Post on 31-Dec-2016
TESIS
PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADAKINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILANDISTRIBUTIF, KEADILAN PROSEDURAL, DAN
KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAIVARIABEL PEMEDIASI
MADE DWI BASKARA WIGUNA GIRI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2014
i
TESIS
PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADAKINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILANDISTRIBUTIF, KEADILAN PROSEDURAL, DAN
KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAIVARIABEL PEMEDIASI
MADE DWI BASKARA WIGUNA GIRI
NIM 1091662010
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2014
ii
PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADAKINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILANDISTRIBUTIF, KEADILAN PROSEDURAL, DAN
KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAIVARIABEL PEMEDIASI
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magisterpada Program Magister Program Studi Akuntansi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
MADE DWI BASKARA WIGUNA GIRI
NIM 1091662010
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2014
iii
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUIPADA TANGGAL 3 Februari 2014
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr.A.A.N.B.Dwirandra,SE.,MSi.,Ak. Ni Putu Sri Harta Mimba,SE.,MSi.,Ph.D, Ak.NIP. 19641223 199303 1 001 NIP. 19730515 199903 2 003
Mengetahui,
Ketua Program DirekturStudi Magister Akuntansi Program PascasarjanaProgram Pascasarjana Universitas Udayana,Universitas Udayana,
Dr. Dewa Gede Wirama, SE.,MSBA.,Ak. Prof.Dr.dr.A.A. Raka Sudewi,Sp.S(K)NIP. 19641224 199103 1 002 NIP. 19590215 198510 2 001
iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS
Tesis ini telah diuji pada
Tanggal 9 Januari 2014
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,
No. 0085/UN14.4/HK/2013 Tanggal 9 Januari 2014
Ketua : Dr.A.A.N.B.Dwirandra, SE., MSi., Ak.
Sekretaris : Ni Putu Sri Harta Mimba, SE., MSi., Ph.D, Ak.
Anggota :
1. Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., MSi.
2. Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE., MSi., Ak.
3. Dr. I.D.G. Dharma Suputra, SE., MSi., Ak.
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nama : Made Dwi Baskara Wiguna Giri
NIM : 1091662010
Program Studi : Magister Akuntansi
Judul Tesis : Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Kinerja Manajerial
dengan Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, dan
Komitmen Tujuan Anggaran sebagai Variabel Pemediasi
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik
Indonesia No. 17 tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, Februari 2014
(Made Dwi Baskara Wiguna Giri)
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa atas Asung Kerta Wara Nugrahanya, sehingga tesis dengan judul
“PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA KINERJA
MANAJERIAL DENGAN KEADILAN DISTRIBUTIF, KEADILAN
PROSEDURAL, DAN KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAI
VARIABEL PEMEDIASI” dapat terselesaikan.
Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Strata 2 (S2) di Program Pascasarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana
guna memperoleh gelar Magister Akuntansi, konsentrasi Akuntansi Keuangan dan
Auditing. Sepenuhnya disadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, usaha yang
dilakukan untuk menyelesaikan tesis ini tidak akan membuahkan hasil yang
berarti. Pada kesempatan ini perkenankan pula penulis untuk mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas restuNYA dalam
penyelesaian tesis ini.
2. Dr.A.A.N.B.Dwirandra, SE., MSi., Ak., sebagai Pembimbing I beserta Ni
Putu Sri Harta Mimba, SE., MSi., Ph.D, Ak., sebagai Pembimbing II yang
dengan penuh kesabaran membimbing dan memberikan dorongan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Para penguji tesis ini, yaitu Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., MSi., Prof.
Dr. I Wayan Suartana, SE., MSi., Ak.. dan Dr. I.D.G. Dharma Suputra,
vii
SE., MSi., Ak., yang dengan penuh perhatian memberi saran kepada
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD
atas fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Program Magister, Program Studi Akuntansi
pada Program Pascasarjana, Universitas Udayana.
5. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) sebagai Direktur Program
Pascasarjana, Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister, Program Studi
Akuntansi pada Program Pascasarjana, Universitas Udayana.
6. Bapak Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA, Ak., selaku Ketua Program
Studi Magister Akuntansi (MAKSI), Universitas Udayana. Bapak dan Ibu
pengajar serta seluruh staf Program Magister Akuntansi, Universitas
Udayana yang telah mendidik dan membantu proses penyelesaian tesis ini.
7. Terima kasih untuk orang-orang tercinta, Papa, dr. I Ketut Rumasta Giri
M.Kes, Mama, dr. IGA Sri Kastariani M.Kes, Kakak, dr. Putu Bagus
Surya Witantra Giri, Kakak Ipar, drg Dian Mahayuni Karina, dan Wiwit
atas segala doa dan dukungan yang tidak pernah terhenti kepada penulis
selama menempuh pendidikan.
8. Rekan seperjuangan saya, Adi, Lanang, Dewa, Rudy, Agung, dan seluruh
rekan mahasiswa angkatan VII MAKSI Universitas Udayana, terima kasih
atas dukungan, semangat dan kerjasama rekan-rekan yang telah
viii
memotivasi penulis dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian tesis
ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan anugerah-Nya kepada kita semua, serta kepada pihak-pihak yang
telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
menempuh studi hingga penulisan tesis ini selesai.
Denpasar, Januari 2014
Penulis
ix
PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA KINERJAMANAJERIAL DENGAN KEADILAN DISTRIBUTIF, KEADILAN
PROSEDURAL, DAN KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAIVARIABEL PEMEDIASI
ABSTRAK
Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untukmeningkatkan efektivitas organisasi. Kinerja manajerial didasarkan pada seberapajauh manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputiperencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf,negosiasi, dan perwakilan. Kinerja manajerial dikatakan efektif jika tujuananggaran dapat tercapai dan bawahan mendapatkan kesempatan terlibat atauberpartisipasi dalam penganggaran. Penelitian sebelumnya mengenai pengaruhpartisipasi penganggaran pada kinerja manajerial menemukan hasil yang tidakkonsisten. Inkonistensi hasil penelitian sebelumnya dapat dipengaruhi oleh adanyavariabel lain yang memengaruhi hubungan partisipasi penganggaran dan kinerjamanajerial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasipenganggaran pada kinerja manajerial dengan keadilan distributif, keadilanprosedural, dan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi. Penelitiandilakukan pada tahun 2013.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dengan 37manajer tingkat menengah RSUP Sanglah sebagai responden. Responden dipilihberdasarkan metode purposive sampling, yaitu memiliki jabatan (kepalabidang/kepala bagian/kepala unit dan kepala sub bidang/kepala sub bagian/kepalasub unit), telah menduduki jabatan tersebut minimal 1 tahun, serta terlibat dalamproses penyusunan anggaran. Teknik analisis yang digunakan adalah Partial LeastSquare (PLS).
Instrumen penelitian telah lulus uji validitas dan reliabilitas. Hasil analisisstatistik menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerjamanajerial dengan keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuananggaran sebagai variabel pemediasi.
Kata kunci: Partisipasi penganggaran, Kinerja Manajerial, Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural, Komitmen Tujuan Anggaran.
x
THE INFLUENCE OF BUDGETARY PARTICIPATION ON MANAGERIALPERFORMANCE WITH DISTIBUTIVE FAIRNESS, PROCEDURALFAIRNESS, AND BUDGET GOAL COMMITMENT AS MEDIATING
VARIABLES
ABSTRACT
Managerial performace is a factor that can be used to increase theorgananisational effectiveness. Managerial performance is based on how farmanager could do the management functions which consist of planning,investigating, coordinating, evaluating, supervising, staff selecting, negotiating,and representing. Managerial performance will be effective if the budget goalscan be achieved and subordinates have a chance to get involve or participate inthe process of budget arrangement. Previous research concerning the effect ofbudgetary participation on managerial performance have found inconsistentresults. These could be affected by another variable that affect the relationshipbetween budgetary participation and managerial performace. This research wasconducted in 2013 and directed to determine the effect of budgetary participationon managerial performance with distributive fairness, procedural fairness, andbudget goal commitment as mediating variables.
Data collection was done using questionnaires and dedicated to 37 middlelevel managers of RSUP Sanglah as respondents. Respondents was selected bypurposive sampling method in which the respondents should have middle levelmanager position, minimum of one year experience in that position, and involvedin the making of budget. The analysis technique used in this study is Partial LeastSquare (PLS).
The instruments have been examined for its validity and reliability.Stastical analysis showed that distributive fairness, procedural fairness, andbudget goal commitment could be a mediating variables in the relationship ofbudget participation on managerial performace.
Keywords: Managerial performance, budgetary participation, distributivefairness, procedural fairness, and budget goal commitment.
xi
DAFTAR ISI
HalamanSAMPUL DALAM................................................................................................. i
PRASYARAT GELAR ......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ...................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ......................................................v
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
ABSTRACT .............................................................................................................x
DAFTAR ISI................................................................................................ …….xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ….. xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... …...xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 11.2 Rumusan Masalah .................................................................... 81.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 91.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1 Teori Ekuitas ............................................................................ 102.2 Teori Penetapan Tujuan ........................................................... 112.3 Partisipasi Penganggaran ......................................................... 122.4 Keadilan Distributif.................................................................. 132.5 Keadilan Prosedural ................................................................. 142.6 Komitmen Tujuan Anggaran.................................................... 152.7 Kinerja Manajerial ................................................................... 152.8 Penelitian Sebelumnya ............................................................. 18
xii
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESISPENELITIAN3.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 243.2 Konsep Penelitian..................................................................... 253.3 Hipotesis Penelitian.................................................................. 25
BAB IV METODE PENELITIAN4.1 Rancangan Penelitian ............................................................... 304.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 324.3 Ruang Lingkup Penelitian........................................................ 324.4 Penentuan Sumber Data ........................................................... 32
4.4.1 Sumber Data.................................................................... 324.4.2 Populasi dan Sampel ....................................................... 33
4.5 Variabel Penelitian ................................................................... 344.5.1 Identifikasi Variabel........................................................ 344.5.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .............. 35
4.6 Analisis Data ............................................................................ 36
BAB V HASIL PENELITIAN5.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ............................................ 435.2 Hasil Uji Partial Least Square (PLS) ...................................... 46
5.2.1 Goodness of fit ................................................................ 475.2.2 Pengujian Hipotesis......................................................... 55
BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................... 60
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN7.1 Simpulan .................................................................................. 657.2 Saran......................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
4.1 Jumlah Sampel Penelitian ................................................................. 345.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ..................... 435.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 445.3 Profil Responden Berdasarkan Umur................................................ 445.4 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja .................................. 455.5 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........................ 465.6 Uji convergent validity ...................................................................... 485.7 Uji discriminant validity ................................................................... 505.8 Average Variance Extracted (AVE) ................................................. 525.9 Composite Reliability ........................................................................ 535.10 R2 Variabel Latent Endogen............................................................. 545.11 t-statistic............................................................................................ 555.12 Path Coefficients ............................................................................... 57
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 24
3.2 Konsep Penelitian.............................................................................. 25
4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................ 314.2 Ilustrasi Model Penelitian ................................................................. 385.1 Hasil Uji PLS .................................................................................... 47
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
2. Rangkuman hasil penelitian sebelumnya
3. Tabulasi Kuesioner
4. Output uji goodness of fit
5. Output uji hipotesis
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi dalam
keberhasilan pembangunan bangsa. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan
Undang-Undang Nomor 23/ Tahun 1992 tentang kesehatan, menetapkan bahwa
kesehatan adalah hak fundamental setiap penduduk. Setiap individu, keluarga, dan
masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara
bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya
termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu (Irawati, 2008)
Rumah sakit sebagai salah satu organisasi yang menyediakan jasa
pelayanan kesehatan diharapkan untuk selalu dapat memberikan kualitas
pelayanan terbaik bagi masyarakat. Banyaknya rumah sakit yang ada saat ini,
lingkungan usaha yang semakin maju, dan tingginya persaingan dalam
memberikan kualitas pelayanan terbaik bagi masyarakat, mengharuskan seluruh
rumah sakit yang telah berdiri dan beroperasi untuk mempersiapkan diri membina
organisasinya terutama sumber daya dan sistem manajerial agar mampu
menciptakan jasa pelayanan kesehatan rumah sakit yang berkualitas bagi
pelanggannya (Hafizurrachman, 2009). Pengelolaan sumber daya yang ada
membutuhkan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan manajemen yang
dimiliki oleh seorang manajer.
2
Manajer yang baik adalah manajer yang menjalankan fungsi-fungsi
manajemen dengan efektif. Fungsi-fungsi manajemen tersebut meliputi
perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf,
negosiasi, dan perwakilan (Mahoney, et al.) dalam Handoko (1996:34). Fungsi-
fungsi manajemen ini merupakan indikator untuk mengukur kinerja manajerial.
Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk
meningkatkan efektivitas organisasi (Sumadiyah dan Susanta, 2004). Semakin
efektif dan efisiennya organisasi tentu berpengaruh terhadap kemampuan
organisasi tersebut untuk tetap bertahan di tengah persaingan usaha yang semakin
tinggi. Selain itu, untuk membantu rumah sakit agar menjadi lebih baik lagi,
pemerintah dalam hal ini menetapkan suatu standar bagi rumah sakit yang biasa
disebut dengan akreditasi rumah sakit.
Akreditasi rumah sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga
independen baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non pemerintah,
melakukan penilaian terhadap rumah sakit berdasarkan standar akreditasi yang
berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari
pemerintah karena telah memenuhi standar pelayanan dan manajemen yang
ditetapkan. Sebuah proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya
keselamatan dan budaya mutu di rumah sakit, sehingga rumah sakit senantiasa
berusaha meningkatkan mutu dan juga keamanan dari pelayanan kesehatan yang
diberikannya. Akreditasi rumah sakit ini menuntut manajer untuk secara penuh
menjalankan fungsi-fungsi manajerialnya seperti perencanaan anggaran dan
penggunaan sumber daya yang lebih baik, melakukan koordinasi dengan seluruh
3
staf yang ada di rumah sakit, melakukan evaluasi dan pengawasan, serta
pemilihan staf yang tepat dan berdedikasi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat.
Undang-undang Kesehatan no. 44 tahun 2009 pasal 40 ayat 1 menyatakan
bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan
akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali. Lebih lanjut dijelaskan pada
Peraturan Menteri Kesehatan No 147/MENKES/PER/I/2010 Pasal 10 tentang
perizinan rumah sakit yang menegaskan akreditasi merupakan salah satu syarat
dalam pemberian izin operasional bagi rumah sakit. Hal ini mengindikasikan
pentingnya rumah sakit untuk selalu berusaha mempertahankan akreditasi dan
tidak merasa puas atas akreditasi yang telah dimilikinya.
Peningkatan kinerja manajerial yang dilakukan secara efektif di rumah
sakit merupakan salah satu cara mempertahankan akreditasi ini. Indriantoro
(1993) dan Supomo (1998) dalam Kurnia (2010) menyatakan bahwa kinerja
manajerial dikatakan efektif jika tujuan anggaran dapat tercapai dan bawahan
mendapatkan kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam penganggaran.
Partisipasi dari bawahan dalam penyusunan anggaran dapat memberikan
kesempatan untuk memasukkan informasi lokal. Bawahan dapat
mengkomunikasikan atau mengungkapkan beberapa informasi pribadi yang dapat
dimasukkan dalam anggaran yang dipakai sebagai dasar penilaian kinerja bila
bawahan ikut serta dalam proses penganggaran.
Partisipasi penganggaran adalah proses yang menggambarkan individu-
individu yang terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh
4
terhadap target anggaran. Partisipasi penyusunan anggaran merupakan pendekatan
yang secara umum dapat meningkatkan kinerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efektivitas organisasi (Nor, 2007). Penyusunan anggaran secara
partisipatif diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajer, yaitu ketika suatu
tujuan dirancang dan secara partisipasi disetujui maka karyawan akan
menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab
pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan
anggaran (Milani, 1975).
Beberapa peneliti telah menguji pengaruh partisipasi penganggaran
terhadap kinerja manajerial, namun bukti-bukti empiris memberikan hasil yang
bervariasi dan tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan Kenis (1979), Brownell
(1982), Brownell dan MccInnes (1986), Frucot dan Shearon (1991), Indriantoro
(1995), menemukan bahwa partisipasi penganggaran dan kinerja memiliki
hubungan yang positif (Sumarno, 2005). Demikian halnya studi yang dilakukan
oleh Brownell dan Mcinnes (1986) dalam Sumarno (2005) menemukan bahwa
partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja
manajerial. Hasil yang berbeda ditemukan dalam studi yang dilakukan oleh
Cherrington dan Cherrington (1973), Milani (1975), Kenis (1979), Brownell dan
Hirst (1986), Morse dan Reimer (1956). Studi mereka menyimpulkan bahwa
partisipasi penganggaran mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap
kinerja manajerial. Hasil yang sama diperoleh peneliti lain, seperti Stedry (1960),
Bryan dan Locke (1967) dalam Sumarno (2005) menunjukkan bahwa ada
pengaruh negatif antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial.
5
Pengaruh negatif antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial
dapat disebabkan oleh timbulnya perilaku disfungsional, misalnya individu
menciptakan kesenjangan anggaran, terjadinya pseudo participation, atau atasan
perusahaan menyatakan menggunakan partisipasi dalam penganggaran padahal
sebenarnya tidak. Partisipasi semu yang terjadi di perusahaan membuat karyawan
tidak termotivasi untuk mencapai tujuan secara maksimal (Siegel dan Marconi
1989).
Govindarajan (1986) dalam Sumarno (2005) menyatakan bahwa adanya
ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian tersebut patut diduga disebabkan adanya
faktor-faktor lain yang bersifat kontingensi. Pendekatan kontingensi (contingency
approach) menegaskan kemungkinan adanya variabel-variabel lain yang dapat
bertindak sebagai faktor moderasi atau pemediasi yang mempengaruhi hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen (Brownell, 1982a; Murray,
1990; Shield dan Young,1993) dalam (Nor, 2007). Penelitian ini akan
menggunakan variabel keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen
tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi.
Penggunaan variabel-variabel tersebut dipengaruhi oleh pendapat dalam
penelitian bidang penganggaran yang menyatakan persepsi tentang keadilan dapat
berperan dalam kinerja (Wentzel, 2002). Persepsi keadilan yang dimaksud adalah
keadilan distributif dan keadilan prosedural. Greenberg (1986) mendefinisikan
keadilan distributif sebagai kewajaran evaluasi yang diterima relatif terhadap
pekerjaan yang dilakukan. Folger dan Konovsky (1989) mendefinisikan keadilan
distributif sebagai keadilan yang dirasakan terkait jumlah kompensasi yang
6
diterima karyawan. Magner dan Johnson (1995) menyatakan keadilan distributif
berkaitan dengan outcome karena hal yang ditekankan adalah distribusi yang
diterima, terlepas dari bagaimana distribusi tersebut ditentukan.
Keadilan prosedural menurut Greenberg (1986) adalah keyakinan tentang
evaluasi kinerja yang adil dapat juga didasarkan pada prosedur dimana evaluasi
ditentukan, terlepas dari peringkat yang diterima. Leventhal (1980) dalam
Wentzel (2002) menjelaskan bahwa keadilan prosedural dihubungkan dengan
keadilan dari prosedur yang digunakan untuk menentukan outcome secara
distributif. Folger dan Konovsky (1989) menyatakan keadilan prosedural sebagai
keadilan yang dirasakan terkait cara yang digunakan untuk menentukan jumlah
kompensasi.
Variabel komitmen tujuan anggaran dipilih pada proses penyusunan
anggaran dengan asumsi bahwa pimpinan akan berusaha mencapai sasaran
anggaran yang telah ada. Menurut Kreitner dan Kinicki (2000) komitmen tujuan
anggaran merupakan sejumlah komitmen untuk mencapai suatu sasaran, yang
artinya manajer yang memiliki tingkat komitmen tujuan anggaran yang tinggi
akan memiliki pandangan positif dan akan berusaha berbuat yang terbaik untuk
mencapai sasaran anggaran tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh partisipasi penganggaran
pada kinerja manajerial, serta pengaruh keadilan distributif, keadilan prosedural,
dan komitmen tujuan anggaran pada hubungan antara partisipasi penganggaran
dan kinerja manajerial pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (selanjutnya
disebut RSUP Sanglah). RSUP Sanglah merupakan salah satu rumah sakit yang
7
menawarkan mutu dan kualitas pelayanan yang baik dan telah terakreditasi. RSUP
Sanglah dipilih sebagai tempat penelitian karena telah memiliki akreditasi Joint
Commision International (selanjutnya disebut JCI) yang ditetapkan sebagai
sebuah standar akreditasi baru bagi rumah sakit oleh Kementrian Kesehatan RI.
Penetapan ini menjadikan RSUP Sanglah sebagai rumah sakit pertama di Bali
yang telah memiliki standar JCI pada tanggal 24 April 2013. Saat ini hanya
terdapat dua rumah sakit pemerintah di Indonesia yang telah terakreditasi JCI
yaitu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RSUP Sanglah. JCI merupakan
lembaga akreditasi independen berstandar internasional yang berfokus pada
kualitas dan keamanan pelayanan kepada masyarakat.
Sesuai dengan undang-undang Kesehatan no. 44 tahun 2009 pasal 40 ayat
1, akreditasi terhadap rumah sakit akan dilakukan kembali dalam jangka waktu
minimal 3 tahun. Dalam jangka waktu tersebut, tentunya akan terjadi dinamika-
dinamika dalam organisasi yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam RSUP
Sanglah. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat berpengaruh pada kualitas
pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Ketidakpuasan masyarakat
akibat menurunnya kualitas pelayanan tentu menjadi masalah bagi RSUP Sanglah
yang telah memiliki akreditasi JCI yang mengedepankan kualitas dan keamanan
pelayanan. Selain itu, kegagalan dalam mempertahankan akreditasi yang dimiliki
dapat menjadi penyebab tidak diperpanjangnya izin operasional rumah sakit, serta
lemahnya legitimasi kelembagaan dimata hukum. Maka dari itu, demi
mempertahankan akreditasi JCI yang telah dimiliki, pihak manajemen RSUP
8
Sanglah harus meningkatkan kinerja manajerial agar dapat mengatasi segala
dinamika atau masalah yang terjadi pada rumah sakit.
Perbedaan penelitian ini dengan Penelitian Yenti (2003), Mulyasari dan
Sugiri (2005), adalah pada tempat penelitiannya. Penelitian ini dilakukan pada
rumah sakit milik pemerintah, sedangkan penelitian yang dilakukan Yenti (2003),
Mulyasari dan Sugiri (2005) pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Selain itu
pada penelitian ini tidak menggunakan teknik analisis data Structural Equation
Modeling (SEM) seperti pada penelitian Yenti (2003), Mulyasari dan Sugiri
(2005), dan penelitian Wentzel (2002) tetapi akan menggunakan teknik analisis
data Partial Least Square (PLS).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1) Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial
dengan keadilan distributif sebagai variabel pemediasi?
2) Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial
dengan keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi?
3) Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial
dengan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi?
9
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja
manajerial dengan keadilan distributif sebagai variabel pemediasi.
2) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja
manajerial dengan keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi.
3) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja
manajerial dengan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi para akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pada pengembangan literatur akuntansi keperilakuan terutama
dalam penerapan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial.
2) Bagi RSUP Sanglah dan rumah sakit-rumah sakit lainnya, hasil penelitian
ini diharapkan bisa menjadi acuan dan bahan evaluasi untuk dapat
mempertahankan akreditasi yang telah dimiliki. Adanya partisipasi
penganggaran diharapkan akan meningkatkan persepsi keadilan dan
komitmen tujuan anggaran pihak-pihak pelaksana anggaran, sehingga
akhirnya akan dicapai peningkatan kinerja manajerial yang mengarah pada
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Ekuitas
Teori ekuitas (equity theory) pertama kali dikembangkan oleh John Stacey
Adams pada tahun 1963. Teori ekuitas adalah teori yang menjelaskan kepuasan
relasional dalam hal persepsi distribusi yang adil/tidak adil dari sumber daya
dalam hubungan interpersonal. Menurut teori ekuitas, motivasi seseorang
dihubungkan dengan ekuitas (equity), dan keadilan (fairness dan justice) yang
diterapkan oleh pihak manajemen.
Adams (1965) dalam Greenberg (1986) berfokus pada rasio relatif
outcome yang didapatkan karyawan dari input yang mereka berikan, dibandingkan
dengan standar sebagai basis untuk menilai keadilan atas sebuah hubungan. Input
yang dimaksud adalah kontribusi apapun yang individu berikan dalam
pekerjaannya maupun hubungan kerjanya. Input dapat berupa waktu, tenaga,
loyalitas, komitmen, kepercayaan pada supervisor, toleransi, kemampuan,
fleksibilitas, dan lainnya. Outcome merupakan konsekuensi positif maupun
negatif yang individu rasakan akibat input yang diberikan. Outcome dapat berupa
kompensasi, pengakuan, promosi, reputasi, tanggung jawab, dan lainnya. Menurut
teori ekuitas, orang-orang akan mencari keseimbangan antara input dan outcome
yang didapat.
Keadilan dapat digunakan sebagai cara untuk memecahkan konflik-
konflik, menyeleksi karyawan, menyelesaikan perselisihan antar karyawan, dan
11
negosiasi gaji (Greenberg, 1986). Pendekatan yang dilakukan dengan cara yang
berbeda terhadap suatu keadilan akan sangat berguna untuk menjelaskan
bermacam perilaku dalam konteks organisasi saat ini (Latif, 2007).
Teori ekuitas merupakan dasar dari konsep keadilan organisasional, yaitu
keadilan distributif dan keadilan prosedural. Berdasarkan teori ekuitas, keadilan
distributif dan keadilan prosedural merujuk pada persepsi karyawan terhadap
kewajaran dan keseimbangan antara masukan-masukan yang mereka berikan
(input) dengan hasil-hasil organisasional yang mereka terima, serta persepsi
karyawan tentang wajar atau tidaknya proses-proses yang digunakan untuk
mendistribusikan hasil-hasil organisasional tersebut (Pareke, 2004).
2.2 Teori Penetapan Tujuan
Locke et al. (1981) berpendapat bahwa tujuan adalah apa yang seseorang
coba dapatkan, yang merupakan objek atau tujuan dari sebuah tindakan. Jika
seseorang telah menentukan tujuan atas tindakannya di masa depan, maka tujuan
tersebut akan memengaruhi tindakan dan perilaku seseorang. Komitmen
seseorang terhadap sasaran tertentu juga akan memengaruhi tindakan dan
memengaruhi konsekuensi kinerjanya (Hudayati, 2002). Dapat dikatakan bahwa,
tujuan adalah suatu bentuk motivasi yang menentukan standar untuk kepuasan diri
terhadap kinerja.
Robbins dan Judge (2008: 237) menyatakan teori penetapan tujuan adalah
teori dimana tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit, dengan umpan balik akan
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Teori penetapan tujuan menjelaskan
12
hubungan tujuan yang ditetapkan dengan kinerja. Teori penetapan tujuan
menunjukkan bahwa keterlibatan manajer dalam proses penganggaran akan
memengaruhi harapan yang diterima atas outcome (Susmitha, 2012).
Efektivitas penetapan tujuan, mensyaratkan adanya komitmen tujuan (Erez
& Kanfer, 1983; Latham & Yukl, l975a, Locke, 1968; Locke & Latham, 1984;
dalam Locke et al. 1988), maka jelas bahwa jika tidak ada komitmen terhadap
tujuan, maka penetapan tujuan tidak berfungsi. Penelitian dari Mathewson (1931),
Roethlisberger & Dickson (1939/1956), Taylor (1911/1967) dalam Locke (1988)
menunjukkan bahwa tidak adanya komitmen terhadap tujuan organisasi, dapat
mengakibatkan pembatasan output.
2.3 Partisipasi Penganggaran
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan
peran (role setting) dalam usaha pencapaian sasaran anggaran. Siapa saja yang
akan berperan dalam pencapaian sasaran anggaran dan sumber daya yang
disediakan bagi pemegang peran tersebut akan ditetapkan dalam proses
penyusunan anggaran. Kenis (1979) menyatakan partisipasi penganggaran
mengacu pada sejauh mana manajer berpartisipasi dalam menyiapkan anggaran
dan memengaruhi tujuan anggaran pusat-pusat pertanggungjawaban mereka.
Brownell (1982) mendefinisikan partisipasi dalam penyusunan anggaran sebagai
proses dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya memiliki pengaruh
pada penyusunan target anggaran yang akan dievaluasi dan perlunya penghargaan
atas pencapaian target anggaran. Kren (1992) menyatakan bahwa dengan adanya
partisipasi dalam penyusunan anggaran, manajer akan terlibat dalam
13
mempertimbangkan dan mengevaluasi alternatif-alternatif dari tujuan anggaran.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran mendorong peningkatan komunikasi
antara atasan dan bawahan. Individu-individu yang terlibat dapat memberikan
informasi-informasi privat mereka sehingga asimetri informasi dapat
diminimalkan. Diharapkan dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran, akan
tercipta keselarasan tujuan antara individu-individu yang terlibat dalam proses
penganggaran dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.
2.4 Keadilan Distributif
Greenberg (1986) mendefinisikan keadilan distributif sebagai kewajaran
evaluasi yang diterima relatif terhadap pekerjaan yang dilakukan. Folger dan
Konovsky (1989) mendefinisikan keadilan distributif sebagai keadilan yang
dirasakan terkait jumlah kompensasi yang diterima karyawan. Magner dan
Johnson (1995) menyatakan keadilan distributif berkaitan dengan outcome karena
hal yang ditekankan adalah distribusi yang diterima, terlepas dari bagaimana
distribusi tersebut ditentukan.
Literatur-literatur penganggaran menyebutkan bahwa konsep dari keadilan
distributif dikaitkan dengan konsep “fair share”. Fair share merupakan harapan
mengenai ukuran distribusi sumber daya yang seharusnya manajer dapatkan relatif
terhadap manajer lainnya, di dalam konteks organisasional (Maiga dan Jacobs,
2007). Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa jika
perusahaan atau manajemen memberikan kompensasi yang sesuai dengan input
yang karyawan berikan, maka karyawan akan merasakan suatu keadilan
distributif. Hal ini menunjukkan bahwa respon sikap dan perilaku terhadap
14
penghasilan berkaitan dengan penghasilan yang didasarkan pada persepsi
mengenai keadilan (Walster et al., 1978 dalam Maria dan Nahartyo, 2012).
2.5 Keadilan Prosedural
Greenberg (1986) menyatakan bahwa keyakinan tentang evaluasi kinerja
yang adil, dapat juga didasarkan pada prosedur dimana evaluasi ditentukan,
terlepas dari peringkat yang diterima. Menurut Leventhal (1980) dalam Wentzel
(2002) keadilan prosedural dihubungkan dengan keadilan dari prosedur yang
digunakan untuk menentukan outcome secara distributif. Folger dan Konovsky
(1989) menyatakan keadilan prosedural sebagai keadilan yang dirasakan terkait
cara yang digunakan untuk menentukan jumlah kompensasi.
Berdasarkan beberapa definisi keadilan prosedural tersebut dapat
disimpulkan bahwa keadilan prosedural terkait dengan keadilan yang dirasakan
saat proses dalam pengambilan suatu keputusan. Maria dan Nahartyo (2012) juga
menyatakan bahwa keadilan prosedural tersebut akan menyebabkan seseorang
akan menerima suatu keputusan, walaupun tidak setuju dengan hasil keputusan
tersebut, karena proses pengambilan keputusan dilakukan secara adil. Lebih lanjut
Maria dan Nahartyo (2012) menegaskan, proses yang adil menjadi norma yang
diterima umum terhadap perilaku, baik dalam konteks sosial maupun dalam
konteks proses pengambilan keputusan organisasi.
15
2.6 Komitmen Tujuan Anggaran
Locke et al. (1981) dalam Maiga dan Jacobs (2007a) mendefinisikan
komitmen tujuan anggaran sebagai kebulatan tekad dan ketekunan untuk mencoba
mencapai tujuan anggaran, dari waktu ke waktu. Seseorang akan berkinerja lebih
baik ketika ia berkomitmen untuk mencapai tujuan tertentu. Komitmen untuk
mencapai tujuan anggaran dapat terjadi ketika bawahan telah menerima tujuan
anggaran yang telah ditetapkan, dan penerimaan tersebut dapat dicapai karena adanya
partisipasi penganggaran (Indarto, 2011).
Komitmen tujuan anggaran menjadi penting karena produktifitas dari
manajer ditentukan (sebagian besar) dari apakah organisasi mencapai tujuan
finansialnya (Wentzel, 2002). Magner et al. (1996) dalam Maiga dan Jacobs
(2007a) juga menyatakan bahwa bawahan yang berkomitmen tinggi kepada tujuan
anggaran mereka, mencari interaksi dengan orang-orang yang memiliki
pengetahuan mengenai lingkungan kerja mereka, tujuan kinerja, strategi tugas,
dan masalah-masalah lainnya, yang memiliki pengaruh penting pada kinerja.
2.7 Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk
meningkatkan efektivitas organisasi (Sumadiyah dan Susanta, 2004). Kinerja
manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen, yaitu seberapa jauh manajer
mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan,
investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi,
dan perwakilan (Mahoney, et al.) dalam Handoko (1996:34).
16
1) Perencanaan, merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program,
prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Tanpa rencana manajer tidak dapat mengetahui
bagaimana mengorganisasikan orang dan sumber daya yang dimiliki
secara efektif, serta manajemen hanya mempunyai peluang kecil untuk
mencapai sasaran atau mengetahui adanya penyimpangan secara dini.
2) Investigasi, merupakan suatu proses pengendalian yang tarafnya lebih
tinggi dimana dalam taraf investigasi sudah ada indikasi adanya suatu
penyimpangan sehingga diperlukan adanya suatu penyelidikan.
3) Pengkoordinasian, merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan
kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah dari suatu organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa adanya koordinasi
dalam suatu organisasi maka individu akan kehilangan pegangan atas
peranan mereka dalam organisasi sehingga mereka akan mulai mengejar
kepentingan sendiri yang sering merugikan pencapaian organisasi secara
keseluruhan.
4) Evaluasi, merupakan tindakan yang memberikan penilaian dan
pengukuran secara objektif terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dari
suatu kegiatan yang telah direncanakan apakah sudah sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
17
5) Pengawasan, merupakan penemuan dan penerapan cara dan peralatan
untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
6) Pemilihan Staf, memiliki karyawan yang cakap dan terampil dalam suatu
organisasi merupakan suatu hal yang mutlak, sehingga dalam
melaksanakan pemilihan staf yang akan berperan serta dalam pengelolaan
usaha, manajemen harus bersikap selektif dan memilih staf yang sesuai
dengan kualifikasi yang seharusnya dimiliki dalam posisi yang
ditawarkan.
7) Negosiasi, merupakan bagian dari kegiatan usaha yang berkaitan dengan
melakukan tawar menawar dengan pihak luar separti pemasok untuk
pemenuhan kebutuhan usaha. Kemampuan melakukan negosiasi
merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki oleh seorang
manajer. Hal ini karena kemampuan negosiasi akan sangat diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaannya dalam menghadapi orang lain serta untuk
menyelesaikan suatu masalah.
8) Perwakilan, merupakan kegiatan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan
dengan perusahaan lain, memberikan penerangan ataupun penjelasan
kepada masyarakat serta mempromosikan keberadaan perusahaan yang
dipimpinnya kepada masyarakat.
18
2.8 Penelitian Sebelumnya
Milani (1975) meneliti pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada
kinerja manajerial, dengan sampel 82 foreman produksi level teredah perusahaan
besar berskala internasional. Hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak ada
pengaruh signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja
manajerial. Kenis (1979) menguji pengaruh budgetary goal characteristics pada
perilaku dan kinerja manajerial dengan sampel 169 manajer departemen yang
memiliki tanggung jawab terhadap anggaran. Hasil penelitian menunjukkan
partisipasi anggaran memiliki pengaruh positif dan signifikan pada perilaku dan
kinerja manajerial. Nor (2007) melakukan pengujian pengaruh partisipasi
penganggaran pada kinerja manajerial, dengan menggunakan desentralisasi dan
gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating. Hasil penelitian Nor
mendukung Kenis (1979) yaitu terdapat pengaruh positif signifikan partisipasi
penganggaran pada kinerja manajerial. Sedangkan penelitian Sumarno (2005)
menemukan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan partisipasi penganggaran
pada kinerja manajerial.
Wentzel (2002) menguji pengaruh persepsi keadilan dalam proses
penganggaran terhadap peningkatan kinerja dengan meningkatkan komitmen
manajer pada tujuan anggaran, pada situasi downsized environment, dengan
menggunakan structural equation modeling (SEM). Penelitian dilakukan dengan
melakukan survei kepada 74 manajer pusat pertanggungjawaban rumah sakit.
Hasil penelitian Wentzel menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi selama
proses penganggaran akan memupuk rasa keadilan, sehingga meningkatkan
19
komitmen manajer pada tujuan anggaran dan kemudian meningkatkan kinerja.
Ditemukan pula pengaruh langsung antara persepsi keadilan dan kinerja menjadi
tidak signifikan ketika komitmen tujuan dipertimbangkan. Yenti (2003)
melanjutkan penelitian Wentzel (2002) yaitu dengan menginvestigasi hubungan
antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan
variabel intervening keadilan persepsian (keadilan distributif dan keadilan
prosedural), komitmen terhadap tujuan, serta motivasi, dalam kondisi downsizing
atau terjadi pemotongan anggaran akibat adanya krisis ekonomi di Indonesia.
Penelitian dilakukan dengan mail survey kepada 1000 manajer perusahaan
manufaktur yang dipilih secara purposive dari ICMD 2000 dan Pharmaceutical
Manufacturers and Distributors di Indonesia tahun 2001. Partisipan akhir dalam
penelitian sebanyak 128 manajer. Pengujian dilakukan dengan structural equation
modeling (SEM). Hasil penelitian tidak mendukung hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dengan variabel intervening
keadilan distributif, keadilan prosedur, komitmen terhadap tujuan dan motivasi,
karena hubungan tidak langsung yang memediasi antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial menunjukkan nilai yang rendah dan sangat
lemah.
Supriyono (2004) meneliti pengaruh komitmen organisasi dan keinginan
sosial terhadap hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajer.
Penelitian ini dilakukan dengan survei yang dikirimkan kepada manajer-manajer
perusahaan going public di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
positif signifikan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial, serta
20
komitmen organisasi dan keinginan sosial meningkatkan pengaruh partisipasi
penganggaran pada kinerja manajerial.
Ulupui (2005) menguji pengaruh partisipasi anggaran, persepsi keadilan
distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja
dinas-dinas yang ada di Bandung. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan
wawancara, kemudian diolah melalui metode regresi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan pada
kinerja, Keadilan prosedural berpengaruh positif signifikan pada kinerja, namun
keadilan distributif tidak berpengaruh signifikan pada kinerja. Komitmen tujuan
anggaran ditemukan berhubungan negatif dengan partisipasi anggaran.
Mulyasari dan Sugiri (2005) menguji pengaruh keadilan persepsian,
komitmen pada tujuan, dan job relevant information (JRI) terhadap hubungan
antara penganggaran partisipatif dan kinerja manajer. Responden penelitian adalah
89 manajer perusahaan jasa dan manufaktur. Data dikumpulkan melalui kuesioner
dan diolah dengan structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hubungan penganggaran partispatif dan kinerja tidak
signifikan setelah terdapat faktor lain yang memediasi hubungan tersebut. Namun,
hubungan langsung penganggaran partisipatif dan kinerja masih lebih kuat
dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh keadilan distributif,
keadilan prosedural, komitmen pada tujuan, dan job-relevant information. Selain
itu diperoleh bukti bahwa keadilan persepsian mempengaruhi kinerja demikian
juga job-relevant information. Komitmen pada tujuan tidak terbukti
mempengaruhi kinerja manajer dalam penganggaran partisipatif. Hanny (2013)
21
melakukan penelitian serupa yaitu meneliti pengaruh partisipasi penganggaran
secara tidak langsung pada kinerja manajerial, melalui persepsi keadilan,
komitmen anggaran, dan job relevant information (JRI). Penelitian ini dilakukan
pada situasi krisis finansial, dengan 120 manajer pada sektor perbankan di
Bandung dan Cimahi sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
partisipasi penganggaran meningkatan persepsi keadilan, komitmen anggaran, dan
JRI. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa persepsi keadilan, komitmen
anggaran, dan JRI memiliki pengaruh positif signifikan pada kinerja manajerial.
Eker (2007) menguji pengaruh partisipasi penganggaran melalui komitmen
organisasi terhadap kinerja manajerial. Data dikumpulkan melalui survei terhadap
150 manajer departemen akunting dan keuangan pada 500 perusahaan di Turkey
tahun 2006. Hasil pengujian dengan regresi berganda menunjukkan bahwa
bawahan dengan kinerja tinggi lebih berpartisipasi dalam penyusunan anggaran
dan memiliki komitmen organisasi yang lebih tinggi daripada bawahan dengan
kinerja yang lebih rendah. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa terdapat
interaksi signifikan antara partisipasi penganggaran dan komitmen organisasional
pada kinerja manajerial.
Maiga dan Jacobs (2007b) melakukan penelitian mengenai pengaruh trust
(pada atasan dan organisasi) dan komitmen dalam konteks memahami peran trust
dalam partisipasi anggaran pada kinerja manajerial. Data dikumpulkan dari
manajer pertanggungjawaban unit bisnis manufaktur., dan diolah menggunakan
structural equation modeling (SEM). Hasilnya mengindikasikan bahwa partisipasi
penganggaran memiliki pengaruh positif signifikan pada trust manajer, dan trust
22
manajer berpengaruh signifikan pada komitmennya terhadap tujuan
penganggaran, pada akhirnya memiliki pengaruh positif pada kinerja.
Damayanti (2007) meneliti pengaruh komitmen tujuan anggaran dan
kultur organisasional terhadap hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja
manajerial pada kondisi stretch targets, dengan 131 manajer departemen dari tiga
hotel bintang lima di Jawa dan Bali. Data yang diperoleh diolah dengan structural
equation modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen tujuan
anggaran memediasi hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial,
sedangkan budaya organisasi memoderasi (meningkatkan) pengaruh positif
partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial.
Indarto (2011) menguji pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial perusahaan melalui kecukupan anggaran, komitmen
organisasi, komitmen tujuan anggaran, dan job relevant information (JRI), pada
manajer-manajer level menengah di Jawa Tengah. Data dikumpulkan melalui
kuesioner, dan diolah dengan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa partisipasi dalam proses penganggaran berhubungan positif dengan kinerja
manajerial. Ditemukan pula bahwa kecukupan anggaran, komitmen organisasi,
komitmen tujuan anggaran, JRI dapat berfungsi sebagai mediator dalam hubungan
antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.
Rofingatun, dkk. (2013) menguji pengaruh partisipasi penganggaran pada
keadilan organisasi, komitmen organisasional, dan kinerja organisasional di
rumah sakit yang ada di Papua. Data diolah menggunakan partial least square
23
(PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran
berpengaruh positif pada kinerja organisasional dan keadilan organisasional,
keadilan organisasi berpengaruh positif pada komitmen organisasional dan kinerja
organisasional, serta komitmen berpengaruh positif pada kinerja organisasional.
Rangkuman dari penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat pada lampiran 2.
24
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Sekaran (1992) menyebutkan bahwa kerangka berpikir adalah model
konseptual yang menggambarkan hubungan teori dengan variabel yang telah
diidentifikasikan sebagai masalah penelitian. Kerangka berpikir mendefinisikan
relevansi antara variabel independen dan dependen sesuai dengan teori yang
dijelaskan. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
Kajian Teoritis:
1. Teori Ekuitas2. Teori Penetapan
Tujuan3. Partisipasi
Penganggaran4. Keadilan Distributif5. Keadilan Prosedural6. Komitmen Tujuan
anggaran7. Kinerja Manajerial
Kajian Empiris:
1. Hanny (2013)2. Indarto dan Ayu
(2011)3. Nor (2007)4. Maiga dan Jacobs
(2007b)5. Eker (2007)6. Damayanti (2007)7. Ulupui (2005)8. Mulyasari dan Sugiri
(2005)9. Supriyono (2004)10. Yenti (2003)11. Wentzel (2002)12. Lindquist (1995)13. Kenis (1979)14. Milani (1975)
Rumusan Masalah
Hipotesis
Uji Statistik
Hasil
Kesimpulan danSaran
25
3.2 Konsep Penelitian
Konsep penelitian merupakan terminologi teknis yang merupakan
komponen-komponen dari rerangka teori. Kerangka konsep dapat berbentuk
bagan, model matematik, atau perumusan fungsional, yang dilengkapi uraian
kualitatif, serta menunjukkan semua variabel yang berpengaruh pada penelitian
tersebut. Konsep penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Konsep Penelitian
3.3 Hipotesis Penelitian
Wentzel (2002) menyebutkan penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan
secara jelas bahwa persepsi keadilan memainkan peran penting dalam
penganggaran. Choi dan Mattila (2006) dalam Hanny (2013) menyatakan bahwa
informasi yang diterima karyawan akan mengarahkan pada peningkatan persepsi
keadilan mereka. Partisipasi dalam proses penganggaran tersebut dapat
meningkatkan persepsi mengenai keadilan karena karyawan menganggap bahwa
anggaran yang disetujui merupakan hasil dari sistem partisipasi penganggaran
(Hanny, 2013). Persepsi keadilan yang dimaksud adalah keadilan distributif dan
PARTISIPASIPENGANGGARAN
(X1)
KEADILANDISTRIBUTIF
(X2)
KEADILANPROSEDURAL
(X3)
KINERJAMANAJERIAL
(Y)
KOMITMENTUJUAN
ANGGARAN(X4)
26
keadilan prosedural. Keadilan distributif merupakan keadilan yang dirasakan
terkait dengan rasio outcome yang didapat setelah memberikan suatu input, yang
dibandingkan dengan rekannya. Keadilan prosedural merupakan keadilan yang
dirasakan terkait cara penentuan distribusi outcome tersebut.
Jika manajer terlibat dalam proses penganggaran, maka manajer dapat
terlibat dalam penentuan keputusan alokasi anggaran (Yenti, 2003). Jadi dapat
disimpulkan bahwa partisipasi manajer dalam proses penganggaran akan
meningkatkan persepsi keadilan distributif dan keadilan prosedural manajer. Hal
ini dapat terjadi karena dalam proses penganggaran, manajer turut serta dalam
proses penentuan alokasi anggaran termasuk alokasi kompensasi dan cara
penentuan alokasi kompensasi yang diberikan kepada seluruh karyawan. Maiga
dan Jacobs (2007a) menyatakan bahwa dalam penganggaran partisipatif, jika
tingkat pencapaian anggaran dipandang sebagai outcome, kemampuan dan usaha
untuk mencapai anggaran dapat dilihat sebagai masukan, ketika kemampuan dan
usaha dicocokkan dengan tingkat pencapaian anggaran, keadilan distributif akan
terjadi. Partisipasi selama proses penganggaran tidak menjamin manajer akan
menerima anggaran yang mereka inginkan terutama saat langkanya sumber daya,
namun partisipasi penganggaran akan meningkatkan pemahaman mereka tentang
bagaimana anggaran tersebut didistribusikan (Wentzel, 2002). Greenberg (1993)
menyatakan pemahaman seperti itu mendorong keadilan informasional yang
merupakan suatu keadilan prosedural.
Persepsi keadilan distributif dan keadilan prosedural yang timbul dari
proses partisipasi penganggaran akan memengaruhi penerimaan pihak-pihak yang
27
terlibat dalam partisipasi tersebut, terhadap target-target yang ditetapkan dalam
anggaran. Penerimaan ini merupakan suatu kondisi yang mengarah pada
peningkatan kinerja (Lau dan Lim, 2002). Hanny (2013) menyatakan bahwa
persepsi keadilan dapat meningkatkan kinerja manajerial, karena mereka percaya
bahwa anggaran telah dibuat serasional mungkin, sehingga dorongan atau
motivasi yang mereka miliki untuk memenuhi anggaran tersebut juga meningkat.
Wentzel (2002) juga menyatakan bahwa hasil studi sebelumnya (Brockner et al.
1994; Lind et al. 1990; Early dan Lind 1987) menunjukkan bahwa keadilan
persepsian memiliki hubungan positif dengan kinerja.
Hasil penelitian Wentzel (2002) menunjukkan bahwa persepsi keadilan
individual meningkat seiring peningkatan keterlibatan dalam proses
penganggaran. Hasil penelitian Maiga dan Jacobs (2007a) juga menunjukkan hal
serupa yaitu partisipasi penganggaran memengaruhi keadilan distributif dan
keadilan prosedural secara positif. Byrne dan Damon (2008), serta Lau dan Lim
(2002) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi keadilan dan
kinerja.
H1: Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan
keadilan distributif sebagai variabel pemediasi.
H2: Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan
keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi.
Komitmen anggaran dalam konteks penganggaran menjadi penting karena
produktifitas dari manajer ditentukan (sebagian besar) dari apakah organisasi
mencapai tujuan finansialnya (Wentzel, 2002). Sields dan Sields (1998) dalam
28
Indarto dan Ayu (2011) menemukan bukti bahwa partisipasi akan meningkatkan
kepercayaan bawahan, pengendalian, dan keterlibatan diri dengan organisasi,
sehingga bawahan dapat menerima dan mempunyai komitmen terhadap anggaran
yang disusun. Damayanti (2007) menyatakan keterlibatan bawahan ini akan dapat
menumbuhkan sikap mau menerima, berkomitmen yang lebih, dan penentuan
untuk mencapai tujuan. Damayanti (2007) menambahkan, sikap mau bekerja sama
dari bawahan dikarenakan oleh bawahan merasakan adanya keterlibatan (merasa
memiliki), dan ikut merasakan menjadi bagian dari perusahaan. Chong dan Chong
(2002) menemukan bahwa partisipasi penganggaran berhubungan positif dengan
komitmen tujuan anggaran. Penelitian yang dilakukan oleh Argyris (1952), Becker
dan Green (1962), Hofstede(1968) dalam Indarto dan Ayu (2011) juga
mengemukakan hal yang senada yaitu bahwa partisipasi anggaran memotivasi
karyawan untuk menerima dan mempunyai komitmen terhadap tujuan anggaran yang
telah disusun secara bersama antara karyawan dan atasan.
Klein et al. (1999) dalam Yenti (2003) memberikan suatu ilustrasi bahwa
kinerja yang tinggi hanya muncul ketika kesulitan tugas dan komitmen terhadap
tujuan tinggi. Magner et al. (1996) dalam Maiga dan Jacobs (2007a) juga
menyatakan bahwa bawahan yang berkomitmen tinggi kepada tujuan anggaran
mereka, mencari interaksi dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan
mengenai lingkungan kerja mereka, tujuan kinerja, strategi tugas, dan masalah-
masalah lainnya yang memiliki pengaruh penting kepada kinerja. Tingginya
komitmen terhadap tujuan anggaran akan mempermudah penerimaan anggaran
tersebut meskipun sulit untuk dicapai, dengan demikian tingkat kinerja akan
meningkat (Indarto dan Ayu, 2011). Kesimpulan yang dapat diambil bahwa kinerja
29
adalah fungsi utama dari pencapaian tujuan dan komitmen tujuan anggaran
merupakan alat untuk memprediksinya (Locke, 1968; Locke dkk., 1981; Locke dan
Latham, 1990; Wofford dkk., 1992; dalam Indarto dan Ayu, 2011). Wentzel (2002)
menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara komitmen tujuan anggaran
manajer dan kinerja. Hasil penelitian Chong dan Chong (2002) memberikan
dukungan pada adanya pengaruh komitmen tujuan anggaran dan informasi
partisipasi penganggaran terhadap kinerja. Maiga dan Jacobs (2007b) menemukan
hubungan positif signifikan antara komitmen tujuan anggaran dan kinerja
manajerial.
H3: Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan
komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi.
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah rencana menyeluruh dari penelitian yang
mencakup seluruh hal yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat
hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir data
yang selanjutnya disimpulkan dan diberikan saran.
Data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya baik dengan kuesioner maupun wawancara
langsung. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer dalam
penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode survei, dengan
menggunakan kuesioner yang merupakan daftar pertanyaan terstruktur yang
ditujukan kepada manajer tingkat menengah (setingkat kabag/kasubag/kepala
seksi/kepala unit).
Terdapat 3 (tiga) jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
variabel bebas, variabel terikat, dan variabel mediasi. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah partisipasi penganggaran, variabel terikat dalam penelitian ini
adalah kinerja manajerial, dan variabel mediasi dalam penelitian ini adalah
keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran.
Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
31
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
Masalah Penelitian
Rumusan Masalah
Hipotesis
Variabel PenelitianPartisipasi penganggaran, kinerja manajerial, keadilan distributif,
keadilan prosedural, komitmen tujuan anggaran
Instrumen PenelitianKuesioner yang telah diujivaliditas dan reliabilitasnya
Penentuan RespondenKaryawan Setingkat kabag/kasubag/kepala seksi/kepalaunit
PengumpulanData
Analisis Data
Pembahasan danInterpretasi Hasil
Kesimpulan danSaran
32
4.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada RSUP Sanglah di Provinsi Bali yang
merupakan instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
4.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada hubungan antara partisipasi
penganggaran, kinerja manajerial, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan
komitmen tujuan anggaran.
4.4 Penentuan Sumber Data
4.4.1 Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1) Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Sugiyono, 2007). Data primer
dalam penelitian ini berupa hasil jawaban responden atas pernyataan
dalam kuesioner mengenai partisipasi penganggaran, hasil jawaban
responden atas pernyataan dalam kuesioner mengenai kinerja manajerial,
hasil jawaban responden atas pernyataan dalam kuesioner mengenai
keadilan distributif, hasil jawaban responden atas pernyataan dalam
kuesioner mengenai keadilan prosedural, dan hasil jawaban responden atas
pernyataan dalam kuesioner mengenai komitmen tujuan anggaran.
33
2) Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi
yang dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Sugiyono, 2007). Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai
rumah sakit pemerintah yang telah memiliki standar akreditasi JCI di Bali.
4.4.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di RSUP
Sanglah. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu
metode pengambilan sampel yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang
ditetapkan. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Karyawan yang memiliki jabatan (kepala bidang/kepala bagian/kepala unit
dan kepala sub bidang/kepala sub bagian/kepala sub unit).
2) Telah menduduki jabatan tersebut minimal 1 tahun.
3) Terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
Persyaratan ini digunakan karena pada umumnya anggaran dibuat satu
tahun sekali, sehingga setidaknya karyawan yang memiliki jabatan (kepala
bidang/kepala bagian/kepala unit dan kepala sub bidang/kepala sub bagian/kepala
sub unit) yang ikut dalam proses penyusunan anggaran tersebut telah memiliki
pengalaman di dalam proses penyusunan angggaran yang menjadi tanggung
jawabnya.
34
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Jumlah Sampel Penelitian
No. Nama Jabatan Jumlah (Orang)1 Kepala Bidang 32 Kepala Bagian 73 Kepala Unit 24 Kepala Seksi 85 Kepala Sub Bagian 17
Total 37Sumber: Data diolah, 2013
4.5 Variabel Penelitian
4.5.1 Identifikasi Variabel
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka
variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Variabel bebas (independent) adalah variabel yang memengaruhi atau
menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono, 2007). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah partisipasi
penganggaran (X1).
2) Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial (Y).
3) Variabel mediasi (intervening) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
suatu variabel dan memengaruhi variabel yang lain. Variabel mediasi
dalam penelitian ini adalah keadilan distributif (X2), keadilan prosedural
(X3), dan komitmen tujuan anggaran (X4).
35
4.5.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1) Variabel Bebas
Partisipasi penganggaran (X1) adalah seberapa jauh partisipasi keterlibatan
dan pengaruh manajer tingkat menengah pada RSUP Sanglah, baik secara
periodik maupun tahunan. Partisipasi penyusunan anggaran diukur dengan
menggunakan pernyataan yang menggambarkan keikutsertaan dalam penyusunan
anggaran, permintaan tentang anggaran ke pimpinan, pembuatan rencana dalam
anggaran akhir (final), kontribusi terhadap anggaran, pendapat atau usulan pada
saat anggaran (RKA) sedang disusun. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur partisipasi penganggaran ini diadopsi dari penelitian Milani (1975)
dalam Adrianto (2008).
2) Variabel Terikat
Kinerja manajerial (Y) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kegiatan-kegiatan manajerial yang meliputi: perencanaan, investigasi,
pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi dan
perwakilan atau representasi (Mahoney, 1993). Instrumen yang digunakan untuk
mengukur kinerja manajerial ini diadopsi dari penelitian Adrianto (2008).
3) Variabel Mediasi
Keadilan disributif (X2) berkaitan dengan outcome karena penekanannya
adalah pada distribusi yang diterima, terlepas bagaimana distribusi itu ditentukan
(Magner dan Johnson, 1995). Instrumen yang digunakan untuk mengukur
keadilan distributif ini diadopsi dari penelitian Magner dan Johnson (1995).
36
Keadilan prosedural (X3) menguji pengaruh prosedur pengambilan suatu
keputusan terhadap sikap dan perilaku (Walker, et al., 1974). Thibaut dan Walker
(1975) menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan dapat sangat
berpengaruh terhadap penerimaan mengenai hasil suatu keputusan. Oleh karena
itu, ada kalanya seseorang tidak setuju dengan hasil suatu keputusan tetapi dapat
menerima keputusan tersebut karena proses pengambilan keputusan yang
dilakukan dengan adil. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keadilan
prosedural ini diadaptasi dari penelitian Magner dan Johnson (1995).
Komitmen tujuan anggaran (X4) didefinisikan sebagai determinasi
seseorang untuk mencapai sasaran (Locke & Latham, 1981). Instrumen yang
digunakan untuk mengukur komitmen tujuan anggaran adalah tiga item skala
Latham dan Steele (1983) yang diadopsi oleh Wentzel (2002).
4.6 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least
Square (PLS) dengan menggunakan solfware SmartPLS. PLS adalah model
persamaan struktural (SEM) yang berbasis komponen atau varian (variance).
Menurut Ghozali (2006) PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari
pendekatan SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian. SEM yang
berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/teori sedangkan PLS lebih bersifat
predictive model.
Wold dalam Wiyono (2011:395) menyatakan PLS merupakan metode
analisis yang powerfull karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya,
37
data harus terdistribusi normal dan sampel yang tidak harus besar. Selain dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk
menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus
menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif dan formatif. Hal
ini tidak dapat dilakukan oleh SEM yang berbasis kovarian karena akan menjadi
unidentified model. Langkah-langkah analisis PLS sebagai berikut:
1) Merancang Model Struktural (inner model)
Perancangan model struktural hubungan antara variabel laten pada PLS
didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian (Gambar 3.2
Konsep Penelitian).
2) Merancang Model Pengukuran (outer model)
Perancangan model pengukuran dalam PLS sangat penting karena terkait
dengan apakah indikator bersifat reflektif atau formatif. Model reflektif
secara matematis menempatkan indikator sebagai sub-variabel yang
dipengaruhi oleh variabel laten, sehingga indikator-indikator tersebut bisa
dikatakan dipengaruhi oleh faktor yang sama yaitu variabel latennya.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model reflektif dengan
asumsi semua indikator seolah-olah dipengaruhi variabel laten.
3) Mengkonstruksi diagram Jalur
Ilustrasi Model dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.2.
38
Gambar 4.2 Ilustrasi model penelitian
4) Konversi diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan
a. Evaluasi Outer Model
Wiyono (2011:398) menyatakan evaluasi outer model digunakan untuk
menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya.
Model persamaan dalam Outer model yaitu :
X = Xξ +εX
Y = yη+εy
Keterangan :
X dan Y = Indikator untuk variabel laten eksogen dan endogenξ = variabel eksogenη = variabel endogenε = kesalahan pengukuran
λ
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Y9
Y10
ε17
ε18
ε19
ε20
ε21
ε22
ε23
ε24
ε25
εY26
γ5
γ3
γ2
γ1
ε6
ε7
ε8
ε9
ε10
ε11
ε12
ε13
λ
λ
λ
δ2
δ3
δ4
δ5
δ1
KeadilanDistributif(X2) )( η1)
KeadilanProsedural(X3) (η2)
KomitmenTujuanAnggaran(X4)( (η3)
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
PartisipasiPenganggaran (X1)( ξ1)
λ
X2.1 X2.21 X2.3 X2.4 X2.5
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
X3.6
X3.7
X3.8
X3.2
ε1 ε2 ε3 ε4 ε5
γ4
γ6
KinerjaManajerial(Y)( η4)
X4.1 X4.2 X4.3
ε14 ε15 ε16
39
Persamaan outer model penelitian :
1. Variabel Partisipasi Penganggaranx1.1 = λx1.1 ξ1 + δ1x1.2 = λx1.2 ξ1 + δ2x1.3 = λx1.3 ξ1 + δ3x1.4 = λx1.4 ξ1 + δ4x1.5 = λx1.5 ξ1 + δ5
2. Variabel Keadilan Distributifx2.1 = λx2.1 η1 + ε1x2.2 = λx2.2 η1 + ε2x2.3 = λx2.3 η1 + ε3x2.4 = λx2.4 η1 + ε4x2.5 = λx2.5 η1 + ε5
3. Variabel Keadilan Proseduralx3.1 = λx3.1 η2 + ε6x3.2 = λx3.3 η2 + ε7x3.3 = λx3.3 η2 + ε8x3.4 = λx3.4 η2 + ε9x3.5 = λx3.5 η2 + ε10x3.6= λx3.5 η2 + ε11x3.7 = λx3.5 η2 + ε12x3.8 = λx3.5 η2 + ε13
4. Variabel Komitmen Tujuan Anggaranx4.1 = λx4.1 η3 + ε14x4.2 = λx4.4 η3 + ε15x4.4 = λx4.4 η3 + ε16
5. Variabel Kinerja Manajerialy.1 = λy.1 η4 + ε17y.2 = λy.3 η4 + ε18y.3 = λy.3 η4 + ε19y.4 = λy.4 η4 + ε20y.5 = λy.5 η4 + ε21y.6= λy.6 η4 + ε22y.7 = λy.7 η4 + ε23y.8 = λy.8 η4 + ε24y.9 = λy.9 η4 + ε25y.10 = λy.10 η4 + ε26
40
Persamaan Inner Model penelitian:
η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + ζ1η2 = β1η1 + γ3ξ1 + γ4ξ2 + ζ2
Keterangan :
η = Variabel laten endogenξ = Variabel laten eksogen
b. Evaluasi Inner Model
Wiyono (2011:399) menyatakan evaluasi inner model digunakan untuk
menspesifikasi hubungan antar variabel laten yang satu dengan
variabel laten yang lainnya dengan tingkat signifikansi 5 %. Persamaan
yang digunakan dalam inner model yaitu :
ηj = Σiβ ji ηi + Σ I γ jb ξb + ζj
Keterangan :η = Variabel laten endogenξ = Varibel laten eksogenβji= Koefisien jalur yang menghubungkan satu variabel latenendogen dengan endogen yang lain.ζ = Variabel inner residual.
5) Estimasi
Nilai estimasi koefisien jalur antara konstruk harus memiliki nilai
yang signifikan. Signifikansi hubungan dapat diperoleh dengan prosedur
Bootstapping. Nilai yang dihasilkan berupa nilai t-hitung yang kemudian
dibandingkan dengan t-tabel. Apabila nilai t-hitung > t-tabel (2,0423) pada
taraf signifikansi ( 2,5%, DF = 30) maka nilai estimasi koefisien jalur
tersebut signifikan.
41
6) Goodness of fit
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui
berbagai kriteria goodness of fit. Goodness of fit dalam PLS dibagi atas dua
bagian yaitu sebagai berikut.
a. Outer Model
Wiyono (2011:403) menyatakan kriteria penilaian yang digunakan dalam
menilai indikator adalah :
a. Convergent validity nilai loading factor 0,50 sampai 0,60.
b. Discriminant validity nilai korelasi cross loading dengan variabel
latennya harus lebih besar dibandingkan dengan korelasi terhadap
variabel laten yang lain.
c. Nilai AVE harus diatas 0,50.
d. Nilai composite reliability yang baik apabila memiliki nilai ≥0,70.
b. Inner Model
Goodness of fit pada inner model diukur menggunakan R square variabel
laten dependen, Q square predictive relevance untuk model struktural
yang digunakan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan
oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q square > 0
menunjukkan model memiliki predictive relevance yang baik, sebaliknya
jika nilai Q square ≤ 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive
relevance.
42
Nilai predictive-relevance diperoleh dengan rumus:
Q2 = 1 – (1-R12) (1-R2
2) (1-R32) (1-R4
2)
Keterangan :R1
2 = R square keadilan distributifR2
2 = R square keadilan proseduralR3
2 = R square komitmen tujuan anggaranR4
2 = R square kinerja manajerial
7) Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada pengujian inner model yaitu :
a. t statistic
Apabila koefisien t statistic menunjukan koefisien yang lebih besar dari t
tabel, hasil ini menggambarkan variabel tersebut signifikan, maka dapat
diartikan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna pada variabel laten
terhadap variabel laten lainnya.
b. Path Coefficients
Nilai path coefficients menunjukkan koefisien hubungan antara variabel
laten dengan variabel laten lainnya. Sedangkan besarnya pengaruh total
variabel laten terhadap variabel laten lainnya (total effect) diperoleh
melalui hasil tambah antara pengaruh langsung (direct effect) dengan
pengaruh tidak langsung (indirect effect) yang dimiliki.
43
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 37 orang dan kuesioner disebarkan ke
seluruh sampel. Kuesioner yang kembali sebanyak 37 buah dengan 2 buah
kuesioner yang tidak diisi lengkap. Total kuesioner yang kembali dan layak
digunakan adalah sebanyak 35 buah (94,6%).
Tabel 5.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
Kuesioner yang disebar 37Kuesioner yang kembali (response rate) 37 (100%)Kuesioner yang tidak lengkap (2)Total kuesioner yang kembali dan dapat digunakan(useable response rate)
35 (94,6%)
Sumber: Data diolah, 2013
Data karakteristik responden adalah sebagai berikut :
1) Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui
keterlibatan gender dari responden dalam pembuatan keputusan pada proses
penganggaran. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada Tabel 5.2 sebagai berikut:
44
Tabel 5.2 : Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)Pria 20 57,1 %
Wanita 15 42,9 %Jumlah 35 100 %
Sumber: Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 5.2, dari total 35 responden, responden yang berjenis kelamin
pria sebanyak 20 orang (57,1%) sedangkan responden berjenis kelamin wanita
sebanyak 15 orang (42,9%). Hal ini mengindikasikan bahwa keterlibatan gender
dalam proses penganggaran sudah merata.
2) Profil Responden Berdasarkan Umur
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada
Tabel 5.3 sebagai berikut :
Tabel 5.3 : Profil Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah Responden Persentase (%)35-39 5 14,3 %40-44 11 31,4 %>44 19 54,3 %
Jumlah 35 100%Sumber: Data diolah, 2013
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden terwakili pada semua kategori usia
profuktif, namun menyebar secara tidak merata. Responden paling banyak
berdasarkan umur berada diatas rentang 44 tahun yaitu 19 orang (54,3%).
Responden paling sedikit berdasarkan umur berada pada rentang 35 sampai
dengan 39 tahun, yaitu 5 orang (14,3%). Pada rentang usia tersebut, responden
dianggap memiliki stabilitas emosi yang baik, sehingga memiliki tingkat
45
penerimaan yang baik atas suatu prosedur. Selain itu dalam usia tersebut
diasumsikan bahwa responden dapat berkomunikasi dan mengambil keputusan
dengan lebih baik pada suatu proses penganggaran.
3) Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat
pada Tabel 5.4 sebagai berikut.
Tabel 5.4 : Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama bekerja Jumlah Responden Persentase (%)1-5 tahun 4 11,4 %
6-10 Tahun 12 34,3 %>10 Tahun 19 54,3 %
Jumlah 35 100 %
Sumber: Data diolah, 2013
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden paling banyak berdasarkan lama
bekerja berada di atas 10 tahun yaitu 19 orang (54,3%), sedangkan responden
paling sedikit berada pada rentang 2 sampai dengan 5 tahun yaitu 4 orang
(11,4%). Dilihat dari profil responden berdasarkan lama bekerja dapat
diasumsikan bahwa sebagian besar responden sudah berpengalaman serta
memahami dengan baik lingkup kerja dan tanggung jawabnya pada proses
partisipasi penganggaran, sehingga diharapkan dapat memberikan jawaban yang
lebih objektif.
4) Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
46
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat
dilihat pada Tabel 5.5 sebagai berikut :
Tabel 5.5 : Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%)S1 23 65,7%S2 12 34,3%
Jumlah 35 100 %Sumber: Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 5.5, responden dengan tingkat pendidikan terakhir S1 ada
sebanyak 23 orang (65,7%), dan responden dengan tingkat pendidikan terakhir S2
sebanyak 12 orang (34,3%). Berdasarkan data di atas diharapkan responden dapat
memberikan jawaban dengan lebih seksama dan objektif terhadap keadaan yang
sebenarnya atas pertanyaan dalam kuesioner yang disebarkan.
5.2 Hasil Uji Partial Least Square (PLS)
Uji PLS pada penelitian ini menggunakan evaluasi outer model dengan model
reflektif dan evaluasi inner model dengan tingkat signifikansi 5 %. Secara umum
hasil Uji PLS dapat dilihat pada gambar 5.1.
47
Gambar 5.1 Hasil Uji PLS
5.2.1 Goodness of fit
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui berbagai
kriteria goodness of fit. Goodness of fit dalam PLS dibagi atas dua bagian yaitu
sebagai berikut.
a. Outer model
1) Uji Convergent Validity
Uji convergent validity dilakukan untuk mengetahui validitas dari indikator yang
digunakan. Indikator dinyatakan valid dengan nilai weights or loadings faktor
48
berkisar di atas 0,50. Uji weights or loadings faktor masing-masing variabel dapat
dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut:
Tabel 5.6 Uji Convergent Validity
PartisipasiPenganggaran
KeadilanDistributif
KeadilanProsedural
KomitmenTujuan
AnggaranKinerja
ManajerialKeterangan
X1.1 0.902803 ValidX1.2 0.853194 ValidX1.3 0.890733 ValidX1.4 0.900884 ValidX1.5 0.884971 ValidX2.1 0.880087 ValidX2.2 0.877227 ValidX2.3 0.898234 ValidX2.4 0.902019 ValidX2.5 0.893787 ValidX3.1 0.883374 ValidX3.2 0.905669 ValidX3.3 0.931244 ValidX3.4 0.899058 ValidX3.5 0.925430 ValidX3.6 0.911668 ValidX3.7 0.912619 ValidX3.8 0.898825 ValidX4.1 0.954611 ValidX4.2 0.933526 ValidX4.3 0.952067 ValidY.1 0.877279 ValidY.2 0.928020 ValidY.3 0.852513 ValidY.4 0.864027 ValidY.5 0.912448 ValidY.6 0.866891 ValidY.7 0.831131 ValidY.8 0.847956 ValidY.9 0.823442 ValidY.10 0.880887 Valid
Sumber: Lampiran 4 tabel Outer Model (Weights or Loadings)
49
Berdasarkan tabel 5.6, uji weights or loadings menunjukan nilai loading faktor
indikator Partisipasi Penganggaran berkisar antara 0,85 – 0,90, nilai loading
faktor indikator keadilan distributif berkisar antara 0,87 – 0,90, nilai loading
faktor indikator keadilan prosedural berkisar antara 0,88 – 0,93, nilai loading
faktor indikator komitmen tujuan anggaran berkisar antara 0,93 – 0,95, dan nilai
loading faktor indikator kinerja manajerial berkisar antara 0,82 – 0,92. Seluruh
indikator dinyatakan valid karena nilai loading faktornya berkisar di atas 0,50.
2) Uji discriminant validity
Uji discriminant validity dilakukan untuk mengetahui korelasi antara tiap
indikator dengan semua variabel laten yang ada. Seluruh indikator dinyatakan
valid jika nilai korelasi cross loading seluruh indikator yang digunakan dalam
membentuk variabel laten, lebih besar dibandingkan dengan korelasi terhadap
variabel laten yang lain. Nilai korelasi cross loading masing-masing variabel
dijelaskan pada tabel 5.7.
50
Tabel 5.7 Uji discriminant validity
PartisipasiPenganggaran
KeadilanDistributif
KeadilanProsedural
KomitmenTujuan
AnggaranKinerja
Manajerial Keterangan
X1.1 0.9028030 0.6320650 0.8396510 0.8275680 0.8687020 Valid
X1.2 0.8531940 0.6160330 0.7610530 0.7232870 0.7804030 Valid
X1.3 0.8907330 0.7053580 0.8071260 0.7860070 0.8470410 Valid
X1.4 0.9008840 0.6845400 0.7688160 0.7845570 0.8127580 Valid
X1.5 0.8849710 0.5127600 0.7519840 0.6845510 0.7739920 Valid
X2.1 0.6353980 0.8800870 0.7588130 0.8001930 0.7409530 Valid
X2.2 0.6417700 0.8772270 0.6642910 0.7403940 0.7383680 Valid
X2.3 0.5840500 0.8982340 0.5745570 0.7007240 0.6530390 Valid
X2.4 0.6930970 0.9020190 0.6518080 0.7225350 0.7478750 Valid
X2.5 0.6168500 0.8937870 0.6131850 0.7182050 0.7317630 Valid
X3.1 0.8151520 0.6249680 0.8833740 0.8071950 0.8364160 Valid
X3.2 0.7854390 0.6695060 0.9056690 0.7898990 0.8142070 Valid
X3.3 0.7834450 0.6707500 0.9312440 0.8238700 0.8045080 Valid
X3.4 0.7889240 0.6777690 0.8990580 0.8321880 0.8163510 Valid
X3.5 0.8344470 0.7348650 0.9254300 0.8414310 0.8331370 Valid
X3.6 0.8024400 0.7039280 0.9116680 0.8272560 0.8365260 Valid
X3.7 0.7635970 0.6252070 0.9126190 0.8166810 0.8024910 Valid
X3.8 0.8691630 0.6336490 0.8988250 0.8234430 0.8535470 Valid
X4.1 0.8369070 0.8101440 0.8820670 0.9546110 0.8935700 Valid
X4.2 0.7817900 0.7341100 0.7928370 0.9335260 0.8642340 Valid
X4.3 0.8267720 0.8055500 0.8876060 0.9520670 0.9116710 Valid
Y.1 0.7194910 0.6824760 0.8193770 0.8346600 0.8772790 Valid
Y.2 0.8504920 0.7549850 0.8245700 0.8703630 0.9280200 Valid
Y.3 0.7089670 0.7460150 0.7980430 0.8718220 0.8825130 Valid
Y.4 0.8060400 0.6751330 0.8472800 0.8263420 0.8640270 Valid
Y.5 0.8713770 0.7536700 0.8520950 0.9113510 0.9124480 Valid
Y.6 0.8331240 0.7186560 0.7615330 0.7622430 0.8668910 Valid
Y.7 0.8353130 0.7267220 0.7809580 0.7660970 0.8511310 Valid
Y.8 0.8275920 0.6940670 0.7161380 0.7859830 0.8479560 Valid
Y.9 0.8159750 0.5529830 0.6878730 0.7168140 0.8234420 Valid
Y.10 0.7620300 0.7437870 0.7850230 0.7984650 0.8808870 ValidSumber: Lampiran 4 Tabel Cross Loadings
51
Berdasarkan tabel 5.7, uji discriminant validity menunjukan nilai korelasi cross
loading seluruh indikator partisipasi penganggaran terhadap variabel latennya
lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya karena berkisar
antara 0,85 – 0,90, maka seluruh indikator partisipasi penganggaran dinyatakan
valid. Nilai korelasi cross loading seluruh indikator keadilan distributif terhadap
variabel latennya lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten
lainnya karena berkisar antara 0,87 – 0,90, maka seluruh indikator keadilan
distributif dinyatakan valid. Nilai korelasi cross loading seluruh indikator
keadilan prosedural terhadap variabel latennya lebih besar dari nilai korelasi cross
loading variabel laten lainnya karena berkisar antara 0,88 – 0,93, maka seluruh
indikator keadilan prosedural dinyatakan valid. Nilai korelasi cross loading
seluruh indikator komitmen tujuan anggaran terhadap variabel latennya lebih
besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya karena berkisar antara
0,93 – 0,95, maka seluruh indikator komitmen tujuan anggaran dinyatakan valid.
Nilai korelasi cross loading seluruh indikator kinerja manajerial terhadap variabel
latennya lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya karena
berkisar antara 0,82 – 0,93, maka seluruh indikator kinerja manajerial dinyatakan
valid.
3) Average Variance Extracted (AVE)
Uji Average Variance Extracted (AVE) dilakukan untuk mengetahui nilai yang
menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel. Nilai AVE
seluruh variabel dinyatakan valid apabila nilai AVE berkisar di atas 0,5. Nilai
AVE masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 5.8 sebagai berikut:
52
Tabel 5.8 Average Variance Extracted (AVE)
Variabel AVE Keterangan
Partisipasi Penganggaran 0.786230 ValidKeadilan Distributif 0.792680 ValidKeadilan Prosedural 0.825553 ValidKomitmen Tujuan Anggaran 0.896395 ValidKinerja Manajerial 0.755205 Valid
Sumber: Lampiran 4 Tabel AVE
Berdasarkan tabel 5.8, hasil uji Average Variance Extracted (AVE) menunjukkan
nilai AVE partisipasi penganggaran sebesar 0,79, nilai AVE keadilan distributif
sebesar 0,79, nilai AVE keadilan prosedural sebesar 0,83, nilai AVE komitmen
tujuan anggaran sebesar 0,90, dan nilai AVE kinerja manajerial sebesar 0,76. Nilai
AVE seluruh variabel lebih besar dari 0,5. Hal ini berarti seluruh variabel dapat
dikatakan valid.
4) Composite Reliability
Uji composite reliability dilakukan untuk mengetahui nilai yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya untuk digunakan. Seluruh variabel
dinyatakan reliable apabila nilai loading-nya di atas 0.70. Nilai composite
reliability masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 5.9 sebagai berikut.
Tabel 5.9 Composite Reliability
Variabel CompositeReliability Keterangan
53
Partisipasi Penganggaran 0.948407 ReliableKeadilan Distributif 0.950286 ReliableKeadilan Prosedural 0.974260 ReliableKomitmen Tujuan Anggaran 0.962899 ReliableKinerja Manajerial 0.968564 Reliable
Sumber: Lampiran 4 Tabel Composite Reliability
Berdasarkan tabel 5.9, hasil uji composite reliability menunjukan bahwa nilai
composite reliability variabel partisipasi penganggaran sebesar 0,95, nilai
composite reliability variabel keadilan distributif sebesar 0,95, nilai composite
reliability variabel keadilan prosedural sebesar 0,97, nilai composite reliability
variabel komitmen tujuan anggaran sebesar 0,96, dan nilai composite reliability
variabel kinerja manajerial sebesar 0,97. Hal ini berarti seluruh variabel dapat
dikatakan reliable karena memiliki nilai composite reliability lebih besar dari
0,70.
b. Evaluasi Inner Model
Evaluasi inner model dilakukan dengan uji bootstrapping yang menghasilkan nilai
koefisien determinasi R square, Q square, path coefficients, latent variable
correlations. Hasil evaluasi inner model dijelaskan sebagai berikut.
1) Koefisien Determinasi R Square
R Square berfungsi untuk melihat nilai signifikansi dari variabel laten.
Tabel 5.10 R2 Variabel Latent Endogen
54
Variabel R SquareKeadilan Distributif 0.510250Keadilan Prosedural 0.787772
Komitmen Tujuan Anggaran 0.742027Kinerja Manajerial 0.907795
Sumber: Lampiran 5 Tabel R Square
Berdasarkan tabel 5.10, koefisien determinasi R Square menunjukkan bahwa
kinerja manajerial mampu dijelaskan oleh partisipasi penganggaran, keadilan
distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran sebesar 90,8%,
sisanya 9,2% dijelaskan faktor lain yang tidak ada dalam model. Keadilan
distributif mampu dijelaskan oleh partisipasi penganggaran sebesar 51%, sisanya
dijelaskan oleh faktor lain diluar model sebesar 49%. Keadilan prosedural mampu
dijelaskan oleh partisipasi penganggaran sebesar 79%, sisanya dijelaskan oleh
faktor lain diluar model sebesar 21%. Komitmen tujuan anggaran mampu
dijelaskan oleh partisipasi penganggaran sebesar 74%, sisanya dijelaskan oleh
faktor lain diluar model sebesar 26%.
2) Q Square
Suatu model dianggap mempunyai nilai predictive yang relevan jika nilai Q
square lebih besar dari 0 ( >0). Nilai predictive-relevance diperoleh dengan rumus
sebagai berikut.
Q2 = 1 – (1-R12) (1-R2
2) (1-R32) (1-R4
2)
Q2 = 1 – (1-0,52) (1-0,82) (1-0,72) (1-0,92)
Q2 = 1 – (1-0,25) (1-0,64) (1-0,49) (1-0,81)
Q2 = 1 – (0,75) (0,36) (0,51) (0,19)
Q2 = 0,97
55
Hasil perhitungan Q square pada penelitian ini adalah 0,97. Hal ini berarti model
dalam penelitian ini layak untuk menjelaskan variabel endogen yaitu kinerja
manajerial.
5.2.2 Pengujian Hipotesis
1) t-Statistic
Variabel eksogen dinyatakan signifikan pada variabel endogennya apabila hasil t-
statistic lebih besar dari t-tabel 2,0423 ( tingkat signifikasi 2,5 %, DF=30 ). Hasil
t-statistic masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 5.11 sebagai berikut.
Tabel 5.11 t-statistic
t-Statistics(|O/STERR|) t-Tabel Keterangan
Keadilan Distributif ->Kinerja Manajerial 1.892343 2,0423 Tidak Signifikan
Keadilan Prosedural ->Kinerja Manajerial 6.345701 2,0423 SignifikanKomitmen Tujuan
Anggaran -> KinerjaManajerial 7.087510 2,0423 SignifikanPartisipasi
Penganggaran ->Keadilan Distributif 7.747394 2,0423 Signifikan
PartisipasiPenganggaran ->
Keadilan Prosedural 45.690833 2,0423 SignifikanPartisipasi
Penganggaran ->Komitmen Tujuan
Anggaran 32.828849 2,0423 SignifikanPartisipasi
Penganggaran ->Kinerja Manajerial 40.135519 2,0423 Signifikan
Sumber: Lampiran 5 Tabel Total Effects (Mean, STDEV, T-Values)
Pada tabel 5.11, nilai t-statistic keadilan distributif pada kinerja manajerial sebesar
1,89 lebih kecil dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa keadilan
distributif tidak berpengaruh signifikan pada kinerja manajerial. Nilai t-statistic
56
keadilan prosedural pada kinerja manajerial sebesar 6,35 lebih besar dari pada t-
tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa keadilan prosedural berpengaruh
signifikan pada kinerja manajerial. Nilai t-statistic komitmen tujuan anggaran
pada kinerja manajerial sebesar 7,09 lebih besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini
menjelaskan bahwa komitmen tujuan anggaran berpengaruh signifikan pada
kinerja manajerial. Nilai t-statistic partisipasi penganggaran pada keadilan
distributif sebesar 7,75 lebih besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan
bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan pada keadilan distributif.
Nilai t-statistic partisipasi penganggaran pada keadilan prosedural sebesar 45,69
lebih besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa partisipasi
penganggaran berpengaruh signifikan pada keadilan prosedural. Nilai t-statistic
partisipasi penganggaran pada komitmen tujuan anggaran sebesar 32,83 lebih
besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa partisipasi
penganggaran berpengaruh signifikan pada komitmen tujuan anggaran. Nilai t-
statistic partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial sebesar 40,14 lebih
besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa partisipasi
penganggaran berpengaruh signifikan pada kinerja manajerial.
2) Path Coefficients
Tabel 5.12 Path Coefficients
57
KeadilanDistributif
KeadilanProsedural
KomitmenTujuan
AnggaranKinerja
ManajerialTotalEffect
KeadilanDistributif 0.125016 0.932024Keadilan
Prosedural 0.328829 1,133695Komitmen
TujuanAnggaran 0.538161 1,306022Partisipasi
Penganggaran 0.712621 0.884228 0.860498 0.842935Sumber: Lampiran 5 Tabel Path Coefficients
Berdasarkan tabel 5.12, hasil path coefficients menunjukkan partisipasi
penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial sebesar 0,843. Namun apabila
melalui variabel keadilan distributif maka pengaruh variabel partisipasi
penganggaran pada variabel kinerja manajerial menjadi 0.932. Pengaruh total
antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel
keadilan distributif diperoleh dengan mengalikan pengaruh tidak langsung
variabel partisipasi penganggaran ke variabel keadilan distributif sebesar 0.713
dengan pengaruh tidak langsung variabel keadilan distributif ke variabel kinerja
manajerial sebesar 0,125, lalu hasil kali tersebut dijumlahkan dengan pengaruh
langsung variabel partisipasi penganggaran ke variabel kinerja manajerial sebesar
0,843, maka diperoleh pengaruh total sebesar 0,932. Berdasarkan hal tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh total antara partisipasi penganggaran
terhadap kinerja manajerial melalui variabel keadilan distributif lebih besar
daripada pengaruh langsung partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Hal
58
ini mengindikasikan bahwa keadilan distributif merupakan variabel pemediasi
antara hubungan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial.
Bila melalui variabel keadilan prosedural, maka pengaruh partisipasi
penganggaran pada kinerja manajerial menjadi 1,134. Pengaruh total antara
partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel keadilan
prosedural diperoleh dengan mengalikan pengaruh tidak langsung variabel
partisipasi penganggaran ke variabel keadilan prosedural sebesar 0.884 dengan
pengaruh tidak langsung variabel keadilan prosedural ke variabel kinerja
manajerial sebesar 0,329, lalu hasil kali tersebut dijumlahkan dengan pengaruh
langsung variabel partisipasi penganggaran ke variabel kinerja manajerial sebesar
0,843, maka diperoleh pengaruh total sebesar 1,134. Berdasarkan hal tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh total antara partisipasi penganggaran
terhadap kinerja manajerial melalui variabel keadilan prosedural lebih besar
daripada pengaruh langsung partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Hal
ini mengindikasikan bahwa keadilan prosedural merupakan variabel pemediasi
antara hubungan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial.
Bila melalui variabel komitmen tujuan anggaran, pengaruh partisipasi
penganggaran pada kinerja manajerial menjadi 1,306. Pengaruh total antara
partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel komitmen
tujuan anggaran diperoleh dengan mengalikan pengaruh tidak langsung variabel
partisipasi penganggaran ke variabel komitmen tujuan anggaran sebesar 0.861
dengan pengaruh tidak langsung variabel komitmen tujuan anggaran ke variabel
kinerja manajerial sebesar 0,538, lalu hasil kali tersebut dijumlahkan dengan
59
pengaruh langsung variabel partisipasi penganggaran ke variabel kinerja
manajerial sebesar 0,843, maka diperoleh pengaruh total sebesar 1,134.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh total antara
partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel komitmen
tujuan anggaran lebih besar daripada pengaruh langsung partisipasi penganggaran
pada kinerja manajerial. Hal ini mengindikasikan bahwa komitmen tujuan
anggaran merupakan variabel pemediasi antara hubungan partisipasi
penganggaran pada kinerja manajerial.
Hasil ini mendukung hipotesis pertama, hipotesis kedua, dan hipotesis ketiga yaitu
partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan
distributif sebagai variabel pemediasi, partisipasi penganggaran berpengaruh pada
kinerja manajerial dengan keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi, dan
partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan komitmen
tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi,
60
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini menguji pengaruh keadilan distributif, keadilan prosedural,
dan komitmen tujuan anggaran pada hubungan antara partisipasi penganggaran
dengan kinerja manajerial pada Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah di
Provinsi Bali. Penelitian ini menguji tiga hipotesis.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah partisipasi penganggaran
berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan distributif sebagai variabel
pemediasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis pertama dapat diterima.
Hal ini berarti keadilan distributif mampu memediasi hubungan antara partisipasi
penganggaran dengan kinerja manajerial. Peningkatan partisipasi penganggaran
yang melibatkan manajer tingkat menengah akan mengakibatkan peningkatan
persepsi keadilan distibutif, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan
kinerja manajerial. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Hanny (2013) dan Rofingatun dkk. (2013) yang menemukan bahwa semakin
tinggi partisipasi manajer tingkat menengah dalam penganggaran maka persepsi
manajer tingkat menengah pada keadilan distributif yang dirasakan akan semakin
meningkat, kemudian peningkatan persepsi manajer tingkat menengah pada
keadilan distributif akan meningkatkan kinerja manajerial dari manajer tingkat
menengah. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ulupui (2005) yang menemukan bahwa persepsi keadilan
61
distributif yang dirasakan oleh manajer tingkat menengah tidak berpengaruh pada
kinerja manajer tingkat menengah. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil
penelitian Mulyasari dan Sugiri (2005) serta Yenti (2003) yang menemukan
bahwa hubungan langsung partisipasi penganggaran dan kinerja masih lebih kuat
dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh keadilan distributif.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah partisipasi penganggaran
berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan prosedural sebagai variabel
pemediasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis kedua dapat diterima.
Hal ini berarti keadilan prosedural mampu memediasi hubungan antara partisipasi
penganggaran dengan kinerja manajerial. Peningkatan partisipasi penganggaran
yang melibatkan manajer tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan
persepsi keadilan prosedural, yang pada akhirnya akan mengakibatkan
peningkatan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Rofingatun (2013) dan Hanny (2013) yang menemukan
bahwa semakin tinggi partisipasi manajer tingkat menengah dalam penganggaran
maka persepsi manajer tingkat menengah pada keadilan prosedural yang dirasakan
akan semakin meningkat, kemudian peningkatan persepsi manajer tingkat
menengah pada keadilan prosedural akan meningkatkan kinerja manajerial dari
manajer tingkat menengah. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung hasil
penelitian yang dilakukan Mulyasari dan Sugiri (2005) serta Yenti (2003) yang
menemukan bahwa hubungan langsung partisipasi penganggaran dan kinerja
masih lebih kuat dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh
keadilan prosedural.
62
Penerimaan terhadap hipotesis pertama dan kedua dapat terjadi karena
dalam proses penganggaran, manajer turut serta dalam proses penentuan alokasi
anggaran, yang berarti bahwa partisipasi manajer dalam proses penganggaran
akan meningkatkan persepsi keadilan distributif dan keadilan prosedural manajer.
Selain itu dengan berpartisipasi dalam proses penganggaran, manajer akan
memiliki informasi-informasi mengenai bagaimana anggaran tersebut
didistribusikan. Penerimaan alokasi dan target-target anggaran oleh manajer, akan
memotivasi mereka untuk mencapai target-target tersebut sehingga meningkatkan
kinerja manajerial mereka (Lau dan Lim, 2002). Hanny (2013) juga menyatakan
bahwa persepsi keadilan dapat meningkatkan kinerja manajerial. Mereka percaya
bahwa anggaran telah dibuat serasional mungkin sehingga dorongan atau motivasi
yang mereka miliki untuk memenuhi anggaran tersebut juga meningkat.
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah partisipasi penganggaran
berpengaruh pada kinerja manajerial dengan komitmen tujuan anggaran sebagai
variabel pemediasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis ketiga dapat
diterima. Hal ini berarti komitmen tujuan anggaran mampu memediasi hubungan
antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajerial. Peningkatan
partisipasi penganggaran yang melibatkan manajer tingkat menengah, akan
mengakibatkan peningkatan komitmen anggaran, yang pada akhirnya akan
mengakibatkan peningkatan kinerja manajerial. Hal ini dapat terjadi karena
partisipasi manajer dalam proses penganggaran akan meningkatkan kepercayaan,
pengendalian, dan keterlibatan diri mereka dengan organisasi, sehingga mereka
dapat menerima dan mempunyai komitmen terhadap anggaran yang disusun
63
(Sields dan Sields, 1998; dalam Indarto dan Ayu, 2011). Damayanti (2007) juga
menyatakan keterlibatan manajer ini akan dapat menumbuhkan sikap mau
menerima, berkomitmen yang lebih, dan penentuan untuk mencapai tujuan.
Tingginya komitmen terhadap tujuan anggaran ini akan mempermudah
penerimaan anggaran tersebut, meskipun sulit untuk dicapai, dengan demikian
tingkat kinerja akan meningkat (Indarto dan Ayu, 2011). Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan Hanny (2013), Indarto (2011) dan
Damayanti (2007) yang menemukan bahwa komitmen anggaran memediasi
hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini
tidak mendukung hasil penelitian Mulyasari dan Sugiri (2005), serta Yenti (2003)
yang menemukan bahwa hubungan langsung partisipasi penganggaran dan kinerja
masih lebih kuat dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh
komitmen tujuan anggaran.
Selain berdasarkan teori dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya,
penerimaan terhadap hipotesis dalam penelitian ini juga mungkin disebabkan oleh
karakteristik respondennya. Pada profil responden ditemukan bahwa 54,3%
responden berumur di atas 44 tahun. Pada rentang usia tersebut, tingkat
kedewasaan dan emosi seseorang sudah stabil, sehingga dapat diasumsikan
tingkat kedewasaan dan emosi tersebut dapat berpengaruh pada komunikasi dan
pengambilan keputusan dalam proses penganggaran. Berdasarkan profil
responden juga dapat dilihat bahwa 54,3% responden bekerja lebih dari 10 tahun.
Hal ini mengindikasikan bahwa responden sudah memahami lingkup pekerjaan
dan memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam pelaksanaan proses
64
penyusunan anggaran sehingga pelaksanaan penyusunan anggaran sesuai dengan
apa yang diperlukan pada masing-masing daerah pertanggungjawaban.
Pemahaman manajer tingkat menengah terhadap lingkup pekerjaan serta
pengalaman yang dimilikinya dalam pelaksanaan penyusunan anggaran dapat
meningkatkan persepsi keadilan distributif, keadilan prosedural serta komitmen
pada tujuan anggaran dari para manajer tingkat menengah.
65
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, hipotesis
dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan
keadilan distributif sebagai variabel pemediasi. Hal ini berarti bahwa dengan
adanya peningkatan partisipasi penganggaran yang melibatkan manajer
tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan persepsi keadilan
distibutif, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan kinerja
manajerial.
2) Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan
keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi. Hal ini berarti bahwa dengan
adanya peningkatan partisipasi penganggaran yang melibatkan manajer
tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan persepsi keadilan
prosedural, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan kinerja
manajerial.
3) Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan
komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi. Hal ini berarti bahwa
dengan adanya peningkatan partisipasi penganggaran yang melibatkan
manajer tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan komitmen
66
terhadap tujuan anggaran, yang pada akhirnya akan mengakibatkan
peningkatan kinerja manajerial.
7.2 Saran
Guna mempertahankan akreditasi yang telah dimiliki rumah sakit dan
meningkatkan mutu pelayanan yang ada, hendaknya manajer tingkat menengah
selalu berpartisipasi dalam setiap proses penganggaran yang terjadi di rumah
sakit, karena berdasarkan hasil pada penelitian ini, partisipasi dalam proses
penganggaran terbukti dapat meningkatkan persepsi keadilan distributif, keadilan
prosedural, dan komitmen tujuan anggaran dari manajer tingkat menengah, yang
pada akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja manajerial.
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu:
1) Penggunaan self rating scale pada pengukuran kinerja manajerial dapat
menimbulkan liniency bias, dimana responden memiliki kecendrungan untuk
menjawab kinerja mereka terlalu tinggi. Penelitian selanjutnya dapat
mengukur kinerja tanpa menggunakan self rating scale, melainkan dilakukan
oleh rekan sejawat atau pimpinan.
2) Penelitian ini hanya dilakukan pada satu tempat penelitian yaitu RSUP
Sanglah dengan sampel yang terbatas, sehingga tingkat generalisasi hasil
penelitian ini masih rendah. Penelitian selanjutnya dapat menambah sampel
penelitian dengan meneliti beberapa rumah sakit yang memiliki standar atau
tipe yang sama, sehingga dapat meningkatkan generalisasi hasil penelitian.
3) Terkait karakteristik responden, persentase tingkatan usia responden dalam
penelitian ini tidak merata. Sebesar 54% reeponden dalam penelitian ini
67
berada pada tingkat usia 44 tahun ke atas, sedangkan hanya 14,3% responden
berada pada rentang usia 35-39 tahun. Diharapkan responden penelitian
selanjutnya dapat lebih merata dari sisi tingkatan usia. Hal ini dapat terkait
dengan tingkat kestabilan emosi dari responden yang menunjukkan tingkat
penerimaan responden atas prosedur yang ditentukan oleh organisasi. Selain
itu kuesioner dalam penelitian ini tidak mencantumkan jurusan pendidikan
terakhir responden secara spesifik, yang menunjukkan kesesuaian pendidikan
dengan posisi atau jabatan dalam organisasi. Penelitian selanjutnya dapat
mencantumkan fakultas dan program studi/jurusan dari pendidikan terakhir
responden. Misalnya sarjana (S1) Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi,
jurusan Manajemen, atau jurusan Ekonomi Pembangunan. Hal yang sama juga
bisa dilakukan pada responden yang mempunyai pendidikan terakhir S2.
Kesesuaian jurusan pendidikan terakhir responden dengan posisi atau jabatan
responden dapat digunakan sebagai justifikasi atas hasil penelitian.
4) Pengembangan penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara partisipasi
penganggaran dan kinerja manajerial dapat menggunakan variabel pemediasi
lain seperti misalnya job relevant information (JRI) dan kecukupan anggaran,
dimana ketersediaan informasi yang diperoleh dari partisipasi manajer tingkat
menengah dalam proses penganggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial
karena informasi-informasi tersebut mewakili kebutuhan masing-masing
daerah pertanggungjawaban dan informasi itu relevan dengan tugas yang
terkait dengan pembuatan keputusan atau pembuatan anggaran yang lebih
realistis dan lebih akurat oleh manajemen (Indarto, 2011).
68
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, Yogi. 2008. “Analisis Pengaruh Partisipasi PenyusunanAnggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Kepuasan Kerja, Job relevenantInformation dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating (Studi EmpirisPada Rumah Sakit Swasta di Wilayah Kota Semarang). Tesis. Semarang:Universitas Diponegoro.
Brownell, Peter. 1982. The Role of Accounting Data in PerformanceEvaluation, Budgetary Participation, and Organizational Effectiveness. Journal ofAccounting Research, Vol.20, No.1. pp. 16-27.
Byrne, S. and F. Damon, 2008. To Participate or not to Participate? Voiceand Explanation Effects on Performance in a Multi-Period Budget Setting. BritishAccounting Review, Vol.40, No.3, pp. 207-227.
Chong, V.K. dan Chong, Kar Min. 2002. Budget Goal Commitment andInformational Effects of Budget Participation on Performance: A StructuralEquation Modelling Approach. Behavioral Research in Accounting, Vol. 1, pp.65-86.
Damayanti, Titien. 2007. Pengaruh Komitmen Anggaran dan KulturOrganisasional terhadap Hubungan Partisipasi Penganggaran dan KinerjaManajerial pada Kondisi Stretch Target. Jurnal Akuntansi dan AuditingIndonesia, Vol.11, No.1, pp.81-101
Eker, Melek. 2007. The Impact of Budget Participation on ManagerialPerformance Via Organizational Commitment: A Study on The Top 500 Firms InTurkey. e-Journal Ankara Univesitesi SBF Dergisi, pp 118-136.
Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modelling Dalam PeneltianManajemen. Edisi 2. Seri Pustaka Kunci 03/BP UNDIP.
Folger, R. dan Konovsky, M.A. 1989. Effect of Procedural andDistributive Justice on Reactions to Pay Raise Decisions. Academy ofManagement Journal, Vol.32, No.1, pp.115-130.
Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling, Metode Alternatifdengan Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Greenberg, J. 1982. Determinants of Perceived Fairness of PerformanceEvaluations. Journal of Applied Psychology, Vol.71, No.2, pp.340-342.
69
Guerrero, Andersen, and Afifi. (2007). Close Encounters: Communicationin Relationships, 2nd edition. Sage Publications, Inc.
Hafizurrachman. 2009. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit di Q-Hospital. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.59, No.8, pp.343-347.
Handoko, T. Hani. 1996. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Hudayati, Ataina. 2002. Perkembangan Penelitian AkuntansiKeperilakuan: Berbagai Teori dan Pendekatan yang Melandasi. JAAI, Vo.6, No.2,pp.81-96.
Hanny. 2013. The Influence of Budgetary Participation on ManagerialPerformance at Banking Sector in Bandung and Cimahi City. InternationalConference on Business, Economics, and Accounting. Bangkok-Thailand.
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan.Jakarta : Salemba Empat.
Ikhsan, Arfan. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap SenjanganAnggaran Dengan Menggunakan Lima Variabel Pemoderasi. Simposium NasionalAkuntansi. Vol.X:01-27.
Indarto, Stefani Lily. 2011. Pengaruh Partisipasi dalam PenyusunanAnggaran terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan melalui Kecukupan Anggaran,Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, dan Job RelevantInformation (JRI). Seri Kajian Ilmiah, Vol. 14, No.1.
Irawati, Novian. 2008. Gambaran Penyelenggaraan Kegiatan SafeguardingProgram Jaminan Pemeliharaaan Kesehatan Kesehatan untuk Masyarakat Miskin(ASKESKIN) oleh Sekretariat Safeguarding Pusat Tahun 2007. Skripsi.Universitas Indonesia.
Jogiyanto, H.M. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah danPengalaman-Pengalaman. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan MenteriKesehatan Republik Indonesia Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 tentangPerizinan Rumah Sakit. Jakarta.
Kenis, I. 1979. Effect on Budgetary Goal Characteristic on ManagerialAttitudes And Peformance. The accounting review, Vol.54, No.4, pp.707-721.
Kurnia, Ratnawati. 2010. Pengaruh Budgetary Goal Characteristicsterhadap Kinerja Managerial dengan Budaya Paternalistik dan KomitmenOrganisasi sebagai Moderating Variabel. Ultima Accounting, Vol. 2, No.2.
70
Latif, A.B. 2007. Hubungan Antara Keadilan Prosedural Dan KinerjaManajerial Dengan Partisipasi Anggaran Sebagai Variabel Intervening (PenelitianTerhadap Manajer Perusahaan Manufaktur Di Jawa Tengah). Tesis. UniversitasDiponegoro.
Lau, Chong M. dan Lim, Edmond. 2002. The Effect od Procedural Justiceand Evaluative Style on The Relationship Between Budgetary Participation andPerformance. Advance in Accounting, Vol.19, pp.139-160.
Lee, B.H. dan Jamil, M. 2003. An Empirical Study of OrganizationalCommitment: A Multi-Level Approach. The Journal of Behavioral and AppliedManagement, Vol.4, No.3, pp. 176-187.
Lindquist, T.M. 1995. Fairness as an Antecedent to ParticipativeBudgeting: Examining the Effects of Distributive Justice, Procedural Justice, andReferent Cognitions on Satisfaction and Performance. Journal of ManagementAccounting Research. Vol.7.
Locke, E.A., et al. 1981. Goal Setting and Task Performance: 1969-1980.Psycological Bulletin. Vol.90, No.1, pp.125-152.
Locke, E.A., G.P. Latham, dan M. Erez. 1988. The Determination of GoalCommitment. Academy of Management Review, Vol.13, No. 1, pp. 23-39.
Locke, E.A., Shaw K.N., Saari, L.M. dan Latham, G.P. 1981. Goal Settingand Task Performance: 1969 – 1980. Psychological Bulletin. Vol. 90, pp. 125 –152.
Magner, N. dan Johnson, G.G. 1995. Municipal Official’s Reactions toJustice in Budgetary Resource. Public Administration Quarterly, Vol. 18, No.4,pp.439-456.
Maiga, A.S. dan Jacobs, F.A. 2007a. Budget Participation’s Influence onBudget Slack: The Role of Fairness Perceptions, Trust, and Goal Commitment.Journal of Management Accounting Research. Vol.5, No.1, pp.39-58.
____. 2007b. The Relationship Between Budgetary Participation andManagerial Performance: The Role of Trust and Budget Goal Commitment. TheSouthern Business & Economic Journal. Vol.30, No.3&4, pp.2-48.
Maria, D. dan Nahartyo, E. 2012. Influence of Fairness Perception andTrust on Budgetary Slack: Study Experiment on Participatory Budgeting Context.Simposium Nasional Akuntansi XVI. Banjarmasin.
71
Milani, K. 1975. The Relationship of Participation in Budget-Setting onIndustrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study. The AccountingReview 50. April. pp.104-123.
Mulyasari, Windu dan Sugiri, Slamet. 2005. Keadilan, Komitmen padaTujuan, dan Job-relevant Information dalam Penganggaran Partisipatif. JRAI,Vol. 8, No. 3.
Nor, Wahyudin. 2007. Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan SebagaiVariabel Moderating Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggarandan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.
Pareke, F.J. 2004. Hubungan Keadilan dan Kepuasan dengan KeinginanBerpindah: Peran Komitmen Organisasional sebagai Variabel Pemediasi. JurnalSiasat Bisnis, Vol. 2, No. 9, pp.157-178.
Poon, J.M., dkk. 2006. Trust-In-Supervisor: Antecedents and Effect onAffective Organizational Commitment. Asian Academy of Management Journal,Vol. 11, No. 2, pp.35–50.
Republik Indonesia. 1945. Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia tahun 1945, pasal 28 H. Jakarta.
_____. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1992tentang Kesehatan. Jakarta.
_____. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009tentang Rumah Sakit. Jakarta.
Riduwan, Engkos Ahmad Kuncoro. 2006. Cara Menggunakan DanMemakai Analisis Jalur. Alfabeta, Jakarta.
Robbins, Stephen P. dan Judge, T.A. 2008. Perilaku Organisasi(Organizational Behavior). Jakarta: Salemba Empat.
Rofingatun, Siti, dkk. 2013. Effect of Budgeting Participation to JusticeOrganization, Organizational Commitment, and Organizational Performance inPapua Hospital. IOSR Journal of Business and Management, Vol.8, Issue 2, pp.1-6.
Salleh, Munir, et al. 2013. Fairness of Performance Appraisal andOrganizational Commitment. Asian Social Science, Vol. 9, No. 2.
Sekaran, U. 1992. Research Methods for business: A skill Approach, JohnWiley. New York.
72
Siegel, G. and Marconi, R. H. 1989. Behavioural Accounting. Ohio:South-Western Publishing Co.Cincinnati.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan keduabelas (revisiterbaru). Bandung :Alfabeta.
Sumadiyah dan Susanta, Sri. 2004. Job Relevant Information danKetidakpastian Lingkungan dalam Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggarandan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi VII. Bali.
Sumarno, J. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi dan GayaKepemimpinan terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan KinerjaManajerial. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.
Supriyono. 2004. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Keinginan Sosialterhadap Hubungan antara Partisipasi Penganggaran dengan Kinerja Manajerial.Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar.
Susmitha, Y. 2012. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran PadaKinerja Manajerial Dengan Locus Of Control dan Komitmen OrganisasionalSebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Rumah Sakit Pemerintah diProvinsi Bali), Tesis. Denpasar: Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana.
Ulupui. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Persepsi Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural, dan Goal Commitment terhadap Kinerja Dinas. Kinerja, Vol.9, No.2, pp.98-112.
Wentzel, K. 2002. The Influence of Fairness Perceptions and GoalCommitment on Manager’s Performance in a Budget Setting. BehavioralResearch in Accounting, Vol 12, pp.247-271.
Wiyono,Gendro. 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan alat analisisSPSS 17.0 & Smart PLS 2.0. Edisi Pertama. Yogyakarta: YKPN.
Yenti, Riza Reni. 2003. Pengaruh Keadilan Distributif, Keadilan Prosedur,Komitmen terhadap Tujuan, dan Motivasi terhadap Kinerja Manajerial dalamPenyusunan Anggaran. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
Zainuddin, Suria dan Isa, Che Ruhana. 2011. The Role of OrganizationalFairness and Motivation in the Relationship Between Budget Participation andManagerial Performance: A Conceptual Paper. Australian Journal of Basic andApplied Sciences, Vol.5, No.12, pp.641-648.
73
Lampiran 1KUESIONER PENELITIAN
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyusunan tugas akhir (tesis) sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar sarjana (S2), maka dengan ini saya bermaksud
melakukan penelitian di Kantor Akuntan Publik se-Provinsi Bali. Untuk maksud
tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk
mengisi kuesioner yang semata-mata untuk memenuhi data yang saya perlukan.
Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk membaca petunjuk pengisian terlebih dahulu
dan silahkan menunjukkan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan dari setiap
pernyataan dengan memilih salah satu dari tujuh pilihan jawaban. Data yang
terkumpul nantinya akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk agregat, sehingga
jawaban individual tidak akan tampak. Sesuai dengan kode etik penelitian, semua
DATA DIJAMIN KERAHASIAANNYA dan digunakan semata-mata untuk
kepentingan akademis.
Pengisian jawaban ini tidak didasarkan atas penilaian “benar” atau “salah”,
tetapi berdasarkan yang paling mencerminkan sikap Bapak/Ibu/Saudara/i.
Keberhasilan penelitian ini sangat bergantung pada perhatian dan kesungguhan
Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini.
SAYA SANGAT MENGHARGAI KEJUJURAN DAN
KETERBUKAAN ANDA SAAT MENGISI KUESIONER INI. Bantuan
Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini merupakan bantuan yang sangat
besar dan berarti dalam keberhasilan dan kelancaran penelitian ini. Atas
partisipasi dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk
menjawab kuesioner ini, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Made Dwi Baskara Wiguna GiriNIM. 1091662010
74
A. Identitas Responden1. Umur :……………….…tahun2. Lama bekerja :………………… tahun3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Tingkat Pendidikan :a. D3b. S1c. S2d. S3
B. Petunjuk Pengisian KuesionerUntuk pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, Bapak/Ibu cukup memberi
tanda silang (X) atau (√) pada tempat yang telah disediakan.
PARTISIPASI PENGANGGARANKeterangan:
1 = Sangat Rendah 4 = Sedang 7 = Sangat Tinggi2 = Rendah 5 = Cukup Tinggi3 = Cukup Rendah 6 = Tinggi
No
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7
1 Saya terlibat dalam penyusunan rencanakegiatan anggaran di wilayah pertanggungjawaban saya
2 Saya mempunyai pengaruh dalampenentuan jumlah akhir dari anggaranwilayah pertanggung jawaban saya
3 Saya selalu memprakarsai adanya diskusidalam penyusunan Rencana Kegiatan danAnggaran (RKA)
4 Pengaruh usulan dan pemikiran sayaterhadap anggaran akhir
5 Kontribusi saya di wilayah pertanggungjawaban saya sangat penting
75
KEADILAN DISTRIBUTIF
Keterangan:
1 = Sangat Tidak Setuju 4 = Netral 7 = Sangat Setuju2 = Tidak Setuju 5 = Agak Setuju3 = Agak Tidak Setuju 6 = Setuju
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
1 Wilayah tanggung jawab saya menerimaanggaran yang sesuai
2 Anggaran yang dialokasikan untuk wilayahtanggung jawab saya secara memadaimencerminkan kebutuhan saya
3 Anggaran di daerah tanggung jawab saya,sesuai dengan yang saya harapkan
4 Saya menganggap anggaran di wilayahtanggung jawab saya sudah adil
5 Atasan saya mengungkapkan keprihatinandan sensitivitas ketika mendiskusikanpembatasan anggaran pada daerah tanggungjawab saya
76
KEADILAN PROSEDURAL
Keterangan:
1 = Sangat Tidak Setuju 4 = Netral 7 = Sangat Setuju2 = Tidak Setuju 5 = Agak Setuju3 = Agak Tidak Setuju 6 = Setuju
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
1 Prosedur penganggaran diterapkan secarakonsisten di semua daerah tanggung jawab.
2 Prosedur penganggaran diterapkan secarakonsisten sepanjang waktu.
3 Keputusan anggaran untuk daerah tanggungjawab saya didasarkan pada informasi akuratdan pendapat yang diinformasikan denganbaik.
4 Prosedur penganggaran saat ini memuatketentuan-ketentuan yang memungkinkansaya untuk mengajukan set anggaran untukdaerah tanggung jawab saya.
5 Prosedur penganggaran saat ini sesuaidengan standar etik dan moralitas saya.
6 Pengambil keputusan anggaran berusahakeras untuk tidak mendukung salah satudaerah tanggung jawab di atas yang lainnya.
7 Prosedur penganggaran saat ini cukupmewakili apa yang menjadi perhatian disemua daerah tanggung jawab
8 Pengambil keputusan anggaran menjelaskansecara memadai bagaimana penentuanalokasi anggaran untuk wilayah tanggungjawab saya.
77
KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN
No Keterangan 1 2 3 4 5 6 7
1 Komitmen terhadap tujuan berartipenerimaan tujuan tersebut sebagai tujuanpribadi Anda dan tekad Anda untukmencapai tujuan tersebut. Seberapa besarkomitmen Anda untuk mencapai anggaran didaerah tanggung jawab Anda? (1 = sangattidak berkomitmen, 2 = tidak berkomitmen, 3= agak tidak berkomitmen, 4 = netral, 5 =agak berkomitmen, 6 = berkomitmen, 7 =sangat berkomitmen).
2 Seberapa penting bagi Anda, untuksetidaknyamencapai anggaran di wilayah tanggungjawab Anda?(1 = sangat tidak penting, 2 = tidak penting, 3= agak tidak penting, 4 = netral, 5 = agakpenting, 6 = = penting, 7 = sangat penting)
3 Sejauh mana Anda berusaha untuk mencapaianggaran di wilayah tanggung jawab Anda?(1 = sangat tidak berusaha, 2 = tidakberusaha, 3 = agak tidak berusaha, 4 = netral,5 = agak berusaha, 6 = berusaha, 7 = sangatberusaha
78
KINERJA MANAJERIAL
Keterangan:
1 = Sangat Rendah 4 = Sedang 7 = Sangat Tinggi2 = Rendah 5 = Cukup Tinggi3 = Cukup Rendah 6 = Tinggi
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 71 Perencanaan: Menentukan tujuan, kebijakan dan
rencana kegiatan seperti penjadwalan kerja,penyusunan anggaran, dan penyusunan program
2 Investigasi: Pengumpulan dan penyiapaninformasi yang biasanya berbentuk catatan danlaporan
3 Pengkoordinasian: Tukar menukar informasidalam organisasi untuk mengkoordinasikan danmenyesuaikan laporan
4 Pengawasan: Mengarahkan, memimpin danmengembangkan para bawahan yang ada padaunit/sub unit saudara
5 Penilaian Staf: Mempertahankan angkatan kerjapada unit/sub unit saudara (misalnya ;menyeleksi dan mempromosikan bawahansaudara)
6 Negosiasi: Melakukan kontrak untuk barangatau jasa yang dibutuhkan pada unit/sub unitsaudara dengan pihak luar.
7 Perwakilan: Mempromosikan visi, misi, dantujuan organisasi dengan cara berkonsultasisecara lisan, atau berhubungan dengan pihaklain di luar organisasi
8 Kinerja secara keseluruhan: Bagaimana Andamengevaluasi kinerja Anda secara keseluruhan
9 Evaluasi: Menilai dan mengukur proposal,kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaianpegawai, penilaian catatan hasil, penilaianlaporan keuangan.
10 Kinerja secara keseluruhan disesuaikan dengantarget
Nb.: Mohon periksa kembali untuk memastikan semua pernyataan sudahdijawab.
-TERIMA KASIH-
79
Lampiran 2
Rangkuman Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitidan TahunPenelitian
Variabel Penelitiandan Objek Penelitian
TeknikAnalisis
DataHasil Penelitian
Rofingatun,dkk. (2013)
Variabel bebas :PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat :Kinerja organisasionalVariabel Pemediasi:KeadilanOrganisasi,KomitmenOrganisasiObjek Penelitian:Manajer-manajer levelmenengah di RumahSakit yang ada di Papua
PartialLeastSquare(PLS)
Partisipasi penganggaranberpengaruh positif padakinerja organisasional dankeadilan organisasi,keadilan organisasiberpengaruh positif padakomitmen organisasionaldan kinerja organisasional,serta komitmen berpengaruhpositif pada kinerjaorganisasional
Hanny(2013)
Variabel bebas:PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat:Kinerja ManajerialVariabel Pemediasi:Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural,Komitmen TujuanAnggaran, Job RelevantInformationObjek Penelitian :Manajer pada sektorperbankan di Bandungdan Cimahi
StructuralEquationModeling(SEM)
Partisipasi penganggaranmeningkatan persepsikeadilan, komitmen tujuananggaran, dan JRI. Persepsikeadilan, komitmen tujuananggaran, dan JRI memilikipengaruh positif signifikanpada kinerja manajerial.
80
Indarto(2011)
Variabel bebas:PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat:Kinerja ManajerialVariabel Pemediasi:Kecukupan Anggaran,Komitmen Organisasi,Komitmen TujuanAnggaran, dan JobRelevant Information(JRI)Objek Penelitian:Manajer-manajer levelmenengah di JawaTengah
AnalisisRegresi
Partisipasi dalam prosespenganggaran berhubunganpositif dengan kinerjamanajerial. Kecukupananggaran, komitmenorganisasi, komitmen tujuananggaran, JRI dapatberfungsi sebagai mediatordalam hubungan antarapartisipasi anggaran dengankinerja manajerial.
Damayanti(2007)
Variabel bebas:PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat:Kinerja ManajerialVariabel Pemediasi:Komitmen TujuanAnggaran,KulturOrganisasionalObjek Penelitian :Manajer departemendari tiga hotel bintanglima di Jawa dan Bali
structuralequationmodeling(SEM)
Komitmen tujuan anggaranmemediasi hubunganpartisipasi penganggarandan kinerja manajerial,sedangkan budayaorganisasi memoderasi(meningkatkan) pengaruhpositif partisipasipenganggaran dan kinerjamanajerial.
Eker(2007)
Variabel bebas:PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat:Kinerja ManajerialVariabel Pemoderasi:Komitmen OrganisasiObjek Penelitian:Manajer departemenakunting dan keuanganpada 500 perusahaan diTurkey
RegresiLinierBerganda
Partisipasi penganggaranberpengaruh signifikan padakinerja manajerial.Komitmen organisasionalberpengaruh signifikan padakinerja manajerial. Terdapatinteraksi signifikan antarapartisipasi penganggarandan komitmenorganisasional pada kinerjamanajerial.
81
Maiga danJacobs(2007b)
Variabel bebas:PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat:KinerjaVariabel Pemediasi:Trust, KomitmenTujuan AnggaranObjek Penelitian:Manajerpertanggungjawabanunit bisnis manufaktur
structuralequationmodeling(SEM)
Partisipasi penganggaranmemiliki pengaruh positifsignifikan pada trustmanajer, dan trust manajerberpengaruh signifikan padakomitmennya terhadaptujuan penganggaran, padaakhirnya memiliki pengaruhpositif pada kinerja.
Nor (2007) Variabel bebas:PartisipasiPenganggaran VariabelTerikat: KinerjaManajerialVariabel Pemoderasi:Desentralisasi danGaya KepemimpinanObjek Penelitian:Manajer PusatPertanggungjawabanRumah Sakit
AnalisisRegresiSederhanadanAnalisisRegresiResidual
Terdapat pengaruh positifsignifikan partisipasipenganggaran pada kinerjamanajerial. Desentralisasidan gaya kepemimpinantidak memengaruhihubungan partisipasipenganggaran dengankinerja
Ulupui(2005)
Variabel bebas:PartisipasiPenganggaran,Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural,dan Komitmen TujuanAnggaranVariabel Terikat :KinerjaObjek Penelitian :Kepala Dinas, KabagTU dan Kasubdin padaDinas-Dinas diKabupaten Badung
RegresiLinierBerganda
Partisipasi penganggaranberpengaruh signifikan padakinerja, keadilan proseduralberpengaruh signifikan padakinerja, namun keadilandistributif tidak berpengaruhsignifikan pada kinerja.Komitmen tujuan anggaranditemukan berhubungannegatif dengan partisipasianggaran.
82
Mulyasaridan Sugiri(2005)
Variabel bebas:PenganggaranPartisipatifVariabel Terikat:KinerjaVariabel Pemediasi:Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural,Komitmen TujuanAnggaran, Job RelevantInformationObjek Penelitian:Manajer perusahaanjasa dan manufaktur
structuralequationmodeling(SEM)
Hubungan penganggaranpartispatif dan kinerja tidaksignifikan setelah terdapatfaktor lain yang memediasihubungan tersebut. Namun,hubungan langsungpenganggaran partisipatifdan kinerja masih lebih kuatdibanding hubungan tidaklangsung yang dimediasioleh keadilan distributif,keadilan prosedural,komitmen pada tujuan, danjob-relevant information.Keadilan persepsian danjob-relevant informationmempengaruhi kinerja.Komitmen pada tujuan tidakterbukti mempengaruhikinerja manajer dalampenganggaran partisipatif.
Supriyono(2004)
Variabel bebas :PartisipasiPenganggaran VariabelTerikat : KinerjaManajerialVariabel Pemoderasi :Komitmen Organisasidan Keinginan SosialObjek Penelitian :Manajer-manajerperusahaan goingpublic di BEJ
UjiInteraksi(ModeratedRegressionAnalysis/MRA)
Terdapat pengaruh positifsignifikan partisipasipenganggaran pada kinerjamanajerial, serta komitmenorganisasi dan keinginansosial meningkatkanpengaruh partisipasipenganggaran pada kinerjamanajerial.
Yenti(2003)
Variabel bebas:PartisipasiPenganggaran VariabelTerikat: KinerjaManajerialVariabel Pemediasi:Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural,Komitmen TujuanAnggaran, MotivasiObjek Penelitian:Manajer PerusahaanManufaktur di
structuralequationmodeling(SEM)
Hasil penelitian tidakmendukung hubunganantara partisipasipenyusunan anggarandengan kinerja manajerialdengan variabel interveningkeadilan distributif, keadilanprosedur, komitmenterhadap tujuan anggarandan motivasi, karenahubungan tidak langsungyang memediasi antarapartisipasi penyusunan
83
Indonesia anggaran dengan kinerjamanajerial menunjukkannilai yang rendah dan sangatlemah.
Wentzel(2002)
Variabel bebas:PartisipasiPenganggaran VariabelTerikat: KinerjaVariabel Pemediasi:Keadilan Distributif,Keadilan Prosedural,Komitmen TujuanAnggaranObjek Penelitian:Manajer PusatPertanggungjawabanRumah Sakit
structuralequationmodeling(SEM)
Peningkatan partisipasiselama proses penganggaranakan memupuk rasakeadilan, sehinggameningkatkan komitmenmanajer pada tujuananggaran dan kemudianmeningkatkan kinerja.Ditemukan pula pengaruhlangsung antara persepsikeadilan dan kinerjamenjadi tidak signifikanketika komitmen tujuandipertimbangkan.
Kenis(1979)
Variabel bebas:Budgetary GoalCharacteristicsVariabel Terikat:Perilaku dan KinerjaManajerialObjek Penelitian : 169manajer departemenyang memilikitanggung jawabterhadap anggaran
RegresiLinierBerganda
Partisipasi anggaranmemiliki pengaruh positifdan signifikan pada perilakudan kinerja manajerial.
Milani(1975)
Variabel bebas:PartisipasiPenganggaran VariabelTerikat: KinerjaManajerialObjek Penelitian:Manajer produksi levelteredah perusahaanbesar berskalainternasional.
RegresiLinierBerganda
Tidak ada pengaruhsignifikan antara partisipasipenyusunan anggaran dankinerja manajerial.
84
No X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3 X4.1 X4.2 X4.3 X4 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y1 5 4 4 5 5 23 6 5 6 5 4 26 3 5 5 4 5 5 5 5 37 5 5 5 15 4 4 4 5 3 4 3 4 5 5 412 6 7 5 5 6 29 7 6 7 6 7 33 5 6 7 5 6 6 6 6 47 7 6 6 19 5 5 6 7 5 6 5 5 6 6 563 7 6 6 6 7 32 7 6 7 7 7 34 6 7 7 6 7 7 7 6 53 7 7 7 21 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 694 3 4 4 3 4 18 3 4 4 3 4 18 3 4 4 3 4 4 4 3 29 3 4 4 11 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 355 6 6 6 6 6 30 5 6 5 5 6 27 6 5 5 4 6 6 5 6 43 6 5 5 16 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 586 5 5 3 3 5 21 3 3 2 3 4 15 3 2 3 2 4 4 4 4 26 4 4 3 11 3 4 3 5 5 3 3 5 5 5 417 6 6 4 6 6 28 5 5 4 4 5 23 5 4 4 5 5 5 5 5 38 6 6 6 18 4 5 5 6 6 4 6 6 6 6 548 6 6 6 7 7 32 6 6 6 5 6 29 6 6 6 6 6 7 6 6 49 7 7 7 21 7 7 7 6 6 6 7 7 7 7 679 5 4 4 5 5 23 3 5 4 3 4 19 4 4 3 3 4 4 4 4 30 5 5 4 14 5 4 4 5 4 4 5 5 6 6 4810 7 7 6 5 5 30 6 4 5 6 6 27 6 6 6 5 5 5 5 6 44 6 6 6 18 6 6 6 7 7 6 5 5 7 7 6211 3 4 1 4 3 15 5 3 4 4 2 18 5 3 4 4 3 3 4 4 30 4 3 4 11 4 4 4 3 4 1 4 3 4 4 3512 7 7 4 6 6 30 7 7 4 6 6 30 6 5 5 6 6 6 6 5 45 7 7 7 21 7 7 7 7 7 4 6 6 6 6 6313 3 3 1 1 3 11 3 3 1 1 3 11 3 4 4 3 3 4 3 3 27 4 4 3 11 3 4 3 3 3 1 1 3 3 3 2714 7 4 4 3 5 23 7 4 4 3 5 23 5 5 7 6 6 5 6 6 46 6 7 6 19 7 7 7 7 4 4 3 5 5 5 5415 5 5 3 2 3 18 5 5 3 2 3 18 4 3 3 5 4 4 4 5 32 5 4 3 12 4 4 4 5 5 3 2 3 4 4 3816 6 6 6 6 6 30 6 6 6 6 6 30 5 5 5 5 5 5 5 5 40 6 5 6 17 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6017 7 7 6 6 7 33 7 7 6 6 7 33 6 6 6 7 6 7 6 7 51 7 6 7 20 7 7 7 7 7 6 6 7 7 7 6818 3 5 1 1 5 15 3 5 1 1 5 15 3 4 4 3 4 4 3 3 28 3 3 2 8 5 5 3 3 5 1 1 5 5 3 3619 7 6 5 6 6 30 7 6 5 6 6 30 4 5 6 6 6 6 4 6 43 6 6 6 18 6 6 7 7 6 5 6 6 6 6 6120 5 5 3 5 7 25 3 4 4 3 3 17 3 4 4 5 4 2 3 5 30 4 5 3 12 3 4 3 5 5 3 5 7 3 3 4121 5 6 6 6 6 29 5 6 6 6 7 30 5 5 5 6 6 5 4 6 42 6 6 6 18 4 6 5 5 6 6 6 6 6 6 5622 3 3 2 3 3 14 3 3 3 2 2 13 3 3 2 3 3 3 3 4 24 3 2 3 8 3 2 3 3 3 2 3 3 5 3 3023 6 6 6 6 6 30 6 5 5 6 6 28 6 5 6 6 5 5 6 6 45 5 6 5 16 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 5924 5 4 4 4 5 22 4 3 2 3 5 17 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 5 4 13 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4425 5 6 5 6 6 28 3 4 3 3 3 16 6 5 6 5 5 5 6 6 44 6 6 6 18 6 6 6 6 5 5 6 6 6 5 5726 2 2 2 2 2 10 5 6 7 6 7 31 2 2 2 2 2 2 2 2 16 4 5 4 13 4 5 3 4 4 3 4 4 5 4 4027 5 4 5 5 6 25 6 6 5 4 5 26 5 5 6 7 6 7 7 5 48 6 6 6 18 6 6 5 6 5 5 6 6 7 6 5828 4 3 2 3 5 17 3 2 2 3 2 12 3 3 3 2 3 3 3 2 22 2 3 3 8 2 3 6 3 3 2 3 4 3 3 3229 6 4 5 4 6 25 4 4 3 5 3 19 4 6 5 5 4 5 5 6 40 4 5 6 15 5 4 6 5 5 7 6 6 6 7 5730 4 3 4 3 5 19 3 4 3 3 3 16 3 2 3 3 3 4 3 3 24 3 4 3 10 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3331 6 5 6 5 6 28 6 6 5 7 6 30 6 7 6 6 7 6 6 6 50 6 6 6 18 6 7 6 6 6 6 5 6 6 6 6032 4 4 2 4 3 17 5 4 3 4 5 21 3 4 4 3 5 4 5 3 31 3 4 4 11 3 3 4 4 3 4 4 3 5 3 3633 6 6 6 7 7 32 6 7 6 7 6 32 7 6 7 7 6 7 6 6 52 7 5 7 19 5 6 7 6 7 6 6 5 7 6 6134 5 4 5 5 6 25 5 4 4 5 5 23 4 5 5 4 4 5 5 4 36 5 5 4 14 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4735 3 4 4 3 3 17 4 3 3 4 3 17 4 3 3 4 4 3 3 3 27 4 3 4 11 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 35
Tabulasi Kuesioner
Lampiran 3
86
86
Lampiran 4
OUTPUT UJI GOODNESS OF FIT
Tabel Outer Model (Weights or Loadings)
PartisipasiPenganggaran
KeadilanDistributif
KeadilanProsedural
KomitmenTujuan
AnggaranKinerja
ManajerialX1.1 0.902803X1.2 0.853194X1.3 0.890733X1.4 0.900884X1.5 0.884971X2.1 0.880087X2.2 0.877227X2.3 0.898234X2.4 0.902019X2.5 0.893787X3.1 0.883374X3.2 0.905669X3.3 0.931244X3.4 0.899058X3.5 0.925430X3.6 0.911668X3.7 0.912619X3.8 0.898825X4.1 0.954611X4.2 0.933526X4.3 0.952067Y.1 0.877279Y.2 0.928020Y.3 0.852513Y.4 0.864027Y.5 0.912448Y.6 0.866891Y.7 0.831131Y.8 0.847956Y.9 0.823442
Y.10 0.880887
87
87
Tabel Cross Loadings
PartisipasiPenganggaran
KeadilanDistributif
KeadilanProsedural
KomitmenTujuan
Anggaran Kinerja ManajerialX1.1 0.9028030 0.6320650 0.8396510 0.8275680 0.8687020X1.2 0.8531940 0.6160330 0.7610530 0.7232870 0.7804030X1.3 0.8907330 0.7053580 0.8071260 0.7860070 0.8470410X1.4 0.9008840 0.6845400 0.7688160 0.7845570 0.8127580X1.5 0.8849710 0.5127600 0.7519840 0.6845510 0.7739920X2.1 0.6353980 0.8800870 0.7588130 0.8001930 0.7409530X2.2 0.6417700 0.8772270 0.6642910 0.7403940 0.7383680X2.3 0.5840500 0.8982340 0.5745570 0.7007240 0.6530390X2.4 0.6930970 0.9020190 0.6518080 0.7225350 0.7478750X2.5 0.6168500 0.8937870 0.6131850 0.7182050 0.7317630X3.1 0.8151520 0.6249680 0.8833740 0.8071950 0.8364160X3.2 0.7854390 0.6695060 0.9056690 0.7898990 0.8142070X3.3 0.7834450 0.6707500 0.9312440 0.8238700 0.8045080X3.4 0.7889240 0.6777690 0.8990580 0.8321880 0.8163510X3.5 0.8344470 0.7348650 0.9254300 0.8414310 0.8331370X3.6 0.8024400 0.7039280 0.9116680 0.8272560 0.8365260X3.7 0.7635970 0.6252070 0.9126190 0.8166810 0.8024910X3.8 0.8691630 0.6336490 0.8988250 0.8234430 0.8535470X4.1 0.8369070 0.8101440 0.8820670 0.9546110 0.8935700X4.2 0.7817900 0.7341100 0.7928370 0.9335260 0.8642340X4.3 0.8267720 0.8055500 0.8876060 0.9520670 0.9116710Y.1 0.7194910 0.6824760 0.8193770 0.8346600 0.8772790Y.2 0.8504920 0.7549850 0.8245700 0.8703630 0.9280200Y.3 0.7089670 0.7460150 0.7980430 0.8718220 0.8825130Y.4 0.8060400 0.6751330 0.8472800 0.8263420 0.8640270Y.5 0.8713770 0.7536700 0.8520950 0.9113510 0.9124480Y.6 0.8331240 0.7186560 0.7615330 0.7622430 0.8668910Y.7 0.8353130 0.7267220 0.7809580 0.7660970 0.8511310Y.8 0.8275920 0.6940670 0.7161380 0.7859830 0.8479560Y.9 0.8159750 0.5529830 0.6878730 0.7168140 0.8234420Y.10 0.7620300 0.7437870 0.7850230 0.7984650 0.8808870
88
88
Tabel Average Variance Extracted (AVE)
Variabel AVE
Partisipasi Penganggaran 0.786230Keadilan Distributif 0.792680Keadilan Prosedural 0.825553Komitmen Tujuan Anggaran 0.896395Kinerja Manajerial 0.755205
Tabel Composite Reliability
Variabel CompositeReliability
Partisipasi Penganggaran 0.948407Keadilan Distributif 0.950286Keadilan Prosedural 0.974260Komitmen Tujuan Anggaran 0.962899Kinerja Manajerial 0.968564
89
89
Lampiran 5
OUTPUT UJI HIPOTESIS
Tabel R Square
Variabel R SquareKeadilan Distributif 0.510250Keadilan Prosedural 0.787772
Komitmen Tujuan Anggaran 0.742027Kinerja Manajerial 0.907795
Tabel Total Effects (Mean, STDEV, T-Values)
OriginalSample
(O)
SampleMean (M)
StandardDeviation(STDEV)
StandardError
(STERR)
T Statistics(|O/STERR|)
Keadilan Distributif-> KinerjaManajerial
0.125016 0.118590 0.066064 0.066064 1.892343
KeadilanProsedural ->Kinerja Manajerial
0.328829 0.334570 0.051819 0.051819 6.345701
Komitmen TujuanAnggaran ->Kinerja Manajerial
0.538161 0.538222 0.075931 0.075931 7.087510
PartisipasiPenganggaran ->Keadilan Distributif
0.712621 0.717393 0.091982 0.091982 7.747394
PartisipasiPenganggaran ->KeadilanProsedural
0.884228 0.884449 0.019352 0.019352 45.690833
PartisipasiPenganggaran ->Komitmen TujuanAnggaran
0.860498 0.862658 0.026212 0.026212 32.828849
PartisipasiPenganggaran ->Kinerja Manajerial
0.842935 0.845677 0.021002 0.021002 40.135519
90
90
Tabel Path Coefficients
KeadilanDistributif
KeadilanProsedural
KomitmenTujuan
AnggaranKinerja
ManajerialKeadilan
Distributif 0.125016Keadilan
Prosedural 0.328829Komitmen
TujuanAnggaran 0.538161Partisipasi
Penganggaran 0.712621 0.884228 0.860498 0.842935
Tabel Latent Variable Correlations
KeadilanDistributif
KeadilanProsedural
KinerjaManajerial
KomitmenTujuan
AnggaranPartisipasi
PenganggaranKeadilan
Distributif 1,000000Keadilan
Prosedural 0.735020 1,000000Kinerja
Manajerial 0.813355 0.908362 1,000000Komitmen
TujuanAnggaran 0.828027 0.903130 0.940147 1,000000Partisipasi
Penganggaran 0.714318 0.887565 0.922792 0.861410 1,000000