Post on 31-Dec-2015
description
Mempengaruhi Sikap dan Perilaku
(SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN)
Dosen : Bapak Tomy Adi Sumarso, SE
Disusun Oleh :
Firda Annisa : 12211885
Kelas : 3EA27
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Study Kasus Mata Kuliah Softskill
Perilaku Konsumen ini, tanpa adanya suatu halangan. Selain itu saya juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Tomy Adi Sumarso, SE selaku Dosen Matakuliah Softskill Perilaku Konsumen
yang saat ini membimbing saya
2. Ke Dua Orang Tua Saya yang selalu meberikan dukungan Moral, Material dan Doa yang
senantiasa di berikan kepada saya.
3. Teman – Teman Sekelas 3EA27 yang selalu memberikan Semangat satu sama lain.
Saya menyadari bahwa saya masih dalam tahap belajar, dimana pengetahuan yang saya miliki
masih sedikit. Sehingga masih banyak kesalahan dan kekurangannnya. Semoga tugas terstruktur
ini akan bermanfaat bagi orang banyak. Demikian yang dapat saya tulis dan atas perhatiannya
saya ucapkan terima kasih.
Bekasi, 15 January 2014
Firda Annisa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini dilatar belakangi untuk memenuhi tugas mata kuliah Softskill Perilaku
Konsumen. Makalah ini berisikan tentang apa yang mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen.
Untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan bantuan berbagai macam ilmu pengetahuan.
Mempelajari tingkah laku manusia dengan melihat sifat – sifat yang berbeda dari manusia,
mempelajari bentuk – bentuk tingkah laku dan perbuatan manusia dengan menitik beratkan pada
masyarakat dan kelompok social sebagai satu kesatuan, dan melihat individu sebagai bagian dari
kelompok masyarakat.
Diantara ilmu pengetahuan yang membidangi individu dengan segala bentuk
aktivitasnya, perbuatan, perilaku dan kerja selama hidupnya. Sedangkan manusia merupakan
satu totalis jasmani – rohani. Dari pemahaman diatas, bisa dipelajari bahwa sikap dan perilaku
manusia sangat penting agar tercipta hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, masalah dalam perumusan ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Pengertian Sikap dan Perilaku 2. Apa sajakah teori Sikap dan Perilaku3. Dari bujukan hingga komunikasi4. Teknik modifikasi perilaku
C. Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Perilaku Konsumen dalam bentuk sebuah makalah dan untuk menambah pengetahuan serta wawasan para pembaca, dan para mahasiswa agar lebih mengerti dan mengetahui Pengaruh Individu Terhadap Perilaku Konsumen.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Sikap dan Perilaku
Pengertian sikap Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap
sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif (favorably) atau secara
negatif (unfavorably) terhadap obyek – obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam
Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses
motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.
Sedangkan La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagai suatu pola
perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi
sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah
terkondisikan. Lebih lanjut Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa
diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-
benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.
Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-
pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam
manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan
perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif
terhadap obyek atau situasi.
Pengertian Perilaku adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen
untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual
tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang
matang.
Pada dasarnya perilaku sering disebut sebagai aktivitas yang dalam arti luas dapat
dibedakan menjadi dua yaitu perilaku yang Nampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak
nampak (inert behavioral). Perilaku yang ada pada individu tidak timbul dengan sendirinya tapi
merupakan akibat dari stimulus yang diterima dari organisme yang bersangkutan baik stimulus
internal dan stimulus eksternal. Namun perilaku lebih sering merupakan respon atau akibat dari
stimulus eksternal.
Kaum behavioris memandang bahwa perilaku adalah respon terhadap stimulus dimana
keadaan dari stimulus itu sendiri sangat berpengaruh dan individu seolah tidak mempunyai
kemampuan untuk menentukan perilakunya. Sementara pandangan aliran kognitif mengenai
perilaku adalah bahwa perilaku individu merupakan respon dari stimulus namun dalam diri
individu itu pada kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya. Artinya, bahwa
individu dalam keadaan aktif untuk menentukan perilaku yang ia akan ambil.
Terdapat sebuah pandangan yang mengatakan bahwa sikap merupakan prasarat untuk
terjadinya perilaku, namun harus ditekankan bahwa hal ini tidak lantas membuat perilaku
bergantung seratus persen pada sikap. Intinya perilaku individu bisa saja tidak sama dengan
sikapnya.
B. Teori Sikap dan Perilaku
1. Teori-teori sikap
Secara garis besar teori mengenai sikap dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu:
a. Teori belajar (Learning Theories)
Menurut teori belajar yang dikemukakan Doob (1947) ia menyatakan bahwa
prinsip-prinsip dari classical dan operant conditioning dapat digunakan dalam
proses pembentukan dan perubahan sikap. Dari pandangan teori ini pembentukan
ataupun perubahan sikap merupakan hasil dari proses belajar. Seperti dari
percobaan Pavlov terhadap anjing.
b. Teori konsistensi
Teori ini mengungkapkan bahwa individu cenderung berusaha untuk memelihara
konsistensi antara sejumlah sikap yang dimiliki seseorang
c. Teori respon kognitif
Teori ini lebih menekankan pandangannya pada kenyataan bahwa penerima
informasi mampu menggeneralisasikan pemikiran mengenai pemikiran yang
masuk dalam pikiran mereka dan bukan sekedar memberikan reaksi semata
terhadap informasi-informasi tersebut.
2. Teori-teori perilaku
Beberapa tentang teori perilaku manusia yaitu:
a. Teori insting
Teori ini dikemukakan oleh McDougall ia mengatakan bahwa perilaku
disebabkan oleh insting. Menurutnya, insting adalah perilaku yang innate atau
perilaku bawaan dan insting akan berubah karena pengalaman.
b. Teori dorongan (Drive Theory)
Teori ini menganggap bahwa organisme mempunyai dorongan atau drive tertentu.
Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang
mendorong organisme berperilaku. Apabila organisme ingin memenuhi
kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam dirinya dan jika ia dapat
memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari
dorongan tersebut.
c. Teori insentif (Incentive Theory)
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme disebabkan oleh
adanya insentif. Insentif disebut juga sebagai reinforcement, ada yang positif atau
negatif.
d. Teori Atribussi
Teori ini dikemukakan oleh Fritz Heider yang menyatakan bahwa perilaku itu
disebabkan oleh faktor dari dalam yaitu disposisi internal, misalnya sikap, sifat-
sifat tertentu atau aspek internal yang lain dan juga disebabkan oleh keadaan
eksternal, misal situasi. Faktor internal juga disebut atribusi internal, dan faktor
eksternal juga disebut atribusi eksternal.
e. Teori Kognitif
Dengan kemampuan berfikir seseorang akan dapat melihat apa yang telah terjadi
sebagai bahan pertimbangannya dan melihat apa yang dihadapi pada waktu
sekarang serta dapat melihat kedepan apa yang akan terjadi dalam seseorang
bertindak.
C. Dari Bujukan Hingga Komunikasi
Perilaku dibedakan atas rangsangan pemasaran dari pemasar dan rangsangan dari
lingkungan konsumen itu sendiri. Sedangkan proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh
faktor personal maupun sosial konsumen. Respons perilaku konsumen dapat dijadikan faktor
yang dapat membentuk keputusan pembelian (yaitu pembelian selanjutnya) atau tidak melakukan
pembelian (menolak produk yang ditawarkan).
Rangsangan pemasaran dari pemasar yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku
konsumen yaitu seluruh kegiatan pemasaran yang meliputi bujukan hingga komunikasi mengenai
produk tertentu yang ditawarkan. Para pemasar dapat melakukan kegiatan yang dapat dijadikan
teknik modifikasi perilaku konsumen. Berbagai teknik modifikasi yang dapat mempengaruhi
sikap dan perilaku konsumen adalah melalui beberapa aspek pemasaran yang meliputi aspek
produk, aspek harga, dan aspek promosi.
D. Teknik Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai: upaya, proses, atau tindakan untuk
mengubah perilaku, aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis untuk mengubah
perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif, penggunaan secara empiristeknik-teknik
perubahan perilaku untuk memperbaiki perilaku melalui penguatanpositif, penguatan negatif,
dan hukuman, atau usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-
prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia.
Modifikasi perilaku juga menekankan pengaruh belajar dan lingkungan, artinya bahwa
prosedur dan teknik menekankan pada modifikasi lingkungan tempat dimana individu tersebut
berada, sehingga membantunya dalam berfungsi secara lebih baik dalam masyarakat.
Lingkungan tersebut dapat berupa orang, objek, peristiwa, atausituasi yang secara langsung
maupun tidak langsung berdampak terhadap kehidupan seseorang. Mengikuti pendekatan ilmiah
artinya bahwa penerapan modifikasi perilaku memakai prinsip-prinsip dalam psikologi belajar,
dengan penempatan orang, objek, situasi, atau peristiwa sebagai stimulus, serta dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Sedangkan menggunakan metode-metode aktif dan
pragmatik untuk mengubah perilaku maksudnya bahwa dalam modifikasi perilaku lebih
mengutamakan aplikasi dari metode atau teknik-teknik yang telah dikembangkan dan mudah
untuk diterapkan.
Adapun teknik modifikasi perilaku adalah sebagai berikut :
1. Dorongan (Prompting)
Permintaan untuk melakukan suatu tindakan kepada seseorang.Barangkali setiap orang
yang pernah memesan makanan di restoran fast-food pernah menjumpai dorongan.
2. Teknik Banyak Permintaan (Many asking)
Mengajukan beberapa permintaan kepada konsumen dengan mengawalinya dari
permintaan yang kecil lalu ke permintaan yang lebih besar. Atau sebaliknya, diawali dari
permintaan besar kemudian diikuti oleh permintaan lebih kecil.Contoh: Menawarkan
produk yang lebih mahal terlebih dahulu, kemudian menawarkan produk yang lebih
murah.
3. Prinsip Resiprositas (Reprosity)
Teknik meningkatkan kepatuhan konsumen atas permintaan pemasar dengan lebih dahulu
menawarkan orang bersangkutan sejumlah hadiah atau sample produk.
Contoh : Memberikan sample produk gratis, mencicipi produk, test drive dan sebagainya.
4. Peran Komitmen (Committement)
Komitmen yang dipegang secara konsisten akan meningkatkan jumlah pembelian.
Komitmen yang tertulis akan dapat meningkatkan konsistensi dalam
bertransaksi.Perusahaan penjualan door to door telah menemukan keajaiban komitmen
tertulis. Mereka dapat mengurangitingkat pembatalan hanya dengan meminta pelanggan
mengisi formulir perjanjian penjualan sebagai tanda jadi.
5. Pelabelaan (Labeling)
Melibatkan pelekatan semacam gambaran pada seseorang, seperti “Anda Baik Hati”.
Label diduga menyebabkan orang memandang diri mereka dengan cara yang disiratkan
oleh labelnya. Pelabelan dapat digunakan oleh pemasar untuk menarikhati calon
konsumen, sehingga pembelian terjadi.Pemasar pakaian dapat mengatakan, “Anda orang
tua yang penuh perhatian.” di saat menawarkan pakaian untuk anak orang tersebut.
6. Intensif (Insentif)
Insentif mencakup jajaran luas alat-alat promosi, seperti korting harga, undian, rabat,
kontes dan kupon. Insentif biasanya mewakili komponen penting dari keseluruhan
strategi promosi produk.
Contoh : mainan anak pada produk makanan anak, cairan pewangi pada produk detergen
dan sebagainya
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Perilaku Konsumen Industri Manufactur di Indonesia
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan
tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk
dijual.
Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke
produksi dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia
industri, dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar.
Manufaktur ada dalam segala bidang sistim ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas,
manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual ke pelanggan untuk
mendapatkan keuntungan.
Beberapa industri seperti semikonduktor dan baja lebih sering menggunakan istilah
fabrikasi dibandingkan manufaktur. Sektor manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau
teknik.
Indonesia adalah Negara berkembang yang memiliki tingkat perekonomian cukup rendah,
padahal Indonesia memiliki ragam industry yang potensial. Tapi sepertiya perkembangan sector
industry manufaktur di Indonesia tidak terlalu baik sehingga kemajuan bangsa inipun terhambat
Bangsa kita merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya alamnya, mulai dari
hutan, minyak, hingga mineral – mineral berharga yang ada di dalam tanah Indonesia. Di
beberapa wilayah, kita bisa menemukan pabrik atau industry manufaktur. Sebut saja pabrik
kertas, pabrik pengolahan karet, pabrk pupuk kimia, dan masih banyak lagi.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan studi perilaku konsumen perindustrian manufaktur di
Indonesia. Penelitian ditentukan secara accidental yaitu mewawancarai dengan kriteria :
1. Apakah masyarakat sudah merasa SDM pada industry manufaktur telah memadai
2. Industry manufactur memakai bahan baku impor
3. Kurangnya teknologi dalam industry manufaktur
C. Hasil Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa variabel – variabel :
1. Kurangnya SDM yang Memadai
Kesejahteraan yang relatif rendah berpengaruh pada tingkat pendidikan masyarakat
Indonesia. Bangsa kita memerlukan ahli ahli atau pakar tertentu yang bisa membantu
sector Industri
2. Bergantung pada bahan Baku Impor
Indonesia memang Negara yang kaya namun ketergantungan impor sepertinya belum
bisa dihapus. Penyebabnya bisa dua hal, yaitu bahan baku yang memang susah didapat
atau karena SDM yang kurang mampu mengelola kekayaan alam untuk dijadikan bahan
baku industry dalam negeri
3. Tidak Merata
Sampai saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak merata, penyebabnya tentu saja
akibat tidak meatanya pembangunan di berbagai wilayah indonesia
4. Kurangnya Teknologi
Industry manufaktur menuntut adanya peralatan dan dan perlengkapan berteknologi
tinggi, sedangkan Indonesia bisa dibilang masih miskin teknologi.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa untuk perusahaan-
perusahaan manufaktur di Indonesia financial leverage mempunyai pengaruh yang negatif dan
signifikan juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Dengan di tingkatkannya
teknologi pada perusahaan Manufaktur, maka perusahaan manufaktur akan semakin lebih maju.