Post on 20-Oct-2020
LAPORAN PENELITIAN
UJI STABILITAS NANOINSEKTISIDA DAUN TEMBAKAU (Nicotiana
tabacum) UNTUK PENGENDALIAN
VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE
Penyusun :
Dhian Prastowo, S.Si., M.Biotech dkk
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2018
i
LAPORAN PENELITIAN
UJI STABILITAS NANOINSEKTISIDA DAUN TEMBAKAU (Nicotiana
tabacum) UNTUK PENGENDALIAN VEKTOR DEMAM BERDARAH
DENGUE
Penyusun :
Dhian Prastowo, S.Si., M.Biotech dkk
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2018
ii
1. SK PENELITIAN
iii
iv
2. SUSUNAN TIM PENELITI YANG TERLIBAT
No N a m a Keahlian/
Kesarjanaan
Kedudukan
dalam Tim Uraian Tugas
1. Dhian Prastowo, S.Si., M.Biotech Bioteknologi/S2 Peneliti Melakukan pengukuran dan pengujian
2. Drs.Hasan Boesri,MS Entomologi/S2 Anggota
Peneliti
Bertanggung jawab dalam segala aspek
penelitian
3. Awal Prihatin, M.Biotech Farmasi/S2 Anggota
Peneliti
Mengawasi pembuatan formulasi
insektisida nabati
4. Lulus Susanti, SKM. M.Kes. Kesehatan
Lingkungan /S2
Anggota
Peneliti
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan
penelitian
5. Dwi Susilo, S.Si. Kimia /S1 Anggota
Peneliti Membuat formulasi insektisida nabati
6. Arum Triyas Wardani, S.Farm. Farmasi /S1 Anggota
Peneliti Membuat formulasi insektisida nabati
7. Lasmiati Teknisi/SMU Pembantu
Peneliti Melakukan pengujian larvasida
8. Ary Oktsari Yanti, SKM. Teknisi/S1
Pembantu
peneliti Membantu dalam pengujian
9. Fahmay Dwi Ayuningrum Teknisi/S1
Pembantu
peneliti Membantu dalam pengujian
10. Kepala B2P2VRP -
Koordinator
Penelitian Pengarah penelitian
v
SURAT PERSETUJUAN ETIK
vii
3. KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Penelitian tentang pengendalian vektor dan reservoir merupakan salah satu penelitian
tupoksi dengan tanggungjawab pelaksana oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan
Litbangkes di Salatiga, yaitu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir
Penyakit (B2P2VRP). Salah satu output yang diharapkan dapat dihasilkan dari penelitian
yang dilakukan oleh B2P2VRP yaitu adanya output formulasi nano insektisida dari ekstrak
daun tembakau (Nicotiana tabacum) untuk pengendalian vektor demam berdarah dengue.
Sehingga pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 diagendakan dilaksanakan penelitian
formulasi nanoinsektisida dari daun tembakau. Tahun 2018 dilakukan penelitian dengan judul
“Uji Stabilitas Nanoinsektisida dari Daun Tembakau (Nicotiana tabacum) untuk
Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue”.
Penelitian ini bertujuan antara lain untuk memperoleh formulasi nanoinsektisida daun
tembakau yang stabil dan efektif dari ekstrak daun tembakau sebagai insektisida nabati,
selain itu didapatkan dosis minimal yang dapat membunuh Ae. aegypti, dan membuat bentuk
formulasi nanoinsektisida nabati.
Tahap pertama pelaksanaan penelitian pada tahun 2016 telah dilaksanakan uji
fitokimia dan uji larvasida terhadap Ae. aegypti pradewasa. Sedangkan pada tahap kedua
pada tahun 2017 akan dilaksanakan pembuatan nanoinsektisida dari ekstrak daun Tembakau.
Pada tahun 2018 dilakukan penelitian Uji Stabilitas Nanoinsektisida dari Ekstrak Tembakau.
Pada tahun 2019 direncanakan Uji Efektifitas Nanoinsektisida dari Ekstrak Daun Tembakau.
Oleh karena itu dengan selesainya satu tahapan penelitian ini diucapkan terimakasih untuk
semua pihak yang terlibat di dalam kegiatan penetitian ini.
Tiada kesempurnaan kecuali Allah SWT, oleh karena itu kami mohon masukan dan
saran demi perbaikan laporan ini. Bilahi taufik walhidayah Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wa barokaatuh. Terimakasih
Salatiga, Desember 2018
Tim Penelitian
viii
4. RINGKASAN EKSEKUTIF
Penyakit tular vektor masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia,
terutama Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada tahun 2014, sampai pertengahan
bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668
orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak
112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita. Tetapi pada
tahun 2016 jumlah kasus DBD melonjak menjadi 201.885 kasus dengan 1.585
meninggal dunia. Oleh karena itu DBD harus menjadi perhatian penting dan
pengendalian vektor Aedes aegypti sangat penting dilakukan.
Pengendalian nyamuk yang digunakan saat ini dari bahan insektisida
golongan Pyrethroid, Karbamat dan Organophospat, karena dianggap sangat efektif,
cepat diketahui hasilnya namun tanpa memperlihatkan dampak lingkungan. Semakin
tingginya frekuensi penggunaan insektisida sintentik dalam kurun waktu lama dapat
menimbulkan adanya serangga vektor yang resisten terhadap insektisida sintetik dan
terjadinya pencemaran lingkungan serta dapat mematikan biota lainnya (non target).
Terjadinya resistensi vektor DBD terhadap insektisida sintetik dan pencemaran
lingkungan dipandang perlu untuk mencari insektisida alternatif.
Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) dapat dimanfaatkan sebagai
bahan insektisida alami. Kandungan kimia daun tembakau meliputi alkaloid, saponin,
flavanoid, dan polifenol. Nikotin merupakan senyawa golongan alkaloid dalam
tembakau. Tembakau kering mengandung 1% -8% nikotin. Nikotin merupakan racun
syaraf yang bereaksi cepat dan dapat bertindak sebagai racun kontak pada serangga.
Tanaman tembakau digunakan sebagai insektisida antara lain untuk
mengurangi penggunaan tembakau sebagai bahan rokok dan digunakan sebagai bahan
alami untuk insektisida salah satunya untuk penanggulangan nyamuk vektor demam
berdarah dengue. Saat ini tanaman tembakau belum banyak digunakan sebagai
insektisida nabati secara luas. Tembakau merupakan tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan insektisida alam. Pada tahun 2016 telah dilaksanakan
pembuatan formulasi nanoinsektisida tembakau yang diujikan terhadap nyamuk Ae.
aegypti stadium larva. Pada tahun 2017 dilakukan uji efikasi larvasida terhadap
nyamuk Ae. aegypti stadium pradewasa.
ix
Penelitian pada tahun 2018 ini bertujuan untuk uji stabilitas formulasi
nanoinsektisida yang paling efektif sebagai pengendali vektor demam berdarah
dengue dari ekstrak daun tembakau sebagai insektisida nabati dan mendapatkan
bentuk formulasi nano insektisida nabati.
Penelitian ini mempunyai beberapa tahapan, antara lain uji larvasida,
pembuatan formulasi nanoinsektisida, uji fitokimia nanoinsektisida terhadap larva,
serta uji toksisitas dan uji stabilitas. Hasil penelitian sebelumnya diketahui uji
fitokimia menunjukkan tembakau mengandung saponin, kuinon, tanin, alkaloid serta
triterpenoid. Pada tahun 2018 ini dilakukan tahapan Formulasi Nanoinsektisida dari
Daun Tembakau (Nicotiana tabacum) untuk Pengendalian Nyamuk Aedes aegypti
Stadium Pradewasa yang dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) dengan metode eksperimental murni.
Hasil penelitian didapatkan formulasi nanoinsektisida daun tembakau baik dan
relative stabil pada penggunaan sebagai larvasida pengendali vektor demam berdarah
dengue selama penyimpanan kurang dari 3 bulan. Pengukuran partikel
nanoinsektisida daun tembakau diketahui berukuran mikro dengan ukuran nanometer
sampai selama penyimpanan 9 bulan sehingga dapat dikatakan sebagai nanopartikel.
Hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak daun tembakau dapat dibuat sebagai
nanoinsektisida yang mempunyai potensi sebagai insektisida nabati pengendalian
nyamuk vektor demam berdarah dengue Aedes aegypti.
x
5. ABSTRAK ABSTRAK
Tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan insektisida alami. Ekstrak daun tembakau diharapkan
dapat dibuat nanoinsektisida menjadi bahan insektisida alternatif untuk digunakan
sebagai pengendalian Aedes aegypti vektor demam berdarah dengue. Penelitian pada
tahun ini mempunyai kegiatan uji stabilitas nanoinsektisida ekstrak daun tembakau
(Nicotiana tabaccum) serta uji efikasi larvasida untuk pengendalian vektor demam
berdarah dengue. Penelitian bertujuan untuk memperoleh formulasi yang stabil dan
efektif dari ekstrak daun tembakau sebagai insektisida nabati untuk pengendalian
vektor demam berdarah dengue, yang dapat membunuh nyamuk Ae. aegypti, serta
mendapatkan stabilitas nano insektisida nabati ekstrak daun tembakau dari ukuran
partikel dan karakteristik partikel. Sintesis nanoinsektisida daun tembakau
menggunakan metode secara kimiawi menggunakan AgNO3 dan secara fisika melalui
ultrasonifikasi Sonicator. Uji stabilitas dilakukan selama penyimpanan 6 bulan dengan
suhu ruang. Dilakukan uji efikasi larvasida dengan Aedes aegypti vektor demam
berdarah dengue. Dilakukan uji pengukuran ukuran partikel dan pemetaan
karakterisasi partikel. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) dengan metode
eksperimental murni. Pengukuran ukuran partikel dan pemetaan karakterisik
dilakukan di Laboratorium Farmasi dan Teknik Lingkungan UII dan Laboratorium
Fisika dan Kimia LIPI Serpong. Hasil penelitian yaitu ekstrak daun tembakau
(Nicotiana tabacum) dapat dibuat nanoinsektisida sebagai larvasida pengendalian
Aedes aegypti stadium pradewasa vektor demam berdarah dengue. Pengukuran
partikel nanoinsektisida dari bulan ke 0 sampai bulan ke 6 berukuran nano relative
stabil cenderung semakin kecil dengan ukuran partikel berkisar 49,4 – 122,3 nm.
Efikasi daya bunuh nanoinsektisida daun tembakau terhadap vektor demam berdarah
dengue selama penyimpanan kurang dari 6 bulan relative baik untuk efektifitas daya
bunuh 48 jam dengan dilihat dari nilai LC50 dan LC90. Efektifitas selama 24 jam
nanoinsektisida selama masa penyimpanan kurang dari 2 bulan relative baik.
Pengukuran spectrophometry menunjukkan puncak pada panjang gelombang 431 nm
dan terbentuk ikatan gugus fungsi. Foto karakteristik SEM menunjukkan morfologi
partikel berupa kristal round face.
Kata kunci : Nanoinsektisida, Ekstrak Tembakau, Vektor Demam Berdarah Dengue