Post on 18-May-2018
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMIPROGRAM STUDI MANAJEMEN
SAMPUL TUGAS KELOMPOK
Nama Kelompok : PRIVATISASI
Nama : Antoni Wirayudha No. Mhs. : 17129
Nama : Francisca Ayu Cikita Bara No. Mhs. : 17135
Nama : Cahyaning Intan Puspitasari Usmandoyo No. Mhs. : 17136
Nama : No. Mhs. :
Nama MK : Manajemen Keuangan Kode MK : KEU230
Dosen : Alexander Jatmiko Wibowo Semester : 3
Judul Tugas :
Struktur Modal dan Manajemen Modal Kerja
Tanggal Pengumpulan : 23 November 2009
Pastikan bahwa sebelum tugas dikumpulkan tugas telah dibuat dengan mengikuti format penulisan seperti yang disyaratkan dengan memberikan tanda √ pada kotak di bawah ini.
□ dibuat dengan kertas A4 □ 2 spasi
□ 4 cm batas kiri, 3 cm batas atas, bawah dan kanan □ dijilid
□ tidak ada salah ketik dan ejaan serta referensi telah ditulis dengan benar
□ ada nomor halaman
PERNYATAANKami menyatakan bahwa tugas ini secara keseluruhan adalah kami buat sendiri dan tidak menggunakan pekerjaan orang lain. Kami bersedia untuk tidak dinilai jika diketahui bahwa tugas ini tidak kami buat sendiri.
Tanda tangan Tanggal
1
(Antoni) (Ayu) (Intan)
23 November 2009
DAFTAR ISI
Sampul Tugas Kelompok ....................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................ 2
Profil Singkat PT. Roda Vivatex Tbk .................................................................... 3
Analisis Hubungan antara Struktur Modal dengan Nilai Perusahaan .................... 5
Analisis Manajemen Modal Kerja Perusahaan .................................................... 11
Kesimpulan .......................................................................................................... 15
Referensi .............................................................................................................. 17
Lampiran .............................................................................................................. 18
2
PROFIL
PT. RODA VIVATEX TBK
Overview
Berdiri 27 Sep 1980
No. NPWP 01.105.448.3-054.000
Klasifikasi Tekstil dan Garmen
Status Company Listing
Listing Information
Harga Perdana Rp. 7,500
Modal Dasar Rp. 134,400,000,000
Modal Disetor Rp. 134,400,000,000
3
Alamat
Jenis Alamat Kota Telepon FaksimiliKantor Pusat JALAN KAJI
NO. 53-55Jakarta Pusat
(021) 638 66886 (021) 638 66986, 987
Pabrik Jl. Pahlawan Km.1
Citeureup-Cibinong
Bogor (021) 875 3622, 875 2783
(021) 875 3621, 875 4309
Manajemen
Jabatan Nama Tanggal Menjabat
Komisaris Utama GUNAWAN WIDJAJA 22 Jun 2009
Direktur KARTA WIDJAJA 22 Jun 2009
Komisaris TENG GOAT NIO 22 Jun 2009
Direktur WIRIADY WIDJAJA 22 Jun 2009
Direktur YOHANES WAHYU TANOTO 22 Jun 2009
Direktur Utama Sutiadi Widjaja 22 Jun 2009
4
Komisaris ( Independen) SOEGITO 22 Jun 2009
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA
STRUKTUR MODAL DENGAN
NILAI PT. RODA VIVATEX Tbk
Grafik
5
Analisis hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan
Grafik tersebut menggambarkan rata-rata penutupan harga saham PT.
Roda Vivatex Tbk dari tahun 2004 sampai tahun 2007 dimana rata-rata
penutupan harga sahamnya terus mengalami peningkatan. Namun pada tahun
2008 mengalami penurunan sebesar Rp 10. Hal ini terlihat jelas di dalam
grafik, yaitu pada tahun 2008 penutupan harga saham sebesar Rp 1300. Harga
penutupan ini mengalami penurunan menjadi Rp 10 yang sebelumnya pada
tahun 2007 penutupan harga saham PT. Roda Vivatex Tbk sebesar Rp 1310.
Pada grafik juga dijelaskan hubungan antara Debt to Equity Ratio
dengan Harga Saham Penutupan dari tahun 2004 sampai tahun 2008.
Berdasarkan grafik tersebut, dapat dilihat bahwa untuk jumlah modal yang
dimiliki oleh PT. Roda Vivatex Tbk yang berasal dari hutang pada tahun 2004
hingga tahun 2007 terus meningkat. Tetapi pada tahun 2008 jumlah modal
yang dimiliki perusahaan yang berasal dari hutang pada pihak luar menurun
menjadi 22,31%. Pada tahun 2004, Debt to Equity Ratio pada perusahaan PT.
Roda Vivatex Tbk menunjukkan angka sebesar 17,47%. Hal ini menunjukan
bahwa modal yang dimiliki oleh PT. Roda Vivatex Tbk yang berasal dari
hutang sebesar 0,1747 kali lipat dari modal sendiri, artinya struktur modal PT.
Roda Vivatex Tbk sudah menunjukan nilai kinerja yang baik.
Tahun 2005 modal yang dimiliki oleh PT. Roda Vivatex Tbk sebesar
14,88% yang berasal dari hutang pada pihak luar perusahaan dan sebesar
85,12% yang berasal dari modal sendiri. Ini berarti bahwa struktur modal yang
6
digunakan pada perusahaan PT. Roda Vivatex Tbk menitikberatkan pada
modal sendiri daripada hutang pada pihak luar perusahaan. Sampai pada tahun
2006, nilai dari hutang pada pihak luar masih cenderung naik yakni sebesar
Rp 21.941.491.750,00. Hingga pada tahun 2007 pun, hutang pada pihak luar
perusahaan juga masih mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 baru terlihat
nilai dari struktur modal yang baik dimana struktur modal PT. Roda Vivatex
Tbk yang berasal dari hutang turun menjadi Rp 149.646.237.200,00 dan
modal sendiri naik menjadi sebesar Rp 431.284.839.786,00 serta Debt to
Equity Ratio perusahaan pada tahun 2008 sebesar 0,3469.
Semakin menurunnya grafik DER terutama pada tahun 2004,2005, dan
tahun 2008 berarti struktur modal perusahaan baik karena perusahaan
menggunakan modal sendiri untuk mendanai perusahaannya sendiri daripada
menggunakan utang. Jika utang tidak dapat tertutupi, perusahaan dapat
dinyatakan bangkrut. Selain itu dengan menggunakan modal sendiri
perusahaan mendapat keuntungan. Keuntungan yang pertama yaitu, dapat
mengurangi resiko kebangkrutan perusahaan. Kedua, perusahaan dapat
memberikan dividen lebih kepada para shareholders (teori struktur modal
alternative, berhubungan dengan sinyal-sinyal yang diberikan kepada para
investor karena perusahaan menggunakan utang versus saham guna
mendapatkan modal baru) dan yang ketiga, perusahaan tidak perlu
mengeluarkan dana lebih untuk membayar beban bunga.
Struktur modal adalah perbandingan hutang jangka panjang (debt)
dengan modal sendiri (equity). Keputusan struktur modal berkaitan dengan
7
pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dan
sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal
berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber
eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan.
Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan hutang bagi
perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri.
Analisis struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan
yaitu pendanaan ekuitas dan hutang. Analisis kebijakan struktur modal
tersebut membantu perusahaan untuk menentukan suatu pilihan pendanaan
yang paling baik digunakan dalam mengambil suatu keputusan. Semakin
rendah rasio, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan
oleh pemegang saham dan semakin besar perlindungan bagi kreditur jika
terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko
dan return. Penambahan hutang akan memperbesar resiko perusahaan tetapi
sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Resiko
yang semakin tinggi akan menurunkan harga saham, tetapi tingkat return yang
tinggi akan menaikkan harga saham tersebut. Struktur modal yang optimal
adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan
pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham.
Kebijakan struktur modal akan berpengaruh positif terhadap nilai
saham melalui kombinasi sumber dana (hutang jangka panjang dan modal
sendiri) sehingga mampu memaksimalkan nilai saham. Dalam kondisi tertentu
8
perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya dengan mengutamakan
sumber-sumber dari dalam perusahaan, akan tetapi ada kalanya juga
perusahaan menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan yaitu berupa
hutang (debt).
Penggunaan hutang dalam suatu perusahaan akan menaikkan nilai
saham, karena adanya kenaikan pajak yang merupakan pos deduksi terhadap
biaya hutang, namun pada titik tertentu penggunaan hutang dapat menurunkan
nilai saham karena adanya pengaruh biaya kebangkrutan dan biaya bunga
yang ditimbulkan dari adanya penggunaan hutang.
Ada 3 teori struktur modal, yaitu Modigliani-Miller (MM), Trade-off
Theory, Pecking Order Theory. Teori pertama yaitu Modigliani-Miller (MM).
Menurut teori ini tidak ada hubungan antara struktur modal dengan nilai
perusahaan. Perusahaan bisa menggunakan 100% hutang. Akan tetapi, teori
ini tidak sesuai dengan yang dihadapi oleh Pt.Roda Vivatex Tbk, karena
antara struktur modal dengan nilai perusahaan masih berhubungan dan PT.
Roda Vivatex Tbk tidak menggunakan modal hutang dari pihak luar sebesar
100%.
Teori kedua, trade off theory, dimana ada hubungan antara struktur
modal dengan nilai perusahaan. Perusahaan tidak mungkin membiayai seluruh
aktivitasnya dengan hutang. Dalam teori ini terdapat track-off anatara tax
benefit/shield (manfaat penghematan pajak atas penggunaan hutang) dan cost
financial distress (biaya yang ditimbulkan karena adanya kenaikan resiko
kebangrutan akibat besarnya hutang). Jadi, suatu perusahaan itu mendasarkan
9
keputusan pendanaan pada struktur modal yang optimal. Struktur modal
optimal dibentuk dengan menyeimbangkan manfaat dari penghematan pajak
atas penggunaan hutang terhadap biaya kebangkrutan. Penggunaan hutang
mengakibatkan peningkatan EBIT yang mengalir ke investor. Jadi semakin
besar hutang perusahaan, semakin tinggi nilainya dan semakin tinggi pula
harga saham perusahaan. Hal ini sesuai yang dihadapi oleh PT. Roda Vivatex
Tbk, dimana semakin tinggi hutang perusahaan pada pihak luar, justru
semakin tinggi pula harga saham perusahaannya. Terbukti pada tahun 2007
hutang perusahaan PT. Roda Vivatex Tbk menempati posisi tertinggi
sepanjang tahun 2004 hingga tahun 2008 yakni sebesar Rp 209.181.221.000
dan harga saham penutupannya pun juga tertinggi yaitu sebesar Rp 1300.
Teori ketiga, Pecking Order Theory, perusahaan diberi pilihan jika
membutuhkan tambahan dana, yaitu menggunakan internal financing (berasal
dari laba ditahan dan depresiasi) dan-atau menggunakan external financing
(dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan). Dari grafik
dapat dilihat, pada tahun 2006 dan 2007, PT. Roda Vivatex Tbk menggunakan
external financing. Hal ini dapat dilihat dari Debt to Equity Ratio perusahaan
yang relatif tinggi, 0,5725 (2006); 0,5589 (2007). Akan tetapi, dari tahun
2004, 2005, dan 2008, perusahaan menggunakan external financing dan
internal financing. Namun, internal financing-nya lebih tinggi dari external
financing. Hal ini dapat dilihat dari komposisi hutang yang lebih rendah
dibandingkan dengan modal perusahaan sehingga Debt to Equity Ratio-nya
pun juga rendah. Perusahaan lebih banyak menggunakan modal sendiri pada
tahun tersebut.
10
ANALISIS
MANAJEMEN MODAL KERJA
PT. RODA VIVATEX Tbk
Modal kerja merupakan unsur yang penting bagi perusahaan karena tanpa
modal kerja yang cukup, aktivitas operasional suatu perusahaan tidak dapat
dilangsungkan. Dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat ini
maka terjadi persaingan yang ketat diantara perusahaan sejenis. Memperoleh
kecukupan modal kerja menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan. Untuk
dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, perusahaan harus dapat mengelola
seluruh kekayaan, kewajiban, dan modal yang dimiliki semaksimal mungkin
sehingga kegiatan operasi perusahaan dapat berjalan baik.
Modal kerja terdiri atas 4 komponen yang ada pada aktiva-aktiva jangka
pendek yaitu berupa kas, sekuritas, persediaan, dan hutang. Aktiva lancar
dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Semakin besar kepemilikan atas aktiva
lancer, maka semakin kecil perusahaan menghadapi bahaya kekurangan aktiva
tersebut, sehingga semakin rendah risiko operasinya. Akan tetapi, memiliki modal
kerja membutuhkan biaya. Jika persediaan terlalu besar maka perusahaan akan
memiliki aktiva yang menghasilkan pengembalian nol atau bahkan negative jika
biaya penyimpanan dan kerusakannya tinggi. Dari situ perusahaan harus
11
mendapatkan modal untuk membeli aktiva seperti persediaan yang membutuhkan
biaya.
Modal kerja operasi bersih perusahaan PT. Roda Vivatex Tbk dari tahun
2004-2008 semakin lama semakin mengalami penurunan hingga minus/negative.
Dimana pada tahun 2006 hingga tahun 2008 modal kerja operasi bersih
perusahaan selalu minus dan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2008, yakni
mencapai minus Rp 26.739.823.820. Pada tahun 2004 perusahaan masih
mempunyai modal kerja operasi bersih sebesar Rp 39.599.594.910 dan mulai
mengalami penurunan pada tahun 2005 yakni sebesar Rp 10.481.998.060.
Penurunan modal kerja operasi bersih perusahaan PT. Roda Vivatex Tbk
dari tahun 2004-2008 menunjukkan bahwa aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan tidak mampu menutupi hutang lancar perusahaan. Aktiva lancar yang
tidak mampu menutupi hutang lancar perusahaan mengakibatkan resiko
ketidakmampuan perusahaan untuk membayar tagihan tepat waktu (rasio
likuiditas) menjadi lebih tinggi.
CCC (Cash Conversion Cycle) adalah penjumlahan dari hari penjualan
yang masih beredar dan hari persediaan dikurangi hari hutang dagang yang masih
beredar atau dapat dirumuskan :
CCC = ( DSO + DSI ) – DPO
Pada perusahaan PT. Roda Vivatex Tbk, CCC yang terbaik adalah pada
tahun 2006 yakni selama 88,2391 hari. Semakin kecil CCC, maka semakin baik
perusahaan tersebut karena akan semakin kecil biaya yang dikeluarkan untuk
12
biaya pendanaan eksternal. Sebaliknya, jika semakin besar CCC maka akan
semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk biaya pendanaan eksternal.
Berikut analisis mengenai DSO, DSI, dan DPO pada PT. Roda Vivatex
Tbk :
1. DSO (Days of Sales Outstanding)
DSO merupakan jangka waktu rata-rata yang diperlukan untuk
mengkonversikan piutang perusahaan menjadi kas, yaitu jangka waktu sejak
penjualan hingga realisasi penagihan. Pada tahun 2004, periode penerimaan
piutang selama 55,3579 hari. Pada tahun 2005-2007 periode penerimaan
piutang mengalami peningkatan dan penurunan. Penurunan periode
penerimaan piutang pada PT. Roda Vivatex Tbk terjadi di tahun 2005 yakni
selama 51,2133 hari. Kemudian di tahun 2006 mengalami penurunan periode
penerimaan lagi selama 38,1097 hari, dan di tahun 2007 meningkat yaitu
selama 85,1164 hari. Sedangkan di tahun 2008 mengalami peningkatan lagi
yang sangat signifikan yakni selama 131,3722 hari. Semakin singkat periode
penerimaan piutang maka semakin kecil pula nominal CCC yang berarti
semakin besar pula dana yang dapat digunakan untuk mendanai biaya
operasional perusahaan yang pada akhirnya dapat mengulangi kembali siklus
ini.
2. DSI (Days of Sales in Inventory)
DSI merupakan jangka waktu rata-rata yang diperlukan untuk
mengkonversikan bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjualnya.
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi bahan baku menjadi
13
barang jadi pada perusahaan PT. Roda Vivatex Tbk hingga barang terjual pada
tahun 2004 adalah 75,8959 hari. Pada tahun 2005 dan 2006 perusahaan
mengalami kemajuan dan kemunduran dalam periode konversi persediaan
yaitu menjadi 85,0589 hari di tahun 2005 dan 75,8602 hari di tahun 2006.
Namun pada tahun 2007 perusahaan mengalami kemunduran periode konversi
persediaan selama 65,8887 hari. Sedangkan di tahun 2008 kembali mengalami
kemunduran menjadi 50,3961 hari.
3. DPO (Days of Paybles Outstanding)
PT. Roda Vivatex Tbk pada tahun 2004 mengalami periode penangguhan
utang selama 32,7549 hari dan pada tahun 2005 berkurang menjadi 28,5608
hari. Pada tahun 2006 dan 2007 perusahaan mengalami penurunan menjadi
25,7308 hari di tahun 2006 dan 47,5844 hari di tahun 2007. Sedangkan pada
tahun 2008, periode penangguhan utang meningkat menjadi 22,4407 hari.
Semakin besar periode penangguhan utang maka semakin baik bagi
perusahaan sehingga periode penangguhan dari tahun 2004-2008, paling baik
pada tahun 2007.
14
KESIMPULAN
Dari grafik di atas terlihat bahwa Debt to Equity Ratio (DER) dari tahun
2004-2006 mengalami kenaikan. Sedangkan di tahun 2007 dan 2008 Debt to
Equity Ratio PT. Roda Vivatex Tbk mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan adanya penggunaan hutang yang bertambah besar maka modal
sendiri juga akan bertambah besar, maka resiko perusahaan juga akan bertambah.
Dari grafik hubungan DER dengan harga penutupan saham tahun 2004-2008
menunjukkan bahwa hubungan antara DER dan harga penutupan saham
berbanding terbalik.
Penggunaan hutang dapat meningkatkan resiko perusahaan, tetapi juga
meningkatkan keuntungan perusahaan. Oleh karena itu struktur modal yang
optimal akan menyeimbangkan resiko dan keuntungan perusahaan. Jumlah modal
sendiri dari tahun 2004-2008 selalu mengalami kenaikan, namun jumlah hutang
sendiri mengalami kenaikan dan penurunan. Dengan memperhatikan modal
sendiri yang terus naik dari tahun 2004-2008 dan hutang yang naik turun, akan
mengakibatkan harga penutupan saham mengalami kenaikan di tahun 2004-2007
dan kemudian mengalami penurunan di tahun 2008.
Modal kerja operasi bersih perusahaan (Net Working Capital / NWC) yaitu
selisih antara aktiva lancar operasi dan hutang lancar operasi yang mana aktiva
lancar tersebut diharapkan bisa dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun
atau kurang. Penurunan modal kerja operasi bersih pada PT. Roda Vivatex Tbk
dari tahun 2004-2008 menunjukkan bahwa aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan PT. Roda Vivatex Tbk tidak mampu menutupi hutang lancar
15
perusahaan. Aktiva lancar yang tidak mampu menutupi hutang lancar perusahaan
mengakibatkan resiko ketidakmampuan perusahaan membayar tagihan tepat
waktu (rasio likuiditas) menjadi lebih tinggi.
CCC (Cash Convertion Cycle) dari suatu perusahaan merupakan jangka
waktu yang diperlukan sejak perusahaan mengeluarkan uang kas untuk membeli
bahan-bahan mentah sampai dengan pengumpulan hasil penjualan barang jadi
yang dibuat dengan bahan mentah tersebut. CCC dapat dihitung dari periode
penerimaan piutang ditambah dengan periode konversi persediaan dan dikurangi
dengan periode penanggguhan hutang. Semakin singkat siklus konversi kas maka
hal ini akan memperlancar kegiatan operasi perusahaan. CCC yang terbaik pada
perusahaan PT. Roda Vivatex Tbk yakni pada tahun 2006 selama 88,2391 hari.
Karena semakin kecil CCC maka akan semakin baik perusahaan tersebut. Tujuan
perusahaan adalah mempersingkat siklus konversi kas secepat mungkin tanpa
mengganggu operasi. Semakin tinggi CCC maka akan semakin tinggi biaya
pendanaan eksternal.
16
REFERENSI
Atmaja, Lukas Setia, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, 2008,
Yogyakarta : Andi Offset.
Brigham, Eugene F., dan Houston, Joel F., Manajemen Keuangan, 2001, Jakarta :
Erlangga.
Van Horne, James C., dan Wachowicz, JR., Prinsip – Prinsip Manajemen
Keuangan, 2007, Jakarta : Salemba Empat.
17
PERHITUNGAN
DEBT TO EQUITY RATIO
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
MODAL KERJA PERUSAHAAN PT. RODA VIVATEX Tbk
19
Tahun 2004
Modal kerja operasi bersih perusahaan
= aktiva lancar operasi – hutang lancar operasi
= 71.684.147.252 – 32.084.552.343
= 39.599.594.910
Modal kerja
= kas + piutang usaha + persediaan
= 12.892.562.345 + 20.295.117.311 + 30.864.992.067
= 64.052.671.720
Tahun 2005
Modal kerja operasi bersih perusahaan
= aktiva lancar operasi – hutang lancar operasi
= 63.330.596.532 – 52.848.598.476
= 10.481.998.060
Modal kerja
= kas + piutang usaha + persediaan
= 14.804.581.100 + (904.536.314 + 14.415.405.864) + 29.261.861.137
= 59.386.384.42
Tahun 2006
Modal kerja operasi bersih perusahaan
20
= aktiva lancar operasi – hutang lancar operasi
= 57.771.931.123 – 67.801.800.696
= - 10.029.869.570
Modal kerja
= kas + piutang usaha + persediaan
= 12.364.161.133 + 8.949.127.746 + 21.184.095.711
= 42.497.384.590
Tahun 2007
Modal kerja operasi bersih perusahaan
= aktiva lancar operasi – hutang lancar operasi
= 61.938.336.376 – 75.917.172.944
= - 13.978.836.570
Modal kerja
= kas + piutang usaha + persediaan
= 14.659.584.710 + 19.948.172.867 + 18.684.180.185
= 53.291.937.760
Tahun 2008
Modal kerja operasi bersih perusahaan
= aktiva lancar operasi – hutang lancar operasi
21
= 80.771.697.488 – 107.511.521.353
= - 26.739.823.820
Modal kerja
= kas + piutang usaha + persediaan
= 35.248.378.252 + 24.391.158.501 + 15.297.156.311
= 74.936.693.060
CASH CONVERSION CYCLE (CCC) PT. RODA VIVATEX Tbk
22
Tahun 2004
CCC = (DSO (Days of Sales Outstanding) + DSI (Days Of Sales in
Inventory)) –DPO (Days of Paybles Outstanding)
=
= 98,4989 hari
Tahun 2005
CCC = (DSO (Days of Sales Outstanding) + DSI (Days Of Sales in
Inventory)) –DPO (Days of Paybles Outstanding)
=
= 107,7114 hari
Tahun 2006
23
CCC = (DSO (Days of Sales Outstanding) + DSI (Days Of Sales in
Inventory)) –DPO (Days of Paybles Outstanding)
=
= 88,2391 hari
Tahun 2007
CCC = (DSO (Days of Sales Outstanding) + DSI (Days Of Sales in
Inventory)) –DPO (Days of Paybles Outstanding)
=
= 103,4207 hari
Tahun 2008
24