Post on 10-Apr-2016
description
ANALISIS KELAYAKAN PERONTOKAN PADI MENGGUNAKAN
THRESER PEDAL
(Makalah Ekonomi Teknik)
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Linda fauziah 1414071055
M nartanugraha 1414071057
Muhammad muslihudin 1414071061
M wahyudi 1414071063
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Ekonomi Teknik dengan judul “ANALISIS KELAYAKAN
PERONTOKAN PADI MENGGUNAKAN THRESER PEDAL ” ini.
Adapun Makalah Ekonomi Teknik ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa terdapat
kekurangan pada makalah ini, baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi isi
dan segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki Makalah Ekonomi Teknik.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Makalah Ekonomi Teknik ini,
dapat bermanfaat dan memberikan informasi serta wawasan bagi pembaca.
Bandar Lampung, 29 November 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
I . PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat...................................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 4
2.1 Devinisi Mesin Threser Pedal.................................................................... 4
2.2 Analisis Ekonomi...................................................................................... 4
2.3 Biaya Tetap (Fixed Costs)......................................................................... 5
2.4 Biaya Tidak Tetap (Variable Costs).......................................................... 6
2.5 Analisis NPV............................................................................................. 7
2.6 Benefit Cost Ratio (BC Ratio)................................................................... 8
2.7 Analisis IRR.............................................................................................. 8
III. METODOLOGI....................................................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat..................................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................... 10
3.3 Metode....................................................................................................... 10
3.4 Prosedur..................................................................................................... 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 16
4.1 Hasil........................................................................................................... 16
4.2 Pembahasan............................................................................................... 16
V. KESIMPULAN........................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan mekanisasi pertanian semakin meningkat seiring dengan makin
langkahnya tenaga kerja pertanian dan adanya kenaikan upah yang nyata di
pedesaan terutama di daerah dengan intensitas yang tinggi. Indikator paling
sederhana untuk mengukur bahwa mekanisasi pertanian makin dibutuhkan dapat
dilihat dari meningkatnya jumlah alsintan yang digunakan terutama di daerah
yang intensifikasi.
Penanganan pasca panen padi merupakan upaya sangat strategis dalam rangka
mendukung peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan pasca panen
terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan
hasil dan tercapainya mutu gabah/ beras sesuai persyaratan mutu.
Dalam penanganan pasca panen padi, salah satu permasalahan yang sering
dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani terhadap
penanganan pasca panen yang baik sehingga mengakibatkan masih tingginya
kehilangan hasil dan rendahnya mutu gabah/beras. Untuk mengatasi masalah ini
maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang baik agar dapat menekan
kehilangan hasil dan mempertahankan mutu hasil gabah/ beras.
1
Perontokan padi adalah salah satu tahapan dalam pemanenan padi. Perontokan
yaitu proses memisahkan antara gabah dan batang padi. Perontokan diperlukan
untuk memisahkan gabah yang kemudian gabah tersebut akan diproses lagi agar
bisa menjadi beras yang siap untuk dipasarkan.
Alat yang digunakan untuk proses perontokan adalah pedal threser. Pedal thresher
adalah mesin perontok padi yang mempunyai konstruksi sederhana yang dapat
dibuat sendiri oleh petani dan dapat dioperasikan hanya oleh satu orang. Pedal
thresher bukan digolongkan sebagai alat mesin karena komponen alatnya
sederhana. Alat ini dapat dibuat dari bahan-bahan bekas, sehingga menghemat
biaya produksi. Keuntungan pedal thresher ini adalah : 1) menghemat tenaga (1
orang) dan waktu; 2) mudah pengoperasiannya; 3) mengurangi susut panen; 4)
kapasitas hasil 75 – 100 kg per jam.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu belum diketahuinya kelayakan
penggunaan dan sewa mesin panen.
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. mengetahui biaya pengoperasian mesin threser pedal
2. memberikan informasi tentang kelayakan mesin threser pedal.
2
3. mengkaji kelayakan ekonomi perontokan padi dengan menggunakan pedal
threser.
1.4. Manfaat
Makalah ini bermanfaat untuk mengetahui biaya pokok penggunaan pedal threser
dalam perontokan padi sehingga dapat diketahui lebih efektif dengan system
menyewa atau membeli threser pedal.
.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Devinisi Mesin Threser Pedal
Prinsip threser pedal adalah merontokkan bulir dari malai atau tangkai tanaman
dengan menarik-nariknya dengan menggunakan suatu silinder putar yang
dilengkapi gigi-gigi. Silinder diputar dengan menggunakan rantai yang
dihubungkan dengan engkol (untuk perontok manual) atau poros mesin yang
berputar. Gabah yang telah dirontokkan langsung ditampung dalam karung.
Kapasitas perontok manual dapat mencapai 67 kg per jam dengan kebersihan 80%
sedangkan alat perontok mesin dapat mencapai 300 kg/jam dengan tingkat
kebersihan 95% (Fadli,2012).
Secara umum, tujuan perontokkan adalah untuk merontokan padi dari jeraminya
serta mengurangi kehilangan gabah saat perontokan dan mengurangi kerusakan
(pecah) butir gabah sehingga petani memperoleh nilai tambah dalam usahataninya
karena apabila menggunakan gebukan padi hasilnya akan tidak bagus(Purwadi,
1999).
Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen menggunakan sabit
atau alat mesin panen (reaper). Kegiatan perontokan ini dapat dilakukan secara
tradisional (manual) atau menggunakan mesin perontok. Secara tradisional
kegiatan perontokan akan menghasilkan susut tercecer yang relatif besar, mutu
gabah yang kurang baik, dan membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan
(Sukirno,1999).
II.2 Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi suatu industri dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan
studi kelayakan proyek. Suatu kelayakan atau feasibility study adalah suatu studi
atau telaah agar sesuatu yang didirikan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih optimal(Sukirno, 1999).
II.3 Biaya Tetap (Fixed Costs)
Biaya tetap merupakan jenis biaya yang selama satu periode kerja jumlahnya
tetap. Biaya tetap tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan. Biaya
tetap ini akan selalu ada dan harus diperhitungkan walaupun penggunaan alat atau
pun mesin bekerja dalam waktu yang berbeda atau bahkan tidak digunakan untuk
bekerja. Komponen dari biaya tetap ini meliputi biaya penyusutan, biaya bunga
modal dan asuransi, biaya pajak, dan biaya garasi.
a. Biaya Penyusutan
Penyusutan adalah berkurangnya nilai suatu benda modal karena pemakaian
sepanjang umur pakainya akibat berkurangnya fisik benda modal tersebut dan
berkurangnya fungsi benda modal. Harga pembelian mesin adalah harga mesin
sampai di lokasi. Nilai sisa adalah harga jual mesin setelah mencapai umur
teknisnya. Nilai sisa diperkirakan senilai 10% dari harga pembelian. Biaya
penyusutan bervariasi menurut umur desain dan perkiraan umur pemakaian dari
mesin atau alat. Penyusutan dapat didefinisikan sebagai penurunan (pemerosotan)
dari nilai modal suatu mesin atau alat akibat pertambahan umurnya.
b. Biaya Bunga Modal
Bunga modal dihitung dengan modal yang dianggap diinvestasikan di tempat lain
dengan tingkat bunga tertentu. Biaya modal (interest) diperhitungkan untuk
mengembalikan bunga modal yang ditanam sehingga akhir umur peralatan
diperoleh satu nilai uang yang sama dengan nilai modal yang ditanam.
c. Biaya Pajak Alat/ Mesin Pertanian
5
Biaya pajak tiap tahun bagi mesin/ alat pertanian sangat bervariasi dari satu
negara ke negara lain. Di Amerika diperkirakan beban pajak yang digunakan
besarnya sekitar 2% dari harga awal pertahun, sedangkan beban asuransi kira-kira
0 – 24% dari harga awal perubahan. Pada umunya bila diketahui besar pajak maka
dapat diperhitungkan pajak dari bunga serta asuransi dijumlahkan tahunnya.
Sementara threser pedal tidak ada biaya pajak atau 0% karena merupakan alat.
d. Biaya Garasi atau Gudang
Beban garasi/gudang terhadap mesin alat pertanian tidak nyata nilai uangnya
tetapi dapat terlihat terhadap alat/ mesin pertanian. Umumnya garasi/ gudang
dapat memberikan menejemen yang lebih baik, perbaikan yang mudah dan aman,
penampilan yang teratur dan baik, dapat mengurangi kerusakan tehadap alat/
mesin akibat terkena suhu pada cuaca tertentu. Di Amerika Serikat beban garasi/
gudang terhadap mesin/ alat pertanian persamaan diperkirakan 0,5 – 1% dari
harga awal pertahun. Umumnya digunakan 1% per tahun untuk mesin/ alat
pertanian. Dugaan menunjukkan bahwa beban ini sangat kecil dan kemungkinan
dapat diabaikan (Salengke, 2012).
II.4 Biaya Tidak Tetap (Variable Costs)
Biaya tidak tetap adalah biaya operasional yang dikeluarkan untuk berbagai
keperluan yang diperlukan untuk menjaga kelancaran operasi alat dan mesin
pertanian. Biaya Operasi baru ada, apabila alat dan mesin pertanian dioperasikan
dan besarnya pun berbeda-beda tergantung pada jam operasi, jenis pekerjaan,
serta usia penggunaan alatdan mesin pertanian. Biaya tidak tetap ini bervariasi
menurut pemakaiannya. Unsur biaya tetap terdiri dari:
a. Biaya Bahan Bakar
Tidak diperhitungkan karena tidak menggunakan bahan bakar.
6
b. Biaya Pelumas
Perkiraan penggunaan minyak pelumas pun tidak diperhitungkan karena tidak
menggunakan pelumas.
c. Biaya Grease
Grease atau yang sering orang sebut dengan gemuk tidak digunakan.
d. Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dianggap tetap karena kerusakannya hanya
sekali dalam setahun.
e. Biaya Suku Cadang
Besarnya biaya suku cadang adalah relatif, namun secara umum perkiraan biaya
suku cadang dapat dihitung berdasarkan harga awal pembelian dibagi dengan
umur ekonomis dan di kali dengan jumlah jam kerja per tahun (Sigit Prabawa,
2012).
f. Operator (Tenaga Kerja)
Operator untuk menggunakan pedal threser hanya membutuhkan satu orang.
Biaya operator biasanya digunakan dalam satuan perjam.
g. Biaya Ban
Karena pedal threser ini tidak menggunakan ban maka tidak ada biaya untuk ban.
II.5 Analisis NPV.
Pada penilaian kelayakan suatu investasi salah satu alternatife yang dapat
dilakukan yaitu dengan melakukan analisis NPV ( Net Present Value ) yang pada
dasarnya dilakukan untuk mengetahui apakah suatu proyek akan memberi tingkat
pengembalian melebihi atau kurang dari tingkat pengembalian minimum yang
diinginkan (minimum attractive rate of return, MARR). Analisis NPV dilakukan
7
dengan mengkonversi semua aliran kas ke nilai ekuivalennya pada titik waktu nol,
yaitu titik waktu dimana investasi muali dilakukan. Dengan demikian, metode
analisis ini mengharuskan kita mendiskonto setiap aliran kas yang terjadi setelah
titik waktu nol (awal periode investasi) sehingga diperoleh nilai ekuivalen
masing-masing aliran kas tersebut pada waktu titik nol. (Salengke, 2012).
II.6 Benefit Cost ratio (BC ratio)
Pada penentuan benefit-cost ada dua aspek yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan kriteria dalam menentukan kriteria dalam menerapkan analisis
tersebut. Aspek yang pertama menyangkut kelayakan finansial dari proyek atau
investasi dan aspek yang kedua menyangkut pemilihan alternatif terbaik dari
sederet alternatif yang ada. Aspek yang pertama dapat didasarkan atas perbedaan
antara manfaat (benefit) dengan biaya (cost) atapun didasarkan atas rasio antara
manfaat dengan biaya (BCR), analisa benefit cost ratio dapat hitung dengan
menggunakan persamaan (Salengke, 2012).
II.7 Analisis IRR
Pada perhitungan aspek kelayakan suatu investasi analisis yang dapat digunakana
yaitu dari aspek perhitungan IRR, analisis IRR merupakan metode analisis
kelayakan finansial yang paling rumit dilakukan, terutama dalam membandingkan
berbagai alternatif investasi yang ada. Meskipun demikian, penyelesaian dengan
analisis IRR tetap menggunakan prinsip yang sama dengan prinsip yang
digunakan dalam analisis NPV. Hubungan antara nilai IRR dengan nilai NPV
dapat dilihat dari kenyataan bahwa tingkat suku bunga atau tingkat diskonto yang
dicari dalam analisis IRR merupakan tingkat suku bunga yang mengakibatkan
NPV dari proyek atau investasi bernilai nol. Dengan demikian, IRR pada dasarnya
merupakan tingkat diskon tertinggi yang menyebabkan suatu proyek hanya
mencapai titik impas atau break event point. Apabila nilai IRR lebih tingkat dari
8
tingkat suku bunga yang harus dibayar ke penyedia modal atau investasi maka
proyek tersebut menguntungkan karena akan memberi penghasilan yang lebih
tinggi dari nilai bunga yang harus dibayar ke penyedia modal. Sebaliknya, apabila
nilai IRR suatu peluang investasi lebih rendah investasi , maka peluang investasi
tersebut akan merugikan, pada analisis IRR dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (Salengke, 2012).
9
III. METODOLOGI
III.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan penyusunan makalah ini dilaksanakan pada bulan Oktober hingga
Nopember 2015 di Bandar Lampung.
III.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada penyusunan makalah ini adalah laptop,
modem, alat tulis dan kalkulator.
III.3 Metode
Dalam penyusunan makalah ini digunakan metode kajian pustaka dengan data
yang diperoleh bersumber dari internet.
III.4 Prosedur
III.4.1 Menghitung Biaya Tetap (Fixed Costs)
a. Biaya Penyusutan (Sinking Fund)
Dn = (P–S ) (A/F, i%,N) (F/P,i%,n-1) ......................................... (1)
Keterangan :
10
Dn = Biaya Penyusutan pada tahun ke-n (Rp/tahun)
P = Harga Awal (Rp)
S = Harga akhir (Rp)
N = Perkiraan umur ekonomis (tahun)
n = Tahun ke-n
i = Tingkat bunga modal (%/Tahun)
b. Biaya Bunga Modal
I= i P(N+1)2 N
........................................................ (2)
Keterangan :
I = Total bunga modal (Rp/tahun)
i = Total tingkat suku bunga (Rp/tahun)
P = Harga Awal (Rp)
N = Perkiraan umur ekonomis (tahun)
c. Biaya Pajak Alsintan
Pj=2 %(P) ........................................................ (3)
Keterangan :
Pj = Biaya Pajak (Rp)
P = Harga Awal (Rp)
d. Biaya Garasi
Bg=1 %(P) ........................................................ (4)
Keterangan :
Bg = Biaya Garasi (Rp)
P = Harga Awal (Rp)
11
Menghitung Biaya Tetap :
BT=D+ I +Pj+Bg ........................................................ (5)
Keterangan :
BT = Biaya Tetap (Rp)
D = Biaya penyusutan tiap tahun (Rp/tahun)
I = Total bunga modal (Rp/tahun)
Pj = Biaya Pajak (Rp)
Bg = Biaya Garasi (Rp)
III.4.2 Menghitung Biaya Tidak Tetap
a. Biaya Bahan Bakar
BB=FC x Pm x Fp xWt ........................................................ (6)
Keterangan :
BB = Biaya Bahan Bakar (Rp/Tahun)
FC = Konsumsi Bahan Bakar (l/Hp/jam)
Pm = Daya Motor (Hp)
Fp = Harga Bahan Bakar (Rp/l)
Wt = Jam Kerja per Tahun (Jam/Tahun)
b. Biaya Pelumas
BP=OC x Pm xOp xWt ........................................................ (7)
Keterangan :
BP = Biaya Pelumas (Rp/Tahun)
OC = Konsumsi Pelumas (l/Hp/jam)
Pm = Daya motor (Hp)
Op = Harga Pelumas (Rp/l)
Wt = Jam Kerja per Tahun (Jam/Tahun)
12
c. Biaya Grease
Bgr=60 % x BP ........................................................ (8)
Keterangan :
Bgr = Biaya Grease
BP = Biaya Pelumas (Rp/Tahun)
d. Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan
PPm= 2100
x P−S100 jam
xWt ........................................................ (9)
Keterangan :
PPm = Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin pertahun (Rp/Tahun)
P = Harga Awal (Rp)
S = Harga akhir (Rp)
Wt = Jam Kerja per Tahun (Jam/Tahun)
e. Biaya Suku Cadang
SCm=0 , 9 x PN ........................................................ (10)
Keterangan :
SCm = Biaya Suku Cadang Mesin pertahun (Rp/Tahun)
P = Harga Awal (Rp)
N = Perkiraan umur ekonomis
f. Biaya Operator
BO=Uop x Wt ........................................................ (11)
Keterangan :
BO = Biaya Operator per Tahun (Rp/Tahun)
Wt = Jam Kerja per Tahun (Jam/Tahun)
Uop = Upah Operator (Rp/Jam)
13
Menghitung Biaya Tidak Tetap :
BTT=BB+BP+Bgr+PPm+SCm+BO ...................................................... (12)
Keterangan :
BB = Biaya Bahan Bakar (Rp/Tahun)
BP = Biaya Pelumas (Rp/Tahun)
Bgr = Biaya Grease
PPm = Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin pertahun (Rp/Tahun)
SCm = Biaya Suku Cadang Mesin pertahun (Rp/Tahun)
BO = Biaya Operator per Tahun (Rp/Tahun)
III.4.3 Menghitung NPV
NPV =∑t=1
n Bt−C t
(1+i )t
........................................................ (13)
Keterangan :
NPV = Net Present Value (Rp)Bt = Manfaat Pada Tahun Ke-t (Rp)Ct = Biaya Pada Tahun Ke-t (Rp)N = Umur Proyek (Tahun)t = Tahun Yang Sedang Berjalani = Discount Rate (%)
Jika : - NPV ≥ 0 , maka PROYEK LAYAK
- NPV < 0 , maka PROYEK TIDAK LAYAK
- NPV = 0 , maka MODAL KEMBALI
III.4.4 Menghitung Benefit Cost ratio (BC ratio)
Gross Benefit-Cost Ratio ( Gross B/C )
14
Gross B /C=∑ Bt
(1+i)t
∑ Ct
(1+ i)t
........................................................ (14)
Jika : - B/C ≥ 1 , maka PROYEK LAYAK
- B/C < 1 , maka PROYEK TIDAK LAYAK
III.4.5 Menghitung IRR
IRR=i' NPV '(NPV '−NPV )} ( i −i ' )¿
.................................................... (15)
Jika : - IRR ≥ Discount Rate , maka PROYEK LAYAK
- IRR < Discount Rate , maka PROYEK TIDAK LAYAK
15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Data dan asumsi biaya pengoperasian mesin Combine Harvester adalah sebagai
berikut :
No PARAMETER NILAI SATUAN1 Harga Awal (P) 750.000,00 Rp2 Nilai Akhir (S) 75.000,00 Rp3 Umur Ekonomis (N) 3 Tahun4 Jam Kerja per Tahun (Wt) 720 jam/tahun5 Kapasitas Kerja (K) 0.1 ha/jam6 Tingkat Suku Bunga (i) 12 %7 Persentase Pajak (Pj) 0 %13 Upah Operator (Uop) 60.000,00 Rp/jam14 Nilai tetapan Y 28,00 -15 Nilai tetapan X 2,00 -16 Harga sewa threser pedal 2.500.000,00 Rp/Ha
16
IV.2 Pembahasan
Data analisis ekonomi kelayakan threser pedal adalah sebagai berikut :
NO URAIAN PARAMETER BIAYA NILAI HASIL SATUAN
1 Biaya Tetap Biaya Penyusutan (Sinking Fund) 83.284,60 Rp /TahunBiaya Bunga Modal 60.000 Rp /TahunBiaya Pajak 0 Rp /TahunBiaya Garasi 7.500 Rp /Tahun
Jumlah Total 150.784,60 Rp /Tahun2 Biaya Tidak Tetap
Biaya Bahan Bakar 0 Rp /TahunBiaya Pelumas 0 Rp /TahunBiaya Grease 0 Rp /TahunBiaya Perbaikan dan Pemeliharaan 97.200 Rp /TahunBiaya Suku Cadang 225.000 Rp /TahunBiaya Operator 7.200.000 Rp /Tahun
Jumlah Total 7.522,200 Rp /Tahun3 Biaya Total 7.672.984,60 Rp /Tahun4 Biaya Pokok 106.569,23 Rp/Ha5 NPV 47.818.128,26 Rp /Tahun6 BC Ratio 2,392916966 -7 IRR 50,7739764 -
Pada tabel hasil perhitungan analisis ekonomi kelayakan yang diperoleh biaya total penggunaan threser pedal pertahun yang terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Berdasarkan perhitungan biaya tetap yang telah dihitung diperoleh jumlah biaya tetap sebesar Rp. 150.784,60 /Tahun, yang didapat dari biaya-biaya mesin yang relatif konstan setiap tahun yaitu seperti biaya penyusutan,biaya bunga modal, biaya garasi mesin dan biaya pajak mesin pertanian. Komponen biaya ini umumnya timbul akibat biaya yang harus dikeluarkan untuk faktor-faktor produksi yang tidak dapat diubah dalam periode waktu yang relatif pendek. Sedangkan perhitungan biaya tidak tetap diperoleh hasil sebesar Rp. 7.522,200/Tahun didapatkan dari kapasitas mesin serta biaya pokok
17
pengoperasian, yang terdiri dari komponen-komponen biaya tidak tetap seperti biaya bahan bakar, biaya pelumas, biaya operator dan biaya perawatan serta perbaikan. Biaya Total merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap, pada analisis threser pedal biaya tidak tetap yang paling membengkak adalah biaya operator. Hal ini dikarenakan tenaga yang digunakan adalah tenaga manusia. Biaya total diperoleh sebesar Rp. 7.672.984,60/Tahun. Sedangkan biaya pokok yang diperlukan suatu mesin pertanian untuk menghasilkan setiap unit produk dan untuk menghitung biaya pokok diperlukan data kapasitas mesin, besar biaya pokok yang diperoleh adalah Rp. 106.569,23/Ha .
Berdasarkan perhitungan analisis ekonomi untuk kelayakan perontokan padi
menggunakan threser pedal yang dilakukan, didapatkan nilai NPV sebesar Rp
1.626.759.689,41, pada asumsi 3 tahun kerja alat atau mesin yang dimana dari
segi kelayakan usaha dapat dikatakan sangat layak untuk dijalankan karena nilai
NPV yang bernilai positif dan lebih besar dari nol. Pada perhitungan analisis IRR
didapatkan nilai sebesar 50,7739 % dan dapat dikatakan sangat layak karena lebih
besar dari 12% dengan selisih yang besar. Sedangkan pada perhitungan BC ratio
didapatkan nilai sebesar 2,39 yang artinya dari segi kelayakan menguntungkan
karena pada perhitungan BC ratio, investasi dapat dikatakan layak apabila BC
ratio yang didapatkan lebih besar dari satu. Semua perhitungan diatas yaitu NPV,
BC Ratio dan IRR yang didapat dari hasil perhitungan biaya tetap dan biaya tidak
tetap dengan biaya sewa dari mesin yang sama.
18
V. KESIMPULAN
Berdasarkan data perhitungan dan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Penggunaan threser pedal yang dibeli lebih menguntungkan daripada
penggunaan dengan cara sewa.
2. Semua analisis (NPV, BC ratio dan IRR) menunjukkan layak.
V. DAFTAR PUSTAKA
Fadli Rustam,2012. Mekanisasi Pertanian, Pemberdayaan P3A-WISMP-IMRI
Fakultas Pertanian. Universitas Jember ;Jember
Purwadi, T., 1999, Mesin dan Peralatan, Fakultas Teknologi PertanianUniversitas
Gadjah Mada;
Salengke. 2012. Engineering Economy: Techniques for Project and Business
Feasibility Analysis. Identitas UNHAS. Makassar
Sigit Prabawa, 2012. Presentasi Bahan Ajar Ekonomi Teknik. Universitas
Lampung. Unila: Bandar Lampung
Sukirno. 1999. Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta