Post on 17-May-2018
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar Pemasaran (TIN 4206)
Efisiensi dalam Persaingan Sempurna
Tiga pertanyaan dasar dalam perekonomian kompetitif adalah :
1. Apa yang akan diproduksi?
2. Bagaimana cara memproduksinya?
3. Siapa yang akan memperoleh hasil produksinya?
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Efisiensi dalam Persaingan Sempurna
Sebagaimana kita ketahui, dalam sistem perekonomian persaingan sempurna :
1. Sumber daya dialokasikan di antara perusahaan secara efisien,
2. Produk akhir didistribusikan di antara rumah tangga secara efisien, dan
3. Sistem menghasilkan sesuatu yang diinginkan masyarakat
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Kunci Kondisi Efisiensi : Harga sama dengan Biaya Marginal Jika PX > MCX, masyarakat mendapatkan
nilai dengan memproduksi lebih banyak X
Jika PX < MCX, masyarakat mendapatkan nilai dengan memproduksi lebih sedikit X
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Efisiensi dalam Persaingan Sempurna
Efisiensi dalam persaingan sempurna mengikuti pembobotan nilai rumah tangga dan perusahaan.
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Sumber Kegagalan Pasar
Kegagalan pasar (market failure) terjadi saat sumber daya salah alokasi atau dialokasikan dengan tidak efisien. Hasilnya berupa sampah atau kehilangan nilai. Bukti dari kegagalan pasar dinyatakan dengan keberadaan : Struktur pasar tidak sempurna
Barang-barang publik
Keuntungan dan biaya eksternal
Informasi tidak sempurna
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar
Macam struktur pasar mempengaruhi bagaimana suatu perusahaan bertindak:
Penetapan harga
Penawaran
Hambatan masuk (barrier to entry)
Efisiensi
Persaingan
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar
Faktor penentu struktur pasar
Bebas masuk dan keluar
Sifat produk – homogen (identik), terdiferensiasi?
Kontrol terhadap penawaran / output
Kontrol terhadap harga
Hambatan untuk masuk
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Kadar Persaingan
Pengelompokan pasar Jumlah perusahaan Kebebasan untuk masuk ke dalam industri Sifat produk Sifat kurva permintaan
Empat Struktur Pasar Persaingan Sempurna (perfect competition) Monopoli (monopoly) Persaingan monopolistik (monopolistic
competition) Oligopoli (oligopoly)
Struktur → perilaku → kinerja
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Ciri-ciri Empat Struktur Pasar
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar
Persaingan Sempurna : Bebas masuk dan keluar industri Produk homogen – identik sehingga tidak ada
preferensi dari konsumen Jumlah pembeli dan penjual banyak – tidak ada penjual
individu yang dapat mempengaruhi harga Penjual adalah penerima harga – harus menerima harga
pasar Informasi tersedia secara sempurna baik pada pembeli
maupun penjual
Contoh : Pasar finansial – bursa efek, pasar uang, pasar obligasi ? Pertanian ?
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar
Keuntungan Persaingan Sempurna :
Derajat persaingan yang tinggi membantu mengalokasikan sumber daya dalam penggunaan yang sangat efisien.
Harga = biaya marginal
Laba normal dibuat dalam jangkapanjang
Perusahaan beroperasi pada efisiensi maksimum
Keuntungan konsumen
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar
Apa yang terjadi pada lingkungan yang kompetitif ?
• Gagasan baru ? → Perusahaan membuat laba abnormal jangka pendek
• Perusahaan lain memasuki industri untuk mengambil keuntungan dari laba abnormal
• Penawaran meningkat → Harga jatuh
• Jangka panjang → laba normal dihasilkan
• Pilihan bagi konsumen
• Harga cukup untuk menghasilkan laba normal tetapi tidak lebih
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar
Persaingan Monopolistik atau Tidak Sempurna Banyak pembeli dan penjual Produk terdiferensiasi Relatif bebas masuk dan keluar Masing-masing perusahaan memiliki ‘monopoli’
yang kecil sekali karena direfensiasi dari produk mereka
Perusahaan memiliki beberapa kontrol terhadap harga
Contoh : restauran, profesi – pengacara dll, perusahaan
pengembang – tukang plester, tukang ledeng, dll.
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar
Oligopoli – Persaingan di antara golongan kecil Industri didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan besar Banyak perusahaan menyusun industri Hambatan masuk yang tinggi Produk dapat terdiferensiasi dengan tinggi – merk atau
homogen Persaingan non-harga Stabilitas harga di dalam pasar - kinked demand curve ? Potensial untuk kolusi ? Laba abnormal Derajat kesalingtergantungan yang tinggi antar perusahaan
Contoh : Supermarket, Industri perbankan, Bahan Kimia, Minyak, obat
kedokteran, penyiaran
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Oligopoli
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Oligopoli
Faktor-faktor yang menyokong kolusi • Perusahaan sedikit
• Terbuka dengan masing-masing yang lain
• Metode produksi dan biaya rata-rata mirip
• Produk serupa
• Perusahaan dominan
• Hambatan masuk signifikan
• Pasar stabil
• Tidak ada ukuran pemerintah yang mengekang kolusi
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar
Mengukur Oligopoli :
Rasio Konsentrasi – proporsi pangsa pasar yang dihitung dengan jumlah X perusahaan teratas :
• Rasio konsentrasi 5 perusahaan adalah 80 % - berarti bahwa 5 perusahaan besar menguasai 80% pangsa pasar
• 3 perusahaan CR of 72% - 3 perusahaan utama menguasai 72% pangsa pasar
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar
Duopoli :
Industri didominasi oleh dua perusahaan besar
Kemungkinan munculnya pemimpin harga (price leader) – pesaing akan mengikuti keputusan penetapan harga yang dibuat oleh pemimpin harga
Hambatan yang tinggi untuk masuk
Laba abnormal mungkin sekali
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar
Monopoli :
Monopoli murni – industri adalah perusahaan sendiri !
Monopoli aktual – dimana perusahaan memiliki pangsa pasar > 25 %
Monopoli alami – biaya tetap yang tinggi – gas, listrik, air, telekomunikasi, kereta api
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar
Monopoli :
Hambatan masuk yang tinggi
Perusahaan mengendalikan harga atau output/penawaran
Laba abnormal dalam jangka panjang
Kemungkinan untuk diskriminasi harga
Pilihan konsumen terbatas
Harga melebihi MC
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Struktur Pasar
Keuntungan monopoli : Lebih tepat apabila monopoli bersifat alami Mendorong R & D Mendorong inovasi Pengembangan beberapa produk tidak mungkin tanpa
jaminan monopoli dalam produksi. Skala Ekonomis dapat diperoleh – mungkin
menguntungkan konsumen
Kekurangan : Eksploitasi konsumen – harga yang lebih tinggi, Potensi penawaran terbatas – kurangnya pilihan Potensial untuk inefisiensi – kepuasan dengan diri
sendiri terhadap kontrol biaya
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Diskriminasi Harga
Makna diskriminasi harga
Tingkat pertama
Tingkat kedua
Tingkat ketiga (bentuk yang paling umum)
Kondisi yang penting untuk diskriminasi harga
Keuntungan bagi perusahaan
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Diskriminasi harga tingkat ketiga
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Diskriminasi harga tingkat ketiga
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Diskriminasi Harga
Laba memaksimalkan harga dan output dalam diskriminasi harga
Diskriminasi harga dan kepentingan umum
persaingan
laba
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Persaingan Usaha di Indonesia
Sebuah undang-undang yang secara khusus mengatur persaingan dan antimonopoli sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar, partai politik, LSM, dan instansi pemerintah
Pada tahun 1995, Partai Demokrasi Indonesia menelurkan konsep RUU tentang Antimonopoli, demikian pula Departemen Perdagangan yang bekerjasama dengan Fak. Hukum UI pernah membuat naskah akademik RUU tentang Persaingan Sehat di Bidang Perdagangan).
Tetapi semua usulan dan inisiatif tersebut tidak mendapat tanggapan positif dari pemerintah.
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Persaingan Usaha di Indonesia
Beberapa alasan mengapa sebuah Undang-Undang Anti Monopoli sulit sekali disetujui pemerintah pada waktu itu, adalah :
• Pemerintah menganut konsep bahwa perusahan besar perlu ditumbuhkan untuk menjadi lokomotif pembangunan. Oleh karenanya perlu diberi perlakuan khusus.
• Pemberian status monopoli perlu ditempuh karena perusahaan itu telah bersedia untuk menjadi pioneer di sektor yang bersangkutan.
• Untuk menjaga berlangsungnya praktik KKN demi kepentingan kroni mantan Presiden Soeharto dan pejabat yang berkuasa waktu itu.
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Persaingan Usaha di Indonesia
Penyelenggaraan ekonomi nasional kurang memperhatikan amanat pasal 33 UUD 1945 serta cenderung menunjukkan corak yang monopolistik sehingga mengakibatkan kejadian-kejadian baik ekonomi maupun sosial yang akhirnya memicu lahirnya sebuah UU anti monopoli pertama di Indonesia.
UU no. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Kehadiran UU ini berfungsi sebagai tool of social control dan tool of social reengineering .
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Persaingan Usaha di Indonesia
Beberapa negara sudah mengatur rambu-rambu persaingan usaha yang sehat dalam hukum nasional masing-masing, diantaranya : USA : Act to Protect Trade and Commerce Against
Unlawful Restraints and Monopolies (Sherman Act, 1890)
Jepang : Shiteki dokusen no kinshi oyobi kosei torihiki ni kansuru horitsu ( Law concerning the probabilition of private monopoly and preservation of fair trade)
Jerman :Act to Unfair Competition 1909
Filipina :Penal Code
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Persaingan Usaha di Indonesia
Falsafah yang mendasari kelahiran dan sekaligus memuat dasar pikiran perlunya disusun UU tersebut adalah :
• Pembangunan Ekonomi harus diarahkan kepada terwujudnya kesejahteraan rakyat.
• Demokrasi Ekonomi menghendaki adanya kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses produksi dan pemasaran barang / jasa, dalam iklim usaha yang sehat, efektif dan efisien , sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan bekerjanya ekonomi pasar yang wajar
• Setiap orang yang berusaha di Indonesia harus berada dalam situasi persaingan yang sehat dan wajar , sehingga tidak menimbulkan adanya pemusatan kekuatan ekonomi pada pelaku usaha tertentu .
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Persaingan Usaha di Indonesia
Kriteria monopoli yang diijinkan oleh negara (Kwik Kian Gie), adalah :
1. Monopoli diberikan kepada penemu barang baru 2. Monopoli diberikan oleh pemerintah kepada BUMN, lazimnya karena
barang yang diproduksi menguasai hajat hidup orang banyak 3. Monopoli diberikan kepada perusahaan swasta dengan kredit
pemerintah 4. Monopoli dan kedudukan monopolistik yang diperoleh dengan cara
natural, karena monopolis menang dalam persaingan yang dilakukan secara sehat
5. Monopoli dan kedudukan monopolistik yang diperoleh dengan cara natural, karena investasinya terlampau besar, sehingga hanya satu saja yang berani dan bisa merealisasikan investasinya
6. Monopoli atau kedudukan monopolistik yang terjadi karena pembentukan kartel ofensif ataupun defensif
7. Monopoli yang diberikan kepada suatu organisasi dengan maksud membentuk dana bagi yayasan, yang dananya lalu dipakai untuk tujuan tertentu, seperti kegiatan sosial dan sebagainya
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Persaingan Usaha di Indonesia
Perjanjian yang dilarang sesuai dengan UU no. 5 tahun 1999 , adalah : 1. Oligopoli 2. Penetapan Harga 3. Diskriminasi Harga dan Diskon 4. Pembagian Wilayah 5. Pemboikotan 6. Kartel 7. Trust 8. Oligopsoni 9. Integrasi vertikal 10. Perjanjian tertutup 11. Perjanjian dengan luar negeri
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Persaingan Usaha di Indonesia
Perjanjian yang dilarang sesuai dengan UU no. 5 tahun 1999 tidak berlaku (perkecualian) untuk : 1. Perbuatan dan atau perjanjian yang bertujuan
melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Perjanjian yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual
3. Perjanjian penetapan standar teknis produk barang dan atau jasa yang tidak mengekang dan atau menghalangi persaingan
4. Perjanjian dalam rangka keagenan yang isinya tidak memuat ketentuan untuk memasok kembali barang dan atau jasa dengan harga yang lebih rendah daripada harga yang telah diperjanjikan
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Persaingan Usaha di Indonesia
Perjanjian yang dilarang sesuai dengan UU no. 5 tahun 1999, tidak berlaku (perkecualian) untuk : 1. Perjanjian kerjasama penelitian untuk peningkatan
atau perbaikan standar hidup masyarakat luas.
2. Perjanjian internasional yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia
3. Perjanjian dan atau perbuatan yang bertujuan untuk ekspor yang tidak menganggu kebutuhan dan atau pasokan dalam negeri.
4. Pelaku usaha yang tergolong usaha kecil
5. Kegiatan usaha koperasi yang secara khusus bertujuan untuk melayani anggotanya
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Persaingan Usaha di Indonesia
Kegiatan yang dilarang sesuai dengan UU no. 5 tahun 1999, adalah :
1. Monopoli
2. Monopsoni
3. Penguasaan Pasar
4. Dumping
5. Manipulasi Biaya
6. Persekongkolan
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
www.aeunike.lecture.ub.ac.id
Pemasaran (TIN 4206)