YUSNIDAR-09010146

56
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA NYERI KEPALA MIGRAIN PADA WANITA USIA 20-40 TAHUN DI DESA MIRUEK LAM REUDEUP KECAMATAN BAITUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Syarat Ketentuan Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh Oleh : YUSNIDAR 09010146 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH 2012

description

penting

Transcript of YUSNIDAR-09010146

  • GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

    NYERI KEPALA MIGRAIN PADA WANITA USIA 20-40 TAHUN

    DI DESA MIRUEK LAM REUDEUP KECAMATAN

    BAITUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR

    Karya Tulis Ilmiah

    Diajukan Sebagai Syarat Ketentuan Menyelesaikan Program Studi

    Diploma III Kebidanan STIKes UBudiyah Banda Aceh

    Oleh :

    YUSNIDAR

    09010146

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN UBUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

    BANDA ACEH

    2012

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

    hidayah-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

    Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Nyeri Kepala

    Migrain Pada Wanita Usia 20-40 Tahun Didesa Miruek Lam Reudeup

    Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.

    Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

    jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan dan bahasanya, maka dari itu

    peneliti sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun.

    Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi salah satu

    syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma-III Kebidanan pada Jurusan

    Kebidanan STIKes UBudiyah Banda Aceh.

    Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti banyak mendapat

    bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Sehingga penyusunan

    Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu

    perkenankan peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dedi Zefrizal, ST, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu

    Kesehatan UBudiyah Banda Aceh.

    2. Ibu Marniati, SE,M.Kes, Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

    UBudiyah Banda Aceh.

    3. Ibu Cut Efriana, SST Selaku Ketua Prodi Diploma III Kebidanan Sekolah

    Tinggi Ilmu Kesehatan UBudiyah Banda Aceh.

    4. Ibu Elvira Wahyuni, SKM Sekaligus Dosen Pembimbing yang telah

    memberikan Bimbingan dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

    5. Bapak Agussalim, SKM, M.Kes dan Ibu Yuniar, SST selaku Penguji yang

    telah banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan Karya

    Tulis Ilmiah ini.

  • v

    6. Kepada Bapak Murdani Yacob selaku Kepala Desa Miruek Lam Reudeup

    yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

    7. Para Dosen dan Staf Akademik Prodi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

    UBudiyah Banda Aceh.

    8. Keluarga tercinta peneliti yang senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi

    peneliti, selalu menghibur peneliti dikala duka juga tak bosan memberikan

    dorongan demi terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

    9. Para Sahabat Terbaikku (Nurhasanah, Rahmi Hayati, Rabiani), serta teman-

    teman mahasiswi angkatan 2009 program studi Diploma III Kebidanan

    STIKes UBudiyah Banda Aceh yang telah memberikan dorongan dan

    dukungan dalam pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah ini.

    Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

    terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran

    dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah

    ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

    Banda Aceh, 17 September 2012

    ( Yusnidar )

  • i

    ABSTRAK

    GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

    NYERI KEPALA MIGRAIN PADA WANITA USIA 20-40 TAHUN DI DESA

    MIRUEK LAM REUDEUP KECAMATAN BAITUSSALAM

    KABUPATEN ACEH BESAR

    Yusnidar(1)

    Elvira Wahyuni(2)

    Xi + 50 halaman : 11 tabel, 1 gambar, 3 lampiran

    Latar Belakang: Nyeri kepala migrain dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya muncul pada usia 20-30 tahun, juga sering muncul pada wanita berusia 40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah 50 tahun. Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar pada bulan Januari hingga Mei 2012, peneliti mendapatkan hasil bahwa 7 dari 10 orang wanita mengatakan pernah mengalami nyeri kepala migrain. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita usia 20-40 tahun.

    Metode Penelitian: Bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia 20-40 tahun di Desa Miruek Lam Reudeup sebanyak 620 orang diambil dengan cara cluster sampling yaitu sebanyak 87 responden. Pengumpulan data di lakukan dari tanggal 07 sampai 08 Agustus 2012 dengan cara penyebaran kuesioner. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner.

    Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa dari 61 responden persentase yang mengalami stres lebih besar dijumpai pada wanita yang mengalami nyeri kepala migrain, dibandingkan dengan yang tidak mengalami stres pada wanita yang menderita nyeri kepala migrain. Dari 48 responden persentase yang tidak mengalami menstruasi banyak terdapat pada katagori yang mengalami nyeri kepala migrain, dibandingkan dengan yang mengalami menstruasi serta mengalami migrain nyeri kepala migrain. Dari 66 responden persentase ada mengkonsumsi jenis makanan banyak terdapat pada katagori yang mengalami nyeri kepala migrain, dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi jenis makanan sedikit ditemukan pada wanita yang mengalami nyeri kepala migrain.

    Kesimpulan: Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri kepala migrain banyak dijumpai pada wanita yang mengalami stres, yang tidak mengalami menstruasi dan ada mengkonsumsi jenis makanan. Saran: Melihat kenyataan diatas penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian guna menambah bahan perpustakaan, serta peneliti dapat menerapkan proses berfikir secara alamiah dalam menganalisa masalah yang telah didapatkan selama penelitian dan dapat dijadikan sebagai informasi dasar untuk peneliti selanjutnya dibidang pelayanan kesehatan.

    Kata Kunci : Stres, menstruasi, jenis makanan, nyeri kepala migrain.

    Sumber : 23 Buku (2000-2011)

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Nyeri kepala biasanya merupakan gejala adanya gangguan pada bagian

    tubuh. Namun adakalanya nyeri itu timbul tanpa ada gangguan pada tubuh,

    melainkan merupakan akibat adanya ketegangan mental dan emosional (Anies,

    2005), serta merupakan keluhan yang paling umum dijumpai pada anak-anak

    dan dewasa muda, juga merupakan masalah kesehatan yang sangat berpengaruh

    pada kepribadian, sosial, tingkat ekonomi yang meliputi distres, ketidak

    mampuan, dan biaya (Symvoulakis et al., 2007).

    Menurut International Headache Society (HIS), migrain adalah nyeri

    kepala berulang dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam (Dewanto et

    al., 2009), juga merupakan gangguan saraf yang umum, dengan jumlah penderita

    wanita tiga kali lebih banyak dari pria (Airey, 2005), serta merupakan penyakit

    ketidak mampuan neurovascular, sering terjadi dan biasanya dimulai pada usia

    remaja meskipun dapat terjadi pada segala usia (Weiner et al., 2000).

    Migrain pada wanita biasanya terjadi sebelum menstruasi, karena ketidak

    seimbangan hormon. Migrain menyebabkan perubahan kimia tubuh (Airey,

    2005). Beberapa faktor pencetus yang dapat menyebabkan timbulnya migrain

    adalah Perubahan hormonal (65,1%), Makanan (26,9%), Stres (79,7%),

    Rangsangan sensorik, seperti : Sinar yang terang dan sinar yang menyilaukan

    (38,1%)Bau menyegat, termasuk bau yang tidak menyenangkan seperti : tinner

  • 2

    dan asap rokok (43,7%), Faktor fisik, seperti : Kegiatan fisik yang berlebihan

    termasuk aktifitas seksual (27,3%)Perubahan pola tidur, termasuk terlalu banyak

    tidur atau terlalu sedikit tidur (32%), dan gangguan saat tidur (49,8%),

    Perubahan lingkungan (53,2%), Alcohol (37,8%), Merokok (35,7%) (Dewanto

    et al., 2009).

    Nyeri kepala migrain dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya

    muncul pada usia 20-30 tahun , namun bukan berarti wanita berusia lebih tua

    bebas dari ancaman nyeri kepala, karena 10% diantara penderita migrain adalah

    wanita usia 40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah 50 tahun. Migrain

    tanpa aura umumnya lebih sering terjadi dibandingkan migrain disertai aura

    dengan presentase sebanyak 90% (Arpiadji, 2007 ; Dewanto et al., 2009).

    Serta banyak penelitian juga yang telah menunjukkan bahwa migrain

    berpengaruh buruk pada fungsi sehari-hari. Sekitar (52,3%) dari 516 dewasa

    muda penderita migrain membutuhkan istirahat untuk mengelola serangan sakit

    kepala mereka. Data dari National Health Interview Survey yang

    diselenggarakan pada 1989 membuktikan bahwa diperkirakan 10% dari anak

    usia sekolah di Amerika rata-rata sedikitnya tidak masuk sekolah 1 hari dalam 2

    minggu (Buse et al., 2009). Penurunan prestasi akademik, mengganggu fungsi

    social, serta melemahkan kemampuan untuk membangun hubungan dengan

    teman sebaya. Kualitas hidup penderita migrain memburuk sama halnya dengan

    anak-anak penderita arthritis dan kanker (Lateef et al., 2009).

    Umumnya penderita migrain di Amerika dan Eropa adalah 11% : 6%

    untuk pria dan 15% : 18% untuk wanita. Insidensi penderita migrain pada usia

  • 3

    produktif meningkat yaitu sekitar usia 20 tahun. Di Amerika wanita kulit putih

    memiliki insidensi tertinggi, sedangkan insidensi terendah yaitu wanita Asia

    (Asfanni, 2011).

    Di Indonesia dari 927 partisipan (68,97% populasi sampel), didapatkan

    prevalensi migrain sebesar 45,3% (420/927), terdiri dari probable migrain

    sebesar 21,7% (153/927), common migrain 19,4% (137/927), dan classic

    migrain 18,4% (130/927) dan merupakan nyeri kepala primer terbesar pada

    populasi (59,5%,420/706) (Fransisca, 2007).

    Menurut profil Dinas Kesehatan Provinsi Aceh (2012) tidak diketahui

    pasti data jumlah penderita migrain diseluruh Aceh. Dan berdasarkan data dari

    Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar (2012) tidak terdapat data khusus untuk

    jumlah para penderita migrain.

    Dari study pendahuluan yang telah peneliti lakukan di Desa Miruek Lam

    Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar pada bulan Januari

    sampai dengan Mei 2012, terdapat 620 wanita berusia 20-40 tahun, yang

    tersebar pada 5 dusun. Dari sekian banyak wanita peneliti mencoba untuk

    mewawancarai 10 orang wanita lainnya, dari hasil wawancara tersebut penulis

    mendapatkan bahwa 7 dari 10 orang wanita mengatakan pernah mengalami

    nyeri kepala migrain ; dimana 2 orang mengatakan sering nyeri kepala disaat

    banyak fikiran atau ada masalah, 2 orang mengatakan sering terjadi nyeri kepala

    migrain sebelum dan disaat menstruasi, 2 orang lagi mengatakan sering terjadi

    nyeri kepala migrain saat mengkonsumsi jenis makanan yang banyak

    mengandung penyedap rasa, 1 orang mengatakan sering mengalami migrain

  • 4

    disaat terlalu lama tidur. Selebihnya 3 orang lagi mengatakan tidak pernah

    mengalami nyeri kepala migrain.

    Berdasarkan permasalahan diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti

    lebih lanjut Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Nyeri

    Kepala Migrain Pada Wanita Usia 20-40 Tahun Di Desa Miruek Lam

    Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana

    Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Nyeri Kepala Migrain

    Pada Wanita Usia 20-40 Tahun Di Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan

    Baitussalam Kabupaten Aceh Besar ? .

    C. Tujuan Penelitian

    a. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

    Terjadinya Nyeri Kepala Migrain Pada Wanita Usia 20-40 Tahun Di Desa

    Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.

    b. Tujuan Khusus

    a) Mengetahui gambaran terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita usia

    20-40 tahun ditinjau dari segi stres.

    b) Mengetahui gambaran terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita usia

    20-40 tahun ditinjau dari segi menstruasi.

    c) Mengetahui gambaran terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita usia

    20-40 tahun ditinjau dari segi jenis makanan.

  • 5

    D. Manfaat Penelitian

    a. Bagi institusi pendidikan

    Sebagai bahan bacaan serta sebagai bahan tambahan bacaan atau referensi

    untuk penelitian guna menambah bahan perpustakaan.

    b. Bagi peneliti

    Sebagai penerapan proses berfikir secara alamiah dalam menganalisa

    masalah dan sarana pengembangan ilmu yang telah di dapatkan selama

    pendidikan.

    c. Bagi peneliti lainnya

    Sebagai informasi dasar untuk peneliti selanjutnya dibidang pelayanan

    kesehatan dan dapat dijadikan sebagai dasar referensi bagi peneliti lanjutan

    yang lebih rinci khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

    terjadinya nyeri kepala migrain.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teori

    a. Pengertian Nyeri Kepala

    Nyeri kepala biasanya merupakan gejala adanya gangguan pada

    bagian tubuh. Namun adakalanya nyeri itu timbul tanpa ada gangguan pada

    tubuh, melainkan merupakan akibat adanya ketegangan mental dan

    emosional (Anies, 2005). International Headache Society

    (IHS)mengklasifikasikan sakit kepala menjadi primer dan sekunder. Sakit

    kepala primer mencakup migrain, sakit kepala tegang otot (tension

    headache), dan cluster headache. Sakit kepala sekunder terjadi akibat

    proses patologis, seperti tumor, infeksi, gangguan vascular, atau toksisitas

    obat (Oman et al., 2008).

    Dari headache research report (2001), penderita dengan nyeri kepala

    tension akan merasa pada kedua sisi kepala nyeri tumpul dan menetap serta

    memiliki intensitas yang berbeda. Kadang digambarkan dengan adanya

    ikatan yang mengelilingi kepala bahkan hingga keleher. Nyeri kepala cluster

    lebih jarang ditemui namun lebih sering menyerang pria. Nyeri dirasakan

    dibelakang mata biasanya timbul pada malam hari dan muncul selama

    beberapa hari hingga berminggu-minggu (Asfanni, 2011).

    Nyeri kepala yang semakin meningkat dalam intensitas dan

    fruenkuensi serangannya jangan dipikirkan sebagai migrain, nyeri kepala

  • 7

    tegang ataupun nyeri kepala kluster, bila nyeri kepala jenis ini terjadi

    penderita yang belum pernah mengalami sebelumnya sangat mengarahkan

    pada adanya tumor atau peningkatan tekanan intracranial (Weiner dan levitt,

    2000).

    b. Pengertian Migrain

    Migrain berasal dari kata Yunani Hemicrania yang berarti nyeri

    sebagian atau sebelah kepala. Namun tidak semua penderita migrain sakit

    atau merasa nyeri kepala sebelah, ada kalanya terasa pada kedua sisi kepala.

    Meskipun demikian nyeri yang dirasakan paling berat pada sebelah kepala

    saja (Anies, 2005). Menurut international headache society (IHS), migrain

    adalah nyeri kepala yang berulang dengan serangan nyeri yang berlangsung

    4-72 jam (Dewanto et al., 2009), dan juga merupakan salah satu bentuk sakit

    kepala yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah, dimana terasa sakit

    berdenyut-denyut, disertai rasa seperti ditusuk-tusuk, awalnya muncul

    disekitar daerah mata atau pelipis diatas ujung alis (Husain, 2010).

    Meskipun menurut para ahli kesehatan, tidak semua sakit kepala

    sebelah berarti migrain. Lama-lama rasa sakit setempat disekitar mata atau

    pelipis ini akan menjalar, hingga mencengkram sekujur seluruh kepala,

    kanan atau kiri. Bila gangguannya berat, mata akan terasa sakit jika bola

    mata digerakkan. Apabila kita menundukkan kepala, membungkukkan

    badan, bekerja berat, atau silau terkena cahaya yang cukup terang (Apriadji,

    2007). Serta merupakan sakit kepala kronis paling umum yang dapat

  • 8

    dikenali, dan biasanya ada serangkaian gejala yang bisa diperkirakan

    (Mckhann dan marilyn, 2010).

    c. Nyeri Kepala Migrain

    Migrain atau nyeri kepala lebih banyak menyerang wanita di

    bandingkan pria dengan perbandingan tiga banding satu, biasanya

    menyerang satu sisi kepala saja, bisa diikuti dengan mual, muntah, akral

    dingin dan sensitif terhadap cahaya dan suara. Sekitar 20% dari migrain

    didahului oleh aura dengan fenomena visual, mati rasa atau kelemahan

    dalam berbicara, Migrain juga dapat dikaitkan dengan siklus mentruasi

    (Asfanni, 2011).

    Nyeri kepala migrain dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya

    muncul pada usia 20-30 tahun yang merupakan usia produktif, namun bukan

    berarti wanita berusia lebih tua bebas dari ancaman nyeri kepala, karena

    10% diantara penderita migrain adalah wanita usia 40 tahun dan angka

    kejadiannya menurun setelah 50 tahun. Migrain tanpa aura umumnya lebih

    sering terjadi dibandingkan migrain disertai aura dengan presentase

    sebanyak 90% (Arpiadji, 2007 ; Dewanto et al., 2009).

    d. Patofisiologi Migrain

    a) Menurut Harsono, 2005 ; Sylvia dan Lorraine, 2006. Penekanan

    Aktivitas Sel Neuron Otak Yang Menjalar Dan Meluas

    (Spreading Depression Dari Leao)

  • 9

    Teori depresi yang meluas Leao (1944), dapat menerangkan

    tumbuhnya aura pada migrain klasik. Leao pertama melakukan

    percobaan pada kelinci. Ia menemukan bahwa depresi yang meluas

    timbul akibat reaksi terhadap macam rangsangan lokal pada jaringan

    korteks otak. Depresi yang meluas ini adalah gelombang (oligemia)

    yang menjalar akibat penekanan aktivitas sel neuron otak spontan.

    Perjalanan dan meluasnya gelombang oligemia sama dengan yang

    terjadi waktu kita melempar batu ke dalam air. Kecepatan

    perjalanannya diperkirakan 2-5 mm per menit dan didahului oleh fase

    rangsangan sel neuron otak yang berlangsung cepat. Jadi sama dengan

    perjalanan aura pada migrain klasik. Gelombang oligemia tersebut

    didahului oleh fase pendek hiperemia yang sangat mungkin

    berhubungan dengan gejala seperti melihat kilatan cahaya. Oligemia

    merupakan respon dari adanya penurunan fungsi neuronal (depressed

    neuronalfunction) yang kelihatan jelas masih berlangsung ketika

    keluhan nyeri kepala mulai muncul. Temuan tersebut, bersama dengan

    bukti langsung yang menunjukkan bahwa suplai oksigen lokal ternyata

    lebih dari adekuat, menjadikan pendapat yang menganggap migrain

    semata-mata hanya merupakan suatu vascular headache tidak lagi dapat

    dipertahankan.

    Percobaan ini ditunjang oleh penemuan Oleson, Larsen dan

    Lauritzen (1981). Dengan pengukuran aliran darah otak regional pada

    penderita-penderita migrain klasik. Pada waktu serangan migrain

  • 10

    klasik, mereka menemukan penurunan aliran darah pada bagian

    belakang otak yang meluas ke depan dengan kecepatan yangsama

    seperti pada depresi yang meluas. Mereka mengambil kesimpulan

    bahwa penurunan aliran darah otak regional yang meluas ke depan

    adalah akibat dari depresi yang meluas. Terdapat persamaan antara

    percobaan binatang oleh Leao dan migrain klinikal, akan tetapi terdapat

    juga perbedaan yang penting, misalnya tak ada fase vasodilatasi pada

    pengamatan pada manusia, dan aliran darah yang

    berkurang berlangsung terus setelah gejala gejala aura. Meskipun

    demikian, eksperimen perubahan aliran darah memberi kesan bahwa

    manifestasi migrain terletak primer di otak dan kelainan vaskular adalah

    sekunder.

    b) Sistem Trigemino-Vaskular

    Pembuluh darah otak dipersarafi oleh serat-serat saraf yang

    mengandung substansi P(SP), neurokinin-A (NKA) dan calcitonin-

    generelated peptid (CGRP). Semua ini berasal dari ganglion nervus

    trigeminus sesisi SP, NKA, dan CGRP menimbulkan pelebaran

    pembuluh darah arteri otak. Selain itu, rangsangan oleh serotonin

    (5hydroxytryptamine) pada ujung-ujung saraf perivaskular

    menyebabkan rasa nyeri dan pelebaran pembuluh darah sesisi. Seperti

    diketahui, waktu serangan migrain kadar serotonin dalam plasma

    meningkat. Dulu kita mengira bahwa seroton inilah yang

    menyebabkan penyempitan pembuluh darah pada fase aura.

  • 11

    Pemikiran sekarang mengatakan bahwa serotonin bekerja melalut

    sistem trigemino-vaskular yang menyebabkan rasa nyeri kepala dan

    pelebaran pembuluh darah. Obat-obat anti-serotonin, Misalnva :

    cyproheptadine (Periactin) dan pizotifen (Sandomigran,

    Mosegor) bekerja pada sistem ini untuk mencegah migrain.

    c) Inti-inti Syaraf di Batang Otak

    Inti-inti saraf di batang otak misalnya di rafe dan lokus seruleus

    mempunyai hubungan dengan reseptor-reseptor serotonin dan

    noradrenalin. Juga dengan pembuluh darah otak yang letaknya lebih

    tinggi dan sumsum tulang daerah leher yang letaknya lebih rendah.

    Rangsangan pada inti-inti ini menyebabkannva sokonstriksi pembuluh

    darah otak sesisi dan vasodilatasi pembuluh darah diluar otak. Selain itu

    terdapat penekanan reseptor-reseptor nyeri yang letaknya lebih rendah

    di sumsum tulang daerah leher. Teori ini menerangkan vasokonstriksi

    pembuluh darah di dalam otak dan vasodilatasi pembuluh darah diluar

    otak, misalnya di pelipis yang melebar dan berdenyut. Faktor pencetus

    timbulnya migrain dapat dibagi dalam faktor ekstrinsik dan faktor

    intrinsik. Dimana faktor eksintrik seperti stres (emosional maupun

    fisik atau setelah istirahat dari ketegangan), makanan tertentu (coklat,

    keju, alkohol, dan makanan yang mengandung bahan pengawet),

    lingkungan, dan juga cuaca.

    Sedangkan faktor intrinsik, misalnya perubahan hormonal pada

    wanita yang nyerinya berhubungan dengan fase laten saat menstruasi.

  • 12

    Selain itu, adanya faktor genetik, diketahui mempengarui timbulnya

    migrain. Mual dan muntah mungkin disebabkan oleh kerja dopamin

    atau serotonin pada pusat muntah di batang otak ( chemorese ptor

    trigger zone/ CTZ). Sedangkan pacuan pada hipotalamus akan

    menimbulkan fotofobia. Proyeksi/pacuan dari LC ke korteksserebri

    dapat mengakibatkan oligemia kortikal dan mungkin menyebabkan

    penekanan aliran darah, sehingga timbulah aura.

    Menurut Harsono, 2005 ; Sylvia dan Lorraine, 2006. Pencetus (trigger )

    migrain berasal dari:

    - Korteks serebri : sebagai respon terhadap emosi atau stres

    - Talamus : sebagai respon terhadap stimulasi afferen yang

    berlebihan: cahaya yang menyilaukan, suara bising, makanan

    - Bau-bau yang tajam

    - Hipotalamus sebagai respon terhadap 'jam internal" atau perubahan

    "lingkungan"internal (perubahan hormonal)

    - Sirkulasi karotis interna atau karotis eksterna : sebagai respon

    terhadap vasodilator, atau angiografi.

    Menurut Brashers, 2007. Ada banyak teori patogenesis,

    beberapa ciri yang sesuai sedang diidentifikasi :

    - Pencetus meliputi puasa, asupan alkohol, kontrasepsi oral,

    menstruasi, penggatian hormon, stres, lepas kafein, gangguan tidur,

    cahaya terang, bau, asap, makanan tertentu (coklat, keju, nitit,

    aspartum, sitrus), dan trauma.

  • 13

    - Banyak penderita mengalami gejala perubahan suasana hati, lapar,

    atau pusing selama 24 jam sebelum sakit kepala, dan awitan sakit

    kepala sering berhubungan dengan irama sirkadian, yang

    menunjukkan tempat sentral untuk permulaan migrain didekat

    hipotalamus.

    - Sebelum sakit kepala, terdapat penurunan aliran darah

    (oligemia)dan mengakibatkan depresi kortikal yang menyebar

    menyeberangi hemi-korteks dengan kecepatan 2mm-3mm/menit.

    Mungkin ia atau mungkin tidak berhubungan dengan gejala aura

    yang meliputi scintillating scotoma, parestesia, pandangan kabur,

    atau tanda neuroloogis fokal lainnya.

    - Seiring dengan perkembangan sakit kepala, Stimulasi ganglion

    trigeminus nampaknya merupakan langkah penting dalam

    pathogenesis migrain menyebabkan vasodilatasi intraserebral dan

    ekstraserebral sehingga menimbulkan nyeri trigeminovaskular.

    - Neuron yang berasal dari ganglion trigeminus menghasilkan

    berbagai sitokin neurohormonal (mis;subtansi P dan peptide

    kalsitonin terkait-gen) yang menyebabkan inflamasi neurogenik

    perivaskuler, degranulasi sel mast, dan perubahan serotonin yang

    selanjutnya memperberat progesi migrain.

    - Penurunan serotonin tampak sangat dalam pathogenesis. Agonis

    serotonin menyebabkan vasokonstriksi, mengurangi inflamasi

  • 14

    neurogenik, dan menurunkan transmisi nyeri melalui sistem

    trigeminus.

    - Mekanisme lain yang diajukan meliputi hipersensivitas reseptor

    dopamine dan hipofungsi parasimpatis.

    - Pada wanita premenopause, lepas siklus estrogen turut

    menyebabkan perubahan serotonin dan neurotransmitter lain dan

    menyebabkan peningkatan prostaglandin serum yang merangsang

    pathogenesis migrain (migrain menstrual).

    e. Klasifikasi Migrain

    International Headache Society (HIS) mengklasifikasikan migrain

    sebagai berikut :

    a) Migrain Tanpa Aura

    Migrain tanpa aura disebut juga migrain umum, yaitu nyeri kepala

    berdenyut tanpa diawali gejala prodromal . Nyeri kepala berlangsung

    selama 4-72 jam tanpa terapi. Pada anak-anak kurang dari 15 tahun, nyeri

    kepala dapat berlangsung 20-48 jam. Selama nyeri kepala, minimal satu

    dari gejala berikut muncul : Mual atau muntah, Fotofobia atau fonofobia

    (Dewanto et al, 2009).

    Menurut Sylvia dan Lorraine, 2006. Nyeri kepala minimal mempunyai

    dua karakteristik berikut ini :

    - Lokasi unilateral

  • 15

    - Kualitas berenyut (Intensitas sedang sampai berat yang menghambat

    aktivitas sehari-hari. Di perberat dengan naik tangga atau aktivitas

    fisik rutin).

    b) Migrain Aura

    Terdiri dari empat fase yaitu fase : prodormal, fase aura, fase nyeri

    kepala dan fase postdormal (Sylvia dan Lorraine, 2006). Migrain jenis

    ini, nyeri kepala didahului oleh adanya gejala neurologis fekal yang

    berlangsung sementara atau disebut dengan aura . Aura dapat berupa

    gangguan visual homonym, hemisensorik, hemiparesis atau disfasia,

    ataupun kombinasi dari semua gangguan tadi. Migrain aura disebut juga

    migrain klasik yang diawali dengan gejala visual hingga 60 menit

    sebelum fase nyeri kepala. Gejala-gejala visual tersebut adalah kelipan

    cahaya atau garis berombak pada lapangan pandang, atau pandangan

    yang kabur (Dewanto et al, 2009).

    c) Migrain Oftalmoplegik

    Migrain jenis ini dicirikan oleh serangan yang berulang-ulang

    yang berhubungan dengan paresis satu atau lebih saraf otak okular dan

    tidak didapatkan kelainan organik. Kriteria diagnosis terdiri dari

    sekurang-kurangnya 2 serangan disertai paresisi saraf otak III, IV, dan VI

    serta tidak didapatkan kelainan serebrospinal (Brashers, 2007).

    d) Migrain Retinal

    Terjadi serangan berulang kali dalam bentuk skotoma monokular

    atau buta tidak lebih dari satu jam. Dapat berhubungan dengan nyeri

  • 16

    kepala atau tidak. Gangguan ocular dan vascular tidak dijumpai

    (Brashers, 2007).

    f. Gambaran klinis

    Karakteristik nyeri kepala migrain adalah nyeri kepala berdenyut

    episodik, unilateral dan semakin memburuk. Pada migrain tanpa aura

    biasanya disertai dengan mual, muntah, serta sensitiv terhadap cahaya, suara

    dan perubahan posisi. Jika tidak diobati dapat berlangsung selama 4-72 jam

    (Goadsby et al., 2002).

    Gambaran

    Umum

    Lamanya

    Sakit

    Tipe

    Nyeri

    Lokasi

    Nyeri

    Aktifitas

    Fisik

    Gejala

    yang

    Menyertai

    Aura pada

    20%

    panderita

    4-72 jam Berat,

    berdenyut,

    berdentam

    Unilate

    ral atau

    bilateral

    Bertam

    bah

    parah

    Mual,

    muntah,

    sangat

    sensitif

    terhadap

    cahaya,

    suara dan

    bau-bauan.

    Tabel 2.1 Gambaran Klinis Migrain

    (Sumber : Oman et al., 2008 dan Kurnia, 2009)

    g. Pengobatan migrain

    Pengobatan nyeri kepala migrain terdiri dari 3 cara, yaitu : pengobatan

    tanpa obat, pengobatan akut, dan pengobatan jangka panjang.

    a) Pengobatan tanpa obat

    - Istirahat : penderita migrain peka terhadap cahaya, maka demikian

    sangat dianjurkan untuk beristirahat ditempat yang gelap dan

  • 17

    tenang. Jauhilah sumber-sumber keramaian dan usahakan untuk

    tidur.

    - Kompres : dimana kepala dikompres dengan menggunakan air

    dingin atau es untuk membantu menyempitkan pembuluh darah

    (Kurnia, 2009).

    - Masase : kepala yang nyeri dapat dilakukan sendiri. Dimana

    pijatan hendaknya dimulai dari bahu melalui tengkuk diteruskan

    keatas kulit kepala dengan hati-hati dimasase ke depan, lalu ujung

    jari melakukan gerakan-gerakan lingkaran. Juga dahi dan pelipis

    dapat dimasase, begitu juga otot-otot, bahu dan tengkuk. Sebagai

    obat gosok sebaiknya digunakan campuran minyak kayu putih dan

    minyak kelapa (1:1) atau obat paten dengan zat anti-nyeri.

    - Mandi dengan douche air hangat : efektif sekali untuk

    mengendurkan otot-otot yang tegang dan meringankan nyeri.

    Hendaknya douche dengan air hangat diarahkan kebagian bahu,

    tengkuk dan kepala minimal 5 menit, sambil melakukan masase.

    - Hiburan : pada nyeri kepala yang berhubungan dengan stres,

    sering kali aktifitas fisik diudara segar atau hiburan lain sangat

    berguna, begitu juga perubahan (sementara) dari tempat tinggal

    (Tan dan Rahardja, 2010).

    b) Pengobatan akut/segera, jenis obat yang dipakai adalah :

    - Aspirin dan NSAID dosis tinggi (900mg)untuk serangan ringan

    sampai sedang.

  • 18

    - Kombinasi analgesic dan antiemetic, contoh: aspirin dengan

    metoklopramid/paracetamol dengan domperidon untuk serangan

    ringan sampai sedang.

    - Analgesic yang mengandung opiate, contoh : kodein untuk semua

    jenis serangan.

    - Triptan untuk semua jenis serangan, contoh :almotriptan, eletiptan,

    frovatriptan, naratriptan, sumatriptan, rizatriptan, zolmitriptan yang

    terdapat dalam bentuk sediaan oral, semprotan hidung, subkutan,

    dan rectal supositoria. Sediaan oral sesuai untuk intensitas nyeri

    kepala ringan sampai sedang untuk menjaga absorbsinya. Obat ini

    harus diberikan dengan dosis optimal dan sebaiknya diulang setiap

    2 jam (untuk naratriptan setiap 4 jam), sampai nyeri kepala hilang

    sepenuhnya atau setelah mencapai dosis maksimal. Golongan

    triptan sebaiknya tidak digunakan dalam 24 jam setelah pemakaian

    triptan jenis lain.

    - Dihidroergotamin (DHE)untuk semua jenis serangan (Dewanto et

    al, 2009).

    c) Pengobatan Preventif. Macam-macam obat pilihan pertama yang

    dianggap efektif adalah :

    - Penyebab- misalnya: atenolol, bisoprolol, metoprolol, nadolol,

    propanolol, dan timolol.

    - Antagonis serotonin (5-HT2), misalnya:metisergid dan

    siproheptadin.

  • 19

    - Antidepresan trisiklik, misalnya:amitripilin

    - Penyekat-Ca,misalnya:flunarisin dan verapamil meningkatkan

    ambang rangsang nyeri.

    - Antikonvulsan, misalnya:Na Valproat dan topiramat (Dewanto et

    al, 2009).

  • 20

    B. Kerangka Teoritis

    Weiner et al., 2000

    - Stres - periode menstruasi - Saat lapar - Alkohol, makan coklat - Berada pada suatu

    tempat dengan

    ketinggian tertentu.

    - Pil kontrasepsi

    Airey, 2005

    - Stres - Alergi pada makanan

    tertentu

    - Kadar gula darah yang rendah

    - Alkohol - Mengemudi jarak jauh - Perubahan cuaca - Bau-bauan

    Dewanto et al., 2009

    - Perubahan hormon - Jenis Makanan - Stres - Rangsangan sensorik - Faktor fisik - Perubahan lingkungan - Alkohol - Merokok

    Nyeri Kepala

    Migrain

    Apriadji, 2007

    - Jenis makanan - Alergi terhadap aroma

    tajam

    - Terlalu lama berada dibawah sinar matahari

    - Perubahan kondisi lingkungan

    - Terlalu lama tidur

    Tan dan Hahardja, 2010

    - Jenis makanan - Penyedap makanan - Minuman beralkohol - Stres - Karena lapar - Sinar matahari - Wangi-wangian - Masa haid - Obat-obatan

    Kurnia, 2009

    - Stres - Kurang tidur - Tidak teratur makan - Tekanan emosi - Menstruasi

    Mckhann dan marilyn, 2010

    - Alkohol - Stres - Menstruasi - Jenis makanan - Obat-obatan

    Anies, 2005

    - Jenis makanan - Alkohol - Ketegangan pikiran - Makan terlalu banyak

  • 21

    C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ternyadinya Nyeri Kepala Migrain

    a. Stres

    Stres didefinisikan sebagai ketidak mampuan mengatasi ancaman

    yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang

    pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut.

    Dengan mengesampingkan sebagai sudut pandang (mental, emosional,

    fisik atau spiritual) yang dipakai untuk mengkaji stres, maka disepakati

    bahwa stres adalah persepsi kita terhadap situasi atau kondisi didalam

    lingkungan kita sendiri (Council, 2003).

    Dengan kata lain, sesuatu yang terlihat sebagai ancaman bagi anda

    mungkin tidak akan layak dipikirkan sedikitpun oleh salah satu rekan kerja

    anda. Baik nyata maupun imajinasi, persepsi terhadap stres sebenarnya

    berasal dari rasa takut atau marah. Perasaan ini dapat diekspresikan dalam

    sikap tidak sabar, frustasi, iri, tidak ramah, depresi, bimbang, cemas, rasa

    bersalah, dan khawatir. Emosi, sikap, dan prilaku kita yang terpengaruhi

    stres dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius (Council, 2003).

    Stres sering kali dihubungkan dengan nyeri kepala, sekitar 40%

    penderita nyeri kepala disebabkan oleh terjadinya kontraksi otot. Nyeri

    kepala seperti ini ditandai dengan rasa sakit yang tetap, untuk setiap orang

    rasa sakit ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang berbeda.

    Penyebab nyeri kepala ini biasanya stres dan banyak dihubungkan dengan

    kecemasan, susah tidur dan depresi (Anies, 2005).

  • 22

    Stres mempengaruhi dan membebani organisme kita. Beban yang

    berlebihan dapat menimbulkan reaksi-reaksi fisik atau psikis (kejiwaan),

    selain ketegangan umum disebut diatas,masih banyak penyebab stres,

    antara lain : kesibukan tinggi untuk waktu yang lama, usaha untuk selalu

    berprestasi baik, pemecatan dari pekerjaan, kepindahan rumah,

    pembedahan dan kehilangan seseorang yang dikasihi (suami, istri dan

    anak) (Tan dan Rahardja, 2010).

    Gejala yang muncul dengan cepat pada respon terhadap stres adalah;

    denyut jantung meningkat, tekanan darah meningkat, ketegangan otot

    meningkat, produksi keringat meningkat, serta aktivitas metabolik

    meningkat. Untuk memahami hubungan antara stres dan penyakit, kita

    perlu mengetahui bahwa beberapa faktor harus bergabung untuk dapat

    menyebabkan atau untuk memperburuk penyakit. Faktor-faktor tersebut

    mencakup, tetapi tidak terbatas pada sikap yang membesar stres dan

    efeknya pada sistem saraf, sistem hormon, dan sistem imun (Council,

    2003).

    Gejala-gejala keadaan stres mengakibatkan mudah tersinggung,

    iritasi, lelah, lesu dan sukar tidur. Reaksi tubuh lainnya terhadap stres

    dapat berupa kejangnya otot dengan munculnya nyeri dikepala, tengkuk

    dan bahu. Pernafasan dalam waktu yang lama, juga tekanan darah tinggi

    dan debar jantung. Akibat lain yang sangat berbahaya dari keadaan stres

    yang berkepanjangan adalah menurunnya daya tahan tubuh dengan

    timbulnya kerentangan terhadap segala jenis infeksi. Hal ini disebabkan

  • 23

    oleh produksi berlebihan hormon anak ginjal (hidrokortison dan adrenalin)

    dibawah pengaruh stres yang berkepanjangan (Tan dan Rahardja, 2010).

    Pertama-tama, tampak bahwa pelepasan hormon yang terjadi dengan

    cepat dan berulang kali dalam respon melawan atau menghindar akan

    menyebabkan organ tertentu menjadi rusak. Kemudian ditemukan bahwa

    hormon stres yang sama ini sebenarnya memakan sel-sel darah putih

    sehingga menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan kesakitan.

    Sementara hal ini memang terbukti benar (Council, 2003).

    Berikut ini adalah beberapa yang telah diketahui berkaitan dengan

    stres menahun atau kronik pada fungsi saraf, sistem hormon, atau sistem

    imun, antara lain; sakit dan nyeri (sakit kepala dengan tegang), sakit

    kepala migraine (yang disebabkan oleh peningkatan aliran darah dan

    sekresi zat kimia dibagian kepala, gejala ini meliputi pandangan

    berkunang-kunang diikuti dengan denyutan yang kuat, pusing, dan mual.

    Yang menarik disini adalah migrain tidak terjadi pada saat tresor bekerja,

    tetapi beberapa jam sesudahnya. Pada kebanyakan kasus migrain dianggap

    berkaitan dengan ketidak mampuan untuk menyalurkan rasa marah dan

    frustasi), Temporomandibular Joint Dysfunction (TMJ; kontraksi yang

    berulang kali pada otot rahang dan biasanya terjadi pada saat tidur),

    masalah lambung, Asma bronchial (Council, 2003).

    Reaksi psikis akibat stres dapat berupa ketegangan berlebihan dan

    pengerutan dilapisan otot tipis, yang terletak dibawah kulit kepala, dengan

    akibat nyeri kepala tegang, nyeri dirasakan terus menerus diseluruh kepala,

  • 24

    adakalanya seperti bando ketat yang mengelilingi kepala, tetapi tanpa

    denyutan-denyutan pembuluh (Tan dan Rahardja, 2010).

    Menurut Sriati , 2008 Tahapan-tahapan stres sebagai berikut :

    - Tahap I

    Tahap ini merupakan tahapan stres yang paling ringan ringan

    dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :

    semangat bekerja besar, berlebihan, penglihatan tajam, merasa

    mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa

    disadari cadangan energi semakin menipis.

    - Tahap II

    Dalam tahap ini dampak stres yang semula menyenangkan

    sebagaimana diuraikan pada tahap I diatas mulai menghilang, dan

    timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi

    yang tidak lagi cukup sepanjang hari, karena tidak cukup istirahat.

    Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang

    berada pada stres tahap ini adalah sebagai berikut : merasa letih saat

    bangun pagi, merasa mudah lelah sehabis makan siang, lekasa

    merasa cepat menjelang sore hari, sering mengeluh perut tidak

    nyaman, detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar),

    dan otot-otot terasa tegang.

    - Tahap III

    Apabila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya

    tanpa menghiraukan keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan

  • 25

    menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan

    mengganggu, yaitu : gangguan pada lambung dan usus, ketegangan

    otot-otot, perasaan tidak tenang dan ketegangan emosional semakin

    meningkat, gangguan pola tidur, badan terasa hoyong.

    Pada tahap ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter

    untuk memperoleh terapi atau bisa juga beban stres hendaknya

    dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna

    menambah suplai energi yang mengalami defisit.

    - Tahap IV

    Gejala stres tahap IV akan muncul seperti : untuk bertahan

    sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit, aktivitas pekerjaan yang

    semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi

    membosankan dan tersa lebih sulit, kehilangan kemampuan untuk

    merespon secara memadai, ketidak mampuan untuk melaksanakan

    kegiatan rutin sehari-hari, gangguan pola tidur, tidak bersemangat

    dan bergairah, daya konsentrasi/daya ingat menurun, timbul perasaan

    ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa

    penyebabnya.

    - Tahap V

    Bila keadaan berlanjut, maka seseorang tidak akan jatuh dalam

    stres tahap V, yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :

    kelelahan fisik dan mental, ketidak mampuan untuk menyelesaikan

  • 26

    pekerjaan sehari-hari, gangguan sistem pencernaan semakin berat,

    timbul perasaan ketakutan, mudah bingung dan panik.

    - Tahap VI

    Tahap ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami

    serangan panik, dan perasaan takut mati.

    b. Menstruasi

    Merupakan perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya

    lapisan endometrium uterus, dimana hormon Estrogen dan progesteron

    merupakan hormon utama yang berkaitan dengan serangan migrain, baik

    pada saat maupun diluar periode menstruasi. Penurunan konsentrasi

    estrogen dan progesteron pada fase luteal siklus menstruasi merupakan

    saat terjadinya serangan migren (Dewanto et al, 2009).

    Percobaan pada hewan coba menunjukkan bahwa fluktasi estrogen

    berpengaruh pada kadar neuro peptide Y, dimana neuro peptide Y

    merupakan pengatur proses peradangan dan nososeptif pusat dan galanin.

    Oleh karena itu, penurunan tiba-tiba kadar estrogen atau peningkatan

    estrogen kronis yang tinggi dapat mempengaruhi migrain secara langsung,

    Tetapi lebih karena efek perubahan hormonal terhadap lingkungan

    biokimia dan metabolik yang dapat menimbulkan prostaglandin dan

    penurunan magnesium (Shulman, 2008).

    Prostaglandin berperan sebagai mediator yang dapat menyebabkan

    nyeri, sedangkan penurunan magnesium dapat mencetuskan gejala

    premenstrual syndrome, magnesium mengatur pulpasi arteri serebral,

  • 27

    memodulasi pelepasan oksida nitrat (NO) dari pembuluh darah,

    mengontrol pelepasan serotonin dan menghambat masuknya kalsium

    melalui respon N- metal d aspartat. Penurunan kadar magnesium intrasel

    dapat menyebabkan gangguan dari fungsi magnesium diatas. Penurunan

    kadar magnesium intrasel telah dibuktikan secara klinis ditemukan

    dikorteks penderita selama migrain (Shulman, 2008).

    c. Jenis Makanan

    Salah satu penyebab sakit kepala sebelah adalah jenis makanan yang

    dikonsumsi. Setiap individu memiliki spesifik terhadap jenis bahan

    makanan penyebab migrain. Artinya, bahan makanan tertentu bisa tidak

    menyebabkan reaksi apapun pada satu orang. Padahal orang lain

    menimbulkan migrain. Begitupun dengan berat-ringannya serangan

    migrain, sangat khas untuk setiap orang (Apriadji, 2007).

    Makanan yang sering menyebabkan nyeri kepala pada beberapa

    orang antara lain : makanan yang bersifat vasodilator (histamine: yang

    termasuk zat yang diuretic atau penyebab dehidrasi tubuh, sehingga dapat

    berisiko migrain), serta bahan makanan yang kaya lemak jenuh yang

    paling dikenal sebagai pemicu migrain adalah lemak hewani dan daging

    berlemak-daging sapi maupun daging ayam. Sumber lain lemak jenuh

    adalah kulit ayam, susu lemak, keju, mentega (Apriadji, 2007).

    Vasokonstriktor (tiramin, feniletilamin, contoh: coklat, kafein, ada yang

    menyakini coklat dan kafein dapat meringankan migrain, tapi sebenarnya

    coklat dan kafein tidak dianjurkan bagi penderita migrain dikarenakan bila

  • 28

    sudah kecanduan, kurang mengkonsumsi kafein atau coklat justru

    dikhawatirkan akan memicu terjadinya migrain), dan zat tambahan pada

    makanan (Dewanto et al, 2009 ; Kurnia, 2009).

    Maka dari itu penderita migrain dianjurkan untuk mengkonsumsi

    makanan seperti berikut ini :

    - Bubur jagung : makanan ini melepaskan energi dengan lambat,

    sehingga mempertahankan kadar gula darah lebih stabil.

    - Kacang-kacangan : serupa dengan bubur jagung, kacang-kacangan juga

    melepaskan energi dengan lambat.

    - Jahe : jahe mampu mengurangi rasa mual yang biasanya datang

    bersama sakit kepala, kue jahe bisa juga ditambahkan sebagai makanan

    tambahan.

    - Air putih : dehidrasi dapat menyebabkan sakit kepala karena volume

    darah berkurang mempengaruhi irama aliran darah. Terus menjaga

    keseimbangan cairan tubuh dengan minum setidaknyan 2,5 liter/hari

    (Kurnia, 2009).

    Katagori Contoh

    Makanan Makanan yang kaya akan lemak (keju, coklat,

    mentega, minyak jelanta, minyak jagung,

    margarin, biscuit, kue kering, kuning telur, udang,

    kerang, daging sapi, daging ayam ras, hati ayam,

    daging olahan)

    Penguat rasa (monosodium glutamate/MSG),

    tempe, emping, tapai, kismis, anggur merah

    Minuman Susu, es krim, kafein dalam kopi, teh, minuman

    ringan bersoda, alkohol

    Tabel 2.2 Makanan Dan Minuman Penyebab Migrain

  • 29

    BAB III

    KERANGKA KONSEP PENELITIAN

    A. Kerangka Konsep Penelitian

    Kerangka konsep dalam penelitian ini berdasarkan teori Mckhann dan

    Marilyn (2010) , yang menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

    terjadinya migrain adalah Alkohol, Stres, Menstruasi, Jenis makanan dan Obat-

    obatan. Oleh karena keterbatasan waktu maka penulis hanya mengambil tiga

    variabel saja, yaitu stres, menstruasi dan jenis makanan. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada kerangka konsep dibawah ini :

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian

    Stres

    Nyeri Kepala Migrain

    Pada Wanita

    Usia 20-40 Tahun

    Menstruasi

    Jenis makanan

  • 30

    B. Definisi Operasional

    Table 3.2 Definisi Operasional

    No. Variabel

    Penelitian

    Definisi

    Operasional

    Cara Ukur Alat Ukur Skala

    Ukur

    Hasil

    Ukur

    Variabel Dependen

    1. Nyeri

    Kepala

    Migrain

    Pada

    Wanita

    Usia 20-40

    Tahun

    Rasa sakit

    yang dialami

    atau

    dirasakan

    oleh

    seseorang

    pada satu sisi

    kepala saja

    (nyeri kepala

    sebelah)

    Melakukan

    membagikan

    kuesioner

    dengan

    kriteria :

    - Migrain bila x 4

    - Tidak migrain

    x < 4

    Kuesioner Ordinal Migrain

    Tidak

    migrain

    Variabel Independen

    2. Stres ketidak

    mampuan

    mengatasi

    ancaman

    yang

    dihadapi oleh

    mental, fisik,

    emosional,

    dan spiritual

    manusia,

    yang pada

    suatu saat

    dapat

    mempengaru

    hi kesehatan

    fisik manusia

    tersebut

    Melakukan

    membagikan

    kuesioner

    dengan

    kriteria :

    - Ada bila x 4

    - Tidak ada x < 4

    Kuesioner Ordinal Ada

    Tidak

    ada

    3. Menstruasi Perdarahan

    vagina secara

    berkala

    akibat

    terlepasnya

    lapisan

    endometrium

    uterus

    Melakukan

    membagikan

    kuesioner

    dengan

    kriteria :

    - Ada bila x 4

    - Tidak ada x < 4

    Kuesioner Ordinal Ada

    Tidak

    ada

  • 31

    4. Jenis

    makanan

    Segala

    sesuatu yang

    dikonsumsi

    oleh

    seseorang

    yang akan

    menyebabkan

    terjadinya

    nyeri kepala

    migrain

    Melakukan

    membagikan

    kuesioner

    dengan

    kriteria :

    - Ada bila x 4

    - Tidak ada x < 4

    Kuesioner Ordinal Ada

    Tidak

    ada

  • 32

    BAB IV

    METODELOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu hanya menggambarkan

    faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita

    usia 20-40 tahun di Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam

    Kabupaten Aceh Besar. Serta dengan desain Cross Sectional, dimana variabel

    sebab akibat yang tejadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara

    stimultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2005).

    B. Populasi dan Sampel

    a. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia 20-40 tahun di

    Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar

    pada bulan Januari s/d Mei sebanyak 620 orang.

    b. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia 20-40 tahun di Desa

    Miruek Lam Reudeup. Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan

    rumuus Slovin (Notoatmodjo, 2005). Dengan formula sebagai berikut :

    n =

    1+ ()2

    keterangan :

    n : Jumlah Sampel

  • 33

    N : Jumlah Populasi

    d : Derajat Kepercayaan yang digunakan = 10%(0,1)

    maka perhitungan besarnya sampel adalah :

    n = 620

    1+601 (0,1)2

    n = 620

    1+620 (0,01)

    n = 620

    1+6,2

    n = 620

    7,2

    n = 86,11

    n = 87 sampel

    Jadi, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah berjumlah 87

    orang wanita usia 20-40 tahun di Desa Miruek Lam Reudeup tahun 2012.

    Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini

    adalah menggunakan Cluster Sampling, dengan cara melakukan

    randominasasi dalam dua tahap yaitu randominasasi atau menentukan orang

    atau unit yang ada di wilayahnya atau dari populasi Cluster yang terpilih

    (Hidayat, 2007). Jumlah sampel dalam setiap Dusun di Desa Miruek Lam

    Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar tahun 2012dapat

    dilihat pada tabel berikut ini dengan menggunakan rumus :

    ni = (

    ) n

  • 34

    Keterangan :

    ni : Jumlah Sampel Menurut Kelas

    n : Jumlah Sampel Seluruh

    Ni : Jumlah Populasi Menurut Kelas

    N : Jumlah Populasi Seluruh

    Nama Dusun Jumlah Populasi Jumlah Sampel

    Panglima Abu 120 17

    Kelayu 100 15

    Ie paseh 105 15

    Kamai guni 140 18

    Komplek 155 22

    Jumlah Seluruh 620 87

    Tabel 4.2 Jumlah Sampel

    C. Tempat Dan Waktu Penelitian

    a. Tempat

    Penelitian ini dilaksanakan di Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan

    Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.

    b. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 07 s/d 08 Agustus Tahun

    2012.

  • 35

    D. Pengumpulan Data

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner

    untuk mendapatkan data mengenai gambaran faktor-faktor yang

    mempengaruhi terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita usia 20-40

    tahun Di Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten

    Aceh Besar.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Bidan, Bapak Geuchik

    serta dari Sekretaris Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam

    Kabupaten Aceh Besar yang berupa jumlah keseluruhan wanita usia 20-40

    tahun dan Gambaran umum lokasi penelitian.

    E. Instrumen Penelitian

    Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    menggunakan kuesioner yang berbentuk Cheks List untuk mengukur Faktor-

    faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri kepala migrain pada wanita usia 20-

    40 tahun di Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten

    Aceh Besar dengan membagikan kuesioner sebanyak 24 pertanyaan. Pertanyaan

    tentang nyeri kepala migrain disusun menggunakan Skala Guttman. Pertanyaan

    bersifat tegas ; Benar dan Salah dengan interprestasi penilaian apabila jawaban

    Benar untuk pertanyaan positif bernilai 1 dan apabila salah nilainya 0,

    sedangkan untuk pertanyaan negative apabila benar nilainya 0 dan untuk

    pertanyaan negative apabila salah nilainya 1 (Hidayat, 2007).

  • 36

    F. Pengolahan Data Dan Analisa Data

    a. Pengolahan Data

    Pengolahan data dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Notoatmodjo,

    2003) :

    a) Editing adalah melakukan pengecekan kembali terhadap hasil pengisian,

    kelengkapan identitas dan kelengkapan isian yang diberikan oleh responden,

    apakah pertanyaan telah dijawab.

    b) Coding adalah memberi kode pada jawaban-jawaban kuisioner dimulai dari

    responden pertama sampai responden terakhir.

    c) Transferring adalah data yang telah diberikan kode disusun secara berurutan

    dari responden dimasukkan kedalam tabel sesuai variabel yang diteliti.

    d) Tabulating adalah mengelompokkan hasil kuesioner untuk variabel

    kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.

    b. Analisa Data

    Analisa data dilakukan dengan cara :

    a) Analisa Univariat

    Data yang diperoleh dari kuisioner dimasukkan dalam distribusi

    frekuensi, kemudian ditentukan persentase untuk tiap-tiap kategori.

    Rumus yang dipakai untuk menghitung rata-rata yaitu (Budiarto,

    2002) :

    =

  • 37

    Keterangan :

    x : Nilai rata-rata semua responden

    x : Nilai semua responden

    n : Jumlah responden menjadi sampel

    Analisa Univariat dilakukan untuk mengetahui frekuensi dari

    masing-masing variabel yang telah diteliti dengan menggunakan tabel

    distribusi frekuensi. Untuk perhitungan persentase dari masing-masing

    variabel digunakan rumus (Machfoedz, 2009) :

    P =

    x 100%

    Keterangan :

    P : Persentase

    f : Frekuensi jawaban sampel

    n : Jumlah responden yang menjadi sampel

    100% : silangan tetap

    Analisa data yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi

    variabel-variabel yang diteliti, baik variabel dependen maupun

    variabel independen. Dimana penilaian hasil ukur yang digunakan

    menurut Arikunto (2006). Kriteria penilaian independen, terdiri dari :

    1) Ada, bila x x

    2) Tidak ada, bila x < x

    Penyajian data menggunakan tabel distribusi frekuensi dan tabel

    silang.

  • 38

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Secara geografis Desa Miruek Lam Reudeup merupakan salah satu Desa

    dari Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar yang terdiri dari 5 dusun

    yaitu: Paglima Abu, Kelayu, Ie Paseh, Kamai Guni, Komplek, Luas Wilayah

    Desa Miruek Lam Reudeup adalah 556,2 HA, dengan jumlah penduduk

    sebanyak 2345 jiwa dan 654 Kepala Keluarga. Dimana mayoritas pekerjaan

    penduduk adalah sebagai petani dan buruh pabrik. Ditinjau dari segi

    geografisnya Desa Miruek Lam Reudeup berbatasan dengan:

    a) Sebelah Utara berbatasan dengan Klieng Cot Aron, Klieng Meria, Lam Asan,

    Lam Ujong

    b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Miruek Taman, Lambaro Angan

    c) Sebelah Timur berbatasan dengan Pengunungan

    d) Sebelah Barat berbatasan dengan Miruek Taman

    B. Hasil Penelitian

    Proses pengumpulan data berlangsung dari tanggal 07 Agustus sampai

    dengan 08 Agustus 2012 terhadap 87 orang wanita usia 20-40 tahun di Desa

    Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar dengan

    cara membagikan kuesioner berbentuk chek list dengan jumlah pertanyaan

    sebanyak 24.

  • 39

    Tabel 5.1

    Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Responden Di Desa Miruek Lam

    Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar

    No Jenis Pekerjaan Jumlah

    1.

    2.

    3.

    4.

    Tidak Bekerja/IRT

    PNS

    Buruh Pabrik

    Petani

    25

    7

    20

    35

    Jumlah 87

    Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012

    Tabel 5.1 distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa dari 87

    responden mayoritas jenis pekerjaan responden berada pada katagori

    sebagai Petani yaitu sebanyak 35 responden.

    a. Analisa Univariat

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Miruek Lam

    Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar tabel distribusi

    frekuensi dapat dilihat sebagai berikut:

    Tabel 5.2

    Distribusi Frekuensi Nyeri Kepala Migrain Di Desa Miruek Lam

    Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar

    No Nyeri Kepala Migrain Frekuensi %

    1.

    2.

    Migrain

    Tidak migrain

    54

    33

    62

    38

    Jumlah 87 100

    Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012

    Tabel 5.2 distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa dari 87

    responden mayoritas nyeri kepala migrain berada pada katagori mengalami

    migrain yaitu sebanyak 54 responden (62%).

  • 40

    a) Stres

    Dari hasil penelitian didapatkan bahwa, distribusi frekuensi

    Stres dapat dilihat sebagai berikut:

    Tabel 5.3

    Distribusi Frekuensi Stres Di Desa Miruek Lam Reudeup

    Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar

    No Stres Frekuensi %

    1.

    2.

    Ada

    Tidak ada

    61

    26

    70

    30

    Jumlah 87 100

    Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012

    Tabel 5.3 distribusi frekuensi diatas memaparkan bahwa dari 87

    responden mayoritas stres berada pada katagori yang mengalami stres

    yaitu sebanyak 61 responden (70%).

    b) Menstruasi

    Tabel dibawah ini adalah hasil dari penelitian yang dilakukan di

    Desa Miruek Lam Reudeup, distribusi frekuensi menstruasi dapat

    dilihat sebagai berikut:

    Tabel 5.4

    Distribusi Frekuensi Menstruasi Di Desa Miruek Lam Reudeup

    Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar

    No Menstruasi Frekuensi %

    1.

    2.

    Ada

    Tidak ada

    39

    48

    45

    55

    Jumlah 87 100

    Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012

  • 41

    Berdasarkan Tabel 5.4 distribusi frekuensi menunjukkan bahwa dari

    87 responden mayoritas menstruasi berada pada katagori yang tidak

    mengalami menstruasi yaitu sebanyak 48 responden (55%).

    c) Jenis Makanan

    Berdasarkan hasil penelitian, distribusi frekuensi jenis makanan

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 5.5

    Distribusi Frekuensi Jenis Makanan Di Desa Miruek Lam

    Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar

    No Jenis Makanan Frekuensi %

    1.

    2.

    Ada

    Tidak ada

    66

    21

    76

    24

    Jumlah 87 100

    Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012

    Berdasarkan Tabel 5.5 distribusi frekuensi diatas menunjukkan

    bahwa dari 87 responden mayoritas jenis makanan berada pada

    katagori ada mengkonsumsi jenis makanan yaitu sebanyak 66

    responden (76%).

    b. Analisa Tabel Silang

    a) Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi Stres

    Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Miruek Lam

    Reudeup, bahwa nyeri kepala migrain yang ditinjau dari segi stres

    dapat dilihat pada tabel disebelah ini:

  • 42

    Tabel 5.6

    Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi Stres Di Desa

    Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam

    Kabupaten Aceh Besar

    No

    Stres

    Nyeri Kepala Migrain

    Jumlah Migrain Tidak migrain

    f % f % n %

    1.

    2.

    Ada

    Tidak ada

    42

    12

    69

    46

    19

    14

    31

    54

    61

    26

    70

    30

    Jumlah 54 57 33 42 87 100

    Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012

    Tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa dari 61 responden

    mayoritas yang mengalami stres lebih besar dijumpai pada wanita

    yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu sebanyak (69%),

    dibandingkan dengan yang tidak mengalami stres pada wanita yang

    menderita nyeri kepala migrain sebanyak (46%).

    b) Nyeri kepala migrain ditinjau dari segi menstruasi

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Miruek

    Lam Reudeup, nyeri kepala migrain yang ditinjau dari segi menstruasi

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 5.7

    Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi menstruasi Di Desa

    Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam

    Kabupaten Aceh Besar

    No

    Menstruasi

    Nyeri Kepala Migrain

    Jumlah Migrain Tidak migrain

    f % f % n %

    1.

    2.

    Ada

    Tidak ada

    27

    27

    69

    56

    12

    21

    31

    44

    39

    48

    45

    55

    Jumlah 54 62 33 37 87 100

    Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012

  • 43

    Berdasarkan tabel 5.7 disebelah menunjukkan bahwa dari 48

    responden persentase yang tidak mengalami menstruasi banyak

    terdapat pada katagori yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu

    (56%), sedangkan dari 39 responden yang mengalami menstruasi serta

    mengalami nyeri kepala migrain adalah sebanyak (69%).

    c) Nyeri kepala migrain ditinjau dari segi jenis makanan

    Dibawah ini adalah tabel nyeri kepala migrain yang ditinjau dari

    segi jenis makanan di Desa Miruek Lam Reudeup dapat dilihat

    sebagai berikut:

    Tabel 5.8

    Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi Jenis Makanan Di

    Desa Miruek Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam

    Kabupaten Aceh Besar

    No

    Jenis Makanan

    Nyeri Kepala Migrain

    Jumlah Migrain Tidak migrain

    f % f % n %

    1.

    2.

    Ada

    Tidak ada

    44

    10

    67

    48

    22

    11

    33

    52

    66

    21

    76

    24

    Jumlah 54 57 33 42 87 100

    Sumber: Data Primer (diolah) Tahun 2012

    Berdasarkan tabel 5.8 diatas menunjukkan bahwa dari 66

    responden persentase ada mengkonsumsi jenis makanan banyak

    terdapat pada katagori yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu

    sebanyak (67%), sedangkan dari 21 responden yang tidak ada

    mengkonsumsi jenis makanan sedikit ditemukan pada wanita yang

    mengalami nyeri kepala migrain adalah sebanyak (48%).

  • 44

    C. Pembahasan

    a) Nyeri Kepala Migrain

    Tabel 5.2 distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa dari 87

    responden mayoritas nyeri kepala migrain berada pada katagori mengalami

    migrain yaitu sebanyak 54 responden (62%).

    Migrain berarti nyeri sebagian atau sebelah kepala. Namun tidak

    semua penderita migrain sakit atau merasa nyeri kepala sebelah, ada

    kalanya terasa pada kedua sisi kepala. Meskipun demikian nyeri yang

    dirasakan paling berat pada sebelah kepala saja (Anies, 2005).

    Nyeri kepala migrain dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya

    muncul pada usia 20-30 tahun , juga sering muncul pada wanita berusia 40

    tahun dan angka kejadiannya menurun setelah 50 tahun (Arpiadji, 2007 ;

    Dewanto et al., 2009).

    Banyak penelitian juga yang telah menunjukkan bahwa migrain

    berpengaruh buruk pada fungsi sehari-hari. Sekitar (52,3%) dari 516

    dewasa muda penderita migrain membutuhkan istirahat untuk mengelola

    serangan sakit kepala mereka (Buse et al., 2009).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden

    mengalami migrain, dari itu peneliti berasumsi bahwasannya nyeri kepala

    migrain dapat terjadi pada semua usia, dimana usia 20-40 tahun adalah

    usia yang sering terjadinya nyeri kepala migrain yang dapat dipengaruhi

    oleh factor pekerjaan dari responden itu sendiri, apabila aktifitas atau

    pekerjaan yang dikerjaan terlalu lama atau berat, maka itu akan

  • 45

    mengakibatkan penyempitan pada pembuluh darah otak, sehingga

    terjadilah serangan nyeri kepala migrain. Oleh karena itu responden

    dianjurkan untuk beristirahat yang cukup minimal 8 jam/hari guna untuk

    meringankan rasa nyeri yang dialami.

    b) Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi Stres

    Dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 61 responden persentase

    yang mengalami stres lebih banyak dijumpai pada responden yang

    mengalami nyeri kepala migrain yaitu sebanyak (69%).

    Stres sering kali dihubungkan dengan nyeri kepala migrain, sekitar

    40% penderita nyeri kepala disebabkan oleh terjadinya kontraksi otot.

    Nyeri kepala seperti ini ditandai dengan rasa sakit yang tetap, untuk setiap

    orang rasa sakit ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang berbeda.

    Penyebab nyeri kepala ini biasanya stres dan banyak dihubungkan dengan

    kecemasan, susah tidur dan depresi (Anies, 2005).

    Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa untuk memahami

    hubungan antara stres dan penyakit, kita perlu mengetahui bahwa beberapa

    faktor yang harus bergabung untuk dapat menyebabkan atau untuk

    memperburuk penyakit. Faktor-faktor tersebut nantinya dapat

    menyebabkan stres dan efeknya pada sistem saraf, sistem hormon, dan

    sistem imun (Council, 2003).

    Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase yang

    mengalami stres lebih banyak dijumpai pada responden yang mengalami

    nyeri kepala migrain, dari itu peneliti berasumsi bahwasannya apabila

  • 46

    responden tidak mampu mengatasi sebuah ancaman yang akan dihadapi

    baik itu masalah pekerjaan yang terlalu berat, fisik, emosional maupun

    spiritual itu dapat mempengaruhi kesehatan responden tersebut. Oleh

    karena itu apabila ada sesuatu yang terlihat sebagai ancaman bagi anda,

    maka akan lebih baiknya untuk dapat difikirkan lagi agar bagaimana

    sebuah ancaman itu dapat diatasi dengan baik sehingga tidak

    menyebabkan terjadinya masalah kesehatan yang serius contohnya seperti

    nyeri kepala migrain.

    c) Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi Menstruasi

    Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 48 responden persentase yang

    tidak mengalami menstruasi banyak terdapat pada katagori yang

    mengalami nyeri kepala migrain yaitu (69%).

    Penurunan konsentrasi estrogen dan progesteron pada fase luteal

    siklus menstruasi merupakan saat terjadinya serangan migrain (Dewanto et

    al, 2009). Penurunan tiba-tiba kadar estrogen atau peningkatan estrogen

    kronis yang tinggi dapat mempengaruhi migrain secara langsung

    (Shulman, 2008).

    Penurunan kadar magnesium intrasel dapat menyebabkan gangguan

    dari fungsi magnesium diatas. Penurunan kadar magnesium intrasel telah

    dibuktikan secara klinis ditemukan dikorteks penderita selama migrain

    (Shulman, 2008).

    Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase yang tidak

    mengalami menstruasi lebih banyak dijumpai pada wanita yang

  • 47

    mengalami nyeri kepala migrain, dari itu peneliti berasumsi bahwa wanita

    yang tidak mengalami menstruasi juga renta akan terjadinya nyeri kepala

    migrain, hal itu tidak semata-mata dipengaruhi oleh penurunan kadar

    hormon estrogen dan progesteron didalam tubuh wanita disaat menstruasi.

    Melainkan juga dapat dipengaruhi oleh Penurunan kadar magnesium

    intrasel didalam korteks si responden tersebut.

    d) Nyeri Kepala Migrain Ditinjau Dari Segi Jenis Makanan

    Berdasarkan uraian tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 66 responden

    persentase ada mengkonsumsi jenis makanan banyak terdapat pada

    katagori yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu sebanyak (67%).

    Setiap individu memiliki spesifik terhadap jenis bahan makanan

    penyebab migrain. Artinya, bahan makanan tertentu bisa tidak

    menyebabkan reaksi apapun pada satu orang. Padahal orang lain

    menimbulkan migrain. Begitupun dengan berat-ringannya serangan

    migrain, sangat khas untuk setiap orang (Apriadji, 2007).

    Makanan yang sering menyebabkan nyeri kepala pada beberapa

    orang antara lain : makanan yang bersifat vasodilator (histamine: yang

    termasuk zat yang diuretic atau penyebab dehidrasi tubuh, sehingga dapat

    berisiko migrain) (Apriadji, 2007).

    Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ada

    mengkonsumsi jenis makanan banyak dijumpai pada responden yang

    mengalami nyeri kepala migrain, hal ini disebabkan oleh kurangnya

    memperhatikan jenis-jenis makanan yang hendak mereka konsumsi seperti

  • 48

    makanan yang kaya akan lemak (keju, coklat, mentega, minyak jelanta,

    minyak jagung, margarin, biscuit, kue kering, kuning telur, udang, kerang,

    daging sapi, daging ayam ras, hati ayam, daging olahan)Penguat rasa,

    tempe, emping, tapai, kismis, anggur merah .

  • 49

    BAB VI

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan maka

    dapat disimpulkan bahwa:

    a. Distribusi frekuensi wanita usia 20-40 tahun berjumlah 87 responden

    dimana persentase tertinggi adalah sebanyak 54 responden (62%) yang

    mengalami migrain.

    b. Analisa tabel silang nyeri kepala migrain ditinjau dari segi stres di Desa

    Miruek Lam Reuduep Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar 61

    responden persentase yang mengalami stres lebih besar dijumpai pada

    wanita yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu sebanyak (69%),

    dibandingkan dengan yang tidak mengalami stres pada wanita yang

    menderita nyeri kepala migrain sebanyak (46%).

    c. Analisa tabel silang nyeri kepala migrain ditinjau dari segi menstruasi di

    Desa Miruek Lam Reuduep Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh

    Besar dari 48 responden persentase yang tidak mengalami menstruasi

    banyak terdapat pada katagori yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu

    (56%), sedangkan dari 39 responden yang mengalami menstruasi serta

    mengalami nyeri kepala migrain adalah sebanyak (69%).

    d. Analisa tabel silang nyeri kepala migrain ditinjau dari segi jenis makanan

    di Desa Miruek Lam Reuduep Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh

  • 50

    Besar dari 66 responden persentase ada mengkonsumsi jenis makanan

    banyak terdapat pada katagori yang mengalami nyeri kepala migrain yaitu

    sebanyak (67%), sedangkan dari 21 responden yang tidak ada

    mengkonsumsi jenis makanan sedikit ditemukan pada wanita yang

    mengalami nyeri kepala migrain adalah sebanyak (48%).

    B. Saran

    a. Diharapkan kepada institusi pendidikan dapat dijadikan bahan bacaan serta

    sebagai bahan tambahan referensi untuk penelitian guna menambah bahan

    perpustakaan.

    b. Diharapkan kepada peneliti dapat menerapkan proses berfikir secara

    alamiah dalam menganalisa masalah yang telah didapatkan selama masa

    penelitian.

    c. Diharapkan kepada rekan-rekan peneliti lainnya dapat dijadikan informasi

    dasar untuk peneliti selanjutnya dibidang pelayanan kesehatan dalam

    bentuk yang lebih komplek serta rinci tentang nyeri kepala migrain.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anies, Pencegahan Dini Gangguan Kesehatan. Jakarta, PT Elex Media

    Komputindo, 2005.

    Apriadji WH, Good Mood Food Makanan Sehat Alami. Jakarta, PT Gramedia

    Pustaka Utama, 2007.

    Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta, 2006.

    Asfanni A, Hubungan Makanan Dan Minum Tertentu, Stress Emosional,

    Perubahan Pola Tidur, Dan Menstruasi Terhadap Nyeri Kepala Migren.

    Skripsi, Banda Aceh-Universitas Syiah Kuala, 2011.

    Brashers VL, Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan & Manajemen, Edisi 2,

    Jakarta, EGC, 2007.

    Budiarto, E, Biostatiska Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. EGC,

    Jakarta, 2001.

    Council NF, Manajemen Stres. Jakarta, EGC, 2003.

    Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y, Panduan Praktis Diagnose & Tata

    Laksana Penyakit Saraf. Jakarta, EGC, 2009.

    Goadsby PJ, Lipton RB, Ferrari MD, The New England Journal Of Medicine.

    Migrain- Current Understanding and treatment, 2002.

    Harsono, Kapita Selekta Neurologi, Edisi 2, Yogyakarta, Gajah Mada University

    Press, 2005.

    Hidayat AA, Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta,

    Salemba Medika, 2007.

    Husain FW, Info Askes 10 Program Unggulan PT Askes (Persero), Edisi

    Desember, PT Askes (Persero), 2010.

    Kurnia H, Kiat Jitu Tangkal Penyakit Orang Kantoran. Jakarta, Gedung Galang

    Press Center, 2009.

    Machfoedz, Metodelogi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan

    dan Kedokteran. Yogyakarta, Fitramaya, 2009.

    Mckhann G dan marilyn, Keep Your Brain Young. Yogyakarta, Media Pressindo,

    2010.

  • Notoatmodjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Rineka Cipta, 2003.

    ___________, Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta, 2005.

    Oman KS, Mclain JK, Scheetz LJ, Panduan Belajar Keperawatan Emergensi.

    Jakarta, EGC, 2008.

    Shulman LP, Integrating Menstrual Migraine Management Into Women

    Healthcare. Menstrual Migraine: Not Your Fathers Headache. Supplement to OBG management, 2008.

    Sriati AAT, Tinjauan Tentang Stres. Skripsi, Jatinagor-Universitas Padjadjaran,

    2008.

    Sylvia AP dan Lorraine MW, Patofisiologi, Edisi 6, Perhimpunan Dokter Spesialis

    Saraf Indonesia, Buku Pedoman Standar Pelayanan Medic (SPM) & standar

    (SPO), 2006.

    Tan dan Rahardja, Obat-obat Sederhana Untuk Gangguan Sehari-hari. Jakarta,

    PT Elex Media Komputindo, 2010.

    Weiner HW dan levitt LP, Buku Saku Neurologi, Edisi 5, Jakarta, EGC, 2000.