Post on 19-Feb-2016
Blog SuharniBerbagi Ilmu, Berbagi Informasi, Berbagi Pengalaman dan Berbagi Kebahagiaan.Selamat Datang di Blog ini, blog ini menampilkan berbagai informasi seputar kesehatan dan pe_SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pengertian Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Sebagaimana pada umumnya penyusunan sebuah SOP, Standar Operasional Prosedur program imunisasi juga disusun berdasarkan beberapa sub pokok bahasan, seperti Tujuan, Ruang Lingkup, Prosedur, dan pokok bahasan lainnya.
Tujuan penyusunan SOP Imunisasi, sebagai acuan dalam pelayanan imunisasi bagi bayi, balita dan anak sekolah di Posyandu, Polindes, Pustu, Puskesmas, Rumah Sakit, maupun di Sekolah. Sedangkan ruang lingkup SOP ini meliputi pelayanan imunisasi bagi bayi, balita dan anak sekolah, serta Wanita Usia Subur (WUS)
Pelayanan imunisasi dimulai dengan adanya petugas yang menuju lokasi pelayanan imunisasi, baik di Posyandu, sekolah yang ditentukan, dengan terlebih dahulu mengambil peralatan imunisasi dan vaksin di Puskesmas. Setelah proses penyuntikan vaksin selesai, kemudian dilakukan pencatatan di buku KIA, kohort bayi, dan register. Setelah pelaksanaan selesai pelayanan imunisasi vaksin yang masih utuh belum dibuka dikembalikan ke Puskesmas, sedangkan sisa atau wadah dibuang kedalam incinerator.
Syarat keterampilan petugas imunisasi dapat berlatar belakang pendidikan Dokter, Bidan, serta Perawat. Sedangkan jenis pelayanan imunisasi terdiri dari pelayanan imunisasi rutin, tambahan, dan khusus. Imunisasi wajib terdiri atas Imunisasi rutin; Imunisasi tambahan; dan Imunisasi khusus.
Imunisasi wajib diberikan sesuai jadwal, sedangkan imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara terus menerus sesuai jadwal, terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan.Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun, yaitu:
1. Bacillus Calmette Guerin (BCG);2. Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib);3. Hepatitis B pada bayi baru lahir;4. Polio; dan5. Campak.
Imunisasi lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun (Batita); anak usia sekolah dasar; dan wanita usia subur.Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan yaitu:
Pada anak usia bawah tiga tahun (Batita) terdiri atas Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan Campak. Pada anak usia sekolah dasar diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yaitu Diphtheria Tetanus (DT), Campak, dan Tetanus diphteria (Td). Pada wanita usia subur berupa Tetanus Toxoid (TT).
Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu (imunisasi ini tidak menghapuskan kewajiban pemberian imunisasi rutin.
Imunisasi khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu, seperti persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa. Sedangkan jenis imunisasi khusus antara lain imunisasi Meningitis Meningokokus, demam kuning, dan Anti Rabies (VAR).
Prosedur Kerja
Prosedur kerja pelayanan imunisasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :1. Penyiapan Pelayanan Imunisasi2. Persiapan Tempat Pelayanan Imunisasi3. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi4. Pemantauan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi
Penyiapan Pelayanan Imunisasi, meliputi peralatan logistik imunisas. Logistik yang dimaksud antara lain meliputi vaksin, Auto Disable Syringe, safety box, emergency kit, dan dokumen pencatatan status imunisasi. Peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan imunisasi tergantung pada perkiraan jumlah sasaran yang akan diimunisasi. Jenis peralatan yang diperlukan untuk pelayanan imuniasi secara lengkap antara lain:
1. Termos/Vaksin carrier2. Cool Pack / Kotak dingin cair3. Vaksin, Pelarut dan penetes (dropper)4. Alat suntik5. Safety box (kotak pengaman)6. Pemotong/kikir ampul pelarut7. Formulir8. Kapas dan wadah9. Bahan penyuluhan (poster, leaflet, dan lainnya)10. Alat tulis (kertas, pensil dan pena)11. Kartu-kartu Imunisasi (KMS, kartu TT)12. Buku register bayi dan WUS13. Tempat sampah14. Sabun untuk cuci tangan
Prosedur Pengeluaran vaksin dan pelarut dari lemari es
1. Sebelum membuka lemari es, tentukan seberapa banyak vial vaksin yang dibutuhkan untuk pelayanan.2. Catat suhu di dalam lemari es.3. Pilih dan keluarkan vaksin sesuai ketentuan yang telah ditetapkan untuk VVM dan tanggal kedaluarsa (EEFO, FIFO).
Prosedur pemeriksaan keamanan vaksin
Sebelum melakukan imunisasi, kita harus yakin bahwa vaksin telah aman untuk diberikan, dengan prosedur sebagai berikut:
1. Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, jangan gunkan vaksin atau pelarut tersebut.2. Periksa alat pemantau botol vaksin (VVM). Jika vaksin sudah masuk kriteria C dan D jangan dipergunakan.3. Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin dan pelarut jika tanggal kadaluarsa telah lewat.4. Periksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es. Jika indikator ini menunjukkan adanya pembekuan atau anda menduga bahwa vaksin yang sensitif beku (vaksin-vaksin DTP, DT, TT, HepB, DTP-HepB ) telah membeku, anda sebaiknya melakukan tes kocok.
Penting diperhatikan, bahwa selama proses pelayanan imunisasi harus diperhatikan pemeliharaan cold chain,dengan beberapa poin penting berikut:
1. Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam vaccine carrier dengan menggunakan cool pack, agar suhu tetap terjaga pada temperature 20-80 C dan vaksin yang sensitive terhadap pembekuan tidak beku.2. Hindari vaccine carrier yang berisi vaccine dari cahaya matahari langsung.3. Sebelum sasaran datang vaksin dan pelarut harus tersimpan dalam vaccine carrier yang tertutup rapat.4. Jangan membuka vaccine atau melarutkan vaccine bila belum ada sasaran datang.5. Pada saat pelarutan suhu pelarut dan vaksin harus sama.6. Petugas imunisasi tidak diperbolehkan membuka vial baru sebelum vial lama habis.7. Bila sasaran belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan harus dilindungi dari cahaya matahari dan suhu luar, seharusnya dengan cara diletakkan di lubang busa yang terdapat diatas vaksin carrier (lihat gambar di bawah).8. Dalam setiap vaccine carrier sebaiknya terdapat empat cool pack.9. Bila vaksin yang sudah dilarutkan sudah habis, pelarutan selanjutnya dilakukan bila telah ada anak yang hendak diimunisasi.
Penyiapan Tempat Pelayanan Imunisasi
Beberapa persyaratan ruangan pelayanan imunisasi yang menetap (fasilitas pelayanan kesehatan), antara lain:• Mudah diakses• Tidak terkena langsung oleh sinar matahari, hujan atau debu;• Cukup tenangSedangkan syarat tempat pelayanan imunisasi lapangan (outreach)• Jika di dalam gedung maka harus cukup terang dan cukup ventilasi.• Jika di tempat terbuka dan di dalam cuaca yang panas, tempat itu harus teduh.
Dalam mengatur tempat imunisasi, kita juga harus memperhatikan beberapa hal berikut:1. Pintu masuk terpisah dari pintu keluar sehingga orang-orang dapat masuk dan keluar dari pelayanan dengan lebih cepat dan mudah;2. Tempat menunggu bersih, nyaman dan dalam cuaca yang panas tidak terkena sinar matahari;3. Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan4. Melaksanakan kegiatan system 5 meja yaitu pelayanan terpadu yang lengkap yang memberikan pelayanan 5 program (KB, KIA, Diare, Imunisasi dan Gizi);5. Jumlah orang yang ada di tempat imunisasi atau tempat lain dibatasi sehingga tidak penuh sesak;6. Segala sesuatu yang anda perlukan berada dalam jangkauan atau dekat dengan meja imunisasi anda.
Dibawah ini beberapa contoh SOP Imunisasi yang diambil dari beberapa sumber :
1. SOP IMUNISASI DPT
1 Nama KegiatanPemberian Imunisasi DPT-Hb Combo
2 TujuanDPT agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Dipteri, Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B
3 Ruang LingkupSemua pasien yang akan melakukan imunisasi DPT di Posyandu pada anak berumur 2-11 bln
4 Keterampilan Petugasa. Dokterb. Bidanc. Perawat
5 Alat dan Bahana. Vaksin DPTb. Spuit disposiblec. Kapas alkohol6 Langkah Kerja :
Petugas mencuci tangan Pastikan vaksin yang akan di gunakan Jelaskan kepada ibu anak tersebut, umur anak (2-11 bulan) jumlah suntikan 3x untuk imunisasi DPT. Ambil 0,5 cc vaksin DPT Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas steril (air panas) Suntikan secara intra muskuler (im) Terangkan kepada ibu anak tersebut, tentang panas akibat DPT, berikan obat penurun panas / antipiretik kepada ibu anak tersebut. Anjurkan kompres hangan di lokasi penyuntikan. Rapikan alat-alat Petugas mencuci tangan Mencatat dalam buku
7 Indikator KinerjaMendapatkan hasil yang tepat dan benar
2. SOP IMUNISASI POLIO
1. Nama pekerjaanPemberian Immunisai Polio
2. TujuanSebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit polio.
3. Ruang LingkupSemua pasien yang akan melakukan imunisasi polio di unit pelayanan Posyandu pada anak berumur 0 - 11 bln
4. Ketrampilan Petugasa. Dokterb. Bidanc. Perawat
5. Uraian UmumImunisasi polio diberikan pada bayi mulai umur 0 – 11 bulan dalam ruang lingkup Posyandu dan 0 – 59 bulan untuk kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN)Imunisasi polio di Puskesmas diberikan sampai 4 kali dengan selang waktu 1 bulan
6. Alat dan bahan· Pinset· Vaksin polio dan pipet
7. Langkah kerjaa. Petugas mencuci tanganb. Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (perhatikan nomor , kadaluarsa
dan vvm )c. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting kecild. Pasang pipet diatas botol vaksine. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkinf. Buka mulut anak dan teteskan vaksin volio sebanyak 2 tetesg. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang diimunisasih. Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi lagi penetesani. Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap dalam kondisi
sterilj. Rapikan Alatk. Petugas mencui tangan
8. Indikator kiner Mendapatkan hasil yang baik dan efektif
3. SOP IMUNISASI BCG
1. Nama PekerjaanPemberian Imunisasi BCG
2. TujuanSebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG ) agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC)
3. Ruang Lingkup
Semua pasien yang akan di imunisasi BCG di unit pelayanan statis pada anak berumur kurang dari 2 bulan.
4. Ketrampilan Petugasa. Dokterb. Bidanc. Perawat
5. Uraian Umum· Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycrobacterium
tuberculosa.· Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam
6. Alat dan Bahana. Vaksin BCGb. Pelarut vaksinc. Spuit disposible 0,05 ccd. Disposibel 5 cc untuk melarutkane. Kapas steril (air panas)f. Kartu imunisasi
7. Langkah Kerja Petugas mencuci tangan Pastikan vaksin dan spuit yang akan di gunakan Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1 ampul ( 4 cc ) Pastikan anak belum pernah di BCG dengan menanyakan pada orang tua anak tersebut Ambil 0.05 cc vaksin BCG yang telah kita larutkan tadi Bersihkan lengan dengan kapas yang telah dibasahi air bersih, jangan menggunakan alkohol / desinfektan sebab akan merusak vaksin tersebut Suntikan vaksin tersebut sepertiga bagian lengan kanan atas (tepatnya pada insertio musculus deltoideus) secara intrakutan (ic) / dibawah kulit Rapikan alat-alat Petugas mencuci tangan Mencatat dalam buku
8. Indikator KinerjaMendapatkan hasil yang baik , tepat dan akurat
4. SOP IMUNISASI CAMPAK
1. Nama PekerjaanImunisasi Campak
2. TujuanSebagai acuan dalam pemberian imunmsasi campak agar anak mempunyai daya tahan terhad penyakit campak.
3. Ruang LingkupUnit pelayanan posyandu padi anak berumur 9 bulan
4. Ketrampilan Petugasa Dokterb Bidanc Perawat
5. Uraian UmumTidak ada
6. Alat dan Bahana Pinsetb Disposible spuitc Vaksin Pelarut
7. Langkah kerjaa Petugas mencuci tanganb Pastikan vaksin dalam keadaan baikc Buka tutup vaksin denggunakan Pinsetd Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada (5 cc)e Pastikan umur anak tepat untuk di imunisasi campak (9 bulan)f Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan tadig Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas steril (air panas).h Suntikan secara sub (sc)i Rapikan alatj Cuci tangan petugas
8. Catatan Mutua Buku Status bayib Kartu Imunisasi
5. SOP IMUNISASI TT
1. Nama Pekerjaan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid2. Tujuan
Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.
3. Ruang lingkup Petunjuk kerja ini mencakup unit pelayanan di ruang tindakan, unit pelayanan KIA yang diberikan pada ibu hamil dan calon penganten.
4. Ketrampilan petugas
a Bidan terlatih.b Dokterc Perawat terlatih5. Uraian Umuma Imunisasi Tetanus Toxoid terbukti sebagai satu upaya pencegahan penyakit
Tetanus.b Diberikan pada usia kehamilan trimester pertama, dengan interval waktu 4
minggu.c Disuntikan pada lengan atas secara intra muscular (im) sebanyak 0,5 ml, Intra
Muskular atau subcutand Sebelumnya lengan dibersihkan dengan kapas steril (air panas).e Kontra indikasi : gejala –gejala berat karena dosis pertama TTf Referensi : pedoman teknis Imunisasi tingkat Puskesmas.
6. Alat dan Bahana Vinsetb Kapas steril (air panas).c Spuit 0,5 ccd Vaksin TT7. Instruksi Kerja
a Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan menanyakan pada pasien :· Nama, Umur dan alamat· Apakah ada alergi terhadap obat-obatan
b Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehatc Siapkan bahan dan alat suntikd Ambil vaksin dengan jarum dan semprit disposible sebanyak 0,5 mle Persilahkan pasien dudukf Oleskan kapas alkohol pada lengan kiri bagian atasg Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra musculerh Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak
i Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar, dan jika tidak terjadi efek samping pasien boleh pulangj Catat pada buku status dan KMS ibu hamil
8. Indikator KinerjaTidak dak terjadi tetanus toxoid pada saat melahirkan
Refference, antara lain Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
Artikel Terkait SOP Imunisasi Vaksin Pentavalen Penyebab Kerusakan Vaksin Prinsip Dasar Imunisasi Imunisasi Hepatitis B
Standar Penyimpanan Vaksin Penyebab Terjadinya KIPI
Sumber : Klik disiniDiposkan oleh nani ni di 18.09 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestLabel: Informasi, SOP ImunisasiLink ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lebih BaruPosting LamaBerandaSudahkan anda sholat !
Arsip Blog
Slide Entri Populer
Resep Masakan – Ayam goreng
Bahan : 1 ayam yg gemuk dan muda8...
Resep Masakan – Ayam
Bahan:200 gr daging ayam2 siung bawang...
Resep Masakan –
Bahan-bahan : 1 ekor ayam potong...
8 Tips Menjaga Mata Agar Tetap SehatCara Menjaga Kesehatan Mata. Mata...
Tips Menjaga Daya Tahan Tubuh Agar Selalu SehatTips Menjaga Daya Tahan Tubuh. ...
SOP ( Standar Operasional Prosedur ) ImunisasiSesuai Peraturan Menteri Kesehatan...
10 Aneka MinumanAneka kreasi minuman hingga beragam...
Jenis Makanan-Minuman Terburuk Yang Biasa Kita LahapREPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sadarkah...
Mengungkap Fakta Dibalik Pembalut, Para Wanita Berhati-hatilah! CetroNews - Pembalut wanita ...
Indonesia Dibodohkan Dengan Air MineralSetelah 22 tahun melakukan penelitian,...
Laporan Bias DT, Td Tahun 2014
Laporan Bias Campak 2014
Aplikasi Sasaran Kerja Pegawai 2014Sekedar membantu mungkin barangkali,...
PP Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri
Harus Kerja !Pemerintah telah...
Gerakan Angkutan Kota Sehat Tanpa Asap Rokok
Misteri Virus Mematikan EbolaInfeksi karena virus Ebola biasanya...
Aneka Kumpulan Soup dan SotoKumpulan Soup Dan Soto 2014. Halaman ...
Aneka Resep Masakan TumisanKumpulan Tumisan 2014. Halaman ini ...
Resep Sayur Lodeh Kikil LezatResep Membuat Sayur Lodeh Kikil Lezat –...
Resep Sayur Asem Pedas Kacang MerahResep Cara Membuat Sayur Asem Pedas...
Total pengunjung
17226Profilku
NANI NI Lihat Profil Lengkapku
Daftar LinkBKD Kota Cirebon
BKN RIDepkes RIDinas Kes.Kab.CirebonKantro Kec.KesambiKecamatan KesambiLPSE Kota CirebonMenpan RI
Pemkot Cirebon
Cari Blog Ini
Aneka Resep Resep Aneka Minuman & Jus
Resep Masakan NusantaraKategori Angka Kredit Perawat (1)
Imunisasi (9) Informasi (12) Kesehatan (17) Laporan Kegiatan (8) Minuman (1) Penyakit (5) Posyandu (2) Serba-serbi (4) SKP (1) SOP Imunisasi (1) Tips Kesehatan (1)
Tips Masakan (7)
Cari
Artikel Terbaru
SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi
Aplikasi Sasaran Kerja Pegawai 2014
Pengertian, Tujuan, Fungsi, Manfaat,kegiatan dan Pelaksanaan Posyandu, serta KMS
Profil Posyandu Kampung Melati
Cara Mengatasi CegukanKumpulan e-book 30 Ramuan penakluk hipertensi
Aneka Jus buah dan sayuran Aneka jus buah untuk mengatasi penyakit Book Menopause and Me Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Buku Asuhan Keperawatan Keluarga Buku Dasar-dasar Kep.Kes.Masyarakat
Buku Dasar-dasar keperawatan Maternitas Buku Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Buku Ilmu Kesehatan Anak Buku Jaminan Layanan Kesehatan Buku Kegiatan KIA di Pukesmas Buku Keperawatan Kesehatan Komunitas Buku Konsep & Proses Kep.Keluarga Buku Konsep Dasar Keperawatan Buku Manajemen Kesehatan Buku Memahami Kes.Reproduksi Wanita Buku Mutu Pelayanan Kesehatan Buku Pendidikan dalam Keperewatan
Buku Pengantar Etika KeperawatancobaGoogleRepublika Online - Google Luncurkan YouTube Musicdidukung oleh
Google+ Followers
cintailh produk indonesia
eranda
Artikel Populer
SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imu
nisasiSesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pengertian Imunisasi adal...
Aplikasi Sasaran Kerja Pegawai 2014Sekedar membantu mungkin barangkali, aplikasi yang satu ini memang sedang dicari-cari. Aplikasi Sasaran Kerja Pegawai (SKP).
Tahun 201...
Pengertian, Tujuan, Fungsi, Manfaat,kegiatan dan Pelaksanaan Posyandu, serta KMSA. Pengertian Posyandu Berikut ini beberapa definisi
tentang posyandu : Posyandu adalah w adah pemeliharaan kesehatan yang dilakuk...
Profil Posyandu Kampung Melati A. Data Geografi Wilayah RW. 04
Kampung Melati merupakan salah satu dari 07 RW yang ada di wilayah Kelurah...
Cara Mengatasi CegukanCegukan adalah kontraksi tiba-tiba yang tak
disengaja pada diafragma, dan umumnya terjadi berulang-ulang setiap menitnya. Udara yang ti...
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh konradlew. Diberdayakan oleh Blogger.