Post on 21-Mar-2019
i
SKRIPSI
PERANCANGAN APLIKASI PENELURUSAN INFORMASI
PERSURATAN BERBASISKAN OPTICAL CHARACTER
RECOGNITION (OCR)
(STUDI KASUS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN JAKARTA)
Disusun Oleh:
MUHAMMAD FAJAR
108091000083
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
ii
PERANCANGAN APLIKASI PENELURUSAN INFORMASI
PERSURATAN BERBASISKAN OPTICAL CHARACTER
RECOGNITION (OCR)
(STUDI KASUS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN JAKARTA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
MUHAMMAD FAJAR
108091000083
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
iii
PERANCANGAN APLIKASI PENELURUSAN INFORMASI
PERSURATAN BERBASISKAN OPTICAL CHARACTER
RECOGNITION (OCR)
(STUDI KASUS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN JAKARTA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Informatika
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
MUHAMMAD FAJAR
108091000083
Menyetujui,
Pembimbing I,
Hendra Bayu Suseno, M.Kom
NIP. 19821211 200912 1 003
Pembimbing II,
Feri Fahrianto, M.Sc
NIP. 19800829 201101 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Arini, MT
NIP. 19760131 200901 2 001
iv
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul PERANCANGAN APLIKASI PENELUSURAN
INFORMASI PERSURATAN BERBASISKAN OPTICAL CHARACTER
RECOGNITION (OCR) (STUDI KASUS FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI UIN JAKARTA) yang ditulis oleh Muhammad Fajar, NIM
108091000083 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosyah
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada hari Rabu, 1 April 2015, skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi
Teknik Informatika
Menyetujui,
Mengetahui,
Penguji I
Nashrul Hakiem, Ph.D
NIP. 19710608 200501 1 005
Penguji II
Rizal Bahaweres, M.Kom
Pembimbing I
Hendra Bayu Suseno, M.Kom
NIP. 19821211 200912 1 003
Pembimbing II
Feri Fahrianto, M.Sc
NIP. 19800829 201101 1 002
Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi
DR. Agus Salim, M.Si.
NIP. 19720816 199903 1 003
Ketua
Program Studi Teknik Informatika
Arini, MT
NIP. 19760131 200901 2 001
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIAJUKAN SEBAGI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAUPUN LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Maret 2015
MUHAMMAD FAJAR
108091000083
vi
ABSTRAK
Muhammad Fajar - 108091000083, Perancangan Aplikasi Penelurusan
Informasi Persuratan Berbasiskan Optical Character Recognition (OCR) (Studi
Kasus: Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Jakarta) di bawah bimbingan
Hendra Bayu, M.Kom dan Feri Fahrianto, M.Sc.
Dalam dunia professional, kita bekerja tidak terlepas dengan surat, baik
membuat surat, mencetak surat maupun menyimpan surat baik dalam bentuk
digital maupun dalam bentuk fisik. Namun terkadang ada 1 hal yang jarang kita
beri perhatian yang lebih terhadap kelangsungan surat tersebut yaitu bagaimana
surat-surat tersebut setelah kegunaannya dianggap telah selesai. Setelah selesai
digunakan maka surat tersebut diarsipkan. Terjadi permasalahan saat kita
melakukan penelusuran informasi terhadap surat yang telah diarsipkan yaitu
lama dan sering tidak praktis.
Dari permasalahan ini penulis mempunyai solusi agar untuk memudahkan
penelusuran informasi surat arsip dibuatkan aplikasi penelusuran informasi
berbasis Optical Character Recognition (OCR). Aplikasi ini dibuat dengan
metodologi Rapid Application Development yang cepat dengan proses Scope
Definition, Analysis System, Design, Construction & Testing.
Dengan aplikasi ini dapat membantu mengarsipkan surat dalam bentuk digital
(image file) dengan cara memilih surat digital yang diinginkan, lalu aplikasi
akan melakukan konversi dari bentuk image kedalam karakter dengan metode
Optical Character Recognition dengan bantuan tesseract library agar semua
teks yang ada didalam image dapat terkonversi dengan baik kedalam bentuk
karakter, lalu dapat dilakukan penyimpanan kedalam database dan dapat
melakukan pencarian dengan kata kunci tertentu kemudian aplikasi akan
melakukan pencarian ke database terhadap kata kunci tersebut lalu
memunculkan hasil pencarian dengan mudah & cepat. Pada akhir riset ini
penulis menyimpulkan kalau aplikasi ini dapat membantu mempercepat &
membuat praktis proses pencarian surat arsip digital.
Kata Kunci: Penelusuran Informasi, Arsip Digital, Optical Character
Recognition, OCR, Rapid Application Development, RAD, Tesseract
Bab I-V + xv Halaman + 86 Halaman + 25 Gambar + 12 Tabel + 18 Daftar
Pustaka + 2 Lampiran
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT,atas limpahan rahmat, hidayah dan
nikmat-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Komputer pada Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi
ini adalah ”Perancangan Aplikasi Penelurusan Informasi Persuratan
Berbasiskan Optical Character Recognition (OCR) (Studi Kasus Fakultas Sains
Dan Teknologi UIN Jakarta)”.
Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan
yang didapatkan baik dari segi moral maupun segi material dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih disampaikan kepada:
1. Bapak DR. Agus Salim, M.Si. selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
2. Ibu Arini, MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Hendra Bayu, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
memberikan motivasi, bimbingan dan bantuan, baik moral maupun
teknis.
viii
4. Bapak Feri Fahrianto, M.Sc. Selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
mengerti dan memahami mahasiswa/I bimbingannya.
5. Bapak Tata Taftadjani, SE selaku Kasubag Umum Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membantu memberikan informasi yang berhubungan dengan
kebutuhan penulis, terima kasih atas keramahan dan bantuan dalam
memperoleh kelengkapan data yang dibutuhkan.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Jakarta,
Muhammad Fajar
108091000083
ix
LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada seluruh pihak yang telah membantu,
baik moral maupun material, terutama kepada:
1. Papa Abdul Aziz dan Mama Nasrul Hadiah, terima kasih atas dukungan,
semangat, doa dan kasih sayang sepanjang masa. You are My Everything.
2. Kepada kakak-kakak tercinta, Abdul Rachman, Suryaningsih, dan Syarifah
yang sudah memberikan sumbang saran, ide yang sering tak kenal waktu
dalam berdiskusi. Juga kepada 2 keponakan saya tercinta, Zahratusyeeta dan
Humaira Razeefa yang selalu mengusir rasa lelah saat melihat senyum
tawanya.
3. Partner in Crime tercinta, Vina Alfiani, Fadlan Reza, Aji Prastio Wibowo,
Indah Permata Sari, Putri Jahidatufachri. Terima kasih telah setia dalam
suka duka dan berjuang bersama selama beberapa tahun ini.
4. Teman-teman TI C 2008 dan teman-teman lainnya yang tidak bisa
disebutkan satu per satu.
5. Teman-teman Teknik Informatika angkatan 2008. Terima kasih untuk
kebersamaan dan kerjasamanya.
6. Dan special thanks to my “Kuda Terbang” B 6530 BWC yang menemani
saya dimanapun, kapanpun dalam cuaca apapun.
7. Seluruh pihak yang telah banyak berjasa terhadap proses penyelesaian
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi
sedikitpun rasa terima kasih dari Penulis.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN .............................................................................. ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3. Batasan Masalah ................................................................................... 5
1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
1.6. Metodologi Penelitian ........................................................................... 6
1.6.1. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 6
1.6.2. Metode Pengembangan Sistem ......................................................... 6
1.7. Sistematika Penulisan ........................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 9
2.1. Optical Character Recognition ............................................................. 9
2.2. Tesseract OCR .................................................................................... 11
2.2.1. Arsitektur Tesseract ............................................................................ 12
2.2.2. Pencarian Teks-Line dan Kata ............................................................ 13
2.2.3. Baseline Fitting ................................................................................... 14
2.2.4. Perkiraan Ketinggian X Pada Teks ..................................................... 15
2.2.5. Chopping atau Pemotongan Karakter ................................................. 16
xi
2.2.6. Pemisahan Karakter Terhubung.......................................................... 16
2.2.7. Asosiasi Karakter Patah ...................................................................... 17
2.2.8. Klasifikasi Bentuk............................................................................... 17
2.2.8.1. Static Classifier ................................................................................. 17
2.2.8.2. Adaptive Classifier ............................................................................ 18
2.3. Penelusuran Informasi (Information Retrieval) .................................. 19
2.3.1. Definisi ............................................................................................ 19
2.3.2. Arsitektur Sistem Penelusuran Informasi........................................ 20
2.3.3. Proses Indexing ............................................................................... 22
2.3.4. Proses Searching ............................................................................. 26
2.4. Pemrograman Berorientasi Objek (PBO) ........................................... 27
2.5. Java ..................................................................................................... 31
2.6. MySQL ................................................................................................ 35
2.7. Unified Modelling Language (UML) ................................................. 36
2.7.1. Diagram UML ................................................................................. 37
2.7.2. Use Case Diagram .......................................................................... 38
2.7.3. Activity Diagram ............................................................................. 38
2.7.4. Sequence Diagram .......................................................................... 39
2.7.5. Class Diagram ................................................................................ 39
2.8. Black Box Testing ............................................................................... 39
2.9. Rapid Application Development ......................................................... 40
2.9.1. Definisi Lingkup (Scope Definition)................................................... 41
2.9.2. Analisis Sistem (Analysis System) ...................................................... 41
2.9.3. Perancangan Sistem (Design) ............................................................. 42
2.9.4. Implementasi Sistem (Construction & Testing) ................................. 44
2.9.4.1. Pemrograman .................................................................................... 44
2.9.4.2. Pengujian (Testing) ........................................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 46
3.1. Metode Penelitian ............................................................................... 46
3.2. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 46
3.2.1. Observasi / Studi Lapangan ............................................................ 46
xii
3.2.2. Wawancara ...................................................................................... 47
3.2.3. Studi Pustaka ................................................................................... 47
3.3. Metode Pengembangan Sistem ........................................................... 48
3.4. Rapid Aplication Development (RAD) ............................................... 48
3.4.1. Definisi Lingkup (Scope Definition) ............................................... 48
3.4.2. Analisis Sistem (Analysis)............................................................... 48
3.4.3. Perancangan Sistem (Design) ......................................................... 49
3.4.4. Implementasi Sistem (Construction & Testing) .............................. 51
3.4.5. Kerangka Penelitian ........................................................................ 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 55
4.1. Mendefinisikan Ruang Lingkup (Scope Definition) ........................... 55
4.2. Analisis Sistem (Analysis) .................................................................. 56
4.2.1. Analisis Masalah (Problem Analysis) ............................................. 56
4.2.2. Analisis Persyaratan (Requirement Analysis) ................................. 60
4.2.3. Analisis Keputusan (Decision Analysis) ......................................... 62
4.3. Perancangan Sistem (System Design) ................................................. 64
4.3.1. Identifikasi Use Case dan Aktor ..................................................... 64
4.3.2. Use Case Diagram .......................................................................... 65
4.3.3. Activity Diagram ............................................................................. 69
4.3.4. Sequence Diagram .......................................................................... 73
4.3.5. Class Diagram ................................................................................ 74
4.3.6. Rancangan Sistem Basis Data ......................................................... 76
4.3.7. Rancangan Interface........................................................................ 77
4.4. Implementasi ....................................................................................... 78
4.4.1. Konstruksi Perangkat Lunak ........................................................... 78
4.4.2. Hardware ........................................................................................ 79
4.4.3. Pengujian Mandiri ........................................................................... 80
4.4.4. Pengujian Penerimaan (Acceptance Testing) .................................. 80
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 83
5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 83
5.2. Saran ................................................................................................... 84
xiii
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85
LAMPIRAN ......................................................................................................... 87
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses pengenalan oleh OCR secara umum ...................................... 10
Gambar 2.2 Arsitektur tesseract ........................................................................... 12
Gambar 2.3 Contoh halaman dengan baseline miring .......................................... 15
Gambar 2.4 Pemotongan karakter ......................................................................... 16
Gambar 2.5 Kandidat Titik Potong ....................................................................... 16
Gambar 2.6 Sebuah kata yang rusak bisa dikenali ................................................ 17
Gambar 2.7 Proses Dalam Information Retrieval System ..................................... 21
Gambar 2.8 Proses Indexing ................................................................................. 25
Gambar 2.9 Proses Searching ............................................................................... 26
Gambar 2.10 Proses Kompilasi dan Interpretasi Kode Java ................................. 35
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian .......................................................................... 54
Gambar 4.1 Rich Picture Analisis Sistem Berjalan .............................................. 58
Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Usulan .............................................................. 58
Gambar 4.3 Use case Mengkonversi, Menyimpan dan Menulusuri Informasi .... 66
Gambar 4.4 Activity Diagram dari Use Case Mengkonversi surat ....................... 70
Gambar 4.5 Activity Diagram dari Use Case Menyimpan Surat. ......................... 71
Gambar 4.6 Activity Diagram dari Use Case Menelusuri Informasi .................... 72
Gambar 4.7 Sequence Diagram Sistem Usulan .................................................... 74
Gambar 4.8 Class Diagram untuk Sistem yang Diusulkan .................................. 75
Gambar 4.9 Rancangan Halaman Aplikasi Penulusuran Informasi ...................... 77
Gambar 4.10 Rancangan Halaman Detail Aplikasi Penulusuran Informasi ......... 78
Gambar 4.11 Tampilan Awal Aplikasi ................................................................. 80
Gambar 4.12 Penyimpanan Surat .......................................................................... 81
Gambar 4.13 Hasil Pencarian ................................................................................ 81
Gambar 4.14 Detail Hasil Pencarian ..................................................................... 81
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Cause and Effect Analysis (analisis sebab akibat) ................................ 59
Tabel 4.2 System Improvements Objective (Tujuan-tujuan Perbaikan Sistem) .... 60
Tabel 4.3 Nonfunctional Requirements ................................................................. 61
Tabel 4.4 Requirement Actor & Use Case ............................................................ 65
Tabel 4.5 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Mengkonversi Surat ..................... 67
Tabel 4.6 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Menyimpan Surat ......................... 68
Tabel 4.7 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Menelusuri Informasi .................. 68
Tabel 4.8 Tabel surat ............................................................................................. 76
Tabel 4.9 Tabel history ......................................................................................... 76
Tabel 4.10 Daftar Tools Pengembangan Perangkat Lunak Sistem ....................... 79
Tabel 4.11 Pengujian Mandiri ............................................................................... 80
Tabel 4.12 Pengujian Penerimaan Sistem ............................................................. 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam dunia professional, kita bekerja tidak terlepas dengan surat,
baik membuat surat, mencetak surat maupun menyimpan surat baik dalam
bentuk digital maupun dalam bentuk fisik.
Termasuk dalam dunia kependidikan, surat menjadi sangat penting
dalam kegiatan operasional sehari-hari. Khususnya ruang lingkup
universitas yang memiliki warga civitas akademika paling banyak diantara
lembaga / tingkat pendidikan yang lain. Civitas akademika di universitas
terdiri dari banyak aktor yaitu mahasiswa, dosen, staff dan jajaran eksekutif
(Dekan, Rektor dan jajarannya). Semua civitas akademika ini sehari-hari
menggunakan surat sebagai sarana beraktifitas. Mahasiswa dengan tugas
kuliah atau tugas akhir mereka, dosen dan jajaran eksekutif dengan surat-
surat keputusan, surat dinas, dll. Serta staff dengan surat-surat keputusan,
surat-surat operasional yang berhubungan dengan mahasiswa seperti surat
riset, surat izin, surat perbaikan nilai dll.
Surat-surat diatas sangat penting untuk keberlangsungan proses
bisnis di universitas. Namun terkadang ada satu hal yang jarang kita beri
perhatian yang lebih terhadap kelangsungan surat tersebut yaitu bagaimana
surat-surat tersebut setelah perancangannya dianggap telah selesai. Surat-
surat atau surat-surat yang ada sangat penting untuk di simpan / diarsipkan
di suatu tempat agar apabila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan kita tetap
1
2
memiliki bukti otentik sebagai landasan kita dalam bertindak atau
mengambil keputusan.
Proses penyimpanan / pengarsipan surat untuk lembaga-lembaga
Negara memiliki aturan khusus yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan pokok kearsipan yang tertuang
dalam pasal 2 mengenai fungsi arsip dibedakan menjadi 2:
a. Arsip dinamis yang dipergunakan secara langsung dalam
perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan, kehidupan
kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung
dalam penyelenggaraan administrasi Negara.
b. Arsip-arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk
perencanaan, penyelenggaraan kehidupan-kebangsaan pada
umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari
administrasi Negara.
Dari kedua fungsi diatas menurut undang-undang dapat penulis
simpulkan bahwa surat-surat arsip dapat digunakan secara langsung ataupun
tidak langsung. Dan ini berlaku untuk seluruh lembaga-lembaga Negara
termasuk instansi kependidikan dalam hal ini adalah Universitas.
Kearsipan di dunia Pendidikan khususnya Universitas sangat
dibutuhkan baik untuk mengarsipkan skripsi / tugas akhir, surat-surat dinas,
penelitian dll. Terdapat 2 bentuk pengarsipan yaitu pengarsipan dalam
bentuk fisik dan pengarsipan dalam bentuk digital.
3
Pengarsipan surat dalam bentuk fisik masih sangat dibutuhkan di
instansi pendidikan seperti universitas di Indonesia. Banyak sekali lemari-
lemari penyimpanan yang berisi map yang didalamnya terdapat surat-surat
arsip yang telah digunakan untuk menunjang proses bisnis universitas.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak surat yang di produksi maka
akan berbanding lurus dengan banyaknya lemari dan outner yang harus
disediakan. Dan dampak yang lebih besar adalah menyediakan tempat
khusus untuk lemari-lemari pengarsipan dengan skala yang lebih luas. Dari
segala kondisi yang ada terdapat satu kondisi dimana apabila staff / yang
berkepentingan untuk melakukan pencarian terhadap arsip tertentu maka
yang bersangkutan harus mencari dan menyeleksi berdasarkan lemari-
lemari, outner-outner dan surat-surat yang diinginkan yang sangat tidak
praktis dan memakan waktu yang cukup lama hanya untuk mencari 1 surat
saja.
Pada dewasa ini era digital sangat meningkat pesat, semua proses
bisnis yang memiliki proses manual sekarang sudah mulai pindah ke proses
digital. Termasuk juga proses pengarsipan surat di universitas yang
mengarah ke pengarsipan surat dalam bentuk digital.
Di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
di Fakultas Sains dan Teknologi proses pengarsipan surat juga sudah
mengarah ke dalam bentuk digital. Informasi ini didapat dari wawancara
dengan Kepala Bagian Umum Fakultas Sains dan Teknologi Bapak Tata
Taftadjani, SE yang diambil pada tanggal 23 Oktober 2014. Dari wawancara
4
penulis dengan Bapak Tata Taftadjani dapat disimpulkan bahwa saat ini di
Fakultas Sains dan Teknologi proses pengarsipan surat masih dalam bentuk
fisik yang mengakibatkan apabila disuatu hari nanti ingin melakukan
penelusuran akan memakan waktu yang lama, kendala yang tidak praktis
dan terkadang hasil tidak sesuai. Namun Bapak tata Taftadjani memiliki visi
agar arsip persuratan dapat disimpan dalam bentuk digital agar mudah
melakukan penelusuran di kemudian hari.
Berdasarkan kondisi diatas penulis melakukan riset agar
permasalahan tempat pengarsipan surat dan pencarian arsip surat dapat
dilakukan dengan lebih praktis dan cepat. Hal ini dimungkinkan dengan
menggunakan Aplikasi Penulusuran Informasi Persuratan Berbasiskan
Optical Character Recognition.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan merancang
suatu aplikasi penelusuran informasi persuratan berbasis Optical Character
Recognition. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai :
1. Bagaimana merancang aplikasi penelusuran informasi persuratan
berbasis Optical Character Recognition (OCR) di Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bagaimana aplikasi dapat membantu melakukan pencarian arsip
persuratan dengan lebih praktis dan cepat.
5
1.3.Batasan Masalah
Agar di dalam pembahasan persoalan dapat lebih terarah, maka batasan
masalah yang dikerjakan dalam tugas akhir ini adalah :
1. Penelitian ini menggunakan aplikasi berbasis desktop yang
dibangun dengan bahasa pemrograman Java.
2. Penelitian ini menggunakan Tesseract sebagai library yang
digunakan untuk melakukan konversi image to text.
3. Penelitian ini hanya membahas mengenai surat surat menyurat yang
terdapat pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Penelitian ini hanya membahas output dari surat-menyurat tidak
membahas proses pembuatan surat-menyurat.
5. Penelitian ini hanya membahas hasil konversi dari dalam bentuk
image file dengan ekstensi .jpg dan .png kedalam karakter dengan
menganggap performa konversi dalam kondisi baik.
6. Penelitian ini hanya melakukan konversi terhadap arsip persuratan
yang berbahasa Indonesia.
1.4. Tujuan Penelitian
Membuat aplikasi penelusuran informasi persuratan berbasis Optical
Character Recognition.
6
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat digunakan oleh Fakultas Sains Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai sarana melakukan
pencarian arsip dengan lebih praktis dan mudah.
1.6. Metodologi Penelitian
1.6.1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis lakukan ada 2 cara, yaitu:
1. Observasi
Observasi (observation) merupakan teknik atau metodologi untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek
datanya (Jogiyanto, 2008).
2. Studi Literatur
Studi literatur adalah studi yang dilakukan dengan menggunakan
literatur sebagai objek kajiannya. Tujuan studi literatur adalah untuk
mendapatkan peta tentang domain penelitian yang dilaksanakan.
1.6.2. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang di gunakan adalah Rapid Application
Development (RAD).
1.7. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub
pokok bahasan. Adapun sistematika penulisan dari skripsi ini adalah sebagai
berikut:
7
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas secara kesuluruhan mengenai penulisan laporan.
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Menguraikan Landasan teori yang berhubungan erat dengan pokok-
pokok pemikiran yang relevan dengan topik penyusunan tugas akhir.
Landasan teori pada penelitian ini mengupas mengenai pengertian
Image Processing, information retrieval, Optical Character
Recognition dan metodologi Rapid Application Development.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi uraian langkah-langkah penelitian yang terangkum dalam
tahapan-tahapan pembuatan aplikasi dengan metodologi Rapid
Aplication Development.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi Uraian dan kegiatan proses kerja perancangan aplikasi
archiving information retrieval berbasis Optical Character
Recognition.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis berusaha menyimpulkan temuan-temuan dari
hasil penelitian ini. Selanjutnya penulis mencoba memberikan
saran-saran untuk memanfaatkan rekomendasi perbaikan dari
8
penelitian ini demi kepentingan kemajuan teknologi informasi di
masa yang akan datang.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Optical Character Recognition
Manusia mengenali objek-objek yang ada di sekelilingnya, dengan cara ini
mata menerapkan mekanisme optik. Namun sementara otak melihat input,
kemampuan untuk memahami sinyal-sinyal ini bervariasi pada setiap orang
sesuai dengan banyak faktor. Begitu halnya dengan OCR (Optical Character
Recognition). Teknologi ini memungkinkan mesin untuk secara otomatis
mengenali karakter melalui mekanisme optik. (AIM.Inc, 2000)
AIM. Inc dalam artikel berjudul Optical Character Recognition pada tahun
2000 juga menjelaskan, OCR banyak digunakan untuk mengkonversi buku-
buku dan surat ke dalam bentuk file elektronik, misalnya dalam bentuk PDF
dan lain sebagainya, untuk mengkomputerisasi sistem pencatatan misalnya di
kantor, atau untuk mempublikasikan teks pada website.
OCR memungkinkan untuk mengedit teks, mencari kata atau frase, dan
menerapkan teknik seperti mesin penerjemahan, text-to-speech dan text
mining. OCR biasa digunakan untuk bidang penelitian dalam pengenalan pola,
kecerdasan buatan (artificial intelligent) dan computer vision.
Sistem OCR memerlukan kalibrasi untuk membaca font yang spesifik, versi
awal harus diprogram dengan gambar karakter masing-masing, dan bekerja
pada satu font pada suatu waktu. Sistem cerdas (intelligent system) dengan
tingkat akurasi yang tinggi pengakuan untuk font yang paling sekarang umum.
Beberapa sistem mampu mereproduksi output diformat yang erat mendekati
9
10
halaman yang dipindai asli termasuk gambar, kolom dan non-tekstual
komponen. (Nelson, 2007).
Secara umum, proses pengenalan karakter yang dilakukan oleh OCR
disajikan pada diagram di bawah ini.
Gambar 2.1 Proses pengenalan oleh OCR secara umum
Proses segmentasi bertujuan untuk memisahkan wilayah (region) objek
dengan wilayah latar belakang agar objek dalam citra mudah dianalisis dalam
rangka mengenali objek. Dengan demikian citra yang besar terdiri dari objek
karakter dapat disegmentasi menjadi masing-masing karakter.
Proses selanjutnya adalah normalisasi, yang di dalamnya masih terdapat 2
proses lagi yaitu:
• Scalling, adalah fungsi untuk mengubah ukuran suatu gambar dimana
scalling merupakan istilah yang cenderung untuk memperbesar gambar,
dan shrink untuk memperkecil gambar.
• Thinning, adalah operasi morfologi yang digunakan untuk menghapus
piksel foreground yang terpilih dari gambar biner, biasanya digunakan
untuk proses mencari tulang dari sebuah objek.
Segmentasi
Normalisasi
Ekstraksi Fitur
Hasil Pen g enalan
11
Langkah selanjutnya adalah ekstraksi fitur (feature extraction). Feature
Extraction adalah suatu proses analisis citra dalam mengidentifikasi sifat-sifat
yang melekat dari tiap-tiap karakter atau disebut juga dengan fitur dari sebuah
objek yang terdapat dalam citra. Karakteristik ini digunakan dalam
mendeskripsikan sebuah objek atau atribut dari sebuah obyek, kemudian fitur
yang dimiliki oleh karakter dapat digunakan sebagai proses recognition.
Setelah langkah-langkah di atas selesai dilakukan, maka OCR siap untuk
melakukan tahap pengenalan dan akan memberikan output atau hasil
pengenalan karakter angka maupun huruf.
Saat ini banyak sekali OCR yang ada, salah satunya adalah tesseract ocr
yang akan dibahas selanjutnya.
2.2. Tesseract OCR
Tesseract adalah engine open source OCR yang awalnya dikembangkan HP
(Hewlett-Packard) antara tahun 1984 dan 1994. Tesseract dimulai dari sebuah
proyek penelitian PhD di HP Laboratorium, Bristol oleh Ray Smith. Setelah
penelitian bersama antara HP Labs Bristol dan Scanner HP divisi di Colorado,
tesseract secara signifikan memimpin dalam akurasi atas mesin komersial tetapi
tidak menjadi produk. (Ray Smith, 2005, p1)
Tahap perkembangan berikutnya kembali di HP Lab Bristol sebagai
investigasi OCR untuk kompresi. Pada akhir proyek ini, pada tahun 1994,
pengembangan berhenti sepenuhnya. Mesin ini dikirim ke UNLV (University
Nevada Las Vegas) pada tahun 1995 menjalani tes akurasi tahunan OCR. (Ray
Smith, 2005)
12
2.2.1. Arsitektur Tesseract
Gambar 2.2 Arsitektur Tesseract
Tesseract OCR mengasumsikan input yang diterima berupa sebuah binary
image. Pertama, analisis dilakukan pada komponen terhubung/Connected
Component (CC) untuk menemukan di mana outline komponen disimpan. Pada
tahap ini outlines dikumpulkan bersama menjadi blob. Blob disusun menjadi baris
teks, sedangkan garis dan region dianalisis untuk pitch tetap dan teks proporsional.
Baris teks dipecah menjadi kata-kata berbeda menurut jenis spasi karakter. Teks
dengan pitch tetap dibagi menjadi sel-sel karakter. Teks proporsional dipecah
menjadi kata-kata dengan menggunakan ruang pasti dan ruang fuzzy. Pengenalan
kata pada image dilakukan pada dua tahap proses yang disebut pass-two (Smith,
2009).
Pada pass pertama dilakukan untuk mengenali masing-masing kata pada
gilirannya. Kata-kata yang sukses pada pass pertama yaitu kata-kata yang terdapat
di kamus dan tidak ambigu kemudian diteruskan ke adaptive classifier sebagai data
pelatihan. Begitu adaptive classifier memiliki sampel yang cukup, adaptive
13
classifier ini dapat memberikan hasil klasifikasi bahkan pada pass pertama. Proses
pass kedua dilakukan untuk mengenali kata-kata yang mungkin saja kurang
dikenali atau terlewatkan pada pass pertama, pada tahap ini adaptive classifier telah
memperoleh informasi lebih dari pass pertama. Tahap terakhir menyelesaikan
ruang fuzzy dan memeriksa hipotesis alternatif pada ketinggian-x untuk mencari
teks dengan smallcap.
Tesseract dirancang untuk mengenali teks putih di atas latar hitam dan teks
hitam di atas latar putih. Hal ini menyebabkan rancangan mengarah pada analisis
komponen terhubung/connected component (CC) dan operasi pada outline
komponen. Langkah pertama setelah analisis CC ialah menemukan blob pada
region teks. Sebuah blob merupakan unit putatif yang dapat diklasifikasikan, yang
mana bisa satu atau lebih komponen-komponen yang saling tumpang tindih secara
horizontal.
Menurut Smith (2009) ada beberapa langkah yang dilakukan oleh tesseract
untuk pengenalan karakter adalah sebagai berikut :
2.2.2. Pencarian Teks-Line dan Kata
Algoritma line finding dirancang supaya halaman yang miring dapat
dikenali tanpa harus de-skew (proses untuk mengubah halaman yang miring
menjadi tegak lurus) sehingga tidak menurunkan kualitas gambar. Kunci
bagian proses ini adalah blob filtering dan line construction. (Smith,
2009,p1).
Filtered blob lebih cenderung cocok dengan model non-overlapping,
parallel, tetapi berupa garis-garis miring (sloping line). Pemrosesan blob
14
oleh koordinat x memungkinkan untuk menetapkan blob ke sebuah baris
teks yang unik. Sementara penelusuran kemiringan di seluruh halaman,
dengan banyak mengurangi bahaya penugasan ke baris teks yang salah
dengan adanya kemiringan (skew). Setelah blob tersaring ditetapkan ke
garis, sebuah median terkecil dari kotak-kotak yang cocok digunakan untuk
memperkirakan baseline, dan blob yang sudah difilter dengan baik dipasang
kembali ke garis yang sesuai. (Ray Smith, 2009, p2).
Langkah terakhir dari proses pembuatan garis (line creation) adalah
menggabungkan blob yang overlapping, menempatkan diacritical marks
dengan dasar yang tepat, dan menghubungkan bagian-bagian dari beberapa
karakter yang rusak secara benar. (Ray Smith, 2009, p2)
2.2.3. Baseline Fitting
Setelah baris teks telah ditemukan, garis pangkal (baseline) dicocokan
secara lebih tepat menggunakan quadratic spline. Hal ini merupakan salah
satu kelebihan sistem OCR dan memungkinkan tesseract untuk menangani
halaman dengan garis pangkal (baseline) yang miring. (Ray Smith, 2009,
p2).
Baseline dicocokan oleh partisi blob menjadi beberapa kelompok
dengan sebuah perpindahan kontinu yang cukup layak untuk garis pangkal
lurus yang asli. Quadratic spline dicocokan ke partisi yang paling padat
(diasumsikan sebagai baseline) dengan kuadrat terkecil. Quadratic spline
memiliki keuntungan bahwa perhitungan ini cukup stabil tetapi merugikan
15
jika muncul diskontinuitas ketika beberapa segmen spline diperlukan.
Dalam hal ini, cubic spline bekerja lebih baik. (Ray Smith, 2009, p2).
Gambar 2.3 Contoh halaman dengan baseline miring
2.2.4. Perkiraan Ketinggian X Pada Teks
Setelah menemukan baris teks dan menyusun blok blob menjadi baris-
baris, Tesseract mengestimasi ketinggian-x untuk setiap baris teks. Pertama,
algoritma estimasi ketinggian-x menentukan batas-batas maksimum dan
minimum dari ketinggianx yang dapat diterima berdasarkan ukuruan garis
inisial yang dihitung untuk blok. Kemudian, setiap baris secara terpisah,
ketinggian bounding box blob terjadi pada garis dikuantisasi dan
dikumpulkan menjadi sebuah histogram. Dari histogram ini, algoritma
pencarian ketinggian-x mencari ketinggian dua mode yang paling sering
terjadi yang cukup jauh terpisah untuk menjadi ketinggian-x dan ketinggian-
ascender. Untuk mengantisipasi noise, algoritma memastikan mode
ketinggian yang diambil menjadi ketinggian-x dan ketinggian-ascender
memiliki jumlah yang cukup atau kejadiankejadian relatif terhadap jumlah
keseluruhan blob pada baris.
16
2.2.5. Chopping atau Pemotongan Karakter
Tesseract menguji garis teks (text line) untuk menentukan apakah
mereka merupakan fixed pitch. Bila ditemukan fixed pitch text, tesseract
memotong kata-kata menjadi karakter-karakter. (Ray Smith, 2009, p2).
Gambar 2.4 Pemotongan karakter
2.2.6. Pemisahan Karakter Terhubung
Apabila hasil dari pengenalan kata tidak memuaskan, tesseract
berusaha untuk memperbaiki hasil dengan memisahkan blob dengan
keyakinan terburuk dari pengklasifikasian (classifier) karakter. Kandidat
untuk titik-titik pemisahan ditemukan dari simpul cekung dari pendekatan
poligonal outline dan mungkin saja terdapat titik cekung berlawanan lainnya
atau segmen garis. Ini akan menghabiskan sampai 3 pasang titik
pemotongan untuk memisahkan karakter yang terhubung dari set ASCII.
(Ray Smith, 2009, p3).
Gambar 2.5 Kandidat Titik Potong
17
Gambar 2.5 di atas menunjukkan satu set calon titik potong (chop
points) dengan tanda panah dan potongan terpilih sebagai sebuah garis
melintasi kerangka dimana huruf ‘r’ bersentuhan dengan ‘m’. (Ray Smith,
2005, p3).
2.2.7. Asosiasi Karakter Patah
Ketika potongan yang potensial tidak ada lagi, ketika kata tersebut masi
belum cukup baik, hal ini diberikan kepada associator. Associator membuat
pencarian A* (best first search) dari segmentasi grafik yang mungkin
kombinasi dari blob yang dipotong secara maksimal ke dalam kandidat
karakter. Ketika A* segmentation digunakan untuk diimplementasikan
pertama kali pada tahun 1989, akurasi tesseract terhadap karakter yang
rusak cukup baik yang menjadikan tesseract mesin komersial pada saat itu.
(Ray Smith, 2005, p3).
Gambar 2.6 Sebuah kata yang rusak bisa dikenali
2.2.8. Klasifikasi Bentuk
2.2.8.1. Static Classifier
Sebuah versi awal dari tesseract digunakan topologi fitur yang
dikembangkan dari karya Shillman. Ide selanjutnya melibatkan
PERANCANGAN segmen dari poligonal pendekatan sebagai fitur, tapi
pendekatan ini juga tidak cukup kuat untuk karakter yang rusak. Solusi
18
terobosan yang digunakan adalah gagasan bahwa fitur yang tidak diketahui
tidak perlu sama dengan fitur dalam data pelatihan.
Selama pelatihan, segmen dari pendekatan poligonal digunakan untuk
feature, namun pada proses pengenalan, feature kecil yang panjangnya tetap
(dalam unit ternormalisasi) diekstraksi dari outline dan dicocokkan secara
many-to-one terhadap prototipe feature yang ter-cluster pada data pelatihan.
(Ray Smith, 2009,p3)
2.2.8.2.Adaptive Classifier
Tesseract tidak menggunakan template classifier, tetapi menggunakan
feature yang sama seperti static classifier. Perbedaan yang signifikan antara
static classifier dan adaptive classifier, terlepas dari data pelatihan, adaptive
classifier menggunakan normalisasi isotropic baseline/x-height, sedangkan
static classifier menormalisasi karakter oleh centroid (momen pertama)
untuk posisi dan momen kedua untuk normalisasi ukuran yang anisotropic.
(Ray Smith, 2005, p4) .
Feature merupakan komponen pendekatan poligonal dari outline
sebuah bentuk. Pada training, vektor fitur 4 dimensi (x, posisi-y, arah,
panjang) diturunkan dari setiap elemen pendekatan poligonal dan
dikelompokkan untuk membentuk prototipikal vektor fitur. Pada
pengenalan, elemen-elemen poligon dipecah menjadi bagian-bagian yang
lebih pendek dengan panjang yang sama, sehingga dimensi panjang
dieliminasi dari vektor fitur. Beberapa fitur pendek dicocokkan dengan
19
setiap fitur prototipikal dari training, hal ini membuat proses klasifikasi
lebih kuat terhadap karakter yang terputus. (Ray Smith, 2005, p5).
2.3.Penelusuran Informasi (Information Retrieval)
2.3.1. Definisi
Information Retrieval System atau Sistem Temu Balik Informasi
merupakan bagian dari computer science tentang pengambilan informasi
dari surat-surat yang didasarkan pada isi dan konteks dari surat-surat itu
sendiri. Menurut Gerald J. Kowalski di dalam bukunya “Information
Storage and Retrieval Systems Theory and Implementation”, sistem temu
balik informasi adalah suatu sistem yang mampu melakukan penyimpanan,
pencarian, dan pemeliharaan informasi. Informasi dalam konteks ini dapat
terdiri dari teks (termasuk data numerik dan tanggal), gambar, audio, video,
dan objek multimedia lainnya.
Tujuan dari sistem IR adalah memenuhi kebutuhan informasi
pengguna dengan me-retrieve semua surat yang mungkin relevan, pada
waktu yang sama me-retrieve sesedikit mungkin surat yang tidak relevan.
Sistem IR yang baik memungkinkan pengguna menentukan secara cepat
dan akurat apakah isi dari surat yang diterima memenuhi kebutuhannya.
Agar representasi surat lebih baik, surat-surat dengan topik atau isi yang
mirip dikelompokkan bersama-sama.
Model Information Retrieval adalah model yang digunakan untuk
melakukan pencocokan antara term-term dari query dengan term-term
20
dalam document collection, Model yang terdapat dalam Information
retrieval terbagi dalam 3 model besar, yaitu:
1. Set-theoritic models, model merepresentasikan surat sebagai
himpunan kata atau frase. Contoh model ini ialah standard Boolean model
dan extended Boolean model.
2. Algebratic model, model merepresentasikan surat dan query sebagai
vektor atau matriks similarityantara vektor surat dan vektor query yang
direpresentasikan sebagai sebuah nilai skalar. Contoh model ini ialah vektor
space model (model ruang vektor) danlatent semantic indexing (LSI).
3. Probabilistic model, model memperlakukan proses pengambilan
surat sebagai sebuah probabilistic inference. Contoh model ini ialah
penerapan teorema bayes dalam model probabilistik.
2.3.2. Arsitektur Sistem Penelusuran Informasi
Ada dua pekerjaan yang ditangani oleh sistem ini, yaitu
melakukan preprocessing terhadap database dan kemudian menerapkan
metode tertentu untuk menghitung kedekatan (relevansi atau similarity)
antara surat di dalam database yang telah dipreprocess dengan query
pengguna.
Pada tahapan preprocessing, sistem yang berurusan dengan surat
semi-structured biasanya memberikan tag tertentu pada term-term atau
bagian dari surat, sedangkan pada surat tidak terstruktur proses ini
dilewati dan membiarkan term tanpa imbuhan tag.
21
Query yang dimasukkan pengguna dikonversi sesuai aturan
tertentu untuk mengekstrak term-term penting yang sejalan dengan term-
term yang sebelumnya telah diekstrak dari surat dan menghitung
relevansi antara query dan surat berdasarkan pada term-term tersebut.
Sebagai hasilnya, sistem mengembalikan suatu daftar surat terurutsesuai
nilai kemiripannya dengan query pengguna.
Setiap surat (termasuk query) direpresentasikan menggunakan
model bag-of-words yang mengabaikan urutan dari kata-kata di dalam
surat, struktur sintaktis dari surat dan kalimat. Surat ditransformasi ke
dalam suatu “tas“ berisi kata-kata independen. Term disimpan dalam suatu
database pencarian khusus yang ditata sebagai sebuah inverted index.
Index ini merupakan konversi dari surat asli yang mengandung
sekumpulan kata ke dalam daftar kata yang berasosiasi dengan surat terkait
dimana kata-kata tersebut muncul.
Proses dalam Information Retrievaldapat digambarkan sebagai
sebuah proses untuk mendapatkan retrieve document dari collection
documents yang ada melalui pencarian query yang diinputkan user.
Gambar 2.7 Proses dalam Information Retrieval System
Information Retrieval System
Retrieve Document
query
Collecting document
22
2.3.3. Proses Indexing
Indexing subsystem adalah proses subsystem yang
merepresentasikan koleksi surat kedalam bentuk tertentu untuk
memudahkan dan mempercepat proses pencarian dan penemuan kembali
surat yang relevan.
Pembangunan index dari koleksi surat merupakan tugas pokok
pada tahapan preprocessing di dalam IR. Kualitas index mempengaruhi
efektifitas dan efisiensi sistem IR. Index surat adalah himpunan term yang
menunjukkan isi atau topik yang dikandung oleh surat. Index akan
membedakan suatu surat dari surat lain yang berada di dalam koleksi.
Ukuran index yang kecil dapat memberikan hasil buruk dan mungkin
beberapa item yang relevan terabaikan. Index yang besar memungkinkan
ditemukan banyak surat yang relevan tetapi sekaligus dapat menaikkan
jumlah surat yang tidak relevan dan menurunkan kecepatan pencarian
(searching).
Pembuatan inverted index harus melibatkan konsep linguistic
processing yang bertujuan mengekstrak term-term penting dari surat yang
direpresentasikan sebagai bag-of-words. Ekstraksi term biasanya
melibatkan dua operasi utama berikut:
1. Penghapusan stop-words. Stop-word didefinisikan sebagai term yang
tidak berhubungan (irrelevant) dengan subyek utama dari database
meskipun kata tersebut sering kali hadir di dalam surat. Berikut ini
adalah Contoh stop wordsdalam bahasa inggris :a, an, the, this, that,
23
these, those, her, his, its, my, our, their, your, all, few, many,
several, some, every, for, and, nor, bit, or, yet, so, also, after, although,
if, unless, because, on, beneath, over, of, during, beside, dan etc. Contoh
stop words dalam bahasa Indonesia : yang, juga, dari, dia, kami, kamu,
aku, saya, ini, itu, atau, dan, tersebut, pada, dengan, adalah, yaitu, ke,
tak, tidak, di, pada, jika, maka, ada, pun, lain, saja, hanya, namun,
seperti, kemudian, dll. Stop-words termasuk pula beberapa kata tertentu
yang didefinisikan terkait dengan topik database, misal pada
database yang menampung daftar karya tulis (paper) penelitian
terkait dengan heart diseases, maka kata heart dan disease
sebaiknya dihapus.
2. Stemming. Kata-kata yang muncul di dalam surat sering mempunyai
banyak varian morfologik. Karena itu, setiap kata yang bukan stop-
words direduksi ke bentuk stemmed word (term) yang cocok. Kata
tersebut distem untuk mendapatkan bentuk akarnya dengan
menghilangkan awalan atau akhiran. Dengan cara ini, diperoleh
kelompok kata yang mempunyai makna serupa tetapi berbeda wujud
sintaktis satu dengan lainnya. Kelompok tersebut dapat
direpresentasikan oleh satu kata tertentu. Sebagai contoh, kata
menyebutkan, tersebut, disebut dapat dikatakan serupa atau satu
kelompok dan dapat diwakili oleh satu kata umum tersebut.
Terdapat 5 langkah pembangunan inverted index, yaitu:
24
1. Penghapusan format dan markup dari dalam surat.
Tahap ini menghapus semua tag markup dan format khusus dari surat,
terutama pada surat yang mempunyai banyak tag dan format seperti surat
(X)HTML.
2. Pemisahan rangkaian kata (tokenization).
Tokenization adalah tugas memisahkan deretan kata di dalam kalimat,
paragraf atau halaman menjadi token atau potongan kata tunggal atau
termmed word. Tahapan ini juga menghilangkan karakter-karakter tertentu
seperti tanda baca dan mengubah semua token ke bentuk huruf kecil
(lower case).
3. Penyaringan (filtration)
Pada tahapan ini ditentukan term mana yang akan digunakan untuk
merepresentasikan surat sehingga dapat mendeskripsikan isi surat dan
membedakan surat tersebut dari surat lain di dalam koleksi. Term
yang sering dipakai tidak dapat digunakan untuk tujuan ini, setidaknya
karena dua hal. Pertama, jumlah surat yang relevan terhadap suatu
query kemungkinan besar merupakan bagian kecil dari koleksi. Term yang
efektif dalam pemisahan surat yang relevan dari surat tidak relevan
kemungkinan besar adalah term yang muncul pada sedikit surat. Kedua,
term yang muncul dalam banyak surat tidak mencerminkan definisi dari
topik atau sub-topik surat. Karena itu, term yang sering digunakan
dianggap sebagai stop-word dan dihapus.
25
4. Konversi term ke bentuk dasar (stemming).
Stemming adalah proses konversi term ke bentuk umumnya,
sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Surat dapat pula diekspansi dengan
mencarikan sinonim bagi term-term tertentu di dalamnya. Sinonim
adalah kata-kata yang mempunyai pengertian serupa tetapi berbeda dari
sudut pandang morfologis. Seperti stemming, operasi ini bertujuan
menemukan suatu kelompok kata terkait. Akan tetapi sinonim bekerja
berdasarkan pada thesaurus, tidak berbagi-pakai term stem. Jika
pengguna memasukkan query “heart disease” maka query diekspansi
untuk mengakomodasi semua sinonim dari disease seperti ailment,
complication, condition, disorder, fever, ill, illness, infirmity, malady,
sickness, dan lain-lain.
5. Pemberian bobot terhadap term (weighting).
Setiap term diberikan bobot sesuai dengan skema pembobotan yang
dipilih, apakah pembobotan lokal, global atau kombinasi keduanya. Banyak
aplikasi menerapkan pembobotan kombinasi berupa perkalian bobot
lokal term frequency dan global inverse document frequency, ditulis tf .idf.
Gambar 2.8 Proses Indexing
Documents
Markup - free document text
Tokenization
Filtration
Stemming
Term weighting
Index database
text
delete tag
tokens
stop word removal
stemmed term
term with weight
26
2.3.4. Proses Searching
Dibawah ini adalah gamabar ilustrasi proses pencarian dalam
Information Retrieval System.
Gambar 2.9 Proses Searching
Beberapa proses yang terjadi saat melakukan search sesuai dengan
ilustrasi gambar 2.9 yaitu :
1. Parse query yaitu memecah query menjadi bentuk token
2. Proses Stopword filtration
Token-token query yang telah dihasilkan pada proses parse query
kemudian di filter melalui proses pembuangan token yang termasuk
Stopword.
parse query
stop word filtration
stemming
transformasi query
vektor space model
ranking
index database
query
query tokens
stop word token
stemmed terms
transformed query
retrieved document set
ranked document set
27
3. Proses Stemming
Stopword tokens dari proses stopword sebelumnya kemudian di filter
kembali melalui proses Stemming sehingga menghasilkan stemmed
term query.
4. Transformasi Query
Stemmed term query yang dihasilkan kemudian ditransformasikan
apabila memerlukan. Artinya, apabila query yang diinputkan
membutuhkan terjemahan ke dalam bentuk query bahasa lain maka
sebelum mencari surat pada koleksi surat, query tersebut diterjemahkan
duhulu melalui proses penerjemahan query. Sistem akan
membandingkan query tersebut dengan koleksi surat sehingga
mengembalikan surat-surat yang relevan dalam suatu bahasa yang
berbeda dengan bahasa query.
5. Pemodelan dalam model ruang vektor
Tiap term atau kata yang ditemukan pada surat dan query diberi bobot
dan disimpan sebagai salah satu elemen vektor dan dihitung nilai
kemiripan antara query dan surat. Perangkingan surat atau konten
berdasarkan nilai kemiripan antara query dan surat.
2.4. Pemrograman Berorientasi Objek (PBO)
Pemograman berorientasi objek (Obhect oriented programming – OOP)
merupakan paradigma pemograman yang berorientasikan kepada objek. Semua
data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelaskelas atau objek-
28
objek.Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur.Setiap objek dapat
menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya.
Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang
lebih, kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti
lunak skala besar.Lebih jauh lagi, pendukung OOP mengklaim bahwa OOP
lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding dengan pendekatan sebelumnya,
dan pendekatan OOP lebih mudah dikembangkan dan dirawat.
2.4.1. Konsep Pemrograman Berorientasi Objek
Pemrograman berorientasi objek menekankan konsep berikut:
1. Kelas, kumpulan atas definisi data dan fungsi-fungsi dalam suatu unit
untuk suatu tujuan tertentu. Sebagai contoh 'class of dog' adalah suatu
unit yang terdiri atas definisi-definisi data dan fungsi-fungsi yang
menunjuk pada berbagai macam perilaku/turunan dari anjing. Sebuah
class adalah dasar dari modularitas dan struktur dalam pemrograman
berorientasi oobjek. Sebuah class secara tipikal sebaiknya dapat dikenali
oleh seorang non-programmer sekalipun terkait dengan domain
permasalahan yang ada, dan kode yang terdapat dalam sebuah class
sebaiknya (relatif) bersifat mandiri dan independen (sebagaimana kode
tersebut digunakan jika tidak menggunakan OOP). Dengan modularitas,
struktur dari sebuah program akan terkait dengan aspek-aspek dalam
masalah yang akan diselesaikan melalui program tersebut. Cara seperti
ini akan menyederhanakan pemetaan dari masalah ke sebuah program
ataupun sebaliknya.
29
2. Objek, membungkus data dan fungsi bersama menjadi suatu unit dalam
sebuah program komputer. Objek merupakan dasar dari modularitas dan
struktur dalam sebuah program komputer berorientasi objek.
3. Abstraksi , kemampuan sebuah program untuk melewati aspek
informasi yang diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus
pada inti. Setiap objek dalam sistem melayani sebagai model dari
"pelaku" abstrak yang dapat melakukan kerja, laporan dan perubahan
keadaannya, dan berkomunikasi dengan objek lainnya dalam sistem,
tanpa mengungkapkan bagaimana kelebihan ini diterapkan. Proses,
fungsi atau metode dapat juga dibuat abstrak, dan beberapa teknik
digunakan untuk mengembangkan sebuah pengabstrakan.
4. Enkapsulasi, memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti
keadaan dalam dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya
metode dalam objek tersebut yang diberi ijin untuk mengakses
keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang menyebutkan
bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya
tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek
tersebut.
5. Polimorfisme melalui pengiriman pesan. Tidak bergantung kepada
pemanggilan subrutin, bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan.
Metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan
tergantung kepada objek tertentu di mana pesan tersebut dikirim.
Contohnya, bila sebuah burung menerima pesan "gerak cepat", dia akan
30
menggerakan sayapnya dan terbang. Bila seekor singa menerima pesan
yang sama, dia akan menggerakkan kakinya dan berlari. Keduanya
menjawab sebuah pesan yang sama, namun yang sesuai dengan
kemampuan hewan tersebut. Ini disebut polimorfisme karena sebuah
variabel tungal dalam program dapat memegang berbagai jenis objek
yang berbeda selagi program berjalan, dan teks program yang sama
dapat memanggil beberapa metode yang berbeda di saat yang berbeda
dalam pemanggilan yang sama. Hal ini berlawanan denganbahasa
fungsional yang mencapai polimorfisme melalui perancangan fungsi
kelaspertama.
6. Inheritas mengatur polimorfisme dan enkapsulasi dengan mengijinkan
objek didefinisikan dan diciptakan dengan jenis khusus dari objek yang
sudah ada - objek-objek ini dapat membagi (dan memperluas) perilaku
mereka tanpa harus mengimplementasi ulang perilaku tersebut (bahasa
berbasis-objek tidak selalu memiliki inheritas).
Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu
masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah
tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan
pemecahan masalah tersebut. Sebagai contoh anggap kita memiliki sebuah
departemen yang memiliki manager, sekretaris, petugas administrasi data
dan lainnya. Misal manager tersebut ingin memperoleh data dari bag
administrasi maka manager tersebut tidak harus mengambilnya langsung
tetapi dapat menyuruh petugas bag administrasi untuk mengambilnya. Pada
31
kasus tersebut seorang manager tidak harus mengetahui bagaimana cara
mengambil data tersebut tetapi manager bisa mendapatkan data tersebut
melalui objek petugas administrasi. Jadi untuk menyelesaikan suatu
masalah dengan kolaborasi antar objek-objek yang ada karena setiap objek
memiliki deskripsi tugasnya sendiri.
2.5. Java
JAVA™ merupakan bahasa pemograman yang dikembangkan Sun
Microsystem yang dirilis pada tahun 1995 sebagai komponen utama dari Sun
Microsystem Lingkungan (Platform) Java. Bahasa ini dikembangkan dengan
model yang mirip dengan bahasa C++ dan Smalltalk, namun dirancang agar
lebih mudah dipakai dan platform independent, yaitu dapat dijalankan di
berbagai jenis sistem operasi dan arsitektur komputer. Bahasa ini juga
dirancang untuk pemograman di Internet sehingga dirancang agar aman dan
portable.
Proyek Java dimulai pada bulan Juni tahun 1991 oleh James Gosling. Pada
mulanya bahasa ini disebut Oak yang berasal dari pohon oak yang berada di
luar kantor Gosling, selain itu juga pernah berubah menjadi Greendon dan
akhirnya dinamakan Java yang berasal dari kumpulan kata acak. Gosling
bertujuan untuk mengimplementasikan sebuah mesin virtual dan bahasa yang
mirip dengan notasi C / C++. Sun merilis implementasi publik pertamanya
Java 1.0 di tahun 1995 yang menjanjikan “Write Once, Run Anywhere”
(WORA) dimana dapat dijalankan dengan baik pada platform popular, cukup
aman, dan menyediakan fitur keamanan yang dapat dikonfigurasi.
32
Berdasarkan white paper resmi dari Sun, Java memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1. Sederhana (Simple)
Bahasa pemrograman Java menggunakan sintaks mirip dengan C++,
namun sintaks pada Java merupakan penyederhanaan dari bahasa C++.
Penyederhanaan dilakukaan dengan menambahkan fitur-fitur pendukung
yang belum terdapat dalam C++ dan menghilangkan PERANCANGAN
pointer yang rumit dan multiple inheritance. Java sederhana karena hanya
memiliki 3 (tiga) tipe angka data primitive, boolean, dan array.
Selebihnya, semua yang ada di dalam Java adalah kelas. Fitur yang tidak
terdapat dalam C++, yang ditawarkan java, dua diantaranya automatic
memori allocation dan memori garbage collection (pengumpulan sampah).
Dengan mekanisme ini, user tidak perlu membebaskan memori yang
dialokasikan, karena semua dilakukan oleh Mesin Virtual Java. Java juga
mendukung penulisan program multi jalinan, yaitu suatu program yang
dapat melakukan lebih dari satu pekerjaan dalam waktu yang bersamaan.
2. Berorientasi Objek (Object Oriented)
Java mengunakan pemrograman berorientasi objek yang membuat
program dapat dibuat secara modular dan dapat dipergunakan kembali.
Pemrograman berorientasi objek memodelkan dunia nyata kedalam
objek dan melakukan interaksi antar objek-objek tersebut.
33
3. Terdistribusi (Distributed)
Java dibuat untuk membuat aplikasi terdistribusi secara mudah dengan
adanya libraries networking yang terintegrasi pada Java.
4. Interpreted
Program Java dijalankan menggunakan interpreter yaitu Java Virtual
Machine (JVM). Hal ini menyebabkan source code Java yang telah
dikompilasi menjadi Java bytecodes dapat dijalankan pada platform
yang berbeda-beda.
5. Robust
Java mempuyai reliabilitas yang tinggi. Compiler pada Java
mempunyai kemampuan mendeteksi error secara lebih teliti
dibandingkan bahasa pemrograman lain. Java mempunyai Runtime-
Exception handling untuk membantu mengatasi error pada
pemrograman.
6. Secure
Sebagai bahasa pemrograman untuk aplikasi internet dan terdistribusi,
Java memiliki beberapa mekanisme keamanan untuk menjaga aplikasi
tidak digunakan untuk merusak sistem komputer yang menjalankan
aplikasi tersebut.
7. Architecture Neutral
Program Java merupakan platform independent. Program cukup
mempunyai satu buah versi yang dapat dijalankan pada platform
berbeda dengan Java Virtual Machine(JVM).
34
8. Portabel
Source code maupun program Java dapat dengan mudah dibawa ke
platform yang berbeda-beda tanpa harus dikompilasi ulang.
9. Performance
Performance pada Java sering dikatakan kurang tinggi. Namun
performance Java dapat ditingkatkan menggunakan kompilasi Java
lain.
10. Multithreaded
Java mempunyai kemampuan untuk membuat suatu program yang
dapat melakukan beberapa pekerjaan secara sekaligus dan simultan.
11. Dynamic
Java didesain untuk dapat dijalankan pada lingkungan yang dinamis.
Perubahan pada suatu class dengan menambahkan properti ataupun
metode dapat dilakukan tanpa menggangu program yang
menggunakan class
tersebut.
Kode Java diproses melalui 2 (dua) tahap, yaitu fase kompilasi dan interpretasi.
Dalam fase kompilasi, source code dari Java (file .java) akan diterjemahkan
menjadi sebuah bahasa penengah (intermediate language) yang disebut Java
Bytecode (file .class). Setelah itu,bytecode siap untuk diinterpretasikan atau
dijalankan dengan menggunakan Java Virtual Machine (JVM).
35
Gambar 2.10 Proses Kompilasi dan Interpretasi Kode Java
2.6.MySQL
Pada awalnya, MySQL merupakan proyek internal sebuah firma asal Swedia,
TcXDataKonsult.MySQL kemudian dirilis untuk publik pada tahun 1996. Karena
MySQL menjadi sangat populer, pada tahun 2001 firma tersebut mendirikan sebuah
perusahaan baru, MySQLAB, yang khusus menawarkan layanan dan produk
berbasis MySQL (Gilmore, 2006).
Dari awal pembuatannya, para pengembang MySQL menitikberatkan
pengembangan MySQL pada sisi performa dan skalabilitasnya. Hasilnya adalah
sebuah perangkat lunak yang sangat teroptimasi, walaupun dari sisi fitur memiliki
kekurangan dibandingkan solusi basis data kelas enterprise lain. Akan tetapi
MySQL menarik minat banyak pengguna. Saat ini, tercatat lebih dari lima juta basis
data MySQL yang terpasang dan aktif di seluruh dunia. Beberapa perusahaan dan
instansi penting dunia seperti Yahoo!, Google dan NASA menggunakan MySQL
untuk mengolah basis data mereka.
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki MySQL sehingga dapat menarik banyak
pengguna. Kelebihan tersebut yaitu:
1. Fleksibilitas
Saat ini, MySQL telah dioptimasi untuk duabelas platform seperti HP-UX,
Linux, Mac OS X, Novell Netware, OpenBSD, Solaris, Microsoft Windows dan
36
lain-lain. MySQL juga menyediakan source code yang dapat diunduh secara
gratis, sehingga pengguna dapat mengkompilasi sendiri sesuai platform yang
digunakan. Selain itu, MySQL juga dapat dikustomisasi sesuai keinginan
penggunanya, misalnya mengganti bahasa yang digunakan pada
antarmukanya.
2. Performa
Sejak rilis pertama, pengembang MySQL fokus kepada performa. Hal ini
masih tetap dipertahankan hingga sekarang dengan terus meningkatkan
fiturnya.
3. Lisensi
MySQL menawarkan berbagai pilihan lisensi kepada penggunanya. Lisensi
open source yang ditawarkan yaitu lisensi GNU General Public License dan
Free/Libre and Open Source Software (FLOSS) License Exception. Selain itu
ditawarkan juga lisensi komersil berbayar yang memiliki fasilitas dukungan
teknis.
2.7. Unified Modelling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar untuk
mensurattasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak.
Unified Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur danteknik untuk
pemodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya.UML adalah
metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tool
untuk mendukung pengembangan sistem tersebut UML mulai diperkenalkan oleh
Object Management Group, sebuah organisasi yang telah mengembangkan model,
37
teknologi, dan standar OOP sejak tahun 1980-an. Sekarang UML sudah mulai
banyak digunakan oleh para praktisi OOP. UML merupakan dasar bagi perangkat
(tool) desain berorientasi objek dari IBM.
UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan,
memvisualisasikan, membangun, dan mensurattasikan suatu sistem informasi.
UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasi objek
oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Namun demikian UML
dapat digunakan untuk memahami dan mensurattasikan setiap sistem
informasi.PERANCANGAN UML dalam industri terus meningkat. Ini merupakan
standar terbuka yang menjadikannya sebagai bahasa pemodelan yang umum dalam
industri peranti lunak dan pengembangan sistem.
2.7.1. Diagram UML
UML menyediakan 10 macam diagram untuk memodelkan aplikasi
berorientasi objek, yaitu:
1. Use Case Diagram untuk memodelkan proses bisnis.
2. Conceptual Diagram untuk memodelkan konsep-konsep yang ada di
dalam aplikasi.
3. Sequence Diagram untuk memodelkan pengiriman pesan (message)
antar objek.
4. Collaboration Diagram untuk memodelkan interaksi antar objek.
5. State Diagram untuk memodelkan perilaku objek di dalam sistem.
6. Activity Diagram untuk memodelkan perilaku userdan objek di dalam
sistem.
38
7. Class Diagram untuk memodelkan struktur kelas.
8. Objek Diagram untuk memodelkan struktur objek.
9. Component Diagram untuk memodelkan komponen objek.
10. Deployment Diagram untuk memodelkan distribusi aplikasi.
Berikut akan dijelaskan 4 macam diagram yang paling sering digunakan
dalam pembangunan aplikasi berorientasi objek, yaitu use case diagram,
sequence diagram, collaboration diagram, dan class diagram.
2.7.2. Use Case Diagram
Use case diagram digunakan untuk memodelkan bisnis proses
berdasarkan perspektif pengguna sistem. Use case diagram terdiri atas
diagram untuk use case dan actor. Actor merepresentasikan orang yang
akan mengoperasikan atau orang yang berinteraksi dengan sistem aplikasi.
Use case merepresentasikan operasi-operasi yang dilakukan oleh actor.
Use case digambarkan berbentuk elips dengan nama operasi dituliskan
didalamnya. Actor yang melakukan operasi dihubungkan dengan garis lurus
ke use case.
2.7.3. Activity Diagram
1. Activity Diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam system
yang sedang dirancang bagaimana masing-masing alir berawal, decision
yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Actifity Diagram
juga dapat menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada
beberapa eksekusi.
39
2. Actifity Diagram merupakan state diagram khusus yang sebagian besar
state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya
state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu, actifity diagram
tidak menggambarkan perilaku internal sebuah system dan interaksi antar
subsistem secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan
jalur-jalur aktifitas dari leverl atas secara umum.
2.7.4. Sequence Diagram
Sequence diagram menjelaskan secara detil urutan proses yang
dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case. Interaksi yang
terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan
informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi.
2.7.5. Class Diagram
Class diagram merupakan diagram yang selalu ada di permodelan
sistem berorientasi objek. Class diagram menunjukkan hubungan antar
class dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling
berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan.
2.8. Black Box Testing
Menurut Black (2009 :3), Tester menggunakan behavioral test
(disebut juga Black-Box Tests), sering digunakan untuk menemukan bug
dalam high level operations, pada tingkatan fitur, profil operasional dan
skenario customer. Tester dapat membuat pengujian fungsional black box
berdasarkan pada apa yang harus sistem lakukan. Behavioral testing
melibatkan pemahaman rinci mengenai domain aplikasi, masalah bisnis
40
yang dipecahkan oleh sistem dan misi yang dilakukan sistem. Behavioral
test paling baik dilakukan oleh penguji yang memahami desain sistem,
setidaknya pada tingkat yang tinggi sehingga mereka dapat secara efektif
menemukan bug umum untuk jenis desain.
Menurut Nidhra dan Dondeti (2012:1), black box testing juga disebut
functional testing, sebuah teknik pengujian fungsional yang merancang
test case berdasarkan informasi dari spesifikasi.
2.9. Rapid Application Development
Pada saat RAD diimplementasikan, maka para pemakai dapat menjadi
bagian dari keseluruhan proses pengembangan sistem dengan bertindak sebagai
pengambil keputusan pada setiap tahapan pengembangan. RAD bisa menghasilkan
suatu sistem dengan cepat karena sistem yang dikembangkan dapat memenuhi
keinginan dari para pemakai sehingga dapat mengurangi waktu untuk
pengembangan ulang setelah tahap implementasi.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa alasan
digunakannya metode RAD dalam sistem ini adalah sistem ini nantinya lebih
menekankan pada pembuatan aplikasi atau prototype dengan pendekatan kepada
user atau pengguna sistem ini.
Pada pengembangan aplikasi Sistem Informasi Ketinggian Air dalam alur
proses RAD hanya digunakan beberapa tahapan yaitu dari Scope Definition sampai
dengan tahapan Construction & Testing.Adapun penjelasan alur dalam RAD yang
akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
41
2.9.1. Definisi Lingkup (Scope Definition)
Fase pertama pengembangan sistem ini adalah mendefinisikan
lingkup sistem yang artinya menentukan tingkat atau ukuran dan batas-batas
pengembangan sistem. Tahap ini juga menggambarkan dengan jelas dan
singkat tentang masalah, kesempatan dan perintah yang memicu
pengembangan aplikasi. Lingkup dapat didefinisikan dengan istilah
informasi, fungsi dan antarmuka. Lingkup memang dapat dan sering
berubah selama proses pelaksanaannya. Tetapi dengan mensurattasikan
lingkup awal, maka dapat dibentuk tahap awal untuk mengontrol scope
creep, yaitu persyaratan dan harapan dalam meningkatkan pengembangan
sistem informasi.
2.9.2. Analisis Sistem (Analysis System)
Tujuan utama dari analisis berorientasi objek adalah memodelkan
sistem yang nyata dengan penekanan pada apa yang harus dilakukan
bukannya bagaimana melakukannya. Hasil utama dari analisis sistem adalah
pemahaman sistem seutuhnya sebagai persiapan menuju ke tahap
perancangan.
Terdapat tiga fase dalam tahapan analisis sistem pada alur
pengembangan sistem RAD, yaitu:
a. Analisis Masalah, yaitu mempelajari sistem yang ada atau sistem
berjalan dengan pemahaman mendalam akan masalah-masalah
pengembangan sistem.
42
b. Analisis Persyaratan, yaitu mendefinisikan dan memprioritaskan
persyaratan-persyaratan bisnis.
c. Analisis Keputusan, dilakukan setelah mengetahui permasalahan
dan persyaratan sistem yang diinginkan fase ini akan menghasilkan
arsitektur aplikasi untuk solusi yang disetujui.
Tahapan analisis Sistem Informasi Ketinggian Airakan diperlihatkan
dengan menggunakan beberapa metode, yaitu Rich Picture dan Matriks
Masalah serta Kesempatan, Tujuan dan Batasan (Problems, Opportunities,
Objectives, and Constraints Matrix) pada tahap analisis masalah. Matriks
ini akan dijabarkan dalam dua tabel yaitu Analisis Sebab dan Akibat (Cause
and Effect Analysis). Sementara pada analisis persyaratan dibagi menjadi
dua bagian yaitu Functional Requirement yaitu aktivitas dan service yang
harus disediakan oleh sistem yang akan dikembangkan. Bagian kedua
adalah Nonfunctional Requirement yaitu fitur-fitur lain yang diperlukan
oleh sistem agar sistem dapat lebih memuaskan.
2.9.3. Perancangan Sistem (Design)
Perancangan sistem merupakan cara bagaimana mengorganisasi sistem
ke dalam subsistem-subsistem, serta alokasi subsistem tersebut ke
komponen-komponen perangkat keras, perangkat lunak, serta prosedur-
prosedur.
Perancangan sistem dilakukan setelah tahap analisis telah rampung.
Adapun metode yang digunakan adalah Desain Berorientasi Objek atau
Object Oriented Design (OOD) dengan menggunakan UML (Unified
43
Modelling Language) sebagai tools untuk perancangan dan pengembangan
aplikasinya.
Namun tidak semua diagram yang disediakan oleh UML akan
digunakan dalam perancangan sistem ini. Hanya beberapa diagram UML
saja yang digunakan. Adapun diagram tersebut diantaranya:
1. Use Case Diagram: merupakan diagram yang menjelaskan aktivitas
apa saja yang dilakukan oleh sistem yang akan dibangun dan siapa yang
berinteraksi dengan sistem tersebut.
2. Activity Diagram: merupakan diagram yang menggambarkan berbagai
alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-
masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana
mereka berakhir. Activity Diagram juga dapat menggambarkan proses
paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
3. Class Diagram: merupakan diagram yang selalu ada pada pemodelan
sistem yang berorientasi objek. Class diagram menunjukkan hubungan
antar class dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka
saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan.
4. Sequence Diagram: merupakan diagram yang menjelaskan secara
detail urutan proses yang dilakukan oleh sistem untuk mencapai tujuan
dari usecase, interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang
terlibat serta urutan antar operasi dan informasi yang diperlukan oleh
masing-masing operasi.
44
2.9.4. Implementasi Sistem (Construction & Testing)
Tahap perancangan diikuti oleh tahap implementasi. Pada tahap ini
dilakukan beberapa proses. Berikut adalah penjabarannya:
2.9.4.1. Pemrograman
Menerjemahkan perancangan ke kode program adalah proses yang
relatif sederhana dan bersifat mekanis sebab perancangan yang baik sudah
dapat mengambarkan dengan baik apa yang harus dilakukan dengan bahasa-
bahasa pemrograman. Jika telah melakukan pemodelan dengan baik
(misalnya dengan menggunakan UML) dan mempergunakan banyak
perangkat-perangkat lunak berjenis CASE (Computer Aided Software
Engineering) yang baik (misalnya Ms. Visio) maka proses penerjemahan
model-model yang dibuat kedalam sintak beberapa bahasa pemrograman
akan berjalan dengan mudah.
Pada tahapan pemograman aplikasi ”Penelusuran Informasi
Persuratan” akan digunakan bahasa pemograman Java. Sebagai software
yang menunjang database pada aplikasi ini, akan digunakan MySQL karena
mendukung infrastruktur jaringan.
2.9.4.2. Pengujian (Testing)
Pada tahap ini dilakukan pengujian masing-masing modul atau unit
program guna mengetahui apakah mereka bekerja sesuai dengan tugasnya.
Setelah itu dilakukan uji coba terhadap integrasi keseluruhan unit program
untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah memenuhi kriteria
45
yang diinginkan. Pengetesan ini dilakukan dengan metode pengujian black
box.
Pengujian secara black boxyang dilakukan dalam sistem ini
diantaranya adalah fungsi-fungsi yang tidak benar, baik input maupun
output, kesalahan interface serta kesalahan dalam struktur data atau akses
database.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistematika proses
yang berjalan pada pembuatan penulisan. Pada tahapan ini banyak teknik yang
dilakukan seperti observasi/studi lapangan dan studi pustaka. Pada penelitian
ini perlu diperhatikan pemahaman tentang cara berpikir dan cara melaksanakan
hasil berpikir menurut langkah-langkah ilmiah.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berguna pada saat melakukan analisis terkait
tentang penelitian yang sedang dilakukan. Data yang didapat nantinya akan
digunakan untuk acuan lebih lanjut. Proses pengumpulan data dapat dilakukan
dengan teknik-teknik tertentu, tergantung pada karakteristik penelitian.
3.2.1. Observasi / Studi Lapangan
Pada observasi ini penulis langsung mengamati alur proses
pengarsipan surat yang terjadi di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hal ini sangat dibutuhkan agar penulis dapat melakukan analisis
untuk membuat suatu solusi terhadap permasalahan penulusuran informasi
terhadap arsip / surat yang saat ini telah berjalan serta menentukan
rancangan pengembangan sistem yang akan dibangun agar sesuai dengan
untuk menjawab kendala-kendala yang ada. Adapun pelaksanaan observasi
dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2014 di Gedung Fakultas Sains dan
46
47
Teknologi Lantai 2 Bagian Akademik Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selain menganalisis kebutuhan, penulis juga mengumpulkan
Informasi yang diperlukan untuk pembangunan aplikasi. Informasi yang
dimaksud adalah informasi proses yang saat ini terjadi untuk proses
pengarsipan persuratan.
3.2.2. Wawancara
Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan pihak terkait
yang ada di Bagian Akademik Fakultas Sains dan Teknologi yaitu Bapak
Tata Taftadjani yaitu selaku Kasubag Umum. Wawancara yang dilakukan
untuk mengetahui apa permasalahan dan kendala mengenai pengarsipan dan
juga mengetahui bagaimana proses pengarsipan persuratan yang saat ini
berjalan. Secara detail, hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.
3.2.3. Studi Pustaka
Pada tahapan pengumpulan data dengan cara studi pustaka, penulis
mencari referensi-referensi yang relevan dengan objek yang akan diteliti.
Pencarian referensi dilakukan di perpustakaan, toko buku, maupun secara online
melalui internet. Setelah mendapatkan referensi-referensi yang relevan tersebut,
penulis lalu mencari berbagai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Adapun informasi yang didapat digunakan dalam penyusunan landasan teori,
metodologi penelitian serta pengembangan aplikasi secara langsung. Referensi
yang dijadikan acuan dapat dilihat di Daftar Pustaka yang terdiri dari 18 sumber.
48
3.3. Metode Pengembangan Sistem
Berikut akan dibahas dengan lebih jelas alasan peneliti menggunakan
strategi pengembangan sistem RAD dalam pengembangan Aplikasi
Penelusuran Informasi Persuratan dan tahapan dari alur RAD tersebut.
3.4. Rapid Aplication Development (RAD)
Pada pengembangan aplikasi Pennelusuran Informasi Persuratan dalam alur
proses RAD digunakan 4 tahapan yaitu :
1. Scope Definition
2. Analysis System
3. Perancangan Sistem (Design)
4. Implementasi Sistem (Construction & Testing)
3.4.1. Definisi Lingkup (Scope Definition)
Fase pertama pengembangan sistem ini adalah mendefinisikan lingkup
sistem, yang artinya batas-batas pengembangan sistem. Berikut adalah
batas-batas pengembangan sistem:
1. Pengembangan aplikasi ini hanya sebuah prototype yaitu kerangka
dasar yang kedepannya dapat dikembangkan lebih lanjut lagi sehingga
aplikasi ini dapat diimplementasikan dengan baik.
2. Pengguna dalam aplikasi ini Bagian Umum Fakultas Sains dan
Teknologi
3.4.2. Analisis Sistem (Analysis)
Terdapat tiga fase dalam tahapan analisis sistem pada alur
pengembangan sistem RAD, yaitu:
49
a. Analisis Masalah, yaitu mempelajari sistem yang ada atau sistem
berjalan dengan pemahaman mendalam akan masalah-masalah
pengembangan sistem. Adapun analisis masalah yang dibuat adalah :
1. Rich Picture.
2. Matriks masalah serta kesempatan, Tujuan dan Batasan
(Problems, Opportunities, Obectives and Constrains Matrix)
b. Analisis Persyaratan, yaitu mendefinisikan dan memprioritaskan
persyaratan-persyaratan bisnis. Terdapat dua persyaratan, yaitu:
1. Functional Requirement
2. Nonfunctional requirement
c. Analisis Keputusan, dilakukan setelah mengetahui permasalahan dan
persyaratan sistem yang diinginkan fase ini akan menghasilkan
arsitektur aplikasi untuk solusi yang disetujui.
3.4.3. Perancangan Sistem (Design)
Pada perancangan sistem, metode yang digunakan adalah Desain
Berorientasi Objek atau Object Oriented Design (OOD) dengan
menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai tools untuk
perancangan dan pengembangan aplikasinya.
Namun tidak semua diagram yang disediakan oleh UML akan
digunakan dalam perancangan sistem ini. Hanya 4 diagram UML saja yang
digunakan. Adapun diagram tersebut adalah:
a. Use Case Diagram: merupakan diagram yang menjelaskan aktifitas apa
saja yang dilakukan oleh sistem yang akan dibangun dan siapa yang
50
berinteraksi dengan sistem tersebut.Adapun use case yang dirancang
adalah sebanyak 3, yaitu:
1. Use case konversi hasil scan surat kedalam bentuk teks.
2. Use case menyimpan hasil konversi.
3. Use case mencari hasil konversi.
b. Activity Diagram: merupakan diagram yang menggambarkan berbagai
alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-
masing alir berawal. Adapun activity diagram yang dirancang adalah 4,
yaitu :
1. Activity Diagram konversi hasil scan surat kedalam bentuk teks.
2. Activity Diagram dari use case menyimpan hasil konversi.
3. Activity Diagram dari use case mencari hasil konversi.
4. Activity Diagram dari use case melihat hasil pencarian
c. Sequence Diagram: merupakan diagram yang menjelaskan secara detail
urutan proses yang dilakukan oleh sistem untuk mencapai tujuan dari
use case, interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat
serta urutan antar operasi dan informasi yang diperlukan oleh masing-
masing operasi. Adapun sequence diagram yang dirancang adalah 4,
yaitu :
1. Sequence diagram untuk mengkonversi hasil scan surat kedalam
bentuk teks.
2. Sequence diagram untuk menyimpan hasil konversi.
3. Sequence diagram untuk mencari hasil konversi
51
4. Sequence diagram untuk melihat hasil pencarian.
d. Class Diagram: merupakan diagram yang selalu ada pada pemodelan
sistem yang berorientasi objek. Class diagram menunjukkan hubungan
antar class dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka
saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan.
3.4.4. Implementasi Sistem (Construction & Testing)
Tahap perancangan diikuti oleh tahap implementasi. Pada tahap ini
dilakukan beberapa proses. Berikut tadalah penjabarannya:
3.4.4.1. Pemrograman
Menerjemahkan perancangan ke kode program adalah proses yang
relatif sederhana dan bersifat mekanis sebab perancangan yang baik sudah
dapat mengambarkan dengan baik apa yang harus dilakukan dengan bahasa-
bahasa pemrograman.
Pada tahapan pemograman aplikasi ini akan digunakan bahasa
pemograman Java yang digunakan untuk membuat User Interface berbasis
Desktop .Sebagai software yang menunjang database pada aplikasi ini, akan
digunakan MySQL karena mendukung infrastruktur jaringan. Sementara
software editor dan software fungsionalitas yang digunakan dalam
pemrograman ini adalah Eclipse.
3.4.4.2. Pengujian (Testing)
Pada tahap ini dilakukan pengujian masing-masing modul atau unit
program guna mengetahui apakah modul-modul tersebut bekerja sesuai
dengan tugasnya. Setelah itu dilakukan uji coba terhadap integrasi
52
keseluruhan unit program untuk mengetahui apakah sistem yang telah
dibuat sudah memenuhi kriteria yang diinginkan. Pengujian ini dilakukan
oleh peneliti dengan metode pengujian black box.
Pengujian secara black box yang dilakukan dalam sistem ini
diantaranya adalah fungsi-fungsi yang tidak benar, baik input maupun
output, kesalahan interface serta kesalahan dalam struktur data atau akses
database.
3.4.5. Kerangka Penelitian
Pengembangan “Aplikasi Penulusuran Informasi Persuratan”
disusun melalui beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan tujuan
memudahkan dalam penelitian. Adapun alur penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah dimulai dengan observasi atau pengamatan lapangan dan
wawancara yang dilakukan di Bagian Umum Fakultas Sains dan Teknologi
pada bulan Oktober 2014. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan
informasi proses penulusuran informasi persuratan yang sudah ada. Setelah
dilakukan observasi dan wawancara, tahap selanjutnya adalah studi pustaka
dan studi literatur. Studi pustaka dilakukan untuk mencari solusi
permasalahan serta landasan teori yang berhubungan dengan penelitian
sedangkan studi literatur dilakukan pada penelitian sejenis guna mendukung
penelitian tugas akhir. Tahap selanjutnya adalah dengan melakukan tahap
pengembangan sistem. Tahap pengembangan sistem dilakukan melalui
pendekatan Rapid Application Development. Pendekatan ini dilakukan
melalui empat tahapan yaitu tahap definisi lingkup (scope definition),
53
analisis sistem, perancangan sistem dan implementasi (construction dan
testing). Pada tahapan analisis masalah dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu
analisis masalah dengan menggunakan Rich Picture dan Matriks Masalah,
Kesempatan, Tujuan dan Batasan. Sementara tahap perancangan dilakukan
dengan tools UML dengan menggunakan empat diagram yaitu use case
diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram. Tahapan
terakhir yaitu membangun sistem.Tahapan ini dilakukan dengan bahasa
pemrograman Java dan MySQL. Secara lebih jelas, alur tersebut
digambarkan seperti yang terlihat di gambar 3.1 berikut:
54
OBSERVASI PROSES PENELURUSAN INFORMASI PERSURATANPADA BAGIAN UMUM FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
WAWANCARA DENGAN KASUBAG UMUM FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
STUDI PUSTAKA DAN STUDI LITERATUR
ALUR PENGEMBANGAN RAPID APLICATION
DEVELOPMENT (WHITTEN, 2007)
SCOPE DEFINITION
ANALISIS SISTEM
PERANCANGAN SISTEM
IMPLEMENTASI SISTEM
(Constuction & Testing)
ANALISIS MASALAH
ANALISIS PERSYARATAN
ANALISIS KEPUTUSAN
RICH PICTURE
PROBLEM, OPPORTUNITIES, OBJECTIVE, AND CONSTRAINS MATRIX
USE CASE DIAGRAM
ACTIVITY DIAGRAM
CLASS DIAGRAM
SEQUENCE DIAGRAM
DATABASE DESIGN
PERANCANGAN INTERFACE
PEMROGRAMAN (Coding)
PENGUJIAN (Black Box)
JAVA
MySQL
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas secara detail dan terperinci mengenai aplikasi sistem
yang akan diimplementasikan dengan menerapkan metode penelitian yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya.
Pada bab sebelumnya telah dibahas bahwa metode pengembangan sistem yang
digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah metode pemodelanberorientasi
objek dengan alur pendekatan Rapid Application Development (RAD). Dalam bab
empat ini diuraikan tentang tahap pengembangan sistem RAD diantaranya adalah
scope definition, analisis sistem terdiri dari analisis masalah, analisis persyaratan
dan analisis keputusan serta tahap desain atau perancangan dan implementasi
(Construction & Testing).
4.1. Mendefinisikan Ruang Lingkup (Scope Definition)
Perangkat lunak atau suatu aplikasi merupakan bagian dari suatu sistem
yang lebih besar, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan
kebutuhan untuk semua elemen sistem yang kemudian dilanjutkan dengan
menentukan kebutuhan perangkat lunak. Penentuan kebutuhan sistem ini sangat
diperlukan sebab nantinya perangkat lunak harus berinteraksi dengan elemen-
elemen sistem yang lain seperti perangkat keras, manusia dan basis data. Hal ini
akan dijelaskan dalam pendefinisian lingkup dan batasan sistem yang
dikembangkan.
Penelitian pengembangan sistem yang dilakukan difokuskan pada batasan
masalah dan ruang lingkup kegiatan di Bagian Umum Fakultas Sains dan Teknologi
55
56
dengan pengembangan Aplikasi Penulusuran Informasi Persuratan. Pengembangan
aplikasi ini akan melakukan konversi dari surat hasil scan kedalam bentuk teks,
kemudian disimpan didalam database dan dapat dilakukan pencarian berdasarkan
kata kunci yang diinginkan. Setelah itu maka aplikasi akan mencari kata kunci
seluruh surat yang ada didalam database. Aplikasi penulusuran informasi
persuratan ini hanya dibatasi dalam ruang lingkup surat / surat sudah didalam
bentuk digital / image file yang performa konversi dari image to text dianggap baik.
Penerapan aplikasi yang berada dalam lingkup deskop aplikasi ini agar
memudahkan dalam melakukan proses penulurusan surat / surat digital. Surat yang
sudah dalam bentuk digital biasanya akan dibuat oleh word processor yang diinstal
di desktop PC atau laptop.
4.2. Analisis Sistem (Analysis)
Analisis sistem mempelajari suatu masalah dan mempunyai tujuan utama
untuk melakukan tindakan. Terdapat tiga tahapan analisis sistem dalam
metodologi RAD yang akan digunakan. Diantaranya adalah Analisis Masalah
(Problem Analysis), Analisis Persyaratan (Requirement Analysis) dan Analisis
Keputusan (Decision Analysis).
4.2.1. Analisis Masalah (Problem Analysis)
Penulusuran Informasi persuratan yang berjalan saat ini menggunakan
cara yang manual. Apabila kita ingin melakukan penulusuran informasi
persuratan maka yang harus dilakukan adalah kita memastikan surat apa
yang ingin kita cari, misal surat keluar dosen A. Kita harus mencari pada
lemari arsip surat keluar. Kemudian kita mencari di rak berdasarkan tahun
57
dari surat keluar yang kita cari. Setelah ketemu dengan rak tahun yang kita
cari, maka terdapat banyak map yang harus dicari satu per satu untuk
menemukan surat keluar yang kita tuju. Setelah ketemu dengan surat keluar
yang kita cari silahkan di ulang cara yang sama untuk mencari surat / surat
yang lain. Proses ini dirasa masih kurang efektif karena untuk menemukan
1 surat saja memakan waktu yang lama dan tidak bisa terprediksi. Bahkan
terkadang untuk beberapa kasus tertentu setelah lama melakukan pencarian,
surat / surat yang dimaksud tidak disimpan dalam map yang sesuai yang
mengakibatkan kita tidak berhasil melakukan pencarian atau harus mencari
pada tumpukan map yang lain.
Setelah masalah dijelaskan secara rinci di atas, maka pada bagian ini
dibahas mengenai analisis terhadap problems (masalah-masalah) yang
dihadapi dan opportunities (peluang-peluang) yang bisa diambil dari
keadaan sistem saat ini. Analisis terhadap problem dan opportunities akan
diperlihatkan dengan menggunakan 2 (dua) metode yaitu Rich Picture dan
Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan serta Batasan.
58
a. Rich Picture
Analisis masalah dari sistem yang berjalan dan sistem yang di usulkan
divisualisasikan dalam pemodelan rich picture Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Gambar 4.1 Rich Picture Analisis Sistem Berjalan
Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Usulan
b. Problems, Opportunities, Objectives and Constraints Matrix
Hasil analisis permasalahan dan peluang disebutkan secara lengkap
pada Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan dan Batasan (Problems,
Opportunities, Objectives, and Constraints Matrix). Matriks ini
dijabarkan dalam dua tabel yaitu Analisis Sebab dan Akibat (Cause and
Effect Analysis) serta tabel Tujuan-Tujuan Perbaikan Sistem (System
Improvement Objectives). Cause and Effect Analysis merupakan sebuah
teknik tempat masalah-masalah dipelajari untuk menentukan penyebab-
59
penyebab dan akibat-akibatnya, sampai penyebab dan akibat tersebut
tidak kembali menghasilkan gejala-gejala masalah yang lainnya.
System Improvement Objectives memiliki tujuan yaitu untuk
menentukan kriteria di mana semua perbaikan pada sistem akan diukur
dan untuk mengidentifikasi semua batasan yang membatasi fleksibilitas
semua perbaikan tersebut. Berikut adalah tabel Cause and Effect
Analysis dan System Improvement Objectives pada sistem berjalan.
Tabel 4.1 Cause and Effect Analysis (Analisis Sebab Akibat)
Problem
(Masalah)
Cause and Effects
(Sebab dan Akibat)
1. Penulusuran informasi surat
masih manual
Cause: Semua surat yang saat ini disimpan
masih dalam bentuk surat fisik
Effect: Penulusuran informasi surat akan
lama.
2. Hasil penulusuran tidak
sesuai harapan
Cause: surat yang dalam bentuk surat fisik
tidak disimpan ditempat yang sesuai
Effect: hasil penulusuran surat banyak
yang salah.
Opportunities
(Kesempatan)
Cause-Effect
(Sebab-Akibat)
1. Aplikasi Penulusuran
Informasi Surat berbasis
Desktop.
Cause:Aplikasi Penulusuran Surat akan
menulusuri surat dalam bentuk digital.
Effect:Penulusuran informasi surat akan
lebih mudah dan terukur.
60
Tabel 4.2 System Improvements Objective (Tujuan Perbaikan Sistem)
System Objective
(Tujuan sistem)
System Constraint
(Batasan sistem)
1. Menyimpan arsip surat dalam
bentuk digital
1.1 Hanya melakukan konversi dari
bentuk jpg kedalam bentuk text.
2. Mempercepat dan
mempermudah proses
penulusuran informasi
2.1. Hanya menulusuri informasi surat
yang sudah dikonversi dan
disimpan didalam database.
Kebutuhan sistem yang dijelaskan pada tabel System Improvement
Objectives sebagian besar merupakan hasil permintaan para pengguna
sehingga diharapkan tidak ada lagi penulusuran informasi yang rumit
dan memakan waktu yang relatif lama.
4.2.2. Analisis Persyaratan (Requirement Analysis)
Fase ini merupakan fase yang sangat penting dalam pengembangan
sebuah aplikasi. Fase ini bertujuan untuk menentukan apa yang dapat
dilakukan oleh aplikasi dan harus memenuhi System Objectives dari aplikasi
tersebut. Hal ini dilakukan agar terciptanya sebuah aplikasi yang dapat
membantu kinerja pemantauan ketinggian air menjadi lebih efisien dan
efektif.
Requirements yang ada akan dibagi menjadi 2 (dua) bagian. Bagian
pertama adalah Functional Requirement yaitu aktivitas dan service yang
harus disediakan oleh aplikasi yang akan dikembangkan. Bagian kedua
61
adalah Nonfunctional Requirement yaitu fitur-fitur lain yang diperlukan
oleh aplikasi agar aplikasi dapat lebih memuaskan.
Berikut adalah requirements dari Aplikasi Penelusuran Informasi Surat.
4.2.2.1. Functional Requirements
Sistem yang dikembangkan harus mempunyai functional requirements
sebagai berikut:
1. Mempercepat dalam proses penulusuran informasi surat yang ada.
2. Dapat melihat data hasil penulusuran informasi dengan akurat.
4.2.2.2. Nonfunctional Requirements
Nonfunctional Requirements dari sistem yang dikembangkan akan
dijelaskan lebih rinci pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Nonfunctional Requirements
Jenis Kebutuhan Penjelasan
1. Model Tampilan (Performance)
a) Mengefisienkan
waktu penelusuran
informasi persuratan.
2. Model Penyimpanan Data (Information)
a) Menyimpan surat
persuratan dalam
bentuk digital
b) Data tersurattasi dan
terstruktur.
3. Model Segi Ekonomi (Economic)
a) Mengefisiensi
pengadaan lemari
dan map untuk
pengarsipan.
62
b) Mengefisiensi
ruangan yang akan
ditempati oleh lemari
arsip
4. Model Efisiensi Sistem (Eficiency)
a) Mengefisienkan
waktu apabila surat
dibutuhkan segera.
b) Meminimalisasi
biaya dan sumber
daya yang
dibutuhkan.
5. Model Pelayanan Sistem (Service)
a) Menghasilkan
informasi yang
akurat dan cepat
b) Memberi kemudahan
dalam perancangan
operasional sistem.
4.2.3. Analisis Keputusan (Decision Analysis)
Dari tahapan analisis sebelumnya telah diketahui permasalahan dari
sistem berjalan serta persyaratan dan kebutuhan sistem yang diinginkan,
maka fase selanjutnya adalah analisis keputusan yaitu menentukan
komponen-komponen dari sistem usulan yang akan dirancang, dibangun
dan diimplementasikan. Berikut merupakan komponen-komponen yang
dibutuhkan:
63
1. Surat Persuratan dalam bentuk fisik
Data yang akan digunakan untuk mendapatkan contoh untuk dapat di
lakukan proses pendigitalisasi dan dapat disimpan di database agar
memudahkan dalam melakukan proses penelurusan informasi
persuratan dikemudian hari.
2. Aturan Penyimpanan
Dalam hal ini aturan penyimpanan agar pada saat dilakukan proses
digitalisasi dapat dilakukan dengan baik dan benar. Agar saat dilakukan
penelusuran informasi dikemudian hari, data yang disimpan sudah
disimpan terstruktur dan rapi.
Setelah mengetahui komponen-komponen sistem yang diusulkan,
selanjutnya adalah menentukan jenis perangkat sistem yaitu berupa tools
atau alat untuk merancang dan mengimplementasikan sistem sehingga
menghasilkan arsitektur aplikasi yang diinginkan. Dalam menentukan
arsitektur sistem usulan yang terpenting adalah pemahaman terhadap jenis
tools yang akan digunakan karena harus sesuai dengan kebutuhan pengguna
dan fungsi-fungsi sistem yang terdapat di dalamnya.
Pada sistem lama, proses penelusuran informasi masih dilakukan
dengan proses manual, sedangkan aplikasi yang akan dikembangkan adalah
aplikasi berbasis komputerisasi (desktop). Sistem usulan dirancang dengan
menggunakan UML (Unified Modeling Language) dan bahasa pemograman
Java. Sehingga konsep tentang UML dan Java harus benar-benar dikuasai.
64
Selain itu, pada perancangan sistem database akan menggunakan diagram
Database Relational dan mengimplementasikannya pada MySQL.
4.3. Perancangan Sistem (System Design)
Desain atau perancangan sistem didefinisikan sebagai tugas yang fokus
pada spesifikasi solusi detail berbasis komputer. Jika analisis sistem
menekankan pada masalah bisnis, maka sebaliknya desain sistem fokus pada
segi teknis atau implementasi sebuah sistem.
Perancangan berorientasi objek merupakan contoh salah satu pendekatan
model driven, yaitu menekankan penggambaran model sistem untuk
mensurattasikan aspek teknis dan implementasi dari sebuah sistem. Saat ini
pendekatan model driven hampir selalu ditingkatkan oleh perancangan
peralatan otomatis, yang disebut juga case tools. Peralatan case ini menawarkan
konsistensi dan kelengkapan seperti pengecekan error berbasis aturan (rule
based error checking). Untuk itu dalam perancangan Aplikasi Penelusuran
Informasi Persuratan ini menggunakan tools Visio.
4.3.1. Identifikasi Use Case dan Aktor
Identifikasi aktor dan use case ini didasarkan pada kebutuhan fungsi-
fungsi sistem. Kebutuhan akan fungsi ini diakomodasi di use case.
Selanjutnya use case menyediakan nilai hasil kepada aktor. Atas dasar
spesifikasi ini paling tidak didapat cara menentukan aktor.
Berdasarkan penjelasan bab sebelumnya use case mencakup aliran-
aliran kerja (workflow) dalam sistem (bersifat internal) sedangkan aktor-
aktor mencakup segala sesuatu yang ada di luar sistem (bersifat eksternal).
65
Pemodelan sistem dilakukan untuk mendeskripsikan use case apa saja dan
aktor yang akan terlibat dalam analisis sistem usulan. Secara lebih rinci hal
ini dapat dilihat dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Requirement Actor & Use Case
Requirement Aktor Use case
Kasubag Umum FST UIN Jakarta
melakukan penulusuran informasi
persuratan
Kasubag umum
FST UIN Jakarta
Mengkonversi surat
Menyimpan surat
Menulusuri Informasi
4.3.2. Use Case Diagram
Use Case Diagram menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh
sistem yang akan dibangun dan siapa yang berinteraksi dengan sistem. Use
Case Diagram dapat dibuat sesuai dengan Tabel 4.4 Requirement Aktor dan
Use Case.
Berikut ini merupakan use case diagram dari sistem usulan Aplikasi
Penelusuran Informasi Persuratan :
66
Kasubag Umum FST UIN Jakarta
Mengkonversi dokumen
Menyimpan dokumen
Menulusuri informasi
SISTEM
Gambar 4.3 Use Case Mengkonversi, Menyimpan dan
Menelusuri Informasi
4.3.2.1.Deskripsi Use Case Diagram Tingkat Perancangan
Setiap use case pada Gambar 4.3 harus dideskripsikan dalam surat yang
disebut surat flow of event. Surattasi ini mendefinisikan apa yang harus
dilakukan oleh sistem ketika aktor mengaktifkan use case. Struktur dari
surat use case ini bisa bermacam-macam tetapi umumnya deskripsi ini
paling tidak harus mengandung:
1. Brief Description (deskripsi singkat)
2. Aktor yang terlibat
3. Precondition yang penting bagi use case untuk memulai
4. Deskripsi rinci dari aliran kejadian yang mencakup:
a. Main flow dari kejadian yang bisa dirinci lagi menjadi
subflow dari kejadian (sub flow bisa dibagi lagi lebih jauh menjadi
67
sub flow yang lebih kecil agar surat lebih mudah dibaca dan
dimengerti).
b. Alternative flow untuk mendefinisikan situasi perkecualian.
5. Postcondition yang menjelaskan state dari sistem setelah use case
berakhir
Selain beberapa hal yang disebutkan sebelumnya, dapat juga memakai
beberapa deskripsi tambahan lainnya untuk melengkapi pendeskripsian
yang dibuat. Setelah menjelaskan use case pada bahasan sebelumnya, maka
berikut ini dijelaskan spesifikasi use case yang telah ditentukan.
Tabel 4.5 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Mengkonversi Surat
Nama Use Case: Mengkonversi Surat
Actor (s) Kasubag FST UIN Jakarta
Deskripsi: Use case ini mendeskripsikan event mengkonversi surat dari
bentuk image ke teks.
Prakondisi: Buka aplikasi penelusuran Informasi persuratan.
Basic Flow: Kegiatan Pelaku Respons Sistem
Langkah 1:Aktor memilih
surat yang ingin di konversi.
Langkah 2: Aplikasi akan
melakukan konversi dengan
teknik Optical Character
Recognition (OCR)
Langkah 3: Aplikasi akan
menampilkan hasil konversi
dan surat asli
Bidang Alternatif: Alt-Langkah 1: Jika dirasa surat yang dikonversi belum sesuai
dapat diulang.
Postkondisi: -
Aturan Bisnis: Harus memiliki surat dalam bentuk image.
68
Tabel 4.6 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Menyimpan Surat
Nama Use Case: Menyimpan Surat
Actor (s) Kasubag Umum FST UIN Jakarta
Deskripsi: Use case ini mendeskripsikan event dari menyimpan surat.
Prakondisi: Buka Aplikasi Penelusuran Informasi Persuratan
Basic Flow: Kegiatan Pelaku Respons Sistem
Langkah 1: Pengguna harus
sudah melakukan konversi
surat.
Langkah 2: Selanjutnya,
setelah hasil konversi terlihat,
inputkan nama surat beserta
halaman, kemudian klik
simpan.
Langkah 3: Aplikasi akan
melakukan penyimpanan
kedalam database.
Langkah 4: Aplikasi memberi
informasi keberhasilan
penyimpanan data.
Bidang Alternatif: Alt-Langkah 1: Jika dalam penyimpanan gagal, maka sebaiknya
diulang prosesnya kembali.
Postkondisi: -
Aturan Bisnis: -
Tabel 4.7 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Menelusuri Informasi
Nama Use case: Menulusuri Informasi
Actor (s) Kasubag Umum FST UIN Jakarta
Deskripsi: Use case ini mendeskripsikan event penulusuran informasi
terhadap surat yang telah di simpan
Prakondisi: Buka Aplikasi Penelusuran Informasi Persuratan.
Basic Flow: Kegiatan Pelaku Respons Sistem
Langkah 1: Mengetikkan kata
kunci yang diinginkan untuk
Langkah 2: Aplikasi akan
menampilkan list seluruh surat
69
dilakukan penelusuran
informasi.
Langkah 3: Men-double klik
list seluruh surat.
yang berisi kata kunci yang
diinputkan.
Langkah 4: Menampilkan
detail informasi berupa surat
asli dan surat hasil konversi.
Bidang Alternatif: Alt-Langkah 1: Jika dalam pencarian tidak sesuai, maka dapat
dilakukan pencarian kembali atau dengan kata kunci yang lain.
Postkondisi: -
Aturan Bisnis: -
4.3.3. Activity Diagram
Activity diagram memodelkan alur kerja (work flow) sebuah urutan
aktivitas pada suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart
karena kita dapat memodelkan proses logika, proses bisnis dan alur kerja.
Perbedaan utamanya adalah flowchart dibuat untuk menggambarkan alur
kerja dari sebuah sistem sedangkan activity diagram dibuat untuk
menggambarkan aktivitas aktor.
70
Berikut adalah gambar 4.4 sampai dengan gambar 4.6 yang
menjelaskan activity diagram untuk masing-masing use case.
Klik Menu Select Menampilkan window untuk
memilih dokumen
Melakukan konversi dari bentu Image ke
Teks
Menampilkan dokumen asal dan
hasil Konversi
KASUBAG FST UIN JAKARTA SISTEM
Gambar 4.4 Activity Diagram dari Use Case Mengkonversi Surat
Kasubag akan melakukan pemilihan surat yang akan dikonversi, lalu
surat yang diinputkan dalam bentuk image akan dikonversi kedalam bentuk
teks dengan metode Optical Character Recognition. Dimana metode ini
akan mengkonversi setiap karakter didalam image file kedalam teks dengan
pendekatan algoritma yang akan melakukan penyesuaian terhadap template
yang sudah penulis inputkan di aplikasi.
71
Berikut gambar 4.5 adalah diagram aktivitas dari use case menyimpan
Surat.
Menampilkan dokumen asal dan
hasil Konversi
KASUBAG FST UIN JAKARTA SISTEM
Klik Menu Simpan
Menginputkan Nama Dokumen dan
Halaman
Menyimpan kedalam Database
Menampilkan list dokumen yang sudah
tersimpan
Gambar 4.5 Activity Diagram dari Use Case Menyimpan Surat
Setelah berhasil melakukan konversi surat, maka Kasubag FST UIN
Jakarta akan melihat hasil konversi dan akan dihadapkan dengan 2 kolom
inputan yaitu inputan Nama Surat dan Halaman. Setelah diinput kemudian
untuk menyimpan kedalam database maka Kasubag FST UIN Jakarta harus
mengklik tombol simpan sebagai trigger untuk memasukkan data kedalam
72
database. Kemudian setelah berhasil menyimpan, maka aplikasi akan
menampilkan pop up informasi mengenai status surat yang sudah berhasil
disimpan.
Berikut gambar 4.6 adalah diagram aktivitas dari Use case Menelusuri
Informasi:
KASUBAG FST UIN JAKARTA SISTEM
Meninputkan kata Kunci
Klik Tombol Cari
Menampilkan Hasil Pencarian
Double Klik List Hasil Pencarian
Menampilkan Informasi Detail Hasil
Pencarian
Gambar 4.6 Activity Diagram dari Use Case Menelusuri Informasi
Kasubag FST UIN Jakarta akan menginpukan kata kunci yang
diinginkan untuk melakukan penelusuran Informasi. Kemudian mengklik
73
tombol cari, maka sistem akan melakukan pencarian di database dan akan
menampilkan sesuai dengan kata kunci yang diinputkan.
4.3.4. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan
sekitar objek (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message
yang digambarkan terhadap waktu. Gambar 4.7 sequence diagram dari
system berjalan:
74
APLIKASI DATABASEKASUBAG FST
BUKA APLIKASI
MENAMPILKAN UI APLIKASI
MEMILIH TOMBOL SELECT
MENAMPILKAN WINDOW PEMILIHAN DOKUMEN
MEMILIH DOKUMEN
MENAMPILKAN DOKUMEN ASAL DAN HASIL KONVERSI
MENGINPUTKAN NAMA DOKUMEN DAN HALAMAN
MENGKLIK SIMPAN
MENYIMPAN KEDALAM DATABASE
INFORMASI STATUS KEBERHASILAN PENYIMPANANDATA BERHASIL DISIMPAN
MENGINPUTKAN KATA KUNCI PENCARIAN
MENCARI DI DATABASE
MENGEMBALIKAN HASIL PENCARIAN
MENAMPILKAN HASIL PENCARIAN
MEN-DOUBLE KLIK HASIL PENCARIAN
MENCARI DI DATABASE
MENGEMBALIKAN HASIL PENCARIAN
MENAMPILKAN INFORMASI DETAIL HASIL PENCARIAN
Gambar 4.7 Sequence Diagram Sistem Usulan
4.3.5. Class Diagram
Class diagram ini digunakan untuk menggambarkan kumpulan dari
class dan hubungannya. Diagram ini merupakan diagram yang paling umum
ditemukan dalam pemodelan sistem berorientasi objek. Class
menggambarkan keadaan suatu sistem, sekaligus layanan untuk
memanipulasi keadaaan metode atau fungsi sehingga class memiliki tiga
75
area pokok, yaitu: nama, atribut, dan metode. Selain itu setiap class yang
ada dapat menjadi sebuah form saat pembuatan program. Class diagram
sistem yang diusulkan dapat dilihat pada gambar 4.8
Gambar 4.8 Class Diagram Untuk Sistem yang diusulkan
76
4.3.6. Rancangan Sistem Basis Data
Rancangan sistem basis data (database) ini merupakan rancangan
sistem informasi berbasis Desksop yang mengintegrasikan kumpulan data
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Database ini didapat
dari pemetaan (mapping) class entity yang telah digambarkan dalam class
diagram sebelumnya. Pemetaan data-data yang berhubungan dalam sistem
dijabarkan dalam bentuk tabel 4.8 sampai dengan tabel 4.9.
1. Tabel Surat
Namatabel : surat
Primary key: id
Foreign key : -
Tabel 4.8 Tabel Surat
2. Tabel History
Namatabel : history
Primary key: id
Foreign Key : -
Tabel 4.9 Tabel History
77
4.3.7. Rancangan Interface
Pada tahap ini dilakukan perancangan tampilan (antarmuka) aplikasi.
Perancangan antarmuka ini diharapkan dapat memudahkan User dalam
menjalankan Aplikasi Penulusuran Informasi Persuratan ini. Berikut ini
gambaran rancangan antarmukanya.
Gambar 4.9 Rancangan Halaman Aplikasi Penelusuran Informasi
78
Gambar 4.10 Rancangan Halaman Detail Aplikasi Penelusuran Informasi
4.4. Implementasi
Tahap implementasi sistem dibagi menjadi dua bagian yaitu construction dan
testing sistem. Berikut ini adalah penjelasannya.
4.4.1. Konstruksi Perangkat Lunak
Blueprint (cetak biru) sistem yang telah dimodelkan dan dirancang
sebelumnya dieksekusi menjadi sebuah set kode program dengan
menggunakan bahasa pemograman Java guna mengimplementasikan
aplikasi penulusuran informasi persuratan.
Sejumlah tools digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak
Aplikasi penulusuran informasi persuratan ini. Pada tabel berikut
ditunjukkan daftar tools yang digunakan dalam pengembangan.
79
Tabel 4.10 Daftar Tools Pengembangan Perangkat Lunak Sistem
No. Tools Kegunaan
1 Microsoft Visio Professional
2013
Mendesain diagram-diagram UML
2 Java Bahasa pemograman untuk
mengembangkan aplikasi penulusuran
informasi persuratan.
3 MySQL Database yang digunakan dalam sistem
4 XAMPP Apache HTTP Server WebServer
5 PHP MyAdmin Perangkat untuk mengakses database yang
terdapat pada XAMPP Apache
6
7
Chrome
Netbeans 8.0.2 IDE
Web Browser
Menuliskan program java.
4.4.2. Hardware
Perangkat keras yang dibutuhkan aplikasi ini agar dapat dijalankan adalah
sebagai berikut:
1. Sebuah komputer yang digunakan Kasubag Umum sebagai platform
untuk menjalankan Aplikasi Penulusuran Informasi Persuratan.
Spesifikasi minimum komputer yang disarankan adalah:
a. Processor dengan kecepatan 2 GHz
b. RAM 1 GB
c. Monitor Super VGA minimum 15”
d. Harddisk 20 GB
e. Keyboard
f. Mouse
80
4.4.3. Pengujian Mandiri
Tabel 4.11 Pengujian Mandiri
No. Modul Prasyarat Hasil yang
Diharapkan
Hasil
Uji
Coba
1. Mengkonversi
Image to Text
Butuh file
berekstensi
image
Seluruh karakter pada
file terkonversi
OK
2. Simpan Surat Hasil konversi
sudah muncul
Surat hasil konversi
tersimpan di database
OK
3. Cari kata Sudah ada
surat yang
tersimpan
Surat yange berisi kata
kunci yang diinputkan
muncul.
OK
4.4.4. Pengujian Penerimaan (Acceptance Testing)
Pengujian aplikasi dilakukan oleh Penulis. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan metode blackbox testing. Berikut adalah aplikasi penelusuran
informasi persuratan dapat dilihat pada gambar-gambar berikut:
Gambar 4.11 Tampilan Awal Aplikasi
81
Gambar 4.12 Penyimpanan Surat
Gambar 4.13 Hasil Pencarian
Gambar 4.14 Detail Hasil Pencarian
82
Secara ringkas, hasil pengujian yang dapat penulis simpulkan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Pengujian Penerimaan Sistem
No Pengujian Penilaian
1. Fitur aplikasi secara keseluruhan Baik
2. Tampilan aplikasi Baik
3. Kestabilan aplikasi Baik
4. Kesesuaian data Baik
5. Kesesuaian dengan kebutuhan Baik
6. Kemudahan PERANCANGAN
aplikasi
Baik
83
BAB V
PENUTUP
Aplikasi “Penulusuran Informasi Persuratan” ini diharap dapat mengurangi
permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan penulusuran informasi
surat-surat yang sudah di arsipkan sebelumnya.
Setelah melakukan serangkaian penelitian, maka pada bab ini penulis akan
menguraikan kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari rangkaian penelitian
tersebut. Saran yang diberikan diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
akan melanjutkan pengembangan penelitian ini.
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah peneliti uraikan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Untuk merancang aplikasi penelusuran informasi persuratan penulis
menggunakan metodologi Rapid Application Development dan dengan
bantuan Tesseract sebagai library Optical Character Recognition (OCR)
2. Kasubag Umum Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dapat melakukan pencarian dan penelurusan informasi
terhadap arsip surat yang saat ini sudah disimpan dalam bentuk digital dengan
lebih efektif dan efisien dengan menggunakan aplikasi penelusuran informasi
persuratan berbasi Optical Character Recognition (OCR).
83
84
5.2.Saran
Sistem ini tentu saja masih belum sempurna. Masih banyak hal yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan sistem ini agar menjadi lebih baik lagi,
diantaranya adalah:
1. Aplikasi kedepannya dibuat dalam bentuk mobile agar dapat lebih mudah
diakses dimana saja.
2. Dibuat database yang tersentralisasi agar dapat diakses oleh banyak orang
dengan sumber data yang sama.
3. Dibuat lebih banyak level user agar aplikasi ini dapat di akses oleh orang-orang
dengan berbeda role pengerjaan.
85
DAFTAR PUSTAKA
Bentley, D. Lonnie, Whitten, L. Jeffrey. 2007. System Analysis and Design for the
Global Enterprise. New York: The McGraw Hill.
Cika Risda, Brigita. 2014. Oprical Character Recognition Feature Implementation
in Cooking Recipe Mobile Application using Tesseract Google Project.
Goker, Ayse, John Davies. 2009. Information Retrieval Searching in 21st Century.
Hariyanto, Bambang. 2004. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Bandung:
Informatika.
Ir. Harianto Kristanto, Konsep dan Perancangan Database, Andi 1993, Yogyakarta.
Irwansyah, Edi dan V. Moniaga, Jurike. Pengantar Teknologi.
Jhonsen. 2004. Analisis Perancangan Sistem Cetakan 1. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Kendall, EK. Kendall, EJ. 2008. System Analysis and Design. Jakarta: PT. Indeks
Larman, Craig. 2002. Applying UML and Patterns an Introduction to Object
Oriented Programming.
Liu, Zongyi, Ray Smith, A Simple Equation Region Detector for Printed Document
Image in Tesseract, ICDAR, 2013.
Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu
Shalahuddin, M AS, Rosa. 2011. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak
(Terstruktur dan berorinetasi objek). Bandung: Modula.
Shelly, Cashman Vermaat. 2006. Menjelajah Dunia Komputer Edisi 3. Jakarta:
Salemba.
85
86
Su, Bolan, Shijian Lu, Trung Quy Phan, Chew Lim Tan, 21th International
Conference of Pattern Recognition (ICPR 2013). Japan 2012.
Svitak, Joseph John. 2008. Genetic Algorithms for Optical Character Recognition.
Utama, Ginanjar. 2002. Berfikir Objek: Cara Efektif menguasai Java. Kuliah
berseri IlmuKomputer.com.
Wu, Thomas. 2008. A Comprehensive Introduction to Object Oriented
Programming with Java. McGraw Hill.
Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.
87
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Interview dengan Bapak Tata Taftadjani, SE
Kabag Umum FST UIN Syahid Jakarta
23 Oktober 2014
P : Penulis
T: Pak Tata Taftadjani, SE
P : Bagaimana proses berjalannya suatu surat di fakultas sains dan teknologi hingga
di arsipkan?
T : Saat ini ada 2 cara untuk melakukan perlakuan terhadap surat :
a. Surat dibuat Di Print Di Proses apabila sudah selesai di proses
maka akan di arsipkan.
b. Surat Masuk di Proses apabila sudah selesai di proses maka akan
di arsipkan.
P : Bagaimana proses yang terjadi saat ini apabila ada seseorang yang ingin mencari
surat di arsip fakultas?
T : Saat ini prosesnya masih manual, yaitu dicari pada lemari yang bersangkutan,
missal lemari surat keluar, kemudian dicari kembali berdasarkan map, lalu didalam
tumpukkan ma tersebut dicari satu per satu surat yang ingin dicari.
P : Apa kendala yang sering dialami saat melakukan proses pencarian surat yang di
arsipkan?
88
T : Ada beberapa kendala yang sering terjadi yaitu:
a. Pencarian akan memakan waktu lama : yaitu apabila ada seseorang
melakukan pencarian surat di arsip maka orang tersebut harus mencari
berdasarkan lemari, kemudian berdasarkan map, lalu dicari satu per satu
kertas / surat yang ingin dicari.
b. Tidak praktis : ada kalanya sebuah surat dimasukkan di map yang tidak
seharusnya, artinya saat seseorang sudah melakukan pencarian
berdasarkan kategori yang dimaksud namun tidak ketemu dan harus
mencari berdasarkan kategori yang lain.
P : Bagaimana visi bapak untuk menyelesaikan masalah pengarsipan ini?
T : Pada tahun 2015, FST sudah akan memulai melakukan arsip digital untuk arsip-
arsip yang saat ini masih disimpan di kertas, Kami sedang menyiapkan infrastruktur
dan teknologi yang mumpuni untuk menunjang visi tersebut.
89
LAMPIRAN 2
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99