Post on 07-Sep-2018
1
KEEFEKTIFAN PENERAPAN
MEDIA PEMBELAJARAN BUKU POP-UP
TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
MATERI SENI RUPA MURNI KELAS IV
SD NEGERI 1 JOMBOR
KABUPATEN TEMANGGUNG
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Aminatul Mubarokah
1401412542
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu, tapi satu-satunya hal yang benar-benar
dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri. (R.A. Kartini)
Bagian paling terhormat dalam berupaya adalah “tidak menyerah”. Tidak ada
kesulitan yang bisa bertahan lama di hadapan pribadi yang tidak suka
menyerah. (Mario Teguh)
Semua orang pasti pernah salah, dan saat kita sudah memutuskan untuk
kembali di jalan yang benar, maka ingatlah bahwa Allah tidak akan pernah
mengabaikan kita. (Penulis)
Persembahan
Ku persembahkan karya kecil ini untuk
orangtuaku Ibu Musyarofah dan Bapak Muhtar,
yang tak pernah lelah mencintaiku dengan
segenap jiwa raganya,
Ku persembahkan juga kepada kakakku Fatkhul
Aziz dan adikku Alfa Hidayatur Rohmah, yang
selalu memberikan motivasi untuk terus belajar.
Serta kepada sahabat-sahabat pejuang sarjana
yang saling menguatkan dalam suka dan duka.
vi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, serta sholawat dan salam tetap tercurahkan pada baginda Rosululloh
SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Keefektifan
Penerapan Media Pembelajaran Buku Pop-up Terhadap Minat dan Hasil Belajar
Siswa Materi Seni Rupa Murni Kelas IV SD Negeri 1 Jombor Kabupaten
Temanggung” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan.
Skripsi ini dapat tersusun dengan baik karena bantuan dan bimbingan
banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan penulis menjadi mahasiswa UNNES.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang
telah memberikan izin dan dukungan dalam penelitian ini.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis dalam menyusun skripsi.
4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal FIP UNNES yang telah
memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.
5. Moh. Fathurrahman, S.Pd., M.Sn. sebagai pembimbing 1 dan Ika
Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd. sebagai pembimbing 2 yang telah memberikan
vii
bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada penulis demi
terselesaikannya skripsi ini.
6. Drs. Sigit Yulianto, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan pada penulis.
7. Bapak, Ibu dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal, yang
telah banyak membekali masukan penulis dengan ilmu pengetahuan.
8. Sutrisno, S.Pd., kepala SD Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung dan
Cipto Widodo, S.Pd., kepala SD Negeri Giyono yang telah memberikan izin
untuk penelitian.
9. Wahyuning Fitriyanti, S.Pd. guru kelas IV SD Negeri 1 Jombor dan
Rustafiah, S.Pd. Guru kelas IV SD Negeri Giyono yang telah membantu
penulis dalam melaksanakan penelitian.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam peningkatan mutu pendidikan
di Indonesia pada umumnya dan bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya.
Tegal, Mei 2016
Penulis
viii
ABSTRAK
Mubarokah, Aminatul. 2016. Keefektifan Penerapan Media Pembelajaran Buku
Pop-up Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Materi Seni Rupa Murni
Kelas IV SD Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing: 1. Moh. Fathurrahman, S.Pd., M.Sn., 2.
Ika Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: hasil belajar; media pembelajaran buku pop-up; minat belajar.
Tingkat berfikir siswa kelas IV SD yang masih berada pada tahap
operasional kongkrit, menjadikan siswa belum mampu memahami materi yang
bersifat abstrak. Oleh sebab itu, diperlukan media pembelajaran untuk membantu
siswa dalam memahami materi dan meningkatkan minat siswa terhadap
pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
adalah media buku pop-up. Media ini berbentuk buku yang berisi tentang materi
yang akan dipelajari, namun buku ini disajikan dengan bentuk yang lebih inovatif,
sehingga mampu membuat pembaca fokus pada buku yang sedang dibaca. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan media
buku pop-up terhadap minat dan hasil belajar siswa materi seni rupa murni kelas
IV SD Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung.
Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group
design dengan populasi 41 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
teknik sampel jenuh, atau seluruh populasi penelitian adalah sampel penelitian,
dengan jumlah sampel untuk kelas eksperimen sebanyak 21 siswa dan 20 siswa
merupakan sampel dari kelas kontrol. Variabel penelitian dalam penelitian ini
sebanyak tiga variabel, yaitu media pembelajaran buku pop-up, minat dan hasil
belajar siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara,
dokumentasi, tes, dan angket.Teknik analisis data meliputi analisis deskriptif dan
analisis statistik. Analisis statistik data dilakukan dengan menggunakan Statistic
Product and Service Solution (SPSS) versi 21, diantaranya adalah penghitungan
validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, dan pengujian hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam uji hipotesis perbedaan minat
belajar siswa menggunakan Independent Sample T Test diperoleh, nilai
2,553>2.023 (thitung > ttabel) dengan signifikansi 0,015 < 0,05 dan uji hipotesis
keefektifan menggunakan one sample t-test dengan nilai thitung (3,874) > ttabel
(2,086) dengan signifikansi 0,001 < 0,05. Sedangkan hasil penelitian uji hipotesis
perbedaan hasil belajar siswa, diperoleh nilai thitung (2,824) > ttabel (2,023) dengan
signifikansi 0,007 < 0,05 dan uji hipotesis keefektifan diperoleh thitung (4,367) >
ttabel (2,086) serta signifikansi sebesar 0,000. Jadi dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan minat dan hasil belajar siswa antara siswa yang mendapatkan
pembelajaran menggunakan media buku pop-up dengan siswa yang
pembelajarannya tidak menggunakan buku pop-up. Selain itu, media buku pop-
up efektif terhadap minat dan hasil belajar siswa kelas IV materi seni rupa murni.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ............................................................................................................ i
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................ ii
Persetujuan Pembimbing .................................................................................. iii
Pengesahan ....................................................................................................... iv
Motto dan Persembahan ................................................................................... v
Prakata ............................................................................................................ vi
Abstrak ............................................................................................................ viii
Daftar Isi........................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................... xii
Daftar Gambar .................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran ............................................................................................... xv
Bab
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 12
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 12
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 13
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................. 13
1.5.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 14
1.5.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 14
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................ 15
1.6.1 Manfaat Teoritis ................................................................................... 15
1.6.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 15
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ..................................................................................... 17
2.1.1 Keefektifan ........................................................................................... 17
2.1.2 Belajar .................................................................................................. 18
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ......................................... 20
x
2.1.4 Pembelajaran ........................................................................................ 21
2.1.5 Minat Belajar ........................................................................................ 24
2.1.6 Hasil Belajar ......................................................................................... 26
2.1.7 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ...................................................... 28
2.1.8 Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan di SD ............................... 31
2.1.9 Pendidikan Seni Rupa di SD ................................................................ 34
2.1.10 Materi Seni Rupa Murni ....................................................................... 35
2.1.11 Media Pembelajaran ............................................................................. 42
2.1.12 Media Visual ........................................................................................ 44
2.1.13 Media Buku Pop-up ............................................................................. 48
2.2 Kajian Empirik ..................................................................................... 59
2.3 Kerangka Berfikir ................................................................................. 63
2.4 Hipotesis ............................................................................................... 64
3. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian................................................................................. 66
3.1.1 Desain Penelitian .................................................................................. 67
3.1.2 Prosedur Penelitian ............................................................................... 68
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................ 76
3.2.1 Populasi ................................................................................................ 76
3.2.2 Sampel .................................................................................................. 77
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 78
3.3.1 Variabel Independen (Variabel Bebas) ............................................... 78
3.3.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat) ................................................. 79
3.4 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 79
3.4.1 Variabel Media Pembelajaran Buku Pop-up ........................................ 79
3.4.2 Variabel Minat Belajar Siswa .............................................................. 80
3.4.3 Variabel Hasil Belajar Siswa ................................................................ 80
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 81
3.5.1 Observasi .............................................................................................. 81
3.5.2 Wawancara ........................................................................................... 81
3.5.3 Tes ........................................................................................................ 82
xi
3.5.4 Angket .................................................................................................. 83
3.5.5 Dokumentasi ......................................................................................... 83
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................. 84
3.6.1 Instrumen Variabel Penelitian .............................................................. 84
3.6.2 Pengujian Instrumen ............................................................................. 89
3.7 Metode Analisa Data ............................................................................ 96
3.7.1 Analisis Deskriptif Data ....................................................................... 96
3.7.2 Teknik Analisis Data Hasil Penelitian.................................................. 98
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Objek Penelitian ................................................................................... 102
4.2 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian ............................................. 103
4.2.1 Analisis Deskriptif Data Variabel Media Buku Pop-up ....................... 103
4.2.2 Data Awal Penelitian ............................................................................ 105
4.2.3 Deskripsi Data Variabel Minat Belajar Siswa ...................................... 107
4.2.4 Deskripsi Data Variabel Hasil Belajar Siswa ....................................... 113
4.3 Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ................................................ 115
4.3.1 Uji Kesamaan Rata-Rata Nilai UAS SBK ........................................... 116
4.3.2 Uji Prasyarat Analisis ........................................................................... 117
4.3.3 Uji Hipotesis ......................................................................................... 119
4.4 Pembahasan .......................................................................................... 123
4.4.1 Perbedaan Penerapan Media Pembelajaran Buku Pop-up dan
Media Buku Teks Pelajaran Terhadap Minat Belajar Siswa ................ 124
4.4.2 Perbedaan Penerapan Media Pembelajaran Buku Pop-up dan
Media Buku Teks Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa ................. 131
4.4.3 Keefektifan Media Buku Pop-up Terhadap Minat Belajar Siswa ........ 134
4.4.4 Keefektifan Media Buku Pop-up Terhadap Hasil Belajar Siswa ......... 137
5. PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................... 139
5.2 Saran ..................................................................................................... 140
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 143
Lampiran-Lampiran ......................................................................................... 148
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 74
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................ 77
3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Media Pembelajaran Buku Pop-up ........ 85
3.4 Kriteria Penilaian Pelaksanaan Penerapan Media Buku Pop-up.......... 86
3.5 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Siswa ................................................. 86
3.6 Kisi-kisi Soal Uji Coba Tes .................................................................. 88
3.7 Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat Belajar ........................................ 93
3.8 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uji Coba .................................................... 93
4.1 Data Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 102
4.2 Skor Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Eksperimen bagi Guru .......................................................................... 104
4.3 Skor Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Eksperimen bagi Siswa ........................................................................ 104
4.4 Skor Pengamatan Pembelajaran di Kelas Kontrol bagi Guru .............. 105
4.5 Skor Pengamatan Pembelajaran di Kelas Kontrol bagi Siswa ............. 105
4.6 Data Kemampuan Awal Siswa ............................................................. 106
4.7 Distribusi Frekuensi Nilai UAS ........................................................... 106
4.8 Deskripsi Data Variabel Minat Belajar Siswa ...................................... 107
4.9 Indeks Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen ................................... 110
4.10 Indeks Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol .......................................... 112
4.11 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa ..................................................... 114
4.12 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................. 114
4.13 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Nilai UAS ............................................ 116
4.14 Hasil Uji Normalitas Variabel Minat Belajar Siswa ............................ 117
4.15 Hasil Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar Siswa ............................. 118
4.16 Hasil Uji Homogenitas Minat Belajar Siswa ....................................... 118
4.17 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa ........................................ 119
xiii
4.18 Hasil Uji Perbedaan Hipotesis Minat Belajar Siswa ............................ 120
4.19 Hasil Uji Perbedaan Hipotesis Hasil Belajar Siswa ............................. 121
4.20 Hasil Uji Keefektifan Minat Belajar Siswa .......................................... 122
4.21 Hasil Uji Keefektifan Hasil Belajar Siswa ........................................... 123
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Lukisan Berjudul Jaran Kepang Karya Djoko Pekik .............................. 36
2.2 Lukisan Berjudul Perahu dan Matahari Karya Affandi .......................... 37
2.3 Lukisan Berjudul Berguru Karya Raden Saleh ...................................... 38
2.4 Pemandangan Alam ................................................................................ 39
2.5 Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman ...................................... 39
2.6 Rangkaian Tirai ...................................................................................... 40
2.7 Anyaman Tiga Sumbu ............................................................................ 41
2.8 Seni Cetak dengan Pelepah Pisang ......................................................... 41
2.9 Parallel Pop-up ...................................................................................... 55
2.10 Pop-out Pop-up ....................................................................................... 55
2.11 Teknik V-fold .......................................................................................... 56
2.12 Teknik Paralellogram ............................................................................ 57
2.13 Teknik 45 Fold ....................................................................................... 57
2.14 Mekanisme Pop-up ................................................................................ 58
2.15 Bagan Kerangka Berpikir ....................................................................... 64
4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai UAS ............................................ 107
4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Postest ......................................................... 115
4.3 Nilai Rata-rata Indeks Belajar Siswa ...................................................... 130
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampira Halaman
1. Daftar Siswa Kelas Eksperimen Tahun Ajaran 2015/2016 .................... 148
2. Daftar Siswa Kelas Kontrol Tahun Ajaran 2015/2016 ........................... 149
3. Daftar Siswa Kelas Uji Coba Tahun Ajaran 2015/2016 ......................... 150
4. Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur ................................................ 151
5. Panduan Penelitian.................................................................................. 152
6. Silabus Pembelajaran .............................................................................. 153
7. Pengembangan Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen ...................... 154
8. Pengembangan Silabus Pembelajaran Kelas Kontrol ............................. 156
9. RPP di Kelas Eksperimen Pertemuan 1 .................................................. 158
10. RPP di Kelas Kontrol Pertemuan 1 ........................................................ 170
11. RPP di Kelas Eksperimen Pertemuan 2 .................................................. 182
12. RPP di Kelas Kontrol Pertemuan 2 ........................................................ 195
13. Format Kisi-kisi Angket Miat Belajar Siswa (Uji Coba) ....................... 207
14. Angket Minat Belajar (Uji Coba) ........................................................... 208
15. Lembar Validitas Instrumen Angket oleh Penilai Ahli 1 ....................... 211
16. Lembar Validitas Instrumen Angket oleh Penilai Ahli 2 ....................... 215
17. Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba .................................................................... 219
18. Soal Uji Coba .......................................................................................... 221
19. Lembar Validitas Soal Objektif oleh Penilai Ahli 1 ............................... 230
20. Lembar Validitas Soal Objektif oleh Penilai Ahli 2 ............................... 234
21. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Media Pembelajaran Buku Pop-up
bagi Guru di Kelas Eksperimen .............................................................. 238
22. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Media Pembelajaran Buku
Teks Pelajaran bagi Guru di Kelas Kontrol ........................................... 244
23. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Media Pembelajaran Buku Pop-up
bagi Siswa di Kelas Eksperimen ............................................................ 249
24. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Media Pembelajaran Buku
Teks Pelajaran bagi Siswa di Kelas Kontrol.......................................... 253
xvi
25. Validitas Angket Minat Belajar .............................................................. 257
26. Reliabilitas Angket Minat Belajar .......................................................... 258
27. Validitas Soal Uji Coba .......................................................................... 259
28. Reliabilitas Soal Uji Coba ...................................................................... 260
29. Daya Beda dan Taraf Kesukaran Soal ................................................... 261
30. Kisi-kisi Angket Minat Belajar .............................................................. 262
31. Angket Minat Belajar ............................................................................. 263
32. Kisi-kisi Soal Postest .............................................................................. 265
33. Soal Postest ............................................................................................. 267
34. Nilai UAS (Data Kemampuan Awal Siswa) .......................................... 271
35. Uji Kesamaan Rata-rata Kemampuan Awal Siswa ................................ 272
36. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Pop-up bagi Guru di
Kelas Eksperimen Pertemuan 1 .............................................................. 273
37. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Pop-up bagi Siswa di
Kelas Eksperimen Pertemuan 1 .............................................................. 274
38. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Teks Pelajaran bagi
Guru di Kelas Kontrol Pertemuan 1 ....................................................... 275
39. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Teks Pelajaran bagi
Siswa di Kelas Kontrol Pertemuan 1 ..................................................... 276
40. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Pop-up bagi Guru di
Kelas Eksperimen Pertemuan 2 .............................................................. 277
41. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Pop-up bagi Siswa di
Kelas Eksperimen Pertemuan 2 .............................................................. 278
42. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Teks Pelajaran bagi
Guru di Kelas Kontrol Pertemuan 2 ....................................................... 279
43. Hasil Observasi Media Pembelajaran Buku Teks Pelajaran bagi
Siswa di Kelas Kontrol Pertemuan 2 ..................................................... 280
44. Nilai Postest Siswa ................................................................................. 281
45. Tabulasi Angket Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen ...................... 282
46. Tabulasi Angket Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol............................. 283
47. Hasil Uji Normalitas Minat Belajar Siswa ............................................. 284
xvii
48. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa .............................................. 285
49. Hasil Uji Homogenitas Minat Belajar Siswa .......................................... 286
50. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa ........................................... 287
51. Hasil Uji Perbedaan Minat Belajar Siswa .............................................. 288
52. Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar Siswa................................................ 289
53. Hasil Uji Keefektifan Minat Belajar Siswa ............................................ 290
54. Hasil Uji Keefektifan Hasil Belajar Siswa ............................................. 291
55. Surat Izin Observasi di SD Negeri 1 Jombor.......................................... 292
56. Surat Pernyataan Sanggup Menaati Aturan ............................................ 293
57. Surat Izin Penelitian untuk Kesbangpol Kebupaten Temanggung ......... 294
58. Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Kebupaten Temanggung ............ 295
59. Surat Izin Penelitian untuk SD Penelitian .............................................. 297
60. Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba Penelitian ....................... 298
61. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................................. 299
62. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian di Kelas Uji Coba ....................... 300
63. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian di Kelas Eksperimen ................... 302
64. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian di Kelas Kontrol ......................... 304
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Adanya pendidikan akan memberikan konstribusi yang besar dalam
mempengaruhi perkembangan manusia dalam segala aspek kepribadian dan
kehidupannya, sehingga akan tercipta kehidupan yang berkualitas di masa yang
akan datang. Sesuai dengan penjelasan Siswoyo dkk. (2008: 17) bahwa
pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi
kemampuan, kepribadian dan kehidupan individu dalam pertemuan dan
pergaulannya dengan sesama dan dunia, serta dalam hubungannya dengan Tuhan.
Menurut Suharjo (2006: 1) pendidikan berperan penting dalam
mengembangkan aspek fisik, intelektual, religius, moral, sosial, emosi,
pengetahuan dan pengalaman seseorang. Pendidikan akan memberikan bekal pada
diri seseorang untuk menjadi generasi penerus bangsa dengan kemampuan
intelektual yang tinggi serta memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai
pancasila. Sependapat dengan pernyataan Munib dkk. (2011: 29) bahwa
“pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia-
manusia yang lebih berkebudayaan dan manusia sebagai individu yang memiliki
kepribadian yang lebih baik.” Selain itu, pendidikan juga diatur oleh Undang-
2
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II pasal 3, yang menyebutkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan nasional tidak dapat direalisasikan apabila tidak
diimplementasikan dalam setiap jenjang dan satuan pendidikan. Salah satunya
adalah dilaksanakannya pendidikan di tingkat sekolah dasar. Pendidikan di tingkat
dasar merupakan pondasi bagi siswa untuk tumbuh dan berkembang. Selanjutnya,
hasil belajar siswa di tingkat ini, akan memberikan pengaruh terhadap kehidupan
siswa di masa yang akan datang.
Secara sistematis setiap sekolah telah menyediakan lingkungan yang
memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar. Guna mendukung kegiatan
pembelajaran, sekolah telah mengaturnya dalam suatu rancangan program
pendidikan yang disebut dengan kurikulum. Kurikulum merupakan suatu program
pendidikan yang disediakan untuk melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga
terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pembelajaran (Hamalik, 2011: 17). Selain itu, berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 1 ayat 19 menyebutkan bahwa “kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
3
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan tidak akan tercapai dengan baik, manakala tidak memiliki pedoman
atau acuan dalam pelaksanaannya. Perlu adanya rencana yang matang, sehingga
kegiatan belajar tidak dilaksanakan secara serampangan, melainkan dilaksanakan
secara sadar dan memperhatikan segala akibat yang terjadi dari proses belajar.
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Berhasil atau tidaknya suatu tujuan pendidikan, juga sangat dipengaruhi
oleh kualitas seorang guru, karena guru merupakan agen perubahan dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan. Seorang guru dituntut untuk
mampu mewujudkan suasana dan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, dan menantang serta dapat memotivasi siswa untuk belajar.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 yang menyebutkan bahwa:
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
4
Ditinjau dari peraturan pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan,
dapat diartikan bahwa layanan pendidikan yang bermutu hanya dapat diberikan
oleh guru yang profesional, yaitu guru yang mampu dan mau menggunakan
seluruh kemampuan dan keahliannya, untuk menjadikan proses pembelajaran
menjadi kegiatan yang menarik, sehingga dapat menumbuhkan minat siswa untuk
belajar. Usman (2002) dalam Uno dan Mohammad (2013: 153) menyatakan
bahwa “guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.” Oleh karena itu,
seorang guru tidak hanya sekedar memiliki kemampuan untuk mengajarkan
materi, akan tetapi juga harus memiliki keahlian bagaimana cara terbaik dalam
mengajarkan materi pembelajaran. Jika guru hanya berfikir untuk sekedar
menyampaikan materi, maka bisa dikatakan bahwa tidak ada perbedaan antara
belajar sendiri dengan diajar oleh guru. Sependapat dengan Faidi (2013: 5) yang
mengatakan bahwa seorang pengajar tidak hanya butuh pengetahuan dari bahan
ajarnya. Sebagai seorang guru, pengajar haruslah menyampaikan bahan ajar
dengan tepat sesuai dengan kepentingan pembelajaran. Selaras dengan pernyataan
Rifa’i dan Anni (2012: 15) bahwa sebagai guru profesional, penguasaan bidang
studi tidak terisolasi, melainkan terintegrasi dengan kemampuan guru dalam
memahami karakter setiap siswa, merancang proses pembelajaran menjadi
pembelajaran yang efektif dan bermakna, melaksanakan proses pembelajaran
sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, serta kemampuan dalam mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran secara menyeluruh.
5
Pembahasan mengenai guru profesional juga diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang
menyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.” Menurut Suharjo (2006: 60)
tugas profesional guru di sekolah dasar mencakup mendidik, mengajar dan
melatih siswa. Mendidik dalam rangka mengembangkan kepribadian siswa
menjadi pribadi yang lebih baik, mengajar dalam rangka mengembangkan
kemampuan intelektual siswa serta melatih siswa guna memiliki bekal
keterampilan yang dibutuhkan di masa yang akan datang.
Salah satu bahan kajian pendidikan yang dapat mengembangkan
kepribadian, kecerdasan dan keterampilan siswa adalah mata pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan (SBK). Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
(SBK) pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya, sehingga
pada mata pelajaran ini aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri melainkan
terintegrasi dengan seni. Sobandi (2008: 79-80) menjelaskan bahwa pendidikan
Seni Budaya dan Keterampilan memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan
multikultural. Multilingual bermakna bahwa pendidikan seni dapat
mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan
berbagai cara dan media. Sifat multidimensional bemakna bahwa pendidikan seni
dapat mengembangkan kemampuan dasar siswa yang mencakup pengetahuan,
pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan
6
unsur estetika, logika, kinestetika dan etika. Sifat multikultural memiliki makna
bahwa pendidikan seni mampu menumbuhkan kemampuan siswa untuk
mengapresiasi suatu keragaman budaya nusantara dan mancanegara.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) merupakan mata pelajaran yang
mampu mengembangkan potensi siswa secara menyeluruh dan seimbang, seperti
mengembangkan kemampuan diri untuk berfikir kritis dan kreatif serta
menumbuhkan sikap menghargai kepada budaya atau karya orang lain.
Mendukung pendapat para ahli mengenai pendidikan, Mulyadi dalam Pamilu
(2007: 11) mengatakan bahwa “seorang anak tidak cukup hanya dididik menjadi
anak yang cerdas saja, akan tetapi harus pula dididik agar menjadi anak yang
kreatif dan mempunyai emosi stabil.” Keseimbangan itulah yang nantinya akan
menjadi bekal bagi siswa untuk mengatasi kerasnya persaingan di dunia yang
semakin ketat.
Seni rupa sebagai bagian dari pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
(SBK) merupakan “sarana untuk membentuk kepribadian (cipta, rasa, dan karsa)
secara utuh dan bermakna, melalui kegiatan praktek berolah seni rupa sesuai
dengan potensi maupun kompetensi pribadinya dan kepekaan daya apresiasinya.”
(Sumanto, 2006: 22). Secara khusus Kaufman dalam Sobandi (2008: 156)
merumuskan tujuan kurikuler Pendidikan Seni Rupa yaitu “Art education seeks to
develop sensitive, imaginative, creative, and artisticaly, emotionaly, and
intelectually through active expression or reflective appreciation in the art.’’
(pendidikan seni berupaya untuk mengembangkan kepekaan, imajinasi, sikap
7
kreatif, emosi, dan kecerdasan melalui kebebasan berekspresi atau dengan
memberikan apresiasi terhadap seni). Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan,
menunjukkan bahwa secara konseptual, pendidikan seni rupa mengarahkan pada
perolehan hasil belajar siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan
kepekaan rasa seni.
Pada dasarnya karya seni rupa dekat dengan kehidupan manusia, namun
seringkali tidak disadari bahwa benda-benda disekitar merupakan karya seni rupa.
Seni rupa bukan hanya sekedar patung dan lukisan, namun berbagai produk
kebutuhan sehari-hari pada kenyataannya juga dikategorikan sebagai karya seni
rupa. Sumanto (2006: 8) mengklasifikasikan tujuan penciptaan karya seni rupa
menjadi dua, yaitu: seni rupa murni dan seni rupa terapan. Seni rupa murni adalah
jenis karya seni rupa yang pada proses penciptaannya lebih mengutamakan ide
atau gagasan serta perasaan, sedangkan karya seni rupa terapan merupakan jenis
karya seni rupa yang pada proses penciptaannya lebih mempertimbangkan nilai
guna atau fungsi bagi kehidupan manusia, namun tetap memperhatikan seni
keindahannya.
Salah satu cara pendidikan mengenalkan hasil karya seni rupa kepada siswa
adalah diberikannya materi seni rupa murni di kelas IV semester II pada
Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan makna seni rupa murni. Adanya
Kompetensi Dasar (KD) ini dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk
mengenalkan seni rupa kepada siswa, sehingga siswa tahu bahwa ternyata orang-
orang Indonesia merupakan orang yang hebat dalam menciptakan suatu karya, dan
terinspirasi untuk menjadi pencipta karya pada generasi dimasa selanjutnya.
8
Proses pembelajaran seni rupa menuntut guru tidak hanya sekedar
menguasai bahan kajian yang ada, namun juga harus mampu untuk merencanakan
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa untuk mengikuti
pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri 1
Jombor dan SD Negeri Giyono, pada tanggal 26 Desember 2015 menyatakan
bahwa untuk mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan khususnya seni rupa,
guru belum pernah menggunakan media pembelajaran dalam mengajar.
Ketersediaan waktu yang terbatas untuk menyiapkan media, serta pandangan guru
yang akan membutuhkan waktu lebih lama apabila menggunakan media dalam
pembelajaran, merupakan alasan guru untuk tidak menggunakan media dalam
pembelajaran. Pada akhirnya, pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan
metode ceramah tanpa ada media bantu.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan tanpa menggunakan media
pembelajaran akan berdampak pada kurangnya minat siswa untuk mengikuti
pembelajaran, sehingga siswa mulai cepat jenuh dan bosan, bahkan tidak jarang
kondisi kelas menjadi gaduh. Padahal salah satu tercapainya indikator
keberhasilan belajar adalah dimulai dari kondisi kelas yang mendukung untuk
terselenggaranya proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Hamdani
(2011: 22) bahwa tidak hanya kondisi internal siswa yang dapat berpengaruh
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, tetapi kondisi eksternal siswa juga
berperan dalam mempengaruhi siswa untuk belajar dengan nyaman. Selain itu,
Uno dan Mohamad (2013: 173) juga menjelaskan bahwa suatu pembelajaran
dapat dikatakan efektif apabila skor yang dicapai siswa memenuhi batas minimal
9
kompetensi yang telah dirumuskan, dalam aspek ini bukan hanya tataran teoritis,
melainkan juga harus terimplikasi dalam kehidupan siswa.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, sebagai seorang guru, sudah
seharusnya bertanggung jawab dalam menciptakan proses pembelajaran yang
efektif dan bermakna, karena mencerdaskan kehidupan bangsa, juga merupakan
tugas seorang guru. Menurut Faidi (2013: 6) guru tidak hanya sebagai manusia
yang paling berpengalaman dan pintar, tetapi ia juga harus mampu membuat seisi
kelas menjadi pintar dan berpengalaman. Oleh karena itu, guru wajib
memanfaatkan pengalaman dan pengetahuannya untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis agar
tujuan pembelajaran tercapai.
Salah satu prinsip belajar yang dapat menjadikan pembelajaran menjadi
efektif adalah perhatian. Peranan perhatian sangat penting dimiliki oleh setiap
siswa. Menurut Gagne dan Berliner dalam Uno dan Mohamad (2013: 192)
mengungkapkan bahwa “tanpa adanya perhatian dari siswa tak mungkin terjadi
belajar.” Oleh karena itu, dibutuhkan suatu rangsangan yang dalam untuk menarik
perhatian siswa. Terdapat berbagai cara yang dapat digunakan guru dalam
menarik perhatian siswa, salah satunya adalah penggunaan media dalam
menyampaikan materi. Penggunaan media yang sesuai dengan karakteristik siswa
akan membantu guru dalam menjaga konsentrasi siswa agar tidak mudah pecah.
Menurut Briggs (1970) dalam Sadiman dkk. (2012: 6) “Media merupakan
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar, buku, film kaset, film bingkai adalah contohnya.” Banyaknya pilihan yang
10
dapat digunakan sebagai media pembelajaran menjadikan guru harus teliti dalam
memilih media. Penentuan pemilihan media dapat dilihat dari materi yang akan
disampaikan, kondisi kelas, kondisi siswa dan terutama kemampuan guru dalam
menggunakan media pembelajaran.
Salah satu media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran adalah
media visual yang berbentuk buku. Pada umumnya jenis buku yang digunakan
siswa dalam pembelajaran adalah buku teks pelajaran. Prastowo (2015: 168)
menjelaskan bahwa buku teks pelajaran adalah “buku yang berisi ilmu
pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam
kurikulum dan digunakan siswa untuk belajar.” Buku teks pelajaran ini berisi
materi-materi yang akan dipelajari siswa. Banyaknya materi yang disajikan dalam
bentuk paragraf, terkadang membuat siswa malas untuk membaca. Selain itu,
sedikitnya gambar yang dimunculkan, akan membuat siswa enggan untuk
mempelajarinya. Oleh karena itu, dibutuhkan buku dengan inovasi baru yang
dapat menarik perhatian siswa. Buku yang sesuai dengan karakteristik siswa yang
cepat bosan dan suka dengan hal-hal baru adalah buku pop-up.
Buku pop-up merupakan salah satu jenis buku yang dapat menyampaikan
pesan dalam bentuk 3 dimensi, sehingga terkesan lebih nyata dari pada buku-buku
biasa pada umumnya. Menurut Rubin (t.t) dalam workshop pop-up
mengemukakan bahwa “pop-up merupakan sebuah ilustrasi yang ketika
halamannya dibuka, ditarik atau diangkat akan timbul tingkatan dengan kesan tiga
dimensi (3D). Berbagai bentuk kejutan yang muncul pada buku pop-up, akan
memberikan kesan yang menarik kepada pembaca, terutama bagi siswa. Keunikan
11
buku pop-up yang tidak dimiliki oleh buku lain, sangatlah sesuai dengan
karakteristik siswa sekolah dasar. Oleh karena itu, penggunaan buku pop-up
sebagai media pembelajaran seni rupa diharapkan dapat meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan khususnya
materi seni rupa murni.
Penelitian mengenai media pembelajaran buku pop-up pernah dilakukan
oleh beberapa peneliti, diantaranya penelitian eksperimen yang dilakukan oleh
Desta Setyawan pada tahun 2014 dari Universitas Sebelas Maret dengan judul
“Penerapan Media Pop-up Book untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Pada Siswa Kelas II SDN 1 Wonoharjo Kemusu Boyolali Tahun Ajaran
2013/2014”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media buku pop-up efektif
untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Selain itu, juga pernah
dilakukan oleh Muhammad Akbar Rafsanzani pada tahun 2014 dari Universitas
Sriwijaya Indrala dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial melalui Media Pop-up Book Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 157
Palembang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa media pop-up book efektif
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial.
Berdasarkan teori mengenai pop-up dan beberapa penelitian sebelumnya,
maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian eksperimen dengan judul
“Keefektifan Penerapan Media Pembelajaran Buku Pop-up terhadap Minat dan
Hasil Belajar Siswa Materi Seni Rupa Murni Kelas IV SD Negeri 1 Jombor
Kabupaten Temanggung.
12
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, dapat diidentifikasi berbagai
permasalahan yang terkait dengan pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
(SBK) khususnya seni rupa. Permasalahan tersebut antara lain:
(1) Minat belajar siswa dalam pembelajaran SBK bidang seni rupa yang masih
rendah.
(2) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran SBK bidang seni rupa masih
rendah.
(3) Kurangnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran SBK bidang
seni rupa.
(4) Terbatasnya buku sumber SBK yang dapat dijadikan sebagai pegangan guru
dalam penyampaian materi.
1.3 Pembatasan Masalah
Berbagai permasalahan yang telah dipaparkan pada identifikasi masalah
masih terlalu luas, sehingga perlu adanya pembatasan masalah untuk memperoleh
kajian yang mendalam tentang keterkaitan antara penerapan media pembelajaran
buku pop-up terhadap minat dan hasil belajar siswa materi seni rupa murni kelas
IV SD Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung. Pada penelitian ini, penulis
membatasi permasalahan sebagai berikut:
(1) Media yang digunakan adalah media buku pop-up yang dibandingkan
dengan media buku teks pelajaran.
(2) Populasi penelitian yang diambil yaitu siswa kelas IV SD Negeri 1 Jombor
Kabupaten Temanggung tahun ajaran 2015/2016.
13
(3) Variabel yang akan diteliti meliputi media buku pop-up, minat dan hasil
belajar siswa.
(4) Materi seni rupa yang akan digunakan dalam penelitian adalah seni rupa
murni.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
(1) Apakah terdapat perbedaan minat belajar, antara siswa yang mendapat
pembelajaran menggunakan media buku pop-up dengan siswa yang
mendapat pembelajaran menggunakan media buku teks pelajaran?
(2) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar, antara siswa yang mendapat
pembelajaran menggunakan media buku pop-up dengan siswa yang
mendapat pembelajaran menggunakan media buku teks pelajaran?
(3) Apakah penerapan media buku pop-up lebih efektif dari pada buku teks
pelajaran dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran seni
rupa materi seni rupa murni?
(4) Apakah penerapan media buku pop-up lebih efektif dari pada buku teks
pelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran seni
rupa materi seni rupa murni?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan harapan-harapan yang akan dicapai dalam
penelitian dan menjadi tolok ukur keberhasilan. Tujuan ini dibedakan menjad dua,
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut penjelasannya.
14
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum adalah tujuan yang bersifat umum. Tujuan umum penelitian
ini adalah mengukur seberapa besar keefektifan penerapan media pembelajaran
buku pop-up dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan media
buku pop-up pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan kuhusnya materi
seni rupa murni.
1.5.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat khusus atau fokus pada tujuan
yang ingin dicapai. Tujuan khusus dilaksanakannya penelitian ini yaitu:
(1) Menganalisis perbedaan minat belajar siswa, pada mata pelajaran seni rupa
materi seni rupa murni, antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan
media buku pop-up dengan siswa yang mendapat pembelajaran
menggunakan buku teks pelajaran.
(2) Menganalisis perbedaan hasil belajar siswa, pada mata pelajaran seni rupa
materi seni rupa murni, antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan
media buku pop-up dengan siswa yang mendapat pembelajaran
menggunakan buku teks pelajaran.
(3) Mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran buku pop-up lebih
efektif dari pada buku teks pelajaran dalam meningkatkan minat belajar
siswa pada pembelajaran seni rupa materi seni rupa murni.
(4) Mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran buku pop-up lebih
efektif dari pada buku teks pelajaran dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran seni rupa materi seni rupa murni.
15
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak, antara
lain siswa, guru, sekolah dan peneliti lanjutan. Manfaat yang diperoleh antara lain:
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan
mengenai penggunaan media pembelajaran buku pop-up terhadap minat dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, khususnya
materi seni rupa murni.
1.6.2 Manfaat Praktis
1.6.2.1 Bagi Siswa
(1) Mampu meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran seni rupa.
(2) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Jombor
pada mata pelajaran SBK khususnya seni rupa materi seni rupa murni.
1.6.2.2 Bagi Guru
(1) Memotivasi guru untuk memanfaatkan media pembelajaran dalam
menyampaikan materi.
(2) Menambah pengetahuan guru tentang penggunaan media buku pop-up
dalam pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilam (SBK) bidang seni rupa.
1.6.2.3 Bagi Sekolah
(1) Meningkatkan kualitas pembelajaran seni rupa di SD Negeri 1 Jombor.
(2) Meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembalajaran
buku pop-up dalam pembelajaran seni rupa.
16
(3) Memberikan konstribusi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran
SBK khususnya seni rupa, sehingga dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa
1.6.2.4 Bagi Peneliti Lanjutan
(1) Menambah pengetahuan dan pengalaman belajar mengenai media
pembelajaran buku pop up.
(2) Sebagai referensi yang dapat digunakan peneliti lanjutan untuk
mengembangkan media pembelajaran buku pop-up menjadi media yang
lebih menarik.
17
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Landasan teori merupakan dasar pijakan bagi penulis dalam melakukan
penelitian. Landasan teori ini akan membahas mengenai keefektifan, belajar,
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, pembelajaran, minat belajar, hasil
belajar, karakteristik siswa Sekolah Dasar, pendidikan seni budaya dan
keterampilan di SD, pendidikan seni rupa di SD, materi seni rupa murni, media
pembelajaran, media visual dan media buku pop-up.
2.1.1 Keefektifan
Kata keefektifan berasal dari kata dasar efektif. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia karya Suharso dan Retnoningsih (2013: 127) kata efektif berarti
“ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); berhasil guna (tentang usaha,
tindakan)”. Dzamarah dan Zain (2010: 130) menjelaskan bahwa keefektifan
berkenaan dengan hasil yang dicapai. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
keefektifan adalah hasil dari suatu usaha yang telah direncanakan dan
dilaksanakan dengan maksimal.
Kata keefektifan telah digunakan diberbagai bidang kehidupan, salah
satunya di bidang pendidikan. Seperti yang diungkapkan Dzamarah dan Zain
(2010: 130) yang merumuskan keefektifan penggunaan media pembelajaran,
bahwa media pembelajaran dapat dikatakan efektif, apabila seluruh informasi
18
yang disampaikan dapat diserap secara optimal oleh siswa. Selain itu, Uno dan
Mohamad (2013: 173) juga membahas tentang efektifnya suatu pembelajaran,
bahwa pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila skor yang diperoleh siswa
telah memenuhi batas minimal kompetensi yang telah dirumuskan. Rumusan
kompetensi ini tidak hanya dalam tataran teoritis saja, akan tetapi juga harus
terimplikasi dalam kehidupan siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa keefektifan adalah
suatu hasil yang diperoleh oleh seseorang atau kelompok, setelah dilakukan usaha
berupa perencanaan dan pelaksanaan dengan sebaik mungkin. Di bidang
pendidikan khususnya, hasil yang dimaksudkan adalah seberapa besar skor yang
diperoleh siswa dari kegiatan belajar serta seberapa tinggi perubahan positif siswa
setelah belajar. Sebagai seorang guru tentu sangat mengharapkan keefektifan
pembelajaran dicapai dengan baik.
2.1.2 Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang
Belajar berperan dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
kepribadian dan bahkan persepsi seseorang (Rifa’i dan Anni, 2012: 66). Secara
psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Slameto (2010: 2) mendefinisikan bahwa “belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan.”
19
Sanjaya (t.t) dalam Prastowo (2013: 49) berpendapat bahwa “belajar
adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya, sehingga menghasilkan tingkah laku yang positif, baik perubahan
dalam aspek pengetahuan, afeksi, maupun psikomotorik.” Sama halnya dengan
pendapat Kurnia (2007: 1-3) yang menyatakan bahwa “perubahan perilaku
sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, kontinue, relatif menetap, dan
mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.”
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar pada
hakikatnya merupakan suatu proses usaha pada diri seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan suatu perubahan tingkah laku
yang positif di berbagai aspek, yaitu aspek pengetahuan, pemahaman, kebiasaan,
keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, sikap
dan lain sebagainya. Pada umumnya perubahan perilaku untuk ranah koginitf dan
psikomotorik dilakukan dengan penuh kesadaran, sedangkan untuk perubahan
perilaku pada aspek afektif bisa dengan kesadaran atau dengan pembiasaan
(Prastowo, 2013: 54). Selain itu tidak semua perubahan tingkah laku dapat
dikategorikan sebagai hasil belajar. Ada beberapa contoh perubahan perilaku yang
tidak termasuk dalam kategori hasil belajar, seperti perubahan perilaku karena
pengaruh obat, penyakit atau karena pertumbuhan jasmani.
Mengacu pada pengertian belajar yang lebih menekankan pada perubahan
perilaku, maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai
pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkah laku siswa.
Diharapkan segala bentuk perubahan perilaku siswa yang diperoleh dari proses
20
belajar dapat menjadikan siswa menjadi manusia dewasa sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi belajar
Hasil belajar yang terjadi pada siswa dapat diamati dari perbedaan
perilakunya. Adanya kinerja siswa belum tentu terjadi proses belajar, karena pada
dasarnya makna belajar dilihat dari ada tidaknya perubahan perilaku setelah siswa
belajar. Hasil belajar siswa juga tidak hanya dipengaruhi oleh bagaimana cara
guru dalam memberikan pembelajaran, namun juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor lain.
Secara garis besar terdapat dua faktor yang dapat berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar siswa, yaitu faktor internal dan eksternal. faktor internal
merupakan faktor dari dalam diri siswa yang mencakup faktor jasmaniah, faktor
psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal
dari luar siswa atau lingkungan, faktor ini mencakup faktor keluarga, sekolah dan
masyarakat (Slameto, 2010: 54). Lebih lanjut, Daryanto (2013: 36-50)
menjelaskan bahwa faktor jasmaniah merupakan faktor yang berhubungan dengan
kondisi badan siswa, yaitu meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor
psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan. Sementara faktor ekstern dari keluarga meliputi cara orang tua dalam
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah
meliputi metode guru dalam mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa,
hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
21
standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Terakhir,
faktor masyarakat meliputi, kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media dan
bentuk kehidupan masyarakat. Berbagai macam faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi siswa, semuanya memiliki konstribusi yang besar bagi siswa
dalam belajar, kesempurnaan dan kualitas kondisi internal dan eksternal yang
dimiliki siswa akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar
(Rifa’i dan Anni, 2012: 81).
Berdasarkan pendapat para pakar, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
yang diperoleh siswa dalam pembelajaran, sangat dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor. Tidak hanya faktor dari dalam siswa yang berpengaruh, namun
faktor dari luar juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil yang
diperoleh. Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus memperhatikan
kemampuan internal siswa dalam belajar dan situasi stimulus yang berada di luar
siswa.
2.1.4 Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan
kepada siswa, akan tetapi merupakan aktivitas profesional yang menuntut seorang
guru untuk menggunakan seluruh kemampuan dan keahlian demi menciptakan
kondisi lingkungan belajar yang memungkinkan siswa untuk belajar secara efektif
dan efisien (Suharjo, 2006: 85). Menurut Gagne (1981) dalam Rifa’i dan Anni
(2012: 158) menyatakan bahwa “pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa
eksternal siswa yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar.”
Sependapat dengan pernyataan Dimyati dan Mudjiono (1999) dalam Sagala
22
(2013: 62) yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Selain itu, menurut Hamalik
(2011: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mendukung pendapat para
ahli, pembelajaran juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu “pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”
Berdasarkan pengertian para ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu usaha guru untuk menggunakan seluruh kemampuan dan
keterampilannya dalam menciptakan kondisi lingkungan belajar. Keberhasilan
guru dalam menciptakan kondisi ini, bertujuan agar siswa dapat belajar secara
optimal guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Pembelajaran yang dapat mengoptimalkan proses belajar siswa adalah
pembelajaran yang kreatif, efektif dan menarik, sehingga dapat meningkatkan
minat belajar siswa (Uno dan Mohamad, 2013: 151). Pembelajaran yang kreatif
hanya dapat diciptakan oleh guru yang kreatif, karena kreativitas adalah salah satu
kunci untuk memberikan layanan pendidikan yang maksimal sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Pembelajaran yang efektif menurut
pandangan Miarso (1993) dalam Uno dan Mohamad (2013: 173) adalah
pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada
siswa (student centered) melalui penggunaan prosedur yang tepat. Hal ini
23
menunjukkan bahwa pembelajaran yang efektif mengandung arti terjadinya
belajar pada siswa serta pentingnya peran guru dalam merancang pembelajaran.
Wortruba dan Wright (1985) dalam Uno dan Mohamad (2013:174-90)
mengemukakan bahwa suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi
tujuh indikator, di antaranya: (1) pengorganisasian materi yang baik, (2)
komunikasi yang baik, (3) penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran,
(4) sikap positif terhadap siswa, (5) pemberian nilai yang adil, (6) keluwesan
dalam pendekatan pembelajaran, dan (7) hasil belajar siswa yang baik.
Pembelajaran yang menarik memiliki arti yang sangat luas, hal ini karena
sifatnya tergantung pada persepsi dan penilaian serta tanggapan seseorang yang
belajar, namun pada intinya suatu pembelajaran dikategorikan menarik apabila
memenuhi tiga indikator yaitu: (1) keefektifan yang diukur dengan persentase
yang diperoleh siswa berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, (2) efisiensi yang
diukur dengan keberhasilan yang dicapai tidak memerlukan waktu dan biaya yang
terlalu besar, (3) menarik yang diukur dengan semakin tinggi keefektifan
pembelajaran, maka semakin tertarik siswa untuk belajar (Uno dan Mohamad,
2013: 211).
Sebagai seorang guru, harus mampu mengerahkan segala kemampuan dan
keterampilan guna menjadikan pembelajaran yang kreatif, efektif dan menarik.
Apabila pembelajaran sudah terlaksana dengan kreatif, efektif dan menarik, maka
akan berpengaruh terhadap meningkatnya minat siswa dalam mengikuti proses
belajar. Meningkatnya minat siswa akan berbanding lurus dengan meningkatnya
hasil belajar yang diperoleh siswa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
24
hasil belajar yang diperoleh dari proses pembelajaran, sangat dipengaruhi oleh
seberapa besar minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2.1.5 Minat Belajar
Minat berperan penting dalam kehidupan seseorang dan berpengaruh besar
pada tingkah laku dan sikap seseorang. Menurut Mikarsa (2007: 3.5) “minat
merupakan dorongan dari diri seseorang atau faktor yang menimbulkan
ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu
objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama kelamaan
akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.” Sudaryono dkk. (2013: 90)
menjelaskan bahwa “minat adalah kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu
sangat disenangi dan melahirkan perhatian tinggi bagi individu terhadap objek
tersebut.” Selain itu, Hilgard (t.t) dalam Slameto (2010: 57) merumuskan bahwa
“Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or
content” (minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
menikmati beberapa kegiatan atau kesenangan).
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa minat adalah
kesadaran dalam diri seseorang untuk untuk memperhatikan suatu objek atau
kegiatan tertentu yang dilakukan dengan perasaan senang untuk mendapat
kepuasan bagi dirinya. Oleh karena itu, minat memiliki pengaruh yang besar
terhadap belajar. Apabila proses belajar sesuai dengan minat siswa, maka bisa
dipastikan tujuan dari belajar itu akan tercapai, karena siswa melakukannya
dengan perasaan senang. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010: 57)
bahwa bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan
25
disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Guna mengetahui seberapa
tinggi minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat diukur melalui empat
dimensi yaitu kesukacitaaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan (Sudaryono
dkk., 2013: 90).
Kebosanan yang timbul dari rasa tidak senang merupakan suatu keadaan
yang sering dijumpai di sekolah, permasalahan ini dikarenakan kurikulum dan
pengajaran yang ada di sekolah dirancang untuk siswa secara umum dan bukan
siswa secara individual (Mikarsa dkk., 2007: 3.6-7). Namun kurangnya minat
siswa terhadap belajar dapat diusahakan oleh guru dengan menciptakan kondisi
belajar yang menarik, menyenangkan dan sesuai minat siswa, seperti
menggunakan variasi model pembelajaran serta memanfaat media pembelajaran
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Mikarsa dkk. (2010:
3.6) juga menjelaskan bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam suatu
kegiatan, akan semakin kuat untuk menjadi minat yang sesungguhnya dan apabila
tidak dimanfaatkan maka minat tersebut dapat berkurang.
Harlock (1989) dalam Mikarsa dkk. (2010: 3.7-8) mengemukakan bahwa
ada empat cara minat dalam mempengaruhi perkembangan anak, yaitu: (1) minat
dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi, (2) minat dapat sebagai
pendorong, ini berarti anak yang memiliki minat akan lebih berusaha untuk
melakukan kegiatan dengan lebih baik dari pada anak yang tidak berminat pada
kegiatan tersebut, (3) minat berpengaruh pada prestasi, hal ini dikarenakan minat
dapat menimbulkan perasaan senang untuk melakukan suatu hal, sehingga anak
akan belajar lebih keras untuk mendapatkan nilai yang baik, dan (4) minat yang
26
berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat selamanya, karena
kegiatan yang berkaitan dengan minatnya lama kelamaan akan timbul kebiasaan
dan akan terus bertahan menjadi minat selamanya.
Mengacu dari berbagai pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa minat
memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia, karena minat merupakan
dorongan dari seseorang untuk tertarik pada suatu objek, sehingga menimbulkan
perhatian yang lebih tinggi dibandingkan dengan objek lain. Minat ini sangat
berpengaruh terhadap keinginan siswa untuk menyukai proses pembelajaran.
Apabila dalam diri siswa telah tumbuh minat untuk menyukai suatu pembelajaran,
maka dapat dipastikan, hasil yang diperoleh siswa akan jauh lebih baik.
2.1.6 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa setelah melakukan proses
belajar dan perolehan aspek-aspek perubahan tersebut tergantung pada apa yang
dipelajari oleh siswa (Rifa’i dan Anni, 2012: 69). Suprijono (2014: 5)
mendefinisikan bahwa “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.” Lebih lanjut
Sudjana (2012: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan seluruh
kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan proses belajar.
Bloom (t.t) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 70) merumuskan bahwa hasil
belajar mencakup tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: ranah
kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah
psikomotorik (psychomotoric domain). Ranah kognitif berkaitan dengan
kemampuan intelektual siswa dan mencakup kategori pengetahuan (knowledge),
27
pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis), sintesis
(synthesis), dan penilaian (evaluation). Ranah afektif merupakan ranah yang
berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori ranah afektif ini
mencakup penerimaan (recieving), penanggapan (responding), penilaian
(valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup
(organization by a value complex. Ranah psikomotorik berkaitan dengan
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf serta koordinasi syaraf.
Sejalan dengan pendapat Gagne dan Briggs (t.t) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 74)
yang mengklasifikasikan tujuan hasil belajar menjadi lima kategori, yaitu: (1)
kemahiran intelektual (2) strategi kognitif (3) informasi verbal (4) kemahiran
motorik dan sikap. Pada dasarnya perubahan perilaku yang dicapai siswa setelah
belajar telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan
cara menggambarkan perubahan perilaku yang diinginkan (Rifa’i dan Anni, 2012:
69).
Menurut Djamarah dan Zain (2010: 107) bahwa setiap pembelajaran akan
menghasilkan hasil belajar, namun permasalahannya adalah sampai pada tingkat
mana hasil belajar itu dicapai. Lebih lanjut, Djamarah dan Zain menjelaskan
tingkatan keberhasilan belajar, yaitu: (1) hasil belajar dikatakan istimewa apabila
seluruh bahan pelajaran dikuasi oleh siswa, (2) kategori optimal/baik sekali,
apabila 76%-99% siswa menguasi bahan pelajaran, (3) kategori baik/minimal,
apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%-75% yang dikuasi anak, (4)
kategori kurang, apabila behan pelajaran yang dikuasai siswa kurang dari 60%.
28
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setelah belajar, perubahan ini
mencakup aspek kognitif atau pengetahuan tentang suatu konsep, aspek afektif
atau perubahan pada sikap siswa, dan aspek psikomotorik atau perubahan yang
berkaitan dengan pengolahan fisik. Oleh karena itu sebagai seorang guru yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran haruslah mampu
menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. selanjutnya,
hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk
mengukur seberapa efektifnya pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2.1.7 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Salah satu kriteria guru profesional adalah guru yang dapat mengenal dan
memahami karakteristik siswanya, karena dengan memahaminya guru dapat
memberikan pembelajaran yang tepat. Suatu pembelajaran dapat dikatakan tepat
apabila sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dalam berfikir. Piaget (t.t) dalam
Rifa’i dan Anni (2012: 32-5) mengklasifikasikan perkembangan kognitif pada
manusia menjadi 4 tahapan, yaitu:
(1) Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)
Pada tahap ini bayi menyusun pemahamannya dengan menggunakan
pengalaman indera mereka seperti mata, telinga, dan gerakan motorik.
(2) Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini anak secara mental sudah mampu mempresentasikan suatu
objek dan penggunaan bahasa mulai berkembang.
29
(3) Tahap Operasional Kongkrit (7-11 tahun)
Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun
masih dalam bentuk benda kongkrit dan kemampuan menggolongkan sudah
mulai berkembang, namun belum bisa menyelesaikan masalah yang bersifat
abstrak.
(4) Tahap Operasional Formal (7-15 tahun)
Pada tahap ini anak sudah mampu berfikir abstrak, idealis, dan logis.
Pemikiran ini tampak jelas dalam pemecahan masalah verbal.
Berdasarkan klasifikasi perkembangan kognitif menurut Piaget dapat
disimpulkan bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional
kongkret, dikarenakan rentang usia anak sekolah dasar di Indonesia sekitar 6-12
tahun. Oleh karena itu, karakteristik siswa sekolah dasar masih pada tahap
berfikir kongkret dan belum bisa memahami konsep baru dalam bentuk abstrak.
Tirtarahardja dan La Sulo (1994) dalam Siswoyo dkk. (2008: 88) juga
menjelaskan karakteristik siswa yang perlu dipahami guru, yaitu:
(1) Individu memiliki potensi fisik dan psikhis yang khas, hal ini menjadikan
siswa memiliki pribadi yang unik dan berbeda dengan siswa yang lain,
sehingga setiap siswa memiliki perbedaan potensi yang ingin
dikembangkan.
(2) Individu yang sedang berkembang, yakni selalu ada perubahan dalam diri
siswa dari waktu ke waktu.
(3) Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi. Maksudnya adalah walaupun setiap individu terlahir dengan
30
berbagai potensi, namun tetap membutuhkan bimbingan untuk menjadi
individu yang dewasa.
(4) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Hal ini dikarenakan
bahwa di dalam diri siswa terdapat keinginan untuk bebas dan
memerdekakan diri.
Mengacu pada karakteristik siswa tingkat sekolah dasar menurut Piaget dan
Tirtarahardja dapat disimpulkan bahwa setiap siswa merupakan pribadi yang unik
atau khas yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta
membutuhkan bimbingan dari masyarakat atau lingkungan sekitar untuk menjadi
individu dewasa. Lebih lanjut Suharjo (2006: 38) menjelaskan bahwa keunikan
siswa dan kemajuan pendidikan dipengaruhi oleh latar belakang pribadi, sosial
dan budaya.
Adanya keunikan pada diri siswa mengharuskan guru untuk memperlakukan
siswa sebagai individu yang unik, dan adanya perbedaan tahap perkembangan
siswa menuntut guru untuk melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tahap
perkembangan siswa. Siswa sekolah dasar yang masih berada pada tahap
operasional kongkret mengharuskan guru untuk menyajikan materi dengan cara
yang kongret pula, sehingga akan memudahkan siswa dalam memahami materi
yang diajarkan. Pembelajaran ini bisa dilakukan dengan menggunakan media
buku pop-up, karena didalamnya tidak hanya berisi simbol tulisan tetapi juga
dilengkapi dengan gambar-gambar yang disajikan dalam bentuk tiga dimensi.
31
2.1.8 Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan di SD
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) pada dasarnya
merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya, dan mencakup seni rupa,
musik, tari dan keterampilan. Pendidikan seni merupakan proses pendidikan yang
tidak hanya difungsikan untuk melatih anak agar menguasi proses dan teknik
berkarya seni, namun melalui proses pendidikan seni juga dapat mengembangkan
siswa agar menjadi optimal (Sobandi, 2008: 44). Sependapat Soeharjo (2005)
dalam Sobandi (2008: 44) yang menyatakan bahwa “pendidikan seni adalah usaha
sadar untuk mempengaruhi peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan atau
latihan agar menguasai kemampuan kesenian sesuai dengan peran yang
dimainkannya.”
Berdasarkan pendapat para pakar, dapat disimpulkan bahwa pendidikan seni
merupakan usaha sadar yang dilakukan guru untuk mengajar, membimbing dan
melatih siswa. pendidikan ini berfungsi untuk mngembangkan bakat, kreativitas
serta sikap menghargai karya orang lain. Pentingnya pendidikan seni untuk
diberikan di sekolah berdasarkan pada faktor keunikan, kebermaknaan, dan
kebermanfaatannya terhadap perkembangan siswa, yang tidak bisa diperoleh dari
mata pelajaran lain.
Secara garis besar Sukarya dkk. (2008: 3.2.1.-3) mengklasifikasikan fungsi
pendidikan seni menjadi dua, yaitu: pendidikan seni sebagai penunjang
kebudayaan dan sebagai penunjang perkembangan siswa. Pendidikan seni sebagai
penunjang kebudayaan berarti pendidikan seni diupayakan mampu melestarikan
dan mengembangkan budaya tradisi bangsa Indonesia yang semakin lama kurang
32
mendapat perhatian dari berbagai pihak. Terutama dilihat dari sikap generasi
muda yang menjadi acuh dan jenuh terhadap budaya sendiri, akan tetapi memiliki
ketertarikan yang besar terhadap budaya asing. Adanya pendidikan seni ini
diharapkan mampu menanamkan kesadaran dan kebanggaan akan budaya sendiri,
sehingga budaya di Indonesia tetap terjaga bahkan menjadi daya tarik bagi orang
asing untuk menikmatinya.
Pendidikan seni difungsikan sebagai penunjang perkembangan siswa karena
pendidikan ini mampu memberikan kesempatan yang luas untuk berekspresi
secara optimal, sehingga dapat meningkatkan daya kreativitas siswa. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh Francesco (1958) dalam Sukarya dkk. (2008: 3.2.3)
bahwa “pendidikan seni mempunyai konstribusi terhadap pengembangan individu
yaitu membantu pengembangan mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial,
dan fisik.” Herbert Read (1959) dalam Pamadhi (2009: 11.28) juga menyatakan
bahwa “art is most simply and most usually defined as attemp to create a
pleasing form.” (secara sederhana seni adalah usaha untuk menciptakan bentuk
yang menyenangkan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa seni memberikan andil
dalam meningkatkan kreativitas siswa, karena merupakan usaha untuk
menciptakan suatu bentuk yang menyenangkan.
Di era yang semakin canggih ini kriteria orang yang dibutuhkan dunia
adalah orang-orang yang memiliki daya kreativitas tinggi, orang kreatif
merupakan aset negara yang akan membantu meningkatkan kemajuan negara
dengan ide-ide barunya. Sesuai dengan pendapat Mulyadi (t.t) dalam Pamilu
(2007: 13) yang menyatakan bahwa anak yang dapat mengatasi ketatnya
33
persaingan hidup adalah mereka yang cerdas, kreatif dan memiliki emosi yang
stabil.
Selain mengembangkan kreativitas siswa, Fransesco juga mengemukakan
bahwa tugas pendidikan seni juga sebagai penghalus rasa dan pendidikan emosi.
Melalui pendidikan seni, emosi disalurkan ke dalam sebuah karya yang memiliki
nilai ekspresi dan komunikasi serta melibatkan emosi, intituisi dan imajinasi
dalam proses pembuatannya.
Mengacu pendapat para ahli, dapat diartikan bahwa pendidikan seni
memiliki peran yang sangat besar dalam menyeimbangkan peran otak kanan
dalam perkembangan siswa. Pentingnya mengembangkan otak kanan ini di
ungkapkan oleh Faidi (2013: 46) yang menyatakan bahwa kecerdasan otak kiri
manusia akan semakin maksimal apabila kecerdasan otak kanan semakin
meningkat, namun sebaliknya, apabila yang ditingkatkan lebih didominasi otak
kiri maka kecerdasan otak kanan akan menurun. Cara kerja otak kiri berfikir
dengan urut, dan logis sementara otak kanan berfikir secara acak, holistik, dan
kreatif. Sebuah riset oleh Carnegie Institute di Amerika yang dijelaskan dalam
Faidi (2013: 33) bahwa 99% orang yang sukses dalam hidupnya adalah orang-
orang yang menggunakan 80% otaknya untuk kemampuan kreatif dan berfikir.
Berdasar pada pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan seni
memiliki konstribusi yang sangat besar bagi perkembangan siswa yang tidak
dimiliki oleh pelajaran lain. Pendidikan seni berperan dalam mengembangkan
kreatifitas dan bakat siswa, serta menyalurkan emosi melalui sebuah karya.
Pendidikan seni juga berfungsi dalam menyeimbangkan perkembangan antara
34
otak kanan dan kiri. Sebagian besar mata pelajaran yang ada, merupakan mata
pelajaran yang menggunakan otak kiri, oleh karena itu adanya pendidikan seni
diharapkan mampu menyeimbangkan perkembangan antara otak kanan dan otak
kiri.
2.1.9 Pendidikan Seni Rupa di SD
Pendidikan seni rupa merupakan pembelajaran yang memfokuskan pada
pengalaman berkarya, membuat suatu pameran dan mengapresiasi suatu karya
seni. Sesuai dengan penjelasan Sumanto (2006: 7) bahwa seni rupa adalah cabang
seni yang diciptakan menggunakan unsur-unsur rupa dan dapat diapresiasi melalui
indera mata.
Menurut Mikarsa dkk. (2008: 3.2.9) melalui pembelajaran seni ini siswa
terlibat dalam pengalaman untuk mengembangkan ungkapan pribadi,
pertimbangan estetika dan kesadaran kritis. Pendidikan seni rupa akan mendorong
siswa untuk meningkatkan kreativitas dalam menciptakan sebuah karya, serta
menanamkan sikap menghargai hasil karya seni sendiri atau orang lain.
Seperti yang dikatakan oleh Cornand 1964) dalam Pamadhi dkk. (2009:
11.29), bahwa:
Pendidikan seni rupa sebagai bagian dari “pendidikan” kesenian, tidak
hanya bertujuan untuk menghasilkan objek seni, tetapi lebih dari
adalah membentuk kepekaan dan penalaran estetis-visual, penalaran
karya, dan apresiasi seni. Dengan potensi imajinasi dan daya
eksplorasi yang tinggi, melalui aktivitas seni rupa anak-anak terlatih
mengembangkan kemampuan berfikir dan beraktivitas “prakognitif”
dan “produktif” yang ditransformasikan ke dalam berbagai metavor
visual plastis, yang makin lama semakin efektif seiring dengan
perkembangan berfikir anak.
35
Kegiatan berkarya seni merupakan kesempatan bagi siswa untuk
mengekspresikan perasaan, gagasan dan pengamatan atas dunianya ke dalam
bentuk karya yang memiliki nilai estetis, sehingga memunculkan rasa senang dan
puas terhadap apa yang didapatkan. Kegiatan memamerkan hasil karya siswa akan
memberikan pengalaman kepada siswa untuk saling memberi dan menerima kritik
dan saran guna meningkatkan karya-karya yang selanjutnya. Kegiatan apresiasi
dalam seni rupa dapat mendidik dan melatih siswa untuk mendeskripsikan,
meneliti, menginterpretasikan dan mengevaluasi karya sendiri dan orang lain.
Kegiatan berkarya seni akan mengembangkan kepekaan, pengetahuan dan
pemahaman terhadap suatu karya (Sukarya, 2008: 3.2.9-10).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan seni rupa dapat membantu
perkembangan siswa diberbagai aspek, baik kepribadian, cara berfikir dan
bersosialisasi. Lebih khususnya pendidikan seni rupa membantu siswa dalam
menjadikan pribadi yang kreatif, berfikir kritis, namun tetap menghargai orang
lain. Oleh karena itu, sebagai seorang guru sudah seharusnya melaksanakan
pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan segala aspek yang dibutuhkan.
2.1.10 Materi Seni Rupa Murni
Pada dasarnya karya seni rupa ada di sekitar manusia dan dekat dengan
kehidupan sehari-hari, namun seringkali keberadaaan seni rupa itu tidak disadari
adanya. Seni rupa tidak hanya mencakup benda-benda yang indah dan unik untuk
menghiasi ruangan, akan tetapi gagasan untuk menampilkan suatu benda yang
nyaman dipakai dan nyaman dipandang mata juga merupakan tugas dari seni rupa
36
(Sukarya dkk., 2008: 2.1.2). Berbagai karya seni rupa yang ada, memiliki jenis
yang beragam, keragam tersebut dapat dilihat dari bentuk, warna, bahan baku, alat
pembuatan dan fungsi serta manfaatnya.
Berdasarkan fungsi atau tujuan penciptaannya, karya seni rupa dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: karya seni murni (pure art, fine art) dan seni
pakai/terapan (useful art/applied art). Karya seni rupa murni merupakan jenis
karya seni rupa yang dalam proses penciptaannya lebih mengedepankan unsur
perasaan, gagasan, nilai estetis dan tidak dimaksudkan sebagai benda fungsional
praktis. Sedangkan karya seni rupa terapan adalah jenis karya seni rupa yang
dalam penciptaanya lebih mempertimbangkan nilai fungsi/kegunaannya namun
tetap menampilkan unsur keindahan (Sumanto, 2006: 8).
Segala bentuk perasaan manusia seperti senang, sedih, cemas, takut dan lain
sebagainya dapat diungkapkan melalui karya seni rupa. Oleh karena itu, tidak
jarang jika ada karya seni rupa yang aneh, sulit dimengerti dan tampak tidak
memiliki arti, namun sebenarnya itu merupakan lambang perasaan seniman yang
dituangkan kedalam karyanya (Subekti dkk., 2010: 68). Seperti halnya gambar di
bawah ini:
Gambar 2.1 Lukisan berjudul “Jaran Kepang”
karya Djoko Pekik
37
Gambar 2.1 merupakan sebuah karya seni rupa murni yang mudah untuk
dimengerti. Objek gambar yang terlihat jelas, serta maksud dari lukisan yang
mudah untuk dipahami, merupakan alasan bahwa karya ini termasuk seni rupa
murni yang mudah dimengerti.
Gambar 2.2 Lukisan berjudul “Perahu dan Matahari”
karya Affandi
Jika dibandingkan dengan gambar 2.2, maka dapat langsung ditebak bahwa
lukisan ini merupakan karya seni rupa murni yang sulit untuk dimengerti. Lukisan
pada gambar 2.2 memiliki objek yang abstrak serta maksud yang sukar dipahami.
Perasaan manusia tidak hanya di ungkapkan melalui seni lukis, akan tetapi
juga di ungkapkan melalui seni-seni yang lain. Berdasarkan media/bahan yang
digunakan dalam proses penciptaannya, Sumanto (2006: 11-2) mengklasifikasikan
karya seni rupa menjadi enam, yaitu:
(1) Seni lukis
Seni lukis merupakan seni rupa yang keberadaannya dikatakan paling tua
usianya. Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang
menampilkan unsur warna, bidang, garis, bentuk, dan tekstur. Secara umum,
38
seni lukis dikenal melalui sapuan kuas dengan cat berbasis minyak yang
disapukan pada permukaan kain kanvas. Sedangkan medium lain adalah cat
berbasis air yang dibuat pada permukaan kertas. Pada perkembangan
selanjutnya, medium karya seni lukis tidak lagi terbatas pada cat minyak
atau cat air saja, akan tetapi dengan berbagai bahan pewarna dan elemen-
elemen lainnya sesuai dengan ide atau gagasan penciptanya ( Bahari, 2014:
82). Sumanto (2006: 11) menjelaskan bahwa Lukisan dapat dibuat dengan
berbagai macam bahan atau alat, antara lain cat lukis, tinta, crayon, pensil
gambar dal lain sebagainya dan sebagainya.
Gambar 2.3 Lukisan berjudul “Berburu”
karya Raden Saleh
(2) Seni gambar
Seni gambar adalah karya seni rupa dua dimensional yang dibuat di atas
permukaan kertas. Biasanya seni gambar lebih didominasi oleh unsur titik,
garis dan bidang-bidang yang dibuat dengan pensil atau pena (Bahari, 2014:
83). Bahan yang digunakan untuk menggambar yaitu pensil, pena, spidol,
tinta, bolpoint, cat air, crayon dan sebagainya (Sumanto, 2006: 11). Macam-
39
macam jenis gambar yaitu gambar bentuk dekorasi, pemandangan, huruf
hias, kartun, dan lain sebagainya.
Gambar 2.4. Pemandangan alam (Sumanto, 2006: 72)
(3) Seni patung
Seni patung adalah jenis karya seni rupa yang diciptakan berdasarkan
dorongan kreatif sebagai karya seni rupa murni, bebas sesuai media yang
digunakan dan gaya pematungnya. Bentuk patung dapat berwujud figur
manusia, binatang atau kreasi lainnya. Patung dapat dibuat dari bahan kayu,
batu padas, malam/ lilin, adonan semen, tanah liat dan sebagainya.
Gambar 2.5. Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman
karya Edhi Sunarso
40
(4) Seni dekorasi
Seni dekorasi adalah jenis karya seni rupa yang dalam penampilannya lebih
mengutamakan keindahan rancangan rangkaian/ hiasan bahan tertentu
sesuai dengan kesan yang ditampilkannya. Seni dekorasi dalam
penerapannya dapat berupa hiasan dinding, hiasan pada benda, hiasan
gantung atau hiasan ruangan. Seni dekorasi dapat dibuat dengan
menggunakan berbagai jenis bahan alam dan buatan, misalnya kertas
berwarna, bunga, janur, buah dan sebagainya.
Gambar 2.6. Rangkaian Tirai (Sumanto, 2006: 146)
(5) Seni kerajinan atau kria
Seni kerajinan atau kria merupakan jenis karya seni rupa yang dihasilkan
melalui kerja terampil para pengrajinnya. Tidak semua kerajinan merupakan
seni rupa murni, akan tetapi juga ada yang termasuk karya seni rupa terapan.
Benda-benda kerajinan atau kria dapat dibuat dari bahan alam dan buatan,
seperti kayu, bambu, tanah liat dan rotan. misalnya anyaman, keramik, ukir,
batik, dan sebagainya.
41
Gambar 2.7. Anyaman tiga sumbu (Sumanto, 2006: 112)
(6) Seni cetak/seni grafis
Seni ini merupakan karya seni rupa yang dibuat dengan cara mencetakkan
pewarna di atas bidang cetak yang digunakan. Karya ini dapat dibuat
dengan hasil/bentuk yang sama dalam jumlah banyak, bahan yang
digunakan dapat berupa papan kayu, karton, plastik mika dan sebagainya,
namun untuk anak-anak bahan yang biasa digunakan adalah alat cetak
sederhana, seperti daun, penampang pelepah, umbi-umbian dan sebagainya.
Gambar 2.8. Seni cetak dengan pelepah pisang
(Sumanto, 2006: 82)
Pada pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa segala perasaan manusia
dapat diungkapkan melalui karya seni rupa. Karya seni rupa tidak terbatas hanya
42
pada lukisan atau patung, namun semua yang diciptakan manusia merupakan
karya seni. Seaneh apapun bentuknya, tetap dikatakan karya seni rupa, karena
tujuan utama dari seni rupa murni adalah menyalurkan emosi para penciptanya.
2.1.11 Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely (1971) dalam Arsyad (2014: 3) mengatakan bahwa media
adalah “manusia, materi atau suatu kejadian yang dapat membangun suatu kondisi
sehingga siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Pengertian ini menunjukkan bahwa, guru, buku teks dan lingkungan sekolah
merupakan media.” Dijelaskan pula oleh Raharjo (1989) dalam Kustandi dan
Sutjipto (2013: 7) bahwa “media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya
ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang
diterima adalah pesan intruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah
tercapainya proses belajar.” secara lebih khusus Kustandi dan Sutjipto (2013: 7)
merumuskan bahwa pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai “alat-alat grafis, fotografis, alat elektronis untuk menangkap,
memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.” Mengacu pada
pengertian-pengertian di atas, Sadiman dkk. (2012: 7) mendefinisikan bahwa
media adalah “sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.”
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan
pesan atau materi sehingga membantu siswa dalam memperjelas makna pesan
43
yang disampaikan, dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran. Pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran
disampaikan oleh Hamalik (1986) dalam Kustandi dan Sutjipto (2013: 19) yang
menyatakan bahwa “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologis bagi siswa. Selain itu penggunaan media pembelajaran juga
dapat membantu meningkatkan pemahaman, memudahkan penafsiran data serta
memperjelas materi yang bersifat abstrak.
Pendapat tentang media juga didukung oleh Sudjana dan Rivai (2013: 2-3)
yang mengatakan bahwa media dapat mempertinggi proses belajar siswa, yang
pada akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai, hal ini didasarkan
pada dua alasan yaitu: (1) berkenaan dengan manfaat media, yaitu suatu
pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi
belajar, dan bahan ajar yang disampaikan akan lebih jelas maknanya yang
memungkinkan siswa untuk lebih memahami materi, dan (2) berkaitan dengan
taraf berfikir siswa, maksudnya adalah penggunaan media berkaitan erat dengan
tahap perkembangan berfikir siswa. Melalui media hal-hal abstrak dapat
dikongkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan, sehingga
penggunaan media akan sesuai dengan tahap berfikir anak usia sekolah dasar
yang masih dalam tahap berfikir kongkret. Sadiman dkk. (2012: 14) juga
menjelaskan bahwa media sebagai sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi berbagai keterbatasan seperti, perbedaan gaya belajar, minat,
44
intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis,
jarak waktu dan lainnya.
Pentingnya penggunaan media dalam proses pembelajaran, didukung lagi
dengan pesatnya perkembangan media yang semakin canggih, menuntut guru
harus mampu memilih media yang paling tepat, karena penggunaan media tidak
dilihat dari nilai atau segi kecanggihannya, namun dilihat dari fungsi dan
peranannya dalam membantu meningkatkan proses pembelajaran. Berikut adalah
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menentukan media
pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai (2013: 4-5) yaitu: (1) ketepatannya
dengan tujuan pengajaran, (2) ketepatannya dengan tujuan pengajaran, (3)
dukungan terhadap isi bahan pelajaran, (4) kemudahan memperoleh media, (5)
keterampilan guru dalam menggunakannya, (6) tersedia waktu untuk
menggunakannya, dan (7) sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Kriteria-kriteria tersebut dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam
menentukan media yang paling tepat dan efektif untuk digunakan pada saat
mengajar. Media yang dipilih diharapkan dapat mempermudah guru dalam
menyampaikan pesan atau materi yang akan disampaikan, guna menunjang
tingkat keberhasilan belajar siswa.
2.1.12 Media Visual
Suatu pembelajaran akan lebih efektif apabila objek atau kejadian yang
menjadi materi ajar dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan
yang sebenarnya, namun hal ini tidaklah berarti bahwa media harus selalu
menyerupai objek sebenarnya, karena dipihak lain media yang memiliki tingkat
45
realistik tinggi tidak selalu memberikan makna isi yang tinggi pula, bahkan bisa
jadi membingungkan siswa. Sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2013: 9)
yang menyatakan bahwa visualisasi objek dan kejadian sebagai media tidak
ditentukan dari tingkat realistiknya, melainkan bergantung pada tujuan dan isi
materi yang akan disampaikan.
Salah satu jenis media visual yang dapat digunakan guru adalah buku yang
di dalamnya terdapat unsur gambar dan tulisan atau visual dan verbal.
Sebagaimana pendapat Leshin, Pollock & Reigeluth (1992) dalam Arsyad (2013:
38) yang mengklasifikasikan media kedalam lima kelompok, yaitu: (1) media
berbasis manusia (guru, intruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok, (2)
media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, dan
lembaran lepas; (3) media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik,
peta, gambar transparansi, slide); (4) media berbasis audio-visual (video, film,
program slide tape, televisi; dan (5) media berbasis komputer (pengajaran dengan
bantuan komputer, interaktif video, hypertext). Djamarah dan Zain (2010: 124)
juga mengelompokkan jenis-jenis media, di antaranya (1) media auditif, yaitu
media yang hanya mengfokuskan kemampuan pendengaran seperti tape recorder
(2) media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan
seperti foto, gambar, lukisan dan cetakan. (3) media audiovisual, yaitu media yang
menggabungkan antara indera penglihatan dan indera dengar.
Berdasarkan pendapat para pakar, dapat disimpulkan bahwa buku yang di
dalamnya menyediakan unsur gambar dan kata termasuk ke dalam media visual,
karena hanya dapat dimanfaatkan menggunakan indera mata. Selain itu, buku juga
46
termasuk kategori media cetak, karena dihasilkan melalui proses pencetakan
mekanis atau fotografis.
Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2013: 12) mengemukakan hasil
penelitiannya tentang belajar melalui stimulus gambar dan kata, yang
menyimpulkan bahwa “stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik
untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan
menghubung-hubungkankan fakta dan konsep, di lain pihak, stimulus verbal
memberi hasil yang lebih apabila itu pembelajaran melibatkan ingatan yang
berurut-urutan.”
Belajar dengan menggunakan indera lihat dan dengar secara bersamaan
lebih memberikan keuntungan bagi siswa dari pada hanya memanfaatkan satu
indera, sesuai dengan pendapat Yunus (1942) dalam Arsyad (2013: 20) yang
menyatakan bahwa “media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera
dan lebih menjamin pemahaman ... orang yang mendengarkan saja tidaklah sama
tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya
dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau meihat dan mendengarnya.”
Sebagaimana pendapat Dale (1969) dalam Arsyad (2013: 13) merumuskan bahwa
“pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera
dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.” Pendapat ini
menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media visual sangat efektif
apabila diterapkan pada pembelajaran dengan materi yang sesuai.
Belajar menggunakan media visual tidak sebatas siswa bisa melihat, akan
tetapi memerlukan keterampilan, karena terkadang ada perbedaan pemahaman
47
siswa mengenai satu jenis objek yang divisualisasikan, dengan demikian
keberadaan guru dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan penggunaan media pembelajaran. Guru perlu memberikan
bimbingan kepada siswa agar makna dari pesan yang disampaikan melalui media
visual dapat diterima dengan benar. Selaras dengan pendapat Sudjana dan Rivai
(2013: 16) yang menyatakan bahwa “sekalipun kekeliruan-kekeliruan penafsiran
dalam menyimak makna pesan-pesan visual tidak dapat dihindarkan disebabkan
perbedaan latar belakang budaya, setidak-tidaknya kita harus berhati-hati dalam
mempergunakan pesan-pesan visual tanpa penjelasan sebelumnya karena akan
menyebabkan kebingungan kepada beberapa siswa tertentu” Berkaitan dengan
media visual, Levie dan lentz (1982) dalam Kustandi dan Sutjipto (2013: 19-20)
mengemukakan empat fungsi media visual, yaitu:
(1) Fungsi atensi, media visual dapat menarik perhatian siswa untuk
berkonsentrasi terhadap isi pelajaran.
(2) Fungsi afektif, media visual dapat menggugah emosi siswa setelah melihat
gambar atau lambang.
(3) Fungsi kognitif, media visual dapat memperlancar siswa dalam mengingat
dan memahami materi pelajaran.
(4) Fungsi kompensatoris, bahwa media visual berfungsi mengakomodasi siswa
yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan teks atau disajikan verbal.
Berdasarkan pada fungsi-fungsi media, dapat diartikan bahwa media
difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena materi
48
disampaikan dengan menarik, sesuai dengan tingkat perkembangan berfikir siswa
serta membantu siswa yang lemah dalam informasi verbal. Penggunaan media
visual juga dapat menarik perhatian siswa, menggugah emosi siswa, dan
mempermudah siswa dalam mengingat materi yang diterima.
2.1.13 Media Buku Pop-up
Pada pembahasan media buku pop-up ini akan dijelaskan mengenai
pengertian, manfaat, alat dan meterial yang diperlukan serta teknik yang dapat
dipilih untuk membuat buku pop-up. Berikut penjelasannya.
2.1.13.1 Pengertian Buku Pop-up
Pengembangan media pembelajaran perlu dilakukan secara terus menerus,
sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan zaman, salah satu tantangan di
dunia pendidikan terutama guru adalah bagaimana cara membuat media
pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan minat serta hasil belajar
siswa. Salah satu media pembelajaran yang dapat menjawab tantangan ini adalah
media buku pop-up.
Pop-up merupakan salah satu kreasi di bidang paper engineering yang
mampu memberikan kejutan menarik kepada pembaca, pada setiap halaman
ketika dibuka. Bluemel and Taylor (2012: 1) mendefinisikan bahwa “pop-up book
is a book that offers the potential for motion and interaction through the use of
paper mechanisms such as fold, scrolls, slide, tabs, or wheels.”(buku pop-up
adalah sebuah buku yang menampilkan potensi untuk bergerak dan interaksinya
melalui penggunaan kertas sebagai bahan lipatan, gulungan, bentuk, roda atau
putaran).
49
Ives (2009: 9) juga memberikan penjelasan mengenai pop-up, yaitu, “Pop-
ups literally add a whole new dimension to books and greeting card. Pop-ups use
clever fold of paper to make ingenious mechanisms. When viewers open pop-up
pages, anything can happen.” (Secara harfiah pop-up merupakan buku dan kartu
ucapan yang semuanya ditambah dengan dimensi baru. Pop-up dibuat dengan
menggunakan kertas yang dilipat secara cerdik untuk membuat ide yang menarik.
Ketika halaman dibuka, maka akan terlihat sesuatu yang muncul ). Selain itu
seorang profesional dan pengamat di bidang paper engineering Rubin (t.t) dalam
workshop pop-up oleh Dewantari (2013) menyatakan bahwa pop-up merupakan
sebuah ilustrasi yang ketika halaman dibuka, ditarik, atau diangkat, akan timbul
tingkatan dengan kesan 3 dimensi (3D). sementara itu, Carter, David A. dan
Jamez Diaz (t.t) dalam workshop pop-up oleh Dewantari (2013) mengungkapkan
bahwa pop-up adalah wujud dimensional struktur dan mekanik yang terbuat dari
kertas. Mendukung pendapat dari berbagai ahli, Ruiz Jr, et al. (2014) mengatakan
bahwa “Paper pop-ups are interesting three-dimensional books that fascinate
people of all ages. The design and contruction of these pop-up books however are
done manually and require a lot of time and effort (kertas pop-up adalah buku tiga
dimensi yang menarik dan memikat semua orang dari segala usia. Desain dan
konstruksi buku pop-up dilakukan secara manual dan membutuhkan banyak
waktu dan usaha).
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa buku pop-up
adalah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau kinetik pada setiap
halamannya, dan akan memberikan kejutan-kejutan yang menarik dengan kesan 3
50
dimensi ketika halaman dibuka, ditarik atau diangkat. Mekanisme pembuatannya
membutuhkan keterampilan yang cakap, karena buku pop-up dibuat secara
manual, seperti melipat kertas, menggulung, memotong atau yang lainnya,
sehingga untuk membuat buku pop-up diperlukan waktu yang lebih lama, serta
usaha yang lebih keras.
Buku pop-up sebagai revolusi buku yang pada awalnya dicetak secara statis
menjadi dinamis memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan minat baca
seseorang. Sifat buku pop-up yang mampu menyajikan materi atau pesan dengan
kemasan yang lebih menarik, berupa gerakan-gerakan tak terduga yang mucul
pada setiap halaman ketika dibuka, mampu memberikan pengalaman visual
kepada pembaca untuk menikmati kegiatan belajarnya. Berdasarkan karakteristik
buku pop-up dapat dirumuskan bahwa, buku pop-up sangat efektif apabila
digunakan sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan semangat dan
ketertarikan siswa pada proses belajar, terutama materi yang mengharuskan siswa
untuk membaca.
2.1.13.2 Manfaat Buku Pop-up
Proses pembelajaran yang berlangsung dengan membosankan merupakan
hal yang sudah biasa terjadi, namun itu semua dapat diatasi oleh guru dengan
melaksanakan pembelajaran yang menarik. salah satunya adalah dengan
memanfaat media buku pop-up dalam menyampaikan materi. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Bluemel dan Taylor (2012: 2)
for teacher/librarians working with today’s young people for whom
the printed word suggest text messaging, it may be difficult to garner
an enthusiastic response from the audience when the printed word
being used is found on seemingly prosaic medium: paper. However,
51
there is one print format that has an inherent appeal for readers of
all ages, from toddlers to adults. It can be used very effectively to
promote a love story, to motivate reading, and stimulate interest in
the subject at hand. That format? Pop-up books.
Bagi guru atau penjaga perpustakaan yang bekerja untuk anak-anak dan
akan menyampaikan pesan dalam bentuk materi yang dicetak, mungkin akan sulit
untuk meningkatkan semangat dari siswa ketika materi disajikan menggunakan
media cetak berupa kertas, ini nampaknya akan menimbulkan kebosanan.
Bagaimanapun, bentuk cetakan yang menarik untuk pembaca dari semua umur,
dari anak kecil sampai dewasa. Itu dapat digunakan dengan sangat efektif untuk
meningkatkan kecintaan terhadap cerita, minat membaca, dan merangsang
katertarikan pada pokok materi. Apa bentuknya? Buku pop-up.
Pernyataan Bluemel dan Taylor menunjukkan bahwa terkadang guru akan
mengalami kesulitan untuk menumbuhkan semangat belajar siswa apabila media
yang digunakan hanya buku teks pelajaran. Buku pop-up merupakan salah satu
buku dengan format yang berbeda dan sangat efektif untuk meningkatkan
kecintaan siswa terhadap cerita, dan memotivasi untuk membaca serta dapat
merangsang minat siswa.
Lebih lengkapnya Bluemel and Taylor (2012: 4) menyebutkan berbagai
manfaat buku pop-up, yaitu: (1) mengembangkan rasa cinta membaca; (2)
Membantu siswa memahami situasi kehidupan nyata dengan simbol-simbol atau
gambar yang dapat dipahami; (3) mengembangkan siswa agar berfikir kritis dan
kreatif serta; (4) membantu siswa yang memiliki hambatan dalam belajar seperti
ketidak mampuan bahasa melalui representasi visual yang menarik sehingga
mendorong keinginan siswa untuk membaca.
52
Penggunaan buku pop-up tidak terbatas hanya pada beberapa materi seperti
bahasa dan cerita, namun pop-up juga mencakup berbagai bidang seperti
matematika, IPS, seni dan olah raga, hal ini seperti pernyataan Bluemel dan
Taylor (20112: 5) yang menjelaskan bahwa “Pop-up books are great motivators.
Don’t limit their use to the obvious languange arts curriculum and art class
projects. They cover awide range of other topics from math to science to social
studies. They are usefull in introducing fine arts and physical fitness.” (buku pop-
up adalah pendorong yang besar. Semua buku itu tidak terbatas hanya pada
kurikulum seni bahasa dan seni hitung. Buku pop-up Meliputi tingkatan yang
lebih luas dari topik matematika, ilmu bahasa dan ilmu sosial. Mereka juga
berguna untuk mengenalkan seni rupa dan kesehatan).
Selain itu, Kusumawardani (2014) memfokuskan pendapatnya mengenai
penggunaan media buku pop-up dalam pembelajaran matematika, yang
menyatakan bahwa, “The use of Mathenatics Pop Up Book in the process of
learning a causing the student become more enthusuastic to learn.”(penggunaan
buku pop-up matematika pada proses pembelajaran mempengaruhi siswa menjadi
lebih semangat dalam belajar). Dari jurnal internasional yang dikemukakan
Kusumawardani membuktikan bahwa buku pop-up tidak terbatas hanya
digunakan pada bahasa, namun buku pup-up juga efektif digunakan sebagai media
pembelajaran matematika, karena dapat meningkatkan semangat siswa untuk
belajar. Oleh karena itu pembelajaran seni rupa murni juga diharapkan akan
meningkat dengan penggunaan media buku pop-up ini.
53
Jadi, dapat disimpulkan bahwa buku pop-up memiliki manfaat yang sangat
besar bagi siswa. Bentuk penyajian yang berbeda dengan karakter buku pada
umumnya akan menumbuhkan kecintaan atau ketertarikan siswa terhadap buku
pop-up. Adanya ketertarikan dalam diri siswa ini akan menumbuhkan semangat
belajar yang tinggi, sehingga hasil dari proses belajar akan meningkat.
2.1.13.3 Alat dan Material Pembuatan Buku Pop-up
Birmingham (2006: 6) menyebutkan beberapa material yang diperlukan
dalam pembuatan buku pop-up, di antaranya adalah: (1) Kertas, (2) Gunting dan
cutter, (3) Bolpoin tanpa tinta, (4) Lem, (5) Pensil dan penggaris, (6) Alas
memotong dan, (7) Cutter pen.
Kertas adalah material yang paling penting dalam pembuatan buku pop-up,
segala jenis kertas dapat digunakan dalam pembuatannya, asalkan memiliki
ketebalan yang tepat dan tekstur yang memudahkan lem untuk merekat.
Dewantari dalam workshop (2013) menjelaskan bahwa “ukuran ketebalan kertas
sangat berpengaruh terhadap mekanisme gerak, kekuatan, dan proses melipat yang
berkaitan dengan finishing. Ukuran kertas yang bisa digunakan harus lebih dari
135 gsm dan idealnya 220 gram.”
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa memilih material untuk
pembuatan buku pop-up harus dipertimbangkan semaksimal mungkin guna
menghindari kesalahan dalam pemilihan jenis material yang dibutuhkan.
Kesalahan yang terjadi dalam pemilihan material akan berpengaruh terhadap
kualitas buku yang dihasilkan.
54
2.1.13.4 Teknik Pembuatan Buku Pop-up
Pop-up yang memberi kesan berbeda dari buku teks pelajaran biasa,
memiliki proses pembuatan yang sangat panjang dan membutuhkan ketelatenan
serta penghitungan yang tepat, guna menghasilkan bentuk atau gerakan yang
sesuai. Dewantari dalam workshop pop-up (2013) mengatakan bahwa, “Proses
merangkai hingga menjilid adalah proses yang hanya bisa dilakukan dengan
tangan manusia, dan tidak bisa menggunakan mesin seperti buku teks pelajaran
pada umumnya.” Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pembuatan buku
pop-up hanya dapat dibuat oleh orang-orang yang memiliki ketrampilan, kreatif,
teliti, dan tidak mudah putus asa, karena proses pembuatannya tidak dapat selesai
dalam satu tahap, melainkan dimulai dari ide, desain, pemotongan, pelipatan dan
lain sebagainya. Seperti yang dijelaskan oleh Bluemel and Taylor (2012: 2) yang
menyatakan bahwa,”A pop-up book may utilize the skills of many talents: writer,
artist, illustration, photographers, paper engineers, designers, consultans,
researchers, editor, and so on.” (buku pop-up membutuhkan berbagai macam
keterampilan dari banyak bakat, seperti: penulis, seniman, juru gambar,
fotografer, seniman dibidang kertas, desainer, penasehat, redaktur, dan lain
sebagainya).
Pada dasarnya buku pop-up merupakan kumpulan dari beberapa pop-up
yang kemudian dijilid. Setiap halamannya dapat menggunakan satu atau gabungan
dari beberapa teknik atau metode. Ives (2009: 11) mengklasifikasikan metode
pembuatan pop-up, yaitu:
55
(1) Parallel Pop-up
Jenis pop-up ini merupakan jenis yang paling sederhana. Namun jenis pop-
up yang sederhana ini bisa diubah menjadi suatu hal yang menakjubkan. Berikut
adalah contoh Parallel Pop-up.
Gambar 2.9. Parallel Pop-up (Ives 2009:11)
(2) Pop-out Pop-up
Jenis ini merupakan Pop-up yang paling sering terlihat dibuku, karena
dengan Pop-out Pop-up seluruh halaman dapat terbuka sepenuhnya dan
memunculkan unsur 3 dimensi. Berikut adalah contoh dari Pop-out Pop-up
Gambar 2.10. Pop-out Pop-up (Ives, 2009: 11)
56
Selain itu, Birminghan (2006: 3) merumuskan bahwa “true pop-ups are
based on only three simples ideas. they are known as the v-fold, the parallelogram
and 45° fold.” (sebenarnya pop-up berdasarkan pada tiga ide yang sederhana.
Mereka disebut dengan the v-fold, the parallelogram and 45° fold. Berikut adalah
penjelasan lebih lengkapnya:
(1) V-fold
V-vold merupakan salah satu mekanisme pop-up yang paling dasar dan
sederhana, namun dari bentuk ini dapat dikreasikan menjadi berbagai bentuk yang
menarik. Bentuk dari teknik ini seperti huruf V yang ditempelkan pada bagian
dasar kertas, sehingga dengan teknik ini pop-up yang dihasilkan dapat dibuka secara
penuh (360°).
Gambar 2.11. Teknik V-fold (Birmingham, 2006: 7)
(2) Parallelogram
Parallelogram merupakan salah satu bentuk pop-up yang yang hanya bisa
dibuka sebesar 90° derajat. Teknik ini merupakan teknik yang paling
57
sederhana dari berbagai macam teknik dasar yang ada. Berikut adalah
gambar teknik paralellogram.
Gambar 2.12. Teknik Paralellogram (Birmingham, 2006: 34)
(3) 45° fold
Pop-up jenis ini memiliki sepasang sisi dengan lipatan sebesar 45° dan
dapat dibuka sepenuhnya (180°). Pop-up yang dibuat dengan teknik ini, akan
memiliki bentuk tiga dimensi, sehingga hasilnya lebih menarik dan berkesan.
Berikut adalah gambar teknik 45ofold.
Gambar 2.13. Teknik 45ofold (Birmingham, 2006: 68)
58
Sementara itu Ruiz jr dkk, juga mengklasifikasikan mekanisme pembuatan
pop-up menjadi empat yaitu (1) step-fold, (2) tent-fold, (3) box-fold, dan (4) v-
vold. Berikut contoh mekanisme pembuatannya.
Gambar 2.14. Mekanisme pop-up (Ruiz Jr. dkk, 2014)
Dewantari dalam workshop pop-up (2013) juga menjelaskan bahwa dalam
pembuatan pop-up terdapat lima teknik dasar yang dapat digunakan, di antaranya;
teknik V-folding, internal stand, rotary, mouth dan parallel slide.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa membuat buku
pop-up memiliki teknik yang beragam, namun pada dasarnya memiliki karakter
yang sama, yaitu memunculkan sesuatu yang menarik ketika halaman dibuka,
sehingga membuat pembaca tertarik dan penasaran terhadap kejutan pada halaman
selanjutnya. Pada proses pembuatan buku pop-up. Semua teknik yang ada dapat
digunakan secara bersamaan dalam satu buku, bahkan dalam satu halaman dapat
memanfaatkan beberapa teknik pop-up. Tidak ada pedoman dalam pemilihan
teknik pembuatan pop-up, karena semuanya dibebaskan secara penuh kepada
pembuatnya.
59
2.2 Kajian Empirik
(1) Efektifitas Media Buku Pop-up sebagai Sarana Edukatif Anak dalam
Program A Protecting The Children From Sexual Predatorsa. Penelitian
dilakukan oleh Dewi Rokhmah (2014) dari fakultas psikologi, Universitas
Muhammadiah Jember. Media buku Pop-up ini efektif diterapkan untuk
meningkatkan kesadaran untuk melindungi diri dari pelecehan seksual, hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan perubahan
pengetahuan dan tindakan untuk siswa laki-laki yang pada awalnya 74,4%
menjadi 94,1% sementara hasil skor untuk siswa perempuan meningkat dari
87,9% menjadi 97%.
(2) Pemanfaatan Media Pop-up Book Berbasis Tematik untuk Meningkatkan
Kecerdasan Verbal-Linguistik Anak Usia 4-5 Tahun (Studi Eksperimen Di
TK Negeri Pembina Bulu Temanggung. Penelitian tersebut dilakukan oleh
Tisna Umi Hanifah (2014), jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Media Pop-up Book efektif
diterapkan dalam meningkatkan kecerdasan verbal-lingusitik anak usia dini,
dibuktikan dengan hasil akhir perolehan nilai rata-rata kelompok eksperimen
sebesar 67,52 dan kelompok kontrol sebesar 50,72.
(3) Pengaruh Media Pop-up Book Terhadap Penguasaan Kosakata Anak Usia 5-6
Tahun Di TK Putera Harapan Surabaya. Penelitian ini dilakukan oleh Nila
Rahmawati (2013), Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya.
Berdasarkan Penelitian, dapat dibuktikan bahwa media Pop-up Book efektif
digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata anak. Dilihat dari rata-
60
rata skor akhir kelompok kelas eksperiman sebesar 10,4 poin, sedangkan skor
rata-rata kelompok kontrol sebesar 6,1 poin.
(4) Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui Penggunaan
Media Pop-up dengan Model SAVI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini
dilaksanakan oleh Maya Kusumawati (2014), Universitas Pendidikan
Indonesia. Berdasarkan penelitian, dapat diartikan bahwa, media pop-up
efektif meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII untuk menulis teks berita.
Dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa yang terus meningkat pada setiap
siklusnya, siklus I sebesar 74,91, siklus 2 mencapai 78,25 dan siklus III
meningkat menjadi 82,14.
(5) The Effectiveness of Learning by PBL Assisted Mathematics Pop Up Book
Againts The Spatial Ability in Grade VIII on Geomatry Subject Matter. This
research was conducted by graduate students Elyn Diah Kusumawardani
from Semarang State University. The result of research show that the
percentage of the mean of interest score in each class. In experiment class,
the mean of score is 69,06% while the control class is 60,79%.
Keefektifan Pembelajaran Menggunakan Model PBL Berbantu Buku Pop-up
Matematika Terhadap Kemampuan Siswa Kelas VIII Pada Materi Pelajaran
Geometri. Penelitian ini dilakukan oleh Elyn Diah Kusumawardani dari
Universitas Negeri Semarang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
persentase skor rata-rata dari masing-masing kelas berbeda. Rata-rata kelas
eksperimen adalah 69,06% sedangkan kelas kontrol 60,79%.
61
(6) POBUNDO (Pop-up Budaya Indonesia) sebagai Media Pembelajaran
Berbasis Kebudayaan untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini
dilakukan oleh Adiza Belva H. Dkk (2015) Universitas Negeri Yogyakarta.
Penelitian ini membuktikan bahwa media buku pop-up efektif untuk
digunakan dalam pembelajaran di kelas. Dibuktikan dengan hasil uji lapangan
yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami kenaikan yang
signifikan dibanding kelas kontrol, yaitu dari 2,695 menjadi 7,552.
Sedangkan kelas kontrol memiliki kenaikan dari 2,392 menjadi 5,043.
(7) Perancangan Buku Pop-up Alfabet untuk Siswa Taman Kanak-kanak.
Penelitian ini dilakukan oleh Rochmatul Chabibah (2014) Universitas Negeri
Surabaya. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa buku pop-up dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada hari pertama diperoleh hasil 52,3%,
dan hari kedua diperoleh 60,9%.
(8) Pengembangan Media Pop-up Book Tema Peristiwa untuk Kelas III SD
Negeri Pakem 1. Penelitian ini dilakukan oleh Jatu Pramesti (2015)
Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil analisis dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa kualitas media pop-up book yang dikembangkan
termasuk dalam kategori sangat baik dengan rata-rata 4,62 dari ahli materi
dan rata-rata 4,67 dari ahli media. Respon dari siswa terhadap media pop-up
book pada pelaksanaan di lapangan mendapat rata-rata 4.31 dengan kategori
sangan baik.
(9) Dampak Penggunaan Media Pop-up Book Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian ini dilakukan oleh
62
Sri Wulandari (2015). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai kelas
ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, yaitu 60,30 untuk kelas eksperimen
dan 58,89, untuk kelas kontrol.
(10) Developing Pop-up Books as a Reading Activity Medium for the Fifth
Graders of SDN Sukun 3 Malang. This research was conducted by graduate
student Leni Wahyuningsih (2013). The result of research show students were
interested in the presentation of the pop-up book as a medium of instruction
as well as a teaching material. The students were enthusiastic and they were
willing to read with the help of the pop-up book since it contains colourful-
stand-up pictures. As a result, the researcher found that English pop-up book
is applicable to be used as an instructional medium.
(Pengembangan Buku Pop-up sebagai Media Kegiatan Membaca untuk siswa
kelas V SDN Sukun 3 Malang. Penelitian ini dilakukan oleh Leni
Wahyuningsih (2013). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa
sangat antusias dalam menggunakan produk. Mereka tertarik dengan tampilan
alat peraga yang digunakan oleh peneliti. Selain itu mereka juga antusias
untuk membaca bahasa inggris.dapat disimpulkan bahwa buku pop-up dapat
digunakan sebagai media belajar bahasa inggris).
Penelitian-penelitian terdahulu oleh penulis dijadikan sebagai
pengembangan dalam melaksanakan penelitian eksperiman. Hasil dari beberapa
penelitian, menunjukkan bahwa media buku pop-up dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Pada kesempatan ini penulis ingin mengetahui apakah hasil belajar
seni rupa siswa kelas IV SD Negeri 1 Jombor, yang mendapat pembelajaran
63
dengan media buku pop-up lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran di
kelas IV SD Negeri Giyono yang menggunakan media buku.
2.3 Kerangka Berfikir
Penggunaan media dalam proses pembelajaran memiliki pengaruh yang
besar terhadap proses dan hasil belajar siswa, khususnya pada siswa tingkat
sekolah dasar, Sesuai dengan karakteristik siswa yang masih pada tahap berfikir
operasional konkret, yaitu suatu perkembangan dimana siswa masih pada tahap
berfikir secara nyata dan belum mampu memahami suatu konsep yang bersifat
abstrak. Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) merupakan salah
satu cara pendidikan dalam memperkenalkan budayanya kepada siswa sebagai
generasi muda, sehingga budaya Indonesia tetap menjadi kekayaan dan
kebanggan bangsa.
Memperkenalkan budaya yang beraneka ragam dari seluruh Indonesia tidak
hanya dapat disampaikan melalui ceramah atau cerita saja, tetapi membutuhkan
media atau alat bantu yang dapat memperjelas materi yang disampaikan guru
sehingga tidak terjadi salah persepsi antara guru dengan siswa. Salah satu media
yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan materi tentang seni rupa murni
adalah media buku pop-up. Oleh karena itu, penelitian ini digunakan untuk
mengetahui perbedaan dan keefektifan penerapan media pembelajaran buku pop-
up terhadap minat dan hasil belajar siswa materi seni rupa murni kelas IV SD
Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung. Berikut gambar alur pemikirannya.
64
Gambar 2.15. Bagan kerangka berfikir
2.4 Hipotesis
Berdasarkan pemaparan kerangka berfikir, dapat penulis rumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
H01: Tidak ada perbedaan minat belajar antara siswa yang mendapatkan
pembelajaran menggunakan media buku pop-up dengan siswa yang
mendapatkan pembelajaran menggunakan media buku teks pelajaran (µ1 =
µ2).
Pembelajaran (SBK)
Seni rupa murni
Siswa
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Media buku teks pelajaran Media buku Pop-up
Minat dan Hasil
Belajar Siswa
Minat dan Hasil
Belajar Siswa
dibandingkan
Perbedaan dan keefektifan penerapan media pembelajaran buku pop-
up terhadap minat dan hasil belajar
65
Ha1: Terdapat perbedaan minat belajar antara siswa yang mendapatkan
pembelajaran menggunakan media buku pop-up dengan siswa yang
mendapatkan pembelajaran menggunakan buku teks pelajaran (µ1 ≠ µ2).
H02: Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa materi seni rupa murni antara siswa
yang mendapatkan pembelajaran menggunakan media buku pop-up dengan
siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan media buku teks
pelajaran (µ1 = µ2).
Ha2: Terdapat perbedaan hasil belajar siswa materi seni rupa murni antara siswa
yang mendapatkan pembelajaran menggunaka media buku pop-up dengan
siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan buku teks pelajaran
(µ1 ≠ µ2).
H03: Penggunaan media buku pop-up tidak lebih efektif dari pada buku teks
pelajaran dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi seni rupa
murni (µ1 ≤ µ2 ).
Ha3: Penggunaan media buku pop-up lebih efektif dari pada buku teks pelajaran
dalam meningkatkan minat belajar siswa pada materi seni rupa murni (µ1 >
µ2 ).
H04: Penggunaan media buku pop-up tidak lebih efektif dari pada buku teks
pelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada materi seni
rupa murni (µ1 ≤ µ2 ).
Ha4: Penggunaan media buku pop-up lebih efektif dari pada buku teks pelajaran
dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada materi seni rupa
murni(µ1>µ2).
66
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2013: 6). Dilihat dari segi
metode penelitian, Sugiyono (2013: 6) mengklasifikasikan bahwa penelitian
dibagi menjadi: penelitian survey, expostfacto, eksperimen, naturalistik, policy
research, evaluation research, action research, sejarah dan research and
development. Dari beberapa jenis metode penelitian, yang digunakan penulis
dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2013: 107)
menjelaskan bahwa metode penelitian eksperimen adalah “metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.” Selain itu, Riduwan (2015: 50) menyatakan bahwa
“penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara
ketat.” Mengacu pada pengertian para ahli, dapat dirumuskan bahwa penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang didalamnya diberikan sebuah perlakuan
tertentu pada variabel yang dipilih.
67
3.1.1 Desain Penelitian
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain
eksperimen semu (quasi experimental design). Sugiyono (2013: 114) menjelaskan
bahwa desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Penentuan kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen tidak dipilih secara random, sehingga bentuk desain quasi
eksperimen yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Seperti
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 116) bahwa nonequivalent control
group design hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya
pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara
random. Berikut adalah gambaran nonequivalent control group design:
Keterangan:
O1 : keadaan awal kelompok eksperimen sebelum diberi perlakukan
O2 : keadaan akhir kelompok eksperimen sesudah diberi perlakuan
X : perlakuan yang diberikan yaitu media pembelajaran buku pop-up
O3 : keadaan awal kelompok kontrol
O4 : keadaan akhir kelompok kontrol
O1 X O2
O3 O4
68
Desain ini terdapat dua kelompok yang berbeda, yaitu kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen mendapat perlakuan (X),
sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan (X). Proses pembelajaran
di kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran buku pop-up, sedangkan
di kelas kontrol siswa mendapat pembelajaran menggunakan media pembelajaran
buku teks pelajaran. Pada bagian terakhir dilaksanakan tes akhir yang digunakan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan dan keefektifan pada minat dan hasil
belajar siswa, antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan media
buku pop-up dan siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan buku teks
pelajaran.
3.1.2 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan penulis
dalam melaksanakan penelitian. Secara umum dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Penjelasan lebih
lanjut mengenai prosedur penelitian akan diuraikan sebagai berikut.
3.1.2.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis
sebelum melaksanakan peneltian. Berikut adalah penjelasan mengenai empat
belas tahap persiapan sebelum pelaksanaan penelitian.
(1) Mengajukan Topik
Pada tahap ini, penulis mengajukan tiga topik dengan bidang kajian yang
berbeda. Berdasarkan hasil seleksi oleh pihak lembaga PGSD FIP UNNES,
topik yang dianggap paling baik dan layak untuk diteliti adalah “Keefektifan
69
Penerapan Media Pembelajaran Buku Pop-up Terhadap Minat dan Hasil
Belajar Siswa Materi Seni Rupa Murni Kelas IV SD Negeri 1 Jombor
Kabupaten Temanggung” dengan dosen pembimbing Moh. Fathurrahman,
S.Pd., M.Sn. dan Ika Ratnaningrum S.Pd., M.Pd.
(2) Menentukan tempat penelitian
Tempat penelitian yang penulis pilih adalah SD Negeri 1 Jombor Kabupaten
Temanggung sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Giyono sebagai kelas
kontrol. Penentuan tempat penelitian ini berdasarkan berbagai kriteria yang
harus dipenuhi dalam penelitian eksperimen, seperti kesamaan akreditasi,
jumlah siswa, kondisi lingkungan dan tingat pendidikan guru yang
bersangkutan.
(3) Melakukan wawancara tidak terstruktur
Pada tahap ini, penulis melakukan wawancara tidak terstruktur kepada guru
kelas IV dari SD Negeri 1 Jombor dan SD Negeri Giyono, yaitu Rustafiah,
S.Pd. dan Wahyuning Fitriyanti, S.Pd. Wawancara ini bertujuan untuk
memperoleh data awal dari ke dua SD, berupa informasi mengenai
pelaksanaan pembelajaran SBK dan permasalahan yang terjadi di dalam
kelas.
(4) Menentukan populasi
Penentuan populasi ini, didasarkan data awal yang diperoleh dari guru, yaitu
kelas IV SD Negeri 1 Jombor yang berjumlah 21 siswa dan kelas IV SD
Negeri Giyono yang berjumlah 20 siswa sebagai kelas kontrol. Keseluruhan
populasi dalam penelitian ini berjumlah 41 siswa.
70
(5) Menentukan sampel
Pada penelitian ini, teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh,
yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Jumlah sampel
dari SD Jombor 1 yaitu 21 siswa dan dari SD Giyono yaitu 20 siswa.
Penentuan ini berdasarkan jumlah populasi yang tidak terlalu banyak, atau
kurang dari 100, sehingga seluruh populasi dijadikan sebagai sampel.
(6) Membuat proposal penelitian
Pada tahap ini, penulis menyusun proposal berdasarkan judul skripsi dan
data awal yang diperoleh dari wawancara tidak terstruktur di SD Negeri 1
Jombor Kabupaten Temanggung.
(7) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
RPP dalam penelitian ini dibuat sesuai dengan materi dan silabus yang akan
diteliti. RPP ini dibuat dua kali pertemuan pada setiap kelasnya, dengan
sekali pertemuannya adalah dua jam pelajaran atau 70 menit.
(8) Membuat kisi-kisi angket minat belajar
Kisi-kisi angket minat belajar dibuat sebagai pedoman dalam menyusun
pernyataan-pernyataan yang akan digunakan untuk mengukur minat siswa
setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan media pembelajaran
buku pop-up.
(9) Membuat butir uji coba soal angket minat belajar
Butir uji coba soal angket minat belajar dibuat sesuai dengan dimensi dan
indikator yang telah ditentukan. Angket uji coba ini digunakan dalam uji
coba media pembelajaran buku pop-up di kelas uji coba. Pengujian ini
71
bertujuan untuk mendapatkan butir pernyataan yang valid dan reliabel,
sehingga layak untuk dijadikan instrumen dalam penelitian.
(10) Membuat kisi-kisi soal
Kisi-kisi soal dibuat sesuai dengan materi dan indikator yang diajarkan.
Selain itu juga dibuat lengkap dengan tingkat kesukaran soal, ranah kognitif,
bentuk soal dan nomor soal. Kisi-kisi soal yang telah dibuat, kemudian
dijadikan penulis dalam penyusunan soal.
(11) Membuat soal uji coba
Soal uji coba dibuat sesuai dengan kisi-kisi. Soal ini dibuat dalam bentuk
pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Pembuatan soal uji coba ini
memperhatikan tampilan dan isi soal, yang kemudian di uji validitas logis
oleh tim ahli, sehingga mendapatkan soal yang siap untuk diuji cobakan.
(12) Membuat lembar pengamatan media
Lembar pengamatan media ini dibuat sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan media buku pop-up. Lembar
pengamatan ini digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran
menggunakan media buku pop-up benar-benar terlaksana dengan baik.
(13) Mengajukan proposal dan instrumen penelitian
Pada tahap ini, penulis mengajukan proposal dan instrumen penelitian
kepada lembaga PGSD FIP UNNES UPP Tegal, yang sebelumnya telah
diajukan dalam seminar proposal kepada dosen penguji dan dosen
pembimbing.
72
(14) Mengurus perijinan penelitian
Pada tahap ini, penulis mengurus surat perijinan pelaksanaan penelitian
kepada lembaga PGSD FIP UNNES UPP Tegal, Kantor Kesatuan Bangsa
dan Politik Kabupaten Temanggung, Bupati Kabupaten Temanggung,
BAPPEDA Kabupaten Temanggung, dinas pendidikan Kabupaten
Temanggung, SD Negeri Jombor 1 dan SD Negeri Giyono Kabupaten
Temanggung.
3.1.2.2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai
berikut.
3.1.2.2.1 Persiapan Penelitian
(1) Melakukan uji coba media pembelajaran di kelas uji coba
Uji coba media pembelajaran buku pop-up dilaksanakan pada 7 April 2016
di SD Negeri Morobongo Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung.
Pelaksanaan uji coba media ini bertujuan agar dalam pelaksanaan penelitian
menggunakan media buku pop-up dapat berjalan dengan baik, sesuai
dengan langkah-langkah yang telah dibuat pada rencana pelaksanaan
pembelajaran.
(2) Melakukan uji coba angket minat belajar
uji coba angket minat belajar berdasarkan pada pelaksanaan pembelajaran
menggunakan media buku pop-up pada tanggal 7 April 2016. Pengujian
minat belajar siswa dilaksanakan secara bersamaan dengan uji coba media
pembelajaran buku pop-up di kelas IV materi seni rupa murni. Pelaksanaan
73
uji coba angket ini bertujuan untuk mendapatkan butir-butir pernyataan
yang valid dan reliabel, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
(3) Melakukan tes dengan menggunakan soal uji coba
Tes ini dilaksanakan pada tanggal 7 April 2016 di SD Negeri Morobongo
Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung. Soal yang diuji cobakan berupa
soal pilihan ganda dengan empat alternatif pilihan jawaban. Pelaksanaan tes
ini bertujuan untuk menentukan soal-soal yang valid dan reliabel, sehingga
sesuai untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
(4) Menganalisis hasil uji coba
Hasil uji coba angket minat belajar dan soal tes dari kelas uji coba dianalisis
oleh penulis. Analisis ini dilakukan menggunakan SPSS versi 21 untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas soal uji coba dan item pernyataan
dalam angket minat belajar. Khusus untuk soal uji coba yang valid reliabel
kemudian dihitung daya beda soal dan tingkat kesukaran secara manual.
3.1.2.2.2 Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016. Sampel dalam
penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri 1 Jombor kabupaten Temanggung
tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 21 siswa sebagai kelompok eksperimen
dan siswa kelas IV SD Negeri Giyono Kabupaten Temanggung tahun ajaran
2015/2016 yang berjumlah 20 sebagai kelas kontrol. Mata pelajaran yang dipilih
oleh penulis yaitu pelajaran SBK, lebih khususnya seni rupa materi seni rupa
murni. Penelitian ini dilaksanakan semala dua kali pertemuan pada setiap
kelasnta, berikut rangkuman pelaksanaan penelitian.
74
Tabel 3.1. Pelaksanaan Penelitian
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
Kegiatan pendahuluan Kegiatan pendahuluan
Mengucapkan salam Mengucapkan salam
Mengkondisikan siswa Mengkondisikan siswa
Menanyakan kabar kepada siswa Menanyakan kabar kepada siswa
Melakukan presensi Melakukan presensi
Memberikan motivasi kepada siswa Memberikan motivasi kepada siswa
Melakukan apersepsi Melakukan apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti Kegiatan inti
Eksplorasi Eksplorasi
Guru mengelompokkan siswa menjadi
beberapa kelompok
Guru mengelompokkan siswa menjadi
beberapa kelompok
Guru membagikan buku pop-up pada setiap
kelompok
Guru membagikan buku teks pelajaran
pada setiap kelompok
Guru dan siswa bertanya jawab tentang
seni rupa murni
Guru dan siswa bertanya jawab tentang
seni rupa murni
Elaborasi Elaborasi
Siswa menyampaikan pendapat tentang
seni rupa murni.
Siswa menyampaikan pendapat tentang
seni rupa murni.
Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang makna seni rupa murni.
Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang makna seni rupa murni.
Siswa berdiskusi dalam kelompok masing-
masing.
Siswa berdiskusi dalam kelompok
masing-masing.
Perwakilan dari siswa menyampaikan hasil
diskusi kelompok.
Perwakilan dari siswa menyampaikan
hasil diskusi kelompok.
Konfirmasi Konfirmasi
Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan materi yang belum dipahami.
Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan materi yang belum
dipahami.
Kegiatan penutup Kegiatan penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
Guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan soal evaluasi Siswa mengerjakan soal evaluasi
Guru bersama siswa mengkoreksi soal
evaluasi
Guru bersama siswa mengkoreksi soal
evaluasi
Penutup Penutup
Data pada tabel dapat dijabarkan sebagai berikut.
(1) Kelas eksperimen
Pembelajaran di kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 13 April 2016
untuk pertemuan pertama dan 15 April 2016 untuk pertemuan ke dua.
75
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media buku pop-up dan alokasi
waktu pada setiap pertemuannya adalah 70 menit atau 2 jam pelajaran. Pada
akhir pembelajaran kedua, siswa mengerjakan tes akhir (postest).
(2) Kelas kontrol
Pembelajaran di kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 14 April 2016
untuk pertemuan pertama dan 16 April untuk pertemuan ke dua.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media buku teks pelajaran dengan
alokasi waktu 2 jam pelajaran pada setiap pertemuannya dan setelah
pertemuan ke dua, dilaksanakan tes akhir.
3.1.2.2.3 Pengamatan Pelaksanaan Penelitian
Pengamatan pelaksanaann penelitian ini bertujuan untuk memastikan
bahwa penerapan media pembelajaran benar-benar dilaksanakan sesuai dengan
langkah-langkah yang telah direncanakan. Pengamat pada kelas eksperimen yaitu
Wahyuning Fitriyanti, S.Pd. dan Rustafiah, S.Pd sebagai pengamat di kelas
kontrol.
3.1.2.3 Tahap Penyelesaian
(1) Mengolah angket minat belajar siswa dari kelas eksperimen dan kontrol.
(2) Mengolah data tes akhir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(3) Menulis deskripsi data tentang variabel bebas dan variabel terikat.
(4) Menganalis data angket minat belajar dan tes akhir untuk menjawab
hipotesis penelitian.
(5) Menarik kesimpulan dari hasil yang telah didapatkan dari sesuai dengan
teknik analisis data yang digunakan.
76
3.2 Populasi dan Sampel
Arikunto (2010: 173) mendefinisikan bahwa “populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian.” Sementara itu, Sugiyono (2013: 117) menjelaskan
bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang
memenuhi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Sugiyono (2013: 118) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sedangkan
Arikunto (2010: 174) menjelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari wilayah
populasi yang sedang atau akan diteliti.
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini mencakup dua sekolah dasar, yaitu SD
Negeri 1 Jombor dan SD Negeri Giyono. Anggota populasi terdiri dari semua
siswa kelas IV SD Negeri 1 Jombor yang berjumlah 21 siswa dan semua siswa
kelas IV SD Negeri Giyono yang berjumlah 20, sehingga dapat disimpulkan
bahwa jumlah populasi yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
berjumlah 41 siswa.
Alasan penentuan ke dua sekolah dasar didasarkan pada karakteristik kedua
sekolah yang hampir sama, baik dilihat dari akreditasi sekolah, kondisi
lingkungan, lokasi sekolah yang jauh dari keramaian kota, jumlah siswa dan
lulusan guru kelas IV. Berbagai persamaan ini, diharapkan pembelajaran dan
kemampuan awal siswa sebanding dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
77
3.2.2 Sampel
Pengambilan anggota sampel dari populasi untuk penelitian ini,
menggunakan teknik nonprobability sampling. Teknik ini dijelaskan oleh
Sugiyono (2013: 122) bahwa ”nonprobability sampling merupakan teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Pada
penelitian ini jumlah populasi penelitian adalah 41 siswa dan penulis
menghendaki semua anggota populasi menjadi sampel penelitian, maka teknik
yang digunakan dalam penentuan sampel ini menggunakan sampling jenuh.
Sugiyono (2013: 122) merumuskan bahwa sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel apabila semua anggota populasi yang telah ditentukan dalam
penelitian digunakan sebagai sampel. Pendapat ini, diperjelas oleh Musfiqon
(2012: 91) bahwa norma umum yang dipakai jika jumlah populasi kurang dari 100
orang sebaiknya diteliti semuanya. Berikut tabel populasi dan sampel dalam
penelitian ini.
Tabel 3.2. Populasi dan Sampel
Nama Sekolah Dasar Jumlah Populasi Jumlah
Sampel
Jenis
Kelompok
SD Negeri 1 Jombor 21 21 Eksperimen
SD Negeri Giyono 20 20 Kontrol
Jumlah Responden 41 41
Berdasarkan tabel 3.2 dapat dipahami bahwa semua siswa kelas IV dari
SD Negeri 1 Jombor dan SD Negeri Goyono merupakan sampel dalam penelitian
ini. Siswa kelas IV SD Negeri Jombor dengan jumlah 21 siswa sebagai kelompok
78
eksperimen, sedangkan siswa kelas IV SD Negeri Giyono yang berjumlah 20
siswa sebagai kelompok kontrol.
3.3 Variabel Penelitian
Secara teoritis hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2013: 60)
mendefinisikan bahwa variabel merupakan atribut seseorang, atau obyek, yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan
obyek yang lain. Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2013: 61) menyatakan bahwa
variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Sedangkan
sugiyono (2013: 60) menjelaskan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Sementara itu, Arikunto (2010: 161) merumuskan bahwa variabel adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa variabel adalah
segala sesuatu berupa objek, sifat atau apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk
dipelajari serta menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian yang nanti akan
ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat), yang dijabarkan
sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Independen (variabel bebas)
Sugiyono (2013: 61) menjelaskan bahwa variabel independen (bebas)
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel-variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam
79
penelitian ini yaitu media pembelajaran buku pop-up yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi seni rupa murni.
3.3.2 Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2013: 61).
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu minat dan hasil belajar siswa kelas
IV SD Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel digunakan untuk menyamakan persepsi
antara penulis dan pembaca terhadap variabel yang digunakan pada penelitian
untuk menghindari kekeliruan maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Definisi
operasional variabel dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.
3.4.1 Variabel Media Pembelajaran Buku Pop-up
Variabel media pembelajaran buku pop-up ini merupakan variabel yang
diteliti pengaruhnya atau merupakan variabel yang diduga memberikan suatu
pengaruh dalam pembelajaran materi seni rupa murni. Media buku pop-up ini
merupakan buku yang berisi materi-materi seni rupa murni yang disajikan dalam
bentuk yang lebih menarik. Pada setiap halaman buku tersebut akan memberikan
kejutan-kejutan tak terduga yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa
dapat belajar dengan perasaan yang senang dan tetap terfokus pada materi yang
sedang dipelajari.
Indikator media pembelajaran buku pop-up antara lain, yaitu: (1) ketepatan
media pembelajaran dengan tujuan pengajaran, (2) kesesuaian media terhadap isi
80
bahan pelajaran, (3) kemudahan memperoleh media, (4) keterampilan guru dalam
menggunakan media, (5) tersedia waktu untuk menggunakan media, dan (6)
sesuai dengan taraf berfikir siswa (Sudjana dan Rivai, 2013: 4-5).
3.4.2 Variabel Minat Belajar Siswa
Minat belajar siswa dalam penelitian ini ialah minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di kelas. Minat belajar
siswa diukur melalui empat dimensi yaitu, kesukaan, ketertarikan, perhatian dan
keterlibatan, keempat dimensi ini kemudian dijabarkan menjadi sembilan
indikator. Indikator-indikator itulah yang nantinya dijadikan pedoman dalam
membuat pernyataan.
3.4.3 Variabel Hasil Belajar Siswa
Variabel hasil belajar adalah variabel yang keberadaannya tergantung pada
variabel media pembelajaran buku pop-up. Hasil belajar merupakan perubahan
perilaku siswa setelah melakukan proses belajar dan perolehan aspek-aspek
perubahan tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Variabel hasil
belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes dan menekankan aspek kognitif yang
harus dicapai siswa. Bloom telah membagi ranah kognitif menjadi enam, yakni
mulai dai C1 (pengetahuan) hingga C6 (evaluasi). Namun dalam penelitian ini
hanya C1-C3 yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Pengukuran
hasil belajar siswa menggunakan tes objektif berupa pilihan ganda dan tingkat
kesukaran yang berbeda. Penulis bermaksud untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
81
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
3.5.1 Observasi
Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2013: 203) menyatakan bahwa
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan. Selanjutnya Sugiyono (2013: 204)
mengklasifikasikan observasi menjadi dua yaitu, participant observation
(observasi berperan serta) dan non participant observation. Jenis obervasi yang
digunakan oleh penulis yaitu non participant observation, dikarenakan penulis
tidak terlibat secara langsung terhadap obyek yang sedang diamati, dan hanya
sebagai pengamat independen. Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh guru
kelas IV SD Negeri 1 Jombor dan guru kelas IV SD Negeri Giyono yang
mengamati proses pembelajaran pada mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan materi seni rupa murni.
3.5.2 Wawancara
Pengertian wawancara telah dijelaskan oleh Riduwan (2015: 74) yaitu
suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi
langsung dari sumbernya. Sementara itu Sugiyono (2013: 194) membedakan
wawancara menjadi dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak
terstruktur. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tidak terstruktur. Dijelaskan pula oleh Sugiyono (2013: 197) bahwa
82
wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana penulis tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara dalam
penelitian ini digunakan dalam pengambilan data awal dengan narasumber guru
kelas IV SD Negeri 1 Jombor dan SD Negeri Giyono, yang bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang proses pembelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan (SBK) yang telah diterapkan.
3.5.3 Tes
Pada umumnya tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Sudjana, 2012: 35).
Sementara itu Riduwan (2015: 76) menyatakan bahwa tes adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. lebih lanjut Poerwanti dkk, (2009: 1-5) menjelaskan bahwa tes adalah
seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan
penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan
tujuan pengajaran tertentu.
Tes dalam penelitian ini, digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bentuk tes yang digunakan merupakan
tes objektif jenis pilihan ganda. Arikunto (2012: 179-80) menjelaskan bahwa tes
83
objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif,
sehingga dapat dihindari unsur-unsur subjektif dari segi siswa maupun segi guru
yang memeriksa.
3.5.4 Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2013: 199). Selanjutnya Riduwan (2015: 71) menjelaskan
bahwa tujuan dari penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pernyataan. Di samping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang
diminta.
Tujuan penyebaran angket kepada seluruh siswa dari kelas ekperimen dan
kelas kontrol dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
minat siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran buku
pop-up. Jenis angket yang dipilih penulis dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu
Checklist dan menggunakan skala Likert.
3.5.5 Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dalam penelitian
(Riduwan, 2015: 77). Pengumpulan data dengan menggunakan teknik
dokumentasi ini digunakan dengan alasan hasil penelitian akan semakin kredibel
84
apabila didukung dengan foto, video, atau dokumen lainnya. Teknik dokumentasi
dalam penelitian ini, menggunakan rekap nilai siswa, foto dan video kegiatan
belajar siswa dikelas ekperimen dan kelas kontrol sebagai bukti dilaksanakannya
penelitian serta sebagai penunjang kegiatan penelitian.
3.6 Instrumen Penelitian
Arikunto (2010: 203) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Selain itu Sugiyono (2013:
148) menuturkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik
semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Selanjutnya Riduwan (2015: 78)
menyatakan bahwa jumlah instrumen yang digunakan tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti. Jadi apabila dalam suatu penelitian melibatkan 3 variabel,
maka penulis harus memepersiapkan tiga instrumen penelitian.
3.6.1 Instrumen Variabel Penelitian
Jumlah variabel dalam penelitian ini adalah tiga variabel, sehingga
instrumen yang digunakan juga tiga instrumen, diantaranya instrumen variabel
media pembelajaran buku pop-up, instrumen variabel minat belajar siswa dan
intrumen variabel hasil belajar siswa. Berikut penjelasannya.
3.6.1.1 Variabel Media Pembelajaran Buku Pop-up
Variabel media pembelajaran buku pop-up dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan lembar observasi (pengamatan) media pembelajaran buku
85
pop-up yang disusun berdasarkan skala Likert. Berikut ini merupakan lembar
observasi media pembelajaran buku pop-up.
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Lembar Observasi Media Pembelajaran Buku Pop-up
No. Aspek yang Diamati
Skor Skor
butir
Ket
1
2
3
4
1. Guru melaksanakan kegiatan pra pembelajaran. 1=A
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
2=B
3. Kesesuaian media terhadap tujuan
pembelajaran.
3=C
4. Kesesuaian media dengan materi pelajaran 4=D
5. Media yang digunakan sederhana dan mudah
dipahami
5=E
6. Penggunaan warna pada media jelas dan terang 6=F
7. Guru memberi petunjuk pada siswa sebelum
menggunakan buku pop-up
7=G
8. Siswa berdiskusi secara kelompok dengan
anggota 2 orang
8=H
9. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan
hasil diskusinya
9=I
10. Guru membimbing kegiatan diskusi kelompok. 10=J
11. Guru mengadakan penilaian 11=K
12. Guru menutup pelajaran 12=L
Sumber: Lampiran 21
Pengukuran penerapan media pembelajaran menggunakan skala likert
yang didasarkan pada jumlah deskriptor yang tampak dalam pelaksanaan
pembelajaran. Cara menilainya dengan membubuhkan tanda ceklist (√) pada
lembar pengamatan. Hasil yang diperoleh kemudian dihitung dalam bentuk
persentase. Berikut adalah cara yang digunakan untuk menghitung persentase
pada setiap pertemuannya.
Setelah dilakukan penskoran, selanjutnya ditentukan kriteria penilaian
pelaksanaan pembelajaran. Berikut adalah kriteria penilaiannya.
86
Tabel 3.4. kriteria penilaian pelaksanaan penerapan media buku pop-up.
Prosentase Kriteria
75%-100% Sangat tinggi
50%-74,99% Tinggi
25%-49,99% Sedang
0%-24,99% Rendah
(Yonny,2010: 176)
3.6.1.2 Variabel Minat Belajar Siswa
Variabel minat belajar siswa dalam penelitian ini diukur menggunakan
angket minat belajar siswa yang menggunakan skala Likert. Sugiyono (2013: 134)
menjelaskan bahwa skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel,
kemudian indikator dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
intrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Terdapat empat dimensi
minat belajar yang dicantumkan dalam angket, yaitu: (1) kesukaan, (2)
ketertarikan, (3) perhatian, (4) keterlibatan. Berikut kisi-kisi angket minat belajar
siswa.
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Siswa
No. Dimensi Indikator
Nomor Soal
1. Kesukaan Gairah 1, 2, 3, 4, 5
Inisiatif 6, 7, 8, 9,10,11
2. Ketertarikan Responsif 12, 13
Kesegeraan 14, 15, 16, 17
3. Perhatian Konsentrasi 18, 19, 20, 21
Ketelitian 22, 23, 24
4. Keterlibatan Kemauan 25, 26, 27, 28, 29, 30
Keuletan 31, 32, 33,34, 35, 36
Kerja keras 37, 38, 39, 40
Keterangan: nomor yang digaris bawahi adalah pernyataan negatif.
87
Cara menghitung minat belajar siswa menggunakan rumus analisis indeks.
Setelah diketahui nilai indeks akhir dari angket, kemudian persentase minat siswa
dikategorikan menggunakan rumus Three Bok Method, yakni sebagai berikut:
10 – 40 = rendah
41 – 70 = sedang
71 – 100 = tinggi
(Ferdinand, 2013: 292)
Angket digunakan untuk mengambil data berupa minat belajar siswa
dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media pembelajaran buku pop-up.
Angket ini disebarkan kepada seluruh responden penelitian yaitu seluruh siswa
kelas IV SD Negeri 1 Jombor dan SD Negeri Giyono.
3.6.1.3 Variabel Hasil Belajar
Intrumen tes digunakan untuk mengukur varibel hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) materi seni rupa murni yang
berupa posttest. Instrumen tes ini berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 20
butir soal. Sebelum soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa,
terlebih dahulu soal tersebut diuji cobakan kepada siswa diluar sampel penelitian,
Uji coba soal ini, akan dilakukan di kelas IV SD Negeri Morobongo Kecamatan
Jumo Kabupaten Temanggung yang diikuti oleh 20 siswa.
Uji coba terdiri dari soal pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban dan
berjumlah 40 butir soal. Uji coba ini dilaksanakan agar diperoleh instrumen yang
valid dan reliabel sehingga akan diperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel
pula. Selain itu juga dilakukan penghitungan tingkat kesukaran dan daya beda
88
soal, agar instrumen benar-benar dapat dikatakan layak dan baik. Adapun kisi-kisi
soal uji coba tes secara umum sebagai berikut:
Tabel 3.6. Kisi-kisi Soal Uji Coba Tes
Kompetensi
Dasar Indikator Pencapaian
Ranah
Kognitif
Nomor Soal
9.1.
Menjelaskan
makna seni
rupa murni
9.1.1.Melakukan pengamatan
seni rupa murni
C2 2, 3, 22,23
9.1.2.Menjelaskan makna seni
rupa murni
C1, C2, C3 1, 4, 5. 6. 7, 16, 21,
24, 25, 26, 27, 36
9.1.3.Menyebutkan contoh seni
rupa murni
C1 8, 9, 10, 19, 28, 29,
30, 39
9.1.4.Mengungkapkan karya
seni rupa dan
kegunaannya.
C1, C2, C3 11, 12, 13, 14, 15,
17, 18, 20, 31, 32,
33, 34, 35, 37, 38,
40
Sumber: Lampiran 17
Keterangan:
C1 = Ingatan
C2 = Pemahaman
C3 = Penerapan
Teknik penskoran
Skor =
(skala 0 – 100)
= banyaknya butir yang dijawab dengan benar
= banyaknya butir soal
(Poerwanti, 2009: 6-3)
Selanjutnya data hasil uji coba yang diperoleh, dianalisis validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran soal dan daya beda soal, sehingga menghasilkan soal yang siap
diujikan pada posttest.
89
3.6.2 Pengujian Instrumen
Instrumen pada penelitian ini membutuhkan pengujian agar data yang
diperoleh benar-benar valid atau tidak diragukan kebenarannya. Sesuai dengan
pernyataan Arikunto (2010: 211) bahwa benar atau tidaknya data, sangat
menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar atau tidaknya
data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang
baik harus memenuhi persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Berikut
penjelasan langkah analisis data uji coba instrumen.
3.6.2.1 Validitas Instrumen
Arikunto (2010: 211) merumuskan bahwa validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu intrumen.
Lebih luwes lagi Riduwan (2015: 97) menyatakan bahwa valid adalah mengukur
apa yang seharusnya diukur. Oleh karena itu, instrumen akan dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur, dan dari intrumen tersebut
dapat diperoleh data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Secara garis besar Arikunto (2012: 80) mengklasifikasikan validitas
menjadi dua macam, yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis
untuk sebuah intrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah intrumen
yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Pengujian validitas
logis, dilakukan dengan cara menilai kesesuaian antara butir-butir soal dengan
kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Proses pengujian validitas logis
melibatkan dua penilai ahli yaitu Moh. Fathurrahman, S.Pd., M.Sn. dan Ika
Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd. dengan menggunakan lembar validitas logis.
90
Validitas empiris adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil
pengalaman (Arikunto, 2012: 81). Oleh karena itu, untuk mendapatkan intrumen
yang valid penulis melakukan uji coba instrumen kepada responden yang bukan
responden sesungguhnya, yaitu responden kelas IV SD Negeri Morobongo
Kabupaten Temanggung. Alasan memilih SD tersebut dikarenakan memiliki
kesamaan dari berbagai kriteria dengan SD yang dijadikan sebagai objek
penelitian, seperti jumlah siswa, dan tingkat pendidikan guru, serta tingkat
akreditasi sekolah.
Sebelum melakukan uji coba, terlebih dahulu penulis mengajar siswa
menggunakan media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Hasil uji
coba kemudian dianalisis validitas dan reliabilitasnya menggunakan SPSS versi
21. Pengujian validitas dalam penelitian menggunakan corected item-total
corelation, yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor
total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi
(nilai yang lebih tinggi dari nilai sebenarnya). Menu yang digunakan dalam
analisis ini adalah analyze-scale-reliability analisis. Hasil validitasnya dapat
dilihat pada kolom corected item-total corelation. Kriteria pengujian dilakukan
dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Suatu butir item dapat dikatakan
valid apabila nilai thitung lebih besar dari pada nilai ttabel.
3.6.2.1.1 Validitas Lembar Pengamatan Media Pembelajaran Buku Pop-up
Instrumen lembar pengamatan media pembelajaran buku pop-up
digunakan untuk menilai pembelajaran menggunakan media buku pop-up.
Pengujian validitas logis lembar pengamatan ini dilakukan oleh tim penilai ahli
91
yaitu Moh. Fathurrahman, S.Pd., M.Sn (dosen pembimbing 1) dan Ika
Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd. (dosen pembimbing 2).
3.6.2.1.2 Validitas Angket Minat Belajar Siswa
Sebelum intrumen angket minat belajar siswa diuji cobakan pada siswa,
maka terlebih dahulu dilakukan validitas logis oleh penilai ahli yaitu Moh.
Fathurrahman, S.Pd., M.Sn dan Ika Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd. setelah
dinyatakan layak oleh tim ahli, kemudian angket diuji cobakan di kelas uji coba,
yaitu di SD Negeri Morobongo Kabupaten Temanggung pada tanggal 7 April
2016 yang diikuti oleh siswa kelas IV yang berjumlah 20. Hasil uji validitas logis
dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16.
Penghitungan validitas empiris seluruh item instrumen angket dibantu
dengan aplikasi SPSS 21, dengan menu analyze-scale-reliability analisis.
Pengambilan keputusan uji validitas dilakukan dengan menggunakan batasan
dengan signifikansi 0,05 dan diuji dua sisi. Artinya apabila ≥
maka item tersebut dianggap valid, sedangkan apabila < maka item
tersebut dianggap tidak valid (Priyatno, 2010: 93-4). Nilai rtabel dari 20 siswa yaitu
0,444 dan hasil uji coba angket minat belajar dapat dilihat pada lampiran 25. Dari
hasil penghitungan menggunakan SPSS 21 dinyatakan bahwa dari 40 item
pernyataan terdapat 24 item pernyataan yang valid dan dari seluruh item yang
valid telah mewakili seluruh indikator minat belajar.
3.6.2.1.3 Validitas Soal Tes
Sebelum intrumen soal tes diuji cobakan, terlebih dahulu dilakukan uji
validitas logis. Pada penelitian ini, validitas logis soal tes dilakukan oleh dua
92
penilai ahli, yaitu Moh. Fathurrahman, S.Pd., M.Sn dan Ika Ratnaningrum, S.Pd.,
M. Pd. Hasil dari uji validitas logis dapat dilihat pada lampiran 19 dan 20.
Soal yang digunakan pada saat proses penilaian pembelajaran sebanyak 20
butir, namun untuk proses validitas, soal dibuat paralel yang setara cakupan
materi dan tingkat kesulitan sebanyak 40 butir soal. Setelah pengujian validitas
logis selesai dan dinyatakan layak untuk digunakan, kemudian dilakukan uji coba
soal kepada siswa kelas IV SD Negeri Morobongo pada tanggal 7 April 2016.
Analisis validitas dilakukan menggunakan SPSS versi 21 dan mendapatkan 23
butir soal yang valid dari 40 butir soal. Lebih lengkapnya tentang hasil validitas
soal dapat dilihat pada lampiran 27.
3.6.2.2 Reliabilitas Instrumen
Arikunto (2010: 221) menjelaskan bahwa reliabilitas menunjuk pada
sesuatu intrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Dijelaskan pula oleh Arikunto (2012:
100) suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Guna mengetahui realibitas
instrumen, penulis menggunakan program SPSS 21 metode Cronbach’s Alpha.
Pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran
(1992) dalam Priyatno (2010: 98), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Jadi dalam penelitian ini
apabila nilai output Reability Statistick lebih besar dari 0,6 maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian reliabel, dan jika nilai output
reliabelitasnya lebih dari 0,7 atau 0,8 maka instrumen berkategori baik.
93
3.6.2.2.1 Reliabilitas Angket Minat Belajar
Pada penelitian ini, pengujian realibilitas instrumen angket minat belajar
siswa, penulis menggunakan program SPSS 21 metode Cronbach’s Alpha. Menu
yang digunakan yaitu Analyze>>Scale>>Reliability Analysis. Hasil uji
reliabilitas tiap butir item selengkapnya ada pada lampiran 26.
Hasil dari perhitungan nilai cronbach’s alpha untuk 40 item pernyataan
pada angket minat belajar adalah 0,857, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
seluruh item yang ada adalah reliabel.
Tabel 3.7. Data hasil uji reliabilitas angket minat belajar siswa
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,857 40
Sumber: Lampiran 26
3.6.2.2.2 Reliabilitas Soal Uji Coba
Pengujian reliabilitas soal uji coba menggunakan SPSS versi 21 metode
cronbach’s alpha. lebih lengkapnya hasil pengujian ini dapat dilihat pada
lampiran 28. Hasil dari perhitungan nilai cronbach’s alpha untuk 40 butir soal
adalah 0,845. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa soal yang telah valid dan
reliabel dapat diterima.
Tabel 3.8. Reliabilitas soal uji coba
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,845 40
Sumber: Lampiran 28
94
3.6.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Sudjana (2012: 135) menyatakan bahwa persoalan yang penting dalam
melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria
soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Sesuai dengan pendapat Arikunto
(2012: 222) bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sulit. Berikut dijelaskan pula rumus yang digunakan untuk menganalisis
tingkat kesukaran soal.
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah semakin mudah soal tersebut maka semakin besar
pula indeknya. Sebaliknya, semakin sukar soal tersebut maka indeks yang
diperoleh akan semakin kecil. Arikunto (2012: 225) mengklasifikasikan indeks
indeks kesukaran menjadi tiga bagian yaitu:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0, 70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
Berdasarkan penghitungan manual dapat diperoleh soal yang valid dan
reliabel dengan tingkat kesukaran mudah terdapat pada nomor 3, 8, 15, 21, 28,
34, 35, dan 38. Tingkat kesukaran sedang terdapat pada nomor 2, 4, 5, 7, 12, 13,
17, 19, 22, 24, 25, 31, dan 36, sedangkan untuk soal dengan tingkat kesukaran
95
sulit terdapat pada nomor 20, 32 dan 39. Lebih lengkapnya data tentang
perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran 29.
3.6.2.4 Daya Pembeda Butir Soal
Menurut Arikunto (2012: 226) daya pembeda soal adalah kemampuan
sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan
besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Rumus
menentukan indeks diskriminasi dijelaskan oleh Arikunto (2012: 228-9) yaitu:
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Untuk menafsirkan hasilnya dapat digunakan kriteria berikut:
D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)
D : 0,21 – 0,40 : cukup (satistifactory)
D : 0,41 – 0,70 : baik (good)
D : 0,71 – 1,00 : baik sekali (excellent)
D : negatif, semuanya tidak baik, jadi sebaiknya tidak digunakan.
96
Setelah dilakukan penghitungan secara manual dari soal yang valid dan
reliabel terdapat 3 soal yang berdaya jelek, 8 soal berdaya cukup baik dan 12 soal
yang berdaya baik. Berdasarkan pertimbangan uji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda, didapatkan soal yang layak untuk dijadikan sebagai
instrumen penelitian. Soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian
berjumlah 20 soal yaitu butir nomor 2, 3, 4, 5, 7, 12, 13, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 25,
28, 31, 32, 35, 36, 38, dan 39. Adapun untuk kisi-kisi instrumen soal terdapat
pada lampiran 32.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu analisis
tahap awal dan analisis tahap akhir. Analisis tahap awal dilakukan sebelum
penelitian dilaksanaan. Tujuan dari analisis awal ini yakni untuk mengetahui
kemampuan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, apakah
kedua kelompok memiliki kesamaan varians atau tidak, dan apakah kedua
kelompok tersebut memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan atau tidak.
Analisis tahap akhir dilakukan setelah penelitian dilaksanakan. Tujuannya yaitu
untuk menguji hipotesis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi deskripsi data, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir.
3.7.1 Analisis Deskriptif Data
Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen untuk
menguji keefektifan media pembelajaran terhadap minat dan hasil belajar siswa.
Analisis deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan data penelitian yang telah
diperoleh dalam bentuk tabel atau histogram tanpa membuat suatu kesimpulan.
97
3.7.1.1 Analisis Deskriptif Data Media Pembelajaran Buku Pop-up
Proses pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan media
pembelajaran buku pop-up. Pada penelitian ini, penulis menggunakan lembar
pengamatan pelaksanaan media pembelajaran buku pop-up guna melihat apakah
pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur atau tidak. Pengamatan
dilakukan oleh observer/guru kelas IV SD Negeri 1 Jombor untuk kelas
eksperimen dan guru kelas IV SD Negeri Giyono untuk kelas kontrol. Selain
dilakukan pengamatan pada kelas eksperimen, dilakukan juga pengamatan
pelaksanaan pembelajaran dengan media buku teks pelajaran di kelas kontrol.
Tujuan pengamatan pada kelas kontrol yaitu untuk mengecek kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran dengan media pada setiap pertemuan pembelajaran.
3.7.1.2 Analisis Deskriptif Data Variabel Minat Belajar Siswa
Data variabel minat belajar siswa merupakan data yang diperoleh dari
hasil pengamatan menggunakan angket minat belajar siswa. Analisis dilaksanakan
menggunakan statistik deskriptif. Sugiyono (2010: 29) menjelaskan bahwa
statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau
memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum.
3.7.1.3 Analisis Deskriptif Data Variabel Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan di kelas eksperimen dan kontrol termasuk data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan
98
(skoring) (Sugiyono, 2010: 23). Pada analisis ini, penyajian data hasil belajar
menggunakan tabel dan diagram.
3.7.2 Teknik Analisis Statistik Data Hasil Penelitian
Analisis statistik data hasil penelitian yang dilakukan meliputi uji
prasyarat analisis dan uji hipotesis. Berikut adalah penjelasannya.
3.7.2.1 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis pada penelitian ini, meliputi uji kesamaan rata-rata,
uji normalitas, dan uji homogenitas. Penghitungannya menggunakan SPSS versi
21. Berikut penjelasannya.
3.7.2.1.1 Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui kesetaraan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Cara yang digunakan, yaitu dengan
menganalisis hasil tes kemampuan awal kedua kelompok.
Uji kesamaan rata-rata dalam penelitian ini menggunakan uji independent
sample t test. Priyatno (2010: 28) menjelaskan bahwa independent sample t test
digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata populasi yang digunakan
sebagai pembanding dengan rata-rata sebuah sampel. Pengujian dibantu dengan
SPSS versi 21 dengan menggunakan menu analyze – compare means –
independent sample t test. Untuk mengetahui atau diterima atau ditolak
yaitu dengan melihat nilai t pada kolom T-Test Equality of Means dan melihat
nilai signifikansinya pada kolom sign (2-tailed).
Dari pengujian uji t ini akan diketahui perbedaan rata-rata nilai kelompok
eksperimen yang dibandingkan dengan rata-rata nilai kelompok kontrol. Nilai
99
thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika didapatkan nilai -ttabel ≤ thitung ≤
ttabel , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diterima dan ditolak. Selain itu
pengambilan keputusan juga bisa dilihat dari nilai signifikansinya. Jika
signifikansinya lebih dari 0,05 maka diterima, sedangkan jika nilai
signifikansinya kurang dari 0,05 maka ditolak (Priyatno, 2010: 36). Data yang
digunakan untuk mengetahui kesamaan rata-rata dalam penelitian ini adalah nilai
UAS dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Lebih lengkapnya dijelaskan pada
lampiran 34 dan 35.
3.7.2.1.2 Uji Normalitas
Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 21. Menu yang digunakan untuk mengetahui normalitas data
adalah analize – descriptive statistic – explore. Hasil dari normal atau tidaknya
data, dapat dilihat dari nilai signifikansinya pada kolom kolmogorov- smirnov.
Penggunaan uji kolmogorov – smirnov dikarenakan uji ini digunakan untuk
menguji data yang berskala interval atau ratio. Jika uji ini menunjukkan data
berdistribusi normal, maka analisis diteruskan dengan uji homogenitas. Data
tersebut dikatakan normal apabila nilai signifikansi > 0,05 tetapi jika
signifikansinya < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Priyatno, 2010: 72-3)
3.7.2.1.3 Uji Homogenitas
Uji homogenitas hanya dilakukan apabila persebaran data menunjukkan
data berdistribusi secara normal. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui
apakah varian dari beberapa data yang diperoleh sama atau berbeda (Priyatno,
2013: 76). Pengujian homogenitas ini menggunakan teknik independent sample t-
100
test. Varian data dinyatakan sama (homogen) apabila nilai signifikansi yang
ditunjukkan lebih dari 0,05.
3.7.2.2 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Analisis akhir data adalah analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis
atau menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data diperlukan untuk menguji hasil
belajar Seni Budaya dan Keterampilan materi seni rupa murni dari kedua
kelompok setelah memperoleh memperoleh perlakuan. Cara yang digunakan
untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran ini, dilakukan dengan uji
perbedaan dan uji keefektifan.
3.7.2.2.1 Uji Perbedaan
Uji perbedaan dilakukan untuk membandingkan (membedakan) apakah
ada perbedaan atau tidak pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
setelah memperoleh perlakuan. Uji perbedaan dalam penelitian ini menggunakan
independent sample t test, yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari
dua kelompok data/sampel yang independen/tidak berhubungan.
Pengujian hipotesis dibantu dengan SPSS versi 21 dengan menu analize –
compare means – independent sample t test. Untuk mengetahui apakah Ha atau H0
diterima atau ditolak adalah dengan melihat nilai t pada kolom t test for equality
of means. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika diperoleh nilai thitung
>ttabel, maka dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Selain itu,
pengambilan keputusan juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai
101
signifikansi lebih dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya
kurang dari 0,05 maka H0 ditolak (Priyatno 2010: 31).
3.7.2.2.2 Uji Keefektifan
Setelah data dinyatakan berbeda kemudian dilakukan uji keefektifan
menggunakan uji pihak kanan. Menurut Sugiyono (2013: 231) uji pihak kanan
digunakan apabila hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih kecil” atau sama dengan (≤)”
dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar (>)”. Pengujian pihak kanan
dalam penelitian ini menggunakan SPSS 21 dengan teknik one sample t-test.
Rumus yang digunakan adalah analyze - compare means - one sample t-test. Cara
yang digunakan untuk mengetahui H0 atau Ha yang ditolak, dapat dilihat pada
nilai signifikansi dan nilai thitung. Apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05,
maka H0 ditolak, dan apabila nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka H0 ditolak.
Jika data yang diperoleh adalah demikian, maka dapat dikatakan bahwa media
pembelajaran efektif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
102
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Objek Penelitian
Salah satu komponen yang sangat penting dalam penelitian adalah objek
penelitian. Pemahaman mengenai objek penelitian dapat membantu penulis dalam
menganalisis berbagai kemungkinan yang terjadi pada saat penelitian. Responden
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 1 Jombor
Kabupaten Temanggung, yang beralamat di Desa Jombor Kecamatan Jumo
Kabupaten Temanggung. Tidak adanya kelas paralel di SD Negeri 1 Jombor,
sehingga untuk kelas kontrol dalam penelitian ini adalah siswa dari SD Negeri
Giyon. Kedua SD yang dijadikan sebagai objek penelitian memiliki kriteria yang
hampir sama, seperti akreditasi sekolah, jumlah siswa, tingkat pendidikan guru
kelas IV serta kondisi lingkungan yang jauh dari jalan raya serta pusat perkotaan,
dengan demikian kedua sekolah tersebut telah memenuhi syarat untuk dijadikan
objek penelitian eksperimen. Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik sampling jenuh, atau seluruh populasi adalah sampel
penelitian. Oleh karena itu objek dalam penelitian ini merupakan seluruh populasi
dalam penelitian. Berikut tabel data populasi dan sampel penelitian.
Tabel 4.1. Data Populasi dan Sampel Penelitian
Kelas/kelompok Jumlah populasi Jumlah sampel Sekolah
Eksperimen 21 21 SD Negeri 1 Jombor
Kontrol 20 20 SD Negeri Giyono
Jumlah 41 41
103
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah populasi dari kelas
ekperimen adalah 21 siswa dan 20 siswa untuk kelas kontrol, karena teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh,
maka jumlah sampel untuk kelas eksperimen adalah 21 dan kelas kontrol
berjumlah 20 siswa.
Rentang tahun kelahiran responden penelitian adalah diantara tahun 2005
sampai 2006 atau berumur sekitar 10-11 tahun. Berdasarkan teori kognitif Piaget,
umur 10-11 tahun seorang anak masih berada pada tahap berfikir operasional
konkrit atau belum mampu berfikir secara abstrak, sehingga penggunaan media
dalam pembelajaran akan sangat membantu guru dalam menyampaikan materi,
serta mempermudah bagi siswa untuk memahami materi yang sedang dipelajari.
Pada pelaksanaan penelitian, kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran
menggunakan media buku pop-up, sedangkan untuk kelas kontrol mendapatkan
pembelajaran menggunakan media buku teks pelajaran.
4.2 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian
Deskripsi data merupakan gambaran umum yang menyajikan data hasil
penelitian sehingga mudah dipahami. Berikut disajikan deskripsi data variabel
media pembelajaran buku pop-up, variabel minat belajar dan hasil belajar siswa.
4.2.1 Analisis Deskriptif Data Variabel Media Pembelajaran Buku Pop-up
Proses pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan media
pembelajaran buku pop-up di kelas eksperimen dan media buku teks pelajaran di
kelas kontrol. Berikut hasil rekapitulasi perhitungan pengamatan pelaksanaan
pembelajaran di kelas eksperimen.
104
Tabel 4.2. Skor Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran bagi Guru
di Kelas Eksperimen.
Pertemuan Nomor aspek yang diamati Skor Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 93,75% Sangat tinggi
2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 97,91% Sangat tinggi
Rata-rata 95,83% Sangat tinggi
Sumber: Lampiran 36 dan 40
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa skor rata-rata sebesar 95,83%
dengan kriteria sangat tinggi. Pada pertemuan pertama diperoleh skor sebesar
93,75% dengan kriteria sangat tinggi dan skor pada pertemuan kedua sebesar
97,91 dengan kriteria sangat tinggi pula. Selain pengamatan bagi guru, juga
dilakukan pengamatan terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berikut
hasil perhitungan skor pengamatan bagi siswa di kelas eksperimen.
Tabel 4.3. Skor Pengamatan Pembelajaran
di Kelas Eksperimen bagi Siswa
Pertemuan Nomor aspek yang diamati Skor Kriteria
1 2 3 4 5 6 7
1 4 4 4 4 4 4 3 96,42% Sangat tinggi
2 4 4 4 4 4 4 4 100% Sangat tinggi
Rata-rata 98,21% Sangat tinggi
Sumber: Lampiran 37 dan 41
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa skor rata-rata siswa sebesar
98,21%. Pada pertemuan pertama perolehan skor sebesar 96,42% dan pada
pertemuan kedua sebesar 100%. Oleh karena, proses pembelajaran mendapatkan
kriteria sangat baik.
Selain dilaksanakan dikelas eksperimen, pengamatan pembelajaran juga
dilaksanakan di kelas kontrol. Pengamatan ini digunakan untuk memastikan
bahwa pembelajaran dikelas kontrol juga sesuai dengan rencana pembelajaran.
Berikut hasil rekapitulasi perhitungan skor pengamatan di kelas kontrol.
105
Tabel 4.4. Skor Pengamatan Pembelajaran di Kelas Kontrol bagi Guru
Pertemuan Nomor aspek yang diamati Skor Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 95,45% Sangat tinggi
2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 97,91 Sangat tinggi
Rata-rata 96,68% Sangat tinggi
Sumber: Lampiran 38 dan 42
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa rata-rata skor pengamatan
siswa sebesar 96,68% dengan skor pada pertemuan pertama sebesar 95,45% dan
97,91% pada pertemuan kedua, dengan kata lain pembelajaran di kelas kontrol
termasuk pada kriteria sangat tinggi. Pengamatan pelaksanaan pembelajaran di
kelas kontrol juga dilakukan terhadap siswa. Berikut data skor pengamatan
pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol bagi siswa.
Tabel 4.5. Skor Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
bagi Siswa
Pertemuan Nomor aspek yang diamati Skor Kriteria
1 2 3 4 5 6 7
1 4 3 4 4 4 4 3 92,85% Sangat tinggi
2 4 4 4 4 4 4 4 100% Sangat tinggi
Rata-rata 96,42% Sangat tinggi
Sumber: Lampiran 39 dan 43
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rata-rata skor siswa di kelas
kontrol adalah 96,42% dengan kriteria sangat tinggi. Skor pada pertemuan
pertama sebesar 92,82% dan 100% untuk pertemuan kedua, sehingga dapat
dikatakan bahwa pembelaran di kelas kontrol berada pada kategori sangat baik.
4.2.2 Data Awal Penelitian
Data awal penelitian ini, diambil dari nilai UAS siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Hasil nilai UAS tersebut dideskripsikan dan dijelaskan pada
tabel berikut.
106
Tabel 4.6. Data Kemampuan Awal Siswa
No. Kriteria Data Kelas
Eksperimen kontrol
1. Jumlah siswa 21 20
2. Skor rata-rata 76.10 77
3. Median 76 78
4. Skor minimal 60 60
5. Skor maksimal 88 92
6. Rentang 28 32
7. Variasns 65,490 81,363
8. Standar deviasi 8,093 9,020
Sumber: Data penelitian 2016
Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa jumlah siswa dari kelas
eksperimen adalah 21 siswa, dengan skor rata-rata 76.10, median sebesar 76, skor
minimal 60, skor maksimal 88, rentang 28, varians 65,490 dan standar deviasi
sebesar 8,093. Sedangkan dari kelas kontrol jumlah siswa sebanyak 20 siswa,
dengan skor rata-rata 77, median 78, skor minimal 60, skor maksimal 92, rentang
32, varians 81,363 dan standar deviasinya sebesar 9,020.
Penyajian data frekuensi nilai UAS dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah sebagai berikut.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi nilai UAS
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Nilai interval F (frekuensi) Nilai interval F (frekuensi)
61-70 6 61-70 6
71-80 9 71-80 8
81-90 6 81-90 5
91-100 91-100 1
Selain disajikan dalam bentuk tabel, data frekuensi nilai UAS dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol juga disajikan dalam bentuk histogram. Penyajian
ini, bermaksud untuk mempermudah membaca data. Berikut data penyajiannya.
107
Gambar 4.1. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai UAS
Berdasarkan tabel 4.7. dan gambar 4.1. dapat diketahui bahwa dari kelas
eksperimen terdapat 6 siswa yang mendapatkan nilai antara 61-70, 9 siswa
mendapat nilai 71-80 dan 6 siswa mendapat nilai 81-90. Sedangkan dari kelas eks
perimen, terdapat 6 siswa mendapat nilai 61-70, 8 siswa mendapatkan nilai 71-
90, 5 siswa mendapat nilai 81-90 dan 1 siswa mendapat nilai antara 91-100.
4.2.3 Deskripsi Data Variabel Minat Belajar Siswa
Hasil penilaian minat belajar siswa di kelas ekperimen dan kelas kontrol
setelah dilakukan pembelajaran menggunakan media yang berbeda dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.8. Deskripsi Data Variabel Minat Belajar Siswa
No. Kriteria Data Kelas
Eksperimen Kontrol
1. Jumlah siswa 21 20
2. Skor rata-rata 88,25 82,49
3. Median 89,13 84,23
4. Skor minimal 75 67,39
5. Skor maksimal 97,82 97,82
6. Rentang 22,82 30,43
7. Varians 47,444 60,555
8. Standar deviasi 6,889 7,781
Sumber: Lampiran 47
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
61-70 71-80 81-90 91-100
kelas ekperimen
kelas kontrol
108
Setelah mengolah data minat belajar siswa menggunakan SPSS 21
diperoleh data kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti pada tabel 4.8. Jumlah
siswa kelas eksperimen sebanyak 21 siswa; skor rata-rata sebesar 88,25; median
sebesar 89,13; skor minimal sebesar 75; skor maksimal sebesar 97,82; rentang
data sebesar 22,82, varians data sebesar 47,444 dan standar deviasi data sebesar
6,889. Sedangkan kelas kontrol berjumlah 20 siswa; skor rata-rata sebesar 82,49;
median sebesar 84,23; skor minimal sebesar 67,39; skor maksimal sebesar 97,82,
rentang data sebesar 30,43; varians data sebesar 60,555 dan standar deviasi data
sebesar 7,781.
Selanjutnya analis deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran
jawaban responden mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik Analisis Indeks, yang
bertujuan untuk menggambarkan persepsi responden atas item-item pernyataan
yang diajukan dalam penelitian (Ferdinand, 2006: 340).
Nilai indeks variabel dapat diperoleh setelah dilakukan perhitungan
terhadap nilai indeks masing-masing indikator, yang diperoleh dengan melakukan
perhitungan berdasarkan jawaban responden dalam angket yang digunakan dalam
penelitian. Pernyataan dalam angket minat belajar siswa terdiri dari dua
pernyataan, yaitu pernyataan positif dan negatif.
Pada setiap pernyataan positif, responden akan mendapat skor 4 apabila
jawabanya “selalu” dan akan mendapat skor satu apabila jawabannya “tidak
pernah”. Sedangkan pernyataan negatif merupakan kebalikan dari pernyataan
positif, yaitu apabila responden menjawab “selalu” maka akan mendapatkan skor
109
1, dan apabila responden menjawab tidak pernah, maka skor yang didapat adalah
4. Berikut adalah rumus nilai indeks indikator menurut Ferdinand (2006: 292)
Nilai Indeks = (%F1 x 1) + (%F2 x 2) + (%F 4 x 4)/4
Keterangan
F1 adalah frekuensi responden yang menjawab 1
F2 adalah frekuensi responden yang menjawab 2
F3 adalah frekuensi responden yang menjawab 3
F4 adalah frekuensi responden yang menjawab 4
4.2.3.1 Deskripsi Data Variabel Minat Belajar Siswa di Kelas Eksperimen
Nilai indeks variabel minat belajar siswa kelas ekperimen dapat diketahui
jika terlebih dahulu dihitung nilai indeks masing-masing indikator yang
digunakan untuk membangun minat belajar siswa. Perhitungan nilai indeks
indikator dapat dilakukan jika sebelumnya telah diketahui distribusi frekuensi
masing-masing indikator.
Jawaban responden terhadap indikator “gairah” terdapat pada item
pernyataan nomor 1, 2, dan 3. Pada item pernyataan nomor 1, menunjukkan
bahwa tidak ada jawaban responden terhadap skor 1, skor 2 sebanyak 7 (33,33% ),
skor 3 sebanyak 5 (23,80% ), dan skor 4 sebanyak (19,04% ). Item nomor 2
menunjukkan bahwa tidak ada jawaban responden terhadap skor 1, skor 2
sebanyak 2 (9,52%), skor 3 sebanyak 6 (28,57%), dan skor 4 sebanyak 13 (61,90).
Item nomor 3, menunjukkan bahwa tidak ada responden yang memberikan
jawaban dengan skor 1, untuk skor 2 sebanyak 4 (19,04), skor 3 sebanyak 4
(19,04), dan skor 4 sebanyak 13 (61,90). Berdasarkan angka-angka yang telah
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa nilai indikator “gairah” didapat dengan cara
menghitung nilai indeks masing-masing item pernyataan.
110
Nilai indeks item pernyataan 1 =
(0% x 1) + (33,33% x 2) + (19,04% x 3) + (47,62% x 4)/4 = 78,56
Nilai indeks item pernyataa 2
(0% x 1) + (9,52% x 2) + (23,81% x 3) + (66,67% x 4)/4 = 89,28
Nilai indeks item pernyataan 3
(0% x 1) + (9,52% x 2) + (19,04 x 3) + (71,42% x 4)/4 = 90,46
Selanjutnya untuk mendapatkan nilai indeks pada indikator “gairah” dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Diperoleh hasil
Berdasarkan perhitungan nilai indeks pada indikator gairah sebesar 86,10,
dengan kategori sangat tinggi. Langkah yang sama juga dilakukan untuk setiap
item pernyataan yang berjumlah 23 item. Secara rinci nilai indeks masing-masing
indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9. Indeks Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen
No. Indikator Pernyataan % Frekuensi rata-rata jawaban
responden
Indeks
1 2 3 4 pernyataan indikator
1. Gairah
1 0 66,66 57,12 190,48 78,56
86,10 2 0 19,04 71,43 266,68 89,29
3 0 19,04 57,12 285,68 90,46
2. Inisiatif
4 9,52 28,56 85,71 190,48 78,57
83,33 5 4,76 0 128,58 209,52 85,71
6 4,76 9,52 99,99 228,56 85,71
3. Responsif 7 0 9,52 71,4 285,68 91,66
94,03 8 0 0 42,84 342,84 96,42
4. Kesegeraan 9 0 19,04 99,99 228,56 86,89
89,28 10 0 0 99,99 266,64 91,66
111
No. Indikator Pernyataan % Frekuensi rata-rata jawaban
responden
Indeks
1 2 3 4 pernyataan indikator
5. Konsentrasi
11 0 0 114,27 247,6 90,47
88,89 12 0 19,04 157,14 152,36 82,13
13 0 9,52 42,84 323,8 94,04
6. Ketelitian 14 0 9,52 85,71 266,68 90,47 90,47
7. Kemauan
15 4,76 19,04 99,99 209,52 83,33
89,88 16 0 0 71,43 304,76 97,62
17 0 9,52 14,28 361,88 96,42
18 0 28,56 85,71 228,56 85,71
8. Keuletan 19 0 9,52 85,71 266,64 90,47
88,09 20 0 19,04 114,27 209,52 85,71
9. Kerja keras
21 0 9,52 85,71 266,64 90,47
88,09 22 4,76 0 85,71 266,64 89,28
23 0 28,56 99,99 209,52 84,52
Rata-rata nilai indeks 88,69
Setelah nilai indeks diperoleh kemudian ditentukan kriteria nilai indeks
menggunakan Three Box Method. Berikut disajikan kriteria nilai indeks.
10,00 – 40,00 = rendah
41,01 – 70,00 = sedang
71,01 – 100.00 = tinggi
(Ferdinand, 2006: 292).
Berdasarkan kriteria nilai indeks, dapat diketahui bahwa indeks indikator
variabel minat belajar siswa di kelas eksperimen yang paling tinggi terletak pada
indikator “responsif” dengan nilai indeks sebesar 94,03% dan yang paling rendah
terletak pada indikator “inisiatif” dengan nilain indeks sebesar 83,33%.
4.2.3.2 Deskripsi Data Variabel Minat Belajar Siswa di Kelas Kontrol
Perhitungan nilai indeks variabel minat belajar siswa dikelas kontrol
menggunakan cara yang sama dengan perhitungan dikelas eksperimen. Setelah
data variabel minat belajar siswa kelas kontrol dihitung, diperoleh data berikut.
112
Tabel 4.10. Indeks Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol
No. Indikator Pernyataan % Frekuensi rata-rata jawaban
responden
Indeks
1 2 3 4 pernyataan indikator
1. Gairah
1 5 70 0 240 78,75
81,67 2 5 20 75 240 85 3 5 40 60 220 81,25
2. Inisiatif
4 5 50 60 200 78,75
76,25 5 10 50 105 120 71,25 6 5 30 120 160 78,75
3. Responsif 7 5 20 45 280 87,5
90 8 0 0 90 280 92,5
4. Kesegeraan 9 0 20 105 220 86,25
85,62 10 0 40 60 240 85
5. Konsentrasi
11 10 20 45 260 83,75
85 12 0 40 75 220 83,75 13 5 0 105 240 87,5
6. Ketelitian 14 0 20 75 260 88,75 88,75
7. Kemauan
15 5 30 90 200 81,25
83,75 16 10 20 90 200 80 17 0 0 45 340 96,25 18 10 20 120 160 77,5
8. Keuletan 19 0 30 105 200 83,75
85,62 20 5 10 75 260 87,5
9. Kerja keras
21 0 20 120 200 85
74,17 22 10 40 90 160 75 23 20 70 60 100 62,5
Rata-rata nilai indeks 83,42
Berdasarkan tabel 4.10. jawaban responden terhadap indikator “gairah”
item pernyataan nomor 1 menunjukkan bahwa jawaban responden terhadap skor
satu sebanyak 1 siswa (5%), skor 2 sebanyak 7 siswa (35%), skor 4 sebanyak 12
siswa (60%), dan tidak ada responden yang menjawab skor 3 (0%). Jawaban
responden terhadap item nomor 2 menunjukkan bahwa jawaban responden
terhadap skor 1 sebanyak 1 siswa (5%), skor 2 sebanyak 2 siswa (10%), skor 3
sebanyak 5 siswa (25%), dan skor 4 sebanyak 12 siswa (60%). Jawaban
113
responden terhadap item pernyataan nomor 3 menunjukkan bahwa jawaban
responden terhadap skor 1 sebanyak 1(5%), skor 2 sebanyak 4 siswa (20%), skor
3 sebanyak 4 siswa (20%), dan skor 4 sebanyak 11 siswa (55%).
Nilai indikator “gairah”, kemudian dicari dengan menghitung nilai indeks
masing-masing item pernyataan, berikut perhitungannya.
Nilai indeks item pernyataan 1 =
(5% x 1) + (35% x 2) + (0% x 3) + (60% x 4)/4 = 78,75
Nilai indeks item pernyataan 2 =
(5% x 1) + (10% x 2) + (25% x 3) + (60% x 4)/4 = 85
Nilai indeks item pernyataan 3
(5% x 1) + (20% x 2) + (20% x 3) + (55% x 4)/4 = 81,25
Selanjutnya untuk memperoleh nilai indeks pada indikator “gairah” dilakukan
dengan cara berikut.
Langkah yang sama juga dilakukan untuk semua indikator yang terdapat
dalam instrumen variabel minat belajar siswa. sehingga diperoleh nilai indeks
tertinggi terdapat pada indikator “responsif” dengan nilai indeks sebesar 90%, dan
nilai indeks tererndah terdapat pada indikator “kerja keras” dengan nilai ineks
sebesar 74,17%.
4.2.4 Deskripsi Data Variabel Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar diolah untuk pengujian hipotesis mengenai hasil belajar
siswa yang diperoleh setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan
pembelajaran dengan media yang berbeda. Berikut pemaparan hasilnya.
114
Tabel 4.11. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa (Data Akhir)
No Kriteria Data Nilai Posttest
Eksperimen Kontrol
1. Jumlah siswa 21 20
2. Skor rata-rata 88,33 80,75
3. Median 90,00 80,00
4. Skor minimal 75 70
5. Skor maksimal 100 100
6. Rentang 25 30
7. Varians 63,333 84,934
8. Standar deviasi 7,958 9,216
Sumber: Lampiran 48
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.11. dapat diketahui perolehan
data dari kelas eksperimen dari jumlah siswa sebanyak 21 siswa, mendapatkan
skor rata-rata 88,33, median 90,00, skor minimal 75, skor maksimal 100, rentang
data 25, varians data 63,33, dan standar deviasi data sebesar 7,958. Sementara itu,
untuk kelas kontrol dari jumlah siswa sebanyak 20 siswa diperoleh skor rata-rata
sebesar 80,75, median 80,00, skor minimal 70, skor maksimal 100, rentang data
30, varians data 84,934, dan standar deviasi data sebesar 9,216. Data penyajian
hasil belajar siswa (postest) disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini.
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Nilai interval f (frekuensi) Nilai interval f (frekuensi)
61-70 - 61-70 4
71-80 6 71-80 9
81-90 8 81-90 4
91-100 7 91-100 3
Jumlah 21 Jumlah 20
Sumber: Data Penelitian 2016
Selain disajikan dalam bentuk tabel, Penyajian data distribusi frekuensi
nilai postest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol juga disajikan menggunakan
histogram, berikut data penyajiannya.
115
Gambar 4.2. Histogram Distribusi Frekuennsi Nilai Postest kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Berdasarkan tabel 4.12. dan gambar 4.2. dapat dilihat bahwa, dari kelas
eksperimen terdapat 6 siswa yang mendapatkan nilai antata 71-80, 8 siswa
mendapatkan nilai anata 81-90, dan 7 siswa mendapatkan nilai antara 91-100.
Sedangkan dari kelas eksperimen terdapat 4 siswa yang mendapatkan nilai antara
61-70, 9 siswa mendapat nilai antara 71-80, 4 siswa mendapatkan nilai antara 81-
90, dan 3 siswa mendapat nilai diantara 91-100. Data selengkapnya mengenai
nilai postest siswa terdapat pada lampiran 45.
4.3 Analisis Statistik Data Hasil Penelitian
Hasil penelitian menjelaskan mengenai data-data yang diperoleh dari
pelaksanaan penelitian. Data hasil penelitian dianalis untuk menginterpretasikan
data yang telah terkumpul sekaligus menjawab hipotesis penelitian. Sebelum
dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, diantaranya
meliputi uji kesamaan rata-rata, pengujian normalitas dan homogenitas. Berikut
penjelasannya.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
61-70 71-80 81-90 91-100
kelas ekperimen
kelas kontrol
116
4.3.1 Uji Kesamaan Rata-rata Nilai UAS SBK Siswa (Data Awal)
Uji kesamaan rata-rata nilai UAS digunakan untuk membandingkan
kesamaan rata-rata antara kelas ekperimen dan kelas kontrol, serta untuk
membuktikan bahwa ke dua kelas memiliki kemampuan awal yang sama.
Pengujian kesamaan rata-rata dalam penelitian ini menggunakan independen
sample t-test. Dasar pengambilan keputusan yaitu H0 diterima jika nilai signifikasi
pada kolom sign (2-tailed) > 0,05, sedangkan H0 ditolak apabila signifikansinya <
0,05. Selain itu H0 diterima jika -ttabel≤ thitung ≤ ttabel atau H0 ditolak jika thitung > t
tabel. Berikut hasil output analisis uji kesamaan rata-rata nilai UAS siswa.
Tabel 4.13. Hasil uji kesamaan rata-rata nilai UAS
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality
of Means
F Sig. T Df
Nilai
siswa
Equal variances assumed ,295 ,590 -,338 39
Equal variances not assumed -,337 38,052
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed) Mean
Difference
Std. Error
Difference
Nilai
siswa
Equal variances assumed ,737 -,905 2,674
Equal variances not assumed ,738 -,905 2,681
Sumber: Lampiran 35
Berdasarkan uji kesamaan rata-rata menggunakan independen samples t-
test dapat dilihat bahwa nilai thitungnya adalah -0,338, sedangkan nilai ttabel dari 41
siswa sebesar 2,023, sementara itu H0 akan diterima apabila –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
atau -2,023 ≤ -0,338 ≤ 2,023. Selain itu, berdasarkan nilai signifikansi pada
kolom sig. (2-tailed) adalah 0,737 atau lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan
117
bahwa kedua kelompok dalam objek penelitian memiliki kemampuan awal yang
sama.
4.3.2 Uji Prasyarat Analisis
Uji prayarat analasis meliputi dua uji yaitu, uji normalitas dan uji
homogenitas.
4.3.2.1 Hasil Uji Normalitas Variabel Minat Belajar Siswa
Pengujian normalitas variabel minat belajar siswa dihitung menggunakan
SPSS 21. Hasil dari uji ini dapat dilihat pada output test of normality pada kolom
kolmogorov-smirnov.
Tabel 4.14. Hasil Uji Normalitas Variabel Minat Belajar Siswa
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Nilai siswa kelas ekp ,151 21 ,200
* ,943 21 ,249
kelas kon ,151 20 ,200* ,971 20 ,782
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Lampiran 47
Berdasarkan tabel 4.14. pada kolom kolmogorov-smirnov dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi untuk kelas ekperimen sebesar 0,200 dan 0,200 untuk
kelas kontrol. Sedangkan signifikansi seluruh kelompok lebih dari 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa hasil minat belajar siswa materi seni rupa murni
berdistribusi normal.
4.3.2.2 Hasil Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan uji normalitas menggunakan SPSS 21 dengan menu analize –
descriptive statistic – explore, diperoleh data pengujian yang dapat dilihat pada
kolom kolmogorov smirnov. Berikut tabel hasil uji normalitasnya.
118
Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar Siswa.
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Nilai siswa kelas ekp ,154 21 ,200
* ,931 21 ,144
kelas kon ,184 20 ,076 ,907 20 ,055
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Lampiran 48
Dari tabel 4.15. dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada kolom
kolmogorov-smirnov untuk kelas eksperimen adalah 0,200 sedangkan kelas
kontrol 0,076. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa data hasil belajar siswa
berdistribusi normal, karena nilai signifikasninya lebih dari 0,05.
4.3.2.3 Hasil Uji Homogenitas Minat Belajar Siswa
Penghitungan uji homogenitas minat belajar siswa menggunakan uji
Independent simple t-test. Berikut adalah hasil penghitungannya.
Tabel 4.16. Hasil Uji Homogenitas Minat Belajar Siswa
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
Nilai siswa Equal variances assumed ,438 ,512
Equal variances not assumed
Sumber: Lampiran 49
Berdasarkan tabel 4.16. dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada
kolom sig. sebesar 0,512. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data minat
belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen karena nilai
signifikansinya lebih dari 0,05.
119
4.3.2.4 Hasil Uji Homogenitas Hasil belajar Siswa
Hasil uji homogenitas hasil belajar siswa dapat dilihat pada, pada Levene's
Test for Equality of Variances kolom sig.
Tabel 4.17. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
Nilai siswa Equal variances assumed ,315 ,578
Equal variances not assumed
Sumber: Lampiran 50
Berdasarkan tabel 4.17. dapat dilihat hasil perhitungan uji homogenitas
menggunakan uji Independent sample t-test, diperoleh nilai signifikansinya pada
kolom sig, yaitu sebesar 0,578. Oleh karena itu, karena nilai signifikansinya lebih
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa memiliki varians
yang sama.
4.3.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah uji prasayarat terpenuhi, baik uji normalitas
atau homogenitas. Terdapat dua uji hipotesis dalam penelitian ini, yaitu uji
perbedaan dan uji keefektifan. Pengujian hipotesis akhir menggunakan statistik
parametris (uji t), karena data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen
penghitungannya dibantu program SPSS 21. Uji perbedaan dilakukan
menggunakan teknik independen sample t-test. Menu yang digunakan adalah
analize - compare means - independent-sample t-test. Sementara itu, pengujian
keefektifan menggunakan teknik one sample t-test dengan menu analize-compare
means-one sample t-test.
120
4.3.3.1 Uji t (Pengujian Hipotesis Minat Belajar Siswa)
Pengujian hipotesis minat belajar siswa menggunakan menggunakan SPSS
21 dengan teknik independen sample t-test. Berikut adalah hasil pengujiannya.
Tabel 4.18. Uji Perbedaan Hipotesis Minat Belajar Siswa
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality
of Means
F Sig. T Df
Nilai siswa Equal variances assumed ,438 ,512 2,553 39
Equal variances not assumed 2,546 37,879
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Nilai siswa
Equal variances assumed ,015 5,88205 2,30363
Equal variances not
assumed
,015 5,88205 2,31070
Sumber: Lampiran 51
Berdasarkan tabel 4.18. dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada
kolom sig. (2-tailed) sebesar 0,015. Sementara itu sampel dalam penelitian ini
sebanyak 41 siswa, maka nilai derajat kebebasan (dk) = n-2 (41-2=39) dan taraf
kesalahan 5%. Pengujian ini menggunakan uji dua sisi (0,05 : 2 = 2,5%), maka
dapat diketahui nilai ttabel =2,023. Berdasarkan kolom t-test for equality means
dapat diketahui nilai thitung =2, 553. Dari perhitungan tersebut diperoleh 2,553 >
2,023 (thitung>ttabel) dan nilai signifikansinya 0,015< 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa H01 ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain, terdapat perbedaan minat
belajar siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan media buku pop-up dan
siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan buku teks pelajaran.
121
4.3.3.2 Uji t (Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa)
Hasil pengujian hipotesis hasil belajar menggunakan SPSS 21 teknik
independent sample t-test dengan menu analize – compare means – independent
sample t-test dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.19. Uji Perbedaan Hasil Belajar Siswa
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality
of Means
F Sig. T Df
Nilai siswa Equal variances assumed ,315 ,578 2,824 39
Equal variances not assumed 2,814 37,569
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Nilai siswa Equal variances assumed ,007 7,583 2,685
Equal variances not assumed ,008 7,583 2,695
Sumber: Lampiran 52
Berdasarkan tabel 4.19. dapat dibaca bahwa nilai signifikansi pada kolom
sig. (2-tailed) sebesar 0,007 (0,007 < 0,05). Sementara itu nilai ttabel dari 41 siswa
dengan taraf kesalahan 5% dan uji dua sisi dapat diperoleh sebesar 2,023. Nilai
pada kolom t-test for equlaity of means diperoleh thitung = 2,824. Dari perhitungan
tersebut dapat diperoleh 2,824 > 2,023 (thitung > ttabel) dan nilai signifikansinya
diperoleh 0,007 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H02 ditolak dan Ha2
diterima, atau dengan kata lain, terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas IV
antara kelas yang mendapat pembelajaran menggunakan media pop-up dan kelas
yang mendapat pembelajaran menggunakan media buku teks pelajaran.
122
4.3.3.3 Uji Keefektifan Minat Belajar Siswa
Pengujian keefektifan minat belajar siswa menggunakan SPSS 21 dengan
teknik one sample t-test. Berikut hasil penghitungannya.
Tabel 4.20. Uji Keefektifan Minat Belajar Siswa
One-Sample Test
Test Value = 82.5
T Df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Kelas ek 3,874 20 ,001 5,84905 2,7000 8,9981
Sumber: Lampiran 53
Berdasarkan tabel 4.20. dapat diiketahui bahwa nilai thitung = 3,874.
Sementara itu nilai ttabel dari 21 siswa dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 21-1
=20 dan uji dua sisi diperoleh ttabel = 2,086. Nilai signifikansi pada kolom sig. (2-
tailed) sebesar 0,001 (0,001 < 0,05). Oleh karena nilai thitung > ttabel (3,874> 2,086)
dan signifikansi (0,001 < 0,05, maka dapat disimpukan bahwa H03 ditolak dan
Ha3 diterima. Artinya terdapat perbedaan minat belajar siswa antara siswa kelas
ekperimen dan kelas kontrol. Hasil t positif menunjukkan bahwa minat belajar
siswa dikelas ekperimen lebih tinggi dari minat belajar siswa dikelas kontrol,
dengan kata lain pembelajaran menggunakan media buku pop-up lebih efektif dari
pada pembelajaran menggunakan buku teks pelajaran.
4.3.3.4 Uji Keefektifan Hasil Belajar Siswa
Pengujian keefektifan hasil belajar siswa menggunakan SPSS 21 dengan
teknik one sample t-test. Menu yang digunakan adalah analize – compare means –
one sample t-test. Hasil outputnya dapat dilihat pada kolom Sig. (2-tailed) untuk
taraf signifikansi, dan kolom T untuk nilai thitung. Berikut penyajiannya.
123
Tabel 4.21. Uji Keefektifan Hasil Belajar Siswa
One-Sample Test
Test Value = 80.75
T Df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Kelas ekp 4,367 20 ,000 7,583 3,96 11,21
Sumber: Lampiran 54
Berdasarkan tabel 4.21. Nilai thitung = 4,367. Sementara itu, nilai ttabel
dengan derajat kebebasan (df) 20 dan menggunakan uji 2 sisi diperoleh nilai ttabel
= 2,086. Pada kolom sig. (2-tailed) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000.
Oleh karena nilai thitung > dari ttabel (4,367 > 2,086) dan signifikansi (0,000 < 0,05)
maka H04 ditolak dan Ha4 diterima. Artinya hasil belajar antara siswa dikelas
ekperimen berbeda dengan hasil belajar dikelas kontrol. Hasil thitung positif
menunjukkan bahwa hasil belajar dikelas ekperimen lebih tinggi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran materi seni rupa murni menggunakan media
pembelajaran buku pop-up lebih efektif terhadap hasil belajar siswa dari pada
pembelajaran yang menggunakan media buku teks pelajaran.
4.4 Pembahasan
Pada bagian ini, dibahas mengenai perbedaan penerapan media
pembelajaran buku pop-up dan buku teks pelajaran terhadap minat dan hasil
belajar siswa, serta pembahasan mengenai keefektifan media pembelajaran buku
pop-up terhadap minat dan hasil belajar siswa, yang dikaitkan antara hasil
penelitian dengan teori-teori yang mendukung. Berikut pembahasan mengenai
hasil penelitian.
124
4.4.1 Perbedaan Penerapan Media Pembelajaran Buku Pop-up dan Media
Buku Teks Pelajaran terhadap Minat Belajar Siswa
Data hasil minat belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan perbedaan. Perbedaan data minat belajar ini menunjukkan adanya
perbedaan minat belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan
media buku pop-up dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan
media buku teks pelajaran.
Media buku pop-up merupakan media pembelajaran yang berbentuk buku,
namun disajikan dalam bentuk yang kreatif dan inovatif. Secara harfiah Ives
(2009: 9) menjelaskan bahwa pop-up merupakan buku dan kartu ucapan yang
semuanya ditambah dengan dimensi baru dan ketika halamannya dibuka, maka
akan terlihat sesuatu yang muncul. Pop-up sebagai bagian dari media
pembelajaran yang berbasis media visual, memberikan kesempatan kepada
seluruh siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan media tersebut, sehingga
perhatian siswa dapat terfokuskan pada materi yang sedang dipelajari. Dijelaskan
oleh Levie dan Lentz (1982) dalam Kustandi dan Sutjipto (2013:19-20) bahwa
media visual dapat menarik perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap isi
pelajaran, menggugah emosi siswa setelah melihat gambar atau lambang,
memperlancar siswa dalam mengingat dan memahami materi pelajaran serta dapat
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima pelajaran. Oleh
karena itu, penggunaan media buku pop-up pada proses pembelajaran, dapat
membantu guru dalam meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar,
serta mempermudah siswa untuk memahami materi pelajaran. Sesuai dengan
125
pendapat briggs (1970) dalam Sadiman dkk. (2012: 6) bahwa penggunaan media
dalam proses pembelajaran dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar.
Keunikan media buku pop-up merupakan salah satu keistimewaan media
pembelajaran yang tidak dimiliki oleh media lain, bahkan sasaran penggunaan
buku pop-up tidak terbatas pada usia anak-anak saja, melainkan juga dapat
digunakan oleh semua orang dari berbagai usia. Seperti yang diungkapkan oleh
Ruiz Jr, et al. (2014) bahwa pop-up adalah buku tiga dimensi yang dapat menarik
dan memikat semua orang dari segala usia. Bentuk tiga dimensi ini, akan
memberikan kesan yang mendalam bagi siswa, karena pada umumnya buku yang
digunakan oleh guru dan siswa berupa teks pelajaran, atau buku yang berisikan
materi dengan penyajian buku seperti biasa, bahkan terkadang hanya berisi
tulisan-tulisan saja. Padahal penggunaan gambar atau warna yang menarik dapat
meningkatkan ketertarikan siswa terhadap buku yang ada, ditambah lagi dengan
penggunaan ilustrasi tiga dimensi, menambah media pembelajaran lebih realistik.
Menurut Bluemel dan Taylor (2012: 4) buku pop-up memiliki banyak
manfaat, diantaranya adalah, (1) mengembangkan rasa cinta membaca, (2)
membantu siswa untuk memahami situasi kehidupan nyata dengan simbol-simbol
atau gambar yang mudah dipahami, (3) mengembangkan siswa agar berfikir kritis
dan, (4) membantu siswa yang memiliki ketidak mampuan bahasa melalui
representasi visual. Berbagai manfaat dari buku pop-up ini dapat mendorong
siswa untuk meningkatkan minat belajar, sehingga diperoleh hasil belajar yang
sesuai dengan apa diharapkan.
126
Sudaryono, dkk (2013: 90) mengklasifikasikan minat belajar menjadi
empat dimensi, yaitu: (1) kesukaan, (2) ketertarikan, (3) perhatian, dan
(keterlibatan). Keempat dimensi ini kemudian dijabarkan menjadi sembilan
indikator, di antaranya: (1) gairah, (2) inisiatif (3) responsif, (4) kesegeraan, (5)
konsentrasi, (6) ketelitian, (7) kemauan, (8) keuletan, dan (9) kerja keras.
Kesembilan indikator minat belajar merupakan pedoman dalam membuat
pernyataan-pernyataan pada instrumen.
Berdasarkan data hasil penghitungan indeks minat belajar dapat diketahui
bahwa pada indikator “gairah” yang terdiri dari 3 item pernyataan diperoleh nilai
indeks sebesar 86,10% dari kelas eksperimen dan 81,67% dari kelas kontrol.
Gairah siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dilihat dari perasaan senang
siswa saat mempelajari hal-hal baru tentang materi, serta perasaan senang saat
mengerjakan soal yang diberikan. Indikator “inisiatif“ yang terdiri dari tiga item
pernyataan diperoleh nilai indeks sebesar 83,33% dari kelas eksperimen dan
76,25% dari kelas kontrol. Inisiatif dapat dilihat dari keinginan siswa untuk
menanyakan materi yang belum dipahami, kemampuan siswa menggunakan
kesempatan untuk berpendapat serta inisiatif untuk mempelajari materi diluar jam
sekolah.
Indikator responsif terdiri dari dua item pernyataan yang diperoleh nilai
indeks sebesar 94,03% dari kelas eksperimen dan 90% dari kelas kontrol.
Responsif siswa dapat dilihat dari interaksi siswa dengan guru, seperti respon
siswa saat ditanya guru, atau saat guru memberikan perintah. Indikator kesegaraan
terdiri dari dua item pernyataan, yang diperoleh nilai indeks sebesar 89,28% untuk
127
kelas eksperimen dan 85,62% untuk kelas kontrol. Pada indikator ini dapat dilihat
dari kesigapan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru, seperti kesigapan
untuk mengerjakan tugas kelompok dan individu sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Indikator konsentrasi terdiri dari tiga item pernyataan, dengan dua
pernyataan negatif dan satu pernyataan positif. Berdasarkan data perhitungan
diperoleh nilai indeks sebesar 88,89% untuk kelas eksperimen dan 85% untuk
kelas kontrol. Tingkat konsentrasi siswa dapat diukur melalui keseriusan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, seperti sikap tidak menggangu teman saat
pelajaran berlangsung, tidak berbicara dengan teman saat pelajaran dan fokus
pada saat mendengarkan penjelasan dari guru. Indikator ketelitian terdiri dari satu
item pernyataan, yang kemudian diperoleh nilai indeks sebesar 90,47% untuk
kelas eksperimen dan 88,75% dari kelas kontrol. Ketelitian siswa dapat dilihat
pada saat siswa mengerjakan soal. Indikator kemauan siswa terdiri dari empat
item pernyataan, yang diperoleh nilai indeks sebesar 89,88% untuk kelas
eksperimen dan 88,75% untuk kelas kontrol. Kemauan siswa dapat dilihat dari
keinginan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan tertib dan tenang.
Indikator keuletan terdiri dari dua item pernyataan, yang diperoleh nilai indeks
sebesar 88,09% untuk kelas eksperimen dan 85,62% kelas kontrol. Keuletan siswa
dapat dilihat dari kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Sedangkan untuk indikator kerja keras terdiri dari tiga item pernyataan, yang
diperoleh nilai indeks sebesar 88,09% untuk kelas eksperimen dan 74,17% dari
kelas kontrol. Keuletan siswa dapat dilihat dari keinginan siswa untuk memahami
materi.
128
Nilai indeks pada setiap indikator merupakan rata-rata dari nilai indeks
pada setiap item pernyataan. Pada pernyataan “saya senang mengerjakan soal”,
kelas eksperimen mendapat nilai indeks sebesar 78,56% sedangkan untuk kelas
kontro diperoleh nilai indeks sebesar 78,75. Pernyataan “saya merasa pelajaran
SBK bermanfaat” mendapatkan nilai indeks sebesar89,29% dari kelas eksperimen
dan 85% dari kelas kontrol. Pernyataan “saya suka belajar hal-hal baru tentang
SBK”, diperoleh nilai indeks sebesar 90,46% dari kelas eksperimen dan 81,25%
dari kelas kontrol.
Pada indikator inisiatif dengan pernyataan “saya diam saja ketika ada materi
yang tidak jelas” diperoleh nilai indeks sebesar 78,57% dari kelas eksperimen dan
78,75% dari kelas kontrol. Pernyataan “saya tunjuk jari ketika diberi kesempatan
untuk berpendapat”, diperoleh nilai indeks sebesar 85,71% dari kelas eksperimen
dan 71,25% dari kelas kontrol. Pernyataan “saya mempelajari kembali materi
yang telah diajarkan di sekolah”, diperoleh nilai indeks sebesar 85,71% untuk
kelas eksperimen dan 78,75% untuk kelas kontrol.
Pada indikator responsif dengan pernyataan “saya menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru” diperoleh nilai indeks sebesar 91,66% untuk kelas
eksperimen dan 87,5% untuk kelas kontrol. Pernyataan “saya mengamati gambar
yang ditunjuk oleh guru” mendapatkan nilai indeks sebesar 96,42% untuk kelas
eksperimen dan 92,5% untuk kelas kontrol.
Pada indikator kesegeraan, pernyataan “saya berusaha menyelesaikan
tugas tepat waktu” diperoleh nilai indeks sebesar 86,89% untuk kelas eksperimen
dan 86,25% untuk kelas kontrol. Pernyataan “saya memanfaatkan waktu dengan
129
baik untuk mengerjakan soal” diperoleh nilai indeks sebesar 91,66% untuk kelas
eksperimen dan 85% untuk kelas kontrol.
Pada indikator konsentrasi, pernyataan “saya mengganggu teman saat
pelajaran berlangsung” diperoleh nilai indeks sebesar 90,47% untuk kelas
eksperimen dan 83,75% untuk kelas kontrol. Pernyataan “saya berbicara dengan
teman saat guru menjelaskan pelajaran” diperoleh nilai indeks sebesar 82,13%
untuk kelas eksperimen dan 83,75% untuk kelas kontrol. Pernyataan “saya
memperhatikan penjelasan guru dengan baik”, diperoleh nilai indeks sebesar
94,04% untuk kelas eksperimen dan 87,5% untuk kelas kontrol.
Pada indikator ketelitian, pernyataan “saya membaca soal dengan teliti”,
diperoleh nilai indeks sebesar 90,47% untuk kelas eksperimen dan 88,75% untuk
kelas kontrol. Pada indikator kemauan, pernyataan “saya malu ketika disuruh
maju ke depan oleh guru” diperoleh nilai indeks sebesar 83,33% untuk kelas
eksperimen dan 81,25% untuk kelas kontrol. Pernyataan “ saya menghargai teman
yang sedang berpendapat”, diperoleh nilai indeks sebesar 97,62% untuk kelas
eksperimen dan 80% untuk kelas kontrol. Pernyataan “saya tidur di kelas saat
pelajaran berlangsung”, diperoleh nilai indeks sebesar 96,42% untuk kelas
eksperimen dan 96,25% untuk kelas kontrol. Pernyataan “saya bertanya kepada
guru bila ada yang tidak jelas”, diperoleh nilai indeks sebesar 85,71% untuk kelas
eksperimen dan 77,5% untuk kelas kotrol.
Pada indikator keuletan, pernyataan “saya semangat ketika diberi tugas
SBK” diperoleh nilai indeks sebesar 90,47% untuk kelas eksperimen dan 83,75%
untuk kelas kontrol. Pernyataan “saya menyerah jika disuruh mengerjakan soal
130
yang sulit”, diperoleh nilai indeks sebesar 85,71% untuk kelas eksperimen dan
87,5% untuk kelas kontrol.
Pada indikator kerja keras, pernyataan “saya berusaha memahami
pelajaran SBK”, diperoleh nilai indeks sebesar 90,47% untuk kelas eksperimen
dan 85% untuk kelas kontrol. Pernyataan “saya mendiskusikan pelajaran SBK
dengan teman satu kelompok”, diperoleh nilai indeks sebesar 89,28% untuk kelas
eksperimen dan 75% untuk kelas kontrol. Pernyataan “ saya mencatat pelajaran
SBK” diperoleh nilai indeks sebesar 84,52% untuk kelas eksperimen dan 62,5%
untuk kelas kontrol.
Berdasarkan uraian nilai indeks setiap item pernyataan diperoleh rata-rata
nilai indeks dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut penyajian rata-rata
nilai indeks siswa.
Gambar 4.3. Histogram nilai rata-rata indeks minat belajar siswa
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai indeks minat
belajar siswa sebesar 88,69% untuk kelas eksperimen dan 83,42% untuk kelas
kontrol. Oleh karena itu, secara tidak langsung data tersebut telah menunjukkan
adanya perbedaan minat atau ketertarikan siswa dalam belajar, antara siswa yang
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
10,00-40,00 41,01-70,00 70,01-100,00
kelas eksperimen
kelas kontrol
131
mendapatkan pembelajaran menggunakan buku pop-up dan siswa yang
mendapatkan pembelajaran menggunakan buku teks pelajaran. Perbedaan ini
diperkuat oleh pendapat Mikarsa (2007: 3.5) bahwa minat merupakan dorongan
dari diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian
secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang
menguntungkan, menyenangkan dan lama kelamaan akan mendatangkan
kepuasan dalam diri siswa. Pendapat ini menunjukkan bahwa penerapan media
pembelajaran buku pop-up menjadikan siswa lebih senang untuk belajar.
Selain perbedaan media pembelajaran, penulis telah berupaya untuk
menyamakan semua faktor yang ada, termasuk dalam memberikan stimulus
ataupun reward. Penyamaan ini bertujuan agar hasil penelitian yang didapat
benar-benar karena pengaruh dari penerapan media pembelajaran buku pop-up.
4.4.2 Perbedaan Penerapan Media Pembelajaran Buku Pop-up dan Media
Buku Teks Pelajaran terhadap Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar pada kelas ekperimen dan kelas kontrol menunjukkan
adanya perbedaan. Hasil belajar pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata
88,33, sedangkan hasil belajar dikelas kontrol memperoleh rata-rata 80,75. Hasil
belajar yang diukur dalam penelitin ini lebih kepada aspek kognitif. Bloom dalam
Sudjana (2013: 22) mengklasifikasikan aspek kognitif menjadi enam aspek, yaitu
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Namun, tidak semua
aspek kognitif yang ada digunakan dalam penelitian, hal ini dikarenakan
responden yang menjadi objek penelitian masih berfikir kongkrit sehingga aspek
yang digunakan hanya mencakup ingatan, pemahaman dan aplikasi.
132
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda dengan empat
alternatif jawaban dan telah teruji validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat
kesukarannya. Soal dengan nilai terendah pada kelas eksperimen yaitu soal
nomor 6 dengan indikator siswa dapat mengidentifikasi alasan yang tepat
mengenai isi dari sebuah lukisan. Soal ini mendapat 13 poin (61,9%). Sementara
poin terendah dari kelas kontrol juga pada nomor 6, dengan jumlah poin 9
(42,5%). Sesuai dengan pendapat Piaget dalam Rifa’i dan Anni (2012: 34) bahwa
anak yang masih berada pada tahap operasional kongkrit, belum mampu
memecahkan masalah yang bersifat abstrak. Oleh karena itu, wajar apabila
kebanyakan siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol menjawab dengan
jawaban yang salah.
Adanya perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,
dikarenakan perbedaan penerapan media pembelajaran. Kelas eksperimen
mendapat pembelajaran menggunakan media buku pop-up, sedangkan kelas
kontrol mendapatkan pembelajaran menggunakan buku teks pelajaran. Selain
perbedaan penggunaan media pembelajaran, faktor-faktor lain yang dapat
berpengaruh terhadap proses belajar sudah disamakan. Daryanto (2013: 36)
menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang
dari dalam diri siswa yang mencakup faktor jasmani, dan psikologi. Faktor
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa, yang mencakup faktor
keluarga, sekolah dan masyarakat. Lebih lanjut, Daryanto (36-50) menjelaskan
bahwa faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor
133
psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan. Sementara faktor eksternal dari sekolah meliputi metode guru dalam
mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan
siswa, disiplin siswa, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah.
Faktor internal siswa, berupa keadaan jasmani siswa dari kedua kelas
tersebut adalah sama, saat mengikuti pembelajaran siswa dalam keaadan sehat dan
semua siswa terlihat sempurna secara fisik. Faktor psikologi berupa motivasi guru
terhadap semua siswa dari kedua kelas juga sama yaitu, tepuk semangat, tepuk
hebat dan reward berupa tanda smile. Kecerdasan dan kemampuan kognitif siswa
dari kedua kelas juga relatif sama. Faktor eksternal siswa dari sekolah, juga sudah
penulis samakan, diantaranya metode yang digunakan yaitu, ceramah, diskusi,
tanya jawab dan penugasan. Kurikulum dari kedua sekolah juga sama, yaitu
kurikulum KTSP 2006. Waktu pembelajaran dilaksanakan pada jam yang sama,
yaitu pada jam pelajaran pertama dan kedua, serta materi yang digunakan di kedua
kelas tersebut adalah materi seni rupa murni. Proses pelaksanaan pembelajaran di
kelas eksperimen dan kelas kontrol juga sama, mulai dari pendahuluan hingga
penutup, langkah-langkah penggunaan media juga hampir sama, yang
membedakan hanyalah bentuk media yang digunakan.
Penerapan media buku pop-up menjadikan perhatian siswa tetap tertuju
pada media yang sedang diamati, karena pop-up memberikan kesan ilustrasi yang
menarik perhatian, Sementara ketertarikan siswa terhadap penerapan media buku
teks pelajaran di kelas kontrol tidak setinggi di kelas eksperimen, sehingga hasil
134
yang diperoleh dari proses pembelajaran juga lebih tinggi kelas eksperimen dari
pada kelas kontrol. Sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 57) bahwa bahan
pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena
minat menambah kegiatan belajar.
Sudjana dan Rivai (2013: 2-3) menjelaskan bahwa media dapat
mempertinggi proses belajar siswa, sehingga pada akhirnya dapat mempertinggi
hasil belajar yang dicapai. Oleh karena itu semakin menarik media yang
digunakan, maka hasil belajar yang diperoleh juga semakin tinggi. Selain itu,
Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2013: 12) mengemukakan bahwa stimulus
visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti
mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubungkan-hubungkan fakta
dan konsep. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
media pop-up sebagai salah satu media yang berbasis media visual sangat sesuai
untuk diterapkan pada materi seni rupa murni, karena materi ini menuntut siswa
untuk mengingat, mengenali karya-karya bangsa Indonesia, serta mampu
menghubungkan antara materi yang diperoleh dengan kebudayaan yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan teori-teori yang ada, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan media buku pop-up
berbeda dengan siswa yang belajar menggunakan media buku teks pelajaran.
4.4.3 Keefektifan Media Pembelajaran Buku Pop-up terhadap Minat Belajar
Siswa.
Hasil perhitungan data minat belajar siswa kelas eksperimen yang
mendapatkan pembelajaran menggunakan buku pop-up memperoleh persentase
135
sebesar 88,69% dan 83,42% untuk kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran
menggunakan buku teks pelajaran. Pada kelas eksperimen, indikator dengan
persentase tertinggi terdapat pada indikator ketiga yaitu responsif sebesar
94,03%. Tingginya indikator responsif dikarenakan siswa belajar menggunakan
media pembelajaran terbaru, yang belum pernah ditemui pada pembelajaran
sebelumnya, sehingga tingkat respon siswa terhadap pembelajaran ini tinggi.
Seperti yang dikatakan hamalik (1986) dalam Kustandi dan Sutjipto (2013:19)
bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
bagi siswa.
Pada kelas kontrol, persentase tertinggi juga pada indikator responsif, yaitu
sebesar 90%. Di kelas ini media yang digunakan adalah buku teks pelajaran,
sehingga persentase yang diperoleh lebih tinggi kelas eksperimen. Keadaan ini
sesuai dengan pendapat Bluemel dan taylor (2010: 2) bahwa terkadang guru akan
kesulitan dalam membangkitkan semangat belajar siswa, apabila media yang
digunakan hanyalah materi yang dicetak saja, oleh karena itu guru perlu
menggunakan pop-up untuk meningkatkan minat siswa, serta merangsang
ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran
buku pop-up dapat memusatkan perhatian siswa untuk menuju pemahaman yang
lebih baik mengenai materi yang sedang dipelajari.
Melalui media buku pop-up siswa mengamati bentuk-bentuk benda tiga
dimensi yang disajikan dalam buku. Kemudian siswa akan mendiskusikan apa
136
yang telah diamati dengan anggota kelompok masing-masing. Kelebihan dari
media buku pop-up ini siswa akan berinteraksi secara langsung dan dekat dengan
media pembelajaran, sehingga perhatian siswa akan lebih terfokus pada apa yang
sedang siswa perhatikan.
Proses pembelajaran dengan buku pop-up, potensi siswa akan
dikembangkan menjadi manusia yang utuh, diperkuat lagi dengan materi yang
diberikan, berupa karya seni, maka secara langsung siswa telah diajari bagaimana
menghargai suatu karya, bersosialisasi dengan teman, saling berbagi dan
melakukan kerja sama, selain itu, siswa juga mulai belajar untuk menyampaikan
pendapat.
Indikator terendah dari kelas kontrol, terdapat pada indikator sembilan yaitu
kerja keras, dengan persentase sebesar 74,17. Hal ini disebabkan karena media
yang digunakan sangat berpangaruh terhadap minat belajar siswa. Sesuai dengan
pendapat harlock (1989) dalam Mikarsa dkk. (2010: 3.7-8) bahwa minat dapat
sebagai pendorong, ini berarti siswa yang memiliki minat akan lebih berusaha
untuk melakukan suatu kegiatan dengan lebih baik dari pada anak yang tidak
memiliki minat terhadap kegiatan atau objek tersebut. Oleh karena itu, apabila
media yang digunakan dalam pembelajaran kurang menarik bagi siswa, maka
proses dan hasil belajar yang diperoleh juga masih belum mencapai harapan.
Setelah dilakukan analisa, kemudian hasil persentase minat belajar siswa
dibandingkan, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa di
kelas eksperimen lebih tinggi dari minat siswa di kelas kontrol, bahkan setelah
dibandingkan dengan sembilan indikator yang dijadikan pedoman dalam membuat
137
item pernyataan, persentase minat belajar siswa kelas eksperimen tetap lebih
tinggi. Uno dan Mohamad (2013: 151) menyatakan bahwa pembelajaran yang
dapat mengoptimalkan proses belajar adalah pembelajaran yang kreatif, efektif
dan menarik, sehingga meningkatkan minat belajar siswa. Kesimpulannya,
penerapan media pembelajaran buku pop-up menjadikan proses belajar siswa
menjadi lebih efektif dari pada buku teks pelajaran. Fakta ini dilihat dari hasil
perhitungan angket siswa yang menunjukkan minat siswa kelas eksperimen lebih
tinggi dari pada kelas kontrol.
4.4.4 Keefektifan Media Pembelajaran Buku Pop-up Terhadap Hasil Belajar
Siswa
Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan perbedaan. Perbedaaan ini dilihat dari rata-rata nilai postest yang
dilaksanakan setelah seluruh materi tersampaikan. Rata-rata nilai eksperimen
sebesar 88,33 sedangkan kelas kontrol adalah 80,75. Berdasarkan hasil analisa
dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dari pada
siswa di kelas kontrol.
Djamarah dan Zain (2010: 107) mengemukakan bahwa setiap pembelajaran
akan menghasilkan hasil belajar, namun permasalahannya adalah sampai pada
tingkat mana hasil belajar itu dicapai. Selain itu, juga dijelaskan pula bahwa hasil
belajar memiliki tingakatan, yaitu: (1) hasil belajar dikatakan istimewa apabila
seluruh bahan pelajaran dikuasi oleh siswa; (2) kategori optimal/baik sekali,
apabila 76%-99% siswa menguasi bahan pelajaran; (3) kategori baik/minimal,
apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%-75% yang dikuasi anak; (4)
kategori kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa kurang dari 60%.
138
Berdasarkan hasil analisa dan data yang diperoleh, rata-rata hasil belajar
siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berada pada tingkatan optimal atau
baik sekali yaitu berada pada kisaran 76-99%. Oleh karena itu, penggunaan media
pembelajaran sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu,
Uno dan Mohamad (2013: 173) menjelaskan bahwa suatu pembelajaran dapat
dikatakan efektif apabila skor yang diperoleh siswa telah memenuhi batas
minimal kompetensi yang telah dirumuskan. Mengacu pada pendapat ini, dapat
diambil kesimpulan bahwa media buku pop-up efektif terhadap hasil belajar
siswa, karena seluruh siswa dari kelas eksperimen yang berjumlah 21 siswa
mendapatkan skor melebihi batas minimal kompetensi yang telah ditentukan,
sementara itu, dari kelas kontrol, terdapat 20% dari 20 siswa yang memperoleh
skor kurang dari batas minimal yang telah ditentukan.
139
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian eksperimen pada pembelajaran SBK materi seni
rupa murni dengan menggunakan media pembelajaran buku pop-up pada siswa
kelas IV SD Negeri Jombor 1 Kabupaten Temanggung, maka dapat
dikemukakakan simpulan penelitian sebagai berikut:
(1) Terdapat perbedaan minat belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan
media pembelajaran buku pop-up dengan minat belajar siswa yang
pembelajarannya menggunakan media buku teks pelajaran. Oleh karena itu,
berdasarkan data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa minat belajar
siswa kelas IV pada pembelajaran seni rupa murni yang proses belajarnya
menggunakan media pembelajaran buku pop-up lebih tinggi dari pada proses
belajar yang menggunakan media buku teks pelajaran.
(2) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan
media buku pop-up dengan hasil belajar siswa yang pembelajarannya
menggunakan buku teks pelajaran. Oleh karena itu, dapat disimpukan bahwa
hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran seni rupa murni yang proses
pembelajarannya menggunakan media buku pop-up lebih baik dari pada
proses pembelajaran yang menggunakan media buku teks pelajaran.
140
(3) Media pembelajaran buku pop-up efektif terhadap minat belajar siswa. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaram buku
pop-up mampu mengefektifkan minat belajar siswa.
(4) Media pembelajaran buku pop-up efektif terhadap hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran media
buku pop-up mampu mengefektifkan hasil belajar siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, yaitu media pembelajaran
buku pop-up efektif terhadap minat dan hasil belajar siswa pada materi seni rupa
murni, sehingga disarankan:
5.2.1 Bagi Siswa
Agar media pembelajaran buku pop-up dapat digunakan dengan baik, siswa
disarankan:
(1) Lebih rajin membaca materi yang akan disampaikan oleh guru, sehingga lebih
mudah dalam membuat pertanyaan.
(2) Memerhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan dari guru, baik mengenai
materi yang sedang dipalajari atau tata cara menggunakan media buku pop-up
(3) Menjaga sikap dalam proses pembelajaran, terutama tidak berbicara dengan
teman saat pembelajaran berlangsung, sehingga siswa mudah memahami apa
yang disampaikan guru.
5.2.2 Bagi Siswa
Guru hendaknya mulai menerapkan media pembelajaran buku pop-up. Hal
ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah diperoleh, yaitu pembelajaran
141
menggunakan media buku pop-up efektif terhadap minat dan hasil belajar siswa.
Sementara itu, untuk mendapatkan minat dan hasil belajar yang lebih maksimal
dalam penerapan media pembelajaran buku pop-up, guru disarankan untuk:
(1) Guru perlu memperluas informasi tentang media pop-up, karena pop-up
merupakan hasil dari kreatifitas dan keterampilan seseorang, sehingga dalam
pembuatannya membutuhkan pemikiran yang dalam .
(2) Menjalin hubungan yang baik dengan siswa, sehingga merasa nyaman untuk
mengikuti pembelajaran.
(3) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang cara menggunakan media
buku pop-up, supaya siswa tetap konsentrasi terhadap halaman yang sedang
(4) Membimbing siswa dengan maksimal dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan media buku pop-up.
(5) Mengarah kan siswa untuk dapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari
(6) Selalu memberikan penguatan kepada siswa yang berprestasi, sehingga semua
siswa termotivasi untuk meningkatkan minat dalam pembelajaran.
5.2.3 Bagi Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media pembelajaran buku
pop-up efektif terhadap minat dan hasil belajar siswa dari pada media
pembelajaran buku teks pelajaran dalam pembelajaran SBK materi seni rupa
murni di SD Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung, oleh karena itu pihak
sekolah disarankan untuk:
(1) Memberikan fasilitas dan kelengkapan yang mendukung untuk pembuatan
media buku pop-up.
142
(2) Memberikan sosialisai kepada guru-guru kelas mengenai media pembelajaran
buku pop-up, melalui sosialisasi ini, diharapkan semua guru kelas mengetahui
bahwa media buku pop-up efektif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa.
5.2.4 Bagi Peneliti Lanjutan
Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian tentang media buku
pop-up disarankan untuk memerhatikan berbagai kelemahan-kelemahan media
buku pop-up, baik dalam proses pembuatan sampai pada proses pembelajaran.
Selain itu, peneliti lanjutan perlu mengkaji lebih dalam mengenai media buku
pop-up sehingga hasil penelitian semakin lebih baik.
143
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bahari, Nooryan. 2014. Kritik Seni Wacana, Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Birmingham, Duncan. 2006. Pop-up A Manual of Paper Mechanisms.
http://www.slideshare.net/eme2525/pop-up-a-manual-of-paper-
mechanisms-duncan-birmingham-tarquin-books-popup-papercraft-paper-
engineering-movable-books-2?related=2 (diakses pada (03/12/2015).
Bluemel, Nancy Larson dan Rhonda Harris Taylor. 2012. Pop-up Bokks A Guide
For Teachers and Librarians. California: Santa Barbara.
Chabibah, Rochmatul. 2014. Perancangan Buku Pop-up Alfabet untuk
Siswa Taman Kanak-kanak. Online. Tersedia di
ejournal.unesa.ac.id/article/12970/28/article.pdf (di akses pada
20/02/2016).
Daryanto. 2013. Belajar dan Mengajar. Bandung: CV. Yrama Widya.
Dewantari, Alit Ayu. 2013. Workshop Pop-up Mengamati, Mengenal, dan
Memahami Pop-up. Yogyakarta: http://dgi-indonesia.com/workshop-pop-
up-mengamati-mengenaldan memahami-pop-up/ (diaksespada 08/11/2015)
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Faidi, Ahmad. 2013. Tutorial Mengajar untuk Melejitkan Otak Kanan & Kiri
Anak. Jogjakarta: DIVA Press
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Universitas
Diponegoro.
H. Adiza Belva dkk. 2015. POPUNDO (Pop-up Budaya Indonesia) Sebagai
Media Pembelajaran Berbasis Kebudayaan untuk Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar.online.Tersediadihttp://download.portalgaruda.org/article.php?articl
144
e=354145&val=7193&title=SEBAGAI%20MEDIA%20PEMBELAJARA
N%20BERBASIS%20KEBUDAYAANUNTUK%20SISWA%20KELAS
%20IV%20SEKOLAH%20DASAR ( di akses pada 20/02/2016)
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hanifah, Tisna Umi. 2014. Pemanfaatan Media Pop-up Book Berbasis Tematik
Untuk Meningkatkan Kecerdasan Verbal-Linguistik Anak Usia 4-5 Tahun
(Studi Eksperimen Di TK Negeri Pembina Bulu Temanggung. Online.
Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/belia. (di akses pada
15/11/2015).
Ives, Rob. 2009. Paper Engineering & Pop-ups For Dummies. Inrianapolis:
Wiley Publishing, Inc.
Kurnia, Ingridwati. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta:
Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan Nasional.
Kusumawardani, Diah Elyn. 2014. The Effectiveness ofLearning by PBL Assisted
Mathematics Pop Up Book Againts The Spatial Ability in Grade VIII on
Geometry Subject Matter. Online. Tersedia di
www.ijern.com/journal/2014/August.../47.pdf. (diakses pada 30/12/2015).
Kusumawati, Maya. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks
Berita Melalui Penggunaan Media Pop-up Dengan Model SAVI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Online. Tersedia di http://repository.upi.edu/ (di akses pada 06/01/2016).
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2008. Pendidikan Anak SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Munib, Ahmad, dkk. 2011. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Universitas
Negeri Semarang Press.
Musfiqon. 2012. Panduan Lengkap Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Pamadi, Hadjar, dkk. 2009. Pendidikan Seni di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Pamilu, Anik. 2007. Mengembangkan Kreativitas & Kecerdasan Anak. Jakarta:
Citra Media.
145
Perundangan tentang Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional. 2013. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Yustia.
Poerwanti, Endang dkk. 2009. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Pramesti, Jatu. 2015. Pengembangan Media Pop-up Book Tema Peristiwa untuk
kelas III SD Negeri Pakem 1. Online. Tersedia di eprints.uny.ac.id.
(diakses pada (14 Mei 2016)
Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta: DIVA
Press.
. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta: DIVA Press.
Priyatno, Dwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
MediaKom
Rafsanzani, Muhammad Akbar. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Melalui Media Pop-up Book Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri 157 Palembang. Online. Tersedia di
www.akademik.unsri.ac.id/ (diakses pada 06/01/2016).
Rahmawati, Nila. 2014. Pengaruh Media Pop-up Book Terhadap Penguasaan
Kosakata Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Putera Harapan Surabaya. Online.
Tersedia di ejournal.unesa.ac.id/article/9458/19/article.pdf. (di akses pada
(14/10/2015)
Rifa’I, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES PRESS.
Rokhmah, Dewi. 2014. Efektifitas Media Buku Pop-up sebagai Sarana Edukatif
Anak Dalam Program A “Protecting The Children From Sexual
Predatorsa”Online.Tersedia:http://digilib.unmuhjember.ac.id/gdl.php?mod=
browse&op=read&id=umj-1x-dewirokhma-2706. (diakses pada 14/10/2015).
Ruiz Jr. Conrado R. Et al. 2014. Multi-style Paper Pop-up Design From 3D
Models.Online.Tersedia:https://www.comp.nus.edu.sg/~lowkl/publications/m
ultistyle_popup_eg2014.pdf (diakses pada 24/11/2015)
Riduwan. 2015. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sadiman, dkk. 2012. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
146
Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Setyawan, Desta. 2014. Penerapan Media Pop-up Book untuk
meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas II SDN
1 Wonoharjo Kemusu Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014. Online.
Tersedia di https://digilib.uns.ac.id/ . (di akses pada 06/01/2016).
Siswoyo, Dwi, dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sobandi, Bandi. 2008. Model Pembelajaran Kritik dan Apresi.asi Seni Rupa.
Bandung: UPI Press
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktek. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sukarya, Zakarias, dkk. 2008. Pendidikan Seni. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Suharso dan Retnoningsih. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang.
Widya Karya.
Sumanto. 2006. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.http://sindiker.dikti.go.id/dok/UU/UUNo142005(Guru%20&%20D
osen).pdf (diakses pada 20/12/2015)
147
Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohammad. 2013. Belajar dengan Pendekatan
PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyuningsih, Leni. 2013. Developing Pop-up Books As A Reading Activity Medium
For Fifth Grades Of Sdn Sukun 3 Malang. Online. Tersedia di http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-inggris/article/view/30720
(di akses pada (14 Mei 2016).
Wulandari, Sri. 2015. Dampak Penggunaan Pop-up Book Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Online.
Tersedia di
http://repository.untirta.ac.id/TA/KS/KS01/KS0102/2015/KS010200016/da
mpak-penggunaan-media-pop-up-book-terhadap-hasil-belajar-peserta-didik-
pada-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial.html (di akses pada 14 Mei
2016).
Yonny, Acep. 2012. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia
148
Lampiran 1
PEPEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS PENDIDIKAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS KECAMATAN JUMO
SD NEGERI 1 JOMBOR
Desa Jombor Kecamatan Jumo Kab.Temanggung Kode Pos 56256
DAFTAR SISWA KELAS EKSPERIMEN
TAHUN AJARAN 2015/2016
No NIS Nama
1. 2504 Adel Fanadya B.
2. 2503 Adik Tri Mulyani
3. 2460 Arif Sukur Masquf
4. 2505 Bella Ardiana I.
5. 2524 Deciantika Avriella
6. 2506 Diah Tri Wijayanti
7. 2509 Farhan Muzayyin
8. 2508 Fian Galih Purnomo
9. 2510 Khamdan Dwi Putra
10. 2511 Lukman Yulianto
11. 2491 Nava Ayu Saputri
12. 2516 Nia Febriani
13. 2515 Niha Latifah
14. 2514 Nindiya Damayani
15. 2592 Rian Hemantho
16. 2517 Riyan Prayogo
17. 2518 Septiana Dwi M.
18. 2519 Syarif Hidayatulloh
19. 2520 Violia Septi Mufadila
20. 2521 Wahyu Pamulatsih
21. 2522 Zanuba Suroyya H.
149
Lampiran 2
PEPEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS PENDIDIKAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS KECAMATAN JUMO
SD NEGERI GIYONO
Desa Giyono Kecamatan Jumo Kab.Temanggung Kode Pos 56256
DAFTAR SISWA KELAS KONTROL
TAHUN AJARAN 2015/2016
No NIS Nama
1. 0173 Mirna Dwi Astuti
2. 0181 Tio Pri Uji
3. 0163 Erfandiyanto
4. 0182 Wahyu Fitra N.
5. 0175 Nisfi Laila M.
6. 0180 Sukur Santoso
7. 0185 Beni Suryanto
8. 0186 Eni Arti Sari
9. 0187 Hidayatun Nisa
10. 0190 Lata Fahrudin
11. 0189 Luki Fathan
12. 0197 Raychaldo Gota F.
13. 0196 Reyhan Fajriyanto
14. 0195 Rendinata
15. 0194 Rendi Setiaji
16. 0193 Ritya Handayani
17. 1098 Seva Pratama
18. 0199 Tasya Angel R.
19. 0200 Ulfa Faiqoh
20. 0202 Yolanda R.S.
150
Lampiran 3
PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS PENDIDIKAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS KECAMATAN JUMO
SD NEGERI MOROBONGO
Desa Morobongo Kecamatan Jumo Kab.Temanggung Kode Pos 56256
DAFTAR SISWA KELAS UJI COBA
TAHUN AJARAN 2015/2016
No NIS Nama
1. 2235 Achmad Afandi
2. 2219 Hesti Maelani
3. 2304 Agil Nur Rohmat
4. 2305 Anggita Kifki R.
5. 2306 Anisa Rahma F.
6. 2309 Diyah Ayu P.
7. 2310 Dwi Khafidza R.
8. 2312 Haikal Ferdiansyah
9. 2313 M. Farel A.
10. 2314 M. Ferdi T.
11. 2316 Oktaviasn Sandi P.
12. 2317 Rahma Syifa S.
13. 2318 Raka An Nafi
14. 2320 Rifki Budi P.
15. 2321 Rika Aolia S.
16. 2323 Riski Nur Azizah
17. 2324 Tara Chusnul H.
18. 2326 Ulil Khabibah
19. 2328 Muqni Hikmatun N.
20. 2378 Dycka Wahyu P.
151
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA TIDAK TERSTUKTUR
Hari, tanggal :
Tempat : SD Negeri 1 Jombor dan SD Negeri Giyono
Narasumber : Guru kelas IV
1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SD ini?
2. Tahun berapa Bapak/Ibu menjadi PNS?
3. Berapa jumlah siswa di kelas IV?
4. Berapa jumlah siswa laki-laki?
5. Berapa jumlah siswa perempuan?
6. Adakah kendala yang ditemui pada saat pembelajaran SBK?
7. Apa kendala tersebut?
8. Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?
9. Berapa batas KKM untuk mata pelajaran SBK khususnya pada seni rupa?
10. Berapa jumlah siswa yang tidak melampaui batas KKM?
11. Mengapa siswa tersebut belum mencapai KKM?
12. Bagaimana cara bapak/ibu dalam melaksanakan pembelajaran SBK?
13. Media apa saja yang sering digunakan dalam pembelajaan SBK khususnya
seni rupa?
152
Lampiran 5
Panduan Penelitian
No Kriteria Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
1. Lokasi penelitian
a. Nama sekolah SDN 1 Jombor SDN Giyono
b. Alamat Desa Jombor Kec.
Jumo
Desa Giyono Kec.
Jumo
2. Kemampuan awal Rata-rata nilai UAS Rata-rata nilai UAS
3. Subjek penelitan
a. Populasi 21 siswa 20 siswa
b. Sampel 21 siswa 20 siswa
4. Mata pelajaran SBK SBK
5. Materi Seni rupa murni Seni rupa murni
6. Perlakuan Media buku pop-up Media buku teks
pelajaran
7. Instrumen penelitian
a. bentuk soal Pilihan ganda Pilihan ganda
b. jumlah soal 20 soal 20 soal
c. jumlah alternati
jawaban
4 pilihan 4 pilihan
8. Uji coba instrumen
a. lokasi uji coba SDN Morobongo Kec. Jumo Kab.
Temanggung.
b. peserta uji coba Siswa kelas IV berjumlah 20 siswa
c. waktu uji coba 7 April 2016
9. Pelaksanaan penelitian
a. pertemuan 1
1) materi Makna seni rupa
murni
Makna seni rupa
murni
2) hari/tanggal Rabu, 13 April 2016 Kamis, 14 April 2016
3) Waktu 2 JP 2 JP
4) RPP Terlampir Terlampir
b. pertemuan 2
1) materi Bahan-bahan karya
seni rupa
Bahan-bahan karya
seni rupa
2) hari/tanggal Jumat, 15 April 2016 Sabtu, 16 April 2016
3) Waktu 2 JP 2 JP
4) RPP Terlampir Terlampir
139
153
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SD Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/ Semester : IV/2
Standar Kompetensi : 9. Mengapresiasi Karya Seni Rupa
Kompetensi
Dasar
Materi Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
instrumen
9.1
Menjelaskan
makna seni
rupa murni
Karya
Seni
rupa
murni,
objek,
tema
dan
simbol
Menulis nama-
nama karya seni
Mengelompokkan
karya seni dilihat
dari bahan,
manfaat dan
kegunaan
Melakukan pengamatan seni
rupa murni
Menjelaskan makna seni rupa
murni
Menyebutkan contoh seni rupa
murni
Mengungkapkan karya seni
rupa dan kegunaannya
Tes
tertulis
Unjuk
kerja
Jelaskan
makna
seni rupa
murni
4 X 35
menit
Kreasi
Seni dan
kerajinan
IV.
Hal...
Lam
pira
n 6
154
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Jombor Kabupaten Temanggung
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
Kelas : IV
Semester : 2 (genap)
Standar Kompetensi : 9. Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi
Dasar
Materi Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi Media Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
9.1
Menjelaskan
makna seni
rupa murni
Karya
Seni
rupa
murni,
objek,
tema
dan
simbol
Melakukan
pengamatan seni
rupa murni
Menjelaskan
makna seni rupa
murni
Menyebutkan
contoh seni rupa
murni
Mengungkapkan
karya seni rupa
dan kegunaannya
1. Kegiatan Pendahuluan:
a. Mengondisikan semua siswa
untuk berdoa.
b. Melakukan presensi.
c. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
d. Memberikan apersepsi berkaitan
dengan materi yang akan dibahas.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Guru mengelompokkan siswa
menjadi beberapa kelompok.
2) Guru membagikan buku pop-up
kepada setiap kelompok.
3) Guru bertanya jawab dengan
Buku
pop-
up
Tes Pilihan
ganda
4 X 35
menit
Seni Budaya
dan
Keterampilan
IV. Hal 67-68
Pengembangan
kreativitas seni
rupa anak SD
Hal.11-12
Lam
pira
n 7
155
siswa tentang seni rupa
b. b. Elaborasi
1) Siswa mengamati contoh karya
seni rupa pada buku pop-up.
2) Siswa menyampaikan pendapat
tentang karya seni rupa tersebut.
3) Siswa mendengarkan penjelasan
guru tentang makna seni rupa
murni
4) Siswa berdiskusi dengan
kelompok masing-masing
5) Perwakilan dari siswa
menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas.
b. Konfirmasi
1) Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum
dipahami
3. Kegiatan Penutup Melakukan evaluasi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan.
156
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SD Negeri Giyono Kabupaten Temanggung
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
Kelas : IV
Semester : 2 (genap)
Standar Kompetensi : 9. Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi
Dasar
Materi Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi Media Penilaian Alokas
i
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
9.1
Menjelaska
n makna
seni rupa
murni
Karya
Seni
rupa
murni,
objek,
tema
dan
simbol
Melakukan
pengamat-
an seni
rupa murni
Menjelas-
kan makna
seni rupa
murni
Menyebut-
kan contoh
seni rupa
1. Kegiatan Pendahuluan:
a. Mengondisikan semua siswa untuk
berdoa.
b. Melakukan presensi.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Memberikan apersepsi berkaitan
dengan materi yang akan dibahas.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Guru mengelompokkan siswa
menjadi beberapa kelompok.
2) Guru membagikan buku teks
pelajaran kepada setiap kelompok.
3) Guru bertanya jawab dengan siswa
tentang seni rupa
Buku
teks
pelajaran
Tes Pilihan
ganda
4 X 35
menit
Seni Budaya
dan
Keterampilan
IV. Hal 67-68
Pengembanga
n kreativitas
seni rupa anak
SD Hal.11-12
Lam
pira
n 8
157
murni
Mengung-
kapkan
karya seni
rupa dan
kegunaan-
nya
b. b. Elaborasi
1) Siswa mengamati contoh karya seni
rupa pada buku teks pelajaran .
2) Siswa menyampaikan pendapat
tentang karya seni rupa tersebut.
3) Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang makna seni rupa murni
4) Siswa berdiskusi dengan kelompok
masing-masing
5) Perwakilan dari siswa menyampaikan
hasil diskusi di depan kelas.
c. Konfirmasi
1) Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum dipahami
3. Kegiatan Penutup
Melakukan evaluasi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan.
158
139
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran: Seni Budaya dan Keterampilan
Media Pembelajaran BUKU Pop-up di Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke-1
Oleh
Aminatul Mubarokah
1401412542
JURUSAN PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
159
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Jombor
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : IV/2
Pokok Bahasan : Seni rupa murni
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jam pelajaran)
Pertemuan ke : 1
A. Standar Kompetensi
9. Mengapresiasi karya seni rupa.
B. Kompetensi Dasar
9.1. Menjelaskan makna seni rupa murni
C. Indikator
9.1.1. Melakukan pengamatan seni rupa murni
9.1.2. Menjelaskan makna seni rupa murni
9.1.3. Menyebutkan contoh seni rupa murni
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati gambar pada buku pop-up siswa dapat membedakan seni
rupa murni dan seni rupa terapan.
2. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mendefinisikan makna
seni rupa murni.
3. Melalui media buku pop-up siswa dapat menyebutkan contoh seni rupa
murni.
* Karakter siswa yang diharapkan: cinta tanah air, kerjasama (cooperation),
tanggung jawab (responsibility), ketekunan (diligent), kejujuran (fairness),
ketelitian (carefulness), dan percaya diri (confidence)
E. Materi Ajar
Perasaan manusia selalu berubah-ubah. Suatu ketika seseorang merasa
gembira, tetapi beberapa saat kemudian dapat menjadi sedih. Orang dapat pula
merasa cemas, takut, atau marah. Semua perasaan itu dapat diungkapkan dalam
karya seni rupa. (Selengkapnya dijelaskan dilampiran)
160
F. Metode dan Media Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan dan diskusi
2. Media : Buku pop-up
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (15 menit)
a. Guru mengucapkan salam kepada siswa.
b. Guru mengondisikan semua siswa untuk berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
c. Guru menanyakan kabar kepada siswa.
d. Guru melakukan presensi.
e. Guru menyiapkan alat-alat pembelajaran.
f. Guru memberikan motivasi dengan tepuk semangat.
g. Guru memberikan apersepsi, yaitu dengan bertanya jawab kepada siswa:
1) Apakah kalian punya gantungan kunci atau tas? Darimana kalian
mendapatkannya?
2) Apa kegunaan gantungan kunci atau tas tersebut?
h. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti (40 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok.
2) Guru membagikan buku pop-up kepada setiap kelompok.
3) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang seni rupa
b. Elaborasi
1) Siswa menyampaikan pendapat tentang karya seni rupa tersebut.
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang makna seni rupa murni
3) Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing
4) Perwakilan dari siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
c. Konfirmasi
1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang
belum dipahami.
161
3. Kegiatan penutup (15 menit)
a. Guru bersama siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
b. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan yaitu dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Guru menyampaikan salam
H. Sumber Belajar
1. Subekti, Ari dkk. 2010. Seni Budaya dan Keterampilan. Jakarta:
kementrian Pendidikan Nasional.
2. Sumanto. 2006. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah
Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan.
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian : tes tertulis
2. Jenis penilaian : penilaian hasil
3. Bentuk penilaian : pilihan ganda
4. Instrumen penilaian : LKS dan soal evaluasi (terlampir)
5. Kunci jawaban : terlampir
6. Skor penilaian : NA =
x 100
Temanggung , 13 April 2016
Guru Kelas IV Peneliti
Wahyuning Fitriyanti, S.Pd. Aminatul Mubarokah
NIP. 19890506 201001 2 005 NIM 1401412542
162
163
Lampiran-lampiran
Lampiran RPP 1
Materi Ajar
Pada dasarnya karya seni rupa ada di sekitar kita dan dekat dengan
kehidupan sehari-hari, namun seringkali keberadaaan seni rupa itu tidak disadari
adanya. Seni rupa tidak hanya mencakup benda-benda yang indah dan unik untuk
menghiasi ruangan, akan tetapi gagasan untuk menampilkan suatu benda yang
nyaman dipakai dan nyaman dipandang mata juga merupakan tugas dari seni rupa
Berbagai karya seni rupa yang ada, memiliki jenis yang beragam, keragam
tersebut dapat dilihat dari bentuk, warna, bahan baku, alat pembuatan dan fungsi
serta manfaatnya.
Berdasarkan fungsi atau tujuan penciptaannya, karya seni rupa dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: karya seni murni (pure art, fine art) dan seni
pakai/terapan (useful art/applied art). Karya seni rupa murni merupakan jenis
karya seni rupa yang dalam proses penciptaannya lebih mengedepankan unsur
perasaan, gagasan, nilai estetis dan tidak dimaksudkan sebagai benda fungsional
praktis. Sedangkan karya seni rupa terapan adalah jenis karya seni rupa yang
dalam penciptaanya lebih mempertimbangkan nilai fungsi/kegunaannya namun
tetap menampilkan unsur keindahan.
Segala bentuk perasaan manusia seperti senang, sedih, cemas, takut dan
lain sebagainya dapat diungkapkan melalui karya seni rupa. Oleh karena itu tidak
jarang jika ada karya seni rupa yang aneh, sulit dimengerti dan tampak tidak
memiliki arti, namun sebenarnya itu merupakan lambang perasaan seniman yang
dituangkan kedalam karyanya. Seperti halnya gambar di bawah ini:
Gambar 1
164
Gambar 1 merupakan sebuah lukisan yang berjudul “Jaran Kepang” karya
Djoko Pekik. Lukisan tersebut merupakan sebuah karya seni rupa murni yang
mudah untuk dimengerti, karena objek dan maksud dari lukisan tersebut mudah
untuk dipahami.
Gambar 2
Jika dibandingkan dengan lukisan kedua karya Affandi dengan judul “Perahu dan
Matahari”, maka kita akan dapat langsung menebak bahwa lukisan pada gambar 2
merupakan karya seni rupa murni yang sulit untuk dimengerti.
Seni rupa murni tidak hanya berupa lukisan, masih banyak benda-benda
lain yang termasuk seni rupa murni, seperti patung, kaligrafi, dan lain sebagainya.
bagi orang awam karya seni rupa hanya digunakan sebagai hiasan, namun bagi
penciptanya, karya seni rupa merupakan hasil dari ungakapan perasaan atau ide.
165
Lampiran RPP 2
Lembar Kerja Kelompok
Nama Anggota
1. ..........................
2. ..........................
3. ..........................
Sebutkan benda-benda yang termasuk seni rupa murni dan terapan beserta
alasannya!
No Nama
karya seni rupa
Seni rupa
murni/terapan
Alasan
166
Lampiran RPP 3
Kisi-kisi Soal Tes Evaluasi
Kompetensi
Dasar
Indikator soal Jenis
Soal
Ranah
kognitif
Tingkat kesukaran No Soal
mudah sedang sulit
9.1
Menjelaskan
makna seni
rupa murni
1. Siswa dapat
mengidentifikasi
pembagian seni rupa
murni
PG C1 √ 1 dan 6
2. Disajikan sebuah
gambar, siswa dapat
membedakan karya
seni rupa murni dan
terapan.
PG C2 √ 2 dan 7
3. Siswa dapat
mengidentifikasi
makna seni rupa
murni
PG C1 √ 3 dan 8
4. Disajikan sebuah
gambar, Siswa
dapat
mengidentifikasi
gambar.
PG C1 √ 4 dan 9
5. Siswa dapat
membedakan karya
seni rupa murni dan
terapan
PG C2 √ 5 dan
10
167
Lampiran RPP 4
Soal Tes Evaluasi
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Berdasarkan fungsi atau tujuan penciptaannya, karya seni rupa dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu....
a. seni murni dan seni terapan b. seni terapan dan seni buatan
b. seni murni dan seni buatan d. seni terapan dan seni asli
2. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di samping termasuk karya seni....
a. asli
b. buatan
c. terapan
d. murni
3. Seni rupa yang digunakan untuk mengungkapkan ide atau perasaan
penciptanya disebut....
a. seni terapan c. seni murni
b. seni asli d. seni buatan
4. Perhatikan gambar lukisan berikut!
Objek dari gambar lukisan disamping adalah....
a. manusia
b. binatang
c. lingkungan
d. perumahan
Nama :
No Presensi :
168
5. Berikut ini adalah contoh karya seni murni adalah....
a. guci dan peralatan dapur c. piring dan patung hewan
b. guci dan gantungan kunci d. gelas dan vas bunga
6. Istilah lain dari seni rupa murni adalah....
a. fine art c. useful art
b. better art d. applied art
7. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas, termasuk ke dalam seni....
a. murni c. terapan
b. asli d. buatan
8. Makna karya seni rupa murni bagi orang awam, kecuali....
a. karya seni yang digunakan untuk pajangan
b. karya seni yang digunakan untuk hiasan
c. karya seni yang digunakan untuk kegiatan
d. karya seni yang diguanakn untuk gantungan
9. Perhatikan gambar berikut!
Gambar lukisan di samping berjudul....
a. perahu dan matahari
b. darah dan mentari
c. badai tsunami
d. badai halilintar
10. Berikut ini adalah contoh karya seni terapan adalah....
a. gelas dan guci
b. guci dan patung
c. sendok dan guci
d. mangkuk dan gelas
169
Lampiran RPP 5
Lembar Kunci Jawaban
1. Lembar Kerja Siswa
Disesuaikan dengan jawaban siswa.
2. Soal Evaluasi
1. a b c d
2. a b c d
3. a b c d
4. a b c d
5. a b c d
6. a b c d
7. a b c d
8. a b c d
9. a b c d
10. a b c d
170
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran: Seni Budaya dan Keterampilan
Media Pembelajaran Buku teks pelajaran di Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-1
Oleh
Aminatul Mubarokah
1401412542
JURUSAN PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
171
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SD Negeri Giyono
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : IV/2
Pokok Bahasan : Seni rupa murni
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jam pelajaran)
Pertemuan ke : 1
A. Standar Kompetensi
9. Mengapresiasi karya seni rupa.
B. Kompetensi Dasar
9.1. Menjelaskan makna seni rupa murni
C. Indikator
9.1.1. Melakukan pengamatan seni rupa murni
9.1.2. Menjelaskan makna seni rupa murni
9.1.3. Menyebutkan contoh seni rupa murni
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati gambar pada buku cetak siswa dapat membedakan
seni rupa murni dan seni rupa terapan.
2. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mendefinisikan makna
seni rupa murni.
3. Melalui media buku teks pelajaran siswa dapat menyebutkan contoh seni
rupa murni.
* Karakter siswa yang diharapkan: cinta tanah air, kerjasama (cooperation),
tanggung jawab (responsibility), ketekunan (diligent), kejujuran (fairness),
ketelitian (carefulness), dan percaya diri (confidence)
E. Materi Ajar
Perasaan manusia selalu berubah-ubah. Suatu ketika seseorang merasa
gembira, tetapi beberapa saat kemudian dapat menjadi sedih. Orang dapat pula
172
merasa cemas, takut, atau marah. Semua perasaan itu dapat diungkapkan dalam
karya seni rupa. (Selengkapnya dijelaskan dilampiran)
F. Metode dan Media Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan diskusi.
2. Media : Buku teks pelajaran
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (15 menit)
a) Guru mengondisikan semua siswa untuk berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
b) Guru mengucapkan salam kepada siswa.
c) Guru menanyakan kabar kepada siswa.
d) Guru melakukan presensi.
e) Guru menyiapkan alat-alat pembelajaran.
f) Guru memberikan motivasi dengan tepuk semangat.
g) Guru memberikan apersepsi, yaitu dengan bertanya jawab kepada siswa:
1) Apakah kalian punya gantungan kunci atau tas? Darimana kalian
mendapatkannya?
2) Apa kegunaan gantungan kunci atau tas tersebut?
h) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti (40 menit)
a. Eksplorasi
1) Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok.
2) Guru membagikan buku teks pelajaran kepada setiap kelompok.
3) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang seni rupa
b. Elaborasi
1) Siswa menyampaikan pendapat tentang karya seni rupa.
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang makna seni rupa murni
3) Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing
4) Perwakilan dari siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
173
c. Konfirmasi
1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang
belum dipahami.
3. Kegiatan penutup (15 menit)
a) Guru bersama siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
b) Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan yaitu dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c) Guru menyampaikan salam
H. Sumber Belajar
1. Subekti, Ari dkk. 2010. Seni Budaya dan Keterampilan. Jakarta:
kementrian Pendidikan Nasional.
2. Sumanto. 2006. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah
Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan.
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian : tes tertulis
2. Jenis penilaian : penilaian hasil
3. Bentuk penilaian : pilihan ganda
4. Instrumen penilaian : LKS dan soal evaluasi (terlampir)
5. Kunci jawaban : terlampir
6. Skor penilaian : NA =
x 100
Temanggung, 14 April 2016
Guru Kelas IV Peneliti
Rustafiah, S.Pd. Aminatul Mubarokah
NIP.197002282 0031220 003 NIM 1401412542
174
175
Lampiran-lampiran
Lampiran RPP 1
Materi Ajar
Pada dasarnya karya seni rupa ada di sekitar kita dan dekat dengan
kehidupan sehari-hari, namun seringkali keberadaaan seni rupa itu tidak disadari
adanya. Seni rupa tidak hanya mencakup benda-benda yang indah dan unik untuk
menghiasi ruangan, akan tetapi gagasan untuk menampilkan suatu benda yang
nyaman dipakai dan nyaman dipandang mata juga merupakan tugas dari seni rupa
Berbagai karya seni rupa yang ada, memiliki jenis yang beragam, keragam
tersebut dapat dilihat dari bentuk, warna, bahan baku, alat pembuatan dan fungsi
serta manfaatnya.
Berdasarkan fungsi atau tujuan penciptaannya, karya seni rupa dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: karya seni murni (pure art, fine art) dan seni
pakai/terapan (useful art/applied art). Karya seni rupa murni merupakan jenis
karya seni rupa yang dalam proses penciptaannya lebih mengedepankan unsur
perasaan, gagasan, nilai estetis dan tidak dimaksudkan sebagai benda fungsional
praktis. Sedangkan karya seni rupa terapan adalah jenis karya seni rupa yang
dalam penciptaanya lebih mempertimbangkan nilai fungsi/kegunaannya namun
tetap menampilkan unsur keindahan.
Segala bentuk perasaan manusia seperti senang, sedih, cemas, takut dan
lain sebagainya dapat diungkapkan melalui karya seni rupa. Oleh karena itu tidak
jarang jika ada karya seni rupa yang aneh, sulit dimengerti dan tampak tidak
memiliki arti, namun sebenarnya itu merupakan lambang perasaan seniman yang
dituangkan kedalam karyanya. Seperti halnya gambar di bawah ini:
Gambar 1
176
Gambar 1 merupakan sebuah lukisan yang berjudul “Jaran Kepang” karya
Djoko Pekik. Lukisan tersebut merupakan sebuah karya seni rupa murni yang
mudah untuk dimengerti, karena objek dan maksud dari lukisan tersebut mudah
untuk dipahami.
Gambar 2
Jika dibandingkan dengan lukisan kedua karya Affandi dengan judul “Perahu dan
Matahari”, maka kita akan dapat langsung menebak bahwa lukisan pada gambar 2
merupakan karya seni rupa murni yang sulit untuk dimengerti.
Seni rupa murni tidak hanya berupa lukisan, masih banyak benda-benda
lain yang termasuk seni rupa murni, seperti patung, kaligrafi, dan lain sebagainya.
bagi orang awam karya seni rupa hanya digunakan sebagai hiasan, namun bagi
penciptanya, karya seni rupa merupakan hasil dari ungakapan perasaan atau ide.
177
Lampiran RPP 2
Lembar Kerja Kelompok
Nama Anggota
1. ..........................
2. ..........................
3. ..........................
Sebutkan benda-benda yang termasuk seni rupa beserta alasannya!
No Nama
karya seni rupa
Seni rupa murni/
terapan
Alasan
178
Lampiran RPP 3
Kisi-kisi Soal Tes Evaluasi
Kompetensi
Dasar
Indikator soal Jenis
Soal
Ranah
kognitif
Tingkat kesukaran No Soal
mudah sedang sulit
9.1
Menjelaskan
makna seni
rupa murni
Siswa dapat mengidentifikasi
pembagian seni rupa murni
PG C1 √ 1 dan 6
Disajikan sebuah gambar,
siswa dapat membedakan
karya seni rupa murni dan
terapan.
PG C2 √ 2 dan 7
Siswa dapat
mengidentifikasi makna
seni rupa murni
PG C1 √ 3 dan 8
Disajikan sebuah gambar,
Siswa dapat
mengidentifikasi gambar.
PG C1 √ 4 dan 9
Siswa dapat membedakan
karya seni rupa murni dan
terapan
PG C2 √ 5 dan 10
179
Lampiran RPP 4
Soal Tes Evaluasi
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Berdasarkan fungsi atau tujuan penciptaannya, karya seni rupa dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu....
a. seni murni dan seni terapan c. seni terapan dan seni buatan
b. seni murni dan seni buatan d. seni terapan dan seni asli
2. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di samping termasuk karya seni....
a. asli
b. buatan
c. terapan
d. murni
3. Seni rupa yang digunakan untuk mengungkapkan ide atau perasaan
penciptanya disebut....
a. seni terapan c. seni murni
b. seni asli d. seni buatan
4. Perhatikan gambar lukisan berikut!
Objek dari gambar lukisan disamping adalah....
a. manusia
b. binatang
c. lingkungan
d. perumahan
Nama :
No Presensi :
180
5. Berikut ini adalah contoh karya seni murni adalah....
a. guci dan peralatan dapur c. piring dan patung hewan
b. guci dan gantungan kunci d. gelas dan vas bunga
6. Istilah lain dari seni rupa murni adalah....
a. Fine art c. useful art
b. Better art d. applied art
7. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas, termasuk ke dalam seni....
a. murni c. terapan
b. asli d. buatan
8. Makna karya seni rupa murni bagi orang awam, kecuali....
a. karya seni yang digunakan untuk pajangan
b. karya seni yang digunakan untuk hiasan
c. karya seni yang digunakan untuk kegiatan
d. karya seni yan digunakan untuk gantungan
9. Perhatikan gambar berikut!
Gambar lukisan di samping berjudul....
a. Perahu dan matahari
b. Darah dan metari
c. Badai tsunami
d. Badai halililntar
10. Berikut ini adalah contoh karya seni terapan adalah....
a. gelas dan guci
b. guci dan patung
c. sendaok dan guci
d. mangkuk dan gelas
181
Lampiran RPP 5
Lembar Kunci Jawaban
3. Lembar Kerja Siswa
Disesuaikan dengan jawaban siswa.
4. Soal Evaluasi
1. a b c d
2. a b c d
3. a b c d
4. a b c d
5. a b c d
6. a b c d
7. a b c d
8. a b c d
9. a b c d
10. a b c d
182
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran: Seni Budaya dan Keterampilan
Media Pembelajaran Buku Pop-up di Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke-2
Oleh
Aminatul Mubarokah
1401412542
JURUSAN PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Jombor
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : IV/2
Pokok Bahasan : Seni rupa murni
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jam pelajaran)
Pertemuan ke : 2
A. Standar Kompetensi
9. Mengapresiasi karya seni rupa
B. Kompetensi Dasar
9.1. Menjelaskan makna seni rupa murni
C. Indikator
9.1.4. Mengungkapkan karya seni rupa dan kegunaannya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah bermain tebak gambar siswa dapat menyebutkan contoh karya
seni rupa murni.
2. Setelah mengamati karya seni rupa murni pada buku pop-up, siswa dapat
membedakan jenis-jenis karya seni rupa murni.
3. Setelah mendengarkan penjelasan guru siswa dapat mengidentifikasi
bahan/media yang digunakan dalam pembuatan seni rupa murni.
E. Metode dan Media Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, tanya jawab, pengasan, dan diskusi
2. Media : Buku Pop-up
F. Materi Ajar
Perasaan manusia tidak hanya di ungkapkan melalui seni lukis, akan tetapi
juga di ungkapkan melalui seni-seni yang lain. Berdasarkan media/bahan
yang digunakan dalam proses penciptaannya, (Selengkapnya dijelaskan di
lampiran)
184
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (15 menit)
a) Guru mengkondisikan siswa untuk berdoa menurut agama dan dan
kepercayaan masing-masing.
b) Guru memberikan salam kepada siswa.
c) Guru menanyakan kabar kepada siswa.
d) Guru melakukan presensi
e) Guru menyiapkan alat-alat pembelajaran
f) Guru memberikan motivasi dengan tepuk semangat
g) Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan seni rupa
murni.
h) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a) Eksplorasi
1) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok.
2) Guru membagikan media buku pop-up kepada masing-masing
kelompok.
3) Siswa dan guru bermain tebak gambar karya seni rupa murni.
b) Elaborasi
1) Siswa mengamati karya seni rupa murni pada buku pop-up
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambar yang sedang
diamati.
3) Siswa berpendapat tentang bahan/media yang digunakan dalam
pembuatan karya seni rupa murni.
c) Konfirmasi
1) Guru menanggapi pendapat dari siswa.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
materi yang belum dipahami.
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
1) Guru bersama siswa membuat rangkuman/simpulan tentang materi
yang telah dipelajari.
185
2) Guru melakukan penilaian dengan tes soal evaluasi
3) Guru menutup pembelajaran dengan salam
H. Sumber Belajar
1. Subekti, Ari dkk. 2010. Seni Budaya dan Keterampilan. Jakarta:
kementrian Pendidikan Nasional.
2. Sumanto. 2006. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah
Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan.
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian : tes tertulis
2. Jenis penilaian : penilaian hasil
3. Bentuk penilaian : pilihan ganda
4. Instrumen penilaian : LKS dan soal evaluasi (terlampir)
5. Kunci jawaban : terlampir
6. Skor penilaian :
NA =
x 100
Temanggung , 15 April 2016
Guru Kelas IV Peneliti
Wahyuning Fitriyanti, S.Pd. Aminatul Mubarokah
NIP. 19890506 201001 2 005 NIM 1401412542
186
187
Lampiran RPP 1
Materi Ajar
Berdasarkan media/bahan yang digunakan dalam proses penciptaannya, karya seni
rupa dapat dibedakan jenisnya sebagai berikut.
1. Seni lukis
Seni lukis merupakan seni rupa yang keberadaannya dikatakan paling tua
usianya. Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang menampilkan
unsur warna, bidang, garis, bentuk, dan tekstur. Secara umum, seni lukis dikenal
melalui sapuan kuas dengan cat berbasis minyak yang disapukan pada permukaan
kain kanvas.. Lukisan dapat dibuat dengan berbagai macam media/ bahan antara
lain cat lukis, tinta, dan sebagainya.
Gambar 1 Lukisan berjudul “Berburu” karya Raden Saleh
2. Seni gambar
Seni gambar adalah kerya seni rupa dua dimensional yang dibuat di atas
permukaan kertas. Untuk membedakannya dengan seni lukis, biasanya seni
gambar lebih didominasi oleh unsur titik, garis dan bidang-bidang yang dibuat
dengan pensil atau pena. Bahan yang digunakan untuk menggambar yaitu pensil,
pena, spidol, tinta, bolpoint, cat air, crayon dan sebagainya. macam-macam jenis
gambar yaitu gambar bentuk dekorasi, pemandangan, huruf hias, kartun, dan lain
sebagainya.
Gambar 2
188
3. Seni patung
Seni patung adalah jenis karya seni rupa yang diciptakan berdasarkan
dorongan kreatif sebagai karya seni rupa murni, bebas sesuai media yang
digunakan dan gaya pematugnya. Bentuk patung dapat berwujud figur manusia,
binatang atau kreasi lainnya. Patung dapat dibuat dari bahan kayu, batu padas,
malam/ lilin, adonan semen, tanah liat dan sebagainya.
Gambar 3. Monumen Panglima Besar Sudirman
karya Edhi Sunarso
4. Seni dekorasi
Jenis karya seni rupa yang dalam penampilannya lebih mengutamakan
keindahan rancangan rangkaian/ hiasan bahan tertentu sesuai dengan kesan yang
ditampilkannya. Seni dekorasi dalam penerapannya dapat berupa hiasan
dinding, hiasan pada benda, hiasan gantung atau hiasan ruangan. Seni dekorasi
dapat dibuat dengan menggunakan berbagai jenis bahan alam dan buatan,
misalnya kertas berwarna, bunga, janur, buah dan sebagainya.
Gambar 4. Gantungan kunci
5. Seni kria
Kria atau kerajinan merupakan jenis karya seni rupa yang dihasilkan
melalui kerja terampil para pengrajinnya. Tidak semua kerajinan merupakan seni
rupa murni, akan tetapi juga ada yang termasuk karya seni rupa terapan. Benda-
189
benda kerajinan atau kria dapat dibuat dari bahan alam dan buatan, seperti kayu,
bambu, tanah liat dan rotan. misalnya anyaman, keramik, ukir, batik, dan
sebagainya.
Gambar 5. Guci
6. Seni cetak/ seni grafis
Seni ini merupakan karya seni rupa yang dibuat dengan cara mencetakkan
pewarna di atas bidang cetak yang digunakan. Karya ini dapat dibuat dengan
hasil/ bentuk yang sama dalam jumlah banyak, bahan yang digunakan dapat
berupa papan kayu, karton, plastik mika dan sebagainya, namun untuk anak-anak
bahan yang biasa digunakan adalah alat cetak sederhana, seperti daun, penampang
pelepah, umbi-umbian dan sebagainya.
Gambar 6. Seni cetak dengan pelepah pisang
Lampiran RPP 2
190
Soal permainan tebak gambar
1. Gambar apakah ini?
2. Bahan apa yang digunakan dalam membuat karya seni rupa tersebut?
(1) (2) (3)
(1) (5) (6)
Lampiran RPP 3
191
Kisi-kisi Soal Evaluasi
Kompetensi
Dasar
Indikator soal Jenis
Soal
Ranah
kognitif
Tingkat kesukaran Nomor
soal Mudah Sedang Sulit
9.1
Menjelaska
n makna
seni rupa
murni
Siswa dapat membedakan
antara seni lukis dan seni
gambar
PG C2 √ 1 dan 6
Disajikan sebuah gambar,
siswa dapat menyebutkan
jenis seni rupa sesuai
dengan gambar.
PG C1 √ 2 dan 7
Siswa dapat membedakan
bahan-bahan yang
digunakan dalam
pembuatan seni rupa
murni.
PG C2 √ 3 dan 8
siswa dapat menyebutkan
jenis seni rupa, sesuai
dengan bahan
pembuatannya
PG C1 √ 4 dan
Siswa dapat
menunjukkan objek
karya seni rupa sesuai
dengan petunjuk pada
soal
PG C3 √ 5 dan
10
Lampiran RPP 4
192
Soal Tes Evaluasi
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Jenis karya seni rupa yang menampilkan unsur warna, garis, bidang dan
tekstur adalah....
a. seni lukis c. seni kria
b. seni gambar d. seni patung
2. Perhatikan gambar berikut!
Dilihat dari bahan pembuatan, gambar di samping termasuk
dalam....
a. seni lukis c. seni kria
b. seni gambar d. seni patung
3. Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan karya seni
lukis adalah....
a. kanvas dan cat lukis c. kertas dan cat lukis
b. kancas dan pensil d. pensil dan kertas
4. Jenis karya seni rupa yang dibuat dari hasil cetakan daun atau pelepah pisang
disebut seni....
a. seni lukis c. seni kria
b. seni gambar d. seni cetak
5. Perhatikan gambar berikut!
(1) (2) (3) (4)
Pada gambar di atas, manakah gambar yang memiliki objek hewan?
a. (1) dan (2) c. (1) dan (4)
b. (2) dan (3) d. (3) dan (4)
6. Jenis karya seni rupa yang lebih menampilkan unsur titik dan garis adalah ....
Nama :
No Presensi :
193
a. seni lukis c. seni kria
b. seni gambar d. seni patung
7. Perhatikan gambar berikut!
Dilihat dari bahan pembuatannya, Gambar di
samping termasuk jenis seni....
a. seni kria
b. seni patung
c. seni dekorasi
d. seni gambar
8. Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan pada seni dekorasi adalah....
a. kanvas dan bunga c. tepung dan janur
b. bunga dan janur d. kertas dan kanvas
9. Jenis karya seni rupa yang terbuat dari kayu, adonan semen, batu atau lilin
disebut....
a. seni kria c. seni lukis
b. seni patung d. seni cetak
10. perhatikan gambar karya seni rupa berikut!
(1) (2) (3) (4)
Pada gambar di atas, manakanh gambar yang memiliki objek lebih dari satu?
a. (1) c. (3)
b. (2) d. (4)
Lampiran 5
194
Kunci Jawaban
A. Tebak gambar
1. Lukisan
Bahan yang digunakan adalah kanvas dan cat lukis
2. Gambar
Bahan yang digunakan adalah kertas dan crayon
3. Gantungan kunci
Bahan yang digunakan bahan alami dan buatan seperti plastik atau karet
4. Patung
Bahan yang diguanakan adalah adonan semen atau batu
5. Guci
Bahan yang digunakan tanah liat
6. Cetakan
Bahan yang digunakan adalah kertas, pewarna dan potongan pelepah
pisang
B. Soal evaluasi
1. a b c d
2. a b c d
3. a b c d
4. a b c d
5. a b c d
6. a b c d
7. a b c d
8. a b c d
9. a b c d
10. a b c d
Lampiran 12
195
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran: Seni Budaya dan Keterampilan
Media Pembelajaran Buku teks pelajaran di Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-2
Oleh
Aminatul Mubarokah
1401412542
JURUSAN PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
196
Nama Sekolah : SD Negeri Giyono
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : IV/2
Pokok Bahasan : Seni rupa murni
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jam pelajaran)
Pertemuan ke : 2
A. Standar Kompetensi
9. Mengapresiasi karya seni rupa
B. Kompetensi Dasar
9.1. Menjelaskan makna seni rupa murni
C. Indikator
9.1.4. Mengungkapkan karya seni rupa dan kegunaannya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah bermain tebak gambar siswa dapat menyebutkan contoh karya
seni rupa murni.
2. Setelah mengamati karya seni rupa murni pada buku pop-up, siswa dapat
membedakan jenis-jenis karya seni rupa murni.
3. Setelah mendengarkan penjelasan guru siswa dapat mengidentifikasi
bahan/media yang digunakan dalam pembuatan seni rupa murni.
E. Metode dan Media Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, tanya jawab, penugasan dan diskusi
2. Media : Buku teks pelajaran
F. Materi Ajar
Perasaan manusia tidak hanya di ungkapkan melalui seni lukis, akan tetapi
juga di ungkapkan melalui seni-seni yang lain. Berdasarkan media/bahan
yang digunakan dalam proses penciptaannya, (Selengkapnya dijelaskan di
lampiran)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (15 menit)
a) Guru mengkondisikan siswa untuk berdoa menurut agama dan dan
kepercayaan masing-masing.
b) Guru memberikan salam kepada siswa.
c) Guru menanyakan kabar kepada siswa.
d) Guru melakukan presensi
e) Guru menyiapkan alat-alat pembelajaran
197
f) Guru memberikan motivasi dengan tepuk semangat
g) Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan seni rupa
murni.
h) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a) Eksplorasi
1) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok.
2) Guru membagikan media buku teks pelajaran kepada masing-
masing kelompok.
3) Siswa dan guru bermain tebak gambar karya seni rupa murni.
b) Elaborasi
1) Siswa mengamati karya seni rupa murni pada buku
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambar yang sedang
diamati.
3) Siswa berpendapat tentang bahan/media yang digunakan dalam
pembuatan karya seni rupa murni.
c) Konfirmasi
1) Guru menanggapi pendapat dari siswa.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
materi yang belum dipahami.
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
a) Guru bersama siswa membuat rangkuman/simpulan tentang materi
yang telah dipelajari.
b) Guru melakukan penilaian dengan tes soal evaluasi
c) Guru menutup pembelajaran dengan salam
H. Sumber Belajar
1) Subekti, Ari dkk. 2010. Seni Budaya dan Keterampilan. Jakarta:
kementrian Pendidikan Nasional.
2) Sumanto. 2006. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah
Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan.
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian : tes tertulis
2. Jenis penilaian : penilaian hasil
3. Bentuk penilaian : pilihan ganda
4. Instrumen penilaian : LKS dan soal evaluasi (terlampir)
5. Kunci jawaban : terlampir
6. Skor penilaian :
198
NA =
x 100
Temanggung, 16 April 2016
Guru Kelas IV Peneliti
Rustafiah, S.Pd. Aminatul Mubarokah
NIP.197002282 0031220 003 NIM 1401412542
Lampiran RPP 1
Materi Ajar
199
Berdasarkan media/bahan yang digunakan dalam proses penciptaannya, karya seni
rupa dapat dibedakan jenisnya sebagai berikut.
1. Seni lukis
Seni lukis merupakan seni rupa yang keberadaannya dikatakan paling tua
usianya. Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang menampilkan
unsur warna, bidang, garis, bentuk, dan tekstur. Secara umum, seni lukis dikenal
melalui sapuan kuas dengan cat berbasis minyak yang disapukan pada permukaan
kain kanvas. Lukisan dapat dibuat dengan berbagai macam media/ bahan antara
lain cat lukis, tinta, dan sebagainya.
Gambar 1 Lukisan berjudul “Berburu” karya Raden Saleh
2. Seni gambar
Seni gambar adalah kerya seni rupa dua dimensional yang dibuat di atas
permukaan kertas. Untuk membedakannya dengan seni lukis, biasanya seni
gambar lebih didominasi oleh unsur titik, garis dan bidang-bidang yang dibuat
dengan pensil atau pena. Bahan yang digunakan untuk menggambar yaitu pensil,
pena, spidol, tinta, bolpoint, cat air, crayon dan sebagainya. macam-macam jenis
gambar yaitu gambar bentuk dekorasi, pemandangan, huruf hias, kartun, dan lain
sebagainya.
Gambar 2
3. Seni patung
200
Seni patung adalah jenis karya seni rupa yang diciptakan berdasarkan
dorongan kreatif sebagai karya seni rupa murni, bebas sesuai media yang
digunakan dan gaya pematugnya. Bentuk patung dapat berwujud figur manusia,
binatang atau kreasi lainnya. Patung dapat dibuat dari bahan kayu, batu padas,
malam/ lilin, adonan semen, tanah liat dan sebagainya.
Gambar 3. Monumen Panglima Besar Sudirman
karya Edhi Sunarso
4. Seni dekorasi
Jenis karya seni rupa yang dalam penampilannya lebih mengutamakan
keindahan rancangan rangkaian/ hiasan bahan tertentu sesuai dengan kesan yang
ditampilkannya. Seni dekorasi dalam penerapannya dapat berupa hiasan
dinding, hiasan pada benda, hiasan gantung atau hiasan ruangan. Seni dekorasi
dapat dibuat dengan menggunakan berbagai jenis bahan alam dan buatan,
misalnya kertas berwarna, bunga, janur, buah dan sebagainya.
Gambar 4. Gantungan kunci
5. Seni kria
Kria atau kerajinan merupakan jenis karya seni rupa yang dihasilkan
melalui kerja terampil para pengrajinnya. Tidak semua kerajinan merupakan seni
rupa murni, akan tetapi juga ada yang termasuk karya seni rupa terapan. Benda-
benda kerajinan atau kria dapat dibuat dari bahan alam dan buatan, seperti kayu,
201
bambu, tanah liat dan rotan. misalnya anyaman, keramik, ukir, batik, dan
sebagainya.
Gambar 5. Guci
6. Seni cetak/ seni grafis
Seni ini merupakan karya seni rupa yang dibuat dengan cara mencetakkan
pewarna di atas bidang cetak yang digunakan. Karya ini dapat dibuat dengan
hasil/ bentuk yang sama dalam jumlah banyak, bahan yang digunakan dapat
berupa papan kayu, karton, plastik mika dan sebagainya, namun untuk anak-anak
bahan yang biasa digunakan adalah alat cetak sederhana, seperti daun, penampang
pelepah, umbi-umbian dan sebagainya.
Gambar 6. Seni cetak dengan pelepah pisang
Lampiran RPP 2
Soal permainan tebak gambar
202
1. Gambar apakah ini?
2. Bahan apa yang digunakan dalam membuat karya seni rupa tersebut?
(1) (2) 3)
(2) (5) (6)
Lampiran RPP 3
Kisi-kisi Soal Evaluasi
203
Kompetensi
Dasar
Indikator soal Jenis
Soal
Ranah
kognitif
Tingkat kesukaran Nomor
soal mudah Sedang Sulit
9.1
Menjelaska
n makna
seni rupa
murni
Siswa dapat membedakan
antara seni lukis dan seni
gambar
PG C2 √ 1 dan 6
Disajikan sebuah gambar,
siswa dapat menyebutkan
jenis seni rupa sesuai
dengan gambar.
PG C1 √ 2 dan 7
Siswa dapat membedakan
bahan-bahan yang
digunakan dalam
pembuatan seni rupa
murni.
PG C2 √ 3 dan 8
siswa dapat menyebutkan
jenis seni rupa, sesuai
dengan bahan
pembuatannya
PG C1 √ 4 dan
Siswa dapat
menunjukkan objek
karya seni rupa sesuai
dengan petunjuk pada
soal
PG C3 √ 5 dan
10
Lampiran RPP 4
Soal Tes Evaluasi
Nama :
No Presensi :
204
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Jenis karya seni rupa yang menampilkan unsur warna, garis, bidang dan
tekstur adalah....
a. seni lukis c. seni kria
b. seni gambar d. seni patung
2. Perhatikan gambar berikut!
Dilihat dari bahan pembuatan, gambar di samping termasuk
dalam....
a.seni lukis c. seni kria
b. seni gambar d. seni patung
3. Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan karya seni
lukis adalah....
a. kanvas dan cat lukis c. kertas dan cat lukis
b. kanvas dan pensil d. pensil dan kertas
4. Jenis karya seni rupa yang dibuat dari hasil cetakan daun atau pelepah pisang
disebut seni....
a. seni lukis c. seni kria
b. seni gambar d. seni cetak
5. Perhatikan gambar berikut!
(2) (2) (3) (4)
Pada gambar di atas, manakah gambar yang memiliki objek hewan?
a. (1) dan (2) c. (1) dan (4)
b. (2) dan (3) d. (3) dan (4)
6. Jenis karya seni rupa yang lebih menampilkan unsur titik dan garis adalah ....
a. seni lukis c. seni kria
205
b. seni gambar d. seni patung
7. Perhatikan gambar berikut!
Dilihat dari bahan pembuatannya, Gambar di
samping termasuk jenis seni....
a. seni kria
b. seni patung
c. seni dekorasi
d. seni gambar
8. Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan pada seni dekorasi adalah....
a. kanvas dan bunga c. tepung dan janur
b. bunga dan janur d. kertas dan kanvas
9. Jenis karya seni rupa yang terbuat dari kayu, adonan semen, batu atau lilin
disebut....
a. seni kria c. seni lukis
b. seni patung d. seni cetak
10. perhatikan gambar karya seni rupa berikut!
(1) (2) (3) (4)
Pada gambar di atas, manakanh gambar yang memiliki objek lebih dari satu?
a. (1) c. (3)
b. (2) d. (4)
Lampiran 5
Kunci Jawaban
206
A. Tebak gambar
1. Lukisan
Bahan yang digunakan adalah kanvas dan cat lukis
2. Gambar
Bahan yang digunakan adalah kertas dan pensil
3. Gantungan kunci
Bahan yang digunakan bahan alami dan buatan seperti plastik atau
karet
4. Patung
Bahan yang diguanakan adalah adonan semen atau batu
5. Guci
Bahan yang digunakan adalah tanah liat
6. Cetakan
Bahan yang digunakan adalah kertas, pewarna dan potongan pelepah
pisang
B. Soal evaluasi
1. a b c d
2. a b c d
3. a b c d
4. a b c d
5. a b c d
6. a b c d
7. a b c d
8. a b c d
9. a b c d
10. a b c d
Lampiran 13
207
FORMAT KISI-KISI ANGKET MINAT BELAJAR
(UJI COBA)
Kelas : IV
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
Materi Pokok : Makna seni rupa murni
Peneliti : Aminatul Mubarokah
No. Dimensi Indikator Nomor Soal
1.
2.
3.
4.
Kesukaan
Ketertarikan
Perhatian
Keterlibatan
Gairah
Inisiatif
Responsif
Kesegeraan
Konsentrasi
Ketelitian
Kemauan
Keuletan
Kerja keras
1, 2, 3, 4, 5
6, 7, 8, 9,10,11
12, 13
14, 15, 16, 17
18, 19, 20, 21
22, 23, 24
25, 26, 27, 28, 29, 30
31, 32, 33,34, 35, 36
37, 38, 39, 40
Keterangan:
Nomor yang bergaris bawah merupakan pernyataan negatif
Pedoman penskoran:
No. Jenis Pernyataan Penskoran
SL SR JR TP
1 Pernyataan positif 1 2 3 4
2 Pernyataan negatif 4 3 2 1
Keterangan:
SL : selalu JR : jarang
SR : sering TP : tidak pernah
Lampiran 14
208
ANGKET MINAT BELAJAR
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN
MAKNA SENI RUPA MURNI
NAMA :
KELAS :
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan jawabanmu!
Keterangan :
SL : selalu JR : jarang
SR : sering TP : tidak pernah
No. Pertanyaan SL SR JR TP
1 Saya senang mengikuti pelajaran SBK
2 Saya senang mengerjakan soal SBK
3 Saya merasa pelajaran SBK bermanfaat
4 Saya suka belajar hal-hal baru tentang SBK
5 Saya tidak peduli dengan apa yang diajarkan
guru
6 Saya diam saja ketika ada materi yang tidak
jelas
7 Saya membaca buku pelajaran SBK sebelum
mengikuti pelajaran SBK
8 Saya menyiapkan pertanyaan sebelum
pelajaran dimulai
9 Saya mengerjakan soal-soal latihan dirumah
10 Saya tunjuk jari ketika diberi kesempatan untuk
berpendapat
11 Saya mempelajari kembali materi yang telah
diajarkan disekolah
12 Saya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru
13 Saya mengamati gambar yang ditunjuk oleh
guru
No. Pertanyaan SL SR JR TP
209
14 Saya menyiapkan buku dan alat tulis sebelum
pelajaran dimulai
15 Saya berusaha menyelesaikan tugas tepat
waktu
16 Saya segera mengerjakan PR sebelum ada
pekerjaan yang lain
17 Saya memanfaatkan waktu dengan baik untuk
mengerjakan soal
18 Saya tidak menghiraukan teman yang
mengganggu saat pelajaran
19 Saya mengganggu teman saat pelajaran
berlangsung
20 Saya berbicara dengan teman saat guru
menjelaskan pelajaran
21 Saya memperhatikan penjelasan guru dengan
baik
22 Saya mengerjakan soal yang mudah terlebih
dahulu
23 Saya meneliti jawaban sebelum dikumpulkan
kepada guru
24 Saya membaca soal dengan teliti
25 Saya meminjam buku SBK diperpustakaan
untuk dibaca
26 Saya malu ketika disuruh maju ke depan kelas
oleh guru
27 Saya menghargai teman yang sedang
berpendapat
28 Saya tidur di kelas saat pelajaran berlangsung
29 Saya bertanya kepada guru bila ada yang tidak
jelas
30 Saya berusaha hadir saat pelajaran SBK
31 Saya berusaha memahami pelajaran SBK
32 Saya mengerjakan soal dengan sungguh-
sunggguh
33 Saya semangat ketika diberi tugas SBK
No. Pertanyaan SL SR JR TP
210
34 Saya mengerjakan soal evaluasi dengan
kemampuan sendiri
35 Saya menyerah jika disuruh mengerjakan soal
yang sulit
36 Saya meminta bantuan keluarga saat
mengalami kesulitan dalam mengerjakan PR
37 Saya berusaha memahami pelajaran SBK
38 Saya mendiskusikan pelajaran SBK dengan
teman satu kelompok
39 Saya berusaha memiliki buku pelajaran SBK
40 Saya mencatat pelajaran SBK
211
Validasi instrumen angket oleh Tim ahli 1 (Moh. Fathurrahman,S.Pd., M.Sn.)
LEMBAR VALIDITAS PENILAI AHLI
INSTRUMEN ANGKET
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Anda setelah membaca dan memeriksa item angket, berilah tanda cek (√) atau tanda silang (X) pada kolom
yang tersedia. Jika item angket sesuai dengan telaah, maka berilah tanda (√). Jika angket tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka
berilah tanda silang (X).
No Aspek Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. Pernyataan sesuai dengan rumusan
indikator dalam kisi-kisi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2. Aspek yang diukur pada setiap
pernyataan sesuai dengan tuntutan
dalam kisi-kisi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3. Pernyataan dirumuskan dengan
singkat
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4. Kalimat merupakan pernyataan
yang diperlukan saja
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5. Kalimat bebas dari pernyataan yang
bersifat negatif ganda
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6. Kalimat bebas dari pernyataan yang
Lam
pira
n 1
5
212
mengacu pada masa lalu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Kalimat bebas dari pernyataan yang
dapat diinterpretasikan sebagai
fakta
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8. Kalimat bebas dari pernyataan yang
dapat diinterpretasikan lebih dari
satu cara
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Kalimat bebas dari pernyataan yang
mungkin disetujui atau
dikosongkan oleh hampir semua
responden
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Setiap pernyataan hanya berisi satu
gagasan secara lengkap
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
11. Kalimatnya bebas dari pernyataan
yang tidak pasti seperti semua,
selalu, kadang-kadang,tidak
satupun, tidak pernah.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
12. Bahasa soal sesuai dengan jenjang
pendidikan peserta didik
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13. Soal harus menggunakan bahasa
Indonesia baku.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
14. Soal tidak menggunakan bahasa
yang berlaku setempat/tabu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
213
No Aspek Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1. Pernyataan sesuai dengan
rumusan indikator dalam kisi-
kisi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2. Aspek yang diukur pada setiap
pernyataan sesuai dengan
tuntutan dalam kisi-kisi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3. Pernyataan dirumuskan dengan
singkat
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4. Kalimat merupakan pernyataan
yang diperlukan saja
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5. Kalimat bebas dari pernyataan
yang bersifat negatif ganda
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6. Kalimat bebas dari pernyataan
yang mengacu pada masa lalu
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7. Kalimat bebas dari pernyataan
yang dapat diinterpretasikan
sebagai fakta
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8. Kalimat bebas dari pernyataan
yang dapat diinterpretasikan
lebih dari satu cara
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Kalimat bebas dari pernyataan
yang mungkin disetujui atau
dikosongkan oleh hampir semua
responden
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Setiap pernyataan hanya berisi
satu gagasan secara lengkap
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
214
11. Kalimatnya bebas dari
pernyataan yang tidak pasti
seperti semua, selalu, kadang-
kadang,tidak satupun, tidak
pernah.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
12. Bahasa soal sesuai dengan
jenjang pendidikan peserta didik
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13. Soal harus menggunakan bahasa
Indonesia baku.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
14. Soal tidak menggunakan bahasa
yang berlaku setempat/tabu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Mengetahui,
Penilai Ahli 1
215
Validasi instrumen angket oleh Tim ahli 2 (Ika Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd.)
LEMBAR VALIDITAS PENILAI AHLI
INSTRUMEN ANGKET
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Anda setelah membaca dan memeriksa item angket, berilah tanda cek (√) atau tanda silang (X) pada kolom
yang tersedia. Jika item angket sesuai dengan telaah, maka berilah tanda (√). Jika angket tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka
berilah tanda silang (X).
No Aspek Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. Pernyataan sesuai dengan rumusan
indikator dalam kisi-kisi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2. Aspek yang diukur pada setiap
pernyataan sesuai dengan tuntutan
dalam kisi-kisi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3. Pernyataan dirumuskan dengan
singkat
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4. Kalimat merupakan pernyataan
yang diperlukan saja
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5. Kalimat bebas dari pernyataan yang
bersifat negatif ganda
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Lam
pira
n 1
6
216
6. Kalimat bebas dari pernyataan yang
mengacu pada masa lalu
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7. Kalimat bebas dari pernyataan yang
dapat diinterpretasikan sebagai
fakta
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8. Kalimat bebas dari pernyataan yang
dapat diinterpretasikan lebih dari
satu cara
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Kalimat bebas dari pernyataan yang
mungkin disetujui atau
dikosongkan oleh hampir semua
responden
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Setiap pernyataan hanya berisi satu
gagasan secara lengkap
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
11. Kalimatnya bebas dari pernyataan
yang tidak pasti seperti semua,
selalu, kadang-kadang,tidak
satupun, tidak pernah.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
12. Bahasa soal sesuai dengan jenjang
pendidikan peserta didik
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13. Soal harus menggunakan bahasa
Indonesia baku.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
14. Soal tidak menggunakan bahasa
yang berlaku setempat/tabu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
217
No Aspek Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1. Pernyataan sesuai dengan
rumusan indikator dalam kisi-
kisi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2. Aspek yang diukur pada setiap
pernyataan sesuai dengan
tuntutan dalam kisi-kisi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3. Pernyataan dirumuskan dengan
singkat
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4. Kalimat merupakan pernyataan
yang diperlukan saja
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5. Kalimat bebas dari pernyataan
yang bersifat negatif ganda
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6. Kalimat bebas dari pernyataan
yang mengacu pada masa lalu
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7. Kalimat bebas dari pernyataan
yang dapat diinterpretasikan
sebagai fakta
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8. Kalimat bebas dari pernyataan
yang dapat diinterpretasikan
lebih dari satu cara
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Kalimat bebas dari pernyataan
yang mungkin disetujui atau
dikosongkan oleh hampir semua
responden
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Setiap pernyataan hanya berisi
satu gagasan secara lengkap
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
218
11. Kalimatnya bebas dari
pernyataan yang tidak pasti
seperti semua, selalu, kadang-
kadang,tidak satupun, tidak
pernah.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
12. Bahasa soal sesuai dengan
jenjang pendidikan peserta didik
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13. Soal harus menggunakan bahasa
Indonesia baku.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
14. Soal tidak menggunakan bahasa
yang berlaku setempat/tabu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Mengetahui,
Penilai Ahli 2
Ika Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd.
NIP. 198208142008012008
219
KISI-KISI SOAL TES UJI COBA
MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (SBK)
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Jombor
Kelas/Semester : IV/2
Materi Pokok : Seni Rupa Murni
Standar Kompetensi : 9. Mengapresiasi karya seni rupa.
Kompetensi
Dasar
Indikator soal Jenis
Soal
Ranah
kognitif
Tingkat kesukaran No Soal Mudah Sedang Sulit
9.1
Menjelaskan
makna seni
rupa murni
1. Siswa dapat menyebutkan pembagian karya seni rupa
berdasarkan tujuan penciptaan karya seni rupa
PG C1 √ 1, 21
2. Disajikan sebuah gambar, siswa dapat membedakan
gambar yang termasuk seni rupa murni dan seni rupa
terapan.
PG C2 √ 2,22
3. Siswa dapat membedakan benda yang termasuk seni rupa
murni dan terapan
PG C2 √ 3,23
4. Siswa dapat mengidentifikasi makna karya seni rupa
murni
PG C1 √ 4, 24
5. Siswa dapat membedakan ciri-ciri karya seni rupa murni PG C2 √ 5, 25
6. Siswa dapat menyebutkan istilah lain dari seni rupa murni PG C1 √ 6, 26
7. Disajikan sebuah gambar, siswa dapat menunjukkan
alasan yang tepat mengenai isi dari sebuah lukisan
PG C3 √ 7, 27
8. Disajikan karya seni rupa, siswa dapat menyebutkan judul
karya seni rula
PG C1 √ 8, 28
Lam
pira
n 1
7
220
Kompetensi
Dasar
Indikator soal Jenis
Soal
Ranah
kognitif
Tingkat kesukaran No Soal Mudah Sedang Sulit
9.1
Menjelaskan
makna seni
rupa murni
9. Disajikan karya seni rupa, siswa dapat menyebutkan
nama pembuatnya
PG C1 √ 9,29
10. Disajikan karya seni rupa, siswa dapat mengidentifikasi
objek dari karya seni rupa
PG C1 √ 10, 30
11. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri seni lukis PG C1 √ 11, 31
12. Siswa dapat membedakan antara seni lukis dan seni
gambar
PG C2 √ 12, 32
13. Siswa dapat membedakan bahan-bahan yang digunakan
untuk menggambar
PG C2 √
13,33
14. Disajikan sebuah gambar, siswa dapat menyebutkan jenis
seni rupa sesuai dengan gambar.
PG C1 √ 14, 34
15. siswa dapat menyebutkan jenis seni rupa, sesuai dengan
bahan pembuatannya
PG C1 √ 15, 35
16. Siswa dapat mendefinisikan pengertian dari seni rupa
murni
PG C1 √ 16, 36
17. Siswa dapat membedakan bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan seni rupa murni.
PG C2 √ 17, 37
18. Siswa dapat menunjukkan objek karya seni cetak sesuai
dengan petunjuk pada soal
PG C3 √ 18, 38
19. Siswa dapat menyebutkan nama-nama benda yang
termasuk karya seni rupa murni
PG C1 √ 19, 39
20. siswa dapat mengidentifikasi jenis seni rupa sesuai
dengan ciri-ciri yang dimiliki
PG C1 √ 39, 40
221
Lampiran 18
SOAL UJI COBA
Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
Materi Seni Rupa Murni
Kelas IV
Petunjuk umum:
1. Tulis identitas nama di kolom yang tersedia.
2. Kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
Berilah tanda silah (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Berdasarkan fungsi atau tujuan penciptaan karya seni rupa, seni rupa terbagi
menjadi....
a. 2 (dua) c. 4 (empat)
b. 3 (tiga) d. 5 (lima)
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di bawah ini termasuk karya seni rupa....
a. murni
b. asli
c. buatan
d. terapan
3. Manakah benda di bawah ini yang termasuk karya seni murni?
a. b. c. d.
Nama :
No presensi :
222
4. Jenis karya seni rupa yang dalam proses penciptaanya lebih mengedepankan
unsur perasaa, gagasan, dan keindahan disebut....
a. seni rupa pakai c. seni rupa terapan
b. seni rupa murni d. seni rupa buatan
5. Dari pernyataan di bawah ini, manakah yang tidak termasuk ciri-ciri karya
seni rupa murni?
a. Seni murni adalah seni yang lebih mementingkan keindahan
b. Seni murni adalah seni yang hanya digunakan sebagai hiasan
c. Seni murni adalah seni yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
d. Seni murni adalah seni yang digunakan untuk mengungkapkan ide
6. Pure art adalah nama lain dari ....
a. seni rupa terapan c. seni rupa murni
b. seni rupa pakai d. seni rupa buatan
Amatilah gambar lukisan di bawah ini, kemudian kerjakan no 7,8 dan 9!
7. Mengapa lukisan tersebut termasuk karya seni rupa yang mudah untuk
dimengerti?
a. Karena objek lukisan terlihat jelas
b. Karena objek lukisan sulit dipahami
c. Karena objek lukisan berupa manusia
d. Karena objek lukisan berwarna terang
8. Apa judul lukisan tersebut?
a. Jaran kepang c. Lomba jaranan
b. Jaran hitam d. Nonton jaranan
9. Siapakah nama seniman dari lukisan di atas?
a. Affandi c. Raden saleh
b. Sudjodjono d. Djoko Pekik
223
10. Perhatikan gambar lukisan karya Widayat di bawah ini!
Objek dari lukisan di atas adalah....
a. manusia c. tumbuhan
b. hewan d. lingkungan
11. Karya seni rupa murni yang keberadaannya dikatakan berumur paling tua
adalah....
a. seni lukis c. seni gambar
b. seni patung d. seni cetak
12. Jenis seni rupa yang lebih menekankan pada unsur titik dan garis adalah
seni....
a. lukis c. kria
b. gambar d. cetak
13. Seni rupa dua dimensi yang dibuat di atas permukaan kertas menggunakan
pensil atau pena disebut....
a. seni lukis c. seni gambar
b. seni dekorasi d. seni cetak
14. Perhatikan gambar di bawah ini
Jenis karya seni rupa di atas termasuk karya seni...
a. lukis c. kria
b. dekorasi d. cetak
224
15. Jenis karya seni rupa yang dalam pembuatannya menggunakan daun atau
pelepah pisang disebut karya seni....
a. cetak c. gambar
b. lukis d. kriya
16. Jenis karya seni rupa yang dalam penampilannya lebih mengutamakan
keindahan rancangan rangkaian/hiasan, seperti hiasan dinding atau hiasan
gantungan adalah pengertian dari....
a. seni kria c. seni kria dekorasi
b. seni kria d. seni cetak
17. Perhatikan bahan-bahan seni rupa murni berikut!
1. buah 3. bunga 5. semen 7. kanvas
2. pensil 4. kertas 6. tanah 8. janur
Manasajakah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat karya seni
dekorasi?
a. 1, 3, dan 8 c. 2, 4, dan 8
b. 1, 4, dan 5 d. 2, 3, dan 7
18. Jenis karya seni cetak d i bawah ini, yang memiliki objek berbentuk hewan
terdapat pada nomor....
(1) (2) (3) (4)
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 4 d. 2 dan 4
19. Berikut ini adalah contoh karya seni kria yaitu....
a. hiasan c. patung
b. lukisan d. guci
20. Hasil karya seni rupa murni di bawah ini yang termasuk dalam karya tiga
dimensi adalah....
a. gambar manusia c. gambar pemandangan
b. lukisan binatang d. patung kuda
225
21. Berdasarkan fungsi atau tujuan penciptaan karya seni rupa, seni rupa dibagi
menjadi....
a. seni murni dan seni buatan c. seni murni dan seni terapan
b. seni terapan dan seni buatan d. seni terapan dan seni pakai
22. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar ini termasuk karya seni rupa....
a. asli c. terapan
b. buatan d. murni
23. Perhatikan gambar berikut!
(1) (2) (3) (4)
Dari gambar di atas, gambar manasajakah yang termasuk karya seni rupa
murni?
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3)
b. (1) dan (4) d. (2) dan (4)
24. Jenis karya seni rupa, yang tujuan utamanya sebagai hiasan bagi orang awam
adalah seni rupa....
a. murni c. terapan
b. pakai d. buatan
25. Dari pernyataan di bawah ini, manakah yang termasuk ciri-ciri karya seni
rupa terapan?
a. Karya seni yang lebih mementingkan keindahan.
b. Karya seni yang hanya digunakan sebagai hiasan.
c. Karya seni untuk keperluan sehari-hari.
d. Karya seni untuk mengungkapkan ide.
226
26. Istilah lain dari seni rupa murni adalah ....
a. fine art c. better art
b. useful art d. good art
Amatilah gambar lukisan di bawah ini, kemudian kerjakan no 27 dan 28!
27. Mengapa lukisan ini termasuk karya seni rupa yang sulit untuk dimengerti?
a. Karena objek lukisan terlihat jelas
b. Karena objek lukisan sulit dipahami
c. Karena objek lukisan berbentuk lengkungan
d. Karena objek lukisan berwarna gelap
28. Apa judul lukisan di atas?
a. Perahu dan matahari c. Darah dan api
b. Badai halilintar d. Badai Tsunami
29. Perhatikan gambar di bawah ini
Patung monumen panglima besar Jenderal Sudirman di atas, merupakan
karya....
a. Edhi Sudarto c. Edhi Sunarso
b. Edhi Sumarno d. Edhi Sudarso
227
30. Perhatikan gambar patung di bawah ini!
Objek patung di atas berbentuk....
a. manusia c. tumbuhan
b. hewan d. lingkungan
31. Jenis seni rupa murni yang proses pembuatannya menggunakan kuas dan
kanvas adalah....
c. seni kria c. seni cetak
d. seni gambar d. seni lukis
32. Jenis seni rupa yang lebih menekankan pada unsur warna dan tekstur adalah
seni....
a. seni lukis c. seni cetak
b. seni gambar d. seni kria
33. Berikut ini yang termasuk bahan pembuatan seni gambar adalah....
a. Pensil, cat lukis dan crayon c. Tinta, crayon, dan spidol
b. Pensil, pena dan spidol d. pensil, crayon, dan tinta
34. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jenis karya seni rupa di atas adalah....
a. seni dekorasi c. seni kria
b. seni lukis d. seni cetak
228
35. Kertas, bunga, janur, dan buah adalah bahan-bahan yang biasanya digunakan
untuk membuat karya seni....
a. lukis c. kria
b. dekorasi d. cetak
36. Jenis karya seni rupa yang dihasilkan melalui kerja terampil para
pengrajinnya, seperti guci dan anyaman, adalah pengertian dari....
a. seni lukis c. seni kria
b. seni dekorasi d. seni cetak
37. Perhatikan bahan-bahan seni rupa murni berikut!
1. kanvas 3. kertas
2. pensil 4. cat lukias
Untuk membuat karya seni gambar, manasajakah bahan yang dibutuhkan?
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 5 d. 2 dan 4
38. Pada gambar seni cetak di bawah ini, manakah yang memiliki dua objek
dalam satu karyanya?
a. b. c. d.
39. Berikut ini adalah contoh karya seni kria, kecuali....
a. keramik c. guci
b. lukisan d. ukir
40. Hasil karya seni rupa murni di bawah ini yang termasuk ke dalam karya dua
dimensi adalah....
a. gambar bunga c. patung singa
b. guci emas d. vas bunga
“selamat mengerjakan”
229
Kunci jawaban soal Uji Coba
1. a b c d 21. a b c d
2. a b c d 22. a b c d
3. a b c d 23. a b c d
4. a b c d 24. a b c d
5. a b c d 25. a b c d
6. a b c d 26. a b c d
7. a b c d 27. a b c d
8. a b c d 28. a b c d
9. a b c d 29. a b c d
10. a b c d 30. a b c d
11. a b c d 31. a b c d
12. a b c d 32. a b c d
13. a b c d 33. a b c d
14. a b c d 34. a b c d
15. a b c d 35. a b c d
16. a b c d 36. a b c d
17. a b c d 37. a b c d
18. a b c d 38. a b c d
19. a b c d 39. a b c d
20. a b c d 40 a b c d
230
Validasi soal oleh tim ahli 1 (Moh. Fathurrahman, S,Pd., M.Sn.)
LEMBAR VALIDASI SOAL OBJEKTIF BENTUK PILIHAN GANDA
OLEH TIM AHLI
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
Kelas/semester : V/2
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran SBK, berilah tanda cek (√)
pada kolom yang tersedia jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah dan tanda silang (x) jika tidak sesuai
No Aspek yang ditelaah Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A
1 Materi
Soal sesuai dengan indikator
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2 Materi yang ditanyakan sesuai
dengan kompetensi (urgensi,
relevasi, kontinyuitas, keterpakaian
sehari-hari tinggi)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3 Pilihan jawaban homogen dan logis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Hanya ada satu kunci jawaban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan
singkat, jelas dan tegas
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6 Rumusan pokok soal dan pilihan
jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Lam
pira
n 1
9
231
No Aspek yang ditelaah Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk
kunci jawaban
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8 Pokok soal bebas dan pernyataan
yang bersifat negatif ganda
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Pilihan jawaban homogen dan logis
ditinjau dari segi materi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau
sejenisnya jelas dan berfungsi
_ √ _ _ _ _ √ √ √ √ _ _ _ √ _ _ _ √ _ _
11. Panjang pilihan jawaban relatif sama √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12. Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan "semua jawaban di atas
salah/benar" dan sejenisnya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13. Pilihan jawaban yang berbentuk
angka/waktu disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya angka atau
kronologisnya
√ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ √ √ _ _
14. Butir soal tidak bergantung pada
jawaban soal sebelumnya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
C.
15. Bahasa/Budaya
Menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
16. Menggunakan bahasa komunikatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. Tidak menggunakan bahasa yang
berlaku setempat/tabu
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
18. Pilihan jawaban tidak mengulang
kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Catatan:
232
No Aspek yang ditelaah Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A
1 Materi
Soal sesuai dengan indikator
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2 Materi yang ditanyakan sesuai
dengan kompetensi (urgensi,
relevasi, kontinyuitas,
keterpakaian sehari-hari tinggi)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3 Pilihan jawaban homogen, logis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Hanya ada satu kunci jawaban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan
singkat, jelas dan tegas
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6 Rumusan pokok soal dan pilihan
jawaban merupakan pernyataan
yang diperlukan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7. Pokok soal tidak memberi
petunjuk kunci jawaban
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8 Pokok soal bebas dan pernyataan
yang bersifat negatif ganda
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Pilihan jawaban homogen dan
logis ditinjau dari segi materi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Gambar, grafik, tabel, diagram,
atau sejenisnya jelas dan berfungsi
_ √ √ _ _ _ √ √ √ √ _ _ _ √ _ _ _ _ _ _
11. Panjang pilihan jawaban relatif
sama
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12. Pilihan jawaban tidak
menggunakan pernyataan "semua
jawaban di atas salah/benar" dan
sejenisnya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
233
No Aspek yang ditelaah Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
13. Pilihan jawaban yang berbentuk
angka/waktu disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya angka atau
kronologisnya
_ _ √ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ √ _ _ _
14. Butir soal tidak bergantung pada
jawaban soal sebelumnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
C.
15. Bahasa/Budaya
Menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
16. Menggunakan bahasa yang
komunikatif
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. Tidak menggunakan bahasa yang
berlaku setempat/tabu
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
18. Pilihan jawaban tidak mengulang
kata/kelompok kata yang sama,
kecuali merupakan satu kesatuan
pengertian
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Catatan:
Mengetahui,
Penilai Ahli 1
234
Validasi soal oleh tim ahli 2 (Ika Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd.)
LEMBAR VALIDASI SOAL OBJEKTIF BENTUK PILIHAN GANDA
OLEH TIM AHLI
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
Kelas/semester : V/2
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran SBK di SD Negeri 1
Jombor Kabupaten Temanggung, berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah.
No Aspek yang ditelaah Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A
1 Materi
Soal sesuai dengan indikator (menuntut
tes tertulis untuk bentuk pilihan ganda)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2 Materi yang ditanyakan sesuai dengan
kompetensi (urgensi, relevasi,
kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari
tinggi)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3 Pilihan jawaban homogen dan logis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Hanya ada satu kunci jawaban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat,
jelas dan tegas
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6 Rumusan pokok soal dan pilihan
jawaban merupakan pernyataan yang
diperlukan saja
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Lam
pira
n 2
0
235
No Aspek yang ditelaah Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk
kunci jawaban
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8 Pokok soal bebas dan pernyataan yang
bersifat negatif ganda
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Pilihan jawaban homogen dan logis
ditinjau dari segi materi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau
sejenisnya jelas dan berfungsi
_ √ _ _ _ _ √ √ √ √ _ _ _ √ _ _ _ √ _ _
11. Panjang pilihan jawaban relatif sama √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12. Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan "semua jawaban di atas
salah/benar" dan sejenisnya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13. Pilihan jawaban yang berbentuk
angka/waktu disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau kronologisnya
√ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ √ √ _ _
14. Butir soal tidak bergantung pada
jawaban soal sebelumnya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
C.
15. Bahasa/Budaya
Menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
16. Menggunakan bahasa yang
komunikatif
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
18. Pilihan jawaban tidak mengulang
kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Catatan:
236
No Aspek yang ditelaah Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A
1 Materi
Soal sesuai dengan indikator
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2 Materi yang ditanyakan sesuai
dengan kompetensi (urgensi,
relevasi, kontinyuitas, keterpakaian
sehari-hari tinggi)
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3 Pilihan jawaban homogen dan logis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Hanya ada satu kunci jawaban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan
singkat, jelas dan tegas
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6 Rumusan pokok soal dan pilihan
jawaban merupakan pernyataan
yang diperlukan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk
kunci jawaban
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8 Pokok soal bebas dan pernyataan
yang bersifat negatif ganda
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Pilihan jawaban homogen dan logis
ditinjau dari segi materi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Gambar, grafik, tabel, diagram,
atau sejenisnya jelas dan berfungsi
_ √ √ _ _ _ √ √ √ √ _ _ _ √ _ _ _ _ _ _
11. Panjang pilihan jawaban relatif
sama
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12. Pilihan jawaban tidak
menggunakan pernyataan "semua
jawaban di atas salah/benar" dan
sejenisnya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
237
No Aspek yang ditelaah Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
13. Pilihan jawaban yang berbentuk
angka/waktu disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya angka atau
kronologisnya
_ _ √ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ √ _ _ _
14. Butir soal tidak bergantung pada
jawaban soal sebelumnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
C.
15. Bahasa/Budaya
Menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
16. Menggunakan bahasa yang
komunikatif
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. Tidak menggunakan bahasa yang
berlaku setempat/tabu
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
18. Pilihan jawaban tidak mengulang
kata/kelompok kata yang sama,
kecuali merupakan satu kesatuan
pengertian
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Catatan:
Mengetahui,
Penilai Ahli 2
Ika Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd.
NIP. 198208142008012008
238
Lampiran 21
Lembar Pengamatan Pelaksanaan Media Pembelajaran Buku Pop-up
Bagi Guru di Kelas Eksperimen
Petunjuk
Berikan tanda centang (√) pada kolom “Ada” dan “Skor” bila deskriptor yang
disediakan tampak sesuai dengan kriteria.
No. Aspek yang Diamati Ada Skor
1 2 3 4
1. Guru melaksanakan kegiatan pra
pembelajaran.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
3. Kesesuaian media terhadap tujuan
pembelajaran.
4. Kesesuaian media dengan materi
pelajaran
5. Media yang digunakan sederhana
dan mudah dipahami
6. Penggunaan warna pada media jelas
dan terang
7. Guru memberi petunjuk pada siswa
sebelum menggunakan buku pop-up
8. Siswa berdiskusi secara kelompok
dengan anggota 2 orang
9. Tiap kelompok diberi kesempatan
membacakan hasil diskusinya
10. Guru membimbing kegiatan diskusi
kelompok.
11. Guru mengadakan penilaian
12. Guru menutup pelajaran
Skor Total
Nilai Akhir :
x 100%
Pengamat
Wahyuning Fitriyanti, S.Pd.
NIP. 19890506 201001 2 005
239
DESKRIPTOR PEDOMAN PENGAMATAN PELAKSANAAN
MEDIA PEMBELAJARAN BUKU POP-UP
1. Guru melaksanakan kegiatan prapembelajaran.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru mempersiapkan kondisi ruangan.
b. Guru mempersiapkan media yang akan digunakan.
c. Guru mempersiapkan sumber belajar.
d. Guru mengecek kehadiran siswa.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Tujuan pembelajaran disampaikan dengan jelas.
b. Penjelasan mengenai tujuan pembelajaran sistematis/runtut.
c. Penjelasan tujuan pembelajaran lengkap.
d. Penyampaian tujuan pembelajaran dilakukan secara efisien.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
3. Kesesuaian media terhadap tujuan pembelajaran
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru menyusun media sesuai indikator
b. Guru menyusun media mencakup keseluruhan materi
c. Guru menjelaskan penggunaan media dengan rinci
d. Guru menyiapkan media dengan maksimal
240
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
4. Kesesuaian media dengan materi pelajaran
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Media yang digunakan sesuai dengan materi
b. Guru menjelaskan materi pada media dengan jelas
c. Media yang digunakan menampilkan keseluruhan materi
d. Media yang digunakan membuat materi mudah diingat dan dipahami
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
5. Media yang digunakan sederhana dan mudah dipahami
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Media mudah digunakan dan memiliki kualitas yang baik
b. Penggunaan media tidak mempersulit siswa
c. Media yang digunakan dapat menarik antusias siswa terhadap
pembelajaran
d. Media yang digunakan dapat mempermudah guru dalam penyampaian
materi
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
6. Penggunaan warna pada media jelas dan terang
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Media terlihat dengan jelas
b. Warna yang dipilih tidak terlalu mencolok
c. Pemilihan warna pada gambar mudah diingat dan dipahami
d. Pemilihan warna pada media beragam
241
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
7. Guru memberi petunjuk pada siswa sebelum menganalisis gambar.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru menjelaskan penggunaan media dengan rinci
b. Guru membimbing siswa dalam penggunaan media
c. Penyampaian petunjuk penggunaan media dilakukan secara efisien
d. Penjelasan petunjuk penggunaan media sistematis/runtut.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
8. Siswa berdiskusi secara kelompok dengan anggota 2 orang
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru membagi kelompok secara heterogen sesuai dengan tingkat
kecerdasan siswa.
b. Pembentukkan kelompok dilakukan secara jelas.
c. Pembentukkan kelompok secara efisien.
d. Guru memberikan penjelasan tujuan pembentukkan kelompok.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
9. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru menjelaskan peraturan penyampaian hasil diskusi dengan runtut.
b. Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk membacakan hasil
diskusinya
c. Guru memberikan masukan terhadap kelompok yang maju
d. Guru membimbing pelaksanaan presentasi
242
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
10. Guru membimbing kegiatan diskusi kelompok.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berdiskusi tentang
tugas yang didapat.
b. Guru menjelaskan bahwa kekompakkan tim yang positif diperlukan
dalam kegiatan ini.
c. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok.
d. Guru memperhatikan berlangsungnya diskusi.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
11. Guru mengadakan penilaian
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru merancang melakukan penilaian terhadap aktivitas belajar siswa
selama pembelajaran
b. Guru merancang penilaian terhadap hasil kerja kelompok
c. Guru merancang penilain hasil belajar siswa secara individu
d. Guru merancang penilaian sebelum pembelajaran dimulai
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
12. Guru menutup pelajaran.
Untuk Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
yang belum dipahami.
243
c. Guru memberikan evaluasi.
d. Guru memberikan penugasan kepada siswa.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
244
Lampiran 22
Lembar Pengamatan Pelaksanaan Media Pembelajaran Buku teks pelajaran
Bagi Guru di Kelas Kontrol
Petunjuk
Berikan tanda centang (√) pada kolom “Ada” dan “Skor” bila deskriptor yang
disediakan tampak sesuai dengan kriteria.
No. Aspek yang Diamati Ada Skor
1 2 3 4
1. Guru melaksanakan kegiatan pra
pembelajaran.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
3. Kesesuaian media terhadap tujuan
pembelajaran.
4. Kesesuaian media dengan materi
pelajaran
5. Media yang digunakan sederhana
dan mudah dipahami
6. Penggunaan warna pada media jelas
dan terang
7. Siswa berdiskusi secara kelompok
dengan anggota 2 orang
8. Tiap kelompok diberi kesempatan
membacakan hasil diskusinya
9. Guru membimbing kegiatan diskusi
kelompok.
10. Guru mengadakan penilaian
11. Guru menutup pelajaran
Skor Total
Nilai Akhir :
x 100%
Pengamat
Rustafiah, S.Pd.
NIP. 19700228 200312 2 003
245
DESKRIPTOR PEDOMAN PENGAMATAN PELAKSANAAN
MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKS PELAJARAN
1. Guru melaksanakan kegiatan prapembelajaran.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru mempersiapkan kondisi ruangan
b. Guru mempersiapkan media yang akan digunakan.
c. Guru mempersiapkan sumber belajar.
d. Guru mengecek kehadiran siswa.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Tujuan pembelajaran disampaikan dengan jelas.
b. Penjelasan mengenai tujuan pembelajaran sistematis/runtut.
c. Penjelasan tujuan pembelajaran lengkap.
d. Penyampaian tujuan pembelajaran dilakukan secara efisien.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
3. Kesesuaian media terhadap tujuan pembelajaran
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru menyusun media sesuai indikator
b. Guru menyusun media mencakup keseluruhan materi
c. Guru menjelaskan penggunaan media dengan rinci
d. Guru menyiapkan media dengan maksimal
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
246
4. Kesesuaian media dengan materi pelajaran
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Media yang digunakan sesuai dengan materi
b. Guru menjelaskan materi pada media dengan jelas
c. Media yang digunaka menampilkan keseluruhan materi
d. Media yang digunakann membuat materi mudah diingat dan dipahami
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
5. Sederhana dan mudah dipahami
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Media mudah digunakan dan memiliki kualitas yang baik
b. Penggunaan media tidak mempersulit siswa
c. Media yang digunakan dapat menarik antusias siswa terhadap
pembelajaran
d. Media yang digunakan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan
materi
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
6. Penggunaan warna pada media jelas dan terang
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Media terlihat dengan jelas
b. Warna yang dipilih tidak terlalu mencolok
c. Pemilihan warna pada gambar mudah dipahami
d. Pemilihan warna pada media beragam
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
247
7. Siswa berdiskusi secara kelompok dengan anggota 2 orang
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru membagi kelompok secara heterogen sesuai dengan tingkat
kecerdasan siswa.
b. Pembentukkan kelompok dilakukan secara jelas.
c. Pembentukkan kelompok secara efisien.
d. Guru memberikan penjelasan tujuan pembentukkan kelompok.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
8. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru menjelaskan peraturan penyampaian hasil diskusi dengan runtut.
b. Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk membacakan hasil
diskusinya
c. Guru memberikan masukan terhadap kelompok yang maju
d. Guru membimbing pelaksanaan presentasi
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
9. Guru membimbing kegiatan diskusi kelompok.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berdiskusi
tentang tugas yang didapat.
b. Guru menjelaskan bahwa kekompakkan tim yang positif diperlukan
dalam kegiatan ini.
c. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok.
d. Guru memperhatikan berlangsungnya diskusi.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
248
10. Guru mengadakan penilaian
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru merancang melakukan penilaian terhadap aktivitas belajar siswa
selama pembelajaran
b. Guru merancang penilaian terhadap hasil kerja kelompok
c. Guru merancang penilain hasil belajar siswa secara individu
d. Guru merancang penilaian sebelum pembelajaran dimulai
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
11. Guru menutup pelajaran.
Untuk Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
a. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
yang belum dipahami.
c. Guru memberikan evaluasi.
d. Guru memberikan penugasan kepada siswa.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
249
Lampiran 23
Lembar Pengamatan Pelaksanaan Media Pembelajaran Buku Pop-up
bagi Siswa di Kelas Eksperimen
Petunjuk
Berikan tanda centang (√) pada kolom “Ada” dan “Skor” bila deskriptor yang
disediakan tampak sesuai dengan kriteria.
No. Aspek yang Diamati Ada Skor
1 2 3 4
1. Siswa mempersiapkan diri menerima
pelajaran.
2. Siswa mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru.
3. Siswa bertanya jawab dengan guru.
4. Siswa mengamati karya seni rupa pada
buku pop-up
5. Siswa berdiskusi dengan kelompok
6. Siswa mengerjakan soal evaluasi
7. Siswa menyelesaikan kegiatan
pembelajaran dengan tertib dan tenang
Skor Total
Nilai Akhir :
x 100%
Pengamat
Wahyuning Fitriyanti, S.Pd.
NIP. 19890506 201001 2 005
250
Deskriptor Pedoman Pengamatan Pelaksanaan
Media Pembelajaran Buku Pop-up Bagi Siswa
1. Siswa mempersiapkan diri menerima pelajaran.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa tidak terlambat memasuki kelas
b. Siswa duduk dengan tenang
c. Siswa menyiapkan alat tulis
d. Siswa tertib dan rapi
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
2. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan antusias.
b. Siswa memperhatikan guru selama penjelasan materi.
c. Siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru.
d. Siswa tidak melakukan kegiatan lain selain mendengarkan materi yang
disampaikan guru.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
3. Siswa bertanya jawab dengan guru.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
b. Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan.
c. Siswa menyampaikan pendapat atau jawaban dengan bahasa yang santun.
d. Siswa mengikuti kegiatan tanya jawab dengan antusias.
251
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
4. Siswa mengamati gambar yang ditunjukkan guru
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa memahami gambar yang ditunjukkan oleh guru.
b. Siswa antusias dalam mengamati gambar
c. Siswa mampu mengkaitkan gambar dengan materi
d. Siswa lebih aktif dengan alat peraga yang ditunjukkan oleh guru.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
5. Siswa berdiskusi kelompok dengan teman sebangku.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
c. Siswa berdiskusi dengan tertib
d. Siswa berkerjasama dengan baik saat diskusi
e. Diskusi berjalan dengan baik
f. Siswa menjalankan diskusi dengan serius/tidak sambil bermain
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
6. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa mengerjakan soal sesuai dengan instruksi
b. Siswa mengerjakan soal dengan tenang
c. Siswa tidak mencontek
d. Siswa menyelesaikan soal dengan tepat waktu
252
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
7. Siswa menyelesaikan kegiatan pembelajaran dengan tetib dan tenang
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa dapat menyimpulkan hasil pembelajaran.
b. Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
c. Siswa mengikuti evaluasi pembelajaran dengan tenang.
d. Siswa tidak gaduh ketika akhir pembelajaran.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
253
Lampiran 24
Lembar Pengamatan Pelaksanaan Media Pembelajaran Buku teks pelajaran
bagi Siswa di Kelas Kontrol
Petunjuk
Berikan tanda centang (√) pada kolom “Ada” dan “Skor” bila deskriptor yang
disediakan tampak sesuai dengan kriteria.
No. Aspek yang Diamati Ada Skor
1 2 3 4
1. Siswa mempersiapkan diri menerima
pelajaran.
2. Siswa mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru.
3. Siswa bertanya jawab dengan guru.
4. Siswa mengamati gambar pada buku
5. Siswa berdiskusi dengan kelompok
6. Siswa mengerjakan soal evaluasi
7 Siswa menyelesaikan kegiatan
pembelajaran dengan tertib dan tenang
Skor Total
Nilai Akhir :
x 100%
Pengamat
Rustafiah, S.Pd.
NIP. 19700228 200312 2 003
254
Deskriptor Pedoman Pengamatan Pelaksanaan
Media Pembelajaran Buku Teks pelajaran Bagi Siswa
1. Siswa mempersiapkan diri menerima pelajaran.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa tidak terlambat memasuki kelas
b. Siswa duduk dengan tenang
c. Siswa menyiapkan alat tulis
d. Siswa tertib dan rapi
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
2. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan antusias.
b. Siswa memperhatikan guru selama penjelasan materi.
c. Siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru.
d. Siswa tidak melakukan kegiatan lain selain mendengarkan materi yang
disampaikan guru.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
3. Siswa bertanya jawab dengan guru.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
b. Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan.
c. Siswa menyampaikan pendapat atau jawaban dengan bahasa yang santun.
d. Siswa mengikuti kegiatan tanya jawab dengan antusias.
255
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
4. Siswa mengamati gambar yang ditunjukkan guru
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa memahami gambar yang ditunjukkan oleh guru.
b. Siswa antusias dalam mengamati gambar
c. Siswa mampu mengkaitkan gambar dengan materi
d. Siswa lebih aktif dengan alat peraga yang ditunjukkan oleh guru.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
5. Siswa berdiskusi kelompok dengan teman sebangku.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa berdiskusi dengan tertib
b. Siswa berkerjasama dengan baik saat diskusi
c. Diskusi berjalan dengan baik
d. Siswa menjalankan diskusi dengan serius/tidak sambil bermain
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
6. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa mengerjakan soal sesuai dengan instruksi
b. Siswa mengerjakan soal dengan tenang
c. Siswa tidak mencontek
d. Siswa menyelesaikan soal dengan tepat waktu
256
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
7. Siswa menyelesaikan kegiatan pembelajaran dengan tetib dan tenang
Untuk menilai butir ini perlu memperhatikan deskriptor berikut:
a. Siswa dapat menyimpulkan hasil pembelajaran.
b. Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
c. Siswa mengikuti evaluasi pembelajaran dengan tenang
d. Siswa tidak gaduh ketika akhir pembelajaran.
Skor Penilaian Deskriptor
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
257
Lampiran 25
VALIDITAS ANGKET MINAT BELAJAR
rtabel 20 = 0,444
Item-Total Statistics
No Item Corrected
Item- Total
Correlation
Keterangan
1. Item 1 -,143 tidak valid
2. Item 2 ,555 Valid
3. Item 3 ,637 Valid
4. Item 4 ,525 Valid
5. Item 5 ,039 tidak valid
6. Item 6 ,542 Valid
7. Item 7 ,161 tidak valid
8. Item 8 ,340 tidak valid
9. Item 9 ,149 tidak valid
10. Item 10 ,542 Valid
11. Item 11 ,510 Valid
12. Item 12 ,460 Valid
13. Item 13 ,549 Valid
14. Item 14 ,226 tidak valid
15. Item 15 ,560 Valid
16. Item 16 ,130 tidak valid
17. Item 17 ,477 Valid
18. Item 18 ,087 tidak valid
19. Item 19 ,531 Valid
20. Item 20 ,484 Valid
Item-Total Statistics No item Corrected
Item- Total
Correlation
Keterangan
21. Item 21 ,596 Valid
22. Item 22 -,291 tidak valid
23. Item 23 ,235 tidak valid
24. Item 24 ,472 Valid
25. Item 25 ,025 tidak valid
26. Item 26 ,649 Valid
27. Item 27 ,549 Valid
28. Item 28 ,509 Valid
29. Item 29 ,453 Valid
30. Item 30 -,162 tidak valid
31. Item 31 ,252 tidak valid
32. Item 32 ,266 tidak valid
33. Item 33 ,493 Valid
34. Item 34 ,288 tidak valid
35. Item 35 ,444 Valid
36. Item 36 -,071 tidak valid
37. Item 37 ,646 Valid
38. Item 38 ,653 Valid
39. Item 39 ,244 tidak valid
40. Item 40 ,476 Valid
258
Lampiran 26
RELIABILITAS ANGKET MINAT BELAJAR
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,857 40
No Item Cronbach's Alpha
1. Item 1 ,858
2. Item 2 ,848
3. Item 3 ,849
4. Item 4 ,849
5. Item 5 ,860
6. Item 6 ,848
7. Item 7 ,859
8. Item 8 ,872
9. Item 9 ,858
10. Item 10 ,849
11. Item 11 ,850
12. Item 12 ,852
13. Item 13 ,849
14. Item 14 ,856
15. Item 15 ,848
16. Item 16 ,858
17. Item 17 ,850
18. Item 18 ,861
19. Item 19 ,849
20. Item 20 ,850
No Item Cronbach's Alpha
21. Item 21 ,849
22. Item 22 ,864
23. Item 23 ,856
24. Item 24 ,851
25. Item 25 ,859
26. Item 26 ,848
27. Item 27 ,848
28. Item 28 ,851
29. Item 29 ,852
30. Item 30 ,864
31. Item 31 ,856
32. Item 32 ,855
33. Item 33 ,850
34. Item 34 ,855
35. Item 35 ,851
36. Item 36 ,860
37. Item 37 ,849
38. Item 38 ,845
39. Item 39 ,856
40. Item 40 ,850
259
Lampiran 27
VALIDITAS SOAL UJI COBA
rtabel 20 = 0,444
Item-Total Statistics
No Item Corrected
Item- Total
Correlation
Keterangan
1. Item 1 ,043 tidak valid
2. Item 2 ,543 Valid
3. Item 3 ,558 Valid
4. Item 4 ,782 Valid
5. Item 5 ,505 Valid
6. Item 6 -,099 tidak valid
7. Item 7 ,592 Valid
8. Item 8 ,498 Valid
9. Item 9 ,080 tidak valid
10. Item 10 ,000 tidak valid
11. Item 11 ,326 tidak valid
12. Item 12 ,546 Valid
13. Item 13 ,602 Valid
14. Item 14 -,055 tidak valid
15. Item 15 ,625 Valid
16. Item 16 ,406 tidak valid
17. Item 17 ,759 Valid
18. Item 18 ,120 tidak valid
19. Item 19 ,458 Valid
20. Item 20 ,471 Valid
Item-Total Statistics No item Corrected
Item-Total
Correlation
keterangan
21. Item 21 ,656 valid
22. Item 22 ,573 valid
23. Item 23 ,099 tidak valid
24. Item 24 ,505 valid
25. Item 25 ,573 valid
26. Item 26 -,074 tidak valid
27. Item 27 -,066 tidak valid
28. Item 28 ,498 valid
29. Item 29 -,459 tidak valid
30. Item 30 ,000 tidak valid
31. Item 31 ,801 valid
32. Item 32 ,582 valid
33. Item 33 ,226 tidak valid
34. Item 34 ,486 valid
35. Item 35 ,582 valid
36. Item 36 ,621 valid
37. Item 37 ,151 tidak valid
38. Item 38 ,534 valid
39. Item 39 ,637 valid
40. Item 40 -,014 tidak valid
260
Lampiran 28
RELIABILITAS SOAL UJI COBA
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,845 40
No Item Cronbach's Alpha
1. Item 1 ,846
2. Item 2 ,835
3. Item 3 ,837
4. Item 4 ,828
5. Item 5 ,837
6. Item 6 ,853
7. Item 7 ,834
8. Item 8 ,840
9. Item 9 ,846
10. Item 10 ,846
11. Item 11 ,851
12. Item 12 ,835
13. Item 13 ,834
14. Item 14 ,852
15. Item 15 ,836
16. Item 16 ,861
17. Item 17 ,829
18. Item 18 ,845
19. Item 19 ,838
20. Item 20 ,838
No item Cronbach's Alpha
21. Item 21 ,834
22. Item 22 ,834
23. Item 23 ,848
24. Item 24 ,837
25. Item 25 ,834
26. Item 26 ,850
27. Item 27 ,853
28. Item 28 ,840
29. Item 29 ,861
30. Item 30 ,846
31. Item 31 ,827
32. Item 32 ,835
33. Item 33 ,857
34. Item 34 ,838
35. Item 35 ,835
36. Item 36 ,833
37. Item 37 ,847
38. Item 38 ,837
39. Item 39 ,833
40. Item 40 ,851
261
Lampiran 29
DAYA BEDA DAN TARAF KESUKARAN SOAL
No BA JA BB JB PA PB D TK
2 10 10 4 10 1 0,4 0,6 sedang
3 10 10 7 10 1 0,7 0,3 mudah
4 10 10 3 10 1 0,3 0,7 sedang
5 9 10 5 10 0,9 0,5 0,4 sedang
7 9 10 3 10 0,9 0,3 0,6 sedang
8 10 10 9 10 1 0,9 0,1 mudah
12 8 10 3 10 0,8 0,3 0,5 sedang
13 10 10 4 10 1 0,4 0,6 sedang
15 10 10 8 10 1 0,8 0,2 mudah
17 10 10 4 10 1 0,4 0,6 sedang
19 7 10 4 10 0,7 0,4 0,3 sedang
20 3 10 0 10 0,3 0,0 0,3 sulit
21 10 10 7 10 1 0,7 0,3 mudah
22 9 10 4 10 0,9 0,4 0,5 sedang
24 9 10 4 10 0,9 0,4 0,5 sedang
25 9 10 4 10 0,9 0,4 0,5 sedang
28 10 10 7 10 1 0,7 0,3 mudah
31 10 10 7 10 1 0,7 0,3 sedang
32 5 10 0 10 0,5 0,0 0,5 sulit
34 10 10 8 10 1 0,8 0,2 mudah
35 9 10 6 10 0,9 0,6 0,3 mudah
36 10 10 4 10 1 0,4 0,6 sedang
38 10 10 7 10 1 0,7 0,3 mudah
39 6 10 0 10 0,6 0,0 0,6 sulit
262
Lampiran 30
KISI-KISI ANGKET MINAT BELAJAR
Kelas : IV
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
Materi Pokok : Makna seni rupa murni
Peneliti : Aminatul Mubarokah
No. Dimensi Indikator Nomor Soal
1.
2.
3.
4.
Kesukaan
Ketertarikan
Perhatian
Keterlibatan
Gairah
Inisiatif
Responsif
Kesegeraan
Konsentrasi
Ketelitian
Kemauan
Keuletan
Kerja keras
1, 2, 3
4, 5, 6
7, 8
9, 10
11, 12, 13
14
15, 16, 17, 18
19, 20
21, 22, 23
Keterangan:
Nomor yang bergaris bawah merupakan pernyataan negatif
Pedoman penskoran:
No. Jenis Pernyataan Penskoran
SL SR JR TP
1 Pernyataan positif 1 2 3 4
2 Pernyataan negatif 4 3 2 1
Keterangan:
SL : selalu JR : jarang
SR : sering TP : tidak pernah
263
Lampiran 31
ANGKET MINAT BELAJAR
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN
NAMA :
KELAS :
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan jawabanmu!
Keterangan :
SL : selalu JR : jarang
SR : sering TP : tidak pernah
No. Pernyataan SL SR JR TP
1. Saya senang mengerjakan soal SBK
2. Saya merasa pelajaran SBK bermanfaat
3. Saya suka belajar hal-hal baru tentang SBK
4. Saya diam saja ketika ada materi yang tidak jelas
5. Saya tunjuk jari ketika diberi kesempatan untuk
berpendapat
6. Saya mempelajari kembali materi yang telah diajarkan
disekolah
7. Saya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
8. Saya mengamati gambar yang ditunjuk oleh guru
9. Saya berusaha menyelesaikan tugas tepat waktu
10. Saya memanfaatkan waktu dengan baik untuk
mengerjakan soal
11. Saya mengganggu teman saat pelajaran berlangsung
12. Saya berbicara dengan teman saat guru menjelaskan
pelajaran
13. Saya memperhatikan penjelasan guru dengan baik
14. Saya membaca soal dengan teliti
15. Saya malu ketika disuruh maju ke depan kelas oleh
guru
264
No. Pernyataan SL SR JR TP
16. Saya menghargai teman yang sedang berpendapat
17. Saya tidur di kelas saat pelajaran berlangsung
18. Saya bertanya kepada guru bila ada yang tidak jelas
19. Saya semangat ketika diberi tugas SBK
20. Saya menyerah jika disuruh mengerjakan soal yang
sulit
21. Saya berusaha memahami pelajaran SBK
22. Saya mendiskusikan pelajaran SBK dengan teman satu
kelompok
23. Saya mencatat pelajaran SBK
265
KISI-KISI SOAL POSTEST
MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (SBK)
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Jombor
Kelas/Semester : IV/2
Materi Pokok : Seni Rupa Murni
Standar Kompetensi : 9. Mengapresiasi karya seni rupa.
Kompetensi
Dasar
Indikator soal Jenis
Soal
Ranah
kognitif
Tingkat kesukaran No Soal mudah Sedang Sulit
9.1
Menjelaskan
makna seni
rupa murni
1. Disajikan sebuah gambar, siswa dapat menyebutkan
PG C2 √ 1.
2. Siswa dapat membedakan gambar yang termasuk seni
rupa murni.
PG C2 √ 2.
3. Siswa dapat mengidentifikasi makna karya seni rupa
murni
PG C1 √ 3
4. Siswa dapat membedakan antara seni lukis dan seni
gambar
PG C2 √ 4
5. Siswa dapat membedakan ciri-ciri karya seni rupa murni PG C2 √ 5
6. Disajikan sebuah gambar, siswa dapat mengidentifikasi
alasan yang tepat mengenai isi dari sebuah lukisan
PG C2 √ 6
7. Siswa dapat membedakan bahan-bahan yang digunakan
untuk menggambar
PG C2 √ 7
8. Siswa dapat membedakan bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan seni rupa murni.
PG C2 √ 8
Lam
pira
n 3
2
266
Kompetensi
Dasar
Indikator soal Jenis
Soal
Ranah
kognitif
Tingkat kesukaran No Soal
mudah Sedang Sulit
9.1
Menjelaskan
makna seni
rupa murni
9. Siswa dapat menyebutkan nama-nama benda yang
termasuk karya seni rupa murni
PG C1 √ 9
10. siswa dapat mengidentifikasi jenis seni rupa sesuai
dengan ciri-ciri yang dimiliki
PG C1 √ 10
11. Siswa dapat menyebutkan pembagian karya seni rupa
berdasarkan tujuan penciptaan karya seni rupa
PG C1 √ 11
12. Disajikan sebuah gambar, siswa dapat membedakan
gambar yang termasuk seni rupa murni dan seni rupa
terapan.
PG C2 √ 12
13. Siswa dapat mengidentifikasi makna karya seni rupa
murni
PG C1 √ 13
14. Siswa dapat membedakan antara seni lukis dan seni
gambar
PG C2 √ 14
15. Siswa dapat membedakan ciri-ciri karya seni rupa murni PG C2 √ 15
16. Disajikan karya seni rupa, siswa dapat menyebutkan
judul karya seni rula
PG C1 √ 16
17. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri seni lukis PG C1 √ 17
18. siswa dapat menyebutkan jenis seni rupa, sesuai dengan
bahan pembuatannya
PG C1 √ 18
19. Siswa dapat menunjukkan objek karya seni cetak sesuai
dengan petunjuk pada soal
PG C3 √ 19
20. Siswa dapat menyebutkan nama-nama benda yang
termasuk karya seni rupa murni
PG C1 √ 20
Jumlah 20 soal 5 12 3
267
Lampiran 33
SOAL POSTEST
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (SBK) KELAS IV
Petunjuk umum:
1. Tulis identitas nama di kolom yang tersedia.
2. Kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
Berilah tanda silah (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di bawah ini termasuk karya seni rupa....
a. murni
b. asli
c. buatan
d. terapan
2. Manakah benda di bawah ini yang termasuk karya seni murni?
a. c.
b. d.
3. Jenis karya seni rupa yang dalam proses penciptaanya lebih mengedepankan
unsur perasaan, gagasan, dan keindahan disebut....
a. seni rupa pakai c. seni rupa terapan
b. seni rupa murni d. seni rupa buatan
4. Jenis seni rupa yang lebih menekankan pada unsur titik dan garis adalah
seni....
a. lukis c. kria
b. gambar d. cetak
Nama :
268
5. Dari pernyataan di bawah ini, manakah yang tidak termasuk ciri-ciri karya
seni rupa murni?
a. Seni murni adalah seni yang lebih mementingkan keindahan
b. Seni murni adalah seni yang hanya digunakan sebagai hiasan
c. Seni murni adalah seni yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
d. Seni murni adalah seni yang digunakan untuk mengungkapkan ide
6. Perhatikan gambar lukisan di bawah ini!
Mengapa lukisan tersebut termasuk karya seni rupa yang mudah untuk
dimengerti?
a. Karena objek lukisan terlihat jelas
b. Karena objek lukisan sulit dipahami
c. Karena objek lukisan berupa manusia
d. Karena objek lukisan berwarna terang
7. Seni rupa dua dimensi yang dibuat di atas permukaan kertas menggunakan
pensil atau pena disebut....
a. seni lukis c. seni gambar
b. seni dekorasi d. seni cetak
8. Perhatikan bahan-bahan seni rupa murni berikut!
3. Buah 2. Pensil 3. bunga 4. Kertas Manasajakah bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membuat karya seni dekorasi?
a. 1 dan 3 c. 2 dan 4
b. 1 dan4 d. 2 dan 3
9. Berikut ini adalah contoh karya seni kria yaitu....
a. hiasan c. patung
c. lukisan d. guci
269
10. Hasil karya seni rupa murni di bawah ini yang termasuk dalam karya tiga
dimensi adalah....
a. gambar manusia c. gambar hewan
b. lukisan binatang d. patung kuda
11. Berdasarkan fungsi atau tujuan penciptaan karya seni rupa, seni rupa dibagi
menjadi....
a. seni murni dan seni buatan c. seni murni dan seni terapan
b. seni terapan dan seni buatan d. seni murni dan seni pakai
12. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar ini termasuk karya seni rupa....
a. asli c. terapan
b. buatan d. murni
13. Jenis seni rupa, yang tujuan utamanya sebagai hiasan bagi orang awam adalah
seni rupa....
a. murni c. terapan
b. pakai d. buatan
14. Jenis seni rupa yang lebih menekankan pada unsur warna dan tekstur adalah
seni....
a. seni lukis c. seni cetak
b. seni gambar d. seni kria
15. Dari pernyataan di bawah ini, manakah yang termasuk ciri-ciri karya seni
rupa terapan?
a. Karya seni untuk keindahan.
b. Karya seni untuk hiasan ruangan
c. Karya seni untuk keperluan sehari-hari.
d. Karya seni untuk mengungkapkan ide.
270
16. Apa judul lukisan di bawah ini?
a. Perahu dan matahari c. Darah dan api
b. Badai halilintar d. Badai Tsunami
17. Jenis seni rupa murni yang proses pembuatannya menggunakan kuas dan
kanvas adalah....
a. seni kria c. seni cetak
b. seni gambar d. seni lukis
18. Kertas, bunga, janur, dan buah adalah bahan-bahan yang biasanya digunakan
untuk membuat karya seni....
a. lukis c. kria
b. dekorasi d. cetak
19. Pada gambar seni cetak di bawah ini, manakah yang memiliki dua objek
dalam satu karyanya?
a. c.
b. d.
20. Berikut ini adalah contoh karya seni kria, kecuali....
a. keramik c. guci
b. lukisan d. ukir
271
Lampiran 34
NILAI UAS (DATA KEMAMPUAN AWAL SISWA)
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Nama Nilai No Nama Nilai
1. Adel Fanadya B. 85 1. Mirna Dwi Astuti 83
2. Adik Tri Mulyani 87 2. Tio Pri Uji 70
3. Arif Sukur Masquf 65 3. Erfandiyanto 78
4. Bella Ardiana Ikawati 68 4. Wahyu Fitra N. 67
5. Deciantika Avriella 74 5. Nisfi Laila M. 78
6. Diag Tri Wijayanti 79 6. Sukur Santoso 65
7. Farhan Muzayyin 72 7. Beni Suryanto 60
8. Fian Galih Purnomo 76 8. Eni Arti Sari 92
9. Khamdan Dwi Putra 65 9. Hidayatun Nisa 90
10. Lukman Yulianto 60 10. Lata Fahrudin 72
11. Nana Ayu Saputri 70 11. Luki Fathan 78
12. Nia Febriani 87 12. Raychaldo Gota F. 85
13. Niha Latifah 85 13. Reyhan Fajriyanto 80
14. Nindiya Damayani 77 14. Rendinata 67
15. Rian Hemantho 76 15. Rendi Setiaji 74
16. Riyan Prayogo 78 16. Ritya Handayani 85
17. Septiana Dwi Marliya 70 17. Seva Pratama 80
18. Syarif Hidayatulloh 78 18. Tasya Angel R. 68
19. Violia Septi Mufadila 85 19. Ulfa Faiqoh 78
20. Wahyu Pamulatsih 73 20. Yolanda R.S. 90
21. Zanuba Suroyya Hanum 88
272
Lampiran 35
UJI KESAMAAN RATA-RATA KEMAMPUAN AWAL SISWA
ttabel 39 = 2,023
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Nilai
ujian
Equal variances assumed ,295 ,590 -,338 39
Equal variances not
assumed
-,337 38,052
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Nilai
ujian
Equal variances assumed ,737 -,905 2,674
Equal variances not
assumed
,738 -,905 2,681
273
Lampiran 36
HASIL OBSERVASI MEDIA PEMBELAJARAN BUKU POP-UP
BAGI GURU DI KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 1
Petunjuk
Berikan tanda centang (√) pada kolom “Ada” dan “Skor” bila deskriptor yang
disediakan tampak sesuai dengan kriteria.
No. Aspek yang Diamati
Ada
Skor
1 2 3 4
1. Guru melaksanakan kegiatan pra
pembelajaran.
√ √
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
√ √
3. Kesesuaian media terhadap tujuan
pembelajaran.
√ √
4. Kesesuaian media dengan materi pelajaran √ √
5. Media yang digunakan sederhana dan
mudah dipahami
√ √
6. Penggunaan warna pada media jelas dan
terang
√ √
7. Guru memberi petunjuk pada siswa sebelum
menggunakan buku pop-up
√ √
8. Siswa berdiskusi secara kelompok dengan
anggota 2 orang
√ √
9. Tiap kelompok diberi kesempatan
membacakan hasil diskusinya
√ √
10. Guru membimbing kegiatan diskusi
kelompok.
√ √
11. Guru mengadakan penilaian √ √
12. Guru menutup pelajaran √ √
Skor Total 45
Nilai Akhir :
Pengamat
Wahyuning Fitriyanti, S.Pd.
NIP. 19890506 201001 2 005
274
Lampiran 37
HASIL OBSERVASI MEDIA PEMBELAJARAN BUKU POP-UP
BAGI SISWA DI KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 1
Petunjuk
Berikan tanda centang (√) pada kolom “Ada” dan “Skor” bila deskriptor yang
disediakan tampak sesuai dengan kriteria.
No. Aspek yang Diamati Ada Skor
1 2 3 4
1. Siswa mempersiapkan diri menerima
pelajaran. √ √
2. Siswa mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru. √ √
3. Siswa bertanya jawab dengan guru. √ √
4. Siswa mengamati karya seni rupa pada
buku pop-up √ √
5. Siswa berdiskusi dengan kelompok √ √
6 Siswa mengerjakan soal evaluasi √ √
7. Siswa menyelesaikan kegiatan
pembelajaran dengan tertib dan tenang √ √
Skor Total 26
Nilai Akhir :
x 100% = 96,42%
Pengamat
Wahyuning Fitriyanti, S.Pd.
NIP. 19890506 201001 2 005
275
Lampiran 38
HASIL OBSERVASI MEDIA PEMBELAJARAN
BUKU TEKS PELAJARAN BAGI GURU
PERTEMUAN 1
Petunjuk
Berikan tanda centang (√) pada kolom “Ada” dan “Skor” bila deskriptor yang
disediakan tampak sesuai dengan kriteria.
No. Aspek yang Diamati Ada Skor
1 2 3 4
1. Guru melaksanakan kegiatan pra
pembelajaran.
√ √
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
√ √
3. Kesesuaian media terhadap tujuan
pembelajaran.
√ √
4. Kesesuaian media dengan materi
pelajaran
√ √
5. Media yang digunakan sederhana dan
mudah dipahami
√ √
6. Penggunaan warna pada media jelas dan
terang
√ √
7. Siswa berdiskusi secara kelompok
dengan anggota 2 orang
√ √
8. Tiap kelompok diberi kesempatan
membacakan hasil diskusinya
√ √
9. Guru membimbing kegiatan diskusi
kelompok.
√ √
10. Guru mengadakan penilaian √ √
11. Guru menutup pelajaran √ √
Skor Total 42
Nilai Akhir :
Pengamat
Rustafiah, S.Pd.
NIP. 19700228 200312 2 003
276
Lampiran 39
HASIL OBSERVASI MEDIA PEMBELAJARAN
BUKU TEKS PELAJARAN BAGI SISWA
PERTEMUAN 1
Petunjuk
Berikan tanda centang (√) pada kolom “Ada” dan “Skor” bila deskriptor yang
disediakan tampak sesuai dengan kriteria.
No. Aspek yang Diamati Ada Skor
1 2 3 4
1. Siswa mempersiapkan diri menerima
pelajaran. √ √
2. Siswa mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru. √ √
3. Siswa bertanya jawab dengan guru. √ √
4. Siswa mengamati gambar pada buku √ √
5. Siswa berdiskusi dengan kelompok √ √
6. Siswa mengerjakan soal evaluasi √ √
7. Siswa menyelesaikan kegiatan
pembelajaran dengan tertib dan tenang √ √
Skor Total 26
Nilai Akhir :
x 100% = 92,85%
x 100%
Pengamat
Rustafiah, S.Pd.
NIP. 19700228 200312 2 003
277
Lampiran 40
HASIL OBSERVASI MEDIA PEMBELAJARAN BUKU POP-UP
BAGI GURU DI KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 2
Petunjuk
Berikan tanda centang (√) pada kolom “Ada” dan “Skor” bila deskriptor yang
disediakan tampak sesuai dengan kriteria.
No. Aspek yang Diamati
Ada
Skor
1 2 3 4
1. Guru melaksanakan kegiatan pra
pembelajaran.
√ √
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
√ √
3. Kesesuaian media terhadap tujuan
pembelajaran.
√ √ √
4. Kesesuaian media dengan materi pelajaran √ √
5. Media yang digunakan sederhana dan
mudah dipahami
√ √
6. Penggunaan warna pada media jelas dan
terang
√ √
7. Guru memberi petunjuk pada siswa sebelum
menggunakan buku pop-up
√ √
8. Siswa berdiskusi secara kelompok dengan
anggota 2 orang
√ √ √
9. Tiap kelompok diberi kesempatan
membacakan hasil diskusinya
√ √
10. Guru membimbing kegiatan diskusi
kelompok.
√ √
11. Guru mengadakan penilaian √ √
12. Guru menutup pelajaran √ √
Skor Total 43
Nilai Akhir :
Pengamat
Wahyuning Fitriyanti, S.Pd.
NIP. 19890506 201001 2 005
278
Lampiran 41
HASIL OBSERVASI MEDIA PEMBELAJARAN BUKU POP-UP
BAGI SISWA DI KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 2
Petunjuk
Berikan tanda centang (√) pada kolom “Ada” dan “Skor” bila deskriptor yang
disediakan tampak sesuai dengan kriteria.
No. Aspek yang Diamati Ada Skor
1 2 3 4
1. Siswa mempersiapkan diri menerima
pelajaran. √ √
2. Siswa mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru. √ √
3. Siswa bertanya jawab dengan guru. √ √
4. Siswa mengamati karya seni rupa pada
buku pop-up √ √
5. Siswa berdiskusi dengan kelompok √ √
6 Siswa mengerjakan soal evaluasi √ √
7. Siswa menyelesaikan kegiatan
pembelajaran dengan tertib dan tenang √ √
Skor Total 28
Nilai Akhir :
Pengamat
Wahyuning Fitriyanti, S.Pd.
NIP. 19890506 201001 2 005
279
Lampiran 42
HASIL OBSERVASI MEDIA PEMBELAJARAN
BUKU TEKS PELAJARAN BAGI GURU
PERTEMUAN 2
Petunjuk
Berikan tanda centang (√) pada kolom “Ada” dan “Skor” bila deskriptor yang
disediakan tampak sesuai dengan kriteria.
No. Aspek yang Diamati Ada Skor
1 2 3 4
1. Guru melaksanakan kegiatan pra
pembelajaran.
√ √
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
√ √
3. Kesesuaian media terhadap tujuan
pembelajaran.
√ √
4. Kesesuaian media dengan materi
pelajaran
√ √
5. Media yang digunakan sederhana dan
mudah dipahami
√ √
6. Penggunaan warna pada media jelas dan
terang
√ √
7. Siswa berdiskusi secara kelompok
dengan anggota 2 orang
√ √
8. Tiap kelompok diberi kesempatan
membacakan hasil diskusinya
√ √
9. Guru membimbing kegiatan diskusi
kelompok.
√ √
10. Guru mengadakan penilaian √ √
11. Guru menutup pelajaran √ √
Skor Total 43
Nilai Akhir :
Pengamat
Rustafiah, S.Pd.
NIP. 19700228 200312 2 003
280
Lampiran 43
HASIL OBSERVASI MEDIA PEMBELAJARAN
BUKU TEKS PELAJARAN BAGI SISWA
PERTEMUAN 2
Petunjuk
Berikan tanda centang (√) pada kolom “Ada” dan “Skor” bila deskriptor yang
disediakan tampak sesuai dengan kriteria.
No. Aspek yang Diamati Ada Skor
1 2 3 4
1. Siswa mempersiapkan diri menerima
pelajaran. √ √
2. Siswa mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru. √ √
3. Siswa bertanya jawab dengan guru. √ √
4. Siswa mengamati gambar pada buku √ √
5. Siswa berdiskusi dengan kelompok √ √
6. Siswa mengerjakan soal evaluasi √ √
7. Siswa menyelesaikan kegiatan
pembelajaran dengan tertib dan tenang √ √
Skor Total 28
Nilai Akhir :
Pengamat
Rustafiah, S.Pd.
NIP. 19700228 200312 2 003
281
Lampiran 44
NILAI POSTEST SISWA
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Nama Nilai No Nama Nilai
1. Adel Fanadya B. 95 1. Mirna Dwi Astuti 95
2. Adik Tri Mulyani 100 2. Tio Pri Uji 80
3. Arif Sukur Masquf 85 3. Erfandiyanto 75
4. Bella Ardiana Ikawati 75 4. Wahyu Fitra N. 75
5. Deciantika Avriella 85 5. Nisfi Laila M. 80
6. Diag Tri Wijayanti 95 6. Sukur Santoso 70
7. Farhan Muzayyin 95 7. Beni Suryanto 75
8. Fian Galih Purnomo 90 8. Eni Arti Sari 100
9. Khamdan Dwi Putra 90 9. Hidayatun Nisa 90
10. Lukman Yulianto 80 10. Lata Fahrudin 75
11. Nana Ayu Saputri 90 11. Luki Fathan 85
12. Nia Febriani 90 12. Raychaldo Gota F. 75
13. Niha Latifah 95 13. Reyhan Fajriyanto 70
14. Nindiya Damayani 100 14. Rendinata 70
15. Rian Hemantho 80 15. Rendi Setiaji 70
16. Riyan Prayogo 90 16. Ritya Handayani 85
17. Septiana Dwi Marliya 80 17. Seva Pratama 80
18. Syarif Hidayatulloh 75 18. Tasya Angel R. 90
19. Violia Septi Mufadila 85 19. Ulfa Faiqoh 95
20. Wahyu Pamulatsih 80 20. Yolanda R.S. 80
21. Zanuba Suroyya Hanum 100
282
Lampiran 45
TABULASI ANGKET MINAT BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMEN
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 skor nilai
1. Adel Fanadya 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 83 90,21
2. Adik Tri M. 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90 97,82
3. Arif Sukur M. 4 4 4 2 3 1 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 1 3 69 75
4. Bella Ardiana I. 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 84 91,30
5. Deciantika A. 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 87 94,56
6. Diah Tri W. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 90 97,82
7. Farhan M. 2 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 73 79,34
8. Fian Galih P. 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 4 80 86,95
9. Khamdan Dwi 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 82 89,13
10. Lukman Y. 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 2 78 84,78
11. Nava Ayu S. 2 2 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 70 76,08
12. Nia Febriani 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87 94,56
13. Niha Latifah 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 77 83,69
14. Nindiya D. 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88 95,65
15. Rian Hemantho 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 86 93,47
16. Riyan Prayogo 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 86 93,47
17. Septiana Dwi 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 74 80,43
18. Syarif H. 4 2 2 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 78 84,78
19. Violia Septi M. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 87 94,56
20. Wahyu P. 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 3 3 4 2 77 83,69
21. Zanuba Suroya 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 81 88,04
283
Lampiran 46
TABULASI ANGKET MINAT BELAJAR SISWA KELAS KONTROL
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 skor Nilai
1. Mirna Dwi A. 2 1 1 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 3 2 1 1 67 72,82
2. Tio Pri Uji 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 80 86,95
3. Erfandiyanto 4 4 4 2 4 3 4 3 2 4 4 2 3 4 2 1 4 3 4 3 3 2 1 70 76,08
4. Wahyu Fitra N. 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 1 4 1 3 1 4 4 1 71 77,17
5. Nisfi Laila M. 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 2 4 3 3 75 81,52
6. Sukur Santoso 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 81 88,04
7. Beni Suryanto 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 1 78 84,78
8. Eni Arti Sari 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 90 97,82
9. Hidayatun Nisa 2 2 4 4 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 2 2 70 76,08
10. Lata Fahrudin 4 4 3 2 2 3 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 85,86
11. Luki Fathan 2 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 82 89,13
12. Raychaldo Gota 4 4 4 2 1 1 1 4 3 3 4 4 4 2 1 3 4 4 3 4 4 3 4 71 77,17
13. Reyhan F. 2 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 4 3 2 3 3 4 2 62 67,39
14. Rendinata 1 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 4 3 4 4 71 77,17
15. Rendi Setiaji 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 1 3 80 86,95
16. Ritya H. 2 4 2 3 2 2 2 4 3 2 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 66 71,17
17. Seva Pratama 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 85 92,39
18. Tasya Angel R. 4 3 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 3 3 2 77 83,69
19. Ulfa Faiqoh 4 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 80 86,95
20. Yolanda R.S. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 83 90,21
285
Lampiran 47
Hasil Uji Normalitas Minat Belajar Siswa
Descriptives
Kelas Statistic Std.
Error
Nilai
siswa
kelas
ekp
Mean 88,3490 1,50965
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 85,2000
Upper Bound 91,4981
5% Trimmed Mean 88,5616
Median 89,1300
Variance 47,860
Std. Deviation 6,91810
Minimum 75,00
Maximum 97,82
Range 22,82
Interquartile Range 10,87
Skewness -,441 ,501
Kurtosis -,823 ,972
kelas
kon
Mean 83,4670 1,74936
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 78,8055
Upper Bound 86,1285
5% Trimmed Mean 82,4517
Median 84,2350
Variance 61,205
Std. Deviation 7,82338
Minimum 67,39
Maximum 97,82
Range 30,43
Interquartile Range 11,42
Skewness -,108 ,512
Kurtosis -,541 ,992
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti
c
Df Sig. Statistic df Sig.
Nilai
siswa
Kelasekp ,151 21 ,200* ,943 21 ,249
kelas kon ,151 20 ,200* ,971 20 ,782
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
286
Lampiran 48
Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa
Descriptives
Kelas Statistic Std.
Error
Nilai
siswa
kelas ekp
Mean 88,33 1,737
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 84,71
Upper Bound 91,96
5% Trimmed Mean 88,43
Median 90,00
Variance 63,333
Std. Deviation 7,958
Minimum 75
Maximum 100
Range 25
Interquartile Range 15
Skewness -,131 ,501
Kurtosis -1,044 ,972
kelas kon
Mean 80,75 2,061
95% Confidence Interval
for Mean
Lower
Bound
76,44
Upper
Bound
85,06
5% Trimmed Mean 80,28
Median 80,00
Variance 84,934
Std. Deviation 9,216
Minimum 70
Maximum 100
Range 30
Interquartile Range 14
Skewness ,653 ,512
Kurtosis -,595 ,992
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statisti
c
df Sig.
nilaisiswa kelas ekp ,154 21 ,200
* ,931 21 ,144
kelas kon ,184 20 ,076 ,907 20 ,055
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
287
Lampiran 49
Hasil Uji Homogenitas Minat Belajat Siswa
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for
Equality of
Means
F Sig. t Df
Nilai
siswa
Equal variances assumed ,438 ,512 2,553 39
Equal variances not
assumed
2,546 37,879
288
Lampiran 50
Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for
Equality of
Means
F Sig. t Df
Nilai
siswa
Equal va riances
assumed
,315 ,578 2,824 39
Equal variances not
assumed
2,814 37,569
289
Lampiran 51
Hasil Uji Perbedaan Minat Belajar Siswa
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for
Equality of
Means
F Sig. t Df
Nilai
siswa
Equal variances assumed ,438 ,512 2,553 39
Equal variances not
assumed
2,546 37,879
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Nilai
siswa
Equal variances assumed ,015 5,88205 2,30363
Equal variances not
assumed
,015 5,88205 2,31070
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Nilai
siswa
Equal variances assumed 1,22251 10,54159
Equal variances not
assumed
1,20380 10,56030
290
Lampiran 52
Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar Siswa
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for
Equality of
Means
F Sig. t Df
Nilai
siswa
Equal va riances
assumed
,315 ,578 2,824 39
Equal variances not
assumed
2,814 37,569
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed) Mean
Difference
Std. Error
Difference
Nilai
siswa
Equal variances assumed ,007 7,583 2,685
Equal variances not
assumed
,008 7,583 2,695
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Nilai
siswa
Equal variances assumed 2,152 13,014
Equal variances not
assumed
2,126 13,041
291
Lampiran 53
Hasil Uji Keefektifan Minat Belajar Siswa
One-Sample Statistics
N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Kelas ekp 21 88,3490 6,91810 1,50965
One-Sample Test
Test Value = 82.5
T df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Kelas
ekp
3,874 20 ,001 5,84905 2,7000 8,9981
292
Lampiran 54
Hasil Uji Keefektifan Hasil Belajar Siswa
One-Sample Statistics
N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Ekperimen 21 88,33 7,958 1,737
One-Sample Test
Test Value = 80.75
T df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Kelas Ekp 4,367 20 ,000 7,583 3,96 11,21
293
Lampiran 55
SURAT IZ IN OBSERVASI DI SD NEGERI 1 JOMBOR KEC. JUMO
KAB. TEMANGGUNG
294
Lampiran 56
SURAT PERNYATAAN
SANGGUP MENAATI ATURAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Aminatul Mubarokah
Tempat/Tanggal Lahir : Temanggung/27 April 1993
Alamat : RT.02/RW.02 Kalipaing, Ds.Ngadisepi, Kec.Jumo
Kabupaten Temanggung
Asal Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
Fakultas/Prodi : Ilmu Pendidikan/PGSD
NIM : 1401412542
Judul Penelitian : Keefektifan Penerapan Media Buku Pop-up
Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Materi
Seni Rupa Murni Kelas IV SD Negeri 1 Jombor
Kabupaten Temanggung.
Menyatakan secara sadar dan ikhlas menaati semua peraturan yang berlaku
di Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung selama mengadakan penelitian.
Apabila dikemudian hari saya melanggar, saya bersedia menerima segala
konsekuensi.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa paksaan
dari pihak manapun.
Temanggung, 22 Maret 2016
Aminatul Mubarokah
NIM 1401412542
295
Lampiran 57
Surat Izin Penelitian untuk Kesbangpol
Kabupaten Temanggung
296
Lampiran 58
Surat Izin Penelitian Dari Kesbangpol Kabupaten Temanggung
297
298
Lampiran 59
Surat Izin Penelitian untuk SD Penelitian
299
Lampiran 60
Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba
300
Lampiran 61
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
301
Lampiran 62
Dokumentasi Pelaksanaan Uji Coba
Gambar 1. Siswa menyampaikan pendapat tentang seni rupa murni
(Dok. Ami 2016)
Gambar 2. Siswa mengamati karya seni rupa pada buku pop-up
(Dok. Ami 2016)
302
Gambar 3. Siswa mendengarkan penjelasan guru (Dok. Ami 2016)
Gambar 4. Siswa mengerjakan soal uji coba (Dok. Ami 2016)
303
Lampiran 63
Dokumentasi Pelaskanaan Penelitian di Kelas Eksperimen
Gambar 1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru (Dok. Ami 2016)
Gambar 2. Guru membimbing diskusi kelompok (Dok. Ami 2016)
304
Gambar 3. Siswa mengamati karya seni rupa melalui buku pop-up
(Dok. Ami 2016)
Gambar 4. Siswa berpendapat tentang materi seni rupa murni
(Dok. Ami 2016)
305
Lampiran 64
Dokumentasi Pelaskanaan Penelitian Di Kelas Kontrol
Gambar 1. Siswa berpendapat tentang materi seni rupa murni
(Dok. Ami 2016)
Gambar 2. Siswa mengamati gambar pada buku teks pelajaran
(Dok. Ami 2016)
306
Gambar 3. Guru membimbing siswa berdiskusi
(Dok. Ami 2016)
Gambar 4. Siswa mendengarkan penjelasan guru
(Dok. Ami 2016)