Post on 03-Oct-2021
SKRIPSI
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT TERHADAP PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY DI
INSTALASI RAWAT INAP RSUD DAYA MAKASSAR TAHUN 2012
EVERISTA NGALNGOLA K 111 08 511
Skripsi ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kesehatan masyarakat
JURUSAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2013
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini Nama :Everista ngalngola Nim :K11108511 Program :Kesehatan Masyarakat Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan hasil
karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilan tulisan atau karya orang lain
.apabilah di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar ,maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Makassar, april 2012
Yang membuat pernyataan
Everista ngalngola
ABSTRAK Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat Manajemen Rumah sakit
Skripsi, februari 2012 EVERISTA NGALNGOLA “GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT TERHADAP PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DAYA MAKASSAR TAHUN 2012” (dibimbing oleh prof.Dr.dr.H.Alimin Maidin,MPH dan Dr.syahrir A.Pasinringi) (xiii + 80 halaman + 16 tabel +7 lampiran)
Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan modern adalah suatu organisasi yang sangat komplek yang didalamnya sangat padat modal, padat teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, dan padat mutu serta padat resiko sehingga tidak mengejutkan bila kejadian tidak diinginkan (adverse event) akan sering terjadi dan akan berakibat terjadinya injuri atau kematian pada pasien.berdasarkan data sekunder yang di peroleh di instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar pada tahun 2011 (1,52%) terjadi infeksi nososkomial bila di bandingkan dengan standar permenkes 1,5 % Hal ini menggambarkan bahwa sikap perawat dalam motivasinya melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien secara aman yang merujuk pada konsep patient safety belum optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan dan motivasi perawat terhadap penerapan program patient safety di instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar Tahun 2012.jenis penelitian ini adalah penelitian deskritifdanpopulasi adalah semuaperawat yang bekerja di instalasi rawat inap khususnya ruanganperawatan interna, perawatan anakdanperawatanbedah ,Sampel adalah semua perawat yang berjumlah 71 orang dengan menggunakan metode total sampling.
Hasil penelitian menunjukan Pengetahuan perawat di instlasi rawat inap pada ruang perawatan anak RSUD Daya Makassar umumnya baik yatu 21 orang (100,0%).Ruang perawatan interna umumnya baik yaitu 27 orang (93,1%) Ruang perawatan bedah umumnya baik 21 orang (100,0%) dan Motivasi perawat pada ruang perawatan anak umunya sedang yaitu 12 orang (54,5%) Ruang Interna umumnya Tinggi yaitu 21 orang ( 72,4%) Ruang perawatan Bedah umumnya Tinggi yaitu 16 orang (76,2%)
Penelitian ini di sarankan Kepada tim KPRS RSUD Daya Makassaruntuk Memotivasi perawat merupakan salah satu cara agar rumah sakit dapat memperoleh mutu yang baik.sehingga harus menjadi kewajiban bagi pihak RSUD Daya Makassar untuk terus memotivasi perawatnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan bagi pasien yang berlandaskan pada prinsip patient safety.
Daftar pustaka :32 (1996-2012 Kata kunci : Gambran Penerapan program patient safety,pengetahuan perawat dan motivasi perawat
ABSTRACT
Hasanuddin University School of Public Health
Hospital Management Thesis, February 2012
EVERISTA NGALNGOLA "OVERVIEW OF KNOWLEDGEANDMOTIVATION NURSEPATIENT SAFETY PROGRAM APPLICATIONIN POWER INSTALLATION INPATIENT HOSPITALMAKASSARIN 2012" (Guided by prof.Dr.dr.H.Alimin Maidin,MPH and Dr.syahrir A.Pasinringi) (Xiii + 75 pages +16 table + 7 appendix) Hospital as a place of modern health care is a very complex organization in which highly capital intensive,technology-intensive,labor-intensive,profession dense,solid systems, and solid quality and solid risk so it is not surprising when undesirable events (adverse event) will often occur and will result in the injury or death in pasien.basedsecondary data obtained in inpatient hospitals Power Makassar in 2011 (1.52%) nososkomi infection when compared with the 1.5% standard Permenkes Thisillustrates that attitudes of nursesin their motivation to carry out nursing care of patientssafetyin reference to the concept of patient safety has notbeenoptimal. This study aims to look at pictureknowledge and motivation of nurses to patient safety program implementation in inpatient hospitals Power Makassar Year 2012.kind this research is descriptive and population are all nurses working in inpatient wards especially internal, child care and surgical treatment, the samples were all nurses are 71 people with a total sampling method. The results showed knowledge in the installation of inpatient nurses at a hospital child care is generally good Makassar Power yatu 21 (100.0%). Generally good internal treatment room is 27 people (93.1%) surgical treatment room is generally good 21 people ( 100.0%) and Motivation nurses in child care spaces generally are the 12 people (54.5%) areas generally Interna Height is 21 people (72.4%) High generally Surgical treatment room is 16 people (76.2%) To suggest that this research team KPRS Hospital Makassar Power to Motivate nurses is one way that hospitals can obtaingood.So thatquality should be mandatory for the hospitals Power Makassar to continue to motivate nurses in implementing nursing care for patients based on the principlen of patient safety. Bibliography: 32 (1996-2012) Keywords: Gambran Application of patient safety programs, knowledge and motivation of nurses nurses
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Dan Motivasi
Perawat Terhadap Penerapan Program Patient Safety Di Instalasi Rawat Inap
RSUD Daya Makassar Tahun 2012”
Sungguh banyak kendala yang penulis hadapi dalam rangka penyusunan
skripsi ini. Namun berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya
penulis dapat melewati kendala-kendala tersebut. Untuk itu dengan segala
kerendahan dan ketulusan hati penulis ucapkan terima kasih yang begitu dalam
kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertaidan memberkati penulis untuk tetap
sabar dan setia dalam penelitian dan penulisan skripsi bahkan selama perkuliahan.
Tak lupa juga trima kasih yang sebesar-besarnya kepada my sister (yoke ngalngola)
dan suaminya (boby wurbanaran) yang dengan penuh kasih sayang membiayai
penulis dalam perkuliahan dengan pengorbanan yang tak ternilai harganya, dan
terimakasih banyak buat wakil Tuhan dibumi yakni orang tuaku yang tercinta
Mikhael (ayah) almarum dan Olempia (ibu),yang dengan penuh kasih membesarkan
dan mendidik penulis dengan motivasi dan dorongan, serta kakak tersayang
fransiskus ngalngola yang senantiasa mendukung dan memberikan motivasi bagi
penulis selama menjalani study.
Dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan rasa syukur dan terima
kasih atas segala bantuan, kerjasama dan dukungan selama ini, kepada:
1. Ibu dr. Hj. A. Indawaty Sidin, MHSM selaku Ketua Jurusan Manajemen Rumah
Sakit yang selalu memberikan masukan dalam proses perkuliahan maupun
penyusunan skripsi ini.
2. Prof.Dr.dr.H.M.Alimin Maidin,MPH selaku Pembimbing I,yang telah
meluangkan waktu walaupun ada kesibukannya,dengan secara khusus untuk
mengajari penulis bagaimana menjadi seorang “good researcher” juga terimah
kasih telah berbagai dengan penulis yang sebagai hasilnya penulis yang semakin
menemukan “tacit knowledge”lebih dari pada yang penulis dugakan.
3. Bapak Dr. Syahrir A . Pasinringi MS selaku Pembimbing II untuk saran
,kritik yang konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.Terimah kasih telah
meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukanya.
4. Dr.dr.H.Noer.Bahry Noor.M.Sc .selaku penguji dalam atas segala saran
,pendapat yang berharga mulai dari penyusunan proposal hingga akhir skripsi
ini di buat.
5. dr.M.Furqaan Naiem.M.Sc.Ph.D selaku penguji atas masukan dan koreksi
yang sangat membangun selama proses penyusunan skripsi.
6. Sudirman Nasir,S.Ked,MWH.Ph.D Selaku penguji atas bantuan dorongan
semangat kepada penulis untuk tetap’survive’hingga garis batas.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah ikhlas
memberikan bekal ilmu selama perkuliahan hingga selesai serta seluruh
pegawai Staff Tata Usaha Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin yang telah banyak membantu penulis.
8. Pegawai jurusan MARS (Kak Ruri, Kak masna, Kak Adi dan Kak Eda) untuk
segala bantuan dan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
9. Bapak Kepala Badan Kabid Data dan Publikasi Prov. Sulsel dan bapa
walikota makassar yang telah memberikan izin/rekomendasi penelitian kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
10. Pimpinan RSUD Daya Makassar dan para responden, terima kasih atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian
sehubungan dengan judul skripsi pada instansi tersebut.
11. Keluarga Besar Ngalngola- Seran yang telah mendukung dan terus
mendoakan penulis..
12. Teman – Teman SMA Budi Saumlaki angkatan 2005 yang telah mendukung
dan mendoakan penulis.
13. Teman-teman PBL Kelurahan Tammua, Makassar atas dukungan dan
kebersamaannya selama masa PBL.
14. Teman-teman KKN Profesi Kesehatan Angkatan 38, Kel. palangiseng
Kec.lilirilau Kab. Soppeng atas dukungan dan kebersamaannya selama masa
KKN.
15. Teman-teman Kos assalam ( tantri,lisa,ikha, dan vhia) terima kasih atas
dukungan dan kebersamaannya.
16. Teman-teman dan sahabat-sahabatku (neli,ida,ikha,beni ,enjel dan eci)
17. Kakak dan orang yang selalu mendukung penulis (K’Pastor
Paul,Ais,stewar,sintia)
18. Teman-teman angkatan 2008, dan teman-teman seperjuanganku di jurusan
MARS, terima kasih buat dukungan dan kebersamaannya.
19. Semua pihak yang banyak membantu dan memberikan dukungan yang tidak
sempat penulis sebutkan satu persatu terima kasih yang tak terhingga.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
saran dan masukan yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat kami hargai.
Akhir kata penulis menaruh harapan besar semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak.
Makassar,03 Mei2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................... ............................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
RINGKASAN............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
A. Tinjauan Umum Tentang Pasien Safety ............................................... 10
B. Tinjauan Umum Tentang Perawat.................................................... 24
C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan perawat..................................... 27
D. Tinjauan Umum Tentang Motivasi Perawat.........................................29
E. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit ................................................ 35
F. Matriks Penelitian ....................................................................... 39
G. Kerangka Operasional Penelitian......................................................... 42
H. Kerangka Teori .................................................................................. 43
BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................. 44
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti .............................................. 44
B. Kerangka Konsep ................................................................................ 45
C. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif ......................................... 45
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 47
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 47
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................... 47
C. Populasi Dan Sampel ........................................................................... 47
D. Pengumpulan Data .............................................................................. 48
E. Pengolahan Data.................................................................................. 49
F. Analisis Data................................................................................50
G. Pengkajian Data............................................................................ 50
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................51
A. Gambaran Umum Tentang RSUD Daya Makassar................................ 51
B. Pembahasan .......................................................................................... 65
C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 74
BAB VI PENUTUP.......................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................................. 75
B. Saran ...................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 78
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Matriks Penelitian ........................................................................... 38
Gambar 2 Kerangka operasional penelitian ..................................................... 42
Gambar 3 Kerangka Teori .... .......................................................................... 43
Gambar 4 Kerangka Konsep................................................................. 45
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Angka infeksi nosokomial di instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar Tahun
2010 -2011......................................................................................... 5
2. Distribusi Tenaga perawat di instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar Tahun
2012.................................................................................................. 48
3. Distribusi Tenaga Berdasarkan Kualifikasi di RSUD
DayaMakassaTahun2012.............................................................................. 52
4. Distribusi Responden Berdasarkan umur Perawat Di Unit Rawat Inap
RSUD Daya Makassar Tahun 2012.............................................................. 54
5. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat Di Unit Rawat Inap
RSUD Daya Makassar Tahun 2012.................................................... 55
6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perawat Di Unit Rawat
InapRSUD Daya Makassar Tahun 2012......................................... 56
7. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Instalasi
Rawat Inap RSUD Daya Makassar Tahun 2012........................................... 57
8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap RSUD
Daya Makassar Tahun 2012......................................................................... 58
9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap ruang
perawatan anak RSUD Daya Makassar Tahun 2012................................... 59
10. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap ruang
perawatan interna RSUD Daya Makassar Tahun 2012................................ 59
11. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap ruang
perawatan bedah RSUD Daya Makassar Tahun 2012................................. 60
12. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Motivasi di Instalasi Rawat
Inap RSUD Daya Makssar Tahun 2012............................................ 61
13. Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Instalasi rawat inap RSUD Daya
Makassar Tahun 2012.................................................................................. 63
14. Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di ruang perawatan anak Instalasi
rawat inap RSUD Daya MakassarTahun 2012............................................. 63
15. Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di runag perawatan interna Instalasi
rawat inap RSUD Daya MakassarTahun 2012............................. 64
16. Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di ruang perawatan bedah Instalasi
rawat inap RSUD Daya MakassarTahun 2012.......................................... 64
DAFTAR LAMPIRAN
1. surat izin penelitian dari Gubernur Sulawesi selatan C.q
2. surat izin penelitian dari Wali Kota Makassar
3. surat keterangan penelitian dari rumah sakit
4. lembar kuesioner
5. Master Tabel
6. Hasil Analisis
7. Riwayat Hidup
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI
1. IPTEK :Ilmu perilaku dan teknologi
2. Commision :akibat melaksanakan suatu tindakan
3. Ommision : tindakan yang seharusnya di ambil
4. KKPRS : Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
5. IOM : Institute of Medicine USA
6. Patient safety :keselamatan pasien
7. PERSI : Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
8. KTD :kejadian tak di harapkan
9. KNC :kejadian nyeris cedera
10. attitude :sikap
11. Responsible :bertanggung jawab
12. Accountability :akuntabilitas
13. Dicubitus :perawatan luka yang terjadi karena tekanan yang
terus menerus pada bagian-bagian tubuh hingga
sirkulasi darah kedarah Tersebut terganggu dan
mengakibatkan dekrasi jaringan tubuh
14. Phlebitus : inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia
maupun mekanik
15. Blame Free Culture : Budaya safety meningkat dan berkembang
16. Reporting Culture :laporan budaya
17. Learning Culture :belajar budaya
18. Keluhan litigasi : tuntutan hukum
19. JCI : Joint Commission International
20. read back : membacakan kembali
21. cito :segera
22. High-Alert : keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai
23. sentinel event : kesalahan serius
24. adverse outcome : dampak yang tidak di inginkan
25. NORUM : Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip
26. Lasa : Look Alike Sound
27. Restricted : area yang dibatasi ketat
28. site marking : penandaan lokasi
29. illegible hand writing : permasalahan yang berhubungan dengan tulisan
tangan yang tidak terbaca
30. laterality : Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus
termasuk sisi
31. multipel struktur : jari tangan, jari kaki, lesi
32. multipel level : tulang belakang
33. imaging :foto
34. Time out : Sebelum insisi
35. Checklist ;cek list
36. blood stream infections: infeksi pada aliran darah
37. pneumonia : sering kali dihubungkan dengan ventilasi mekanis
38. hand hygiene :cuci tangan
39. KARS : Keselamatan Pasien RS
40. Independen : tindakan perawat tidak memerlukan perintah dokter.
41. Dependen : Perawat membantu dokter memberikan pelayanan
pengobatan dan tindakan khusus yang menjadi wewenang
dokter dan seharusnya dilakukan dokter
42. Interdependen : Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan
tim perawatan atau tim kesehatan
43. Know :mengetahui
44. Comprehension :memahami
45. Aplication : Menggunakan
46. Analysis : Menguraikan
47. Synthesis : Menyimpulkan
48. Evaluation : Mengevaluasi
49. Achievement : Kebutuhan akan prestasi
50. Power : Kebutuhan akan kekuasaan
51. Thinking : Pemikiran
52. Action : Tindakan
53. insentive : perangsang
54. integral :menyeluru
BAB I
PENDAHULAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan modern adalah suatu
organisasi yang sangat komplek yang didalamnya sangat padat modal, padat
teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, dan padat mutu serta padat
resiko sehingga tidak mengejutkan bila kejadian tidak diinginkan (adverse event)
akan sering terjadi dan akan berakibat terjadinya injuri atau kematian pada pasien
(Depkes RI, 2006 )
Dengan makin meningkatnya perkembangan IPTEK kedokteran,
meningkatnya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan hak asazi
manusia maka rumah sakit tidak hanya dituntut untuk meningkatkan kualitas
pelayanan tapi juga menjaga keselamatan pasien secara konsisten dan terus-
menerus.Patien Safety didefenisikan sebagai suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan yang aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commision) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (ommision). (Kepmenkes
tentang Keselamatan Pasien No.1691 Tahun 2011)
Dalam pengembangan tenaga kesehatan guna mewujudkan Indonesia
sehat 2010 adalah meningkatnya pemberdayaan atau daya guna tenaga kesehatan
dan penyediaan tenaga keseahatan di Rumah Sakit yang bermutu dari masyarakat
dan pemerintah.Tenaga kesehatan secara umum merupakan satu kesatuan tenaga
yang terdiri dari tenaga medis, tenaga perawatan, tenaga paramedis non
perawatan dan tenaga non medis. Dari semua katagori tenaga kesehatan yang
bekerja di rumah sakit, tenaga perawatan merupakan tenaga terbanyak dan
mereka mempunyai waktu kontak dengan pasien lebih lama dibandingkan tenaga
kesehatan yang lain, sehingga mereka mempunyai peranan penting dalam
menentukan baik buruknya mutupelayanan kesehatan di rumah sakit. (Depkes RI,
2000)
Menurut laporan dari Institute of Medicine USA (IOM) tahun 2000 di
Amerika Serikat diproyeksikan terjadi 44.000 sampai dengan 98.000 kematian
setiap tahun akibat dari medical error jauh lebih tinggi dibandingkan AIDS
(16,516), kanker payudara (42,297) dan kecelakaan (43,458).(Karsh dalam Raidah
2011)
Hasil yang hampir sama juga dilaporkan melalui The Harvard study of
Adverse events dalam Said (2010). Dalam temuannya terbukti bahwa biaya yang
harus dikeluarkan per pasien akibat medical error adalah sekitar US $ 2595 (lebih
dari Rp 25 juta) dengan perpanjangan masa rawat di rumah sakit rata-rata 2,2 hari.
Di Indonesia sendiri, kasus medical eror sulit diidentifikasi. Laporan
insiden baru tercatat di Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mulai
September 2006. Hasil laporan insiden sejak September 2006 sampai Agustus
2007 sebanyak 145 insiden. Kasus medical erorr identik disebut kejadian gunung
es, tidak tampak didasar tetapi angka kejadiannya sangat tinggi (Classen et al
dalam Rusmi 2010).
Berdasarkan laporan dari Institute of Medicine USA (IOM) berbagai
negara mulai mengembangkan suatu gerakan yang disebut sebagai Patient Safety
(Keselamatan Pasien). Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) sendiri mendirikan
lembaga World Alliance for Patient Safety pada tahun 2004 dan Indonesia
memulai gerakan keselamatan pasien ini pada tahun 2005 yaitu dengan
didirikannya Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) oleh Persatuan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) pada tanggal 1 Juni 2005 dan
dicanangkannya gerakan Keselamatan Pasien secara nasional oleh Menteri
Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 21 Agustus 2005.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global untuk rumah sakit. Ada
lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak
terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan bisnis rumah sakit
yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit (DepKes RI, 2006).
Data tentang KTD (Kejadian Tak Diharapkan) dan KNC (Kejadian Nyaris
Cedera) di Indonesia masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan
praktek yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Insidensi pelanggaran
patientsafety 28,3% dilakukan oleh perawat. Perawat harus menyadari perannya
sebagai keselamatan pasien di rumah sakit sehingga harus dapat berpartisipasi
aktif dalam mewujudkan dengan baik. Kerja keras perawat tidak dapat mencapai
optimal jika tidak didukung dengan sarana prasarana, manajemen rumah sakitdan
tenaga kesehatan lainnya. Karakteristik profesi adalah memiliki ilmu
pengetahuan, attitude (sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan
pikir yang di persiapakan untuk memberi tanggapan terhadap objek yang di
organisir melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak
langsung kepada perilaku.),responsible (tanggungjawab dapat di artikan bahwa
segala sesuatu yang telah di pilih dengan segala resiko merupakan sikap yang
paling tinggi misalnya seorang perawat mau menerapkan keselamatan pasien
meskipun mendapat tantangan dari teman sejawat di rumah sakit),dan
accountability (akuntabilitas merupakan kebijakan yang meningkatkan mutu
pelayanan terhadapat pasien dan masyarakat di rumah sakit) tenaga kesehatan
profesional harus bertanggung jawab dan bertanggung gugat, dengan demikian
mengurangi resiko pelanggaran patient safet ( Adib,2009).
Adapun Rumah Sakit RSUD Daya Makassar yang memiliki Kebijakan
strategi penerapan patient safety yaitu Sosialisasi patient safety pada seluruh unit
pelayanan, pencatatan dan pelaporan internal insiden kasus, solusi masalah dan
akar masalah, standarkeselamatan pasien dan masalah perawatan diri
dalamakreditasi, Pendidikan, pelatihan dan penelitian, patient safety sesuai
kementrian kesehatan.
Tabel 1
Angka Infeksi Nosokomial Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daya Makassar Tahun 2010-2011
Tahun
Angka infeksi nosokomial
Plebitus Dikubitus
Standar (Kepmenkes No 129
tahun 2008)
2010 83 - -
2011 120 32 (1,52 %) 1,5 %
Jumlah 203 32 -
Sumber: Instalasi RawaPt Inap,2012
Dari tabel di atas dapat menunjukkan bahwa jumlah kejadian infeksi
nosokomial di Instalasi rawat inap belum optimal karena di llihat dari tahun
2011 kejadian plebitus meningkat dari tahun sebelumnya . Hal ini
menggambarkan bahwa sikap perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien secara aman yang merujuk pada konsep patient
safety belum optimal.
Program patient safety adalah untuk menjamin keselamatan pasien di
rumah sakit melalui pencegahan terjadinya kesalahan dalam memberikan
pelayanan kesehatan antara lain : infeksi nosokomial, pasien jatuh, pasien
dicubitus(perawatan luka yang terjadi karena tekanan yang terus menerus pada
bagian-bagian tubuh hingga sirkulasi darah kedarah tersebut terganggu dan
mengakibatkan dekrasi jaringan tubuh. Phlebiti(inflamasi vena yang
disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik ) pada pemasangan infus,
tindakan bunuh diri yang bisa dicegah, kegagalan profilaksis. Program patien
safety yang berhubungan dengan perawat yaitu tingkat pengetahuan dan
motivasi dalam medukung sikap dalam kinerja untuk meningkatkan
keselamatan pasien dengan baik ,dan kenapa harus di perlukan untuk
menjamin pelayanan kesehatan dalam rumah sakit.
Menurut teori Griffiths,dkk (dalam Jeles A. Atihuta,dkk 2010), insiden
ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor fasilitas rumah sakit yang
belum memenuhi standar, faktor kepemimpinan dan faktor tenaga kerja itu
sendiri baik dokter, perawat, bidan, apoteker, fisioterapis, dan profesi
kesehatan lainnya. Sedangkan, menurut Nursalam (2011) faktor yang
berpengaruh terhadap insiden Patient Safety adalah kinerja individu perawat.
Penelitian Huber tahun 1996 menunjukkan bahwa pelayanan yang
paling banyak diberikan kepada pasien di rumah sakit adalah pelayanan
keperawatan yaitu sebesar 90%. Sehingga dapat dikatakan bahwa baik
buruknya pelayanan kesehatan di rumah sakit khususnya dalam melaksanakan
Patient Safety sangat ditentukan oleh kinerja perawat itu sendiri. (Nursalam
2011)
Menurut Gibson (1987), kinerja individu perawat dipengaruhi oleh 3
variabel yaitu variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis.
Variabel individu, terdiri dari kemampuan, keterampilan, pengetahuan,
demografi dan latar belakang keluarga. Variabel psikologi terdiri dari persepsi,
sikap, motivasi, kepribadiaan dan belajar. Sedangkan, variabel organisasi
terdiri dari sumber daya, imbalan, beban kerja, struktur, supervisi dan
kepemimpinan. (Firmansyah 2009)
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, terdapat hasil penelitian
yang berbeda. Beberapa penelitian memperoleh hasil bahwa faktor yang
mempengaruhi kinerja perawat dalam melaksanakan Patient Safety yaitu
variabel pengetahuan dan variabel motivasi. Namun, berdasarkan hasil
penelitian Rusdi (2001) di RSUD Ciawi Bogor justru menunjukan bahwa
supervisi merupakan faktor determinanan terhadap pelayanan mutu perawat
pelaksana. Maka, bertolak dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk
menganalisis kedua variabel tersebut yaitu variabel pengetahuan, dan motivasi
perawat dalam melaksanakan program Patient Safety khususnya di Instalasi
rawat inap
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana gambaran pengetahuan perawat dalam melaksanakan penerapan
program patient safety di Instalasi Rawat Inap RSUD Daya Makassar?
2. Bagaimana gambaran motivasi perawat dalam melaksanakan penerapan
program patient safety di Instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan
motivasi perawat dalam melaksanakanprogram Patient Safety di Instalasi
rawat inap RSUD Daya Makassar.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran pengetahuan perawat dalam melaksanakan program
patient safety di Instalasi rawat inap yaitu ruang perawatan anak,ruang
perawatan interna dan ruang perawatan bedah RSUD Daya Makkassar
b. Mengetahui gambaran motivasi perawat dalam melaksanakan program
patient safety di Instalasi rawat inap yaitu ruang perawatan anak,ruang
perawatan interna dan ruang perawatan bedah RSUD Daya Makassar
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini dapat di sampaikan sebagai berikut:
a. Manfaat bagi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Diharapkan penulisan ini dapat memperkaya bahasa dalam bidang manajemen
sumber daya manusia bidang kesehatan tentang gambaran pengetahuan dan
motivasi perawat dalam menerapkan program patient safety
b. Manfaat bagi RSUD Daya Makassar
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
dalam upaya pengembangan sumber daya manusia, khususnya meningkatkan
pengetahuan dan motivasi perawat dalam penerapan program patient safety.
c. Manfaat bagi peneliti
Peneliti dapat menerapkan ilmu atau teori pada waktu kuliah yang digunakan
untuk penelitian ini. Disamping itu penelitian ini menambah wawasan bagi
peneliti meneganai faktor pengetahuan dan motivasi terhadap perawat dalam
menerapkan program patient safety.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN UMUM TENTANG PATIENT SAFETY
1. Defenisi Patient Safety
Patient safety di rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(Kepmenkes Keselamatan Pasien Rumah Sakit 2011)
Pada hakekatnya program keselamatan pasien harus meliputi tiga hal:
pertama, perubahan budaya yaitu perubahan dari mencari kesalahan personal
menjadi mencari kesalahan sistem. Tujuan dari perubahan budaya adalah
transparansi. Kedua, perubahan proses. Proses memerlukan standarisasi dan
meminimalisir variasi guna meningkatkan kualitas pelayanan dan
menurunkan KTD. Ketiga , mengukur proses. Proses harus dapat diukur
apakah sudah baik atau belum (Frankel, Gandhi and Bates, 2003 dalam Rusmi
Sari Tajuddin).
2. Tujuan Patient Safety
1) Tujuan patient safety menurut Kebijakan Depkes tentang keselamatan
pasien rumah sakit antara lain: (Ariyani 2009) adalah:
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
c. Menurunnya Kejadian Tak Diharapkan (KTD)
d. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD
2) Kebijakan patient safety di rumah sakit antara lain:
a. Rumah Sakit wajib melaksanakan sistim keselamatan pasien.
b. Rumah Sakit wajib melaksanakan 7 langkah menuju keselamatan
pasien.
c. Rumah Sakit wajib menerapkan standart keselamatan pasien.
d. Evaliasi pelaksanaan keselamatan pasien akan dilakukan melalui
program akreditasi rumah sakit.
3. Manfaat Penerapan Patien Safety
a. Budaya safety meningkat dan berkembang. (Blame Free Culture,
Reporting Culture, Learning Culture)
b. Komunikasi dengan pasien berkembang
c. KTD menurun, peta KTD selalu ada dan terkini
d. Resiko klinis menurun
e. Keluhan litigasi (tuntutan hukum) berkurang
f. Mutu pelayanan meningkat
g. Citra rumah sakit dan kepercayaan masyarakat meningkat, diikuti
kepercayaan diri yang meningkat
4. Sasaran Patient Safeti
Sasaran Keselamatan Pasien menurut permenkes RI NOMOR
1691/MENKES/PER/VIII/201,merupakan syarat untuk diterapkan di semua
rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Sasaran
tersebut mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO
Patient Safety tahun 2007. Sasaran tersebut juga digunakan oleh Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI) dan dari Joint
Commission International (JCI).
Maksud dari sasaran keselamatan pasien adalah mendorong perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran-sasaran menyoroti bagian-bagian
yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta
solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.
Enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit menurut Kepmenkes No
1691 Tahun2011 tentang Keselamatan pasien Rumah Sakit adalah sebagai
berikut.
a. Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien
1) Standar
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki
atau meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.
2) Maksud dan Tujuan Sasaran
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat
terjadi di hampir semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan.
Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam
keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar,
bertukar tempat tidur/kamar/lokasi di rumah sakit, adanya kelainan
sensori, atau akibat situasi lain.
Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali
pengecekan yaitu: pertama, untuk identifikasi pasien sebagai individu
yang akan menerima pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk
kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.
Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif
dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi, khususnya pada
proses untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, darah,
atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis; atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.
Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk
mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor rekam
medis, tanggal lahir, gelang identitas pasien dengan bar-code, dan
lain-lain. Nomor kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk
identifikasi.
Kebijakan dan/atau prosedur juga menjelaskan penggunaan
dua identitas berbeda di lokasi yang berbeda di rumah sakit, seperti di
pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, atau ruang operasi termasuk
identifikasi pada pasien koma tanpa identitas. Suatu proses kolaboratif
digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur agar
dapat memastikan semua kemungkinan situasi untuk dapat
diidentifikasi.
3) Elemen Penilaian Sasaran
a) Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak
boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
b) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk
darah.
c) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis
d) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan
/ prosedur.
e) Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi
yang konsisten pada semua situasi dan lokasi
b. Sasaran II : Peningkatan Komunikasi yang Efektif
1) Standar
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan.
2) Maksud dan Tujuan Sasaran
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas,
dan yang dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat
berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi
pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil
laboratorium klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan. Rumah
sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau
prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat (atau
memasukkan ke komputer) perintah yang lengkap atau hasil
pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian penerima perintah
membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan;
dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca
ulang adalah akurat.
Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian juga
menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan
kembali (read back) bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi
dan situasi gawat darurat di IGD atau ICU.
3) Elemen Penilaian Sasaran II
a) Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
b) Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan
dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah.
c) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi
perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan.
d) Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi
keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara
konsisten.
c. Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai
(High-Alert)
1) Standar
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk
memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high-alert).
2) Maksud dan Tujuan Sasaran
Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan
pasien,manajemen harus berperan secara kritis untuk memastikan
keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert
medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti
obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat
Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound/LASA).
Obat-obatan yang sering disebutkan dalam isu keselamatan
pasien adalah pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja
(misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium
fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat =
50 % atau lebih pekat). Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak
mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau bila
perawat kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum
ditugaskan, atau pada keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif
untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan
meningkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai
termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien
ke farmasi.
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu
kebijakan dan/atau prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang
perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di rumah sakit. Kebijakan
dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana saja yang
membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi,
serta pemberian label secara benar pada elektrolit dan bagaimana
penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi akses, untuk
mencegah pemberian yang tidak sengaja/ kurang hati-hati.
3) Elemen Penilaian Sasaran
a) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses
identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label, dan
penyimpanan elektrolit konsentrat.
b) Implementasi kebijakan dan prosedur.
c) Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali
jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk
mencegah pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai
kebijakan.
d) Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien
harus diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang
dibatasi ketat (restricted).
d. Sasaran IV: Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat Pasien
Operasi
1) Standar
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk
memastikan tepatlokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien.
2) Maksud dan Tujuan Sasaran
Salah lokasi, salah-prosedur, pasien-salah pada operasi, adalah
sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit.
Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau
yang tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan
pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada
prosedur untuk verifikasi lokasi operasi.
Di samping itu, asesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan
ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung
komunikasi terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan yang
berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca (illegible hand
writing) dan pemakaian singkatan adalah faktor-faktor sering terjadi.
Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu
kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi
masalah yang mengkhawatirkan ini. Digunakan juga praktek berbasis
bukti, seperti yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO
Patient Safety (2009), juga di The Joint Commission’s Universal
Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person
Surgery.
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan
dilakukan atas satu pada tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus
digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh
operator/orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat
pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai
saat akan disayat.
Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus
termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi)
atau multipel level (tulang belakang). Maksud proses verifikasi
praoperatif adalah untuk memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien
yang benar, memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan
dipampang, melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus
dan/atau implant-implant yang dibutuhkan. Tahap “Sebelum insisi”
(Time out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan
diselesaikan. Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan akan
dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim
operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu
didokumentasikan secara ringkas, misalnya menggunakan checklist.
3) Elemen Penilaian Sasaran
a) Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti
untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam
proses penandaan.
b) Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat, dan fungsional.
c) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur
“sebelum insisi/ time-out” tepat sebelum dimulainya suatu
prosedur/tindakan pembedahan.
d) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses
yang seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien, termasuk prosedur medis dan dental yang
dilaksanakan di luar kamar operasi.
e. Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesehatan
1) Standar
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
2) Maksud dan Tujuan Sasaran
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan
terbesar dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya
untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para
profesional pelayanan kesehatan.
Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan
kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood
stream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan
ventilasi mekanis). Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi
lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene
bisa dibaca kepustakaan WHO, dan berbagai organisasi nasional dan
internasional. Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau
mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima secara umum dan untuk
implementasi petunjuk itu di rumah sakit.
3) Elemen Penilaian Sasaran
a) Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene
terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari
WHO Patient Safety).
b) Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
c) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
f. Sasaran VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
1) Standar
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk
mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh.
2) Maksud dan Tujuan Sasaran
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera
bagi pasien Rawat Darurat. Dalam konteks populasi/masyarakat yang
dilayani, pelayanan yang disediakan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk
riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan
keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
Program tersebut harus diterapkan rumah sakit.
3) Elemen Penilaian Sasaran
1) Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap
risiko jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan
terjadi perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain-lain.
2) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi
mereka yang pada hasil asesmen dianggap beresiko jatuh.
3) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan
pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak
diharapkan.
4) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di
rumah sakit.
5. Menurut (Depkes RI,2006) Standar patient safety
Adapun 7 Standar Keselamatan Pasien RS (KARS – DepKes)
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
d. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi
dan meningkatkan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
B. TINJAUAN UMUM TENTANG PERAWAT
1. Defenisi Perawat
Perawat berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
merawat atau memelihara. Perawat adalah profesi yang difokuskan pada
perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat
mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan
kualitas hidup dari lahir sampai mati.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesioanl yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual
yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
(Lokakarya Keperawatan 1983 dalam A. Aziz alimul hidayat).
2. Peran Perawat
Menurut (konsirsium ilmu kesehatan tahun 1989) peran perawat terdiri
dari :
a. Peran Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
b. Peran Perawat sebagai advokat klien
c. Peran Perawat sebagai Edukator
d. Peran Perawat sebagai koordinator
e. Peran Perawat sebagai kolaborator
f. Peran Perawat sebagai Konsultan
g. Peran Perawat sebagai Pembaharuan
Selain peran perawat berdasarkan konsirsium ilmu kesehatan, terdapat
pembagian peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983,
yang membagi empat peran perawat.(Nursalam.2002)
a. Peran Perawat sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan
b. Peran Perawat sebagai Pendidik dalam Keperawatan
c. Peran Perawat sebagai Pengelola pelayanan Keperawatan
d. Peran Perawat sebagai Peneliti dan Pengembang pelayanan Keperawatan.
3. Fungsi Perawat
Fungsi perawat meliputi:
a. Fungsi Independen
Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah
dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu
keperawatan. Oleh karena itu, perawat bertanggung jawab terhadap akibat
yang timbul dari tindakan yang diambil. Contoh tindakan perawat dalam
menjalankan fungsi independen adalah Pengkajian seluruh sejarah
kesehatan pasien/keluarganya dan menguji secara fisik untuk menentukan
status kesehatan.
b. Fungsi Dependen
Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan
tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya
dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat, dan
melakukan suntikan.
c. Fungsi Interdependen
Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim
perawatan atau tim kesehatan. Fungsi ini tampak ketika perawat bersama
tenaga kesehatan lainnya berkolaborasi mengupayakan kesembuhan
pasien. Mereka biasanya tergabung dalam sebuah tim yang dipimpin oleh
seorang dokter
C. TINJAUAN UMUM TENTANG PENGETAHUAN PERAWAT
a. Pengetahuan.
Pengetahuan adalah pengetahuan adalah hasil “tahu” manusia setelah
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu melalui pancaindera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan tersebut
dapat diperoleh dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang
lain.
Menurut Jann Hidayat Tjakraatmadja dan Donald Crestofel Lantu
dalam bukunya Knowledge Management dalam (Ariyani 2009 ) disebutkan
bahwa pengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling
terhubung secara sistematik sehingga memiliki makna. Informasi diperoleh
dari data yang sudah diolah (disortir, dianalisis, dan ditampilkan dalam bentuk
yang dapat dikomunikasikan melalui bahasa, grafik atau tabel), sehingga
memiliki arti. Selanjutnya data ini akan dimiliki seseorang dan akan tersimpan
dalam neuron-neuron (menjadi memori) di otaknya.
Kemudian ketika manusia tersebut dihadapkan pada suatu masalah
maka informasi-informasi yang tersimpan dalam neuron-neuronnya dan yang
terkait dengan permasalahan tersebut, akan saling terhubungkan dan tersusun
secara sistematik sehingga ia memiliki model untuk memahami atau memiliki
pengetahuan yang terkait dengan permasalahan yang dihadapinya.
Kemampuan memiliki pengetahuan atas obyek masalah yang dihadapi sangat
ditentukan oleh pengalaman, latihan atau proses belajar.
b. Tingkat Pengetahuan
Intensitas atau tingkat pengetahuan seseorang terhadap obyek tertentu
tidak sama. Secara garis besar dibagi menjadi 6 tingkatan pengetahuan, yaitu:
a. Mengetahui (know), artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
b. Memahami (comprehension) artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang di ketahui, dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.
d. Menggunakan (aplication) artinya kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.
e. Menguraikan (analysis), yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
f. Menyimpulkan (synthesis), maksudnya suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
g. Mengevaluasi (evaluation), yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau obyek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subyek
penelitian atau responden.(Ariyani 2009)
D. TINJAUAN UMUM TENTANG MOTIVASI PERAWAT
Menurut .(Mc Clelland,2006) Achievement Motivation Theory oleh Mc.
Celland, Motivasi berasal dari perkataan motif (motive) yang artinya adalah
rangsangan dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yangdimiliki seseorang
sehingga orang tersebut memperlihatkan perilakutertentu. Sedangkan yang
dimaksud dengan motivasi ialah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan
ataupun kelompok masyarakat tersebut mau berbuat dan bekerja sama secara
optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.Motivasi mempunyai arti mendasar sebagai inisiatif
penggerak perilaku seseorang secara optimal, hal ini di sebabkan karena motivasi
merupakan kondsisi internal, kejiwaan dan mental manusia seperti aneka
keinginan, harapan kebutuhan, dorongan dan kesukaan yangmendorong individu
untuk berperilaku kerja guna mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapatkan kepuasan atas perbuatannya.Motivasi juga merupakan konsep yang
di pakai untuk menguraikan keadaan ekstrinsik yang ditampilkan dalam
perilaku.Respon instrinsik disebut juga sebagai motif (pendorong)
yangmengarahkan perilaku ke rumusan kebutuhan atau pencapaian
tujuan.Stimulus ekstrinsik dapat berupa hadiah atau insentif, mendorongindividu
melakukan atau mencapai sesuatu. Jadi motivasi adalah interaksi instrinsik dan
ekstrinsik yang dapat dilihat berupa perilakuatau penampilan.
Dalam perilaku organisasi motivasi merupakan kemauan yang kuat
untuk berusaha ke tingkat yang lebih tinggi atau lebih baik untukmencapai tujuan
organisasi, tanpa mengabaikan kemampuan untukmemperoleh kepuasan dalam
pemenuhan kebutuhan pribadi.(Mc Clelland,2006)antara lain mengemukakan
bahwa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau bekerja adalah
berfokus pada tiga kebutuhan dasar yaitu:
a) Kebutuhan akan prestasi(achievement) dorongan untuk mengungguli atau
berprestasi,
b) Kebutuhan akan afiliasi atau ikatan hasrat untuk berhubungan antar pribadi
yang ramah dankarib.
c) Kebutuhan akan kekuasaan (power)kebutuhan yang mendorong seseorang
untuk menguasai atau mendominasi orang lain.Selanjutnya motivasi akan
dikaitkan dengan tindakan, sebab motif yang besar tidak efektif tanpa ada
tindakan yang merupakanfollow-up dari motif tersebut. Oleh karena itu, perlu
dipahami terlebih dahulu apa sebenarnya tindakan itu. Tindakan apapun
merupakan satu jenis perbuatan manusia. Akan tetapi, perbuatan tersebut
mengandung maksud tertentu yang memang dikehendaki oleh orangyang
melakukan kegiatan. Ada dua macam perbuatan yaitu:
a. Pemikiran (thinking), yaitu perbuatan rohani yang menghendaki
bekerjanya daya pikir(otak)manusia.
b. Tindakan (action), yakni perbutan jasmani yang amat membutuhkan gerak
otot tubuh manusia. Perbuatan ini mengandung maksud tertentu yang
memang dikehendaki olehyang bersangkutan. Berdasarkan beberapa
difinisi diatas dapat di simpulkan bahwa motivasi merupakan suatu yang
dapat menimbulkan semangat atau dorongan bekerja individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan dalam memuaskan kebutuhan-
kebutuhan
1. Teori parah ahlli tentang Motivasi
1) Teori Abraham Maslow Motivasi manusia timbul karena adanya
kebutuhan- kebutuhan,yaitu:
a. fisiologis, antara lain rasa lapar, haus, dan kebutuhanjasmani
lainnya.
b. keamanan, antara lain keselamatan danperlindungan terhadap
kerugian fisik dan emosional,sosial,meliputi di terima baik,
rasa memiliki, kasih sayang,
c. Penghargaan, meliputi faktor penghormatan dari luar
sepertistatus, pengakuan dan perhatian,
d. aktualisasi diri, doronganuntuk menjadi seseorang sesuai
ambisinya yang meliputi pencapaian potensi dan pemenuhan
kebutuhan diri.
2) Teori Herzberg
Menurut Herzberg, tinggi rendahnya motivasi dan tingkatkepuasan
kerja seseorang ditentukan oleh faktor atau kondisitertentu. Faktor-
faktor tersebut adalah:
a) Motivator yaitu faktor faktor yang mendorong seseorang
kepada sikap positif dan lebih bermotivasi, sehingga
menambah kepuasan kerja, misalnya: prestasi, kemajuan,
keberhasilan dalam mencapaitujuan, peningkatan atas prestasi
seseorang (penghargaan), peningkatan yang dapat diraih oleh
sifat pekerjaannya, sifat pekerjaan yang menarik dan
menantang, tanggung jawab atas sesuatu pekerjaan,
kesempatan untuk mengembangkan diri,
b) faktor hegiene adalah faktor pencegahan kemerosotan
semangat kerja dan dapat menghindarkan kekacauan yang
menekan produktivitas, meliputi: kebijaksanaan dana
administrasi, pengawasan dan mutu pengawasan
(supervisi),hubungan pribadi sesama pegawai, atasan dan
bawahan,kondisi lingkungan kerja dan keamanan kerja, gaji
dan insentif.
3) Teori Mc. Clelland
Menurut David Mc Clelland teori motivasi dibagi menjadi tiga
macam yaitu:
a) motif berprestasi, yaitu dorongan untuk mencapai sukses
dalam berkompetensi dengan standar sendiriselalu berusaha
meningkatkan kemampuan dalam mewujudkan cita-citanya,
b) affiliasi, yaitu dorongan untuk diterima orang laindan bersatu,
pegawai yang bermotif affiliasinya diterima,diakuai dan
dihargai orang lain,
c) motif berkuasa, yaitu dorongan yang timbul dalam diri
seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain.
4) Teori Morgan
Dalam bukunya Introduction to Psycology, menjalaskan
beberapa teori motivasi sebagai berikut:
a. Teori insentif,seseorang berperilaku tertentu untuk
mendapatkan sesuatu,sesuatu ini disebut sebagai insentif dan
adanya diluar diri orangtersebut. Insentif biasanya hal-hal yang
menarik dan menyenangkan, dan bisa juga sesuatu yang tidak
menyenangkan, maka orang berperilaku tertentu untuk
menghindar mendapatkan insentif yang tidak menyenangkan
ini.dapat juga terjadi sekaligus, orang berperilaku tertentu
untukmendapatkan insentif menyenangkan dan menghindari
insentif yang tidak menyenangkan
b. Pandangan hedonistik, seseorang didorong untuk berperilaku
tertentu yang akan memberinya perasaan senang dan
menghindari perasaan tidak menyenangkan Perangsang
Motivasi.Agar seseorang mau dan bersedia melakukan seperti
yang diharapkan, kadang kala perlu di sediakan perangsang
(insentive).Perangsang dibedakan atasdua macam yaitu:
a) Perangsang positif
Perangsang positif (positive insentive) adalah
imbalan yang menyenangkan yang disediakan untuk
karyawan yang berprestasi. Rangsangan positif ini banyak
macamnya, antar lain hadiah, pengakuan promosi, dan
ataupun melibatkan karyawan tersebut pada kegiatan yang
bernilai gengsi yang lebih tinggi
b) Perangsang negatif.
Perangsang negatif (negative incentive) ialah
imbalan yang tidak menyenangkan berupa berupa
hukuman bagi karyawan yang tidak berprestasi dan
ataupun yang berbuat tidak seperti yang di
harapkan.Macam perangsang yang negatif banyak pula
jenisnya,antara lain denda, teguran, pemindahan tempat
kerja (mutasi) danataupun pemberhentian.
E. TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT
1. Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan suatu organisasi tempat berbagai profesi
melakukan kegiatan, dengan bergerak dibidang pelayanan kesehatan dimana
salah satu upaya yang dilakukan ialah mendukung rujukan pelayanan dari
tingkat dasar, seperti Pusat Pealayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),
untuk itu sebagai pusat rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat dasar,
maka pelayanan rumah sakit perlu dijaga kualitas pelayanan terhadap
masyarakat yang membutuhkan. Pelayanan kesehatan inilah yang selalu
dituntut para pengguna jasa dibidang kesehatan untuk selalu bertambah baik
dan pada akhirnya tujuan organisasi dalam melakukan pelayanan prima
berkualitas dapat terwujud.
Untuk mewujudkan hal ini , tidak mudah karena sudah apsti terdapat
persainngan yang semakin ketat atntar rumah sakit. Karena rumah sakit tidak
hanya bersaing dengan rumah sakit lain, namun juga bersaing dengan rumah
bersalin, klinik 24 jam , prkatek dokter, praktek bidan swasta dan pelayanan
kesehatan laiinya . perubahan yang terjadi dalam masyrakat dewasa ini
sanagt mempegaruhu persaingan tersebut ,baik perubahan demografi,sosial
ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi ( IPTEK), kompetisi pasar
maupun sumber daya manusianya. Strategi yang tepat untuk menghadapi
tantangan dan persaingan di pasar pelayanan kesehatan ini, dimasa depan
juga perlu direncanakan dengan baik.
WHO (1957) memberikan batasan tentang rumah sakit, yaitu : suatu
bagian menyeluruh (integral) dari organisasi sosial dan medis berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik
kuratif maupun rehabilitative, dimana pelayanan keluarnya menjangkau
keluarga dan lingkungan, dan rumah sakit juga merupakan pusat latihan
tenaga kesehatan, serta untuk penilitian biososial (Yaslis 2002 dalam Rasjid
2006 ).
Selain rumah sakit merupakan pusat pelayanan rujukan medic
spesialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif)
dan pemulihan (rehabilitatif) pasien sesuai dengan fungsi utamnya trsebut,
perlu pengaturan sedemikian rupa sehingga rumah sakit mampu
memanfaatkan sumber daya yang dimiliknya dengan lebih berdaya guna
(efisien) dan berhasil guna ( efekstif) (Yaslis,2002).
2. Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah sakit menurut surat keputusan Peraturan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia No.340/MENKES/PER/III/2010 Tentang kasifikasi
rumah sakit. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kesehatan pada semua bidang dan semua jenis penyakit, serta
klasifikasi rumah sakit pengelempokan kelas rumahs akit berdasarkan
fasilitas dan kemampuan pelayanan.
Klasifikasi Tersebut Adalah Sebagai Berikut :
1. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasiliatas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub
spesialistik luas.
2. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medic sekurang-kurangnya sebelas
spesialistik dan sub spesialistik terbatas.
3. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
4. Rumas sakit umum kelas D adalah Rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.
Rumah sakit merupakan temapat dimana terjadi proses perubahan
masukan menjadi keluaran. Masukan utama adalah pasien, dokter, perawat,
personel lainnya, prasarana, sarana, peralaatn dan sebagainya merupakan
juga bagian dari rumah sakit bertemu dengan berbagai administrasi, staf
medis dan laboratorium, radiologi, bagain gizi, dan instalasi rawat Inap,rawat
Jalan , IRD (instalasi rawat darurat), ICU (intensif care unit), Kamar Operasi
(OK) dan sebagainya, sebagai bagian dari proses pada system rumah sakit.
Selain itu lingkungan luar rumah sakit mempunyai pengaruh seperti,
peraturan pemerintah, hukum, masyarakt, pihak asuransi dan sebagainya.
Keluaran proses jasa rumah sakit meliputi system biologis yaitu pasien
sembuh, cacat atau meninggal. Selurh produk jasa rumah sakit berefek
terhadap tumbuh kembanngnya bisnis rumah sakit.
G. MATRIKS PENELITIAN
Tabel 3 Matriks Penelitian
Pengarang Judul Masalah Variabel Sampel Metode Penelitian Hasil
Ariyani (2009) Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang
Analisis Pengetahuan dan Motivasi Perawat yang Mempengaruhi Sikap Mendukung Penerapan Program Patient Safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr Moewardi Surakarta Tahun 2008
Angka kematian baik NDR maupun GDR di Rumah Sakit Dr Moewardi melebihi standar yang ditetapkan oleh Depkes.
Variabel Independen: 1. Pengetahuan 2. Motivasi Variabel Dependen: Sikap Mendukung Penerapan Program Patient Safety
Total perawat pelaksana yang bertugas di Instalasi Perawatan Intensif (76 orang)
Observasional dengan menggunakan pendekatan secara deskriptik analitik
1.Ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan sikap mendukung penerapan program patient safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta
2.Ada hubungan antara motivasi dengan sikap mendukung penerapan program patient safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Sri Rahayu, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 2010
Pengembangan Program Patient Safety Berdasarkan Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan, Persepsi, Awareness, Komitmen dan Efektifitas Teamwork terhadap Kinerja Pelaksanaan Patient Safety (Di Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik)
Insiden patient safety yang terjadi di Rumah Sakit Ibnu Sina Kabupaten Gresik pada Januari-September 2009 adalah 215 dan 94,42% sebenarnya dapat ini dapat dicegah.
Variabel Independen: Pengetahuan,Persepsi, Awareness,Komitmen Dan Efektifitas Teamwork Variabel Dependen: Kinerja Pelaksanaan Patient Safety
Seluruh Perawat yang ada di ruang Rawat Darurat.
Observasional dan Analitik
Pengetahuan, persepsi, awareness, komitmen dan efektifitas teamwork berpengaruh terhadap kinerja pelaksanaan Patient Safety
Saptorini Murdyastuti. Tesis : Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010
Pengaruh Persepsi, Pengetahuan, dan Motivasi Perawat Terhadap Pelaksanaan Patient Safety di Ruang Rawat Darurat RSO Prof . Dr. R Soeharto Surakarta
Profesionalitas tenaga kesehatan ditunjukkan dari perilaku tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan termasuk pelaksanaan program menjaga keamanan pasien (patient safety)
Variabel Independen: Pengetahuan,Persepsi, motivasi Variabel Dependen: Pelaksanaan program Patient Safety
Perawat Explanatory research
Variabel persepsi, pengetahuan tentang patients safety, dan motivasi perawat berpengaruh terhadap pelaksanaan program patients safety
Rina Amelia (2009)
Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan
Rata-rata (LOS) dari tahun 2002 sampai 2006 berkisar 84.6 hari, yang jauh melebihi standar Depkes yaitu 14 hari.
Variabel Independen: Motivasi Variabel dependen: Kinerja
seluruh perawat di ruang Rawat Darurat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, berjumlah 59 orang.
Penelitian survey dengan metode eksplanatory
Motivasi berpengaruh terhadap kinerja perawat.
Jeles A.Atihuta,dkk (2010)
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mutu Pelayanan di RSUD Dr. M. Haulussi Ambon
Angka kejadian infeksi nosokomial khususnya Flebitis di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon pada tahun 2009 masih tinggi yaitu sebesar 9,29% dibandingkan standar pelayanan minimal Depkes RI yaitu sebesar ≤ 1,5%.
Variabel Independen: Peran Manajemen Keperawatan (Perencanaan, Pengorganisasian,Pelaksanaan, Pengawasan) dan clinical governance. Variabel Dependen: Kinerja mutu pelayanan
Sub sistem ruang perawatan RSUD Dr. M. Haulussi Ambon
Deskirptif dan analitik dengan pendekatan Cross sectional
1. Faktor Manajemen Keperawatan (Perencanaan, Pengorganisasian,Pelaksanaan, Pengawasan) berpengaruh terhadap kinerja.
2. Faktor clinical governance (standar klinik, indikator klinik, audit klinik) berpengaruh terhadap kinerja.
H. KERANGKA OPERASIONAL PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT TERHADAP PROGRAM PATIENT SAFETY DI NSTALASI
RAWAT INAP RSUD DAYA MAKASSAR
Masalah
Kejadian insiden Patient Safety tahun 2009- 2011 di Rsud Daya Makassar
1. Insiden infeksi
nosokomial pada tahun 2011 1,52 % standar permenkes 1,5%
populasi
Semua tenaga perawat di Instalasi rawat inap (perawatan iternal,perawatan bedah dan perawatan anak) RSUD Daya Makassar
Unit analisis
Unit rawat inap
sampel
seluruh perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Inap (perawatan internal,perawatan anak dan perawatan bedah )RSUD Daya Makassar yaitu sebesar 71 orang
Variabel
Variabel bebas a.Pengetahuan
perawat tentang patient safety
b.Motivasi perawat terhadap patien safety Variabel terikat a.Gambaran penerapan program patient safety
instrumenen
kuesioner
metode
kuantitatif
Teknik analisis
Analisis Bivariat.
I. KERANGKA TEORI
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Gambar 2 Ker 12. 13.
Gambar 2 Kerangka Teori Penelitian (Modifikasi Teori Gibson,1987
&Nursalam,2011
Pelayanan Kinerja Rumah Sakit PATIEN SAFETY
Perawat dalam menerapkan Patient Safety Sasaran Patient Safety Rumah Sakit terdiri dari : 1. Ketepatan identifikasi pasien 2. Komunikasi yang efektif 3. Keselamatan terhadap medication erorr 4. Keselamatan terhadap medical erorr
(tepat pasien yang dioperasi, tepat lokasi, dan tepat prosedur)
5. Mengurangi kejadian infeksi 6. Mengurangi resiko pasien jatuh
Variabel Psikologis a. Persepsi b.Sikap c. Kepribadian d.Belajar e. Motivasi
Variabel Organisasi a. Sumber Daya b. Kepemimpinan c. Sistem Kompensasi d. Struktur Desain
Pekerjaan e. Rekan Kerja
Variabel Individu a. Kemampuan dan
1) Keterampilan 2) Fisik & mental
b. Latar Belakang ; 3) Keluarga 4) Tingkat sosial, dan 5) Pengetahuan
c. Demografis ; 6) Umur 7) Jenis kelamin & etnis
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka
telah diidentifikasi variabel yang terkait dalam kerangka konsep baik independen
maupun dependen.
1. Variabel Independen
Variabel Independen (variabel bebas) adalah pengetahuan dan Motivasi.
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen(variabel terikat) gambaran dalam penerapan program
patient safety
Adapun alasan memasukkan variabel kedalam kerangka konsep diuraikan
sebagai berikut.
1. Berdasarkan teori Gibson tahun 1987 yang menjelaskan bahwa kinerja
pelayanan dipengaruhi oleh faktor individu, faktor psikologis, dan faktor
organisasi. Menurut teori Gibson,variabel individu seperti pengetahuan
merupakan pemahaman dari diri seseorang dalam melakukan sesuatu agar
sesuai dengan apa yang di inginkan karena seorang individu dapat bekerja
sesuai dengan apa yang di ketahui Sehingga variabel psikologi yang
memungkinkan diteliti adalah variabel motivasi agar dapat menjadi dorongan
dari diri seseorang,hal ini menunjukan kepada responden agar tidak malas
dalam pelayanan tersebut.
2. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, salah satunya penelitian yang
dilakukan Ariyani di Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta Tahun
2008, menunjukkan bahwa pengetahuan, motivasi, dan sikap memiliki
hubungan yang signifikan terhadap penerapan program patient safety.
B. Kerangka Konsep
Gambar Kerangka Konsep Peneliti
Keterangan :
: Variabel Bebas
: Variabel terikat
Motivasi perawat
Pengetahuan perawat
Gambaran
dalam menerapkan
Program Patien Safety
C. Defenisi OperasionalDan Kriteria Objektif
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah pemahaman responden mengenai konsep patient
safety yang meliputi definisi, tujuan, standar patient safety, sasaran patient
safety, dan tindakan keperawatan yang mendukung patient safety.
Pengukuran pengetahuan responden dengan menggunakan kuesioner
dan menggunakan skala likert.
Pengukuran variabel ini menggunakan “Skala Likert” yaitu dengan
memberikan skoring pada jawaban responden. Untuk jawaban benar
responden diberi skor 2, jawaban mendekati benar diberi skor 1 dan jawaban
tidak tahu diberi skor 0. Penentuan kategori dihitung dengan rumus
berdasarkan skala likert.
Kriteria Objektif
a. Baik :bila responden memperoleh skor 14-20
b. Cukup :bila responden memperoleh skor 7-13
c. Kurang :bila responden memperoleh skor 0-6
b. Motivasi
Motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang timbul pada diri
responden untuk menerapkan atau tidak menerapkan program patient safety.
Pengukuran sikap responden menggunakan kuesioner dengan skala
likert.Pengukuran variabel ini menggunakan skala Rating yaitu dengan
memberikan point 1 sampai 5 mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat
setuju.
Kriteria Objektif
a. Tinggi :bila responden yang memperoleh skor 35-50
b. Sedang :bila respoden yang memperoleh skor 18-34
c. Rendah :bila responden yang memperoleh skor 1-17
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif pendekatan
deskriptif. Penelitian ini di lakukan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan
dan motivasi perawat terhadap program pasien safety di RSUD Daya Makassaar.
B. LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada RSUD Daya Makassar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di RSUD Daya Makassar selama bulan agustus–
september.
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah seluruh perawat yang bekerja di instalasi rawat
inap(perawatan bedah ,perawatan anak dan perawatan internal RSUD Daya
Makassar yang berjumlah 71 orang
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh perawat yang bekerja di
Instalasi Rawat inap yaitu sebesar 71 orang.
Tabel 2
Distribusi Tenaga Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daya Makassar Tahun 2012
No Ruangan Jumlah
1 Interna 29 orang
2 Bedah 21 orang
3 Anak 21 orang
4 Total 71 orang
Sumber : Data sekunder instalasi rawat inap
Metode Pengambilan Sampel
Pemilihan sampel dilakukan dengan cara Exhaustive Sampling (total
sampling) yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi
relatif kecil. Sehingga hasil yang didapatkan betul-betul dapat
menggambarkan masalah dalam populasi.
D. PENGUMPULAN DATA
a. Data Primer
Dalam penilitian ini data yang diperoleh dapat bersumber dari
lapangan yang diperoleh dari peneliti langsung dari responden atau informan
yang membagikan kuisioner penilitian kepada responden yang berisi variabel-
variabel yang diteliti.
b. Data Sekunder
Untuk mendukung data yang diperoleh langsung dari lapangan maka
penulis mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penilitian dari
arsip-arsip yang ada di rumah sakit yang diteliti, seperti analisis pengetahuan
dan motivasi perawat di RSUD Daya Makassar ,serta hal-hal yang medukung
penilitian ini.
E. PENGOLAHAN DATA
Data yang sudah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data yang
bertujuan untuk menghasilkan informasi yang benar sesuai dengan tujuan
penelitian. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Editing
Dalam melakukan editing data langkah yang dilakukan adalah
menata dan menyusun semua lembar jawaban skala yang terkumpul
berdasarkan nomor skala yang telah ditentukan.Kemudian memeriksa kembali
jawaban responden satu persatu dengan maksud untuk memastikan bahwa
jawaban atau pertimbangan yang diberikan sesuai dengan perintah dan
petunjuk pelaksanaan. Jawaban skala yang memenuhi persyaratan
dipersiapkan untukdilakukan pemrosesan data pada langkah berikutnya,
sementara data yang tidakmemenuhipersyaratan dimusnahkan untuk
kerahasiaan.
2) Koding
Pengkodingan data dilakukan dengan maksud untuk memudahkan
proses pengolahan data. Pengkodingan ini adalah mengklasifikasikan jawaban
responden menurut macamnya dengan cara menandai masing-masing jawaban
dengan tanda kode tertentu.
3) Processing
Pemrosesan data atau pengolahan data pada penelitian ini dimulai
dengan tabulating skor atau melakukan entry data kasar dalam bentuk tabulasi
pada lembar kertas data.
Tujuannya adalah memastikan kesiapan data dengan tepat sebelum di
entry data kedalam program SPSS.
4) Cleaning data
Dalam cleaning dilakukan pengecekan kembali data yang sudah di
entry pada program SPSS dengan maksud untuk mengevaluasi apakah masih
ada kesalahan atau tidak. Hal ini biasanya terlihat pada : 1). Missing data atau
data yang terlewati, 2). Variasi data (kesalahan pengetikan), 3). Konsistensi
data yaitu kesesuaian data dengan tabulating skor.
F. ANALISA DATA
Analisisdata dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer SPSS,
untuk memberikan gambaran pengetahuan dan motivasi perawat atau deskripsi
empiris suatu data. Analisis data yang dilakukan adalah analisis data pengetahuan
dan motivasi perawat.
Variabel penegahuan dan motivasi perawatdianalisis menggunakan teknik
analisis univariat.Pembahasan data variabel pengetahuan dan motivasi perawata
dilakukan secara diskriptif untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi
masing-masing dimensi pengetahuan dan motivasi perawatdilakukan pula analisis
bivariat dengan menampilkan table crosstab untuk melihat karakteristik
responden di Unit rawat inap RSUD Daya Makassar.
G. PENYAJIAN DATA
Setelah data dianalisis, selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel
dilengkapi dengan narasi atau penjelasan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM TENTANG RSUD DAYA MAKASSAR.
1. Sejarah
a. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Daya dimulai dari berdirinya
puskesmas daya pada tahun 1975 – 1978
b. Pada tahun 1978 – 2002 puskesmas daya berubah menjadi puskesmas plus
daya
c. Pada tahun 2002 dengan adanya surat izin rumah sakit dari dirjen
yanmedik nomor : HK .01.021.2.4474 tanggal 28 0ktober 2002.SK
Walikota Makassar no 50 pada tanggal 6 nopember 2002 dan surat
keputusan mentri kesehatan RI Nomor 967/MENKES/SK/X/2008,maka
statusnya berubah menjadi rumah sakit tipe C dengan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Daya.
d. SK wali kota no 5 Tahun 2007 tentang struktur organisasi dan tata kerja
RSUD Kota Makassar
e. Peraturan walikota makassar No 1 tahun 2008 Tentang Tarif dan jasa
pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Daya Kota Makassar.
2. Letak Geografis
Secara geografis lokasi rumah sakit umum daerah kota makassar
berada pada bagian utara kota maakssar yang merupakan kawasan
pengembangan rencana induk kota pada kecamatan biringkanaya dengan luas
wilaya 80,06 km dengan jumlah penduduk 168.848 jiwa dibandingkan luas
wilaya kota makassar 175.77 km dengan jumlah penduduk 1,6 juta dengan
batas wilayah sbb :
1. Sebelah utara berbatasn dengan kab.Maros
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kec.Tamalanrea
3. Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga yang dimiliki oleh RSUD Daya Makassar cukup
banyak dengan berbagai kompetensi. Adapun uraian tenaga yang dimiliki
adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Distribusi Tenaga Berdasarkan Kualifikasi diRSUD Daya Makassar Tahun 2012
No Kualifikasi Jumlah
1 Tenaga medis 50 orang
2 Tenaga keperawatan 192 orang
3 Tenaga keformasian 15 orang
4 Tenaga kesmas 39 orang
5 Tenaga Gizi 14 orang
6 Tenaga keterapian fisik 7 orang
7 Tenaga keteknisan medis 18 orang
8 Tenaga Non kesehatan 55 orang
Jumlah 390 orang
Sumber: Data Bagian SDM dan Pendidikan
4. Analis Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian terhadap 71 perawat di unit rawat inap
RSUD Daya makassar yang dijadikan sebagai responden penelitian, penelitian
ini dilakukan di unit rawat inap, (perawatan anak,perawat interna dan
perawatan bedah) Kemudian hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif.
Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan variable, yang
bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel – variabel yang
diteliti.
a. Variabel penelitian
Untuk menghubungkan suatu kriteria atau variabel maka dapat
digunakandeskripsi non variabel yang bersumber dari data, namun
tidaktermasuk dalam variabel yang diteliti.data-data non variabel tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut.
1. Umur
Hasil Penelitian memberikan gambaran tentang umur 71 perawat di
instalasi rawat Inap RSUD Daya Makassar. Umur responden
distratifikasikan dalam empat kelompok umur, yaitu umur antara < 25
tahun, 26-30 tahun, 31-35 tahun dan kelompok umur diatas 36 tahun.
Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan umur Perawat Di Unit Rawat Inap RSUD Daya Makassar
Tahun 2012
Umur (Tahun) Frekuensi
n %
< 25 26-30 31-35 >36
26 37 4 4
36.6 52.1 5.6 5.6
Jumlah 71 100.0
Sumber : Data Primer
Dari tabel di atas dapat menunjukan bahwa respoden yang
berumur dari 21-25 atau < 25 sebanyak 26 perawat (36.6%) dan umur
dari 26-30 sebanyak 37 perawat (52.1%), responden yang berumur
31-35 dan > 36 sebanyak 4 orang yaitu (5.6%).jadi kesimpulannya
responden yang berumur 21 -39 orang yang bekerja di instalasi
tersebut.
2. Jenis kelamin
Hasil Penelitian memberikan gambaran tentang Jenis Kelamin
71 perawat di Unit Rawat Inap RSUD Daya Makassar.Jenis kelamin
responden distratifikasikan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan.Distribusi responden berdasarkan Jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat Di Unit Rawat Inap RSUD Daya Makassar
Tahun 2012
Jenis Kelamin Frekuensi
n % Laki – laki Perempuan
3 68
4,2 95,8
Jumlah 71 100,0 Sumber : Data Primer
Dari tabel diatas, diketahui bahwa dari 71 responden perawatdi
unit rawat inap RSUD Daya Makassar, sebagian besar responden
didominasi oleh Perawat perempuan sebesar 68 orang (95,8%)
sedangkan pasien laki – lakihanya sebesar 3 orang (4,2 %).
3. Tingkat Pendidikan
Hasil Penelitian memberikan gambaran tentang tingkat pendidikan 71
perawat di Unit rawat Inap RSUD Daya Makassar. Tingkat pendidikan
responden distratifikasikan dalam tiga kelompok yaituSPK,DIII
Keperawatan,S1 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perawat Di Unit Rawat InapRSUD Daya Makassar
Makassar Tahun 2012
Pendidikan Frekuensi
n %
SPK DIII Keperawatan
S1
14 30 27
19,7 42,3 38,0
Jumlah 71 100,0
Sumber : Data Primer
Dari tabel diatas, diketahui bahwa dari 71 responden perawat
di unit rawat inap RSUD Daya Makassar, sebagian besar responden
dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan SPK 14 orang (
19,7%) sedangkan DIII Keperawatan sebanyak 30 orang (42,3%) dan
S1 sebanyak 27 orang ( 38,0%)
4. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
perawat pelaksana adalah kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan
terkait konsep Patient Safety. Distribusi jawaban responden setiap
pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7
Distribusi Jawaban Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar Tahun 2012
No Pertanyaan Tidak tahu
Kurang benar Benar Total
N % n % n % n %
1 Program patien safety adalah untuk menjamin keselamatan pasien yang dirawat di rumah sakit
9 12,7 0 0,0 62 87,3 71 100,0
2 cara pelaporan “kejadian tak diharapkan “bersifat rahasia
8 11,3 12 16,9 51 71,8 71 100,0
3 Formulir laporan “sudah di sediakan di seluruh ruang perawatan
9 12,7 9 12,7 53 74,6 71 100,0
4 Rumah sakit wajib menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan kompetensi staf dalam rangka pelayanan asuhan kepada pasien yang aman
1
1,4
5
7,0
65
91,5
71
100,0
5 Sebelum melakukan pemasangan infus daerah yang akan di infus harus di desinfeksi dengan alcohol
3 4,2 1 1,4 67 94,4 71 100,0
6 Perawat harus menjelaskan manfaat resiko kepada pasien sebelum melakukan tindakan
1 1,4 5 7,0 65 91,5 71 100,0
7 Seorang perawat harus selalu meneliti kembali jenis obat waktu pemberian daan nama pasien sebelum menyuntik pasien
1 1,4 1 1,4 69 97,2 71 100,0
8 Saat perawat mau memasang infus perlu mencuci tangan terlebih dahulu meskipun akan menggunakan sarung tangan
2 2,8 2 2,8 67 94,4 71 100,0
9 Untuk mencegah pasien jatuh saya selalu memasang pengaman tempat tidur sebelum pasien saya tinggalkan
9 12,7 0 0,0 62 87,3 71 100,0
10 Saya mengganti infus set setiap 3 hari sekali untuk mencegah plebitus
4 5,6 6 8,5 61 85,9 71 100,0
Sumber : Data Primer
Tabel 8, menunjukkan distribusi jawaban responden yang
sangat bervariasi, Pada umumnya, sebagian besar responden dapat
menjawab dengan benar konsep patient safety. Walaupun demikian,
masih terdapat beberapa item pertanyaan penting seperti defenisi,
tujuan, dan sasaran patient safetyyang tidak dapat dijawab dengan
benar.Berdasarkan tabel di atas juga terlihat bahwa, presentase
jawaban benar yang terendah yaitu pada item pertanyaan cara
pelaporan “kejadian tak diharapkan “bersifat rahasia (71,8 ) dan
Formulir laporan “sudah di sediakan di seluruh ruang perawatan (74,6)
hal sesuai dengan keadaan yang terjadi di instalasi tersebut
5. Gambaran distribusi mengetahui pengetahuan perawat dalam
melaksanakan program Patient Safety di Instalasi rawat inap RSUD
Daya Makassar berdasarkan kategorinya dideskripsikan sebagai
berikut.
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Daya MakassarTahun 2012
Pengetahuan Frekuensi n %
Kurang 0 0,0 Cukup 2 2,8 Baik 69 97,2 Jumlah 100 10,00
Sumber : Data primer Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa jumlah keseluruan
perawat di instalasi rawat inap dengan pengetahuan baik 69 orang
(97,2%) dan pengetahuan yang cukup 2 orang (2,8%)
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap ruang perawatan anak RSUD Daya Makassar
Tahun 2012
Pengetahuan Frekuensi
n %
Kurang 0 0,0
Cukup 0 0,0
Baik 21 100,0
Jumlah 21 100,0
Sumber : Data primer
Di lihat dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa perawat
yang berada di ruang perawatan anak memiliki pengetahuan yang baik
dengan berjumlah 21 orang (100,0)
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap ruang perawatan interna RSUD Daya Makassar
Tahun 2012
Pengetahuan Frekuensi
n %
Kurang 0 0,0
Cukup 2 6,9
Baik 27 93,1
Jumlah 29 100,0
Sumber : Data primer
Dari tabel 10 di atas dapat di simpulkan bahwa perawat yang berada d
ruang interna mempunyai pengetahuan yang baik berjumlah 27 orang
(93,1%) dan cukup 2 orang (6,9%)
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi Rawat Inap Ruang Perawatan Bedah RSUD Daya MakassarTahun 2012
Pengetahuan Frekuensi
n %
Kurang 0 0,0
Cukup 0 0,0
Baik 21 100,0
Jumlah 21 100,0
Sumber : Data Primer
Dari tabel 11 di atas dapat di simpulakan bahwa perawat
yangberada di ruang bedah mempunyai pengetahuan yang baik yaitu
berjumlah 21 orang (100,0)
6. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi perawat
pelaksana adalah kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan. Distribusi
jawaban responden setiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 12
Distribusi Jawaban Berdasarkan Tingkat Motivasi Responden di Instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar Tahun 2012
No Pertanyaan STS TS RG S SS Total
n % N % n % N % n % n %
1 Dengan menerapkan patient safety saat memberikan asuhan keperawatan agar terhindar dari tuntutan
0 0,0 3 4,2 6 8,5 25 35,2 37 52,1 71 10,00
2 Saya akan memonitor tanda infeksi nosokomial sebagai salah satu bentuk mendukung penerapan program patient safety.
1 1,4 1 1,4 11 15,5 22 31,0 36 50,7 71 10,00
3 Saya akan mendukung penerapan program patien safety agar masyarakat lebih percaya dengan Rumah sakit tempat saya bekerja.
0 0,0 2 2,8 9 12,7 23 32,4 37 52,1 71 10,00
4 Saya termotivasi menerapkan program patien safety karena ada komplain dari pelanggan
4
5,6
14
19,7
10
14,1
14
19,7
29
40,8
71
10,00
5 Saya akan mendukung penerapan program patien safety karna akan menigatkan kesejahteraan saya
0
0,0
13
18,3
11
15,5
17
23,9
30
42,3
71
10,00
6 Saya terdororng mendukung penerapan patient safety karena patient safety mengubah status saya sebagai perawat yang lebih baik.
1
1,4
5
7,0
14
19,7
29
40,8
22
31,0
71
10,0
7 Menurut saya patien safety penting dalam menigkatkan pendapatan RS dan kesejahteaan karyawan RS.
2
2,8
9
12,7
12
16,9
24
33,8
24
33,8
71
10,00
8 Saya mempercayakan keluarga pasien untuk mengawasi kelancaran tetesan infus.
4
5.6
17
23,9
6
8,5
18
25,4
26
36,6
71
‘ 10,00
9 Supaya hemat saya menggunakan satu jarum suntik untuk beberapa kali injeksi
17
23,9
17
23,9
10 14,1
7 9,9
20 28,2
71 10,00
10 Jasa pelayanan yang saya terima tidak ada hubungannya dengan patient safety.
3 4,2 13 18,3 7 9,9 18 25,4 29 40,8 71 10,00
Sumber : Data primer
Dari tabel 12 menunjukkan bahwa motivasi perawat
mempercayakan keluarga pasien untuk mengawasi kelancaran tetesan
infus dan Supaya hemat saya menggunakan satu jarum suntik untuk
beberapa kali injeksi sebagian besar berada pada rentang tidak
setuju.dan Motivasi perawat terdororng untuk mendukung penerapan
patient safety karena patient safety mengubah status saya sebagai
perawat yang lebih baik sebagian besar berada pada rentang cukup
setuju sedangkan Motivasi perawat untuk mendukung penerapan
patient safety karena patient safety mengubah status saya sebagai
perawat yang lebih baik sebagaian besar berada pada rentang setuju.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
paling berpengaruh memberikan motivasi kepada perawat untuk
melaksanakan program Patient Safetyadalah faktor kesadaran individu
untuk menigkatkan pendapatan rumah sakit dan kesejahteaan
karyawan Rumah sakit.
7. Gambaran distribusi mengetahui motivasi perawat dalam
melaksanakan program Patient Safety di Instalasi rawat inap RSUD
Dacya Makassar berdasarkan kategorinya dideskripsikan sebagai
berikut:
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Instalasi rawat inap RSUD Daya MakassarTahun 2012
Motivasi Frekuensi n %
Rendah 0 0,0 Sedang 17 23,9 Tinggi 54 76,1 Jumlah 71 100,0
Sumber : Data primer
Tabel 13 diatas dapat disimpulkan bahwa responden
menyatakan bahwa tingkat motivasi perawat di intalasi rawat inap
RSUD Daya Makassar umumnya menjabaw tingkat motivasi sedang
17 orang (23,9) sedangkan responden yang menyatakan bahwa tingkat
motivasi perawat yang tinggi 54 orang ( 76,1)
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Runag Perawatan Anak Instalasi rawat inap
RSUD Daya MakassarTahun 2012
Motivasi Frekuensi n %
Rendah 9 40,9 Sedang 12 54,5 Tinggi 0 0,0 Jumlah 21 100,0
Sumber : Data primer
Dari tabel 14 di atas dapat di simpulkan bahwa perawat ruang
perawatan anak memiliki motivasi yang rendah 9 orang (40,9%)
dan motivasi yang sedang 12 orang (54,5%) tidak ada perawat yang
memiliki motivasi yangtinggi.
Tabel 15
Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Runag PerawatanInterna Instalasi rawat inap
RSUD Daya MakassarTahun 2012
Motivasi Frekuensi
n % Rendah 0 0,0 Sedang 8 27,6 Tinggi 21 72,4 Jumlah 29 100,0
Sumber : Data primer
Dari tabel 15 di atas dapat di simpulkan bahwa perwat yang
berada di ruang perwatan interna yang memiliki motivasi sedang 8
orang (27,6%) dan motivasi yang tinggi 21 orang (72,4%)
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Ruang Perawatan Bedah Instalasi Rawat Inap
RSUD Daya MakassarTahun 2012
Motivasi Frekuensi
n % Rendah 0 0,0 Sedang 5 23,8 Tinggi 16 76,2 Jumlah 21 100,0
Sumber : Data primer
Dari tabel 16 di atas dapat di simpulkan bahwa perawat
yang berada di ruang perawatan bedah dengan memiliki motivasi
sedang 5 orang (23,8%) dan motivasi yang tinggi 16 orang (76,2%)
B. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan variabel-variabel
yangmempengaruhi Pengetahuan dan motivasi perawat dalam melaksanakan
program patient safety. Rumah sakit sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang jasa khususnya jasa kesehatan, dituntut untuk menghasilkan kinerja yang
baik, terutama dalam hal pelayanan kepada pasien. Pencapaian kinerja yang baik
dapat terwujud jika setiap tenaga kerja di rumah sakit dapat bekerja dengan
optimal terlebih lagi bagi petugas pelayanan yang berhubungan langsung dengan
pelanggan.
Gronross (Kotler, 1997) menyatakan bahwa ada tiga unsur pokok yang
saling berinteraksi dalam pelayanan yaitu, pelanggan (costumer), petugas
pelayanan (costumer service) dan manajemen (management). Dimana petugas
pelayanan merupakan salah satu unsur yang penting dalam pelayanan mengingat
perannya yang berhubungan langsung dengan pelanggan dalam proses pelayanan.
Salah satu profesi petugas pelayanan yang sangat berperan dalam
pelayanan di rumah sakit adalah profesi perawat. Hal ini dikarenakan pelayanan
yang diberikan berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual merupakan
pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan kepada
pasien. Oleh karena itu perawat dituntut untuk menampilkan performa terbaiknya
dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.
1. Deskripsi Karakteristik Responden
Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di instalasi
rawat inap(perawatan internal,perawatan bedah dan perawatan anak) RSUD
Daya Makassartahun 2012 yang berjumlah 71 orang. Dari hasil penelitian
diperoleh data mengenai karakteristik responden, yaitu:umur,jenis kelamin,
dan tingkat pendidikan
Karakteristik yang pertama adalah umur dari 71 perawat yang
dijadikan sampel (responden) distribusi responden menunjukan bahwa dari
21-25 atau < 25 sebanyak 26 perawat (36.6%) dan umur dari 26-30 sebanyak
37 perawat (52.1%), responden yang berumur 31-35 dan > 36 sebanyak 4
orang yaitu (5.6%).
Karakteristik yang kedua adalah jenis kelamin perawat.Dari 71
perawat yang dijadikan sampel (responden).Distribusi responden menunjukan
bahwa sebagian besar perawat yang menjadi responden berjenis kelamin
perempuan yakni 68 orang (95,8%) sedangkan pasien laki – lakihanya sebesar
3 orang (4,2 %).
Karakteristik yang ketiga adalah tingkat pendidikan perawat.Dari 71
perawat yang dijadikan sampel (responden).sebagian besar responden dalam
penelitian ini memiliki tingkat pendidikan SPK 14 orang ( 19,7%) sedangkan
DIII Keperawatan sebanyak 30 orang (42,3%) dan S1 sebanyak 27 orang (
38,0%) .
Menurut teori Gibson, termasuk karakteristik individu yang
berpengaruh terhadap kinerja mutu pelayanan dalam rumah sakit . Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syamsu Alam (2008) yang
menunjukkan adanya pengaruh antara karakteristik individu yang terdiri dari
umur, jenis kelamin, masa kerja dan pendidikan terhadap kinerja asuhan
perawat.Namun, berdasarkan hasil tabulasi silang yang dilakukan,
menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel umur, jenis kelamin,
masa kerja, pendidikan, dan status pernikahan terhadap kinerja perawat dalam
melaksanakan patient safety. Hal ini, sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rosyidah (2008) dimana variabel umur, jenis kelamin, masa
kerja, dan pendidikan juga tidak berpengaruh terhadap kinerja peraawat dalam
menangani ODHA di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta..
2. Pengetahuan Perawat.
Menurut Soekanto (2003) Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran
manusia sebagai hasil penggunaan panca indra, yang berbeda sekali dengan
kepercayaan (beliefs), takhyul (superstition), dan penerangan- penerangan
yang keliru (misinformation). Pengetahuan adalah hasil mengingat suatu hal,
termasuk mengingat kembali kejadian yang sudah pernah dialami baik secara
sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan
kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak W I, dan
Chayatin N, 2009, 256-257)
Menurut Jann Hidayat Tjakraatmadja dan Donald CrestofelLantu
dalam bukunya Knowledge Management dalam (Ariyani 2009 ) disebutkan
bahwapengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang
salingterhubung secara sistematik sehingga memiliki makna
Pengetahuan yang dimaksud pada penelitian ini adalah pemahaman
responden mengenai konsep patient safety yang meliputi definisi, tujuan,
standar patient safety, dan sasaran patient safety. Misalnya seorang perawat
perlu memiliki pengetahuan teknis tentang tugas-tugas yag sudah di tetapkan.
Berdasarkan distrubusi responden terlihat bahwa presentase jawaban
yang benar yang terendah yaitu (71,8%) dengan item pertanyaan yaitu
“kejadian tak di harapkan “bersifat rahasia salah satu cara meningkatkan
.Hal penelitian ini menunjukan bahwa responden menyatakan bahwa
pengetahuan yang sudah di tetapkan dengan pertanyaan yaitu bagaimana
konsep patient safety dan standar patient safety dan sasaran patient safety
tersebut dan yang menjawab pengetahuan yang baik dengan adanya
pertanyaan tersebut yaitu 69 orang (97,2%) hal ini menunjukan bahwa
perawat selalu ada tingkat pengetahuan yang dapat mengetahui konsep patien
safety dan standar patient safety dan sasaran dari patien safety tersebut.
sedangkan responden yang menyatakan pengetahuan yang cukup dengan
pertanyaan yang sudah di tetapkan sebanyak 2 orang (2,8 %).
Dalam penelitian ini dapat di lihat perbedaan antara tingkat
pengetahuan pewat di instalasi rawat inap yaitu di ruang perwatan anak
,perawatan interna,perawatan bedah.dengan jawaban yang dapat diketahui
bahwa maka di simpulkan adanya perbedaan tingkat pengetahuan di ketiga
ruangan tersebut yaitu peawat yang memiliki pengetahuan yang baik di ruang
perawatan anak dengan jumlah 21 orang (100,0) tidak ada yang memiliki
tingkat pengetahuan yang cukup maupun kurang.dan perawat yang memiliki
tingkat pengetahuan yang baik di ruang interna 27 orang (93,1%) dan cukup
2 orang (6,9%) kemudian perawat yang memiliki pengetahuan yag baik di
ruang bedah yaitu 21 orang (100,0) tidak ada yang kurang maupun cukup.
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Penentuan sikap yang
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan lebih kuat tertanam dalam
kepribadiannya, dibandingkan dengan sikap yang tidak didasariatas
pengetahuan atau konsep yang dipahaminya. Sebelum seseorang mengambil
sikap ia harus lebih dulu tahu apa manfaat tindakan tersebut bagi dirinya dan
organisasinya. Salah satu cara meningkatkan pengetahuan yang berguna untuk
memperbaiki efektifitas pegawai dalam mencapai hasil kerja yang ditetapkan
demi keselamatan dan kepuasan pasien dengan melakukan sosialisasi.
Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian terkait, salah satunya yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu (2010) yang berjudul
“Pengembangan Program Patient Safety Berdasarkan Analisis Pengaruh
Faktor Pengetahuan, Persepsi, Awareness, Komitmen dan Efektifitas
Teamwork terhadap Kinerja Pelaksanaan Patient Safety” menunjukkan
adanya pengaruh pengetahuan, persepsi, awareness, komitmen dan efektifitas
terhadap kinerja pelaksanaan Patient Safety
3. Motivasi Perawat
Motivasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah dorongan yang
timbul pada diri responden untuk menerapkan atau tidak menerapkan program
patient safety.
Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi
yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaannya. Mengelola dan
mempertahankan motivasi kerja perawat pelaksana merupakan hal penting
dalam organisasi rumah sakit. Jika ini diabaikan maka akan mempengaruhi
kinerja perawat
Berdasarkan distribusi jawaban responden,terlihat bahwa presentase
jawaban sangat tidak setuju tertinggi 17 responden (23,9%) pada item
pertanyaan supaya hemat saya menggunakan satu jarum suntik untuk
beberapa kali injeksi sedangkan presentase jawaban sangat setuju tertinggi 37
responden (52,1%) pada item pertanyaannya saya akan mendukung penerapan
program patient safety agar masyarakat lebih percaya dengan Rumah Sakit
tempat saya bekerja.
Berdasarkan hasil penelitian responden yang memeiliki motivasi yang
tinggi 54 orang (76,1%) dan 17 (23,9%) memiliki motivasi sedang maka
adanya motivasi tinggi dalam menerapkan program patient safetyjika dilihat
berdasarkan teori Herzberg’s dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu, Hygine
Factor meliputi gaji, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervisi yang
menyenangkan dan Motivation Factors menyangkut kebutuhan psikologis
seseorang yaitu perasaan sempuran dalam melakukan pekerjaan.
Dalam penelitian ini dapat di lihat perbedaan antara tingkat motivasi
pewat di instalasi rawat inap yaitu di ruang perwatan anak ,perawatan
interna,perawatan bedah.dengan jawaban yang dapat diketahui bahwa maka di
simpulkan adanya perbedaan tingkat motivasi di ketiga ruangan tersebut yaitu
peawat yang memiliki motivasi yang tingggi di ruang perawatan anak
perawat memiliki motivasi yang rendah 9 orang (40,9%) dan motivasi yang
sedang 12 orang (54,5%) tidak ada perawat yang memiliki motivasi yang
tinggi dan perwat yang berada di ruang perwatan interna yang memiliki
motivasi sedang 8 orang (27,6%) dan motivasi yang tinggi 21 orang (72,4%)
sedangkan perawat yang berada di ruang perawatan bedah dengan memiliki
motivasi sedang 5 orang (23,8%) dan motivasi yang tinggi 16 orang (76,2%)
Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar
terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan tugas
yang diberikan. Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat
atau dorongan kerja. Selanjutnya motivasi akan dikaitkan dengan tindakan,
sebab motif yang besar tidak efektif tanpa ada tindakan yang merupakan
follow–up dari motif tersebut Sering tidak disadari oleh individu–individu
yang mempunyai prestasi kerja tinggi karena mempunyai motivasi yang tinggi
pula, sebaliknya mereka yang mempunyai motivasi rendah akan memiliki
prestasi kerja yang rendah. Hal ini bisa juga terjadi pada sikap dalam
mendukung penerapan program patient safety
Jadi menurut Herzberg kebutuhan akan faktor motivasi terdiri dari
tingkatan lebih tinggi yaitu penghargaan dan aktualisasi diri Kenyataan yang
sering terjadi imbalan yang diberikan terpusat pada kebutuhan tingkat rendah
(higien faktor) dan bukan penyediaan kesempatan bagi pegawai untuk
memuaskan kebutuhan tingkat tinggi. Sikap merupakan tanggapan atau reaksi
seseorang terhadap obyek tertentu yang bersifat positif atau negatif
yang biasanya diwujudkan dalam bentuk rasa suka atau tidak suka,
setuju atau tidak setuju. Sikap seorang perawat yang baik adalah sikap
dimana perawat tersebut mau mengerjakan pekerjaan tanpa terbebani
oleh sesuatu yang menjadi konflik internal dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan kepadanya. Sikap ini akan mempengaruhi perilaku seorang perawat
dalam menghadapi pasiennya. Sedangkan sikap seseorang dalam memberikan
respon terhadap masalah dipengaruhi oleh kepribadian seseorang.
Kepribadian ini dibentuk sejak lahir dan berkembang sampai dewasa
Menurut teori Mc. Gregor kelompok perawat ini berada pada
kelompok Y yang berasumsi bahwa pada hakekatnya kebanyakan manusia
lebih suka bekerja. Bekerja merupakan kegiatan alami seperti halnya bermain.
Sikap dasar ini juga beranggapan bahwa kontrol terhadap diri sendiri
merupakan suatu hal yang esensial
penerapan program patient safety rendah, karena motivasi mempunyai
arti mendasar sebagai inisiatif penggerak perilaku seseorang secara optimal,
hal ini disebabkan karena motivasi merupakan kondisi internal, kejiwaan dan
mental manusia seperti aneka keinginan, harapan kebutuhan, dorongan dan
kesukaan yang mendorong individu untuk berperilaku kerja guna mencapai
tujuan yang dikehendakinya, dan bertanggung jawab serta berani menghadapi
resikosesuai keyakinannya
Hasil penelitian yang sama juga diungkapkan oleh Rina Amelia (2009)
yang menyatakan bahwa, motivasi berpengaruh terhadap kinerja perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien gangguan jiwa di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan.
Perawat dirumah sakit tidak hanya memberikan pelayanan kepada
pasien, tetapi mereka juga tentunya berharap mendapatkan “pelayanan” dari
pihak manajemen rumah sakit agar apa yang menjadi haknya dapat diterima
dengan baik. Perawat yang puas dengan apa yang diperolehnya dari
manajemen akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan
terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya perawat yang kepuasan
kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan
dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Hal-hal yang menjadi kelemahan dan keterbatasan penelitian ini dalam
memperoleh hasil yang valid dan akurat, antara lain:
1. Penelitian ini hanya mengukur dua variabeli kinerja perawat yaitu tingkat
pengetahuan dan motivasi belum sampai pada tingkat ketrampilan ,leadersip,
struktur dan desain pekerjaan serta sumber daya..
2. Responden tidak memberikan jawaban yang jujur karena menganggap
pertanyaan kuesioner adalah hal yag sensitif.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan tentang pengetahuan dan motivasi perawat
dalam menerapkan program patient safety di instalasi rawat inap RSUD Daya
Makassar maka dapat diambil kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan perawat pada umunya di instalasi rawat inap dengan tiga bagian
yaitu :perawatan anak umumnya baik yaitu 21 orang (100,0%).perawatan
interna umumnya baik yaitu 27 orang (93,1%) dan perawatan bedah umumnya
baik yaitu 21 orang (100,0%).
2. Motivasi perawat pada umunya di instalasi rawat inap dengan tiga bagianyaitu
:perawatan anak umumnya Motivasi sedang yaitu 12 orang (54,5%)
perawatan interna umumnya Motivasi Tinggi yaitu 21 orang (72,4%) dan
perawatan Bedah umumnya Motivasi Tinggi yaitu 16 orang (76,2%).
B. SARAN
a. Kepada tim KPRS RSUD Daya Makassar
1. Adanya Peningkatan motivasi perawat pelaksana agar perawat
mempunyai motivasi tinggi untuk menerapkan program patient safet
agar kedepannya berjalan sesuai dengan apa yang di inginkan
2. Memotivasi perawat merupakan salah satu cara agar rumah sakit dapat
memperoleh mutu yang baik.sehingga harus menjadi kewajiban bagi
pihak RSUD Daya Makassar untuk terus memotivasi perawatnya dalam
melaksanakan asuhan keperawatan bagi pasien yang berlandaskan pada
prinsip patient safety.
3. Patient safetyharus lebih di perkenalkan lagi kepada seluruh pihak yang
berada atau bekerja di RSUD Daya Makassar.khususnya kepada staf
atau perawat baru juga harus di perkenalkan kepada dokter dan perawat
magang.
b. Kepada Peneliti Selanjutnya
1. Penelitian ini hanya mengambil satu variabel dari setiap faktor yang
menggambarkan perawat antara variabel pengetahuan dan motivasi
Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal sebaiknya,
menambahka beberapa variabel seperti variabel
ketrampilan,kepemimpinan, struktur dan desain pekerjaan serta sikap.
2. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner dalam menilai gambaran
perawat dengan pengetahuan dan motivasi .Oleh karena itu, untuk
memperoleh hasil yang lebih valid dalam menilai hal tersebut diharapakan
penelidati selanjutnya melakukan observasi langsung kepada responden.
3. Penelitian ini melihat angka infeksi pada penyakit plebitus dan dicubitus
maka untuk penelitian selanjutnya dapat mengambil variabel lain yang
berhubungan dengan angka inos
DAFTAR PUSTAKA
Aryani. 2009. “Analisis Pengetahuan dan Motivasi Perawat yang Mempengaruhi Sikap Mendukung Penerapan Program Patient Safety”, Tesis Universitas Diponegoro, Yogyakarta.
David,M,S, 2006. Motivasi Kerja Berpikir Dan Mengembangkan Pola Dasar
Berkaitan Dengan Sumber Daya Yang Sukses. Jakarta. Depkes,RI 2000,WHO Indonesia Sehat 2010 dalam Penyelengaraan dan
Pengembangan Tenaga Kesehatan.Jakarta Depkes,RI 2006,Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan Komisis Akreditas
Rumah Sakit .Jakarta : buku panduan Nasional di indonesia 08.08.2006 Dr.Adib,A,y, 2009. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) di Rumah Sakit Ciremai.Cirebon Frankel A,Gandhi TK,& Bates DW.2011. Gerakan Program Patien Safety:Jakarta. Gibson,1987.Model Teori Mengenai Kinerja Individu di Pengaruhi Oleh Kepuasan
Kerja. Media Kesehatan Masayarakat Indonesia,1(22),hal 273-285 Griffiths,ddk 2008,ABSTRAK Nosokomial:Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit
(Online).42 (6) .Jakarta Hidayat,A,Aziz & alimu, Perawat dalam Melakukan Asuahan Keperawatn dan
Kinerja Perawat. RSUD Dr.Moewardi,24 April 2008.Jakarta Huber,1996. Perilaku Perawat dalam Menjalankan Tugas yang di berikan Pelayanan
Keperawatan: AKADEMIK Keperawatan .Jakarta 1992
Gibson,1987.Quality Assurance RSUD DR Sardjito Penilaian Intervensi .Yogyakarta 1993. Jann Hidajat Tjakraatmadja dan Donald Crestofel Lantu. Knowledge Management
dalam Konteks Organisasi Pembelajar,Penerbit SBMITB,Bandung,2006. Jeles A.Atihuta,dkk (2010)’ Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mutu
Pelayanan di RSUD Dr. M. Haulussi Ambon KKP RS, Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit: Departeman
Kesehatan RI.2006 KARS,Standar Pelayanan Rumah Sakit:Instrumen Penilaian Akreditasi RS.
Pelayanan Intensif. Bandung,2006 Menteri Kesehatan .No 340/MENKES/PER/III 2010. Klassifikasi Rumah
Sakit.Jakarta : Kementrian Lingkungan Hidup. M. Firmansyah,2009” Pengaruh Karakteristik Organisasi Kinerja Variabel Sumber
Daya Kota Yokyakarta.Skripsi Sarjana.Fakultas Ekonomi.Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.
NOMOR.1691/MENKES/PER/VIII/2011. Tenaga Kesehatan dan. Jakarta : Peraturan
pemerintah No 32 tahun 1996. Nursalam, 2002.survei Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003 dalam Peran
Perawat dan Standar Keperawatan.Bandung Konsorsium Ilmu Kesehatan Tahun 1989
Permenkes No 1691 THN 2011.Kelematan Pasien di Rumah Sakit. Jakarta
:Kementrian Lingkungan Hidup. Rina Amelia (2009)’ Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam
Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan
RSUD Daya Makassar 2010,Data Jumlah Pasien dan Data Angka Kematian Pasien
Tahun 2009-2010 dari Rekam Medis. Makassar RSUD Daya Makassar 2012, Data Angka Infeksinoskomial Rawat Inap .Makassar
Rusdi, 2001 “Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat Di RSUD Ciawi Bogor.Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat,UGM, 2001
Rusmi. 2010.Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS).Jakarta Rusmi sari Tajuddin.2003.Gerakan Program Patien Safety.Jakarta Saptorini Murdyastuti’ Pengaruh Persepsi, Pengetahuan, dan Motivasi Perawat
Terhadap Pelaksanaan Patient Safety di Ruang Rawat Darurat RSO Prof . Dr. R Soeharto Surakarta ,Tesis Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010
Soekanto (2003) Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indra, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhyul (superstition), dan penerangan- penerangan yang keliru (misinformation).
Sri Rahayu’ Pengembangan Program Patient Safety Berdasarkan Analisis Pengaruh
Faktor Pengetahuan, Persepsi, Awareness, Komitmen dan Efektifitas Teamwork terhadap Kinerja Pelaksanaan Patient SafetyDi Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik,Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 2010
Supari,Siti Fadilah.Pencanangan Gerakan KeselamatanPasien Rumah
Sakit.Jakarta.2005 teori Mc. Gregor kelompok perawat ini berada pada kelompok Y yang berasumsi
bahwa pada hakekatnya kebanyakan manusia lebih suka bekerja.Jakarta Yaslis,2002.Pelayanan Rujukan Medic Spesialistik Sub Spesialistik Perawat dalam
Melaksanakan Patien Safety.Jakarta
LAMPIRAN
KUISIONER PENILITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT TERHADAP
PENERAPAN PRPGRAM PATIEN SAFETY DI INSTALASI RAWAT INAP
RSUD DAYA MAKASSAR TAHUN 2012
A. Karakteristik Responden
1. No :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan : 1. SPK 2. DIII Keperawatan 3. S1
Keperawatn
B. Pengetahuan Terhadap penerapan program patien safety
Petunjuk pengisian :
Berilah penilaian atas masing-masing pernyataan dibawah ini dengan
memberi tanda silang(x) pada kolom pilihan yang sesuai menurut saudara.
Dengan penjelasan :
TT :Tidak Tahu
HB :Hampir Benar
B :Benar
No PERTANYAAN TT
0
HB
1
B
2
1. Program patien safety adalah untuk menjamin keselamatan pasien yang dirawat di rumah sakit
2 Cara pelaporan “kejadian tak di harapkan “bersifat rahasia.
3 Formulir laporan “kejadian tak di harapkan”sdah di sediakan di seluruh ruang perawatan
4 Rumah sakit wajib menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan kompetensi staf dalam rangka pelayanan asuhan kepada pasien yang aman
5 Sebelum melakukan pemasnagan infus daerah yang akan di infus harus di desinfeksi dengan alkohol
6 Perawat harus menjelaskan manfaat resiko kepada pasien sebelum melakukan tindakan.
7 Seorang perawat harus selalu meneliti kembalai jenis obat waktu pemberian dan nama pasien sebelum menyuntik pasien
8 Saat perawat mau memasang infus perlu mencuci tangan terlebih dahulu meskipun akan menggunakan sarung tangan
9 Untuk mencegah pasien jatuh saya selalu memasang pengaman tempat tidur sebelum pasien saya tinggalkan
10 Saya mengganti infus set setiap 3 hari sekali untuk mencegah plebitus
C. Motivasi perawat terhadap program patien safety
Petunjuk pengisian :
Berilah penilaian atas masing-masing pernyataan dibawah ini dengan
memberi tanda silang ( x ) pada kolom pilihan yang sesuai menurut
saudara. Dengan penjelasan :
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
KS = Kurang Sesuai
TS = Tidak Sesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
NO. PERTANYAAN STS
1
TS
2
RG
3
S
4
SS
5
1 Dengan menerapkan patient safety saat memberikan asuhan keperawatan agar terhindar dari tuntutan.
2 Saya akan memonitor tanda infeksi nosokomial sebagai salah satu bentuk mendukung penerapan program Patient Safe
3 Saya akan mendukung penerapan program patien safety agar masyarakat lebih percaya dengan Rumah sakit tempat saya bekerja
4 Saya termotivasi menerapkan program patien safety karena ada komplain dari pelanggan.
5 Saya akan mendukung penerapan program patien safety karena akan meningkatkan kesejahteraan saya.
6 Saya terdorong mendukung penerapan program patien safety karena patien safety mengubah status saya sebagai perawat yang lebih baik
7 Menurut saya patien safety penting dalam meningkatkan pendapatan RS dan kedejahteraan karyawan RS
8 Saya mempercayakan keluarga pasien untuk mengawasi kelancaran tetesan infus.
9 Supaya hemat saya menggunakan satu jarum suntik untuk beberapa kali injeksi.
10 Jasa pelayanan yang saya terima tidak ada hubungannya dengan patient safety.
Master Tabel
Nama umur JK Pndkan A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 KTGOR A B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 KTGRI B
HB 22 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 21 4 4 5 3 0 5 4 5 1. 2 37
A 27 2 3 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 18 4 4 5 3 5 4 4 5 1 3 38
n 26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 22 4 4 5 3 5 4 4 5 1 3 38
h 27 2 2 0 1 1 2 2 2 2 2 2 2 18 5 5 5 3 3 3 3 2 1 2 32
i 29 2 2 0 0 1 2 2 2 2 2 2 2 17 3 3 3 3 2 3 4 2 1 4 28
s 24 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 19 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 48
w 29 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 5 5 5 3 3 3 3 2 1 2 32
r 26 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 18 3 3 3 3 2 3 4 2 1 4 28
a 25 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 5 5 5 4 3 4 5 5 3 1 40
f 24 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 21 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 46
r 29 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 44
h 34 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 47
d 23 2 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 21 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 43
c 26 2 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 21 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 48
b 28 2 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 20 2 3 5 1 4 3 5 5 3 5 36
h 26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 21 5 4 4 5 5 4 3 3 5 5 43
i 28 2 3 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 19 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 41
h 25 2 3 2 0 2 2 2 2 2 0 2 0 16 5 5 4 4 4 3 2 4 3 2 36
s 28 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 5 5 3 5 5 3 5 2 2 5 40
j 26 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 20 5 5 3 3 5 5 5 4 5 5 45
h 24 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 5 4 3 1 5 5 5 5 5 5 43
L 23 1 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 5 4 5 5 5 3 3 5 5 4 44
S 28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 5 5 4 5 3 5 4 5 4 5 45
H 27 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 20 2 3 5 1 4 3 5 5 3 5 36
M 28 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 21 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 48
S 30 2 3 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
N 24 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 22 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 48
H 23 2 2 0 0 2 0 2 2 2 2 2 2 17 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5 46
R 22 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 22 5 5 5 5 3 3 4 3 3 5 41.
N 31 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 21 5 5 5 2 2 4 2 2 5 5 37.
A 30 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 21 5 5 5 5 4 4 5 3 2 2 40
HA 38 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 21 5 4 4 2 3 2 3 1 1 5 30
S 25 2 3 2 1 0 2 0 1 2 2 2 1 15 5 5 5 5 4 4 5 3 2 2 40
H 37 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 20 4 5 5 2 2 2 1 1 1 4 27
HB 38 2 1 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 20 4 5 5 2 2 2 1 1 1 4 27
R 28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 21 4 4 5 5 4 4 3 4 3 5 41
S 28 2 3 2 1 0 2 0 1 2 2 2 1 15 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 39
Y 28 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 43
ICE 39 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 39
PW 27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 5 5 5 1 3 4 3 4 1 2 33
T 30 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 4 4 5 4 5 4 4 3 3 5 41
R 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 40
Nn Aa 23 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 21 4 4 5 5 4 5 4 3 2 4 40
Mia 31 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 21 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 39
nc 26 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 21 4 4 4 2 2 4 5 2 2 3 32
Nn 24 2 3 2 2 2 2 2 0 0 2 2 1 17. 4 5 5 4 3 4 4 4 1 4 38
Ny s 28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 4 4 4 2 2 4 5 2 2 4 33
S 35 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 4 4 4 2 2 4 5 2 2 4 33
U 28 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 5 5 4 4 5 5 5 4 1 4 42
E 30 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 21 4 4 2 2 4 5 2 2 4 5 34
NA 21 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 4 3 4 2 2 4 4 5 1 1 30
NY O 29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 4 3 4 2 2 4 4 5 2 2 32
NN 29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 4 5 4 4 4 5 5 5 2 4 42
W 22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 4 5 3 2 5 5 2 5 1 5 37
I 28 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 21 5 5 5 2 5 5 4 2 2 4 39
S 23 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 21 4 3 4 2 5 4 2 1 1 4 30
N 23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 22 4 5 5 2 5 5 5 5 5 2 43
R 22 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 21 5 5 5 5 2 5 2 4 2 3 38
L 28 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 5 5 5 5 4 2 4 5 3 5 43
N 28 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 5 5 5 5 2 5 2 4 1 2 36
A 25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 5 2 4 5 3 4 3 4 2 5 37
N 27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 5 5 3 5 5 5 4 5 5 2 44
K 26 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 21 5 5 4 5 3 1 3 2 4 4 36
NY.S 30 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 3 5 5 4 3 3 4 5 5 1 38
NY.I 26 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 19 3 4 5 5 4 3 3 2 5 4 38
V 24 2 2 2 2 0 2 2 2 2 1 1 2 18 3 1 2 3 2 3 4 4 5 4 31
H 23 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 21 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 33
A 25 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 20 4 5 5 5 5 2 2 4 3 3 38
F 25 2 2 2 0 1 2 2 2 2 1 2 1 18 5 4 5 5 5 3 3 4 2 5 41
M 27 2 3 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 20 5 3 4 5 5 5 3 4 4 3 41
B 25 2 3 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 19 2 3 4 4 5 5 5 4 5 2 39. Keterangan :
a. JK = Jenis Kelamin b. A =Pengetahuan c. A1-A10 = Pertanyaan 1-10 d. B= Motivasi e. B1-B10= Pertnyaan 1-10 f. Kategori A = Kategori pengetahuan perawat di instalasi rawat inap g. Kategori B = kategori Motivasi perawat di instalasi rawat inap
MASTER TABEL (RUANG INTERNAL)
Keterangan tabel di atas a. A= PENGETAHUAN
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 P.ITRNA M.ITERNA
0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 4 5 5 5 3 3 5 5 4 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 5 3 5 4 5 4 5 3 3
2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 5 1 4 3 5 5 3 5 3 3
2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 3
2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3
2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3 3
0 0 2 0 2 2 2 2 2 2 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5 3 3
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 3 3 4 3 3 5 3 3
2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 5 5 5 2 2 4 2 2 5 5 3 3
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 4 4 5 3 2 2 3 3
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 5 4 4 2 3 2 3 1 1 5 3 2
2 1 0 2 0 1 2 2 2 1 5 5 5 5 4 4 5 3 2 2 2 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 4 5 5 2 2 2 1 1 1 4 3 2
2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 4 5 5 2 2 2 1 1 1 4 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 4 4 5 5 4 4 3 4 3 5 3 3
2 1 0 2 0 1 2 2 2 1 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 2 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 1 3 4 3 4 1 2 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 4 5 4 4 3 3 5 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 4 4 5 5 4 5 4 3 2 4 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 3 3
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 5 2 2 3 3 2
2 2 2 2 2 0 0 2 2 1 4 5 5 4 3 4 4 4 1 4 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 5 2 2 4 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 5 2 2 4 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 4 5 5 5 4 1 4 3 3
2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 5 2 2 4 5 3 2
A1-A10 =Pertanyaan 1-10 b. B=MOTIVASI
B1-B10 = Pertanyaan 1-10 c. P.INTERNA = Kategori pengetahuan perawat di ruang interna d. M.INTERNA = kategori motivasi di ruang interna
MASTER TABEL RUANG BEDAH
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A1 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 A.BEDAH P2 BDH B.MTV
MTVSI BEDAH
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 2 2 4 4 5 1 1 20 3 30 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 2 2 4 4 5 2 2 20 3 32 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 5 4 4 4 5 5 5 2 4 20 3 42 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 5 3 2 5 5 2 5 1 5 20 3 37 3
2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 2 5 5 4 2 2 4 19 3 39 3
2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 2 5 4 2 1 1 4 19 3 30 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 5 5 2 5 5 5 5 5 2 19 3 43 3
2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 2 5 2 4 2 3 19 3 38 3
0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 4 2 4 5 3 5 18 3 43 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 2 5 2 4 1 2 20 3 36 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 2 4 5 3 4 3 4 2 5 20 3 37 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 3 5 5 5 4 5 5 2 20 3 44 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 5 5 4 5 3 1 3 2 4 4 19 3 36 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 5 5 4 3 3 4 5 5 1 20 3 38 3
2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 3 4 5 5 4 3 3 2 5 4 17 3 38 3
2 2 0 2 2 2 2 1 1 2 3 1 2 3 2 3 4 4 5 4 16 3 31 2
2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 19. 3 33 2
2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 4 5 5 5 5 2 2 4 3 3 18 3 38 3
2. 0 1 2 2 2 2 1 2 1 5 4 5 5 5 3 3 4 2 5 15 3 41 3
2 1 0. 2 2 2 2 2 2 2 5 3 4 5 5 5 3 4 4 3 17 3 41 3
2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 5 5 5 4 5 2 17 3 39 3
MASTER TABEL RUANG PERAWATAN ANAK
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 A.ANAK ANAK B.ANAK ANAK
2 2 2 2 2 2 2 1 2 4 4 5 3 5 4 4 5 1 2 19 3 37 2
0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 3 5 4 4 5 1 3 16 3 38 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 3 5 4 4 5 1 3 20 3 38 2
0 1 1 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 3 3 3 3 2. 1 2 16. 3 32 1
0 0 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 1 4 15 3 28 1
0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 16 3 48 1
0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 5 5 5 3 3 3 3 2 1 2 17 3 32 1
2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 1 4 16 3 28 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 4 3 4 5 5 3 1 20 3 40 2
2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 18 3 46 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 20 3 44 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 20 3 47 2
2 2 0 2 2 2 2 2. 2 2 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 18 3 43 2
2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 18 3 48 2
2. 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 3 5 1 4 3 5 5 3 5 18 3 36. 2
2 2 2. 2 2 2 2 2 2 0 5 4 4 5 5 4 3 3 5 5 18 3 43 2
2. 0 2 2 2 2 2 0 2 2 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 16 3 41 1
2 0 2 2 2 2 2 0 2 0 5 5 4. 4 4 3 2 4 3 2 14 3 36 1
0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 3 5 5 3 5 2 2 5 18 3 40 2
2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 5 5 3 3 5 5 5 4 5 5 17. 3. 45 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 4 3 1 5 5 5 5 5 5 20 3 43 2.
HASIL ANALISIS DATA Frequensi Data
katagori umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
<25 26 36.6 36.6 36.6
26-30 37 52.1 52.1 88.7
31-35 4 5.6 5.6 94.4
>36 4 5.6 5.6 100.0
Total 71 100.0 100.0
pendidikan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SPK 14 19.7 19.7 19.7
D3 keperawatan 30 42.3 42.3 62.0
S1 keperawatan 27 38.0 38.0 100.0
Total 71 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 3 4.2 4.2 4.2
perempuan 68 95.8 95.8 100.0
Total 71 100.0 100.0
Program A1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tahu 9 12.7 12.7 12.7
benar 62 87.3 87.3 100.0
Total 71 100.0 100.0
Cara A2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tahu 8 11.3 11.3 11.3
kurang benar 12 16.9 16.9 28.2
Benar 51 71.8 71.8 100.0
Jenis kelamin
Laporan A3
Frequency Percent Valid Percent
Cumula
tive
Percent
Valid tidak tahu 9 12.7 12.7 12.7
kurang benar 9 12.7 12.7 25.4
benar 53 74.6 74.6 100.0
Total 71 100.0 100.0
Alkohol A5
Total 71 100.0 100.0
Wajib A4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tahu 1 1.4 1.4 1.4
kurang benar 5 7.0 7.0 8.5
Benar 65 91.5 91.5 100.0
Total 71 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulati
ve
Percent
Valid tidak tahu 3 4.2 4.2 4.2
kurang benar 1 1.4 1.4 5.6
benar 67 94.4 94.4 100.0
Total 71 100.0 100.0
Obat A7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak tahu 1 1.4 1.4 1.4
kurang benar 1 1.4 1.4 2.8
benar 69 97.2 97.2 100.0
Total 71 100.0 100.0
Resiko A6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tahu 1 1.4 1.4 1.4
kurang benar 5 7.0 7.0 8.5
benar 65 91.5 91.5 100.0
Total 71 100.0 100.0
Infus A8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tahu 2 2.8 2.8 2.8
kurang benar 2 2.8 2.8 5.6
benar 67 94.4 94.4 100.0
Total 71 100.0 100.0
Jatuh A9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang benar 9 12.7 12.7 12.7
benar 62 87.3 87.3 100.0
Total 71 100.0 100.0
Plebitus A10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tahu 4 5.6 5.6 5.6
kurang benar 6 8.5 8.5 14.1
benar 61 85.9 85.9 100.0
Total 71 100.0 100.0
Kategori pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid cukup 2 2.8 2.8 2.8
baik 69 97.2 97.2 100.0
Total 71 100.0 100.0
Menerapkan B1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 3 4.2 4.2 4.2
ragu-ragu 6 8.5 8.5 12.7
setuju 25 35.2 35.2 47.9
sangat setuju 37 52.1 52.1 100.0
Total 71 100.0 100.0
Infeksi B2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4
tidak setuju 1 1.4 1.4 2.8
ragu-ragu 11 15.5 15.5 18.3
setuju 22 31.0 31.0 49.3
sangat setuju 36 50.7 50.7 100.0
Total 71 100.0 100.0
Mendukung B3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 2 2.8 2.8 2.8
ragu-ragu 9 12.7 12.7 15.5
setuju 23 32.4 32.4 47.9
sangat setuju 37 52.1 52.1 100.0
Total 71 100.0 100.0
Pelanggan B4
Kesejahteraan B6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tdk setuju 1 1.4 1.4 1.4
tidak setuju 5 7.0 7.0 8.5
ragu-ragu 14 19.7 19.7 28.2
setuju 29 40.8 40.8 69.0
sangat setuju 22 31.0 31.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tidak setuju 4 5.6 5.6 5.6
tidak setuju 14 19.7 19.7 25.4
ragu-ragu 10 14.1 14.1 39.4
setuju 14 19.7 19.7 59.2
sangat setuju 29 40.8 40.8 100.0
Total 71 100.0 100.0
Penerapan B5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 13 18.3 18.3 18.3
ragu-ragu 11 15.5 15.5 33.8
setuju 17 23.9 23.9 57.7
sangat setuju 30 42.3 42.3 100.0
Total 71 100.0 100.0
Kesejahteraan B6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tdk setuju 1 1.4 1.4 1.4
tidak setuju 5 7.0 7.0 8.5
ragu-ragu 14 19.7 19.7 28.2
setuju 29 40.8 40.8 69.0
sangat setuju 22 31.0 31.0 100.0
Total 71 100.0 100.0
Terdorong B7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tdk setuju 2 2.8 2.8 2.8
tdk setuju 9 12.7 12.7 15.5
ragu-ragu 12 16.9 16.9 32.4
setuju 24 33.8 33.8 66.2
sangat setuju 24 33.8 33.8 100.0
Total 71 100.0 100.0
Keluarga B8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tdk setuju 4 5.6 5.6 5.6
tdk setuju 17 23.9 23.9 29.6
ragu-ragu 6 8.5 8.5 38.0
setuju 18 25.4 25.4 63.4
sangat setuju 26 36.6 36.6 100.0
Total 71 100.0 100.0
Hemat B9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tdk setuju 17 23.9 23.9 23.9
tidak setuju 17 23.9 23.9 47.9
ragu-ragu 10 14.1 14.1 62.0
setuju 7 9.9 9.9 71.8
sangat setuju 20 28.2 28.2 100.0
Total 71 100.0 100.0
Jasa B10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat tdk setuju 3 4.2 4.2 4.2
tdk setuju 13 18.3 18.3 22.5
ragu-ragu 7 9.9 9.9 32.4
setuju 18 25.4 25.4 57.7
sangat setuju 30 42.3 42.3 100.0
Total 71 100.0 100.0
ANALISIS BERDASARKA RUANGAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD
DAYA MAKASSAR
Kategori Motivasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sedang 43 60.6 60.6 60.6
tinggi 28 39.4 39.4 100.0
Total 71 100.0 100.0
Pengetahuan di ruang anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik
21 95.5 100.0 100.0
Total 21 100.0
MOTIVASIANAK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid rendah 9 40.9 42.9 42.9
sedang 12 54.5 57.1 100.0
Total 21 100.0
Peingetahuan interna
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid cukup 2 6.9 6.9 6.9
baik 27 93.1 93.1 100.0
Total 29 100.0 100.0
Motivasiinterna
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 8 27.6 27.6 27.6
tinggi 21 72.4 72.4 100.0
Total 29 100.0 100.0
Pengtahuan bedah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 21 100.0 100.0 100.0
Mtivasibedah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 5 23.8 23.8 23.8
tinggi 16 76.2 76.2 100.0
Total 21 100.0 100.0
Riwayat Hidup IDENTITAS Nama : Everista Ngalngola Tempat/Tgl Lahir : Sofyanin, 29 Juli 1990 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Katholik Alamat : Jln. Unhas sahabat 5 pondok assalam Email/no :everistangalngola@ymail.com/085396016742/085344449792
Nama Orang Tua : 1.Mikhael Ngalngola Almarum (Ayah)
2. Olimpia Seran/N (Ibu)
Riwayat Pendidikan : 1. SD Inpres Sofyanin (tamat 2002)
2. SMP Yaru Tengah Sofyanin Raya (tamat 2005)
3. SMA Katholik Budi Mulia Saumlaki (tamat 2008)
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin (diterima 2008)