Post on 08-Feb-2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan limpahan rahmat_Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Flu Burung (H5N1)”,
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan penyakit tropik , jurusan Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis berterimakasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah ini yaitu Andri S,Kep. Ns, yang telah membimbing, memotifasi dan mendampingi
kami dalam pembelajaran.
Makalah ini berisi tentang Pengertian flu burung, Patofisiologi flu burung, Etiologi flu
burung, Tanda dan gejala flu burung, Cara penularan flu burung, Cara pencegahan flu burung,
Penatalaksanaan flu burung.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 10 Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………… 5
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………….. 5
BAB 2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Flu burung ..................................................................................... 6
B. Patofisiologi flu burung ................................................................................... 6
C. Etiologi flu burung .......................................................................................... 7
D. Tanda dan gejala flu burung ............................................................................ 7
E. Cara penularan flu burung ............................................................................... 9
F. Cara pencegahan flu burung ........................................................................... 10
G. Penatalaksanaan flu burung ............................................................................. 11
H. Pathway ........................................................................................................... 17
I. Askep ............................................................................................................... 19
BAB 3. PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................................... 25
Daftar pustaka.................................................................................................. 27
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Flu burung telah menjadi perhatian yang luas dari masyarakat karena telah menewaskan
banyak korban baik unggas maupun manusia. Pada awal tahun 1918, wabah pandemi virus
influenza telah membunuh lebih dari 40.000 orang, dimana subtipe yang mewabah saat itu
adalah virus H1N1 yang dikenal dengan “Spanish Flu”. Tahun 1957 virus bermutasi menjadi
H2N2 atau “Asian Flu” menyebabkan 100.000 kematian. Tahun 1968 virus bermutasi menjadi
H3N2 atau “Hongkong Flu” menyebabkan 700.000 kematian. Tahun 1977 virus bermutasi
menjadi H1N1 atau “Russian Flu”. Akhirnya pada tahun 1997, virus bermutasi lagi menjadi
H5N1 atau “Avian Influenza”. Beberapa tahun kemudian, awal wabah pada peternakan di dunia
telah dikonfirmasi sejak Desember 2003. Pada 8 Februari 2006, Organisasi Kesehatan Hewan
Dunia menyatakan bahwa wabah flu burung pertama kali terjadi di Nigeria, kemudian menyebar
hingga ke Mesir dan Kamerun.
Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau
peternakan unggas sebagai jalur migrasi burung liar. Sehingga pada 21 Juli 2005, tiga kasus fatal
terjadi di Tangerang, yang disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Hingga 6 Juni 2007, WHO
telah mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian pada manusia yang disebabkan virus
ini termasuk Indonesia dengan 99 kasus dengan 79 kematian. Hal ini dipengaruhi oleh
matapencaharian penduduk Indonesia sebagai peternak unggas sehingga Indonesia rawan pada
penyebaran penyakit flu burung. Selain itu, kurangnya pengetahuan sebagian penduduk
Indonesia terhadap dampak dari flu burung juga ikut berpengaruh pada kasus penyebaran flu
burung.
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A yang menyebar antar unggas. Virus
influenza ini termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah
bentuk (drift, shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus flu burung yang
sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan
Neuramidase (N) dan memiliki waktu inkubasi selama 1 minggu pada unggas dan 3 hari pada
manusia. Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1.
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan.
Virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi (60ᵒC selama 30 menit), namun dapat bertahan hidup
pada suhu rendah (0ᵒC selama lebih dari 30 hari). Gejala flu burung pada unggas adalah
kematian secara mendadak dengan laju mortalitas mendekati 100%, jengger berwarna biru, dan
luka pada kaki. Sedangkan gejala umum yang terjadi pada manusia adalah demam tinggi (suhu
badan di atas 38ᵒC), batuk dan nyeri tenggorokan, radang saluran pernapasan atas, pneumonia,
infeksi mata, dan nyeri otot. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien
perlu segera mendapatkan perhatian medis. Virus H5N1 lebih patogen daripada subtipelainnya
sehingga disebut dengan Highly Pathogenic H5N1 Avian Influenza (HPAI).
B. RUMUSAN MASALAH
a) Apa pengertian flu burung ?
b) Patofisiologi flu burung ?
c) Etiologi flu burung ?
d) Tanda dan gejala flu burung ?
e) Cara penularan flu burung ?
f) Cara pencegahan flu burung ?
g) Penatalaksanaan flu burung ?
C. TUJUAN
a) Mengetahui pengertian flu burung
b) Mengetahui patofisiologi flu burung
c) Mengetahui etiologi flu burung
d) Mengetahui tanda dan gejala flu burung
e) Mengetahui cara penularan flu burung
f) Mengetahui cara pencegahan flu burung
g) Mengetahui penatalaksanaan flu burung
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FLU BURUNG
Flu Burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang
burung/unggas/ayam . Salah satu tipe yang perlu diwaspadai adalah yang disebabkan oleh virus
influenza dengan kode genetik H5N1 (H=Haemagglutinin, N=Neuramidase) yang selain dapat
menular dari burung ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke manusia.
B. PATOFISIOLOGI FLU BURUNG
Flu burung bisa menulari manusia bila manusia bersinggungan langsung dengan ayam
atau unggas yang terinfeksi flu burung. Virus flu burung hidup di saluran pencernaan unggas.
Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian
mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau
binatang lainnya. Menurut WHO, flu burung lebih mudah menular dari unggas ke manusia
dibanding dari manusia ke manusia. Belum ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia, dan
juga belum terbukti penularan pada manusia lewat daging yang dikonsumsi.
Satu- satunya cara virus flu burung dapat menyebar dengan mudah dari manusia ke
manusia adalah jika virus flu burung tersebut bermutasi dan bercampur dengan virus flu
manusia. Virus ditularkan melalui saliva dan feses unggas. Penularan pada manusia karena
kontak langsung,misalnya karena menyentuh unggas secara langsung, juga dapat terjadi melalui
kendaraan yang mengangkut binatang itu, di kandangnya dan alat-alat peternakan (termasuk
melalui pakan ternak).
Penularan dapat juga terjadi melalui pakaian, termasuk sepatu para peternak yang
langsung menangani kasus unggas yang sakit dan pada
saat jual beli ayam hidup di pasar serta berbagai mekanisme lain. Secara umum, ada 3
kemungkinan mekanisme penularan dari unggas kemanusia.Dalam hal penularan dari unggas ke
manusia, perlu ditegaskan bahwa penularan pada dasarnya berasal dari unggas sakit yang masih
hidup dan menular. Unggas yang telah dimasak, digoreng dan lain-lain,tidak menularkan flu
burung ke orang yang memakannya. Virus flu burung akan mati dengan pemanasan 80°C selama
1 menit.
Penyebaran virus Avian Influenza (AI) terjadi melalui udara droplet infection di mana
virus dapat tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran nafas atau langsung
memasuki alveoli (tergantung dari ukuran droplet). Virus yang tertanam pada membran mukosa
akan terpajan mukoprotein yang mengandung asam sialat yang dapat mengikat virus. Reseptor
spesifik yang dapat berikatan dengan virus influenza berkaitan dengan spesies darimana virus
berasal. Virus avian influenza manusia (Human influenza viruses) dapat berikatan dengan alpha
2,6 sialiloligosakarida yang berasal dari membran sel di mana didapatkan residu asam sialat yang
dapat berikatan dengan residu galaktosa melaluiikatan 2,6 linkage.
C. ETIOLOGI FLU BURUNG
Etiologi penyakit ini adalah virus influenza. Adapun sifat virus ini, yaitu; dapat bertahan
hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C.Di dalam tinja unggas
dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C
selama 30 menit. Dikenal beberapa tipe Virus influenza, yaitu; tipe A, tipe B dan tipe C. Virus
Inluenza tipe A terdiri dari beberapa strain, yaitu; H1N 1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2 dan lain-
lain.
Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic Avian Influenza Viru, strain
H5N1 (H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hal ini terlihat dari basil studi yang ada
menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus Influenza A (H5N1) dengan jumlah
besar dalam kotorannya. Virus Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada
unggas. Secara umum, virus Flu Burung tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu
dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia.
D. TANDA DAN GEJALA FLU BURUNG
Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.
a. Gejala pada unggas:
a. Jengger berwarna biru
b. Borok di kaki
c. Kematian mendadak
b. Gejala pada manusia:
a. Demam (suhu badan diatas 38 °C)
b. lemas
c. Pendarahan hidung dan gusi
d. sesak nafas
e. muntah dan nyeri perut serta diare
f. Batuk dan nyeri tenggorokan
g. Radang saluran pernapasan atas
h. Pneumonia
i. Infeksi mata
j. Nyeri otot
1. MASA INKUBASI
a. Pada Unggas : 1 minggu
b. Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul
gejala. Pada anak sampai 21 hari
2. DEFINISI KASUS
1. Kasus Suspek
Kasus suspek adalah seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam
(temp > 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau ber-ingus serta dengan salah
satu keadaan;
seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit flu burung.
kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dalam masa penularan.
bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses spesimen manusia atau
binatang yang dicurigai menderita flu burung
2. Kasus "Probable"
Kasus "probale" adalah kasus suspek disertai salah satu keadaan;
Bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus influenza A (H5N1),
misal : Test HI yang menggunakan antigen H5N1.
Dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonia gagal pernafasan/ meninggal.
Terbukti tidak terdapat penyebab lain.
3. Kasus Kompermasi
Kasus kompermasi adalah kasus suspek atau "probale" didukung oleh salah
satu hasil pemeriksaan laboratorium;
Kultur virus influenza H5N1 positip.
PCR influenza (H5) positip.
Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali
E. CARA PENULARAN FLU BURUNG
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas kemanusia, melalui air liur,
lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini juga dapat menular melalui udara yang tercemar virus
H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung.
Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas
yang terinfeksi flu burung. Contohnya: pekerja di peternakan ayam, pemotong ayam dan
penjamah produk unggas lainnya.
Unggas yang sakit oleh Influenza A atau virus H5N1 dapat mengeluarkan virus dengan
jumlah besar dalam kotorannya. Virus itu dapat bertahan hidup di air sampai empat hari pada
suhu 22 derajad celcius dan lebih dari 30 hari pada nol derajad celcius. Di dalam kotoran dan
tubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama. Virus ini mati pada pemanasan 56
derajat Celcius dalam 3 jam atau 60 derajad celcius selama 30 menit. Bahan disinfektan fomalin
dan iodine dapat membunuh virus menakutrkan ini.
Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Burung yang terinfeksi virus akan
mengeluarkan virus ini melalui saliva (air liur), cairan hidung, dan kotoran. Avian Virus
influenza avian dapat ditularkan terhadap manusia dengan 2 jalan. Pertama kontaminasi langsung
dari lingkungan burung terinfeksi yang mengandung virus kepada manusia. Cara lain adalah
lewat perantara binatang babi. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau melalui
saluran pernapasan.
Penyebaran flu burung di berbagai belahan dunia antara lain:
1. Ayam dan manusia di Hongkong. Selama wabah tersebut Pada tahun 1997 Avian Influenza A
(H5N1) telah menginfeksi berlangsung 18 orang telah dirawat di rumah sakit dan 6 diantaranya
meninggal dunia. Untuk mencegah penyebaran tersebut pemerintah setempat memusnahkan 1,5
juta ayam yang terinfeksi flu burung. Pada tahun 1999, di Hongkong dilaporkan adanya kasus
Avian Influenza A (H9N2) pada 2 orang anak tanpa menimbulkan kematian. Pada tahun 2003, di
Hongkong ditemukan lagi dua kasus Avian Influenza A (H5N1) dan satu orang meninggal.
2. Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan satu
diantaranya meninggal.
3. Pada tahun 2004 terjadi lagi 25 kasus Avian Influenza A (H5N1) di Vietnam (19) dan
Thailand (6) yang menyebabkan 19 orang meninggal (5 di Thailand, 14 di Vietnam)
F. CARA PENCEGAHAN FLU BURUNG
1. Pada Unggas:
a. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
b. Vaksinasi pada unggas yang sehat
2. Pada Manusia:
Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang):
a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
b. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung.
c. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).
d. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
f. Imunisasi.
3. Masyarakat umum:
a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup.
b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu : Pilih unggas yang sehat (tidak
terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya)
c. Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800 °C selama 1 menit dan pada telur
sampai dengan suhu ± 640 °C selama 4,5 menit.
d. Basuh tangan sesering mungkin, penjamah sebaiknya juga melakukan disinfeksi
tangan (dapat dengan alcohol 70%, atau larutan pemutih/khlorin 0,5%untuk
alat2/instrumen)
e. Lakukan pengamatan pasif terhadap kesehatan mereka yang terpajan dan
keluarganya. Perhatikan keluhan-keluhan seperti Flu, radang mata, keluhan
pernafasan.
G. PENATALAKSANAAN FLU BURUNG
Pengobatan bagi penderita flu burung adalah:
a. Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
b. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
c. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.
d. Anti replikasi neuramidase (inhibitor): Tamiflu dan Zanamivir
e. Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam
pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila
berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.
I. PATHWAY
FLU BURUNG
UNGGAS : melalui tinja kemudian mongering dan di hirup
LANGSUNG TIDAK LANGSUNG
1. Kontak langsung dgn unggas 1. Transfuse darah
2. Kendaraan yg mengangkut binatang 2. Penyebaran flu
3. Alat-alat peternakan
4. pakaian
virus avian influenza menyebar melalui udara
memasuki alveoli
radang dan bengkak
peningkatan produksi eksudat bersihan jalan nafas tdk efektif
J. ASKEP
KASUS FLU BURUNG
Tn F (35 thn) masuk rumah sakit atas rujukan dari puskesmas setempat karena
diindikasikan suspek flu burung. Klien mengalami demam dengan suhu 390C, sakit tenggorokan,
nyeri otot, sakit kepala, batuk- pilek, dengan dahak yang banyak dan sesak nafas RR: 24x/menit,
ronkhie (+). Seminggu terakhir klien sibuk mengurus unggas-unggasnya yang kebetulan banyak
yang mati mendadak. Saat dilakukan pemeriksaan di RS didapatkan: keadaan umum klien lemah,
kesadaran: CM (compos mentis), TD: 125/80 mmHg, HR: 100x/menit, saturasi oksigen 98%,
isolasi virus H5N1 dalam sekret hidung dan dahak, akantetapi gambaran rontgen thorak belum
menunjukan adanya infiltrat.
1. Data Fokus
DS :
a. Seminggu terakhir klien sibuk mengurus unggas-unggasnya yang kebetulan banyak yang
mati mendadak
b. Sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, batuk pilek dengan dahak yang banyak dan
sesak nafas
DO :
a. KU : lemah
b. TTV : TD 125/80 mmHg, HR 100 x/menit, RR 24x/menit, Suhu 390C, ronkhie (+),
saturasi oksigen 98 %
c. Kesadaran: CM (compas mentis)
d. Isolasi virus H5N1 dalam sekret hidung dan dahak
2. Analisa Data
No
.
Symptom Etiologi Problem
1. DS DO Sekresi tertahan Ketidak efektipan
jalan nafas Sakit
tenggorokan
Batuk pilek
dengan dahak
yang banyak dan
sesak nafas
- RR : 24 x/menit
- Rokhie : (+)
- Saturasi oksigen
98%
- Isolasi firus H5N1
dalam sekret hidung
dan dahak
2. DS DO Invasi virus Hipertermia
-seminggu
terakhir klien
sibuk mengurus
unggas-
unggasnya yang
kebetulan banyak
yang mati
mendadak
-TD : 125/80
mmHg
-Suhu : 39 0C
-RR : 24 x/menit
- HR : 100 x/menit
- Rhonkie : (+)
3. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan invasi virus ditandai dengan :
DS : - seminggu terakhir klien sibuk mengurus unggas-unggasnya yang kebetulan banyak yang
mati mendadak
DO : - suhu : 390C
- RR : 24 x/menit
- Ronkie : (+)
- HR : 100 x/menit
Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan sekresi tertahan yang ditandai dengan :
DS : -Pasien mengeluh sakit tenggorokan.
- Nyeri otot, sakit kepala, batuk pilek dengan dahak yang banyak dan sesak nafas
DO : -RR : 24 x/menit
-ronkie (+)
-saturasi oksigen : 98 %
- Isolasi virus H5N1 dalam sekret hidung dan dahak
4. Intervensi
Jam/tgl No
.
Dx
Tujuan
(NOC)
Intervensi
(NIC)
Rasional TTD
selasa,
24/12/
12,
07.00
07.30
08.00
I Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24
jam, termoregulation
(0800) dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
-pernafasan dengan batas
normal 16-20 x/menit
(080013)
- Radial pulse dengan batas
normal 60-100 x/menit
(080012)
-hipertermia dengan batas
normal (36-370C)
-Monitor TTV pasien.
- Berikan cairan dan
nutrisi secukupnya
kepada klien
-Ajarkan klien
memasukkan cairan
melalui oral
-kolaborasikan dengan
dokter untuk
pemberian obat
parasetamol
-untuk mengetahui
keadaan pasien
-Agar tercukupnya
kebutuhan cairan
pada klien.
-Agar pasien dapat
memasukkan cairan
secara mandiri
-agar mempercepat
kesembuhan klien
rabu,2
6/12/1
2
07.00
07.30
08.00
09.00
09.30
II. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24
jam, ketidak efektifan jalan
nafas (0410) dengan
kriteria hasil :
-pernafasan (16-20
x/menit) (041004)
-pernafasan normal dengan
kriteria tidak menggunakan
alat bantu nafas dan suara
nafas (041005)
-kemampuan untuk
mengeluarkan sekret
dengan batuk efektif
(041012)
-penumpukan sekret dapat
diatasi dengan batuk efektif
(041021)
Airway management
(3140)
-pantau pernafasan
dan status klien
-dorong klien untuk
menggunakan nafas
dalam
-Ajarkan klien
bagaimana cara batuk
efektif
-Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian obat
pengencer dahak bila
perlu dilakukan
suction
-Untuk mengetahui
keadaan pernafasan
klien
- Agar klien dapat
bernafas dengan
lancar
-Agar klien dapat
mengeluarkan dahak
-Agar memperlancar
pernafasan klien dan
mempercepat
kesembuhan klien
5. Implementasi
Hari/tgl Jam No.
Dx
Implementasi Respon TTD
Selasa,
24/12/12
11.00 I. -Memonitor TTV -DS: -.
-DO:
suhu= 360C
RR = 19 x/menit
Selasa,
24/12/12
Selasa,
24/12/12
Selasa,
24/12/12
12.00
13.00
14.00
-Memberikan cairan dan
nutrisi secukupnya kepada
klien
-Mengajarkan klien
memasukkan cairan melalui
oral
-berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
obat penurun panas
(parasetamol)
Ronkie = (-)
HR = 80 x/menit
DS:
- Klien mengatakan
kondisinya sudah membaik
DO:
Klien terlihat segar dari
sebelumnya
DS:
-klien mengatakan sudah bisa
memasukkan cairan melalui
oral secara mandiri
DO:
- Klien terlihat dapat
memasukkan cairan melalui
oral dengan baik
DS:
-klien mengatakan
kondisinya mulai membaik
dan demamnya turun
DO:
- Suhu tubuh klien normal
360C
rabu,
26/12/12
10.00 II Memantau pernafasan dan
status oksigen
Mondorong klien untuk
menggunakan nafas dalam
Mengajarkan klien
bagaimana cara batuk
efektif
Berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
obat pengencer dahak bila
perlu dilakukan suction
-DS: klien mengatakan sulit
bernafas karena adanya
penumpukan sekret
DO: klien terlihat sesak dan
adanya bunyi ronkie
-DS: klien mengatakan dapat
menggunakan nafas dalam
DO: klien terlihat dapat
menggunakan nafas dalam
dengan baik
-DS: klien mengatakn dapat
menggunakn batuk efektif
DO: klien terlihat dapat
menggunakan batuk efektif
dengan baik
-DS: klien mengatakn dapat
bernafas dengan lega
DO: klien terlihat bernafas
dengan baik dan lancar.
6. Evaluasi
Tgl/jam No.
Dx
Evaluasi TTD
Selasa,
24/12/12
I. S : Pasien mengatakan kondisinya mulai membaik
2012 dan kebutuhan cairan sudah terpenuhi
O : pasien terlihat tenang dan segar dari
sebelumnya
TTV:
-Suhu : 360C
-HR: 80x/menit
-RR : 19x/menit
A : hipertermia teratasi keseluruhan
P : hentikan intervensi
Rabu,
26/12/12
10.30
II. S :
- klien mengatakan sulit bernafas karena adanya
penumpukan sekret
- klien mengatakan dapat menggunakan nafas
dalam
- klien mengatakn dapat batuk efektif
- klien mengatakn dapat bernafas dengan lega
tanpa hambatan
O :
- klien terlihat sesak dan adanya bunyi ronkie
- klien dapat menggunakan nafas dalam
-klien terlihat dapat batuk efektif
-klien terlihat bernafas dengan baik dan lancar
A : Airway management teratasi keseluruhan
P : Hentikan intervensi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Flu Burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang
burung/unggas/ayam . Salah satu tipe yang perlu diwaspadai adalah yang disebabkan oleh virus
influenza dengan kode genetik H5N1 (H=Haemagglutinin, N=Neuramidase) yang selain dapat
menular dari burung ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke manusia Flu burung
bisa menulari manusia bila manusia bersinggungan langsung dengan ayam atau unggas yang
terinfeksi flu burung. Virus flu burung hidup di saluran pencernaan unggas. Unggas yang
terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan hancur
menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau binatang lainnya.
Menurut WHO, flu burung lebih mudah menular dari unggas ke manusia dibanding dari manusia
ke manusia. Belum ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia, dan juga belum terbukti
penularan pada manusia lewat daging yang dikonsumsi.
Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic Avian Influenza Viru, strain
H5N1 (H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hal ini terlihat dari basil studi yang ada
menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus Influenza A (H5N1) dengan jumlah
besar dalam kotorannya. Virus Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada
unggas. Secara umum, virus Flu Burung tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu
dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13409-Chapter1.pdf
http://rivafauziah.wordpress.com/2006/02/25/pengertian-flu-burung/
http://dreamfile.wordpress.com/2012/03/09/flu-burung-gejala-cara-penularan-pencegahan-dan-
pengobatannya/
http://individuasi.blogspot.com/2011/10/makalah-flu-burung-dbd.html
http://siswa.univpancasila.ac.id/afrilia2012/2012/12/04/patofisiologi-flu-burung/
http://fluburung.org/gejala-pada-manusia.asp
http://tiopenta.wordpress.com/tag/flu-burung/