Post on 15-Mar-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI
GAYA STRADDLE MELALUI PENDEKATAN BERMAIN
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TUMANGGAL
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
TRIWATI
X 4710163
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Triwati
NIM : X 4710163
Jurusan/Program Studi : FKIP/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE MELALUI
PENDEKATAN PERMAINAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2
TUMANGGAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Triwati
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI
GAYA STRADDLE MELALUI PENDEKATAN BERMAIN
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TUMANGGAL
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
TRIWATI
X 4710163
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Di dunia ini hanya ada dua macam profesi, yakni guru dan selain guru
(Daoed Yoesoef)
Berbicara masalah martabat guru, separuhnya adalah kesejahteraannya
(Wardiman Djojonegoro)
Jalan terpenting untuk mempertinggi mutu sekolah-sekolah itu ialah
mempertinggi mutu pendidiknya (Mr. Muhammad Yamin)
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembakan karya ini untuk:
SD Negeri 2 Tumanggal Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga
Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya
Suami dan anak-anakku tercinta,
Segalanya bagiku
Bapak dan Ibuku,
Doamu yang tak terhenti, pengorbanan tiada batas dan kasih sayang tiada terputus.
Semua membuatku bangga.
Bapak dan Ibu Mertuaku,
Sumber inspirasiku
Siswa-siswi SD Negeri 2 Tumanggal Kecamatan Pengadegan
Kabupaten Purbalingga.
FKIP Universitas Sebelas Maret, almamater tercinta kampus tempatku
mengasah dan mempertajam wawasan keilmuan
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Triwati. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI
GAYA STRADDLE MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI 2 TUMANGGAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012,
Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Juli 2012
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar lompat tinggi
gaya straddle melalui pendekatan permainan pada siswa kelas V SD Negeri 2
Tumanggal Kecamatan Pengadegan Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan setiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa
kelas V SD Negeri 2 Tumanggal Kecamatan Pengadegan yang berjumlah 28
siswa yang terdiri dari 16 siswa putra dan 12 siswa putri. Sumber data berasal dari
guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi wawancara
dan angket dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik
trianggulasi data. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas prosedurnya adalah dilaksanakan secara
partisipatif atau kolaborasi dengan teman sejawat bekerja sama, mulai dari tahap
orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan
tindakan dalam siklus..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pendekatan permainan
dapat meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle dari pra siklus
sebesar 42,84% kemudian pada siklus I meningkat menjadi 75% dan pada siklus
II meningkat menjadi 92,86%. Proses pembelajaran pada pra siklus bersifat
teacher-centered sehingga hasil belajar lompat tinggi gaya straddle siswa rendah.
Peningkatan terjadi pada siklus I. hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat
tinggi gaya straddle meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II
menyebabkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle siswa meningkat tinggi
sehingga mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas.
Simpulan penelitian ini adalah melalui pendekatan permainan dapat
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle siswa kelas V SD Negeri 2
Tumanggal Kecamatan Pengadegan Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: pendekatan permainan, hasil belajar, pembelajaran lompat tinggi
gaya straddle.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga Penelitian Tindakan Kelas
dapat terselesaikan guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana
Pendidikan. Selama penyusunan penelitian, tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan Penelitian Tindakan Kelas.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan persetujuan penulisan Penelitian
Tindakan Kelas.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes, selaku Pembimbing I dan Rony Syaifullah,
S. Pd. M. Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan dorongan sehingga penelitian dapat terselesaikan dengan lancar
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar
(PPKHB) Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan.
6. Mistoyo, S.Pd. SD, Selaku kepala sekolah SD Negeri 2 Tumanggal yang telah
memberikan izin terlaksananya penelitian.
7. Rekan-rekan mahasiswa UNS Surakarta yang telah memberikan bantuan dan
motivasi dalam penyusunan penelitian.
8. Siswa-siswi SD Negeri 2 Tumanggal yang telah bersedia untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun spiritual demi
terselesaikannya Penelitian Tindakan Kelas ini.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Penelitian Tindakan Kelas ini telah diusahakan sebaik-baiknya, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penelitian.
Semoga penelitian yang telah disusun dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi para pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL..........................................................................................................
PERNYATAAN…………………………………………………………...
PENGAJUAN……………………………………………...........................
PERSETUJUAN...........................................................................................
PENGESAHAN……………………………………………………………
MOTTO……………………………………………………........................
PERSEMBAHAN…………………………………………………………
ABSTRAK…………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
DAFTAR ISI................................................................................................
DAFTAR TABEL………………………………………………………....
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................
B. Perumusan Masalah....................................................................
C. Tujuan Penelitian........................................................................
D. Manfaat Penelitian......................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Lompat Tinggi…………………………………………………
1. Pengertian Lompat Tinggi.…..………………………….....
2. Pengertian Lompat Tinggi Gaya Straddle…………………
3. Teknik Dasar Lompat Tinggi Gaya Straddle……………...
4. Pengertian Permainan dan Bermain………………………..
5. Teori Tentang Permainan………………………………….
6. Pembelajaran Berorientasi Bermain…………………….....
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiv
xv
xvi
1
3
3
3
5
5
5
6
6
8
9
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
7. Karakteristik dan Kebutuhan Anak SD………………….. .
8. Pembelajaran…………………………………………….....
a. Pengertian Pembelajaran………………………………...
b. Pengertian Belajar…………………………………….....
c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran……………………….
d. Ciri-ciri Perilaku Belajar………………………………...
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar……………...
B. Kerangka Berpikir......................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................
1. Tempat Penelitian……………………………………….....
2. Waktu Penelitian…………………………………………...
B. Subyek Penelitian.......................................................................
C. Data dan Sumber Data................................................................
D. Pengumpulan Data......................................................................
E. Uji Validitas Data.......................................................................
F. Analisis Data…………………………………………………...
G. Indikator Kinerja Penelitian……………………………………
H. Prosedur Penelitian.....................................................................
1. Rancangan Siklus I………………………………………...
a. Tahap Perencanaan……………………………………...
b. Tahap Pelaksanaan……………………………………...
c. Pengamatan Tindakan…………………………………...
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)……………………………....
2. Rancangan Siklus II………………………………………..
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan………………………………………..
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus…………………………
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus…………………...
D. Pembahasan……………………………………………………
10
12
12
13
14
16
17
18
21
21
21
22
22
22
23
23
24
25
27
27
27
28
28
28
29
31
41
43
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan……………………………………………………....
B. Implikasi…………………………………………………….....
C. Saran…………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
LAMPIRAN……………………………………………………………….
45
45
46
47
48
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3. 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian......................
3. 2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data…………………………………
3. 3. Indikator Kinerja Penelitian………………………………………….
4. 4. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian………………………..
4. 5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I………………………………
4. 6. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II……………………………...
4. 7. Deskripsi Data Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus…………….
21
22
24
30
34
39
41
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Skema Kerangka Berpikir………………………………………………..
3. 2. Skema Siklus……………………………………………………………
4. 3. Grafik Hasil Belajar Pra Penelitian……………………………………...
4. 4. Grafik Hasil Belajar Siklus I…………………………………………….
4. 5. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II………………
4. 6. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Lompat Tinggi Gaya Straddle………
20
26
30
35
40
42
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...…………………………...
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II...…………….....................
3. Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus……………………………………...
4. Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I……………………………
5. Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I……………….....................
6. Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I……………………………….
7. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I………………………….....................
8. Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II…………………………..
9. Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus II……………………………
10. Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II……………….....................
11. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II……………………………………..
12. Foto-foto Kegiatan………………………………………………………
13. Surat Ijin Penelitian……………………………………………………...
14. Surat Ijin Menyusun Skripsi…………………………………………….
15. Surat Permohonan Izin Penelitian……………………………………….
16. Surat Keterangan Penelitian……………………………………………..
48
60
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
86
87
88
89
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari kurikulum standar lembaga
pendidikan dasar dan menengah. Dengan pengelolaan yang tepat, maka
pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rokhani dan sosial
peserta didik tidak pernah diragukan. Sayangnya pendidikan jasmani di lembaga-
lembaga ini belum dapat memposisikan dirinya pada tempat yang terhormat,
bahkan masih sering dilecehkan, misalnya pada masa-masa ujian akhir suatu
jenjang pendidikan, maka pendidikan jasmani ditiadakan dengan alasan agar para
siswa “tidak terganggu” belajarnya untuk menghadapi ujian akhir.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah terobosan agar pendidikan jasmani
tidak dipandang sebelah mata. Hal yang paling mungkin dilakukan adalah
meningkatkan profesionalisme guru pendidikan jasmani serta meningkatkan
kualitas pembelajaran pendidikan jasmani pada khususnya. Tradisi suara peluit,
ceramah dan komando dalam pembelajaran pendidikan jasmani masa lalu harus
ditinggalkan. Proses pembelajaran pendidikan jasmani masa kini siswa tidak lagi
dipandang sebagai objek didik. Peserta didik pada hakekatnya telah memiliki
potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan sesuai dengan kapasitasnya masing-
masing.
Karakteristik yang paling menonjol dari siswa SD pada umumnya sangat
menyukai aktivitas yang berbentuk permainan. Di manapun berada anak usia SD
selalu bermain dan bermain. Semua sisi kehidupannya adalah bermain. Dalam
permainan anak dapat belajar memberi dan menerima, belajar mengukur kekuatan
atau kecakapan sendiri dengan kekuatan atau kecakapan orang lain, belajar
bergaul dengan orang lain. Dalam permainan anak juga belajar tentang nilai-nilai
sportivitas. Demikian pula dinamika dari suatu permainan yang merangsang anak
untuk bergerak dan terus bergerak, secara perlahan namun pasti akan merangsang
pertumbuhan serta perkembangan fisik si anak. Apalagi kalau situasi permainan
tersebut menyenangkan bagi mereka, dimana rasa senang, puas serta berbagai
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
keberhasilan akan mereka rasakan dari kegiatan yang sedang mereka lakukan
tersebut akan menumbuh kembangkan aspek-aspek psikologis mereka secara
positif. Jika diperhatikan saat istirahat di antara pelajaran, berbagai aktifitas siswa
dengan segala keriangannya dapat kita jumpai. Hampir seluruh ruang kosong yang
dimiliki sekolah diisi dengan berbagai aktivitas permainan perorangan maupun
kelompok, baik tanpa menggunakan alat maupun dengan menggunakan alat yang
sederhana dan bahkan mereka siapkan sendiri. Itu semua dapat dijadikan inspirasi
bagi para guru penjas untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran penjas di SD
agar lebih terarah dan dapat disesuaikan dengan program kurikulum.
Berdasarkan data hasil belajar pra penelitian diketahui bahwa, dari 28
jumlah siswa kelas V hanya 12 siswa atau 42,85% yang bisa mencapai ketuntasan
belajar. Hal itu menjadi bukti bahwa dalam pembelajaran atletik khususnya
lompat tinggi gaya straddle, sebesar 57,15% dari jumlah siswa kelas V SD Negeri
2 Tumanggal belum dapat mencapai KKM yang dipatok pihak sekolah yaitu pada
angka 70.
Pada saat pembelajaran lompat tinggi gaya straddle, siswa kurang
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satunya disebabkan oleh
faktor atletik merupakan materi pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa.
Pembelajaran berorientasi pada tehnik dan hasil akhir, sehingga penjas merupakan
rutinitas pembelajaran yang menjemukan, monoton dan tidak adanya unsur
bermain dalam penyajian materi pembelajaran. Selain itu keterbatasan media
pembelajaran juga menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar
siswa dalam pembelajaran lompat tinggi gaya straddle. Disamping itu nomor-
nomor pada atletik merupakan aktivitas yang membuat anak cepat lelah. Keadaan
semacam ini mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan sebuah terobosan
untuk mengatasi proses pembelajaran lompat tinggi gaya straddle yang kurang
efektif. Terobosan tersebut diharapkan dapat mengatasi persoalan dalam proses
pembelajaran lompat tinggi gaya straddle yang mengakibatkan tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Berdasarkan karakteristik siswa SD yang cenderung
menyukai aktivitas dalam bentuk permainan, maka solusi yang paling mungkin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
adalah menggunakan pendekatan bermain dalam pembelajaran lompat tinggi gaya
straddle. Aktivitas yang menyenangkan dalam bentuk permainan akan
menumbuhkan minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan
dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka judul dalam penelitian
ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Tinggi Gaya Straddle
Melalui Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tumanggal Tahun
Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:”Bagaimanakah
pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle
siswa kelas V SD Negeri 2 Tumanggal Tahun Pelajaran 2011/2012?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle melalui pendekatan
bermain pada siswa kelas V SD Negeri 2 Tumanggal Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah untuk menentukan dapat tidaknya
pendekatan bermain digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran lompat tinggi gaya straddle.
Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Guru Penjaskes SD Negeri 2 Tumanggal:
a. Memiliki referensi yang lebih banyak materi mengajar lompat tinggi gaya
straddle pada pembelajaran atletik.
b. Sebagai usaha untuk mengubah cara pembelajaran dari model konvensional
menjadi pembelajaran yang PAKEM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Siswa SD Negeri 2 Tumanggal:
a. Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
lompat tinggi gaya straddle
b. Meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle.
3. SD Negeri 2 Tumanggal:
a. Sebagai masukan untuk perbaikan program pengajaran di masa yang akan
datang.
b. Sebagai masukan untuk penyusunan program sekolah berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Lompat Tinggi
1. Pengertian Lompat tinggi
Menurut Djumidar (2001: 6.41) Lompat tinggi adalah suatu rangkaian
gerak untuk mengangkat tubuh ke atas dengan melalui proses lari, menumpu,
melayang, mendarat.
Sedangkan menurut Munasifah (2008: 25), olahraga lompat tinggi
terdiri dari dua kata, yaitu lompat dan tinggi. Lompat berarti bergerak dengan
mengangkat kaki ke depan (ke bawah, ke atas) dan dengan cepat
menurunkannya lagi. Sedangkan arti tinggi adalah jarak yang jauh dari posisi
bawah ke atas.
Jadi, lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas
dengan cara mengangkat kaki ke depan ke atas sebagai upaya membawa titik
berat badan setinggi mungin dan secepat mungkin jatuh (mendarat) dengan
cara melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai suatu ketinggian
tertentu.
2. Pengertian Lompat Tinggi Gaya Straddle
Dalam sejarah lompat tinggi, teknik suatu gaya akan terkenal bila
teknik atau gaya tersebut telah memecahkan rekor sebelumnya. Ada beberapa
gaya dalam lompat tinggi, namun yang sering diajarkan di sekolah-sekolah
adalah gaya straddle. Dalam Tim Abdi Guru (2007: 72) Ciri gaya straddle
adalah posisi kaki yang dibuka lebar ketika melewati mistar sebelum
pendaratan. Sedangkan menurut Edi Sih Mitranto, Slamet (2008: 26) gaya
straddle adalah gaya dengan lompatan perut dengan berhadapan dengan mistar.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lompat
tinggi gaya straddle adalah serangkaian gerakan yang dimulai dari awalan,
tolakan melayang serta mendarat di mana pada saat melayang posisi perut
berhadapan dengan mistar.
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3. Teknik Dasar Lompat Tinggi Gaya Straddle
Untuk mendapatkan lompatan yang maksimal maka perlu dibutuhkan
teknik dasar yang harus dikuasai dengan baik. Menurut Edi Sih Mitranto,
Slamet (2008: 95-96) teknik dasar lompat tinggi gaya straddle adalah
sebagai berikut:
1) Awalan
a) Arah awalan adalah 35 – 45 derajat dari samping kanan/kiri.
b) Awalan terdiri atas 7 – 9 langkah.
c) Bila awalan kaki kiri titik tumpu adalah kaki kiri.
d) Awalan dilakukan dengan ¾ kecepatan, di langkah terakhir harus
dipercepat dan diperpanjang.
2) Tolakan
a) Sikap badan menengadah
b) Gerak kaki ayun lurus, tapi tidak kaku
c) Kaki kanan ayunkan ke atas
d) Badan terangkat, dan kaki tumpu lepas dari tanah
e) Ayunkan kaki lebih tinggi dari kepala dan melewati mistar terlebih
dahulu
f) Usahakan tidak menyentuh mistar
3) Sikap Badan di Atas Mistar
a) Badan mencapai titik ketinggian maksimal
b) Badan diputar ke kiri penuh
c) Kepala mendahului melewati mistar
d) Perut dan dada menghadap ke bawah
e) Kaki tumpuan yang semula bergantung ditarik dalam sikap kangkang
f) Pada saat kaki kanan sudah turun dan tangan sudah siap membantu
mendarat
4) Mendarat
Pendaratan dilakukan dengan kaki ayun dan dibantu kedua tangan. Kalau
badan terpaksa dijatuhkan yang jatuh terlebih dahulu adalah pundak,
yang penting dalam lompat tinggi adalah hasilnya melampaui mistar.
4. Pengertian Permainan dan Bermain
Permainan merupakan cabang olahraga yang kita gunakan sebagai alat
dalam usaha pendidikan. Syamsir Azis (2001: 1.4) mengatakan bahwa
permainan adalah suatu kegiatan yang menarik, menantang dan yang
menimbulkan kesenangan yang unik, baik dilakukan oleh seorang atau lebih,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
yang dilakukan oleh anak-anak atau orang dewasa, tua atau muda, orang
miskin atau kaya, laki-laki atau perempuan.
John Dewey dalam Soetoto Pontjopoetro, dkk. (2002: 1.2) bermain
adalah suatu sikap hidup yang dapat dilakukan dalam segala situasi. Lebih
lanjut J. Hizinga mengatakan bahwa bermain adalah perbuatan atas kemauan
sendiri yang dikerjakan dalam batas-batas tempat dan waktu yang telah
ditentukan, diikuti oleh perasaan, sedangkan permainan adalah keluar dari
hidup biasa masuk ke dalam dunia angan-angan dan sudah ditentukan aturan-
aturannya. Clarence Rainwater yang juga dalam Soetoto Pontjopoetro, dkk,
mengatakan bahwa bermain (play) sebagai cara hidup dan hidup atau
pengalaman hidup yang menyenangkan, dan dilakukan tidak untuk
mendapatkan hasil semata-mata dan kegiatan tersebut dapat diterima oleh
masyarakat sekelilingnya.
Joseph Lee mengatakan bahwa bermain merupkan suatu faktor yang
mempengaruhi perkembangan tiap individu. Lawrence Jacks mengutarakan
bahwa kepentingan bermain juga terletak pada sifat atau unsur perangsang
terhadap keinginan belajar atau pendidikan. Jay Nas mengatakan bahwa
bermain adalah suatu kegiatan yang khususnya tidak ditujukan mencari nafkah,
dan dapat digunakan untuk mengisi waktu luang secara kreatif.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa permainan adalah suatu perbuatan atas kemauan sendiri yang dikerjakan
dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang diikuti rasa senang, serta
dapat menuntun perkembangan jasmani dan rohani. Sedangkan bermain adalah
suatu pandangan atau sikap hidup yang dapat dilakukan dalam segala situasi.
Begitu pula jika permainan dilaksanakan di sekolah dan direncanakan oleh
guru penjas maka akan sangat berguna untuk membantu anak didik
berkembang secara optimal yang meliputi kognitif, afektif, psikomotorik, dan
sosial emosional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
5. Teori Tentang Permainan
Beberapa teori tentang permainan dalam Soetoto Pontjopoetro, dkk.
(2002: 1.7-1.8) antara lain:
1. Teori Kelebihan Tenaga Dari Herbert Spencer
Mengatakan bahwa tenaga yang berlebihan yang ada pada anak itu
menuntut jalan keluar dan dapat disalurkan dalam permainan. Lebih-lebih
bagi pemuda-pemuda yang kurang mendapatkan kesempatan untuk
mengeluarkan atau melayani hasrat bergeraknya.
2. Teori Rekreasi Dari Schaller Dan Lazarus
Permainan itu adalah keasyikan yang bukan dalam bentuk bekerja dan
bermaksud untuk bersenang-senang serta istirahat. Permainan dilakukan
orang setelah lelah bekerja bertujuan menyegarkan kembali jiwa raganya.
3. Teori Atavisme Dari Stanley Hall
Permainan anak adalah itu adalah ulangan dari pada kehidupan nenek
moyangnya. Teori yang sesuai adalah dari pendapat dari Haeckel yang
mengatakan bahwa menurut hukum dasar biogenese tiap-tiap anak itu
mengulangi perbuatan-perbuatan nenek moyangnya.
4. Teori Persiapan Dari Atau Latihan Dari Groos
Bermain sebagai latihan manusia belum dewasa untuk menyiapkan
beberapa fungsi-fungsi bagi keperluan hidup.
5. Teori Katarsis Dari Aristoteles
Permainan itu sebagai saluran untuk menyalurkan segala emosi yang
tertahan dan menyalurkan perasaan yang tidak dapat dinyatakan kearah
yang lebih baik.
6. Teori Fantasi Dari Claparede
Anak itu bermain karena dalam hidupnya sehari-hari ia tidak
mendapat kepuasan, sehingga ia melarikan diri ke alam fantasi di dalam
permainannya, tempat ia dapat melepas segala kemauannya, dapat menjadi
raja dan sebagainya.
7. Teori Relaksasi Dari Patrick
Bermain adalah menyenangkan dan karena ingin bermain. Bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
adalah cara untuk melepaskan diri dari segala beban kehidupan dan segala
macam paksaan. Bermain menimbulkan kepuasan, menghilangkan
ketegangan dan tekanan yang ada pada diri pribadi.
6. Pembelajaran Berorientasi Bermain
Anak-anak itu senang bermain. Permainan itu dilakukan dengan
gembira. Oleh karena itu segala sesuatu yang diajarkan pada waktu bermain
dapat diungkapkannya dengan mudah. Maka sebaiknya semua pelajaran
kepada anak-anak diberikan dalam suasana gembira, sambil bermain. Ahli-ahli
ilmu pendidikan seperti Gutsmuths, Montessori, dan Frohel menganjurkan
supaya permainan itu menjadi alat pendidikan yang utama, untuk menuntun
pertumbuhan jasmani dan rohani. Umumnya anak-anak bermain dalam suasana
jiwa bebas, lepas dari segala rintangan dan tekanan. Dalam bermain seakan-
akan mencerminkan jiwa mereka, hingga mudah bagi kita untuk mengetahui
tabiat anak. Maka tepat sekali jika para ahli pendidikan mengatakan bahwa
anak yang sedang bermain adalah sebagi buku yang terbuka, yang mudah
terbaca.
Permainan-permainan yang bersifat pertandingan, sifat sportivitas dan
fair play harus dipupuk sepenuhnya dengan menjunjung tinggi peraturan-
peraturan. Peraturan-peraturan baik yang tidak tertulis dan tertulis dalam
permainan harus diperhatikan untuk menumbuhkan jiwa sportivitas pada diri
anak.
Sebagai hiburan dan pengisi waktu luang yang baik, permainan itu
sungguh merupakan hal yang penting sekali. Waktu yang terluang hendaknya
diisi dengan usaha-usaha yang bermanfaat dan berguna bagi petumbuhan dan
perkembangan kesehatan dan jiwa raga anak, dan menambah pengalaman-
pengalaman yang berharga agar hidup anak lebih berarti.
Agar pembelajaran lompat tinggi gaya straddle dapat berhasil dengan
baik, maka unsur-unsur bermain harus menjadi pokok pertimbangan
penyelenggaraan pembelajaran yang dilakukan. Unsur yang terkandung dalam
permainan adalah kegembiraan atau keceriaan. Tanda-tanda menuju ke arah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
permainan yang menggembirakan tersebut antara lain: a) menanamkan
kegemaran berlomba atau berkompetisi dalam situasi persaingan yang sehat, b)
penuh tantangan dan kegembiraan, c) memberikan kesempatan untuk unjuk
kemampuan atau ketangkasan yang dikuasainya.
7. Karakteristik dan Kebutuhan Anak SD
Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan
jasmani harus memahami karakteristik siswa. Dengan memahami karakteristik
perkembangan siswa guru akan mampu membantu siswa belajar secara efektif.
Menurut Mulyani Sumantri (2009: 63-65) beberapa karakteristik dan
kebutuhan anak usia SD adalah:
Karakteristik yang pertama dari anak SD adalah senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan pembelajaran yang
bermuatan permainan terutama bagi siswa-siswa kelas rendah. Model
pembelajaran hendaknya dirancang yang memungkinkan adanya unsur
permainan di dalamnya.
Karakteristik yang kedua dari anak SD adalah senang bergerak. Oleh
karena itu hendaknya proses pembelajaran dirancang yang memungkinkan
anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi merupakan
situasi yang menyiksa bagi mereka.
Karakteristik yang ketiga anak seusia SD adalah senang bekerja dalam
kelompok. Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-
aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti belajar mematuhi aturan-
aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung pada orang
dewasa, belajar bekerja sama, mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh
lingkungannya, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan
orang lain secara sehat (sportif), mempelajari olahraga dan permainan
kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa
implikasi bahwa guru penjas harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja sama dalam kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Karakteristik yang keempat anak usia SD adalah senang merasakan
atau memeragakan/melakukan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari
perkembangan kognitif, anak usia SD memasuki tahap operasional konkret.
Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep
baru dengan konsep-konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini, siswa
membentuk konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, peran
jenis kelamin, moral dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang
materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama
halnya dengan pemberian contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru
hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat
langsung dalam proses pembelajaran.
Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi
pendidikan juga dapat bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan keb
utuhan anak SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-
tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu
periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan
rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-
tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut
menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat, dan kesulitan
menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan yang berhubungan dengan kematangan
fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar-menangkap dan
menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya.
Beberapa tugas perkembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti
belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar bertanggung jawab sebagai
warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-
nilai kepribadian individu diantaranya memilih dan memepersiapkan untuk
bekerja, memperoleh nilai filsafat dalam kehidupan.
Anak usia SD ditandai tiga dorongan keluar yang besar yaitu: (1)
Kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok teman
sebaya, (2) Kepercayaan anak memasuki dunia pemainan dan kegiatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
memerlukan keterampilan fisik, dan (3) Kepercayaan mental untuk memasuki
dunia konsep, logika, simbolis dan komunikasi orang dewasa.
Dengan demikian pemahaman terhadap tugas –tugas perkembangan
anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD,
dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai
dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
8. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Mohammad Asrori (2009: 6) Secara umum pembelajaran
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui
pengalaman individu yang bersangkutan. Pembelajaran berlangsung melalui
lima alat indra kita, yaitu: Penglihatan (visual): melihat kejadian suatu
peristiwa. Pendengaran (auditory): mendengar suatu bunyi. Pembauan
(olfactory): bau makanan membuat kita lapar. Rasa atau pengecap (taste):
lidah kita merasa dan dapat membedakan antara manis dan masam.
Sentuhan (tactile): kulit kita merasa sentuhan dan dapat membedakan antara
permukaan licin dan permukaan kasar.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang
dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif
dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar (Rudi Susilana, Cepi
Riyana, 2009: 1). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun,
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran,
Zainal Aqib (2010: 41).
Unsur minimal dalam sistim pembelajaran adalah siswa, tujuan dan
prosedur, sedangkan fungsi guru dapat dialihkan kepada media pengganti.
Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru terdiri dari motivasi
membelajarka siswa dan kondisi guru siap membelajarkan siswa. Unsur
pembelajaran konkuren dengan unsur belajar yang meliputi motivasi belajar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar, dan subyek
belajar.
Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai
pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan
pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process). Sebab
sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi beberapa ciri berikut (1)
belajar sifatnya disadari, dalam hal ini semua siswa merasa bahwa dirinya
sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki
pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-tahapan dalam belajar
sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen (retensi) betul-betul
disadari sepenuhnya. (2) hasil belajar diperoleh dengan adanya proses,
dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun
bertahap (sequensial).
Dalam proses pembelajaran tidak hanya melibatkan penguasaan fakta
atau konsep sesuatu bidang ilmu saja, tetapi juga melibatkan perasaan-
perasaan yang berkaitan dengan emosi, kasih sayang, benci, hasrat dengki
dan kerohanian. Pembelajaran tidak terbatas pada apa yang kita rancangkan
saja, tetapi juga melibatkan pengalaman yang di luar kesadaran penuh kita,
seperti peristiwa kemalangan atau seseorang yang jatuh cinta pada
pandangan pertama.
b. Pengertian Belajar
Sugihartono dkk (2007: 74) mengatakan bahwa belajar adalah
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar merupakan
suatu perubahan dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya yang
disesuaikan dengan lingkungannya. Menurut Santrock dan Yussen (1994)
mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen.
Lebih lanjut Reber (1988) dalam Sugihartono, dkk (2007: 74)
mendefinisikan belajar dalam dua hal. pertama, belajar sebagai proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan
bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan.
Zainal Aqib (2010: 43)”Belajar adalah proses perubahan di dalam diri
manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia,
maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses
belajar”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia, dengan
belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya, aktifitas
dan prestasi dalam hidup manusia merupakan hasil dari belajar. Profesi
seseorang berdasarkan apa yang dipelajari, belajar merupakan suatu proses,
bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan
berkelanjutan dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan.
c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Belajar memiliki tiga atribut pokok yaitu: 1) Belajar merupakan
proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan, 2) Hasil
belajar berupa perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut kognitif,
psikomotorik, maupun afektif, 3) Belajar berkat mengalami, baik
mengalami secara langsung (melalui media). Dengan kata lain, belajar
terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan (lingkungan fisik dan sosial)
Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa
prinsip antara lain:
1) Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belejar, baik
motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai
lebih baik sebab berkaitan langsung dengantujuan pembelajaran itu
sendiri.
2) Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya
dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri dan/atau terhadap situasi
pembelajarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3) Aktivitas belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila pikiran dan perasaan
siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pemeblajaran, pada hakekatnya
siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang
bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar.
4) Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera
mengetahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari
guru sebaiknya, sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap
kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran
tersebut.
5) Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan
dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani
siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing.
Proses belajar itu sangatlah kompleks, tetapi dapat juga dianalisa dan
diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini
perlu diketahui agar kita memiliki pedoman dan teknik belajar yang baik.
Prinsip-prinsip belajar menurut Zainal Aqib (2010: 45) adalah:
a) Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam
belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
b) Belajar memerlukan bimbingan, baik bimbingan dari guru atau buku
pelajaran itu sendiri.
c) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga
diperoleh pengertian-pengertian.
d) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah
dipelajari dapat dikuasainya.
e) Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara
dinamis antara murid dengan lingkungannya
f) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk
mencapai tujuan.
g) Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke dalam
bidang praktek sehari-hari.
d. Ciri-ciri Perilaku Belajar
Tidak semua tingkah laku dikategorikan belajar atau aktivitas belajar.
Adapun tingkah laku yang dikategorikan belajar menurut Sugihartono, dkk
(2007: 74-76), mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
1) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila perilaku
menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan
adanya suatu perubahan dalam dirinya, misalkan menyadari pengetahuan
bertambah. Sebaliknya perubahan tingkah laku yang terjadi karena
mabuk atau tidak sadar tidak termasuk dalam pengertian belajar.
2) Perubahan bersifat kontinu dan fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
berkesinambungan dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi
kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalkan : seorang anak
belajar membaca, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat
membaca menjadi dapat membaca. Perubahan ini akan berlangsung terus
sampai kecakapan membacanya menjadi cepat dan lancar.
3) Perubahan bersifat positif dan aktif
Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari proses belajar apabila
perubahan-perubahan itu bersifat positif dan aktif. Dikatakan positif
apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin banyak usaha belajar
yang dilakukan maka semakin baik dan makin banyak perubahan yang
diperoleh. Perubahan belajar yang bersifat aktif berarti perubahan tidak
terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha dari individu sendiri.
Perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan
dirinya oleh dorongan dari dalam tidak termasuk perubahan dalam
pengertian belajar.
4) Perubahan bersifat permanen
Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap atau permanen.
Misalkan kecakapan seseorang anak dalam bermain sepeda setelah
belajar tidak akan hilang bagitu saja, bahkan akan berkembang bila terus
digunakan atau dilatih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang
akan dicapai oleh perilaku belajar dan terarah pada perubahan tingkah
laku yang benar-benar disadari. Misalkan seseorang belajar mengetik,
sebelumnya sudah menetapkan apa yang dapat dicapai dengan belajar
mengetik.
6) Perubahan menyangkut semua aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Perubahan dalam hal
sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Belajar merupakan suatu proses. Adapun dalam proses tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Dari keseluruhan faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan proses belajar itu sendiri.
Ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
individu pelaku belajar diantaranya adalah faktor jasmaniah dan faktor
psikologis. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh,
sedangkan faktor psikologis berkaitan dengan intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
Sementara faktor eksternal dapat berasal dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Faktor keluarga berkaitan dengan cara orangtua mendidik,
hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga, serta
pengertian orangtua. Faktor dari sekolah sendiri meliputi kurikulum, metode
mengajar, guru, siswa, peraturan sekolah, keadaan gedung,dan lain-lain.
Faktor masyarakat dapat berupa aktivitas siswa dalam masyarakat,
pergaulan, bentuk kehidupan masyarakat, media masa dan yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keakfitan siswa dalm proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan
masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran pendidikan jasmani khususnya
pada model atau cara guru menyampaikan materi pelajaran. Seringkali materi
yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya
dalam pembelajaran praktik gerak dasar lompat tinggi gaya straddle.
Siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh
guru, sebab guru hanya menyampaikan materi secara verbal, adapun memberikan
demonstrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru
bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan
masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya
sarana atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang
berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa
berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan mengapli-
kasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran kurang
mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat memancing
peran aktif siswa.
Kurang kreatifnya guru dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa antara lain kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani di sekolah dalam
membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru kurang akan
model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pendidikan jasmani yang
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan
metode ceramah dan penugasan, dan hanya mengejar materi tersebut dapat selesai
tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran tesebut bermakna dan
dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata.
Pemanfaatan alat bantu sederhana, kardus bekas, karet gelang dan tali,
sebagai sarana membantu guru dalam menjelaskan teknik dasar lompat tinggi
gaya straddle pada siswa. Melalui alat bantu sederhana tersebut guru dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
memperlihatkan, dan memberikan penjelasan yang mendetail mengenai teknik
dasar lompat tinggi gaya straddle.
Kondisi awal, guru kurang kreatif dan inovatif dalm proses pembelajaran
penjas, sehingga mengakibatkan: 1) Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan
pelajaran penjaskes 2) Tingkat kesegaran jasmani rendah 3) Dan yang paling
utama hasil belajar lompat tinggi gaya straddle.
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menerapkan pembelajaran melalui pendekatan permainan dan alat bantu
pembelajaran. Pendekatan permainan dipilih sebagai alternatif tindakan dalam
penelitian ini karena didasarkan pada asumsi bahwa karakteristik anak usia
sekolah dasar adalah menyukai aktivitas yang menyenangkan dalam bentuk
permainan.
Siklus I, peneliti bersama kolaborator menyusun bentuk pengajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar lompat
tinggi gaya straddle dengan pendekatan permainan menggunakan media
pembelajaran (kardus bekas karet gelang dan tali). Siklus II, merupakan upaya
perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan dan keterampilan
gerak dasar lompat tinggi gaya straddle melaui pendekatan permainan
menggunakan media pembelajaran (tali, karet gelang, dan kardus).
Kondisi akhir, melalui penggunaan alat bantu (kardus bekas, karet gelang
dan tali) dalam permainan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
melakukan lompat tinggi gaya straddle.
Secara sederhana kerangka pemikiran dalam penelitian tindakan kelas
(PTK) ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
A.
Gambar 2. 1. Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Melalui pendekatan
permainan dapat
meningkatkan hasil
belajar siswa dalam
pembelajaran lompat
tinggi gaya straddle
Menerapkan model
pembelajaran melalui
pendekatan permainan
Guru kurang kreatif
dan inovatif dalam
proses pembelajaran
Siklus II: Upaya perbaikan
dari siklus I melalui
pendekatan permainan
sehingga meningkatkan
hasil belajar siswa dalam
pembelajaran lompat tinggi
gaya straddle
Siklus I: Peneliti bersama
kolaborator menyusun pola
pengajaran yang bertujuan
meningkatkan hasil belajar
siswa dalam proses
pembelajaran lompat tinggi
gaya straddle
a. Siswa kurang antusias
dan cepat bosan dengan
pelajaran pendidikan
jasmani
b. Rendahnya hasil belajar
siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 2
Tumanggal Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran
2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada bulan April
sampai bulan Mei Tahun Pelajaran 2011/2012.
Tabel 3. 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penelitian
2011/2012
Apr Mei Jun Jul Ag
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti dengan
kepala sekolah
b. Diskusi dengan teman
sejawat dan kolaborator
c. Penyusunan proposal
d. Menyiapkan perangkat
pembelajaran dan instrumen
(lembar observasi)
e. Simulasi pelaksanaan
tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis Data
b. Penyusunan Laporan
Skripsi
c. Ujian dan Revisi
d. Penggandaan dan
Pengumpulan Laporan
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas V SD Negeri 2
Tumanggal Kecamatan Pengadegan Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah
28 siwa terdiri atas 16 siswa putra dan 12 siswa putri.
C. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai
berikut:
a. Data Primer
1. Data hasil belajar lompat tinggi gaya straddle diperoleh dari siswa
2. Data tentang keaktifan siswa diperoleh dari peristiwa yang terjadi selama
berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
3. Data tentang pendekatan bermain diperoleh dari peristiwa yang terjadi
selama berlangsungnya KBM
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini terdiri atas: nilai hasil belajar lompat tinggi
gaya straddle siswa sebelum menjalani tindakan, RPP, silabus, kurikulum;
diperoleh dari dokumen yang dimiliki guru dan sekolah.
D. Pengumpulan Data
Tabel 3. 2. Teknik dan alat pengumpulan data
No Jenis Data Sumber
Data
Teknik
Pengumpulan Data Instrumen
1 Hasil belajar
lompat tinggi
gaya straddle
Tes Praktik Tes lompat
tinggi gaya
straddle
2 Keaktifan siswa Siswa
Pengamatan Lembar
pengamatan
3 Pendekatan
bermain
Peristiwa Pengamatan Lembar
pengamatan
4 Nilai hasil
belajar lompat
tinggi gaya
Dokumen Studi Simak Daftar Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
straddle sebelum
tindakan
5 RPP, silabus,
kurikulum
Dokumen Studi Simak Analisis Content
(isi)
E. Uji Validitas Data
Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur)
dan memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas tes menunjukkan derajat
kesesuaian antara tes dan atribut yang akan diukur. Menurut Kirkendall (Ismaryati
2011: 14) validitas menggambarkan kemampuan kemampuan tes dalam mengukur
apa yang ingin diukur.
Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan triangulasi.
1. Hasil belajar lompat tinggi gaya straddle dianalisis dengan triangulasi tiga
sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2. Keaktifan siswa, tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti,
observer, dan siswa.
3. Pendekatan bermain, tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari
peneliti, observer, dan siswa.
4. Nilai hasil belajar lompat tinggi gaya straddle sebelum tindakan, divalidasi
dengan triangulasi peneliti
5. RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen
F. Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif,
sedangkan data kualitatif dianalisis dengan analisis kritis. Secara rinci analisis
tersebut adalah:
a. Hasil belajar lompat tinggi gaya straddle; dianalisis dengan menghitung
persentase capaian di siklus I dan siklus II.
b. Keaktifan siswa; dianalis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika
berlangsungnya KBM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c. Pendekatan bermain; dianalis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika
berlangsungnya KBM lompat tinggi gaya straddle melalui pendekatan
bermain.
d. Nilai hasil belajar lompat tinggi gaya straddle sebelum tindakan; dianalisis
dengan cara membandingkan nilai yang dicapai dengan KKM yang telah ada.
e. RPP; dianalisis melalui analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi
dasar dalam RPP dengan silabus dan kurikulum, serta langkah-langkah
pembelajaran untuk mencapai tujuan.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Kriteria ketuntasan minimal materi lompat tinggi gaya straddle di SD
Negeri 2 Tumanggal adalah 70. Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil
apabila jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM minimal mencapai 80% dari
jumlah siswa.
Tabel 3. 3. Indikator Kinerja Penelitian
Aspek Yang
Diukur
Target Pencapaian
Persentase Cara Mengukur
Pra
Siklus
Siklus
1
Siklus
II
Hasil belajar siswa
dalam pembelajaran
lompat tinggi gaya
straddle
42,85% 70 %
80 % Dengan membandingkan
gerakan lompat tinggi gaya
straddle yang dilakukan
siswa dengan teknik lompat
tinggi gaya straddle yang
benar.
Sikap siswa dalam
mengikuti
pembelajaran lompat
tinggi gaya straddle
42,85% 70 %
80 % Diamati pada saat proses
pembelajaran lompat tinggi
gaya straddle
Pemahaman siswa 42,85% 70 % 80 % Melalui tes kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
terhadap materi
lompat tinggi gaya
straddle
kognitif siswa sesuai dengan
pedoman rubrik penilaian
RPP
H. Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Dalam
penelitian tindakan kelas, dilakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaanya
berlangsung secara terus-menerus dan dilaksanakan dalam siklus yang diberikan
pada siswa yang dijadikan subyek penelitian.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas prosedurnya adalah dilaksanakan
secara partisipatif atau kolaborasi dengan teman sejawat bekerja sama, mulai dari
tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan
tindakan dalam siklus. Menurut Agus Kristiyanto (2010:54), langkah-langkah
PTK pada prinsipnya meliputi 4 (empat) langkah pokok pada tiap siklusnya.
Keempat langkah tersebut meliputi (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindaakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. PTK adalah penelitian praktis untuk
menemukan solusi atas masalah yang dihadapi, dengan cara melakukan aksi atau
tindakan rasional yang telah dipilih dan disepakati oleh peneliti utama dan
kolaborator. Oleh karena merupakan penelitian atas masalah praktis, maka
kebanyakan pakar menyarankan untuk dilakukan minimal 2 siklus. Melalui
kerjasama dan diskusi, diharapkan dapat memecahkan kebuntuan dalam proses
pembelajaran, sehingga mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara
keseluruhan.
Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah
reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk
kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, pembetulan, atau
penyempurnaan pada siklus dan seterusnya.
Secara sederhana prosedur tindakan atau langkah-langkah dalam
penelitian tindakan kelas dapat digambarkan seperti skema berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
SIKLUS I
TINDAKAN LANJUTAN
SIKLUS II
HASIL
Gambar 3. 2. Skema Siklus
Penetapan fokus
masalah
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Observasi
Perencanaan
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator
menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lompat tinggi gaya straddle.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, lembar
pengamatan pembelajaran lompat tinggi gaya straddle.
4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
aktivitas pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan
antara lain sebagai berikut:
1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran lompat tinggi gaya straddle melalui
perrmainan
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
4) Melakukan latihan gerak dasar lompat tinggi gaya straddle.
a. Cara melakukan lompat tinggi gaya straddle melalui pendekatan
permainan yang telah dirancang oleh guru dan peneliti.
b. Cara melakukan lompat tinggi gaya straddle dan penerapan alat bantu
5) Menarik kesimpulan
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
7) Melakukan pendinginan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c. Pengamatan Tindakan
Pengamatan tindakan tahap (1) hasil belajar siswa dalam pembelajaran
lompat tinggi gaya straddle melalui pendekatan permainan (2) kemampuan
melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya straddle (3) aktivitas siswa
dalam pembelajaran.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan
berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai
pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani.
Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan
interprestasi, serta analisis, refleksi yang juga mengacu pada siklus
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan
Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di SD Negeri 2
Tumanggal Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga selama ini belum
berjalan efektif. Pembelajaran tak ubahnya rutinitas yang menjemukan bagi siswa.
Kurang kreativitasnya guru, kurangnya model-model pembelajaran menjadikan
pembelajaran monoton dan tidak menyenangkan bagi siswa. Situasi yang
demikian mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pada pembelajaran atletik dengan materi lompat tinggi gaya straddle,
masih banyak siswa kelas V SD Negeri 2 Tumanggal Kecamatan Pengadegan
Kabupaten Purbalingga belum mencapai batas ketuntasan minimal yang
ditetapkan oleh pihak sekolah.
Dari hasil pengamatan pra penelitian yang dilakukan pada kelas V SD
Negeri 2 Tumanggal Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga, diperoleh
data sebagai berikut:
a. Siswa kelas V SD Negeri 2 Tumanggal tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah
siswa 28 yang terdiri atas 16 siswa putra dan 12 siswa putri.
b. Dari jumlah keseluruhan 28 siswa, hanya 12 siswa atau sekitar 42,85% siswa
yang berhasil mencapai batas ketuntasan minimal.
c. Model pembelajaran yang diterapkan belum bisa meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat tinggi gaya straddle.
Dari hasil observasi pra penelitian tersebut di atas menjadi bukti konkrit
bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat tinggi gaya straddle. Hal
tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang masih monoton. Kurangnya model-
model pembelajaran serta kecenderungan pembelajaran yang berorientasi pada
teknik. Pendekatan yang dilakukan oleh guru belum dapat membangkitkan hasil
belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Apalagi karakteristik gerakan
lompat tinggi gaya straddle cukup menyulitkan bagi siswa. Kegagalan yang
sering dialami siswa dalam melewati ketinggian mistar juga mengakibatkan siswa
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
frustasi. Hal tersebut berdampak buruk terhadap motivasi dan semangat siswa
dalam mengikuti pembelajaran lompat tinggi gaya straddle pada khususnya,
sehingga mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Adapun hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Tumanggal pada tahap
pra penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 4. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian
Skor Kriteria Jumlah
Siswa Persentase Keterangan
90-100 Baik Sekali 0 0% -
80-89 Baik 5 17,85% Tuntas
70-79 Cukup 7 25% Tuntas
60-69 Kurang 9 32,15% Belum Tuntas
< 60 Kurang Sekali 7 25% Belum Tuntas
Jumlah 28 100%
Berdasarkan data tabel 4. 4, dari 28 siswa kelas V SD Negeri 2
Tumanggal Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga, siswa yang berhasil
mencapai KKM dalam mengikuti pembelajaran lompat tinggi gaya straddle hanya
42,85% yang terdiri atas kategori baik sebesar 17,85% dan kategori cukup sebesar
25%. Sisanya sebesar 57,15% masih belum mencapai batas ketuntasan minimal
yang ditetapkan. Data selengkapnya ada pada lampiran.
Untuk lebih jelasnya maka data hasil belajar pada tahap pra siklus dapat
digambarkan pada grafik berikut:
Gambar 4. 3. Grafik Hasil Belajar Pra Penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Berdasarkan data tersebut jelas perlu adanya langkah nyata untuk
memperbaiki keadaan yang menyebabkan kegagalan dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu dilakukan tindakan dalam pembelajaran lompat
tinggi gaya straddle melalui pendekatan bermain. Pemilihan tindakan melalui
pendekatan bermain didasarkan pada karakteristik siswa usia sekolah dasar yang
cenderung menyukai aktivitas dalam bentuk bermain. Melalui pendekatan
bermain dalam pembelajaran lompat tinggi gaya straddle diharapkan dapat
meningkatkan ketuntasan belajar siswa.
Tindakan yang dilakukan terdiri dari dua siklus yang bertujuan untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran lompat tinggi gaya
straddle. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Untuk mengetahui hasil dari
tindakan tersebut, maka dilakukan evaluasi dengan cara mengamati peningkatan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat tinggi gaya straddle, kemudian
diklasifikasikan dengan indikator yang telah ditetapkan pada tiap akhir siklus.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri
dari dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13
Februari 2012, sedangkan pertemuan kedua pada hari Senin tanggal 20 Februari
2012. Masing-masing siklus terdiri dari: (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3)
observasi (4) refleksi. Pada setiap akhir siklus, dilakukan refleksi bersama
kolaborator dan teman sejawat untuk membahas tentang tindakan yang telah
dilaksanakan dalam siklus. Selanjutnya mencari solusi dari permasalahan yang
muncul pada siklus dan menentukan tindakan berikutnya agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
1. Deskripsi Siklus Pertama
a. Perencanaan Tindakan I
- Penentuan waktu tindakan kelas
- Penentuan kelas yang akan diberi tindakan
- Perencanaan tindakan yang akan diberikan
- Pembuatan RPP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
- Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Tindakan I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari dua pertemuan yaitu
pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2012, sedangkan pertemuan kedua pada
hari Kamis tanggal 31 Mei 2012.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama
adalah sebagai berikut:
1) Pendahuluan
- Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
- Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan
awal).
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
- Pemanasan dilakukan melalui permainan Pemburu dan Rusa
2) Kegiatan Inti
a) Melakukan gerak dasar awalan.
b) Melakukan gerak dasar tumpuan yang berupa aktivitas melompati
bilah bambu dan kardus.
3) Penutup
a) Siswa duduk melingkar rileks. Refleksi pengalaman belajar, siswa
diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal-hal
yang baru dipelajari.
b) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa.
c) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I pertemuan kedua
adalah sebagi berikut:
1) Pendahuluan
- Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
- Apersepsi (menghubungkan pelajaran dengan pengetahuan awal).
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
- Pemanasan dilakukan melalui permainan Pemburu dan Rusa.
2) Kegiatan Inti
a) Melakukan sikap badan di atas mistar lompat tinggi gaya straddle.
b) Melakukan gerakan pendaratan lompat tinggi gaya straddle.
3) Penutup
a) Siswa duduk melingkar rileks.
b) Refleksi pengalaman belajar, siswa diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang baru dipelajari.
c) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa.
d) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung, yaitu pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2012,
sedangkan pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 31 Mei 2012 diperoleh
data sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran atletik dengan materi lompat tinggi gaya straddle.
Peningkatan hasil belajar siswa berkaitan dengan model pembelajaran
yang diterapkan yaitu melalui pendekatan bermain berhasil menarik
perhatian siswa. Melalui pendekatan bermain juga meningkatkan
motivasi dan keberanian siswa dalam melakukan gerakan lompat tinggi
gaya straddle. Namun demikian masih ada beberapa siswa yang masih
belum mencapai KKM. Hal tersebut karena masih adanya perasaan takut
melakukan gerakan lompat tinggi gaya straddle, terutama pada gerakan
di atas mistar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Berdasarkan data yang diperoleh setelah dilakukan tindakan, hasil belajar
siswa dalam pembelajaran lompat tinggi gaya straddle meningkat jika
dibandingkan data pada pra siklus. Dari 28 siswa kelas V SD Negeri 2
Tumanggal yang dapat mencapai ketuntasan belajar sebesar 12 siswa
atau 42,85% pada siklus I menjadi 75% atau 21 siswa. Persentase
tersebut meliputi 2 siswa atau 7,14% termasuk dalam kategori baik
sekali, 8 siswa atau 28,57% termasuk dalam kategori baik dan 11 atau 39,
29% termasuk dalam kategori cukup hasil belajarnya. Sementara yang
belum mencapai ketuntasan belajar sejumlah 7 siswa 25% terdiri atas
kategori kurang 3 siswa atau 10, 71% dan 4 siswa atau 14,29% termasuk
kategori kurang sekali.
Adapun data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
siklus I seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. 5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Skor Kriteria Jumlah
Siswa Persentase Keterangan
90-100 Baik Sekali 2 7,14% Tuntas
80-89 Baik 8 28,57% Tuntas
70-79 Cukup 11 39,29% Tuntas
60-69 Kurang 3 10,71% Belum Tuntas
< 60 Kurang Sekali 4 14,29% Belum Tuntas
Jumlah 28 100%
Berdasarkan data pada tabel 5, jika dibandingkan dengan data pada pra
siklus maka terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada masing-masing
kriteria antara lain:
a. Kriteria baik sekali pada pra siklus sebesar 0% pada siklus I meningkat
menjadi 7,14%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Kriteria baik pada pra siklus sebesar 17,85% pada siklus I meningkat menjadi
28,57%
c. Kriteria cukup pada pra siklus sebesar 25% pada siklus I meningkat menjadi
39,29%
d. Kriteria kurang pada pra siklus 32,15% pada siklus I meningkat menjadi
10,71%
e. Kriteria kurang sekali pada pra siklus 25% pada siklus I meningkat menjadi
14,29%
Secara sederhana perbandingan hasil belajar pada tahap pra siklus dan
siklus I dapat digambarkan pada grafik berikut:
Gambar 4. 4. Grafik Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan data pada tabel 5 yang diperjelas pada grafik 4, ternyata
pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran lompat tinggi gaya straddle. Akan tetapi masih banyak
ditemukan beberapa masalah yang mengakibatkan tindakan pada siklus I
kurang maksimal. Masalah tersebut diantaranya adalah:
1. Gerak dasar menumpu masih belum dikuasai secara maksimal
2. Sebagian siswa masih sering mengalami kegagalan dalam melakukan
lompatan, terutama ketika melewati mistar.
3. Sebagian siswa belum menguasai teknik pendaratan di bak pasir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
4. Aktivitas pembelajaran lompat tinggi masih didominasi oleh sebagian
siswa, sehingga sebagian siswa yang lain kurang mendapat giliran
melakukan gerakan.
d. Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
permasalahan yang muncul selama pembelajaran siklus I, maka perlu
dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya, yang antara lain meliputi:
1. Memberikan pembelajaran menumpu melalui bermain menolak melewati
kardus yang ditata secara bertingkat.
2. Memberikan tindakan untuk memperbaiki sikap melayang menggunakan
tali karet gelang sebagai pengganti mistar sesungguhnya.
3. Memberikan konsep gerakan mendarat di bak pasir
4. Pengaturan giliran dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa sesuai
dengan tingkat kemampuannya.
2. Deskripsi Siklus Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan kelanjutan dari
tindakan yang dilakukan pada siklus I. Implementasi tindakan yang dilakukan
pada siklus II adalah untuk mengatasi masalah-maslah yang muncul pada
siklus I. Setelah dilakukan tindakan yang dilakukan pada siklus II diharapkan
hasil belajar siswa semakin meningkat dan hambatan serta permasalahan-
permasalahan yang muncul pada siklus dapat teratasi, sehingga tujuan
pembelajaran yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa dalam pembelajaran
lompat tinggi gaya straddle dapat meningkat lebih maksimal.
a. Perencanaan Tindakan II
- Penentuan waktu tindakan kelas
- Penentuan kelas yang akan diberi tindakan
- Perencanaan tindakan yang akan diberikan
- Pembuatan RPP
- Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Tindakan II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari dua pertemuan, yaitu
pada hari Kamis 7 Juni 2012 pertemuan pertama, sedangkan pertemuan
kedua pada hari Kamis 14 Juni 2012. Adapun kegiatan yang dilakukan pada
siklus II pertemuan pertama adalah sebagi berikut:
1) Pendahuluan
- Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
- Apersepsi (menghubungkan materi pembelajaran dengan pengetahuan
awal).
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
- Pemanasan dilakukan melalui permainan Pemburu dan Rusa.
2) Kegiatan Inti
a) Melakukan gerakan menolak melewati bilah bambu dan kardus yang
di tata secara bertingkat.
b) Melakukan gerakan sikap di atas mistar dengan rintangan tali karet
gelang.
3) Penutup
a) Siswa duduk melingkar rileks.
b) Refleksi pengalaman belajar, siswa diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang baru dipelajari.
c) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa.
d) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan
Pertemuan kedua pada siklus II dilakukan tindakan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
- Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
- Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan
awal).
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
- Pemanasan dilakukan melalui permainan Pemburu dan Rusa.
2) Kegiatan Inti
a) Melakukan gerakan lompat tinggi secara keseluruhan dari awalan,
tolakan, sikap di atas mistar dan mendarat.
3) Penutup
a) Siswa duduk istirahat melingkar rileks.
b) Refleksi pengalaman belajar, siswa diberi kesempatan untuk
berpendapat tentang hal-hal yang baru dipelajari.
c) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa.
d) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan.
c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus II, diperoleh data sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran lompat tinggi gaya straddle. Peningkatan hasil belajar
siswa berkaitan dengan model pembelajaran yang diterapkan yaitu
menggunakan pendekatan bermain berhasil menarik perhatian siswa.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar, siswa yang berhasil
mencapai batas ketuntasan belajar dalam pembelajaran lompat tinggi
gaya straddle meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus dan
siklus I. Dari 28 siswa kelas V SD Negeri 2 Tumanggal 26 siswa atau
92,86% berhasil mencapai ketuntasan belajar. Adapun data peningkatan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I seperti pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 4. 6. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Skor Kriteria Jumlah
Siswa Persentase Keterangan
90-100 Baik Sekali 7 25% Tuntas
80-89 Baik 16 57,15% Tuntas
70-79 Cukup 3 10,71% Tuntas
60-69 Kurang 2 7,14% Belum Tuntas
< 60 Kurang Sekali 0 0% -
Jumlah 28 100%
Dari tabel 4. 6 di atas, diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi kelas V
SD Negeri 2 Tumanggal Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga pada
proses pembelajaran lompat tinggi gaya straddle siklus II meningkat menjadi
92,88%. Prosentase tersebut meliputi jumlah kriteria: baik sekali 25%, baik
57,15%, cukup 10,71%, kurang 7,14%. Sedangkan pada kriteria kurang sekali 0%
Berdasarkan data pada tabel 6, jika dibandingkan dengan data pada siklus
I maka terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada masing-masing kriteria
antara lain:
a. Kriteria baik sekali pada siklus I sebesar 0% pada siklus II meningkat menjadi
7,14%
b. Kriteria baik pada siklus I sebesar 17,85% pada siklus II meningkat menjadi
28,57%
c. Kriteria cukup pada siklus I sebesar 25% pada siklus II meningkat menjadi
39,29%
d. Kriteria kurang pada siklus I sebesar 32,15% pada siklus II meningkat menjadi
10,71%
e. Kriteria kurang sekali pada siklus I sebesar 25% pada siklus II meningkat
menjadi 14,29%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Secara sederhana perbandingan hasil belajar pada siklus I dan siklus II
dapat digambarkan pada grafik berikut:
Gambar 4. 5. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
d. Refleksi
Secara umum kelemahan-kelemahan dan hambatan yang muncul pada
siklus I telah dapat diatasi dan diminimalkan dalam siklus II. Tindakan yang
dilakukan berhasil membangkitkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran lompat tinggi gaya straddle. Siswa terlihat lebih
antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan data hasil tindakan yang dilakukan dalam penelitian
diketahui bahwa pendekatan bermain dalam pembelajaran lompat tinggi
gaya straddle dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui pendekatan
bermain dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Materi pembelajaran
lompat tinggi gaya straddle yang semula membosankan bagi siswa menjadi
aktivitas yang menyenangkan.
Berdasarkan data pada siklus II (tabel 4. 6 dan grafik 5) maka dapat
disimpulkan bahwa pemberian tindakan terhadap materi lompat tinggi gaya
straddle melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri 2 Tumanggal. Melalui kesepakatan bersama
kolaborator, maka diputuskan bahwa penelitian ini dinyatakan berhasil dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
hanya sampai pada siklus kedua. Suasana yang demikian sangat mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran secara maksimal.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat tinggi gaya straddle
melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dalam hal ini penguasaan materi
pembelajaran siswa menjadi lebih baik.
Berdasarkan data hasil observasi pada pra siklus, siklus I, siklus II,
tindakan yang dilakukan melalui pendekatan bermain berhasil meningkatkan hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran meningkat jika
dibandingkan dengan data pada hasil belajar pada tahap pra siklus.
Peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. 7. Deskripsi Data Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus
Skor Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ket Jml
Siswa Persen
Jml
Siswa Persen
Jml
Siswa Persen
90-100 Baik Sekali 0 0% 2 7,14% 7 25% Meningkat
80-89 Baik 5 17,85% 8 28,57% 16 57,15% Meningkat
70-79 Cukup 7 25% 11 39,29% 3 10,71% Meningkat
60-69 Kurang 9 32,15% 3 10,71% 2 7,14% Berkurang
< 60 Kurang Sekali 7 25% 4 14,29% 0 0% Berkurang
Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%
Tabel 4. 7 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran lompat tinggi gaya straddle pada pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi kelas V SD Negeri 2
Tumanggal yang berjumlah 28 siswa pada pra siklus adalah sebesar 42,85%,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
siklus I 75%, siklus II 92,86%. Berdasarkan data persentase tersebut menunjukkan
bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus. Peningkatan
persentase dari pra siklus ke siklus I sebesar 32,15%. Sedangkan dari siklus I ke
siklus II sebesar 17,86%.
Peningkatan persentase hasil belajar siswa pada tiap siklus, adalah
merupakan bukti konkrit bahwa melalui pendekatan bermain dapat mengatasi
rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat tinggi gaya straddle.
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan temuan bahwa cara
penyampaian materi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik anak
akan memudahkan guru menyampaikan materi pelajaran secara optimal. Selain itu
siswa juga dengan mudah menyerap materi dengan optimal pula.
Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa dalam pra siklus, siklus I
dan siklus II seperti terlihat dalam grafik berikut:
Gambar 4. 6. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Lompat Tinggi Gaya Straddle
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
D. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat tinggi gaya straddle
menggunakan pendekatan bermain bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
optimal, penguasaan materi pembelajaran siswa menjadi lebih baik.
Pemberian tindakan dalam pembelajaran lompat tinggi gaya straddle
menggunakan pendekatan bermain tidak mengurangi makna dari pembelajaran itu
sendiri. Siswa lebih antusias, semangat, disiplin, tanggung jawab, serta percaya
diri, dalam melakukan tugas gerak. Penggunaan pendekatan bermain dalam proses
pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil
belajar siswa pada proses pembelajaran yang monoton, sehingga pembelajaran
lompat tinggi gaya straddle yang dilaksanakan dapat berhasil. Hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan data pada hasil
pengamatan pra penelitian.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan melalui aktivitas melompat yang
dikemas dalam suasana bermain, pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan
kemudahan siswa dalam mempelajari gerak dasar lompat tinggi gaya straddle.
Upaya untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi lompat tinggi gaya
straddle dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya menggunakan
pendekatan bermain. Aktivitas pembelajaran yang menyenangkan akan
meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah tercipta
suasana pembelajaran yang menyenangkan dalam bentuk permainan yang disukai
siswa dapat dijadikan inspirasi bagi para guru penjas untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran penjas di SD agar lebih terarah dan dapat disesuaikan
dengan program kurikulum.
Berdasarkan data hasil penelitian, hasil belajar siswa dalam pembelajaran
lompat tinggi gaya straddle meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus.
Pada siklus I rencana target pencapaian yang semula 70% setelah dilakukan
tindakan mencapai 75%. Dari 28 siswa kelas V SD Negeri 2 Tumanggal, 21 siswa
atau 75% berhasil mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Titik puncak peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah
pada siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa 26 siswa atau
92,86% menunjukkan peningkatan hasil belajar sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, sedangkan 2 siswa atau 7,14% berada pada kriteria kurang. Hal itu
berarti rencana pencapaian target siklus II yang semula 80% terlampaui karena
setelah dilakukan tindakan dari 28 jumlah siswa kelas V SD Negeri 2 Tumanggal
yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 92,86%.
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat tinggi gaya straddle melalui
pendekatan bermain pada siswa kelas V SD Negeri 2 Tumanggal Kecamatan
Pengadegan Kabupaten Purbalingga Tahun 2011/2012, telah mencapai
keberhasilan pada siklus II. Dengan tercapainya peningkatan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran lompat tinggi gaya straddle, maka penelitian ini dapat
dikatakan berhasil dan dapat dihentikan.
Setelah dilakukan tindakan dalam penelitian ini, maka diperoleh fakta
sebagai berikut:
1. Pendekatan bermain yang digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran
lompat tinggi gaya straddle berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Melalui pendekatan bermain dapat menanamkan konsep dasar gerakan lompat
tinggi gaya straddle.
3. Penyampaian materi pembelajaran dengan mempermudah karakteristik tugas
gerak dapat dilakukan dari gerakan yang mudah kemudian menuju gerakan
yang tingkat kesulitannya lebih kompleks.
4. Pendekatan bermain yang dirancang sesuai dengan karakteristik gerak dasar
lompat tinggi gaya straddle dapat digunakan dalam pembelajaran atletik
dengan materi lompat tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD
Negeri 2 Tumanggal Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga Tahun
Pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat tahapan yaitu; (1) perencanaan (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi (4)
refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang
telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran lompat
tinggi gaya straddle melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Dari hasil analisis yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan antara pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa
terjadi dari 12 siswa atau 42,85% pada pra siklus, menjadi 21 siswa atau 75%
pada siklus I dan, pada siklus II menjadi 26 siswa atau 92,86%.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung beberapa faktor. Faktor tersebut
berasal dari pihak guru maupun siswa, serta metode pembelajaran yang
digunakan. Faktor dari guru yaitu kemampuan dalam penggunaan sarana
pembelajaran, mengembangkan materi, menyampaikan materi, kemampuan guru
dalam mengelola kelas, serta metode pembelajaran yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang menarik,
dapat juga membantu meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar,
sehingga akan diperoleh hasil yang optimal.
Penelitian ini juga memberikan implikasi bahwa, untuk mencapai
keberhasilan dalam pembelajaran lompat tinggi gaya straddle, dapat dilakukan
melalui pendekatan bermain. Pendekatan bermain juga dapat digunakan sebagai
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
salah satu alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar lompat tinggi gaya
straddle siswa kelas V SD Negeri 2 Tumanggal Kecamatan Pengadegan
Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012.
Pemberian tindakan dari siklus I, dan siklus II memberikan deskripsi
bahwa adanya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Kekurangan dan kelemahan tersebut dapat diatasi
setelah dilakukan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaan
tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat
dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran lompat tinggi gaya
straddle, terutama hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
C. Saran
1. Untuk Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri 2 Tumanggal:
a. Lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan materi
pembelajaran dengan memaksimalkan pendekatan dalam pembelajaran.
b. Kreatif mengembangkan model-model pembelajaran agar dapat
menciptakan pembelajaran yang berkualitas.
c. Memperhatikan kondisi siswa dalam menentukan model-model
pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2. Untuk Siswa
a. Selalu siap untuk mengikuti pembelajaran dengan metode apapun dan
selalu bersedia melaksanakan instruksi yang diberikan guru.
b. Keaktifan siswa hendaknya tidak hanya selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, melainkan aktif belajar mandiri, agar kemampuannya
meningkat.
3. Untuk Penelitian Berikutnya
Disarankan bagi peneliti di masa mendatang untuk dapat mengembangkan
penelitian tentang strategi dan metode pembelajaran, gaya mengajar maupun
penggunaan pendekatan dalam pembelajaran agar kualitas pembelajaran dapat
semakin meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan.