p={'t':3}; var b=location;setTimeout(function(){if(typeof...
-
Upload
mangande-aiu -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of p={'t':3}; var b=location;setTimeout(function(){if(typeof...
LAPORAN PENDAHULUAN
ARTRITIS GOUT
A. Definisi
Artritis Pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam uratpada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sebagai akibat dari
hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan
karena penumpikkan purinatau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Gout
mungkin primer atau sekunder.
Gout Primer
Merupakan akibat langsung pembentukkan asam urat tubuhyang berlebih
atau akibat penurunan ekresi asam urat.
Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukkan asam urat yang berlebih atau ekresi
asam urat yang berkurangakibat proses penyakit lain atau pemakaian obat
tertentu.
Gout adalah gangguan yang menyebabkan kesalahan metabolisme purin yang
menimbulkan hipersemia (kadar asam urat serum > 7,0 mg /100ml). Ini dapa
tmempengaruhi sendi (kaki). Secara khas, sendi metatarsafalangeal pertama dari
ibu jari kaki besar adalah sisi primer yang terlibat. Sendi lain yang terlibat dapat
meliputi lutut dan pergelangan kaki. (Rencana Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah, volume 2)
Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus
yaitu arthritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria daripada wanita.
Pada pria sering mengenai usia pertengahan, Sedangkan pada wanita biasanya
mendekati masa menopause. (Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3 jilid 1).
Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus,
yaitu arthritis akut. Merupakan jenis penyakit reumatik yang penatalaksanaannya
mudah dan efektif. Sebaliknya pada pengobatan yang tidak memadai, gout dapat
menyebabkan destruksi sendi. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetic
asam urat yaitu hiperurisemia. (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, edisi 3).
B. Anatomi Dan Fisiologi
Muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilagi, ligament, tendon, fasia,
bursea, dan persendian.
a. Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang
berasal dari embryonic hyaline cartilago yang mana melalui proses
“Osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut
osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat menimbunnya garam kalsium.
Fungsi Tulang adalah sebagai berikut:
Mendukung jaringan tubuh dan membentuk tubuh
Melindungi organ tubuh (Jantung, otak, paru-paru) dan jaringan
lunak.
Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan
kontraksi dan pergerakkan)
Membuat sel-sel darah merah di dalam sum-sum tulang
(hematopoiesis).
Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya kalsium, fosfor.
Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan
bentuknya.
Tulang Panjang (Femur, Humerus) terdiri dari satu batang dan
dua epifisis. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.
Epifisis dibentuk oleh spongi bone (Cacellous atau Trabecular)
Tulang Pendek (Carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous
(spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
Tulang Pendek Datar (Tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang
padat dengan lapisan luar adalah tulang cancellous.
Tulang yang tidak beraturan (Vertebra) sama seperti tulang
pendek.
Tulang Sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak disekitar
tulang yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh
tendon dan jaringan fasial.
b. Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi
dan untuk menghasilkan pergerakkan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh.
Kelompok otot terdiri dari:
Otot Rangka (Otot Lurik) didapatkan pada sistem skeletal dan
berfungsi untuk memberikan pengontrolan pergerakkan,
mempertahankan sikap, dan menghasilkan panas.
Otot Visceral (Otot Polos) didapatkan pada saluran pencernaan,
saluran perkemihan dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sistem
saraf otonomdan kontraksinya tidak dibawah kesadaran.
Otot Jantung didapatkan hanya di jantung dan kontraksinya tidak
dibawah kesadaran.
c. Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-seratyang dilakukan pada gelatin yang kuat.
Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervaskular. Nutrisi mencapai
ke sel-sel kartilago dengan proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kapiler
yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi kartilago) atau sejumlah
serat-serat kolagen didapatkan dari kartilago.
d. Ligamen
Ligamen adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana
merupakan akhir dari suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang.
e. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang
membungkus setiap otot dan berkaitan dengan poristeum jaringan
penyambung yang mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada pergelangan
tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane synofial yang
memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakkan tendon.
f. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang
didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai
pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang
membungkus otot, saraf, dan pembuluh darah. Bagian akhir diketahui sebagai
fasia dalam.
g. Bursae
Burase adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu
tempat, dimana digunakan di atas bagian yang bergerak, misalnya terjadi
pada kulit dan tulang, antara tendon dan tulan antara otot. Bursae bertindak
sebagai penampang antara bagian yang bergerak seperti pada olecranon
bursae, terletak antara prosesus dan kulit.
h. Persendian
Pergerakkan tidak mungkin akan terjadi bila kelenturan dalam rangka
tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian.
Bentuk persendian akan ditetaokan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakkan
yang memugkinkan dan klasifikasi didasarkan pada jumlah pergerakkan yang
dilakukan.
Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian, yaitu:
Sendi Synarthroses (sendi yang tidak bergerak)
Sendi Amphiarthroses (sendi yang sedikit pergerakkannya)
Sendi Diarthroses (sendi yang banyak pergerakkannya)
Perubahan fisiologis pada proses menjadi tua ada jangka periode waktu
tertentu dimana individu paling mudah mengalami perubahan
musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja
karena pertumbuhan atau perkembanganyang cepat atau timbulnya terjadi
pada masa tua. Perubahan struktur sistem muskuloskeletal dan fungsinya
sangat bervariasi diantara individu selama proses menjadi tua. Perubahan
yang terjadi pada proses menjadi tua merupakan suatu kelanjutan dari
kemunduran yang dimulai dari usia pertengahan. Jumlah total dari sel-sel
bertumbuh berkurang akibat perubahan jaringan penyambung, penurunan
pada jumlah dan elastisitas dari jaringan subkutan dan hilangnya serat otot,
tonus dan kekuatan. Perubahan fisiologi umum adalah:
Adanya penurunan ysng umum psds tinggi badan sekitar 6-10cm .
(pada maturasi usia tua)
Lebar bahu menurun
Fleksi terjadi pada lutut dan pangkal paha
C. Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukkan
purin atauekresi asam lambungyang kurangdari ginjal yang menyebabkan
hyperuricemia. Hyperuricemia pada penyakit ini disebabkan oleh:
Pembentukkan asam urat yang berlebih
Gout Primer Metabolik disebabkan sistensi langsung yang
bertambah.
Gout Sekunder Metabolik disebabkan pembentukkan asam urat
yang berlebih karena penyakit lain, seperti leukemia.
Kurang asam urat melalui ginjal
Gout primer renal terjadikarena ekresi asam urat di tubulus
distal ginjal yang sehat. Penyebab tidak diketahui.
Gout sekuder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal,
misalnyaglumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
D. Patofisiologi
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan Gout. Salah
satunya yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam
darah. Mekanismeserangan Gout akut berlangsung melalui beberapa fase
secara berurutan.
1. Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila konsentrasi
dalam plasma lebih dari 9mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium,
jaringan para-artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal
murat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai
macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang Netrofil
untuk berespon terhadap pembentukkan kristal.
2. Respon leukosit polimorfornukuler (PMN)
Pembentukkan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan
respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadifagositosis kristal oleh
leukosit.
3. Fagositosis
Kristal difagositosis oleh leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya
membram vakuala disekeliling kristal bersatudan membram leukositik
lisosom.
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakan lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan
hidrogen antara permukaankristal membran lisosom, peristiwa ini
menyebabkan robekan membran dan pelepasan enzim-enzimdan
oksidaseradikal kedalam sitoplasma.
5. Kerusakan Sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam
cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan
kerusakan jaringan.
E. Klasifikasi
Klasifikasi Artritis Gout, yaitu :
1. Gout Primer
Yaitu hiperuricemia karena adanya gangguan metabolisme purin atau
gangguan ekresi asam urat karena sebab genetik. Salah satu penyebab
genetik yang dapat diidentifikasi yaitu kelainan genetik karena adanya
kekurangan enzim HGPRT (Hypoxantin Guanine Phosporibosyle
Transferase) atau kenaikan aktivitas PRPP (Phosporibosyle
Phyrophospate), kasus ini dapat diidentifikasi hanya 1 % saja.
2. Gout Sekunder
Yaitu merupakan hasil berbagai penyakit yang penyebabnya jelas diketahui
akan menyebabkan hiperuricemia karena produksi yang berlebihan atau
penurunan ekresi asam urat di urine, yaitu Artritis Gout Primer, Penyakit
Mieloroloperatif, Limfoma, Hemoglobinopati, Anemia Hemolitik,
Psoriasis, Kanker-kemoterapi. Ekresi asam urat yang rendah : Gagal ginjal
kronik, obat-obatan (diuretik, etambutol, aspirin dosis rendah, siklosporin),
Asidosis laktat, Hiperparatiroid, Penyakit Paget.
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala gout hampir selalu akut, terjadi tiba-tiba dan tanpa tanda-
tanda sebelumnya. Antara lain :
Nyeri sendi yang parah pada sendi ibu jari. Rasa nyeri juga dapat
terjadi pada kaki, pergelangan kaki, lurut, tangan dan pergelangan
tangan.
Setelah gout yang menyerang telah hilang, maka rasa tidak nyaman
tidak akan hilang dalam beberapa waktu.
Sendi yang terkena encok akan terlihat kemerahan dan membengkak.
G. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain:
1. Deformitas pada persendian yang terserang
2. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
3. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal
H. Pengobatan / Pencegahan
Gout tidak dapat disembuhkan, namun dapat diobati dan dikontrol. Gejala-
gejala dalam 24 jam biasanya akan hilang setelah mulai pengobatan. Gout
secara umum diobati dengan obat anti inflamasi. Yang termasuk didalamnya
adalah:
NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen, secara umum diberikan
untuk mengobati serangan berat dan mendadak, obat ini biasanya
menurunkan peradangan dan nyeri dalam beberapa jam.
Kortikosteroid, dapat diberikan pada orang yang tidak dapat
menggunakan NSAIDs. Steroid bekerja menurunkan peradangan.
Steroid dapat di suntik (injeksi) langsung pada sendi yang terkena atau
diminum dalam bentuk pil.
Colchicine sering juga digunakan untuk mengobati peradangan pada
penyakit gout.
Allupurinol dapat menurunkan kadar asam urat dengan cara menekan
produksi asam urat. Obat ini bekerja pada metabolisme asam urat
denga
n mencegah perubahan zat purine dalam makanan menjadi asam urat.
Pengobatan ini tidak dianjurkan untuk orang dengan fungsi ginjal
yang kurang, selain itu dapat menimbulkan efek samping seperti
kemerahan dan kerusakan hati.
Pencegahan
1) Pembatasan purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita
gangguan asam urat harus melakukan diet bebas purin. Namun
karena hampir semua bahan makanan sumber protein
mengandung nukleoprotein maka hal ini hampir tidak mungkin
dilakukan. Maka yang harus dilakukan adalah membatasi
asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal
biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari). Makan-
makanan yang mengandung purin antara lain;Jeroan (jantung,
hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-
kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.
2) Kalori sesuai kebutuhan
Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan
tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita
gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya
harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi
kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang
akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urin.
3) Tinggi karbohidrat
Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat
baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan
meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi
karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram
per hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula,
permen, arum manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari
karena fruktosa akan meningkatkan kadar asam urat dalam
darah.
4) Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan
kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang
mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi,
misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa. Asupan protein yang
dianjurkan bagi penderita gangguan asam urat adalah sebesar
50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari. Sumber
protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasal dari
susu, keju dan telur.
5) Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin.
Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan
mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya
sebanyak 15 persen dari total kalori.
6) Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam
urat melalui urin. Karena itu, Anda disarankan untuk
menghabiskan minum minimal sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas
sehari. Air minum ini bisa berupa air putih masak, teh, atau
kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-
buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang
disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing
manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan
yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat
sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya
dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya
mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
7) Tanpa alkohol
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka
yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka
yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol
akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan
menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
I. Askep Teori
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap pertama dari proses keperawatan dimana data
dikumpulkan. Dalam memberikan asuhan keperawatan, pengkajian
merupakan dasar utama dan hal penting dilakukan perawat kumpulkan
dalam bentuk data. Adapun metode yang dilakukan dalam pengkajian :
Wawancara, Pemeriksaan (Fisik, Laboratorium. Rontgen), Observasi,
Konsultasi.
1. Identitas Klien, meliputi Nama Klien, Umur, Jenis Kelamin,
Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Alamat, Tanggal
Masuk Rumah Sakit, Tanggal Pengkajian, Diagnosa Medis.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang, meliputi Keluhan Utama yang
merupakan keluhan klien, data yang dikaji yang dirasakan klien saat
ini.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu/ Riwayat Penyakit Dahulu ialah
mengenai keluhan klien mengenai penyakit yang sama seperti
sekarang yang diderita dahulu atau pernah menderita penyakit lain.
4. Genogram
Genogram merupakan salah satu dari teknik penyelenggaraan terapi
keluarga merupakaan diagram sistem hubungan3 generasi dimana
digunakan simbol untuk mengindiksasi sistem, subsistem, dan
karakteristik mereka, kemudian memberikan bentuk tentang
karakter keluarga. Kejadian penting seperti sakit, meninggal dan
pernikahan menjadi sesuatu yang harus dimunculkan.
11 Pola Pengkajian Gordon :
1. Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
Menggambarkan informasi atau riwayat pasien mengenai status
kesehatan, status promosi dan praktek pencegahan kesehatan,
keamanan/ proteksi, tumbuk kembang, riwayat sakit yang lalu,
perubahan status kesehatan dalam kurun waktu tertentu.
2. Nutrisi Metabolik
Menggambarkan informasi atau riwayat pasien tentang
konsumsi makanan dan cairan, tipe intake makan dan minum
sehari, penggunaan suplemen vitamin, makanan energi, masalah
nafsu makan, mual, rasa panas di perut, lapar haus berlebihan.
3. Eliminasi
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai
pola BAB, BAK, frekuensi, karakter, frekuensi BAK.
4. Aktivitas – Latihan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan,
keseimbangan energi, tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang
dilakukan di rumah atau di tempat kerja.
5. Istirahat Tidur
Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekuensi dan durasi
periode istirahat tidur, kondisi lingkungan saat tidur, masalah
yang dirasakan saat tidur.
6. Kognitif Perseptual
Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori,
kenyamanan dan nyeri, fungsi kognitif, ststus pendengaran,
penglihatan, masalah dengan pengecap dan pembau, baal,
kesemutan.
7. Konsep Diri dan Persepsi Diri
Meliputi informasi riwayat pasien tentang perasaan harga diri
sendiri, sikap tentang dirinya, identitas diri, pola emosional
umum.
8. Peran Hubungan
Meliputi informasi riwwayat pasien tentang perasaan harga diri
secara umum, sikap tentang dirinya, identitas diri, pola
emosional umum.
9. Seksual Reproduksi
Meliputi informasi tentang fokus pasangan suami istri terhadap
kepuasan atau koping terhadap stres.
10. Koping Stres/ Koping – Toleransi Stres
Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk
mengatasi atau koping terhadap stres.
11. Nilai Kepercayaan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dan
kepercayaan berhubungan dengan pilihan membuat keputusan,
kepercayaan spiritual.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon
individu, keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan/ proses
kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa Keperawatan memberi
dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
merupakan tanggung jawab perawat.
Diagnosa Keperawatan yang didapat pada pasien dengan Verigo,
adalah:
1. Nyeri b/d Adanya Proses Inflamasi
2. Gangguan Mobilitas Fisik b/d Disfungsi Jaringan
3. Gangguan Citra Tubuh b/d Adanya Tofi
4. Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia, Kurangnya Intake
Makanan.
5. Ansietas b/d Respon Psikologis
6. Terisolasi dari dunia luar b/d Terisolasi dari dunia luar
7. Kurang Pengetahuan b/d Kurangnya Informasi, Ketidaktahuan
Prognosis Penyakit
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari pasien dan /atau tindakan yang dilakukan oleh perawat.
Intervensi dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang
diharapkan. Intervensi Keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan
jelas. Pengkualifikasian seperti bagaimana, kapan, dimana, frekuensi, dan
besarnya memberikan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi
Keperawatan dapat dibagi menjadi 2, yaitu mandiri yang dilakukan oleh
perawat dan kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi perawatan
lainnya.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan
dimanarencana keperawatan dilaksanakan, yaitu untuk melaksanakan
intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana
keperawatan klien. Agar Implementasi perencanaan ini dapat tepat waktu
damn efektif terhadap biaya, pertama harus mengidentifikasi prioritas
keperawatan klien kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, perawat
mencatat dan memeantau respon klien terhadap setiap intervensi dan
mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses keperawatan dimana rencana keperawatan
memasuki tahap akhir yaitu proses yang continyu yang penting untuk
menjaminkualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan, yang dilakukan
dengan meninjau respon klien untukmenentukan keefektifan rencana
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.
Patoflow Artritis Gout
Etiologi :
Kelaian metabolic dalam pembentukan purin
Ekresi asam urat yang kurang dari ginjal
Pembentukan asam urat yang berlebihan
Konsentrasi asam urat dalam darah meningkat
Presipitasi pembentukan Kristal dan deposit dijaringan
Pembungkusan IgPH cairan ekstraseluler menurn
Protein plasma pengikat asam urat
Kadar asam urat lien meningkat Netrofil berespon
Penimbunan kristal asam urat
Pembentukan kristal asam urat
Respon leukosit polimorfonuklear
Fagositosis kristal oleh leukosit
fagolisosom
Agregat Kristal besar
deformitas
Ndx : gangguan citra tubuh b.d adanya tofi
Membran vakualu disekeliling Kristal bersatu dengan membrane leukosit lisosom
Kerusakan lisosom
Protein rusak
Robekan membran
Enzim-enzim dan oksidase radikal lepas kedalam sitoplasma
Kerusakan sel
Disfungsi jaringan
Kekuatan otot menurun
Atropi otot-otot
hospitalisasi
Ndx : gangguan mobilitas fisik b.d disfungsi jaringan
Ndx : terisolasi dari dunia luar
Respon psikologis
kecemasan
Ketidaktahuan prognosis penyakit
Kurang informasi
Ndx : kurang pengetahuan atau
informasi
Ndx : ansietas
Enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam
cairan sinovial
Intensitas inflamasi meningkat
Sendi bengkak
Panas
kemerahan
nyeri
Ndx : nyeri b.d adanya proses
inflamasi
Nafsu makan menurun
anoreksia
Berat badan menurun
Nutrisi/ intake makanan menurun
Ndx : nutrisi kurang dari kebutuhan