Post on 21-Jan-2016
description
TUGAS GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL
“IMMISCIBLE LIQUID INJECTION”
DIAN P.A SIMANJUNTAK (270110110149)
DWI MENUR MANDRIATI S. (270110110150)
M. PASYA NUGRAHA (270110110166)
SEPTIYADI NUGRAHA (270110110167)
FEISAL LAVI ABRAHAM (270110110168)
PRASMA FEBY R. (270110110169)
JUNIALDI DWIJAPUTRA (270110110170)
GEOLOGI B
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
Menurut M. Bateman, proses pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa proses yang
menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai ekonomis maupun mineral yang hanya
bersifat sebagai gangue mineral.
1. Proses Magmatis
Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami
pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi
(>600˚C) stadium liquido magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-
logam. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu.
Proses magmatis ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Early magmatis, yang terbagi atas:
¨ Disseminated, contohnya Intan
¨ Segregasi, contohnya Crhomite
¨ Injeksi, Contohnya Kiruna
b. Late magmatis, yang terbagi atas:
¨ Residual liquid segregation, contohnya magmatis Taberg
¨ Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack
¨ Immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa
¨ Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein
2. Pegmatisme
Setelah proses pembentukan magmatisme, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) terdiri
dari cairan dan gas. Stadium endapan ini ± 600-450oC berupa larutan magma sisa. Asosiasi
batuan umumnya berupa granit.
3. Pneumatolisis
Setelah temperatur mulai turun ± 550-450oC akumulasi gas mulai membentuk mineral
sampai pada temperatur 450oC volume unsur volatilnya makin menurun karena membentuk
jebakan pneumatolitis dan tinngal larutan sisa magma yang makin encer. Unsur volatil akan
bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya
kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi
unsur volatile tersebut dengan batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan
mineral yang disebut endapan pneumatolitis.
4. Proses hydrotermal, merupakan proses pembentukan mineral yang terjadi oleh pengaruh
temperatur dan tekanan yang sangat rendah ,dan larutan magma yang terbentuk ini
merupakan unsur volatil yang sangat encer yang terbentuk setelah tiga tahapan
sebelumnya.
Immiscible Liquid Injection
Merupakan larutan yang kaya sulfida, yang apabila terganggu (misalnya terintrusi lagi
sebelum terkonsolidasi) maka dapat menghambur keluar menuju ke tempat yang
tekanannya lebih besar ( <tekanan), di bagian atas bagian magma yg telah terkonsolidasi
atau di batuan sekitar dan membentuk endapan yang disebut “Injeksi Larutan Immisibel
(Immiscible Liquid Injection)”.
Endapan ini adalah penciri endapan magmatik akhir, yang mengintrusi batuan-batuan yang
lebih tua, dan mengandung fragmen-fragmen breksiasi dari host rock dan foreign rocks
(batuan asing). Endapan ini berhubungan dengan intrusi dike, mineral-mineral bijihnya
mempenetrasi, mengkorosi, mengalterasi, dan bahkan me-replace mineral-mineral silikat
sehingga bentuk endapannya tidak beraturan (irregular body).
Jika larutan kaya sulfida tersebut kaya akan unsur-unsur volatil, maka terbentuk endapan
tipe hidrotermal. Umumnya jenis endapan Immiscible Liquid Injection mengandung nikel.
Contohnya adalah endapan nikel di Vlackfontein, Afrika Selatan; endapan nikel di Norwegia;
dan endapan nikel sulfida di Sudbury, Ontario, Kanada.
Daftar pustaka
http://id.scribd.com/doc/14974989/IV-Konsentrasi-Magmatik
http://id.scribd.com/doc/66029712/Pembentukan-Endapan-Mineral