Post on 30-Nov-2021
Vol. XIV Nomor 2 Juni 2019 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
53
Rancang Bangun Antena Mikrostrip Path Rectangular pada
Frekuensi 900 MHz untuk Aplikasi GSM
Muhammad Imam Setiawan1, Jon Endri
2, Sarjana
3*
Teknik Telekomunikasi DIV Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya.
Jl. Srijaya Negara, Palembang INDONESIA 1imam.setiawan1154@gmail.com , 2jonendri@polsri.ac.id, 3anna.sarjana@gmail.com
INTISARI Antena adalah perangkat yang sangat penting dalam teknologi penyampaiian informasi.
Oleh karena itu, pada zaman sekarang ini Beragam jenis antena telah banyak dikembangkan,
salah satunya adalah antenna mikrostrip. antenna mikrostrip ini memiliki banyak keunggulan
sehingga sering digunakan dalam berbagai perangkat seluler. Semakin bertambahnya pengguna
perangkat seluler membuat banyaknya penggunaan spektrum frekuensi untuk komunikasi seluler.
Salah satu frekuensi yang banyak digunakan adalah frekuensi 900 MHz untuk sistem GSM. Dalam
jurnal ini menyajikan mengenai perancangan antenna mikrostrip yang dapat digunakan dalam
Sistem GSM.. Antena ini dibuat dengan bahan substrat epoxy dengan Konstanta dielektrik
(εr)=4.4 dan ketebalan 1.6 mm serta menggunakan saluran pencatuan feed line. Penambahan
element menjadi antena array memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai gain antena agar dapat
meningkatkan daya yang diterima oleh pengguna jaringan dan dapat menambah jarak jangkauan
dari BTS menuju perangkat seluler. Dari hasil pengukuran langsung dilaboratorium, didapatkan
karakteristik dari antena yang dibuat memiliki besar return loss -11.077 dB, VSWR 1.775, gain
6.8 dBi.
Kata kunci— Antena mikrostrip, Gain, Return loss, VSWR, pola radiasi, Linear array
ABSTRACT
Antennas are very important devices in information delivery technology. Therefore, in
this day and age various types of antennas have been developed, one of which is a microstrip
antenna. This microstrip antenna has many advantages so it is often used in various cellular
devices. The increasing number of mobile device users makes a lot of use of the frequency
spectrum for cellular communication. One frequency that is widely used is the 900 MHz frequency
for GSM systems. In this journal, it presents the design of microstrip antennas that can be used in
GSM systems. This antenna is made with epoxy substrate material with dielectric constant (εr) =
4.4 and thickness of 1.6 mm and using feed line rationing channels. Adding an element to an array
antenna has the purpose of increasing the antenna gain value so that it can increase the power
received by network users and can increase the range of distance from the BTS to the mobile
device. From the results of direct measurements in the laboratory, it was found that the
characteristics of the antenna made had a large return loss of -11.077 dB, VSWR 1.775, gain 6.8
dBi.
Keywords : microstrip antenna, Gain, Return Loss, Radiation Pattern, Polarization
I. PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang ini, perkembangan
dunia telekomunikasi telah mengalami
kemajuan yang pesat dalam menyampaikan
informasi. Jenis informasi yang dikirimkan
semakin bervariasi dan semakin kompleks,
mulai dari data, suara, maupun video.
Perkembangan ini juga diikuti oleh peralatan
yang digunakan dalam dunia telekomunikasi
mulai dari pemancar, penerima dan antena
yang digunakan. Dalam sistem
telekomunikasi, antena memiliki peran
penting dalam proses pengiriman dan
penerimaan yang sempurna. Antena
merupakan perangkat yang digunakan dalam
melakukan proses pengiriman dan penerimaan
dalam telekomunikasi. Seiring dengan
perkembangan zaman, banyakantena yang
telah dikembangkan untuk memenuhi syarat-
syarat tersebut, salah satunya adalah antenna
Mikrostrip.
Menurut Constantiene A. Balanis, Antena
mikrostrip adalah antena yang terdiri atas
elemen radiasi (konduktor) yang sangat tipis
yang diletakkan di bidang tanah (ground
plane), dimana antara bidang dengan elemen
radiasi (konduktor) dipisahkan oleh substrat
dielektrik.
Gain dari antena mikrostrip dapat
diperbesar dengan menambahkan patch secara
array, sehingga membentuk antena mikrostrip
array. Antena array adalah susunan dari
Vol. XIV Nomor 2 Juni 2019 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
54
beberapa antena yang identik. Dalam antena
mikrostrip patch, yang disusun secara array
adalah bagian patch. Medan total dari antena
array ditentukan oleh penjumlahan vektor dari
medan yang diradiasikan oleh elemen tunggal.
Antena mikrostrip mempunyai beberapa
kunggulan , diantaranya dimensiyang
portable, kompak, dan tidak terlalu rumit.
Akan tetapi,antena ini juga
memilikikekurangan, seperti gain yang tidak
terlalu besar, keterarahan yang kurang baik,
rugi-rugi hambatan pada saluran pencatu, dan
lebar pita yang sempit[1]. Dalam penelitianya
yang berjudul “Rancang Bangun Antena
Mikrostrip 900 MHz” Ardiyan khabzli
mengungkapkan bahwa Antenna mikrostrip
layak digunakan untuk kepentingan berbagai
Perangkat komunikasi seluler dengan berbagai
macam frekuensi. Salah satu frekuensi
komunikasi seluler yang banyak digunakan
adalah 900 MHz. Untuk menangkap sinyal ini,
digunakanantena mikrostrip yang low
profilesehingga dapat diaplikasikan pada
perangkat-perangkat mini, misalnya
handphone dan modem[2].
Disisi lain, pada zaman sekarang ini juga
masih banyak penguna jaringan GSM pada
beberapa wilayah yang masih belum
mendapatkan jangkauan dari jaringan ini.
Oleh karena itu dalam penelitian ini
penulis bertujuan untuk merancang dan
menganalisis antena microstrip yang bekerja
pada frekuensi 900 MHz. serta Merancang
parameter antena mikrostrip dengan parameter
yang baik sehingga antenna ini dapat
meningkatkan daya penerimaan sinyal oleh
perangkat seluler. Kemudian dalam penulisan
ini antena yang dibahas memakai teknik
pencatuan mikrostrip feed line. Penulis hanya
membahas beberapa parameter antena dalam
pengukuran nyata di Laboratorium yaitu Gain,
Return Loss, VSWR, Polariasi serta
Polarisasi.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam Penelitian ini digunakan metode
sebagai berikut :
A. Studi Pustaka
1) Antena mikrostrip : Antena mikrostrip
merupakan salah satu jenis antena yang
berbentuk papan tipis dan mampu bekerja
pada Antena mikrostrip dibuat dengan
menggunakan sebuah substrat yang
mempunyai tiga buah elemen dasar yaitu
peradiasi (radiator), elemen substrat
(substrate), dan elemen pentanahan
(ground)[3]. Antena mikrostrip (microstrip
antenna) atau yang dikenal juga sebagai
antena patch juga merupakan antena yang
terbuat dari PCB dan terdiri atas beberapa
lempengan-lempengan yang berbeda-beda
fungsinya
Suatu antena mikrostrip sederhana
memiliki bagian elemen peradiasi menunjukan
penampang dari sebuah antena mikrostrip.
Mikrostrip antena sering disebut juga sebagai
patch antena. Elemen peradiasi dan
transmission line biasanya di photoeched
diatas permukaan substrat dielektrik. Elemen
peradiasi terbuat dari bahan mal yang
mempunyai ketebalan yang sangat tipis.
Elemen ini berfungsi untuk meradiasikan
gelombang listrik dan magnetet. Besar,
panjang, lebar maupun radius dari elemen
patch sangat mempengaruhi frekuensi kerja
antena.
Substrat merupakan bagian yang membatasi
elemen peradiasi dan pertanahan. Bagian ini
memiliki konstanta dielektrik (εr), faktor
disipasi dan kebalan (h) tertentu, kiga nilai
tersebut mempengaruhi frekuensi kerja,
bandwidth dan efisiensi antena yang akan
dibuat. Kebalan substrat jauh lebih besar dari
kebalan patch atau elemen peradiasi. Semakin
tebal substrat, maka bandwidth akan semakin
meningkat, tapi berpengarh terhadap timbulnya
gelombang permukaan. Sedangkan elemen
pertanahan (ground) berfungsi sebagai
pembumian bagi sistem antena mikrostrip.
Elemen pertanahan ini juga pada umumnya
memiliki elemen yang sama dengan elemen
peradiasi, yaitu berupa lempengan tembaga [4].
2) Antena mikrostrip path
rectangular
Bentuk dari patch antena mikrostrip sangat
beragam. Patch ini dapat berbentuk persegi,
persegi panjang, dipole, lingkaran, segitiga,
elips dan lain sebagainya. Akan tetapi patch
yang berbentuk persegi dan lingkaran
merupakan bentuk patch yang paling populer
karena kemudahan dalam analisis, proses
fabrikasi yang sederhana dan karakteristik
radiasi yang atraktif. Patch persegi sejauh ini
merupakan konfigurasi mikrostrip yang paling
banyak digunakan. Patch persegi lebih mudah
dibuat karena bentuknya yang lebih sederhana.
Hanya dengan menyisakan metal yang
berbentuk persegi pada proses etching antena
ini dapat dibuat [5].
Vol. XIV Nomor 2 Juni 2019 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
55
Gambar 1. Antena Mikrostrip
Untuk menentukan lebar path antena
sebagai berikut[6] :
wp
√( )
(1)
Dimana :
c = kecepatan cahaya (3x108) (m/s)
= frekuensi kerja antena (GHz)
= konstanta dielektrik substrat
Untuk menentukan panjang path
menggunakan rumus sebagai berikut [7] :
(2)
Dimana dan dapat dicari dari
persamaan (3) dan (4) [7]:
√ (3)
( ) (
⁄ )
( )(
⁄ )
(4)
dapat dicari dari persamaan (5) [8] :
[
]
(5)
Untuk mencari lebar saluran pencatu adalah
sebagai berikut [6]:
[ ( )
(
)
] (6)
Dengan B diperoleh dari persamaan (7) [6] :
√ (7)
Untuk mencari panjang saluran pencatu adalah
[3] :
(8)
Dimana untuk dapat dicari melalui
persamaan (9) :
√ (9)
Sedangkan untuk Antena Array jarak antar
element ditentukan dengan persamaan
berikut :
(10)
3) Teknik Pencatuan
Terdapat beberapa macam teknik
pencatuan, antara lain coaxial feed, microstrip
feed, proximity coupled microstrip feed dan
aperture-coupled microstrip feed
Coaxial Feeding adalah salah satu teknik
dasar yang digunakan dalam pencatuan
antenna mikrostrip. Kabel koaksial terhubung
ke antena sehingga konduktor bagian luarnya
terhubung pada bagian ground, sementara
konduktor dalam disolder ke bagian patch
Coaxial feeding cukup mudah untuk di
desain, cukup mudah dalam fabrikasinya.
Namun pencatuan coaxial feeding memiliki
kelemahan, yaitu membutuhkan tingkat presisi
yang tinggi dalam penyolderan. Coaxial
feeding biasanya memberikan bandwidth yang
sempit dan ketika fabrikasi menggunakan
substrat yang tebal, probe yang lebih lebar
akan dibutuhkan untuk meningkatkan power
permukaan dan induktansi dari feeding.
Sedangkan Dalam pencatuan jenis ini, patch
dari mikrostrip di catu dengan jalur konduktor
yang dilakukan di sisi yang sama pada elemen
patch, atau biasa disebut dengan microstrip
line. Microstrip line feed sangat mudah di
desain, dihubungkan, dan di fabrikasi.
Pencatuan jenis ini adalah pilihan yang baik
jika digunakan untuk mencatu antena array.
Bagaimanapun juga, pencatuan jenis ini juga
memiliki kelemahan, yaitu menghasilkan
bandwidth yang sempit. Dalam teknik Proximity coupled feeding
terdiri dari 2 layer atau tumpukan substrat
dielektrik. patch dari antena mikrostrip terletak
dibagian atau tumpukan atas substrat pertama
dan jalur feeding atau pencatuannya terletak di
bagian atas di layer kedua atau tumpukan
bawah dari substrat. Jadi pencatuannya dikopel
secara elektromagnetetis oleh bagian feeding
secara tidak langsung yang dibatasi oleh
substrat dielektrik. Pencatuan jenis ini
mengurangi radiasi yang tidak dibutuhkan dan
Vol. XIV Nomor 2 Juni 2019 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
56
memperluas bandwidth. Kelemahannya yaitu
dibutuhkan kecepatan dalam mendesain bagian
atas dan bawah layer, agar energi dapat
terkopel dengan baik.
Selanjutnya adalah proximity coupled
feeding Pencatuan jenis ini hampir sama
dengan teknik pencatuan proximity coupled
feeding, yaitu terdiri dari 2 layer substrat
dengan bagian ground yang terlak bagian
tengah diantara kedua substrat tersebut. patch
dari mikrostip terlak di bagian atas dari layer
teratas subtrat, dan jalur feeding terlak di
bagian bawah dari layer terbawah substrat,
dimana pada bagian ground diberikan slot
yang sama dengan ukuran feed line agar
energi dapat terkopel kebagian patch.
Keuntungan dari teknik pencatuan ini adalah
akan memperluas bandwidth dari antenna
4) VSWR : Merupakan suatu perbandingan
Yang ada Pada amplitudo gelombang berdiri
(standing wave) maksimum dengan minimum
yang terdapat didalam saluran transmisi.
Terdapat dua bagian gelombang tegangan,
pertama tegangan yang dikirimkan (V0+) dan
yang kedua tegangan yang dipantulkan (V0-).
Perbandingan tegangan yang dipantulkan
dengan tegangan yang dikirimkan disebut
sebagai koefisien refleksi tegangan (г) [9] Gain : Gain adalah perbandingan antara
intensitas radiasi suatu antena pada suatu arah
utama dengan intensitas radiasi dari antena
isotropik yang menggunakan sumber daya
masukan yang sama. [10]
Metode yang paling banyak digunakan
untuk mengukur gain antena adalah metode
perbandingan atau gain transfer method. Cara
ini mempergunakan penguatan standar untuk
menentukan penguatan absolut. Mula-mula
dilakukan pengukuran gain relatif tehadap
antena standar yang penguatannya sudah
ditera atau diketahui.
Pertama antena yang diukur ditempatkan
sebagai penerima dan daya yang diterima
antena diteruskan ke beban yang sesuai sambil
direkam. Kemudian antena pembanding atau
referensi menggantikan antena yang diukur
dan daya yang diterima diteruskan ke beban
yang sesuai yang sama sambil direkam juga.
5) Pola Radiasi : Pola radiasi didefenisikan
sebagai sebuah fungsi matematika atau
representasi grafik dalam fungsi koordinat
ruang dari sifat radiasi antena. Sifat radiasi
dapat meliputi kerapatan flux, intensitas
radiasi, kuat medan, atau polarisasi. Biasanya
sifat dari radiasi yang sangat penting ialah
persebaran secara tiga dimensi atau dua
dimensi dari energi yang diradiasikan
antenna[11]
6) Return Loss : Return loss dapat terjadi
akibat adanya diskontinuitas diantara saluran
transmisi dengan impedansi masukan beban
(antena), sehingga tidak semua daya yang
diradiasikan melainkan ada yang dipantulkan
kembali [12]
Return loss digambarkan sebagai
peningkatan amplitudo dari gelombang yang
direfleksikan (V0-) dibandingkan dengan
gelombang yang dikirim (V0+). Return loss
dapat terjadi akibat adanya diskontinuitas
diantara saluran transmisi dengan impedansi
masukan beban (antena). Pada rangkaian
gelombang mikro yang memiliki
diskontinuitas (mismatched), besarnya return
loss bervariasi tergantung pada frekuensi.
B. Perancangan dan Pembuatan Perangkat
Gambar 2 Flowchart Perancangan Antena.
Mulai
Menentukan
parameter yang
diinginkan
Perancangan
dimensi antena
Simulasi antena
Parameter
sesuai
Pembuatan
antena
Ya Tidak
Pengukuran
Real
Selesai
Vol. XIV Nomor 2 Juni 2019 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
57
1) Perancangan Perangkat : Parameter yang
ingin dihasilkan adalah sebagai berikut :
- Frekuensi kerja (f0) = 900 Mhz
- VSWR <2
- Gain > 3
- Return Loss < -10 dB
- Pola radiasi dan Polariasi circular
-
Kemudian dengan menggunakan persamaan
1-10 didapatkan hasil sebagai berikut :
TABEL I.
HASIL PEHITUNGAN DIMENSI ANTENA
Komponen Dimensi
(mm) Lebar Path 101.43
Panjang Patch 79.271
Jarak antar element 83.33
Panjang pencatu 100 Ω 15,215
Panjang pencatu 70 Ω 83.93
Panjang pencatu 50 Ω 45.8
Lebar pencatu 100 Ω 0.6
Lebar pencatu 70 Ω 1.58
Lebar pencatu 50 Ω 3
Panjang Ground Plane 307.3
Lebar Ground Plane 179.98
Gambar 3. Hasil rancangan Antena
2) Pembuatan Perangkat : Sebelum memulai
Pembuatan Antena, Penulis Melakukan
simulasi dengan menggunakan software CST
Studio Suite. Seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Simulasi dengan CST Studio Suite
Jika parameter dari hasil simulasi telah
sesuai dengan parameter yang diinginkan,
maka selanjutnya adalah proses pencetakan
antenna. Proses Etching PCB dilakukan
dengan teknik UV Photoresist Laminate.
Penulis memilih proses ini karena tingkat
keakuratan dari teknik UV Photoresist
Laminate sangat tinggi sehingga sesuai jika
digunakan untuk Eching PCB antena agar
didapatkan ukuran dimensi yang sesuai.
Hasil dari Antena yang Sudah dicetak
dapat dilihat pada gambar 5 dan gambar 6.
Gambar 5. Hasil cetak Antena taampak depan
Gambar 6. Hasil cetak Antena tampak belakang.
Kemudian Tahap selanjutnya adalah
pengukuran Real. Pengukuran ini dilakukan di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Pusat Penelitian Elektronika dan
Telekomunikasi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Simulasi
Dalam tahap ini, parameter-parameter
yang diuji yaitu return loss, VSWR, pola
radiasi dan polarisasi.
Pengujian Return Loss Berdasarkan
gambar 7. nilai return loss yang didapatkan
adalah -32,65 dB. Kemudian pengujian
VSWR Hasil dari pengujian VSWR
ditunjukkan pada gambar 8. nilai VSWR yang
didapatkan adalah 1,03.
Vol. XIV Nomor 2 Juni 2019 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
58
Gambar 7. Return Loss saat simulasi
Gambar 8. VSWR saat simulasi
Kemudian pengujian Pola Radiasi dan
Polarisasi dapat dilihat dari gambar 9 dan
gambar 10. Hasil pola radiasi dan polarisasi
nya berbentuk circular.
Gambar 9. Hasil pola radiasi simulasi.
Gambar 10. Hasil pola radiasi simulasi.
B. Hasil Pengukuran Real.
Pengukuran ini dilakukan di Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat
Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi.
Parameter yang diuji adalah Gain,VSWR,
Return Loss, Pola Radias dan Polarisasi.
Pengujian Return Loss Berdasarkan pada
gambar 9. nilai return loss yang didapatkan
adalah -11,08 dB. Kemudian pengujian
VSWR Hasil dari pengujian VSWR
ditunjukkan pada gambar 10. nilai VSWR
yang didapatkan adalah 1,77.
Pengukuran Gain dilakukan dengan metode
menggunakan Antena Referensi yang sudah
diketahui Gainnya. Antena di atur posisinya
sepert pada gambar 8
Osilator atau Signal Generator
Antena Referensi
Spektrum Anaylizer
Gambar 11. Pengukuran Gain dengan
menggunakan Antena referensi
Maka Gain Antena Mikrostrip Dapat
dihitung dengan Persamaan :
Ga = Gr + (PRA – PRr ) (11)
Dengan :
Ga = Gain Antena Mikrostrip
Gr = Gain Antena referensi
PRa = Level signal Antena Mikrostrip
PRr = Level signal Antena Referensi
Dari pengukuran tersebut didapatkan data
sebagai berikut :
-Gr = 6,5 dBi
- PRr = -25,3 dBi
- PRa = -25 dBi
Maka dari Persamaan 11 Gain Antena
adalah :
Ga = 6.5 + ( -25 – (-25,3) ) dBi
Vol. XIV Nomor 2 Juni 2019 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
59
Didapatkan Gain Antena Mikrostrip
adalah 6.8 dBi
Gambar 12. VSWR Pengukuran Real
Gambar 13. Return Loss Pengukuran Real
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
seluruh penelitian ini adalah penggunan nilai
Ɛr terhadap perancangan sangat berpengaruh,
dimana semakin besar nilai Ɛr yang digunakan
maka frekuensi kerja yang dihasilkan semakin
kecil, sebaliknya.
semakin kecil nilai Ɛr maka frekuensi yang
diperoleh semakin besar. Penggunaan nilai
frekuensi antena yang digunakan dapat
mempengaruhi nilai dimensi antena, dimana
semakin besar nilai frekuensi yang digunakan
maka dimensi antena yang dihasilkan semakin
kecil, sebaliknya semakin kecil nilai frekuensi
yang dihasilkan maka dimensi antena yang
dihasilkan akan semakin besar.
Secara simulasi, antena mikrostrip yang
dibuat sudah memenuhi target yang
diinginkan untuk beberapa parameter.
Parameter-parameter tersebut antara lain
frekuensi tengah yaitu 900 MHz, return loss
sebesar -32.65 dB , VSWR sebesar 1.3 dan
memiliki polaradiasi dan polarisasi circular.
Gain Antena mikrostrip hasilnya juga
memiliki nilai gain yang tinggi yaitu 6.8 dBi
Dari hasil perhitungan parameter antena
secara teori dan kenyataan menghasilkan nilai
yang hampir sama dengan VSWR dari
pengukuran 1.77 dan Return loss pengukuran
sebesar -11.08 dB . selama VSWR masih
dibawah 2.0 dan Return Loss kurang dari -10
dB, maka hal terebut tergolong bagus. Karena
batas ambang vswr suatu antenna adalah 2.0
dan batas ambang yang di sarangkan agar
menjadi antenna yang baik adalah kurang dari
-10 dB.
Ukuran feed line, saluran pencatu dan T-
Junction sangat mempengaruhi keberhasilan
dari ukuran uji sebuah antena, ketika kita
mengurangi atau menambah besar kecilnya
dimensi antena maka hasil parameter dari
simulasi bisa semakin bagus atau semakin
jelek.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan
kesehatan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Rancang
Bangun Antena Mikrostrip Path Rectangular
pada Frekuensi 900 MHz untuk Aplikasi
GSM” dapat diselesaikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepad Arnol Zayani dan Kardiyati orang tua
Penulis, juga Ir Jon Endri, M.T dan Sarjana,.
S.T M.T. selaku dosen penguji penulis yang
sudah membantu penulis dalam
menyelesaikan paper ini, serta teman-teman
penulis yang sudah memberikan dukungan
selama pembuatan paper ini.
REFERENSI
[1] P. Antena and M. Array,
“MENINGKATKAN GAIN UNTUK
APLIKASI LTE PADA FREKUENSI 2 .
300 MHz DESIGNING 2x1 ARRAY
MICROSTRIP ANTENNA TO
Vol. XIV Nomor 2 Juni 2019 – Jurnal Teknologi Informasi ISSN: 1907-2430
60
IMPROVE GAIN FOR LTE
APPLICATIONS IN 2 , 300 MHz,” pp.
365–378, 1945.
[2] A. Khabzli, “Rancang Bangun Antena
Mikrostrip 900 MHz,” pp. 1–6, 2011.
[3] I. M. P. Budi, E. S. Nugraha, and A.
Agung, “Perancangan dan Analisis
Antena Mikrostrip MIMO Circular Pada
Frekuensi 2 , 35 Ghz Untuk Aplikasi
LTE,” vol. 9, no. 1, pp. 136–146, 2017.
[4] A. H. R. Maria Natalia Silalahi,
“Analisis Antena Mikrostrip Patch
Segiempat dengan Teknik Planar Array,”
J. Univ. Sumatra Utara, pp. 84–89,
2013.
[5] G. H. Z. Untuk, A. Wireless, E. Yovita,
D. Utami, F. D. Setiaji, and D. Pebrianto,
“Rancang Bangun Antena Mikrostrip
Persegi Panjang 2 , 4,” no. 3, 2017.
[6] C. A. Balanis, Antenna Theory, vol. 3rd.
2005.
[7] D. Pasaribu, A. H. Rambe, and K. Kunci,
“RANCANG BANGUN ANTENA
MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT
PADA FREKUENSI 2 , 4 GHz
DENGAN METODE PENCATUAN
INSET,” vol. 7, no. 1, pp. 30–35, 2014.
[8] M. Darsono, “Rancang Bangun Antena
Mikrostrip Dua Elemen Patch Persegi
Untuk Aplikasi Wireless,” vol. 6, no. 2,
pp. 171–176, 2018.
[9] F. Saleh, “Rancang Bangun Antena
Mikrostrip Metode Phase Array
Peradiasi Rectangular 4 Element Patch
Frekuensi 900 MHz,” Skripsi, Fak. Tek.
Univ. Jember, p. 47, 2014.
[10] A. Wahyu, “Rancang Bangun Antena
Microstrip 900 MHz Untuk Sistem GSM
fc = Center frekuensi,” J. Sains, Teknol.
Dan Ind., vol. 12, no. 1, pp. 67–72, 2014.
[11] V. A. Ridho and D. Setiabudi,
“Perancangan dan Realisasi Antena
Mikrostrip 700 MHz Model Patch
Circular Dengan Metode Linear Array
Sebagai Penerima TV Digital,” pp. 45–
49.
[12] I. Surjati, “Antena mikrostrip bentuk
segiempat,” JETri, vol. 1, no. July, pp.
69–76, 2001.