Post on 24-Feb-2018
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
1/26
MAKALAH FISIKA DALAM KEPERAWATAN
WSD (Water Seal Drainage)
Disusun Oleh :
Sulaeman 220110130165
Dewi Zakiyah F 220110130162
Suryani 220110130186
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2013
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
2/26
ii
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI ....... ii
ABSTRAK iv
BAB I PENDAHUUAN.. 1
1.1 Latar Belakang.... 1
1.2 Tujuan penulisan 1
BAB II TINJAUAN TEORI.. 2
2.1 Pengertian sistem pernafasan manusia.. 2
2.2 Fungsi sistem pernafasan...................... 2
2.3 Saluran penghantar udara.. 3
A. Rongga hidung... 3
B.
Faring. 4
C.
Laring (kotak suara)... 4
D.
Trakhea (batang tenggorokan ).. 5
E.
Bronkus dan percabangannya 5
F. Pau-paru. 6
G.
Pembuluh darah dan persyarafan.. 7
2.4 Mekanika pernafasan. 7
2.5 Hukum-hukum yang berlaku dalam pernafasan 10
2.6 Fisika pada beberapa penyakit umum.... 12
BAB III PEMBAHASAN 15
3.1 Pengertian WSD/ selang dada 15
3.2 Macam-macam metode WSD 15
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
3/26
iii
3.3 Indikasi dan tujuan pemasangan WSD....... 18
3.4 Prinsip hukum fisika pada pemasangan WSD 18
BAB IV KESIMPULAN... 21
DAFTAR PUSTAKA.... 22
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
4/26
iv
ABSTRAK
MAKALAH FISIKA DALAM KEPERAWATAN
WSD (Water Seal Drainage)
ii, IV Bab, 24 hal, , 7 gambar.
Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Sistem pernapasan
terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan dengan pernapasan.Oksigen dari
udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian diangkut ke jaringan.
Karbondioksida (CO2) diangkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan
dinafaskan ke luar udara. Paru-paru diliputi selaput yang disebut pleura viseralis
yang tumbuh menjadi satu dengan jaringan paru-paru. Diluar pleura viseralis
terdapat selaput pleura parietalis. Ruang antar pleura viseralis dan parietalis
disebut ruang intrapleura. Ruang ini berisi lapisan cairan yang tipis. Apabila ruangdada berkembang (pada waktu tarik nafas) ikut berkembang pula pleura parietalis
dan pleura viseralis. Salah satu faktor yang menyebabkan fungsi pernafasan yang
tidak optimal adalah terdapatnya massa, cairan atau tertangkapnya udara di ruang
pleura yang diakibatkan oleh penemotorak, hematorak, empyema dan bahakanbedah torak yang yang menyebabkan pengembangan paru tidak optimal sehingga
perlu dilakukan pemasangan selang dada atau WSD (Water Seal Drainage. WSDadalah suatu tindakan invansif yang dilakukan dengan memasukan suatu kateter/
selang kedalam rongga pleura, rongga thorax, mediastinum dengan maksud untukmengeluarkan udara, cairan termasuk darah dan pus dari rongga tersebut agar
mampu mengembang atau ekspansi secara normal. WSD terdiri dari bemacam-macam metode diantarya metode satu tabung, dua tabung, dan metode tiga tabung
yang memiliki keuntungan dan kerugian yag berbeda. Hukum fisika yang berlakupada pemasangan WSD adalah hukum gravitasi dimana udara dan cairan mengalir
dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. Selain itu berlaku hukum
tekanan negative yang dibuat oleh dua kekuatan yang berlawanan. Pertama
kecenderungan dinding dada untuk mengembang kedepan dan belakang. Kedua
adalah kecenderungan jaringan alveolar elastis untuk berkontraksi. Udara dan
cairan dalam kavum pleura (+ 763 mmHg atau lebih ). Akhir pipa WSD
menghasilkan tekanan WSD sedikit (+ 761 mmHg). Hal ini sesuai dengan hukum
fisika yang berlaku pada mekanika pernafasan yaitu hukum Dalton yang mebahas
tentang tekanan parsial, hukum boyle yang menyatak PV=konstan dan hukum
Laplace mengenai tegangan permukaan.
Daftar Pustaka 8 buku ( 1995 2006 )
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
5/26
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi makhluk hidup yangberfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2)
didalam tubuh atau lebih dikenal dengan istilah pernafasan (respirasi).
Dimana fungsi pernafasan adalah untuk memperoleh oksigen agar dapat
digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi karbondioksida yang
dihasilkan oleh sel.
Pernafasan terdiri dari pernafasan eksternal dan pernafasan internal.Pernafasan eksternal mengacu kepada keseluruhan rangkaian kejadian yang
terlibat dalam pertukaran oksigen dan karbondioksida antara lingkunganeksternal dan sel tubuh, sedangkan pernafasan internal mengacu kepada proses
metabolisme intrasel yang berlangsung di dalam mitokondria, yang
menggunakan oksigen dan menghasilkan karbondioksida selama penyerapan
energi dari molekul nutrien. Apabila paru-paru tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, maka oksigen yang diperlukan oleh tubuh akan berkurang dan hal
ini perlu penanganan serius.
Salah satu faktor yang menyebabkan fungsi pernafasan yang tidak
optimal adalah terdapatnya massa, cairan atau tertangkapnya udara di ruangpleura yang diakibatkan oleh penemotorak, hematorak, empyema dan bahakan
bedah torak yang menyebabkan pengembangan paru tidak optimal sehingga
perlu dilakukan pemasangan selang dada atau WSD (Water Seal Drainage).Untuk mengetahui proses mekanisme kerja WSD, proses berpindahnya
udara dari paru-paru ke selang WSD, maka sebaiknya kita mengetahui Hukum
Fisika yang terkait dalam mekanisme proses pernafasan (respirasi).
1.2
Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan umum
Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Fisika dengan tema Fisika Dalam Keperawatan.
1.2.2 Tujuan khusus
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami hal-hal sebagaiberikut :
1.
Mekanisme proses respirasi2.
Hukum Fisika yang berlaku dalam proses pernafasan
3.
Mekanisme kerja alat WSD (Water Seal Drainage)
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
6/26
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1Pengertian Sistem Pernapasan Manusia
Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel
mengambil Oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-
senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-
senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, pernapasan juga dapat di
artikan sebagai proses untuk menghasilkan energi. Pernapasan dibagi menjadi2 (dua) macam, yaitu :
1.
Pernapasan Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan
Oksigen dan pengeluaran Karbondioksida serta uap air antara organisme
dan lingkungannya.
2.
Pernapasan Internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu
sitoplasma dan mitokondria.
Sistem pernapasan terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan
dengan pernapasan.Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah,
kemudian di angkut ke jaringan.Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah
dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dinapaskan ke luar udara.
2.2Fungsi Sistem Pernapasan
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan ambilanoksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida
terlepas dari dalam ke udara bebas.
Meskipun fungsi utama sistem pernapasan adalah pertukaran oksigen
dan karbon dioksida, masih ada fungsi-fungsi tambahan lain yaitu:
Tempat menghasilkan suara
Untuk meniup (balon, kopi/ teh panas, tangan, alat musik dan lainsebagainya)
Tertawa Menangis
Bersin
Batuk Homeostatis (pH darah)
Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen (miksi, defekasi,
partus)
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
7/26
3
2.3 Saluran Penghantar Udara
Pada manusia, pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang
terdapat dalam tubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur organ atau bagian-bagian alat pernapasan pada manusia
terdiri atas rongga hidung. Farings (rongga tekak), Larings (kotak suara),Trakea (Batang tenggorok), Bronkus dan Paru-paru.
Alat pernapasan manusia terdiri atas beberapa organ, yaitu:
A. Rongga Hidung
Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di
tengah menjadi rongga hidung kiri dan kanan.Hidung meliputi bagianeksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga
hidung sebagai alat penyalur udara.
Di bagian depan berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung)
anterior dan di belakang berhubungan dengan bagian atas farings
(nasofaring). Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi bagianvestibulum, yaitu bagian lebih lebar tepat di belakang nares anterior danbagian respirasi.
Permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri adanya
kelenjar sabesa besar, yang meluas ke dalam vestibulum nasi tempat terdapat
kelenjar sabesa, kelenjar keringat dan folikel rambut yang kaku dan
besar.Rambut ini berfungsi menapis benda-benda kasar yang terdapat dalam
udara inspirasi.
Terdapat 3 fungsi rongga hidung :
1)
Dalam hal pernafasan = udara yang diinspirasi melalui rongga hidungakan menjalani 3 proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan dan
pelembaban.2)
Ephithelium olfactory = bagian medial rongga hidung memiliki fungsi
dalam penerimaan bau.3)
Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara-suara
fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonasi.
Pada potongan frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah alpukat,
terbagi dua oleh sekat (septum mediana). Dari dinding lateral menonjol tiga
lengkungan tulang yang dilapisi oleh mukosa, yaitu :
1) Konka nasalis superior
2)
Konka nasalis medius
3) Konka nasalis inferior, terdapat jaringan kavernosus atau jaringan erektil
yaitu pleksus vena besar, berdinding tipis, dekat permukaan.
Sinus paranasal adalah rerongga berisi udara yang terdapat dalam tulang-tulang tengkorak dan berhubungan dengan rongga hidung.Macam-macam
sinus yang ada adalah sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus etmoidalis dansinus sfenoidalis.
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
8/26
4
B.
Faring (Rongga tekak)
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm
yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larings pada dasartengkorak.
Faring dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
1.
Nasofaring, yang terletak dibawah dasar tengkorak, belakang dan atas
palatum molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya
saluran yang menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory.
Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring dan berfungsi
menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani.
Apabila tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang
harus menelan. Tuba Auditory yang menghubungkan nasofaring dengan
telinga bagian tengah.
2.
Orofaring merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan
tulang hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif
menyilang dimana orofaring merupakan bagian dari kedua saluran ini.Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang
lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior orofaring,
bagian orofaring ini memiliki fungsi pada sistem pernapasan dan sistem
pencernaan. Refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua
perubahan makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan
secara stimulant, katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk
ke dalam saluran pernapasan. Orofaring dipisahkan dari mulut oleh
fauces. Fauces adalah tempat terdapatnya macam-macam tonsila, seperti
tonsila palatina, tonsila faringeal dan tonsila lingual.
3.
Laringofaring terletak di belakang larings. Laringofaring merupakan posisi
terendah dari farings. Pada bagian bawah laringofaring sistem respirasimenjadi terpisah dari sitem digestif. Udara melalui bagian anterior ke
dalam larings dan makanan lewat posterior ke dalam esophagus melalui
epiglottis yang fleksibel.
C.
Larings (Kotak suara)
Larings adalah suatu katup yang rumit pada persimpangan antara lintasan
makanan dan lintasan udara. Laring terangkat dibawah lidah saat menelandan karenanya mencegah makanan masuk ke trakea. Fungsi utama pada
larings adalah untuk melindungi jalan napas atau jalan udara dari farings ke
saluran napas lainnya, namun juga sebagai organ pembentuk suara atau
menghasilkan sebagian besar suara yang dipakai berbicara dan bernyanyi.
Larings ditunjang oleh tulang-tulang rawan, diantaranya yang terpenting
adalah tulang rawan tiroid (Adams apple), yang khas nyata pada pria, namunkurang jelas pada wanita. Dibawah tulang rawan ini terdapat tulang rawan
krikoid, yang berhubungan dengan trakea.
Epiglotis terletak diatas seperti katup penutup. Epiglotis adalah sekeping
tulang rawan elastis yang menutupi lubang larings sewaktu menelan dan
terbuka kembali sesudahnya. Pada dasarnya, larings bertindak sebagai katup,
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
9/26
5
menutup selama menelan unutk mencegah aspirasi cairan atau benda padat
masuk ke dalam batang tracheobronchial.
Mamalia menghasilkan getaran dari pita suara pada dasar larings. Sumber
utama suara manusia adalah getaran pita suara (Frekuensi 50 Hertz adalahsuara bas berat sampai 1700 Hz untuk soprano tinggi). Selain pada frekuensi
getaran, tinggi rendah suara tergantung panjang dan tebalnya pita suara itu
sendiri. Apabila pita lebih panjang dan tebal pada pria menghasilkan suara
lebih berat, sedangkan pada wanita pita suara lebih pendek. Kemudian hasil
akhir suara ditentukan perubahan posisi bibir, lidah dan palatum molle.
Disamping fungsi dalam produksi suara, ada fungsi lain yang lebih
penting, yaitu larings bertindak sebagai katup selama batuk, penutupan pita
suara selama batuk, memungkinkan terjadinya tekanan yang sangat tinggi
pada batang tracheobronchial saat otot-otot trorax dan abdominal
berkontraksi dan pada saat pita suara terbuka, tekanan yang tinggi ini menjadi
penicu ekspirasi yang sangat kuat dalam mendorong sekresi keluar.
D.
Trakea (Batang tenggorok)
Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10 sampai12 cm. Trakea terletak di daerah leher depan esophagus dan merupakan pipa
yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Di daerah dada, trakea meluas
dari larings sampai ke puncak paru, tempat ia bercabang menjadi bronkus kiri
dan kanan. Jalan napas yang lebih besar ini mempunyai lempeng-lempeng
kartilago di dindingnya, untuk mencegah dari kempes selama perubahan
tekanan udara dalam paru-paru. Tempat terbukanya trakea disebabkan
tunjangan sederetan tulang rawan (16-20 buah) yang berbentuk huruf C
(cincin-cincin kartilago) dengan bagian terbuka mengarah ke posterior
(esofagus).
Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia (epithelium yangmenghasilkan lendir) yang berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos
dari saringan hidung, ke arah faring untuk kemudian ditelan atau diludahkan
atau dibatukkan dan sel gobet yang menghasikan mukus. Potongan melintang
trakea khas berbentuk huruf D.
E.
Bronkus dan Percabangannya
Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kiravertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan
dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dankesamping ke arah tampuk paru.
Trakea bercabang menjadi bronkus utama (primer) kiri dankanan.Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar dan lebih vertikal daripada
yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah
cabang utama lewat di bawah arteri disebut bronkus lobus bawah.Bronkus
kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan dan berjalan di bawaharteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke
lobus atas dan bawah.
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
10/26
6
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus
lobaris (sekunder) dan kemudian menjadi lobus segmentalis (tersier).
Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin
kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara
terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus
terminalis memiliki diameter kurang lebih 1 mm. saluran ini disebutbronkiolus. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapidikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah.Bronkiolus
memasuki lolubus pada bagian puncaknya, bercabang lagi membentuk empat
sampai tujuh bronkiolus terminalis. Seluruh saluran udara ke bawah sampai
tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi
utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-
paru.
Alveolus adalah unit fungsional paru. Setiap paru mengandung lebih dari
350 juta alveoli, masing-masing dikelilingi banyak kapiler darah.Alveolibentuknya peligonal atau heksagonal. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas
assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius (lintasan berdinding tipisdan pendek) yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada
dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus
alveolaristerminalismerupakan akhir paru-paru, asinus atau kadang disebut
lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20
kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus
dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
F.
Paru-paru
Paru-paru adalah struktur elastis sperti spons. Paru-paru berada dalamrongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya
di sisi kiri dan kanan mediastinum (struktur blok padat yang berada di
belakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar,esophagus dan trakea).
Paru-paru memilki :
-
Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.
-
Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada.
-
Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
- Basis, Terletak pada diafragma.
Paru-paru juga dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura (dinding thorax)
dan visceral pleura (membrane serous). Diantara rongga pleura ini terdapat
rongga potensial yang disebut rongga pleura yang didalamnya terdapat cairansurfaktan sekitar 10-20 cc cairan yang berfungsi untukmenurunkan gaya
gesek permukaan selama pergerakan kedua pleura saat respirasi. Tekanan
rongga pleura dalam keadaan normal ini memiliki tekanan -2,5 mmHg.
Paru kanan relatif lebih kecil dibandingkan yang kiri dan memiliki bentuk
bagian bawah seperti concave karena tertekan oleh hati. Paru kanan dibagi
atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan paru kiri
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
11/26
7
dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh
jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula,
bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Paru-paru divaskularisasi dari dua sumber, yaitu:
a. Arteri bronchial yang membawa zat-zat makanan pada bagian conductionportion, bagian paru yang tidak terlibat dalam pertukaran gas. Darah
kembali melalui vena-vena bronchial.
b. Arteri dan vena pulmonal yang bertanggungjawab pada vaskularisasi
bagian paru yang terlibat dalam pertukaran gas yaitu alveolus.
G.
Pembuluh darah dan persarafan
Persyarafan penting dalam aksi pergerakan pernapasan disuplai melalui
n-phrenicus dan n-spinal thoraxic. Nervus phrenicus mempersyarafi
diafragma, sementara n-spinal thoraxic mempersyarafi intercosta. Disamping
syaraf-syaraf tersebut, paru juga dipersyarafi oleh serabut syaraf simpatis dan
para simpatis.Didalam paru terdapat peredaran darah ganda.Darah yang miskin
oksigen dari ventrikel kanan masuk ke paru melalui arteri pulmonalis.Selainsistem arteri dan vena pulmonalis, terdapat pula arteri dan vena bronkialis,
yang berasal dari aorta, untuk memperdarahi jaringan bronki dan jaringan
ikat paru dengan darah kaya oksigen. Ventilasi paru (bernapas) melibatkan
otot-otot pernapasan, yaitu diafragma dan otot-otot interkostal.Selain ini ada
otot-otot pernapasan tambahan seperti otot-otot perut.
2.4
Mekanika Pernafasan
Paru-paru diliputi selaput yang disebut pleura viseralis yang tumbuhmenjadi satu dengan jaringan paru-paru. Diluar pleura viseralis terdapat
selaput pleura parietalis. Ruang antar pleura viseralis dan parietalis disebutruang intrapleura. Ruang ini berisi lapisan cairan yang tipis.
Gambar 2.1 Function of the human body
pleura parietalis
pleura viseralis
ruang intrapleural
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
12/26
8
Apabila ruang dada berkembang (pada waktu tarik nafas) ikut
berkembang pula pleura parietalisa dan pleura viseralis. Pada penyakit paru-
paru yang menyebabkan kekakuan paru-paru, pleura viseralis tidak ikut
berkembang, sehingga akan mengakibatkan penurunan yang tajam tekanan
intrapleura. Hal ini dapat disamakan dengan suatu pengisap dimana lapisan
itu terikan dengan pir yang kaku, sedangkan yang lain bergerak bebas.
Gambar 2.2 Fisika bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Kedokteran
Dikutip dari Prof.Drs..J.Steketee Universitas Rotterdam, 1978, Hal.147
Apabila piston ditarik, ruang antar pleura viseralis dan parietalis akab
bertambah besar, dengan demikian volume antar kedua pleura akanmeningkat, sedangkan tekanan dalam ruangan tersebut akan mengalami
penurunan secara drastis. Kalau digambar P V diagram akan terlihat jenis
volume dan tekanan.
Gambar A Gambar B
volume volume
arah penurunan tekanan arah penurunan tekanan
Gambar 2.3 Fisika bagi mahasiswa Fakultas I lmu Kedokteran
Dikutip dari Prof.Drs..J.Steketee Universitas Rotterdam, 1978, Hal.148
Ruang Udara (intrapleura)
Pleura viseralis (plat A)Pleura Parietalis (plat B)
Piston
P
v
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
13/26
9
Kalau pernya lemah, maka ketika piston ditarik Plat A akan tertarik juga,
sehingga tampak penambahan volume (V) hanya sedikit saja dan terjadi
penurunan tekanan sangat kecil sekali (terlukis gambar B) V.
P
Ini merupakan keikutsertaan paru-paru yang disebut kompliansi. Padapenyakit paru-paru misalnya vibrosis paru-paru (pembentukan jaringan ppada
paru-paru) maka kompliansi akan tampak mengecil. Pada waktu pernafasan
normal akan tampak seperti pada gambar berikut ini, yaitu gambaran
semacam elips. Jadi kompliansi merupakan suatu perubahan yang kecil dari
tekanan.
volume
P (cm H2O)
10 5 0
Pernafasan Normal
Gambar 2.4 Natuurkunde voor studenten aan de medische faculteit
deel 1, Erasmus Univesiteit Rotterdam 1979, Hal.112
Dikutip dari Prof.Drs..J.Steketee Universitas Rotterdam,
Nilai kompliansi ini tergantung umur dan penyakit paru-paru; pada usia
lanjut kompliansi rendah. Penderita muda kompliansi sangat berarti. Oleh
karena itu nilai kompliansi itu dibagi dengan volume paru-paru yaitu K
(kapasitas) Residu (R) dan F (fungsional), yaitu volume paru-paru yang
mengeluarkan nafas secara normal. Di klinik nilai kompliansi dinyatakan
dalam liter per cm H2O.
Pada orang dewasa kompliansi mempunyai nilai antara 0,18-0,27
liter/cm H2O. secara umum pada laki-laki di atas umur 60 tahun, 25 % lebihtinggi bila dibandingkan dengan anak muda dan hanya sedikit sekali ada
perubahan pada wanita serta berkaitan dengan umur.
Pada penyakit paru-paru yang mempunyai kompliansi yang rendah
dimana terlihat sedikit sekali perubahan volume untuk perubahan tekananyang besar, misalnya vibrosis paru-paru. Penyakit paru-paru dengan
kompliansi yang tinggi yaitu perubahan volume yang besar untuk terjadisuatu perubahan yang kecil, misalnya RDS (Respiratory Distress Syndrome),
empisema pulmonum.
Garis
kompliansi
Inspirasi
Ekspirasi
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
14/26
10
2.5
Hukum-hukum yang berlaku dalam pernafasan
Hukum-hukum yang berlaku dalam pernafasan antara lain :
1.Hukum Dalton, mengenai tekanan parsial
2.
Hukum Boyle, PV=Konstan
3.
Hukum Laplace
Hukum Dalton
Hukum ini enyatakan bahwa suatu campuran dari beberapa gas, tiap-tiap
gas membentuk konstribusi tekanan total seakan-akan gas itu berada sendiri.Misalnya dalam suatu ruangan terdapat udara dengan tekanan 1 ATM (760
mmHg).
Jika kita memindahkan seluruh moleku kecuali O2, maka O2 dalam
udara tersebut 20% berarti O2 mempunyai tekanan 20 X 760 mmHg = 150mmHg. Demikian pula N2 = 610 mmHg (80% dari 760 mmHg). Tetapi
tekanan parsial uap air tergantung pada kelambaban. Suatu contoh udararuangan memiliki tekanan parsial 15-20 mmHg. Sedangkan didalam paru-
paru mempunyai tekanan 40 mmHg pada temperature 37oC dengan 100%kelembaban. Dengan menggunakan tekanan parsial dari hukum Dalton bias
dibuat daftar dibawah ini :
Tabel % dan tekanan parsial O2 dan CO2 pada inspirasi, alveolus dan
ekspirasi diimana tekanan parsia paru-paru pH2O = 47 mmHg.
% O2 PO2(mmHg)
% CO2 P CO2
(mmHg)
Udarainspirasi
20,9 150 0,04 0,3
Alveoli
paru-paru
14,0 100 5,6 40
Udara
ekspirasi
16,3 116 4,5 32
Pada waktu ekspirasi terakhir didalam paru-paru selalu terdapat 30%
volume udara ini, disebut Functional Residual Capacity.
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
15/26
11
Hukum Boyle
Membahas gas ideal, dimana gas bermassa m pada temperature konstan
dapat disimpulkan bahwa hubungan P-V = Konstan. Apabila terjadipeningkatan volume akan diikuti dengan penurunan tekanan, demikian
sebaliknya.
5
0 t
5
Gambar 2.5 Dikutip dari Jolin R.Cameron and James G.Skofronick Medical Physics John Wiley &
sons 1978, hal.133
Pada saat inspirasi (menarik nafas) volume paru-paru akan meningkat,
sedangkan tekanan intrapleura mengalami penurunan. Pada saat inspirasijumlah volume udara dalam paru-paru meningkat ; pada waktu ekspirasi
jumlah volume udara pada paru-paru akan menurun.Volume paru-paru bertambah pada waktu tarik nafas, sedangkan pada
waktu ekspirasi volume udara pada paru-paru akan menurun. Pada waktu
inspirasi (menarik nafas) akan terlihat flowrate meningkat, sedangkan
tekanan intrapleura menurun. Pada waktu ekspirasi terjadi peningkatantekanan danflowratemenurun.
Hukum Laplace
Laplace mengatakan bahwa tekana pada gelembung alveoli berbanding
terbalik terhadap radius dan berbanding lurus terhadap tegangan permukaan
.
4
P =
RP = Tekanan
= Tegangan permukaan (dyne/cm)
R = Jari-jari (cm)
Tekanan Intrapleura (cm H2O)
Ekspirasi
Inspirasi
Tekanan
Intrapulmonal
(cm H2O)
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
16/26
12
Untuk kejelasan hukum ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
P2 > P1
Gambar 2.6 Dikutip dari Jolin R.Cameron and James G.Skofronick Medical Physics
John Wiley & sons 1978, hal.139
Katub dalam keadaan tubunya, tekanan terbesar terdapat padagelembung yang terkecil. Ketika katub dibuka, maka udara yang beradadalam gelembung yang kecil (P2) akan masuk kedalam gelembung yang
besar (P1), sehingga gelembung P1 akan tampak membesar dan menjadikeadaan P3, sedangkan gelembung kecil akan tampak sferis dengan radius
yang sama yaitu dari bentuk P2 menjadi P4.
Gambar 2.7 Dikutip dari Jolin R.Cameron and James G.Skofronick Medical Physics
John Wiley & sons 1978, hal.139
Walaupun alveoli tidak sama persis dengan gelembung sabun (P2) yangmengalami collaps, tetapi apabila terjadi demikian maka disebut atelectasis.
Hal-hal yang menyebabkan tidak terjadinya collaps alveolus disebababkanadanya surface aktif agen (surfaktant). Oleh karena itu surface aktif agen ini
memegang perana penting dalam fungsi paru-paru. Tegangan permukaanalveoli menurun dengan adanya surfaktant.
2.6 Fisika Pada Beberapa Penyakit Umum
Penyakit paru merupakan penyakit yang cukup sering dijumpai.
Diperkirakan bahwa 15% dari orang di Amerika Serikat yang berusia lebih
P1
P2
P3
P4
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
17/26
13
dari 40 tahun mengalami penyakit paru. Banyak dari penyakit ini dapat
dipahami berdasarkan perubahan-perubahan fisika di paru.
Saat istirahat, hanya sebagian kecil dari kapasitas paru yang digunakan.
Oleh karena itu, suatu penyakit paru yang mengurangi kapasitas sering belummenimbulkan gejala yang nyata pada stadium-stadium awalnya. Saat gejala
mulai terlihat, penyakit biasanya sudah cukup lanjut. Banyak uji fungsi paru
memaksa mekanisme bernapas sampai ke batas-batasnya sehingga kita dapat
mendeteksi perubahan yang biasanya tidak terlihat. Terdapat beberapa uji
paru sederhana yang seyogianya disertakan dalam setiap pemeriksaan
kesehatan.
a.
Empfisema
Pada emfisema, sekat-sekat antar alveolus lenyap sehingga ruang-ruang
paru menjadi lebih luas. Kerusakan jaringan paru ini mengurangi dayamelenting paru. Paru menjadi lebih lentur perubahan tekanan yang kecil
menimbulkan perubahan volume yang lebih besar daripada normal.
Walaupun sekilas hal ini seolah menyebabkan bernapas menjadi lebihmudah, yang sebenarnya terjadi adalah yang sebaliknya. Sebagian besar kerjapada bernapas dilakukan untuk mengatasi resistensi jalan napas. Pada
emfisema, resistensi ini sangat meningkat. Emfisema jarang terjadi pada
bukan perokok dan peningkatan pesat emfisema akhir-akhir ini terutama
terjadi pada para perokok berat.
b. Asma
Pada asma, penyakit obstruktif lain yang sering dijumpai, masalah
mendasar juga adalah kesulitan ekspirasi akibat meningkatnya resistensi jalan
napas. Sebagian dari resistensi ini tampaknya disebabkan oleh
pembengkakkan (edema) dan mukus di saluran napas kecil, tetapi sebagian
besar disebabkan oleh kontraksi otot polos di sekitar saluran napas besar.Keregangan paru pada dasarnya norma, tetapi FRC mungkin lebih besar
daripada normal karena pasien sering mulai melakukan inspirasi sebelum
ekspirasi normal selesai.
c.
Pneumotoraks
Pneumotoraks adalah pengumpulan udara dalam rongga pleura.
Hilangnya tekanan negatif intrapleura menyebabkan paru menjadi kolaps.Ada berbagai mekanisme terjadinya pneumotoraks. Terkadang pneomotoraks
terjadi secara spontan atau akibat trauma dada, seperti penikaman ataubenturan dada pada kemudi mobil saat kecelakaan mobil. Pneumotoraks
dapat disebabkan oleh ruptur bleb emfisema pada permukaaan paru (bula
besar akibat kerusakan yang disebabkan oleh emfisema) atau dari proseduryang invasif, seperti inserse jalur IV subklavikula.
Seorang klien dengan pneumotoraks biasanya merasa nyeri karena udara
atmosfer mengiritasi pleura parietal. Rasa nyeri bersifat tajam dan pleuritisserta bertambah buruk waktu inspirasi. Dispneu sering ditemukan dan
memburuk selama ukuran pneumotoraks meningkat.
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
18/26
14
d.
Hematoraks
Hematoraks adalah akumulasi darah dan cairan pada rongga pleuraantara pleura viseral dan parietal, biasanya akibat trauma. Hematoraks
menghasilkan tekanan balik dan menghambat paru untuk mengembangpenuh. Ruptur pembuluh darah kecil karena proses inflamasi, seperti
pneumonia atau tuberkulosis, dapat menyebabkan suatu hematoraks. Selain
itu rasa nyeri dan dispneu, tanda dan gejala syok dapat terjadi jika kehilangan
darah yang banyak.
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
19/26
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian WSD/Selang Dada
Water Seal Drainage ( WSD ) atau selang dada merupakan suatu
intervensi yang penting untuk memperbaiki pertukaran gas dan pernapasan
pada periode pasca operatif yang dilakukan pada daerah thorax khususnya
pada masalah paru-paru.
WSD adalah suatu tindakan invansif yang dilakukan dengan memasukan
suatu kateter/ selang kedalam rongga pleura, rongga thorax, mediastinum
dengan maksud untuk mengeluarkan udara, cairan termasuk darah dan pus
dari rongga tersebut agar mampu mengembang atau ekspansi secara normal.
Bedanya tindakan WSD dengan tindakan punksi atau thorakosintesisadalah pemasangan kateter / selang pada WSD berlangsung lebih lama dandihubungkan dengan suatu atau lebih botol penampung.
Untuk drainase, sistem yang bergerak tergantung pada gravitasi, bukan
pada pengisapan. Pada klien terpilih, drainase bergerak ini mengurangi lama
waktu yang diperlukan untuk selang dada, memperbaiki ambulasi, dan
mengurangi lama waktu di rumah sakit (carroll, 2005). Klien non-ventilator
dan klien yang mengalami operasi paru torakoskopi atau operasi jantung
invasif minimal berjalan lancar dengan drainase dada yang bergerak tersebut.
Alat tersebut lebih ringan dan lebih kecil, sehingga klien dapat bergerakdengan mudah. Sebagai hasilnya, hal ini mengurangi risiko trombosis vena
dalam dan embolisme paru.
3.2 Macam-Macam Metode WSD
a.
Sistem WSD Botol Tunggal
Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup
mempunyai dua lubang, satu untuk ventilasi udara dan lubang yang lain
memungkinkan selang masuk kedalam botol.
Keuntungan :
Penyusunan sederhana
Memudahkan untuk mobilisasi pasienKerugian :
Saat melakukan drainage, perlu kekuatan yang lebih besar dariekspansi dada untuk mengeluarkan cairan / udara
Untuk terjadinya aliran kebotol, tekanan pleura harus lebih tinggi dari
tekanan dalam
Botol
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
20/26
16
Kesulitan untuk mendrainage udara dan cairan secara bersamaan.
b.
Sistem WSD Dua Botol
Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan
yang kedua bekerja sebagaiwater seal
. Pada sistem dua botol,penghisapan dapat dilakukan pada segel botol dalam air dengan
menghubungkannya ke ventilasi udara.Menggunakan dua ruang membuat
cairan mengalir ke dalam rongga pengumpul selama udara mengalir ke
dalam ruang penutup air. Fluktuasi dalam selang penutup air masih
diantisipasi. Penggunaan dua ruang memberikan pengukuran drainase
dada yang akurat dan digunakan ketika sejumlah besar drainase
diharapkan.
Keuntungan :
Mampu mempertahankan water seal pada tingkat yang konstan
Memungkinkan observasi dan tingkat pengukuran jumlah drainageyang keluar dengan
Baik
Udara maupun cairan dapat terdrainage secara bersama-sama
Kerugian :
Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan
botol
Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara sehingga dapat
terjadi kebocoran udara
c.
Sistem WSD Tiga Botol
Pada sistem tiga botol, sistem dua botol ditambah dengan satu botol lagi
yang berfungsi untuk mengatur/ mengontrol jumlah drainage dandihubungkan dengan suction. Pada sistem ini yang terpenting adalahkedalaman selang dibawah air pada botol ketiga. Jumlah penghisap
didinding yang diberikan botol ketiga harus cukup untuk menciptakan
putaran-putaran lembut gelembung dalam botol. Gelembung yang kasarmenyebabkan kehilangan air, mengubah tekanan penghisap dan
meningkatkan tingkat kebisingan.Ketika volume udara atau cairan perludievakuasi dengan pengisap kontrol, semua tiga ruang digunakan. Tandai
pengisap kontrol dengan sentimeter untuk mengatur jumlah pengisapan.Biasanya 15-20 cm air digunakan untuk individu dewasa (Roman dan
Mercado, 2006). Ini berarti bahwa ruang diisi dengan air steril sampai 15-20 cm tingkat air.
Keuntungan :
Sistem paling aman untuk mengatur penghisapan
Kerugian :
Perakitan lebih kompleks sehingga lebih mudah terjadi kesalahan padapada perakitan dan pemeliharaan
Sulit untuk digunakan jika pasien ingin melakukan mobilisasi
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
21/26
17
d. Sistem WSD sekali pakai / disposable
Sistem drainase tertutup yang paling sederhana adalah menggunakanruang tunggal. Ruang tersebut berguna sebagai pengumpul dan penutup
air. Selama respirasi normal cairan akan naik saat inspirasi dan menurun
saat ekspirasi. Ruang tunggal untuk sejumlah kecil drainase, sepertiempiema-kumpulan cairan yang terinfeksi atau pus dalam rongga pleura.
Sistem drainase dada kering yang baru tidak menggunakan air dalam
ruang pengisapan. Katup pengontrol otomatis (automatic control valve[ACV]) berlokasi di dalam regulator dan menyeimbangkan secara terus
menerus dorongan pengisap dengan atmosfir. Sebagai hasilnya, ACVmemberikan respons dan mengatur perubahan kebocoran udara pada klien
dan fluktuasi pada sumber pengisap untuk menyampaikan pengisapanyang akurat. Atur tekanan antara -10 cmH2O dan -40 cmH2O (Roman dan
Mercado, 2006).
Tanpa memperhatikan sistem yang digunakan, prinsip manajemen klien
tetap sama (carroll, 2002). Selang dada sering digunakan setelah operasidada dan trauma dada dan untuk pneumotoraks atau hematotoraks untuk
meningkatkan pengembangan paru kembali.
Gambar 3.1macam-macam system WSD
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
22/26
18
3.3
Indikasi dan Tujuan pemasangan WSD
a.
Indikasi
1. Pneumothoraks yang disebabkan oleh :
- Spontan > 20 % karena rupture bleb
- Luka tusuk tembus
- Klem dada yang terlalu lama
- Kerusakan selang dada pada sistem drainage
2. Hemothoraks yang disebabkan oleh :
- Robekan pleura
- Kelebihan antikoagulan
- Pasca bedah thoraks
3. Empyema disebabkan oleh :
- Penyakit paru serius
- Kondisi inflamasi
4. Bedah paru karen :
- Ruptur pleura sehingga udara dapat masuk kedalam rongga pleura
- Reseksi segmental. Misalnya : pada tumor paru , TBC
- Lobectomy. Missal : pada tumor paru, abses, TBC
- Pneumektomi.
5. Efusi pleura yang disebabkan oleh :
- Post operasi jantung
b. Tujuan
1. Memungkinkan cairan (darah, pus, efusi pleura) keluar dari rongga
pleura
2. Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura
3.
Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura (reflux drainage)
yang dapatmenyebabkan pneumotoraks
4.
Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan
mempertahankan tekanan negatif pada intra pleura.
3.4 Prinsip Hukum Fisika Pada Pemasangan WSD
1. Gravitasi
Pada mekanisme kerja WSD udara dan cairan mengalir dari tekanan
yang tinggi ke tekanan yang rendah hal ini sesuai dengan hukum gravitasi
dalam fisika. Untuk drainase, sistem yang bergerak tergantung pada
gravitasi, bukan pada pengisapan.
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
23/26
19
Gambar 3.2 gravitasi pada WSD
2. Tekanan negative
Paru-paru disokong dalam rongga dada oleh tekanan
negative. Tekanan negative ini dibuat oleh dua kekuatan yang berlawanan.
Pertama kecenderungan dinding dada untuk mengembang kedepan danbelakang. Kedua adalah kecenderungan jaringan alveolar elastis untuk
berkontraksi.Udara dan cairan dalam kavum pleura (+ 763 mmHg atau
lebih ). Akhir pipa WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit (+761
mmHg).
Analogi adalah dua lapisan mikroskopik yang saling mengikat tetesan
air yang terletak diantaranya. Kedua lapisan tersebut adalah lapisan
visceral dan lapisan pleural parietal. Tetesan air adalah cairan pleura.
Sesuai analogi lapisan tersebut, upaya kekuatan yang berlawananuntuk menarik pleura pada arah yang berbeda. Terjadinya tekanan paru
negative yang mengikat paru dengan kencang pada dinding dada akan
mencegah paru menjadi kolaps. Selama inspirasi, tekanan intrapleura akanmenjadi lebih negative. Pada ekspirasi, tekanan menjadi kurang negative.
Hal ini sesuai dengan hukum Dalton yang menyatakan bahwa jika
udara merupakan campuran dari beberapa gas, maka tekanan total adalah
jumlah dari masing-masing tekanan dari komponen udara tersebut.
Selain itu hukum Boyle pun berlaku dalam hal ini. Boyle mengatakan
bahwa P-V= konstan. Apabila terjadi peningkatan volume akan diikuti
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
24/26
20
dengan penurunan tekanan, demikian sebaliknya. Pada saat insprirasi
jumlah udara dalam paru meningkat dan tekanan dalam paru menurun,
sehingga memungkinkan udara atau air dalam kavum pleura akan
terdorong keluar melalui selang WSD.
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
25/26
21
BAB IV
KESIMPULAN
Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Sistem pernapasan
terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan dengan pernapasan. Oksigen dari
udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian di angkut ke jaringan. Fungsi
utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan ambilan oksigen dari udara
kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari dalam darah ke
udara bebas. Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring,trakea, bronkus, paru-paru dan pembuluh darah serta persarafannya.
Paru-paru diliputi selaput yang disebut pleura viseralis yang tumbuh menjadi
satu dengan jaringan paru-paru. Diluar pleura viseralis terdapat selaput pleura
parietalis. Ruang antar pleura viseralis dan parietalis disebut ruang intrapleura.
Ruang ini berisi lapisan cairan yang tipis. Apabila ruang dada berkembang (padawaktu tarik nafas) ikut berkembang pula pleura parietalisa dan pleura viseralis.
Pada penyakit paru-paru yang menyebabkan kekakuan paru-paru, pleura viseralis
tidak ikut berkembang, sehingga akan mengakibatkan penurunan yang tajam
tekanan intrapleura.
Water Seal Drainage( WSD ) atau selang dada merupakan suatu intervensi
yang penting untuk memperbaiki pertukaran gas dan pernapasan pada periode
pasca operatif yang dilakukan pada daerah thorax khususnya pada masalah paru-
paru. WSD adalah suatu tindakan invansif yang dilakukan dengan memasukan
suatu kateter/ selang kedalam rongga pleura, rongga thorax, mediastinum dengan
maksud untuk mengeluarkan udara, cairan termasuk darah dan pus dari rongga
tersebut agar mampu mengembang atau ekspansi secara normal.
Indikasi pemasangan WSD pada kasus kelainan gangguan pernapasan
seperti pneumotorak, empyema, hematoraks bahkan pada bedah toraks. Pada
mekanisme kerja WSD berlaku hukum fisika seperti hukm Dalton yang
membahas tekanan partial, hukum boyle yang menyatakan PV= kostan dan
Hukum Laplace yang membahas tentang tegangan permukaan.
7/25/2019 tugas fisika kelompok ule.pdf
26/26
22
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth,.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi Kedelapan,
alih bahasa kuncara H Y dkk. Jakarta : EGC, 2002.
Grabiel,J.f, Fisika Kedokteran Jakarta: EGC, 1996.
Guyton & Hall, alih bahasa Irawati Setiawan dkk, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 9, EGC, Jakarta, 1996.
Long B C., Alih Bahasa YIAPKP, Perawatan Medikal Bedah Jilid 2, Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996.
Potter, Perry, Buku Saku Keterampilan Dan Proseduer Dasar Edisi 3, Jakarta:
EGC, 2000.
Potter, Perry, Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4, Jakarta: EGC, 2006
Prince A Sylvia, Lorraine M W., Alih bahasa Peter Anugrah, Patofisiologi jilid 2,
EGC, Jakarta, 1995.
Suyono, Slamet,(ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Jakarta : FKUI,
2001.