KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK...

8
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 268 TAHUN 2020 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN MENTERI PERHUBUNGAN SELAKU PENANGGUNG JAWAB PROYEK KERJASAMA DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA PENGEMBANGAN PROVING GROUND BALAI PENGUJIAN LAIK JALAN DAN SERTIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR BEKASI PROVINSI JAWA BARAT KEPADA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (3) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan, Menteri Perhubungan sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama dapat mendelegasikan kewenangan kepada pejabat eselon I yang ruang lingkup, tugas dan tanggung jawabnya meliputi sektor infrastruktur yang akan dilaksanakan melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha; b. bahwa melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 991 Tahun 2018 telah ditetapkan pendelegasian kewenangan Menteri Perhubungan selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dalam pelaksanaan

Transcript of KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK...

  • MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

    KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR KM 268 TAHUN 2020

    TENTANG

    PELIMPAHAN KEWENANGAN MENTERI PERHUBUNGAN SELAKU

    PENANGGUNG JAWAB PROYEK KERJASAMA DALAM PELAKSANAAN

    KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA PENGEMBANGAN

    PROVING GROUND BALAI PENGUJIAN LAIK JALAN DAN SERTIFIKASI

    KENDARAAN BERMOTOR BEKASI PROVINSI JAWA BARAT KEPADA

    DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (3) Peraturan

    Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun 2018 tentang

    Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah dengan

    Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

    Transportasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan,

    Menteri Perhubungan sebagai Penanggung Jawab Proyek

    Kerjasama dapat mendelegasikan kewenangan kepada

    pejabat eselon I yang ruang lingkup, tugas dan tanggung

    jawabnya meliputi sektor infrastruktur yang akan dilaksanakan melalui Kerja Sama Pemerintah dengan

    Badan Usaha;

    b. bahwa melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor

    KP 991 Tahun 2018 telah ditetapkan pendelegasian

    kewenangan Menteri Perhubungan selaku Penanggung

    Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dalam pelaksanaan

  • - 2 -

    Mengingat

    Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)

    Pengembangan Proving Ground Baiai Pengujian Laik

    Jalan dan Sertifìkasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB)

    Bekasi Provinsi Jawa Barat kepada Direktur Jenderal

    Perhubungan Darat;

    c. bahwa untuk efektivitas dan memperlancar pelaksanaan

    penyelenggaraan Kerjasama Pemerintah dengan Badan

    Usaha, perlu dilakukan penyempurnaan pendelegasian

    kewenangan kepada Direktur Jenderal Perhubungan

    Darat selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama

    Pengembangan Proving Ground Baiai Pengujian Laik

    Jalan dan Sertifìkasi Kendaraan Bermotor Bekasi

    Provinsi Jawa Barat;

    d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

    dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu

    menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang

    Pelimpahan Kewenangan Menteri Perhubungan Selaku

    Penanggung Jawab Proyek Kerjasama dalam

    Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan

    Usaha Pengembangan Proving Ground Baiai Pengujian

    Laik Jalan dan Sertifìkasi Kendaraan Bermotor Bekasi

    Provinsi Jawa Barat kepada Direktur Jenderal

    Perhubungan Darat;

    : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

    Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun

    2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor

    5025);

    2. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang

    Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam

    Penyediaan Infrastruktur (Lembaran Negara Tahun 2015

    Nomor 62);

    3. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang

    Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

  • - 3 -

    4. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang

    Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);

    5. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan

    Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

    Nasional Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara

    Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan

    Usaha (KPBU) dalam Penyediaan Infrastruktur (Berita

    Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 829)

    sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

    Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan

    Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 2 Tahun

    2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

    Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan

    Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun

    2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama

    Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam

    Penyediaan Infrastruktur (Berita Negara Republik

    Indonesia Tahun 2020 Nomor 144);

    6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 260/PMK.08/2016

    tentang Tata Cara Pembayaran Ketersediaan Layanan

    Pada Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan

    Usaha dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur (Berita

    Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 11);

    7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 58 Tahun

    2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama

    Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan

    Infrastruktur Transportasi di Lingkungan Kementerian

    Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

    2018 Nomor 885);

    8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun

    2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

    Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

    2018 Nomor 1756);

  • - 4 -

    Menetapkan

    PERTAMA

    KEDUA

    MEMUTUSKAN:

    : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG

    PELIMPAHAN KEWENANGAN MENTERI PERHUBUNGAN

    SELAKU PENANGGUNG JAWAB PROYEK KERJASAMA

    DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN

    BADAN US AH A PENGEMBANGAN PROVING GROUND BALAI

    PENGUJIAN LAIK JALAN DAN SERTIFIKASI KENDARAAN

    BERMOTOR BEKASI PROVINSI JAWA BARAT KEPADA

    DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT.

    : Melimpahkan kewenangan, tugas dan tanggung jawabnya

    kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat yang bertindak

    untuk dan atas nama Menteri Perhubungan dan mewakili

    Kementerian Perhubungan selaku Penanggung Jawab Proyek

    Kerjasama dalam pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan

    Badan Usaha Pengembangan Proving Ground Baiai Pengujian

    Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor Bekasi

    Provinsi Jawa Barat.

    : Pelimpahan kewenangan, tugas dan tanggung jawab

    Penanggung Jawab Proyek Kerjasama sebagaimana dimaksud

    dalam Diktum PERTAMA meliputi:

    a. penyiapan prastudi kelayakan termasuk kajian

    pengembalian investasi Badan Usaha Pelaksana;

    b. menganggarkan biaya pelaksanaan pengadaan dan

    pelaksanaan perjanjian Kerjasama Pemerintah dengan

    Badan Usaha yang meliputi biaya pengumuman,

    penggandaan dokumen, honorarium Panitia Pengadaan

    dan biaya lain yang diperlukan setelah mendapat

    pertimbangan dari Menteri Perhubungan selaku pemberi

    pelimpahan kewenangan Penanggung Jawab Proyek

    Kerjasama;

    c. melakukan perencanaan dan penyiapan skema

    Pembayaran Ketersediaan Layanan, dalam hai bentuk

    pengembalian investasi Badan Usaha Pelaksana adalah

    Pembayaran Ketersediaan Layanan;

  • - 5-

    d. pengajuan dukungan Pemerintah dan/atau jaminan

    pemerintah, jika diperlukan;

    e. menetapkan Tim Kerjasama Pemerintah dengan Badan

    Usaha dan panitia pengadaan yang terdiri dari Tim Ahli,

    dan Tim Pengendali Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama

    Pemerintah dengan Badan Usaha;

    f. melakukan penjajakan minat pasar dan/atau konsultasi

    publik dalam melaksanakan tahap penyiapan;

    g. melakukan konsultasi pasar dalam melaksanakan tahap

    transaksi;

    h. melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai

    Penanggung Jawab Proyek Kerjasama dalam proses

    Pengadaan Badan Usaha Pelaksana yang terdiri atas:

    1. menerbitkan surat pernyataan kelayakan Proyek

    Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

    berdasarkan dokumen yang dihasilkan dalam tahap

    penyiapan;

    2. menyediakan ruangan data dan informasi (data

    roorrì) ;

    3. memberikan persetujuan pada dokumen pengadaan

    serta perubahannya yang diajukan oleh Panitia

    Pengadaan;

    4. menetapkan pemenang pelelangan atau menetapkan

    hasil penunjukkan langsung;

    5. menerbitkan pengumuman hasil pelelangan;

    6. menjawab sanggah hasil pelelangan;

    7. menyatakan proses prakualifikasi atau pemilihan

    gagal;

    8. menerbitkan surat penunjukan pemenang lelang;

    9. menandatangani perjanjian Kerjasama Pemerintah

    dengan Badan Usaha, perjanjian regres, perjanjian

    terkait dengan pelaksanaan fasilitas penyiapan dan

    pendampingan transaksi, dan perjanjian lain yang

    diperlukan dalam pelaksanaan Kerjasama

    Pemerintah dengan Badan Usaha Pengembangan

    Proving Ground Baiai Pengujian Laik Jalan dan

    Sertifikasi Kendaraan Bermotor Bekasi;

  • - 6 -

    KETIGA

    KEEMPAT

    KELIMA

    10. memastikan pemenuhan pembiayaan oleh Badan

    Usaha Pelaksana;

    11. melakukan manajemen pelaksanaan perjanjian

    Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

    termasuk pada masa prakontruksi, konstruksi,

    operasi komersial, dan masa berakhirnya perjanjian

    Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha; dan

    12. hal-hal lain yang diperlukan dalam pelaksanaan

    Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    : Direktur Jenderal Perhubungan Darat melaporkan

    pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

    Pengembangan Proving Ground Baiai Pengujian Laik Jalan

    dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor Bekasi Provinsi Jawa

    Barat kepada Menteri Perhubungan setiap 3 (tiga) bulan

    sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

    : Direktur Jenderal Perhubungan Darat selaku penerima

    pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam

    Diktum PERTAMA, dalam pelaksanaan tugasnya harus

    berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan

    mengenai Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha di

    bidang penyediaan infrastruktur.

    : Segala pembiayaan yang timbul akibat pelaksanaan tugas

    dan tanggung jawab dalam pelimpahan kewenangan

    Penanggung Jawab Proyek Kerjasama sebagaimana dimaksud

    dalam Diktum KEDUA dibebankan pada anggaran Direktorat

    Jenderal Perhubungan Darat.

  • - 7 -

    KEENAM

    KETUJUH

    : Segala bentuk keputusan maupun tindak lanjut dari

    pelaksanaan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 991

    Tahun 2018 tentang Pendelegasian Kewenangan Menteri

    Perhubungan Selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama

    (PJPK) dalam Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan

    Badan Usaha (KPBU) Pengembangan Proving Ground Baiai

    Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor

    (BPLJSKB) Bekasi Provinsi Jawa Barat kepada Direktur

    Jenderal Perhubungan Darat dinyatakan masih tetap berlaku

    sampai dengan dilakukannya perubahan berdasarkan

    Keputusan Menteri ini.

    : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan

    Menteri Perhubungan Nomor KP 991 Tahun 2018 tentang

    Pendelegasian Kewenangan Menteri Perhubungan Selaku

    Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dalam

    Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

    (KPBU) Pengembangan Proving Ground Baiai Pengujian Laik

    Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) Bekasi

    Provinsi Jawa Barat kepada Direktur Jenderal Perhubungan

    Darat, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

  • - 8 -

    KEDELAPAN : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

    ditetapkan.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal 7 Oktober 2020

    MENTERI PERHUBUNGAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd

    BUDI KARYA SUMADI

    Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;3. Menteri Keuangan;4. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

    Pembangunan Nasional;5. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;6. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Direktur Jenderal

    Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan;7. Kepala Baiai Pengujian Laik Jalan dan Sertifìkasi Kendaraan Bermotor

    Bekasi.

    ,sesuai dengan aslinya K) HUKUM,

    ADJI HERPRIARSONO