Social Capital Masyarakat Pesisir

Post on 21-Jul-2015

94 views 0 download

Transcript of Social Capital Masyarakat Pesisir

SOCIAL CAPITAL MASYARAKAT PESISIR M.Ulil Azmi 11/318260/PN/12561 Budidaya Perikanan Secara umum modal sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta dan norma-norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial (social glue) yang menjaga kesatuan anggota masyarakat (bangsa) secara bersama-sama. Social capital(kelembagaan) meliputi fisik, sumber daya manusia dan social.Dimensi dari social capital adalah memberikan penekanan pada kebersamaan masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas hidupnya, dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus. Dalam proses perubahan dan upaya mencapai tujuan tersebut, masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak, dan bertingkah-laku,serta berhubungan atau membangun jaringan dengan pihak lain.Beberapa acuan nilai dan unsur yang merupakan ruh modal sosial antara lain: sikap yang partisipatif, sikap yang saling memperhatikan, saling memberi dan menerima, saling percaya mempercayai dan diperkuat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang mendukungnya.Unsur lain yang memegang peranan penting adalah kemauan masyarakat untuk secara terus menerus proaktif baik dalam mempertahakan nilai, membentuk jaringan kerjasama maupun dengan penciptaan kreasi dan ide-ide baru. Inilah jati diri modal sosial yang sebenarnya. Masyarakat pesisir sifatnya dinamis seperti kelompok masyarakat pada umumnya yang saling berinteraksi satu sama lain. karakteristik masyarakat pesisir dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya, aspek pengetahuan, kepercayaan (teologis), dan posisi nelayan sosial. Dilihat dari aspek pengetahuan, masyarakat pesisir mendapat pengetahuan dari warisan nenek moyangnya misalnya mereka untuk melihat kalender dan penunjuk arah maka mereka menggunakan rasi bintang. Sementara, dilihat dari aspek kepercayaan, masyarakat pesisir masih menganggap bahwa laut memilki kekuatan magic sehingga mereka masih sering melakukan adat pesta laut atau sedekah laut. Namun, dewasa ini sudah ada dari sebagian penduduk yang tidak percaya terhadap adat-adat seperti pesta laut tersebut. Mereka hanya melakukan ritual tersebut hanya untuk formalitas semata. Begitu juga dengan posisi nelayan sosial, pada umumnya, nelayan bergolong kasta rendah. Social capital masyarakat pesisir masih kurang tetapi masyarakat pesisir menjunjung tinggi nilai gotong-royong antar sesama yang membuat mereka bisa hidup berdampingan dengan rukun. Kegiatan gotong royong terekspesikan dalam berbagai aktivitas mulai dari yang bersifat (1) sosial, (2) sosial dan personal serta (3) personal yang diwujudkan dalam bentuk pertukaran. Ditinjau dari bentuk yang dikerjasamakan, gotong royong bisa mencakup material, tenaga, uang dan social spirit. Secara umum aktivitas gotong royong memiliki tema sentral sebagai mutual help antar anggota masyarakat yang mana masing-masing pihak terlibat saling memberikan kontribusi dan sebagai reward-nya mereka mendapatkan dari aktivitas yang dikerjasamakan. Semangat timbal balik (reciprocity) melekat kuat sebagai penunjuk bahwa proses kerjasama berlangsung dengan fair.