Post on 06-Mar-2019
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 203
TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN CAMAT
DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
DI KANTOR KECAMATAN DUHIADAA KABUPATEN POHUWATO
Arman1 Purnama Sari2
1 Universitas Ichsan Gorontalo 2 STIE Ichsan Gorontalo
ABSTRAK
Kepemimpinan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dimiliki karena kepemimpinan sebagai
penggerak roda organisasi, yang dilakukan dengan meyakinkan bawahannya agar bekerja dengan baik
untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi kepemimpinan adalah menggerakkan orang yang dipimpin
menuju tercapainya tujuan organisasi. Agar dapat menanamkan kepercayaan pada orang yang
dipimpinnya dan menyadarkan bahwa mereka mampu berbuat sesuatu dengan baik.
Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan unsur pokok aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan
atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Bila dilihat dari aspek keberhasilan pencapaian tujuan,
maka Penyelenggaraan pelayanan publik adalah memfokuskan pada tingkat pencapaian terhadap tujuan
organisasi. Selanjutnya ditinjau dari aspek ketepatan waktu, maka Penyelenggaraan pelayanan publik
adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan menggunakan
sumber-sumber terkait yang telah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Pelayanan Publik
Pendahuluan
Di dalam kehidupan ini manusia tidak bisa hidup sendiri sehingga disebut
makhluk sosial yang hidupnya saling berdampingan dan membutuhkan manusia yang
satu dengan manusia yang lainnya. Dengan hidup yang saling bergantungan tersebut
sehingga membentuk manusia kedalam sesuatu kelompok. Suatu kelompok tersebut
mempunyai tujuan yang sama, dalam hal ini disebut organisasi.
Suatu organisasi pada dasarnya adalah suatu bentuk kerjasama antar dua orang atau
lebih. Baik yang disebut orang ataupun kelompok, tujuannya adalah untuk mencapai
sesuatu yang efektif.
Kepemimpinan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dimiliki karena
kepemimpinan sebagai penggerak roda organisasi, yang dilakukan dengan
meyakinkan bawahannya agar bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Sondang P. Siagian (1991 : 24), kepemimpinan adalah Kemampuan dan
ketrampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pemimpin satuan kerja untuk
mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berfikir, bertindak
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 204
sedemikian rupa sehingga melalui fikiran yang positif, memberikan sumbangsih nyata
dalam mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Terry dan Frankin dalam Yuli (2005 : 165),
mendefinisikan Kepemimpinan dengan hubungannya dimana seorang pemimpin
mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas-tugas yang
saling berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan pemimpin dan bawahannya.
Cara pemimpin mempengaruhi bawahannya dapat bermacam-macam antara lain
dengan memberikan tanggung jawab, memberikan perintah, melimpahkan wewenang,
mempercayakan bawahan, memberikan penghargaan, memberikan kedudukan,
memberikan tugas dan Iain-lain. Keberhasilan dan kegagalan pemimpin ditentukan
oleh gaya bersikap dan bertindak. Gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari cara
melakukan sesuatu pekerjaan, salah satunya adalah dengan cara mendorong para
pegawai agar dapat bekerja dengan efektif sehingga tercapainya tujuan organisasi
yang diinginkan. Dengan demikian dibutuhkan kerja sama yang baik antar pemimpin
dan para pegawainya.
Pemimpin di setiap organisasi memerlukan dan mengharapkan sejumlah
pegawai yang cakap dan terampil di bidang pekerjaannya, sebagai seorang yang
membantunya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi beban kerja unit
masing-masing. Dalam arti seorang pemimpin menginginkan sejumlah pegawai yang
efektif dalam melakukan pekerjaannya. Kepemimpinan akan berlangsung efektif
bilamana mampu memenuhi fungsinya. Maksud fungsi di sini adalah jabatan
(pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh
Veitsal Rivai, (2004:53). Untuk itu setiap pemimpin harus mampu menganalisa situasi
sosial kelompok atau organisasinya, yang dapat di manfaatkan dalam mewujudkan
fungsi kepemimpinan dengan kerja sama dan bantuan orang-orang yang dipimpinnya.
Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam
kehidupan organisasinya masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin berada di dalam bukan di luar situasi itu. Hal ini menurut Nawawi
(2000:74) dimana “Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi
kelompok atau organisasinya”. Pemimpin yang membuat keputusan dengan
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 205
memberikan situasi kelompok atau organisasi akan dirasakan sebagai keputusan
bersama yang menjadi tanggung jawab bersama pula dalam melaksanakannya.
Dengan demikian akan terbuka peluang bagi pemimpin untuk mewujudkan fungsi-
fungsi kepemimpinan sejalan dengan situasi sosial yang dikembangkannya. Oleh
karena itu fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan
dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan
terhadap para pegawainya yang malas dan berbuat salah sehingga merugikan
organisasi, dengan jalan memberikan teguran dan hukuman yang setimpal dengan
kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi ini sebaiknya seorang pemimpin
perlu menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai
sehingga tercatat semua hadiah dan hukuman yang telah di berikan kepada mereka.
Fungsi kepemimpinan adalah menggerakkan orang yang dipimpin menuju
tercapainya tujuan organisasi. Agar dapat menanamkan kepercayaan pada orang yang
dipimpinnya dan menyadarkan bahwa mereka mampu berbuat sesuatu dengan baik.
Disamping itu, pemimpin harus memiliki pikiran, tenaga dan kepribadian yang dapat
menimbulkan kegiatan dalam hubungan antar manusia. Selanjutnya menurut Yuki
(1998:34), fungsi kepemimpinan adalah usaha untuk mempengaruhi dan mengarahkan
para pegawainya untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi
tinggi guna mencapai tujuan organisasi sehingga menurut Kartini kartono, (2005:93).
Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan unsur pokok aktivitas
organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Bila
dilihat dari aspek keberhasilan pencapaian tujuan, maka Penyelenggaraan pelayanan
publik adalah memfokuskan pada tingkat pencapaian terhadap tujuan organisasi.
Selanjutnya ditinjau dari aspek ketepatan waktu, maka Penyelenggaraan pelayanan
publik adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya
dengan menggunakan sumber-sumber terkait yang telah dialokasikan untuk
melakukan berbagai kegiatan. Penyelenggaraan pelayanan publik adalah penyelesaian
pekerjaan tepat waktu yang telah ditetapkan. Artinya apakah pelaksanaan tugas dinilai
baik atau tidak, sangat tergantung bila tugas itu diselesaikan atau tidak, terutama
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 206
menjawab pertanyaan dan bagaiman cara melaksanakan dan berapa biaya anggaran
yang dikeluarkan untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa Penyelenggaraan pelayanan publik adalah
kemampuan kerja bagi aparat pemerintah desa untuk dapat bekerja secara maksimal
dengan membawa keuntungan bagi organisasi dan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Jadi, apabila kepemimpinan camat mampu meningkatkan Penyelenggaraan
pelayanan publik para pemerintah desa maka, organisasi tersebut akan mendapatkan
keuntungan terhadap pencapaian tujuan dengan waktu yang singkat dalam bekerja dan
perolehan hasil kerja yang singkat. Apabila usaha-usaha positif tersebut untuk
meningkatkan Penyelenggaraan pelayanan publik telah dilakukan, maka hal itu akan
memberikan nilai tambah terhadap kepemimpian camat itu sendiri. Kecamatan
Duhiadaa Kabupaten Pohuwato adalah salah satu instansi pemerintahan. Camat adalah
perangkat pemerintahan wilayah kecamatan yang menyelenggarakan pelaksanaan
tugas pemerintahan diwilayah kecamatan Duhiadaa yang bekerja untuk masyarakat
sudah seharusnya memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Untuk
mendapatkan pelayanan yang baik, pegawai Kantor Camat Duhiadaa harus dapat
bekerja seefektif mungkin dalam menjalankan tugasnya. Namun, yang sering terjadi
sering sekali para pegawai datang terlambat ke kantor pada jam yang telah ditentukan,
bahkan meninggalkan kantor sebelum jam kerja berakhir. Disinilah dituntut fungsi
kepemimpinan Camat dalam mengelola para pegawainya dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab agar dapat bekerja dengan efektif demi terwujudnya tujuan
organisasi yang diinginkan. Untuk mencapai Penyelenggaraan pelayanan publik yang
diinginkan, camat Duhiadaa harus dapat menjalankan peran dan tugasnya dengan baik
dan diharapkan adanya hubungan komunikasi yang baik antara pemimpin dengan
bawahannya sehingga para pegawai dapat bekerja dengan sebaik-baiknya. Camat dan
para pegawainya harus saling bekerja sama dalam usaha pencapaian tujuan tesebut.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka
rumusan masalah adalah Bagaimana tugas dan fungsi kepemimpinan camat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik di kantor Kecamatan Duhiadaa Kabupaten
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 207
Pohuwato serta Faktor-faktor apa yang pendukung tugas dan fungsi kepemimpinan
camat dalam penyelenggaraan pelayanan publik di Kantor Kecamatan Duhiadaa
Kabupaten pahuwato.
Kajian Pustaka
Kepemimpinan
Menurut Moejiono,( 2002:34) adalah “Kepemimpinan atau leadership
merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya
diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak
pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing,
definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Selanjutnya Menurut Tead; Terry; Hoyt dalam Kartono (2003:25), Pengertian
Kepemimpinan yaitu “kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok”. Dan kemudian
Menurut Young dalam Kartono, ( 2003:34), Pengertian Kepemimpinan yaitu :
Bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Sedangkan Moejiono (2002 :7) memandang bahwa Leadership tersebut sebenarnya
sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-
kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori
sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai
pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk
membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin.
Tugas dan Fungsi Kepemimpinan
Menurut James A.F Stonen (2002: 45), tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain.
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu
dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik
orang diluar organisasi.
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 208
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin
bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas
dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus
dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus
dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat
menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan
lain.
5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai
seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit.
Fungsi Kepemimpinan
Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan
tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut,
menurut Hadari Nawawi (1995:74), “Fungsi kepemimpinan berhubungn langsung
dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang
mengisyaratkan”. Bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi
itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial keiompok
atau organisasinya. Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua
dimensi yaitu:
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 209
1) Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam
tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang
dipimpinya.
2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang
yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi,
yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan
pemimpin.
Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi
(1995:77), secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan,
yaitu:
1. Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah),
bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan
melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan
dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah
melaksanakan perintah.
2. Fungsi konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah.
Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang
memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang
dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-
orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas
pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
4. Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan
wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 210
kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk
pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi
pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok
tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.
5. Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus
mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam
melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan
bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Tugas Dan Fungsi Camat
Pengertian camat menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah, yaitu kepala wilayah yang dibawahi langsung oleh
bupati/walikota dan bertanggung jawab kepadanya melalui sekretaris daerah
kabupaten/kota serta bertanggung jawab pula pada wilayah kerjanya, yaitu
desa/kelurahan.
Camat sebagai kepala kecamatan itu terdapat beberapa fungsi yang melekat
padanya, yaitu:
1. Fungsi bawahan/penanggung jawab/staf dari Bupati/Walikota
2. Kepala kecamatan sebagai unit organisasi teritorial
3. Pemerintah kecamatan
4. Pimpinan masyarakat kecamatan
5. Administrasi kecamatan
6. Manajer kantor kecamatan.
Kecamatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah dalam bidang
pemerintahan Umum yang mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan di wilayahnya dan tugas pembantuan yang diberikan
oleh bupati. Kecamatan dipimpin oleh seorang camat yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dalam menyelenggarakan tugas tersebut diatas, maka Camat mempunyai fungsi:
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 211
1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat
2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum
3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan
4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum
5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di Tingkat
kecamatan
6. Membina penyelenggaraann pemerintahan Desa dan/atau Kelurahan
7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya
dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintah Desa
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan.
Kerangka Pikir
Metode Penelitian
Populasi Dan Sampel
Menurut Arikunto dalam Ridwan (2009:70), memberikan pengertian tentang populasi
yaitu keseluruhan subjek penelitian, sedangkan Sugiyono dalam Ridwan (2009:70),
memberi pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari data
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
Kecamatan Duhiadaa
Kabupaten Pohuwato
Tugas Dan
Fungsi
Kepemimpi
nan Camat
Faktor-faktor
pendukung tugas
dan fungsi
kepemimpinan
camat
penyelenggaraan
pelayanan publik (LAN)
1. Efektif
2. Sederhana
3. Kejelasan dan kepastian
4. Keterbukaan
5. Efisiensi
6. Ketepatan waktu
7. Responsif
8. Adaptif
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 212
oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian di tarik kesimpulanya. Populasi bukan
hanya orang, akan tetapi juga benda-benda alam yang lain, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau obyek itu. Dalam peneltian ini
populasi yang diambil adalah keseluruhan komponen yang menjadi objek penelitian,
yaitu aparat kantor kecamatan duhiadaa Kabupaten Pohuwato yang terkait
Penyelenggaraan pelayanan publik di kantor kecamatan dan masyarakat pengguna
layanan di Kantor Kecamatan Duhiadaa tersebut yang merupakan penduduk wilayah
kecamatan duhiadaa, Kabupaten Pohuwato. Sedangkan Sampel dalam penelitian ini
yaitu
1. Camat
2. Sekertaris Camat
3. Masyarakat
Jadi jumlah Sampelnya 12 orang dalam penelitian ini.
Jenis Data Dan Sumber Data
Jenis data dan sumber data dalam penelitian ini meliputi :
a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung terhadap objek
penelitian melalui hasil wawancara dari informan serta hasil observasi.
b. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh melalui media yang sifanya melengkapi data primer
seperti literatur, jurnal ilmiah, koran, dan majalah yang erat kaitannya dengan
penelitian ini.
Teknik Pengumpulan data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data penelitian ini beberapa cara anatara
lain:
a. Mengadakan wawancara terhadap sejumlah pejabat terkait di lingkup kecamatan
duhiadaa, Kabupaten Pohuwato dan anggota masyarakat di Kecamatan kecamatan
duhiadaa, Kabupaten Pohuwato dan untuk memperoleh informasi secara langsung
dari responden melalui proses komunikasi dua arah.
b. Pengamatan langsung terhadap objek penelitian (observasi)
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 213
c. Studi kepustakaan yang dijadikan sebagai acuan dalam melengkapi data yang
dibutuhkan dan bentuk dokumen-dokumen yang ada dan berkaitan didalam
penelitian ini
Prosedur Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang lebih baik dalam arti mendekati kenyataan (objektif)
sudah tentu diperlukan suatu instrumen atau alat pengumpulan data yang baik dan
lebih penting lagi adanya alat ukur yang valid dan handal (reliabel). Dan untuk itu
dapat menyakini bahwa instrumen atau alat ukur yang di gunakan itu valid dan
handal, maka instrumen tersebut sebelum digunakan harus di uji secara kualitatif dan
menghasilkan data yang obyektif.
Metode Analisis Data
Data Yang didapatkan dilapangan akan dianalisis secara kulitatif. Analisis kualitatif
digunakan untuk menggambarkan upaya yang dilakukan berupa tentang tugas dan
fungsi kepemimpinan camat dalam penyelenggaraan pelayanan publik di kantor
kecamatan duhiadaa kabupaten pohuwato, serta faktor-faktor pendukung tugas dan
fungsi camat dalam penyelenggaraan pelayanan publik di kecamatan duhiadaa
kabupaten pohuwato.
Hasil Penelitian
Tugas Dan Fungsi Kepemimpinan Camat Dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Publik Di Kantor Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato
Kepemimpinan camat dalam penyelenggaraan pelayanan publik di kantor
kecamatan Duhiadaa kabupaten pohuwato dengan program-program yang telah
menyesuaikan dengan permasalahan dan situasi kepemimpinan saat itu. Masing-
masing memiliki kelemahannya. Mengingat menjadi pemimpin di kecamatan duhiadaa
sangat dibutuhkan kemampuan tentang apa yang harus diketahui dan bagaimana
mengintrodusir pengetahuan itu ke dalam kemampuan kepemimpinannya, di mana
negeri telah menyediakan berbagai persoalan yang harus dihadapi pemimpin, agar
cerdas, seperti dari jaman Soekarno kondisi pengalihan kekuasaan dari tangan
penjajah, menata negara baru lahir tentu merupakan kesulitan tersendiri dan
memerlukan curahan waktu yang cukup banyak, selanjutnya pada kepemimpinan
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 214
kecamatan Duhiadaa ini diperhadapkan dengan globalisasi, ruang gerak dunia tanpa
batas, disisi lain kemampuan negara dan masyarakat mengalami pluralisasi diberbagai
bidang kehidupan. Dalam kondisi demikian kemampuan apakah yang diperlukan oleh
pemimpinan negara ini. Menurut Saliman seorang pemimpin Indonesia harus memiliki
ciri-ciri Kepemimpinan Pancasila antara lain: bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
cakap, cerdik dan jujur, sehat jasmani dan rohani, tegas, berani, disiplin dan efisien,
bijaksana dan manusiawi, berilmu, bersemangat tinggi, berjiwa matang dan
berkemauan keras, mempunyai motivasi kerja tinggi, mampu berbuat adil, mampu
membuat rencana dan keputusan, memiliki rasa tanggung jawab yang besar, dan
mendahulukan kepentingan orang lain. Sangat luar biasa kepemimpinan Pancasila,
persoalannya adalah apakah konsep ideal ini mampu terlaksana, di seluruh
kepemimpinan nasional.
Dalam konteks pemerintahan kecamatan duhiadaa, dikatakan bahwa
Kepemimpinan Camat Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik dalam sistem
pemerintahan tentang kinerja pemerintahan. Bagi kalangan akademik, biasanya baik
atau buruknya suatu pemerintahan dapat dilihat dan diukur dari seberapa jauh
performance birokrasi itu sendiri berjalan. Dikehidupan sehari-hari, kita tentu
membutuhkan yang namanya institusi karena institusi merupakan penyedia jasa
pelayanan publik. Institusi dipilih dan legalitasnya dibentuk melalui proses-proses
sosial politik, dan bahkan melalui pemilihan umum. Institusi itu adalah pemerintahan
sebagai pelayanan publik. Mereka inilah yang bekerja menyediakan dan
memberikan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat umum.
Konteks daerah, penyelenggaraan pelayanan publik Mengacu pada dengan UU 32
2004 tentang pemerintahan daerah pasal 22 haruslah bisa diwujudkan didalam rencana
kerja pemerintahan daerah karena merupakan kewajiban daerah yang nantinya akan
dijabarkan dalam bentuk APBD. Pelayanan publik dimulai dari akte kelahiran, surat
idenstitas diri, pelayanan kesehatan dasar, pendidikan , keamanan dan ketertiban, hak-
hak untuk hidup secara adil, surat menyurat merupakan kebutuhan dasar. Yang
menjadi persoalan ialah seringkali pada saat kita membutuhkan layanan yang cepat,
yang kita dapatkan malah sebaliknya. Lamban, berbelit-belit dan dalam situasi seperti
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 215
inilah yang membuat kita merasakan bahwa Kepemimpinan Camat Dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Publik itu buruk dan tidak baik terkait permasalahan
kebutuhan pelayanan publik. Sebenarnya yang menjadi persoalan disini ada pada
pelaksananya yakni para birokrat itu sendiri. artinya bahwa dalam hal pelaksanaan
sumber daya yang kurang memadai mengisi ditataran birokrat untuk pencapaian tugas
administartif.
Secara akademik,fungsi Kepemimpinan Camat Dalam Penyelenggaraan
Pelayanan Publik adalah penyelesai masalah/ a world of solution namun dalam
prakteknya ini bagian dari masalah/ parts of the problems, hal ini kemudian yang
menyebabkan malasnya masyarakat berurusan dengan birokrasi/pemerintahan.
Beberapa langkah yang harus diambil oleh pihak pemerintah adalah mengambil
langkah strategis untuk dapat mengefektifkan kembali pelayanan yang ideal dengan
mengambil langkah dimana tugas dan fungsi camat:
Tugas camat
1. Membina ketentraman dan ketertiban di wilayahnya sesuai dengan
kebijaksanaan ketentraman serta ketertiban yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sekilas memotret pelayanan publik yang terjadi di indonesia masih menimbulkan pro
dan kontra di kalangan masyarakat pada khususnya. Sebagai salah satu contoh yaang
terjadi di Tugas Kepemimpinan Camat Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di
Kantor Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato yang diberitakan diantara satu
instansi yang dinilai sebagai instansi pelayanan publik terburuk. Di sana, masyarakat
yang mengurus administrasi pertanahan harus melalui birokrasi yang panjang
(berbelit-belit). Melihat kasus yang terjadi pada Tugas Kepemimpinan Camat Dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan Duhiadaa Kabupaten
Pohuwato dimana buruknya pelayanan publik sehinggah berdampak pada masyarakat
dalam mengakses informasi pada instansi perkantoran yang ada, sehinggah perlu
ditindak tegas agar hal-hal tersebut tidak berlarut-larut dan tidak terjadi lagi dalam
konteks pelayanan publik terhadap masyarakat yang merupakan kebutuhan dasar.
Melihat beberapa kasus secara realitas dalam pelayanan publik yang lamban dan
buruk sehinggah menimbulkan kejenuhan terhadap masyarakat.
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 216
2. Melaksanakan segala usaha dan kegiatan dibidang pembinaan ideologi negara
dan politik dalam negeri serta pembinaan kesatuan bangsa sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pancasila sebagai Ideologi dan dasar Negara Setiap bangsa dan negara yang
ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan
hidup berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu perlu memiliki dasar negara dan
ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan
rapuh. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa
Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-
hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya
tinggi. Untuk itulah kalian diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi negara, menguraikan nilai-nilai Pancasila
Hal ini di lakukan Tugas Kepemimpinan Camat secara umum akan tetapi yang di
lakukan Camat Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan
Duhiadaa Kabupaten Pohuwato tidak dapat terlihat. Pembinaan seperti ini wajib di
lakukan aparat pemerintah kecamatan bukan hanya aparat pemerintah kecamatan,
masyarakat desa harus di berikan pembinaan .
3. Menyelenggarakan koordinasi atas semua kegiatan instansi-instansi vertikal
dan dinas daerah.
Pada umumnya koordinasi dibentuk oleh kelompok orang untuk mencapai
tujuan. Apabila tujuan yang ingin dicapai semakin luas dan kompleks maka
diperlukan kerjasama dan pembagian kerja dalam organisasi tersebut. Oleh karena
tujuan organisasi adalah tujuan bersama, maka hubungan kerja antara bagian atau
antara orang-orang yang tergabungdalam organisasi itu semakin menjadi penting.
Agar koordinasi dan hubungan kerja dapatdilaksanakan secara optimal ( jelas dan
transparan ), maka melakukan koordinasi harus memperhatikan aspirasi dari bawah
serta diciptakan bentuk koordinasi yang memadai. Koordinasi dan hubungan kerja
merupakan faktor yang sangat dominan di dalam kehidupan suatu organisasi. Oleh
karena itu, koordinasi dan hubungan kerja harus secara terus menerus ditingkatkan
dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara optimal.
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 217
Tugas camat kecamatan Duhiadaa kabupaten pohuwato dalam melakukan
koordinasi dapat terlihat pada forum koordinasi pimpinan intansi daerah (Fokorpimda)
sekabupaten Pohuwato. Camat Duhiadaa salah satu anggota tersebut , ikut Rapat
Koordinasi dengan Pemerintah intansi Daerah tentang Peningkatan Kualitas Peran
Aparatur dalam Pembangunan yang dihadiri kepala desa, lurah, camat kepala dinas
kantor serta badan.
Dalam rapat koordinasi ini Camat Kecamatan Duhiadaa melontarkan harapan
dan keinginannya untuk tetap bersama-sama dengan para pemimpin intansi lainnya.
Fungsi Camat
1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat
Kepala seksi salah satu di kantor Di Kantor Kecamatan Duhiadaa Kabupaten
Pohuwato. Berdasarkan uraian dari narasumber dan beberapa masukan peserta rapat
maka rapat merumuskan, pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila dan budaya bangsa,
fundamentalisme yang ekstrim, lunturnya sikap dan kesatuan bangsa serta kegotong-
royongan di masyarakat merupakan embrio yang dapat mendorong terjadinya potensi
konflik masyarakat. Bagaimanakah strategi pembinaan yang tepat, efektif dan efisien
agar masyarakat mampu mencegah terjadinya gangguan dilingkungan Kecamatan
Duhiadaa Kabupaten Pohuwato Masih kurang kepedulian warga masyarakat untuk
menyampaikan informasi potensi gangguan kamtibmas sehingga penanganan
antisipasi gangguan dilingkungan Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato
menjadi lambat. Bagaimanakah kebijakan pelayanan publik terbaik untuk menjawab
ketidakpuasan masyarakat .
Hal ini tercermin adanya kelompok kelompok radikal yang memaksakan
kehendak di masyarakat.Toleransi dan kegotong-royongan terkadang baru muncul
apabila baru ada bencana. Bagaimana upaya agar komponen aparat di daerah dari
dilingkungan Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato dapat lebih berperan dalam
meningkatkan perlindungan, kepedulian, toleransi dan partisipasi masyarakat dalam
segala situasi dan kondisi.
2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 218
Tugas Camat dalam mengoordinasikan upaya peyelenggaraan ketenteraman
dan ketertiban umum meliputi:
Melakukan koordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau
Tentara Nasional Indonesia mengenai program dan kegiatan penyelenggaraan
ketenteraman dan ketertiban umum di wilayah kecamatan;
Melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di wilayah kerja
kecamatan untuk mewujudkan ketenteraman dan ketertiban umum masyarakat di
wilayah kecamatan; dan
Melaporkan pelaksanaan pembinaan ketenteraman dan ketertiban kepada
bupati/walikota.
Tujuan dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum merupakan
harapan yang dikehendaki dari setiap pemerintah daerah, keadaan mawyarakat yang
tentram dan kondusif. semua ini merupakan pengharapan dimana pemerintah,
pemerintah daerah, masyarakat dapat melaksanakan segala kegiatannya dengan
tentram, tertib dan teratur . Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum ini di
definisikan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan pemerintah daerah
untuk mencapai tujuannya , keadaan yang dimana tuntutan , larangan, pemaksaan
yang diberikan kepada masyarakat maupun kepada penyelenggara pemerintah
daerah itu sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut tentulah adanya keselarasan
antara pengenalan terhadap apa dan mau kemana atau juga dapat dikatakan tepat
sasaran. Usaha dari pemerintah daerah dalam mewujudkan keadaan tentram dan
ketertiban umum dapat dibagi dalam tahap perencanaan,awal yang matang,
pelaksanaan yang berkesinambungan sampai pada pengukuran atau evaluasi yang
menentukan arah kebijakan selanjutnya.
3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan
Tugas Camat dalam mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan
perundang-undangan meliputi:
melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas dan
fungsinya di bidang penerapan peraturan perundang-undangan;
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 219
melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas dan
fungsinya di bidang penegakan peraturan perundang-undangan dan/atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
melaporkan pelaksanaan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan
di wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.
Camat merupakan pemimpin kecamatan sebagai perangkat daerah kabupaten atau
kota. Camat berkedudukan sebagai koordinator penyelenggaraan pemerintahan di
wilayah kecamatan, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui
sekretaris daerah kabupaten atau kota. Camat diangkat oleh bupati atau wali kota
atas usul sekretaris daerah kabupaten atau kota terhadap Pegawai Negeri Sipil yang
memenuhi syarat. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1998 tentang
Kecamatan, "Camat atau sebutan lain adalah pemimpin dan koordinator
penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan
tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati/Walikota
untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas
umum pemerintahan".
C. Penyelenggaraan pelayanan publik di kantor kecamatan duhiadaa kabupaten
pohuwato
Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya negara untuk
memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa,
dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Penyelenggara pelayanan publik di Indonesia adalah semua organ negara
seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, Kota).
Disadari bahwa kondisi penyelenggaraan pelayanan publik masih
dihadapkan pada sistem pemerintahan yang belum efektif dan efisien serta
kualitas sumber daya manusia aparatur yang belum memadai. Hal ini terlihat dari
masih banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik secara langsung
maupun melalui media massa, seperti : prosedur yang berbelit-belit, tidak ada
kepastian jangka waktu penyelesaian, biaya yang harus dikeluarkan, persyaratan
yang tidak transparan, sikap petugas yang kurang responsif dan lain-lain, sehingga
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 220
menimbulkan citra yang kurang baik terhadap citra pemerintah. Untuk mengatasi
kondisi tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas penyelenggaraan
pelayanan publik secara berkesinambungan demi mewujudkan pelayanan publik
yang prima.
1. Efektif
Lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan sasaran
atau prinsip efektif ini mengandung arti:
a. Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan
pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara
persyaratan dengan produk pelayanan publik yang diberikan.
b. Dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal proses
pelayanan masyarakat yang bersangkutan memasyarakatkan adanya kelengkapan
persyaratan dan satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.
2. Kejelasan dan kepastian
Munculnya keluhan-keluhan mengenai kualitas pelayanan publik dan
semrawutnya penyelenggaraan pelayanan publik disebabkan karena prosedur
layanan tidak jelas atau sengaja dibuat abu-abu sehingga menja di area yang subur
bagi tumbuhnya praktek penyelewengan. Persoalan yang timbul di masyarakat
adalah penundaan yang berlarut, penyimpangan prosedur dan permintaan imbalan.
Maka masyarakat menuntut tanggung jawab pelayanan dan peningkatan kinerja
pelayanan publik semakin baik.
Disamping itu perlu diupayakan pola-pola pelayanan yang efektif yang
memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan.
Beberapa yang perlu di publikasikan dalam pelayanan publik perlu adanya
Kejelasan dan kepastian (transparan), mengenai: 1) prosedur/tata cara pelayanan; 2)
persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan administratif;
3) unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan; 4) rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya;
dan 5) jadwal waktu penyelesaian pelayanan
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 221
3. Keterbukaan
Prosedur/tata cara persyaratan, satuan kerja/pejabat penanggung jawab pemberi
pelayanan, waktu penyeleaian, rincian waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah
diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
Prinsip keterbukaan mengandung arti bahwa prosedur/tatacara, persyaratan,
satuan kerja/pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian,
rincian biaya/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses
pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan
dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta. Prinsip
keterbukaan pelayanan memberikan petunjuk untuk menginformasikan secara
terbuka segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberian
pelayanan kepada masyarakat.
2. Faktor pendukung tugas dan fungsi kepemimpinan camat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik di Kantor Kecamatan Duhiadaa
Kabupaten Pohuwato
Tuntutan kemampuan kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan publik secara
transfaran, terbuka, dan akuntable semakin mengemuka, ditengah-tengah carut
marutnya negara ini.
Faktor pendukung tugas dan fungsi kepemimpinan camat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik di Kantor Kecamatan Duhiadaa Kabupaten Pohuwato, antara lain:
a) Kesehatan rohani dan jasmani; berbagai persoalan yang akan dihadapi oleh
seorang pemimpin dalam mengendalikan organisasi publik, dari level paling
rendah (desa) sampai tingkat paling tinggi (nasional) memerlukan kemampuan
pikiran dan kesehatan fisik. Kesehatan rohani selain sehat kejiwaan, mereka harus
memiliki kejujuran, moralitas yang tinggi, dan kemampuan emosi yang stabil.
Kemampuan emosi menjadi bagian dari kesehatan rohani, seorang pemimpin
sebagai contoh “the smilling general”
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 222
b) Faktor kemampuan berpikir abstrak (konseptual): seorang pemimpin harus
memiliki kecerdasan intelektual, mampu menganalisis, berpikir logis, kreatif dan
inivatif dalam menyelesaikan persoalan-persoalan organisasi publik yang ada.
c) Faktor kemampuan sosial dan hubungan antar manusia dan bangsa; memiliki
kepekaan sosial dan kepedulian pada masyarakat, berjiwa pengabdian.
Pemimpin publik saat ini dituntut tidak hanya mampu mengendalikan dan
mengatur orang-orang yang ada diorganisasi maupun yang dilayaninya, tetapi
harus mampu juga berhubungan secara global “berpikir global dan bertindak
lokal” atau sebaliknya. Menjalin dan meningkatkan hubungan dengan pihak
luar organisasi bahkan antar negara, karenan sekarang ini lingkaran dunia saat
ini tanpa batas saling tergantung “teori sistem dunia” dan “teori dependensial”
semua bergantung dan berpengaruh untuk semua. Kalau organisasi ingin eksis
maka pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi lintas batas,
multidimensial dan transnasional. Dalam hal membangun hubungan menurut
Kuczmarski dan Kuczmarski (1995) seorang pemimpin harus: (1) Listens
actively; (2) Emphatic; (3) Attitudes are positive and optimistic; (4) Delivers on
Promises and commitment; (5) Energy level high; (6) Recognizes selfdoubts and
vulnerability; dan (7) Sensitivity to others, values, and potential.
d) Faktor kemampuan teknis; pengetahuan tentang persoalan-persoalan teknis
yang menjadi bidang tanggungjawabnya. Rekruitmen staf dan manajer sebuah
bidang pekerjaan harus sesuai “the right men on the right place” dengan
menerapkan merits sistem dapat menghasilkan layanan publik yang
profesional, cepat, efektif dan efisien kalau meminjam ukuran-ukuran negara
barat “disepadankan dengan Indonesia “menajemen tepat guna dan memberi
kemaslahatan bagi orang banyak”
Penutup
Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang
lain atau bawahannya, untuk dapat melakukan perilaku guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam menyediakan untuk memenuhi kebutuhan publik.
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 223
Tugas dan fungsi kepemimpinan camat dalam penyelenggaraan pelayanan Publik di
kantor kecamatan Duhiada kabupaten Pohuwato dapat di simpulkan dimana.
1) Tugas dan fungsi kepemimpinan camat dalam penyelenggaraan pelayananPublik
di kantor kecamatan Duhiadaa kabupaten Pohuwato di lihat pada membina ,
melaksanakan dan menyelenggarakan koordinasi dapat mengalami
permasalahan salah satunya seorang camat kurang melakukan pembinaan
dalam ketertiban di wilayahnya. Penyelenggaraan pelayanan publik di kantor
kecamatan duhiadaa kabupaten tidak efektif, kejelasan dan kepastian serta
keterbukaan tidak jelas.
2) Faktor pendukung tugas dan fungsi kepemimpinan camat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik di Kantor Kecamatan Duhiadaa Kabupaten
pohuwato terlihat pada kesehatan rohani dan jasmani, faktor kemampuan
berpikir abstrak (konseptual), faktor kemampuan sosial dan hubungan antar
manusia dan bangsa dan faktor kemampuan teknis.
Saran
1. Tugas dan fungsi seorang pemimpin camat harus mampu membedakan agar
jalan tugas dan fungsi tersebut bisa jalan dengan sebaik mungkin pemerintah
kecamatan merupakan tumpuan pemerintahan yang ada di bawahnya yaitu
pemerintah desa. Pemerintah kecamatan dan desa dapat sinergi membuat
program di lingkungan kecamatan agar penyelenggaraan pelayanan publik dapat
jalan.
2. Dapat mampu menjalankan tugas dan fungsi seorang camat, tidak
berlandaskan teori. Seorang pemimpin di kecamatan mampu kreatif dan
berinovasi agar faktor pendukung lebih terkonsep dan di pertahankan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik di Kantor Kecamatan.
Daftar Pustaka
Henry, Nicholas, 1999, Public Admibnistration And Public Affairs, 9th Ed, Upper
Hadari Nawawi. 1995 .Pelayanan Publik. Penerbit Alfabeta. Bandung
ISSN 2301-6876
JURNAL SOSIAL DAN POLITIK Volume VII Nomor II edisi Desember 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai-Sulawesi Selatan 224
Kartini kartono. 2005.Pemimpin Dan Kepemimpinan.PT. Raja Grafindo persada.
Jakarta.
Mahmudi .2010.Manajemen Kinerja Sektor Publik.Yogyakarta:Upp Stim Ykpn
Ridwan .2009. Metode Dan Teknik Proposal Penelitian. Jakarta:Alfabeta
2003. Pemimpin Dan Kepemimpinan.PT. Raja Grafindo persada. Jakarta
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1996 Tentang Pedoman Dan Tata
Kerja Pemerintahan Kecamatan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 Tentang
Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Kep/25/M.Pan/2/2004,
Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah
Nawawi. 2000. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Penerbit PT. Refika Aditama.
Bandung
Mahmudi .2010.Manajemen Kinerja Sektor Publik.Yogyakarta:Upp Stim Ykpn
Moejiono .2002. Pelayanan Publik. Bumi Aksara.Bandung
Ridwan .2009. Metode Dan Teknik Proposal Penelitian. Jakarta:Alfabeta
S.P. Siagian, Mpa, 1991, Filsafat Administrasi, Gunung Agung Jakarta Saddle River,
New Jersey.
Sinambela, Lijan Poltak,Dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Bumi Aksara,
Jakarta.
Stoner, A.F. James. 2002, Manajemen, Second Edition, Diterjemahkan Erlangga,
Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Veitsal Rifai. 2004. Perilaku Organisasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Yuki, Gary. 1998. Leadership In Organization. Fifth Edition, Alih Bahasa Budi
Supriyanto, Jakarta, Intan Sejati