Penuntun edisi khusus (Vol. 16, No. 27, 2015) diterbitkan dalam kerjasarna denganPanitia HUT ke-65 Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia

Seksi Seminar/DiskusiPanitia HUT ke-65 Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia:Jeirry Sumampow, Martin L. Sinaga, Henry Lokra, [ohny N. Simanjuntak, Trisno Sutanto,[ohan Tumanduk, Yusrnik Foekh, Woro Wahyuningnyas, Irma Simanjuntak,Ratna Lesawengan, Togar Napitu, Beril Huliselan

Untuk pengiriman ke luar negeri, ditambah ongkos kirimPembayaran melalui:

_ Bank BeA cabang Kepaduri - Jakarta, A.c. No. 127.6010205 a/no E. Suzana Susanto_ Bank Permata cabang Tanjung Duren - Jakarta, A.c. No. 0639000494

a/no [urnal Penuntun_ Atau, melalui wesel pos ke alamat redaksi/penerbit: Kornisi Pengkajian Teologi (KPT)

GKI Sinode Wilayah Jawa Barat, Jl. Tanjung Duren Raya No.4 Blok E Lt. 4, Jakarta 11470,Indonesia. Telepon (62-21) 5666961,5688635,5688636; Fax: (62-21) 5666957

Redaksi menerima tulisan ilmiah yang sesuai dengan tujuan penerbitan. Redaksi berhak menyunting,mern-perbaiki dan menyempurnakan naskah tulisan yang diterima. Naskah berbentuk tulisan minimal15-25 halaman folio, ketik spasi rangkap; naskah sudah disertai dengan abstrak (maksimal150 kata)dan menggunakan APA Style Citations untuk penulisan referensi. Naskah ditulis dalam format MS.Word dan dikirim ke alamat redaksi atau melalui e-mail ke:[email protected]. Informasilebih lanjut dapat dilihat di: http://kptgkiswjabar.blogspot.co.id

Rekomendasi Departemen Agama RINo. Fl/HM.02.2/344/2422/1995

ISSN 0853-2672

Page 3: .. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT …karyailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/...Daftar lsi Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW[aba: EssyEisen Kata Pengantar Ketua

Daftar lsi

Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW [aba:Essy Eisen

Kata Pengantar Ketua Umum Persekutuan Gereia-gereia di IndonesiaHenriette T Hutabarat-Lebang

Kata Pengantar Ketua Panitia Pelaksana HUT ke-65Persekutuan Gereja-gereja di IndonesiaMichael Wattimena

Pendahuluan

• PrologGerakan Ekumenis di Indonesia: antara Harapan dan RealitasGomar Gultom 1

• Merawat Visi Ekumenis: 65 Tahun PGITrisno S. Sutanto 9

• Menghidupkan dan Mengelola Organisasi EkumenisSebagai Gerakan UmatSigit Triyono 25

• HiduIJ Berkecukupan dalam Etas Keugaharian:Altematif Ekonomi Gerakan Ekumenis Indonesia?Martin Lukito Sinaga & Olivia M. Payung Allo......... 35

• Gerakan Ekumenis di Indonesia: Tantangan Masa KiniAndreas A. Yewangoe.v.;.. 45

• Melanjutkan Gerakan Ekumenis di Era serba DigitalDenni H.R. Pinontoan............................................................................... 51

• Tanrangan Gerakan Ekumenis: Masa Depandan Kontribusi PentakostalJ unifrius Gultom......................................................................................... 73

PENUNTUN Vol. 16, No. 27, 2015 iii

Page 4: .. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT …karyailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/...Daftar lsi Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW[aba: EssyEisen Kata Pengantar Ketua

Oaf tar lsi

• Senior GMKI dan Gerakan EkumenisRekson Silaban & Marim Purba.................................................................. 83

• Perempuan dan Kepemimpinan EkumenisRainy MP Hutabarat................................................... 99

• Pernahaman-Diri Kristiani di Tengah Kernajemukan Agama]oas Adiprasetya.......................................................................................... 109

• Pekabaran Injil dan Tempatnya dalam Gerakan EkumenisBeril Huliselan 117

• Proses Gerejawi di GKI dalam Perspektif Gerakan Keesaan:Kontribusinya, Komplikasinya, serta IlusinyaYusak Soleirnan 129

• EpilogAndreas A. Yewangoe....... 139

LV .------------- PENUNTUN Vol. 16, No. 27,2015

Page 5: .. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT …karyailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/...Daftar lsi Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW[aba: EssyEisen Kata Pengantar Ketua

I

Pemahaman-Diri Kristiani di Tengah Kemajemukan Agama

[oas AdiprasetyaPendeta jemaat GKI Pondok Indah Uakarra), dosen penuh waktudiSIT Jakarta untuk bidang Teologi Sistematikadan Teologi Agama-agama.

". [ika saya tidak menemukan di dalam diri saya ruang di mana seorangHindu, Muslim, Yahudi dan ateis memperoleh sebuah tempat - di dalam hatisaya, di dalam pernikiran saya, di dalam kehidupan saya - saya tidak akanmampu memasuki sebuah dialog yang tulus dengannya (Raimon Panikkar) ,l

Pengantar

Kutipan di atas muneul di dalam wawaneara Christian Century dengan RaimundoPanikkar yang menegaskan pentingnya intrareligious dialogue ketimbang interreligiousdialogue. Agaknya Panikkar selangkah lebih maju dibanding para kerabat pluralisnya,maka tak heran ia dijuluki sebagai a maverick pluralist. Sebab, sernentara para kcrabatpluralisnya asyik berbineang tentang pentingnya menemukan titik ternu dan dasarbersarna bagi dialog antaragama, namun enggan memasuki relung batin masing-masing untuk berdialog dengan diri sediri, Panikkar melakukannya seeara personal.Dan, Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD, WCe) barulah belakangan mengikutijejak yang kurang-lebih serupa, melalui sebuah program Christian Self-Understanding.

Seeara ekumenis-global kita tampaknya tengah mernasuki sebuah undanganbaru dalam relasi kita dengan umat beriman lain. Mereka bukan lagi sang liyan religius

PENUNTUN Vol. 16,No.27,2015-------------- 109

Page 6: .. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT …karyailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/...Daftar lsi Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW[aba: EssyEisen Kata Pengantar Ketua

[oas Adiprasetya

yang sekadar membuat kita untuk bertanya: Siapa mereka? Apa yang mereka percayai?Bagaimana mercka beribadah? Mengapa mereka melakukan itu? Mengapa merekamernercayai itu? dan sebagainya. Yang kita hadapi sekarang adalah kegelisahan batinyang secara kolektif mengundang kita untuk bertanva: Siapa kita di hadapan mereka?Apa yang sesungguhnya perlu kita percayai setelah kita mengenali apa yang merekapereayai? Singkatnya, dibutuhkan sebuah pernahaman-diri Kristiani (Christian self-understanding, CSU) yang tidak mesti baru, namun yang pasti haruslah aktual.

Martin L. Sinaga dan saya eukup beruntung berkesempatan untuk menjadibagian dari proses ekumenis yang panjang. Sinaga terlibat dalam dialog tersebutseeara rnendalarn, khusus untuk isu CSU dengan salah satu agama dunia, sementarasaya kebagian porsi merangkum diskusi-diskusi CSU dengan masing-rnasing agamake dalam dokumen WCe. Singkatnva, yang satu lebih spesialis, yang lain lebihgeneralis.

Christian Self-Understanding (WCC)Dokumen yang diberi judul Who Do We Say That We Are? Christian Identity

in a Multireligious World sebenarnya sudah dimulai proses panjangnya sejak 200F Oidalam Pengantar dokumen ditandaskan perlunya menjawab pertanyaan di atas.

Pada masa kini, dcngan menyimak konteks-konteks yang majemukseeara religius di mana kehidupan dan kesaksian Kristiani ditegaskandi dalam dunia kita, kita bertanya kepada diri kira sendiri: "Menurutkita siapakah kita?" Orang-orang Kristen di setiap masa telah seearatersirat mengajukan pertanyaan ini, sebab hal inilah yang rnenjadi titikrefleksi-diri yang dalam di mana, dengan mempertimbangkan seearaserius kebutuhan kesaksian dan misi konternporer, kita mendapati,milik siapakah kita dan kepada siapa kita mengabdi. (§2)

Kutipan ini menandaskan bahwa perjumpaan aktual dengan umat berbedaiman menelikung pada pertanyaan mengenai identitas-diri kita (deep self-reflection)dan pada titik itu pertanyaan kita justru menuntun kita pada penemuan kembalimilik siapakah kita dan siapakah yang bra layani. Singkatnya, sernakin interreligioushidup kira, sernakin religiouspula iman kita. Dokumen menegaskan bahwa: "relatinginter-religiously may belong integrally to our Christian identity: it is a vital aspect ofthe boundary-crossing nature which is written in to the fabric of Christianity" (§6).

Lebih dari itu, dokumen ini menjadi contoh terbaik ten tang be tapa salingtertautnya ekumene antargereja dan ekumene antariman. Ditegaskan dernikian:

Identitas-identitas orang-orang Kristen di seluruh dunia danhubungan-hubungan mereka dengan orang-orang lain sungguh-sungguh bervariasi pula. Mercka telah dibentuk oleh proses-prosesyang panjang dan beragam dari interkasi di mana karya misi telahmemainkan peranan yang terkadang tarnpak mendua. Banyak orang

110 -~-~~~~---~~-PENUNTUNVol. 16, No. 27, 2015

Page 7: .. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT …karyailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/...Daftar lsi Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW[aba: EssyEisen Kata Pengantar Ketua

Pcmaharnan-Diri Kristiani di Tengah Kemajcmukan Agama ------------

Kristen memeragakan kesetiaan mereka pada Injili, bergumul di dalamkerendahhatian untuk mernbagikan cinta, rahmat, dan pengampunanAllah di dalam Kristus dengan orang-orang lain, dan menunjukkansolidaritas yang tulus dengan mereka yang tersingkir. Namun orang-orang Kristen juga kerap merendahkan mereka yang berbeda imansebagai sekadar "orang-orang kafir" dan jauh dari kesediaan untuksecara serius mempertimbangkan tradisi-tradisi religius dan spiritualmereka. (§6)

Sejarah Kekristenan yang panjang dan beragam ini melahirkan pula beragamsikap terhadap umat beriman lain. Keberagaman tradisi dan perjumpaan tersebutharus diakui dan dirayakan, sekaligus menuntut sikap internal beragam pula:pertobatan, peneguhan, penafsiran ulang, dan sebagainya. Dokumen CSU berusahauntuk mengakui keberagaman tersebut sebagai sumber-sumber penting dalammerumuskan pcmahaman diri Kristiani yang beragam namun tetap "Kristiani".

Setelah memberi justifikasi teologis mengenai perlunya perumusan (ulang)pernahaman-diri Kristiani di hadapan kemajemukan agama, dokumen ini kemudianmembahas beberapa pokok ajaran penting Kristiani, mulai dari Allah Trinitas, SangPencipta, Yesus Kristus Sang Kehidupan Dunia, Roh Allah yang Memberi Kehidupan,Kitab Suci, Gereja, dan Eskatologi. Tidak semua loci theologici klasik Kristen dibahas.Pernilihan tujuh loci di atas melalui proses deliberasi yang sangat panjang. Namuntampak jelas bahwa lensa Trinitarian sangatlah kental dipergunakan. Dari ketujuhloci tersebut, loci kcdua hingga keempat semacam menjabarkan apa yang secarasubstansial sudah dibahas di dalam locus pertama, yaitu Allah Trinitas.

Lantas, sccara strategis, setiap locus dibahas dengan struktur yang sarna, yaitupaparan singkat dengan sub-tajuk "Key aspects of Christian conviction", dan kemudiandiperdalam dengan sub-tajuk lain, "Dialogue, deepening and discovery". Pada bagiankedua inilah aspek-aspek kunci tersebut didialogkan dengan tradisi-tradisi agamalain. Hasilnya bisa jadi pendalarnan aspek kunci tersebut atau temuan-temuan lainyang menarik.

Misalnya, dalam hal Allah Trinitas (locus pertama), setelah dipaparkan aspek-aspek kunci doktrin Trinitas sebagaimana secara ekumenis dipaharni oleh Kekristenan(§15-16), muncul percakapan mengenai bagaimana doktrin ini didialogkan denganagama-agarna lain (§ 17-18). Diakui bahwa doktrin ini kerap mernunculkan masalahdalam relasi Kekrisrenan dengan Islam dan Yudaisme. Ia menjadi "tantangan bagimonoteisme yang tegas dari agama-agarna ini". Masalah tersebut kerap memunculkankesalahpahaman bahwa Trinitas sarna dengan triteismc, baik dalarn diri agama-agarnatersebut maupun orang Kristen sendiri. Dokurnen CSI kemudian menandaskan,

Kita dapat mencmukan bahwa alih-alih menjadi sebuah halanganbagi keterlibatan dengan agama-agama lain, Trinitas, denganpenegasannya pada pcntingnya keberagaman di dalam kesatuan, dan

PENUNTUN Vol. 16, No. 27, 2015 ------------- III

Page 8: .. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT …karyailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/...Daftar lsi Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW[aba: EssyEisen Kata Pengantar Ketua

[cas Adiprasetya

sebuah persekutuan yang melibatkan perbedaan, dapat menyediakansebuah model untuk memaharni keterlibatan ilahi pada keberagamandunia kita. (§18)

Lebih lanjut, dokumen meneruskan,

Bagi orang-orang Kristen, berbicara mengenai Allah Trinitas dapatrnernfasilitasi sebuah pemahaman, yang bermanfaatkan bagi relasidengan urnat beriman lain, bahwa "Yesus Kristus tak dapat menjadisebuah sumber yang rampung atau eksklusif bagi pengenalan akanAllah". Bahasa perichoresis yang Trinitaris ... menawarkan sebuah imajiyang mengundang bagi dialog an tarim an yang belum sepenuhnyadigali. Dengan demikian, dapatkah kita mengusulkan bahwa melaluirelasi kira dengan agama-agarna lain, orang-orang Kristen sekaligusdapat didorong untuk merniliki pemahaman yang lebih kava danmendalam mengenai iman Trinitaris dan juga melalui pernahamanyang lebih rnendalam tersebut menemukan sebuah sumber teologisyang vital dan kerangka berpikir bagi relasi semacam itu?

[adi, jelaslah bagaimana semangat dokumen CSU ini hendak disampaikankepada kita semua, para pembacanya. Pertama-tama, dokumen ini tidak bermaksuduntuk menyembunyikan keyakinan mendasar Kristen ini ketika berhadapan mukadengan umat beriman lain, sebagaimana yang kerap kita temui dalam banyakprakrik dialog di Indonesia. Oi dalarn praktik-praktik tersebut, semangat dasarnyajustru adalah menemukan titik-titik ternu yang diharapkan menjadi bahasa bersama(common language) dengan orang lain. Padahal, tanpa disadari, bahasa bersamatersebut sebenarnya adalah bahasa irnan orang lain, yang esensial bagi merekanamun reduktif bagi iman Kristen. Misalnya, ketika berhadapan dengan parasahabat Muslim, kita kerap memosisikan diri sebagai umat monoteis dan bukan umatTrinitaris, dengan anggapan bahwa monoteisme adalah bagian dari Trinitarianisme,atau malah bahwa Trinitarianisme sebenarnya hanyalah bahasa lain dari monoteisme(dan dengan dernikian kita terjebak ke dalam modalis me atau Sabelianisme).

Kernudian, alih-alih menyembunyikan doktrin Trinitas, dokumen justrumengedepankannya sebagai kerangka dasar bagi dialog antariman. Asumsi dasarnyaadalah bahwa perbedaan dan bukan persamaanlah yang membuat dialog sungguh-sungguh otentik. J ustru apa yang sccara mendasar berbeda itu, jika memang substansialbagi iman Kristen, tak bisa tidak kita pcgang teguh. Malah, yang substansial itu harusmemberi dorongan bagi keterlibatan relasional dengan umat beriman lain.

[ika saya boleh m.enyimpulkan, dokumen CSU mengusulkan sebuah sikap -meminjam isrilah Brian McLaren - generous orthodoxy.3 Sikap semacam ini menghargaisepenuhnya ajaran iman Kristen, namun sikap yang generous pada umat beriman lain.Sikap ini juga menolak anggapan bahwa apa yang orthodoks pastilah ungenerous atau

112 -------------PENUNTUNVol. 16, No.27, 2015

Page 9: .. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT …karyailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/...Daftar lsi Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW[aba: EssyEisen Kata Pengantar Ketua

,~~1

I!I

Pemahaman-Diri Kristiani di Tengah Kernajernukan Agama ------------

bahwa apa yang generous pastilah unorthodox. Sebaliknya, kita tidak bisa sungguh-sungguh generous jika tidak juga tidak sungguh-sungguh orthodox.

Di sisi lain, sikap generous orthodoxy ini juga mengandaikan sebuah sikap lain,yaitu genuine generosity. Artinya, sikap yang generous pada umat beriman lain haruslahsungguh-sungguhgenuine. Dan, genuineness tersebut lahir bukan hanya dari olah batinyang tulus dalam menghargai orang beriman lain, namun juga dalam menghargaiiman kita sendiri.

Merajut Gerakan Ekumenis di Indonesia dan MenegaskanPernahaman-Diri Kristiani Kita

Apakah gerakan ekumenis di Indonesia sudah mandek, sebagaimanadisiratkan di dalam tema ulangtahun ke-65 PGI? Kekhawatiran scmacarn ituberalasan, khususnya di bidang relasi antariman. Sebab, kita memang sepertinyatidak mendapati lagi ternuan-ternuan teologis baru dalam bidang pengembanganrelasi antariman di Indonesia. Saya mensinyalir dipergunakan model "relasi etis"yang sangat dominan di hampir semua percakapan mengenai hal ini. Maksudnya,setiap kali berbicara mengenai relasi Kristen dan agama-agama lain, terlalu seringkita mengambil posisi keterbukaan yang diarahkan pada usaha etis untuk m.enjawabmasalah-rnasalah sosial-ekonomis-politis. Tentu saja, tidak ada yang keliru dengansikap ini, namun kemandekan akan terjadi jika hanya ini sajalah yang kita usung.Oleh karena itu, diperlukan pendekatan-pendekatan lain yang lebih bervariasi,kreatif imajinatif dan konstruktif

Di lain pihak, percakapan mengenai relasi Kekristenan dan agama-agama lainberlangsung juga secara "ekumenis" di institusi-institusi pendidikan tcologi. Akantetapi, saya juga harus mengatakan bahwa di ranah ini kemandekan juga denganmudah dijumpai sebab lebih sering kita menemukan terkooptasinya diskusi ilmiah itupada pendekatan lama, misalnya dengan terus-rnenerus rnernakai tipologi tripolar a laAlan Race (eksklusivisme, inklusivisme, dan pluralisme) atas nama "teologi agama-agama". Kita berputar-putar saja di dalam ketiga model yang ada, seolah-olah tak adamodel lain yang berhasil kita ciptakan.1. Dokumen CSU-WCC sesungguhnya memberikan alternatif yang menarik.

Pertarna, ia mengambil rute yang berbcda dari watak dokumen-dokumenantariman sebelumnya. Dokumen ini beranjak dari pertanvaan yang sarna sekaliberbeda, vaitu apa yang sesungguhnya kini kita percayai, setelah kita berelasidengan umat berbeda iman.

Di dalam diskusi akademis dikenal pertarungan antara tcologi agama-agamadan teologi kornparatif Yang pertama, berusaha merurnuskan sikap Kristiani atasagama-agama lain. Penganjur teologi kornparatif tidak berseruju dengan sikapini, sebab menurut mereka teologi agama-agama terlalu terburu-buru dalamrnengambil sikap teologis tanpa benar-benar mengenali dan mernasuki kehidupanagama-agarna lain. Oleh karena itu, mcreka mulai dengan rnernasuki agama lain

PENUNTUN VoL16,No. 27,2015------------- 11.3

Page 10: .. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT …karyailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/...Daftar lsi Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW[aba: EssyEisen Kata Pengantar Ketua

[oas Adipraserya

dalam kemenyeluruhannya, sebelurn rnereka rnengarnbil sikap teologis atasnya. Anakkalimat terakhir ini penting, sebab teologi kornparatif tidak rnenafikan sikapteologis atas agama lain, hanya saja mereka menundanya setelah mereka sungguh-sungguh memahami agama tersebut.

[ika teologi agama-agama merumuskan sikap teologis yang muncul pra-keterlibatan dengan agama lain, dokumen CSU-\X/CC tampaknya mengisi ruangyang ditinggalkan oleh teologi komparatif tersebut, yaitu sebuah perumusan sikapteologis pasca keterlibatan dengan umat beriman lain. Akan tetapi, berbeda datiapa yang diharapkan oleh para teo log komparatif, sikap teologis tersebut bukanpertarna-tama tentang agama lain melainkan ten tang dirinya sendiri.

2. Dalam bingkai pemahaman di atas, izinkan saya mernberikan be be rap a usulanpraktis bagi PGI dan gerakan ekumenis secara luas:

a. Tampaknva PGI bisa belajar dari proses ekumenis yang berlangsung diWCC dengan perumusan dokumen CSU-nya. Apakah mungkin kitajuga menggulirkan proses yang serupa untuk konteks Indonesia? PGIsebenanya telah merniliki PBIK (Pemahaman Bersama Iman Kristen),yang dirumuskan untuk keperluan menjawab kemajemukan ajaran intra-Kristen, sekalipun tentu pastilah kesadaran akan konteks kemajernukanagama juga menyertainya. Namun, dokumen PBIK tersebut tentu tidakbisa disamakan dengan dokumen CSU yang memang secara khususdirumuskan dalam kesadaran kehadiran sahabat beriman lain.

b. Kita perlu mendorong diteruskan proses percakapan teologis mengenairelasi Kekristenan dan agama-agama lain dengan tidak terpasung olehtipologi tripolar; eksklusivisme, inklusivisme, dan pluralisme. Malah,kita perlu menyimak apa yang berkembang belakangan di dalam disiplinteologi agama-agama, teologi komparatif, dan teologi pemahaman-diriKristiani. Tampak lernbaga-lembaga pendidikan teologi di Indonesiaperlu digandeng untuk proses menggairahkan ini.

c. Secara khusus, pengembangan teologi-teologi baru ten tang relasiKekristenan dan agama-agama lain perlu mengembangkan terna-tema baru, seperti pcrsahabatan antariman, hospitalitas antariman,interreligious aesthetics, dan sebagainya.

d. Semua pendekatan baru yang perlu kita jajaki itu tidak boleh munculdari kegamangan akan identitas dan partikularitas Kristiani. Ia harusberakar pada urat nadi iman dan ajaran Kristiani namun yang sekaligusberwajah genuinely genemus.

e. Saya melihat, penghalang terbesar bagi pengembangan relasi antarimandi Indonesia lebih berwatak institusional. Artinya, justru institusi

keagamaan keumatanlah - dalam hal ini, gereja - yang paling sukaruntuk menyadari bahwa mereka tidak mungkin beriman religiously,tanpa mengerjakannya interreligiously.

114 PENUNTUN Vol. 16, No. 27, 2015

Page 11: .. EKUMENE DALAM AKSI - Karya Ilmiah STT …karyailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/...Daftar lsi Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW[aba: EssyEisen Kata Pengantar Ketua

Pernahaman-Diri Kristiani di Tengah Kernajemukan Agama -------------

Daftar Referensi

• Panikkar, Raimundo. "Eruption of Truth: An Interview with Raimon Panikkar.Interview by Henri Tincq,". Dalam. Christian Century 117, no. 23 (2000).

• McLaren, Brian. A Generous Orthodoxy: Why I am a Missional, Evangelical, Post/Protestant, Liberal/Conservative, Mystical/Poetic, Biblical, Charismatic/Contemplative, Fundamentalist/Calvinist, Anabaptist/Anglican, Methodist,Catholic, Green, Incamational, Depressed-Yet Hopeful, Emergent, UnfinishedChristian. Grand Rapids: Zondervan, 2004.

Catatan

Raimundo Panikkar, "Eruption of Truth: An Interview with Raimon Panikkar, Interview by HenriTincq," dalam Christian Century 117, no. 2J (2000): 834-836.

2 Sayang, WCC belum secara resmi melansir dokumen ini, sekalipun sudah sampai pada tahapnyaris final, sebab ia masih harus dibicarakan dalam proses konsiliar lebih jauh. Bagi yang tertarikmendapatkannva, dapat mengirimkan sure! kepada saya ([email protected]).

3 Brian McLaren, A -Generous Orthodoxy; Why I am a Missional, Evangelical, POst/Protestant,Liberal/Conservative, M)'stical/Poetic, Biblical, Charismatic/Contemplative, Fundamentalist/Calvinist,Anabaptist/Anglican, Methodist, Catholic, Green, Inc(1rnational. Depressed-Yet Hopeful, Emergent,Unfinished Christian (Grand Rapids: Zondervan, 2004).

I!I

L

PENUNTUNVol.16, No.27, 2015------------- 115