Post on 07-Nov-2015
description
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
NYERI KEPALA MIGRAIN PADA WANITA USIA 20-40 TAHUN
DI DESA MIRUEK LAM REUDEUP KECAMATAN
BAITUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Sebagai Syarat Ketentuan Menyelesaikan Program Studi
Diploma III Kebidanan STIKes UBudiyah Banda Aceh
Oleh :
YUSNIDAR
09010146
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN UBUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
BANDA ACEH
2012
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Nyeri Kepala
Migrain Pada Wanita Usia 20-40 Tahun Didesa Miruek Lam Reudeup
Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan dan bahasanya, maka dari itu
peneliti sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun.
Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma-III Kebidanan pada Jurusan
Kebidanan STIKes UBudiyah Banda Aceh.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti banyak mendapat
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Sehingga penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu
perkenankan peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dedi Zefrizal, ST, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan UBudiyah Banda Aceh.
2. Ibu Marniati, SE,M.Kes, Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
UBudiyah Banda Aceh.
3. Ibu Cut Efriana, SST Selaku Ketua Prodi Diploma III Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan UBudiyah Banda Aceh.
4. Ibu Elvira Wahyuni, SKM Sekaligus Dosen Pembimbing yang telah
memberikan Bimbingan dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Agussalim, SKM, M.Kes dan Ibu Yuniar, SST selaku Penguji yang
telah banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
v
6. Kepada Bapak Murdani Yacob selaku Kepala Desa Miruek Lam Reudeup
yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
7. Para Dosen dan Staf Akademik Prodi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
UBudiyah Banda Aceh.
8. Keluarga tercinta peneliti yang senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi
peneliti, selalu menghibur peneliti dikala duka juga tak bosan memberikan
dorongan demi terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Para Sahabat Terbaikku (Nurhasanah, Rahmi Hayati, Rabiani), serta teman-
teman mahasiswi angkatan 2009 program studi Diploma III Kebidanan
STIKes UBudiyah Banda Aceh yang telah memberikan dorongan dan
dukungan dalam pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran
dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah
ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Banda Aceh, 17 September 2012
( Yusnidar )
i
ABSTRAK
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
NYERI KEPALA MIGRAIN PADA WANITA USIA 20-40 TAHUN DI DESA
MIRUEK LAM REUDEUP KECAMATAN BAITUSSALAM
KABUPATEN ACEH BESAR
Yusnidar(1)
Elvira Wahyuni(2)
Xi + 50 halaman : 11 tabel, 1 gambar, 3 lampiran
Latar Belakang: Nyeri kepala migrain dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya muncul pada usia 20-30 tahun, juga sering muncul pada wanita berusia 40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah 50 tahun. Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar pada bulan Januari hingga Mei 2012, peneliti mendapatkan hasil bahwa 7 dari 10 orang wanita mengatakan pernah mengalami nyeri kepala migrain. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita usia 20-40 tahun.
Metode Penelitian: Bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia 20-40 tahun di Desa Miruek Lam Reudeup sebanyak 620 orang diambil dengan cara cluster sampling yaitu sebanyak 87 responden. Pengumpulan data di lakukan dari tanggal 07 sampai 08 Agustus 2012 dengan cara penyebaran kuesioner. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner.
Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa dari 61 responden persentase yang mengalami stres lebih besar dijumpai pada wanita yang mengalami nyeri kepala migrain, dibandingkan dengan yang tidak mengalami stres pada wanita yang menderita nyeri kepala migrain. Dari 48 responden persentase yang tidak mengalami menstruasi banyak terdapat pada katagori yang mengalami nyeri kepala migrain, dibandingkan dengan yang mengalami menstruasi serta mengalami migrain nyeri kepala migrain. Dari 66 responden persentase ada mengkonsumsi jenis makanan banyak terdapat pada katagori yang mengalami nyeri kepala migrain, dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi jenis makanan sedikit ditemukan pada wanita yang mengalami nyeri kepala migrain.
Kesimpulan: Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri kepala migrain banyak dijumpai pada wanita yang mengalami stres, yang tidak mengalami menstruasi dan ada mengkonsumsi jenis makanan. Saran: Melihat kenyataan diatas penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian guna menambah bahan perpustakaan, serta peneliti dapat menerapkan proses berfikir secara alamiah dalam menganalisa masalah yang telah didapatkan selama penelitian dan dapat dijadikan sebagai informasi dasar untuk peneliti selanjutnya dibidang pelayanan kesehatan.
Kata Kunci : Stres, menstruasi, jenis makanan, nyeri kepala migrain.
Sumber : 23 Buku (2000-2011)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri kepala biasanya merupakan gejala adanya gangguan pada bagian
tubuh. Namun adakalanya nyeri itu timbul tanpa ada gangguan pada tubuh,
melainkan merupakan akibat adanya ketegangan mental dan emosional (Anies,
2005), serta merupakan keluhan yang paling umum dijumpai pada anak-anak
dan dewasa muda, juga merupakan masalah kesehatan yang sangat berpengaruh
pada kepribadian, sosial, tingkat ekonomi yang meliputi distres, ketidak
mampuan, dan biaya (Symvoulakis et al., 2007).
Menurut International Headache Society (HIS), migrain adalah nyeri
kepala berulang dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam (Dewanto et
al., 2009), juga merupakan gangguan saraf yang umum, dengan jumlah penderita
wanita tiga kali lebih banyak dari pria (Airey, 2005), serta merupakan penyakit
ketidak mampuan neurovascular, sering terjadi dan biasanya dimulai pada usia
remaja meskipun dapat terjadi pada segala usia (Weiner et al., 2000).
Migrain pada wanita biasanya terjadi sebelum menstruasi, karena ketidak
seimbangan hormon. Migrain menyebabkan perubahan kimia tubuh (Airey,
2005). Beberapa faktor pencetus yang dapat menyebabkan timbulnya migrain
adalah Perubahan hormonal (65,1%), Makanan (26,9%), Stres (79,7%),
Rangsangan sensorik, seperti : Sinar yang terang dan sinar yang menyilaukan
(38,1%)Bau menyegat, termasuk bau yang tidak menyenangkan seperti : tinner
2
dan asap rokok (43,7%), Faktor fisik, seperti : Kegiatan fisik yang berlebihan
termasuk aktifitas seksual (27,3%)Perubahan pola tidur, termasuk terlalu banyak
tidur atau terlalu sedikit tidur (32%), dan gangguan saat tidur (49,8%),
Perubahan lingkungan (53,2%), Alcohol (37,8%), Merokok (35,7%) (Dewanto
et al., 2009).
Nyeri kepala migrain dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya
muncul pada usia 20-30 tahun , namun bukan berarti wanita berusia lebih tua
bebas dari ancaman nyeri kepala, karena 10% diantara penderita migrain adalah
wanita usia 40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah 50 tahun. Migrain
tanpa aura umumnya lebih sering terjadi dibandingkan migrain disertai aura
dengan presentase sebanyak 90% (Arpiadji, 2007 ; Dewanto et al., 2009).
Serta banyak penelitian juga yang telah menunjukkan bahwa migrain
berpengaruh buruk pada fungsi sehari-hari. Sekitar (52,3%) dari 516 dewasa
muda penderita migrain membutuhkan istirahat untuk mengelola serangan sakit
kepala mereka. Data dari National Health Interview Survey yang
diselenggarakan pada 1989 membuktikan bahwa diperkirakan 10% dari anak
usia sekolah di Amerika rata-rata sedikitnya tidak masuk sekolah 1 hari dalam 2
minggu (Buse et al., 2009). Penurunan prestasi akademik, mengganggu fungsi
social, serta melemahkan kemampuan untuk membangun hubungan dengan
teman sebaya. Kualitas hidup penderita migrain memburuk sama halnya dengan
anak-anak penderita arthritis dan kanker (Lateef et al., 2009).
Umumnya penderita migrain di Amerika dan Eropa adalah 11% : 6%
untuk pria dan 15% : 18% untuk wanita. Insidensi penderita migrain pada usia
3
produktif meningkat yaitu sekitar usia 20 tahun. Di Amerika wanita kulit putih
memiliki insidensi tertinggi, sedangkan insidensi terendah yaitu wanita Asia
(Asfanni, 2011).
Di Indonesia dari 927 partisipan (68,97% populasi sampel), didapatkan
prevalensi migrain sebesar 45,3% (420/927), terdiri dari probable migrain
sebesar 21,7% (153/927), common migrain 19,4% (137/927), dan classic
migrain 18,4% (130/927) dan merupakan nyeri kepala primer terbesar pada
populasi (59,5%,420/706) (Fransisca, 2007).
Menurut profil Dinas Kesehatan Provinsi Aceh (2012) tidak diketahui
pasti data jumlah penderita migrain diseluruh Aceh. Dan berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar (2012) tidak terdapat data khusus untuk
jumlah para penderita migrain.
Dari study pendahuluan yang telah peneliti lakukan di Desa Miruek Lam
Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar pada bulan Januari
sampai dengan Mei 2012, terdapat 620 wanita berusia 20-40 tahun, yang
tersebar pada 5 dusun. Dari sekian banyak wanita peneliti mencoba untuk
mewawancarai 10 orang wanita lainnya, dari hasil wawancara tersebut penulis
mendapatkan bahwa 7 dari 10 orang wanita mengatakan pernah mengalami
nyeri kepala migrain ; dimana 2 orang mengatakan sering nyeri kepala disaat
banyak fikiran atau ada masalah, 2 orang mengatakan sering terjadi nyeri kepala
migrain sebelum dan disaat menstruasi, 2 orang lagi mengatakan sering terjadi
nyeri kepala migrain saat mengkonsumsi jenis makanan yang banyak
mengandung penyedap rasa, 1 orang mengatakan sering mengalami migrain
4
disaat terlalu lama tidur. Selebihnya 3 orang lagi mengatakan tidak pernah
mengalami nyeri kepala migrain.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti
lebih lanjut Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Nyeri
Kepala Migrain Pada Wanita Usia 20-40 Tahun Di Desa Miruek Lam
Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana
Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Nyeri Kepala Migrain
Pada Wanita Usia 20-40 Tahun Di Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan
Baitussalam Kabupaten Aceh Besar ? .
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Terjadinya Nyeri Kepala Migrain Pada Wanita Usia 20-40 Tahun Di Desa
Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.
b. Tujuan Khusus
a) Mengetahui gambaran terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita usia
20-40 tahun ditinjau dari segi stres.
b) Mengetahui gambaran terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita usia
20-40 tahun ditinjau dari segi menstruasi.
c) Mengetahui gambaran terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita usia
20-40 tahun ditinjau dari segi jenis makanan.
5
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan bacaan serta sebagai bahan tambahan bacaan atau referensi
untuk penelitian guna menambah bahan perpustakaan.
b. Bagi peneliti
Sebagai penerapan proses berfikir secara alamiah dalam menganalisa
masalah dan sarana pengembangan ilmu yang telah di dapatkan selama
pendidikan.
c. Bagi peneliti lainnya
Sebagai informasi dasar untuk peneliti selanjutnya dibidang pelayanan
kesehatan dan dapat dijadikan sebagai dasar referensi bagi peneliti lanjutan
yang lebih rinci khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya nyeri kepala migrain.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Pengertian Nyeri Kepala
Nyeri kepala biasanya merupakan gejala adanya gangguan pada
bagian tubuh. Namun adakalanya nyeri itu timbul tanpa ada gangguan pada
tubuh, melainkan merupakan akibat adanya ketegangan mental dan
emosional (Anies, 2005). International Headache Society
(IHS)mengklasifikasikan sakit kepala menjadi primer dan sekunder. Sakit
kepala primer mencakup migrain, sakit kepala tegang otot (tension
headache), dan cluster headache. Sakit kepala sekunder terjadi akibat
proses patologis, seperti tumor, infeksi, gangguan vascular, atau toksisitas
obat (Oman et al., 2008).
Dari headache research report (2001), penderita dengan nyeri kepala
tension akan merasa pada kedua sisi kepala nyeri tumpul dan menetap serta
memiliki intensitas yang berbeda. Kadang digambarkan dengan adanya
ikatan yang mengelilingi kepala bahkan hingga keleher. Nyeri kepala cluster
lebih jarang ditemui namun lebih sering menyerang pria. Nyeri dirasakan
dibelakang mata biasanya timbul pada malam hari dan muncul selama
beberapa hari hingga berminggu-minggu (Asfanni, 2011).
Nyeri kepala yang semakin meningkat dalam intensitas dan
fruenkuensi serangannya jangan dipikirkan sebagai migrain, nyeri kepala
7
tegang ataupun nyeri kepala kluster, bila nyeri kepala jenis ini terjadi
penderita yang belum pernah mengalami sebelumnya sangat mengarahkan
pada adanya tumor atau peningkatan tekanan intracranial (Weiner dan levitt,
2000).
b. Pengertian Migrain
Migrain berasal dari kata Yunani Hemicrania yang berarti nyeri
sebagian atau sebelah kepala. Namun tidak semua penderita migrain sakit
atau merasa nyeri kepala sebelah, ada kalanya terasa pada kedua sisi kepala.
Meskipun demikian nyeri yang dirasakan paling berat pada sebelah kepala
saja (Anies, 2005). Menurut international headache society (IHS), migrain
adalah nyeri kepala yang berulang dengan serangan nyeri yang berlangsung
4-72 jam (Dewanto et al., 2009), dan juga merupakan salah satu bentuk sakit
kepala yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah, dimana terasa sakit
berdenyut-denyut, disertai rasa seperti ditusuk-tusuk, awalnya muncul
disekitar daerah mata atau pelipis diatas ujung alis (Husain, 2010).
Meskipun menurut para ahli kesehatan, tidak semua sakit kepala
sebelah berarti migrain. Lama-lama rasa sakit setempat disekitar mata atau
pelipis ini akan menjalar, hingga mencengkram sekujur seluruh kepala,
kanan atau kiri. Bila gangguannya berat, mata akan terasa sakit jika bola
mata digerakkan. Apabila kita menundukkan kepala, membungkukkan
badan, bekerja berat, atau silau terkena cahaya yang cukup terang (Apriadji,
2007). Serta merupakan sakit kepala kronis paling umum yang dapat
8
dikenali, dan biasanya ada serangkaian gejala yang bisa diperkirakan
(Mckhann dan marilyn, 2010).
c. Nyeri Kepala Migrain
Migrain atau nyeri kepala lebih banyak menyerang wanita di
bandingkan pria dengan perbandingan tiga banding satu, biasanya
menyerang satu sisi kepala saja, bisa diikuti dengan mual, muntah, akral
dingin dan sensitif terhadap cahaya dan suara. Sekitar 20% dari migrain
didahului oleh aura dengan fenomena visual, mati rasa atau kelemahan
dalam berbicara, Migrain juga dapat dikaitkan dengan siklus mentruasi
(Asfanni, 2011).
Nyeri kepala migrain dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya
muncul pada usia 20-30 tahun yang merupakan usia produktif, namun bukan
berarti wanita berusia lebih tua bebas dari ancaman nyeri kepala, karena
10% diantara penderita migrain adalah wanita usia 40 tahun dan angka
kejadiannya menurun setelah 50 tahun. Migrain tanpa aura umumnya lebih
sering terjadi dibandingkan migrain disertai aura dengan presentase
sebanyak 90% (Arpiadji, 2007 ; Dewanto et al., 2009).
d. Patofisiologi Migrain
a) Menurut Harsono, 2005 ; Sylvia dan Lorraine, 2006. Penekanan
Aktivitas Sel Neuron Otak Yang Menjalar Dan Meluas
(Spreading Depression Dari Leao)
9
Teori depresi yang meluas Leao (1944), dapat menerangkan
tumbuhnya aura pada migrain klasik. Leao pertama melakukan
percobaan pada kelinci. Ia menemukan bahwa depresi yang meluas
timbul akibat reaksi terhadap macam rangsangan lokal pada jaringan
korteks otak. Depresi yang meluas ini adalah gelombang (oligemia)
yang menjalar akibat penekanan aktivitas sel neuron otak spontan.
Perjalanan dan meluasnya gelombang oligemia sama dengan yang
terjadi waktu kita melempar batu ke dalam air. Kecepatan
perjalanannya diperkirakan 2-5 mm per menit dan didahului oleh fase
rangsangan sel neuron otak yang berlangsung cepat. Jadi sama dengan
perjalanan aura pada migrain klasik. Gelombang oligemia tersebut
didahului oleh fase pendek hiperemia yang sangat mungkin
berhubungan dengan gejala seperti melihat kilatan cahaya. Oligemia
merupakan respon dari adanya penurunan fungsi neuronal (depressed
neuronalfunction) yang kelihatan jelas masih berlangsung ketika
keluhan nyeri kepala mulai muncul. Temuan tersebut, bersama dengan
bukti langsung yang menunjukkan bahwa suplai oksigen lokal ternyata
lebih dari adekuat, menjadikan pendapat yang menganggap migrain
semata-mata hanya merupakan suatu vascular headache tidak lagi dapat
dipertahankan.
Percobaan ini ditunjang oleh penemuan Oleson, Larsen dan
Lauritzen (1981). Dengan pengukuran aliran darah otak regional pada
penderita-penderita migrain klasik. Pada waktu serangan migrain
10
klasik, mereka menemukan penurunan aliran darah pada bagian
belakang otak yang meluas ke depan dengan kecepatan yangsama
seperti pada depresi yang meluas. Mereka mengambil kesimpulan
bahwa penurunan aliran darah otak regional yang meluas ke depan
adalah akibat dari depresi yang meluas. Terdapat persamaan antara
percobaan binatang oleh Leao dan migrain klinikal, akan tetapi terdapat
juga perbedaan yang penting, misalnya tak ada fase vasodilatasi pada
pengamatan pada manusia, dan aliran darah yang
berkurang berlangsung terus setelah gejala gejala aura. Meskipun
demikian, eksperimen perubahan aliran darah memberi kesan bahwa
manifestasi migrain terletak primer di otak dan kelainan vaskular adalah
sekunder.
b) Sistem Trigemino-Vaskular
Pembuluh darah otak dipersarafi oleh serat-serat saraf yang
mengandung substansi P(SP), neurokinin-A (NKA) dan calcitonin-
generelated peptid (CGRP). Semua ini berasal dari ganglion nervus
trigeminus sesisi SP, NKA, dan CGRP menimbulkan pelebaran
pembuluh darah arteri otak. Selain itu, rangsangan oleh serotonin
(5hydroxytryptamine) pada ujung-ujung saraf perivaskular
menyebabkan rasa nyeri dan pelebaran pembuluh darah sesisi. Seperti
diketahui, waktu serangan migrain kadar serotonin dalam plasma
meningkat. Dulu kita mengira bahwa seroton inilah yang
menyebabkan penyempitan pembuluh darah pada fase aura.
11
Pemikiran sekarang mengatakan bahwa serotonin bekerja melalut
sistem trigemino-vaskular yang menyebabkan rasa nyeri kepala dan
pelebaran pembuluh darah. Obat-obat anti-serotonin, Misalnva :
cyproheptadine (Periactin) dan pizotifen (Sandomigran,
Mosegor) bekerja pada sistem ini untuk mencegah migrain.
c) Inti-inti Syaraf di Batang Otak
Inti-inti saraf di batang otak misalnya di rafe dan lokus seruleus
mempunyai hubungan dengan reseptor-reseptor serotonin dan
noradrenalin. Juga dengan pembuluh darah otak yang letaknya lebih
tinggi dan sumsum tulang daerah leher yang letaknya lebih rendah.
Rangsangan pada inti-inti ini menyebabkannva sokonstriksi pembuluh
darah otak sesisi dan vasodilatasi pembuluh darah diluar otak. Selain itu
terdapat penekanan reseptor-reseptor nyeri yang letaknya lebih rendah
di sumsum tulang daerah leher. Teori ini menerangkan vasokonstriksi
pembuluh darah di dalam otak dan vasodilatasi pembuluh darah diluar
otak, misalnya di pelipis yang melebar dan berdenyut. Faktor pencetus
timbulnya migrain dapat dibagi dalam faktor ekstrinsik dan faktor
intrinsik. Dimana faktor eksintrik seperti stres (emosional maupun
fisik atau setelah istirahat dari ketegangan), makanan tertentu (coklat,
keju, alkohol, dan makanan yang mengandung bahan pengawet),
lingkungan, dan juga cuaca.
Sedangkan faktor intrinsik, misalnya perubahan hormonal pada
wanita yang nyerinya berhubungan dengan fase laten saat menstruasi.
12
Selain itu, adanya faktor genetik, diketahui mempengarui timbulnya
migrain. Mual dan muntah mungkin disebabkan oleh kerja dopamin
atau serotonin pada pusat muntah di batang otak ( chemorese ptor
trigger zone/ CTZ). Sedangkan pacuan pada hipotalamus akan
menimbulkan fotofobia. Proyeksi/pacuan dari LC ke korteksserebri
dapat mengakibatkan oligemia kortikal dan mungkin menyebabkan
penekanan aliran darah, sehingga timbulah aura.
Menurut Harsono, 2005 ; Sylvia dan Lorraine, 2006. Pencetus (trigger )
migrain berasal dari:
- Korteks serebri : sebagai respon terhadap emosi atau stres
- Talamus : sebagai respon terhadap stimulasi afferen yang
berlebihan: cahaya yang menyilaukan, suara bising, makanan
- Bau-bau yang tajam
- Hipotalamus sebagai respon terhadap 'jam internal" atau perubahan
"lingkungan"internal (perubahan hormonal)
- Sirkulasi karotis interna atau karotis eksterna : sebagai respon
terhadap vasodilator, atau angiografi.
Menurut Brashers, 2007. Ada banyak teori patogenesis,
beberapa ciri yang sesuai sedang diidentifikasi :
- Pencetus meliputi puasa, asupan alkohol, kontrasepsi oral,
menstruasi, penggatian hormon, stres, lepas kafein, gangguan tidur,
cahaya terang, bau, asap, makanan tertentu (coklat, keju, nitit,
aspartum, sitrus), dan trauma.
13
- Banyak penderita mengalami gejala perubahan suasana hati, lapar,
atau pusing selama 24 jam sebelum sakit kepala, dan awitan sakit
kepala sering berhubungan dengan irama sirkadian, yang
menunjukkan tempat sentral untuk permulaan migrain didekat
hipotalamus.
- Sebelum sakit kepala, terdapat penurunan aliran darah
(oligemia)dan mengakibatkan depresi kortikal yang menyebar
menyeberangi hemi-korteks dengan kecepatan 2mm-3mm/menit.
Mungkin ia atau mungkin tidak berhubungan dengan gejala aura
yang meliputi scintillating scotoma, parestesia, pandangan kabur,
atau tanda neuroloogis fokal lainnya.
- Seiring dengan perkembangan sakit kepala, Stimulasi ganglion
trigeminus nampaknya merupakan langkah penting dalam
pathogenesis migrain menyebabkan vasodilatasi intraserebral dan
ekstraserebral sehingga menimbulkan nyeri trigeminovaskular.
- Neuron yang berasal dari ganglion trigeminus menghasilkan
berbagai sitokin neurohormonal (mis;subtansi P dan peptide
kalsitonin terkait-gen) yang menyebabkan inflamasi neurogenik
perivaskuler, degranulasi sel mast, dan perubahan serotonin yang
selanjutnya memperberat progesi migrain.
- Penurunan serotonin tampak sangat dalam pathogenesis. Agonis
serotonin menyebabkan vasokonstriksi, mengurangi inflamasi
14
neurogenik, dan menurunkan transmisi nyeri melalui sistem
trigeminus.
- Mekanisme lain yang diajukan meliputi hipersensivitas reseptor
dopamine dan hipofungsi parasimpatis.
- Pada wanita premenopause, lepas siklus estrogen turut
menyebabkan perubahan serotonin dan neurotransmitter lain dan
menyebabkan peningkatan prostaglandin serum yang merangsang
pathogenesis migrain (migrain menstrual).
e. Klasifikasi Migrain
International Headache Society (HIS) mengklasifikasikan migrain
sebagai berikut :
a) Migrain Tanpa Aura
Migrain tanpa aura disebut juga migrain umum, yaitu nyeri kepala
berdenyut tanpa diawali gejala prodromal . Nyeri kepala berlangsung
selama 4-72 jam tanpa terapi. Pada anak-anak kurang dari 15 tahun, nyeri
kepala dapat berlangsung 20-48 jam. Selama nyeri kepala, minimal satu
dari gejala berikut muncul : Mual atau muntah, Fotofobia atau fonofobia
(Dewanto et al, 2009).
Menurut Sylvia dan Lorraine, 2006. Nyeri kepala minimal mempunyai
dua karakteristik berikut ini :
- Lokasi unilateral
15
- Kualitas berenyut (Intensitas sedang sampai berat yang menghambat
aktivitas sehari-hari. Di perberat dengan naik tangga atau aktivitas
fisik rutin).
b) Migrain Aura
Terdiri dari empat fase yaitu fase : prodormal, fase aura, fase nyeri
kepala dan fase postdormal (Sylvia dan Lorraine, 2006). Migrain jenis
ini, nyeri kepala didahului oleh adanya gejala neurologis fekal yang
berlangsung sementara atau disebut dengan aura . Aura dapat berupa
gangguan visual homonym, hemisensorik, hemiparesis atau disfasia,
ataupun kombinasi dari semua gangguan tadi. Migrain aura disebut juga
migrain klasik yang diawali dengan gejala visual hingga 60 menit
sebelum fase nyeri kepala. Gejala-gejala visual tersebut adalah kelipan
cahaya atau garis berombak pada lapangan pandang, atau pandangan
yang kabur (Dewanto et al, 2009).
c) Migrain Oftalmoplegik
Migrain jenis ini dicirikan oleh serangan yang berulang-ulang
yang berhubungan dengan paresis satu atau lebih saraf otak okular dan
tidak didapatkan kelainan organik. Kriteria diagnosis terdiri dari
sekurang-kurangnya 2 serangan disertai paresisi saraf otak III, IV, dan VI
serta tidak didapatkan kelainan serebrospinal (Brashers, 2007).
d) Migrain Retinal
Terjadi serangan berulang kali dalam bentuk skotoma monokular
atau buta tidak lebih dari satu jam. Dapat berhubungan dengan nyeri
16
kepala atau tidak. Gangguan ocular dan vascular tidak dijumpai
(Brashers, 2007).
f. Gambaran klinis
Karakteristik nyeri kepala migrain adalah nyeri kepala berdenyut
episodik, unilateral dan semakin memburuk. Pada migrain tanpa aura
biasanya disertai dengan mual, muntah, serta sensitiv terhadap cahaya, suara
dan perubahan posisi. Jika tidak diobati dapat berlangsung selama 4-72 jam
(Goadsby et al., 2002).
Gambaran
Umum
Lamanya
Sakit
Tipe
Nyeri
Lokasi
Nyeri
Aktifitas
Fisik
Gejala
yang
Menyertai
Aura pada
20%
panderita
4-72 jam Berat,
berdenyut,
berdentam
Unilate
ral atau
bilateral
Bertam
bah
parah
Mual,
muntah,
sangat
sensitif
terhadap
cahaya,
suara dan
bau-bauan.
Tabel 2.1 Gambaran Klinis Migrain
(Sumber : Oman et al., 2008 dan Kurnia, 2009)
g. Pengobatan migrain
Pengobatan nyeri kepala migrain terdiri dari 3 cara, yaitu : pengobatan
tanpa obat, pengobatan akut, dan pengobatan jangka panjang.
a) Pengobatan tanpa obat
- Istirahat : penderita migrain peka terhadap cahaya, maka demikian
sangat dianjurkan untuk beristirahat ditempat yang gelap dan
17
tenang. Jauhilah sumber-sumber keramaian dan usahakan untuk
tidur.
- Kompres : dimana kepala dikompres dengan menggunakan air
dingin atau es untuk membantu menyempitkan pembuluh darah
(Kurnia, 2009).
- Masase : kepala yang nyeri dapat dilakukan sendiri. Dimana
pijatan hendaknya dimulai dari bahu melalui tengkuk diteruskan
keatas kulit kepala dengan hati-hati dimasase ke depan, lalu ujung
jari melakukan gerakan-gerakan lingkaran. Juga dahi dan pelipis
dapat dimasase, begitu juga otot-otot, bahu dan tengkuk. Sebagai
obat gosok sebaiknya digunakan campuran minyak kayu putih dan
minyak kelapa (1:1) atau obat paten dengan zat anti-nyeri.
- Mandi dengan douche air hangat : efektif sekali untuk
mengendurkan otot-otot yang tegang dan meringankan nyeri.
Hendaknya douche dengan air hangat diarahkan kebagian bahu,
tengkuk dan kepala minimal 5 menit, sambil melakukan masase.
- Hiburan : pada nyeri kepala yang berhubungan dengan stres,
sering kali aktifitas fisik diudara segar atau hiburan lain sangat
berguna, begitu juga perubahan (sementara) dari tempat tinggal
(Tan dan Rahardja, 2010).
b) Pengobatan akut/segera, jenis obat yang dipakai adalah :
- Aspirin dan NSAID dosis tinggi (900mg)untuk serangan ringan
sampai sedang.
18
- Kombinasi analgesic dan antiemetic, contoh: aspirin dengan
metoklopramid/paracetamol dengan domperidon untuk serangan
ringan sampai sedang.
- Analgesic yang mengandung opiate, contoh : kodein untuk semua
jenis serangan.
- Triptan untuk semua jenis serangan, contoh :almotriptan, eletiptan,
frovatriptan, naratriptan, sumatriptan, rizatriptan, zolmitriptan yang
terdapat dalam bentuk sediaan oral, semprotan hidung, subkutan,
dan rectal supositoria. Sediaan oral sesuai untuk intensitas nyeri
kepala ringan sampai sedang untuk menjaga absorbsinya. Obat ini
harus diberikan dengan dosis optimal dan sebaiknya diulang setiap
2 jam (untuk naratriptan setiap 4 jam), sampai nyeri kepala hilang
sepenuhnya atau setelah mencapai dosis maksimal. Golongan
triptan sebaiknya tidak digunakan dalam 24 jam setelah pemakaian
triptan jenis lain.
- Dihidroergotamin (DHE)untuk semua jenis serangan (Dewanto et
al, 2009).
c) Pengobatan Preventif. Macam-macam obat pilihan pertama yang
dianggap efektif adalah :
- Penyebab- misalnya: atenolol, bisoprolol, metoprolol, nadolol,
propanolol, dan timolol.
- Antagonis serotonin (5-HT2), misalnya:metisergid dan
siproheptadin.
19
- Antidepresan trisiklik, misalnya:amitripilin
- Penyekat-Ca,misalnya:flunarisin dan verapamil meningkatkan
ambang rangsang nyeri.
- Antikonvulsan, misalnya:Na Valproat dan topiramat (Dewanto et
al, 2009).
20
B. Kerangka Teoritis
Weiner et al., 2000
- Stres - periode menstruasi - Saat lapar - Alkohol, makan coklat - Berada pada suatu
tempat dengan
ketinggian tertentu.
- Pil kontrasepsi
Airey, 2005
- Stres - Alergi pada makanan
tertentu
- Kadar gula darah yang rendah
- Alkohol - Mengemudi jarak jauh - Perubahan cuaca - Bau-bauan
Dewanto et al., 2009
- Perubahan hormon - Jenis Makanan - Stres - Rangsangan sensorik - Faktor fisik - Perubahan lingkungan - Alkohol - Merokok
Nyeri Kepala
Migrain
Apriadji, 2007
- Jenis makanan - Alergi terhadap aroma
tajam
- Terlalu lama berada dibawah sinar matahari
- Perubahan kondisi lingkungan
- Terlalu lama tidur
Tan dan Hahardja, 2010
- Jenis makanan - Penyedap makanan - Minuman beralkohol - Stres - Karena lapar - Sinar matahari - Wangi-wangian - Masa haid - Obat-obatan
Kurnia, 2009
- Stres - Kurang tidur - Tidak teratur makan - Tekanan emosi - Menstruasi
Mckhann dan marilyn, 2010
- Alkohol - Stres - Menstruasi - Jenis makanan - Obat-obatan
Anies, 2005
- Jenis makanan - Alkohol - Ketegangan pikiran - Makan terlalu banyak
21
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ternyadinya Nyeri Kepala Migrain
a. Stres
Stres didefinisikan sebagai ketidak mampuan mengatasi ancaman
yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang
pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut.
Dengan mengesampingkan sebagai sudut pandang (mental, emosional,
fisik atau spiritual) yang dipakai untuk mengkaji stres, maka disepakati
bahwa stres adalah persepsi kita terhadap situasi atau kondisi didalam
lingkungan kita sendiri (Council, 2003).
Dengan kata lain, sesuatu yang terlihat sebagai ancaman bagi anda
mungkin tidak akan layak dipikirkan sedikitpun oleh salah satu rekan kerja
anda. Baik nyata maupun imajinasi, persepsi terhadap stres sebenarnya
berasal dari rasa takut atau marah. Perasaan ini dapat diekspresikan dalam
sikap tidak sabar, frustasi, iri, tidak ramah, depresi, bimbang, cemas, rasa
bersalah, dan khawatir. Emosi, sikap, dan prilaku kita yang terpengaruhi
stres dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius (Council, 2003).
Stres sering kali dihubungkan dengan nyeri kepala, sekitar 40%
penderita nyeri kepala disebabkan oleh terjadinya kontraksi otot. Nyeri
kepala seperti ini ditandai dengan rasa sakit yang tetap, untuk setiap orang
rasa sakit ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang berbeda.
Penyebab nyeri kepala ini biasanya stres dan banyak dihubungkan dengan
kecemasan, susah tidur dan depresi (Anies, 2005).
22
Stres mempengaruhi dan membebani organisme kita. Beban yang
berlebihan dapat menimbulkan reaksi-reaksi fisik atau psikis (kejiwaan),
selain ketegangan umum disebut diatas,masih banyak penyebab stres,
antara lain : kesibukan tinggi untuk waktu yang lama, usaha untuk selalu
berprestasi baik, pemecatan dari pekerjaan, kepindahan rumah,
pembedahan dan kehilangan seseorang yang dikasihi (suami, istri dan
anak) (Tan dan Rahardja, 2010).
Gejala yang muncul dengan cepat pada respon terhadap stres adalah;
denyut jantung meningkat, tekanan darah meningkat, ketegangan otot
meningkat, produksi keringat meningkat, serta aktivitas metabolik
meningkat. Untuk memahami hubungan antara stres dan penyakit, kita
perlu mengetahui bahwa beberapa faktor harus bergabung untuk dapat
menyebabkan atau untuk memperburuk penyakit. Faktor-faktor tersebut
mencakup, tetapi tidak terbatas pada sikap yang membesar stres dan
efeknya pada sistem saraf, sistem hormon, dan sistem imun (Council,
2003).
Gejala-gejala keadaan stres mengakibatkan mudah tersinggung,
iritasi, lelah, lesu dan sukar tidur. Reaksi tubuh lainnya terhadap stres
dapat berupa kejangnya otot dengan munculnya nyeri dikepala, tengkuk
dan bahu. Pernafasan dalam waktu yang lama, juga tekanan darah tinggi
dan debar jantung. Akibat lain yang sangat berbahaya dari keadaan stres
yang berkepanjangan adalah menurunnya daya tahan tubuh dengan
timbulnya kerentangan terhadap segala jenis infeksi. Hal ini disebabkan
23
oleh produksi berlebihan hormon anak ginjal (hidrokortison dan adrenalin)
dibawah pengaruh stres yang berkepanjangan (Tan dan Rahardja, 2010).
Pertama-tama, tampak bahwa pelepasan hormon yang terjadi dengan
cepat dan berulang kali dalam respon melawan atau menghindar akan
menyebabkan organ tertentu menjadi rusak. Kemudian ditemukan bahwa
hormon stres yang sama ini sebenarnya memakan sel-sel darah putih
sehingga menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan kesakitan.
Sementara hal ini memang terbukti benar (Council, 2003).
Berikut ini adalah beberapa yang telah diketahui berkaitan dengan
stres menahun atau kronik pada fungsi saraf, sistem hormon, atau sistem
imun, antara lain; sakit dan nyeri (sakit kepala dengan tegang), sakit
kepala migraine (yang disebabkan oleh peningkatan aliran darah dan
sekresi zat kimia dibagian kepala, gejala ini meliputi pandangan
berkunang-kunang diikuti dengan denyutan yang kuat, pusing, dan mual.
Yang menarik disini adalah migrain tidak terjadi pada saat tresor bekerja,
tetapi beberapa jam sesudahnya. Pada kebanyakan kasus migrain dianggap
berkaitan dengan ketidak mampuan untuk menyalurkan rasa marah dan
frustasi), Temporomandibular Joint Dysfunction (TMJ; kontraksi yang
berulang kali pada otot rahang dan biasanya terjadi pada saat tidur),
masalah lambung, Asma bronchial (Council, 2003).
Reaksi psikis akibat stres dapat berupa ketegangan berlebihan dan
pengerutan dilapisan otot tipis, yang terletak dibawah kulit kepala, dengan
akibat nyeri kepala tegang, nyeri dirasakan terus menerus diseluruh kepala,
24
adakalanya seperti bando ketat yang mengelilingi kepala, tetapi tanpa
denyutan-denyutan pembuluh (Tan dan Rahardja, 2010).
Menurut Sriati , 2008 Tahapan-tahapan stres sebagai berikut :
- Tahap I
Tahap ini merupakan tahapan stres yang paling ringan ringan
dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :
semangat bekerja besar, berlebihan, penglihatan tajam, merasa
mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa
disadari cadangan energi semakin menipis.
- Tahap II
Dalam tahap ini dampak stres yang semula menyenangkan
sebagaimana diuraikan pada tahap I diatas mulai menghilang, dan
timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi
yang tidak lagi cukup sepanjang hari, karena tidak cukup istirahat.
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang
berada pada stres tahap ini adalah sebagai berikut : merasa letih saat
bangun pagi, merasa mudah lelah sehabis makan siang, lekasa
merasa cepat menjelang sore hari, sering mengeluh perut tidak
nyaman, detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar),
dan otot-otot terasa tegang.
- Tahap III
Apabila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya
tanpa menghiraukan keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan
25
menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan
mengganggu, yaitu : gangguan pada lambung dan usus, ketegangan
otot-otot, perasaan tidak tenang dan ketegangan emosional semakin
meningkat, gangguan pola tidur, badan terasa hoyong.
Pada tahap ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter
untuk memperoleh terapi atau bisa juga beban stres hendaknya
dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna
menambah suplai energi yang mengalami defisit.
- Tahap IV
Gejala stres tahap IV akan muncul seperti : untuk bertahan
sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit, aktivitas pekerjaan yang
semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi
membosankan dan tersa lebih sulit, kehilangan kemampuan untuk
merespon secara memadai, ketidak mampuan untuk melaksanakan
kegiatan rutin sehari-hari, gangguan pola tidur, tidak bersemangat
dan bergairah, daya konsentrasi/daya ingat menurun, timbul perasaan
ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa
penyebabnya.
- Tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang tidak akan jatuh dalam
stres tahap V, yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :
kelelahan fisik dan mental, ketidak mampuan untuk menyelesaikan
26
pekerjaan sehari-hari, gangguan sistem pencernaan semakin berat,
timbul perasaan ketakutan, mudah bingung dan panik.
- Tahap VI
Tahap ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami
serangan panik, dan perasaan takut mati.
b. Menstruasi
Merupakan perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya
lapisan endometrium uterus, dimana hormon Estrogen dan progesteron
merupakan hormon utama yang berkaitan dengan serangan migrain, baik
pada saat maupun diluar periode menstruasi. Penurunan konsentrasi
estrogen dan progesteron pada fase luteal siklus menstruasi merupakan
saat terjadinya serangan migren (Dewanto et al, 2009).
Percobaan pada hewan coba menunjukkan bahwa fluktasi estrogen
berpengaruh pada kadar neuro peptide Y, dimana neuro peptide Y
merupakan pengatur proses peradangan dan nososeptif pusat dan galanin.
Oleh karena itu, penurunan tiba-tiba kadar estrogen atau peningkatan
estrogen kronis yang tinggi dapat mempengaruhi migrain secara langsung,
Tetapi lebih karena efek perubahan hormonal terhadap lingkungan
biokimia dan metabolik yang dapat menimbulkan prostaglandin dan
penurunan magnesium (Shulman, 2008).
Prostaglandin berperan sebagai mediator yang dapat menyebabkan
nyeri, sedangkan penurunan magnesium dapat mencetuskan gejala
premenstrual syndrome, magnesium mengatur pulpasi arteri serebral,
27
memodulasi pelepasan oksida nitrat (NO) dari pembuluh darah,
mengontrol pelepasan serotonin dan menghambat masuknya kalsium
melalui respon N- metal d aspartat. Penurunan kadar magnesium intrasel
dapat menyebabkan gangguan dari fungsi magnesium diatas. Penurunan
kadar magnesium intrasel telah dibuktikan secara klinis ditemukan
dikorteks penderita selama migrain (Shulman, 2008).
c. Jenis Makanan
Salah satu penyebab sakit kepala sebelah adalah jenis makanan yang
dikonsumsi. Setiap individu memiliki spesifik terhadap jenis bahan
makanan penyebab migrain. Artinya, bahan makanan tertentu bisa tidak
menyebabkan reaksi apapun pada satu orang. Padahal orang lain
menimbulkan migrain. Begitupun dengan berat-ringannya serangan
migrain, sangat khas untuk setiap orang (Apriadji, 2007).
Makanan yang sering menyebabkan nyeri kepala pada beberapa
orang antara lain : makanan yang bersifat vasodilator (histamine: yang
termasuk zat yang diuretic atau penyebab dehidrasi tubuh, sehingga dapat
berisiko migrain), serta bahan makanan yang kaya lemak jenuh yang
paling dikenal sebagai pemicu migrain adalah lemak hewani dan daging
berlemak-daging sapi maupun daging ayam. Sumber lain lemak jenuh
adalah kulit ayam, susu lemak, keju, mentega (Apriadji, 2007).
Vasokonstriktor (tiramin, feniletilamin, contoh: coklat, kafein, ada yang
menyakini coklat dan kafein dapat meringankan migrain, tapi sebenarnya
coklat dan kafein tidak dianjurkan bagi penderita migrain dikarenakan bila
28
sudah kecanduan, kurang mengkonsumsi kafein atau coklat justru
dikhawatirkan akan memicu terjadinya migrain), dan zat tambahan pada
makanan (Dewanto et al, 2009 ; Kurnia, 2009).
Maka dari itu penderita migrain dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan seperti berikut ini :
- Bubur jagung : makanan ini melepaskan energi dengan lambat,
sehingga mempertahankan kadar gula darah lebih stabil.
- Kacang-kacangan : serupa dengan bubur jagung, kacang-kacangan juga
melepaskan energi dengan lambat.
- Jahe : jahe mampu mengurangi rasa mual yang biasanya datang
bersama sakit kepala, kue jahe bisa juga ditambahkan sebagai makanan
tambahan.
- Air putih : dehidrasi dapat menyebabkan sakit kepala karena volume
darah berkurang mempengaruhi irama aliran darah. Terus menjaga
keseimbangan cairan tubuh dengan minum setidaknyan 2,5 liter/hari
(Kurnia, 2009).
Katagori Contoh
Makanan Makanan yang kaya akan lemak (keju, coklat,
mentega, minyak jelanta, minyak jagung,
margarin, biscuit, kue kering, kuning telur, udang,
kerang, daging sapi, daging ayam ras, hati ayam,
daging olahan)
Penguat rasa (monosodium glutamate/MSG),
tempe, emping, tapai, kismis, anggur merah
Minuman Susu, es krim, kafein dalam kopi, teh, minuman
ringan bersoda, alkohol
Tabel 2.2 Makanan Dan Minuman Penyebab Migrain
29
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep dalam penelitian ini berdasarkan teori Mckhann dan
Marilyn (2010) , yang menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya migrain adalah Alkohol, Stres, Menstruasi, Jenis makanan dan Obat-
obatan. Oleh karena keterbatasan waktu maka penulis hanya mengambil tiga
variabel saja, yaitu stres, menstruasi dan jenis makanan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada kerangka konsep dibawah ini :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian
Stres
Nyeri Kepala Migrain
Pada Wanita
Usia 20-40 Tahun
Menstruasi
Jenis makanan
30
B. Definisi Operasional
Table 3.2 Definisi Operasional
No. Variabel
Penelitian
Definisi
Operasional
Cara Ukur Alat Ukur Skala
Ukur
Hasil
Ukur
Variabel Dependen
1. Nyeri
Kepala
Migrain
Pada
Wanita
Usia 20-40
Tahun
Rasa sakit
yang dialami
atau
dirasakan
oleh
seseorang
pada satu sisi
kepala saja
(nyeri kepala
sebelah)
Melakukan
membagikan
kuesioner
dengan
kriteria :
- Migrain bila x 4
- Tidak migrain
x < 4
Kuesioner Ordinal Migrain
Tidak
migrain
Variabel Independen
2. Stres ketidak
mampuan
mengatasi
ancaman
yang
dihadapi oleh
mental, fisik,
emosional,
dan spiritual
manusia,
yang pada
suatu saat
dapat
mempengaru
hi kesehatan
fisik manusia
tersebut
Melakukan
membagikan
kuesioner
dengan
kriteria :
- Ada bila x 4
- Tidak ada x < 4
Kuesioner Ordinal Ada
Tidak
ada
3. Menstruasi Perdarahan
vagina secara
berkala
akibat
terlepasnya
lapisan
endometrium
uterus
Melakukan
membagikan
kuesioner
dengan
kriteria :
- Ada bila x 4
- Tidak ada x < 4
Kuesioner Ordinal Ada
Tidak
ada
31
4. Jenis
makanan
Segala
sesuatu yang
dikonsumsi
oleh
seseorang
yang akan
menyebabkan
terjadinya
nyeri kepala
migrain
Melakukan
membagikan
kuesioner
dengan
kriteria :
- Ada bila x 4
- Tidak ada x < 4
Kuesioner Ordinal Ada
Tidak
ada
32
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu hanya menggambarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita
usia 20-40 tahun di Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam
Kabupaten Aceh Besar. Serta dengan desain Cross Sectional, dimana variabel
sebab akibat yang tejadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara
stimultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2005).
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia 20-40 tahun di
Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar
pada bulan Januari s/d Mei sebanyak 620 orang.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia 20-40 tahun di Desa
Miruek Lam Reudeup. Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan
rumuus Slovin (Notoatmodjo, 2005). Dengan formula sebagai berikut :
n =
1+ ()2
keterangan :
n : Jumlah Sampel
33
N : Jumlah Populasi
d : Derajat Kepercayaan yang digunakan = 10%(0,1)
maka perhitungan besarnya sampel adalah :
n = 620
1+601 (0,1)2
n = 620
1+620 (0,01)
n = 620
1+6,2
n = 620
7,2
n = 86,11
n = 87 sampel
Jadi, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah berjumlah 87
orang wanita usia 20-40 tahun di Desa Miruek Lam Reudeup tahun 2012.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini
adalah menggunakan Cluster Sampling, dengan cara melakukan
randominasasi dalam dua tahap yaitu randominasasi atau menentukan orang
atau unit yang ada di wilayahnya atau dari populasi Cluster yang terpilih
(Hidayat, 2007). Jumlah sampel dalam setiap Dusun di Desa Miruek Lam
Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar tahun 2012dapat
dilihat pada tabel berikut ini dengan menggunakan rumus :
ni = (
) n
34
Keterangan :
ni : Jumlah Sampel Menurut Kelas
n : Jumlah Sampel Seluruh
Ni : Jumlah Populasi Menurut Kelas
N : Jumlah Populasi Seluruh
Nama Dusun Jumlah Populasi Jumlah Sampel
Panglima Abu 120 17
Kelayu 100 15
Ie paseh 105 15
Kamai guni 140 18
Komplek 155 22
Jumlah Seluruh 620 87
Tabel 4.2 Jumlah Sampel
C. Tempat Dan Waktu Penelitian
a. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan
Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 07 s/d 08 Agustus Tahun
2012.
35
D. Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner
untuk mendapatkan data mengenai gambaran faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita usia 20-40
tahun Di Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten
Aceh Besar.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Bidan, Bapak Geuchik
serta dari Sekretaris Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam
Kabupaten Aceh Besar yang berupa jumlah keseluruhan wanita usia 20-40
tahun dan Gambaran umum lokasi penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan kuesioner yang berbentuk Cheks List untuk mengukur Faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita usia 20-
40 tahun di Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten
Aceh Besar dengan membagikan kuesioner sebanyak 24 pertanyaan. Pertanyaan
tentang nyeri kepala migrain disusun menggunakan Skala Guttman. Pertanyaan
bersifat tegas ; Benar dan Salah dengan interprestasi penilaian apabila jawaban
Benar untuk pertanyaan positif bernilai 1 dan apabila salah nilainya 0,
sedangkan untuk pertanyaan negative apabila benar nilainya 0 dan untuk
pertanyaan negative apabila salah nilainya 1 (Hidayat, 2007).
36
F. Pengolahan Data Dan Analisa Data
a. Pengolahan Data
Pengolahan data dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Notoatmodjo,
2003) :
a) Editing adalah melakukan pengecekan kembali terhadap hasil pengisian,
kelengkapan identitas dan kelengkapan isian yang diberikan oleh responden,
apakah pertanyaan telah dijawab.
b) Coding adalah memberi kode pada jawaban-jawaban kuisioner dimulai dari
responden pertama sampai responden terakhir.
c) Transferring adalah data yang telah diberikan kode disusun secara berurutan
dari responden dimasukkan kedalam tabel sesuai variabel yang diteliti.
d) Tabulating adalah mengelompokkan hasil kuesioner untuk variabel
kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.
b. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan cara :
a) Analisa Univariat
Data yang diperoleh dari kuisioner dimasukkan dalam distribusi
frekuensi, kemudian ditentukan persentase untuk tiap-tiap kategori.
Rumus yang dipakai untuk menghitung rata-rata yaitu (Budiarto,
2002) :
=
37
Keterangan :
x : Nilai rata-rata semua responden
x : Nilai semua responden
n : Jumlah responden menjadi sampel
Analisa Univariat dilakukan untuk mengetahui frekuensi dari
masing-masing variabel yang telah diteliti dengan menggunakan tabel
distribusi frekuensi. Untuk perhitungan persentase dari masing-masing
variabel digunakan rumus (Machfoedz, 2009) :
P =
x 100%
Keterangan :
P : Persentase
f : Frekuensi jawaban sampel
n : Jumlah responden yang menjadi sampel
100% : silangan tetap
Analisa data yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi
variabel-variabel yang diteliti, baik variabel dependen maupun
variabel independen. Dimana penilaian hasil ukur yang digunakan
menurut Arikunto (2006). Kriteria penilaian independen, terdiri dari :
1) Ada, bila x x
2) Tidak ada, bila x < x
Penyajian data menggunakan tabel distribusi frekuensi dan tabel
silang.
38
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Secara geografis Desa Miruek Lam Reudeup merupakan salah satu Desa
dari Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar yang terdiri dari 5 dusun
yaitu: Paglima Abu, Kelayu, Ie Paseh, Kamai Guni, Komplek, Luas Wilayah
Desa Miruek Lam Reudeup adalah 556,2 HA, dengan jumlah penduduk
sebanyak 2345 jiwa dan 654 Kepala Keluarga. Dimana mayoritas pekerjaan
penduduk adalah sebagai petani dan buruh pabrik. Ditinjau dari segi
geografisnya Desa Miruek Lam Reudeup berbatasan dengan:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Klieng Cot Aron, Klieng Meria, Lam Asan,
Lam Ujong
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Miruek Taman, Lambaro Angan
c) Sebelah Timur berbatasan dengan Pengunungan
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Miruek Taman
B. Hasil Penelitian
Proses pengumpulan data berlangsung dari tanggal 07 Agustus sampai
dengan 08 Agustus 2012 terhadap 87 orang wanita usia 20-40 tahun di Desa
Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar dengan
cara membagikan kuesioner berbentuk chek list dengan jumlah pertanyaan
sebanyak 24.
39
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Responden Di Desa Miruek Lam
Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1.
2.
3.
4.
Tidak Bekerja/IRT
PNS
Buruh Pabrik
Petani
25
7
20
35
Jumlah 87
Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012
Tabel 5.1 distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa dari 87
responden mayoritas jenis pekerjaan responden berada pada katagori
sebagai Petani yaitu sebanyak 35 responden.
a. Analisa Univariat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Miruek Lam
Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar tabel distribusi
frekuensi dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Migrain Di Desa Miruek Lam
Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar
No Nyeri Kepala Migrain Frekuensi %
1.
2.
Migrain
Tidak migrain
54
33
62
38
Jumlah 87 100
Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012
Tabel 5.2 distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa dari 87
responden mayoritas nyeri kepala migrain berada pada katagori mengalami
migrain yaitu sebanyak 54 responden (62%).
40
a) Stres
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa, distribusi frekuensi
Stres dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Stres Di Desa Miruek Lam Reudeup
Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar
No Stres Frekuensi %
1.
2.
Ada
Tidak ada
61
26
70
30
Jumlah 87 100
Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012
Tabel 5.3 distribusi frekuensi diatas memaparkan bahwa dari 87
responden mayoritas stres berada pada katagori yang mengalami stres
yaitu sebanyak 61 responden (70%).
b) Menstruasi
Tabel dibawah ini adalah hasil dari penelitian yang dilakukan di
Desa Miruek Lam Reudeup, distribusi frekuensi menstruasi dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Menstruasi Di Desa Miruek Lam Reudeup
Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar
No Menstruasi Frekuensi %
1.
2.
Ada
Tidak ada
39
48
45
55
Jumlah 87 100
Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012
41
Berdasarkan Tabel 5.4 distribusi frekuensi menunjukkan bahwa dari
87 responden mayoritas menstruasi berada pada katagori yang tidak
mengalami menstruasi yaitu sebanyak 48 responden (55%).
c) Jenis Makanan
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi frekuensi jenis makanan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Jenis Makanan Di Desa Miruek Lam
Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar
No Jenis Makanan Frekuensi %
1.
2.
Ada
Tidak ada
66
21
76
24
Jumlah 87 100
Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 5.5 distribusi frekuensi diatas menunjukkan
bahwa dari 87 responden mayoritas jenis makanan berada pada
katagori ada mengkonsumsi jenis makanan yaitu sebanyak 66
responden (76%).
b. Analisa Tabel Silang
a) Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi Stres
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Miruek Lam
Reudeup, bahwa nyeri kepala migrain yang ditinjau dari segi stres
dapat dilihat pada tabel disebelah ini:
42
Tabel 5.6
Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi Stres Di Desa
Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam
Kabupaten Aceh Besar
No
Stres
Nyeri Kepala Migrain
Jumlah Migrain Tidak migrain
f % f % n %
1.
2.
Ada
Tidak ada
42
12
69
46
19
14
31
54
61
26
70
30
Jumlah 54 57 33 42 87 100
Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012
Tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa dari 61 responden
mayoritas yang mengalami stres lebih besar dijumpai pada wanita
yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu sebanyak (69%),
dibandingkan dengan yang tidak mengalami stres pada wanita yang
menderita nyeri kepala migrain sebanyak (46%).
b) Nyeri kepala migrain ditinjau dari segi menstruasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Miruek
Lam Reudeup, nyeri kepala migrain yang ditinjau dari segi menstruasi
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.7
Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi menstruasi Di Desa
Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam
Kabupaten Aceh Besar
No
Menstruasi
Nyeri Kepala Migrain
Jumlah Migrain Tidak migrain
f % f % n %
1.
2.
Ada
Tidak ada
27
27
69
56
12
21
31
44
39
48
45
55
Jumlah 54 62 33 37 87 100
Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012
43
Berdasarkan tabel 5.7 disebelah menunjukkan bahwa dari 48
responden persentase yang tidak mengalami menstruasi banyak
terdapat pada katagori yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu
(56%), sedangkan dari 39 responden yang mengalami menstruasi serta
mengalami nyeri kepala migrain adalah sebanyak (69%).
c) Nyeri kepala migrain ditinjau dari segi jenis makanan
Dibawah ini adalah tabel nyeri kepala migrain yang ditinjau dari
segi jenis makanan di Desa Miruek Lam Reudeup dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 5.8
Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi Jenis Makanan Di
Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam
Kabupaten Aceh Besar
No
Jenis Makanan
Nyeri Kepala Migrain
Jumlah Migrain Tidak migrain
f % f % n %
1.
2.
Ada
Tidak ada
44
10
67
48
22
11
33
52
66
21
76
24
Jumlah 54 57 33 42 87 100
Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012
Berdasarkan tabel 5.8 diatas menunjukkan bahwa dari 66
responden persentase ada mengkonsumsi jenis makanan banyak
terdapat pada katagori yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu
sebanyak (67%), sedangkan dari 21 responden yang tidak ada
mengkonsumsi jenis makanan sedikit ditemukan pada wanita yang
mengalami nyeri kepala migrain adalah sebanyak (48%).
44
C. Pembahasan
a) Nyeri Kepala Migrain
Tabel 5.2 distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa dari 87
responden mayoritas nyeri kepala migrain berada pada katagori mengalami
migrain yaitu sebanyak 54 responden (62%).
Migrain berarti nyeri sebagian atau sebelah kepala. Namun tidak
semua penderita migrain sakit atau merasa nyeri kepala sebelah, ada
kalanya terasa pada kedua sisi kepala. Meskipun demikian nyeri yang
dirasakan paling berat pada sebelah kepala saja (Anies, 2005).
Nyeri kepala migrain dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya
muncul pada usia 20-30 tahun , juga sering muncul pada wanita berusia 40
tahun dan angka kejadiannya menurun setelah 50 tahun (Arpiadji, 2007 ;
Dewanto et al., 2009).
Banyak penelitian juga yang telah menunjukkan bahwa migrain
berpengaruh buruk pada fungsi sehari-hari. Sekitar (52,3%) dari 516
dewasa muda penderita migrain membutuhkan istirahat untuk mengelola
serangan sakit kepala mereka (Buse et al., 2009).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden
mengalami migrain, dari itu peneliti berasumsi bahwasannya nyeri kepala
migrain dapat terjadi pada semua usia, dimana usia 20-40 tahun adalah
usia yang sering terjadinya nyeri kepala migrain yang dapat dipengaruhi
oleh factor pekerjaan dari responden itu sendiri, apabila aktifitas atau
pekerjaan yang dikerjaan terlalu lama atau berat, maka itu akan
45
mengakibatkan penyempitan pada pembuluh darah otak, sehingga
terjadilah serangan nyeri kepala migrain. Oleh karena itu responden
dianjurkan untuk beristirahat yang cukup minimal 8 jam/hari guna untuk
meringankan rasa nyeri yang dialami.
b) Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi Stres
Dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 61 responden persentase
yang mengalami stres lebih banyak dijumpai pada responden yang
mengalami nyeri kepala migrain yaitu sebanyak (69%).
Stres sering kali dihubungkan dengan nyeri kepala migrain, sekitar
40% penderita nyeri kepala disebabkan oleh terjadinya kontraksi otot.
Nyeri kepala seperti ini ditandai dengan rasa sakit yang tetap, untuk setiap
orang rasa sakit ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang berbeda.
Penyebab nyeri kepala ini biasanya stres dan banyak dihubungkan dengan
kecemasan, susah tidur dan depresi (Anies, 2005).
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa untuk memahami
hubungan antara stres dan penyakit, kita perlu mengetahui bahwa beberapa
faktor yang harus bergabung untuk dapat menyebabkan atau untuk
memperburuk penyakit. Faktor-faktor tersebut nantinya dapat
menyebabkan stres dan efeknya pada sistem saraf, sistem hormon, dan
sistem imun (Council, 2003).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase yang
mengalami stres lebih banyak dijumpai pada responden yang mengalami
nyeri kepala migrain, dari itu peneliti berasumsi bahwasannya apabila
46
responden tidak mampu mengatasi sebuah ancaman yang akan dihadapi
baik itu masalah pekerjaan yang terlalu berat, fisik, emosional maupun
spiritual itu dapat mempengaruhi kesehatan responden tersebut. Oleh
karena itu apabila ada sesuatu yang terlihat sebagai ancaman bagi anda,
maka akan lebih baiknya untuk dapat difikirkan lagi agar bagaimana
sebuah ancaman itu dapat diatasi dengan baik sehingga tidak
menyebabkan terjadinya masalah kesehatan yang serius contohnya seperti
nyeri kepala migrain.
c) Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi Menstruasi
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 48 responden persentase yang
tidak mengalami menstruasi banyak terdapat pada katagori yang
mengalami nyeri kepala migrain yaitu (69%).
Penurunan konsentrasi estrogen dan progesteron pada fase luteal
siklus menstruasi merupakan saat terjadinya serangan migrain (Dewanto et
al, 2009). Penurunan tiba-tiba kadar estrogen atau peningkatan estrogen
kronis yang tinggi dapat mempengaruhi migrain secara langsung
(Shulman, 2008).
Penurunan kadar magnesium intrasel dapat menyebabkan gangguan
dari fungsi magnesium diatas. Penurunan kadar magnesium intrasel telah
dibuktikan secara klinis ditemukan dikorteks penderita selama migrain
(Shulman, 2008).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase yang tidak
mengalami menstruasi lebih banyak dijumpai pada wanita yang
47
mengalami nyeri kepala migrain, dari itu peneliti berasumsi bahwa wanita
yang tidak mengalami menstruasi juga renta akan terjadinya nyeri kepala
migrain, hal itu tidak semata-mata dipengaruhi oleh penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron didalam tubuh wanita disaat menstruasi.
Melainkan juga dapat dipengaruhi oleh Penurunan kadar magnesium
intrasel didalam korteks si responden tersebut.
d) Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi Jenis Makanan
Berdasarkan uraian tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 66 responden
persentase ada mengkonsumsi jenis makanan banyak terdapat pada
katagori yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu sebanyak (67%).
Setiap individu memiliki spesifik terhadap jenis bahan makanan
penyebab migrain. Artinya, bahan makanan tertentu bisa tidak
menyebabkan reaksi apapun pada satu orang. Padahal orang lain
menimbulkan migrain. Begitupun dengan berat-ringannya serangan
migrain, sangat khas untuk setiap orang (Apriadji, 2007).
Makanan yang sering menyebabkan nyeri kepala pada beberapa
orang antara lain : makanan yang bersifat vasodilator (histamine: yang
termasuk zat yang diuretic atau penyebab dehidrasi tubuh, sehingga dapat
berisiko migrain) (Apriadji, 2007).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ada
mengkonsumsi jenis makanan banyak dijumpai pada responden yang
mengalami nyeri kepala migrain, hal ini disebabkan oleh kurangnya
memperhatikan jenis-jenis makanan yang hendak mereka konsumsi seperti
48
makanan yang kaya akan lemak (keju, coklat, mentega, minyak jelanta,
minyak jagung, margarin, biscuit, kue kering, kuning telur, udang, kerang,
daging sapi, daging ayam ras, hati ayam, daging olahan)Penguat rasa,
tempe, emping, tapai, kismis, anggur merah .
49
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan maka
dapat disimpulkan bahwa:
a. Distribusi frekuensi wanita usia 20-40 tahun berjumlah 87 responden
dimana persentase tertinggi adalah sebanyak 54 responden (62%) yang
mengalami migrain.
b. Analisa tabel silang nyeri kepala migrain ditinjau dari segi stres di Desa
Miruek Lam Reuduep Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar 61
responden persentase yang mengalami stres lebih besar dijumpai pada
wanita yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu sebanyak (69%),
dibandingkan dengan yang tidak mengalami stres pada wanita yang
menderita nyeri kepala migrain sebanyak (46%).
c. Analisa tabel silang nyeri kepala migrain ditinjau dari segi menstruasi di
Desa Miruek Lam Reuduep Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh
Besar dari 48 responden persentase yang tidak mengalami menstruasi
banyak terdapat pada katagori yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu
(56%), sedangkan dari 39 responden yang mengalami menstruasi serta
mengalami nyeri kepala migrain adalah sebanyak (69%).
d. Analisa tabel silang nyeri kepala migrain ditinjau dari segi jenis makanan
di Desa Miruek Lam Reuduep Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh
50
Besar dari 66 responden persentase ada mengkonsumsi jenis makanan
banyak terdapat pada katagori yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu
sebanyak (67%), sedangkan dari 21 responden yang tidak ada
mengkonsumsi jenis makanan sedikit ditemukan pada wanita yang
mengalami nyeri kepala migrain adalah sebanyak (48%).
B. Saran
a. Diharapkan kepada institusi pendidikan dapat dijadikan bahan bacaan serta
sebagai bahan tambahan referensi untuk penelitian guna menambah bahan
perpustakaan.
b. Diharapkan kepada peneliti dapat menerapkan proses berfikir secara
alamiah dalam menganalisa masalah yang telah didapatkan selama masa
penelitian.
c. Diharapkan kepada rekan-rekan peneliti lainnya dapat dijadikan informasi
dasar untuk peneliti selanjutnya dibidang pelayanan kesehatan dalam
bentuk yang lebih komplek serta rinci tentang nyeri kepala migrain.
DAFTAR PUSTAKA
Anies, Pencegahan Dini Gangguan Kesehatan. Jakarta, PT Elex Media
Komputindo, 2005.
Apriadji WH, Good Mood Food Makanan Sehat Alami. Jakarta, PT Gramedia
Pustaka Utama, 2007.
Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta, 2006.
Asfanni A, Hubungan Makanan Dan Minum Tertentu, Stress Emosional,
Perubahan Pola Tidur, Dan Menstruasi Terhadap Nyeri Kepala Migren.
Skripsi, Banda Aceh-Universitas Syiah Kuala, 2011.
Brashers VL, Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan & Manajemen, Edisi 2,
Jakarta, EGC, 2007.
Budiarto, E, Biostatiska Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. EGC,
Jakarta, 2001.
Council NF, Manajemen Stres. Jakarta, EGC, 2003.
Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y, Panduan Praktis Diagnose & Tata
Laksana Penyakit Saraf. Jakarta, EGC, 2009.
Goadsby PJ, Lipton RB, Ferrari MD, The New England Journal Of Medicine.
Migrain- Current Understanding and treatment, 2002.
Harsono, Kapita Selekta Neurologi, Edisi 2, Yogyakarta, Gajah Mada University
Press, 2005.
Hidayat AA, Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta,
Salemba Medika, 2007.
Husain FW, Info Askes 10 Program Unggulan PT Askes (Persero), Edisi
Desember, PT Askes (Persero), 2010.
Kurnia H, Kiat Jitu Tangkal Penyakit Orang Kantoran. Jakarta, Gedung Galang
Press Center, 2009.
Machfoedz, Metodelogi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan
dan Kedokteran. Yogyakarta, Fitramaya, 2009.
Mckhann G dan marilyn, Keep Your Brain Young. Yogyakarta, Media Pressindo,
2010.
Notoatmodjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Rineka Cipta, 2003.
___________, Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta, 2005.
Oman KS, Mclain JK, Scheetz LJ, Panduan Belajar Keperawatan Emergensi.
Jakarta, EGC, 2008.
Shulman LP, Integrating Menstrual Migraine Management Into Women
Healthcare. Menstrual Migraine: Not Your Fathers Headache. Supplement to OBG management, 2008.
Sriati AAT, Tinjauan Tentang Stres. Skripsi, Jatinagor-Universitas Padjadjaran,
2008.
Sylvia AP dan Lorraine MW, Patofisiologi, Edisi 6, Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia, Buku Pedoman Standar Pelayanan Medic (SPM) & standar
(SPO), 2006.
Tan dan Rahardja, Obat-obat Sederhana Untuk Gangguan Sehari-hari. Jakarta,
PT Elex Media Komputindo, 2010.
Weiner HW dan levitt LP, Buku Saku Neurologi, Edisi 5, Jakarta, EGC, 2000.