Post on 25-Jul-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
adalah mata pelajaran yang bersifat khusus. Hal ini didasarkan pada
hakikat mata pelajaran dan guru itu sendiri. Karena itu, cara
menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa yang bersifat
khusus tersebut menunjuk sifat hakiki mata pelajaran PKn sebagai
pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa. (Hamka, 1994: 559).
Kekhasan mata pelajaran dan guru termasuk di dalamnya
berbagai ajaran tentang kehidupan bermasyarakat yang khusus
diperuntukkan untuk para siswa, dalam proses pengembangan dan
pembentuk manusia melalui tuntutan dan petunjuk yang tepat dalam
menghadapi kehidupannya dimasa mendatang, melalui berbagai
upaya yaitu melalui lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga,
merupakan tempat pendidikan formal yang mempunyai peranan untuk
mengembangkan kepribadian anak sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuannya dalam usaha melaksanakan tugasnya kelak dalam
masyarakat. Upaya ini akan berhasil apabila setiap guru mampu
mendorong dan mengarahkan murid-muridnya belajar mengem-
bangkan kreatifitas, pengetahuan dan ketrampilannya. Di antara
beban tugas guru adalah pembentukan sikap, pembinaan perilaku,
yaitu pembinaan kepribadian pelajar seutuhnya.
Untuk melaksanakan fungsinya, sangat diperlukan guru yang
mempunyai kompetensi pendidik guna membekali anak didiknya
dengan pengetahuan serta mampu membina kepribadian mereka
menjadi pribadi pelajar yang dikehendaki oleh keluarga dan
masyarakat.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah, diperlukan
kerjasama antara guru dengan guru lainnya serta berbagai bentuk
media dan model pembelajannya, bentuk media dan model
pembelajaran sangatlah beragam contohnya media televisi, karena
proses belajar mengajar di sekolah buka hanya diberikan oleh guru
PKn saja, tetapi juga bisa melalui media pembelajaran.
Menjadi guru tidak mudah, karena setiap guru dituntut untuk
memiliki kompetensi sebagai tenaga profesional, seperti kompetensi
personal, kompetensi dalam memberikan pelayanan pendidikan, dan
kompetensi sosial. Di samping itu seorang guru juga harus mengerti
dan memahami ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, psikologi per-
kembangan, dan khusus untuk guru PKn harus mengerti ilmu
kependudukan dan kewarganageraan.
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa mendidik peserta didik
pada berbagai tingkat tentulah tidak sama, karena perbedaan
perkembangan kecerdasan, usia, pengalaman dan sebagainya. Apa
yang dulu pada masa kanak-kanak dapat diterimanya tanpa bertanya,
tapi pada umur ini, mereka sering bertanya atau minta penjelasan
yang masuk akal, karena mereka tidak dapat menerima apa yang
tidak dapat dimengertinya.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa guru PKn seyogianya
mengerti dan memahami perkembangan jiwa siswa, sehingga dapat
memberikan pendidikan sesuai dengan perkembangan mereka.
Guru PKn memerlukan pemahaman perkembangan jiwa anak-
anak, masalah-masalah dan cita-cita yang sedang mereka rasakan,
agar dapat membimbing dan membantu mengatasi masalah-masalah
yang mereka hadapi.
Tugas guru tidak hanya mengajarkan bidang studi/pengetahuan
saja, tetapi ia juga mendidik dan membina kepribadian anak. Tugas ini
merupakan faktor yang penting dalam terlaksanannya proses
pendidikan. Untuk bisa menunaikan tugasnya ini, guru PKn wajib
memiliki segala sesuatu yang berguna demi tugasnya. Tuntutan inilah
yang membatasi kedudukannya, sehingga akibatnya tidak sembarang
orang dapat atau berhak menjadi guru PKn.
Terbentuknya kepribadian pelajar merupakan tujuan akhir dari
pendidikan PKn. Untuk tercapainya tujuan tersebut perlu dilaksanakan
proses pendidikan dan pengajaran yang hasilnya dapat dilihat dari tiga
aspek, yaitu aspek /cosrA?#//(pengetahuan), afektif (sikap) dan
psikomo-tor (pengamalan).
Dari ketiga aspek tersebut, aspek afektif dan psikomotor
biasanya kurang mendapat perhatian dan kurang tercapai dengan
baik. Hal ini disebabkan karena keterbatasan-keterbatasan sarana
atau fasilitas yang menunjang tujuan pendidikan PKn.
Di samping itu banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
program pendidikan guru di sekolah, sehingga banyak kesulitan yang
dihadapi baik oleh guru maupun oleh siswa. Hal ini mengakibatkan
tujuan pendidikan PKn kurang tercapai dengan baik. Di sinilah
pentingnya kompetensi guru agar tujuan pendidikan PKn dapat
tercapai dengan baik.
Salah satu kompetensi guru adalah bagaimana menciptakan
model pembelajaran yang bisa menarik minat siswa untuk selalu
berperan aktif mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh gurunya,
salah satunya adalah dengan metode permainan (Game), metode
permainan adalah suatu kegiatan yang menimbulkan keasyikan dan
kesenangan yang dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dan rasa
tanggung jawab, dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir yang
dicapai. (Subiyanto (1990; 40)
Terkait dengan pokok permasalahan yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka dalam penelitian skripsi ini penulis tZertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul "Upaya Meningkatkan Minat
Belajar PKn Melalui Metode Bermain Pada Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah I Jakarta Selatan".
B. Identifikasi Masalah
Terkait dengan latar belakang masalah maka dalam penelitian
ini masalah yang ingin dipecahkan atau dicarikan solusi pemecahan
adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya daya serap siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
Jakarta Selatan terhadap mata pelajaran PKn yang diterapkan
dengan menggunakan metode permainan (Game).
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode permainan (Game)
dapat meningkatkan minat belajar PKn siswa Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan.
3. Kurangnya minat belajar terhadap mata pelajaran PPKn pada
kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan
4. Siswa merasa bosan dengan mated mata pelajaran PPKn yang
diberikan guru
5. Adanya hambatan dalam penyediaan alat bermain yang
mendukung proses pembelajaran materi PPKn
6. Tidak adanya dukungan dari pihak sekolah dengan metode yang
diterapkan guru pada materi pembelajaran PPKn
7. Kurangnya tenaga pengajar yang mampu menguasai metode
bermain
8. Adanya dukungan dari pihak orang tua dengan metode belajar
dengan metode bermain
9. Siswa merasa senang dengan metode bermain yang diterapkan
karena tidak membosankan
10. Mahalnya peralatan yang digunakan dalam mendukung metode
bermain
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka
masalah yang akan diteliti dibatasi pada :
1. permainan adalah menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan
digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif,
dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang
(segar).
2. Minat belajar yang dimaksud adalah arahan perhatian,
perasaan senang, perasaan tertarik dalam minat-bakat siswa.
3. Sekolah Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan adalah unit
pendidikan yang bertempat di Jl. Limau No.31, Kebayoran
Baru Jakarta Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan
masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan diteliti
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana daya serap siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
Jakarta Selatan terhadap mata pelajaran PKn yang diterapkan
dengan menggunakan metode permainan (Game).
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan metode
permainan (Game) dapat meningkatkan minat belajar PKn siswa
Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan.
3. Bagaimana pengaruh pelaksanaan pembelajaran dengan metode
permainan (Game) dengan hasil belajar PKn siswa Kelas VIII
SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui daya scrap siswa Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan terhadap mata pelajaran
PKn yang diterapkan dengan menggunakan metode
permainan (Game).
b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan metode
permainan (Game) dapat meningkatkan minat belajar PKn
siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan.
c. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pembelajaran
dengan metode permainan (Game) dengan hasil belajar PKn
siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Jakarta Selatan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Mahasiswa
Untuk memenuhi sebahagian syarat dalam
menyelesaikan tugas akhir program Sarjana Strata-1
Universitas Pamulang yang akan menyelesaikan studi guna
mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
b. Bagi Guru
1) Membantu terselenggaranya proses kegiatan belajar
mengajar agar dapat berlangsung secara efektif dan
efisien.
2) Meningkatkan peranan guru dalam memotivasi dan
menumbuhkan semangat belajar peserta didiknya.
3) Meningkatkan kesadaran belajar siswa akan perlunya
media dan metode pembelajaran dalam proses kegiatan
belajar mengajar mata pelajaran PKn.
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan proses
belajar mengajar pada siswa/siswinya.
2) Memberikan sumbangan dalam menentukan kebijakan
sekolah dalam usaha untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa melalui pengadaan sarana dan prasarana yang
memadai khususnya mata pelajaran PKn.
3) Sebagai pedoman dan acuan dalam menentukan langkah-
langkah yang harus diambil untuk mendukung
upaya guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literature/
acuan pada peneliti selanjutnya terkait dengan peningkatan
minat belajar siswa.
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PKN MELALUI METODE
BERMAIN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1
JAKARTA SELATAN
Dosen : Drs. H. Dayat Hidayat, MM
Tugas Ini Disusun untuk Melengkapi Tugas
Mata Kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Disusun Oleh :
WIDA RETNA KUSUMAH
2008150075
JURUSAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2011