Post on 19-Jun-2015
Asistensi PIAPBN, Neraca Pembayaran, Neraca Moneter,
dan Transformasi Struktural
Jahen Fachrul Rezkijahenfr@gmail.com
APBN
Apa itu APBN?
• Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. (UU No. 17 tahun 2003)
APBNPenerimaan (Receipts) Pengeluaran (Expenditures)
A. Penerimaan Rutin (Current Revenue) E. Pengeluaran Rutin (Current Expenditure)
B. Penerimaan Pembangunan (Capital Revenue)
F. Pengeluaran Pembangunan (Capital Expenditure)
C. Hibah (Grants) G. Pinjaman Netto (Net Lending)
D. Pembiayaan (Financing) Luar Negeri (Foreign) Domestik (Domestic)
A + B + C + D E + F + G
Penjelasan lebih lanjut akan dibahas pada kuliah PI materi Kebijakan Fiskal
Asumsi APBN
• Dalam penyusunan APBN, ada beberapa asumsi makroekonomi yang harus diperhatikan:– Pertumbuhan Ekonomi (%)– Tingkat Bunga (%)– Inflasi (%)– Kurs (Rp/USD)– Harga Minyak Mentah (USD/Barrel)– Produksi minyak (Barrel/Hari)
• Pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan perkiraan penerimaan pajak
• Kurs berhubungan dengan semua komponen APBN yang memiliki hubungan dengan aktifitas internasional, mis utang luar negeri, penerimaan pajak perdagangan internasional,
• Harga minyak dan produksi mempengaruhi penerimaan, khususnya yang berhubungan dengan minyak
• Inflasi berkaitan dengan komponen pengeluaran• Suku Bunga sangat terkait dengan utang dalam negeri,
nilai tukar
Sensitivitas Perubahan Asumsi APBN (Contoh APBN-P 2007)
Variabel Makroekonomi Unit Perubahan Asumsi Kenaikan Defisit APBN (Rp Triliun)
Pertumbuhan ekonomi (%) -1 6.3 2.8 s/d 3.0
Harga minyak-ICP (USD/Barel) 10 60 0.4 s/d 0.5
Lifting minyak (ribu barel/hari) -50 950 10.2 s/d 11.0
Rata-rata nilai tukar (Rp/USD) 100 9100 0.5 s/d 0.6
Rata-rata bunga SBI 3 bulan (%) 1 8 1.6 s/d 2.0
Sumber: Departemen Keuangan
Komponen APBN
• Penerimaan APBN– Penerimaan Dalam Negeri
• Penerimaan Pajak– Pajak penerimaan aktifitas Dalam Negeri
Contoh: PPH (Pajak Penghasilan) migas dan non migas, PPN (Pajak Pertambahan Nilai), PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), BPHTB (Biaya Perolehan Hak dan Tanah Bangunan), cukai, dll
– Pajak aktifitas internasional Contoh: Bea masuk dan pajak ekspor
• Penerimaan bukan pajak– Penerimaan sumber daya alam, penerimaan laba BUMN, dan
penerimaan bukan pajak lainnya
– Penerimaan Luar Negeri
• Pengeluaran APBN– Pengeluaran pemerintah pusat
• Belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran utang, Subsidi (BBM dan non BBM), belanja hibah, bantuan sosial, dan belanja lainnya.
– Pengeluaran pemerintah daerah• Dana perimbangan
– Dana bagi hasil, dana alokasi umum, dana alokasi khusus
• Dana otonomi khusus & penyeimbangan
Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran
• Balance of Payment atau BOP merupakan pencatatan transaksi ekonomi penduduk sebuah negara dengan penduduk negara lain dalam periode tertentu
• Neraca Transaksi Berjalan (Current Account)– Perdagangan barang dan jasa dengan asumsi free
on board (f.o.b), pendapatan faktor produksi (upah/gaji dan pendapatan modal baik FDI, portofolio, dll), dan Transfer berjalan
• Neraca Modal– Transfer modal, akuisisi dari non-finansial/non-
produced asset misal hak paten dan lisensi
• Neraca Finansial– Direct Investment, Investasi Portfolio, Investasi
Derivatif, dan Investasi lainnya. – Investasi lainnya dalam bentuk trade credits,
loans, currency and deposits.– Cadangan devisa terdiri dari emas, valuta asing, dll
Istilah Penting
• Neraca Perdagangan (Trade Balance)– Nilai dari pengurangan ekspor dengan impor barang
dan jasa• Neraca Transaksi Berjalan (Current Account
Balance)– Neraca perdagangan ditambah pendapatan bersih
luar negeri beserta transfer bersih luar negeri• Neraca Dasar (Basic Balance)
– Neraca transaksi berjalan ditambah neraca modal dan investasi langsung
Neraca Pembayaran RI 2011 triwulan II (Sumber Bank Indonesia)
• Surplus USD 11.9 miliar; triwulan pertama USD 7.7 miliar
• Kenaikan surplus transaksi modal dan finansial lebih besar ketimbang penurunan surplus transaksi berjalan
• Cadangan devisa pada akhir triwulan II 2011 bertambah menjadi USD 119.7 miliar atau setara dengan 6.8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri.
Neraca Moneter
Neraca Moneter
• Neraca ini merupakan “cermin” dari setiap transaksi dari agen ekonomi dan menjadi variabel penting dalam analisis ekonomi moneter
Penjelasan lebih lanjut akan dibahas pada kuliah PI materi Kebijakan Moneter
Tugas 5 dan 6
• Analisi perubahan neraca pembayaran Indonesia 2009-2010
• Analisis perubahan komponen tabel dari Bank Indonesia yang berjudul Uang Beredar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Data Desember 2009 dan Desember 2010) (Download di BI.go.id, bagian SEKI)
Transformasi Struktural
Transformasi Struktural
• Ketika pendapatan per kapita pada suatu perekonomian meningkat yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada sektor-sektor ekonominya
Teori
• Diawali oleh W. Arthur Lewis (1960)• Asumsi dalam model ini adalah adanya surplus
pada sektor tradisional (MPLt=0) yang dapat bergerak pada sektor modern (MPLm>0). Sektor modern memiliki upah 30% lebih tinggi ketimbang sektor tradisional
• Studi Lewis dilanjutkan oleh Chenery dan Syrquin (1975), walau sebelumnya Kuznets telah mencoba melihat hubungan antar negara (cross section) dan waktu (time series)
• Pergerakan sektor ekonomi dalam teori transformasi struktural : pergerakan dari sektor tradisional (pertanian, dsb) ke sektor manufaktur, lanjut ke sektor jasa
• Jadi transformasi struktural: Sektor tradisionalsektor manufaktursektor jasa
Kenapa bisa terjadi pergeseran?
• Karena ada proses akumulasi, alokasi, dan distribusi
Proses Akumulasi
• Proses pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan pendapatan per kapita suatu negara
Proses Akumulasi
Terlihat dari:• Pola Investasi: pendapatan per kapita naik
% investasi DN naik, % tabungan DN naik, arus model LN turun
• Indikator Pendidikan: pendapatan per kapita naik % belanja pendidikan naik, School Enrolment naik
• Indikator Keuangan Pemerintah: pendapatan per kapita naik % penerimaan pajak naik.
Proses Alokasi
• Proses yang merupakan interkasi antara proses akumulasi dan pergeseran konsumsi masyarakat seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita
Proses Alokasi
Terlihat dari:• Indikator Permintaan Domestik: pendapatan per
kapita naik % Investasi DN naik, % konsumsi (Swasta, Gov’t, non-makanan) naik, % konsumsi makanan turun
• Indikator Perdagangan Internasional: pendapatan per kapita naik % Ekspor (manufaktur dan jasa) naik, % impor naik, % ekspor barang primer turun
• Indikator Produksi: pendapatan per kapita naik produksi (industri, utility, jasa) naik; % produksi barang primer turun
Proses Distribusi Demografi dan Pendapatan
• Proses sosial/non ekonomi yang terjadi seiring meningkatnya pendapatan per kapita
• Apa saja variabel yang merefleksikan proses ini?– Alokasi tenaga kerja– Urbanisasi– Distribusi Pendapatan
Indikator Alokasi Tenaga Kerja– Share dari Tenaga Kerja Primer (dari Total TK)– Share dari Tenaga Kerja Industri (dari Total TK)– Share dari Tenaga Kerja Jasa (dari Total TK)
Pendapatan per kapita naik Hanya Pola Share dari Tenaga Kerja Primer yang mengalami penurunan, sementara TK Industri dan Jasa meningkat.
Indikator Urbanisasi – Share dari Penduduk di Perkotaan (% of Total Penduduk)
Pendapatan per kapita naik urbanisasi makin meningkat sementara pedesaan menurun.
Indikator Distribusi Pendapatan– Inverted U (Kuznets )curve
Pola distribusi pendapatan, di mana semakin tinggi pendapatan akan memperburuk distribusi, namun pada suatu tingkat pendapatan tertentu akan membaik dengan meningkatnya pendapatan