: a. b. 2....14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara...
Transcript of : a. b. 2....14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara...
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PATITAHUN {999 NOMOR: 13
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATINOMOR:9TAHUN1999
TENTANG, RETRIBUSI TERMINAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PATI
Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya KeputusanMenteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998 tentangRuang Lingkup dan Jenisjenis Retribusi DaerahTingkat I dan Daerah Tingkat ll, maka RetribusiTerminal rnerupakan jenis retribusi Daerah Tingkat ll ;
b. bahwa untuk"-mernungut retribusi .sebagaimanadimaksud pada huruf a diatas, perlu dratur denganPeraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nom.or. 13 Tahun 1950
Pembentukan Daerah-daerah KabupaterrLingkungan Propinsi Jawa Tengah ;
2. Undang-undang Nomor 49 Prp Tahun 1960" Panitia Urusan Piutang Negara ;
tentangDalam
tentang
FF
3. Undang-undang Nomor I Tahun 1981 tentang KitabUndang-undang Hukum Acara Pidana ;
4. Undang-undang Nomor 14. Tahun 1992 tentangLalu Lintas dan Angkutan Jalan ;
5. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1gg7 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah ;
6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 199g tentangPemerintahan Daerah ;
7 . Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1gB3tentang Pelaksanaan Hukum Acara Pidana ;
8. Peraturan Pemerintah Nsmor 22 Tahun i gg0
tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah-an di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan JalanDaerah Tingkat I dan Daerah Tingkat ll ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1gg3tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1 gg5
tentang Penyerahan Sebagian Urusan pe-merintahan Kepada 26 Daerah Tingkat llPercontohan ;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1gg7tentang Retribusi Daerah ;
12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun1986 jo Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 \s'Tahun 1997 tentang Ketentuan Umum MengenaiPenyidik Pegawai Negeri Sipil di LingkunganPemerintah Daerah ;
13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174Tahun 1997 tentang Pedom,an Tata CaraPemungutan Retribusi Daerah ;
14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksaan diBidang Retribusi Daerah ;
15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun.1998 tentang Ruang .Lingkup dan Jenis-jenisRetribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat ll ;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat ll PatiNomor 3 Tahun 1989 tentang Penyidik PegawaiNegeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah KabupatenDaerah Tingkat ll Pati ;
17. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Pati tanggal 7 Desember 1999 Nomor
?2|KEP11999 tentang Persetujuan Penetapan :
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Patitentang Retribusi Terminal menjadi PeraturanDaerah.
Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenPati'
MEMUTUSKANMenetapkan: PERATURAN DAERAH KABUPATEN P"ATI TENTANG
RETRIBUSI TERMINAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah Kabupaten Pati ;
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Pati ;
c. Bupati adalah Bupati Pati ;
d. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu
di bidang retribusi sesuai dengan peraturanperundang-undangan ;
e. Badan adalah suatu bentuk Badan Usaha yang
meliputi Persbroan Terbatas, PerseroanKomanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha milik
Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk
apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi,
koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis,
lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap, serta
badan usaha lainnya;
f. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa
yang disediakan oleh Pemerintah daerah denganmenganut prinsip komersial karena pada dasarnyadapat pula disediakan oleh sektor swasta ,
g. Retribusi Terminal yang selanjutnya disebutRetribusi adalah pembayaran atas pelayananpenyediaan tempat parkir untuk kendaraanpenumpang bis dan umum, tempat kegiatan usaha,
fasilitas lainnya di lingkungan terminal yang dimilikidan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah tidaktermasuk pelayanan peron ;
h. Wajib Retribusi adalah orang pribadi yang menurutperaturan perundang-undangan retribusi diwajibkanuntuk melakukan pembayaran retribusi ;
i. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentuyang merupakan batas waktu bagi \Ahjib Retribusiuntuk memanfatkan pelayanan penyediaan fasilitas
terminal ;
'S
J
l.
Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerahselanjutnya dapat disingkat SPdORD adalah suratyang dipergunakan oleh Wajib Retribusi untukmelaporkan data obyek retribusi dan WajibRetribusi sebagai dasar penghitungan danpembayaran ietribusi yang terutang menurutperaturan perundang-undangan retribusi Daerah ;
Surat Ketetapan Retribusi Daerah untukselanjutnya disingkat SKRD adalah suratkeputusan yang menentukan besarnya jumlahretribusi yang terutang ;
Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayaruntuk selanjutnya disingkat SKRDKB adalah SuratKeputusan yang menentukan besarnya jumlahr.etribusi yang terutang, jumlah kredit retribusi,jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi,besarnya sanksi administrasi dan jumlah yangmasih harus dibayar ;
Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang BayarTambahan untuk selanjutnya disingkat SKRDKBTadalah Surat Keputusan yang menetukantambahan atas jumlah Retribusi yang telahditetapkan ;
Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayaruntuk selanjutnya disngkat SKRDLB adalah SuratKeputusan yang menentukan jumlah kelebiltanpembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi
lebih besar dari retribusi yang terutang atau tidakseharusnya terutang ;
Surat Tagihan Retribusi Daerah untuk selanjutnya
m.
o.
p
q
disingkat STRD adalah surat untuk melakukan
tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi
berupa bunga dan atau denda :
Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan
atas keberatan terhadap SKRD atau dokumen lain
yang dipersamakan, SKR,DKBT dan SKRDLB yang
diajukan oleh Wajib Retribusi ;
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk
mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan
atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
daerah dan retribusi berdasarkan peraturanperundang-undangan perpajakan daerah dan
retribusi ;
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
daerah dan retribusi adalah serangkaian tindakanyang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil,
yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itumembuat terang tindak pidana di bidangperpajakan daerah dan retribusi yang terjadi serta
menemukan tersangkanya.
BAB II
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Terminal dipungut retribusi
sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan
tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis
umum, tempat kegiatan usaha, fasilitas lainnya di
Lingkungan terminal yang dimiliki dan atau dikelolaoleh Pemerintah Daerah.
Pasal 3
(1) Obyek Retribusi adalah pelayanan penyediaan
fasilitas terminal yang meliputi :
a. Penyediaan tempat parkir kendaraanpenumpang dan bis umum ;
b. penyediaan tempat kegiatan usaha ;
c. fasilitas lainnya di lingkungan terminal.
(2) Tidak termasuk obyek retribusi adalah pelayananperon dan penyediaan fasilitas terminal yang
dikelola Pemerintah Daerah dan pihak swasta.
Pasal 4
Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan fasilitas terminal.
BAB tIIGOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5Retribusi Terminal digolongkan sebagai retribusi jasa
usaha.
BAB IVCARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkanfrekuensi dan iangka waktu pemakaian fasilitasterminal.
: BABVPRINSIP PENETAPAN, STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP
Pasal 7Prinsip penetapan tarip retribusi terminal adalah untukmengganti biaya administrasi, pembangunan,perawatan, penyusutan, kebersihan, kerusakan,keamanan dan biaya peimbinaan.
Jenis pelayanan Jenis Kendaraan
Ukuran fasilitas
Tarip
Penyediaan tempat
Parkir kendaraan
penumpang dan bis
Umum
Pemakaian tempat
kendaraan dalam
lingkungan terminal
dan atau pemakaian
jalur bus istirahat
Angkutan Pedesaan
Bus Kecil
Bus Sedang
Angkutan antar Kota
Bus Sedang
Bus Besbr
Parkir Kendaraan
1. Bus istirahat
Rp.200,- / sekali
masuk
Rp.500,- / sekali
masuk
Rp.500,- I sekali
masuk
Rp.750,- / sekali
Masuk
Rp.500,- I sekali
Parkir s/d 1 jam
Rp.200Aiapjam kelebihan
I
Pasal.S
Struktur besarnya tarip retribusi terminal ditetapkan ,-/sebagai berikut :
-,=i!::i.-i;1.:1'l:::.:f i:
1 2 3
2. Kendaran bermotor
Roda ernpal
3. Sepeda motot
roda dua
Rp.300,- / sekali
parkir sld 1 jam
Rp.100,- / tiap
jam kelebihan
Rp.200,- / sekali
parkir
Pemakaian tempat
usaha penlualan
dalam lingkungan
Terminal
1. Kios
2. Pedagang kaki lima
3. Loket penjualan
tiket Bus Malam
Rp. 2.500,- / M2
/bulan
Rp.200,- i hari
Rp.1.000,- / hari
Pemakaian fasilitas
lain di dalam
Terminal
1. Kamar mandi
- Buang air besar
- Buang air kecil I
Kencing
2. Titipan sepeda
Rp.500,- / sekali
pakai
Rp.300,- l sekali
pakai
Rp.200,- / sekali
pakai
Rp.100,- / hari
BAB VI
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
Retribusi yang terutang dipungut di wilayah Daerah
tempat pelayanan kualitas terminal diberikan'
BAB VII
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 10
Saat retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannyaSKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
BAB VIII
SIJRAT PENDAFTARAN
Pasal'!2(1) Wajib Retribusi wajib mengisi SPdORD.
(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap sertaditandatangani oleh Wajib Retribusi atau kuasanya.
(3) Bentuk, isi, serta tata cara pengisian danpenyampaian SPdORD sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati.
BAB IXPENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 13
Berdasarkan SPDORD sebagaimana dimaksuddalam Pasal 12 ayat (1) ditetapkan retribusiterutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumenlain yang dipersamakah.Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan danditemukan data baru dan atau data yang semulabelum terungkap yang menyebabkan penambahanjumlah retribusi yang terutang maka dikeluarkanSKRDKBT.
10
(1)
(2)
(3) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan SKRDKBTsebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkanoleh Bupati.
BAB X
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 14
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan, danSKRDKBT.
BAB XI
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 15
Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat padawaktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksiadministrasi berupa bunga sebesar ZYo (duaperseratus) setiap bulan dari retribusi yang terutangatau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakanSTRD.
BAB XII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 16
Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasisekaligus.
Retribusi yang terutang dilunasi selambat-
(1)
(21
(3)
(1)
(2)
lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannyaSKRD atau dokumen lain yang dipersamakanSKRDKBT dan STRD.
Tata ca(a pembayaran, penyetoran, tempatpembayaran retribusi diatur dengan keputusanBupati.
BAB XIIITATA CARA PENAGIHAN
Pasal 17
Retribusi terutang berdasarkan SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan SKRDKBT,STRD dan Surat Keputusan Keberatan yangmenyebabkan jumlah retribusi yang harus dibayarbertambah, yang tidak atau kurang dibayar olehWajib Retribusi dapat ditagih melalui Badan UrusanPiutang dan Lelang Negara (BUPLN)
Penagihan retribusi melalui BUPLN dilaksanakanberdasarkan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
BAB XIVKEBERATAN
Pasal 18
Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanyakepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atasSKRD atau dokumen lain yang dipersamakanSKRDKBT dan SKRDLB
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasalndonesia dengan disertai alasan-alasarr yangjelas.
12
(1)
(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatanatas ketetapan retribusi, Wajib Retribusi harusdapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan
, relribusi:tersebut.(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu
paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT danSKRDLB diterbitkan, kecuali apabila WajibRetribusi tertentu dapat menunjukkan bahwajangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena
(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratansebagaimana dimaksud pada ayaf (2'y dan (3) tidakdianggap sebagi surat keberatan, sehingga tidakdipertimbangkan.
(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajibanmembayar retribusi dan pelaksanaan penagihanretribusi.
Pasal 19
Bupati datam jangka walitu paling lama 6 (enam)
bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harusmemberi keputusan atas keberatan yang diajukan.
Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa
menerima seluruhnya atau sebagian, menolak,atau menambah besarnya retribusi yang terutang.
Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberikan
suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebutdianggap dikabulkan.
(1)
(2)
(3)
13
BAB XV
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 20
(1) Atas kelebihan pembayaran relribusi, WajibRetribusi dapat mengajukan permohonanpengembalian kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan _sejak diterimanya permohonan kelebihanpembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memberikan kepuiusan.(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (21 telah dilampaui dan Bupati tidakmemberikan suatu keputusan permohonan pe-ngembalian kelebihan retribusi dianggap di-kabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalamjangka waktu waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusilainnya, kelebihan pembayaran retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) langdung di-perhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utangretribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulansejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaranretribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2
(dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bungasebesar zo/a (dua persen) sebulan atas ke-terlambatan pembayaran kelebihan retribusi.
14
(1)
(2)
(3)
Pasal 21
Permohonan pengembalian kelebihan pembayaranretribusi diajukan tertulis kepada Bupati dengansekurangkurangnya menyebutkan :
a. nama dan alamat Wajib Retribusi ;
b. masa retribusi ;
c. besarnya kelebihan pembayaran ;
d. alasan yang singkat dan jelas.
Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
retribusi disampaikan secara langsung atau melaluipos tercatat.
Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau buktipengiriman pos tercatat merupakan bukti saatpermohonan diterima oleh Bupati.
Pasal 22
Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan denganmenerbitkan Surat Pembayaran KelebihanRetribusi.
Apabila kelebihan retribusi diperhitungkan denganutang retribusi lainnya, sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2O ayat (4) pembayaran dilakukandengan cata pemindahbukuan dan bukti pe-mindahbukuan juga berlaku sebagai buktipembayaran.
(1)
(2)
15
BAB XVIPENGURANGAN, KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 23(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringan-
an dan pembebasan retribusi.(2) Pemberian pengurangan, keringanan dan
. pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dengan memperhatikan kemampuan Wajibretribusi antara lain untuk mengangsur, karenabencana alam dan kerusuhan.
(3) Tata cara pengurangan, keringanan danpembebasan retribusi ditetapkan oleh Bupati.
BAB XVII
KEDALUWARSA PENAGIHANPasal 24
Hak untuk melakukan penagihan retribusi,kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3(tiga) tahun terhitung sejak saat terUtangnyaretribusi, kecuali apabila Wajib Retribusimelakukan tindak oidana di bidang retribusi...Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :
a. diterbitkan Surat Teguran, ataub. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib
Retribusi baik langsung maupun tidaklangsung.
(1)
(2)
16
1&&
(1)
(2)
(1)
(2)
BAB XViltKETENTUAN PIDANA
Pasal 25
Wajib Retribusi yang tidak melaksanakankewajibannya sehingga merugikan keuanganDaerah diancam pidana kurungan paling lama 6(enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat)kalijumlah terutang.Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adatahpelanggaran.
BAB XIX
PENYIDIKANPasal 26
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkunganPemerintah Daerah diberi wewenang khusussebagai Penyidik untuk melakukan penyidikantindak pidana di bidang retribusi Daerahsebagaimana dimaksud dalam Undang-undangNomor I Tahun 1981 tentang Hukum AcaraPidana.
Wewenang Panyidik sebagaimana dimaksud padaayat (1) adalah :
a. menerima, rnencari, mengumpulkan danmeneliti keterangarf atau laporan berkenaandengan tindak pidana dibidang retribusi Daerahagar keterangan atau laporan tersebut menjadilengkap dan jelas ;
b meneliti, mencari dan mengumpulkanketerangan mengenai orang pribadi atau badan
17
tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana dibidang
retribusi Daerah ;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dariorang pribadi atau badan sehubungan dengan
tindak pidana dibidang retribusi Daerah ;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan
dokumen-dokumen lain berkenaan dengan
tindak pidana dibidang retribusi Daerah ;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan
bahan bukti pembukuan, pencatatan dan
dokumen-dokumen lain, serta melakukanpenyitaan terhadap bahan bukti tersebut :
t. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
dibidang retribusi Daerah ;
g menyuruh berhenti dan atau melarangseseorang meninggalkan ruangan atau tempatpada saat pemeriksaan sedang berlangsung
dan memeriksa identitas orang dan atau
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksudpada huruf e ;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan
tindak pidana retribusi Daerah ;
i. memanggil orang untuk didengar keterangan-
nya dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi ,
j. menghentikan PenYidikan ;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk
kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang
r8
retrrbusi Daerah menurut hukum yang dapatdipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikannya kepadaPenuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yangdiatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981tentang Hukum Acara Pidana.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka semuaketentuan yang bertentangan dengan PeraturanDaerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 28
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam PeraturanDaerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akandiatur lebih lanjut oleh Bupati.
Pasal 29
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal'.- diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahui-nya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerahini dengan penempatannya dalam Lembaran DaerahKabupaten Pati.
19
TTD.
tr- SLAMET PRAW|RO
LE MBAffiAI* &AERA*d =I4AE}UeATGS+,fi4Tt{r. : :r :'r i:':r,l . : '-' .' :jr:: : s i-j
TAHUN 1999 NOMOR 13.
:i; i]i:: ::i--',=i:jiie it,;l.ii i--:.: I t! t!_-.: -l
tr''F*ti:liii?.jlroal /'
::i i; : i: j-; ,1: 5,-.1
r: a ia.!-.e.'i
t.
PENJELASANATAS
FERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI
NOMOR 9 TAHUN 1999
TENTANG
RETRIBUSI TERMINAL
UMUMSesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah, retribusi merupakan salah satu
sumber pendapatan daerah selain pajak Daerah dan penerimaan-
penerimaan daerah lainnya termasuk penerimaan yang berasal
dari Pemerintah, andalan Pemerintah Daerah dalam menopang
pelaksanaan otonomi Daerah, yaitu mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri.
Sumber pendapatan daerah tersebut diharapkan meniadi sumber
pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
daerah.Retribusi Terminal termasuk dalam golongan retribusi
Jasa Usaha, dengan kritsia sebagaiberikut :
a. jasa tersebut adalah jasa yang bersifat komersial yang
seyog)lanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum
memadai.
b. terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai Daerah yang belum
dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah'
PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 s/d Pasal 13 : CukuP jelas.
Pasal 14 ayat (1) :
yang dimaksud dengan tidak dapat diborongkan adalah
bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi
1
il.
tidak dapat diserahkan kepada Pihak Ketiga.Namun dalam pengertian inibukan berarti bahwa pemdatidak boleh bekerja sama dengan pihak Ketiga.'Dengansangat selektif dalam proses pemungutan retribusi.Pemda dapat mengajak bekerja sama badan-badantertentu yang karena profesionalismenya layak dipercayauntuk ikut melaksanakan sebagian tugas pemungutanjenis retribusisecara lebih efisien. Kegiatan pemungutanretribusi yang tidak dapat dikerjasamakan dingan pihaki(etiga adalah kegiatan penghitungan besarnya retribusidan penagihan retribusi.
Pasal 14ayat(2) :
yang dimaksud dengankan antara lain berupalangganan.
dokumen lain yang dipersama-karcis masuk, kupon dan kartu
Pasal 15 s/d Pasal 22 : Cukup jetas.
Pasal 23 ayat (1) :
Dasar pemberian pengurangan dan keringanan dikaitkandengan kemampuan Wajib Retribusi, sedangkanpembebasan retribusi dikaitkan dengan fungsi obyekretribusi.
Pasal 23 ayat (2) : Cukup Jetas.
Pasal 23 ayat (3) : Cukup jelas.
Pasal 24 s/d Pasal2g . Cukup jelas.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN PATI
KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
. KABUPATEN PATI
NOMOR 22lKEPl1999TENTANG
PERSETUJUAN PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH
KABUPATEN PATI TENTANG RETRIBUSI TERMINAL
MENJADI PERATURAN DAERAH
Membaca
Menimbang a.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN PATI
Surat Bupati Kepala Daerah Tingkat ll Pati tanggal 16
April 1999 Nomor 88.312450 perihal Pengiriman 16
Materi Raperda tentang Retribusi Daerah Tingkat ll.
bahwa Rancangan Peraturan Daerah tentangRetribusi Terminal dibahas secara mendalam di
DPRD Kabupaten Pati tanggal 26 s/d 29 Nopember
1999 dipandang telah layak untuk ditetapkanmenjadi Peraturan Daerah ;
bahwa untuk penetapan Rancangan Peraturan
Mengingat : 1.
Memperhatikan. 1
2.
Daerah menjadi Peraturan Daerah tersebut diatasperlu ditetapkan dengan Keputusan DewanPenrvakilan Rakyat Daerah Kabupaten pati.
Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-daerah Kabupaten DalamLingkungan Propinsi Jawa Tengah ;
lJndang-undang Nomor 4 Tahun 19gg tentangSusunan dan Kedudukan Majelis permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan DewanPeruakilan Rakyat Daerah ,
Undang-undang Nomor 22 Tahun 199g tentangPemerintahan Daerah ;
Undang-undang Nomor 18 Tahun 19g7 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah ;
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1gg7tentang Retribusi Daerah ;
Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Pati Nomor 170t11/1999 tentangPeraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten pati.
Rapat Paripurna DPRD Kabupaten pati tanggal 17Nopember 1999 tentang Penjelasan Eksekutifterhadap meteri Raperda ;
Rapat Paripurna DPRD Kabupaten pati tanggal 22Nopember 1999 tentang Penyampaian pandanganUmum Anggota ;
Rapat Kerja Gabungan Komisi DPRD KabupatenPati tanggal 26 dan tanggal 29 Nopember 1999.
4.
5.
o.
2.
Menetapkan :
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN PATI TENTANG PERSETUJUANPENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAHKABUPATEN PATI TENTANG RETRIBUSI TERMINALMENJADI PERATURAN DAERAH.
Pasal IMenetapkan Rancangan Peraturan Daerah KabupatenPati tentang Retribusi Terminal menjadi PeraturanDaerah.
Pasal 2Penetapan Rancangan Peraturan Daerah sebagaimanatersebut pasal 1 Keputr.rsan ini dengan Perubahan-perubahan sebagaimana tercantum dalam lampiran ini.
Pasal 3
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan diPatipada tangg al Q7 Desember 1999
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN PATI
Ketua
TTD.
TASIMAN