uji potensi antibiotik

Post on 22-Jun-2015

857 views 205 download

description

jbjbjbkjbjhbhjvbjhbhjv jhb

Transcript of uji potensi antibiotik

PRESENTASI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI II“PENETAPAN POTENSI ANTIBIOTIK SECARA MIKROBIOLOGI BERDASARKAN FI IV”

Disusun oleh:

Kelompok B-VIListyorini(2011210136)Meliana Guska (2011210155)Michiko (2011210156)Siswanto (2011210231)

LATAR BELAKANG

Antibiotika banyak digunakan oleh masyarakat pengobatan berbagai macam penyakit c/o: infeksi yang disebabkan adanya pertumbuhan mikroba patogen.

Efek penggunaan antimikroba yang meningkat meningkatkan efek resistensinya berbagai mikroba patogen.

Daya hambat / daya bunuh Antimikroba bergantung pada jumlah dan kekuatan z.a.

Dilakukan secara mikrobiologi ? respon mikroba terhadap AB berbeda, lebih spesifik, lebih sensitif.

LATAR BELAKANG

Antibiotika substansi kimia yang dibentuk atau diperoleh dari berbagai spesies mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya.

Antibiotika memiliki susunan kimia dan cara kerja yang berbeda-beda sehingga masing-masing antibiotika memiliki bakteri standar tertentu sehingga dari sekian banyak antibiotika yang telah berhasil ditemukan, hanya beberapa saja yang cukup tidak toksik untuk dapat dipakai dalam pengobatan.

Uji potensi antibiotika menetapkan suatu potensi antibiotika dengan mengukur efek senyawa tersebut terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji yang peka dan sesuai.

Penetapan potensi antibiotika perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat/potensi dari antibiotika tersebut dalam menghambat mikroba patogen

Metode Umum Uji Potensi AB Metode Lempeng Silinder

Metode Turbidimetri

TUJUAN

Praktikan mampu memahami prosedur penetapan potensi antibiotika berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV.

Praktikan mampu melakukan uji penetapan potensi antibiotika berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV dan menginterpretasi hasilnya.

PRINSIP

Membandingkan kemampuan suatu antibiotika dengan antibiotika baku dalam menghambat pertumbuhan

mikroba uji yang peka

SKEMA KERJA(Penyiapan Larutan Baku)

• ditimbang• dilarutkan dengan pengencer yang sesuai

• dibuat seri pengenceran dosis (S1:S2,S2:S3,S3:S4,S4:S5) = 1:1,25Baku Dosis

(ppm)Vol. Lar.

Induk (mL)

Vol. Air yg ditambahkan (mL)

S1 3,2 1,6 3,4

S2 4 2 3

S3 5 2,5 2,5

S4 6,25 3,125 1,875

S5 7,8125 3,90625 0,09375

SKEMA KERJA(Penyiapan Larutan Uji)

• Dibuat larutan uji suatu antibiotik dengan konsentrasi yang sama dengan S3 baku

SKEMA KERJA(Penetapan Potensi AB)

• Tuang ± 15 mL agar NA• Digoyang, diputar• Biarkan memadat

• + 5 mL agar inokula (3,5 mL susp. Bakteri + 70 mL media steril) • Digoyang, diputar• Biarkan memadat

• bagi menjadi 6 bagian•Letakkan cakram / silinder

2

3

2

2

3

3

• teteskan larutan baku ke dalam cakram (berselang seling)

SKEMA KERJA(Penetapan Potensi AB)

• Prainkubasi selama 1 jam• inkubasi 370C 18-24 jam

1

3

1

1

3

3 2

3

2

2

3

3 4

3

4

4

3

3 5

3

5

5

3

3 u

3

u

u

3

3

1

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

1) Dihitung DDH yang dihasilkan pada setiap dosis dalam cawan2) Dihitung DDH rata-rata S3 dari semua cawan (S31, S32, S34, S35, S3u) YS3T

3) Dihitung DDH rata-rata yang dihasilkan S3 pada semua cawan (S31, S32,

S34, S35, S3u) YS31, YS32, YS34 ,YS35

4) Dihitung DDH rata-rata semua dosis kecuali S3 (S1, S2, S4, S5, Su) YS1, YS2, YS4, YS5

5) Dihitung rata-rata DDH koreksi (YSk )

= YS1K – (YS3T – YS31 )

6) Nilai rata-rata DDH koreksi sb-Y7) Nilai rata-rata log dosis sb-X8) Buat kurva baku, dapatakan a,b,r9) Interpolasikan DDH uji, didapatkan nilai log dosis uji. 10) Hitung % antibiotika uji terhadap baku

= (dosis uji/dosis S3 baku) x 100%

Dosis

Diameter Daerah Hambat (mm)

Rata-rata (mm)

Rata-rata Koreksi (mm)Cawan D1 Cawan D2

S1

12 1514,33±1,75 14,5613 17

15 14

S31

15 1515,17±0,98

=14.33 + (15.4-15.17)

17 1514 15

S2

12 2316,17±3,71 15,5715 17

15 15

S32

15 1716±1,10

=16.17+ (15.4-16.0)

15 1715 17

S4

17 1516,33±1,51 16,7318 15

18 15

S34

15 1515±0

=16.33 + (15.4-15.0)

15 1515 15

S5

20 2019,17±2,04 19,2715 20

20 20

S35

15 1515,83±2,04

=15.83 + (15.4-15.0)

15 1520 15

Su

15 1515±0 15,415 15

15 15

S3u

15 1515±0

=15.00 + (15.4-15.00)

15 1515 15

• Rata-rata S3 total = 15,4±0,46

• Rata-rata koreksi = rata-rata DDH pada satu dosis + (rata-rata S3 total - rata-rata S3 pada dosis tersebut)

Dosis (µg/ml)

Log Dosis (X) Rata-rata koreksi (Y)

S1 6,4 0,81 14,56

S2 8 0,90 15,57

S3 10 1 15,4

S4 12,5 1,10 16,73

S5 15,625 1,20 19,27

• Dari persaman kurva baku diperoleh:• a = 5,45 • b = 10,83 • r = 0,9179

PERHITUNGAN

Yuji (DDH koreksi uji) = 15,4 15,4=5,45+10,83x X=0,92 (log dosis uji)• Dosis uji = antilog 0,92 = 8,32 µg/ml• Maka % potensi antibiotika

kloramfenikol = (Dosis uji/Dosis S3 baku) x 100% = (8,32 µg/ml/10 µg/ml) x 100% = 83,20%

HASIL PENGAMATANKelompok

Dosis Uji (µg/ml)

Dosis S3 baku (µg/ml)

% potensi

D1 8,32 10 83,20%

D2 8,32 10

D3 10

D4 10

D5 10

D6 10

D7 35,60 20 178 %

D8 35,60 20 178 %

D9 10

PEMBAHASAN• Pada percobaan ini, antibiotik uji yang digunakan

adalah kloramfenikol dan suspensi bakterinya adalah Escherichia coli karena menurut Farmakope Indonesia edisi IV dan literatur yang ada, antibiotik kloramfenikol sensitif terhadap bakteri Escherichia coli.

• Proses peletakkan pencadang kaca harus dilakukan dengan cepat, cawan petri tidak dibiarkan terlalu lama terbuka menghindari bakteri dari luar masuk ke dalam cawan.

• Pada saat meneteskan antibiotik harus tepat pada lubang antibiotik berdifusi sempurna dan zona yang dihasilkan juga bulat (diameter yang dihitung mudah).

• Pada saat inkubasi, cawan petri tidak boleh dibalik antibiotik yang ada di dalamnya dapat tumpah sehingga tidak terdifusi sempurna pada daerahnya.

PEMBAHASAN• Kesensitivitasan suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter

zona hambat yang terbentuk. • diameternya >> maka semakin terhambat pertumbuhannya, diperlukan

standar acuan untuk menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu antibiotik.

• Pada pengujian yang telah dilakukan, terbentuk zona bening disekitar pencadang, hal ini menandakan bahwa antibiotik kloramfenikol yang berkonsentrasi 10 ppm berpotensi menghambat pertumbuhan Escherichia coli.

• Dari data Kelas B, tidak dapat ditentukan % potensi antibiotika kloramfenikol dikarenakan bakteri sudah resisten terhadap dosis yang digunakan yaitu 5 ppm, sehingga dosis perlu ditingkatkan menjadi 10 ppm (dari data Kelas D), selain itu pengerjaan yang kurang teliti seperti proses pengenceran, pemipetan, dan pembuatan media uji.

• Menurut literatur potensi sampel antibiotik untuk kloramfenikol sebesar 95%-105%, hal ini menunjukkan bhwa antibiotik pada sampel memiliki daya hambat lebih kecil daripada baku. Penurunan tersebut dapat terjadi karena adanya faktor dari lingkungan maupun faktor fisikokimia pada sampel.

DAFTAR PUSTAKA

• Departemen Kesehatan RI.1995.Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta:Depkes RI

• Pratiwi T,Sylvia.2008.Mikrobiologi Farmasi.Jakarta:Erlangga• Radji,Maksum.Buku Ajar Mikrobiologi.Jakarta:Buku

Kedokteran• Tim Penyusun Penuntun Praktikum Mikrobiologi

II.2014.Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiolgi II.Jakarta:Fakultas Farmasi Universitas Pancasila