Post on 17-Jul-2019
i
UPAYA PENGEMBANGAN MUTU MANAJEMEN DENGAN
ANALISIS STRENGHTS, WEAKNESS, OPPORTUNITY,
THREAT (SWOT) PADA MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN
DADAPAYAM 02 DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
IMROATUN
NIM: 114 13 029
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2017
ii
iii
UPAYA PENGEMBANGAN MUTU MANAJEMEN DENGAN
ANALISIS STRENGHTS, WEAKNESS, OPPORTUNITY,
THREAT (SWOT) PADA MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN
DADAPAYAM 02 DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
IMROATUN
NIM: 114 13 029
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2017
iv
v
vi
vii
MOTTO
Setiap ada kemauan pasti ada jalan
viii
PERSEMBAHAN
Untuk ayah handa (Sumudi), ibunda tercinta (Ngatini) dan mertua ku yang tak
henti-hentinya mendoakan dan mendidik anak-anaknya dalam mencurahkan
kasih sayang.
Suami tersayang (Muhammad Zamroni) yang selalu memberikan motivasi.
Teman-teman ekstensi anggkatan tahun 2013 beserta keluarga yang selalu
memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
Almamater Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Teman-teman Kopma “FatawA” IAIN Salatiga
Sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi dan semangat, khususnya
dalam penyusunan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tetap
terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-
sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Skripsi yang berjudul “UPAYA PENGEMBANGAN MUTU DENGAN
ANALISIS ANALISIS STRENGHTS, WEAKNESS, OPPORTUNITY,
THREAT (SWOT) PADA MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN
DADAPAYAM 02 DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016/2017” ini disusun untuk melengkapi
syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Agama Islam jurusan Tarbiyah
di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana serta banyak kekurangan.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. Rahmat Hariyadi M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Ibu Siti Rukhayati, M,Ag.. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah IAIN Salatiga.
4. Drs. Wahyudhiana, M.Pd , selaku pembimbing skripsi yang telah rela
menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan
memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan selama
penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.
x
6. Yang terhormat, Kepala Sekolah MI Sudirman Dadapayam 02 Bapak Hafi
Tariful Hadi, S.Pd.I beserta staf-stafnya, yang berkenan memberikan izin pada
penulis untuk melakukan penelitian di MI Sudirman Dadapayam 02.
7. Yang terhormat dan tercinta, Ayahanda Sumudi, Ibunda tercinta Ngatini, suami
tercinta Muhammad Zamroni yang telah mencurahkan kasih sayang,
memberikan motivasi dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam
menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.
8. Yang tercinta teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan motivasi
dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan
proses skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, mudah-mudahan
mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin. Serta proses yang
selama ini penulis alami semoga bermanfaat di kemudian hari sebagai bekal
mengarungi kehidupan di alam nyata. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
perlu penyempurnaan baik dari isi maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis
mengharap kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan
skripsi ini.
Salatiga, Maret 2017
Penulis
xi
ABSTRAK
Imroatun. 2017. Upaya Pengembangan Mutu Manajemen Dengan Analisis Strenghts,
Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) Pada Madrasah Ibtidaiyah
Sudirman Dadapayam 02 Tahun 2016/2017. Skripsi Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Bapak Pembimbing: Drs Wahyudhiana, M.Pd.
Kata Kunci : Mutu, SWOT
Masalah pendidikan bukan merupakan hal yang baru dalam dunia pendidikan
di Indonesia. Persoalan pendidikan sangat beragam tentunya tidak lepas dari
lingkaran manajemen lembaga pendidikan itu sendiri. Untuk itu perlu diketahui
bagaimana cara mengembangkan mutu MI Sudirman Dadapayam 02 dengan analisis
Analisis Strenghts, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). Karena dengan SWOT
akan dapat diketahui hambatan atau kendala yang dialami dalam pengembangan mutu
MI Sudirman Dadapayam 02 untuk diminimalisir. Selain itu dapat diketahui hasil
tujuh bidang garapan manajemen pendidikan dengan analisis SWOT.
Penelitian ini merupakan hasil dari penelitian kualitatif dimana penelitan ini
berusaha mengungkapkan gejala menyeluruh dan sesuai konteks (holistik-
kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami, peneliti sebagai instrumen
kunci jawaban dalam penelitian.
Hasil penelitian Cara MI Sudirman Dadapayam 02 mengembangkan mutu
adalah pada faktor internal dan eksternal madrasah. Adapun faktor internal:
Mewajibkan semua guru untuk menempuh pendidikan minimal S1, mewajibkan
semua guru untuk dapat menguasai IT, memberikan guru pendamping, mengikut
sertakan guru dalam workshop, lengkapnya alat teknologi pendukung pembelajaran,
komputer, laptop, printer, LCD proyektor, mesin foto copy dan lain sebagainya.
Sedang faktor eksternalnya adalah: Adanya pertemuan wali siswa setiap bulan, semua
guru aktif dalam organisasi kemasyarakatan, adanya komunikasi yang baik dengan
masyarakat, dan lain sebagainya, hambatan atau kendala dalam pengembangan mutu
MI Sudirman Dadapayam 02 terletak pada yakni lahan yang sempit, kondisi
bangunan yang kurang baik, tanah wakaf yang belum dilegalkan secara hukum dan
faktor politik persaingan dalam penerimaan siswa baru yang tidak sehat. Hasil tujuh
bidang garapan manajemen pendidikan dengan analisis SWOT manajemen tata
laksana madrasah dengan wujud terciptanya struktur organisasi madrasah yang
gunanya untuk memperlancar administrasi madrasah. Manajemen personel guru dan
pegawai sekolah dengan hasil peningkan potensi guru dan tenaga kependidikan
dibidang kepemimpian. Manajemen peserta didik adanya pengadministrasian secara
online terhadap data peserta didik. Manajemen pembinaan hasilnya berupa gratisnya
pendidikan di madrasah dan terpenuhi kebutuhan madrasah melalui dana BOS,
kurikulum berupa Pembinaan kurikulum melalui organisasi Kelompok Kerja
Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat
meningkatkan mutu guru, manajemen sarpras hasilnya berupa pembangunan gedung ,
manajemen sekolah dan masyarakat menghasilkan peningkatan siswa MI Sudirman
Dadapayam 02 dari tahun 2013 sampai tahun 2016/2017
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ............................................................................................ . i
LEMBAR BERLOGO...................................................................................... . ii
JUDUL ............................................................................................................ . iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... . iv
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... . v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ . vi
MOTTO ........................................................................................................... . vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ . viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... . ix
ABSTRAK ...................................................................................................... . xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... . xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ . xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ . xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... . xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………….. ...................................... 1
B. Fokus Penelitian ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian .................................................................. 5
E. Penegasan Istilah ......................................................................... 7
F. Metodologi Penelitian ................................................................. .. 12
xiii
G. Sistematika Penulisan ................................................................ 17
BAB II Paparan Data dan Temuan Penelitian
A. Pengembangan Mutu Madrasah ……..……. .................................... 19
B. Analisis Strenghts, Weakneses, Opportunity, Threat (SWOT)...... ... 32
C. Penelitian yang Relevan………..…………… ……………………… 43
BAB III Hasil Penelitian
A. Cara MI Sudirman Dadapayam 02 Mengembangkan Mutu dengan
Analisis SWOT Tahun 2016/2017...………......… ………………...... 46
B. Hambatan atau Kendala dalam Pengembangan Mutu MI Sudirman
Dadapayam 02 Tahun 2016/2017............................................ ..............49
C. Hasil Tujuh Bidang Garapan Manajemen Pendidikan dengan Analisis
SWOT MI Sudirman Dadapayam 02 Tahun 2016/2017…….… ……..50
BAB IV Pembahasan
A. Deskripsi Umum Desa Dadapayam …….……….................... .............58
B. Gambaran Umum MI Sudirman Dadapayam 02 Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017...................... ........... 64
C. Cara MI Sudirman Dadapayam 02 Mengembangkan Mutu
dengan Analisis SWOT Tahun 2016/2017………………...... …........ 66
D. Hambatan atau Kendala dalam Pengembangan Mutu
MI Sudirman Dadapayam 02 Tahun 2016/2017…...................... ....... 72
E. Hasil Tujuh Bidang Garapan Manajemen Pendidikan Dengan
F. Analisis SWOT MI Sudirman Dadapayam 02 Tahun 2016/2017..… .. 72
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... .............. 76
B. Saran .................................................................................... ................ 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ .............. 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... .............. 82
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Tentang Data Identitas MI Sudirman Dadapayam 02………………64
2. Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik dan
Tenaga Kependidikan MI Sudirman Dadapayam 02………………………….65
xvi
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Analisis SWOT ………………………………………...………35
2. Gambar 2.2 Cara Membuat Analisis SWOT ………………………………..36
3. Gambar 4.1 Peta Desa Dadapayam …………………………………………59
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar konsultasi skripsi ………………………………….82
Lampiran 2 Panduan wawancara ………………………………………..83
Lampiran 3. Identitas nara sumber …………………………………...…84
Lampiran 4 Surat ijin penelitian ………………………………..……….85
Lampiran 5 Riwayat hidup penulis …………………………….………..86
Lampiran 6 Foto MI Sudirman Dadapayam 02 ……………….…….…..87
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan
menjadi penolong dalam penuntutan dalam menjalani kehidupan,
sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia yang
bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan (Mansur, 2005:1).
Begitu pentingnya pendidikan bagi kita, bahkan didalam
kandungan kita sudah mengenyam pendidikan, yang diajarkan oleh ibu.
Tak dapat dibayangkan misalnya tanpa pendidikan, manusia sekarang
tidak akan berbeda dengan manusia pada zaman dulu, bahkan mungkin
akan lebih terpuruk atau lebih rendah kualitas peradabannya.
Dan perlu menjadi kekhawatiran bersama bila hal senada ternyata
mulai menggejala pada masyarakat kita. Sangat memilukan bahwa
masyarakat Indonesia yang religious ini terpuruk dalam himpitan krisis
dan terbelakang dalam berbagai aspek kehidupan (Mas’ud, 2004:122)
Dalam mensikapi masalah diatas, sebagai pelaksana program
pendidikan, lembaga pendidikan adalah pemeran utama untuk
melaksanakan program pendidikan. Dalam pelaksanaan program-program
serta tujuan yang telah disepakati oleh lembaga pendidikan tersebut,
tentunya tidak bisa terlepas dengan problematika maupun persoalan-
persoalan lain yang harus diselesaikan oleh sebuah lembaga pendidikan.
2
Tentunya setiap pimpinan lembaga atau perusahaan tidak
menginginkan perusahaannya jatuh bangkrut dalam perjalanannya,
begitupun dengan lembaga pendidikan, tidak ada lembaga pendidikan
yang menginginkan jatuh terprosok dan ditutup hanya karena persoalan
salah manajemen atau pengelolaan.
Masalah manajemen pendidikan bukan merupakan hal yang baru
dalam dunia pendidikan di Indonesia. Persoalan pendidikan sangat
beraneka ragam. Mulai dari manajemen tata laksana sekolah, manajemen
guru dan pegawai sekolah, manajemen peserta didik, manajemen
pembinaan kurikulum, manajemen perencanaan bangunan sekolah,
manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, dan manajemen
pembiayaan. Tentunya hal tersebut tidak lepas dari lingkaran dalam
lembaga pendidikan itu sendiri.
Perhatian tersebut tidak lepas dari akar sejarah lembaga
pendidikan yang memunculkan madrasah dan sekolah. Selaras dengan
tuntutan dan perubahan zaman, lembaga pendidikan pun dituntut untuk
berkembang menjadi lembaga pendidikan yang dapat mencetak generasi
bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia.
Persoalan-persoalan yang timbul baik berupaa faktor intern
maupun ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berkaitan pada
lingkungan pendidikan itu sendiri. Misalnya terkait dengan kurikulum,
tenaga pendidik, perserta didik dan lain-lain, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor-faktor yang menggangu di luar lingkungan pendidikan itu
3
sendiri. Misalnya sosial (masyarakat), pemerintahan maupun pihak-pihak
yang terkait.
Sebuah lembaga pendidikan tentunya harus mengetahui
problematika yang dialami oleh lembaganya, semua elemen yang ada pada
lembaga pendidikan hendaknya dapat mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang maupun ancaman. Sehingga, semua elemen dapat berpartisipasi
aktif dalam perkembangan lembaga pendidikan.
Dengan adanya hal tersebut, dapat melahirkan solusi cemerlang
dan bisa mengantarkan lembaga pendidikan dan anak didik pada
kedudukan yang sangat berpengaruh dalam pergulatan keilmuan,
masyarakat, bangsa, maupun dunia.
Sehubungan dengan hal tersebut perkembangan yang terjadi
dewasa ini cenderung menimbulkan permasalahan dan tantangan baru
yang berdampak luas terhadap tugas-tugas pengelolaan pendidikan.
Antara lain, perbaikan mutu secara terus menerus berorientasi pada
masukan, proses, dll.
Inti sumber perbaikan bukan semata-mata terlihat hanya pada
fisiknya saja. melainkan terlihat pada peningkatan profesionalitas manusia
sebagai pengelola atau pelaksana yang ada pada lembaga pendidikan itu
sendiri.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan, kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman dalam manajemen strategik maka analisis SWOT
merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk digunakan dalam
4
menganalisis manajemen pendidikan. Khususnya pada bidang lembaga
pendidikan.
SWOT adalah sebuah singkatan dari Strengths (S) yang berari
kekuatan, Weakness (W) yang berarti kelemahan, Opportunities (O) yang
berarti peluang, dan Threats (T) yang berarti ancaman. Dimana analisis
SWOT memiliki tujuan untuk memisahkan masalah pokok dan
memudahkan pendekatan strategis dalam suatu bisnis atau organisas
(Erwin Suryatama, 2014:25).
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan atau strengths, kelemahan atau
weaknesses, peluang atau opportunities, dan ancaman atau threats dalam
suatu proyek atau spekulasi bisnis.
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dalam pencapaian tujuan.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk
melakaukan penelitian dengan judul “UPAYA PENGEMBANGAN
MUTU MANAJEMEN DENGAN ANALISIS STRENGHTS,
WEAKNESS, OPPORTUNITY, THREAT (SWOT) PADA MADRASAH
IBTIDAIYAH SUDIRMAN DADAPAYAM 02 TAHUN 2016/2017”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan
yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
5
1. Bagaimana cara MI Sudirman Dadapayam 02 mengembangkan mutu
dengan analisis SWOT tahun 2016/2017?
2. Adakah hambatan atau kendala dalam pengembangan mutu MI
Sudirman Dadapayam 02 tahun 2016/2017?
3. Sejauh mana hasil peningkatan tujuh bidang garapan manajemen
pendidikan dengan analisis SWOT MI Sudirman Dadapayam 02 tahun
2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara MI Sudirman Dadapayam 02 mengembangkan
mutu dengan analisis SWOT tahun 2016/2017
2. Untuk mengetahui hambatan atau kendala dalam pengembangan mutu
MI Sudirman Dadapayam 02 tahun 2016/2017
3. Untuk mengetahui sejauh mana hasil tujuh bidang garapan manajemen
pendidikan dengan analisis SWOT MI Sudirman Dadapayam 02 tahun
2016/2017
D. Kegunaan Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan memberi manfaat
yang berarti. Manfaat dappat dilihat dari sifat dan sasarannya. Dari segi
sifat, manfaat penelitian dapat berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Dari sisi sasaran, manfaat dapat ditujukan kepada Madrasah, Kepala
sekolah, guru, murid dan semua lapisan oknum yang terlibat dalam dunia
pendidikan.
6
1. Manfaat Teoretik
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk
mengembangkan mutu madrasah. Referensi ilmiah dan motivasi untuk
meneliti bidang
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Madrasah
1) Meningkatkan mutu pendidikan
2) Memberikan sumbangan yang positif dalam meningkatkan mutu
madrasah
3) Ketika mutu madrasah sudah diperoleh diharapkan dapat
meningkatkan jumlah siswa di madrasah.
b. Bagi Kepala Sekolah
1) Memberi wawasan yang luas dalam pengembangan mutu
pendidikan
2) Menjadikan optimis dan professional
3) Dapat melaksanakan program harian, bulanan, tahunan secara
maksimal
c. Bagi Siswa
1) Dengan meningkatnya mutu madrasah maka meningkat pula
perhatian guru terhadap siswa
2) Dengan meningkatnya perhatian guru terhadap siswa
menjadikan siswa menjadi siswa berprestasi
7
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari perbedaan antara penafsiran dengan maksud
utama peneliti dalam penggunaan kata pada judul dalam penelitian ini
maka penulis menguraikan arti kata-kata yang terangkum didalamnya.
1. Pengembangan
Menurut KBBI pengembangan adalah proses, cara perbuatan
mengembangkan yang dilakukan oleh seseorang maupun instansi
(Alwi, 2011:289)
Proses disini mengupas perjalanan madarasah dalam
peningkatan mutu pada Madrasah tersebut. Dimana proses disini
membutuhkan waktu yang berkesinambungan, waktu yang terus
menerus dan tidak terjadi secara singkat.
Dalam proses pengembangan hal inilah yang yang paling
penting, karena dalam proses ini semua elemen lapisan bidang
pendidikan bekerja sesuai perannya masing-masing. Dalam proses ini
banyak ilmu pengetahuan yang akan diperoleh untuk digunakan
sebagai gambaran dalam melangkah dan pengambilan keputusan.
2. Mutu
Menurut W Edward Deming dalam bukunya Arcaro, mutu
adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan
yang telah dihasilkan oleh lembaga pendidikan secara
berkesinambungan, sehingga lembaga tersebut menjadi lebih baik.
(Arcaro, 2007:75).
8
Sedang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mutu adalah
nilai, keadaan, ukuran keaslian emas ( Alwi, 2011:493)
Menurut Edmond dalam Suryosubroto Manajemen
peningkatan mutu berbasis madrasah merupakan alternatif baru dalam
pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian
dan kreatifitas sekolah, (Suryosubroto, 2004:208).
Menurut Edward Sallis Mutu merupakan suatu hal yang
membedakan antara yang baik dan yang sebalikkya. Mutu dalam
pendidikan merupakan yang membedakan antara kesuksesan dan
kegagalan. Sehingga, mutu jelas sekali merupakan masalah pokok
yang akan menjamin perkembangan sekolah dalam meraih status
ditengah-tengah persaingan dunia pendidikan yang kian keras.
(Edward Sallis, 2012:30)
3. Madrasah Ibtidaiyah
Dalam menurut KBBI, madrasah memiliki arti sebagai sekolah
atau perguruan, tempat mencari ilmu, tempat belajar para pelajar,
tempat memberikan pelajaran, atau tempat mentransfer ilmu. Dimana
dalam proses belajar mengajar bersifat formal dengan aturan yang
berlaku disuatu Negara. dan biasanya dalam pembelajaran yang
disampaikan banyak mengandung ajaran agama Islam. (Alwi,
2011:421)
9
Sedangkan arti dari Ibtidaiyah menurut KBBI adalah tingkat
Dasar tentang suatu sekolah atau pendidikan yang ada pada tingkat
dasar, seiring juga disebut Sekolah Dasar. Akan tetapi, pendidikan
yang diberikan sebagian besar pembelajarannya sesuai dengan kaidah
ajaran agama Islam (Alwi, 2011:238)
Jadi Madrasah Ibtidaiyah dapat diartikan sebagai Sekolah
Dasar dimana dalam praktik pembelajarannya ilmu dibidang agama
Islam lebih ditonjolkan. Seperti contohnya dalam madrasah ibtidaiyah
ada pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Sejarah kebudayaan
Islam dan bahasa Arab dimana tidak diperoleh dalam pendidikan di
Sekolah Dasar.
Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya
selama sembilan tahun, yang diselenggarakan selama enam tahun di
tingkat Sekolah Dasar (SD) dan tiga tahun di tingkat Sekolah Lanjutan
tingkat pertma (Departemen Agama RI, 2004:123)
4. Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali
tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi lembaga
pendidikan yang ada di sekolah, yang diperlukan untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan dalam sekolah atau lembaga pendidikan.
10
Analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam
setiap fungsi, baik faktor yang tergolong internal maupun eksternal.
Faktor internal berfungsi sebagai faktor dominan terpenting dalam
mengambil sebuah kebijakan disuatu lembaga pendidikan.
Tingkat kesiapan harus memadai, artinya, minimal dapat
memenuhi ukuran kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran
yang dibidik, yang dinyatakan sebagai kekuatan dan peluang bagi
lembaga pendidikan tergolong dalam faktor internal. Sedang faktor
yang tergolong faktor eksternal adalah ancaman dari luar lembaga
pendidikan itu sendiri.
Sedang tingkat kesiapan yang kurang memadai, artinya tidak
memenuhi ukuran kesiapan, dinyatakan bermakana;kelemahan, bagi
faktor yang tergolong internal; dan ancaman, bagi faktor yang
tergolong eksternal. Baik kelemahan maupun ancaman, sebagai faktor
yang memiliki tingkat kesiapan kurang memadai yang disebut
dengan persoalan.
Dengan analisis SWOT memungkinkan Madrasah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi baik positif
maupun negatif dari dalam dan dari luar Madrasah atau organisasi.
Selain bisa diterapkan dalam bisnis atau organisasi, analisis SWOT
juga bisa juga mampu diterapkan diberbagai bidang seperti kesehatan
masyarakat, pembangunan, dan pendidikan dengan menggunakan
prinsip dalam SWOT.
11
Peran kunci dari SWOT adalah untuk membantu
mengembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang dapat
mempengaruhi perencanaan strategis dan pengambilan keputusan,
tujuan yang dapat diterakan pada hampir semua aspek industri (Erwin
Suryatama, 2014:31).
Dari hasil analisis SWOT, maka langkah berikutnya adalah
memiliki langkah-langkah pemecahan persoalan yang dialami oleh
lembaga pendidikan (peniadaan persoalan), yakni tindakan yang
diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi
yang siap. Selama masih ada persoalan, yang sama artinya dengan ada
ketidaksiapan fungsi, maka sasaran yang telah ditetapkan tidak akan
tercapai.
Oleh karena itu, agar sasaran tercapai, perlu dilakukan
tindakan–tindakan yang mengubah ketidaksiapan menjadi kesiapan
fungsi. Tindakan yang dimaksud lazimnya disebut langkah-langkah
pemecahan persoalan, yang hakekatnya merupakan tindakan mengatasi
kelemahan dan atau ancaman, agar menjadi kekuatan dan atau peluang,
yakni dengan memanfaatkan adanya satu atau lebih faktor yang
bermakna kekuatan dan atau peluang.
Dengan pengertian tersebut diatas maka analisis SWOT adalah
cara yang digunakan untuk meningkatkan mutu madrasah dengan
kemasan bisnis yang menarik konsumen sehingga dapat memberikan
dampak yang positif bagi lapisan civitas lembaga pendidikan atau
madrasah.
12
F. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian Dan Sumber Data
Adapun lokasi penelitian berada di wilayah Madrasah
Ibtidaiyah Sudirman Dadapayam 02 yang beralamat di Krajan, RT. 03
RW. 01 Desa Dadapayam, Kec. Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi
Jawa Tengah.
Sumber utama dalam penelitian ini adalah berupa wawancara
yang berasal dari semua elemen yang ada di MI Sudirman Dadapayam
02, dan tindakan selebihnya adalah tambahan, seperti dokumen dan
lainnya.
Sumber data kedua yaitu wawancara degan lapisan masyarakat
yang berada dilingkungan MI Sudirman Dadapayam 02. Wawancara
yang dilakukan degan harapan ketika semua lapisan turut dilibatkan
dalam pengolahan data maka data yang diperoleh dan disajikan akan
semakin komplit dan kuat kebenarannya.
2. Pendekatan dan Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan
Kualitatif dimana penelitan ini berusaha mengungkapkan gejala
menyeluruh dan sesuai konteks (holistik-kontekstual) melalui
pengumpulan data dari latar alami, peneliti sebagai instrumen kunci
jawaban dalam penelitians (Moleong, 2004:15).
13
Metode ini digunakan untuk menghindari pembahasan
yang terjebak pada aspek historis-faktual saja namun mampu
menghasilkan sebuah konsep pemikiran yang integral dengan konteks
yang terjadi waktu itu.
Jenis penelitian ini tergolong penelitian lapangan, karena
semua yang digali adalah bersumber dari wawancara dan penelitian
terjun langsung dilapangan. Tentunya dalam kegiatan wawancara
tersebut penulis berhadapan langsung dengan fihak-fihak yang
bersangkutan untuk memperoleh data yang falid.
Dimana data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah berupa tulisan dengan gambar sebagai pendukungnya, yang
temanya sama dengan judul yang penulis angkat. Sehingga adanya
korelasi yang berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya.
Adapun sumber data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1) Sumber data primer
Adapun sumber primer penelitian skripsi ini adalah
kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, sebagai elemen yang
berkaitan dengan mutu madrasah dan analisis SWOT di MI
Sudirman Dadapayam 02
14
2) Sumber data sekunder
Yaitu sumber data yang mengandung dan
melengkapi sumber data primer. Sumber data sekunder adalah
berasal dari siswa, wali siswa dan masyarakat..
b. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan proses yang
penditing dalam mendukung suatu penelitian. Teknik pengumpulan
data adalah langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan
data yang memenuni standar data yang diterapkan (Sugiyono,
2012:224)
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam sebuah penelitian, karena tujuan dari penelitian itu
sendiri adalah menemukan dan mendapatkan data. Jenis data yang
akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer berupa sumber data yang langsung
memberikan data kepada peneliti, berupa keterangan-keterangan yang
langsung dicatat oleh peneliti bersumber dari tenaga pendidik sekolah,
kepala sekolah dan masyarakat setempat yang mungkin mengetahui
secara rinci tentang masalah peneliti. Sedang data sekunder adalah
sumber data yang tidak langsung diberikan kepada peneliti yang
berupa dokumen sebagai pelengkap data.
15
Adapun teknik penelitian yang digunakan dalam proses
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi dan data
faktual langsung dari sumbernya. Wawancara dilakukan melalui
proses tanya jawab lisan secara langsung kepada berbagai pihak,
baik dengan guru pembimbing, kepala sekolah, maupun terhadap
siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran di MI Sudirman
Dadapayam 02.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa
instrument sebagai pedoman untuk wawancara, maka penelititi
juga menggunakan alat bantu seperti kamera dalam membantu
pelaksanaan kegiatan wawancara.
Adapnun tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa
yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana
pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat
diketahui melalui observasi. Setiap kali wawancara, kita harus
menjelaskan apa tujuan kita melakukan kegiatan wawancara
(Nasution, 2004:73)
2. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang
mempunyai spesifik berkkenaan dengan perilaku manusia, proses
16
kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu
besar (Sugiyono, 2012:145)
Proses observasi ini, peneliti dapat mengamati situasi-
situasi yang ada dilapangan dengan mencatat apa-apa yang
dianggap penting guna menunjang terhadap tujuan penelitian.
Observasi memberikan kemudahan dalam memperoleh data di
lapangan.
c. Pengelolaan dan Analisis Data
Data yang diperlukan melalui penelitian, diolah sesuai
suasana kebutuhan penelitian dari informasi yang telah dikumpulkan.
Setelah itu, dilakukan analisis data untuk mencari kebenaran dalam
menjawab fokus masalah.
Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam
rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian (Sugiyono,
2012:167). Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah teknik deskriptif dengan membuat gambaran yang
dilakukan dengan cara:
1) reduksi data atau penyederhanaan (data reduction),
2) paparan/sajian data (data display), dan
3) penarikan kesimpulan.
Reduksi adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengobservasian, dan transformasi data mentah/data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian
data adalah proses penyusunan informasi yang kompleks dalam
17
bentuk sistematis, sehingga menjadi bentuk yang sederhana serta
dapat dipahami maknanya. Sedangkan penarikan kesimpulan adalah
langkah terakhir yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data
secara terus menerus baik pada saat pengumpulan data atau setelah
pengumpulan data.
Dalam penelitian kualitatif penarikan kesimpulan tersebut
dengan cara induktif, yang mana peneliti berangkat dari kasus-kasus
yang bersifat khusus berdasarkan pengalaman nyata kemudian
dirumuskan menjadi model, konsep, teori, prinsip, atau definisi yang
bersifat umum. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan secara
induktif adalah proses penelitian yang diawali dengan mengumpulkan
data dan kemudian mengembangkan suatu teori dari data-data
tersebut.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi merupakan suatu cara menyusun
dan mengolah hasil penelitian dari data serta bahan-bahan yang
disusun menurut sesuatu tertentu, sehingga menghasilkan kerangka
skripsi yang sistematis dan mudah dipahami.
Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas
dalam membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika penulisan
skripsi ini secara garis besar sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, memuat latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi kajian pustakka pengertian mutu
madrasah, ruang lingkup madrasah, karakteristik madrasah,
problematika yang dihadapi oleh madrasah, pengertian SWOT ,
langkah penerapan metode SWOT, dan pengaruh penggunaan metode
analisis SWOT dalam meningkatkan mutu Madrasah.
BAB III HASIL PENELITIAN, berisi tentang: Cara MI sudirman
Dadapayam 02 mengembangkan mutu dengan analisis SWOT tahun
2016/2017. Hambatan atau kendala dalam pengembangan mutu MI
sudirman Dadapayam 02 tahun 2016/2017. Hasil peningkatan tujuh
garapan manajemen pendidikan MI sudirman Dadapayam 02 tahun
2016/2017
BAB IV PEMBAHASAN, berisi pembahasan tentang: Cara MI
sudirman Dadapayam 02 mengembangkan mutu dengan analisis
SWOT tahun 2016/2017. Hambatan atau kendala dalam
pengembangan mutu MI sudirman Dadapayam 02 tahun 2016/2017.
Hasil peningkatan tujuh garapan manajemen pendidikan MI sudirman
Dadapayam 02 tahun 2016/2017.
BAB V PENUTUP, memuat kesimpulan dan saran
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengembangan Mutu Madrasah
1. Pengembangan
Menurut KBBI, pengembangan berasal dari kata kembang yang
mendapatkan imbuhan pe dan an sehingga menjadi kata pengembangan,
kembang sendiri dapat diartikan sebagai mekar, besar, menjadi bertambah
sempurna. Perkembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan
lembaga pendidikan menjadi lebih besar,lebih baik, lebih sempurna dalam
pengelolaannya.
Mengembangkan dalam organisasi mempunyai arti tahap atau babak
dari segala aktifitas maupun kejadian yang ada, dimana jenjang tersebut
lebih tinggi dibanding jenjang sebelumnya. Seperti contohnya lembaga
pendidikan di hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, dan hari besok lebih
baik lagi dari hari ini. Diibaratkan jika kemarin lembaga pendidikan hanya
bisa merangkak, hari ini harus ada sebuah peningkatan menjadi bisa berjalan
dan hari esok dapat berlari. (alwi, 2001:346).
Setiap orang mencoba berusaha menjadi lebih baik untuk dirinya
sendiri, keluarga, masyarakat, Negara dan Agamanya. Banyak hal positif
yang dapat dilakukan, seperti halnya, disiplin, ulet, kreatif, disiplin, berfikir
positif dan masih banyak lagi sifat kegiatan peningkatan untuk menjadikan
dirinya lebih baik.
20
Dengan adanya hal tersebut dapat dikaitkan dengan firman Allah
dalam kitab Al-Qur’an Surat Al-Ala’ ayat 1 sampai 5 sebagai berikut:
(٣) (٢) (١)
(٥) (٤)
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuha nmulah yang
Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(Departemen
Agama RI, 2007:904)
Dari arti surat Al-ala’ diatas ada bahasan yang sangan menarik,
yakni kata “bacalah”. Bacalah disini mengandung arti tidak hanya sekedar
membaca sekedar membaca buku, koran, jurnal sebagai pengetahuan. Akan
tetapi membaca disini mempunyai arti membaca secara keseluruhan. yaitu,
membaca kondisi lingkungan sekitar, teknologi, ilmu pengetahuan,
kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, yang ada pada suatu tempat atau
wilayah agar dapat mengetahui kondisi yang ada. Sehingga dari apa yang
telah dibaca tersebut akan menambah pengalaman, pengetahuan dan
memperkirakan sebagai bekal dalam melangkah dan siap menghadapi jalan
yang akan ditempuh.
Dengan kegiatan membaca tersebut diharapkan, setidaknya
kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir, dan kesuksesan atau cita-cita
dapat terwujud. Karena setiap orang akan berusaha untuk meraih segala
sesuatu yang menjadi keinginannya.
21
Demikian juga yang terjadi dalam dunia organisasi maupun instansi
yang ada di sekitar kita. Dalam perjalannannya mereka juga ingin
melakukan sebuah pengembangan kearah yang lebih baik, bahkan mungkin
mereka melakukan beberapa upaya, dalam proses memberikan yang terbaik
untuk instansi, consumer, masyarakat, lingkungan sekitar, dan lain
sebagainya. Tentunya pengembangan yang mereka berikan, diperoleh
dengan sarana membaca.
Pengembangan tentunya dilakukan tidak secara instan akan tetapi
dilakukan secara constant. Jika secara instan seperti contohnya mie rebus,
Membuat mie rebus, hanya sekedar direbus dengan air kemudian ditaburi
bumbu dan siap dihidangkan. Kenapa dilakukan tidak secara instan?
Dikarenakan sesuatu yang terjadi secara instan dengan proses yang mudah
tanpa pengorbanan, pastilah hilangnya juga akan instan, mudah atau cepat.
Akan tetapi sesuatu yang berjalan dengan sebuah proses yang
berkesinambungan dan rutin akan menjadikan kesuksesan yang awet dan
kokoh.
Pastilah tidak ada satupun instansi yang ingin gulung tikar atau mati
dadakan, untuk itulah haruslah ada usaha, kegiatan yang menarik, kreatif
untuk meningkatkan kwalitas instansi mereka tentunya. Usaha disini tidak
hanya dilakukan oleh satu fihak saja. Akan tetapi berbagai elemen yang ada
didalamnya pun juga ikut berperan aktif, agar terciptanya kesuksesan yang
diharapkan semua fihak. Karena sungguh mustahil adanya, jika ada seorang
manusia dapat melakukan semuanya dengan sendiri di dunia ini tanpa ada
bantuan dari orang lain.
22
Oleh karena itu semua lapisan dalam pendidikan haruslah terlibat,
dana adanya tatanan manajemen yang baik. Karena Manajemen
pendidikan juga memiliki sebuah ruang lingkup (bidang garapan)
didalam pengelolaannya. Diantara manajemen pendidikan adalah:
a. Manajemen tata laksana sekolah
Manajemen tata laksana sekolah ini meliputi :
1) Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
2) Otorosasi dan anggaran belanja keuangan sekolah
3) Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah
4) Masalah perlengkapan dan perbekalan
5) Keuangan dan pembukuannya (Tsauri, 2007:14).
b. Manajemen personel guru dan pegawai sekolah
Adapun manajemen personel guru dan pegawai sekolah ini meliputi :
1) Pengangkatan dan penempatan tenaga guru
2) Organisasi personel guru-guru
3) Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru
4) Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru
5) Inservice training dan up-grading guru-guru (Tsauri, 2007:15).
23
c. Manajemen peserta didik
Yang mencakup manajemen personel guru dan pegawai sekolah
1) Organisasi dan perkumpulan peserta didik
2) Masalah kesehatan dan kesejahteraan peserta didik
3) Penilaian dan pengukuran kemajuan peserta didik
4) Bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik (guidance and
counseling) (Tsauri, 2007:16).
d. Manajemen pembinaan kurikulum
Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum ini meliputi :
1) Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam
kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-
dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran
2) Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-
materi, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya,
disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta
kebutuhan mesyarakat dan lingkungan sekolah
3) Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus didikuti dan
diturut begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan
sedikitpun. Kurikulum meripakan pedoman bagi para guru dalam
menjalankan tugasnya (Tsauri, 2007:18).
24
e. Manajemen perencanaan bangunan sekolah
Hal ini meliputi :
1) Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan
2) Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian
gedung sekolah
3) Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang,
asrama, lapangan olah raga,dan sebagainya.
4) Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lainyang
efektif dan produktif, serta pemeliharaannya secara kontinyu.
5) Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang
dibutuhkan (Tsauri, 2007:20)
f. Manajemen sekolah dan masyarakat
Hal ini mencakup hubungan sekolah dengan sekolah-sekolah lain,
hubungan sekolah dengan instansi-instansi dan jawsatan-jawatan lain dan
hubungan sekolah dengan masyarfakat pada umumnya. Hendaknya
semua hubungan itu merupakan hubungan kerjasama yang bersifat
pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat mendatangkan
keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak.
(Tsauri, 2007:22)
25
g. Manajemen Pembiayaan
Biaya (cost) memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis
pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik
dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan
dengan uang). Pembiayaan pendidikan merupakan proses
merencanakan, memperoleh, mengalokasikan dan mengelola biaya
yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan.
Manajemen keuangan dapat dipahami sebagai tindakan
pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan
demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan,
pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggungjawaban
keuangan sekolah.
Sumber pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi dua sumber, yaitu:
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, maupun kedua-duanya
yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi
kepentingan pendidikan. Besarnya biaya pendidikan yang
bersumber dari pemerintah ditentukan berdasarkan kebijakan
keuangan pemerintah di tingkat pusat dan daerah setelah
mempertimbangkan skala prioritas.
26
2. Orang tua/wali siswa dan masyarakat
Besarnya dana yang diterima dari orang tua siswa berupa
Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), dana yang langsung
diterima sekolah didasarkan atas kemampuan orang tua/wali siswa
atau ditentukan oleh pemerintah atau yayasan (bagi swasta). SPP
disetor ke kas Negara, pengalokasiannya kembali oleh pemerintah ke
sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan melalui Dana Penunjang
Pendidikan (DPP). Dana tersebut merupakan dana penunjang
anggaran rutin yang pada dasarnya diperuntukkan bagi pembiayaan
kegiatan penyelenggaraan dan pembinaan pendidikan pada tingkat
menengah dan pendidikan tinggi. Sedangkan biaya penerimaan dari
masyarakat baik dari perorangan maupun lembaga, yayasan, berupa
uang tunai, barang, hadiah, atau pinjaman bergantung pada
kemampuan masyarakat setempat dalam memajukan pendidikan
(Supardi, 2004:162)
2. Mutu
Manajemen sekolah seyogyanya memahami perkembangan sistem
industry modern, sehingga mampu mendesain, menerapkan, mengendalikan,
dan meningkatkan kinerja sistem pendidikan yang memenuhi kebutuhan
manajemen sistem pendidikan yang memenuhi kebutuhan manajemen
sistem industri modern. Hal ini dimaksudkan agar setiap lulusan dari
sekolah mampu dan cepat beradaptasi dengan kebutuhan sistem industri
27
modern. Untuk itu setiap lembaga pendidikan haruslah menjadi lembaga
pendidikan yang bermutu.
Menurut KBBI, mutu adalah nilai, keadaan, ukuran baik dan buruk
suatu benda, derajat kepandaian, kecerdasan, yang dimiliki oleh seseorang.
Sehingga mutu dapat dijabarkan sebagai derajad keunggulan dalam
pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk melahirkan
keunggulan akademis dan ekstrakulikuler pada peserta didik, yang nilai
akhirnya dinyatakan lulus untuk suatu jenjang pendidikan atau
menyelesaikan program pembelajaran, pada pembelajaran tertentu (Alwi,
357:2011).
Dilihat dari definisi ini, maka mutu pendidikan bukanlah upaya yang
sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis, yang berkesinambungan dan
penuh tantangan dalam perjalanannya. Pendidikan akan terus berubah
seiring dengan perubahan zaman yang melingkarinya, sebab pendidikan
merupakan buah dari zaman itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan
senantiasa memerlukan upaya peningkatan dan peningkatan mutu sejalan
dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan yang ada di
masyarakat (Umiarso dan Imam Gojali, 2010:125-126).
Tak dapat dipungkiri bahwasannya setiap orang setuju terhadap
upaya peningkatan mutu pendidikan. Hanya saja, masalah yang muncul
kemudian adalah kurangnya kesamaan makna tentang mutu tersebut. Maka
dari itu, diperlukan sebuah pemahaman yang jelas terhadap variasi makna
mutu tersebut (Jerome S. Arcaro, 2007:50).
28
Dari pengertian mutu yang disampaikan oleh para ahli dapat di
telusuri bahwasannya dalam memperoleh sebuah mutu haruslah dibutuhkan
proses yang sangat panjang. Dimana dalam perjalanan proses tersebut
pastilah banyak hal yang terjadi. Entah itu hal yang negatif maupun hal
yang positif. Setidaknya dalam proses tersebut pastilah ada hikmah baik
yang dapat di petik oleh instansi atau organisasi dalam menuju instansi yang
bermutu.
Dalam proses pembentukan mutu tersebut pastilah ada sebuah
perubahan yang lebih baik dari hari ke hari, bulan ke bulan bahkan tahun ke
tahun. Karena pada dasarnya pembentukan mutu suatu organisasi atau
instansi itu adalah berkesinambungan, dimana semua elemen yang ada
sangat berperan disini.
Mutu suatu instansi tidak hanya dicapai oleh seorang pemimpin saja
akan tetapi elemen yang lain juga berpengaruh dalam pembentukan mutu.
Seperti halnya jika dalam lembaga pendidikan selain adanya kepala sekolah
yang melakukan peningkatan mutu, haruslah ada guru, tenaga kependidikan,
siswa, wali siswa, komite, masyarakat sekitar, sarana, konsumen, prasarana
dan lain sebagainya. Diamana semua elemen tersebut harus berjalan secara
bersama atau segaris.
Menurut Deming, dalam buku Edward Sallis, mutu adalah sebuah
derajat variasi yang terduga, standar yang digunakan dan memiliki
kebergantungan pada biaya yang rendah inti metodologis pendekatan
29
manajemen mutu deming adalah menggunakan teknik statistik sederhana
pada output program perbaikan yang berkelanjutan (Edward Sallis,
2012:59).
Dalam dunia pendidikan, mutu akan terwujud jika semua staf
pendidikan merasa yakin bahwa pengembangan mutu akan membawa
dampak positif bagi mereka dan akan menguntungkan para anak didik
(Edward Sallis,2012:33).
Juran juga salah satu pakar mutu dia memfokuskan diri pada mutu
sebagai tujuan utama. Beberapa pandangan juran tentang mutu adalah:
a. Meraih mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir.
b. Perbaikan mutu merupakan proses berkesinambungan, bukan program
sekali jalan.
c. Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan
administrator.
d. Pelatihan massal merupakan prasyarat mutu (Edward Sallis, 2012:54).
Mutu madrasah pada hakikatnya adalah suatu strategi untuk
memperbaiki mutu pendidikan dengan jalan pemberian kewengangan dan
tanggung jawab pengambilan keputusan kepada kepala sekolah atau
madrasah dengan melibatkan partisipasi individual, baik personal
maupun dewan guru yang berada di madrasah maupun anggota
masyarakat. Oleh karena itu, dengan diterapkannya manajemen mutu
berbasis madrasah akan membawa pola perubahan terhadap pola
30
manajemen pendidikan dari system sentralisasi ke desentralisasi (Prim
Masrokan Mutohar, 2013:128-129).
Manajemen peningkatan mutu madrasah yang efektif mempunyai
karateristik sebagai berikut:
1. Proses belajar mengajar mempunyai efektivitas yang tinggi
2. Kepemimpinan kepala madrasah yang kuat
3. Lingkungan madrasah yang aman dan tertib
4. Pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif
5. Memiliki budaya mutu
6. Memiliki team work yang kompak, cerdas dan dinamis
7. Memiliki kewenangan (kemandirian)
8. Partisipasi yang tinggi dari warga madrasah dan masyarakat
9. Memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen
10. Memiliki kemauan untuk berubah (baik secara psikologis maupun
secara fisik)
11. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan
12. Responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan
13. Memiliki komunikasi yang baik
14. Memiliki akuntabilitas
15. Memiliki kemampuan untuk menjaga sustainabilitas
(Prim Masrokan Mutohar, 2013:132).
31
Manajemen mutu madrasah dapat diketahui dari bagaimana
madrasah mengoptimalkan kinerja organisasi madrasah, proses pembelajara,
pengelolaan sumber daya manusia, serta pengelolaan sumber daaya dan
adminsitrasi.
3. Madrasah Ibtidaiyah
Madrasah Ibtidaiyah adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang pengelolaannya
dilakukan oleh Kementerian Agama. Pendidikan madrasah ibtidaiyah
ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan
madrasah ibtidaiyah dapat melanjutkan pendidikan ke madrasah
tsanawiyah atau sekolah menengah pertama.
Kurikulum madrasah ibtidaiyah sama dengan kurikulum sekolah
dasar, hanya saja pada MI terdapat porsi lebih banyak mengenai pendidikan
agama Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana sekolah
dasar, juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti:
Alquran dan Hadits
Aqidah dan Akhlaq
Fiqih
Sejarah Kebudayaan Islam
Bahasa Arab
Upaya Pengembangan Mutu Madrasah dapat disimpulkan bahwa
mencakup cara yang dilakukan tentang kesesuaian, daya tarik, efektifitas,
dan efisiensi. Sebuah cara mengembangkan atau meningkatkan nilai dari
32
sebuah madrasah yang tadinya buruk menjadi baik dan yang tadinya baik
ditingkatkan nilainya menjadi lebih baik lagi ( Arcaro, 2007:92).
Dengan berbagai proses, berbagai aspek pendukungnya, baik
dilingkungan interen di Madrasah maupun lingkungan eksteren madrasah.
Dimana perubahan untuk menjadi baik dan lebih baik tersebut
membutuhkan waktu, kreatifitas, pengorbanan, kepedulian, perhatian yang
lebih dan dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang
maksimal dan sesuai yang diharapkan.
Dimana mutu tidak terikat oleh batasan waktu, setiap tahunnya
mutu akan selalu berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada
suatu tempat, dalam masyarakat, IPTEK, budaya dan lain-lain.
B. Analisis Strenghts, Weakneses, Opportunity, Threat (SWOT)
SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung serta faktor
internal dan eksternal yang tidak tidak mendukung dalam mencapai tujuan
tersebut.
Selanjutnya SWOT berasal dari kata Strenghts (S) atau kekuatan
Weakness atau kelemahan, Opportunity (O) kesempatan dan Threat (T) atau
ancaman yang dimiliki oleh perusahaan, organisasi maupun instansi untuk
33
dikemas menjadi produk yang maksimal yang memiliki nilai jual yang
tinggi (Erwin Suryatama, 2014:26).
Sedang menurut Edward Sallis, SWOT adalah kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dimiliki oleh lembaga pendidikan, yang
berfungsi sebagai acuan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang
tepat (Edward Sallis, 2012:221).
Setiap organisasi, instansi serta lembaga pendidikan harus
mengetahui kekuatan yang dimiliki, kelemahan yang dimiliki, peluang yang
ada disekitar yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil kebijakan serta,
untuk segera direalisasikan kegiatannya setelah mendapat keputusan, dan
ancaman yang kiranya dapat membuat tergulingnya atau berakhirnya
kelangsungan hidup lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Jadi Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai macam faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi yang akan dijalankan oleh
perusahaan atau lembaga pendidikan agar memperoleh hasil yang
diinginkan (Erwin Suryatama, 2014:72).
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Dengan
demikian perencana strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi
yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi, adapun model yang
paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Adapun tahapan
analisis SWOT adalah sebagai berikut:
34
a. Cara membuat analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan sebuah metode rancangan strategis
yang bertujuan untuk mengevaluasi SWOT yakni, Strengths atau
kekuatan, Weaknesses atau kelemahan, Opportunities atau peluang serta
atau ancaman dalam sebuah usaha bisnis yang direncanakan. Ada
beberapa hal penting terkait dengan aplikasi analisis SWOT, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana kekuataan atau strengths akan mampu mengambil
keuntungan atau advantage dari peluang atau opportunities yang ada
pada suatu lembaga pendidikan
2) Bagaimana upaya mengatasi kelemahan atau weaknesses yang akan
mencegah kekuatan atau advantage sebagai hasil dari peluang atau
opportunities yang ada
3) Bagaimana kekuatan atau strengths akan mampu mengalami ancaman
atau threats yang ada
4) Bagaimana faktor kekuatan atau stengths akan mampu menghadapi
ancaman atau threats yang ada (Freddy Rangkuti, 2015:46)
Analisis SWOT sangat diperlukan dalam suatu organisasi,
instansi, maupun lembaga pendidikan, dikarenakan anlisis SWOT cukup
tepat sebagai bahan peningkatan mutu organisasi. Dalam analisis SWOT
membedah semua aspek lapisan yang berkaitan dengan suatu organisasi
maupun instansi yang bersangkutan. Seperti halnya contoh analisis
SWOT dalam dunia pedidikan seperti yang tercantum dalam analisis
SWOT dibawah ini:
35
Gambar 2.1
Gambar Analisis SWOT
Kekuatan
1. Sebuah rekruitmen yang kuat
2. Tim manajemen yang antusias
3. Hasil UN yang baik
4. Unit ekstra kurikuler seperti musik, seni
dan drama yang kuat
5. Dukungan orang tua yang baik
6. Dukungan pimpinan institusi
Kelemahan
1. Bangunan lama dalam kondisi
yang jelek
2. Usia rata-rata yang terlalu tinggi
3. Kurangnya fasilitas parkir
4. Anggaran belanja yang tidak
cukup
5. Fasilitas olah raga yang tidak
cukup
Peluang
1. Bergabung dengan institusi lokal dengan
tempat yang baik dan reputasi yang
sedang-sedang saja
2. Membangun repotasi dalam olah raga
3. Bergairah untuk mendirikan institusi baru
4. Peluang untuk mengembangkan keahlian
para staf untuk meningkatkan daya tawar
5. Institusi yang sudah melakukan
penggabungan dapat menarik penyandang
dana yang baru
Ancaman (hambatan)
1. Kehilangan identitas, kekuatan
dan reputasi
2. Resiko kehilangan guru
berpengalaman akibat pension
dini
3. Etos kerja lembaga lain mungkin
menjadi dominan
4. Kemungkinan kehilangan
dukungan dari pimpinan institusi
(Edward Sallis:2012:223)
Dari data diatas dapat digunakan sebagai acuan dalam
menjalankan roda organisasi, dimana kekuatan dan peluang
dimanfaatkan semaksimal mungkin serta peluang dan ancaman
dikemas menjadi cantik sebagai penyemangat kehati-hatian dalam
bertindak.
36
Kinerja organisasi, instansi maupun lembaga pendidikan
dapat ditentukan oleh kondisi faktor internal dan eksternal. Kedua
faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
Adapun cara membuat analisis SWOT menurut Freddy Rangkuti
adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Cara Membuat Analisis SWOT
Berbagai peluang
3.Mendukung
Strategi
turn around
1. Mendukkung
strategi agresif
Kelemahan
Internal
Kekuatan Internal
4..Mendukung
Strategi
Defensive
2. Mendukung
Strategi
diversifikasi
Berbagai Ancaman
(Freddy Rangkuti, 2015:19-20)
Keterangan:
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluan dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth oriented strategy).
37
Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan
ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.
Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar)
Kuadran 3 : perusahaan menanggapi peluang pasar yang sangat
besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa
kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada
kuadran ke 3 ini mirip dengan Question Mark pada
BCG matrik. Fokus strategi perumusan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih
baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi
peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan
dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam
industry microcomputer.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, perusahaan, perusahaan tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal
38
b. Proses Analisis
Adapun poses analisis kasus yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Memahami situasi dan informasi yang ada
2. Memahami permasalahan yang terjadi. Baik masala yang bersifat
umum maupun spesifik
3. Menciptakan berbagai alternatif dan memberikan berbagai alternatif
pemecahan masalah
4. Evaluasi pilihan alternatif dan pilihan alternatif yang terbaik.
Caranya dengan membahas sisi pro maupun kontra dalam
memberikan bobot dan skor untuk masing masing alternatif dan
sebutikan kemungkinan yang akan terjadi (Freddy Rangkuti, 2015:
15-16)
Dari bahasan di atas jelas tertera adanya semua fihak yang
berperan aktif diantaranya, wali murid, siswa, tenaga kependidikan,
guru, pemerintah, sarana prasarana dan masih banyak lagi faktor yang
mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan suatu madrasah. Akan
tetapi jika dilihat dari cermin kondisi riil internal yang ada dalam
lingkungan madrasah itu sendiri maka ada beberapa hal yang harus
diper hatikan untuk memenuhi harapan suksesnya suatu organisasi
maupun instansi.
39
Hal ini dapat dikaitkan dengan adanya kondisi riil madrasah
saat ini apabila dilihat dari 8 standar Nasional Pendidikan adalah
sebagai berikut:
a. Standar isi
b. Standar Proses
c. Kompetensi lulusan
d. Pendidik dan tenaga kependidikan
e. Sarana dan prasarana
f. Standar pengelolaan madrasah
g. Pembiayaan
h. Standar penilaian pendidikan
(Khaeruddin,dkk, 2007:11-15)
Adapun madrasah yang di harapkan oleh pemerintah adalah
madrasah yang:
a. Memenuhi standar isi
b. Menyelenggarakan proses pembelajaran dengan tepat
c. Memenuhi kompetensi kelulusan standar
d. Memenuhi standar pendidik dan tengaga kependidikan
e. Memiliki sarana dan prasarana yang standar
f. Menerapkan standar pengelolaan dengan MBM (Manajemen
Berbasis Madrasah)
g. Memenuhi standar pembiayaan
h. Memiliki standar penilaian pendidikan (Khairuddin dkk, 2007:15).
40
c. Faktor yang mempengaruhi SWOT
Ada dua faktor yang mempengaruhi
1. Faktor Internal
Dua huruf pertama dalam akronim Strengths yang artinya kekuatan
dan Weaknesses yang artinya kelemahan dalam melihat faktor
internal yang berarti sumber daya dan pengalaman yang tersedia
bagi bisnis. Adapun contoh dari kekuatan dan sekaligus menjadi
kelemahan adalah sebagai berikut:
a. Sumber daya keuangan seperti pendanaan, pendapatan, dan
peluang insvestasi.
b. Sumber daya fisik seperti lokasi perusahaan, fasilitas dan
peralatan
c. Sumber daya manusia seperti karyawan, relawan, dan khalayak
sebagai sasaran
d. Proses saat ini seperti program kerja, departemen penyusunan
dan system perangkat lunak (Erwin Suryatama, 2014:37)
Dalam kekuatan dan kelemahan, individu tidak harus
mencoba untuk menutup-nutupi atau melapisi atas kelemahan yang
melekat pada kekuatan. Megidentifikasi faktor baik dan buruk
sangat penting dalam menciptakan analisis SWOT secara
menyeluruh.
41
2. Faktor Eksternal
Setiap perusahaan pribadi dan individu dipengaruhi oleh
kekuatan eksternal baik terhubung langsung atau tidak langsung
untuk sebuah kesempatan dan ancaman, masing-masing faktor
sangat penting.
Faktor eksternal biasanaya merupakan referensi pribadi
atau perusahaan yang tidak bisa dikontrol oleh hal seperti berikut:
a. Tren pasar seperti adanya produk-produk baru dan
perkembangan teknologi atau pergeseran kebutuhan yang
dibutuhkan khalayak
b. Tren ekonomi seperti lokal, nasional, dan tren finansial skala
internasional
c. Pendanaan seperti sumbangan, lembaga dan yayasan lain
d. Demografi seperti target usia dari khalayak, ras gender dan
budaya (Freddy Rangkuti, 2015:45).
d. Manfaat SWOT
Adapun manfaat dari SWOT jika dilihat dalam dunia Pendidikan
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun berbagai
kebijakan strategis terkait rencana dan pelaksanaan di masa akan
dating. Dengan adanya analisis ini maka diharapkan perusahaan akan
mampu memilih kebijakan dan recana terbaik untuk perkembangan
bisnis dimasa akan datang.
42
b. Menjadi bentuk bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem
perencanaan sebuah perusahaan. Analisis SWOT akan membantu
perusahaan dalam menjawab pemikiran berbagai upaya evaluasi
kebijakan yang dirasa dapat merugikan dan mana yang
menguntungkan. Merupakan berbagai rancangan terbaru sebagai
solusi berbagai masalah yang ditentukan melalui evaluasi analisa
SWOT tersebut
c. Memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan atau lembaga
pendidikan, selanjutnya melalui informasi yang ada tersebut akan
mejadi pedoman bagi pemilik perusahaan maupun perancang
kebijakan untuk melakukan berbagai kebijakan baru sebagai solusi
hasil analisa yang sudah ada
d. Memberikan tantangan ide-ide baru bagi pihak manajemen perusahaan.
Adanya berbagai permasalahan seperti kelemahan, peluang serta
kekuatan yang kecil maupun ancaman dari pihak luar akan mendorong
bagian dari manajemen perusahaan untuk menemukan berbagai ide
kebijakan yang lebih fresh dan akan lebih efektif menjadi solusi atas
berbagai permasalahan yang ada dalam lembaga pendidikan (Freddy
Rangkuti, 2015:54).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sebuah mutu akan
terbentuk karena banyak hal. Tidak ada suatu mutu yang tidak berkaitan.
Karena dengan adanya Strengths atau kekuatan madrasah dapat
meningkatkan income madrasah, Weaknesses atau kelemahan dengan
adanya kelemahan madrasah akan berhati-hati dalam melangkah dan
43
mengembangkan madrasah, Opportunities atau peluang, dengan adanya
kemajuan zaman, maka madrashapun harus mampu memanfaatkan
peluang perubahan zaman.
Madrasah harus mampu berdiri pada situasi perubahan struktur
kebudayaan sekalipun, madrasah juga harus memperkirakan dan
merencanakan Threat atau ancaman dalam sebuah usaha bisnis
harapannya ketika ancaman datang madrasah mampu menanggapi sebuah
ancaman dengan tanggap dan cepat diselesaikan.
C. Penelitian yang relevan
Rujukan skripsi yang digunakan sebagai penopang dalam penunisan
skripsi yang berjudul Upaya Pengembangan Mutu Madrasah Ibtidaiyah
Sudirman Dadapayam 02 Dengan Analisis SWOT ini adalah skripsi karya:
1. Dian Faridah, yang berjudul Analisis SWOT Program Pendidikan Sekolah
Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK 5 Yogyakarata, asal
universitas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, jurusan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan ,tahun 2015 hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a) Faktor internal dan eksternal yang ada di SMK N 5 Yogyakarta
diantaranya tersedianya lahan yang cukup luas, terbatas sarana dan
prasarana sekolah, terbentuknya peluang kerja yang ditawarkan dan
munculnya berbagai sekolah swasta disekitar SMK N 5 Yogyakarta.
44
b) Upaya sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah yaitu dengan
menggunakan pelatihan-pelatihan untuk peserta didik dan mengadakan
diklat untuk pendidik atau tenaga kependidikan.
c) Hasil analisis SWOT program pendidikan dalam peningkatan mutu
pendidikan di SMK N 5 Yogyakarta diantaranya yaitu mengadakan
sumbangan buku untuk kelas IX dalam rangka menambah koleksi buku
yang ada di perpustakaan SMK N 5 Yogyakarta. (Dian Faridah,
2015:xiii)
2. Almawadi, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah
Negeri Maguwoharjo Sleman Yogyakarta, asal universitas UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta , jurusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, tahun
2007 hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a) Kepala adalah seseorang yang menjadi faktor yang terpenting, dimana
peran kepala adalah sebagai puncak kepemimpinan pendidikan,
mengajak bekerjasama terhadap semua fihak, baik orang tua, warga
sekolah, masyarakat, stakeholder dan instansi swasta maupun
pemerintah.
b) Dalam upaya peningkatan mutu madrasah tersebut maka guru diberi
tugas yang sangat berat akan tetapi sangat mulia yaitu untuk
meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
45
c) Sebagai upaya peningkatan mutu madrasah membangun diri bagi semua
warga untuk disiplin, harmonis, dan saling memotivasi antara satu
dengan yang lain.
d) Adanya usaha untuk meningkatkan sarana dan prasarana sebagai
pendukung kegiatan belajar yang efektif dan efisien.
(Almawadi, 2007:xv)
46
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Cara MI Sudirman Dadapayam 02 Mengembangkan Mutu Dengan
Analisis SWOT Tahun 2016/2017
1. Kegiatan Wawancara 1
Wawancara dengan Kepala Madrasah
Hari, Tanggal : Senin, 9 Februari 2017
Waktu : 08.30-09.00 WIB
Pertanyaan : Bagaimana cara Madrasah Ibtidaiyah Sudirman
Dadapayam 02 mengembangkan mutu
dengan analisis SWOT?
Jawaban:
Ada dua cara Madrasah Ibtidaiyah Sudirman
Dadapayam 02 mengembangkan mutu dengan analisis SWOT
yaitu dengan cara:
a) Faktor Internal
Adapun cara yang digunakan menggunakan faktor internal
adalah sebagai berikut:
1) Mewajibkan semua guru untuk menempuh pendidikan
minimal S1
2) Mewajibkan semua guru untuk dapat menguasai
Information Technology (IT)
3) Memberikan guru pendamping bagi kelas jumlah
muridnya gemuk minimal satu kelas 21 siswa
4) Mengikut sertakan guru dalam workshop
5) Adanya evaluasi permasalahan pembelajaran pada akhir
pekan
6) Menambah buku bacaan sebagai bekal ilmu
pengetahuan siswa pada perpustakaan.
7) Adanya program membaca setiap harinya dan lain
sebagainya
47
8) Lengkapnya alat teknologi, komputer, laptop, printer,
LCD proyektor, mesin foto copy dan lain sebagainya.
b) Faktor Eksternal
Adapun cara yang digunakan menggunakan faktor
Eksternal adalah sebagai berikut:
1) Adanya pertemuan wali siswa setiap bulan
2) Semua guru dihimbau untuk aktif dalam organisasi
kemasyarakatan
3) Seringnya berkomunikasi kepada pemuka agama dan
tokoh masyarakat
4) Mengadakan program bakti social dengan masyarakat,
semisal program jum’at bersih antara guru, siswa dan
masyarakat
2. Kegiatan Wawancara 2
Wawancara dengan Kepala Madrasah
Hari, Tanggal : Selasa, 10 Februari 2017
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Pertanyaan : Upaya apa saja yang dilakukan MI Sudirman
Dadapayam 02 dalam mengembangkan
mutu?
Jawab:
Kalau upaya yang dilakukan sebenarnya sangat banyak sekali
mbak, akan tetapi beberapa upaya yang dilakukan oleh MI
Sudirman Dadapayam 02 dalam mengembangkan mutu
diantarnya:
1. Remidial dan pengayaan bagi siswa yang belum tuntas
KKM
Remedial dilaksanakan ketika nilai Ulangan Tengah
Semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS)
siswa belum mencukupi standar nilai KKM yang ada di
Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Dadapayam 02.
Sedang pengayaan dilakukan ketika upaya remidial
terhadap siswa belum mencukupi nilai KKM. Biasanya
remedial dan pengayaan dilakukan ketika jeda Ulangan
Tengah Semester maupun jeda Ulangan Akhir Semester
yang diselenggarakan oleh guru kelas masing-masing.
48
2. Adanya program Les, tambahan pembelajaran bagi kelas 6
Program kegiatan Les dilaksanakan pada semester
satu dan semester dua, hingga menjelang Ujian Madrasah
(UM) tiba. Adapun peserta Les adalah semua siswa kelas
6, dimana pelaksanaannya setiap hari senin-kamis pukul
06.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB. Sedang guru yang
membina program tersebut adalah guru kelas dibantu
dengan guru kelas 5.
3. Anjuran untuk semua pendidik dan tenaga kependidikan
berkualifikasi S1.
Jika pada tahun 2014 guru dan tenaga kependidikan
yang mempunyai gelar S1 hanya 20 persen, untuk tahun
2017 sudah mencapai 90 persen. Di tahun 2017 masih ada
1 tenaga pendidikan berjenis kelamin laki-laki yang
bernama bapak Evi Hutri Priyo Susanto belum
berkwalifikasi S1.
Akan tetapi yang bersangkutan sedang dalam proses
memperoleh gelar S1 Sarjana Pendidikan di IAIN
Salatiga. Tercatat aktif sebagai mahasiswa reguler
semester empat.
4. Semua guru diwajibkan bisa Information Technology (IT)
Dalam rangka menyesuaikan tuntutan
perkembangan dan kebutuhan zaman, maka semua guru
dan tenaga kependidikan di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman
Dadapayam 02 diwajibkan untuk dapat menguasai
Information Technology (IT).
Setiap guru dan tenaga kependidikan berkewajiban
memiliki satu laptop milik pribadi untuk menunjang
keberhasilan belajar mengajar dan manajemen pendidikan.
5. Adanya guru pendamping untuk kelas dimana siswanya
lebih dari 20 siswa.
Dengan adanya 25 siswa banding 1 guru pada kelas
satu, ditambah mengingat masih kecilnya usia siswa pada
kelas tersebut yang rata-rata berusia 6 tahun. Sangat
sedikit kemungkinan untuk mewujudkan kesuksesan
dalam proses belajar mengajar maupun hasil
pembelajaran. Kemudian muncullah inisiatif untuk
penambahan guru pendamping di dalam kelas.
Untuk sementara ini ditahun pelajaran 2016-2017
guru pendamping guru di tempatkan dikelas satu. Yang
tugasnya mendampingi siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar baik didalam kelas maupun diluar kelas
ketika masih dalam koridor pembelajaran.
49
6. Adanya lomba di jeda semester, untuk menggali potensi
siswa.
Untuk menggali dan meningkatkan bakat siswa,
setiap jeda Ulangan Akhir Semester, Madrasah Ibtidaiyah
Dadapayam 02 melaksanakan kegiatan lomba jeda
semester.
Kegiatan lomba diikuti oleh siswa kelas satu sampai
kelas enam. Adapun cabang lomba yang biasanya
diperlombakan adalah lomba pidato, lomba Qiro’ah,
lomba hafalan Surah Pendek, lomba azan, lomba cerdas
cermat, dan lain sebagainya.
B. Hambatan atau Kendala dalam Pengembangan Mutu MI Sudirman
Dadapayam 02 Tahun 2016/2017
1. Kegiatan Wawancara 3
Wawancara dengan Kepala Madrasah
Hari, Tanggal : Selasa, 10 Februari 2017
Waktu : 12.00-12.30 WIB
Pertanyaan : Hambatan apa saja dalam pengembangan
mutu MI Sudirman Dadapayam 02 tahun
2016/2017
Jawaban:
Hambatan yang dimiliki MI Sudirman Dadapayam 02 adalah
1) Lahan yang sempit
2) Sekolah bersetatus swasta
3) Kebanyakan siswa berasal dari ekonomi menengah
kebawah
4) Kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan
siswa
5) Kondisi bangunan yang kurang baik yang harus segera
direnovasi
50
6) Tanah Wakaf yang belum dilegalkan secara hukum,
sehingga ketika sewaktu-waktu ada fihak yang meminta
pihak yang klaim kepemilikan atas tanah tersebut bisa
menjadi konflik
7) Faktor politik dan persaingan antara madrasah dan sekolah
dasar yang lain dalam penerimaan siswa baru yang biasanya
ada unsur suap dalam merekrut siswa.
C. Hasil Tujuh Bidang Garapan Manajemen Pendidikan dengan
Analisis SWOT MI Sudirman Dadapayam 02 Tahun 2016/2017
Penelitian ini dilaksanakan pada kepala sekolah MI
Sudirman Dadapayam 02 tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian
pengembangan mutu dilaksanan beberapa kali. Berikut ini adalah
jadwal pelaksanaan penelitian melalui wawancara dengan berbagai
fihak:
a. Kegiatan Wawancara 4
Wawancara dengan guru kelas bapak Evi Hutri P
Hari, Tanggal : Senin, 9 Januari 2017
Waktu : 11.00-12.00 WIB
Pertanyaan : Pendanaan yang diperoleh dari MI Dadapayam
02 sumbernya dari mana saja? bagaimana
dengan pengeluaran sekolah dan pembayaran
gaji dialokasikan? Bagaimana dengan
manajemen guru dan siswa? Bagaimna
cakupan 7 garapan manajemen pendidikan
dengan analisis SWOT?
51
Jawaban :
Pendanaan yang diperoleh berasal dari BOS dan semua
pengeluaran sekolah dibebankan kepada BOS baik itu sarpras,
gaji guru, alat peraga dan lain-lain. Ada pendapatan lain
sebenarnya akan tetapi sifatnya tidak pasti seperti contoh
bantuan APBN yang alokasi penyalurannya digunakan untuk
rehabilitasi gedung.
sedang administrasi guru dan siswa selain dibukukan
juga tercatat pada pendataan sistem online simpatika Dinas
Pendidikan dan Education management information system
(EMIS) bagi Departemen Agama
adapun 7 garapan manajemen pendidikan dengan
analisis SWOT adalah sebagai berikut:
a. Manajemen istrasi tata laksana Madrasah
Organisasi dan struktur pegawai tata usaha di MI
Sudiman Dadapayam 02 ada Kepala Mekolah, Sekretaris,
Bendahara, Kesiswaan dan humas. Otorisasi dan anggaran
belanja keuangan Madrasah berasal dari dana BOS,
Masalah perlengkapan dianggarkan setiap tahunnya dan,
transaksi keuangan pembukuan dibukukan sesuai dengan
tanggal transaksi.
Dalam SWOT tentunya menjadi suatu kekuatan
ketika mereka berada di Madrasah dikarenakan dengan
adanya berbagai organisasi, pekerjaan pun berjalan sesuai
dengan jalanya, tentunya dapat meningkatkan potensi guru
dan tenaga kependidikan dibidang kepemimpian.
b. Manajemen personel guru dan pegawai sekolah
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran,
semua perangkat pembelajaran telah disiapkan oleh guru
kelas, seperti halnya RPP, Absensi siswa, buku penilaian,
media Pembelajaran, Penilaian dan lain sebagainya. Selain
guru mengarsipkan penilaian kedalam buku nilai, guru juga
meng input nilai kedalam soft copy komputer.
Selain berupa wujud dokumen asli, foto copy,
soft file yang telah di scan, administrasi personal guru dan
pegawai sekolah tercatat dalam Simpatika dan Emis.
Simpatika dan emis adalah proses pendataan guru
dan pegawai pendidikan yang dilaksanakan secara on line.
Dimana proses penginputan data sesuai dengan data yand
dimiliki oleh personal guru dan pegawai sekolah.
Dalam SWOT ini menjadi suatu kekuatan ketika
mereka berada di Madrasah dikarenakan ketika sewaktu-
waktu data buku hilang, maka masih ada cadangan soft file
yang dilakukan secara on line.
52
c. Manajemen peserta didik
manajemen peserta didik berupa absensi, daftar
nilai, dan lain sebagainya dimana kegiatan tersebut
dibukukan dan di input dalam simpatika dan EMIS.
Dalam SWOT ini menjadi suatu kekuatan ketika
mereka berada di Madrasah, karena dengan adanya sistem
on line dan pengembangan IT maka guru dituntut untuk
cerdas dalam pengarsipa data peserta didik
d. Manajemen kurikulum
Dalam penyusunan kurikulum Madrasah,
dilaksanakan setiap awal tahun pembelajaran. Pembinaan
kurikulum melalui organisasi Kelompok Kerja Madrasah
Ibtidaiyah (KKMI) dan Kelompok Kerja Guru (KKG)
tingkat kecamatan.
Dengan adanya KKMI dan KKG menjadikan
semua guru menjadi lebih ahli dalam bidangnya. Karena
disanalah mereka dilatih menjadi guru yang juara. Dalam
SWOT ini menjadi suatu kekuatan ketika mereka berada di
Madrasah.
e. Manajemen sarana dan prasarana
Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah
sudah direncanakan ketika gedung MI Sudirman
Dadapayam 02 dibangun. Terdiri dari ruang kepala
Madrasah, ruang kelas, UKS, Dimana tempatnya yang
strategis ditengah-tengah permukiman rumah penduduk.
Pendanaan pembangunan gedung berasal dari
APBN dimana tidak selalu ada, karena program
pembangunan gedung adalah program pemerintah.
akan tetapi dengan problematika lokasi yang
sempit dan tanah yang ditempati adalah tanah wakaf yang
belum disertifikatkan sehingga inilah salah satu dari
ancaman dari Madrasah.
f. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat
MI Sudirman Dadapayam 02 memiliki hubungan
sekolah dan masyarakat yang cukup baik, adanya hubungan
Madrasah dengan sekolah-sekolah lain tercermin dalam
kegiatan KKG, dokter kecil, tukar-menukar pengawas ujian
dan lain sebagainya.
Hubungan sekolah dengan masyarakat tercermin
pada kegiatan kemasyarakatan, PKK, Fatayat Muslimat,
pihak Puskesmas dan lain-lain yang pada umumnya.
Disamping menjadi guru MI Sudirman Dadapayam 02 juga
menjadi ustadz dan ustadzah
53
Ada beberapa guru yang juga menjadi ustadz
maupun ustadzah diantaranya, bapak Jamroji sebagai
pemuka agama atau Kyai di dusun ngroto. Bapak Nurkhanif
juga menjadi Kyai di dusun Krajan, dan ibu Fadilah
menjadi ustadzah TPA di desa Dadapayam.
Dalam SWOT ini menjadi suatu Peluang yang
dimiliki oleh Madrasah.
g. Manajemen Pembiayaan
adapun manajemen pembiayaan di MI Sudirman
Dadapayam 02 berasal dari dimana bantuan ini bersumber
dari Pemerintah pusat. Dengan adanya BOS ini semua
diharapkan semua biaya pendidikan sekolah siswa
digratiskan sehingga untuk saat ini, dalam setiap bulannya
tidak ada pungutan pembayaran bulanan atau sumbangan
pembinaan pendidikan (SPP).
Sehingga sangatlah berhati-hati dalam memilah-
milah transaksi pengeluaran. Untung saja pada tiga tahun
terakhir ini jumlah kenaikan siswa terlihat pada penerimaan
siswa baru yang pada tahun 2013 hiingga 2016 yang rata-
rata naik sekitar 20 siswa pertahunnya dibandingkan dengan
tahun 2012 yang hanya sekitar 15 siswa.
Dalam SWOT ini Peluang yang dimiliki oleh
Madrasah.
b. Kegiatan Wawancara 5
Wawancara dengan guru kelas 2 ibu Riyani
Hari, Tanggal : Senin, 9 Januari 2017
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Pertanyaan :
Dalam satu bulan bagaimana kondisi kehadiran siswa dalam
kehadiran disekolah bu? Apakah ada siswa yang nakal didalam
kelas? Bagaimana solusinya? Upaya apa saja yang dilakukan
guru untuk menunjang keberhasilan siswa dalam menguasai
materi pembelajaran? Apa saja kelebihan, kelemahan, peluang
dan ancaman yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Sudirman
Dadapayam 02?
54
Jawaban:
Alhamdulillah kedisiplinan siswa 99% dalam
keberangkatan. Yang 1% tidak berangkat itu biasanya izin
dikarenakan sakit. Jarang sekali ada siswa bolos sekolah. Allah
itu mencitakan segala sesuatu berpasang pasangan ada laki-laki
ada perempuan, ada malam ada siang, begitu pula dengan
kondisi siswa ada yang penurut, ada yang tidak penurut.
Akan tetapi itu bukan masalah untuk kami, karena
dibalik siswa bandel yang Dia berikan insyaallah ada kebaikan
dan ilmu disana. Solusinya, dengan cinta seperti anak sendiri,
bimbingan dan doa yang positif tentunya. Adanya evaluasi
pelajaran yang telah lalu ketika pagi hari, PR, tugas kelompok,
pinjaman buku dari sekolah untuk murid, adanya lomba
peningkatan prestasi siswa ketika jeda semester, dan lain-lain
Kelebihannya semua guru bisa Ilmu Komputer,
sarana dan prasarana lengkap karena laptop, printer, proyektor
juga ada. Kelemahan minat masyarakat yang kurang.
Peluangnya mobil antar jemput. Ancamannya tanah yang
sewaktu-waktu diminta oleh pemiliknya.
c. Kegiatan Wawancara 6
Wawancara dengan siswa kelas 1 Alfi Ariyanti
Hari, Tanggal : Selasa, 10 Januari 2017
Waktu : 11.00-11.30 WIB
Pertanyaan :
Kamu senang tidak sekolah di MI Sudirman Dadapayam 02?
Kenapa kok kamu senang? Setiap hari apa yang diberikan bu
guru? Apa bu guru suka marah-marah? Di MI ada apa saja?
Apa yang tidak ada nak?
Jawaban:
Senang, karena setiap hari dijemput oleh mobil
jemputan sekolahan. Teman-temannya banyak, kalau
55
disekolahan diajari nyani bahasa arab, Ilmu dan PR. Tidak, bu
guru baik, setiap pagi dan pulang sekolah kami berjabat
tangan, bu guru senang tersenyum dengan anak-anak
Ada mobil antar jemput, pembelajaran dengan
proyektor, sering praktik. Yang tidak ada tempat bermain.
d. Kegiatan Wawancara 7
Wawancara dengan wali murid dengan Ibu Tsalis Hidayati
Hari, Tanggal : Senin, 9 Januari 2017
Waktu : 12.00-12.30
Pertanyaan :
Bagaimana penilaian anda terhadap MI Sudirman Dadapayam
02? Bagaimana penilaian anda terhadap guru MI Sudirman
Dadapayam 02? Bagaimana penilaian anda terhadap prestasi
anak anda selama sekolah di MI Sudirman Dadapayam 02?
Apa saja kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Dadapayam 02?
Adakah pembayaran untuk SPP siswa bu? Bagaimana cara
guru memberlakukan anak anda?
Jawaban:
MI Sudirman Dadapayam 02 lumayan untuk kadar
sekolah dan pendidikan di Desa. Disana diajarkan banyak ilmu
agama dan etika. Guru-gurunya aktifis masyarakat, ada yang
kiayi, pak RT, ada anggota BPD di desa Dadapayam, ada guru
TPQ dan mereka dekat dengan masyarakat.
Yang saya lihat anak-anak itu sopan santunnya ada dan
mau membantu orang tua. Walaupun dari segi pembelajaran
dibidang sain itu masih kurang.
Tapi setidaknya jika anak-anak sudah punya bekal agama,
kepedulian terhadap sesama dan sopan santun itu cukup
menjadi bekal mereka untuk saat ini dalam mempersiapkan
masa depan.
56
Gurunya hampir semua S1 dan menjadi tokoh masyarakat,
kelemahannya lahan yang sempit. Sebenarnya siswanya
semakin bertambah akan tetapi kelasnya sempit.
Selama ada pemberian BOS dari pemerintah, semua siswa
tidak ditarik pembayaran mbak. tidak ada penarikan SPP di MI
Sudirman Dadapayam 02.
Cara guru memperhatikan siswa yang saya lihat selama ini
dari perkembangan anak saya bahwa anak saya setiap hari
diberikan pekerjaan rumah (PR) dan adanya program buku
penghubung dimana perkembangan anak saya tercatat disana
dan saya juga diberi kesempatan untuk menulis masalah anak
saya ketika di rumah. Contohnya anak tidak mau belajar, tidak
mau tidur siang, tidak mau sholat dan lain sebagainya
e. Kegiatan Wawancara 8
Wawancara dengan masyarakat sekitar ibu Sukini
Hari, Tanggal : Selasa, 10 Januari 2017
Waktu : 12.00-12.30
Pertanyaan :
Bagaimana kerapian guru MI Sudirman Dadapayam 02?
Bagaimana kedisiplinan mereka dalam keberangkatan sekolah?
Bagaimana hubungan guru MI Sudirman Dadapayam 02
dengan Masyarakat disekitar sekolah? Apa saja kelebihan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki MI Sudirman
Dadapayam 02?
Jawaban:
Sudah rapi karena guru MI Sudirman Dadapayam 02
sudah berseragam, hanya saja yang ibu-ibu belum semua
berdandan ya mungkin ada alasan tertentu yang menjadikan
mereka belum berdandan. Keberangkatan sudah rumayan
karena sebelum bel berbunyi jam 07.15 hampir semua guru
sudah rawuh kesekolahan. Hubungannya baik, jika ada yang
sakit, wafat, pengajian, semua guru juga ikut berpartisipasi,
mereka juga ramah-ramah.
57
Kelebihannya gurunya sabar, tokoh masyarakat dan pintar
pintar. Kelemahannya tanah yang kurang luas. Di MI
Sudirman Dadapayam 02 ada drumband, Qiro’ dan mobil antar
jemput siswa juga. Ancamannya adalah dari dusun terdekat di
MI Sudirman Dadapayam 02 baru 30 persen yang baru mau
mengenyam pendidikan di MI Sudirman Dadapayam 02.
Waktu wawancara dilaksanakan pada pagi hingga siang hari durasi
waktu anatara pukul 06.30 WIB sampai pukul 13.00 WIB dengan
menyesuaikan waktu sesuai kesepakatan antara peneliti dengan yang
diteliti
58
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Desa Dadapayam
1. Gambaran Umum Desa Dadapayam
Desa Dadapayam terletak di bujur Latitude -6.887600, Longitude
110.16300. di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa
Tengah. 15 km arah timur dari kota Salatiga dan 64 km dari kota
semarang. Desa Dadap Ayam mempunyai 13 dusun 7 RW, yaitu dusun
Krajan, Pojok, Ngenjer, Bulu, Ngroto, Gempol, Kringin, Jambe, Plaosan,
Blimbing, Janglengan, Plasan, dan Kleco. Sebelah barat berbatasan dengan
desa Pucung dan Tukang, sebelah timur Kabupaten Boyolali, selatan
dengan desa Cukilan, Utara dengan Rejosari dan Lembu.
Adapun jumlah penduduk di desa Dadapayam kurang lebih 5.919
jiwa, dengan penduduk beragama Islam 99,63% dimana mata pencaharian
penduduk terbanyak adalah petani, di susul oleh pedagang, wiraswasta,
swasta, buruh, pekebun, PNS, tentara dan lain sebagainya. Rata-rata
penghasilah penduduk Dadapayam adalah Rp. 1.500.000; setiap bulannya.
Yang paling unik penduduk daerah Dadapayam sangat kreatif ,
selain bekerja sesuai pekerjaan mereka mempunyai usaha sampingan
seperti halnya pengrajin besek ikan, mebeler, jasa cukur dan lain-lain. (Ida
Prasetyawati)
59
Ada juga wisata alami air terjun yang terletak di dusun Bulu,
dimana ada 3 air terjun yang dapat dikunjungi yaitu air terjun Nggedad, air
terjun Sabrangan atau sering disebut dengan nama Kedung Ijo dan air
terjun Pancur yang pengunjungnya mencapai kurang lebih 600 sepeda
motor dan 60 mobil setiap minggunya. Adapun biaya masuk ke air terjun
Rp. 5.000; Per sepeda motor. (Ketua karang taruna Dusun Bulu Andri
Ungguh P)
GAMBAR 4.1
PETA DESA DADAPAYAM
2. Gambaran Umum Pendidikan yang ada di Dadapayam
a. TK (Taman Kanak-Kanak)
Di Dadap Ayam ada 1 Taman Kanak-Kanak yang terletak di
Dusun Ngroto RT 01 RW 03 yang bernama TK Tarbiyatul Banin 13.
Adapun jumlah siswa yang mengenyam pendidikan di TK Tarbiyatul
Banin 13 berjumlah 20 siswa, semua siswa beragama Islam.
60
TK Tarbiyatul Banin 13 mempunyai 2 guru pengajar sebagai
guru kelas, salah satu guru merangkap sebagai kepala TK Tarbiyatul
Banin 13 dan ke dua guru bersetatus Guru Tetap Yayasan. (Siti R)
b. RA (Raudhotul Athfal)
Di wilayah Dadapayam ada 3 Raudhotul Athfal yaitu:
1) RA Sudirman Dadap Ayam 01
RA Sudirman Dadapayam 01 terletak di Dusun Krajan RT
01 RW 01 Desa Dadap Ayam. Adapun kondisi siswa berjumlah 25
siswa yang keseluruhan siswa beragama Islam. Ada 2 pengajar
bersetatus guru non PNS dan non Sertifikasi dimana semua
pengajar berdomisili di dusun Krajan Dadapayam. (Eliana A)
2) RA Sudirman Dadapayam 02
RA Sudirman Dadap Ayam 02 terletak di Dusun Krajan RT
03 RW 01 Desa Dadap Ayam Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang. Adapun kondisi siswa berjumlah 40 siswa yang
keseluruhan siswa beragama Islam.
Ada 3 pengajar bersetatus Guru Tetap Yayasan non
Sertifikasi. Dimana salah satu guru menjabat sebagai kepala
Raudhotul Athfal dan dua yang lainnya sebagagai guru kelas. Ada
dua kelas di RA Sudirman Dadapayam 02 yaitu kelas A untuk anak
berumur3 sampai 4 tahun dan Kelas B anak berumur 5 hingga 6
tahun. (Novia ananda Putri)
61
3) RA Sudirman Dadapayam 03
RA Sudirman Dadap Ayam 03 terletak di Dusun Jambe RT
09 RW 05 Desa Dadap Ayam Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang. Adapun kondisi siswa berjumlah 36 siswa yang
keseluruhan siswa beragama Islam. Ada 2 pengajar bersetatus
guru Non PNS, 1 guru bersertifikasi sekaligus menjabat sebagai
kepala Raudhotul Athfal dan 1 guru guru honorer. (Nur Aliyah)
4) RA Ma’arif Jangglengan
RA Janglengan terletak di Dusun Jangglengan Desa Dadap
Ayam Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Adapun kondisi
siswa berjumlah 22 siswa yang keseluruhan siswa beragama Islam.
Ada 2 pengajar bersetatus Guru Tetap Yayasan. (Dwi P)
c. Sekolah Dasar
Ada 3 Sekolah Dasar di Desa Dadapayam yaitu:
1) Sekolah Dasar Dadapayam 1
Sekolah Dasar Dadap Ayam 01 terletak di Dusun Krajan,
RT 05 RW 01 Desa Dadap Ayam Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang. Adapun kondisi siswa berjumlah 153 siswa yang
keseluruhan siswa beragama Islam. Ada 8 pengajar, 6 guru
sebagai guru kelas, 1 guru olah raga, 1 guru mengajar Pendidikan
Agama Islam.
Adapun kondisi guru, ada 5 guru bersetatus PNS, 3 guru
bersetatus guru Non PNS, 1 kepala sekolah berstatus PNS dan 1
tukang kebun juga non PNS. (Intar Apri S)
62
2) Sekolah Dasar Dadapayam 2
Sekolah Dasar Dadap Ayam 02 terletak di Dusun Krajan,
RT 01 RW 01 Desa Dadap Ayam Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang. Adapun kondisi siswa berjumlah 115 siswa yang
keseluruhan siswa beragama Islam.
Adapun kondisi guru ada 7 pengajar, 5 guru bersetatus
PNS,2 guru bersetatus guru Non PNS, 1 kepala sekolah berstatus
PNS dan 1 penjaga sekolah yang bersetatus non PNS.
Wilayah yang sangat luas, bantaknta guru PNS dan
banyaknya guru yang sudah berumur tua menjadi kelebihan
Sekolah Dasar Dadap Ayam 2 karena dalam pandangan masyarakat
semakin tuanya seseorang semakin ahli dalam bidang pendidikan.
3) Sekolah Dasar Dadapayam 3
Sekolah Dasar Dadap Ayam 03 terletak di Dusun
Jangglenan, Desa Dadap Ayam Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang. Adapun kondisi siswa berjumlah 161 siswa yang
keseluruhan siswa beragama Islam.
Adapun kondisi guru ada 7 pengajar, 5 guru bersetatus
PNS, 2 guru bersetatus guru Non PNS, 1 kepala sekolah berstatus
PNS dan 1 penjaga kebun bersetatus non PNS. (sri H)
d. Madrasah Ibtidaiyah
1) Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Dadapayam 01
63
Madrasah Ibtidaiyah Dadap Ayam 01 terletak di Dusun
Plaosan, Desa Dadap Ayam Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang. Adapun kondisi siswa berjumlah 172 siswa yang
keseluruhan siswa beragama Islam.
Adapun kondisi guru ada 6 guru kelas bersetatus sebagai
Guru Tetap Yayasan, 3 Guru sertifikasi dan 3 Guru Tetap Yayasan
non Sertifikasi, 1 kepala sekolah berstatus PNS bersertifikasi dan 1
tukang kebun bersetatus non PNS. (Siti Fathonah)
2) Madrasah Ibtidaiyah Dadapayam 02
Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Dadapayam 02 terletak di
Dusun Krajan RT 03 RW 01, Desa Dadap Ayam Kecamatan Suruh,
Kabupaten Semarang. Adapun kondisi siswa berjumlah 95 siswa
yang keseluruhan siswa beragama Islam.
Adapun kondisi guru ada 6 guru kelas bersetatus non PNS,
3 guru bersetatus guru Non PNS sertifikasi dan 3 guru non PNS
non Sertifikasi, 1 kepala sekolah berstatus non PNS bersertifikasi
dan 1 tukang kebun bersetatus non PNS.
e. Sekolah Menengah Pertama
Di desa Dadap Ayam hanya ada 1 Sekolah Menengah Pertama
yang bernaman Sekolah Menengah Pertama Islam Sudirman
Dadapayam. sekolahan tersebut terletak di Jalan Dadapayam-Salatiga,
Desa Dadapayam Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Adapun
kondisi siswa berjumlah 120 siswa yang keseluruhan siswa beragama
Islam.
64
SMP ini menjadi satu-satunya SMP yang ada didusun
Dadapayam, karena gengsi masyarakat yang besar menjadikan sekolah
ini tidak menjadi rujukan pertama wali siswa. Dengan pola
pembelajaran yang kreatif disertai dengan praktik nyata setidaknya
menjadikan SMP dapat dilirik masyarakat. (Keysi)
B. Deskripsi Umum MI Sudirman Dadapayam 02 Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang
1. Gambaran Umum Madrasah
Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Dadapayam 02 merupakan salah satu
Madrasah Ibtidaiyah swasta yang berada di Desa Dadapayam. Berdiri di
atas tanah wakaf dan merupakan gedung milik sendiri.
a) Identitas Sekolah
Adapun identitas Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Dadapayam 02 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Identitas MI Sudirman Dadapayam 02
a) Nama Sekolah/Madrasah MI Dadapayam II
b) Alamat Sekolah Krajan, RT 03 RW 01
c) Jalan Suruh – Beringin
d) Desa/ Kelurahan Dadapayam
e) Kecamatan Suruh
f) Kabupaten Semarang
g) Provinsi Jawa tengah
h) Status Sekolah Swasta
65
b) Keadaan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Dadapayam 02 memiliki 6 guru kelas, 1 kepala
Madrasah dan 1 tenaga kependidikan. Adapun rincian data tenaga
pendidik adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Data Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
MI Sudirman Dadapayam 02
No. Nama NIP/ NIY Jabatan
1. Hafi Tariful Hadi, S.Pd. I 1817071001 Kepala Sekolah
2. Alfi Qonitin, S.Pd.I 1817071004 Guru Kelas I
3. Riyani, S.Pd.I 1817071002 Guru Kelas II
4. Jamroji, S.Pd.I 1817071005 Guru Kelas III
5. Nur Khanif, S.Pd.I 1817071007 Guru Kelas IV
6. Fadilah, S.Pd.I 1817071003 Guru Kelas V
7. Susilo, SE 1817070806 Guru Kelas VI
8 Evi Hutri Priyo Susanto 1817071004 Tenaga Administrasi
c) Kurikulum MI Sudirman Dadapayam 02
1) Program intrakulikuler
a) Sebagai pendidikan dasar, menerapkan kurikulum umum
Sekolah Dasar
b) Ciri khas islam: Al Qur’an Hadist, Aqidah Akhla, fiqih, SKI
dan Bahasa Arab
66
2) Program ekstrakurikuler
a) Pramuka
b) Komputer
c) Qiro’ah
d) BTQ
e) Drumb Band
C. Cara MI Sudirman Dadapayam 02 Mengembangkan Mutu dengan
Analisis SWOT Tahun 2016/2017
Adapun cara mengembangkan mutu madrasah dengan menggunakan
analisis SWOT adalah dengan cara mempertimbangkan faktor yang ada pada
SWOT madrasah itu sendiri dalam mengambil suatu keputusan. seperti
halnya SWOT dibawah ini:
1. Strenghths (S) Kekuatan
a) 50 persen guru bersertifikasi
Ditahun 2017 ada empat guru yang sudah dinyatakan sebagai
guru bersertifikasi, diantaranya kepala Madrasah Hafi Tariful Hadi,
S.PdI, guru kelas 1 Alfi Qonitin, S.Pd.I, guru kelas dua Riyani, S.Pd.I
dan guru kelas Lima Fadilah, S.Pd.I
b) Mempunyai alat teknologi pembelajaran yang cukup kompit
Adapun alat teknologi yang dimiliki oleh MI Sudirman
dadapayam 02 adalah 2 perangkat komputer, 2 laptop, 5 printer, 1 LCD
Proyektor, Spiker yang dipasang disetiap sudut ruang kelas sebagai alat
informasi dan berdoa bersama, sound system, dan lain sebagainya
67
dimana semuanya bersetatus milik madrasah yang digunakan sebagai
alat untuk menunjang proses kegiatan mengajar.
c) Kedisiplinan guru yang cukup baik
Semua guru dihimbau untuk berdisiplin, terlihat pada jam
keberangkatan guru. Semua guru sudah berada dilingkungan madrasah
dan siap melaksanakan tugas mulianya ketika pukul 07.00 WIB dan
pada pukul 07.15 WIB bel masuk dibunyikan sebagai tanda bahwa
semua siswa harus segera masuk ruangan.
Setelah masuk ruangan semua guru kelas juga masuk kelas
untuk mendampingi siswa. Sedang diruang operator sound system ada
satu guru atau tenaga administrasi memimpin doa yang diikuti oleh
semua siswa dan guru kelas yang ada di madrasah.
d) Toleransi dan kekeluargaan yang dijunjung tinggi
Setiap ada salah satu guru yang salah, maka guru yang lain ikut
menegur agar terciptanya hal yang positif. Ketika ada guru atau siswa
yang sakit, ada perwakilan dari fihak madrasah untuk menjenguk.
e) Adanya mobil antar jemput siswa
Mobil antar jemput siswa dikemudikan oleh guru, adapun rute
dari mobil antar siswa adalah mulai dari dusun Ngroto, -> dusun
Gempol, -> dusun Bulu, -> dusun Ngenjer, -> Dusun Pojok, -> baru ke
dusun Krajan.
f) Keselarasan pendidikan terhadap tuntutan zaman
Di MI Dadapayam 02 ada kegiatan ekstrakulikuler sebagai bekal
siswa untuk menghadapi perkembangan zaman, diantaranya ada
68
program hafalan Hadits dan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup di
dunia, adanya ekstra kulikuler seni yakni, Drum band, menari,
keterampilan dan lain sebagainya
g) Keteladanan (accountability) yang tinggi, terutama karena kinerja
(performance) lembaga.
Karena MI Dadapayam 02 terletak didaerah pedesaan maka
nuansa keteladanan sangat terlihat ketika guru ketika beristirahat
mengajak siswa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jawa
halus. Setiap hari juga diadakan sholat dhuha berjamaah di masjid.
h) Suasana yang akrab, hangat dan merangsang pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar kelas di atur dengan
sedemikian rupa, sistem pembelajaran yang santai akan tetapi mengena
menjadi hal yang terpenting. Guru mentransfer ilmu dengan kasih
sayang dan memberikan bimbingan diluar pembelajaran bagi siswa
yang belum mampu menerima materi pembelajaran.
i) Senantiasa melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan
Dengan adanya rapat guru setiap minggun dan apel guru dan
tenaga kependidikan pagi setiap harinya kecuali hari libur menunjukkan
adanya evaluasi terhadap permasalahan yang ada di lembaga pedidikan
MI Sudirman dadapayam 02
Adapun fungsi dari evaluasi itu sendiri adalah sebagai berikut:
1) Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu
periode kerja , apakah pekejaan tersebut berhasil
2) Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien
69
3) Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran yang telah
dihadapi dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak
Madrasah
j) Adanya Bantuan Operasional Pendidikan (BOS)
BOS adalah kepanjangan dari Bantuan Operasional
Sekolah. Dimana bantuan ini bersumber dari Pemerintah pusat.
Dengan adanya BOS ini semua diharapkan semua biaya pendidikan
sekolah siswa digratiskan.
Dengan adanya BOS siswa tidak dipungut biaya dalam
mengenyam bangku pendidikan sekolah. Khususnya dibangku
sekola Dasar. BOS dialokasikan kepada madrasah selama 3 bulan
sekali. Jadi Madrasah menerima BOS selama empat kali dalam satu
tahun.
BOS diterimakan oleh madrasah melalui perantara bank
yang ditunjuk oleh pemerintah. Dimana orang yang berwenang
dalam pengambilan BOS adalah Kepala Madrasah dan Bendahara
Madrasah.
2. Weakness (W) kelemahan
a) Lahan yang sempit
Ada 10 ruang di area MI Sudirman dadapayam 02. Masing-
masing ruang kurang lebih berukuran 4X7 meter. Dimana 6 kelas
untuk kelas 1 hingga kelas 6. 2 ruang digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar RA Sudirman Dadapayam 02, dan 2 ruang yang
tersisa digunakan untuk kantor.
70
b) Sekolah bersetatus swasta
MI Sudirman Dadapayam 02 adalah Sekolah atau Madrasah
bersetatus Swasta. Pada tahun 2012 pernah mengupayakan kenegrian,
akantetapi, usaha tersebut belum membuahkan hasil.
c) Kebanyakan siswa berasal dari ekonomi menengah kebawah
Hampir 70 persen siswa MI Sudirman Dadapayam 02 berasal
dari ekonomi menengah. Dimana penghasilan wali murid berasal dari,
bertani dan berkebun.
d) Kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan siswa
50 persen siswa MI Sudirman Dadapayam 02 di tinggal
dirumah dengan nenek mereka. Sedang wali siswa pergi merantau ke
Sumatra untuk mengais rizki di sana. Sedang kepulangan wali siswa
tidak pasti, karena mengandalkan musim untuk dapat pulang
kampung. Sehingga pantauan dan perhatian terhhadap perkembangan
pendidikang siswa sangat kurang.
e) Kondisi bangunan yang kurang baik yang harus segera direnovasi
MI Sudirman Dadapayam 02 terakhir menyelenggaraan
rehabilitasi gedung pada tahun 2012 dengan adanya bantuan dari
pemerintah lantaran dana Rehab BUMN.
Dikarenakan dana yang tidak mencukupi, oleh karena itu tidak
semua gedung dapat dibangun, Adapun gedung yang dibangun adalah
4 ruang kelas yakni kelas 1 hingga kelas 4 dan 2 ruang kantor.
71
3. Opportunities (O) peluang
a) Masyarakat yang dominan beragama Islam
Mayoritas penduduk desa dadapayam adalah beragama Islam,
sehingga menjadi peluang yang sangat bagus dan empuk bagi
perkembangan MI Sudirman Dadapayam 02 dalam penerimaan dan
perekrutan siswa.
b) Semua guru pernah menjadi santri pondok Pesantren
Semua guru pernah nyantri di pondok pesantren ketika masih
berada di bangku SLTP, SMA maupun ketika dibangku perkuliahan.
Diantara pondok pesantren yang pernah menjadi persinggahan guru MI
Sudirman Dadapayam 02 adalah: PONPES Al-Hasan Bayu Putih
Salatiga, PONPES Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang, PONPES
AL-Falah Salatiga, PONPES Sunan Giri Salatiga dan lain sebagainya
4. Threat (T) Ancaman
a) Tanah Wakaf
Tanah yang di tempati adalah tanah bukan milik sendiri.
Akan tetapi tanah wakaf yang diberikan oleh orang yang terdahulu dan
belum di legalkan secara hukum.
Sehingga sewaktu-waktu tanah yang ditempati oleh MI
Dadapayam 02, diminta oleh ahli waris yang bersangkutan, semua fihak
baik dewan guru, komite maupun siswa, tidak dapat berbuat sesuatu
yang dapat mempertahankan sekolah dan gedung.
72
b) Faktor politik dan persaingan
Faktor politik dan persaingan yang ketat MI Sudirman
Dadapayam 02, dikarenakan dalam satu dusun ada tiga sekolah dua
Sekolah Dasar dan satu MI .
Terlihat ketika penerimaan siswa baru ke tiga lembaga
pendidikan tersebut bersaing untuk memperoleh siswa. Banyak cara
yang di terapkan, mulai dari promosi sekolah gratis, sragam gratis, buku
gratis, tas gratis, progam sekolah, ekstra sekolah dan lain sebagainya.
D. Hambatan atau Kendala Dalam Pengembangan Mutu MI Sudirman
Dadapayam 02 Tahun 2016/2017
Hambatan atau kendala dalam pengembangan mutu MI Sudirman
Dadapayam 02 terletak pada Weakness (W) kelemahan dan Threat (T) atau
ancaman yang ada pada MI Sudirman Dadapayam 02 yakni lahan yang
sempit, kurangnya perhatian wali murid kepada murid, kondisi bangunan
yang kurang baik, tanah wakaf yang belum dilegalkan secara hukum dan
faktor politik yang tidak sehat dalam persaingan penerimaan siswa baru.
E. Hasil Tujuh Bidang Garapan Manajemen Pendidikan dengan Analisis
SWOT MI Sudirman Dadapayam 02 Tahun 2016 /2017
Adapun hasil tujuh bidang garapan manajemen pendidikan dengan analisis
SWOT MI Sudirman Dadapayam 02 tahun 2016/2017 adalah Sebagai Berikut:
1. Manajemen tata laksana Madrasah
73
Organisasi dan struktur pegawai tata usaha di MI Sudiman
Dadapayam 02 ada Kepala Madrasah, sekretaris, bendahara, kesiswaan
dan humas. Otorisasi dan anggaran belanja keuangan Madrasah berasal
dari dana BOS, Masalah perlengkapan dianggarkan setiap tahunnya dan,
transaksi keuangan pembukuan dibukukan sesuai dengan tanggal
transaksi
2. Manajemen personel guru dan pegawai sekolah
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, semua
perangkat pembelajaran telah disiapkan oleh guru kelas, seperti halnya
RPP, Absensi siswa, buku penilaian, media Pembelajaran, Penilaian dan
lain sebagainya. Selain guru mengarsipkan penilaian kedalam buku nilai,
guru juga meng input nilai kedalam soft copy komputer.
Selain berupa wujud dokumen asli, foto copy, soft file yang
telah di scan, manajemen personal guru dan pegawai sekolah tercatat
dalam Simpatika dan Emis.
Simpatika dan emis adalah proses pendataan guru dan pegawai
pendidikan yang dilaksanakan secara on line. Dimana proses penginputan
data sesuai dengan data yand dimiliki oleh personal guru dan pegawai
sekolah.
3. Manajemen peserta didik
Manajemen peserta didik, absensi, induk siswa, lembar
penilaian dan lain sebagainya, dimana data tersebut di input secara
manual dan soft file, di input secara manual kedalam buku masing
masing sebagai arsip yang benar-benar nyata. Dedang di input dengan
74
soft file computer harapannya, ketika data manual hilang, data soft file
masih ada sebagai bukti yang autentik.
4. Manajemen pelaksanaan dan pembinaan kurikulum
Dalam penyusunan kurikulum Madrasah, dilaksanakan setiap
awal tahun pembelajaran. Pembinaan kurikulum melalui organisasi
Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) dan Kelompok Kerja
Guru (KKG) tingkat kecamatan.
a. Manajemen Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah
Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah sudah
direncanakan ketika gedung MI Sudirman Dadapayam 02 dibangun.
Terdiri dari ruang kepala Madrasah, ruang kelas, UKS, Dimana
tempatnya yang strategis ditengah-tengah permukiman rumah penduduk.
b. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat
MI Sudirman Dadapayam 02 memiliki hubungan sekolah dan
masyarakat yang cukup baik, adanya hubungan Madrasah dengan
sekolah-sekolah lain tercermin dalam kegiatan KKG, dokter kecil, tukar-
menukar pengawas ujian dan lain sebagainya.
Hubungan sekolah dengan masyarakat tercermin pada kegiatan
kemasyarakatan, PKK, Fatayat Muslimat, pihak Puskesmas dan lain-lain
yang pada umumnya. Disamping menjadi guru MI Sudirman Dadapayam
02 juga menjadi ustadz dan ustadzah
Guru adalah sosok seseorang yang di gugu dan di tiru baik
didalam lingkungan pendidikan maupun dilingkungan masyarakat.
Begitu pula realita yang ada di MI Sudirman Dadapayam 02, guru selain
75
menjadi tenaga pendidik di madrasah beliau juga menjadi contoh
keteladanan di masyarakat.
Ada beberapa guru yang juga menjadi ustadz maupun ustadzah
diantaranya, bapak Jamroji sebagai pemuka agama atau Kyai di dusun
ngroto. Bapak Nurkhanif juga menjadi Kyai di dusun Krajan, dan ibu
Fadilah menjadi ustadzah TPA di desa Dadapayam
c. Manajemen Pembiayaan
adapun manajemen pembiayaan di MI Sudirman Dadapayam
02 berasal dari dimana bantuan ini bersumber dari Pemerintah pusat.
Dengan adanya BOS ini semua diharapkan semua biaya pendidikan
sekolah siswa digratiskan sehingga untuk saat ini, dalam setiap bulannya
tidak ada pungutan pembayaran bulanan atau sumbangan pembinaan
pendidikan (SPP).
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan analisis, faktor Upaya Pengembangan Mutu MI
Sudirman Dadapayam 02 Dengan Analisis SWOT Tahun 2016/2017,
penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Cara mengembangkan mutu MI Sudirman Dadapayam 02 dengan
menggunakan analisis SWOT. Berbagai hal yang dapat
dilaksanakan dalam pengembangan Mutu Madrasah diantaranya
memperbaiki kondisi internal dan eksternal MI Sudirman
Dadapayam 02. Kerkembangan dan peningkatan sebuah mutu itu
tidak hanya dilihat dari satu sektor saja akan tetapi dengan
keseluruhan yang ada dalam lingkungan tersebut, yakni faktor
eksternal dan faktor internalnya. Adapun faktor internal yaitu :
Mewajibkan semua guru untuk menempuh pendidikan minimal S1
Mewajibkan semua guru untuk dapat menguasai Information
Technology (IT), memberikan guru pendamping bagi kelas jumlah
muridnya gemuk minimal satu kelas 21 siswa, mengikut sertakan
guru dalam workshop, adanya evaluasi permasalahan pembelajaran
pada akhir pekan, menambah buku bacaan sebagai bekal ilmu
pengetahuan siswa pada perpustakaan, adanya program membaca
77
setiap harinya, lengkapnya alat teknologi, komputer, laptop,
printer, LCD proyektor, mesin foto copy dan lain sebagainya.
Sedang faktor eksternalnya adalah: Adanya pertemuan wali siswa
setiap bulan, semua guru dihimbau untuk aktif dalam organisasi
kemasyarakatan, seringnya berkomunikasi kepada pemuka agama
dan tokoh masyarakat, mengadakan program bakti social dengan
masyarakat, semisal program jum’at bersih antara guru, siswa dan
masyarakat
2. Hambatan atau kendala dalam pengembangan mutu MI Sudirman
Dadapayam 02 terletak pada Weakness (W) kelemahan dan Threat (T)
atau ancaman yang ada pada MI Sudirman Dadapayam 02 yakni Lahan
yang sempit, kurangnya perhatian wali murid kepada murid, kondisi
bangunan yang kurang baik, tanah wakaf yang belum dilegalkan secara
hukum dan faktor politik persaingan MI Sudirman dadapayam 02
dengan sekolah lain yang tidak sehat.
3. Upaya peningkatan tujuh garapan pendidikan di MI Sudirman
Dadapayam 02 adalah dengan cara menata:
a. Manajemen tata laksana sekolah adanya berbagai organisasi
dalam manajemen tata laksana sekolah, sepertihalnya, kesiswaan,
bendahara, sekretaris, pekerjaan pun berjalan sesuai dengan
jalanya, tentunya dapat meningkatkan potensi guru dan tenaga
kependidikan dibidang kepemimpian.
b. Manajemen personel guru dan pegawai sekolah hasil nyata yang
diperoleh adalah sudah ada 5 guru yang berkwalifikasi sertifikasi.
78
c. Manajemen peserta didik dengan adanya sistem on line dan
pengembangan IT dalam meng input data peserta didik, baik itu
nilai, absensi, induk siswa maka guru dituntut untuk cerdas dalam
pengarsipan data peserta didik
d. Manajemen Pebiayaan
Pembiayaan berasal dari Bantuan Operasinal Sekolah (BOS)
dimana hasilnya berupa gratisnya pendidikan di madrasah.
e. Manajemen pembinaan kurikulum Dalam penyusunan kurikulum
Madrasah, dilaksanakan setiap awal tahun pembelajaran.
Pembinaan kurikulum melalui organisasi Kelompok Kerja
Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) dan Kelompok Kerja Guru (KKG)
tingkat kecamatan. Dimana dengan KKMI dan KKG dapat
menintkatkan mutu dan kwalitas guru
f. Manajemen sarana dan prasarana (sarpras) hasilnya berupa
pembangunan gedung, adanya UKS, kantor dan lain sebagainya
dimana pendanaannya berasal dari bantuan APBN.
g. Manajemen sekolah dan masyarakat hasil nyata yang diperoleh
adalah adanya peningkatan siswa MI Sudirman Dadapayam 02
dari tahun 2013 sampai tahun 2016/2017.
Untuk itu sangatlah penting bagi pemimpin di suatu lembaga
pendidikan dan lapisannya untuk tidak kaku dalam mengelola pendidikan
yang bersangkutan, dengan kata lain harus fleksibel dengan adanya,
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi, kondisi
kemasyarakatan,kondisi sosial dan lain sebagainya.
79
B. Saran
Berdasarkan kenyataan yang sudah diuraiakan di atas, maka
penulis menyarankan :
1. Kepada kepala MI Sudirman Dadapayam 02 utuk tetap melaksanakan
perubahan dan pengembangan kearah yang lebih baik, dengan
meningkatkan sarana dan prasarana, pengembangan sain, pendalaman
ilmu agama yang lebih mendalam untuk siswa secara
berkesinambungan. Karena yang namanya mutu itu didapat dari hasil
yang berkesinambungan, membutuhkan banyak waktu dan proses.
2. Kepada guru MI Sudirman Dadapayam 02 tetaplah ikhlas dan penuh
dengan kasih sayang ketika mentransfer ilmu. Karena anak-anak
bangsa ini membutuhkann keikhlasan dan kasih sayang bapak ibu
guru. Dan yakinlah ketika kalian memberi suatu saat kalian akan di
beri yang lebih banyak lagi. Selamat berjuang bapak ibu guru
80
DAFTAR PUSTAKA
Arcara, Jerome S, 2007, Penerapan pengingkatan Profisionalisme Guru SD,
Jakarta: PT Bumi Aksara Alwi, Hasan, 2011, KBBI, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Arikunto, suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT Renika Cipta Denial dkk, 2009, Metode Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: Laboratorium
Pendidikan Kewarganegaraan Departemen Agama RI, 2004, Himpunan perundang-undangan Tentang
Pendidikan Nasional (Perguruan Agama Islam), Jakarta: Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Faridah, Dian, 2015, Analisis SWOT Program Pendidikan Sekolah Dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan di SMK 5 Yogyakarata, Yogyakarta:
Skripsi Khaeruddin dkk, 2007, Kurikulum Tingkat satuan Pendidkan Madrasah,
Yogjakarta: Nuansa Aksara Moleong, lexy J. 2004, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda cet.23 Mansur, 2005, Pendidikan anak usia dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Murohar, Prim Masrokan, M.Pd, 2013, Manajemen Mutu Sekolah, Surabaya:
Kata Pena Nasution S, 2004, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara. Rangkuti, Freddy, 2015, Analisis SWOT Reorientasi Konsep Perencanaan
Strategi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama RI, Departemen Agama, 2007, Al-Qur'an dan Terjemahannya 30 Juz, Solo: PT
Qomari Prima Publisher Said, M Mas’ud, 2004, Kepemimpinan Pengembangan Organisasi Team Building
dan perilaku Inofatif, Malang: UIN Malang Press Sallis, Edward, 2012, Total Quality Management in Education Manajemen Mutu
Pendidikan, Yogyakarta: IRCiSoD Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta Supardi, Dedi, 2004, .Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Press
81
Suryatama, Erwin, 2014, Lebifh Memahami Analisis SWOT dalam Bisnis,
Surabaya: Kata Pena Suryosubroto, 2004, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta Tsauri, Sofyan, 2007, .Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jember:Center for
society studies Umarso dan Imam Gojali, 2011, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan, Yogjakarta: IRCiSoD, Cet. II
82
83
84
85
PEDOMAN WAWANCARA
1. Siapa nama anda ?
2. Bagaimana kondisi MI Sudirman Dadapayam 02 ?
3. Bagaimana kondisi guru MI Sudirman Dadapayam 02 ?
4. Bagaimana dengan kedisiplinan guru?
5. Ada berapa guru yang sudah bersertifikasi?
6. Bagaimana Kondisi Siswa MI Sudirman Dadapayam 02 ?
7. Bagaimana Tanggapan Masyarakat sekitar MI Sudirman Dadapayam
02 ?
8. Fasilitas apa yang diberikan MI Sudirman Dadapayam 02 kepada
siswa dan wali siswa dalam meningkatkan jumlah siswa?
9. Apa saja kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki
oleh MI Sudirman Dadapayam 02 ?
10. Apa saja program yang dimiliki MI Sudirman Dadapayam 02?
11. Apa saja upaya kepala MI Sudirman Dadapayam 02 beserta jajaran
kepengurusan dalam meningkatkan mutu Madrasah?
12. Bagaimana cara MI Sudirman Dadapayam 02 mengembangkan mutu
dengan analisis SWOT tahun 2016/2017?
13. Adakah hambatan atau kendala dalam pengembangan mutu MI
Sudirman Dadapayam 02 tahun 2016/2017?
14. Sejauh mana hasil peningkatan tujuh bidang garapan manajemen
pendidikan dengan analisis SWOT MI Sudirman Dadapayam 02 tahun
2016/2017?
86
Identitas Nara Sumber
No Nama Alamat Pekerjaan
1 Hafi Tariful Hadi, S. Pd.I Krajan, Dadapayam Guru
2 Ellyana A Krajan, Dadapayam Guru
3 Novia Ananda P Bulu, Dadapayam Guru
4 Nur A Jambe, Dadapayam Guru
5 Intar A Krajan Dadapayam Guru
6 Ida Prasetyawati Krajan Dadapayam Perangkat Desa
7 Siti R Ngroto Dadapayam Guru
8 Dwi P Jangglengan Guru
9 Sri H Krajan, Dadapayam Guru
10 Keysi Krajan, Dadapayam Guru
11 Riyani Krajan, Dadapayam Guru
12 Evi Hutri Prio S Wonosegoro Guru
13 Alfi Ariyanti Krajan, Dadapayam Pelajar
14 Tsalis Hidayati Krajan, Dadapayam Guru
15 Sukini Krajan, Dadapayam Wiraswasta
87
88
Daftar Riwayat Hidup
A. KETERANGAN DIRI
1. Nama : Imroatun
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Semarang, 29 September 1988
3. NIM : 114-13-029
4. Jurusan : Pendidikan Agama Islam
5. Semester : VIII (Genap)
6. Tahun Ajaran : 2016/2017
7. Jenis Kelamin : Perempuan
8. Agama : Islam
9. Status Perkawinan : Sudah Menikah
10. Pekerjaan : Mahasiswa
11. Alamat : Bulu RT 04, RW 04 Dadapayam
12. Riwayat Pendidikan : SD Tahun 1994-2000
SMP Tahun 2000-2003
SMA Tahun 2003-2006
D3 Tahun 2006-2009
13. Riwayat Pekerjaan : -
14. Riwayat Organisasi : Koperasi Mahasiswa, KSEI, Karang Taruna
B. KETERANGAN KELUARGA
1. Nama Suami : Muhammad Zamroni
2. Tempat/ Tanggal Lahir Suami : BuluRT 04 RW 04 Dadapayam
3. Pendidikan Suami : D3
4. Pekerjaan Suami : PNS
5. Agama Suami : Islam
Dadapayam, 19 Maret 2016
Yang Membuat
Imroatun
NIM. 114-13-029
89
Lampiran Foto MI Sudirman Dadapayam 02
Identitas MI Sudirman Dadapayam 02
Lokasi dan Mobil Antar Jemput MI Sudirman Dadapayam 02
90
Kegiatan KBM