Post on 26-Jul-2015
LAPORAN STUDI KASUS
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN RASA PERCAYA DIRI PADA
SISWA UNTUK MENGEMBANGKAN PRESTASI
Oleh:
Candra Husein Puji Putra
NIM 08360008
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
HALAMAN PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa laporan studi
kasus SMA Negeri 7 Malang telah diterima dan disetujui oleh Kepala Sekolah dan
Konselor pada tanggal 22 Maret 2012.
Demikian surat pengesahan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
Malang, 22 Maret 2012
Guru Pamong Guru Bimbingan Konseling
Misianto S.Pd , M.Pd Dra. Hj. Siti Zaenab NIP. 196909122003121005 NIP. 196104141986032011
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 7 Malang
Hj.Asri Widiapsari. S.Pd
NIP.19670111199032003
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan dan melimpahkan segala rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat
terselesaikannya Laporan Studi Kasus ini yang merupakan salah satu tugas dalam
kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PPL) yang telah praktikan laksanakan di SMA
Negeri 7 Malang. Dalam pembuatan Laporan ini praktikan mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Hj Asri Widiapsari ,S.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 7 Malang.
2. Hj. Siti Zaenab selaku Guru Bimbingan Konseling dari siswa, yang telah
membimbing dengan sabar dalam pembuatan laporan ini.
3. Misianto, S.Pd , M.Pd selaku Guru Pamong yang telah membantu
terselesaikannya Laporan Studi Kasus dengan baik.
4. Para Guru dan Karyawan SMA Negeri 7 Malang yang telah memberi
dukungan dan bantuannya dalam pelaksanaan Praktek Pengalaman
Lapangan.
5. Fardini Sabillah .M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan mahasiswa
PPL di SMA Negeri 7 Malang yang telah membimbing kami dengan
penuh kesabaran.
6. Rekan sekaligus sahabat-sahabat PPL di SMA Negeri 7 Malang yang telah
memberikan dorongan dan kerjasamanya sampai terselesaikannya studi
kasus ini.
ii
Praktikan sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan disebabkan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan
waktu. Saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan
untuk perbaikan laporan-laporan selanjutnya.
Harapan praktikan semoga Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi
praktikan sendiri dan dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan PPL dan
Layanan Bimbingan Siswa di SMA Negeri 7 Malang di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 22 Maret 2012
Praktikan
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Pengertian Layanan Bimbingan Siswa ..................................... 4
1.3 Tujuan Layanan Bimbingan Siswa .......................................... 6
1.3.1. Tujuan Umum ………………………………………….6
1.3.2. Tujuan Khusus …………………………………………6
1.4 Pentingnya Layanan Bimbingan Siswa .................................... 6
1.5
BAB II PEM
...19
............................................................................. 20
2.6.2 Bantuan yang Terlaksana …………………………….. 23
Metode dan Alat Pengumpulan data ………………………….8
BAHASAN
2.1 Identifikasi Masalah ................................................................ 11
2.2 Analisis Data ............................................................................ 11
2.3 Sintesis .................................................................................... 19
2.4 Diagnosis ……………………………………………………
2.5 Prognosa ......
2.6 Pemberian Bantuan/Treatment ................................................. 21
2.6.1 Rencana Pemberian Bantuan ………………………….22
iv
v
BAB III
DAFT
L
2.6.3 Bantuan yang Tidak Terlaksana ……………………...23
2.7 Tindak Lanjut/Follow Up ......................................................... 24
PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 26
3.2 Saran ......................................................................................... 26
AR PUSTAKA
AMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yang mencerdaskan kehidupan
bangsa, guru adalah sosok yang besar sekali peranannya. Tugas seorang guru
menuntut pola tingkah laku tertentu, dalam tingkah laku itu bersifat khas untuk
jabatan seorang guru. Guru yang baik adalah guru yang dapat menunjukkan pola
tingkah laku tertentu yang sesusi dengan peranannya dan dapat diterima oleh
lingkungannya.
Lembaga pendidikan formal berperan penting untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik dalam hal pengembangan diri seoptimal
mungkin sesuai kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian, tugas seorang
guru selain sebagai fasilitator untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran juga berperan sebagai pendidik karena guru bertanggung jawab
membawa peserta didiknya mencapai suatu tahap kematangan tertentu.
Peranan guru tidak hanya menyampaikan pelajaran tetapi juga sebagai
fasilitator yang bersifat membimbing, mengarahkan dan membantu
mengembangkan pribadi anak didiknya menuju arah kedewasaan dan prestasi
belajar yang maksimal. Guru harus mengetahui dan memahami lebih dalam
tentang keadaan dan tingkah laku, latar belakang kesulitan atau permasalahan
yang dihadapi oleh siswanya. Guru harus mampu mencari jalan keluar jika ada
siswanya yang mengalami kesulitan atau permasalahan dalam pendidikannya.
1
Pada tiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat SD sampai SMA tentu ada
siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar, walaupun pada tiap jenjang itu
penyebab-penyebab dari kesulitan belajar itu berbeda, namun kalau kesulitan
belajar itu dapat diatasi sedini mungkin, maka siswa-siswi itu akan lebih lancar
dalam menempuh jenjang pendidikan berikutnya. Oleh karena itu, sebagai guru
hendaknya membantu semaksimal mungkin untuk dapat membantu mengatasi
permasalahan-permasalahan yang dialami para murid. Demikian itu ditujukan
agar setiap jenjang yang dilalui dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kendala
yang terlalu memberatkan siswa, terutama dalam hal belajar.
Keprofesionalan seorang guru sangat diperlukan dalam menghadapi segala
hambatan, rintangan, dan tantangan yang ada serta dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan baik. Untuk membentuk keprofesionalan, seorang
guru dituntut untuk dapat melihat, memahami, dan mengantisipasi berbagai
macam permasalahan yang muncul pada proses pendidikan, terutama yang
berkenaan dengan proses belajar siswa.
Faktor penting yang dapat menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran
adalah terciptanya hubungan yang positif antara guru dan siswanya. Seorang
pendidik yang baik bisa memahami situasi dan kondisi yang dialami oleh siswa,
dan bisa membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa terutama
masalah yang bersangkutan dengan pelajaran yang disampaikan, sehingga siswa
dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dan dapat berkembang
semaksimal mungkin sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2
Permasalahan yang dihadapi oleh siswa juga merupakan permasalahan bagi
guru. Untuk itu guru harus mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa,
sehingga guru mampu memberikan bantuan pemecahan masalah anak didiknya
unruk mencapai proses belajar yang optimal.
Salah satu bentuk layanan bimbingan terhadap siswa yang memiliki masalah
yang mengganggu prestasi belajarnya adalah studi kasus yang diperlukan untuk
membantu siswa agar dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi. Agar
seorang guru dapat melaksanakan layanan bimbingan dengan baik, maka perlu
menguasai dasar-dasar layanan bimbingan baik secara teori ataupun praktek
secara efektif dan efisien, sehingga diperoleh suatu kemampuan penyesuaian diri
terhadap siswa seoptimal mungkin.
Dasar-dasar layanan bimbingan yang perlu diketahui oleh seorang calon
guru agar mendapatkan hasil seperti yang diharapkan ialah cara mengidentifikasi
siswa, mendiagnosis siswa, memprognosis, memberikan bantuan, dan
melaksanakan tindak lanjut kepada siswa.
Sebagai seorang guru praktikan yang nantinya akan mendidik peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran diharapkan mampu menyelesaikan persoalan
yang dihadapi peserta didiknya pada masa mendatang. Melalui studi kasus ini
penulis diharapkan mendapatkan pengalaman untuk menerapkan kegiatan
tersebut, sehingga jika sudah menjadi pengajar, maka penulis akan lebih mudah
menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran, yakni mendapatkan prestasi yang lebih baik, melalui tiga ranah,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu kita sebagai calon guru
3
dituntut untuk dapat memberikan bantuan dan bimbingan, selain mampu
menyampaikan ilmu sebagai bidangnya.
1.2 Pengertian Layanan Bimbingan Siswa
Layanan bimbingan siswa (study kasus) merupakan layanan yang diberikan
terhadap siswa dengan cara memberi bantuan yang mampu menemukan identitas
siswa serta kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Bimbingan konseling
merupakan terjemahan dan istilah Guidance and Conseling. Bimbingan ini dapat
diartikan sebagai suatu bantuan dan tuntutan.
Menurut Montensen (1976) mengemukakan bahwa bimbingan merupakan
bagian dari program pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan dan
layanan staf khusus agar semua siswa dapat mengembangkan kecakapan dan
kemampuan mereka sepenuhnya sesuai dengan arti konsep demokratis.
Layanan bimbingan siswa (study kasus) dapat diartikan sebagai pelayanan
terhadap siswa dengan cara memberikan bantuan yang dapat menemukan identitas
siswa beserta kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Sedangkan Layanan
Bimbingan Siswa yang dilakukan secara terus menerus supaya siswa dapat
memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan bertingkah laku wajar
sesuai tuntutan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat (Gunarsa, 2002:13).
Berdasarkan peraturan pemerintah No. 28 tahun 1990 pasal 25, bahwa
layanan kesulitan belajar merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi mengenal lingkungannya, dan melancarkan
masa depan.
4
Kemudian menurut Emery Stop dan Gunar Walquest, dalam bukunya
“Principles and Pratis in Guidance” yang telah diterjemahkan oleh I. Dumhur
dan Drs. Moch. Surya, menjelaskan bahwa layanan kesulitan belajar adalah suatu
proses yang terjadai secara terus-menerus dalam membantu kemampuannya
secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya, baik diri
sendiri maupun masyarakat.
Dilanjutkan oleh Drs. Rahman Natawijaya, dalam bukunya “Penyuluhan di
Sekolah” memberikan batasan-batasan bahwa layanan kesulitan belajar adalah
memberikan bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus-menurus
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia
mampumengarahkan diri (mengontrol) dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaa lungkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Dalam bukunya, menurut Walgito (1982) layanan kesulitan belajar adalah
bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok
individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan didalam
kehidupannya, agar individu itu dapat mencapai kebahagiaan dalam hidupnya.
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian
layanan bimbingan yaitu suatu usaha untuk memberi bantuan atau pertolongan
terhadap siswa dalam menghindari ataupun mengatasi masalah dengan cara
mengidentifikasi, mendiagnosis, prognosis dan memberikan bantuan alternatif
pemecahan masalah siswa.
5
1.3 Tujuan Layanan Bimbingan Siswa
1.3.1 Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang siswa yang
mengalami kesulitan belajar, memahami jenis dan sifat kesulitan
belajar menetapkan kemungkinan pemecahannya.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam kegiatan ini adalah :
1. Mengenali kepribadian siswa secara individual
2. Menetapkan faktor-faktor penyebab permasalahan belajar siswa
dalam menerima pelajaran khususnya pelajaran bahasa inggris
3. Memperbaiki prestasi belajar siswa
4. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa
5. Memberikan bantuan agar siswa dapat mengembangkan prestasi
yang ada sesuai dengan minat, bakat, kemampuan serta kesempatan
yang ada.
1.4 Pentingnya Layanan Bimbingan Siswa
Layanan bimbingan siswa merupakan hal yang sangat penting dalam
mengembangkan kemajuan siswa di sekolah dan di lingkungannya. Kegiatan
layanan bimbingan siswa atau studi kasus dalam pelaksanaan Praktek
Pengalaman lapangan (PPL) mempunyai arti penting dalam rangkaian proses
6
belajar mengajar di sekolah. Secara umum layanan bimbingan siswa dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak, antara lain:
1. Bagi Siswa
Layanan bimbingan siswa merupakan hal yang sangat penting dalam
mengembangkan kepribadian diri sendiri, sehingga mampu menjadi
dirinya sendiri. Siswa juga dapat memperoleh informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan prestasi belajar, selain itu juga dapat memperoleh
bantuan untuk mengidentifikasi masalah dan pemecahannya.
2. Bagi Mahasiswa Praktikan (Calon Guru)
Dapat memberikan masukan dan bekal bagi calon guru dalam
membantu dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa, selain itu juga
dapat memberi pengalaman praktis yang sangat berguna dalam kehidupan,
bila sudah terjun sebagai guru sehingga dapat menunjang upaya
menjadikan dirinya sebagai guru yang profesional.
3. Bagi Wali Kelas/Guru BK
Wali kelas dapat memperoleh informasi tentang siswa-siswinya
terutama siswa yang mengalami kesulitan belajar, sehingga dapat
berpartisipasi dalam membantu memecahkan masalah siswa, membina
dan mengarahkan anak didiknya. Hasil layanan bimbingan dapat dijadikan
bahan pertimbangan oleh guru bimbingan dan konseling dalam
memberikan bimbingan dan bantuan pada siswa yang mengalami
kesulitan.
7
4. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai masukan dan pertimbangan dalam memonitoring keadaan
siswa dan kemampuan guru, terutama dalam hal yang berkaitan dengan
program layanan bimbingan siswa. Hasil layanan bimbingan siswa dapat
dijadikan masukan, yang berupa informasi yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan sekolah.
5. Bagi Guru Bidang Studi
Layanan bimbingan ini dapat memberi informasi bagi guru dalam
menghadapi siswa di kelas, dengan karakter dan permasalahannya
sehingga guru dapat menentukan kebijakan dalam proses belajar mengajar
dan memberikan perhatian dan bimbingan lebih lanjut terhadap
permasalahan yang dialami oleh siswa.
6. Bagi Orang Tua Siswa
Sebagai informasi tentang situasi dan kondisi belajar anaknya
sehingga diharapkan terjalin komunikasi yang lebih baik antara orang tua
dan anak. Disamping itu dapat memberikan masukan bagi orang tua
tentang perkembangan anaknya, terutama yang berhubungan dengan
kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat membantu orang tua dalam
mengenal dan memahami anaknya, sehingga dapat memberikan perhatian
pada aspek-aspek pribadi anaknya yang membutuhkan bimbingan.
1.1 Metode dan Alat Pengumpulan Data
Dalam layanan bimbingan siswa ini metode yang digunakan dalam
pengumpulan data bersifat integrative dan komprehensif dengan menggunakan
8
bantuan angket yang dibagikan ke siswa. Untuk dapat memahami dan
menyelesaikan masalah yang timbul pada diri siswa, penulis menggunakan
beberapa cara sebagai berikut :
1. Observasi.
Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap keadaan,
sikap dan tingkah laku siswa baik di dalam maupun di luar kelas.
2. Angket.
Angket dimaksudkan untuk memperoleh dan mengetahui data tentang latar
belakang siswa meliputi aspek keluarga, keadaan ekonomi, kesehatan.
3. Wawancara.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang terperinci terkait
dengan masalah yang dialami siswa tersebut. Wawancara dilakukan pada
waktu siswa mengisi angket
4. Daftar checklist
Siswa hanya memilih pernyataan yang sesuai dengan keadaan siswa kasus.
Pelaksanaan pengisian daftar cheklis pada Senin 3 Maret 2012
5. Dokumentasi
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis. Teknik documenter
dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen yang dijadikan
sumber data yaitu :, daftar nilai, buku catatan pelanggaran tata tertib, buku
presensi kelas, buku catatan pelajaran.
9
BAB II
PEMBAHASAN
Layanan bimbingan dilakukan berdasarkan studi kasus. Studi kasus adalah
metode pengumpulan data yang bersifat integratif dan komprehensif (Djumhur,
1975). Integratif artinya menggunakan berbagai teknik dan metode pengumpulan
data. Bersifat komprehensif artinya data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek
kepribadian. Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data yang lengkap,
relevan dan valid. Data tersebut meliputi aspek kepribadian secara lengkap beserta
lingkungannya sehingga tujuan dari studi kasus ini pada akhirnya untuk
membantu seseorang agar pemecahan masalahnya bisa teratasi.
Dalam kegiatan bimbingan kepada siswa penulis memberi saran bimbingan,
bantuan, maupun pemecahan masalah yang sekiranya siswa mampu
melakukannya. Kegiatan layanan bimbingan siswa ini meliputi:
1. identifikasi kasus
2. analisis data
3. Sintesis
4. Diagnosis
5. Prognosis
6. Treatment atau pemberian bantuan
7. Follow up atau tindak lanjut
10
Penjelasan tentang kegiatan-kegiatan di atas dijabarkan dalam uraian di bawah ini.
2.1 Identifkasi Kasus
Sebagai langkah awal, penulis melakukan identifikasi kasus. Langkah ini
bertujuan untuk menetapkan siswa yang mengalami kesulitan dan sangat
memerlukan bantuan dalam memecahkan permasalahannya, sehingga siswa dapat
mengurangi atau bahkan mengatasi masalahnya serta memperbaiki prestasinya.
Dalam melakukan kegiatan ini, penulis berusaha mendapatkan segala
informasi yang berkaitan dengan siswa yang bermasalah agar dapat menentukan
letak kesulitan atau gangguan yang dialami siswa tersebut. Dengan melihat
kedudukan siswa kasus dalam kelas diantara telam-temannya, serta dilengkapi
dari hasil data dokumenter dan pengamatan secara langsung maka penulis
menetapkan siswa yang namanya Bunga Dinta Ilma (fiktif) termasuk siswa yang
mempunyai masalah yang harus ditangani.
2.2 Analisis Data
Analisis data merupakan langkah kedua dalam memberikan layanan
bimbingan siswa, yang tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui letak kesulitan siswa
2. Untuk mengetahui jenis kesulutan siswa
3. Untuk mengetahui latar belakang kesulitan siswa
Langkah-langkah tersebut dapat dilakukan dengan cara:
1. Analisa permasalahan siswa
2. Analisa dokumenter
11
3. Mengamati aktivitas
4. Wawancara
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka penulis menetapkan
seorang siswa sebagai kasus. Data yang penulis peroleh adalah sebagai berikut:
1. Hasil data angket
Yang diutamakan dalam pemberian layanan bimbingan siswa adalah
kerahasiaan data. Hal ini karena data yang diberikan oleh siswa kasus merupakan
rahasia pribadi, yang pada umumnya siswa merasa keberatan jika orang lain
mengetahuinya, dan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka
dalam penulisan layanan bimbingan siswa ini sengaja dipakai nama samaran.
Data-data yang terkumpul adalah sebagai berikut:
a. Identitas siswa
1. Nama Lengkap : Bunga Dinta Ilma (Fiktif)
2. Nama Panggilan : Ilma
3. Tempat Tanggal Lahir : Malang, 09 Januari 1995
4. Alamat : Perum Graha B5 Malang (Fiktif)
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Agama : Khatolik
7. Sekolah : SMA Negeri 7 Malang
8. Kelas : XI IPS 2
9. Jumlah Saudara Kandung : 2 (Dua)
10. Anak ke- : 1 dari 2 bersaudara
11. Status dalam Keluarga : Anak Kandung
12
12. Tinggal Bersama : Orangtua
13. Cita-cita : Hakim/Wiraswasta
14. Hobi : -
b. Identitas Orang Tua (Ayah)
Nama : Ahmad Imam Sardono (Fiktif)
Umur : 50 tahun
Alamat : Jln. Perum Graha B5 Malang (Fiktif)
Agama : Khatolik
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
c. Identitas Orang Tua (Ibu)
Nama : Mega Wiwik Wantia (fiktif)
Umur : 45 tahun
Alamat : Jln. Perum Graha B5 Malang (Fiktif)
Agama : Khatolik
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
d. Jumlah Saudara
Saudara laki-laki : 1 orang
Saudara perempuan : - orang
e. Bidang Akademis
Mata pelajaran yang disenangi : TIK, Bahasa Jerman, Sosiologi
Mata pelajaran yang kurang disenangi : Matematika
13
f. Faslitas dan kebiasaan Belajar
• Siswa memiliki tempat belajar sendiri
• Keadaan tempat belajar siswa cukup
• Siswa biasa belajar pada waktu akan ulangan
2. Hasil Data Check list masalah
a. Kesehatan
1. Siswa sering merasa ngantuk dan kurang bersemangat ketika
pelajaran
2. Siswa mudah terkena batuk dan flu
3. Siswa sering merasa pening
b. Keadaan penghidupan
1. Uang saku yang diterima siswa kurang mencukupi
c. Rumah dan Keluarga
1. Siswa tinggal bersama orangtua
2. Orangtua siswa sering bertengkar, sehingga siswa terganggu
belajarnya
3. Siswa sukar menyesuaikan dengan orang tua
4. Orang tua siswa bersikap keras kepada siswa
5. Orag tua siswa kurang dapat mengerti perkembangan jiwa siswa
d. Agama dan Moral
1. Siswa sulit melaksanakan ibadah secara teratur
2. Siswa sering iri kepada teman
3. Siswa merasa iba dengan penderitaan orang lain
14
4. Siswa sering lupa mengembalikan barang pinjaman
e. Rekreasi dan hobi
1. Hampir sebagian waktu luang siswa untuk rekreasi
2. Siswa menyenangi nonton film
3. Siswa suka menyanyi
4. Siswa menyenangi hiburan yang sehat
f. Kehidupan sosial dan keaktifan berorganisasi
1. Siswa suka main ke rumah teman
2. Siswa tidak ingin memegang pimpinan dalam oraganisasi
3. Siswa tidak suka menonjolkan diri didepan teman-teman
g. Problem asmara
1. Siswa mulai tertarik dengan lawan jenis
2. Siswa merasa sering dicintai wanita
3. Siswa sering merasa kangen dengan orang yang ditaksir
4. Siswa pernah gagal dalam bercinta
5. Orang tua siswa memperbolehkan pacaran dengan syarat khusus
h. Kebiasaan belajar
1. Siswa merasa kesulitan dalam mengatur waktu belajar
2. Siswa merasa kesulitan menentukan cara belajar yag tepat
3. Siswa sering merasa ngatuk saat belajar
4. Siswa cepat bosan dalam ketika belajar
5. Siswa sulit berkonsentrasi saat belajar
6. Siswa merasa mudah lelah ketika belajar
15
7. Siswa sering malas memulai belajar
8. Siswa ingin mengetahui bakat dan kemampuannya
9. Cita – cita tidak sesuai dengan kemampuan siswa
i. Penyesuaian kepada sekolah
1. Siswa sering malas masuk sekolah
2. Siswa sering meninggalkan pelajaran yang tidak disukai
3. Siswa tidak suka dengan pribadi / sikap guru yang ada
4. Siswa merasa beberapa pelajaran tidak penting
5. Siswa hanya menyukai beberapa mata pelajaran saja
j. Penggunaan waktu
1. Siswa tidak bisa membagi waktu untuk belajar
2. Waktu siswa tersita untuk membantu orang tua di rumah
k. Ulangan tes
1. Siswa sering kurang siap menghadapi tes
2. Siswa sering merasa bingung menghadapi tes
3. Siswa sering merasa kurang yakin terhadap pikiran sendiri dalam
mengerjakan tes
4. Konsentrasi siswa sering hilang tiba - tiba
3. Hasil Observasi
Observasi terhadap siswa kasus dilakukan baik di dalam maupun di luar
kelas. Data-data yang diperoleh selama mengadakan observasi adalah sebagai
berikut:
• Siswa kasus merupakan anak yang berasal dari keluarga mampu
16
• Siswa merupakan anak yang kurang memahami orang lain
• Siswa cenderung berteman dengan teman luar sekolah
• Siswa kurang memperhatikan pelajaran dalam proses belajar mengajar
4. Hasil Wawancara
Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan klien adalah sebagai
berikut:
1. Saat ini siswa tinggal bersama orang tua. Siswa merupakan anak pertama,
namun adik siswa tinggal bersama nenek.
2. Siswa memiliki cita-cita menjadi seorang pengusaha sukses atau bekerja
disalah satu perusahaan terkenal di Indonesia bahkan di dunia.
3. Teman dekat siswa adalah teman dari sekolah lain
4. Salah satu faktor siswa malas belajar yang membuat cita-citanya sulit
tercapai adalah gangguan belajar dari dalam dirinya sendiri. Siswa sering
merasa malas di dalam kelas, sehingga pada saat pelajaran berlangsung
siswa sulit untuk berkonsentrasi, hambatan dari luar yaitu metode
pembelajaran yang membosankan dan juga siswa merasa gampang
terpengaruh ketika mendapat sms / bbm (bb massager) dari teman.
5. Siswa jarang menghabiskan waktu bersama keluarga sebab kurang begitu
senang dengan sikap dan tingkah laku orang rumah yang suka
mengganggu siswa, dan hampir setiap hari siswa bertengkar dengan orang
rumah.
6. Umumnya siswa belajar ketika ada tugas atau akan ujian saja. Ketika di
rumah siswa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membantu
orang tua.
7. Siswa merasa kurang paham dalam memahami materi pelajaran Bahasa
Inggris yang disampaikan Guru, terutama mengenai vocabulary atau kosa
kata dalam Bahasa Inggris. Hal ini membuat siswa kebingungan dalam
memahami apa yang disampaikan Guru karena setiap instruksi yang
diberikan selalu menggunakan bahasa Inggris, siswa juga kebingungan
17
dalam mengerjakan tugas, karena kosa kata yang terdapat merupakan
langkah awal dalam memahami materi Bahasa Inggris tersebut.
5. Hasil Dokumentasi
1. Dari hasil dokumentasi siswa di TATIB
• Siswa ini lebih sering terlambat kesekolah
• Siswa ini sering membuat pelanggaran dalam hal berpakaian
2. Dari hasil dokumentasi siswa pada nilai ulangan harian pada mata
pelajaran bahasa inggris
• Siswa lebih rendah nilainya pada skill speaking & reading
• Pada waktu ulangan writing siswa memaksa temanya untuk member
tahu jawaban kepadanya
3. Dokumentasi siswa pada ulangan harian
Tes Speaking Reading Writing Listening
I II III
50 60 75
69 78 -
70 78 -
80 76 78
18
2.3 Sintesis
Sintesa adalah gambaran diri siswa secara umum berdasarkan pada data-data yang diperoleh. Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa kelebihan siswa sebagai berikut:
• Siswa adalah anak yang mau bekerja keras bila ada yang menyemangati.
• Siswa ingin melanjutkan sekolah dengan biaya sendiri.
• Siswa adalah seorang anak yang bisa menutupi kesedihannya di depan
orang.
Sedangkan kelemahan siswa sebagai berikut:
• Siswa sulit memahami pelajaran karena kurang konsentrasi yang
ditimbulkan dari rasa kantuk yang sering datang, sehingga semangat
belajarnya menurun
• Siswa lebih senang berkumpul bersama teman daripada keluarga
• Siswa kurang bisa membagi waktu antara belajar dan bermain, antara
waktu bersama teman dan keluarga.
• Siswa adalah anak yang kurang percaya diri pada saat berhadapan dengan
orang banyak bila sendirian.
2.4 Diagnosa
Diagnosa adalah tahap penemuan konsistensi dan pola-pola yang menuju
pembuatan ringkasan atau resume masalah-masalah dan faktor penyebabnya
secara tepat serta ciri-ciri yang paling utama (Sugiarti, 2008: 23).
Diagnosa bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa. Untuk
mengetahui faktor-faktor penyebabnya secara tepat. Hal ini dilakukan melalui
pengumpulan data dengan beberapa metode, yaitu observasi, wawancara dengan
siswa, guru matapelajaran, juga konselor, serta dengan memberikan angket dan
problem checklist, kemudian didukung dengan dokumentasi dari BK, tatib, dan
19
kurikulum. Berdasarkan metode pengumpulan data tersebut, maka peneliti
berupaya mendiagnosis kondisi siswa.
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil analisis, maka dapat diketahui masalah yang sedang dialami
siswa, yaitu:
a. siswa mengalami kesulitan dalam mengatur waktu belajar. Waktu
senggang yang dimiliki siswa cenderung dihabiskan untuk membatu
orang tua
b. siswa lambat dan kurang bersemangat dalam menyerap bahan ajar yang
diberikan oleh guru, khususnya pada mata pelajaran bahasa inggris.
2. Latar Belakang Timbulnya Masalah
Berdasarkan metode pengumpulan data yang digunakan peneliti, diketahui
faktor penyebab timbulnya masalah siswa, yaitu:
a. siswa belum mengerti arti penting belajar. Baginya, belajar hanyalah
sebuah rutinitas yang harus dijalaninya,
b. waktu belajar siswa kurang karena siswa lebih senang melakukan
aktivitas lain selain belajar,
c. kurangnya bimbingan dan motivasi dari orang tua yang dapat digunakan
untuk memacu/memotivasi semangat belajar yang lebih tinggi.
2.5 Prognosa
Prognosa adalah suatu langkah yang dilakukan untuk menetapkan jenis
bahan apa yang dapat diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah sehingga
20
membantu dalam mencapai hasil belajar yang tinggi. Prognosis ini bertujuan
untuk mempelajari kemungkinan yang terjadi apabila siswa (siswa) tidak segera
mendapatkan bantuan atau sebaliknya, jika siswa kasus segera memperoleh
bantuan. Diantara kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah:
1. Prediksi jika siswa tidak diberi bantuan, antara lain:
• siswa tidak dapat mencapai prestasi belajar secara optimal
• cita-cita yang diharapkan kemungkinan tidak dapat tercapai
• motivasi belajar tidak tumbuh
• akan timbul permasalahan lain
2. Prediksi jika siswa diberi bantuan
• motivasi belajar akan tumbuh, sehingga siswa lebih rajin dalam
belajar
• prestasi belajar siswa akan meningkat
• rasa/sikap disiplin siswa akan meningkat
• siswa akan merasa optimis terhadap kehidupannya
• siswa dapat belajar secara efektif
• siswa dapat memperbaiki sikap/kebiasaan buruknya selama ini
2.6 Pemberian Bantuan/Treatment
Usaha pemberian bantuan merupakan langkah inti dari studi kasus.
Langkah ini bertujuan agar siswa dapat mengatasi kesulitan belajar yang
sedang dihadapi dan sekaligus agar mendapatkan prestasi yang optimal.
2.6.1. Rencana Pemberian bantuan
21
Secara umum pemberian bantuan untuk memecahkan masalah ini harus
dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Berikut ini rencana pemberi
bantuan kepada siswa, yaitu:
b. Masalah belajar
• Memberikan bantuan dan penyuluhan pada siswa tentang cara belajar
yang baik
Contoh : Menerangkan bahwa kerja otak itu hanya 30% dipakai
sedang 70% ketika otak dalam kondisi antara sadar dan tidak.jadi
cara belajar yang baik menurut penulis yaitu belajar ketika bangun
tidur antara jam 03.00 – 04.00 dini hari.
• Menyarankan agar siswa meberanikan diri untuk bertanya bila belum
mengerti penjelasan guru
• Memberikan motivasi belajar agar prestasi belajarnya meningkat
Contoh : Memberikan pengarahan untuk menumbuhkan kemauan
dan rasa percaya diri dengan menunjukkan kemampuannya oleh
pelajaran yang tidak disenangi
• Menyarankan untuk senantiasa berfikir positif
• Menyarankan agar siswa aktif dalam KBM
c. Masalah penggunaan waktu
• Menyarankan siswa untuk membuat jadwal kegiatan agar dapat
menggunakan waktu secara efektif dan efisien
Misalnya : menyarankan siswa untuk membuat jadwal pribadi tiap
harinya
22
d. Masalah hubungan sosial (pergaulan)
• Menanamkan kepada siswa kasus tentang kesadaran bahwa setiap
orang mempunyai kelebihan dan kekurangan
e. Masalah keluarga
• Memanggil pihak keluarga ke sekolah dengan didampingi guru BP
untuk membahas tentang kondisi psikologis siswa saat ini
Mengenai masalah keluarga belum praktikan laksanakan mengingat
terbatasnya waktu pelaksanaan PPL seingga memerlukan tindak lanjut dari pihak
sekolah.
2.6.2. Bantuan yang Terlaksana
Dari pemberian bantuan yang direncanakan ada beberapa yang telah
penulis lakukan yaitu
• berkaitan dengan masalah belajar,
• masalah penggunaan waktu
• masalah tentang hubungan sosial.
2.6.3. Bantuan yang Tidak Terlaksana
Kerana keterbatasan waktu PPL yang hanya 2 bulan maka ada satu
dari empat rencana pemberi bantuan yang belum terlaksana, mungkin dari
pihak BK dapat melanjutkan rencana penulis tersebut yaitu berhubungan
dengan masalah keluarga.
23
2.7 Tindak Lanjut/Follow Up
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana siswa kasus
mengalami perubahan baik yang tampak atau yang hanya gejala saja. Yang dapat
dilakukan dalam hal ini adalah dengan cara mengamati, memantau, dan mengikuti
dari dekat perkembangan siswa. Untuk mengetahui terjadinya perubahan ini,
diperlukan waktu yang cukup lama. Karena memerlukan waktu yang cukup lama
maka peran BP, wali kelas, dan guru pengajar bidang studi serta orang tua/wali
siswa sangat diperlukan untuk memantau perkembangan siswa kasus.
Langkah-langkah yang dapat diambil dalam evaluasi dan tindak lanjut
adalah sebagai berikut:
1. Tes/ Penilaian
Setelah siswa mendapat bantuan, maka pada mata pelajaran yang dianggap
sulit bagi siswa diadakan test untuk mengetahui perkembangannya.
2. Analisa dokumenter
Analisa dokumenter dapat dilakukan dengan membandingkan nilai sebelum
dan sesudah dilakukan bantuan.
3. Wawancara dengan guru bidang studi, wali kelas, guru BP, dan orang tua
siswa, tentang hasil belajar dan perubahan yang diperoleh setelah ada
bantuan
4. Wawancara dengan teman-temannya dan mengadakan observasi mengenai
pergaulan siswa kasus setelah diberi bantuan
5. Mengadakan observasi dan analisa hasil belajar yang telah dicapai dalam
kegiatan belajar dari informasi yang lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan
24
6. Bila dirasa belum mengenai sasaran segera dilakukan usaha perbaikan, yaitu
dengan melaksanakanalternatif pemecahan masalah yang lain yang lebih
intenstif.
Karena keterbatasan waktu yang tersedia untuk kegiatan PPL ini maka untuk
pengamatan dalam langkah tindak lanjut ini praktikan serahkan kepada:
1. Guru bimbingan konseling
2. Wali kelas dan guru mata pelajaran
3. Wali kelas siswa kasus
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan subyek didik (siswa) tidak terlepas dari berbagai
permasalahan yang dapat menghambat cita-cita yang didambakannya. Dengan
demikian guru sebagai pengajar yang sekaligus sebagai pendidik diharapkan
mampu untuk berusaha membantu dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi
siswa. Di samping peran guru dan orang tua, lingkungan juga sangat berperan
terhadap perkembangan dan pembetnukan sikap siswa, baik yang merupakan
faktor pendukung maupun faktor penghambat dalam pencapaian tujuan belajar
siswa.
Dari data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan angket yang
telah diisi oleh siswa kasus serta informasi yang didapat, maka ditetapkan bahwa
siswa mengalami masalah pada keadaan keluarga dan dalam diri siswa sendiri
sehingga siswa mengalami kesulitan belajar baik di rumah maupun di sekolah.
3.2 Saran
Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa, bantuan
pemecahan masalah yang dapat penulis sarankan adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa
• Harus sudah bisa memanfaatkan waktu luang dengan baik, mengatur
kegiatan sesuai dengan kemampuan dan situasi
26
27
• Jika mengalami kesulitan belajar, mintalah bimbingan kepada guru
bidang studi yang bersangkutan
2. Bagi guru
• Mengadakan pendekatan dan memperhatikan siswa sewaktu di kelas,
di sekolah, maupun di luar sekolah
• Memberikan dorongan dan motivasi pada siswa dalam belajar secara
efektif dan efisien sehingga tercapai cita-citanya
• Memantau sikap dan tingkah laku siswa di dalam maupun di luar
sekolah.
3. Bagi orang tua
• Memberi dorongan dan motivasi belajar serta memberikan perhatian
yang cukup
• Berusaha sering mengontrol dan memperhatikan cara belajar siswa
dan pergaulan siswa
• Bersifat lebih lunak dan berusaha memberi perhatian yang tulus
4. Bagi petugas bimbingan dan konseling
• Bimbingan penyuluhan menjadi jembatan bagi siswa dengan orang
tua, siswa dengan teman-temannya atau dengan pihak lain yang
terkait agar masalah siswa terpecahkan
• Membantu dan membimbing siswa tidak hanya di sekolah tetapi juga
di luar sekolah
• Memberikan penjelasan tentang peranan dan fungsi siswa di sekolah
serta fungsi BK di sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung : CV Remaja Karya
Indreswari, Henry, Nurhidayah. 1990. Teknik Pemahaman Individu Non Test.
Malang. POFF Ketut, dkk. 1994. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya:Usaha
Nasional Partowasastro, H. Koestoer. 1985. Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta : Erlangga
Djumhur, M.Surya. 1994. Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar. Jakarta: Erlangga
Syah, Mubbin M.Ed.2003. Psikologi Belajar. Jakarta : Raya Grafindo Persada
Team UPT PPL. 2009. Petunjuk Pelaksanaan PPL. Malang : UPT-PPL Universitas Muhammadiyah Malang
Gerungan, W. 2004. Psikologi Sosial. Bandung : PT.Refika Aditama
Bimo, Walgito. 1982. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yayasan Penerbiatan Fakultas Psikologi. Yogyakarta: UGM