Tinjauan Pustaka Sistem pengaman motor

Post on 29-Dec-2015

111 views 0 download

description

Kerja Praktek sistem pengaman motor

Transcript of Tinjauan Pustaka Sistem pengaman motor

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Motor Induksi

Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada

berbagai peralatan industri yang merupakan sebuah perangkat

elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.

Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar impeller pompa,

fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll.

Gambar 2. Motor induksi

Motor induksi memiliki rancangannya yang sederhana, konstruksi yang

kuat, karakteristik kerjanya yang baik, murah dan mudah didapat, dan dapat

langsung disambungkan ke sumber daya AC. Sumber motor induksi

diperoleh dari arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif

antara putaran rotor dengan medan putar (rotaring magnetic field) yang

dihasilkan oleh arus stator.

3.1.1 Konstruksi Motor Induksi

Gambar 3. Konstruksi Motor

11

Politeknik Negeri Sriwijaya

1. Rotor

Motor induksi menggunakan dua jenis rotor :

Rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor) terdiri dari

batang penghantar tebal yang tersusun atas laminasi plat

baja yang dilekatkan dalam petak-petak slots paralel.

Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada

kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.

Gambar 4. Rotor sangkar

Rotor belitan (wound rotor) yang memiliki gulungan tiga

fase, lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar

sebanyak kutub stator. Belitan rotor terbuat dari gulungan

kawat tembaga yang tidak berisolasi yang diletakan dalam

tiap alur rotor dan ujungnya dihubungkan ke cincin kecil

yang dipasang pada batang as dengan sikat yang

menempel padanya.

Gambar 5. Rotor Belitan

12

Politeknik Negeri Sriwijaya

2. Stator.

Stator dibuat dari sejumlah stampings (plat-plat) dengan

slots (alur) untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini

dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan

diberi spasi geometri sebesar 120 derajat. dipaksa untuk

mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan

magnet lainnya.

Gambar 6. Stator

3. Bearing (Bantalan)

Berfungsi memperlancar gerak putar poros, mengurangi

gesekan putaran dan penstabil poros terhadap gaya

horozontal dan gaya vertikal.

Gambar 7. Bearing motor

13

Politeknik Negeri Sriwijaya

4. Kipas

Kipas merupakan suatu bagian dari motor yang menyatu pada

bagian rotor dan terletak diluarbody yang berfungsi sebagai

pendingin agar dapat mengurangi kahausan pada AS motor

5. Slip ring

Slip ring atau cincin geser biasanya terdapat pada motor

induksi tegangan menengah. Cincion geser ini merupakan

bagian yang kritis karena terjadi transfer arus antara bagian

yang berputar (slip ring) dan bagian yang diam (carbon

brush).

6. Sikat Arang/karbon

Sikat karbon ditempatkan diatas perputaran komutator yang

berfungsi sebagai jaringan untuk memindahkan arus antara

jangkar dan kumparan medan. Setiap sikat terpasang dudukan

yang disatukan dengan pegas untuk mempertahankan tekanan

sikat yang konstan pada komutator. Perlengkapan (Rigging

Brush) digunakan untuk dukungan pemegang sikat yang

terdiri dari sepatu dan gagang sikat.

3.2 Klasifikasi Motor Induksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu :

Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan

stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah

rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk

menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor

yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti

fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan

hingga 3 sampai 4 Hp.

14

Politeknik Negeri Sriwijaya

Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh

pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki

kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau

gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan

penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri

menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt

conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3

hingga ratusan Hp.

3.3 Gangguan Pada Motor Induksi

Suatu motor induksi sering mengalami gangguan, baik gangguan

dari motor itu sendiri maupun gangguan dari luar. Dalam kondisi kerja

yang tidak normal maupun pembebanan motor yang berlebihan atau kerja

motor itu yang terus-menerus tanpa berhenti, akan selalu mempengaruhi

ketahanan isolasi motor itu sendiri, walaupun dirancang berdasarkan

syarat-syarat yang ditentukan. Isolasi dari motor-motor induksi biasanya

dirancang untuk suatu tingkatan tertentu, sedangkan arus lebih yang

mungkin terjadi akibat beban lebih yang menyebabkan arus naik. Pengaruh

arus ini berkaitan dengan panas dan dapat mengganggu dari ketahanan

isolasi dari kawat-kawat beban motor serta mengakibatkan motor cepat

terbakar. Jadi gangguan-gangguan maupun kondisi yang tidak normal

selalu terjadi dan tidak dapat dihindari.

1. Gangguan Fisik dari sekeliling motor

Gangguan ini berbentuk segala macam persinggungan atau

juga tetesan dan semburan air, yang kesemuanya itu dapat merusak

dan menimbulkan gangguan. Gangguan ini dapat diatasi dengan

cara pemilihan konstruksi yang sesuai dari berbagai kerangka

motor. Dan juga dengan memasang tutup pelindung tambahan agar

lebih terlindungi.

15

Politeknik Negeri Sriwijaya

2. Gangguan Mekanis

Gangguan ini biasanya disebabkan oleh pemasangan

instalasi yang kurang baik, pelumasan dari bantalan-bantalan motor

yang tidak sempurna dan merata pada semua bagian dan pemakaian

perlengkapan mesin yang tidak tepat pemeliharaan yang tidak baik.

3. Gangguan Operasi

Gangguan ini disebabkan pengoprasian dan pemakaian yang salah.

Kesalahan tersebut berupa kesalahan operasi motor pada beban

lebih dan setting overload rele yang tidak sesuai kemampuan

motor.

4. Gangguan Beban Bebih

Beban kerja suatu motor listrik biasanya telah ditentukan dari

pabrik pembuatnya, untuk itu perlu diperhitungkan apakah motor

dapat mengangkat beban yang tersedia. Pembebanan lebih akibat

muatan yang berlebih dari mekanisme yang digerakkan motor

dengan mudah dapat diatasi yaitu dengan cara mengurangi muatan

pada sistem mekanisme itu sendiri menjadi sebesar dalam batas

ukuran motor yang digerakkannya. Apabila motor dibiarkan atau

sering bekerja pada beban lebih maka akan mengakibatkan

kerusakan pada isolasi kawat email belitan yang diakibatkan oleh

panas. Pengaruh dari beban lebih tersebut juga dapat menyebabkan

motor listrik terbakar.

5. Gangguan Hubung Singkat

Apabila motor-motor induksi listrik beroperasi dengan salah satu

fasanya terganggu, misalnya salah satu fasanya terjadi hubuing

singkat, maka akan mengakibatkan putusnya fuse pada fase yang

terganggu tersebut dalam kondisi harga kapasitas beban lebih,

motor akan cendrung menjadi berat putaranya karena pengaruh

16

Politeknik Negeri Sriwijaya

torsi (T) bertambah, yang berarti pula slip makin besar. Pengaruh

torsi bertambah maka arus akan betambah pula bila momen

maksimal motor pada kondisi ini tetap lebih besart dari mome

beban, motor tetap akan bekerja namun dengan harga slip (S) yang

besar dan arus stator dapat mencapai 1,5 sampai 2 kali arus normal.

6. Gangguan Tegangan Turun

Gangguan ini akan mengurangio kemampuan momen dari motor

yang mengakibatkan tenaga reaktif motor yang sehingga arus yang

diberikan makin besar. Keadaan inilah yang bisa menciptakan

pembebanan arus lebih pada motor yang akan mengakibatkan

penurunan tegangan pada jala-jala

3.4 Sistem Proteksi

Sistem adalah kumpulan dari beberapa komponen yang memiliki

keterkaitan satu sama lain. Sistem proteksi adalah suatu sistem didalam

tenaga listrik yang digunakan untuk mengamankan instalasi listrik

sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari dan dikurangi sekecil

mungkin.

3.4.1 Macam-macam Proteksi

1. Proteksi Terhadap Gesekan

Pengaturan putaran motor juga sangat berperan penting

dalam mencegah terjadi kerusakan pada motor listrik. Putaran yang

tidak stabil dapat menyebabkan rotor tidak balance (tidak

seimbang), tidak seimbang rotor berakibat cepatnya aus bagian

yang bergesek. Keausan ini selain harus dicegah melalui

pengaturan putaran juga dengan memperkecil gaya gesek pada

bagian yang bersentuhan.

Menurut Peter Soedojo (1999:10) bahwa “Gesekan ialah

gerakan relative antara 2 permukaan yang bersinggungan

sedemikian hingga akibat persinggungan tersebut, gerakan yang

17

Politeknik Negeri Sriwijaya

satu terhadap yang lain menjadi tidak leluasa dan mengalami

hambatan. Makin lekat atau kuat persinggungan itu, makin besar

hambatan itu, yakni makin besar gesekannya”.

Selanjutnya gaya gesek mengurangi gaya torsi yag

dihasilkan medan magnet. Akibatnya gaya output yang menjadi

tenaga putar pun menjadi berkurang, berkurangnya gaya ini

tentunya mempengaruhi percepatan putar motor. Artinya semakin

besar koefesien gesek, maka semakin kecil putaran yang

dihasilkan. Selain itu terhadap beban arus juga akan berpengaruh,

hal ini akan kita jelaskan pada bahasan proteksi terhadap beban.

2. Proteksi Terhadap Suhu

Motor listrik merupakan salah satu perangkat elektronis

yang peka terhadap kerusakan. Agar resiko kerusakan ini dapat kita

antisipasi di perlukan suatu sistem perlindungan yang kita kenal

dengan sistem proteksi motor listrik. Fisik motor listrik harus di

desain sedemikian rupa sehingga tahan terhadap keadaan

lingkungan, terutama keadaan termal. Sejalan dengan lamanya

bekerja motor listrik maka suhunya semakin meningkat. Bila motor

listrik terus saja digunakan akan terjadi pemuaian pada

kompnennya sehingga macet atau tidak dapat berputar lagi.

Berdasarkan kutipan di atas maka cara yang tepat untuk mengatasi

panas yang di hasilkan motor adalah dengan menghasilkan angin di

sekitar body motor yang rawan menimbulkan panas. Dalam hal ini

kita melihat desain bagian motor. Bagian motor yang paling cepat

meningkatkan panas adalah di sekitar rotor yang berputar karena

adanya proses gesekan. Untuk itu diperlukan hembusan angin yang

kuat pada bagian tersebut. Untuk mengahsilkan angin maka perlu

dibuat fan (kipas). Kipas dihubungkan secara langsung dengan

poros utama motor. Semakin cepat putaran motor semakin cepat

peningkatan panasnya, demikian juga semakin besar angin yang di

18

Politeknik Negeri Sriwijaya

hasilkan kipas sehingga mampu mengimbangi panas yang

ditimbulkan. Dengan demikian motor listrik dapat dilindungi dari

kerusakan akibat keadaan panas.

3. Proteksi Terhadap Beban

Motor listrik kadang kala diberikan beban lebih tanpa

disadari. Beban yang berlebihan dapat membuat beberapa

komponen tak sanggup menahannya, akibatnya terjadi kerusakan.

Misalnya, motor digunakan untuk memutar beban melebihi

kapasitas putaran motor sehingga arus disuplay melebihi daya

tahan kawat, akibatnya kawat kumparan hangus dan tidak dapat

digunakan lagi. Untuk kejadian seperti ini, proses proteksi motor

listrik dapat kita bantu dengan menggunakan rangkaian.

Adapun secara umum motor listrik diproteksi terhadap

beban menggunakan rangkaian meliputi beberapa hal, antara lain

pembebanan lebih, hubungan singkat, dan tegangan rendah.

Beberapa komponen elektronis yang berperan penting dalam

rangkaian proteksi motor listrik seperti dijelaskan oleh Djiteng

Marsudi (2004:42) bahwa ada beberapa relai yang digunakan untuk

memproteksi motor listrik:

a. Relai Arus Lebih dan Sekering Lebur

Untuk memproteksi motor listrik dari pembebanan lebih

maupun hubungan singkat kita dapat menggunakan relai arus

lebih.

b. Relai Stall

Stall adalah fenomena dimana putaran motor sewaktu start tidak

dapat dinaikkan dengan cepat karena beban yang terlalu berat.

Relai arus lebih harus distel sedemikian rupa dimana relai arus

lebih selama periode start harus membolehkan arus start yang

19

Politeknik Negeri Sriwijaya

tinggi selama tidakmelampui batas waktu tertentu yang

menyangkut kemampuan termal motor.

c. Relai tegangan rendah/hilang

saklar motor listrik umumnya menggunakan magnet pemegang

kontak-kontak saklar (holding coil). Proteksi tegangan rendah

atau hilang diperlukan karena tegangan yang rendah dapat

menimbulkan arus lebih. Sedangkan tegangan pasokan hilang

perlu diikuti pembukaan saklar agar jangan timbul arus

berlebihan jika tegangan pasokan datang kembali.

Cara kerja sistem proteksi

1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan tidak normal yang

dapat membahayakan suatu sistem instalasi listrik

2. Melepaskan atau memisahkan suatu sistem yang terkena

gangguan secepat mungkin sehingga kerusakan akibat

gangguan dapat dibatasi seminimum mungkin.

Fungsi sistem proteksi

1. Merasakan dan melokalisir bagian yang terganggu

2. Mengurangi kerusakan peralatan

3. Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian yang tidak

terganggu

4. Memperkecil bahaya

3.4.2 Syarat Dasar Sistem Proteksi

Proteksi sistem tenaga listrik adalah perlindungan dari

kondisi abnormal pada sistem tenaga listrik untuk meminimalkan

pemadaman dan kerusakan yang lebih lanjut. Dalam merancang

sistem proteksi dikenal beberapa syarat dasar dari sistem proteksi,

yaitu :

20

Politeknik Negeri Sriwijaya

1. Ekonomi : Peralatan proteksi mempunyai nilai ekonomis

2. Selektif : Dapat mendeteksi dan mengisolasi adanya

gangguan

3. Ketergantungan : Proteksi hanya bekerja jika terjadi gangguan

4. Efektif : Mampu mengenali gangguan yang sesuai setting

yang ditentukan

5. Cepat : Mampu bekerja dalam waktu sesingkat mungkin

6. Stabil : Proteksi tidak mempengaruhi kondisi yang

normal

7. Keamanan : Memastikan proteksi tidak bekerja saat tidak

terjadi gangguan

3.4.3 Pembagian Tugas Sistem Proteksi

Dalam sistem proteksi pembagian tugas dapat diuraikan menjadi

1. Proteksi Utama

2. Proteksi pengganti

3. Proteksi tambahan

Proteksi utama berfungsi untuk mempertinggi keandalan,

kecepatan, kerja, dan fleksibilitas.

Proteksi pengganti berfungsi jika proteksi utama menghadapi

kegagalan dalam mengatasi gangguan yang terjadi.

Proteksi tambahan berfungsi untuk pemakaian pada waktu

tertentu sebagai pembantu proteksi utama pada daerah tertentu

yang dibutuhkan.

3.5 Pengaman Pada Kontrol Motor Induksi

Pengaman motor listrik pada pengontrolan motor listrik terdiri atas

3 macam, yaitu sebagai berikut :

21

Politeknik Negeri Sriwijaya

1. Pengaman Hubungan Singkat 

    Arus hubungan singkat dalam suatu rangkaian motor terjadi karena

adanya hubungan singkat. Baik hubungan singkat dalam lilitan motor

maupun hubungan dari komponen-komponen pada rangkalan motornya.

Arus hubungan singkat pada rangkaian tersebut menimbulkan panas yang

berlebihan pada motor dan komponen-komponen lain, yang dapat menim-

bulkan kerusakan. Maka, untuk melindungi motor listrik digunakan alat

pengaman. Macam alat pengaman yang digunakan, yaitu : sekring dan

pengaman otomatis.

Alat proteksi ini dihubungkan pada motor, pada masing-masing

phasanya antara feeder dengan motor. Kadang-kadang untuk mendapatkan

keandalan yang lebih tinggi. Proteksi hubungan singkat ini di

koordinasikan dengan suatu proteksi beban lebih. Range arus pada

proteksi beban lebih ini biasanya di stel antara 1,5 sampai dengan 10 kali

arus rating (untuk sesaat), dapat dikategorikan sebagai arus hubungan

singkat dan ini diproteksi oleh arus hubungan singkat Untuk proteksi arus

hubungan singkat, dapat dipilih satu dari beberapa bentuk dibawah ini,

yaitu :

1. HRC (High Repturing Capacity) fuse

2. Relay hubung singkat yang dikombinasikan dengan CB (Circuit

Breaker).

3. Setting over current relay yang bekerja seketika untuk membuka Circuit

Breaker.

Dari ketiga jenis diatas, pengguanaan HRC fuse sebagai proteksi.

Dan ini akan memperoleh penggunaan circuit breaker yang ekonomis,

karena hanya membutuhkan kapasitas daya yang rendah.

2. Pengaman Beban Lebih 

Berbicara masalah beban dalam rangkaian listrik, akan teringat pada

beban fisik yang berupa lampu-lampu, tahanan, beban mekanik dari motor

22

Politeknik Negeri Sriwijaya

listrik dan sebagainya. Apabila motor mengangkat beban yang lebih berat,

maka arus yang mengalir pada motor itu akan bertambah besar. 

Suatu motor listrik dikatakan mempunyai beban lebih, apabila arus

yang mengalir melebihi arus nominalnya. Seperti telah dijelaskan di atas

bahwa motor yang berbeban lebih akan menyerap arus yang berlebihan,

sehingga timbul panas yang tinggi. Panas yang tinggi dan terus-menerus

akan menyebabkan kerusakan pada lilitan motor, yang akhirnya dapat

membakar  lilitan motor. 

Besar panas yang dihasilkan oleh arus listrik dinyatakan dengan

persamaan: 

Peu = e. I 2. R. t. 

di mana :

e : Konstanta Joule

Dari sini ternyata panas itu merupakan kuadrat dari arus. Apabila

arus itu naik menjadi 2 kali, maka panasnya naik menjadi 4 kali. Oleh

karena itu, untuk melindungi atau mengamankan motor dari panas yang

berlebihan, maka dipasanglah relay suhu beban lebih. Dalam perdagangan,

dikenal dengan nama Thermal Overload Relays (TOR).

3. Pengaman hubungan singkat dan beban lebih 

Alat yang dapat melindungi motor listrik terhadap adanya

hubungan singkat dan beban lebih dalam perdagangan dikenal dengan

nama "Pengaman Pemutus Rangkaian Motor atau Motor Protection

Circuit Breaker (MPCB). Di dalam MPCB terdapat dua buah relay yaitu

relay magnet dan relay thermis. Relay magnet akan memutuskan

rangkaian apabila terjadi hubungan singkat, sedangkan relay therrnis akan

memutuskan rangkaian apabila terjadi beban lebih pada motor. Konstruksi

MPCB ada yang dilengkapi dengan pengaman terhadap tegangan rendah,

ada yang tidak. Apabila motor listrik dikontrol langsung dengan

menggunakan MPCB, maka gunakanlah MPCB yang dilengkapi dengan

relay pelindung terhadap tegangan rendah. 

23

Politeknik Negeri Sriwijaya

Sebaliknya apabila motor dikontrol dengan menggunakan

kontaktor magnet, maka gunakanlah MPCB yang tidak dilengkapi dengan

relay pelindung terhadap tegangan rendah, sebab kontaktor magnet itu

sendiri sudah dapat melindungi sendiri terhadap adanya penurunan

tegangan.

3.6 Peralatan Proteksi atau Pengaman Motor Induksi

Komponen-komponen pengaman minimum pada sebuah motor

listrik adalah pengaman hubung singkat dan pengaman beban lebih. Untuk

pengaman hubung singkat biasanya digunakan pemutus daya atau sekring

(fuse), sedangkan untuk pengaman beban lebih digunakan Thermal

Overlad Relay. Pemutus daya yang banyak digunakan adalah MCCB

(Moulded case Circuit Breaker).

Gambar 8. Komponen peralatan pengaman

24

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.6.1 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)

Gambar 9. Bentuk MCCB

Dirakit dalam satu unit dan dimuat dalam kotak cetakan

tahan panas dan bususr api. MCCB dapat secara tomatis

memutuskan rangkaian seketika bila terjadi hubung singkat atau

beban lebih. Karena karakteristik perilakunya baik dan mempunyai

kapasitas pemutusan arus besar dibandingkan dengan saklar

konvensional yang terdiri dari kombinasi saklar pisau dan sekring,

secara luas dipergunakan sebagai pemutus daya untuk panel

distribusi dan control dari peralatan listrik pada suatu bangunan,

mesin industri dan sebagainya

Rating arus nominal MCCB (dalam ampere) adalah

sebagai berikut : 10; 15; 15; 20; 30; 40; 50; 60; 75; 100; 125; 150;

175; 200; 225; 250; 300; 350; 400; 500; 600; 700; 800 A. Contoh

karakteristik arus-waktu dari sebuah MCCB ditunjukkan pada

Gambar II.2.

25

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 10. Karakteristik arus-waktu MCCB

3.6.2 Thermal Overload Relay

Thermal Overload Relay (TOR) digunakan untuk

mengamankan motor listrik terhadap beban lebih. Rele ini bekerja

berdasarkan efek thermal dari arus listrik. Jika arus yang mengalir

dalam TOR ini melebihi nilai setelannya akan terjadi pemutusan

yang waktunya tergantung kepada arus. Makin besar arus ini,

makin singkat waktu pemutusannya. Pemutusan diperlambat secara

thermis, misalnya dengan menggunakan elemen dwilogam.

Elemen-elemen dwilogam tersebut dipasang di dalam TOR. Kalau

arus melalui TOR ini terlalu besar, elemen-elemen tersebut akan

menjadi bengkok sehingga saklarnya akan membuka. Elemen-

elemen dwilogam ini dapat dipanaskan secara langsung atau secara

tidak langsung.

Gambar 11. TOR (Thermal Overload Relay)

26

Politeknik Negeri Sriwijaya

Jika terjadi beban lebih pada motor maka arus akan

meningkat dan memutus bimetal. Energi panas yang ditimbulkan

akan menjadi energi mekanik untuk melepas kontak NO dan NC

pada overload juga bekerja. Kontak NC digunakan untuk memutus

rangkaian control yang mengendalikan Magnatic contactor.

Dengan terbukanya kendali ke Magnetic contactor yang

mengendalikan rangkaian utama maka motor akan berhenti bekerja.

Sedangkan kontak NO dapat dihubungkan dengan lampu indicator

terjadinya beban lebih pada rangkaian.

Gambar 12. Bagian-bagian Thermal Overload relay

Adapun fungsi dari reset mekanis adalah untuk mengembalikan

kontak apabila terjadi gangguan ke posisi semula. Fungsi arus

settting adalah untuk menentukan batas arus maximal yang

berfungsi sebagai harga pemanasan bimetal.

Maka rumus arus setting pengaman motor adalah :

In = P

√ 3 ×VxCos∝

27

Politeknik Negeri Sriwijaya

In = Is

Keterangan : In : Arus nominal (A)

Is : Arus setting (A)

P : Daya motor (Watt)

V : Tegangan motor (Volt)

Cos α : Faktor daya

Thermal overload relay (TOR) mempunyai tingkat proteksi yang

lebih efektif dan ekonomis, yaitu:

1.   Pelindung beban lebih / Overload

2.   Melindungi dari ketidakseimbangan phasa / Phase failure

imbalance

3.   Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase

Loss.

Karakteristik TOR

1.  Terdapat konstruksi yang berhubungan langsung dengan terminal

kontaktor magnit.

2.   Full automatic function, Manual reset, dan memiliki pengaturan

batas arus yang dikehendaki untuk digunakan.

3.   Tombol trip dan tombol reset trip, dan semua sekerup terminal

berada di bagian depan.

4.   Indikator trip

5.   Mampu bekerja pada suhu -25 °C hingga +55 °C atau (-13 °F

hingga +131 °F)

3.7 Komponen Pengontrolan

Fungsi dari komponen – komponen pengontrolan adalah untuk

mengoperasikan suatu mesin sesuai dengan fungsinya oleh sebab itu

28

Politeknik Negeri Sriwijaya

didalam memilih komponen kontrol harus disesuaikan dengan peralatan /

mesin yang dilayaninya.

3.7.1 Saklar

saklar berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan suatu

rangkaian kontrol. Menurut kerjanya saklar dapat dibedakan

menjadi dua bagian , yaitu :

1. Saklar yang dioperasikan dengan tangan ( Manual Switch )

- Saklar Togel ( toggel Switch ) : mis : SPST, SPDT

- Saklar tekan ( push button )

- Saklar putar ( cam switch )

Gambar 13. Saklar tekan (push button)

2. Saklar otomatis ( outomatic switch )- Saklar batas

- Saklar apung

- Saklar tekan arus

- Saklar temperature

3.7.2 Kontaktor Magnet.

Kontaktor ini adalah saklar yang digerakkan dengan gaya

kemagnitan. Sebuah kontaktor harus tahan dan mampu dalam

mengalirkan dan memutuskan arus dalam keadaan normal. Arus

29

Politeknik Negeri Sriwijaya

kerja normal adalah arus yang mengalir selama pemutusan tidak

terjadi.

Sebuah kontaktor kumparan magnitnya dapat direncanakan

untuk arus searah atau arus bolak balik. Kontaktor arus bolak balik

pada inti magnitnya dipasang cincin hubung singkat gunanya

adalah untuk menjaga arus kemagnitan yang kontinyu sehingga

kontaktor tersebut dapat bekerja normal. Pada gambar dibawah

diperlihatkan bagian pokok dari kontaktor serta simbol kontak yang

ada pada kontaktor.

Gambar 14. Kontaktor magnet

Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan

tegangan arusnya. Pada kontaktor terdapat beberapa kontak kontrol

normal membuka ( NO ) dan normal menutup ( NC ). Fungsi

kontak – kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak bantu. Bila

kontaktor bekerja, kontak utama dan kontak bantu (kontrol)

normal terbuka ( NO ) akan menutup pada waktu yang sama.

Kontak normal menutup dapat membuka sesaat sebelum kontak

utama menutup. Kontak – kontak biasanya diberi nomor seperti

diatas dan untuk kumparan magnit diberi tanda huruf A1-A2

30