Post on 13-Feb-2016
description
Zakat Harus Dibayarkan Atas Kekayaan Yang Telah Memenuhi Batas
(Nisab)
Makalah Ini Disampaikan Pada Mata Kuliah Prinsip Bisnis Islam
DOSEN: Syamsul Aripin, MA
Disusun oleh:
Maya Fatmah Andina (11140810000135)
Sheree Diba Sulhan (11140810000141)
MANAGEMENT INFORMASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYAHTULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M.
Untuk yang bertugas bertanya untuk presentasi “Zakat Harus Dibayarkan Atas
Kekayaan Yang Telah Memenuhi Batas (Nisab)” adalah:
1. Chairu Ummah
2. Deni Priantama
3. Anis Halimah
4. Meillia Putri
Yang mengulas atau membantu menjawab:
1. Salman
2. Adelpo
3. M. Hasyimi Al Rasid
4. Aqwam
5. Erick
6. Annisal Khoeriyah
7. Khresna
8. Andika
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Zakat Harus Dibayarkan Atas Kekayaan Yang Telah Memenuhi
Batas (Nisab)” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Ciputat, November 2015
Penulis
3
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Maya Fatmah Andina/Sheree Diba Sulhan
Nim : 11140810000135/1140810000141
Jurusan : Manajemen/Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa makalah ini yang berjudul “Zakat Harus
Dibayarkan Atas Kekayaan Yang Telah Memenuhi Batas (Nisab)” adalah
karya asli kami. Kecuali kutipan-kutipan yang disebut seumbernya. Apabila terdapat
kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, sepenuhnya tanggung jawab kami, yang berakibat
pada pembatalan nilai kami.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya tanpa paksaan dari
siapapun.
Ciputat, November 2015
Penuli
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT....................................................................................................4
BAB I......................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................6
I.1 Latar Belakang.............................................................................................................................6
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................6
I.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan.....................................................................................................6
I.4 Metode Penulisan.........................................................................................................................7
I.5 Sistematika Penulisan...................................................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................8
II.1 Pengertian Zakat..........................................................................................................................8
II.2 Sejarah Zakat.............................................................................................................................8
II.3 Hukum Zakat dalam Islam..........................................................................................................9
II.4 Macam-Macam Zakat...............................................................................................................10
II.5 Yang berhak menerima zakat....................................................................................................22
II.5 Manfaat Zakat...........................................................................................................................23
BAB III..................................................................................................................................................25
PENUTUP.............................................................................................................................................25
III.1 KESIMPULAN.......................................................................................................................25
III.2 Saran........................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................26
INDEKS.................................................................................................................................................27
GLOSARIUM.........................................................................................................................................28
BIODATA PENULIS................................................................................................................................30
BIODATA PENULIS................................................................................................................................31
5
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Zakat adalah sedekah yang wajib dikeluarkan umat islam menjelang akhir bulan
ramadhan, sebagai pelengkap ibadah puasa. Zakat merupakan rukun ketiga dari rukun islam.
Membayar zakat adalah bentuk empati kepedulian orang beriman terhadap sesama kaum
mukmin. Zakat fitrah dan zakat maal merupakan amal kemasyarakatan dan kemanusiaan
yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.
Betapa besar peranan harta dalam kehidupan manusia, rasanya tidak dapat diragukan
lagi. Dengan harta orang dapat memperoleh apa yang diinginkannya. Semakin banyak harta
seseorang, maka semakin ia membutuhi kehidupannya. Karena itu banyak orang yang
berusaha keras mencari kekayaan tanpa mengenal lelah. Sayangnya banyak orang yang tidak
menyadari bahwa harta kekayaan itu adalah titipan Allah padanya, dan sebagian kecil adalah
hak orang-orang miskin.
Orang-orang yang dipuji dan dijanjikan Allah dengan surga adalah mereka yang
menggunakan hartannya dengan cara yang diridhai Allah. Diantaranya suka membantu fakir
miskin, anak yatim dan orang-orang tawanan.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian zakat dalam islam ?
2. Apa saja macam-macam zakat dalam islam ?
3. Siapa saja yang berhak menerima zakat dalam islam ?
4. Apa saja manfaat zakat dalam islam ?
6
I.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian zakat dalam islam
2. Untuk mengetahui macam-macam zakat dalam islam
3. Untuk mengetahui siapa saja yang berhak menerima zakat dalam islam
4. Untuk mengetahui manfaat zakat dalam islam
I.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Metode kepustakaan (Library Search)
2. Metode penelusuran internet (Web Search)
I.5 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengikuti aturan-aturan sistematika penulisan
sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
2. Bab II Pembahasan
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori yang merupakan isi dari makalah.
3. Bab III Penutup
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
4. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi sumber-sumber informasi yang mendukung pembuatan makalah.
7
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Zakat
Menurut bahasa, kata “zakat” artinya tumbuh, berkembang, dan suci. Yang dimaksud
suci adalah zakat dapat mensucikan, membersihkan harta muzakki ( yang berzakat ) dari
hak-hak mustahik ( penerima zakat ) khususnya bagi fakir miskin. Selain itu zakat dapat
membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela seperti kikir, tamak, serta sombong. Sedangkan
bagi mustahik zakat dapat membersihkan dari sifat-sifat tercela seperti iri hati, dengki
terhadap muzakki. Dan yang dimaksud tumbuh subur adalahzakat dapat menyebabkan harta
para muzakki bertambah banyak.
Dalam Al-Quran dan hadis disebutkan, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi maha mengetahui” (QS. at-Taubah[9]: 103);
“Sedekah dak akan mengurangi harta” (HR. Tirmizi).
Menurut islah, dalam kitab al-Hâwî, al-Mawardi mendefinisikan zakat dengan nama
pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat tertentu, dan untuk
diberikan kepada golongan tertentu.
II.2 Sejarah Zakat
Setiap muslim diwajibkan memberikan sedekah dari rizky yang dikaruniakan Allah
SWT. Kewajiban ini tertulis di dalam Al-quran. Pada awalnya Al-quran hanya
memerintahkan untuk memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak wajib).
Namun pada kemudian hari, umat islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menjadi
wajib hukumnya sejak tahun 66 M. Nabi Muhammad melenbagakan perintah zakat ini
dengan menetapkan pajak bertingkat bagi mereka yang kaya untuk meringankan beban
kehidupan mereka yang miskin. Sejak saat itu, zakat diterapkan dalam negara-negara islam.
Hal ini menunjukkan bahwa pada kemudian hari ada pengaturan pemberian zakat, khususnya
mengenai jumlah zakat tersebut. Pada zaman khalifah zakat dikumpulkan oleh pegawai sipil
dan didistribusikan kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok ini adalah orang
miskin, janda, budak yang ingin membeli kebebasan mereka, orang yang terlilit hutang dan
tidak mampu membayar.
8
II.3 Hukum Zakat dalam Islam
Zakat disyari’atkan pada tahun kedua hijriyah dekat dengan waktu
disyari’atkannya puasa Ramadhan. Zakat ini merupakan suatu kewajiban dan bagian dari
rukun Islam. Hal ini tidak bisa diragukan lagi karena telah terdapat berbagai dalil dari Al
Qur’an, As Sunnah, dan ijma’ (kata sepakat ulama).
Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti salat, haji, dan puasa yang telah diatur
secara rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan
menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat
adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat
juga merupakan sebuah kegiatan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia dimana pun.
Dalil yang menyatakan wajibnya zakat di antaranya terdapat dalam ayat,
كاة الز وآتوا الصالة وأقيموا
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang
ruku’” (QS. Al Baqarah: 43). Perintah zakat ini berulang di dalam Al Qur’an dalam berbagai
ayat sampai berulang hingga 32 kali.
Begitu pula dalam hadits ditunjukkan mengenai wajibnya melalui haditsd dari Ibnu
‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
وإقام ، ه الل رسول محمدا وأن ه الل إال إله ال أن شهادة خمس على اإلسالم بنىرمضان وصوم ، والحج ، كاة الز وإيتاء ، الصالة
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang
berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya; menegakkan shalat;
menunaikan zakat; menunaikan haji; dan berpuasa di bulan Ramadhan.”
Begitu juga dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memerintahkan pada
Mu’adz yang ingin berdakwah ke Yaman,
، أموالهم فى صدقة عليهم افترض ه الل أن فأعلمهم لذلك أطاعوا هم فإن
فقرائهم على وترد أغنيائهم من تؤخذ
9
“… Jika mereka telah mentaati engkau (untuk mentauhidkan Allah dan menunaikan
shalat ), maka ajarilah mereka sedekah (zakat) yang diwajibkan atas mereka di mana zakat
tersebut diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan kemudian disebar kembali oleh
orang miskin di antara mereka.”
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata, “Zakat adalah suatu kepastian dalam
syari’at Islam, sehingga tidak perlu lagi kita bersusah payah mendatangkan dalil-dalil untuk
membuktikannya. Para ulama hanya berselisih pendapat dalam hal perinciannya. Adapun
hukum asalnya telah disepakati bahwa zakat itu wajib, sehingga barang siapa yang
mengingkarinya, ia menjadi kafir.”
Perlu diketahui bahwa istilah zakat dan sedekah dalam syari’at Islam memiliki makna
yang sama. Keduanya terbagi menjadi dua: (1) wajib, dan (2) sunnah. Adapun anggapan
sebagian masyarakat bahwa zakat adalah yang hukum, sedangkan sedekah adalah yang
sunnah, maka itu adalah anggapan yang tidak berdasarkan kepada dalil yang benar nan kuat.
II.4 Macam-Macam Zakat
1. Zakat fitrah
Zakat fitrah berbeda dengan zakat maal, karena yang dizakati adalah manusia (diri
atau jiwa kita), bukan harta atau pendapatan kita. Zakat fitrah wajib atas setiap orang
islam yang bernyawa besar kecil, tua muda, laki-laki perempuan, yang mempunyai
kelebihan makanan dari keperluan untuk sehari semalam hari raya. Bayi pun yang lahir
sebelum terbenam matahari pada akhir ramadhan wajib dikeluarkan zakat fitrahnya.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa zakat fitrah adalah kewajiban agama yang
merata kepada setiap umat islam. Yang harus mengeluarkan zakat fitrah itu adalah
kepala rumah tangga dengan semua orang yang menjadi tanggungannya, istrinya, anak-
anaknya, ibu bapaknya dan mertuanya (bila mereka tinggal dengannya), pembantunya,
orang lain yang tinggal bersama-samanya dan menjadi tanggung jawabnya. Zakat fitrah
atau zakat jiwa dihubungkan dengan bulan suci ramadhan dan hari raya idul fitri. Karena
itu dinamakan juga zakatul fitri.
Ketentuan hukum wajib pelaksanaan zakat fitrah terdapat dalam surat Al-A’la ayat 14
dan 15 :
هفصل۰قدافلحمنتزک وذکراسمرب10
Sesungguhnya beruntunglah mereka yang mensucikan diri (dengan mengeluarkan
zakat fitrah). Dan yang menyebut nama Tuhannya (takbir, tasbih) lalu mengerjakan
sholat (idul fitri).
Syarat wajib zakat fitrah
Syarat wajib zakat fitrah adalah segala sesuatu yang menyebabkan seseorang
wajib mengeluarkan zakat fitrah. Adapun hal-hal yang merupakan syarat wajib zakat
fitrah adalah :
a. Beragama Islam
b. Mempunyai kelebihan bahan makanan untuk dirinya dan keluarganya
pada hari raya idul fitrih
c. Masih hidup pada saat matahari terbenam di akhir bulan ramadhan.
Rukun zakat fitrah
Rukun zakat fitrah adalah hal yang harus ada dalam menunaikan zakat fitrah.
Adapun yang termasuk rukun zakat fitrah adalah sebagai berikut :
a. Niat untuk menunaikan zakat fitrah
b. Ada orang yang menunaikan zakat fitrah
c. Ada orang yang menerima zakat fitrah
d. Ada barang untuk zakat fitrah.
Waktu menunaikan zakat fitrah
Menunaikan zakat fitrah harus pada waktu tertentu sesuai dengan ketentuan
syariat islam. Waktu untuk menunaikan zakat fitrah, yaitu pada awal atau
pertengahan bulan ramadhan, pada akhir ramadhan hingga waktu subuh, dan setelah
sholat subuh sebelum sholat idul fitrih.
Apabila zakat dikeluarkan di luar waktu-waktu tersebut maka zakat fitrahnya
tidak diterima. Rasulullah saw bersabda
لفطرطهرةللصائموطعمةللمساکينفمناد١زكاةهاقبلالصالةفهيزكاةمقبو١ ..
Artinya : “zakat itu selaku pembersih dari perbuatan sia-sia dan omongan-
omongan yang kotor dari orang-orang yang berpuasa dan sebagai makanan bagi
11
orang-orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum sholat idul fitrih,
itu adalah zakat fitrah yang diterima dan barangsiapa yang menuanikannya setelah
sholat idul fitrih maka itu hanyalah sedekah biasa.” (H.R Abu Dawud dan Ibnu
Majah)
Petunjuk pelaksanaan zakat fitrah
Barang yang digunakan untuk zakat fitrah adalah makanan pokok yang kita maka
setiap harinya. Bila setiap harinya makan beras, keluarkanlah untuk zakat fitrah
beras, bila setiap hari kita makan sagu keluarkanlah sagu, bile setiap hari makan
jagung maka keluarkanlah jagung, demikian seterusnya. Kadar minimal sebanyak
2,5 kg atau 3,5 liter. Boleh lebih. Dapat diganti uang senilai berapa banyak yang
akan kita keluarkan.
Manfaat zakat fitrah
Diwajibkan zakat fitrah atas seorang muslim tentu mempunyai banyak hikmah
dan manfaat. Diantara manfaat zakat fitrah adalah sebagai berikut :
a. Dapat meringankan beban penderitaan fakir miskin, terutama pada hari
raya idul fitri.
b. Menanamkan sifat pemurah, kasih sayang terhadap sesama, dan dapat
menjauhi sifat tamak, egois, serta kikir.
c. Menciptakan masyarakat sejahtera lahir dan batin.
d. Menumbuhkan persaudaraan yang harmonis antara sesama manusia.
e. Membersihkan perbuatan sia-sia dan perkataan yang kotor bagi orang
yang berpuasa.
f. Menyucikan jiwa orang yang mengeluarkan zakat.
2. Zakat maal (Harta)
Dalam bahasa Arab, mal berarti harta. Jadi, zakat mal adalah zakat yang berhubungan
dengan harta atau zakat yang diwajibkan atas suatu harta tertentu. Zakat mal adalah zakat
harta yang dimiliki oleh seseorang karena sudah sampai nisab (batas seseorang harus
mengeluarkan zakat). Zakat maal (harta) berupa hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing
jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.
12
Syarat wajib zakat maal
Syarat wajib zakat maal adalah segala sesuatu yang menyebabkan seseorang
wajib mengeluarkan zakat maal. Adapun hal-hal yang merupakan syarat wajib zakat
maal adalah sebagai berikut :
a. Beragama islam
b. Merdeka, yaitu bukan budak
c. Memiliki harta secara sempurna, artinya harta tersebut benar-benar
memilikinya sendiri
d. Sudah mencapai nisab yaitu jumlah minimal
e. Sudah mencapai haul, artinya sudah batas waktu minimal, yaitu satu
tahun. Untuk hasil pertanian dan perkebunan, haulnya setiap kali panen.
Adapun harta rikaz (barang temuan) haulnya ketika menemukannya.
Rukun zakat maal
Rukun zakat maal adalah segala hal yang harus ada dalam menunaikan zakat
maal. Adapun yang termasuk rukun zakat maal adalah sebagai berikut :
a. Niat untuk menunaikan zakat maal
b. Ada orang yang menunaikan zakat maal (muzakki)
c. Ada orang yang menerima zakat maal (mustahiq)
d. Ada barang untuk dikeluarkan zakat maal.
Harta yang wajib dizakati
Harta artinya suatu barang yang dimiliki, dipunyai, oleh seseorang, suatu badan,
ataupun suatu perusahaan. Makin banyak ia memiliki barang atau benda itu, makin
kaya ia. Benda itu bisa benda bergerak seperti mobil, pesawat udara, kapal laut, dan
lain-lain. Serta benda tidak bergerak seperti, emas, perak, permata, rumah, tanah,
dan lainnya. Di samping itu benda yang tidak termasuk kedua jenis itu, tetapi
mempunyai nilai tersendiri yaitu, uang, termasuk deposito, simpanan, dan saham.
Menurut islam benda yang kita miliki itu yang disebut harta kekayaan. Bila sudah
mencapai nisab maka harus dikeluarkan zakatnya. Namun ajaran islam tidak kaku.
Tidak semua harta yang kita miliki dikelurkan zakatnya.
Pada umumnya harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah harta yang
mengandung perkembangan.
13
a. Emas, perak, logam mulia, dan batu permata
Bahwa emas, perak, logam mulia, dan batu permata wajib dikeluarkan
zakatnya tetapi mengenai perhiasan wanita, peralatan dan perabotan
rumah tangga terbuat dari bahan-bahanitu. Ada yang berpendapat wajib
mengeluarkan zakatnya sementara beberapa ulama mengatakan tidak
perlu. Karena pada umumnya manusia cenderung ingin menjaga agar
hartanya jangan sampai berkurang. Maka banyak yang condong mengikuti
pendapat ulama yang mengatakan tidak wajib mengeluarkan zakat atas
pehiasan dan perabotan rumah tangga yang terbuat dari logam atau batu
mulia. Namun, sesungguhnya demi ketentraman batin supaya terlepas dari
berbagai kecemasan dalam menghadapi perhitungan Allah SWT di akhirat
nanti sebaiknya dikeluarkan zakat atas barang-barang perhiasan itu.
فبش سبيلا ذينيكنزونالذهبوالفضةوالينفقونهاف هللاوال ىي ... رهمبعذاباليم
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkan (mengeluarkan zakat) pada jalan Allah, maka beritahulah
mereka, (bahwa) mereka akan mendapat siksa yang pedih pada saat
dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar
(disetrika) dan mereka, pinggang dan punggung mereka (lalu dikatakan
pada mereka) inilah harta bendamu yang kamu simpan itu.
(QS At-Taubah ayat 34-35).
Contoh : Seseorang memiliki simpanan harta sebagai berikut :
Tabungan Uang tunai (diluar kebutuhan pokok)
Perhiasan emas (berbagai bentuk)
Utang yang harus dibayar (jatuh tempo)
Rp 5 jutaRp 2 juta 10 gramRp 1.5 juta
Perhiasan emas atau yang lain tidak wajib dizakati kecuali selebihnya
dari jumlah maksimal perhiasan yang layak dipakai. Jika layaknya
14
seseorang memakai perhiasan maksimal 60 gram maka yang wajib dizakati
hanyalah perhiasan yang selebihnya dari 60 gram.
Dengan demikian jumlah harta orang tersebut, sebagai berikut :
1.Tabungan
2.Uang tunai
3.Perhiasan (10-60) gram @ Rp 100.000
Rp 5.000.000Rp 2.000.000Rp 1.000.000
Jumlah Rp 8.000.000
Utang Rp 1.500.000
Saldo Rp 6.500.000
Besar zakat = 2,5% x Rp 6.500.000 = Rp 163.500,-\
Catatan : Perhitungan harta yang wajib dizakati dilakukan setiap tahun pada
bulan yang sama.
b. Perniagaan
Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan,
industri, agroindustri, ataupun jasa, dikelola secara individu maupun
badan usaha (seperti PT, CV, Yayasan, Koperasi, Dll) nishabnya adalah
20 dinar (setara dengan 85gram emas murni). Artinya jika suatu badan
usaha pada akhir tahun (tutup buku) memiliki kekayaan (modal kerja dan
untung) lebih besar atau setara dengan 85 gram emas (jika pergram Rp
25.000,- = Rp 2.125.000,-), maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5
% Pada badan usaha yang berbentuk syirkah (kerjasama), maka jika
semua anggota syirkah beragama islam, zakat dikeluarkan lebih dulu
sebelum dibagikan kepada pihak-pihak yang bersyirkah. Tetapi jika
anggota syirkah terdapat orang yang non muslim, maka zakat hanya
dikeluarkan dari anggota syirkah muslim saja (apabila julahnya lebih dari
nishab)
Cara menghitung zakat : Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak
akan lepas dari salah satu atau lebih dari tiga bentuk di bawah ini:
1. Kekayaan dalam bentuk barang
15
2. Uang tunai
3. Piutang
Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib dizakati
adalah yang harus dibayar (jatuh tempo) dan pajak. Contoh : Sebuah
perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun 2015 dengan
keadaan sebagai berikut:
16
1.Mebel belum terjual 5 set
2.Uang tunai
3. Piutang
Rp 10.000.000Rp 15.000.000Rp 2.000.000
Jumlah Rp 27.000.000
Utang & Pajak Rp 7.000.000
Saldo Rp 20.000.000
Besar zakat = 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,-. Pada harta
perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan atau lemari,
etalase pada toko, dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati sebab
termasuk kedalam kategori barang tetap (tidak berkembang). Usaha yang
bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan, penyewaan apartemen, taksi,
renal mobil, bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll, kemudian
dikeluarkan zakatnya dapat dipilih diantara 2 (dua) cara:
a.. Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan
perusahaan dihitung, termasuk barang (harta) penghasil jasa, seperti hotel,
taksi, kapal, dll, kemudian keluarkan zakatnya 2,5 %.
b. Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari
hasil bersih yang diperoleh usaha tersebut selama satu tahun, kemudian
zakatnya dikeluarkan 10%. Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan zakat
hasil pertanian, dimana perhitungan zakatnya hanya didasarkan pada hasil
pertaniannya, tidak dihitung harga tanahnya.
c. Pertaniaan
Nishab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 750 kg.
Apabila hasil pertanian termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung,
gandum, kurma, dll, maka nishabnya adalah 750 kg dari hasil pertanian
tersebut. Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok, seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, daun, bunga, dll, maka nishabnya
disetarakan dengan harga nishab dari makanan pokok yang paling umum
di daerah (negeri) tersebut (di negeri kita = beras).
17
Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan, atau
sungai/mata/air, maka 10%, apabila diairi dengan cara disiram / irigasi
(ada biaya tambahan) maka zakatnya 5%. Dari ketentuan ini dapat
dipahami bahwa pada tanaman yang disirami zakatnya 5%. Artinya 5%
yang lainnya didistribusikan untuk biaya pengairan. Imam Az Zarqoni
berpendapat bahwa apabila pengolahan lahan pertanian diairidengan air
hujan (sungai) dan disirami (irigasi) dengan perbandingan 50;50, maka
kadar zakatnya 7,5% (3/4 dari 1/10).
Pada sistem pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi ada
biaya lain seperti pupuk, insektisida, dll. Maka untuk mempermudah
perhitungan zakatnya, biaya pupuk, intektisida dan sebagainya diambil
dari hasil panen, kemudian sisanya (apabila lebih dari nishab) dikeluarkan
zakatnya 10% atau 5% (tergantung sistem pengairannya).
d. Binatang ternak
Sesungguhnya binatang ternak termasuk harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya. Namun selama ini kurang medapat perhatian dari kalangan
masyarakat. Karena tidak banyak yang mempunyai peternakan dalam
jumlah besar. Mungkin petani desa hanya mempunyai satu dua ekor sapi,
kerbau, untuk membajak sawah. Dalam zaman ini sudah banyak
perorangan yang memelihara binatang ternak, baik sekedar hobi maupun
sumber penghasilan. Di samping itu binatang ternak juga memberikan
hasil lain kepada kita. Kalau ayam da bebek memberikan hasil telor,
kambing, sapi dan kerbau memberikan susu. Maka untuk hasil yang
diberikan oleh ternak itu harus pula dikeluarkan. Yakinlah apa yang telah
kita keluarkan itu tidak akan hilang percuma. Allah SWT pasti telah
menyediakan ganjarannya, jiwa yang sehat di dunia, surga di akhirat nanti.
Sapi, Kerbau dan Kuda
Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi yaitu 30 ekor.
Artinya jika seseorang telah memiliki sapi (kerbau/kuda), maka ia telah
terkena wajib zakat. Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang
18
diriwayatkan oleh At Tarmidzi dan Abu Dawud dari Muadz bin Jabbal
RA, maka dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Jumlah
Ternak(ekor)
Zakat
30-39 1 ekor sapi jantan/betina tabi' (a)
40-59 1 ekor sapi betina musinnah (b)
60-69 2 ekor sapi tabi'
70-79 1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi'
80-89 2 ekor sapi musinnah
Keterangan : a. Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2
b. Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3
Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah
1 ekor tabi'. Dan jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya
bertambah 1 ekor musinnah.
Kambing/domba Nishab
Kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki
40 ekor kambing/domba maka ia telah terkena wajib zakat. Berdasarkan
hadits Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari
Anas bin Malik, maka dapat dibuat tabel sbb :
Jumlah
Ternak(ekor)
Zakat
40-120 1 ekor kambing (2th) atau domba (1th)
121-200 2 ekor kambing/domba
201-300 3 ekor kambing/domba
Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka zakatnya
bertambah 1 ekor.
19
Ternak Unggas (ayam,bebek,burung,dll) dan Perikanan
Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan
jumlah (ekor), sebagaimana halnya sapi, dan kambing. Tapi dihitung
berdasarkan skala usaha. Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara
dengan 20 Dinar (1 Dinar = 4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85
gram emas. Artinya bila seorang beternak unggas atau perikanan, dan pada
akhir tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan
keuntungan lebih besar atau setara dengan 85 gram emas murni, maka ia
terkena kewajiban zakat sebesar 2,5 % Contoh : Seorang peternak ayam
broiler memelihara 1000 ekor ayam perminggu, pada akhir tahun (tutup
buku) terdapat laporan keuangan sebagai berikut:
1.Ayam broiler 5600 ekor seharga
2.Uang Kas/Bank setelah pajak
3.Stok pakan dan obat-obatan
4. Piutang (dapat tertagih)
Rp 15.000.000Rp 10.000.000Rp 2.000.000Rp 4.000.000
Jumlah Rp 31.000.000
5. Utang yang jatuh tempo Rp 5.000.000
Saldo Rp 26.000.000
Besar Zakat = 2,5 % x Rp.26.000.000,- = Rp 650.000
Catatan: Kandang dan alat peternakan tidak diperhitungkan sebagai
harta yang wajib dizakati. Nishab besarnya 85 gram emas murni, jika @ Rp
25.000,00 maka 85 x Rp 25.000,00 = Rp 2.125.000,00
20
Unta
Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor
unta maka ia terkena kewajiban zakat. Selanjtnya zakat itu bertambah, jika
jumlah unta yang dimilikinya juga bertambah . Berdasarkan hadits Nabi
SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas bin Malik, maka
dapat dibuat tabel sebagai berikut:
Keterangan: (a) Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur satu tahun atau lebih.
(b) Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2 (c) Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3 (d) Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4 (e) Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5
Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka zakatnya
bertambah 1 ekor bintu Labun, dan setiap jumlah itu bertambah 50 ekor,
zakatnya bertambah 1 ekor Hiqah.
21
Jumlah(ekor) Zakat
5-9 1 ekor kambing/domba (a)
10-14 2 ekor kambing/domba
15-19 3 ekor kambing/domba
20-24 4 ekor kambing/domba
25-35 1 ekor unta bintu Makhad (b)
36-45 1 ekor unta bintu Labun (c)
45-60 1 ekor unta Hiqah (d)
61-75 1 ekor unta Jadz'ah (e)
76-90 2 ekor unta bintu Labun (c)
91-120 2 ekor unta Hiqah (d)
II.5 Yang berhak menerima zakat
اعوالمسكينو ماالصدقتللفق ان ربيلفريضة١ وابنالس قابوالغارمينوفيسبيلا فةقلبهموفىالر هللالعاملينعليهاوالمؤل
وا هللامنا هللاعليمحكيم
Sesungguhnya zakat itu untuk orang-orang fakir, miskin, amilin, muallaf,
riqab, gharim, fisabillah, dan ibnu sabil. Adalah kewajiban yang ditentukan Allah.
Dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. (QS At-Tubah ayat 60)
Fakir, orang yang tidak mampu atau tidak mempunyai harta sama sekali, dan juga
tidak mempunyai mata pencaharian atau usaha yang jelas dan tetap, sehingga ia
tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
Miskin, orang yang mempunyai harta sekadarnya, atau mempunyai pekerjaan
tertentu yang dapat menutup sebahagian hajatnya akan tetapi selalu tidak
mencukupi.
Amil, orang yang ditunjuk untuk mengumpulkan zakat, menyimpannya, membagi-
bagikan kepada yang berhak menerimanya, mengerjakan pembukuannya, dan
mengelolahnya.
Muallaf, orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan barunya.
Riqab, budak belian yang diberi kesempatan oleh tuannya untuk mengumpulkan
uang guna menebus dirinya, agar dia mendapat status sebagai manusia merdeka.
Gharim, orang yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk
memenuhinya.
Fisabilillah, orang yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah, perang dsb).
Ibnu sabil, orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan untuk tujuan yang baik.
Misalnya pelajar atau mahasiswa yang belajar jauh dari orang tuanya kehabisan
biaya atau kekurangan bekal.
22
II.5 Manfaat Zakat
Faedah agama (Diniyyah)
Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang
mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan
akhirat.
Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada
Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat
beberapa macam ketaatan.
Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda,
sebagaimana firman Allah, yang artinya: “Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah” (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang
muttafaq “alaih Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam” juga menjelaskan bahwa
sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah
berlipat ganda.
Zakat merupakan sarana penghapus dosa.
Faedah akhlak (Khuluqiyah)
Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada
pribadi pembayar zakat.
Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan
lembut kepada saudaranya yang tidak punya.
Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik
berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan
meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan
dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.
Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.
Menjadi Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.
23
Faedah kesosialan (Ijtimaiyyah)
Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para
fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di
dunia.
Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat
eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah
satunya adalah mujahidin fi sabilillah.
Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang
ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat
mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk
sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan
mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk
mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih
antara si kaya dan si miskin.
Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas
berkahnya akan melimpah.
Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena
ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak
pihak yang mengambil manfaat.
24
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Zakat dibagi menjadi dua , yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah merupakan
zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan
Syawal untuk mensucikan jiwa. Sedangkan zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki
seseorang karena sudah mencapai nisabnya.
Hukum mengeluarkan zakat adalah wajib. Yang dibayarkan zakat fitrah yaitu berupa
makanan pokok sebesar 3,1 liter atau 2,5 kg atau bisa juga dibayarkan dengan uang senilai
makanan pokok yang harus dibayarkan. Sedangkan yang dibayarkan zakat mal berupa
binatang ternak, emas dan perak, biji-bijian dan buah-buahan, rikaz, dan hasil tambang.
Adapun orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang miskin, amil,
muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, fi sabilillah, dan ibnu sabil.
III.2 Saran
Dalam Prinsip Bisnis Islam sebaiknya kita harus membayar zakat sesuai dengan aturan
atau ajaran agama Islam agar semua harta yang kita gunakan menjadi berkah
25
DAFTAR PUSTAKA
Aneka, 2013. Agama islam tentang zakat, 13 januari 2013
(http://aneka.blongspot.com ) cetak 24 April 2015
Daradjat, zakiah, 1993, Zakat pembersih harta dan jiwa; Jakarta
Hadi, Syaiful dan Jannah, Miftahul, 2010, Pendidikan Agama Islam; Jakarta
Zakat. 2013.pengertian zakat panduan keutamaan zakat, 06 Oktober 2013
(http://pengertianzakat.com ) cetak 24 April 2015
26
INDEKSA
Al-Quran
H
Hadist
Harta
K
Kekayaan
M
Maal
Muslim
27
GLOSARIUM
A
Al-Quran
Adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad penutup
para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf
yang kemudian disampaikan kepada kita secar mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditudup
dengan surat An-Nas.
F
Fitrah
Adalah sesuatu yg netral pada jiwa dan tidak terikat serta terpasung oleh keinginan dan
keperluan duniawi dan berlapang dada serta jiwa yang tentram dan tenang,fitrah hanya punya
satu tujuan yaitu selalu ingin kembali kepada Tuhan Penciptanya. jiwa yang tidak terikat
dengan harta benda duniawi dan yg meninggalkan penyakit jiwa (iri dengki,kecemburuan
sosial,sombong,hasut,ria dan pelit).
H
Hadist
Adalah perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad yang
dijadikan landasan syariat Islam. Hadits dijadikan sumber hukum Islam selain al-Qur'an,
dalam hal ini kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah al-Qur'an.
Harta
Adalah sesuatu yang digandrungi tabiat manusia dan memungkinkan untuk dihimpun,
disimpan (dipelihara) dan dapat dimanfaatkan menurut ada (kebiasaan).
K
Kekayaan
Adalah sesuatu yang memiliki nilai ekonomis, baik yang berupa benda ataupun manfaat/jasa.
Dengan kata lain harta adalah sesuatu yang dapat dikumpulkan, dimanfaatkan dan dimiliki
oleh manusia.
28
M
Maal
Adalah harta yang dimiliki oleh individu
Muslim
Adalah secara harfiah berarti "seseorang yang berserah diri (kepada Allah)", termasuk segala
makhluk yang ada di langit dan bumi
29
BIODATA PENULIS
Nama Lengkap : Maya Fatmah Andina
TTL : Bogor, 29 Mei 1995
Alamat : Jl. Raya Puncak, Cipayung, Megamendung, Bogor
No.Tlp : 089611083444
Pendidikan
SD : SDN Cipayung 1
SMP : SMPN Ciawi 1
SMA : SMAN Ciawi 1
UNIVERSITAS/JURUSAN : UIN JAKARTA/MANAJEMEN
Motto Hidup : Berbuat baik untuk menjadi yang terbaik
30
BIODATA PENULIS
Nama Lengkap : Sheree Diba Sulhan
TTL : Jakarta, 17 July 1995
Alamat : Jl. Seha II, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
No.Tlp : 08995584002
Pendidikan
SD : SDN Grogol Selatan 01 Pagi
SMP : SMPN 48 Jakarta
SMA : SMAN 24 Jakarta
UNIVERSITAS/JURUSAN : UIN JAKARTA/MANAJEMEN
Motto Hidup : Lebih baik gagal daripada tidak pernah mencoba
31
32
33