repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah...

142
ANALISIS EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN IlAERAH PROVINSIDKIJAKARTA SYARIF HIDAYATULLAH JAKART.l\ Oleh: SYIFA SHAFARIYAH RAHMANI NIJ\f:204082002335 Oilerima "- ·--.... -- -...,,...""' , '. ...... . gl. . ;;.. "'"'Ci" 6 Ne. 1n11uk , klasifikasi : ........ . ····································· JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI

DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

PADA DINAS PENDAPATAN IlAERAH

PROVINSIDKIJAKARTA

SYARIF HIDAYATULLAH JAKART.l\

Oleh:

SYIFA SHAFARIYAH RAHMANI

NIJ\f:204082002335

Oilerima "- ·--....-- -...,,...""' ~._,,.._,,,w ,

~.uri '. o;ri··::.:-·r'L·::::··~··.(.) ...... . gl. . ;;.. "'"'Ci" 6

Ne. 1n11uk , .o.c.;::~::~::i:::::::::rr·t,f, klasifikasi : ........ . ·····································

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMUNGUTAl'll PAJAK DAN RETRIBUSI

DAERAH TERHADAP PENDAP ATAN ASLI DAERAH

PADA DINAS PENDAPATAN DAE.RAH

PROVINSIDKIJAKARTA

SKRIP SI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

Oleh [

PERPUSTAl<AAN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA

Syifa Shafariyah Rahmani

NIJ\1:204082002335

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing IT

~· / \

< a Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

NIP. 131 474 891

Afif Sulfa , SE, AK. M.Si

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIIIAYATULLAH

JAKARTA

1429 HI 2008 M

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Bari ini Rabu Tanggal 25 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Syifa Shafariyah Rahmani NIM: 204082002335 dengan judul skripsi "ANALISIS EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN ASLI DAERAI-1 PROPINSI DIG JAKARTA". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Smjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Juni 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

~I Rini, SE~K., M.Si

Sekretaris Drs. Ab I Hamid Cebba AK MBA

Ketua

Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms Penguji Ahli

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Hari ini Kamis, Tanggal 4 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Syifa Shafariyah Rahmani NIM: 204082002335 dengan judul Skripsi "ANALISIS EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPTAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENOAPATAN DAERAH PROVINS! DKI JAKARTA". Memperhati~n kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gehrr Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta, 4 Desember 2008

Tim Penguji Uiian Skripsi

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Pembimbing I

iii

(0 Afif Sulfa, SE,.AK. M.Si

Pembimbing II

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

~urricu[um Vitae :i.ftar Riwayat Hidup

RT 1- PERSONAL DATA ;IAN 1- DATA PRIBADI

I Name SYIFA SHAFARIYAH RAHMANI 'a Lengkap

:kname SYIFA a Panggilan

Sex ( ) Male ( ") Female Pria Wanita

ce & Date of Birth oat & Tanggal Lahir

Jakarta Mth: October Date: 31 Year: 1985 Age: 23 Bin

ight 155cm 'gi Badan

tionality INDONESIA !ngsaan

rent Address 11al Sekarang

JI. Semanggi I Rt. 001/03 No 21 Ciputat Timur Ke!. Cempaka Putih - Tangerang 15412

rital Status '.ls Pernikahan

RT II - EDUCATION ;IAN II - PENDIDIKAN

( ./) Single Belum Menikah

) Married Menikah

Formal Education / Pendidikan Formal

Name of School/University Faculty/Major Nania Sekolah/Universitas Fakultas!Jun,san

SDN Legoso Tangerang -

MTSN Islamiyah Tangerang -

SMKN Islamiyah Tangerru1g Akuntansi

Tgl Th

Weight Berat Badan

Religion Agama

Usia

55Kg

ISLAM

Phone : +6221 74701345 HP : +6221 96681777

)Widow Janda

) Widower Duda

From To

(Year) (Year) Hingga

Dari (Talnm) (Tahun)

1991 1998

1998 2001

2001 2004

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Informal Education / Pendidikan Non Formal

Name of SchooljUniversity Nania SekolahjUniversitas

Lembaga Pendidikan Komputer

Terapan "PHITAGORAS", Jakarta

Lembaga Bahasa Inggris "JIMS

LANGUAGE COURSE'', Jakatia

\.RT III - EXPERIENCES ,GIAN III - PENGALAMAN

From Faculty/Major

(Year) Fakultas/Jurusan Dari (falwn)

Administrasi Perkantoran 2005

Toefl 2008

JOB EXPERIENCES / Pengalaman Pekerjaan

003 Magang di PT. Telkom, Bag Pemasaran

003 Magang di Bank Wakalumi, Bag Administrasi

To (Year) Hingga (fahun)

2005

2008

004 Magang di PT. Pratama, Bag. Administrasi & Umum

007 Magang KPKD Wa\ikotamadya, bag. Keuangan

ORGANISASION EXPERIENCES/ Pengalaman Organisasi

.004 Bendahara di Asosiasi

004 Divisi Kerohanian di SCAF A Tangerang

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

:MINAR DAN WOOKSHOP

Seminar Visit To BI GedungBI

Wookshop Perbankan Syariah Analisa Peiuang UIN Syahid Jakarta

Kerja di Bank Syariah Indonesia

Seminar Nasional "CG! dan Kebangkrntan UIN Syahid Jakarta

Indonesia"

Wookshop Fraud Indication and Audit UIN Syahid Jakarta

Technique Forensic In Coorporation With KAP,

KPK, PP AK & BPKJBPKP

CAPP ABILITY

'perating System

,pplication

•Microsoft Windows

• Microsoft Office • Microsoft Excel •SPSS

2006

2006

2006

2007

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

ABSTRACT

Syifa Shafariyalt Rahmani. Title "Analyze effectivity Revenue Tax and Retribution to Original Region Income with Original Region Income Province DKJ Jakarta''. (SJ) Tax Concentration, Accounting Major in Economics And Social Science Faculty of Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta 1429 HI 2008 M

This research purpose is to explain the level of tax revenue effectivity with original region income (PAD) (X1), the level of retribution revenue with original region income (PAD) (X;J, and to explain the level of effi!ctifity revenue tax and retribution region with Original Region Income (PAD). This research use data collected with book method, observation and interview in region Revenue Office (Dipenda) of Province of DKJ Jakarta. The tax have been to interposed data in the field with exiting theo1y. The data is analyze by multiple regressio,1 method are used in SPSS 15 Version.

The result of this research shows that the level of ejfectivity region tax revenue (X1) have significant influence to Original Region Income (PAD) for about 0. 007 or (0. 007 < 0. 05), level of effectivity region retribution (X2) no significant influence to Original Region Income (PAD) for about 0.176 or (0.176 > 0. 05) and the level with of according region tax revenue and region retribution have significant influence to Original Region Income (PAD) fiir about 0.004 which is less than 0.05. Based on R2 influence analyze e.fkctivity level to tax and retribution revenue can explain Original Region Income (PAD) for about 99.6%.

Keyword: Effectivity Region Tax Revenue, Effectivi(V Region Retribution

Revenue, Original Region Income (PAD).

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

ABSTRAK

Syifa Shafariyah Rahmani. Judul "Analisis Efektivitas Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Asli Daerah Provinsi DKI Jakarta". Strata Satu (SI) Konsentrasi Pajak, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Syarif Hidayatullah Jakarta 1429 HI 2008 M.

Penelitian ini bertujuan w1tuk mengetahui tingkat efektivitas pemungutan pajak dan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Variabel yang menjadi fokus penelitian adalah tingkat efektivitas pemungutan pajak (X1), tingkat efektivitas pemungutan retribusi (X2) sebagai variabel bebas dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Y) sebagai variabel terikat. Penelitian ini rnenggunakan data yang dikumpulkan dengan metode pustaka, observasi dan wawancara di Dipenda Provinsi DKI Jakarta. Untuk menginterprestasikan data di lapangan dengan teori yang ada. Data dianalisis dengan menggunakan metode regresi berganda pada SPSS 15.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa tingkat efektivitas pemungutan pajak daerah (X1) berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 0.007 at:rn (0.007 < 0.05), efektivitas pemungutan retribusi daerah (X2) tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 0.175 atau (0.176 > 0.05) dan pemungutan pajak dan retribusi daerah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 0.004 dimana kurang dari 0.05. Berdasarkan koefisien detenninasi dapat diketahui bahwa pengaruh tingkat efektivitas pemungutan pajak dan retribusi dapat menjelaskan sebesar 99.6% terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kata kunci: Efektivitas Pernungutan Pajak Daerah, Efektivitas Pemungutan

Retribusi Daeralh, Pendapatan Asli Daerab (PAD).

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabil' Aalamiin, segala puji dan syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan taufik dan hidayah-Nya maka

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta. salam semoga selalu

tercurah pada junjunan kita baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat

beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan

kebahagiaan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang benair.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempuma baik

dari penyusunan, penulisan maupun isinya. Hal ini dikarenakan keterbatasan

pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,

saran mem\ju perbaikan sangat penulis harapkan.

Selama proses pembuatan skripsi ini, berbagai hambatan d:m kesulitan telah

penulis hadapi. Namun, berkat petunjuk dan hidayah Allah SWT, serta dorongan

dan bimbingan dari berbagai pihak maka penulis mengucapkan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu diantaranya:

1. Bapak dan mamah tersayang Drs. H. Djedjen Zainudin dan Tikah Atikah

yang telah memberikan banyak ha! yang berarti bagi iip, semangat, cinta,

perhatian, moril ataupun materil, kasih sayang dan do' a yang bapak dan

mamah berikan tak akan dapat tergantikan oleh apapun. Semoga karya

kecil ini dapat sedikit membahagiakan mamah dan bapak. iip sayang

banget sama bapak dan mamah. Kakakku Nita. S.hum dan Ka Syaihu

(master) makasih banyak atas bantuannya baik moril ataupun materil serta

semangat, keponakanku yang tersayang dan yang paling ganteng Gildan

makasih ya de sudah menghibur tante, Adik-adikku tercinta: Fatia dan

Taufik makasih atas bimtuannya ya, Imam dan Fikri jangan sering-sering

nonton film hantu ya .. kakak sayang kalian, makasih buat semuanya.

2. Kakakku "Saikun dan Tarjudin" makasih atas do'anya, perhatian, nasehat,

serta semangat dan motivasi yang kalian berikan kepada penulis hingga

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

3. Sahabat-sahabatku tercinta, F4: Lili, Mora dan Mawar (makasih atas

motivasi, dulnmgan dan kebersamaan kita).

4. Dekan fakultas Ekonomi Bapak Faisal Badroen l\1BA, Pudek Akademik

Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid. MS dan selaku pembimbing skripsi.

5. Kepala Jurusan Akuntansi, Bapak Abdul Hamid Cebba Ak. MBA dan

Sekretaris Jurusan Akuntansi Bapak Amilin, SE., Ak.,Msi.

6. Pembimbing 1, Bapak Prof. DR. Abdul Hamid. MS, yang telah

memberikan perhatian, pengarahan dan motivasi penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

7. Pembimbing II, Bapak Afif Sulfa, SE., AK.,M.Si 1terima kasih atas segala

motivasi dan perbaikan demi kelancaran sk:J:ipsi ini semoga ilmu yang

telah bapak berikan menjadi ilmu yang bermanfaat.

8. Dosen di fakuitas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) yang telah mendidik

penulis, semoga Allah membalas semua kebaikan bapak dan ibu dengan

berlipat ganda.

9. Kepala Kantor Dipenda Provinsi DKI Jakarta yang telah memberikan izin

penulis untuk melakukan riset. Serta semua pihak yang telah membantu,

Bapak Kunto (maaf ya pak sudah ngerepotin bapak), Pak H. Taufik

(makasih atas semua masukan tuk penulis), Pak H. Edi (makasih sudah

meluangkan waktunya) dan pak Ciko makasih atas bantuannya, terima

kasih untuk semuanya.

I 0. Sahabat-sahabatku: Putri, Maryati, Yuli, E'neng, Elrn, Nida, Nisa, Ulfa,

Agis, Na2ng, Ferdi, Lutfi, Fahrni, Mario, Zamal, Fi'i, Nanda, Imam, Mas

Adi, Bang Fredi, Herman, Tika, Tias, Dika, Habib, Mba Evi, Fara, Nila,

Hendri, Elya, Arya (maksih ya .. buat suport kalian) dan Teteh-teteh'Q Teh

Euis dan Teh Tira (makasih ya atas masukan dan nasehatnya).

11. Teman-teman seperjuangan di Aktmtansi A, Akuntansi B, Manajemen A,

Manajemen B angkatan 2004.

12. Semua pegawai dan staff akademik Fakultas Ekonomi Non Regnier: Bu

Ani (makasih ya .. bu atas nasehatnya), bu yuli, bu isma, pal' alferd, Pak

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Ajis, Pak Budi, Pak Heri, Pak Seandy. Makasih atas segala bantuannya

selama penulis berada di FEIS.

Nanmn, disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempuma, baik dari segi isi, dan metodologi penulisan. Untuk itu saran

dan kritik sangat penulis harapkan guna penye:mpumaan skripsi ini.

Akhimya penulis berharap semoga karya ini bennanfaat bagi pembaca,

khususnya untuk menambah wawasan, pengetahuan serta informasi.

Jakruia, 4 Desember 2008 Penulis

Syifa Shafariyah Rahmani

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

DAFTARISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...........................•....• i LEMBAR PENGESAHAN U.JIAN KOMPREHlENSIF •.......................•.•.... ii LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN SKRIPSI ..............•............................ iii DAFT AR RIWA Y AT HIDUP .............................................•.............•..•.......•.• iv ABSTRACT ..................................................................................................... vii ABSTRAK .................................................................................................•..... viii KA TA PEN GANT AR .............................•............•....•......•....•.......................... ix DAFT AR ISI .....................•......................................................................•....... xii DAIFTAR TABEL ....•.......................•..•.....................•...............•....•...........•...•. xiv DAFT AR GAMBAR ....................•..........................•..............................••....... xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................•....................•..........•.. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Perumusan Masalah .................................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................•...•.•.. 6

BAB II TINJAUAN PUST AKI\ ...................................................•............. 8 A. Pajak dan Ruang Lingkup .......................................................... 8

1. Devinisi Pajak ................................................................ 8 2. Fungsi Pajak ................................................................... 9 3. Pengelompokan Pajak .................................................. 11 4. Tata Cara Pemungutan Pajak ........................................ 12 5. Kewajiban dan Hak-hak Pajak ...................................... 16 6. Pcrbedaan Pajak Dengan Rctribusi ............................... 19 7. Manfaat Pajak ................................................................ 20

B. Pendapatan Asli Daerah ............................................................ 21 1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah .............................. 21 2. Smnber Pendapatan Asli Daerah .................................... 21

C. Pajak Daerah .............................................................................. 22 1. Pengertian Pajak Daerah ............................................... 22 2. Objek Pajak Daerah dan Tarif Pajak Daerah ................ 23 3. Fungsi Pajak Daerah ....................................................... 24 4. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Daerah .......................... 25 5. Tata cara Pembayaran dan Penagihan ........................... 25 6. Sistem Pemungutan Pajak Daerah .................................. 26 7. Daluwarsa Pajak Daerah ............................................... 27 8. Keberatan, Banding dan Gugatan .................................. 2 7 9. Cara Perhitungan Pajak Daerah ..................................... 29

D. Retribusi Daerah ........................................................................ 29 I. Pengertian Retribusi Daerah .......................................... 29 2. Objek Retribusi Daerah ................................................. 31

------------------···-·------------12

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

5. Sistem dan Tata Cara Pemungutan Retribusi ................ 34 6. Cara Perhitungan Retribusi Terhutang .......................... 35 7. Penetapan dan Pembayaran Retribusi ........................... 36 8. Daluwarsa Retribusi Daerah ........................................... 38

E. Efektivitas ................................................................................. 38 F. Kerangka Pemikiran .................................................................. 39 G. Hipotesis ................................................................................... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 41 A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 41 B. Metodologi Penentuan Sampel.. ................................................ 41 C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 42 D. Metode Analisis ......................................................................... 43

1. Uji Normalitas ............................................................... 43 2. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 44 3. Uji Hipotesis ................................................................... 46 4. Pengukuran Tingkat Efektivitas Pajak dan Retribusi

terhadap PAD ................................................................. 48 E. Operasional Variabel Penelitian ................................................ 48

BAB IV AN ALIS IS DAN PEMBAHASAN ................................................ 50 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................... 50

!. Sejarah Singkat Dipenda Provinsi DIG Jakarta ............ 50 2. Visi dan Misi Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta52 3. Kedudukan, Tugas dan f~ungsi ....................................... 53 4. Struktur Organisasi ........................................................ 55

B. Penemuan dan Pembahasan ........................................................ 66 1. Efektivitas Pemungutan Pajak Daerail di Provinsi DKI

Jakarta ............................................................................ 66 2. Efektivitas Pemungutan Retribusi Daerah di Provinsi

DKI Jakarta .................................................................... 68 3. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Provinsi DKI

Jakarta ............................................................................ 72 C. Hasil Uji Penelitian ..................................................................... 74

1. Uji Nom1alitas ............................................................... 74 2. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 76 3. Uji Hipotesis ................................................................. 79 4. Penelitian Sebelumnya .................................................. 85

BAB V Kesimpulan Dan Implikasi ........................................................... 87 A. Kesimpulan ................................................................................ 87 B. Implikasi ................................................................................. 88 C. SaraJ1 ................................................................................. 89

00

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Mekanisme Penetapan dan Pembayaran Retribusi Daerah 37

2.2 Kerangka Pemikiran 39

4.1 Struktur Organinasi Dipenda Provinsi DKI Jakarta 65

4.2 Pertumbuhan Target dan Realisasi PAD 73

4.3 Grafik Normalitas 75

4.4 Grafik Scatterpot 77

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

A. Latar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya pajak merupakan iuran

waj ib rakyat kepada negara. Dari pajak ini yang man a akan digunakan untuk

membiayai kegiatan pemerintahan, (http://www-pajakdaerah.htm).

Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintah dan

pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang dapat

diandalkan. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak

diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, yaitu mulai tanggal I Januari

2001.

Dengan adanya otonomi daerah dipacu untuk dapat berkreasi mencari

sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung p•embiayaan pengeluaran

daerah. Dari berbagai altenatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut

oleh daerah, Undang-undang tentang penerimaan da1:rah menetapkan pajak

dan retribusi daerah menjadi salah sumber penerimaan yang berasal dari

dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing

daerah.

Dalam sejarah pemerintahan daerah di Indonesia, sejak Indonesia

merdeka sampai sekarang ini pajak dan retribusi daerah telah menjadi sumber

penerimaan yang dapat diandalkan bagi daerah. Sejak tahun 1948 berbagai

Undang-undang tentang pemerintahan daerah dan perimbangan keuangan

1

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

antara pusat dan daerah telah menetapkan pajak dan retribusi daerah sebagai

sumber penerimaan daerah, bahkan dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun

1974 pajak dan retribusi daerah dimasukkan menjadi p1mdapatan asli daerah.

Untuk memungut pajak dan retribusi daerah pemerintah dan DPR

sejak lama telah mengeluarkan undang-undang sebagai dasar hukum yang

kuat. Selain itu, peraturan yang dikeluarkan pada masa pemerintahan

penjajahan Belanda masih ada yang tetap digunakan sampai dengan tahun

1997. Hal ini terjadi karena ketentuan peralihan Undang-undang Dasar 1945

memang memungkinkan penerapan peraturan pemndang-undangan yang

masih ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru.

Hanya saja, mengingat perkembangan kondisi sosial, ekonomi, dan

politik yang semakin membaik segala peraturan pemungutan pajak dan

retribusi daerah di Indonesia perlu dilakukan agar memiliki dasar hukum yang

lebih kuat dan hasilnya dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran

pemerintah daerah.

Terlepas dari pemberlakuan Undang-undang pajak daerah dan retribusi

daerah yang baru, yaitu Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 dan Undang­

undang Nomor 34 Tahun 2000. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 lahir

sebagai upaya untuk mengubah sistem perpajakan daerah dan retribusi daerah

yang berlangsung di Indonesia, yang banyak menimbulkan kendala, baik

dalam penetapan maupun pemungutan. Adanya ketidakjelasan dalam

penetapan objek pajak maupun objek retribusi serta kemungkinan timbulnya

2

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

pengenaan berganda telah mengakibatkan proses pemungutan pajak dan

retribusi daerah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kondisi ekonomi dan

dinamika masyarakat.

Oleh karena itu, lahimya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 telah

membawa perubahan dalam pemungutan pajak dan retribusi daerah. Dalam

perkembangan penerapan undang-undang tersebut, pcmerintah dan DPR

merasa perlu dilakukan perubahan dan penyempumaan seiring dengan

perkembangan situasi perekonomian secara makro serta perubahan kondisi

sosial politik, yang ditandai dengan semangat otomomi daerah yang semakin

besar. Dengan demikian, Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 lahir sebagai

penyempumaan terhadap Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997.

Segala kondisi diatas memang dimungkinkan dalam pengenaan dan

pemungutan pajak dan retribusi daerah. Agar tidak membingungkan dan

merugikan masyarakat, peraturan tentang pajak dan retribusi daerah harus

disosialisasikan kepada masyarakat sehingga dapat dipahami dengan jelas.

Untuk menyesuaikan dengan pemungutan pajak dan retribusi daerah pada

suatu daerah, pembahasan ini tentang suatu jenis pajak atau retribusi daerah

tetap harus mengacu pada peraturan daerah dan ketentuan kepala daerah yang

ditetapkan untuk suatu jenis pajak daerah atau pun retribusi daerah yang

dipungut pada daerah tersebut.

3

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Untuk merealisasikan keinginan dalam menetapkan otonomi daerah

guna mengurangi ketergantungan daerah pada pemerintah pusat, maka

pemerintah pusat telah menetapkan UU Nomor 22 Tahun 1999 Tentang

pemerintah daerah dan UU Nomor 25 Tahun 1999 Tentang perimbangan

keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Hal ini mengisyaratkan

diberlakukannya otonomi daerah, dimana pemerintah daerah baik pemerintah

provinsi, pemerintah kabupaten, maupun kota telah diberikan wewenang

untuk mengatur rumah tangga daerah sendiri melalui otonomi daerah yang

mengedepanka;:i kemandirian daerah.

Retribusi daerah merupakan pendapatan asli daerah yang cukup besar

peranannya dalam menyumbang pada terbentuknya PAD. Sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia saat ini penarikan

retribusi hanya dapat di pungut oleh pemerintah daerah. Jadi dengan demikian,

retribusi yang di pungut di Indonesia dewasa ini adalah retribusi daerah.

Pengertian dari retribusi daerah adalah pemungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberi izin tertentu yang khusus disediakan dan

diberikan pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan (Ahmad

yani, 2004: 56). Jadi dalam retribusi daerah jasa dan adanya retribusi daerah

tersebut langsung dapat ditunjuk. Misalnya, retribusi pasar dibayar karena

adanya penggunaan ruangan pasar tertentu oleh sipembayar retribusi.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh:

4

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

I. Ahmad Najib (2006), yang meneliti tentang Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Pene1imaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kebupaten

Karawang. Berdasarkan hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa

keempat Variabel Independent (pajak daerah, retribusi daerah, perusahaan

milik daerah, serta pendapatan lain yang sah) berpengaruh secara

signifikan terhadap penerimaan PAD Kebupaten Karawang.

2. Nurul Hadi (2008), yang meneliti Optimalisasi Penerimaan Retribusi

Daerah dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Asli Dat;ah (PAD) di

Kota Depok. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa

penerimaan retribusi daerah di kota depok tahun 2002-2005 sudah

mencapai optimal, sedangkan ditahun 2006 penerimaan retribusi daerah

tidak mencapai optimal. Disamping itu dapat disimpulkan bahwa retribusi

daerah mempunyai hubungan (korelasi) positif dengan perubahan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 0.584 atau 58.4%. Retribusi

daerah juga memiliki kontribusi signifikan terhadap perubahan Pendapatan

Asli Daerah (PAD) sebesar 0.341 atau 34.1 %. Hal ini menurtjukan bahwa

pengaruh retribusi daerah lemah terhadap perubahan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) di kota Depok.

Perbedaan mendasar yang penulis ingin menjabarkan dengan

penelitian sebelumnya, bahwa dalam penelitian ini penulis lebih fokus untuk

mengetahui apakah pemungutan pajak dan retribusi claerah yang merupakan

sumber Pendapatan Asli Daerah sudah mencapai efektif.

5

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Dengan ini penulis tertarik meneliti melalui penulisan skripsi yang

berjudul " Analisis Efektivitas Pemungntan Pajak dan Retribnsi Daerah

Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah

Provinsi DKI Jakarta".

B. Rnmnsan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat merumuskan beberapa

pennasalahan sebagai berikut:

I. Seberapa besar tingkat efektivitas pemungutan pajak terhadap Pendapatan -· -Asli Oaerah Provinsi OKI Jakarta.

2. Seberapa besar tingkat efektivitas pemungut?Jl retribusi terhadap

Pendapatan Asli Oaerah Provinsi OKI Jakarta.

3. Seberapa besar pajak dan retribusi secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Pendapatan Asli Oaerah Provinsi DKI Jakarta.

C. Tujnan dan Manfaat Penelitian

1. Tujnan Penelitian

a. Untuk mengetahui tingkat efektivitas pemungutan pajak terhadap

Pendapatan Asli Oaerah Provinsi OKI Jakarta.

b. Untuk mengetahui tingkat efektivitas pemungutan retribusi terhadap

Pendapatan Asli Oaerah Provinsi OKI Jakarta.

6

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

c. Untuk mengetahui pajak dan retribusi secara bersama-san1a

berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi DK.I Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara akademik untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar sarjana (SI) pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas

Islam Negeri (UIN).

b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan swnbangan pemikiran

bagi pemerintah dalam mengambil kebijaksimaan dalam usahanya

untuk meningkatkan Pendapatan Asli Dae,rah guna membiayai

pembangunan daerah khususnya penerimaan yang berasal dari pajak

daerah. Diliarapkan sebagai bahan dan info1masi bagi peneliti

selanjutnya terhadap ma~alah dan tempat yang sama dengan kajian

yang lebih mendalam untuk meningkatkan pendapatan pajak dan

retribusi di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DK! Jakarta.

7

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

BAB II

TINJAUAN PUST AKA

A. Pajak dan Rnang Linglmp

1. Definisi Pajak

Menurut Elry Suandy (2005: 10), Sebagai perbandingan pajak

dapat disajikan definisi dari beberapa sarjana, yang dimuat secara

kronologi:,.

Definisi M. J.H. Smeets

Dalam bukunya De Economishe Betekenis der Belastingen, 1951,

mengatakan:

"Belastingen zijn aan de overheid (vo/gens normen) verschuligde, afdwinngbare pretties, zonder dat hiertegenover, ln het individuele gevel, aanwijsbare tegen-prestaties staan; zij streklren tot dekking van publieke uintgaven. "

"Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma­norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah."

Soeparman Soemahamidjaja

Dalam disertasinya yang berjudul "Pajak Berdasarkan Asas

Gotong Royong," Universitas Padjadjaran, Bandung, 1964:

"Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh

penguasa berdasarkan nonna-nonna hukum, guna menutup biaya produksi

barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan

umum."

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Rochmat Soemitro

Dalam bukunya Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan

adalah sebagai berikut:

"pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa imbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjuklran dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum," dengan peajelasan sebagai berikut: "Dapat dipaksakan" artinya: bila utang pajak tidak dibayar, utang itu dapat ditagih dengan menggunakan kekerasan, seperti surat paksa dan sita, dan juga penyanderaan; terhadap pembayaran pajak, 1tidak dapat ditunjukkan jasa timbal-balik tertentu, seperti halnya dengan re1ribusi.

Definisinya yang kemudian dipertahankan (sebagai koreksi dari

bagian pertama dari definisinya semula) dapat disimpulkan dari iuran

dalam bukunya yang berjudul Pajak dan Pembangunan, Eresco, 1974,

halaman 8. Definisi tersebut kurang lebih dapat berbunyi sebagai berikut:

"Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara

untuk membiayai pengeluaran rutin dan 'surplus' -nya digunakan untuk

simpanan publik (public saving) yang merupakan sumber utama untuk

membiyai investasi publik (public incestment). "

2. Fungsi Pajak

Menurut Erly Suandy (2005: 14), terdapat dua fungsi pajak, yaitu

fungsi budgetair (finansial) dan fungsi regulerend (fungsi mengatur):

a. Fungsi Budgetair/Finansial

Fungsi budgetair/finansial yaitu memasukan uang sebanyak-

banyaknya ke kas negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran negara.

9

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Penerimaan dari sektor pajak dewasa ini menjadi tulang punggung

penerimaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Untuk tahun anggaran 2004 penerimaan dalan1 negeri Rp 403 tiiliun,

terdiri penerimaan pajak Rp 279,2 t:Jiliun sedangkan penerimaan negara

bukan pajak Rp 123,8 t:Jiliun terdiri dari penerimaan sumber daya alam

Rp 92,4 triliun, laba BUMN Rp 9, 1 triliun, darn pendapatan lainnya Rp

22,3 t:Jiliun.

Penerimaan pajak selama pelita VI ditargetkan tumbuh 17,3% rata­

rata per tahun. Penerimaan pajak sebagai pe:rsentase terhadap total

penerimaan dalam negeri harus meningkat dari 64,5% pada akhir pelita

V mcnjadi 77,8% pada akhir pelita VI.

b. Fungsi Regulerend!Fungsi Mengatur

Fungsi regulerend I fungsi mengatur yaitu pajak digunakan

sebagai alat untuk mengatur baik masyarakat di bidang ekonomi, sosial

maupun politik dengan tujuan tertentu.

Pajak digunakan sebagai alat untuk m•~ncapai tujuan te1tentu

dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut:

I) Pemberian insentif pajak (misalnya tax holiday, penyusutan

dipercepat) dalam rangka meningkatkan investasi baik investasi

dalam negeri maupun investasi asing.

2) Pengenaan pajak ekspor untuk produk-JProduk tertentu dalam

rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri.

10

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

3) Pengenaan Bea Masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

untuk produk-produk impor tertentu dalam rangka melindungi

produk-produk dalam negeri.

Di samping kedua fungsi di atas pajak masih mi:mpunyai tujuan-tujuan

lain seperti untuk redistribusi pendapatan atau menggulangi inflasi.

3. Pengelompokan Pajak

Menurut Mardiasmo (2006: 5), pengelompokan pajak terdiri dari:

a. Menurut golongan

I) pajak Iangsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib

Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang

lain.

Contoh: Pajak Penghasilan

2) pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang Iain.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai

b. Menurut sifatnya

I) Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak.

Contoh: Pajak Penghasilan

2) Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa

memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak.

Contoh: Pajak Pertamnahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah.

J I

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

c. Menurut lembaga pemungutnya

1) Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan Atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan

Bea Materai.

2) Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak daerah terdiri atas:

(a) Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan

Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor.

(b) Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran,

Pajak Hiburan, Pajak Reklame, dan Pajak Penerangan Jalan.

4. Tata Cara Pemuugutan Pajak

a. Stelse Pajak

Pemungutan pajak dapat dilakunan berdasarlam 3 stelse (Mardiasmo,

2006: 6):

I) Stelse nyata (riel stelse)

Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata),

sehingga pemungutan baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak,

yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Stelse nyata

mempw1yai kelebihan atau kebaikan dan kekurangan. Kebaikan stelse

12

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

ini adalah pajak yang dikenakan lebih realities. Sedangkan

kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode

(setelah penghasilan riil diketahui).

2) Stelse anggapan (fictieve stelse)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh

undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama

dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah

dapat ditetapkan besamya pajak terutang untuk tahun pajak berjalan.

Kebaikan stelse ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan,

tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan kelemahannya

adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang

sesungguhnya.

3) Stelse campuran

Stelse ini merupakan kombinasi antara stelse nyata dan ste!se

anggapan. Pada awal tahun, besamya paja:k dihitung berdasarkan

suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besamya pajak

disesuaikan dengan keadaan yang sebenamya. Bila besamya pajak

menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut anggapan,

maka wajib pajak harus menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil

kelebihannya dapat diminta kembali.

13

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

b. Cara Pemuugutau Pajak

Menurut Erly Suandy (2005: 41), Dalam era globalisasi

sekarang ini batas negara menjadi tidak jelas bagi wajib pajak dalam

mencari dan memperoleh penghasilan, sehingga pemungutan pajak ini

penting untuk menentukan negara mana yang berhak memungut

pajak. Dalam pemungutan pajak penghasilan ada tiga macam cara

yang biasa dilakukan:

I) Asas Domisili (tempat tinggai)

Dalam asas ini pemungutan pajak penghasilan pada domisili atau

tempat tinggal waib pajak dalam suatu negarac. Negara dimana wajib

pajak bertempat tinggal berhak memungut pajak terhadap wajib pajak

tanpa melihat darimana pendapatan atau penghasilan tersebut

diperoleh, baik dalam negeri maupun luar negeri dan tanpa melihat

kebangsaan/ kewarganegaraan wajib pajak tersebut.

2) Asas Sumber

Dalam asas ini pemungutan pajak didasarkan pada sumber

pendapatan/penghasilan dalam suatu negara. Menurut asas ini, negara

yang menjadi sumber pendapatan/ penghasilan tersebut berhak

memungut pajak tanpa memperhatikan domisili clan kewarganegaraan

waj ib pajak.

3) Asas kebangsaan (Nationaliteit)

Dalam asas ini, pemungutan pajak didasarkan pada kebangsaan atau

kewarganegaraan dari wajib pajak, tanpa melihat darimana sumber

14

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

pendapatan/ penghasilan tersebut maupun di negara mana tempat

tinggal (domisili) dari wajib pajak yang bersangkutan.

c. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2006:7), sistem pe:mungutan pajak terbagi

menjadi tiga, yaitu:

1) Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh Wajib Pajak.

Ciri-cirinya:

(a)Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

fiskus;

(b)Wajib Pajak bersifat pasif;

( c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh

fiskus.

2) Self Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang

terutang.

Ciri-cirinya:

(a)Wewenang untuk menentukan besarnya p1tjak terutang ada pada

Wajib Pajak sendiri;

15

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

(b)Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang;

( c) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

3) With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pihak ketiga (bukan fiskus dsn bukan Wajib Pajak yang

bersangkutan) untuk menentukan besarnya p~jak yang terutang oleh

Wajib Pajak.

Ciri-cirinya:

Wewenang menentukan besamya pajak yang terutang ada pada pihak

ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.

S. Kewajiban dan Hak-hak Wajib Pajak

Dari ketentuan yang dimuat dalam Undang··undang Pajak Nasional

(UU Perpajakan Tahun 2000) terdapat kewajiban dari wajib pajak dan

hak-haknya sebagai berikut:

1) Kewajiban Wajib Pajak:

(a) Melaksanakan pendaftaran diri untuk memperoleh Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) sebagai identitas dar"1 wajib pajak. Dengan

diperolehnya NPWP tersebut selain dipergunakan untuk mengetahui

identitas wajib pajak yang sebenamya, juga berguna untuk menjaga

ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan

administrasi perpajakan. Terdapat wajib pajak yang tidak

16

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

mendaftarkan diri mendapatkan NPWP akan dikenakan sanksi

pidana.

(b) Mengambil sendiri blanko Surat Pemberitahuan (SPT) ditempat­

tempat yang ditentukan oleh Direktorat Jendral Pajak. Fungsi SPT

adalah sebagai sarana wajib pajak untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah wajib pajak yang

sebenarnya terutang dan laporan tentang pemenuhan pembayaran

pajak yani,; telah dilaksanakan sendiri dalam satu tahun pajak serta

laporan tentang pembayaran pajak yang telah dipotong oleh pihak

ketiga.

(c) Wajib pajak untuk mengisi dengan benar dan lengkap dan

menandatangani sendiri surat pemberitahuan pajak kemudian

mengembalikan surat pemberitalman ini kepada kantor inspeksi

pajak.

( d) Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan-pencatatan. Pada

dasamya setiap orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan

usaha atau pekerjaan diharuskan mengadakan pembukuan.

2) Hak-hak Wajib Pajak:

(a) Wajib pajak mempunyai hak untuk menerima tanda bukti pemasukan

surat pemberitahuan. Pengiriman surat pemberitahuan melalui kantor

pos dan giro hams dilakukan secara tercatat, dan tanggal pengiriman

dianggap sebagai tanda bukti tanggal penerimaan.

17

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

(b) Wajib pajak mempunyai hak mengajukan pe1mohonan penundaan

penyampaian surat pemberitahuan. Penundaan pengajuan dari wajib

pajak disebabkan wajib pajak mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan pembukuannya.

(c) Wajib pajak mempunyal hak untuk melakukan pembetulan sendiri

SPT yang telah dimasukan pembetulan atas surat pemberitahuan

dapat dilakukan oleh wajib pajak jika terdapat kekeliruan dalam

pengisian SPT yang dibuat oleh wajib pajak.

(d) Wajib pajak berhak mengajukan permohonan dan penundaan

pengangsuran pembayaran pajak sesuai dengan kemampuannya.

(e) Wajib pajak berhak melakukan pengambilan kelebihan pembayaran

pajak serta memperoleh kepastian terbitnya Surat Keputusan

Kelebihan Pembayaran Pajak (SKKPP).

(f) Wajib pajak berhak melakukan permohonan pembetulan salah tulis

atau salah hitung atau kekeliruan yang terdapat dalam Surat

Ketetapan Pajak (SKP) dalam penerapan peraturan perundang­

undangan perpajakan.

(g) Wajib pajak berhak mengajukan keberatan dan berhak atas kepastian

terbitnya surat keputusan atas surat permohonan keberatannya.

(h) Wajib pajak berhak mengajukan permohonan banding atas surat

keberatannya yang telah diputuskan oleh Direktorat Jendral Pajak.

18

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

(i) Wajib pajak berhak mengajukan permohonan penghapusan atau

pengenaan sanksi perpajakan serta pembetulan ketetapan pajak yang

salah atau keliru.

0) Wajib pajak berhak memberi kuasa khusus kepada orang lain untuk

melaksanakan kewajiban perpajakannya.

6. Perbedaan Pajak dengan Retribnsi

Perbedaan pajak dengan retribusi adalah sebagai berikut:

a) Kontra Prestasinya: pada retribusi kontra prnstasinya dapat dituajuk

secara langsung dan secara individu dan golongan tertentu

sedangkan pajak kontra prestasinya tidak dapat ditunjuk secara

langsung.

b) Balas Jasa Pemerintah: pajak balas jasa pemerintah berlaku untuk

umum, seluruh rakyat menikmati balas jasa, baik yang membayar

pajak maupun yang dibebaskan dari pajak. Sebaliknya, pada retribusi

balas jasa negara/pemerintah berlaku khusus, hanya dinikmati oleh

pihak yang melakukan pembayaran retribusi.

c) Sifat Pemungutannya: pajak bersifat um um, artinya berlaku untuk

setiap orang yang memenuhi syarat untuk dikenakan pajak.

Sementara itu, retribusi hanya berlaku untuk orang tertentu, yaitu

yang menikmati jasa pemerintah yang dapat dlitunjuk.

d) Sifat Pelaksanaan: pemungutan retribusi didasarkan atas peraturan

yang berlaku umum dan dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan,

yaitu setiap orang yang ingin mendapatkan suatu jasa tertentu dari

19

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

pemerintah harus membayar retribusi. Jadi sifat paksaan pada

retribusi bersifat ekonomis sehingga pada hakikatnya diserahkan

pada pihak yang bersangkutan untuk membayar atau tidak. Hal ini

berbeda dengan pajak, sifat paksaan pada pajak adalah yuridis,

artinya bahwa setiap orang yang melanggarnya akan mendapat

sanksi hukuman, baik berupa sanksi pidana maupun denda.

e) Lembaga atau Badan Pemungutannya: pajak dapat dipungut oleh

pemerintah pusat atau pun pamerintah daerah sedangkan retribusi

hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah.

7. Manfaat Pajak

Masyarakat jelas perlu melihat apa manfaat nyata dari pajak yang

telah mereka bayarkan. Dengan begitu, mereka dapat melihat bahwa pajak

yang mereka bayarkan ada kegunaannya untuk bangsa. Dan mereka dapat

bangga karena telah membayar pajak. Pemerintah perlu transparansi

terhadap penggunaan dana pajak. Contoh, infonnasi berapa jumlah gaji

pegawai negeri yang sudah dibayarkan, dimana saja jalan raya yang sudah

diperbaiki, dimana saja lampu jalan yang sudah diperbaiki atau diganti.

Jika pemerintah mampu melakukan ha! ini, beban membayar pajak bukan

tidak mungkin akan terasa jauh lebih ringan di pundak wajib pajak.

(Indonesia Tax Review, 2006: 5).

20

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

B. Pendapatan Asli Daerah

1. Pengertian Pendapatan Asli Daerab

Setiap daerah memiliki wewenang dan kewajiban untuk menggali

sumber keuntungan sendiri dengan melakukan segala upaya untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dengan demikian

pemerintah daerah dapat melaksanakan tugas pemerintah dan

pembangunan yang semakin mantap demi kesejaht<:raan masyarakatnya.

Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah

dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan pernndang-undangan yang

berlaku.

Jadi dapat disimpulkan pendapatan asli daerah mernpakan suatu

penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber wilayahnya sendiri

berdasarkan peraturan pernndang-undangan yang berlaku. Pendapatan asli

daerah hams betul-betul dominan dan mampu memikul beban kerja yang

diperlukan hingga pelaksanaan otonomi daerah tidak dibiayai oleh dari

subsidi atau dari sumbangan dari pihak ketiga atau pinjaman daerah.

2. Sumber Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli daerah mernpakan bagian dari sumber pendapatan

daerah sebagaimana diatur dalam pasal 55 UU No.5 Tahun 1947 sebagai

salah satu sumber pendapatan daerah dalam kait:in pelakasaan otonomi

daerah. Sumber-sumber pendapatan asli dearah tidak dapat dipisahkan dari

pendapatan daerah secara keseluruhan. Menurut Undang-undang Nomor

21

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

25 tahun 1999 tentang pemerintah daerah, Undang-undang Nomor 22

tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan

daerah.

C. Pajak Daerah

l. Pengertian Pajak Daerah

Menurut Elry Suandy (2005: 236), Pajak daerah adalah iuran yang

wajib dilakukan oleh orang pribaJi atau badan kepada daerah tanpa

imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dlipaksakan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Menurut Indonesia Tax Review (2007: 17), Terdapat dalam

Rencana Undang-undang pajak daerah dan re:tribusi daerah adalah

pemberian sanksi kepada Pemerintah Daerah yang tidak mematuhi aturan

pasal 138 ayat (I) dan ayat (2) serta pasal 139 ayat (1) dan ayat (5) RUl}

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pasal-pasal RUU Pajak Daerah dan

Retribusi Dae rah ini, mengatur tentang kewaj iban daerah untuk meminta

persetujuan pihak di atasnya sebelum dan sesudah menetapkan suatu perda

baru, serta kewajiban memberhentikan pemberlakuan perda yang telah

dibatalkan oleh pemerintah pusat.

22

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

2. Objek Pajak Daerab dan Tarif Pajak Daerab

Menurut Erly Suandy (2005: 236), objek pajak daerah dan tarif pajak

daerah, sebagai berikut:

Pajak Daerah Tingkat I Tarif Tertinggi

I. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air 5%

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaman di atas Air I 0%

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 5%

4. Pajak Pengambilan dan Pemanfuatan Air Bawah Tanah

dan Air Permukaan 20%

Pajak Daerab Tingkat II Tarif Tertinggi

I. Pajak Hotel 10%

2. Pajak Restoran 10%

3. Pajak Hiburan 35%

4. Pajak Reklame 25%

5. Pajak Penerangan Jalan 10%

6. Pajak Pengambilan & Pengelolahan Baban Galian Golongan C 20%

7. Pajak Parkir 20%

Tarif pajak untuk Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di

atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air,

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Pajak Pengambilan dan

pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan ditetapkan seragam di

seluruh Indonesia dan diatur dengan peraturan Pemerintab.

23

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Sedangkan untuk Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan,

Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pe11gambilan Bahan Galian

Golongan C, dan Pajak Parkir ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Selain

pajak tersebut di atas, Peraturan Daerah dapat rnenetapkan jenis pajak

Kabupaten/Kota lainnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. bersifat pajak dan bukan retribusi;

b. objek pajak terletak atau terdapat di wilayah Daerah Kabupaten/

Kota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup

rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah daerah

Kabupaten/Kota yang bersangkutan;

c. objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan

kepentingan umum;

d. objek pajak bukan merupakan objek pajak propinsi dan/atau objek

pajak pusat;

e. potensial memadai;

f. tidak memberikan dampak ekonomi yang negative;

g. memerhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat;

h. menjaga kelestarian lingkungan.

3. Fungsi Pajak Daerah

Sebagaimana fungsi pajak pada umrnmnya, pajak daerah

mempunyai fungsi utama namun yang membedakan pajak pada umumnya

di peruntukkan untuk negara sedangkan pajak daerah untuk daerah sebagai

pendapatan asli daerah.

24

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

4. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Daerah

Dalam pemungutan pajak daerah, terdapat suatu istilah yang

kadang disamakan walaupun sebenamya memiliki pengertian yang

berbeda, yaitu subjek pajak dan wajib pajak. Dalam beberapa jenis pajak,

seperti pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air, subjek pajak

identik dengan wajib pajak, yaitu setiap orang atau badan yang memenuhi

ketentuan sebagai subjek pajak diwajibkan untuk membayar pajak secara

otomatis menjadi wajib pajak.

5. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan

Tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang

terutang paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah saat terutangnya pajak.

Surat ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang

Bayar, Surat Ketetapan pajak Daerah kurang Bayar Tambahan, Surat

Tagihan Pajak daerah, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan

Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang

harus dibayar ditambah dan harus dilunasi dalarn jangka waktu paling

lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan. A.tas permohonan wajib

pajak, kepala daerah dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak

untuk mengangsur atau menunda pembayaran p11jak, dengan dikenakan

bunga sebesar 2% ( dua persen) sebulan setelah memenuhi persyaratan

yang telah ditentukan. Dan tata cara pembayaran, penyetoran, tempat

pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayamn pajak diatur dengan

Keputusan Kepala Daerah.

25

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

6. Sistem Pemungntan Pajak Daerah

Sistem pemungutan pajak daerah dapat dibagi menjadi dua yaitu

sistem official assesment dan sistem self assasment, yaitu:

a. Sistem official assesment

Pemungutan pajak daerah berdasarkan penetapan Kepala Daerah

dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau

dokumen lainnya yang dipersamakan. Wajib pajak setelah menerima

SKPD atau do;.:umen lain yang dipersamakan tinggal melakukan

pembayaran menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) pada

kantor pos atau bank persepsi. Jika wajib pajak tidak kurang

membayar akan ditagih menggunakan Surat Tagihan Pajak Daerah

(STPD).

b. Sistem self assesment

Wajib pajak menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak

daerah yang terutang. Dokumen yang digunakan adalah Surat

Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). SPTPD adalah formulir

untuk menghitung, memperhitungkan, memhayar, dan melaporkan

pajak yang terutang. Jika wajib pajak tidak atau kurang membayar

atau terdapat salah hitung atau salah tulis dalam SPTPD maka akan

ditagih menggunakan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD).

26

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

4) Perpanjangan jangka waktu sebagaimana dimaksudkan pada ayat

' (3) adalah 14 (empat belas) hari terhitung sejak berakhimya

keadaan diluar kekuasaan penggugat.

5) Terhadap I (satu) pelaksanaan penagiahan atau I (satu) keputusan

diajukan I (satu) surat gugatan.

9. Cara Perhitungan Pajak Daerah

Besamya pokok pajak dihitung dengan cara: mengalikan tarif pajak

dengan dasar pengenaan pajak. Cara perhitungai~ ini digunakan untuk

setiap jenis pajak daerah, yang juga merupakan dasar perhitungan untuk

semua jenis pajak pusat.

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengen=n P:a:r

D. Retribusi Daerah

1. Peugertian Retribusi

Menurut Erly Suandy (2005: 242), Retribusi adalah pemungutan

yang dilakukan oleh negara sehubungan dengan penggunaan jasa-jasa

yang disediakan oleh negara. Retribusi yang dipungut oleh pemerintah

Indonesia sekarang diatur dalam Undang-undanng Nomor 18 Tahun 1997

sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun

2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam Undang-undang

ini yang dimaksud dengan retribusi adalah pungut:m sebagai pembayaran

29

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerab dengan objek sebagai

berikut:

a. Jasa umum, yaitu jasa untuk kepentingan dan pt:manfaatan um um serta

dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan;

b. Jasa usaha, yaitu jasa yang menganut prinsip komersial karena pada

dasamya dapat pula disediakan oleh sektor swasta;

c. Perizinan tertentu, yaitu kegiatan pemda dal.am rangka pembinaa,

pei.gaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan

ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau

fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga

kelestarian lingkungan.

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas

jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentin1;an orang pribadi atau

badan.

Ada beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini

dipungut di Indonesia adalah sebagai berikut (Siahaan, 2005: 7):

a. Retribusi merupakan pungutan yang di pungut berdasarkan undang­

undang dan peraturan daerah yang berlaku;

b. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintah daerah;

c. Pihak yang membayar retribusi mendapatkan kontraprestasi (balas

jasa) secara langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang

dilakukannya;

30

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

d. Retribusi terutang apabila ada jasa yang di selenggarakan oleh

pemerintah daerah yang di nikmati oleh orang atau badan;

e. Sanksi yang dikenakan pada retribusi daerah adalah sanksi secara

ekonomi, yaitu jika tidak membayar retribusi, tidak akan memperoleh

jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Retribusi daerah merupakan bagian dari P•endapatan Asli Daerah

(PAD) yang diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan

penyelenggaraan pemerintah dan meraklkan kes<)jahteraan masyarakat.

Daerah kabupaten/kota diberi kewenangan dalam menggali potensi

sumber-sumber keuntungannya dengan menetapkan jenis retribusi selain

yang telah di tetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.

2. Objek Retribusi Daerah

Objek retribusi daerah terdiri dari:

a. Jasa umum, yaitu berupa pelayanan yang disudiakan atau diberikan

Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum

serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan;

b. Jasa usaha, yaitu berupa pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah

Daerah dengan menganut prinsip komersial;

c. Perizinan tertentu, yaitu kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam

rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang

dimaksndkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan

pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber

31

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

daya alam, barang, prasarana, saran, atau fasilitas tertentu guna

melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

3. Subjek Retribusi Daerah

Subjek retribusi daerah sebagai berikut:

a. Retribusi jasa umum adalah orang pribadi arau badan yang

menggunakanlmenikmati pelayanan jasa um um yang bersangkutan.

b. Retribusi jasa usaha adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakanlmenikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.

c. Retribusi perizinan tertentu adalah orang pribadi atau badan yang

memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daera.h.

4. Petunjuk Teknis Pemungutan Retribusi Daerah

Menurut Dispenda DKI Jakarta (2008:36), terdapat beberapa

pertimbangan untuk menyusun petunjuk teknis pemungutan retribusi

daerah, sebagai berikut:

a. Adanya perbedaan karakteristik pelayanan yang ada pada masing­

masing unit SK.PD pemungut retribusi, yang ~.alah satunya berakibat

adannya perbedaan sarana pemungutan retribusi daerah, dimana ada

SK.PD yang memakai Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKPD) dan

yang memakai karcis.

b. Diperlukannya kepastian hukum atas kewenangan petugas pelaksana

pemungutan retribusi daerah untuk menghindari adanya pelanggaran

administrasi.

32

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Tabel 2.1 Petunjuk Tekuis Pemungutan JR.etribusi

70 Tahun 2007

79 Tahun 2007

80 Tahun 2007

86 Tahun 2007

87 Tahun 2007

88 Tahun 2007

89 Tahun 2007

96 Tahun 2007

I 09 Tahun 2007

110 Tahun 2007

111 Tahun 2007

117 Tahun 2007

118 Tahun 2007

l I 9 Tahun 2007

120 Tahun 2007

121 Tahun 2007

122 Tahun 2007

139 Tahun 2007

154 Tahun 2007

Petuajuk Teknis Pemungutan Retribusi Daerah Pelayanan Pertanian dan K1:hutanan Petunjuk Teknis Pemungutan Retribusi Daerah Pelayanan Ke endudukan clan Catalan Si il Petunjuk Tenis Pernungutan Retribusi Daerah Pela anan Ke ariwisataan Petuajuk Teknis Pernungutan Retribusi Daerah Pela anan Penan Ian an Baba a Kebakaran Petunjuk Teknis Pemungutan Retribusi Daerah Pela anan keolahra aan Petunjuk Teknis Pernungutan Retribusi Daerah Pela anan Pertamban an Petunjuk Teknis Pemungilan Retribusi Daerah Pela anan Perindustrian dan Perda an an Petunjuk Teknis Pernungutan Retribusi Daerah Pela anan Pertamanan Petunjuk Teknis Pemungutan Retribusi Daerah Pela anan Taman Mar asatwa Ra unan Petunjuk Teknis Pemunguitan Retribusi Daerah Pela anan Kebersihan Petunjuk Teknis Pemungu1tan Retribusi Daerah Pelayanan Ketertiban, Ketentrarnan dan Perlindun an Mas arakat Petunjuk Teknis Pemungutan Retribusi Daerah Pelayanan Pemakaian FasiJiitas Bangunan Milik Pemerintah Daerah Petuajuk Teknis Pemungutan Retribusi Daerah Pela anan Perumahan Petunjuk Teknis Pernungutan Retribusi Daerah Pela anan Peke · aan Umum Petunjuk Teknis Pernungulan Retribusi Daerab Pela anan Pen elola Lin kun an Hidu Petunjuk Teknis Pemungulan Retribusi Daerah Pela anan Planetarium dan Observatoriurn Petunjuk Teknis Pemungu1an Retribusi Daerah Pela anan Petemakan, Perikanan dan Kelautan Petunjuk Teknis Pernungu1an Retribusi Daerah Pela anan Tata Kota Petunjuk Teknis Pemungu1an Retribusi Daerah Pelayanan Penerangan Jalan Umum clan sarana Jarin an Utilitas

33

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

tentang Retribusi Daerah Paasal 12 menyebutkan bahwa tata cara

pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan Kepala Daerah.

Pemungutan retribusi daerah tidak dapat diborongkan. Retribusi

dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan. (Dipenda Propinsi DKI Jakarta).

6. Cara Perhitungan Retribusi Terhutang

Besamya retribusi yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang menggunakan jasa atau perizinan tertentu dihitung dengan cara

mengalikan t&ri pajak dengan tingkat penggunaan jasa. Dengan demikian,

besamya retribusi yang terutang dihitung berdasarkan tarif retribusi dan

tingkat penggunaan jasa dengan rum us berikut ini:

Rotrib'"i T<ruffiog " T>rif Rctrib'"i 'fagh• =" J,~ I

a. Tingkat Penggunaan Jasa

Tingkat penggunaan jasa dapat dinyatakan senagai kuantitas

penggunaan jasa sebagai dasar alokasi beban bi:aya yang dipikul daerah

untuk penyelenggaraan jasa yang bersangkutan. Misalnya: beberapa

kali masuk tempat rekreasi, beberapa kali/berapajam parkir kendaraan.

Akan tetapi ada pula penggunaan jasa yang tidak dapat dengan

mudah diukur. Dalam ha! ini tingkat penggunaan jasa mungkin perlu

tingkat berdasarkan rumus. Misalnya: mengenai izin bangunan, tingkat

penggunaan jasa dapat ditaksir dengan rumus yang didasarkan atas luas

35

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

tanah, luas lantai bangunan, jumlah tingkat lbangunan, dan rencana

penggunaan bangunan.

b. TarifRetribusi

Tarif retribusi adalah nilai rupiah atau presentase tertentu yang

ditetapkan dalam perda l tahun 2006 tentang retribusi daerah. Tarif

dapat ditentukan sergam atau dapat diadakan perbedaan mengenai

golongan tarif sesuai dengan prinsip dan sasaran tarif tertentu,

misaluya: perbedaan retribusi tempat rekreasi antara anak Jan dewasa,

retribusi parkir antara sepeda motor dan mobil, retribusi pasar antara

kios dan los, retribusi sampah antara rumah tangga dan industry.

Besamya tarif dapat dinyatakan dalam rupiah per unit tingkat

penggunaan jasa.

7. Peoetapao dao Pembayarao Retribusi

Menurut Dipenda Provinsi OKI Jakarta (2008: 40) penetapan dan

pembayaran retribusi daerah sebagai berikut:

36

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Gambar2.1 Mekanisme Penetapan dan Pembayaran Retribnsi Daerah

· --- --- -- - --:--· ----:-;:::~: --·: _=·:;:·::i)'.'-;ii:·;;,?~t;1_:;1;f~{;~~;~;y~~Z;}

•···.· ··M.·.· .. ·.e.·.k·.·an.·is .. me Penetapan clan Pembayanm Ret:fiti···u· si'.J··. · . Daerah · ·

":?::{::~(:.-)_;,_=1;.;:>>'; ,:.- ': /::.- ,_' - ---- -- ,. ' -·- - --·' -- _,. - ' ---

7. Pelayanan

l'KRDAsli

Gubemur ""'':·;c:'::1•C•\ DKI Jakarta Biro

Wajib Retribusi

1 Keuangan

11. Permohonan ~ Retribusi Laporan Penetapan

••·· J (BKP) ""'-..~j~- .__......., & Pembayaran

2. SKRD I Laporan ~----------~

Lembar 1,2,3,4

3. Pernbayaran

Dengan Menggunakan SKRD

' KPKD

4. SKRDAsli

Penetapan &

Pcmbayaran

6. SKRD Tembusan

I I

Dipenda

i 5. SKRD Tembusan J..........~---------'

....;.._,.;.-~-----'

Sumber: Dipenda Propinsi OKI Jakarta

37

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Catalan:

1. Jatuh tempo pembayaran SKRD 30 hari sejak diterbitkan;

2. Surat peringatan diterbitkan 7 (tujuh) hari sebelum SKRD jatuh tempo;

3. Surat teguran diterbitkan 7 (tujuh) hari setelah SKRD jatuh tempo;

4. SKRD tidak dibayar tepat waktu diterbitkan strd dengan sanksi 2% per

bu Ian;

5. SKRD di isi sesuai dengan ayat penerimaan.

8. Daluwarsa Retribusi Daerah

Batas daluwarsa dari retribusi daerah adalah 3 tahun kecuali wajib

pajak melakukan tindak pidana retribusi daerah. Jangka waktu 3 tahun

ditangguhkan jika:

a. Diterbitkan surat teguran;

b. Ada pengakuan utang retribusi dari wajib netribusi secara langsung

maupun tidak langsung.

E. Efektivitas

Efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan

oleh suatu pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Semakin besar output

yang kontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit tersebut.

Efesiensi dan efektivitas berkaitan satu sama lain, merupakan setiap

pusat tanggung jawab harus efektif dan efisien, dimana, organisasi harus

mencapai tujuannya dengan cara optimal. Suatu pusat tanggung jawab yang

menjalankan tugasnya dengan kosumsi terendah atas sumber daya, mungkin

akan efisien, tetapi jika output yang dihasilkannya gaga! dalam memberikan

38

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

kontribusi yang memadai pada pencapaian cita-cita organisasi, maka pusat

tanggung jawab tersebut tidaklah efektif. Jika suatu depatermen kredit

menangani pekerjaan dokumen yang berkaitan dengan penunggakan rekening

pada biaya yang rendah perunitnya, maka departemen tersebut efisien; namun

jika, pada bersamaan, departemen tersebut gaga! dalarn menagih (atau terlibat

dalam pertentangan yang tidak perlu dengan para. konsumennya), maka

departemen tidaklah efektif. (Robet Antony, 2005: 174).

F. Kcrangka Pemikiran

Target

•• Tingkat

Efektivitas Pemungutan

Pajak

Gambar2.2 Kerangka pemikiran

Tingkat Efektifitas

. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

ReaJigasi

·-

Tingkat Efektivitas

Pemungutan Retribusi

39

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

G. Hipotesis

G~j Tingkat efektivitas Pemungutan pajak berpengaruh terhadap

PAD.

Ha2 = Tingkat efektivitas pemungutan retribusi berpengaruh terhadap

PAD.

Ha3 = Tingkat pemungutan pajak dan retribusi daerah berpengaruh

secara bersama-sama terhadap PAD.

40

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

BAB ID

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Liugkup Penelitian

Dalam pembuatan skripsi ini penulis melakukan penelitian di Dinas

Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta JI. Abdul Muis No.66 Jakarta Pusat.

Dalam skripsi ini penulis membahas Analisis Efektivitas Pemungutan Pajak

dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asl:i Daerah Pada Dinas

Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan pajak daerah dan retribusi daerah selama lima (5) tahun, yaitu

periode 2003 sampai 2007di Dinas Pendapatan Asli Daerah Provinsi DKI

Jakarta sedangkan metode penetuan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan pengambalian data

tertentu yang dianggap sesuai dan terkait dengan penelitian yang akan

dilakukan.

41

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengumpulkan data dengan metode:

I. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi awal tentang

permasalahan yang ada, sehingga penulis dapat mementukan permasalahan

atau variabel apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran yang

lebih lengkap, maka penulis perlu melakukan wawancara dengan para

pegawai yang terkait guna memperoleh informasi yang diperlukan dalam

penelitian.

2. Observasi

Pengamatan langsung atas dokumen-dokumen yang digunakan dalam

rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian.

3. Metode Kepustakaan

Untuk dapat memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar dapat

memecahkan permasalahan, maka penulis mengadakan penelitian

kepustakaan dengan mempelajari dan mengumpulkan data melalui buku­

buku, jumal perpajakan, jumal akuntansi, literature, artikel, Undang­

undang Perpajakan, data dari internet dan bacaan yang berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilakukan.

42

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

D. Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan adalah dengan metode analisis

Deskriptif, yaitu dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan data,

menginterprestasikan data, dan menjabarkan data sehingga memberikan

gambaran yang objektif dari masalah yang dianalisis melalui wawancara,

observasi dan kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik melalui

pendekatan "Regresi Berganda" untuk melihat seberapa besamya pemungutan

p.:jak dan retribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan

Daerah Provinsi OKI Jakarta.

1. Uji Normalitas

Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam sebuah model

regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model rngresi yang baik adalah

distribusi data normal atau mendekati no1T.1al. Deteksi normalitas dengan

melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar

pengambilan keputusan: jika data yang menyebar disekitar diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi mengikuti asumsi

normalitas, sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan

atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas. (Santoso, 2002: 211 ).

43

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

2. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinearitas

Multikoliniearitas berarti antara variabel bebas yang satu dengan variabel

bebas yang lain dalam model regresi sating berkorelasi linear. Biasanya,

korelasinya mendekati sempuma atau sempuma (koefisien korelasinya

tinggi atau bahkan satu). Deteksi tersebut dapat dHihat dari VIF (Variance

Inflation Factor) dan TOL (Tolerance). Jika nilai VIF tidak lebih dari 5

dan nilai TOL tidak kurang dari 0.1 maka dapat dikatakan terbebas dari

multikoliniearitas (Dwi Prayatno, 2008).

b. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti variansi (varians) variabel tidak sama untuk

semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak

random (acak) tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai

dengan besamya satu atau lebih variabel bebas. Adanya

heteroskedastisitas dalam regresi dapat diketahui dengan menggunakan

beberapa cara. Cara yang penulis gunakan adalah dengan melihat grafik

Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat

ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot climana sumbu X adalah

residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di Studentized.

Dasar pengambilan keputusan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang

ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika

44

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyeibar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisita.

c. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakalh dalam sebuah model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan. Pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada problem autokorelasi. Suatu model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menget..ihui ada

tidaknya autokorelasi perlu juga dikemukakan hipotesis dengan bentuk

sebagai berikut:

Ho= Tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan.

Ha = Terjadinya adanya autokorelasi diantara data pengamatan.

Ada tidaknya autokorelasi dalam peneiitian ini dideteksi dengan

menggunakan uji Durbin-Watson. Ukuran yang digunakan untuk

menyatakan ada tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistic Durbin­

Watson mendekati angka 4, maka dapat dinyatakan bahwa data

pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi, dalam hal sebaliknya

maka dinyatakan terdapat autokorelasi (Dwi Prayatno, 2008).

45

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Berganda

Bertujuan untuk memprediksi besarnya variabel terikat dengan

menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya.

Adapun persamaan regresi berganda yaitu:

Y =a+ b1X1+ b2X2+ei

Dimana:

Y = Variabel dependen pendapatan asli daerah (PAD)

X1 = Variabel independent tingkat efektifitas pemungutan pajak daerah

X2 = V aria be I independent tingkat efektivitas pemungutan retribusi

daerah

a = Konstanta

e =Error

b = Angka arah atau koefesien yang menunjukkan angka peningkatan

atau penurunan variabel dependent berdasarkan pada variabel

independent.

b. Uji F Statistik (Uji Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama­

sama terhadap variabel dependen untuk mengambil keputusan

hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan tingkat

kesalahan 0,05.

46

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

c. Uji t-statistik

Uji t-statistik digunakan untuk mengetalmi pengaruh masing­

masing variabel independen secara residual terhadap variabel

dependen. Untuk mengetahui ada atau tida,knya pengaruh masing­

masing variabel-variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 0.05. Jika nilai

propability t lebih besar dari 0.05 maka tidak ada pengaruh dari

variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi

tidak signifikan), sedangkan jika nilai propability t lebih kecil dari

0.05 maka terdapat pengaruh dari variabd independen terhadap

variabel dependen (koefisien regresi signifikan).

d. Uji R2 atau r2 (Koefesien Determinasi)

Uji koefesien determinasi dignnakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel independent (pajak dan retribusi) terhadap

variabel dependent (pendapatan asli daerah) yaitu mengkuadratkan

koefesien korelasi. Jika R-square adalah sebesar I berarti fluktuasi

variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel

independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi

variabel dependen. Nilai R-square berkisar hampir I, berarti

semakin kuat kemampuan variable indepernden dapat menjelaskan

variabel dependen. Sebaliknya jika nilai R-square semakin

mendekati angaka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel

independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen.

47

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

4. Pengulmran Tingkat Efektivitas Pajak dan Retribusi Terhadap

PAD

Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan antara realisasi

dengan target yang direncanakan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan

rnenentukan urutan prioritas pengingkatan faktor-faktor yang

rnernpengaruhi penerirnaan pajak. Rurnus yang digunakan untuk

rnengukur tingkat efektivitas pemungutan pajak dan retribusi adalah

sebagai berikut:

f{ealisasi Efektivitas = x 100%

Target

Adapun pengukuran yang digunakan untuk rnengetahui tingkat

efektivitas pemungutan pajak dan retribusi terhadap PAD sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Pengukuran Tingkat Pcmungutan Pajak dan Retribusi Terhadap PAD

Nilai I Kriteria ·-

95,00%- 100,00% I Sangat Efektif (SE) 80,00% - < 94,00% I Efektif (E) I 68.00% _ < 79,00% I Cukup Efektif (CE) 56.00% - < 67,00% I Ku rang Efektif (KE)

L 0,00% - < 55,00% I Tidak Efektif (TE) -~

Setiap unsur pemungutan pajak dan retribusi dinilai berdasarkan tingkat

efektivitas yang diberi nilai sehingga diperoleh angka yang menggambarkan

tingkat pernungutan pajak dan retribusi, yaitu dengan menggunakan tingkat

48

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

kesesuaian anatara kedua variabel yang menjadi penentu urutan prioritas

faktor yang mempengaruhi pemungutan pajakdan retribusi terhadap PAD.

Penerimaan pajak dan retribusi yang tinggi merupakan harapan dari

kantor/institusi pajak dengan realisasi yang diberikan Dispenda DK! Jakarta.

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel dalam penulisan skripsi ini adalah:

I. Pajak dan retribusi adalah pemungutan yang dikenakan oleh pernerintah

kepada rakyat atau masyarakat. Pajak merupakan pungutan yang dapat

dipaksakan pemerintah dan hasil pemungutannya tidak berdarnpak

langsung kepada masyarakat, sedangkan retribusi pungutan langsung

kepada masyarakat dan hasil dari pungutannya juga langsung kepada

1nasyarakat.

2. Target dan realisasi pendapatan pajak dan retribusi merupakan target

yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dan kenyataan yang diterima dari

pajak dan retribusi yang diterima pada periode tertentu.

3. Untuk melihat tingkat efektivitas pernungutan pajak dan retribusi apakah

realisasi melebihi atau kurang dari target pendapatan asli daerah (PAD).

4q

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Um nm Objek Penelitian

l. Sejarah Singkat Dipenda Provinsi DKI Jakarta

Dinas Pendapatan Daerah Propinsi DKI Jakarta sesuai tugas dan

tanggungjawabnya telah dibentuk sejak tanggal 11 September 1952

yang pada waktu itu disebut Kantor Urusan Pajak. Sesuai dengan

perkembangannya telah berubah berapa kali nama maupun struktur

organisasinya yang disesuaikan dengan kondisi pada waktu itu.

Sampai dengan tahun 1966 unit k'erja yang menangani

pendapatan di daerah DK! Jakarta bemama Urusan Pendapatan dan

Pajak sebagai salah satu bagian dari Direktorat Keuangan DKI

Jakarta.

Pada tahun 1968, status urusan p,endapatan dan pajak

ditingkatkan menjadi Dinas Pajak dan Pendapatan DK! Jakarta.

Berdasarkan Keputusan Gubernur DK! Jakartm Nomor 163/2.48.1968

tanggal 3 September 1968 tentang perubahan atau peningkatan status

urusan Jakarta sebagai instansi atau Lembaga Penerimaan Daerah

yang menangani kegiatan, diatur perubahan dan penyempurnaan

Nama dan Struktur Organisasi Dinas Pajak dan Pendapatan DK!

50

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Jakarta. Selanjutnya disempurnakan lagi dengan Keputusan Gubernur

No. 431 Tahun 1977 Tanggal 10 Juni 1977.

Sesuai dengan ketentuan pasal 49 Undang-undang No. 5 tahun

1974 tentang pokok-pokok penerimaan di daierah, yang menetapkan

bahwa pembentukan, susunan organisasi dan formasi Dinas Daerah

ditetapkan dengan peraturan daerah sesuai dengan pedoman yang

diterapkan Mendagri, maka dikeluarkan Perda No. 5 tahun 1983

tanggal 6 Oktober 1983 tentang pembentukan Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Dipenda Provinsi DKI Jakarta yang sekaligus merubah

status dan sebutan dari Dinas Pajak dan Pemdapatan DKI Jakarta

menjadi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan

Keputusan Mendagri Nomor 84 tahun 1995 tentang Pedoman

Organisasi dan Tata Kerja Dipenda Provinsi DKI Jakar'.a, maka Perda

Nomor 5 Tahun 1983 diganti dengan Perda Nomor 9 tahun 1995

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dipenda Provinsi DKI Jakarta.

Untuk menindak lanjuti Perda Nomor 9 tahun 1995 tersebut,

Gubernur Kepala Daerah Provinsi DKI Jakruta telah mengeluarkan

Keputusan Nomor 1926 tahun 1996 tentang Rincian Tugas,

Wewenang dan Tanggung jawab seksi-seksi dan sub-bagian di

lingkungan Dipenda Provinsi DKI Jakarta.

Dengan semakin meningkatnya usaha pembangunan disegala

bidang yang merupakan tugas pokok pemerintah daerah sebagai

51

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

perwujudan dari otonomi nyata dan bertanggung jawab, perlu

diserasikan dengan adanya usaha pemupukan dan adanya daya untuk

membiayai usaha pembangunan, kedudukan, tugas dan fungsi aparat

penghimpun pendapatan daerah sangat penting sebagai penunjang

usaha pembangunan daerah.

2. Visi dan Misi Pendapatan Daerah Provinsi IIKI Jakarta

a. Visi

Menjadikan Dinas Pendapatan Daerah (PAD) sebagai organisasi

yang efesien, efektif dan transparan dalam pemungutan pendapatan

daerah melalui pelayanan prima dengan dukungan aktif

masyarakat.

b. Misi

I) Menyelenggarakan pemungutan pendapatan daerah.

2) Mengadakan koordinasi dengan instansi lain dalam

perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian pemungutan

pendapatan daerah.

3) Melaksanakan kegiatan pemungutan pendapatan daerah dengan

prinsip proposionalisme, transparan dan pelayanan prima.

4) Memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dengan

prinsiftransparan dan akuntabel.

5) Menciptakan kemudahan, keterbukaan keadilan, kepastian dan

tanggung jawab dalam kegiatan pemungutan.

52

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

6) Mendorong dan menciptakan partisipasi alctif masyarakat

dalam pengawasan pemungutan pendapatan daerah.

7) Peningkatan proposionalisme aparat dengan memanfaatkan

teknologi informasi dalam kegiatan pemungutan pendapatan

daerah.

3. Kedudukan, Tugas dan Fuugsi

Menurut Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2001 dan Keputusan

Gubernur Nomor 29 tahun 2002, sebagai berikut:

a. Kedudukan

Unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang pendapatan

daerah yang dipimpin oleh Seseorang Kepala Dinas yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi DKI

Jakarta melalui Sekretaris Daerah dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten keuangan.

Lebih lengkapnya kedudukan Dinas Pendapatan Daerah

Propinsi DKl Jakarta sebagai berikut:

I) Dinas Pendapatan Daerah merupakan unsur pelaksana

pemerintah daerah dibidang pendapatan daerah.

2) Dinas Pendapatan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala

Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Gubemur melalui Sekretaris Daerah.

53

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

3) Dinas Pendapatan Daerah dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya dikoordinasikan oleh Asi:lten Keuangan.

b. Tugas Pokok

Din as pendapatan daerah mempunyai tu gas

menyelenggarakan pemungutan pendapatan daerah dan

mengadakan koordinasi dengan instansi lain dalam perencanaan,

pelaksanan serta pengendalian pemungutan pendapatan daerah.

c. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas

Pendapatan Daerah Provinsi DK! Jakarta mempunyai fungsi:

I) Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah.

2) Penyusunan rencana dan progran1 kegiatan dibidang

pendapatan daerah.

3) Penelitian, pengkajian, evaluasi, penggalian dan pengembangan

pendapatan daerah.

4) Pembinaan pelaksanaan kebijakan pelayanan dibidang

pendapatan daerah.

5) Penyelenggaraan pelayanan dan pemungutan pendapatan

daerah.

6) Pengkoordinasi pemungutan dana perimbangan.

7) Pemberian izin di bidang pendapatan daerah.

54

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

8) Evaluasi, pemantauan dan pengendalian pungutan pendapatan

daerah.

9) Pengelolaan dukungan teknis dan administrasi.

I 0) Pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan suku dinas, unit

pelayanan Pajak Kendaraan Bennotor (PKB) dan Bea Balik

Nama Kendaraan Bennotor (BBN-KB).

4. Struktur Organisasi

Berdasarkan peraturan daerah Nomor 29 tahun 2002 tentang

bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah

Provinsi DK.I Jakarta terdiri dari:

a. Kepala Dinas, mempunyai tugas:

I) Memimpin pelaksanaan tu gas dan fungsi sebagai perumus

kebijakan teknis, menyusun renl;lllla dan program kegiatan,

meneliti, mengkaji, mengevalua:si, menggali dan

mengembangkan pendapatan daerah, membina pelaksanaan

kebijakan pelayanan, mengkoordinasikan pelaksanaan

pemungutan dana perimbangan, memberi izin tertentu,

mengelola dukungan telrnis dan administrasi.

2) Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan bagian,

subdinas, suku dinas, unit pelaksanaan teknis daerah dan

kelompok jabatan fungsional.

55

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

b. Wakil Kepala Dinas, mempunyai tugas:

I) Membentuk kepala dinas dalam memimpin pelaksanaan tugas

dan fungsi.

2) Menyelenggarakan koordinasi dan pengendalian atas

pelaksanaan segala kebijakan yang ditetapkan Kepala Dinas.

3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

4) Mewakili Kepala Dinas apabila Kepala Dinas berhalangan

dalam melaksanakan tugasnya.

c. Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas:

I) Menyelenggarakan urusan ketatausahaan, keuangan,

kepegawaian, perlengkapan dan penyusunan program serta

kerumahtanggaan.

2) Menyusun kebijakan teknis dibidang administrasi umum,

melaksanakan urusan surat menyurat dan kearsipan,

melaksanakan urusan kerumahtanggaan, mengelola urusan

keuangan, menyusun rencana kegiatan dan program Kerj a

Dinas, melaksanakan urusan kepegawaian, melaksanakan

urusan perlengkapan.

Bagian tata usaha terdiri dari:

(a)Subbagian umum;

(b)Subbagian keuangan;

( c) Subbagian kepegawaian;

56

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

( d) Subbagian perlengkapan.

d. Subdinas Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah,

mempunyai tugas:

l) Menyusun rencana penerimaan daerah dan rencana strategi,

program kerja dan rencana kegiatan, merumuskan standar

kinerja dan standar sarana administrasi pungutan Dipenda serta

melaksanakan penelitian pengembang.an potensi dan sistem

pemungutan p1;,ndapatan daerah.

2) Menyusun program kerja dan rencana kegiatan Dinas

Pendapatan Daerah, mengkoordinasi dan menyusun rencana

strategi dan rencana penerimaan pendapatan daerah,

melaksanaan penelitian dan mengembangan potensi, sistem dan

prosedur pendapatan daerah, menganalisa data dan informasi

yang berhubungan dengan pendapatan daerah, menyusun

standar laporan akuntabilitas kinerja di lingkungan Dinas

Pendapatan Daerah.

3) Menyusun standar pemungutan pajak dan retribusi daerah,

meneliti dan mengkaji organisasi dan manajemen, menyusun

standar perhitungan potensi pajak dan retribusi serta

merumuskan tata cara pemeriksaan manual per jenis pajak

daerah.

57

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Subdinas perencanaan dan pengembangan pendapatan

daerah terdiri dari:

(a)Seksi perencanaan;

(b)Seksi penelitian dan pengembangan.;

( c) Seksi analisis potensi dan standarisasi pajak daerah;

(d)Seksi analisis potensi dan standarisasi retribusi daerah.

e. Subdinas Peraturan Pendapatan Daerah dan Penyuluhan,

mempunyai tugas:

1) Melaksanakan inventarisasi dan dokumentasi, evaluasi dan

pengkajian, serta perumusan produk peraturan perundang­

undangan pendapan daerah dan yang berkaitan pemprosesan

penyelesaian keberatan, banding dan gugatan pajak daerah dan

retribusi daerah.

2) Melakukan penyuluhan dan pemlberian izin tertentu,

merumuskan naskah kerjasama dengan linstansi terkait.

Subdinas peraturan pendapatan daerah dan penyuluhan

terdiri dari:

(a) Seksi dokomentasi peraturan pendapatan daerah;

(b) Seksi pengkajian dan penyuluhan peraturan pajak daerah;

(c) Seksi pengkajian dan penyuluhan peraturan retribusi

daerah;

( d) Seksi pengkajian dan penyuluhan peraturan dan bagi has ii

pajak dan pendapatan lain-lain;

58

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

( e) Seksi penyuluban pendapatan daerah.

f. Subdinas Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak,

mempunyai tugas:

1) Melaksanakan pengendalian dan koordinasi penerimaan bagi

hasil pajak, bagi hasil bukan pajak dan pendapatan lain-lain

dari penerimaan pusat.

2) Menyusun program kerja dan rencana kegiatan di bidang bagi

basil pajak dan bagi basil bukan pajak, melaksanakan

pengendalian dan koordinasi dengan instansi terkait dalam

rangka intensifikasi dan ekstensifikasii pemungut bagi basil

pajak dan bagi basil bukan pajak serta pendapatan lain-lain,

penatausahaan penerimaan bagi basil pajak dan bagi basil

bukan pajak serta pendapatan lain-lain.

Subdinas bagi hasi pajak dan bagi basi bukan pajak terdiri dari:

(a) Seksi data dan informasi;

(b) Seksi bagi basil Pajak Bumi dan Bangunan;

( c) Seksi bagi basil Bea Peroleban Hak Atas Tanab dan

Bangunan, dan Pajak Pengbasilan;

( d) Seksi bagi basil bukan Pajak dan pendapatan lainnya.

g. Subdinas Pengendalian, mempunyai tugas:

I) Melaksanakan pengendalian terbadap pelaksanaan rencana

strategi, program kerja dan rencana kegiatan, rencana

59

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

penerimaan pendapatan daerah, rencana anggaran belanja

dipenda, dan kegiatan pemungutan pendapatan asli daerah dan

dana perimbangan serta melakukan analisis dan evaluasi

laporan akuntabilitas kinerja serta mengkoordinasikan tindak

lanjut hasil pemeriksaan.

2) Melaksanakan legalisasi sarana administrasi pemungutan pajak

daerah dan retribusi daerah, mengbimpun dan menyusun

laporan pelaksanaan program kerja dan rencana kegiatan serta

laporan akuntabilitas kinerja dipenda.

Subdinas pengendalian terdiri dari:

(a) Seksi dokumentasi dan pelaporan;

(b) Seksi pengendalian pemungutan pajak daerah;

( c) Seksi pengendalian pemungutan retribusi daerah;

( d) Seksi pengendalian kinerja.

h. Subdinas Pemeriksaan Pendapatan Daerah, mempunyai tugas:

I) Melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan terhadap objek

pajak dan subjek pajak serta melakukan koordinasi dengan

instansi terkait dalam rangka penyidikan dan penertiban objek

dan subjek pendapatan daerah.

2) Menyusun program kerja dan rencana kegiatan di bidang

pemeriksaan pendapatan daerah dan mengkaji dan merumuskan

60

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

3) Menyajik:an dan mendistribusikan data dan infonnasi pajak

daerah.

Subdinas infonnasi pendapatan daemh terdiri dari:

(a) Seksi penatausahaan infonnasi;

(b) Seksi informasi pajak daerah;

( c) Seksi infonnasi retribusi daerah dan pendapatan Iain-lain;

( d) Seksi infonnasi bagi has ii pajak dan bagi buk:an paj ak.

j. Suku Dinas Pendapatan Daerah, memp1.myai tugas:

I) Menyusun program kerja dan rencana kegiatan, melaksanak:an

pemungutan pajak daerah, menerbitkan izin tertentu,

melaksanakan penegakkan ketentuan peraturan perundang­

undangan perpajakan daerah serta mdaksanakan koordinasi

pemungutan pendapatan daerah dengan instansi terkait.

2) Pendataan dan pemeriksaan subjek dan objek pajak daerah,

penatausahaan penetapan, pembayaran dan tunggakan pajak

daerah, penatausahaan objek dan subjek pajak daerah,

penetapan besamya pajak daerah, penerbitan izin tertentu

dalam bidang perpajakan.

3) Penagihan pasif atas piutang pajak daerah, penyelesaian

permohonan keberatan sesuai dengan kewenangannya,

penertiban dan/atau penyegelan atas pelanggaran peraturan

perundang-undangan pajak daerah, melaksanak:an legalisasi

62

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

tanda masuk/karcis hiburan, bonlbill penjualan, reklame, rumah

penginapan dan/atau rumah makan, :;erta dokumen lainnya

yang dipersamakan.

4) Melaksanakan koordinasi pemungutan pendapatan daerah

dengan instansi terkait di lingkungan kotamadya, pembinaan

teknis pada seksi dinas pendapatan daer.ah kecamatan.

Suku dinas pendapatan daerah terdiri dari:

(a) Subbagian tata usaha;

(b) Seksi penatausahaan dan pelaporan pendapatan daeral:;

( c) Seksi penetapan;

( d) Seksi penagihan dan keberatan;

( e) Seksi bagi has ii pajak, retribusi daerah, dan pendapatan

daerah lain-lain;

(f) Seksi pemeriksaan.

k. Seksi Dinas Pendapatan Daerah Kecamatan,, mempunyai tugas:

I) Menyusun program kerja dan rencana kegiatan seksi dinas

pendapatan daerah kecamatan, malakukan pendataan dan

pemeriksaan pajak daerah, menetapkan dan menerbitkan Surat

Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).

2) Menerbitkan izin reklame sesuai dengan kewenangan,

menatausahakan berkas wajib pajak, melegalisasi tanda

masuk/karcis hiburan, bonlbill penjualan dan dokumen lainnya

63

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

yang dipersamakan, menyusun daftar subjek dan objek

pendapatan daerah.

3) Menatausahakan dan menyusun daftar penerimaan pendapatan

daerah, melaksanakan penagihan pasif terhadap tunggakan

pajak daerah; menyusun daftar penetapan, pembayaran dan

tunggakan pajak daerah.

4) Malakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka

pemungutan dan penertiban pajak dimrah, membuat laporan

secara berkala semua kegiatan pada seksi dinas pendapatan

daerah kecamatan.

I. Unit Pelaksana Teknis Dinas, mempunyai tugas:

1) Di lingkungan dinas pendapatan daerah dibentuk uuit

pelaksana teknis dinas sesuai dengan kebutuhan.

2) Pembentukan, susunan organisasi dan tata kerja unit pelaksana

teknis dinas pendapatan daerah ditetapkan dengan keputusan

Gubemur.

m. Kelompok Jabataan Fungsional, mempunyai tugas:

1) Melaksanakan kegiatan dalam menunjang tu gas dan fungsi

dinas pendapatan daerah sesuai dengan keahlian dan

kebutuhan.

64

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Gambar4.1 Skruktur Organisasi Dipenda Provinsi D~l Jakarta

K!!Ol!POKJABATAI FUISIOllAL

"'"""""" """""""""' .......

"'"''"""" .......... TH'UU

Sumber: Dipenda Provinsi DKI Jakarta

""'"'"

"'" ""

"'"'

65

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

B. Penemuan dan Pembahasan

Tahun

2003

2004

2005

2006

2007

1. Efektivitas Pemungutan Pajak Daerah di Provinsi DKI Jakarta

a. Hasil Pemungutan Pajak Daerah

Perkembangan pemungutan pajak daerab dapat dilihat dari

kontribusi pemungutan pajak daerah terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Provinsi DKI Jakarta yang relatif besar jika

dibandingkan dengan hasil pemungutan retribusi daerah.

Tabel 4.1 Target dan Realisaqi Pajak Daerah di Provinsi DKI Jakarta

tahun 2003-2007 (dalam Rnt>iah)

Target Realisasi Pertarnbahan Perbandingan Realisasi (%) Realisasi

dengan Target (%)

4.101.581.626.000 4.401. 724.404.022 - 107

5.286.030.117.000 5.498.478.327.416 124,9 104

6.115.192.326.000 6.499.708.720.984 118,2 106

7.149.000.000.000 6.482.649.163.338 99,7 91

8.334.270.000.000 7.202.527.438.121 111,1 86

Jumlab 453,9 494

Rata-rata 113,4 98,8

Sumber: Pengendahan Dtpenda Provmst OKI Jakarta (data dtolah)

Perbandingan jumlah yang ditargetkar1 dengan yang terealisir

pada umumnya setiap tabun mengalami peningkatan, perbandingan

realisasi dengan target rata-rata mencapai 98,8% pertabun yang

menunjukkan tingkat pemungutan pajak sangat efektif terhadap

PAD. Perbandingan realisir dengan target dalam penerimaan pajak

66

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

daerah terbesar terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar Rp. I 07%

sangat efektif atau dapat dikatakan bahwa target sebesar Rp.

4.101.581.626.000,- realisasinya sebesar Rp. 4.401.724.404.022,-.

Mengenai pertambahan realisasi penerimaan pajak daerah dari

tahun ke tahun yang nampaknya terns mengalami peningkatan,

dimana pada tahun 2003 realisasi pajak daerah hanya dapat

mencapai sebesar Rp. 4.401.724.404.022,- sedangkan pada tahun

2004 terjadi pertambahan sebesar Rp. 5.498.478.327.416,- maka

pertambahan realisasi penerimaan pajak daerah untuk tahWl

anggaran 2004 bila dibandingkan dengan tahun anggaran 2003 laju

pertumbuhan dapat mencapai 124,9%. Sedangkan rata-rata laju

pertumbuhan selama 5 periode tahun anggaran sebesar I 13,4%.

Untuk tahun 2007 perbandingan realisasi pcnerimaan pajak daerah

oleh dipenda tidak sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 86%

menunjukkan nilai tersebut efektif atau penerimaan pajak daerah

sebesar Rp. 7.202.527.438.121,- sedangkan target yang diharapkan

sebesar Rp 8.334.270.000.000,-.

b. Peranan Pajak Daerah terhadap PAD Provinsi DKI Jakarta

Keinginan untuk mengetahui sampai seberapa jauh peranan

Pajak Daerah pada Dipenda Provinsi DKI Jakarta terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jakarta, dapat dihitung dengan cara

membandingkan realisasi pemungutan Pajak Daerah disatu pihak

67

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

dengan realisasi penerimaan PAD dilain pihak dengan

memperhatikan tabel 4.2 berikut dapat dilihat besamya persentase

(%)Pajak Daerah terhadap PAD tahun anggaran 2003-2007.

Tabel 4.2 Persentase Sumbangan Pajak Daerah Terhadap PAD Provinsi DKI

Jakarta

Tahun Realisasi PAD Realisasi P~jak Persentase Anggaran Dae rah Realisasi Pajak

Daerah atas PAD

2003 5.470.516.836.160 4.401. 724.404f.022 . 80,47

2004 6.681.235.972.442 5.498.478.327.4 J 6 82,30

2005 7.585.060.383.845 6.499. 708. 720.984 85,70

2006 7.817.545.125.278 6.482.649.163.338 83,00

2007 8.731.096.244.968 7.202.527.438:.121 82,50

Jumlah 413,97

Rata-rata 82,80

Sumber: D1penda Provinsi OKI Jakarta (data diolah)

2. Efektivitas Pemungutan Retribusi Daerab di Provinsi DKI

Jakarta

a. Perkembangan Penerimaan rctribnsi

Penerimaan retribusi dapat dilihat dari kontribusi

penerimaan retribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Provinsi DK! Jakarta yang relatif kecil jika dibandingkan dengan

hasil pemungutan pajak daerah

68

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Distribusi penerimaan retribusi daerah Provinsi DKI Jakarta

jika dikelompokkan berdasarkan bidang urusan dapat dilihat

dibawah ini:

Tabet 4.3 Penerimaan Retribusi Provinsi DKI Jakam1 tabun 2003-2007

Bida11g 2003 3004 2005 2006 2007

Pen1erintahan 5.437.707 5.804.292 6.090.582 9.768.126 14.100.120

Ekonomi 7.709.139 7.500.278 7.913.909 22.388.165 32.621.099

Kesra 138.304. JI 9 186.316.768 133.557.574 r 46.447.111 262.598.305

Pembangunan 185.075.734 223.442.836 272.135.822 265.819.621 359.044.950

Juntlal1 336.526.699 423.064.174 419.697.888 "44.423.047 668.364.475

%Kenaikan 5,40"/o 25,71% -0,79% 5,85% 50,45%

Somber: Dtpenda Renbang Provms1 DK! Jakarta

Kontribusi penerimaan retribusi daerah terbesar berasal dari

bidang pembangunan, dan kenaikan terbesar dialami pada tahun

2007 sebagai akibat pemberlakuan Peraturan Daerah Nomor I

Tahun 2006 tentang retribusi, dengan kebijakan sebagai berikut:

I) Perubahan dasar tarif retribusi;

2) Penambahan pelayanan;

3) Pengurangan I menihilkan tarifretribusi.

b. Realisasi dan Kontribusi Retribusi Daeral~

Gambaran realisasi dan kontribusi retribusi daerah terhadap

pendapatan asli daerah (PAD) dan APBD tahun 2003-2007 dapat

dilihat pada tabel berikut ini: 69

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Tahun

2007

2006

2005

2004

2003

Tabel 4.4 Perbandingan APBD, Realisasi PAD, Retribnsi dan Persentase

Kontribnsi Realisasi Retribnsi t~irhadap PAD

APBD Realisasi PAD Kontribusi Terhadap PAD

Realisasi % Retribusi

19.883.339.189. 703 9.143.085.836.048 668.364.475.079 7,31

18.084.404.134.830 8.452.403.885.154 444.423.046.863 5,25

15.386.552.727.218 8.045.222.734.711 419.697.888.675 5,22

13.424.427.563.232 6.679.522.557.272 423.064.174.823 6,33

12.401.833.120. 716 5.470.516.836.360 336.526.699.308 6, 15

. Sumber: Dtpenda Renbang Provmst DK! Jakarta

Kontribusi realisasi penerimaan retribusi terhadap realisasi

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2003-2007 mengalami

peningkatan setelah pemberlakuan Peraturan Daerah Nomor I

Tahun 2006 yang dapat dilihat lampiran 2 dm1 3.

c. Hasil Pemungutan Retribusi Di Provinsi ]()Kl Jakarta

Untuk mengetahui perkembangan pemungutan retribusi di

Provinsi DKl Jakarta selmna lima tahun terakhir (2003-2007) dapat

dilihat dari tabel berikut ini:

70

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Tahun

2003

2004

2005

2006

2007

Tabel 4.5 Target dan Realisasi Retribnsi Di Provinsi ][)Kl Jakarta tahun

2003-2007

Target Realisasi Perbandingan Realisasi dengan

Target(%)

354.881.076.000 336.526.699.308 94,8

382.095.017.000 423.057.324.823 I I0,72

372.951.235.000 419.674.270.039 112,5

472.531.996.600 449.340.321.740 95,01

625.574.830.047 676.461. 756.557 108,13

Jumlah 521,16

Rata-rata 104,23

Sumber: Dipenda Provinsi OKI Jakarta (data diolah)

Perbandingan jumlah yang direncanakan dengan yang

terealisir pada tahun 2007 mengalami peningkatan, yaitu sebesar

108,13% atau dapat dikatakan bahwa target sebesar Rp

625.574.830.047,- realisasinya sebesar Rp 676.461.756.557.

Perbandingan rencana dan realisasi rata-rata mencapai !04,23% per

tahun yang dapat diketahui bahwa nilai pemungutan retribusi

terhadap PAD sangat efektif.

71

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

3. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Proviinsi DKI Jakarta

a. Hasil Pemungutan Pendapatan Daernb di Provinsi DIG

Jakarta

Untuk mengetahui perkembangan pemungutan pendapatan

asli daerah (PAD) di Provinsi DKI Jakarta seiama lima tahun

terakhir (2003-2007) dapat dilihat dari tabel 4.6 berikut ini:

Tahun

2003

2004

2005

2006

2007

Tabet 4.6 Target dan Realisasi Pendapatan Da€>rah Provinsi DKI

Jakarta Tahon 2003-2007

Target Realisasi Perbandingan Realisasi dan Target(%)

4.928.704.552.000 5.470.516.836.160 110,99

6.134.562.201.000 6.681.235.972.442 108,91

7.073. 742.541.677 7.585.060.383.845 107,22

8.666. 795.967. 748 7.817.545.125.278 990,20

10.290.610.986.193 8.731.096.244.968 84,84

Jumlah 502,16

Rata-rata 100,432

Sumber: Dipenda OKI Jakarta (data diolah)

Perbandingan jumlah PAD yang direncanakan dengan yang

terealisir pada tahun 2007 mengalami peningkatan, yaitu sebesar

84,84% atau dapat dikatakan bahwa target sebesar Rp

10.290.610.986.193,- realisasinya sebesar Rp 8.731.096.244.968,-.

Perbandingan rencana dan realisasi rata-rata mencapai 100,432%

72

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

per tahun yang dapat diketahui bahwa nilai pemungutan PAD

sangat efektif.

b. Target dan Realisasi pendapatan asli daerah tahun 2003-2007 dapat

dilihat dengan grafik dibawah ini:

Gambar4.2 Pertumbuhan Target dan Realisasi PAD Tabon 2003-2007

II f\1 -W0'ff;?

oil.rA PERTuMsuHAN TARGET DAN REAL1sAs1 PENDAPATAN DAE RAH

2003

TAHUN 2003 - 2007

2004 2005 TAHUN

o Tarwrt [I RoaHsasl

Sumber: Dipenda Provinsi DK! Jakarta

2000 2007

Dari data pertumbuhan target dan rnalisasi penclapatan asli

daerah dari tahun 2003 sampai clengan tahun 2005 mengalami

peningkatan sedangkan di tahun 2006-2007 mengalami penurnnan

dari target yang di rencanakan clengan yang terealisir.

73

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

C. Basil Uji Penelitian

1. Uji Normalitas

Menurut Singgih Santoso (2000:214), dasar pengambilan keputusan

normalitas sebagai berikut:

I) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

Pengujian normalitas bertujuan untuk meng1tii variabel independen

yai<u tingkat efektivitas pemungutan pajak dan retribusi, dan variabel

dependen yaitu PAD dalam sebuah mode:! regresi berdistribusi

normal atau tidak.

74

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Normal p.p Plot of Regression Standardi:zed Residual

Dependent Variable: PAD

~.o

.a 0.8

E ll.

§ 0.6 (.)

'ti ~ ~ 04 Q.

ill 0.2 0

/ 0

0

0.0•-'-+--~--~--~-~--~

0.0 0.2 0.4 0.6 O.!I 1.0

Observed Cum Prob

Gambar4.3

Grafik diatas memperlihatkan hasil dari uji normalitas dengan

menggunakan Normality Probability Plot yang menyebar disekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat

disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini sudah terdistribusi

dengan normal atau sudah memenuhi asumsi normalitas.

75

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

2. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinearitas

Deteksi terhadap multikoliniearitas dapat dilihant dari Variance

Inflation Factor (VIF) dan Tolerance (TOL).

Tabel 4.7 Multikolinearitas

Model Collinearitv StatiHtics

1 Pajak Daerah

Retrtbusi Daerah

a.Dependen Variable:PAD sumber: (data diolab)

Tolerance VIF

,342 2,928

,342 2,928

Dari tabel diatas terlihat bahwa VIF 2.928 dan TOL 0.342,

ini berarti nilai VIF adalah 2. 928 lebih kecil dari 5, sehingga bisa

diduga bahwa antara variabel independen dapat dianggap tidak

terjadi persoalan multikoliniearitas atau tepatnya hanya low

collinearity (Dwi Prayatno, 2008:41 ).

b. Heteroskedastisitas

Grafik Scatterplot dibawah ini merupakan basil uji

heteroskedastisitas untuk variabel independen yaitu tingkat

efektivitas pemungutan pajak dan retribusi, dan variabel dependen

yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan 1tji tersebut

menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar secara acak dan tidak

membentuk suatu pola, baik diatas maupun dibawah angka 0 pada

76

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

surnbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi h•eteroskedastisitas pada

model regresi. Dapat disirnpulkan bahwa h1strurnen penelitian ini

rnernenuhi asurnsi hornoskedastisitas.

' ·1.5

0

c. Autokorelasi

Scatterplot

Dependent Variable: PAD

0

0

0

-11_0 -0.s o.o o'.s

Model 1

Regression Studentized Residual

Gambar4.4

Tabet 4.8 Model Summary(b)

Durbin-Watson =i 3,050 _J

a Predictors: (Constant), Retribusi Daerah, Pajak Daerah b Dependent Variable: PAD sumber: date diolah

0

77

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Untuk mengetahui apakah terdapat a:utokorelasi bisa dilihat

pada tabel 4.8. Namun demikian secara umum bisa diambil patokan

sebagai berikut:

1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari ( 4-dL) maka

hipotesis no! ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dO), maka hipotesis no!

diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau di antara (4-dU) dan

( 4-dL ), maka tidak menghasilkan kesirnpulan yang pasti.

Rumus Uji Durbin Watson sebagai berikut:

d=~ ~ex

Keterangan:

d = nilai Durbin Watson

e =residual

3.050 = ~ (e,-es.11I ~e2x

Hasil analisis tabel Summary adalah model regresi yang baik

adalah yang bebas dari problem autokorelasi, yaitu hubungan

antara kesalahan periode t dengan kt:salahan periode t-1.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan angka D-W adalah 3.050

78

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Model

1

yang berarti berada dibawah angka 4. Dengan demikian tidak

terjadinya autokorelasi.

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Berganda

Tabel 4.9 Coefficients( a)

Unstandardized Coefficients

B Std. Error (Constant) 616119056340,714 303237064043,558 Pajak Daerah ,993 ,082 Retribusi 1,441 ,701 Daerah

Standardized Coefficients T Sia.

Beta

2,032 ,179

,874 12,079 ,007

,149 2,057 ,176

a Dependent Vanable: PAD Sumber: data diolah

Hasil analisis tabe! Coefficients' <liatas memperlihatkan

bahwa nilai constant 616119056340.714, pajak daerah 0.993 dan

retribusi daerah 1.441. Sehingga analisis regresi berganda dapat

dirumuskan seperti berikut ini:

Y = 616119056340.714 + 0.993 X1 + 1.441 X2 + e

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Konstanta sebesar 616119056340.714; artinya jika pajak (X1)

dan retribusi (X2) nilainya adalah 0, maka PAD (Y) nilainya

adalah Rp 616119056340.714.

2) Koefesien regresi variabel pajak daerah (X1), sebesar 0.993;

artinya j ika variabel independen lain nilainya tetap dan pajak

79

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

mengalami kenaikan 1%, maka PAD (Y) akan mengalami

peningkatkan sebesar Rp 0.993. Koefesien bemilai positif

artinya terjadi hubungan positif antara pajak daerah terhadap

PAD, semakin naik pajak daerah maim semakin rneningkatan

PAD.

3) Koefesien regresi variabel retribusi daerah (X2), sebesar 1.441;

artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan retribusi

daerah mengalami kenaikan 1%, maka PAD (Y) akan

mengalami peningkatkan sebesar Rp 1.441. Koefesien bemilai

positif artinya terjadi hubungan positif antara retribusi daerah

terhadap PAD, semakin naik retribusi daerah maka semakin

rneningkatan PAD.

Hal ini rnengindikasikan bahwa jik.a tidak ada variabel

tingkat efektivitas pajak dan retribusi, PAD bemilai

616119056340.714. Koefisien regresi 0.993 menyata!Glll bahwa

setiap penambahan sejumlah tingkat efektivitas pemungutan pajak

akan meningkatkan PAD sebe5ar 0.993 dan koefisien regresi 1.441

menyatakan bahwa setiap penambahan sejumlah tingkat efektivitas

pemungutan retribusi akan meningkatkan PAD sebesar 1.441.

80

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Model 1

b. Uji F Statistik (Uji Simultan)

Sum of ~uares Regression 6095959772424360000,000

Residual 21860688713988390,000

Tolal 6117820461138350000,000

Tabel 4.10 Anova<bl

di Mean ~U!!!,

2 3047979886212182000,000

2 10930344356994190,000

4

F Sia.

278,855 ,004(a)

a Predictors: (Constant), Retnbus1 Daerah, Paiak Daerah b Dependent Valiable: PAD Sumber: data diolah

Dasar pengambilan keputusan untuk uji simultan antara variabel

X dan Y adalah sebagai berikut:

I) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas 0.05 atau (sig < 0.05), maka Ha diterima dan Ho

ditolak, artinya signifikan (terdapat pengaruh yang nyata).

2) Jika nilai probabilitas sig Iebih besar dari nilai probabilitas 0. 05

atau (sig > 0.05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak

signifikan (tidak terdapat pengaruh yang nyata).

Hasil analisis pada tabel ANOVAb diatas diperoleh F sebesar

278.855 dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0.004, ini berarti nilai

probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 atau (0.004 <

0.05) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh sccara signifikan antara

pajak dan retribusi secara bersama-sama terhadap PAD. Jadi dari hasil

81

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Model

1

PERPUSTAKAAN UTAMA \ UIN SYAHID JAKARTA

analisis ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pajak dan retribusi secara

bersama-sama berpengaruh terhadap PAD.

c. Uji t-statistik

(Constant}

Pajak Daerah

Retribusi Dae rah

Tabel 4.11 Coefficients( a)

Unstandardized Coefficients

B Std. Error

616119056340,714 303237084043,558

,993 ,082

1,441 ,701

Standardized Coufficlents t Sia.

Beta

2,032 ,179

,874 12,079 ,007

,149 2,057 ,176

a Dependent Vanable: PAD sumber: data diolah

Uj i t-statistik dari has ii pengolahan data program SPSS 15

ditunjukan pada tabel Coefficientsa, da3ar pengambilan keputusan

untuk menerima atau menolak hipotesis tiap variabel independen

adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas sig lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas 0. 05 atau (sig < 0. 05), maka Ha diterima dan Ho

ditolak, artinya signifikan (terdapat pengaruh yang nyata).

b. Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0. 05

atau (sig > 0. 05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak

signifikan (tidak terdapat pengaruh yang nyata).

I) Hipotesis yang akan diuji untuk variabel tingkat efektivitas

pemungutan pajak (X1) akan dirumuskan sebagai berikut:

82

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Ha1 = Tingkat efektivitas pemungutan pajak berpengaruh

terhadap PAD.

Ho1 = Tingkat efektivitas pemungutan P<\iak tidak berpengaruh

terhadap PAD.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas dapat diketahui

bahwa variabel tingkat efektivitas pemungutan pajak memiliki sig

0.007, ini berarti nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai

probabilitas 0.05 atau (0.007 < 0.05) maka Ho ditolak, artinya

secara persial ada pengaruh signifikan antara pajak daerah terhadap

PAD. Jadi, antara tingkat pemungutan pajak berpengaruh terhadap

PAD sebesar 0.874 atau 87.4%.

2) Hipotesis yang akan diuji untuk variabel tingkat efektivitas

pemungutan retribusi (X2) akan dirumuskan sebagai berikut:

Ha2 = Tingkat efektivitas pemungutan retribusi berpengaruh

terhadap PAD.

Ho2 = Tingkat efektivitas pemungutan retribusi tidak berpengaruh

terhadap PAD.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas dapat diketahui

bahwa variabel tingkat efektivitas pemungutan retribusi memiliki

sig 0.176, ini berarti nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai

83

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

probabilitas 0.05 atau (0.176 > 0.05) maka Ho diterima, artinya

secara persial tidak ada pengaruh signifikan antara retribusi daerah

terhadap PAD. Jadi, tingkat pemungutan retribusi tidak

berpengaruh terhadap PAD dikarenakan penerimaan retribusi

daerah lebih kecil dibandingkan dengan penerimaan pajak daerah.

Pernyataan diatas konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ahmad Najib (2006), yang menunjukan bahwa hasil uji-t

statistik pada retribusi daerah terhadap PAD memiliki signifikan

0.000 jauh kecil dari 0.05, maka dalam hal ini Ha2 diterima dan

Ho2 ditolak, artinya bahwa retribusi daerah mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap PAD di Kabupaten Karawang.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul 1-!adi (2008), yang

menwtjukkan bahwa hasil dari uji-t statistik memiliki signifikan

(0.000 < 0.05), yang menunjukkan ada pengaruh yang signifikan

antara penerimaan retribusi daerah terhadap PAD di Kota Depok.

Sedangkan ada pengaruh yang dilakukan oleh Ahmad Najib

(2006), terdapat pengaruh antara retribusi daerah di Kabupaten

Karawang disebabkan karena penerimaan retribusi daerah di

Kabupaten Karawang cenderung meningkat setiap tahunnya

dikarenakan objeknya terus bertambah, hal ini senada dengan

tujuan pemungutan daerah yaitu untuk meningkatkan efektivitas

84

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

pemungutan pajak dan retribusi daerah. Jadi dapat di simpulkan

bahwa pajak dan retribusi daerah memberikan kontribusi yang

besar terhadap pendapatan daerah.

d. Uji R2 (koefesien determinasi)

Tabel 4.12 Model Summary(b)

I Adjusted H Model H R Square ! Square 1 .99B(a) ,996 l ,993

a Predictors: (Constant), Retribusi Daerah, Pajak Daerah b Dependent Variable: PAD sumber: (data diolah)

Std. Error of the Estimate

104.548.287.202,585

Karenajumlah variabel independen tidak lebih dari dua, maka

peneliti menggunakan R2 (koefisien determinasi) dan bukan

Ad.i usted R 2. Berdasarkan ta be I Model Summai/ diatas diperoleh

hasil bahwa R2 0.996. jika disajikan persenta:ienya adalah sebesar

99.6%. Angka tcrsebut mempunyai maksud bahwa variabel tingkat

pemungutan pajak dan retribusi secara bersarna dapat rnenjelaskan

sebesar 99.6% variabel PAD. Adapun sisanya sebesar 4% (100%-

99.6%) dipengaruhi atau dijclaskan oleh variabel lain yang tidak

termasuk dalam model ini. atau masuk kedalam pajak dan retribusi

daerah lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pemungutan pajak dan retribusi dapat

111e111berikan pengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD).

85

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Standard Error of Estimate (SEE) adalah sebesar

I 04.548.287.202,585. semakin kecil SEE akan membuat model

regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

86

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

A. Kcsimpulau

BABV

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

I. Tingkat efektivitas pemungutan pajak (variabel X1) yang diukur oleh

PAD (variabel Y) memiliki sig 0.007, ini berarti nilai probabilitas sig

lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05. Berdasarkan temuan penelitian

ini dapat disimpulkan bahwa, hipotesis penelitian yang menyatakan

tingkat efektivitas pemungutan pajak berpengaruh terhadap PAD

dapat diterima yaitu sebesar 0.874 atau 87.4%.

2. Tingkat efektivitas pemungutan retribusi (variabel X2) yang diukur

oleh PAD (variabel Y) memiliki sig 0.176, ini berarti nilai probabilitas

sig lebih besar dari nilai probabilitas 0.05. Berdasarkan temuan

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, hipotesis penelitian yang

menyatakan tingkat efektivitas pcmungutan r1eti"ibusi berpcngaruh

terhadap PAD ditolak.

3. Tingkat pemungutan pajak daerah (variah~I X1) dan tingkat

pemungutan retribusi daerah (variabel X2) secara bersama-sama

berpengamh terhadap PAD, diperoleh F sebesar 278.855 dengan nilai

probabilitas sig sebesar 0.004, ini berarti nilai probabilitas sig lebih

kecil dari nilai probabilitas 0.05 atau (0.004 < 0.05) maka Ha diterima.

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

penelitian yang menyatakan tingkat pajak dan retribusi

berpengaruh secara bersama-sama berpeng;aruh terhadap PAD

diterima.

4. Untuk menentukan besar variabel independen dapat menjelaskan

variabel dependen diperoleh hasil bahwa R2 0.996. Anglea tersebut

mempunyai maksud bahwa variabel tingkat efektivitas pajak dan

retribusi secara bersama dapat menjelaskan scbesar 99.6% variabel

PAD. Adapun sisanya Jebesar 4% (100%-99.6%) dipengarnhi oleh

variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, berikut ini

akan diuraikan beberapa implikasi yang dianggap relevan dengan

penelitian.

I. Bagi pemerintah Provinsi DKl Jakarta, hasil penelitian ini dapat

dijadikan referensi untuk mengambil kebijakan dalam ha! pemungutan

pajak clan retribusi daerah, dalam hal untuk mengoptimalisasi

pemungutan pajak dan retribusi.

2. Pemungutan pajak dan retribusi di Provinsi DK! Jakarta diatas standar

100% menambah keuangan daerah sehingga mempengaruhi PAD DK!

Jakarta sehingga dapat membantu penyelenggaraan dan pembangunan

DK! Jakarta.

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

3. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa tingkat

pemungutan pajak memiliki pengaruh sebesar 87.4% terhadap PAD

dirasa sangat wajar. Karena pemungutan pajak berpengaruh terhadap

Pendapata Asli Daerah

4. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa tingkat

pemungutan pajak dan retribusi secara simultan memiliki pengaruh

terhadap PAD sebesar 99.6% dirasa kurang. Karena pada analisis

sebelumnya diperolah hasil tingkat pemungutan pajak memiliki

pengaruh sebesar 87.4% terhad PAD. Namun, pada pengujian tingkat

pemungutan retribusi terhadap PAD tidak me:miliki pengaruh. Hal

tersebutlah yang menyebabkan pengolahan data secara simultan hanya

menunjukkan angka 99.6%.

C. Saran

Dari pembahasan dan kesimpulan hasil penelilian diatas, maka dapat

di ajukan beberapa saran sebagai berikut:

I. Penelitian selanjutnya di harapkan mengambil lebih dari 5 tahun.

2. Penelitian selanjutnya di harapkan tidak hanya mengambil satu objek

peneliti.

3. Pemerintah DKI Jakarta agar lebih tegas dalam pemberlakuan

peraturan perpajakan, ha! ini pajak dan retribusi lebih ditingkatkan.

4. Dari penelitian nu diharapkan dapat memacu peningkatkan

penerimaan daerah khususnya pajak dan retribusi daerah.

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

DAFTAR PUSTAKA

Antony, Robert N dan Vijay Govindarajan. "Management Control System: Sistem Pengendalian Manajemen" Edisi 11, Buku I, Salemba Empat, 2005.

Dipenda Provinsi DKI Jakarta. "Gambaran Umum Retribusi Daerah ", 2008 .

. . .. . .. . . . . . . . .. . . . . . . . .. . .. . .. . . . . .. "Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Daerah " .

. . .. . .. . .. . .. . ... .. . ... .. .. . . .. .. . . .. "Buku Himpunan Peraturan Pajak Daerah" 2004 .

. . . . . .. . .. . .. . . . . .. . . . . .. . . .. .. .. . . . "Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2002 Tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah" .

. .. . . .. ... . .. . .. ... . .. . .. . . .. ... .. . . "Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kelja ".

Gunadi. "Teknik Pemeriksaan Pajak Untuk Penetapan Surat Ketetapan Paja/C' Bagian 1-2, 2005.

Hamid, Abdul. "Pedoman Penulisan Skripst', Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, 2007.

Indonesia Tax Review. "Menjadikan Pajak lebih Bersahabaf' volume V/edisi32. 2006.

Indonesia tax Review. " Mengintip Amandemen UU Pajak Daerah" volume VII/edisi 05. 2007.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. "Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen". Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, 2004.

Iswahyudi, Tedy " Reformasi Pajak : Menuju Sistem Administrasi Pe1pajakan yang Menompang Penerimaan Paja/C' Jumal Perpajakan Indonesia, Volume 4, Nomor 8, Mei 2005.

Junaedi "Analisis Pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Propinsi DK.I Jakartd' (Ski psi UIN), Jakarta, 2005.

Mardiasmo "Perpajakan" edisi revisi, penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Najib, Ahkmad "Analisis Faktor:faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Kabupaten Karawang" (Skripsi UIN), Jakarta 2006.

Hadi, Nurul "Optimalisasi penerimaan retribusi Daer.ah dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Depok" ( Skripsi UIN). Jakarta 2008.

Peraturan Pemerintah "Tentang Pajak Daerah No 65 Tahun 2001".

Priyatno, Dwi "Mandiri Belajar SPSS" Cet. I, Mediakom. Y ogyakarta. 2008.

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 "Tentang Pemerintah Daerah".

.. .. .... .. .. .. ..... .... . Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, " Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah .Daerah".

Santoso, Singgih. "Buku Latihan SPSS Statistik Parametik:', PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000.

Siahaan, Marihot P "Pajak Daerah dan Retribusi Daerah" edisi 1-2, PT Grafindo Persada, 2006.

Stanislaus dan Uyanto. "Pedoman Analisis Data Dengan SPSS", Graha Ilmu, Y ogyakarta, 2006.

Suandy, Erly "Perpajakan" edisi 2, Salemba Empat, 2006 .

.. .. . .. .... .. .. "Hukum Pqjak:' edisi 3, Salemba Empat, 2005.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Penerimaan Daerah.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribu Daerah.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Yani, Ahmad, "Hubungan AntaraPemerintah Pusat dan Daerah Di Indonesid', PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2004.

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai
Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINS I DAERAH KHUSUS IBUKOT A JAKARTA

SURAT KETERANGAN Nomor: 1833/-082. 7

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nam a NIP Pangkat Jabatan

Drs. PARASIAN PURBA, SE, MM 470053098 Pembina (IV/a) Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Pendapatan Daerah Provi1nsi DKI Jakarta

Menerangkan dengan sebenarnya bahwa :

Nam a NIM Jurusan Universitas

Syifa Safariyah Rahmani 204082002335 Akuntansi Syarif Hidayatullah Jakarta

telah melaksanakan riset/penelitian di Oinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka pengumpulan data dan informasi sebagai bahan penyusw1an skripsi, dengan judul "Anallsls Efektivitas Pemungutan Retribusi dan !Pajak Daerah Terhadap PAD" dari tanggal 22 September sampai dengan 31 Oktober 2008.

Keterangan ini untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 7 November 2008

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Regression

Variables Entered/Removed(b)

Variables Variables Model Entered Removed 1 Retribusi

Daerah, Pajak Daerah(a)

a All requested variables entered. b Dependent Variable: PAD

Method

Enter

Model Summary(b)

Adjusted R Std. Error of the Model R R Sauare Sau are Estimate 1 ,998(a) ,996 ,993 104.548.287.202,585

a Predictors: (Constant), Retnbus1 Daerah, Pajak Daerah b Dependent Variable: PAD

ANOVA(b)

Model Sum of Squares dr I

Durbin-Watson

3,050

Mean Square 1 Regression 6095959772424360000,000 ~I 30479798862'12182000,000

Residual 21860688713988390,000 Total 6117820461138350000,000

a Predictors: (Constant), Retnbus1 Daerah, Pajak Daerah b Dependent Variable: PAD

10930344358994190,000

41

Coefficients( a)

Standardized Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig~-· ·"'- -------------·---- . -------- --·~ .. -------···

B Std. Error Beta 1 (Constant) 616119058340,714 303237084043,558 2,032 ,179

Pajak Daerah ,993 ,082 ,874 12,079 ,007 Retribusi 1,441 ,701 ,149 2,057 ,176 Daerah

a Dependent Variable: PAD

F SiQ.

278,855 ,004(a)

Collinearity Statistics ---- -----· ..

' Tolerance VIF

,342 2,928

,342 2,928

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

1fficlent Correlatlons(a)

Retribusl Model Dae rah Paiak Daerah 1 Correlations Retribusi Daerah 1,000 -,811

Pajak Daerah -,811 1,000 Covariances Retribusi Daerah ,491 -,047

Pajak Daerah -,047 ,007

a Dependent Variable: PAD

Residuals Statistlcs(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N :cted Value 5.473.250.050.048,00 8. 7 45.161.588. 736,00 7.257.090.912.538,60 1.234.499.875. 701, 132 5 >redicted Value -1,445 1,205 ,000 1,000 5 jard Error of dedValue 53582778368,000 102922076160,000 78970131301,338 20060065317,877 5

1ted Predicted Value 5.483.527.143.424,00 9.186.767.273.984,00 7.360.030.704.174,94 1.376.898. 759.081,896 5 lual -91.883.970.560,000 114.784.518.144,000 ,001 73.926.802.842,386 5 ~e•idual -,879 1,098 ,000 ,707 5 Residual -1,375 1,4021 -, 173 1,037 5

.ed Residual -455.671.250.944,000 181.166.130.116,000 I -102.948. 791.636,341 245.212.459.396, 117 5 Deleted Residual -4,166

··~L ,530 4,283 5

11. Distance ,251 3,077 1,600 1,152 5 's Distance ,001 6,137 1,493 2,623 5 9red Leverage Value ,063 ,769 ,400 ,288 5

ependent Variable: PAD

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

1.5-

"O Q) ... 0 1.0-;; II! D.. "O 0.5-

.~ 'E Q)

::I Ill- oo­"O Ill . c> ~

~o.s-

-1.0-

-1.5-

0

I I

-1.5 -1.0

Scatterplot

Dependent Variable: PAD

0

0

0

I I I

-0.5 0.0 0.5

Regression Studentized Residual

I

1.0

0

I

1.5

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

I ' !

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

PEKEMBANGAN PENERIMAAN

MUNGUT 2003 2004 2005 2006 2007 RAT A-RA TA RE.AUSASI

TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASJ

TAHAN

1n dan Capil 2,960,000,000 2,968,565,000 3,010,200,000 2,524,800,000 2,866,155,000 2,701,750,000 3,000,000,000 5,162,769,200 4,SOJ,000,000 7 ,690,282,000

" 9.63% 0.89% 1.70% ·14.95% -4.79% 7.01% 4.67% 91.09% ·17.90% 156.34% 0.16

bakaran 470,000,000 544,899,074 528,750,000 801,108,086 700,000,000 866,727 ,509 1,000,000,000 1,026,528.322 1,25),000,000 1,255,459,933

'" 17.50% 32.44% 12.50% 47.02% 32.39% 8.19% 42.86% 18.44% 4.17% 25.55% 0.20

1nfTlaS 1,505,570,893 1,883.743.347 1,655,500,000 2,374.884,125 2,015.000,000 2,364,605,232 2,800,000,000 3,410.078,621 3,SOJ,000,000 4,999,377,750

'" 7.54% 21.64% 9.96% 26.07% 21.72% ·0.43% 38.96% 44.21% ·7.89% 78.55% 0.18

150,000,000 40,500,000 . 103,500,000 150,000,000 157,500,000 150,000,000 168,750.000 173,933,208 155,000,000

" 25.00% --4.28% ·100.00% 155.56% #DIV/O! 52.17% 0.00% 7.14% ·3.37% 3.33% 0.45

,H 5,085,570,893 5,437 ,707.421 5,194,450,000 5,804,292,211 5,731,155,000 6,090,582,741 6,950,000,000 9,768,126,143 9,423,933,208 14,100,119,683

'enkanan dan Laut 5,700,000,000 6,414,989,248 6.108,527.000 6,092,809.195 6.258,527,000 6,308,544,692 6,750,000.000 6,702.561.816 7.60),000,000 9,183,617,223

" 3.64% 14.05% 7.17% ·5.02% 2.46% 3.54% 7.85% 6.25% 11.36% 36.05% 0.05

d~n Perdagangan 285,000,000 314,894,400 350,000,000 266.121.100 328,000,000 334,583,000 6,500,000,000 6.980,531,100 6,957,328,250 15,294,591,425

" 14.00% 25.32% 22.81% -15.49% ·6.29% 25.73% 1881.71% 1986.34% ·0.61% 135.30% 4.13

i K<:hutanan 400,000,000 398,779,968 470,000,000 496,063,091 520,000,000 5ao.3i1. 759 2,750,000,000 4.250.276,883 3,183,775,448 1,063,240,909

" 17.65% ·1.09% 17.50% 24.40% 10.64% 16.98% 428.85% 632.41% ·41.39% ·61.34% 1.41

550,000,000 580,475,000 618,750,000 645,285,000 680,000,000 690,470,000 1,900,000,000 2,319, 175,000 2,30),000,COO 3.425,390,000

" 10.00% 25.89% 12.50% 11.16% 9.90% 7.00% 179.41% 235.88% -76.40% 80.28% 0.54

UKM . 9,841,425,000 2,135,620,500 11.411,670,695 3,654.260,000

" H 6,935,000,000 7,709,138,616 7 ,547 :1.11 ,000 7,500,278,386 7,786,527,000 7,913,909,451 27,741,425,000 22,388,165,299 31,457,774,393 32,621,099,557

TERAAN RAKYAT

tnbusi 1z•n Sarana )

" 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% O.CO%

'uskesmas 29,369,016,027 27,732,038,460 35, 100,000,000 31.476,585,500 40, 191,422,000 36, j 95,319,224 60,659,814,700 34.285.173,969 70,37.3,160,383 48.765.275,969

" 21.92% 51.34% 19.51% 13.50% 14.51% 14.99% 50.93% ·5.28% 12.23% ·19,61% 0.27

25,500.000.000 20.474.646.157 25.000,000,000 18,083,384,723 25,000.000.000 25,353,727.610 26.000,000.000 22.612.619,285 30.14.3.422.417 28, 155,900.086

" 24.09% 9.87% ·1.96% ·11.68% 0.00% 40.20% 4.00% -10.81% 7.€7% 8.29% 0.15

35,700,000,000 35,356,342.191 41,6GO,OOO,OOO 42.671.663,707 54,00•3,500,COO 53.848.599.249

" 19.00% 18.74% 16.53% 20.69% ·100.00% ·100.00% NA NA " NA

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

13.908,387,000 12,145,037,424 14.765,000,000 13,077' 736,670 19,600,000,000 18,594,743,589 30,000.000,000 24,440,172,486 34,78€,641,253 25,420,947,473 6.99% 20.82% 6.16% 7.68% 32.75% 42.19% 53.06% 31.44% 15.96% -15.26% 0.21

15,000,000,000 10,773.579,851 10,267,767,000 11,503,990,826 20,000,000,000 15,833,056,063 20,581.793,900 20,769.948,366 24,404,(50,000 24,716,979,844 . 50.00% 30.27% -31.55% 6.78% 94.78% 37.63% 2.91% 3i.18% -4.67% 20.09% 0.26

2,405,606,080 340,000 3,339,765,000 2, 7 41,573,844 3,965,000,000 4,346,621,459 8,030,000,000 6,867,636,817 9,790,000,000 9,438,279,846 NA -99.94% 38.83% 806245.25% 18.72% 58,54% 102.52% 58.00% 40.12% 17.54%

10,000,000,000 33.660,000,000 31,857,558,719 42,865,840,500 24,929, 101,558 NA NA 236.60% NA -100.00% -100.00% NA NA NA NA

on Oaerah 485,000,000 292,700,000 634,480,000 1,007,185,000 1,286,875.0DO 208,630, 172 1,286,875,000 1,760,166,548 1,492,201,965 4,289.771,563 130.95% 71.14% 30.82% 244.10% 102.82% -79.29% 0.00% 743.68% ·17.10% 233.35% 1.98

10,531,278,000 9,805,774,925 10, 143,732,000 10,200,933,380 10,270,338,000 11,967,073,174 8,000,000,000 9,371,632,650 8,700,000,000 9,227,613,400 -4.26% -1.35% -3.68% 4.03% 1.25% !7.31% -22.11% -21.69% -15.29% 15.35% (0.04)

dan Observ 385.000,000 394,828,500 433,125,000 356,403,500 498,093,000 412,553,000 1,000,000,000 756,351,500 1, 101,576,973 602,851,000 6,94% 9.56% 12.50% -9.73% 15.00% 15.75% 100,77% 83.33% -3.14% ~39.71% 0.20 ,

)emuda 2,100,000,000 2,475,162,450 2,300,000,000 2,582,944,725 2,500,000,000 2,663,034, 125 2,600,000,000 3,024,478,975 2,898,886,771 3,178,856,750 10.53% 11.24% 9.52% 4.35% 8.70% 3.10% 4,00% 13.57% -36.98% 22.26% 0.09

'T Monas 1,900,000,000 1,364.482.375 1,915,000,000 1,614,292.225 2,270,000,000 1,798.795,825 2,300,000.000 2,419,270,375 2,875,000,000 3,440,282.525 6.74% -16.93% 0.79% 18.31% 18.54% 11.43% 1.32% 34.49% 11.00% 49.58% 0.07

1akaman Umum 5.300,000,000 5,766.549.000 5,600,000,000 5,778,923,000 5,900,000,000 6,180,221,500 6,750.000,000 7,388,843,000 7,500,000,000 7,898,602,000 6.00% 7.25% 5.66% 0.21% 5.36% 5.94% 14.41% 19.56% -3.23% 17.02% 0.08

Ragunan 12,506,088,000 11.722.617.950 14,005,825,000 13,363,592,300 15,206,825,000 10.003,798,200 18,700,000,000 12,750,839,500 13,000,000,000 18,685,244,250 30.-49% 8.53% 12.00% 14.00% 8.57% -25.14% 22.97% 27.46% -30.48% ·0,08% 0.04

I 165,090,375,107 138,304,119,283 198,765,694,000 186,316,758, 119 145,688,553,000 133,557 ,573,941 185,908,483,600 146,447, 133,471 303,942,980,262 262,598,305,513

<AN I I 56,499,000,000 67,821,807,113 61,295,304,000 83,729,829.449 90,000,000,000 124,678,947,143 75,000,000,000 90,7:,3,867,409 75,371 056,0t:2 130,784,211,646

28.07% -9.75°/, 8.49% 23.46% 46.83% 48.91% -16.67% -27.23% ·17.17% 74.38% 0.25

1,350,320,000 343,053,000 720,000,000 355,876,316 470,000,000 204,899,412 3,000,000,000 806,899,854 3.500 000,000 1,694.848,424 0.00% -27.62% -46.68% 3.74% -34.72% -42.42% 538,30% 293.80% 16.67% ·43.51% 0.36

59,499,000,000 72.299,664.067 62,500,000,000 89,281,335,497 68.000.000,000 95,476,372,867 95,000,000.500 117,217.200,293 97,000.000,000 162,598,700,594 45.95% 2.32% 5.04% 23.49% 8.80% 6.94% 39.71% 22.77% -19,31% 71.16% 0.20

300,000,000 323,218,000 330,000,000 281,442,000 420,000,000 463,913,000 400,000,000 368,061.700 520,000,000 667,785.000 36.36% -40.17% 10.00% ·12.93% 27.27% 64.83% -4.76% -20.66% 30.00% 66.95% 0.18

1 ( DLLAJR) 24,695,810,000 26.725,019.930 27,259,015,000 32.605,942,300 30,300,000,000 33,923,077,052 40,000,487,500 33,4 i 3,271,597 42,500,000,000 33,483,709,584 8.80% ·061% 10.37% 22.01% 11.16% 4.04% 32.01% -1.50% 21.43% -1€.29% 0.06

1,000,000,000 851.492,330 829.302,000 1.179,740,745 835,000.000 817,976,700 s.200.000.000 1.998.159.967 6.200.000,000 4,431.961.185 0.00% -2<12% -17.07% 38.55% 0.69% -30.66% 522.75% 144.28% 8,93% -i4.77% 0 32

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

' I

TI 1.725.000,000 1,587,464,368 1,940,000,000 1.093,099, 100 1.840.000.000 I 1,357,618,018 2,400,000,000 1,628,306.833 4,SOC,000,000 1.711,122,534 0.00% 10,13% 12.46% -31.14% 0.00% 24.20% 23.71% 20.68% 100.00% -28.70% 0.02

Perne;aan 200,000,000 197.920.000 225,000,000 225,582,500 225.000.00C I 225,350,000 275,000,000 120.709,500 318,877,545 322.590,500 16.42% 658% 12.50% i3.98% 0.00% -0.10% 22.22% -46.43% 15.96% 17.31% (0.05}

1 32,000,000,000 14.424,993,180 15,000,000,000 14,155,978,200 20,000.000,000 14,414,763,350 26,950,000,000 17,586.134,207 45,790,208,600 19,428,379,555 0.00% -2.34% -53.13% -1.86% 33.33% 1.83% 34.75% 22.00% 69.91% -27.9i% 0.05

500,000,000 501,102,000 519,299,000 534,010,000 555,000,000 572.905,000 1,050,000,000 866,057,000 1,000,000,000 1,258,093,000 17.65% 17.35% 3.86% 6,57% 6.87% 7.28% 89.19% 51.17% ·27.18% 19.82% 0.17

2,656,600,000 956,763,590 3,250,000,000 2,273,994,879

m Transm1gras1 - 114,190,000 500,000,000 389,553,325

I 177 ,770, 130,000 185,075,733,988 170,617,920,000 223,442,836,107 212,745,000,000 272, 135,822,542 251,932,088,000 265,819,621,950 260,750,142,187 359,044,950,326

URUHNYA 354,881,076,000 336,526,699,308 382, 125,341,000 423,064, 17 4,823 372,951,235,000 419,697 ,888,675 472,531 ,996,600 444,423,046,863 625,574,1330,050 668,364,475,079 -

25.33% 541% 7.68%. 25.71% ·2A0% -0.80% 26.70% 5.89% 15.28% 41.44%

rgan, KPKD & Laporan Um/

an yang f;dak tercapai adalah pada taf1un 2003 hanya sebesar 94,84°/o & tahun 2006 sebesar 84,01°/o

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

RENCAf.JA

Ro. I

4,101,581,625,000

354,881,076,000

93.762.579.00C

378,479,271,000

4,928,704,552,000

KONTRIBUSI RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN 2003 - 2007

2003 2004 2005 2006

REALISASI RENCANA REALISAS! RENCANA REAUSASI RENCANA REAU SAS I

Ro. I % Ro. I Ro. I % Ro. I Ro. I % Ro. I Ro.

3 4 5 6

4,401.724,404,022 80 5,286,030.117.000 5A9e,606,707,318 82 6, 115, 192,326,000 6,499,873,646,728 " 7, 149,D:J0,000,000 6,482.168,811,472

336,526,699,308 8 382,095,017,000 423,064,174,823 8 372,951,235,000 419,697,888,675 ' 472,531,996,600 444,245,510,913

92,977, 190,320 2 102,431,525.000 102.057,272.255 2 103,400,000,000 102,7'12,BOS,273 1 132,335,966.854 131,698,589,490

I 912.928.004,2941 639.288.542,510 I 12 354,005,542,000 655.794.402,876 '° 462,198.960,000 1,022,9C8.391,035 13 1.394.290.873,279

5,470,516,836, 160 100 6, 134,562,201,000 6,679,522,557,272 100 7,073,742,541,000 8,045,222,734,711 100 8,666,795,967,748 8,452,403,885,154

2007

RE NC ANA REAUSASI

I % Ro. I Ro. %

7

' 77 8,334,270,000,000 ,, ' 7 ,202,489,658,437 79

5 625,574,830,047 668,309,331,280 c 11 !

2 139,351.196,434 144,045,716,494 2

18 1, 191,414,959,712 1.138,774.66,.701 I 12

100 10,290,610,986, 193 9, 151,619.,370,912 100

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

l. JENIS PELA YANAN REALISASI 2005 TARGET 2005 REAUSASI 2006 TARGET 2006 REALISASI 2007 TARGET 2007 KET

3 4 9

JASA UMUM:

Pelayanan Kesehatan 99,191,839,594 10b,553,422,000 108,913,252, 123 145,074,706,600 214,864,766,276 266, 181,564,550

Pe!ayanan Persampahan/Kebers1han 10,703,917,674 8,936.658.000 I 7,760,634,700 6,793,040,000 7,754,603,400 7, 114,320,000

Penggantian Biaya Cetak KTP 867,245,000 1,079,400,000 2,980,510,000 1,171,425,000 5, 168,268,000 2,907,310,000

Penggantian Biaya Cetak Akte Capif 1,760,605,000 1,706,590,000 2, 140, 178,200 1,748,410,000 2,518,034,000 1,592,690.000

Pelayanan Pernakaman 6,020,161,500 5,668, 700,000 7,063,877,000 6,234,035,000 7,492,711,000 6,927,400,000

Pelayanan Park!r Tepi Jalan Umum 12,271,457,250 17,475,456,000 14,407,552,462 20,500,000,000 14,685,218,848 37,085,208,600

Pengujian Kendaraan Bermotor 23,432,440,002 21,124,325,000 23,030,849,000 26,720,000,000 23,044,282,500 27,512,381,000

Pemeriksaan Alat Pernadam Kebakaran 838,460,009 673, 130,000 992, 128,322 947,859,000 1,208,998,933 1, 195,850,000

Penggantian B1aya Cetak Peta 475,988,000 425,000,000 925,128,009 475,000,000 516,506,760 56:1,877,545

) Pengujian Kapal Perikanan - 1,836,000 850,000 198,000 850,000

155,562,114,029 165,642,681,000 168,215,945,816 209,665,325,600 277 ,253,587' 717 351,085,451,695

JASA USAHA:

I Jasa Usaha Pemaka1an Kekayaan Daerah 13,202,704,426 14,520,846,000 21,715,057,481 26,271,152,000 29,203,125,317 32,42.3,828,392

' Jasa Usaha Tempat Pelelangan lkan 2,575,592,003 2,638,245,000 2,3~7,203,994 2,340,000,000 2,543,620,256 2,500,000,000

' Jasa Usaha Terminal 8,277,266,050 7,501,469,000 8,311,627.097 10,800,487,500 8, 153, 198,784 10,800,000,000

I Jasa Usaha Tempat Parkir Khusus 2, 143,306, 100 2,524,544,000 3,178,581,745 6,450,000,000 4,743,160,707 8,705,000,000

i Jasa Usaha Tempat PenginapanNil!a 690,470,000 680,000,000 2,319, 175,000 1,900,000,000 3,425,390,000 2,300,000,000

; Jasa Usaha Penyedotan Kakus 1.238,455,500 1,302,480,000 1,405,417,000 1,175,760,000 1,440,945,000 1,554,480,000

' Jasa Usaha Rumah Potong Hewan 1,266,021,000 1,300,000,000 1,264,078, 176 1,305,500,000 1,118,963,125 1,350,000,000

I Jasa Usaha Tempat P.endaratan Kapal j4,941,000 15,000,000 21,986,950 19,650,000 20,070,000 19,650,000

I Jasa Usaha Tempat Rekreasi dan OR 10,728,531,825 15,594,519,000 14.078.352,450 18.873,976,000 18,696,047,875 14,752,473,973

I Jasa Usaha Penjualan Produksi Daerah 114,800,000 66,000,000 97,133,300 2, 120,500,000 161,948,964 145,000,000

Jasa Usaha UKM - 2, 135,620,500 9,841,425,000 3,654,260,000 11,411,670,695 , Jasa Usaha Ketenagakerjaan - 114,190,000 389,553,325 500,000,000

40,252,087,904 46, 143, 103,000 56,958,423,693 81.098,450,500 73,550.283.353 86,462, 103,060

PERIZINAN TERTENTU :

!zin Peruntukan Penggunaan Tanah 26,829,717,907 22,021,000,000 16,663, 703, 186 10,000,000,000 25,770,554,359 10,000,000,000

' lzin Mendlrikan Bangunan 193,074,964, 103 135,779,000,000 190,482,946,007 159,800,000,500 267,418,441,621 162, 121,056,045

' lzin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol - 150,000

lzin Gangguan 2,364,605,232 2,015,000,000 3,415.378,621 2,800,000,000 5,001,677,750 3,509,500,000 , lzin Trayek 1,613,649,500 1,350,451,000 1,531,050,000 1,800,000.000 1,706,016,900 3,50'1,619,000 i lzin Bidang Perindustrian & Perdagangan 6,022,180,000 4,711,620,000 15,389,768,500 5,638, 100,250

lzin I Retribusi Pertambangan 956,763,590 2,656,600,000 2.273,994,879 3,250,000,000

223,882,936, 7 42 161, 165,451,000 219,072,021,404 181,768,220,500 317,560,604,009 188,026,275,295

JUMLAH SELURUHNYA 419,697, 138,675 372,951,235,000 444,423,046,863 472,531,996,500 668,364,475,079 625,574,830,050

itan Kode Rekening Berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 900 Tahun 2005

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

10 JENIS PELAYANAN REALISASI TARGET REALISASI TARGlOT REALISASI TARGET

KET 2005 2005 2006 2006 2007 2007

1 3 4 9

1 Jasa Usaha Pemaka1an Kekayaan Oaerah

Dinas Kebudayaan & Permuseuman ' 10,000,000 65,017,800 74,000,000 93, 140,900 139,000,000

UPT, Monas 30,350,000 55, 125,000

Oinas Kependudukan & Capil 73,900,000 80, 165,000 42,081,000 80,165,000 3,980,000 '

BPLHD 572,905,000 555,000,000 860,757,000 1,050,000,000 1,255,793,000 990,500,000

' Dinas Peternakan, Perikanan & Kelautan 2,433,455,689 2,290,282,000 3,017,050,696 3,030,780,000 5,285,482,878 3,652,650,000

Oinas Pekerjaan Umum 1,357,618,018 i,940,000.000 1,638,306,833 2,400,000,000 1,711,122,534 4,800,000,000

Dinas Pertanian & Kehulanan 484,046,759 469,000,000 4, 173,624,583 644,500,000 936.509,909 3.063,775,448

Oinas PJU & SJU 204,889,412 470,000.000 806,899,854 3,000,000.000 1,694,848,424 3,500,000,000

Dmas Penndustnan & Perdagangan 334,583,000 328,000,000 1,659,656, 100 1,826,600,000 3,314,189,925 1,376,078,000

Oinas Olah Raga & Pernuda 550,225, 125 522,199,000 775,329,600 522, 199,000 976,433,250 718,886,771

Kantor Pe!ayanan Pemakaman 160,060,000 231,300,000 324,966,000 515,965,000 405.891,000 572,600,000

Kantor Tarnan Margasatwa Ragunan 3,569,074,200 4,293,075,000 4,032,240,500 5, 129,825,000 6,141,612,500 4,26s,10:~.ooo

0'1nas Kebersihan 24,700,000 31,200,000 28,925,000 31,200,000 32.065,000 31,200,000

Dinas Kebakaran 28,267,500 26,870,000 34,400,000 52,141,000 46,461,000 54, 150,000

Oinas Pertamanan 463,913,000 420,000,000 368,061,700 400,000,000 667,785,000 520,000,000

' Dinas Perumahan 918,176,160 835,000,000 1,998,159,967 5,200,000,000 4,431,961.185 6,200,000,000

Oinas Perhubungan 599, 721,500 323.755,000 I 539,745,500 680,000,000 580,211,500 680,000,000

' Dinas Kesehatan (Labkesda) 1,068,449,404 1,286,875,000 1,118,786,548 1,286,875,000 1,060,319,563 1,492,20i,965

RSUD l<oja 109,236,074 11 O,B/0,000 ' 115,277,000 355, 179,392 109,950,000

RSUD Pasar Reba ' ' ' ' ' '

RSUD Budhi Asih 19,363,450 50,000,000 45,672.000 52,500,000 11,908,250 60,35C-,OOO

RSUO Tarakan 16,161,500 19.125,000 10.176,800 19,125,000 ' 13,45C.OOO

RSUD Duren Sawit 26,098,635 23,000,000 6,450,000 10,000,000 43,230,107 10,00C,000

RSUD Cengkareng '

Biro Urnum 157,500,000 150,000,000 168,750,000 150,000,000 155,000.000 173,933,208

JUMLAH SELURUHNYA 13,202,704,426 14,520,846,000 21,715,057,481 26,271, 152,000 29,203,125,317 32,423,828,392

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

JAYA RAYA - ·

/?1~~ ~( l~; ~

-=::::--

PERATURAN DAERAH PROVINS! D.AERAH l\HUSUS

IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 1 TAHUN 2006

TENTAN~3

RETRIBUSI DAERfa\H

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

PERATURAN DAERAH PROVINS! DAERA.H KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 1 TAHUN 2006

TENT ANG

RETRIBUSI DAERAH

DEN GAN RAHMJ'.\.T TU HAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINS! DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

!nimbang: a. bahwa dengan Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota

Jakarta Nomo1· 3 Tahun 1999 telah ditetapkan pengaturan

tentang Retribusi Daerah;

b. bahwa dalam rangka mendukung perkembangan Otonomi

Dae rah yang nyata, dinamis, dan bertanggung jawab dalarn

penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah dan dengan

ditetapkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagairnana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000,

maka Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, dalam rangka peningkatan

pelayanan kepada masyarakat serta pengawasan dan

pengendalian perlu membentuk Peraturan Daerah tentang

Retribusi Daerah.

ingat: 1. Undang-Undang Gangguan (Hinder Ordonantie Stbl. 1926

Nomor 226);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tarnbahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 204(l);

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan­

ketentuan Pokok Peternakan dan l<esehatan Hewan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor

10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2824);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

l<erja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970

Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2918);-

5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi

Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981

Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3193);

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib

Daftar Perusahaan (Lernbaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1982 Nomor 2, Tarnbahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nornor 3214);

7. Undang-Undang Nornor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian

(Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984

Nornor 22, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3274);

8. Undang-Undang Nornor 8 Tahun 19135 tentang Perikar1an

(Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985

Nornor 46, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik

Indonesia Nornor 3299);

9. Undang-Undang Nornor 15 Tahun 1985 tentang Ketenaga­

listrikan (Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985

Nornor 74, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik Indonesia

Nornor 3317);

10. Undang-Undang Norn or 16 Tahun 1985 tentang Ru mah

Susun (Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985

Nornor 75, Tarnbahan Lernbaran Negara Republik Indonesia

Nornor 3318);

11. Undang-Undang Nornor 5 Tahun 1990 tentang f<onservasi

Surnber Daya Alam dan Ekosisternnya (Lernbaran f\Jegara

Republik Indonesia Tahun 1990 Nornor 49, Tarnbahan

Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

12. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang l~erumahan

dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3469);

13. Undang-Undang Nomor 13 Tahun ·1992 tentang Per­

keretaapian (Lembaran Negara R13publik Indonesia

Tahun 1992 Nomor 4 7/1992, Tam bah an Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3479);

14. Ur1dang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3480);

15. Undang - Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang

Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1992 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3481 );

16. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 199;~ tentang Pe\ayaran

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992

Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3493);

17. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian di Indonesia (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3502);

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

18. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 199!5 tentang Usaha Kecil

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 74

Tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3611 );

19. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan

Indonesia (Lembaran Negara Flepublik Indonesia

Nomor 73 Tahun 1996, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3647 );

20. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak

Oaerah dan Retribusi Oaerah sebagaimana telah

dirubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor 246

Tahun 2000, Tarnbahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4048);

21. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaar1

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 68 Tahun 1997, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3699);

22. Undang-Undang Nornor 5 Tahun 1999 ten tang Lar·<:wgan

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tarnbahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3814);

23. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsurnen (Lernbaran Negara Flepublik Indonesia

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

24. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa

Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3833);

25. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nornor 75, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851 ):

26. Undang - Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus lbukota Negara

Republik Indonesia Jakarta (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 146, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3878);

27. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan

Gas Bumi (Lembaran Negara Repulik Indonesia

Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4152);

28. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Bangun

Bangunan (Lembaran Negara Repulik Indonesia

Tahi..;n 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4247);

29. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Per­

lindungan Anal< (Lembaran Negara Repulik Indonesia

Tahun 2002 Nomor 109, Tarn bah an Lembaran Neaara

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

30. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 · tentang

Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Repulik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4279);

31. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 tentang Bangunan

Gedung (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2002

Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4247);

32. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200L1

Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4377);

33. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 ten tang Pem­

bentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Repulik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tam bah an

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

34. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 118

Tahun 2004);

35. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Oaerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan Lembar2n

Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

36. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4444);

37. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib

Pembebasan Untuk Ditera dan atau Ditera Ulang Serta

Syarat-syarat Bagi Alat-alat Ukur, Tal<ar, Timbang dan

Perlengkapannya (Lembaran ~!egara Republik Indonesia

Tahun 1985 Nomor 4, Tambahan l_embaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3283);

38. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Ta;1un 1987 tentang

Penyediaan dan Penggunaan Tanah untuk Keperluan

Tempat Pemakaman (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1987 Nomor 15, Tambahan- Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3350);

39. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 tentang Ru mah

Susun (Lembaran Negara Republik lnoonesia Tahun 1988

Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3372);

40. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentang

Penyerahan Sebagian Unsur Pemerintahan Dalam Bidang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kepada Daerah Tk. I dan

Daerah Tk. II (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1990 t\Jomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3410);

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

41. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang

Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993

Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3445);

42. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang

Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1993 Nomor 59, Tambahan Lembaran Nega1·a

Republik Indonesia Nomor 3527);

43. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang

Pemeriksaan f<endaraan Bermotor di Jalan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 60,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3528);

44. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang

Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);

45. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1994 tentang

Penghunian Rumah oleh Bukan Pemilik (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 73, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3576);

46. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 1998 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 189, Tambahan

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

47. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 1999 tentang

Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 187, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3907);

48. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang

l<epelautan (Lembaran Negara F~epublil< Indonesia

Tahun 2000 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3928);

49. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang

Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3934);

50. Peraturan Pemerintah Nomor 25 ·Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi

Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

51. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2000 tentang

f<enavigasian (Lembaran Negara 1=\epublik Indonesia

Tahun 2000 Nomor 160, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Norn or 4001 );

52. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nnrnnr 11 Q T::irnhc:ih"'n I nmh,.,Mn ldnnn•n

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

53. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang

Perkapalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2002 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4227):

54. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 53

Tahun 1988 tentang Usaha -atau f<egiatan Yar1g Tidal<

Dikenakan Wajib Daftar Perusal1aan;

55. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3

Tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengeridalian

Minuman Beralkohol;

56. Peraturan Daerah Daerah l<husus lbul<ota Jakarta

Nomor 5 Tahun 1978 tentang Pengaturan Tempat da11

Usaha Serta pembinaan Pedagang Kali Lima dalam

Wilayah Daerah Khusus lbukota Jakarta (Lembaran Dae rah

Daerah Khusus lbukota Jakarta Tahun 1979 Nomor 15):

57. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 3 Tahun 1986 tentang Penyidik Pegawai Negeri

Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah l<husus lbukota

Jakarta (Lembaran Daerah Daerah l<husus lbukota Jakal'ta

Tahun 1986 Nomor 91):

58. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 12 Tahun 1986 tentang Penomoran Bangunan dalam

Wilayah Daerah Khusus lbukota Jakarta (Lembaran Dae rah

Daerah Khusus lbukota Jakarta Tahun 1987 Nomo1· 31):

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

59. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 5 Tahun 1988 tentang Kebersihan Lingkungan di

Daerah Khusus lbukota Jakarta (Lemba1·an Dae rah Dae rah

f<husus lbukota Jakarta Tahun 1988 Norn or 31);

60. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 11 Tahun 1988 tentang Ketertioan Umum Dalam

Wilayah Daerah Khusus lbukota Jakarta (Lembaran Dae rah

Daerah Khusus lbukota Jakarta Tahun 1989 Nomor 72);

61. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 8 Tahun 1989 tentang F'engawasan Pemotongan

ternak, Perdagangan ternak dan Daging di \tVilayah Dae rah

Khusus lbukota Jakarta (Lembaran Daerah Dae rah Khusus

lbukota Jakarta Tahun 1990 Nomor 2);

62. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 3 Tahun 1990 tentang Usaha Persusuan di Wilayah

Daerah Khusus lbukota Jakarta (Lembaran Dae rah Dae rah

Khusus lbukota Jakarta Tahun 1991 Nomor 2);

63. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 1 Tahun 1991 tentang Rumah Susun di Daerah

Khusus lbukota Jakarta (Lembaran Dae rah Daerah Khusus

lbukota Jakarta Tahun 1992 Nomor 19);

64. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 7 Tahun 1991 tentang Bangunan dalam Wilayah

Daerah Khusus lbukota Jakarta (Lembaran Dae rah Dae rah

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

65. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nornor 2 Tahun 1992 tentang Pernakaman Umum dalarn

wilayah Dae rah Khusus lbukota Jakarta (Lembaran Daeral1

Dae rah Khusus lbukota Jakarta Tahun 1992 Nornor 43);

66. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nornor 3 Tahun 1992 tentang Penanggulangar. Bahaya

Kebakaran dalam Wilayah Daerah r\husus lbukota Jakarta

(Lembaran Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Tahun 1992 Nornor 22);

67. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nornor 5 Tahun 1992 tentang Penarnpungan dan

Perno\ongan Unggas serta Peredaran Daging Unggas di

Wilayah Dae rah Khusus lbukota Jakarta (Lernbaran Dae rah

Daerah Khusus lbukota Jakarta Tahun 1992 Nornor 75):

68. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota .Jakarta

Nornor 11 Tahun 1995 tentang Pengawasan Hewan Ren tan

Rabies Serta Pencegahan dan Penanggulangan Rabies cli

Daerah Khusus lbukota Jakarta (Lernbaran Dae rah Daerah

Khusus I bukota Jakarta Tahun 1996 Nornor· 4 7):

69. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nornor 13 Tahun 1997 tentang Usaha Perikanan cli Daerah

Khusus lbukota Jakarta (Lembaran Daerah Daeral1 f\husus

lbukota Jakarta Tahun 2000 Nomor 12);

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

70. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan dan

Pajak Pemanfataan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

(Lembaran Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta Tahun

1998 Nomor 30);

71. Peraturan Daerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 5 Tahun 1999 tentang Perparkiran (Lembaran Dae rah

Daerah Khusus lbukota Jakarta Tahun 1999 Nomor 22);

72. Peraturan Oaerah Daerah Khusus lbukota Jakarta

r-.Jomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Daer ah Khusus lbukota Jakarta (Lembaran Oaerah

Oaerah Khusus lbukota Jakarta Tahun 1999 Nomor 23);

73. Peraturan Oaerah Oaerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Jaringan Utilitas (Lembaran

Daerah Oaerah Khusus lbukota Jakarta Tahun 1999

Nomor 25);

74. Peraturan Daerah Oaerah Khusus lbuko:a Jakarta

Nomor 9 Tahun 1999 tentang Pelestarian dan Pemanfaatan

Lingkungan dan Bangunan Cagar Budaya (Lembaran

Oaerah Propiosi Oaerah Khusus lbukota Jakarta Tahun 1999

Nomor 26);

75. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus lbukota

Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Oaerah dan

Sektretariat Dewan Perwakilan Rakvat Daerah Prooinsi

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Daerah Khusus lbukota Jakarta (Lembaran Daerah Propinsi

Daera.h Khusus lbukota Jakarta Tahun 2001 Nomor 66):

76. Peraturan Daerah Propinsi Daerah f<husus lbukota Jakarta

Nomor 8 Tahun 2001 tentang F)okok-pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah (LemQ.aran Daerah Propinsi Daerah

Khusus lbukota Jakarta Tahun 2001 Nomor 92):

77. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus lbukota ,laka1-ta

Nomor 2 Tahun 2002 tentang Perpasaran Swasta d' Propinsi

Dae rah Khusus lbukota Jakarta (l_embaran Dae rah Propinsi

Daerah Khusus lbukota Jakarta Tahun 2002 Norn or 76);

78. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 11 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Per­

tambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi serta

Ketenagalistrikan (Lembaran Daerah Prcpinsi Daerah

f<husus lbukota Jakarta Tahun 2003 Nomor 83);

79. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 12 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan, Kereta Api, Sungai dan Danau serta Penyeberangan

di Propinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta (Lembaran

Dae rah Propinsi Dae rah Khusus I bukota Jakarta Tahun 2003

Nomor 87);

80. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta

Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil (Lembaran Daerah Propinsi Daerah

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

81. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus lbukota

Jakarta Nomor 8 Tahun 2004 tentang Pengendalian Mutu

dan Keamanan Komoditas Hasil Pertanian di Propinsi

Daerah Khusus lbukota Jakarta (Lembaran Daerah Propinsi

Dae rah Khusus lbukota Jakarta Tahun 2004 Nomor 62);

82. Peraturan Daerah Propinsi Oaerah Khusus lbukota

Jakarta Nomor 10 Tahun 2004 tentang Kepariwisataan

(Lembaran Dae rah Propinsi Dae rah Khusus lbukota Jaka1ia

Tahun 2004 Nomor 65);

83. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus lbukota

Jakarta Nomor 11 Tahun 2004 tenta11g Peredaran Hasil

Hutan dan Usaha lndustri Primer Hasil Hulan Kayu

(Lembaran Daerah Propinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta

Tahun 2004 Nomor 66);

84. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus lbukota

Jakaria Nomor 17 Tahun 2004 tentang ::Jengelolaan Barang

Daerah (Lembaran Daerah Propinsi Daerah Khusus lbukota

Jakarta Tahun 2004 Nomor 72);

85. Peraturan Oaerah Provinsi Daerah Khusus lbukota

Jakarta Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian

Pencemaran Udara (Lembaran Daerah Provinsi Daeral1

f<husus lbukota Jakarta Tahun 2005 Nomor 4).

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

i '· ! f

1 ; f i ~

b. ketentuan material sebagaimana diatur dalam masing­masing Peraturan Daerah tentang Pemungutan Pajak Daerah, dinyatakan masih tetap berlaku sampai dengan ditetapkannya Peraturan Daerah untuk masing-masing Pajak Daerah.

(2) Peraturan Daerah ini mulai.' berlaku pada tangga\ diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran

, Daerah Propinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta.

Ditetapkan ci Jakarta

pada tanggal 25 Juni 2002

GUBERNUR PROP!NS! DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA,

SUTIYOSO

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 27 Juni 2002

SEKRETARIS DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA,

H. FAUZI BOWO NIP 470044314

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

TAHUN 2002 NOMOR 75

46

l.

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKC

NOMOR 4 TAHUN 2002

TENT ANG

KETENTUAN UMUM PAJAK DAERAH (KUPD)

PENJELASAN UMUM

Pada dasan1ya Undang-undang Nomor 18 Tahun 19

Daerah dan Retribusi Daerah, sebagaimana telah diubah dengar

Nomor 34 Tahun 2000, menempatkan pajak Daerah seb2

perpajakan Nasional, dalam arti pemungutan pajak Daerah dil<

dengan sistem perpajakan Nasional, rnaka sistem pemungutan p<

disempumakan, pemungutannya diintensifk.an dan aparat perpaji

ditingkatkan kemampuannya di bidang perpajakan Daerah.

Dalam undang~undang tersebut rnasyarakat Waj

ditingkatkan peran sertanya untuk memer.uhi kewajiban perpaj~

diarahkan serta dibina agar dengan sadar memenuhi kewajiba

menempatkan Wajib Pajak sebagai objek sudah harus dih·

menempatkannya sebagai mitra kerja yang memiliki hak

perpajakan Daerah.

Sejalan dengan peningkatan pelayanan kepada m

dilatarbelakangi kemampauan keuangan Daerah yang mem<IJ

pungutan pajak terus diupayak.an peningkatannya melalui

peraturan perpajakan Daerah yang lebih mudah dipahami,

memberikan kepastian hukum terhadap hak dan kewajiban Wajib

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

' "''

Di sisi lain tuntutan masyarakat terhadap adanya transparansi

pemungutan pajak semakin meningka~ ha! ini perlu diimbangi dengan berbagai

pengaturan tentar.g pengawasan dalam pelaksanaan pemungutan pajak Daerah.

Peluang yang diberikan Und<ing-undang Nomor 34 Tahun 2000 untuk

melakukan penyempumaan Peraturan Daerah, merupakan dasar pemikiran yang

melandasi tekad dan keing!nan untuk meningkatkan kualitas produk hukum

perpajakan Daerah, melalui penyederhanaan ketentuan·ketentuan pelaksanaan

pemungutan (ketentuan ~ormal) perpajakan Daerah yang lebih simpel, integral dan

sederhana, ~ehingga mudah dipahami oleh Wajib Pajak maupun aparat pelaksana,

yang pada gilirannya diharapkan mampu meningkatkan partisipasi dan peran serta

masyarakat dalani memenuhi k.etentuan ·perpajakan Daerah, serta mudah dalam

pelaksanaa.; ad..-:;ir.istrasi pemunguta.11nya.

Untuk mewujudkan · maksud dan keinginan terscbut, perlu secara

terpisah antara ketentuan fonnal dan ketentuan material perpajakan Daerah.

Ketentuait formal perpaja.L:an Daerah mengatur mengenai pelaksanaan

pemungutan Pajak Daerah, hak dan kewajiban Wajib Pajak, sanksi administrasi

maupun sanksi pidana, yang merupakan pedoman umum pemungutan Pajak

Daerah. Oleh k.arenanya Peraturan Daerah ini disebut sebagai Ketentuan Llmum

Pajak Daerah (KUPD), yang diberlakukan terhadap Peraturan Daerah yang

mengatur mengenai ketentuan .. mat~rial untuk masing-masing jenis Pajak Daerah

·yang rjipungut di Propinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal I

48

angka I s.d. 6: Cukup jelas.

angka 7

angka 8

: Yang dimaksud dengan tan pa imbalan langsung

adalah bahwa atas pembayaran pajak Daerah

tidak diherikan imbalan lan~sung secara

individual, tetapi diberikan secara kolektif.

Cukup jelas.

angka 9

angka J 0 s.d. 34

Pasal 2

Pasal 3 ayat( I)

ayat (2)

ayat (3)

Pasal 4 ayat (I)

ayat(2)

Yang dimaksud

Perusahaan Listrik pemunE

Negan pemungut Pajak Penerangar

sebagai pemungut Pajak

Kendaraan Bennotor. Sedang

petnotong belum ada dalam s

Pajak Daerah.

: Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cnkup jetas_

C;.:kt:p jefa::.

Yang dimaksud dengan tidak adalah bahwa seluruh pemungur:an pajak tidak dapai pihak ketiga. Namun dim1 kerja sama dengan pihak kt: proses pemungutan paja pencetakan formulir perpa. surat-surat kepada Waji penghimpunan data - Objek 1

Kegiatan yang tidak dap: dengan pihak ketiga penghitungan besamya paj: pengawasan penyetoran paj: pajak.

Cukup jelas.

; Yang dimaksud dengan

disosialisasikan kepada me

ditetapkan adalah ditujukan ,

pajak Daerah selain yang tela

pasal 2 Peraruran Daerah ini

yang baru).

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

;o

Pasal 5 ayat( I )

ayat (2)

Pasal6 ayat(I)

ayat (2)

ayat (3)

ayat (4)

: Ayat ini mengatur sistem pemungutan/

pengenaan pajak, yaitu :

a. Self assessment (dibayar sendiri), adalah

perigenaan paj:ik yang memberi kepercayaan kepada Wajib P.ajak untuk menghitung,

memperhitungkan, membayar

melaporkan sendiri pajak yang

dengan menggunak: n SPTPD.

dan

terutang

b: Official assessment (ditetapkan oleh Gubemur), adalah pengemun pajak yang dibayar oleh Wajib Pajak setelah terlebih dahulu ditetapkan oleh Gubemur atau pejabat :yang ditunjuk melalui Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan.

c. Witho!ding (pemungut pajak), adalah

pengenaan .pajak yang dipungut oleh

pemungut pajak. antara lain Pen1sahaan

Listrik Negara (PLN) yang telah ditetapkan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65

1;ahun 2001 tentang Pajak Daerah, sebagai

pemungut pajak Pajak Penerangan Jala." atas

penggunaan tenaga listrik yang disediakan

oleh PLN.

: Cukup jelas.

: SPOPD tidak

pemungutan pemungut.

: Cukup jelas.

: Cukup jelas.

: Cukup jelas.

dipergunakan bagi

pajak yang dipungut

sistem oleh

ayat(5)

ayat (6)

ayat(7)

Pasal 7 ayat (I)

ayat(2)

ayat (3)

::iv~t {4.\ -.,,-- '.,

ayat (5)

ayat(6)

ayat (7)

Pasal 8 ayat (I)

ayat (2)

: Cukup jelas.

: 'NPWPD secara labatan dit Wajib Pajak tidak mendaftar Dinas Pendapatan Daerah ' material telah memenuhi menjadi Wajib Pajak.

: Cukup jelas.

: Cukup je!as.

: Cukup jelas.

: Cukup jelas.

Cukup je!as.

: Cukup jelas.

: Cukup jelas.

: Yang dimaksud dengan jeni:

adalah pajak-pajak yang dipung

official assessment.

: Yang dimaksud dengan me mp waktu penyarnpaian SPTPD bahwa Wajib Pajak temya menyampaikan SPTPD sesuai waktu yang ditetapkan benar-1 kesulitan, karena masa!ah~mas berkaitan dengan persYaraU dilampirkan dalarn pengajuan kelengkapan SPTPD.

Pemberian jangka waktu palit

sebagaimana dimak.sud ayat i1

jangka waktu penyampaian SP1

: Cukup je!as

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Pasal 9 ayat (I)

ayat (2)

Pasal !Oayat(I)

ayat (2)

52

t

Yang dimaksud dengan kalimat .. belum

melakukan tindakan pemeriksaan11 ad!ilah surat pemberitahuan atau surat tugas pemeriksaan

yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Pendapatan

Daerah, belum dis~mpaikan kenada Wajib Pajak

ata>J kuasanya atau pegawai dan Wajib Pajak.

Conteh:

Pembayaran Pajak Restoran dalam SPTPD untuk

masa f,ajak.· bulan Juni 2000 sebesar

Rp 10.000.000,00 SPTPD terseliut terdapat

kekeliruan dan \Vajib Pajak membetulkan

sendiri SPTPD masa pajak tersebut pada bulan

September 2001 serta kepadanya belum

dilakukan tindakan pemeriksaan.

Penghitungan bunga (sanksi administrasi 2o/o per

bu Ian).

Pajak terutani; karena pembetulan = Rp I 5.000.000,00

Pembayaran p.ajak masa Jun! 2000 "' Rp I 0.000.000,00

P~i;k yang knraftg dibayar

S<ink'>i Administrasi :

Bunga 2o/. per bulan

,. = Rp S.000.000.00

{2o/o x 15 bulan) x RpS.000.000,CO = Rp 1.500.000,00

Pajak dan Sunga Yang Haros Dibayar = Rp 6.500.000,00

Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk

menghitung, memperhitungkan, membayar, dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang.

: Cukup jelas.

Pasal 11

ayat (I)

Pasal ini n1engatur tentang per ketetapan pajak atas pajak yang d

(sistem self assessment). Pen ketetapan pajak ditujukan kepad<i

tertentu yang disebabkan oleh ~

da!am pengisian SPTPD diten1ukannya data fiskal yang tic

oleh Wajib Pajak.

: Ketentuan ayat ini n1emberi kewe11

Gubernur dalam hal ini I< Pendapatan Daerah untuk dapa

SKPDKB, SKPDKBT ata,~. S: terhadap kasus-kasus tertentu s~

daiam ayat ini, dengan perk.ata.

terhadap Wajib Pajak tertentu yilJ

atau berdasarkan hasil peme

memenuhi kewajiban formal danJ;

material.

Contoh

I. Seorang Wajib Pajak tidak

Surat Pemberitahuan Pajak

masa pajak tertentu, rnisalny

pajak 2000. Setelab ditegur

waktu tertentu juga belun1

Surat Pemberitahuan Pajak

dalam jangka waktu paling

sejak saat terutangnya pajak C

ha! ini Kepala Dinas Pend

dapat menerbitkan SKPDKB

terutang.

2. Seorang Wajib Pajak telah

SPTPD pada tahun pajak

jangka waktu paling lama 5

dari basil pemeriksaan Surat

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

I

l 54

hurufa

angka I)

angka 2)

Pajak Daerah yang disampaikan tidak benar.

Atas pajak yang terutang kurang bayar

tersebut, Kepala Dinas Pendapatan Daerah

dapat menerbitkan SKPDKB ditambah

denga!l sanksi 11dministrasi.

3. Wajib Pajak sebagaimanfl dirnaksud dalam

contoh 2 yang telah diterbitkan SKPDKB,

apabila dalam jangka waktu paling lama 5

tahun sesµdah p<i.jak yang terutang ditemukan

data baru dan atau data yang semulµ. belurn

terungkap yang menyebabkan penambahan

jumiafi pajak yarig teri1ta..i1g, rncl:::! Guben'!!lr

dalarn hal ini Kepala Dinas Pendapatan

Daerah dapat menerbitkan SKPDKBT.

4. Wajib Pajak berdasa.rkan hasil pemeriksaan

temyata jumlah pajak yang terutang sama

besamya dengan jumlah kredit pajak atau

pajak tldak terutang dan tidak ada kredit

pajak, maka Gubemur dalam hal ini Kepala

Dinas Pendapatan Daerah dapat menerbitkan

SKPDN.

: Cukup jelas.

: Y ruig dimaksud dengan kalimat "SPTPD tidak

disampaikan" adalah penyampaian SPTPD tidak

dalam batas waktu yang ditentukan setelah

ditegur secara tertulis. Artinya Wajib Pajak tetap

menyarnpaikan SPTf'D tetapi telah melampaui

batas waktu yang ditetapkan dalam surat

teguran.

angka 3)

hurufb & c

ayat (2)

ayat (3)

w Yang dimaksud "kewajiba

tidak dipenuhi" dapa

ken1ungkinan:

Pertama, SPTPD sam

disampaikan;

Kedua, SPTPD disampaik;

benar.

- Yang dimaksud dengar. per jabatan adalah penetapa terutang yang di~akukan ' pejabat yang ditunjuk ber ada ·atau ket~rangap lain Gt~bernur atat! pejabat yan~

Cukup jelas.

: Ayat ini mengatur sanksi te

yang tidak memenuhi kew3:

yaitu mengenakan sanksi

bunga sebesar 2% sebulan i

atau terlambat dibayar u1

paling lama 24 bulan atas p

terlambat dibayar. Sanksi

bunga ·dihitung sejak sazi

sarnpai dengan diterbitkaru

Pajak Daerail Kurang Bayar

Dalam hal Wajib Pajal

kewajiban perpajakam

dimaksud pada ayat (I) hu

Wajib Pajak tidak mengisi

Pajak Daerah yang sehar

maka dikenakan sanksi

kenaikan pajak sebesar 2:

yang terutang. Dalam kasu

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

56

menetapkan pajak yang terutang secara jabatan

me!alui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daera.~ K.urang Bayar. Selain sanksi administrasi

berupa kenaikan sebesar 25o/o dari pokok pajak

yang terutangjuga dikenakan sanksi administrasi

bcrupa bunga 2% ·Sebulan dihitung dari pajak

yang kurang atau terlambat d~bayar untuk jangka

waktu paling lama 24 bulan. Sanksi administrasi

berupa bunga d.ihitung sejak saat terutangnya

· pajak sarnpai' dengan diterbitkannya Surat"

Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar.

· Contoh:

Wajib Pajak tidak menyampaikan SPTPD untuk

masa pajak atau tahun pajak 2000 dan setelah

ditegur secara tertulis Wajib Pajak tersebut tidak

juga memenuhi kewajiban perpajakannya,

Kepala Dinas Pendapatan Daerah melakukan

penetapan pajak yang terutang sccara jabatan

pada bulan April.

Misalkan:

B~rdasarkan penetapan jabatan

Pajak yg terutang

Pembayaran Pajak Th 2000.

Pokok Pajak

Sanksi berupa kenaikan

25% x Rp.60.000.000

Pajak Kurang Dibayar

Sanksi Berupa bunga

= 160.000.000,00

= 100.000.000,00

= 60.000.000,00

15.000.000.00

75.000.000,00

2% x 16 bulan x Rp.75.000.000 = 24.000.000.00

Pajak Yang Harus Dibayar = 99.000.000.00

ayat (4) dan (5)

Pasal 12 ayat(I)

ayat (2)

Pasal 13

Pasal 14

Pasal 15 ayat (I) dan (2)

ayat (3)

ayal(4)

Dalarn ha!

kewajiban Wajib Pajak

perpajakanni dimaksud pada ayat (l) hu

ditemukannya data baru c

semula belum terungkap ya1

pemeriksa.an sehingga paj

bertambah, maka terhad

dikenakan sanksi administn

I 00% dari jumlah kekurai

administrasi ini tidak <liken

Pajak melaporkannya s

tindakan pemerik.saan.

: Yang dimaksud doku1

dipersamakan adalah

dipergunakan dan berfungsi

antara lain berupa karcis,

tagihan rekening listrik.

: Cukup jelas

: Cukup jelas

: Cukup jelas

: Jcnis pajak tertentu yang p;

telah diatur bersamaan <la.Ian

pelayanan administrasi

pembayaran Pajak Peneran

bersamaan dengan pembaya

listrik kepada PLN.

: Cukup jelas.

: Cukup jelas.

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

58

ayat (5)

Pasal 16 ayat (I )

ayat (2)

ayat (3)

Pasal 17

Pasal 18

ayat (2)

Pasal 19ayat(I)

ayat (2)

ayat (I)

: Besamy:i bunga ditetapkan dengan menerbitkan

STPD dan dihitung sejak berakhimya jatuh tempo pembayaran sampai dengan diterbitkan

STPD.

: Cukup jelas

: Cukup jelas

: Yang dimaksud dengan sarana pen1bayaran lain

adalah antara la~n surat tagihan rekening listrik

·, Cukup jelas.

: Penundaan pembayaran pajak dapat

Angw suran Ke--1 · Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5

dipetiimb~gkan berda<'3fkan kesulitan likuiditas

yang dialami Wajib Pajak dengan dikenakan

bunga sebesar 2 °/o sebulan.

Contoh:

Apabila pajak terutang dalam SKPDKB sebesar

Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) telah

disetujui pembayaran angsuran .;ebanyak 5 kali

den,gan besar angsuran yang sama, maka

penghitungan besamya angsuran ditambah

bunga sebagai berkut.

Utar;g Pokok . Sunga Jumlah Pajak Angsuran 2% Angsuran

10.000.000 2.000.000 200.000 2.200.000 8.000.000 2.000.000 160.000 2.160.000 6.000.000 2.000.000 120.000 2.120.000 4.000.000 2.000.000 80.000 2.080.000 2.000.000 2.000.000 40.000 2.040.000

: Cukup jelas.

: Cukup jelas.

: Cukup jelas.

ayat{3)

Pasal 20 ayat (I)

ayat(2)

Ayat ini mengatur pengenaai

yang tidak atau kurang diba:

tempo pembayaran atau terlar

Yang dimaksud Penagih~

serangkaian tindakan agar

melunasi utang' pajak dan

dengan menegur atau

melaksanakan penagihan sek

memberitahukan Surat Pa

pencegahan, melaksana: melaksanakan penyande_raar

yang telah disita.

Yang dimaksud dalam ayat i

yang sejenis adalah surat

dengan surat teguran atau SUI

Periyampaian Surat Teguran

jatuh tempo pembayaran.

ayat (3) huruf a sd c : Cukup jelas.

huruf d

Pasal 21 ayat (I)

: Yang dimaksud dengan S<J

pajak adalah tanggal jatuh

yang tercantum dahim-sura

peringatan atau surat lain yaJ

: Yang dimak.sud dengan

Seketika clan Se<aligus

penagihan pajak yang dilalo

Pajak kepada Penangg·

menunggu tanggal jatuh

yang meliputi selurub uw

jenis pajak, masa pajak. dan

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

6<1'

ayat (2)

ayat (3)

aya: (4)

Pasal 22 ayat (I)

ayat (2)

Pasal 23 ayat ( ! )

ayat (2)

ayat (3)

ayat (4)

pajak diangkat· oleh Kt pala Dinas Pendapatan

Daerah.

: Cukup jelas.

: Surat perintah penagihan seketika dan sekcligus

adalah surat yang diterbitkan oieh Kepala Dinas

Pendapatan Daerah kepada petugas jurusita

ur.tuk melakukan penagihan pajak seketika dan

sekaligus.

.Surat perintah penagihan seketika dan sekaligus

dapat dijadikan dasar untuk melakukan

penagihan p3jak deng.an surat paksa.

: Cukup jelas.

: Pengertian kata ·'dapat" pada ayat ini adalah

bahwa penagihan pajak dengan surat paksa baru

dapat dilaksanakan apabila Wajib Pajak tidak

melunasi utang pajak sampai dengan tanggal

jatuh tempo pembayaran dan setelah jangka

waktu 21 hari surat teguran atau su::-at peringatan

.~tau ,surat lain yang sejenis diterlma oleh Wajib

Pajak atau Waji~. Pajak tidak memenuhi

angsuran pembayaran pajak atau penundaan

pembayaran pajak.

; Cukup jelas.

: Cukup jelas.

; Cukup jelas.

: Cukup jelas.

: Yang dimaksud dengan "maupun di tempat lain yang dimungkinkan ·· adalah kantor pemerint-'lhan kelurahan setempat.

ayat (51

ayat(6)

ayat (7)

ayat (8)

ayat (9)

ayat (10)

ayat(ll) •

ayat(12)

Pa.c;al ?:4 ayat (1)

ayat (2)

Pasal 25 ayat (I)

ayat (2)

aya:m

Cukup jelas.

Cukup jelas.

· Cukup je!as.

· Cukup jelas.

· Cukup jelas.

· Cukup jelas.

: Cukup jelas.

: Cukup je!as.

: Jangka waktu 2 kali 24 jam din

memberi kesempatan kepada P~

melunasi utang pajak sebagai

daiam Surat Paksa yang bersang

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Kehadiran para saksi dim;:

meyakinkan bahwa pelaksru dilaksanakan sesuai dengan ket

perundang-undangan yang berla

Serita Acara Pelaksanaan :

pemberitahuan kepada Penang

masyarakat bahwa pengt:

Penanggung Pajak telah

Penanggung Pajak kepada Peja

itu, dalam setiap penyitaan, Juru

membuat Berita Acara Pelaksa

jelas dan lengkap yang sek

memuat hari dan tanggal, nom<

Pajak, nama Penanggung Pajak

barang yang disita., dan tempat ~

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

Pasal 26 ayat ( I )

ayat (2)

62

: T ujuan penyitaan adalah rriemperoleh jaminan

pelunasan utang pajak dari Penanggung Pajak. Oleh karena itu, penyitaan dapat diiaksanakan

terh:idap semua barang Penanggung Pajak, baik

yang berada di te~pat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan ·Penanggung Pc:jak. atau di

tempat lain maupun yang penguasaannya berada

di tangan pihak lain.

Pada dasamya .penyitaan dilaksanakan dengan

mendahulukan · barang bergerak, namun dalam

keadaan tertentu penyitaan dapat dilaksanakan

.langsung terhadap barang tidak bergerak t.a11pa melaksanakan pep.yitaan i.t:d1adap barung

bergerak. Keadaan tertentu, misalnya, Juru Sita Pajak tidak menjumpai barang bergerak yang dapat dijadikan objek sita, atau barang bergerak

yang dijumpa!.nya tidak mempunyai nilai, atau

harganya tidak memadai jika dibandingkan

dengan utang pajaknya_

Pengertian kepemilikan atas tanah meiiputi,

antara lain, hak milik, hak pakai. hak guna

bangunan. dan hak guna usaha.

Yang dimaksud dengan penguasaan berada di

tangan pihak lain. misalnya, disewakan atau

dipinjarnkan, sedangkan yang dimaksud dengan

dibebani dengan hak ta.11ggungan sebagai

jarninan peluriasan utang tertentu, misalnya, barang yang dihipotekkan, digadaikan, atau

diagunkan.

: Pada dasamya penyitaan terhadap badan

dilakukan terhadap barang milik perusahaan.

Namun apabila nilai barang tersebut. tidak

mencukupi atau barang n1ilik perusahaan tidak

dapat ditemukan atau karena kesu\itan dalain

Pasal 27

ayat (3)

ayat (4)

melaksanakan penyitaan re

perusahaan tidak rnencukt

dapat dilakukan terhadap

pengurus, kepala perwaki

penanggung jawab, pemili

untuk yayasan.

Dalarn memperkirakan ni!a

Juru Sita Pajak harus memf

jenis bara11g berdasarkan l

Juru Sita Pajak tidak dapat

secara berlebihan. Dalam I

Pajak dimungkinkan untu

Jasa Penilai.

Yang dimaksud dengan bi

adalah biaya pelaksanaan

Perintah Melaksanakan Per

Lelang, Jasa Penilai

sehubungan dengan penagil

,, Cukup jelas.

: Ketentuan ini dimaksudkar

dapat melabanakan penyi

milik Penanggung Pajak :

diketahui kemudian apahi

telah disita terdahulu rnembayar ut.ang pajak c

pajak. Dengan demikia

dilaksanakan lebih dari sat

jumlah yang cukup untuk

dan biaya penagihan b

1naupun setelah lelang dila!

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

64

Pasal 28 ayat (I) Sekalipun penanggung pajak te!ah melunasi

hutang pajak tetapi belum melunasi biaya penagihan paj<:i.k, penjualan secara !elang

terhadap barang yang telah disit;;i tetap dapat

dilaksanakan.

ayat (2) : Cukup jelas.

ayat (3) huruf a : Cukup jelas.

hurufb · : P.emindahbukuan oi:ijek sita yang tersimpan di

bank berupa dep0sito berjangka, tabungan, saldo

rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu dilaksanakan dengan

mengacu kepada ketentuan mengenai rahasia

bank sesuai dengan peraturan perundang­

undangan yang berlaku.

huruf c s.d f : Cakup jelas

Pasal 29 ayat (1) : Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada penanggung pajak rnelunasi

hutang pajaknya sebelum pelelang:an terhadap

barang yang dis:ta dilaksanakan. Sesuai dengan

··.ketentuan dalam peraturan lelang setiap

penjualan secara lelang harus didahului dengan

Pengumuman Letang.

ayat (2) : Cukup je!as.

ayat (3) : Dalam hal barang tidak bergerak yang akan

dilelang bersama~sama barang bergerak,

pengumuman lelang dilak.ukan dua kali untuk

barang tidak bergerak. satu kali bersama-sama

barang bergerak pada pengumuman pertama,

sehingga penjualan barang bergerak dapat

didahulukan.

ayat (4)

Pasal 30 ayat (I)

ayat (2)

ayat (3)

Pengertian tidak harus di

media massa misalnya den pengumuman yang .. ditem1

u1num, misalnya di Kantor

papan pengumuman kantor p

Mengingat bahwa Jelang

lanjut eksekusi dari St

kedudukannya sama dengan

yang telah mempunyai kek1

maka sekalipun Wajib I

keberatan dan belum mem

\elang tetap dapat dilaksa.nnJ.:

Karena penguasaan barang

berpindah dari Penanggung f

maka pejabat yang bersan.

wewenang untuk menjual

dimaksud. Mengingat Penru memiliki barang yang disita

bahwa barang yang disita lelang pada waktu yang tela

tetap dapat dilaksanakan dihadir_i oleh Penanggung Pa.

: Pada dasamya lelang tidak c

Penanggung Pajak telah m•

dan biaya penagihan pajak..

terdapat putusan pengadilan

gugatan pihak ketiga at.as

yang disita, atau putusan Pei

mengabulkan gugatan Pen~

pe laksanaan penagihan pajal

yang akan dilelang musnah

bencana alatn. lelang tetap

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai

66

Pasal 31 ayat (I)

ayat (2)

walaupun utang pajak dan biaya penagihan pajak

belum dilunasi.

: Cu kup je las.

: Cukup jelas.

ayat (3) huruf a s.d c : Cukup jelas.

huruf d

ayat (4)

ayat (5)

Pasa! 32 ayat (I)

ayat (2) huruf a

hurufb

: Hak lain yang ditetapkan oleh Gubemur setelah

dikoordinasikan dengan Pemerintah Pusat da\am

hal il'i Departe111en Keuangan.

·: Cukup jelas.

'. Yang dimaksud dengan jangka waktu

penambahan penundaan pembayaran, apabila

pennohonan penundaan pembayaran dikabulkan.

: Saat kedaluwarsa penagihan pajak ini perlu

ditetapkan untuk memberi kepastian hukum

kapan utang pajak tersebut tidak dapat ditagih

lagi.

: Dalam hal diterbitkan Surat teguran dan Surat

Pat;;a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak

tanggal penyampaian Surat Paksa tersebut.

: Yang dimaksud dengan pengakuan utang pajak

secara langsung adalah · Wajib Pajak dengan

kesadarannya menyatakan masih mempunyai

utang pajak dan belum meiunasinya kepada

Pemerintah Daerah.

Yang dimaksud dengan pengakuan utang secara

tidak langsung adalah Wajib Pajak tidak secara

nyata-nyata langsung menyatakan bahwa ia

mengakui mempunyai utang pajak kepada

Pemerintah Daerah.

Pasal 33 ayat (I)

huruf a s.d. e

huruff

ayat (2)

ayat (3)

contoh

- Wajib Pajak mengajt angsuran/penundaan pemb

- Wajib Pajak mengaj1

keberatan.

: Apabila Wajib Pajak berper

pajak dalam surat ket1

pemungutan tidak. sebagairr

Wajib Pajak dapat mengaju

kepada Gubernur yang

ketetapan pajak.

Keberatan yang diajukan ac

atau isi dari ketetapan

perhitungan jumlah yang

menurut perhitungan Wajib

Satu keberatan harus diajuk

pajak dan satu tahun pajak.

: Cukup jelas

Yang dimaksud

orang pribadi

dengan

atau ba

peraturan perundang--un

Daerah atau yang ditu1

sebagai pemotong/pemung

: Alasan-alasan yang jel

mengemukakan dengan d

jumlah pajak yang terutani

petugas pajak (fiskus) tidal

Ayar ini mengharusl

membuktikan ketidakben