Post on 08-Dec-2015
1
WATER CONDITIONING FOR INDUSTRY AND COMMUNITY
Air bagi kehidupan manusia
• Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
• Air bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak.
• Air minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
2
Water treatment
Air baku dari sumber
Pengolahan air
Air untuk keperluan
Transportasi Transportasi
- Air permukaan - Air tanah - Air limbah
- Kimia - Fisika - Biologi
- Kelas 1 - Kelas 2 - Kelas 3 - Kelas 4
4
Siklus Hidrologi
aliran air tanah
air permukaan
lapisan kedap air
recharge
3
Hill (2010) : http://embryology.med.unsw.edu.au/Defect/metal.htm
Sungai tercemar
Limbah Industri Limbah Domestik
Peraturan perundang-undangan
PP no. 18/1999 Jo PP No. 85/1999
Polutan
pertanian
reduce. recycle atau reuse dan cleaner production
4
5
6
11
11
Indonesia – georaphical spread
17,548 islands ... ... 5.3 million km2 sea ...
7
DAK-JAKPLH 13 28 Aug 2007
Kalimantan: Forest Cover
DAK-JAKPLH 14 28 Aug 2007
8
Environmental Disaster
• Flood • Drought : Clean Water Shortage Water Resources Scarcity • Typhoon
Pencemaran Badan Air di Indonesia (1)
Puslitbang- Air, Dep.PU pada tahun 1990 melakukan analisa kualitas
air di 56 sungai yang terletak di 15 Satuan Wilayah Sungai (SWS)
dengan hasil sbb:
• 76, 2 % sungai di Jawa, Sumatera, Bali, dan Sulawesi telah
tercemar berat oleh zat organik (BOD dan COD).
• 11 Sungai utama di Indonesia tercemar berat oleh amonium (NH3)
yang merupakan salah satu zat hasil ekskresi manusia (melalui
urinea)
• Hampir semua dari 15 SWS yang diteliti tercemar dalam tingkatan
yang bervariasi yaitu 1 (satu) SWS tercemar ringan, 5 (lima) SWS
tercemar sedang, 5 (lima) SWS tercemar berat, dan 4 (empat) SWS
tercemar sangat berat.
9
Pemcemaran Badan Air di Indonesia (2)
Hasil pengamatan JICA terhadap kualitas air di 32 sungai yang
berada di 26 kota pada periode tahun 1996-1999 menyimpulkan
bahwa:
• Beban cemaran air limbah domestik dan industri di 29 dari
total 32 sungai yang diteliti (90,06%) telah melampaui
ambang batas yang ditetapkan dan nilai pencemarannya
terus meningkat tiap harinya.
• Pencemaran terhadap 13 dari 29 sungai tersebut atau
sebesar 44,82% berasal dari limbah industri, sisanya berasal
dari limbah domestik
• Sungai –sungai yang diuji tersebut merupakan sungai di
daerah perkotaan yang umumnya digunakan sebagai sumber
air baku air minum oleh PDAM setempat.
10
Karakteristik Limbah Industri
• Jenis industri
• Sumber emisi
• Kapasitas produksi / limbah
• Regularitas / Kontinuitas
• Polutan potensial
• Toksisitas
• Dampak terhadap lingkungan / kesehatan
11
Waste from the Process
Waste from Utility
Furnace
Steam Boiler Gas Turbine
Diesel Engines
Stack
in Reactor
in Separation and Recycling systems
in Process Operations
SUMBER AIR LIMBAH INDUSTRI
12
PEMBANGUNAN & PENGEMBANGAN SISTEM AIR LIMBAH TERPUSAT DI 11 KOTA DI INDONESIA
IPAL Suwung, Bali
IPAL Sewon, Yogyakarta
IPAL Cirebon
• Bandung: IPAL
Bojongsoang
• Cirebon: IPAL Ade Irma,
Kesenden, Perumnas,and
Perumnas Utara
• Yogyakarta: IPAL Sewon
• Surakarta: IPAL Mojosongo
and Semanggi
• Bali: IPAL Suwung
• Medan: IPAL Pulo Brayan
• Prapat: IPAL Aji Bata
• Balikpapan: IPAL
Margasari
• Banjarmasin: IPAL HKSN,
Lambung Mangkurat,
Pekapuran Raya
• Jakarta: IPAL Setiabudi
and Malaka Sari
• Tangerang: IPAL Sukasari
Beberapa parameter yang menentukan kualitas limbah cair
Parameter Fisika : - Padatan tersuspensi - Turbiditas - Warna - Rasa dan bau - Suhu
Parameter Kimia : - Padatan terlarut - Alkalinitas - Kesadahan - Fluorida - Logam - Organik - Nutrien
Parameter Biologi : - Virus - Bakteri - Protozoa - Algae
13
Pengendalian Pencemaran
Air Udara
Baku Mutu Air:
1. Kelas satu
2. Kelas Dua
3. Kelas Tiga
4. Kelas empat
BM Limbah Cair :
1. Industri
2. Hotel
3. Rumah Sakit
4. Migas dan Panas Bumi
5. Kawasan Industri
BM Udara Ambien
Pemukiman
Perdagangan
Industri
RS, Sekolah dll
BM Emisi (tdk bergerak dan bergerak).
BM Kebisingan
BM Getaran
BM Kebauan
ISPU
BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP
adalah
ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup (UU no 23 th 97)
14
PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP
Adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya
Pencemaran air masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya (PP no 82 th 2001)
Baku mutu air : ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air
Baku mutu air limbah :ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan
15
Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air
Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4(empat) kelas :
a. Kelas satu, peruntukannya untuk air baku air minum
b. Kelas dua, peruntukkannya untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertamanan.
c. Kelas tiga, peruntukkannya untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertamanan.
d. Kelas empat, peruntukkannya untuk mengairi pertamanan.
Pasal 8 ayat (1)
Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas
Parameter satuan I II III IV
Temperatur oC deviasi 3 deviasi 3 deviasi 3 deviasi 5
Residu terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000
Residu tersuspensi mg/L 50 50 400 400
pH 6-9 6-9 6-9 5-9
BOD mg/L 2 3 6 12
COD mg/L 10 25 50 100
DO mg/L 6 4 3 0
Total fosfat sbg P mg/L 0,2 0,2 1 5
NO3 sbg N mg/L 10 10 20 20
Arsen mg/L 0,05 1 1 1
Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01
Khrom (VI) mg/L 0.05 0,05 0,05 1
Besi mg/L 0,3 (-) (-) (-)
Air Raksa mg/L 0,001 0,002 0,002 0,005
16
Pemerintah dalam rangka pengendalian pencemaran air pada sumber air berwenang (Pasal 20) :
a. Menetapkan daya tampung beban pencemaran ;
b. Melakukan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar;
c. Menetapkan persyaratan air limbah untuk aplikasi tanah;
d. Menetapkan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber air;
e. Memantau kualitas air pada sumber air; dan
f. Memantau faktor lain yang menyebabkan perubahan mutu air.
Setiap usaha dan atau kegiatan yg akan memanfaatkan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah wajib mendapat izin tertulis dari Bupati/Walikota. (pasal 35 ayat 1).
Setiap penanggungjawab usaha dan atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mencegah dan menanggulangi tejadinya pencemaran air (ps 37), dan mentaati persyaratan yang ditetapkan dalam izin (pasal 38 ayat 1).
Persyaratan izin pembuangan air limbah (ps 38 ayat 2) :
a. Kewajiban untuk mengolah limbah;
b. Persyaratan mutu dan kuantitas air limbah yg boleh dibuang ke media lingkungan;
c. Persyaratan cara pembuangan air limbah
d. Persyaratan untuk mengadakan sarana dan prosedur penanggulangan keadaan darurat;
e. Persyaratan untuk melakukan pemantauan mutu dan debit air limbah
f. Sampai dg i
17
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri (Kep-51/MENLH/10/1995)
Gubernur dpt menetapkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat dari ketentuan sebagaimana tsb dlm lampiran ini (Pasal 4 ayat 1)
Apabila AMDAL kegiatan industri mensyaratkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat dari Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dlm pasal 4, maka untuk kegiatan industri tsb ditetapkan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana yg dipersyaratkan oleh AMDAL (pasal 5)
Setiap penanggung jawab kegiatan industri wajib (pasal 6):
a. Melakukan pengelolaan limbah cair shg mutu limbah cair yg di-buang ke lingk tdk melampaui BM Limbah Cair yg tlah ditetapkan;
b. Membuat saluran pembuangan limbah cair yg kedap air shg tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan;
c. Memasang alat ukur debit atau laju alir limbah cair dan melakukan pecatatan debit harian limbah cair ke lingkungan
d. Tidak melakukan pengenceran limbah cair, termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dlm aliran pembuangan limbah cair;
e. Memeriksakan kadar pencemar parameter BM Limbah Cair seba-gaimana dlm lamp Kep ini secara periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam sebuan;
f. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dg saluran limpahan air hujan;
g. Melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya;
h. Menyampaikan laporan ttg catatan tsb di atas sekurang-kurangnya 3 bl sekali
18
Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Pulp dan Kertas (A)
Para- Pabrik Pulp Pabrik Kertas Pabrik Pulp dan Kertas
meter mg/L kg/ton mg/L kg/ton mg/L kg/ton
BOD5 150 15 125 10 150 25,5
COD 350 35 250 20 350 59,5
TSS 200 20 125 10 150 25,5
pH 6,0- 9,0 6,0- 9,0 6,0- 9,0
Debit 100
produk
m3/ton
Pulp kr
80
produk
m3/ton
kertas kr
170
produk
m3/ton
kertas kr
Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Pulp dan Kertas (B) khusus pulp
Proses/ Para meter
Produk debit BO D5 CO D TSS
m3/ton mg/L kg/ton mg/L kg/ton mg/L kg/ton
Kraft diklantang 85 100 8,5 350 29,75 100 8,5
Pulp larut 95 100 9,5 300 28,5 100 9,5
Kraft tdk dikltng 50 75 3,75 200 10,0 60 3,0
Mekanik 60 50 3,0 120 7,2 75 4,5
Semi Kimia 70 100 7,0 200 14,0 100 7,0
Pulp Soda 80 100 8,0 300 24,0 100 8,0
De-ink Pulp 60 100 6,0 300 18,0 100 6,0
19
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Hotel (Kep-52/Men-LH/10/1995)
PARAMETER Lampiran A, mg/L Lampiran B, mg/L
BOD5 75 30
COD 100 50
TSS 100 50
pH 6,0-9,0 6,0-9,0
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit (Kep-58/Men-LH/10/1995)
Lampiran A Sama dg hotel Parameter Kadar,
Lampiran B 32P 7x102 Bq/L
Parameter Kadar 35S 2x103 Bq/L
Suhu <=30 oC 43Ca 3x102 Bq/L
pH 6-9 51Cr 7x104 Bq/L
BOD5 30 mg/L 67Ga 1x103 Bq/L
COD 80 mg/L 85Sr 4x103 Bq/L
TSS 30 mg/L 99Mo 7x103 Bq/L
NH3 Bebas 0,1 mg/L 113Sn 3x103 Bq/L
PO4 2 mg/L 125I 1x104 Bq/L
MPN/Koli/100mL 131I 7x104 Bq/L
201TI 1x105 Bq/L 192Ir 1x104 Bq/L
20
Baku Mutu Limbah Cair bagi EP Migas serta Panas Bumi (Kep-42/Men-LH/10/1996) EP Migas
Para Kadar, mg/L (Sudah) Kadar, mg/L (Belum)
meter Darat Laut Darat Laut
COD 300 - 200 -
Minyak&lemak 35 75 25 50
Sulfida-H2S 1,0 - 0,5 -
Amonia-NH3-N 10 - 5 -
Phenol total 2 - 2 -
Temperatur 45 - 40 -
pH 6,0- 9,0 6,0- 9,0
Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Pengilangan Minyak Bumi
Parameter Sebelum ditetapkan Setelah ditetapkan
mg/L g/m3 mg/L g/m3
BOD5 100 120 80 80
COD 200 240 160 160
Minyak&lemak 25 30 20 20
Sulfida terlarut 1,0 1,2 0,5 0,5
Amonia terlarut 10 12 5 5
Phenol total 1,0 1,2 0,5 0,5
Temperatur 45 oC 45 oC
pH 6,0- 9,0 6,0- 9,0
Debit 1200 m3 / M3 b baku 1200 m3 / M3 b baku
21
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri (Kep-03/MEN-LH/1998)
Parameter mg/L kg/hari/ha
BOD5 50 4,3
COD 100 8,6
TSS 200 17,2
pH 6,0- 9,0
Debit 1L/det/ha kawasan
METODE ANALISIS KUALITAS AIR PERMUKAAN DAN PENGAMBILAN CONTOH AIR PERMUKAAN KepMenLH no.: 37 th 2003
Metode Analisis Kualitas Air Permukaan :
• Kelompok,
• parameter yg diukur,
• rentang,
• satuan,
• teknik pengujian (spektrofotometri, titrimetri, kolorimetri, inkubasi,
reaksi, konduktrimetri, kromatografi, gravimetri, dll),
• spesifikasi metode pengujian (SNI)
Pengambilan Contoh Air Permukaan menggunakan SNI dg no kelompok 13.060.10 atau kalau belum dg metode standaryg diterbitkan oleh Asosiai Kesehatan Masyarakat Amerika yg terbaru
22
Disamping dipengaruhi oleh lingkungan dan kondisi geologis, kualitas air juga dipengaruhi oleh musim. Kualitas air pada musim hujan akan berbeda dengan kualitas air pada musim kemarau.
Oleh karena itu, aspek ini harus diperhitungkan pada waktu melakukan perancangan unit pengolahan airnya. Misal pada puncak musim hujan, kenaikan kandungan suspended material pada air sungai yang cukup ekstrim harus sudah diantisipasi pada waktu melakukan perancangan unit sedimentasi