Post on 04-Apr-2022
STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK KARAKTERISTIK
AERODINAMIKA DI SEKITAR MOBIL LISTRIK PROTOTYPE
“ABABIL PROTO & ABABIL EVO 2”
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Oleh :
MEDA AJI SAPUTRO
NIM : D 200 140 266
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK KARAKTERISTIK
AERODINAMIKA DI SEKITAR MOBIL LISTRIK PROTOTYPE “ABABIL
PROTO & ABABIL EVO 2”
Oleh :
MEDA AJI SAPUTRO
D 200 140 266
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen
Pembimbing
Marwan Effendy., S.T., M.T., Ph.D
NIK. 696
ii
HALAMAN PENGESAHAN
“STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK KARAKTERISTIK
AERODINAMIKA DI SEKITAR MOBIL LISTRIK PROTOTYPE “ABABIL
PROTO & ABABIL EVO 2”.
OLEH
MEDA AJI SAPUTRO
D200140266
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Jum’at, 05 Juli 2019
Dewan Penguji :
1. Marwan Effendy., S.T., M.T., Ph.D (............................)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Nurmuntaha Agung Nugraha., S.T., M.T (............................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Ir. Tri Tjahjono., M.T (............................)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan
(Ir. Sri Sunarjono., M.T., Ph.D., IPM)
NIK. 682
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 05 Juli 2019
Penulis
Meda Aji Saputro
D 200 140 266
1
STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK KARAKTERISTIK
AERODINAMIKA DI SEKITAR MOBIL LISTRIK PROTOTYPE “ABABIL
PROTO & ABABIL EVO 2”
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi desain sebelum dan sesudah
terjadi perubahan desain terhadap rancangan mobil listrik Prototype “Ababil Proto”
terhadap karateristik pola aliran serta nilai gaya hambat yang mana dalam perubahan
desain tersebut disebut dengan “Ababil Evo 2”. Spesimen pengujian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah mobil “Ababil Proto dan Ababil Evo 2”. Dua parameter
yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Coefficient Drag (Cd) dan
menganalisa karakteristik aliran fluida yang terjadi di sekitar mobil. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan perangkat lunak
Solidworks 2019 untuk permodelan tiga dimensi, Computational Fluid Dynamics
(CFD) Ansys Fluent 16.0 untuk simulasinya dan melakukan pengujian secara
langsung di wind tunnel. Penelitian dilakukan pada variasi empat kecepatan aliran
fluida yaitu sebesar 5,10,15,20 m/s. Dari hasil pengujian langsung di wind tunnel
yang dilakukan pada kedua jenis mobil tersebut pada kecepatan 5,10,15,20 m/s Dari
data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Mobil “Ababil Proto” yang bisa
dikatakan lebih aerodinamis dari mobil “Ababil EVO 2” bila dilihat dari kontur
tekanan dan turbulance serta menghasilkan aliran wake yang cukup tinggi pada sudut
bodi bagian belakang mobil “Ababil EVO 2”. Sangat disarankan adanya modifikasi
ulang pada mobil tersebut untuk generasi berikutnya agar mendapatkan coefficient
drag yang optimal, sehingga konsumsi energi yang dikeluarkan oleh mobil ini dapat
ditekan.
Kata kunci: Aerodinamika, Computational Fluid Dynamics (CFD), Coefficient
Drag, Wind Tunnel, Mobil Listrik
Abstract
This study aims to evaluate the before and after the design changes to the
design of the electric car "Ababil Proto" prototype on the characteristics of flow
patterns and the value of the drag which in the design change is called "Ababil Evo
2". The test specimens used in this study were cars "Ababil Proto and Ababil Evo 2".
The two parameters that are the focus of this research are Coefficient Drag (Cd) and
analyze the characteristics of fluid flow that occurs around the car. The research
method used in this study is to use Solidworks 2019 software for three-dimensional
modeling, Ansys Fluent 16.0 Computational Fluid Dynamics (CFD) for simulation
and conduct testing directly in the wind tunnel. The study was conducted on a
variation of four speeds of fluid flow that is equal to 5,10,15,20 m / s. From the
results of direct testing in wind tunnels carried out on both types of cars at speeds of
2
5,10,15,20 m / s From the data it can be concluded that the "Ababil Proto" Car was
the one that could be said to be more aerodynamic than the car "Ababil EVO 2 "when
viewed from the pressure contour and turbulence and produces a fairly high wake
flow at the rear body corner of the car" Ababil EVO 2 ". It is strongly recommended
that there be a re-modification of the car for the next generation to obtain an optimal
drag coefficient so that the energy consumption released by this car can be reduced.
Keywords: CFD, Car body, Drag coefficient, flow pattern, rear body angle
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mobil listrik pertama kali dikenalkan oleh Robert Aderson dari Skotlandia pada tahun
1832-1839, namun pada saat itu bahan bakar minyak (BBM) relatif mudah didapat
dengan harga murah dan keserdiaannya masih melimpah sehingga masyarakat dunia
cenderung mengembangkan motor bakar yang menggunakan BBM. Saat ini harga
BBM semakin mahal dan cadangannya menjadi sangat terbatas serta sulit
dikendalikan untuk masa yang akan datang [1]. Disamping itu, terdapat isu
lingkungan yang menjadi perhatian dunia yang tertuang dalam Education for
Sustainable Development, yang mana menurut hasil survey yang dilakukan oleh
World Bank, Indonesia menempati peringkat keempat untuk negara dengan tingkat
polusi tertinggi di dunia setelah Mesir, India, dan Cina [2]. Dari semua penyebab
polusi udara yang ada, emisi transportasi terbukti sebagai penyumbang pencemaran
udara di Indonesia, yakni sekitar 85 persen [3]
Oleh karena itu dalam usaha untuk melakukan inovasi teknologi dibidang
transportasi pemerintah mewadahi hal tersebut sehingga diselenggarakan kompetisi
dibidang teknologi transportasi hemat energi bertema Kontes Mobil Hemat Energi
(KMHE) Selain di Indonesia kompetisi serupa juga diadakan namun dalam skala
yang cukup luas yaitu lingkup asia. Dengan adanya kompetisi tersebut diharapkan
lahir inovasi-inovasi baru di bidang teknologi transportasi hemat energi [4]. Salah
satu kategori yang dilombakan adalah kategori prototype sumber energi listrik. Dalam
kompetisi ini dimana mahasiswa di tantang menciptakan kendaraan yang hemat
bahan bakar dan juga memiliki tingkat keselamatan yang tinggi. Banyak parameter
3
yang di lakukan untuk upaya penghematan konsumsi bahan bakar pada mobil
prototype ini antara lain yaitu: rangka kendaraan, sistem engine, dan bentuk bodi
kendaraan yang aerodinamis..
Bodi merupakan bagian utama pada mobil yang berfungsi sebagai pelindung
kontruksi dan panel-panel kelistrikan dari faktor eksternal seperti cahaya matahari,
hujan, dan lain lain. Selain itu bentuk bodi kendaraan juga perlu dipertimbangkan
secara cermat, walaupun pada umumnya fungsi bodi hanya sebagai pelindung
kontruksi dan panel-panel kelistrikan dari fakor eksternal. Di sisi lain, bodi berfungsi
sebagai pengatur aliran fluida pada sisi luar kendaraan sehingga dapat berpengaruh
pada performa dan karakteristik kendaraan [5]. Seperti yang dilakukan oleh TUfast
Eco Team dengan nama mobil eLi 15 memiliki bodi dengan model perahu (bodi
menyempit) yaitu bagian belakang jika dilihat dari atas, secara bertahap akan
menyempit saat mendekati area belakang berhasil menjadi juara di Shell Eco
Marathon Europe 2015 dengan jarak tempuh 863 Km/kWh [6]. Oleh karena itu untuk
dapat mengatur aliran fluida, bodi harus dirancang se-aerodinamis/streamline
mungkin, agar gaya hambatan udara (coefficient drag) yang dihasilkan rendah
sehingga kinerja dan peningkatkan efisiensi dari mesin dapat dioptimalkan dan
mampu mengurangi konsumsi energy hal ini dilakukan oleh [7].Maka dalam
penelitian ini difokuskan pada membuat desain bodi mobil yang memiliki gaya
hambat yang kecil. Objek penelitian yang digunakan adalah kendaraan berjenis
prototype bertenaga listrik yaitu mobil listrik Ababil yang menjadi objek penelitian
mahasiswa Fakultas Teknik Universtas Muhammadiyah Surakarta. Mobil tersebut
juga diikutkan kedalam kompetisi mobil hemat energi, dimana tujuan utama dari
kompetisi tersebut adalah membuat mobil yang bisa melaju sejauh mungkin dengan
bahan bakar yang seminim mungkin.
2. METODE
2.1 Geometri Mobil Ababil
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penggambaran
dalam bentuk CAD berskala 1:1 dengan menggunakan program Solidworks Premium
4
2017, yang nantinya dilanjutkan dengan proses penentuan beberapa parameter yang
akan digunakan dalam simulasi :
a. “Ababil Proto” b. “Ababil EVO 2”
Gambar 1. Geometri Mobil “Ababil”
Gambar 2. Desain mobil “Ababil Proto”
Gambar 3. Desain mobil “Ababil EVO 2”
5
Dimensi dari mobil “Ababil Proto” dan mobil “Ababil EVO 2” dapat dilihat pada
tabel 1
Tabel 1 Dimensi geometri mobil “Ababil Proto” dan “Ababil EVO 2”
Keterangan Dimensi (meter)
Mobil “Ababil Proto” Mobil “Ababil EVO 2”
Panjang (sumbu z) 2,80 2,63
Tinggi (sumbu y) 0,75 0,6
Lebar (sumbu x) 0,80 0,76
2.2 Spesifikasi wind tunnel
Gambar 3. Wind tunnel
Terowongan angin yang digunakan dalam penelitian ini berjenis udara
terbuka, dengan kecepatan sub-sonic yang dibuat oleh Airflow Development Ltd yang
dibuat di High Wycombe - Inggris. Spesifikasi Sub-sonic wind tunnel ini daoat dilihat
pada table 2.
Tabel 2. Spesifikasi wind tunnel
Tenaga motor 240 volt, 1 phase, 50hz
Panjang total 2,90 meter
Lebar total 0,79 meter
6
Tinggi total 1,80 meter
Seksi uji 300 x 300 x 450 (mm)
Kecepatan udara maksimum 30 m/s
2.3 Diagram alir penelitian
Gambar 4. Diagram alir penelitian
7
2.4 Tahap penelitian eksperimen
1. Membuat desain tiga dimensi dari mobil “Ababil Proto” dan “Ababil Evo.2”
2. Membuat spesimen uji menggunakan alat 3D printing
3. Menghaluskan permukaan specimen uji dan memasang holder
4. Memasang specimen uji pada test section dengan sudut serang sebesar 0º
5. Melakukan zero setting sebelum eksperimen dimulai dengan cara menggeser
bandul pada force balance
6. Memasang thermometer pada test section untuk mengetahui temperature
fluida pada saat pengujian berlangsung.
7. Mengatur kecepatan fluida, dengan cara memutar pengatur kecepatan dari
kipas. Untuk percobaan pertama diatur pada kecepatan 5 m/s dengan model
spesimen uji pertama
8. Melakukan pengambilan data dengan cara menggeser bandul pada posisi
seimbang, maka akan dapat dilihat hasil yang didapat
9. Mengulangi langkah g dan h untuk variasi kecepatan 10,15,20 m/s
10. Untuk setiap variasi kecepatan dilakukan 3x percobaan
11. Sebelum mengambil sampel data sebelumnya diukur terlebih dahulu
12. temperatur yang di ruang test section. Dan kondisi batas dapat dilihat pada
table 3
13. Memasukkan data yang didapat kedalam rumus yang telah ada guna
mendapatkan nilai coefficient drag
14. Pengujian selesai
Tabel 3. Kondisi batas eksperimen
Deskripsi Nilai
Variasi kecepatan 5 m/s, 10 m/s, 15 m/s, 20 m/s
Temperatur udara 302.15º K atau 29 ºC
Tekanan udara 101. 350 Pa (1 atm)
Densitas udara 1.225 Kg/m-3
8
2.5 Tahap penelitian simulasi
1. Imort file dari software Solidworks ke Ansys 16.0
2. Pre-processing, yaitu menentukan boundary condition dan parameter-
parameter yang akan digunakan
3. Solving
4. Post-processing, yaitu mengolah hasil simulasi dapat berupa gambar atau
angka hasil perhitungan yang dilakukan oleh computer
5. Pengujian selesai
3. HASIL
2.2 Hasil pengujian eksperimen
Tabel 4. Nilai drag Mobil “Ababil Proto” dan Mobil “Ababil EVO 2”
Kecepatan udara
( m/s )
Nilai drag
Mobil “Ababil Proto” (N) Mobil “Ababil EVO 2” (N)
5 0,023 0,025
10 0.089 0.09
15 0.19 0,2
20 0.33 0,37
2.3 Analisa perhitungan coefficient drag
Coefficient Drag (Cd) adalah bilangan yang menunjukkan besar kecilnya
tahanan fluida yang diterima oleh suatu benda. Harga coefficient drag yang kecil
menunjukkan hambatan fluida yang diterima benda saat berjalan adalah kecil, dan
begitu juga sebaliknya.
……….……………… (1)
dimana :
CD = Coefficient drag
D = Gaya hambat (N)
ρ = Masa jenis udara (1,225 kg/m3)
v = Kecepatan udara (m/s)
A = Luas area (m2)
9
Tabel 5. Coefficient drag Mobil “Ababil Proto” dan Mobil “Ababil EVO 2”
Kecepatan udara
( m/s )
Coefficient drag
Mobil Ababil Proto Mobil Ababil Evo 2
5 0,240 0.257
10 0,229 0.231
15 0,221 0.229
20 0.212 0.225
Gambar 4. Coefficient Drag (CD)
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
5 10 15 20
CD
V (m/s)
Ababil Proto
Ababil EVO 2
10
2.4 Hasil pengujian simulasi
3.4.1 Aliran fluida di sekitar mobil
a. Ababil Proto b. Ababil EVO 2
Gambar 5. Aliran fluida di sekitar mobil
Pada gambar diatas menunjukkan kecepatan aliran fluida yang terjadi di sekitar
mobil “Ababil Proto” dan “Ababil EVO 2”. Dapat diamati bahwa aliran fluida yang
terjadi di sekitar mobil “Ababil Proto” dan “Ababil EVO 2” sangat smooth dan
minim hambatan, ditunjukkan dengan warna kuning pada gambar aliran tersebut.
Desain bodi yang dibuat diakomodasikan untuk dapat melintasi udara dengan smooth
dan minim hambatan dengan bentuk bodi yang tidak menonjol di permukaan
bodinya. Kecepatan udara maksimal yang terjadi pada kedua mobil tersebut sama-
sama di angka 20 m/s yang menandakan memang tidak terjadi begitu besar perbedaan
diantara kedua jenis mobil tersebut. Hanya bila diamati bahwa terdeteksi adanya
perlambatan, perlambatan kecepatan aliran fluida yang terjadi ditunjukkan dengan
warna biru pada permukaan bodi belakang kendaraan pada mobil “Ababil EVO 2”.
Kecepatan aliran udara yang lambat dari pada kecepatan yang diberikan terjadi pada
bagian belakang kendaraan digambarkan dengan warna biru. Kecepatan rendah ini
menimbulkan tekanan rendah memberikan efek gaya yang berlawanan dengan arah
kendaraan dan menimbulkan gaya hambat yang terjadi pada mobil “Ababil Evo 2”.
Gaya hambat yang terjadi pada mobil “Ababil Evo 2” karena bagian bodi belakang
yang membetuk sudut kedalam dan tidak streamline dibandingkan dengan mobil
“Ababil Proto”.
11
3.4.2 Profil tekanan di sekitar mobil “Ababil Proto dan “Ababil EVO 2”
a. Ababil Proto b. Ababil Evo 2
Gambar 6. Kontur tekanan mobil
Gambar di atas dapat dilihat tekanan udara normal yang diberikan ke bodi yaitu
sebesar 101.350 Pa (1 atm), Hambatan tampak terjadi pada depan (gaya drag)
tertinggi yang terdapat pada kedua rancangan ditunjukan dengan warna merah
didepan ujung bodi. Tetapi bodi mobil “Ababil EVO 2” luas tekanan depannya lebih
besar dibandingkan dengan bodi mobil “Ababil Proto”. Selanjutnya tekanan bagian
atas dan bawah ikut menurun, hal ini dikarenakan pada bagian tersebut kecepatan
aliran udaranya lebih kecil, sesuai dengan ‘’Teori Bernaully’’ bahwa kecepatan udara
berbanding terbalik dengan tekanan. Tekanan kembali naik pada bodi bagian
belakang mobil dengan warna orange kemerah-merahan dengan nilai yang ditunjukan
pada parameter digambar. Tekanan bodi belakang tertinggi dialami pada bodi mobil
“Ababil EVO 2” dan terkecil dialami pada bodi mobil “Ababil Proto” dilihat dari
warna dan luas bagian tekanan. Kenaikan tersebut dikarenakan bentuk belakang bodi
mobil “Ababil EVO 2” kurang streamline sehinga terdapat gaya udara tak beraturan
atau biasa disebut turbulance.
12
3.4.3 Kontur Turbulensi
a. Mobil “Ababil Proto” b. Mobil “Ababil EVO 2”
Gambar 12. Kontur Turbulen
Jika dilihat dari gambar diatas menunjukkan bahwa aliran wake terbesar terjadi di
mobil “Ababil EVO 2” yang sesuai dengan parameter yang ada di gambar, bila
dibandingkan dengan mobil “Ababil Proto”. Meskipun distribusi udaranya lebih
banyak di “Ababil Proto” namun nilai wake yang dihasilkan mobil “Ababil Proto”
sebesar 5. 9516 J/Kg sedangkan mbil “Ababil EVO 2” sebesar 50, 9793 J/Kg. Hal
tersebut terjadi karena pada rancangan mobil “Ababil EVO 2” terjadi pemisahan
udara dengan sudut yang besar pada bagian belakang dan pada rancangan mobil
“Ababil EVO 2” pemisahan udara terjadi dengan sudut yang lebih kecil sehingga
wake yang dihasilkan lebih kecil. Walaupun demikian untuk coefficient drag tetap
“Ababil Proto” lah yang lebih aerodimanis dibandingkan “Ababil EVO 2”.
4. PENUTUP
2.2 Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Mobil listrik prototye “Ababil” yang memiliki nilai coefficient drag terbesar
terjadi pada rancangan bodi “Ababil Evo 2” dengan nilai rata-rata sebesar
0.24031 sedangkan nilai coefficient drag terkecil tejadi pada rancangan bodi
“Ababil Proto” dengan nilai rata-rata sebesar 0.238824. Hal ini terjadi kesalahan
pada proses produksi yang dimana lebih menekankan pada pengurangan bobot
13
bodi yang terlalu berat, radius belok maksimal dan cost yang dibebankan untuk
dimensi dalam pengiriman mobil tersebut ke tempat kompetisi.
2. Dari hasil visualisasi yang telah dilakukan serta membandingkan dengan tim-tim
mobil hemat energi dari universitas lain. Mobil “Ababil Proto” lah yang bisa
dikatakan lebih streamline/aerodinamis dari mobil “Ababil EVO 2” bila dilihat
dari kontur tekanan dan turbulance serta menghasilkan aliran wake yang cukup
tinggi pada sudut bodi bagian belakang mobil “Ababil EVO 2”. Sangat
disarankan adanya modifikasi ulang pada mobil tersebut untuk generasi
berikutnya agar mendapatkan coefficient drag yang optimal, sehingga konsumsi
energi yang dikeluarkan oleh mobil ini dapat ditekan
2.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, yaitu :
1. Perangkat keras yang digunakan seperti komputer dan wind tunnel yang
mumpuni dapat sangat membantu memperlancar proses penelitian.
2. Penelitian ini dapat dikembangkan lagi di waktu yang akan datang dengan
menggunakan variable yang lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. I. Purboputro, M. A. H, M. A. Saputro, and W. Setiyadi, “Uji Kemampuan
Rancangan Sistem Kemudi , Transmisi , dan Pengereman pada Mobil
Listrik Prototype ‘ Ababil ,’” in Proceeding of The URECOL, 2018, no.
Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang
Teknik dan Rekayasa, pp. 118–127.
[2] P. N. Cahyo and I. M. Muliatna, “Perancangan Sistem Pengereman
Hidrolis Pada Mobil Listrik Garnesa,” JRM, vol. 1, no. 1, pp. 54–56, 2013.
[3] N. B. Segera, “EDUCATION for SUSTAINABLE DEVELOPMENT
(ESD) SEBUAH UPAYA MEWUJUDKAN KELESTARIAN
14
LINGKUNGAN,” SOSIO Didakt. Soc. Sci. Educ. J., vol. 2, no. 1, pp. 22–
30, 2016.
[4] B. Setyono and Y. Setiawan, “Rancang Bangun Sistem Transmisi, Kemudi
dan Pengereman Mobil Listrik ‘Semut Abang,’” in Seminar Nasional Sains
dan Teknologi Terapan III 2015, 2015, pp. 89–96.
[5] Y. Prihadnyana, G. Widayana, and K. R. Dantes, “Analisis Aerodinamika
Pada Permukaan Bodi Kendaraan Mobil Listrik Gaski ( Ganesha Sakti )
Dengan Perangkat Lunak Ansys 14 . 5,” J. Jur. Pendidik. Tek. Mesin Univ.
Pendidiakan Ganesha, vol. 8, pp. 1–12, 2017.
[6] W. Prym, M. Stajuda, and D. Witkowski, “Investigation on Aerodynamics
of Super–Effective Car for Drag Reduction,” Mech. Mech. Eng., vol. 20,
no. 3, pp. 295–308, 2016.
[7] E. Abo-Serie, “Aerodynamics Assessment Using Cfd for a Low Drag Shell
Eco-Marathon Car,” J. Therm. Eng., vol. 3, no. 6, pp. 1527–1536, 2017.
[8] R. Hakim and C. B. Nugroho, “Desain dan Analisa Aerodimanika Dengan
menggunakan Pendekatan CFD Pada Model 3D Untuk Mobil Prototype ‘
Engku Putri ,’” J. Integr., vol. 8, no. 1, pp. 6–11, 2016.
[9] A. H. Nashruddin and H. Mirmanto, “Studi Numerik Karakteristik Aliran 3
Dimensi Di Sekitar Bodi Modifikasi Sapuangin Urban Concept dengan
Rasio Ground Clearance terhadap Panjang Model ( C / L ) 0 . 048,” J. Tek.
POMITS, vol. 1, no. 1, pp. 1–6, 2012.
[10] N. Huda, N. Aklis, and Sarjito, “ANALISA AERODINAMIKA PADA
BODI MOBIL BAYU SURYA MENGGUNAKAN CFD PADA
SOFTWARE ANSYS 15.0,” Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016.
[11] A. D. Murwanto and M. Wakid, “Pengembangan Desain Perangkat
Aerodinamik Mobil Fg16 Ditinjau Dari Hasil Simulasi Numerik Aliran
Udara Eksternal Design Development of Aerodynamic Device Fg16 Car
15
Observed By Result,” J. Pendidik. Tek. Otomotif Ed. XVIII, vol. 3, no. 2,
pp. 122–130, 2017.M. Susanto, “PERENCANAAN FRONT BUMPER
DAN REAR DIFFUSER UNTUK MEREDUKSI COEFFICIENT OF
DRAG,” 2013.