Post on 03-Apr-2018
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
1/15
1
Vertigo Perifer (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)
Intan Arkas Refra
10.2009.043 (B-8)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat: Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
E-mail: intanarkas@rocketmail.com
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vertigo berasal dari Bahasa Latin, yaituvertere
yang artinya memutar. Nama ini diberikankepada orang yang biasanya merasa dunia di sekitarnya berputar, sehingga hilang keseimbangan.
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai
dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Dengan kata lain, adanya halusinasi gerakan dalam
bentuk rasa berputar atau lurus, yaitu tubuh seakan-akan ditarik atau didorong menjauhi sumbu
vertikal. Hal ini disebabkan sistem keseimbangan tubuh dalam otak terganggu.
Pada dasarnya vertigo bukanlah merupakan diagnosis penyakit, melainkan sesuatu gejala atau
kumpulan gejala yang bisa disebabkan oleh berbagai penyakit fisik ataupun psikis. Vertigo
terjadi secara mendadak, bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai
beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo
bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali..
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Memahami gejala klinis vertigo perifer2. Memahami patofisiologi dari vertigo perifer3. Mengetahui cara penanganan dan pencegahan pasien vertigo perifer
mailto:intanarkas@rocketmail.commailto:intanarkas@rocketmail.commailto:intanarkas@rocketmail.com7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
2/15
2
PEMBAHASAN
DEFINISI
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya
dengan gejala lain yang timbul terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan gangguan alat
keseimbangan tubuh.
Gambar 1. vertigo
Berdasarkan penyebab terjadinya vertigo dibedakan menjadi 2 jenis,yaitu :
1. Vertigo perifer (peripheral vertigo) disebabkan oleh disfungsi struktur perifer hingga kebatang otak (brain stem)
2. Vertigo sentral, melibatkan proses penyakit yang memengaruhi batang otak (brain stem) ataucerebellum.
A.AnamnesisJenis anamnesis yang dapat dilakukan ialah autoanamnesis dan alloanamnesis. Autoanamnesis
dapat dilakukan jika pasien masih berada dalam keadaan sadar. Sedangkan bila pasien tidak
sadar atau tidak punya kemampuan untuk menjawab (anak-anak) maka dapat dilakukan
alloanamnesis yang menyertakan kerabat terdekatnya yang mengikuti perjalanan penyakitnya.
Pada setiap anamnesis selalu ditanyakan identitas pasien terlebih dahulu. Indentitas pasien
meliputi nama, tanggal lahir, umur, suku, agama, alamat, pendidikan dan pekerjaan. Setelah itu
dapat ditanyakan pada pasien apa keluhan utama dia datang.
Pada umumnya diagnosis vertigo tidaklah sulit, tetapi sulit mendiagnosis lokalisasi lesi dan
sangat sulit mendiagnosis etiologinya. Anamnesis memegang peranan paling vital dalam
http://3.bp.blogspot.com/-jnvmebWmP78/TbAjyQAMVWI/AAAAAAAAAWQ/hazIdr7dpn4/s1600/perifer.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_ZmX-xUE212w/SikqMzyVHII/AAAAAAAAAQQ/82X8XNdkYOU/s1600-h/301851_f260.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-jnvmebWmP78/TbAjyQAMVWI/AAAAAAAAAWQ/hazIdr7dpn4/s1600/perifer.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_ZmX-xUE212w/SikqMzyVHII/AAAAAAAAAQQ/82X8XNdkYOU/s1600-h/301851_f260.jpg7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
3/15
3
mendiagnosis vertigo, karena 50% lebih informasi yang berguna untuk diagnosis berasal dari
anamnesis.
Yang perlu ditanyakan pada pasien vertigo
Bagaiamana bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar, tujuh keliling, rasa naik perahudan sebagainya.
Keadaan yang memicu timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan,ketegangan dan keparahan vertigonya
Apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal, kronik, progresif ataumembaik. Beberapa penyakit tertentu mempunyai profil waktu yang karakteristik.
Adakah keluhan lain seperti berdengung, mual, muntah, dll.Adakah penyakit sistemik seperti anemi, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru
juga perlu ditanyakan.
Apakah ada gangguan pendengaran (biasanya menyertai/ditemukan pada lesi alat vestibuleratau n. vestibularis), gangguan penglihatan, gangguan pergerakan
Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan lain-lainyang diketahui ototoksik/vestibulotoksik.1
B.Pemeriksaan FisikDitujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, apakah akibat kelainan sentral yang berkaitan
dengan kelainan susunan saraf pusatkorteks serebri, serebelum, batang otak, ataukah berkaitan
dengan sistim vestibuler/otologik. Selain itu harus dipertimbangkan pula factor
psikologik/psikiatrik yang dapat mendasari keluhan vertigo tersebut. Faktor sistemik yang juga
harus dipikirkan/dicari antara lain aritmi jantung, hipertensi, hipotensi, gagal jantung kongestif,
anemi, hipoglikemi.
Pemeriksaan Fisik Umum
Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik; tekanan darah diukur dalam
posisi berbaring,duduk dan berdiri; bising karotis, irama (denyut jantung) dan pulsasi nadi perifer
juga perlu diperiksa.
Pemeriksaan fisik yang diperlukan pada penderita vertigo
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
4/15
4
1. Mencari adanya strabismus.2. Mencari adanya nistagmus.3. Pemeriksaan dengan rangsangan perubahan posisi kepala dan tubuh. Tes baring terlentang,
baring miring ke kiri, ke kanan dan baring terlentang dengan kepala menggantung. Dicari
adanya posisi tertentu yang membangkitkan nistagmus atau vertigo.
4. Manuver Hallpike, ialah pemeriksaan untuk mencari adanya vertigo/nistagmus posisionalparoksismal oleh karena itu untuk membangkitkannya diperlukan rangsangan perubahan
posisi secara cepat.
5. Tes gerakan halus mata.6. Tes nistagmus optokinetik.7. Pemeriksaan dengan ENG (elektronistagmografi).Uji keseimbangan
Pasien Berdiri tegak, berjalan, berjalan di atas jari kaki, berjalan di atas tumit, dan berjalansecara tandem.
Duduk di kursi dan angkat kedua lengan serta kedua kaki dengan mata tertutup. Bila adagangguan propioseptif terjadi kenaikan lengan dan kaki.
Diadokokinesis, tes jari-hidung, tes tumit-tibia, dan tes salah tunjuk. Tes jari-hidung :menahan jari pemeriksa sepanjang kira-kira satu lengan dari pasien. Instruksikan pasien untuk
menyentuh jari pemeriksa dengan menggunakan jari telunjuk kemudian menyentuh
hidungnya kembali. Gerakan ini diulangi beberapa kali. Pasien mungkin saja tidak dapat
menyentuh jari anda atau terjadi tremor intense, mengindikasikan adanya disfungsi serebellar.
Tes Romberg, pasien diinstruksikan untuk berdiri dan membuka mata. Kemudian pasiendiinstruksikan untuk menutup mata (pastikan dapat menopang pasien jika dia jatuh).
Kemudian perhatikan apakah pasien terlalu banyak bergoyang atau kehilangan keseimbangan.
Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhigaris tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak.
Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka
maupun pada mata tertutup
Tes Berjalan : berjalan lurus ke depan dan ke belakang dengan mata tertutup dan terbuka.Pada kelainan labirin bilateral terjadi sempoyongan ke semua arah.
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
5/15
5
Tes menulis vertical : penderita duduk di depan meja, tangan dan tubuhnya tidak bolehmenyentuh meja, tangan yang satu di atas lutut yang lain disuruh menulis huruf A-B-C-D
disusun kea rah bawah mula-mula dengan mata terbuka kemudian tertutup. Bila ada deviasi
deretan huruf-huruf dari yang paling atas terhadap yang paling bawah lebih besar dari
100 berarti ada kelainan labirin unilateral. Bila tulisannya tidak karuan (atau bila kian lama
huruf yang ditulis kian besar), berarti ada kelainan serebelum.1
C.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang pada vertigo meliputi tes audiometric, vestibular testing, evalusi laboratories dan evalusi
radiologis,
1. Tes audiologik tidak selalu diperlukan. Tes ini diperlukan jika pasien mengeluhkan gangguan pendengaran.Namun jika diagnosis tidak jelas maka dapat dilakukan audiometric pada semua pasien meskipun tidak
mengeluhkan gangguan pendengaran.
2. Vestibular testing membantu jika tidak ditemukan sebab yang jelas.3. Pemeriksaan laboratories meliputi pemeriksaan elekrolit, gula darah, fungsi thyroid dapat
menentukan etiologi vertigo pada kurang dari 1 persen pasien
4. Pemeriksaan radiologi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan vertigo yang memiliki tanda dan gejalaneurologis, ada factor resiko untuk terjadinya CVA, tuli unilateral yang progresif..
5. CT Scan, MRI kepala mengevaluasi struktur dan integritas batang otak, cerebellum, dan dan kompleksnervus VIII
6. Neurofisiologi : Elektroensefalografi(EEG),Elektromiografi (EMG), Brainstem AuditoryEvoked Pontential (BAEP).
2
D.Diagnosis KerjaVertigo perifer akibatBenign paroxysmal positional vertigo. Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, penunjang juga dapat ditentukan berdasarkan gejala yang terdapat pada pasien.3
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
6/15
6
E.Diagnosis Bandinga. Mnire's disease,yang ditandai vertigo,gangguan pendengaran (tinnitus : sensasi /suara
berdenging),penurunan pendengaran,seringkali berhubungan dengan rasa tertekan pada
telinga,serangan vertigo dapat mulai 1-24 jam,tetapi seringkali disertai gangguankeseimbangan permanen/menetap dan telinga serasa berdenging yang bisa semakin terasa
memberat,penurunan pendengaran pada jenis ini bisa membaik,tetapi bisa juga permanen.
b. Vestibular neuritis, Radang/infeksi saraf keseimbangan biasanya terjadi serangan vertigoberulang beberapa jam atau beberapa hari setelah serangan pertamanya,seringkali disertai
perasaan cemas,seringkali dialami setelah infeksi virus sebelumnya, tidak disertai gangguan
maupun penurunan pendengaran.
Table 1. diagnosis banding
Gejala BPPV Meniere Neuritits vestibular
Episode serangan Beberapa detik Beberapa menit atau
jam
Beberapa hari sampai
minggu
Etiologi Endapan kalsium
pada canalis
semicircularis
Fluktuasi tekanan
cairan dalam telinga
Infeksi virus
Fungsi pendengaran Tidak terganggu Ketajaman
pendengaran
menurun, tuli
Tidak terganggu
Table 2. diagnosis banding Vertigo perifer dan sentral
Gejala V. Perifer V. Sentral
Bangkitan Vertigo Lebih Mendadak Lebih Lambat
Derajat Vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala + -
Gejala Otonom (mual dan muntah) ++ -
Gangguan pendengaran (tinitus, tuli) + -
Tanda Fokal Otak - +
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
7/15
7
Beberapa hal yang membedakan vertigo perifer dengan vertigo sentral:
1. Vertigo perifer beronset akut (waktunya singkat atau serangannya cepat terjadi), sedangkanvertigo sentral beronset kronis atau perlahan (gradual). Dengan kata lain, durasi gejala pada
vertigo perifer terjadi dalam hitungan menit, harian, mingguan, namun berulang (recurrent).
2. Penyebab umum vertigo perifer adalah infeksi (labyrinthitis), Mnires, neuronitis, iskemia,trauma, toksin. Penyebab umum vertigo sentral adalah vaskuler, demyelinating, neoplasma.
3. Intensitas vertigo perifer sedang hingga berat, sedangkan vertigo sentral ringan hinggasedang.
4. Mual (nausea) dan muntah (vomiting) umumnya terjadi pada vertigo perifer dan jarang terjadipada vertigo sentral.
5. Vertigo perifer umumnya berhubungan dengan posisi (positionally related), sedangkanvertigo sentral jarang berhubungan dengan posisi.
6. Kehilangan pendengaran (hearing loss) hingga ketulian (deafness) umumnya terjadi padavertigo perifer dan jarang terjadi pada vertigo sentral.
7. Tinnitus (telinga berdenging) seringkali menyertai vertigo perifer. Pada vertigo sentral,biasanya tidak disertai tinnitus.
8. Pada vertigo perifer tidak ada defisit neurologis. Defisit neurologis (neurologic deficits)umumnya terjadi pada vertigo sentral.
9. Sifat nystagmus pada vertigo perifer adalah fatigable, berputar (rotary) atau horisontal, dandihambat oleh fiksasi okuler, sedangkan sifat nystagmus pada vertigo sentral adalah
nonfatigable, banyak arah (multidirectional), tidak dihambat oleh fiksasi okuler.4
F.EtiologiBeberapa kondisi yang dapat menyebabkan vertigo perifer antara lain:
1. Benign Paroxysmal Positional Vertigo merupakan penyakit yang sering ditemukan, dimanavertigo terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 1 menit. Perubahan posisi
kepala (biasanya terjadi ketika penderita berbaring, bangun, berguling diatas tempat tidur atau
menoleh ke belakang) biasanya memicu terjadinya episode vertigo ini. Penyakit ini
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
8/15
8
tampaknya disebabkan oleh adanya endapan kalsium di dalam salah satu kanalis
semisirkularis di dalam telinga bagian dalam. Vertigo jenis ini mengerikan, tetapi tidak
berbahaya dan biasanya menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau
bulan. Tidak disertai hilangnya pendengaran maupun telinga berdenging.
2. Drug-induced vertigo (salisilat,kina,golongan aminoglikosid)
3. Labyrinthitis Labirinitis merupakan inflamasi pada telinga dalam atau labirin. Secara klinikmenyebabkan gangguan keseimbangan dan pendengaran. Bakteri dan virus dapat
menyebabkan peradangan akut labirin dan berkaitan dengan infeksi lokal atau sistemik.
Labirinitis viral ditandai dengan hilangnya fungsi vestibular dan pendengaran unilateral
secara tiba-tiba. Vertigo akut, sering diikuti mual dan muntah merupakan karakteristik
gangguan ini. vertigo dapat membaik dalam beberapa hari atau minggu.Labirinitis bakteri
sering merupakan komplikasi meningitis dan otitis media. Dapat bersifat supuratif dan serosa.
Gejala labirinitis dapat berupa; vertigo, tuli, tinitus, otorhea, otalgia, mual atau muntah,
demam, asimetri wajah, nyeri leher, infeksi saluran nafas atas, gangguan visual.
4. Mnire's disease,yang ditandai vertigo,gangguan pendengaran (tinnitus : sensasi /suaraberdenging),penurunan pendengaran,seringkali berhubungan dengan rasa tertekan padatelinga,serangan vertigo dapat mulai 1-24 jam,tetapi seringkali disertai gangguan
keseimbangan permanen/menetap dan telinga serasa berdenging yang bisa semakin terasa
memberat,penurunan pendengaran pada jenis ini bisa membaik,tetapi bisa juga permanen
5. Vestibular neuritis, Radang/infeksi saraf keseimbangan biasanya terjadi serangan vertigoberulangbeberapa jam atau beberapa hari setelah serangan pertamanya,seringkali disertai
perasaan cemas,seringkali dialami setelah infeksi virus sebelumnya,tidak disertai gangguan
maupun penurunan pendengaran.5
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
9/15
9
G.EpidemiologiKasus vertigo diperkirakan mencakup 5% setiap tahunnya, dan 1.4% insiden terjadi pada orang
dewasa. Prevalensi meningkat sesuai usia, wanita beresiko 2-3 kali lebih sering diabanding pria.6
H.PatofisisologiTubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang
terdapat di telinga bagian dalam.
Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa
disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telingan dengan
otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan
atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba.
Vertigo bukan gejala pusing saja, tetapi merupakan kumpulan gejala atau satu sindroma yang
terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, keringat dingin, mual,
muntah), dan pusing.
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat
kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau
keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh
berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan,
jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang
muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di
samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika
fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidakfisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan
informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu,
respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat
berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
10/15
10
Susunan aferen yang terpenting adalah susunan vestibuler yang secara terus menerus
menyampaikan impuls ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan adalah susunan
optik dan susunan propioseptik yang melibatkan jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis
dengan nuklei n III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis
Jaringan saraf yang terlibat dalam proses timbulnya vertigo adalah:
1. Reseptor alat keseimbangan tubuh. Berperan dalam mengubah rangsang menjadibioelektrokimia, terdiri dari reseptor mekanis di vestibulum, reseptor cahaya di retina dan
reseptor mekanis atau propioseptik di kulit, otot, dan sendi.
2. Saraf aferen berperan dalam proses transmisi. Terdiri dari saraf vestibularis, saraf optikusdan saraf spino-vestibulo-serebelaris.
3. Pusat keseimbangan. Berperan dalam modulasi, komparasi, koordinasi dan persepsi. Terletakpada inti vestibularis, serebelum, korteks serebri, hipothalamus, inti okulomtorius dan
formatio retikularis.7
Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian tersebut :
1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation)Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis
semisirkularis sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual
dan muntah.
2. Teori konflik sensorik.Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor
sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan proprioseptik, atau
ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan. Ketidakcocokan tersebut
menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa
nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum)
atau rasa melayang, berputar (yang berasal dari sensasi kortikal). Berbeda dengan teori rangsang
berlebihan, teori ini lebih menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai penyebab.
3. Teori neural mismatch.
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
11/15
11
Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik; menurut teori ini otak mempunyai
memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu; sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan
yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan
saraf otonom. Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulangulang akan terjadi
mekanisme adaptasi sehingga berangsurangsur tidak lagi timbul gejal.
4. Teori otonomik .Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebaga usaha adaptasi
gerakan/perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya
hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan
5. Teori neurohumoral.Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan terori serotonin (Lucat) yang
masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mem pengaruhi sistim saraf
otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.
6. Teori sinap.Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan neurotransmisi dan
perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat.
Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF (corticotropin releasing
factor); peningkatan kadar CRF selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang
selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf
parasimpatik. Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat,
berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang berkembang menjadi gejala
mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi aktivitas susunan saraf
parasimpatis.5
I. Gejala KlinikGejala-gejala vertigo meliputi:
PusingKepala terasa ringan
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
12/15
12
Rasa terapung, terayunMualKeringat dinginPucatMuntahSempoyongan waktu berdiri atau berjalanNistagmus
Gejala-gejala di atas dapat diperhebat dengan berubahnya posisi kepala.6
J. PenatalaksanaanTerapi vertigo terdiri dari:
1. Terapi kausal2. Terapi rehabilitative3. Terapi Simtomatik, ditujukan kepada dua gejala utama, yaitu rasa vertigo (berputar,
melayang) dan gejala otonom (mual, muntah). Pasien biasanya merasa cemas dan menderita,
maka perlu diberikan obat simtomatik. Pemberiannya secukupnya saja untuk mengurangi
gejala, tujuannya agar pasien dapat segera dimobilisasi untuk melakukan latihan rehabilitasi.
Jenis Obat Antivertigo
BenzodiazepineMekanisme kerja; menurunkan resting activity neuron pada N. vestibularis, dengan menekan
recticular facilitatory system.
Obat : diazepam (Valium)
Calsium entry blocklerMekanisme kerja: mengurangi aktivitas eksitatori SSP dan bekerja langsung sebagai depresor
labirin. Bisa untuk vertigo perifer dan sentral.
Obat: flunarisin (SIBELIUM)
Antihistamin
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
13/15
13
Mekanisme kerja: efek antikolinergik dan merangsang inhibitory-monoaminergik, dengan akibat
inhibisi N. vestibularis
Obat: sinarisin (STUGERON), dimenhidrinat (Dramamine), prometasin (Phenergan), meclizine,
cyclizine.
AntikolinergikMekanisme kerja: mengurangi eksitabilitas neuron dengan menghambat jaras eksitatorik-
kolinergik ke N. vestibularis yang bersifat kolinergik. Mengurangi firing rate dan respon N.
vestibularis terhadap rangsang.
Obat: skopolamin, atropin.
MonoaminergikMekanisme kerja: merangsang jaras inhibitori-monoaminergik pada N. vestibularis, akibatnya
mengurangi eksitabilitas neuron.
Obat: amfetamin, efedrin
Fenotiasin (Antidopaminergik)Mekanisme kerja: bekerja pada kemoreseptor trigger zone dan pusat muntah di medula
oblongata.
Obat: klorpromasin (Largactil), proklorperasin (Stemetil), haloperidol (Haldol, Serenace),
droperidol.
AntiepileptikKarbamasepin, fenitoin, pada temporal lobe epilepsi dengan gejala vertigo. Bekerja
meningkatkan ambang rangsang epilepsinya.
Terapi pada BPPV
Pada kondisi ini tidak direkomendasikan terapi bat-obatan. Vertigo dapat membaik dengan maneuver rotasi
kepala hal ini akan mmemindahkan deposit kalsium yang bebas ke belakang vestibule. Manuver ini meliputi
reposisi kanalit berupa maneuver epley, modifikasi maneuver epley. Pasien perlu tetap tegak selama 24 jam
setelah reposisi kanalit untuk mencegah deposit kalsium kembali ke kanalis semisirkularis.
Terapi Rehabilitasi Vestibular
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
14/15
14
Terapi rehabilitasi vestibular (vestibular rehabilitation therapy/VRT) merupakan terapi fisik
untuk menyebuhkan vertigo. Tujuan terapi ini adalah untuk mengurangi pusing, meningkatkan
keseimbangan, dan mencegah seseorang jatuh dengan mengembalikan fungsi sistem vestibular.3
K.PencegahanMencegah serangan balik vertigo
Biasakan untuk tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dari tubuh. Ketika bangun tidur,bangkitlah secara perlahan-lahan. Baiknya Anda jangan langsung berdiri, melainkan gunakan
beberapa menit untuk duduk dulu.
Jangan mengangkat barang dengan posisi membungkuk.Gerakkan kepala secara hati-hati.Konsumsi HD Bee-Propolis dengan teratur untuk memperkuat kekebalan tubuh terhadap
infeksi bakteri atau virus yang mampu mengganggu organ pendengaran
Pasien yang keseimbangannya dipengaruhi oleh vertigo seharusnya diberi perhatian untukmencegah luka akibat jatuh.
Seseorang dengan faktor risiko stroke seharusnya mengontrol tekanan darah dan kolesterolserta menghentikan konsumsi rokok.
4
L.PrognosisPrognosis BPPV umumnya baik, gejala akan menghilang secara spontan.2
7/29/2019 Vertigo Perifer, Pbl 22
15/15
15
PENUTUP
Kesimpulan
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya
dengan gejala lain yang timbul terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan gangguan alat
keseimbangan tubuh. Vertigo bukan gejala pusing saja, tetapi merupakan kumpulan gejala atau
satu sindroma yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, keringat
dingin, mual, muntah), dan pusing. Pada kasus ini munculnya sindrom vertigo selama 1 menit,
timbul bila pasien merubah posisi waktu tidur, bangun tidur, membungkuk waktu tidur dan
kemudian tegak kembali, ada gejala otonom berupa mual, pendengaran kedua telinga baik, tidak
berdengung dapat mengarah ke diagnosis vertigo perifer yang disebabkan oleh Vertigo
posisional benigna paroksismal.
Daftar Pustaka
1. Kowalak JP. Welsh W, ed. Buku Pegangan uji diagnostic. Edisi III. Jakarta : EGC; 2009. H61-3.
2. Benign Paroxismal Positional Vertigo, edisi 5 juni 2009. URL:HIPERLINKhttp://medicastore.com/artikel/260/Vertigo_perifer.html , 9 januari 2012.
3. Welsby, DP. Panduan praktis diagnostic dan tatalaksana penyakit saraf. Edisis I vertigo.Jakarta : Erlangga ; 2005. H 111-4
4. Mansjoer A. kapita selecta kedokteran. Vertigo positional benigna jilid 1. Jakarta : mediaAesculapius ; 2000. H 51-3
5. Harsono. Kapita selekta kedokteran. Edisis II. Gangguan ekstrapiramidal dan keseimbangan.Jakarta : FK UGM ; 2007. H 341-58
6. Ginsberg L. Lecture notes neurologi. Edisi 8. Erlangga ;2008.7. Snell R. Neuroaanatomi klinik. Edisi V. Nervus vestibulotroklearis. Jakarta : EGC; 2006. H
383-87.
http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/HIPERLINKhttp://medicastore.com/artikel/260/Vertigo_perifer.htmlhttp://medicastore.com/artikel/260/Vertigo_perifer.htmlhttp://medicastore.com/artikel/260/Vertigo_perifer.htmlhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/HIPERLINK