23bigcms.bisnis.com/file-data/1/2899/f7702cb4_Des17... · 2018-05-22 · air tanah di wilayah...

1

Transcript of 23bigcms.bisnis.com/file-data/1/2899/f7702cb4_Des17... · 2018-05-22 · air tanah di wilayah...

WARGA penerima uang kompensasi bau dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, menggeruduk kantor penge-lola, Rabu (16/5) siang.

Mereka menuntut pengelola mem-bayarkan kompensasi bau yang belum dibayarkan selama lima bulan. Wandi, salah seorang warga, mengaku amat kecewa dengan keterlambatan pem-bayaran uang kompensasi bau yang dijanjikan atas keberadaan TPST Ban-targebang di lingkungan mereka.

Keterlambatan terjadi setiap tahun.

“Kendala administrasi selalu jadi alas-an. Pemprov DKI tidak belajar dari pengalaman sebelumnya, selalu telat,” ungkap Wandi.

Belasan ribu kepala keluarga dari tiga kelurahan yang tinggal di sekitar TPST mendapat uang kompensasi bau sebesar Rp200 ribu per bulan. Tiga ke-lurahan itu meliputi Cikiwul, Ciketing Udik, dan Bantargebang.

Uang kompensasi bau yang didapat dari DKI, kata dia, sangat membantu me-ringankan beban kehidupan warga.

Salah satunya digunakan untuk

membeli air bersih karena kandungan air tanah di wilayah itusangat tidak baik dikonsumsi akibat adanya TPST.

Kepala Unit TPST Bantar Gebang, Asep Kuswanto, menyatakan lambat-nya pencairan dana kompensasi uang bau disebabkan berkas administrasi Pemkot Bekasi belum lengkap.

“Revisi demi revisi masih dilakukan Pemkot Bekasi berulang-ulang. Sekali revisi makan waktu sebulan, tetapi tetap belum lengkap. Untuk bisa ajukan proposal harus ada laporan dari beberapa Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) Bekasi. Nah, ini yang belum lengkap,” kata Asep.

Asisten III Kota Bekasi Dadang Hidayat membenarkan keterlambatan pem-bayaran kompensasi bau disebabkan dua organisasi perangkat daerah (OPD) belum menyerahkan surat pertanggung-jawaban dana hibah yang diperoleh dari DKI pada 2017 sebesar Rp248 miliar.

Dua OPD itu ialah Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air dan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan. Pemkot Bekasi, kata Dadang, berniat menalangi uang bau sebesar Rp10 miliar untuk triwulan pertama untuk meredam kegelisahan warga. (Gan/Aya/J-1)

SAAT menjelang Rama-dan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disper-

indag) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar inspeksi dadakan gabungan untuk me-ningkatkan pengawasan di Pasar Serpong, Rabu (16/5). Di tempat itu, ditemukan makanan berbahan zat berbahaya.

Operasi melibatkan Badan Peneriksa Obat dan Makan-an (BPOM) Banten, Dinas Ketahan an Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Tang-sel, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Tang-sel, serta polres setempat seba-gai Satpas Pangan.

Kepala UPT Labkesda Kota Tangsel, Hanum, mengatakan pihaknya memeriksa 20 sam-pel, seperti kolang kaling, ikan tongkol, ayam, kerang, dan tahu. Hasilnya semua negatif zat berbahaya.

Namun, petugas BPOM Ban-ten yang juga ikut memeriksa bahan makanan menemukan bahan berbahaya. Terdapat empat bahan makanan tidak layak konsumsi.

“Dari 20 makanan yang kami periksa, ada empat makanan dari pedagang berbeda me-ngandung zat berbahaya. Tiga di antaranya mengandung formalin,” ungkap Kepala Seksi Pemeriksaan, Penyidikan, Ser-tifikasi dan Layanan Infor-masi Konsumen BPOM Bangen Faizal Musfofa.

Satu bahan makanan lain bahkan mengandung zat rho-damin. Bahan itu merupakan zat kimia yang sering terkan-dung di dalam hasil barang industri tekstil.

Tiga makanan yang mengan-dung formalin tersebut ialah dua jenis cumi asin dari peda-gang yang berbeda. Satu lain-nya ialah mi basah. Sementara yang mengandung rhodamin ialah bahan makanan terasi.

Operasi pasar Di Jakarta, guna memenuhi

kebutuhan pangan warga, PD Pasar Jaya menggelar operasi pasar murah di 44 pasar tradi-sional di lima wilayah kota. Operasi pasar kali ini digelar sejak 16 Mei hingga 14 Juni mendatang.

“Operasi pasar ini untuk pedagang yang berjualan, jadi kita gaet sejumlah asosiasi peda gang atau supplier di pa-sar,” papar Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin di PT Food Station Tjipinang Jaya, Rabu (16/5).

Pihak yang digaet meliputi Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskopas), Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APP-SI), Komite Pedagang Pasar Indonesia (KPPI) dan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI).

Terhadap pedagang beragam asosiasi itu disiapkan tenda ber-jualan. Harga kemudian dibagi menjadi dua, ada harga eceran dan harga untuk pedagang.

Di pasar murah ini, lanjut Arief, dijual berbagai kebu-tuhan pokok seperti gula pasir, tepung terigu, minyak goreng, beras, daging sapi, daging kerbau, daging ayam, bawang putih, bawang merah, hingga telur. (DA/Aya/J-1)

Bahan Makanan Berbahaya Dijual di Pasar

TANGERANG SELATAN

KOTA BEKASI

PLEIDOI KASUS FIRST TRAVEL: Terdakwa Dirut First Travel Andika Surachman (kanan), Direktur Anniesa Hasibuan (tengah), dan Direktur Keuangan Siti Nuraida Hasibuan dikawal petugas menuju mobil tahanan seusai menjalani sidang pleidoi kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana biro perjalanan umrah di PN Kota Depok, Jawa Barat, kemarin. Jaksa penuntut umum (JPU) sebelumnya telah menuntut terdakwa Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan dengan hukuman 20 tahun penjara dan denda Rp10 miliar, sementara terdakwa Siti Nuraida Hasibuan dituntut 18 tahun penjara dan denda Rp5 miliar.

MI/ BARY FATHAHILAH

L I N T A S B E R I T A

KAMIS, 17 MEI 2018MEGAPOLITAN 23

Bos PT First Travel Bacakan PleidoiTERDAKWA kasus penipuan biro perjalanan jemaah umrah PT Frist Travel Aniesa Devitasari Hasibuan dan Andika Surachman menilai dakwaan terhadap mereka terlalu berat. Keduanya didakwa 20 tahun penjara.

“Selama delapan tahun menjalankan usaha ini secara syah, sudah lebih dari 160 ribu jemaah yang diberangkatkan dan tidak ada yang gagal. Kami dipaksa berhenti oleh Kementerian Agama. Langkah ceroboh itu dan sampai sekarang tidak ada upaya konkret dari mereka untuk menyelesaikan,” kata Andika saat membacakan pleidoi atau pembelaan terhadap tuntutan jaksa di Pengadilan Negeri Kota Depok, kemarin.

Dia mengaku bisnisnya dipaksa untuk berhenti dan dizalimi. Siapa yang bertanggung jawab terhadap jemaah yang belum berangkat. “Termasuk (kehidupan) pribadi kami. Bayi kami yang masih berusia tiga minggu dan masih disusui. Saya ingin mengetuk hati hakim karena hal ini menyangkut nasib ribuan jemaah,” ucapnya. (KG/J-3)

Diduga Meras, Oknum Polri DitahanKEPALA Unit (Kanit) Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Ditpideksus) Bareskrim Polri, Ajun Komisaris Besar JTS, ditahan di kamar tahanan Divisi Pro-pam Mabes Polri.

Dia diduga menerima suap sebesar Rp2 miliar dari seseorang yang bakal di-jadikan tersangka pembobol salah satu bank swasta.

Direktur Tipideksus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal (Brigjen) Rudy Heriyanto Adi Nugroho menyebut anak buahnya itu sebagai pengkhianat. Mantan Kapolres Metro Jakarta Barat itu mengaku sudah memerintahkan agar kasus itu diproses. Baik pidana maupun kode etiknya. Dugaan suap itu bermula dari kasus kredit macet disebuah bank swasta.

“Orang yang bakal dijadikan tersangka itu kesal karena AKB JTS kembali meminta dana tambahan sebesar Rp600 juta. JTS akhirnya dilaporkan. Kini oknum Polri itu ditahan,” kata seorang anggota Div Propam Mabes Polri. (Mal/J-3)

Kompensasi Bau Ditalangi Pemkot

Di Jakarta guna memenuhi kebutuhan pangan warga, PD Pasar Jaya menggelar operasi pasar murah di 44 pasar tradisional.

benny
Typewriter
17 Mei 2018 - Media Indonesia | Hal. 23