Toilet training

Post on 18-Feb-2017

216 views 1 download

Transcript of Toilet training

Toilet Training

A. MIFTAHUL KHAIR, S.Kep.,Ns

APAKAH TOILET TRAINING...?

1. Toilet training adalah usaha orang tua untuk mulai mengenalkan dan melatih anak untuk bisa buang air, baik buang air besar (BAB) ataupun buang air kecil (BAK), secara mandiri.

2. Toilet training sering disebut juga Potty training, yaitu merupakan cara yang dilakukan oleh orangtua untuk melatih anak balita (di bawah lima tahun) agar mampu buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di tempat yang ditentukan

Aspek-aspek Pembelajaran dalam Toilet Training

Mengenalkan dan melatih BAK dan BAB secara mandiri;

1. Melatih BAK dan BAB pada tempat yang ditentukan (toilet)

2. Melatih untuk menahan BAK dan BAB.

Kapan Toilet Training Diberikan

1. Toilet Training diberikan ketika anak memasuki usia dua tahun, orangtua mulai mengajarkan mereka untuk buang air kecil atau besar di toilet;

2. Toilet Training diberikan kepada anak pada saat memasuki usia 18 bulan ketika otot-otot mereka sudah mampu mengontrol kerja anus dan kantung kemih;

3. Masing-masing anak sangat berbeda-beda tingkat perkembangannya. Ada yang sudah bisa dimulai pada usia 2 tahun, 3 tahun atau bahkan 4 tahun. Kebanyakan dari anak-anak akan mampu secara mandiri pada usia 4 tahun.

4. Studi teranyar merekomendasikan para orangtua untuk mulai mengenalkan toilet training saat anak berusia 27-32 bulan;

#

Kapan Anak Sudah Siap?1. anak sudah dapat duduk

tegak/mantap;2. mulai dapat mengontrol kandung

kemihnya, misalnya selama 2-3 jam, popok anak tetap kering;

3. sudah mampu membuka dan mengenakan celana sendiri;

4. dapat menyadari ketika ia mau BAK atau BAB;

5. mampu memahami intruksi sederhana;

6. Anak sudah lebih terkontrol jadwal buang airnya, misalnya BAB setiap pagi hari;

7. Memiliki keinginan untuk BAK atau BAB secara mandiri

8. Mampu mengkomunikasikan ketika dia ingin buang air kecil maupun buang air besar;

9. Memahami bila diajak untuk menggunakan toilet;

10.Merasa tidak nyaman apabila popoknya basah dan kotor;

11.Mempunyai minat terhadap toilet12.Sudah memahami kemana ia harus

berjalan ketika BAK atau BAB;

Ke TERAS DEPAN RUMAH

X

DI POHON

X

DI TAMAN

X

√DI TOILET

Yang Harus Dilakukan Orangtua....

• Dr T Berry Brazelton, memberikan gambaran langkah-langkah pendekatan dilakukan orangtua sebagai berikut:

1. Pilihlah kata-kata yang sesuai untuk berbicara dengan anak anda, terutama untuk kata seperti kotoran dan air seni.

2. Belilah pispot duduk untuk anak-anak. Tempatkan pispot tersebut di tempat yang disenangi anak seperti misalnya di kamar bermainnya. Jangan lupa untuk membiarkan anak melihat bagaimana anda menggunakan toilet agar ia bisa meniru.

3. Coba minta anak untuk duduk di pispot beberapa saat setiap kali anak selesai makan.

4. Berikan anak dukungan dan minta ia memberitahu kepada anda kapan ia merasa ingin BAB atau BAK. Berikan pujian setiap kali anak telah sukses melakukan toilet training.

5. Jangan mengharapkan hasil yang kilat, semua butuh waktu. Jangan pernah memarahi anak apabila belum berhasil.

6. Setelah beberapa kali berhasil melakukan, cobalah untuk mengganti popoknya dengan menggunakan celana dalam yang terbuat dari katun. Buat momen ini spesial agar anak merasa sudah besar dan merasa bangga.

LAKUKANLAH!1. Pujilah keberhasilan. Anda mungkin ingin

mencoba memberikan hadiah berupa cap binatang pada tangan mereka (anak-anak saya menyukainya!);

2. Undanglah mereka untuk duduk di toilet saat anda menggunakan toilet;

3. Gantilah popok dengan pull-up training pants yang dapat mereka naik dan turunkan sendiri;

4. Belilah training pants dengan warna kesukaan mereka untuk membuat proses toilet training lebih menyenangkan bagi mereka

5. Ajarilah mereka untuk mencuci tangan setelah pergi dari toilet. Belilah sabun tangan khusus dengan aroma kesukaan mereka untuk tujuan ini;

6. Bersiaplah dengan kecelakaan! Bersabarlah dengan kecelakaan dan ulangi lagi;

7. Ingatkan mereka untuk pergi ke toilet saat mereka terlalu asyik dengan aktifitas mereka.

DIHINDARKAN ….1. Jangan menegur atau jika terjadi

"kecelakaan". 2. Jangan memulai pelatihan toilet ketika

ada perubahan besar yang terjadi dalam keluarga seperti kedatangan bayi baru atau pindah ke rumah baru;

3. Jangan merasa tertekan. Menjaga sikap yang santai.

TIPS….!!!1. Ajari anak tentang kata-kata yang terkait

seperti basah, kotor, `ee`, pipis, kebelet dan lainnya;

2. Jelaskan dan beri contoh misalnya bagaimana duduk di toilet, jongkok dan perlihatkan kotoran yang akan dibuang di toilet;

3. Jangan paksa anak untuk menggunakan toilet apabila anak merasa enggan menggunakan toilet. Anda dapat membujuknya pelan-pelan. Anda dapat menggunakan toilet bersama apabila anak tidak merasa keberatan;

#

4. Biarkan anak asyik dan bermain-main dengan toilet. Inilah fase anal dimana anak merasa asyik dan menikmati produknya sendiri (BAB dan BAK);

5. Apabila anak merasa takut dan frustasi, maka hentikanlah sementara proses toilet training. Ambillah jeda waktu dan mulailah kembali supaya anak tidak merasa trauma;

6. Seringkali anak merasa penasaran untuk melihat ke bawah untuk mengetahui produknya. Biarkan saja;

7. Ajari dan ikut sertakan anak untuk membersihkan kotoran dan toilet supaya anak menjadi terbiasa;

8. Pastikan bahwa area toilet aman untuk anak. Jauhkan peralatan mandi maupun peralatan toilet lain dari jangkauan anak, supaya tidak dipakai mainan yang mungkin membahayakan;

9. Berikan pujian apabila anak berhasil BELAJAR dan menggunakan toilet sesuai instruksi yang benar.

Langkah Salah Orangtua

1. Terlalu Dini• Sebaiknya jangan mengajari si

kecil melakukan toilet training jika memang dia belum siap

2. Memulai di Waktu yang Salah3. Membuatnya Menjadi Beban 4. Mengikuti Aturan Orang Lain 5. Menghukum Anak

Kenapa Anak Masih Tetap Salah...? Menyalahkan anak

adalah tindakan yang keliru

Perlakuan yang salah dalam pembelajaran akan mengakibatkan si anak menjadi "trauma, phobia, paranoid" atau justru si anak cenderung menjadi pembangkang.

THE END