Post on 16-Oct-2021
SKRIPSI
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC)DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN AFRIANA Am.KebBROMO UJUNG
TAHUN 2018
SELVI MARIANI DOLOKSARIBU P07524517090
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI - DIV KEBIDANAN TAHUN 2018
SKRIPSI
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC)DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN AFRIANA Am.KebBROMO UJUNG
TAHUN 2018
Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV
OLEH : SELVI MARIANI DOLOKSARIBU
NIM . P07524517090
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI - DIV KEBIDANAN TAHUN 2018
i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, JULI 2018 SELVI MARIANI DOLOKSARIBU FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN AFRIANA AM.KEB BROMO UJUNG TAHUN 2018
IX + 59 Halaman + 10 Tabel + 9 Lampiran
Abstrak
Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan untuk ibu selama kehamilannya dan dilaksanakan sesuai standar pelayanan yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan, yang menjadi masalah yaitu kurangnya pencapaian dari target yang ditentukan target K1 97% pencapaian 94,99% target K4 95% pencapian 86,70% dengan kebijakan program Antenatal menetapkan frekuensi kunjungan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1), serta akses dari pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standart paling sedikit 4 kali (K4) dengan distribusi sekali pada trimester I, sekali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III yang bertujuan untuk mengetahui faktor-fakor yang berhubungan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Praktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018.
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey analitik dengan rancangan Cross Sectional yang dimulai dari bulan april sampai bulan juni dilakukan terhadap 60 responden ibu hamil TM III yang diambil dengan teknik Non Probability Sampling yaitu Accidental Sampling, data dikumpul dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) yaitu tingkat pendidikan ibu (p =0,00), tingkat pekerjaan p =0,02), tingkat pengetahuan (p =0,001), sikap (p =0,001) dan yang tidak berhubungan dengan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) yaitu umur ibu hamil (p =0,52) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018.
Perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama kehamilannya berupa konseling dan penyuluhan arti pentingnya pemeriksaan kehamilan semasa hamil.
Kata kunci : Kunjungan Antenatal Care (ANC) Daftar pustaka : 26 buku dan 13 jurnal (2010-2017)
ii
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERY THESIS, JULY 2018 SELVI MARIANI DOLOKSARIBU FACTORS RELATED TO ANTENATAL CARE VISIT (ANC) IN AFRIANA AM.KEB INDEPENDENT MIDWIFE CLINIC BROMO UJUNG 2018 IX + 59 Pages + 10 Tables + 9 Attachments
Abstract
Antenatal Care (ANC) is a health service provided by health workers to the mother during the pregnancy period and carried out according to the midwifery service standards that have been set. Some of the problems in the implementation of ANC are: achievement of less target, K1 target is 97% achieved 94.99%, K4 target is 95% achieved 86.70%, Antenatal program policy on frequency of antenatal care visits, and the access to maternal health services according standard at least 4 times (K4) with a distribution once in the first trimester, once in the second trimester, and twice in the third trimester. This study aims to determine the factors associated with Antenatal Care (ANC) visits in AfrianaAm.keb Independent Midwife Clinic Bromo Ujung 2018.
This research was an analytic survey study with Cross Sectional design, started from April to June which was conducted on 60 TM III pregnant women obtained through Non Probability Sampling technique, Accidental Sampling tehnique. The data were collected through questionnaires and analyzed with chi square test.
Through the research, it was found that the factors related to Antenatal Care (ANC) visit were as follows: maternal education level (p = 0,00), employment level (p = 0,02), level of knowledge (p = 0,001), attitude (p = 0,001) and not related to the Antenatal Care visit (ANC) was the age of pregnant women (p=0.52) at Afriana Am.keb Independent Midwife Clinic Bromo Ujung 2018.
The quality and quantity of health services provided by health workers to mothers during pregnancy need to be improved, in the form of counseling and counseling about the importance of pregnancy examinations during pregnancy. Keywords : Antenatal Care Visit (ANC) Reference : 26 books and 13 journals (2010-2017)
iii
Kata Pengantar
Puji syukur Kehadirat Tuhan YME, atas semua berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Praktek Mandiri Bidan Afriana Am.KebBromo Ujung Tahun 2018”, sebagai salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana Sains Terapan Kebidanan pada
Program Studi D-IV Alih Jenjang Kebidanan Medan Poltekkes Kemenkes RI
Medan. Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada : 1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan
yang memberi kesempatan menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan yang telah memberi kesempatan menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini.
3. Melva Simatupang, SST, M.Kes, selaku ketua Program Studi D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes RI Medan Priode Tahun 2013-2018, yang telah
memberi kesempatan menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dan sebagai
dosen Ketua Penguji yang telah memberikan masukan dan saran sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku ketua Program Studi D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes RI Medan Priode Tahun 2018-2023, yang telah
memberi kesempatan menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
5. Arihta Sembiring, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bebaskita Br Ginting, SSiT, MPH, selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Hj Idau Ginting, SST, M.Kes selaku dosen Pembimbing Akademik (PA) yang
telah memberikan semangat dan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
iv
8. Afriana Am.Keb, selaku ibu klinik PMB Afriana Am.Keb Bromo Ujung telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian pada ibu
hamil Trimester ketiga di Bromo Ujung.
9. Terimakasih dan syukur yang teristimewa buat Bapaku yang kekal dan
Sahabat sejati penulis Tuhan Yesus Kristus untuk segala berkat dan
pertolongan-Nya.
10. Teristimewa kepada orang tua penulis yang sangat luar biasa yaitu Ayah
tersayang Mangasa Doloksaribu dan Ibunda tercinta Lamria Sihombing
serta abang tersayang dan terganteng yaitu Rico Ricardo Doloksaribu,
Rivando Kristanto Doloksaribu dan kakak tersayang dan tercantik Septriani
Rosalina Doloksaribu serta sipudan kami yang paling bawel Poppy Agustina
Doloksaribu yang selalu memberikan semangat, doa dan dukungan baik
materi maupun moral sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.
11. Buat sahabat penulis,Sendy Novitasari Sitorus, Eunike Tambunan, LIMBAT
(Lima Batak) terimakasih atas doa, dukungan, canda tawa dan kebersamaan
yang telah terjalin selama ini.
12. Ibu dan keluarga responden atas kerjasamanya yang baik , dan rekan
seangkatan dan pihak terkait yang membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan pahala atas segala amal
yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang
memanfaatkan.
.
Medan, Juli 2018
Selvi Mariani Doloksaribu
v
DAFTAR ISI
Halaman Abstrak .......................................................................................................... i Kata Pengantar ............................................................................................ iii Daftar Isi ....................................................................................................... v Daftar Tabel.................................................................................................. vii Daftar Bagan ................................................................................................ viii Daftar Lampiran .......................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
C.1 Tujuan Umum ..................................................................... 4 C.2 Tujuan Khusus.................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4 D.1 Bagi Penulis ........................................................................ 5 D.2 Bagi Klinik Bersalin ............................................................. 5 D.3 Bagi Institusi ....................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian.......................................................................... 6 F. Perbedaan Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu ..................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Kehamilan Antenatal Care ................................................ 8 A.1 Pengertian Kehamilan ........................................................ 8 A.2.Tujuan Asuhan Kehamilan ................................................. 9 A.3 Tujuan Utama ANC ............................................................ 10 A.4 Pelayanan Asuhan Standar Antenatal ............................... 10 A.5 Kebijakan Program Pelayanan Antenatal Care ................. 12 A.6 Lokasi Pelayanan Antenatal Care ...................................... 14
B. Kunjungan Antenatal Care .............................................................. 15 B.1 Pengertian Kunjungan Antenatal Care (ANC) ................... 15 B.2 Asuhan Kehamilan Antenatal Kunjungan Awal ................. 16 B.3 Asuhan Kehamilan Antenatal Kunjungan Ulang ................ 17 B.4 Cakupan Pelayanan Antenatal ........................................... 19 B.5 Pelayanan Antenatal Lengkap ........................................... 19
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kujungan Antenatal Care Pada Ibu Hamil .......................................................................................... 19
C.1 Umur ................................................................................... 20 C.2 Pendidikan ......................................................................... 22 C.3 Pekerjaan ........................................................................... 24 C.4 Pengetahuan ..................................................................... 25 C.5 Sikap ................................................................................... 28
D. Kerangka Teori ................................................................................. 33 E. Kerangka Konsep ............................................................................. 34 F. Defenisi Operasional ........................................................................ 34
G. Hipotesis ........................................................................................... 36
vi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian .......................................... 37 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 37
B.1 Lokasi Penelitian ................................................................ 37 B.2 Waktu Penelitian ................................................................. 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 37 C.1 Populasi .............................................................................. 37 C.2 Sampel ................................................................................ 38 C.3 Kriteria Sampel ................................................................... 38
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................ 39 E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian .................................... 39 F. Prosedur Pengolahan Data ............................................................ 40 G. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen .......................................... 41 H. Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 42
H.1 Pengolahan ........................................................................ 42 H.2 Analisis Data ....................................................................... 42
I. Etika Penelitian ............................................................................... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................... 44
A.1 Analisis Univariat ................................................................ 44 A.2 Analisi Bivariat .................................................................... 45
B. Pembahasan ..................................................................................... 48 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ......................................................................................... 58 B. Saran ............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 59 LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman Tabel 2.1 Pemberian Imunisasi TT Pada Ibu Hamil YangSudah
Pernah Diimunisasi 11
Tabel 2.2 Pemberian Imunisasi TT Untuk Ibu Hamil Yang Belum Pernah Diimunisasi
11
Tabel 2.3 Defenisi Operasional 34 Tabel 3.1 Waktu Penelitian 37 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Berdasarkan
Umur, Pendidikan,Pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018
44
Tabel 4.2 Analisis Bivariat Hubungan Umur dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018
45
Tabel 4.3 Analisis Bivariat Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018
46
Tabel 4.4 Analisis Bivariat Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018
46
Tabel 4.5 Analisis Bivariat Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018
47
Tabel 4.6 Analisis Bivariat Hubungan Sikap dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018
48
viii
DAFTAR BAGAN Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 33
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ........................................................................ 34
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Izin Melakukan Survey Awal
Permohonan Persetujuan Menjadi Responden
Kuisioner Penelitian
Lembar Kuesioner Penelitian
Kartu Bimbingan
Surat Ijin Meneliti
Surat Balasan Klinik Ijin Meneliti
Surat Balasan Klinik Selesai Melakukan Penelitian
Master Tabel
Hasil Olahan Data
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ANC (Antenatal Care) merupakan program terencana berupa observasi,
edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, dengan tujuan: menjaga agar
ibu sehat selama kehamilan; persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi
yang dilahirkan sehat; proses kehamilan dan persalinan yang aman dan
memuaskan; memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan;
merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi;
dan menurunkan morbilitas dan mortalitas ibu dan janin perinatal (Fitrayeni dkk,
2015).
Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan untuk ibu selama kehamilannya dan dilaksanakan sesuai
standar pelayanan yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan ( Vinny
dkk, 2016).
Pemanfaatan pelayanaan antenatal care oleh sejumlah ibu hamil di
Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.Hal ini
cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan
pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk
deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting untuk segera
ditangani.Akan tetapi, komplikasi kehamilan dan persalinan dapat dicegah
dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) secara teratur (Riskesdas,
2013).
Salah satu indikator untuk menilai mutu pelayanan Antenatal adalah
dapat dikaji dari tingkat kualitas pelayanan antenatal dengan kepatuhan bidan
dalam menerapkan standart pelayanan antenatal /kehamilan yang dilakukan
dalam pelayanan. Kebijakan program Antenatal menetapkan frekuensi
kunjungan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan
baru ibu hamil (K1), serta akses dari pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai
standart paling sedikit 4 kali (K4) dengan distribusi sekali pada trimester I, sekali
pada trimester II, dan dua kali pada trimester III (Elisabeth, 2013).
2
Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan
kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan
pelayanan antenatal. Angka cakupan kunjungan ulang pemeriksaan ibu hamil
(K4) adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan pelayanan antenatal sesuai
standar paling sedikit 4 kali dengan distribusi pemberian pelayanan minimal 1 kali
pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga
umur kehamilan. Indikator K4 adalah indikator yang digunakan untuk menilai
kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil (ANC yang merujuk pada periode
trimester saat melakukan pemeriksaan kehamilan (Kemenkes, 2013).
Secara nasional target pelayanan kunjungan Antenatal sudah sesuai
dengan target pelayanan kunjungan Antenatal Care sesuai Standard Pelayanan
Minimal (SPM) yaitu 95% pada tahun 2015. Yang menjadi masalah yaitu
kurangnya pencapaian dari target yang ditentukan. Kunjungan pertama (K1)
diindonesia tahun 2014 yaitu target K1 sebesar 97% tetapi pencapaiannya
94,99% dan cakupan pelayanan Antenatal empat kali kunjungan (K4) dengan
target K4 sebesar 95%, tetapi pencapaiannya sebesar 86,70%, sedangkan
cakupan pelayanan kunjungan antenatal pertama di Sumatera Utara 2014 yaitu
target 97% tetapi pencapaiannya 92,6%, taget K4 di Sumatera Utara sebesar
95% tetapi pencapaiannya 86,32%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Kota Medan tahun 2013, cakupan K1 di Kota Medan sebesar 88,55% dan
cakupan K4 sebesar 83,20% Cakupan K1 di Kecamatan Medan Denai sebesar
78,99% dan cakupan K4 sebesar 77 ,70% (Kemenkes, 2015).
Keberlangsungan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan dapat
dilihat dari kunjungan pertama (K1) hingga kunjungan K4 dengan waktu
kunjungan sesuai dengan trimester kehamilan. Cakupan K1 ideal secara
nasional adalah 81,6% dan cakupan K4 secara nasional adalah 70,4%.
Berdasarkan data tersebut, ditemukan selisih dari cakupan K1 ideal dan K4
secara nasional yang memperlihatkan bahwa terdapat 12% dari ibu yang
menerima K1 ideal tidak melanjutkan ANC sesuai standar minimal (K4).
Rendahnya K1 menunjukkan bahwa jangkauan pelayanan antenatal serta
kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat mash perlu ditingkatkan
dan rendahnya K4 menunjukkan rendahnya kesempatan untuk menjaring dan
menangani resiko tinggi obstetril (Dhita, 2017).
3
Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) dipengaruhi oleh banyak faktor.Selain
kinerja tenaga kesehatan dalam hal ini adalah pelayanan sesuai standart, juga
banyak dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, pengetahuan dan sikap, paritas, umur, serta geografis (Depkes RI,
2001).
Ada banyak faktor-faktor yang menjadi penyebab keadaan tersebut,
menurut teori Green dalam Notoatmodjo (2016) terdapat faktor predisposisi
(Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan dan Sikap ibu hamil), faktor
pemungkin (Sarana dan Prasarana, Transport, Penghasilan keluarga, jarak dan
fasilitas kesehatan) dan faktor penguat (Sikap dan perilaku petugas kesehatan,
tokoh agama dan tokoh masyarakat) yang dapat mempengaruhi perilaku
seseorang termasuk mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam melakukan
kunjungan ANC (Notoatmodjo, 2016).
Hasil survey data awal yang dilakukan peneliti di Praktek Mandiri Bidan
Afriana Am,Keb Bromo Ujung diperoleh informasi dari 7 orang ibu hamil TM III, 2
orang diantaranya rutin memeriksakan kehamilannya setiap trimester 1 sampai
trimester 3 kepelayanan kesehatan. Sedangkan 5 orang ibu hamil yang lainnya
mengatakan bahwa dia tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh petugas kesehatan karena tidak ada
keluhan, merasa dirinya sehat karena pada kehamilan yang lalupun tidak
melakukan kunjungan kehamilan tetapi tidak mengalami komplikasi baik dalam
kehamilan, persalinan maupun nifas, mereka akan melakukan kunjungan
kehamilan apabila ada keluhan dan tidak mengetahui standart kunjungan
pelayanan antenatal care.
Hasil penelitian Jane M dkk, 2014, yang dilakukan dipuskesmas motoling
kabupaten Minahasa Selatan bahwa ada hubungan pemanfaatan pelayanan K1
dan K4 (pendidikan, pekerjaan) yang kuat dengan kunjungan Antenatal Care
dan tidak terdapat hubungan umur ibu hamil dengan pemanfaatan pelayanan K1
dan K4.
Penelitian Dwi Feni, 2017, faktor kelengkapan kunjungan Antenatal Care
(ANC) menunjukkan ada hubungan pengetahuan, sikap ibu hamil, sosial
ekonomi, jarak dan dukungan suami dengan kunjungan ANC tetapi tidak terdapat
hubungan paritas dengan kunjungan ANC.
4
Tetapi pada Penelitian Linda, 2017, faktor-faktor yang berhubungan
dengan kunjungan K4 pada ibu hamil di Puskesmas Danurejan I Kota
Yogyakarta menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur dengan
kunjungan K4, namun tidak ada hubungan antara pendidikan dengan
kunjungan K4.
Berdasarkan hal diatas maka penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang “
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di
Praktek Mandiri Bidan (PMB) Afriana Am.Keb Bromo Ujung Tahun 2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui
“Adakah Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal
Care (ANC) pada ibu hamil TM III di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Afriana
Am.Keb Bromo Ujung 2018?
C. Tujuan Penelitian C.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kunjungan ANC pada ibu hamil di Praktek Mandiri Bidan Afriana Am.Keb
Bromo Ujung tahun 2018.
C.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi faktor-faktor(Umur,Pendidikan,
Pekerjaan, Pengetahuan dan Sikap) ibu hamil yang melakukan
kunjungan ANC di Praktek Mandiri Bidan Afriana Am.Keb Bromo
Ujung.
2. Untuk menganalisis faktor-faktor(Umur,Pendidikan, Pekerjaan,
Pengetahuan dan Sikap) ibu hamil dengan kunjungan ANC di
Praktek Mandiri Bidan Afriana Am.Keb Bromo Ujung.
D. Manfaat Penelitian D.1 Manfaat Teoritis
Sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran
terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pelayanan antenatal.
5
D.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti
bahwa ibuhamil perlu atau harus di lakukan pengawasan untuk
menghindaribahaya yang terjadi pada masa kehamilan, persalinan
dan nifassehingga penulis dapat mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan ibu hamil yaitu : umur, pendidikan, pekerjaan,
pengetahuan dan sikap dalam melaksanakan ANC.
2. Bagi Klinik Bersalin Dapat menjadi bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar
dapat memberikaninformasiSebagai masukan dalam rangka
memberikan KIE pada pelayananantenatal careterutama diwilayah
BPS
3. Bagi Institusi
Dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan dokumentasi
perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
6
E. Keaslian Penelitian
No Judul Penelitian
Nama Tahun & Tempat
Penelitian
Rancangan Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1 Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil Dengan Pemanfaatan Pelayanan K1 Dan K4 Di Puskesmas Motoling Kabupaten Minahasa Selatan
Jane M, dkk, 2014 puskesmas Motoling Kabupaten Minahasa Selatan
Observasional analitik
dengan pendekatan
cross sectional
Variabel Bebas : Umur, Pendidikan, dan pekerjaan Variabel Terikat: karakteristik dan pemanfaatan pelayanan K1 dan K4
Variable yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan K1 dan K4 pendidikan (p = 0,000; OR = 0,038), pekerjaan (p = 0,003; OR = 9,750)., dan tidak terdapat hubungan umur dengan pemanfaatan pelayanan K1 dan K4 (p = 0,840)
2 Faktor kelengkapan kunjunganantenatal care di Puskesmas Sei Kepayang Kabupaten Asahan tahun 2017
Dwi Feni2017 Puskesmas Sei Kepayang Kabupaten Asahan
Analitik Observasional dengan desain, chi squaresecara simple random sampling dengan proporsi.
Variabel Bebas : paritas ibu hamil, tingkat pengetahuan, sikap, sosial ekonomi, jarak, dukungan suami Variabel Terikat: Kelengkapan Kunjungan antenatal care
Variabel yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care adalah pengetahuan ibu hamil (p=<0,001), Sikap ibu hamil (p=0,003), Sosial ekonomi (p=0,037), Jarak (p=<0,001), dukungan suami (p=<0,001), dan tidak terdapat hubungan paritas (p=0,497).
7
A. Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu
Pembeda Jane M , dkk Dwi Feni Selvi Mariani
Judul
Penelitian
Hubungan Antara
Karakteristik Ibu Hamil
Dengan Pemanfaatan
Pelayanan K1 Dan K4
Di Puskesmas Motoling
Kabupaten Minahasa
Selatan Tahun 2014
Faktor kelengkapan
kunjunganantenatal
care di Puskesmas Sei
Kepayang Kabupaten
Asahan Tahun 2017
Faktor-Faktor yang
berhubungan
dengan kunjungan
ANC di PMB Afriana
Am.Keb bromo
ujung tahun 2018
Variabel
Penelitian
Variabel Bebas:
Umur, Pendidikan, dan
pekerjaan
Variabel Terikat: karakteristik dan
pemanfaatan
pelayanan K1 dan K4
Variabel Bebas:
paritas ibu hamil,
tingkat pengetahuan,
sikap, sosial ekonomi,
jarak, dukungan suami
Variabel Terikat:
Kelengkapan
Kunjungan antenatal
care
Variabel Bebas:
Umur, pendidikan,
pekerjaan,
pengetahuan dan
sikap
Variabel Terikat:
Kunjungan
antenatal care
(ANC)
Tempat
Penelitian
Puskesmas Motoling
Kabupaten Minahasa
Selatan
Pusesmas Sei
Kepayang Kabupaten
Asahan
PMB Afriana
Am.Keb Bromo
Ujung Medan
Desain
Penelitian
observasional analitik
dengan pendekatan
cross sectional dengan
metode
total sampling
Analitik Observasional
dengan desain,
chi squaresecara
simple random
sampling dengan
proporsi.
survey analitik
dengan pendekatan
cross
sectionaldengan
metode non
probability sampling
yaitu accidental
sampling
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Kehamilan (Antenatal Care) A.1 Pengertian Asuhan Kehamilan
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2014).
Asuhan kehamilan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab bidan dalam memberian pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa
kehamilan. Asuhan antenatal sangat penting dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya oleh bidan untuk menjamin agar proses fisiologis selama kehamilan
dapat berjalan secara normal karena kehamilan yang sebelumnya fisiologis
sewaktu-waktu dapat berubah menjadi masalah atau komplikasi (Ayu
Mandriwati dkk, 2017)
Pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang
diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan ( Ai
Yeyeh, 2013).
Asuhan antenatal memiliki enam fungsi yaitu:
1) Penatalaksanaan masalah simptomatik maternal
2) Penatalaksanaan masalah simptomatik janin
3) Skrining dan pencegahan masalah janin
4) Skrining dan pencegahan masalah maternal
5) Persiapan pasangan untuk melahirkan
6) Pesiapan pasangan untuk merawat anak
Dua fungsi yang pertama, sama seperti yang dilakukan diklinik rawat
jalan(terapi gejala), dua fungsi yang kedua berkaitan dengan berbagai
skrining, fungsi yang ketiga merupakan bagian dari penyuluhan
kesehatan (Margery. 2013).
Disebagian besar negara inggris, bidan mengendalikan kliniknya
sendiri dengan mengunjungi ibu hamil dirumah. Pada awalnya, mungkin
ibu yang beresiko rendah tidak perlu kunjungan rutin ke spesialis obstetric
9
karena bagi mereka kurang atau tidak berguna, tetapi setelah tahu
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil dan bayinya akibat tidak
dilakukannya pemeriksaan kehamilan kepetugas kesehatan akan
berdampak buruk bagi dirinya dan si calon bayi. Kini, banyak ibu hamil
melakukan melakukan kunjungan rutin dengan membawa catatan
kehamilannya, yang menyebabkan pemahaman yang lebih baik
mengenai apa yang terjadi. Banyak ibu hamil melakukan kunjungan
asuhan antenatal dari usia kehamilan 14 minggu dan berkunjung secara
berkala (Margery. 2013).
A.2 Tujuan Asuhan Kehamilan
Menurut Walyani, 2017 tujuan asuhan antenatal care (ANC) adalah:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan keehatan fisik, mental dan social
pada ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum kebidanan dan pembedahan
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI Eksklusif
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
A.3 Tujuan utama ANC
Tujuan utama ANC menurut Romauli, 2015, menurunkan kesakitan dan
kematian maternal dan perinatal dengan upaya bidan:
1) Memonitor kemajuan kehamilan dalam upaya memastikan kesehatan
ibu dan perkembangan bayi normal.
2) Mengenali penyimpangan dari keadaan normal dan memberikan
pelaksanaan dan pengobatan yang diperlukan.
3) Mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik emosional dan
psikologis untuk menghadapi kelahiran dan kemungkinan komplikasi.
10
Mengacu pada penjelasan diatas, bagi ibu hamil dan suami/keluarga
dapat mengubah pola berpikir yang hanya dapat kedokter jika ada
permasalahan dengan kehamilannya. Karena dengan pemeriksaan
kehamilan yang teratur, diharapkan proses persalinan dapat berjalan
dengan lancer dan selamat. Dan yang tak kalah penting adalah kondisi
bayi yang dilahirkan juga sehat begitu pula dengan ibunya.
A.4 Pelayanan Asuhan Standar Antenatal
Menurut (Midwifery Update, 2016), Dalam melakukan
pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai standar (10T) terdiri dari:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi ada nya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan kurang dari 9 kg selama kehamilan atau 1 kg
penambahan setiap bulannya, menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali
kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada bumil.
2) Pengukuran tekanan darah
Dilakukan setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi ada nya
hipertensi (tekanan darah >140/90 mmHg).
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I
untuk skrining ibu hami beresiko KEK.
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
Dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan usia kehamilan.
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
toksoid sesuai status imunisasi. Untuk mencegah terjadi nya tetanus
neonatrum. Pemberian imunisasi TT pada kontak pertama dengan ibu
hamil disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini.
11
Tabel 2.1 Pemberian Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Yang Sudah Pernah
Diimunisasi Pernah Pemberian dan Selang Waktu Minimal 1 kali TT2, 4 minggu setelah TT1 ( pada kehamilan) 2 kali TT3, 6 bulan setelah TT2 ( pada kehamilan, Jika selang waktu
minimal terpenuhi) 3 kali TT4, 1 tahun setelah TT3 4 kali TT5, 1 tahun setelah TT4 5 kali Tidak perlu lagi
Tabel 2.2
Pemberian Imunisasi TT Untuk Ibu Hamil Yang Belum Pernah Diimunisasi
Pemberian Selang Waktu Minimal TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada kehamilan) TT2 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan) TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu
minimal terpenuhi) TT4 1 tahun setelah TT3 TT5 1 tahun setelah TT4
Sumber: Kemenkes, 2013
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet
tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama
kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama. Cara pemberian tablet
FE 1x1 hari dan diminum pada malam hari sesudah makan dengan air
putih dan jus yang mengandung vitamin C untuk membantu proses
penyerapan.
7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.Pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui letak janin.
8) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah
(Hb), pemeriksaanprotein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila
belum pernah dilakukan sebelumnya).
9) Tatalaksana kasus.
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu
hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan.
12
10) Pelaksanaan temu wicara
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal
yang meliputi : Kesehatan ibum, perilaku hidup bersih dan sehat, peran
suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda
bahaya pada kehamilan, Asupan gizi seimbang, dan sebagainya seputar
kesehatan ibu hamil.
A.5 Kebijakan Program Pelayanan Antenatal Care
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe
Motherhood” yaiyu meliputi: Keluarga Berencana, Antenatal Care,
Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan Obstetri. Pendekatan
pelayanan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini sesuai
dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3
(tiga) pesan kunci yaitu:
a) Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
b) Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat.
c) Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan
dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan
penanganan komplikasi keguguran.
Kebijakan program Antenatal menetapkan frekuensi kunjungan Antenatal
sebaiknya 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai
berikut : (Elisabeth, 2013).
a. Minimal satu kali trimester pertama (K1) hingga usia 14 minggu,
tujuannya:
1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membehayakan
jiwa.
2) Mencegah masalah, misalnya : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan
tradisional yang berbahaya.
3) Membangun hubungan saling percaya.
4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi.
13
5) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olah raga, istrahat,
seks, dan sebagainya).
b. Minimal satu kali pada trimester kedua (K2), 14-28 minggu tujuanya:
1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan
jiwa.
2) Mencegah maalah, misalnya : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan
tradisional yang berbahaya.
3) Membangun hubungan saling percaya.
4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi.
5) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olah raga, istrahat,
seks, dan sebagainya).
6) Kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala
pre-eklamsia, pantau TD, evaluasi edema, peroteinuria), gamely,
infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan
7) Mengulang perencanaan persalinan.
c. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 28-36 minggu dan
setelah 36 minggu sampai lahir, tujuannya:
1) Sama seperti kunjungan II dan III
2) Mengenali adanya kelaianan letak dan presesntasi
3) Memantapkan rencana persalinan
4) Mengenali tanda-tanda persalinan.
Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan jadwal
kunjungan harus lebih ketat. Namun, bila kehamilan normal jadwal
asuhan cukup empat kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan
anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan
singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalak
K1, K2, K3 dan K4 (Prawirohardjo, 2014).
Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu
hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan
upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai
kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama
kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran
kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui pengenalan
perubahan anatomic dan fisiologik kehamilan seperti yang telah diuraikan
14
sebelumnnya. Bila diperlukan dapat dilakukan uji hormonal kehamilan
dengan menggunakan berbagai metode yang tersedia (Prawirohardjo,
2014).
A.6 Lokasi Pelayanan Antenatal Care Menurut Depkes 2014, tempat pemberian pelayanan antenatal care
dapat bersifat statis dan aktif meluputi:
a) Puskesmas /puskesmas pembantu
b) Pondok bersalin desa
c) Posyandu
d) Rumah penduduk (pada kunjungan rumah)
e) Rumah sakit pemerintah/swasta
f) Rumah sakit bersalin
g) Tempat praktek swasta (bidan dan dokter)
B. Kunjungan Antenatal Care (ANC) B.1 Pengertian Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Kunjungan Antenatal care adalah kunjungan ibu hamil kebidan
atau kedokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan
antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai
kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan
diagnosis kehamilan, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
Kunjungan antenatal care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi
perawatan atau asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan
bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi
bagi ibu dan petugas kesehatan (Arihta, 2012).
Kunjungan antenatal adalah kunjungan ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya yang terdiri dari dua kunjungan yaitu
kunjungan pertama dan kunjungan ulang. Untuk menghindari resiko
kompliskasi pada kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk 1
kali kunjungan bersama dengan suami/keluarga (Asrina dkk, 2015).
15
Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari
faktor resiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Antenatal Care untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap
kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan
memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau
memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-
kelainan yang mungkin terjadi pada kehamilan tersebut akan cepar
diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik
terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan Antenatal
Care (ANC) (Winkjosastro, 2002).
B.2 Asuhan Kehamilan Antenatal Kunjungan Awal B.2.1 Pengertian Kujungan Awal
Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu
hamil ketempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama
kehamilan hingga sebelum minggu ke-14 (Walyani, 2017). B.2.2 Tujuan Kunjungan Awal
Menurut Ai Yeyeh 2013, tujuan asuhan kehamilan pada kunjungan
awal meliputi:
1) Mengumpulkan informasi mengenai ibu hamil yang dapat membantu
bidan dalam membina hubungan yang baik dan rasa saling percaya
antara ibu dan bidan. 2) Mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi. 3) Menggunakan data untuk menghitung usia kehamilan dan tafsiran
tanggal persalinan. 4) Merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan ibu.
Tujuannya adalah memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi
ibu dan bayi, menegakkan hubungan saling percaya, mendeteksi
komplikasi-komplikasi kehamilan, mempersiapkan kelahiran,
memberikan pendidikan.
16
B.2.3 Standar Pelayanan Antenatal Kunjungan Awal
Standar pelayanan antenatal pada kunjungan pertama ibu hamil
meliputi tahap pencatatan/ data subjektif yang dikaji dari ibu meliputi:
anamnesis (identitas ibu hamil, kehamilan sekarang, riwayat kehamilan
dan persalinan yang lalu, riwayat penyakit yang dulu dan sekarang,
masalah-masalah yang timbul dalam kehamilan sekarang, riwayat sosial
ekonomi, serta penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
(Kusmiyati, 2013).
Maksud dari anamnesa adalah mendeteksi komplikasi-komplikasi
dan menyiapkan kelahiran dengan mempelajari keadaan kehamilan
sekarang dan kehamilan terdahulu, keseharan umum, kondisi sosio-
ekonomi. Pada kunjungan antenatal pertama bidan dapat menggunakan
data untuk menghitung usia kehamilan dan tanggal persalinan. Setelah
anda mengetahui umur kehamilan dengan tepat, anda dapat memberikan
konseling tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi dan dapat
mendeteksi adanya komplikasi dengan yang lebih baik (Elisabeth, 2013).
Pada tahap pemeriksaan dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik,
laboratorium, dan pemeriksaan obstetrik. Tahap pemberian terapi yaitu
pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT), pemberian obat rutin seperti tablet
Fe, kalsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus
atas indikasi dan penyuluhan/konseling (Kusmiyati, 2013).
Selama kunjungan antenatal pertama kita mulai
mengumpulkan informasi mengenai ibu untuk membantu kita dalam
membangun hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi
dan merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan. Dalam kunjungan-
kunjungan berikutnya kita mengumpulkan informasi mengenai kehamilan
untuk mendeteksi komplikasi dan melanjutkan memberikan asuhan individu
yang khusus (Elisabeth, 2013).
17
B.3 Asuhan Kehamilan Antenatal Kunjungan B.3.1 Pengertian Kunjungan Ulang
Yang dimaksud dengan kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil
dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya untuk mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai dengan standard antenatal selama 1 periode
kehamilan berlangsung ( Ai yeyeh, 2013).
Kunjungan ulang merupakan kesempatan untuk melanjutkan
pengumpulan data yang diperlukan untuk mengelola masa kehamilan dan
merencanakan kelahiran serta asuhan bayi baru lahir ( Buku Saku
Kebidanan Varney, 2010).
Setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan
antenatal pertama sampai memasuki persalinan (Kusmiyati, 2013).
B.3.2 Tujuan Kunjungan Ulang
Menurut Nurul 2012, Tujuan kunjungan ulang yaitu:
1) Mendeteksi komplikasi-komplikasi.
2) Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.
3) Pemeriksaan fisik terfokus.
B.3.3 Standar Pelayanan Antenatal Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang lebih diarahkan untuk mendeteksi komplikasi,
mempersiapkan kelahiran, mendeteksi kegawatdaruratan,atau tanda
bahaya melalui pemeriksaan fisik yang terarah atau laboratorium serta
penyuluhan bagi ibu hamil. Kegiatan yang dilakukan yaitu anamnesa
tentang keluhan utama, pemeriksaan umum, obstetrik, pengkajian data
focus (riwayat, deteksi komplikasi, keidaknyamanan, pemeriksaan fisik,
laboratorium), imunisasi TT bila perlu, pemberian obat rutin khusus dan
penyuluhan (Asrinah, 2015).
Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan antenatal akan memungkinkan
bidan dan ibu hamil menetapkan pola asuhan antenatal yang tepat.
18
B.3.4 Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai Dengan Perkembangan Kehamilan
Bersama-sama dengan ibu hamil bidan melakukan diskusi
sehubungan dengan hasil dan rencana tindakan yang sudah dilakukan,
kemudian bidan menyarankan kepada ibu untuk melakukan rencana
kunjungan, jika mengikuti standart kunjungan bahwa ibu dapat melakukan
kunjungan minimal 4 kali selama kehamilannya sehingga jika ibu datang
pada kunjungan awal ini pada trimester pertama, sehingga ibu
dijadwalkan kunjungan ulang pada umur kehamilan pada trimester kedua
satu kali dan trimester ketiga dua kali, jika ibu ingin melakukan kunjungan
ideal, maka ibu dianjurkan untuk melakukan kunjungan setiap bulan pada
umur kehamilan pada umur kehamilan trimesyer pertama, setelah umur
kehamilan 28 minggu, maka ibu datang dua minggu satu kali dan setelah
umur kehamilan diatas 36 minggu datang seminggu satu kali sampai
umur kehamilan 40 minggu. Jika ibu mendapatkan satu atau beberapa
tanda bahaya, ibu diharapkan datang berkunjung walau belum waktunya
melakukan kunjungan ( Ai Yeyeh dkk,2013)
B.4 Cakupan Pelayanan Antenatal Cakupan pelayanan antenatal adalah persentasi ibu hamil yang telah
mendapatkan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah kerja yang terdiri dari cakupan K1 dan cakupan K4.Cakupan K1
adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapatkan pelayanan
antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu ( Sylvianingsih, 2016).
B.5 Pelayanan Antenatal Lengkap
Antenatal care lengkap atau yang sering disebut dengan K4 adalah
seorang ibu hamil yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling
sedikit 4 kali selama kehamilannya dengan distribusi pemberian
pelayanan yang dianjurkan adalah 1 kali pada trimester I, satu kali pada
trimester II, dan dua kali pada trimester III ( Sylvianingsih, 2016).
19
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil
Menurut Notoatmodjo (2016) yang dikembangkan oleh Lawrence Green
Kunjungan ANC oleh ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor.Pembagian
faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam memanfaatkan
pelayanan kesehatan berdasarkan teori Lawrence Green (1980), yaitu
berasal dari faktor perilaku (behavior cause) dan faktor di luar perilaku (non-
behavior causes).
Sedangkan dalam pembagian menurut konsep dan perilaku sesorang
seperti yang dikemukakan oleh Green meliputi faktor predisposisi
(predisposing factor), faktor pemungkin (enabling factor), dan faktor penguat
atau (reinforcing factor).
Faktor predisposisi (predisposing factor) adalah faktor yang
mempermudah terjadinya perubahan perilaku seseorang. Faktor ini
mencakup 3 kelompok karakteristik predisposisi yaitu: 1. Ciri-ciri demografi
meliputi: umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anggota keluarga.
2.Struktur sosial meliputi jenis pekerjaan, pendidikan, ras, agama, dan
kesukuan. 3. Kepercayaan kesehatan meliputi keyakinan, pengetahuan dan
sikap masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, dokter dan penyakitnya.
Faktor pemungkin (enabling factor) adalah faktor yang memfasilitasi
perilaku atau tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana berupa
kelengkapan alat-alat kesehatan dan prasarana berupa penghasilan
keluarga, jarak tempat tinggal, media informasi, kebijakan pemerintah atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti,rumah sakit, poliklinik, posyandu,
dokter atau bidan praktik swasta.
Sedangkan, faktor penguat (reinforcing factor) adalah faktor yang
mendorong atau memperkuat terwujudnya dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lainnya, yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat. Faktor ini mencakup faktor sikap dan perilaku petugas
kesehatan, tokoh agama took masyarakat dan para petugas
kesehatan,dukungan suami dan dukungan keluarga.
20
Menurut Romauli (2015) Faktor- faktor yang mempengaruhi kunjungan
Antenatal Care (ANC) meliputi: Faktor Lingkungan, Faktor sosial (fasilitas
kesehatan,umur, paritas, tingkat pendidikan dan pekerjaan), faktor budaya
dan adat istiadat, dan faktor ekonomi/pendapatan.
C.1 Umur
Menurut (KBBI, 2008) Umur adalah lama waktu hidup atau sejak
dilahirkan.Umur sangat menentukan sesuatu kesehatan ibu, ibu dikatakan
beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35
tahun.Umur berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan
tindakan yang dilakukan.(Walyani, 2017).
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih dipercaya
dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya, jika kematangan
usia seseorang cukup tinggi maka pola berpikir akan lebih dewasa. Dan lebih
di jelaskan bahwa Ibu yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir
secara rasional dan matang tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
kehamilan dan memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi dalam
memeriksakan kehamilannya (Walyani, 2017).
Menurut Prawirohardjo (2014) bahwa kematian maternal yang terjadi pada
wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali
lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 21-35 tahun.
Kematian maternal meningkat kembali setelah usia diatas 35 tahun.
Kehamilan diusia muda atau remaja (dibawah usia 20 tahun) akan
mengakibatkan rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, hal ini
dikarenakan pada usia tersebut ibu mungkin belom siap untuk mempunyai
anak dan alat-alat reproduksi ibu belom siap untuk hamil sedangkan usia tua
(diatas 35 tahun) akan menimbulkan kecemasan terhadap kehamilan dan
persalinan serta alat-alat reproduksi ibu terlalu tua untuk hamil.
Menurut Padila (2014), umur sangat menentukan status kesehatan ibu, ibu
dikatakan berisiko tinggi apabila ibu hamil berusia di bawah 20 tahun dan di
atas 35 tahun. Umur di bawah 20 tahun dikhawatirkan mempunyai risiko
komplikasi yang erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi wanita, diatas
35 tahun mempunyai risiko tinggi karena adanya kemunduran fungsi alat
21
reproduksi, dan kasus kematian maternal lebih tinggi pada ibu yang hamil
dengan usia beresiko.
Sedangkan menurut Lawrence Green (2016) Usia seseorang menjadi
salah satu factor yang mempengaruhi seseorang melakukan perubahan
perilaku kesehatan. Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola piker
seseorang. Semakin bertambahnya usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikir, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin
membaik, hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya
(Notoatmodjo, 2016).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Juwaher (2011) cakupan
yang memiliki umur 20-35 tahun (tidak resti) sebagian besar melakukan
pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar (> 4 kali), dibandingkan
dengan yang berumur <20 atau >35 tahun (resti) (Walyani, 2017).
C.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat
diperlukan untuk mengembangkan diri, semakin tinggi tingkat pendidikan
semakin mudah menerima dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi.
Menurut Lawrence Green (2016), tingkat pendidikan merupakan factor
predisposisi seseorang untuk berperilaku sehingga latar belakang pendidikan
merupakan factor yang sangat mendasar untuk memotivasi seseorang
terhadap perilaku kesehatan dan referensi belajar seseorang. Tingkat
pendidikan ibu sangat mempengaruhi frekuensi kunjungan ANC. Semakin
paham ibu mengenai pentingnya ANC, maka ibu tersebut akan semakin
tinggi kesadarannya untuk melakukan kunjungan ANC. Status pendidikan
juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan responden yang
memiliki pendidikan sekolah menengah dan atas menghadiri klinik ANC lebih
dibandingkan dengan wanita yang memiliki pendidikan sekolah dasar dan
bawah.
Pendidikan ibu tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana
seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam
hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih
rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah
menerima gagasan baru. Demikian hal nya dengan ibu yang berpendidikan
22
tinggi akan memeriksakan kehamilannya secara teratur demi menjaga
keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam kandungannya (Walyani, 2017).
Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat berperan dalam kualitas
perawatan bayinya. Informasi yang berhubungan dengan perawatan
kehamilan sangat dibutuhkan, sehingga akan meningkatkan
pengetahuannya. Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat
pendidikan seseorang.Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka semakin baik juga pengetahuannya tentang
sesuatu. Pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah kadang ketika
tidak mendapatkan cukup informasi mengenai kesehatannya maka ia tidak
tahu mengenai bagaimana cara melakukan perawatan kehamilan yang baik
dan berpengaruh juga terhadap kunjungan kehamilannya (Romauli, 2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adhesi (2014) Hasil uji
statistik diperoleh p =0,022 berarti ada hubungan tingkat pendidikan dengan
kunjungan antenatal care di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung
Selatan. Diperoleh juga nilai OR; 95%CI sebesar 3,1 (1,2-7,7) yang
menunjukkan bahwa ibu hamil yang berpendidikan tinggi memiliki peluang
sebesar 3 kali dapat melakukan kunjungan ANC lengkap dibandingkan
dengan ibu yang berpendidikan rendah.
Ruang lingkup pendidikan menurut Sylvianingsih (2016) yang diambil dari
Notoatmodjo (2007) terdiri dari pendidikan formal, informal, dan non formal.
a. Pendidikan formal
Pendidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di
rumah dalam lingkungan keluarga, mempunyai bentuk atau organisasi
tertentu seperti terdapat di sekolah atau di universitas.
b. Pendidikan informal
Pendidikan informal berlangsung tanpa organisasi, yakni tanpa orang
tertentu yang diangkat atau ditunjuk sebagai pendidikan, tanpa suatu
program yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, dan tanpa
eveluasi yang formal berbentuk ujian.
c. Pendidikan non formal
Pendidikan non formal meliputi berbagai usaha khusus yang
diselenggarakan secara terorganisasi terutama generasi muda dan orang
dewasa. Tidak dapat sepenuhnya atau sama sekali tidak berkesempatan
23
mengikuti pendidikan sekolah, dapat memilki pengetahuan praktis dan
keterampilan dasar yang mereka perlukan sebagai warga masyarakat
yang produktif.
Menurut Kemdikbud (2015) Pendidikan di Indonesia mengenal dua
jenjang pendidikan, yaitu pendidikan rendah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan Rendah meliputi tingkat SD/MI/Paket A , tngkat
SLTP/MTs/Paket B. Pendidikan tinggi yang mencakup tingkat SMU/SMK
dan program pendidikan diploma, sarjana, magister, dokter, dan spesialis
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
C.3 Pekerjaan
Pekerjaan merupakan aktifitas keluar rumah maupun didalam rumah
kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Status pekerjaan akan
memudahkan seseorang mendapatkan pelayanan kesehatan. Factor
pekerjaan dapat menjadi factor ibu dalam melakukan kunjungan ANC
dalam melakukan pemenfaatan kesehatan (L. Green, 2016).
Seorang wanita hamil boleh melakukan pekerjaan sehari-hari asal hal
tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita
pekerja, ia boleh tetap masuk sampai menjelang partus. Pekerjaan
jangan sampai dipaksakan sehingga istrahat yang cukup selama kurang
lebih 8 jam perhari. Seorang wanita hamil boleh mengerjakan pekerjaan
sehari-hari asal hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak
(Walyani, 2017).
Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktifitas dan tingkat
kesejahteraan ekonomi yang didapatkan. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan
yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja, karena pada ibu yang
bekerja akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk berinteraksi
dengan orang lain, sehingga lebih mempunyai banyak peluang juga untuk
mendapatkan informasi seputar keadaannya. Tenaga kesehatan perlu
mengkaji hal ini untuk mendapatkan data mengenai kedua hal tersebut.
Dengan mengetahui data ini, maka tenaga kesehatan dapat memberikan
informasi dan penyuluhan yang tepat sesuai dengan kondisi pasien
(Romauli, 2015).
24
Pada sebagian masyarakat diindonesia, pekerjaan merupakan hal
penting yang harus menjadi prioritas karena berkaitan dengan
pendapatan yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
Hal ini merupakan model yang selama ini berkembang terutama dinegara
maju seperti Indonesia. Pada masyarakat dengan perekonomian
menengah kebawah, perilaku untuk menjadikan pekerjaan sebagai hal
yang prioritas adalahsuatu hal yang wajar mengingat selama ini
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat terutama pada masyarakat
dengan perekonomian menengah kebawah. Hal ini secara langsung akan
menurunkan motivasi ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal
care (Kurnia dkk, 2013)
Penelitian Juhawer (2009) didapatkan bahwa ibu yang tidak bekerja
sebagian besar melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan
standar (lebih dari 4 kali) dibandingkan ibu yang bekerja (Walyani, 2017).
Pekerjaan ibu yang dimaksudkan adalah apabila ibu beraktifitas ke luar
rumah maupun di dalam rumah kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Ibu
yang bekerja akan memiliki sedikit waktu untuk memeriksakan
kehamilannya dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja.
Sedangkan ibu yang tidak bekerja, akan memiliki banyak waktu untuk
memeriksakan kehamilannya (Walyani, 2017).
C.4 Pengetahuan C.4.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakini indera
pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
(Wawan, dkk, 2017).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh factor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan,
25
bukan berarti seorang yang berpendidikan rendah mutlak
berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan
tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negative (Wawan dkk, 2017).
Menurut L.Green (2016) Pengetahuan salah satu indikator
seseorang dalam melakukan tindakan. Jika seseorang didasari dengan
pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka orang tersebut akan
memahami pentingnya menjaga kesehatan dan motivasi untuk
diaplikasikan dalam kehidupannya. Pengetahuan merupakan factor
penting yang mempengaruhi motivasi ibu hamil untuk melakukan
kunjungan ANC. Bagi ibu dengan pengetahuan yang tinggi mengenai
kesehatan kehamilan menganggap kunjungan ANC bukan sekedar
untuk memenuhi kewajiban, melainkan menjadi sebuah kebutuhan
untuk kehamilannya.
C.4.2 Tingkat Pengetahuan
Enam tingkat pengetahuan menurut wawan, dkk (2017), yaitu:
1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya, mengingat kembali termasuk (recall)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan
yang diterima.
2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
luas. 3) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
yang nyata. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-
komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
26
5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukan kepada suatu
kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian
di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (evaluation) 11 Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
C.4.3 Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2013) cara memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: 1. Memperoleh Pengetahuan dengan Cara Tradisional
(a) Cara coba-coba
Dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak
berhasil maka dicoba lagi.
(b) Cara kekuasaan (otoritas)
Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada
kekuasaan, baik otoritas tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin, maupun otoritas ahli ilmu pengetahuan.
(c) Berdasarkan pengalaman Pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi pada masa yang lalu.
2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan.
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah, cara ini disebut dengan
metode penelitian ilmiah atau lebih populer lagi metodologi
penelitian.
27
C.4.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto, (2006) dalam buku A, Wawan (2017) pengetahuan
seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yaitu :
1. Baik : Hasil presentase ≥50%
2. Kurang Baik : Hasil presentase ≤50%
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cholifah (2015) menunjukkan
bahwa ibu yang mencapai K4 hampir seluruhnya (94,4%) pengetahuan
baik dibandingkan dengan ibu yang pengetahuan kurang baik.
Sedangkan ibu yang tidak tercapai K4 seluruhnya (100,0%)
pengetahuan kurang dibandingkan dengan ibu yang pengetahuan baik,
maka dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan ibu dengan
pencapaian K4.
Pengetahuan memiliki dampak terhadap pemanfaatan pelayanan
antenatal. Hasil penelitian Mardiyah (2014) menyatakan terdapat
hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan pelayanan
antenatal, semakin tinggi pengetahuan ibu hamil maka akan semaki
tinggi pemanfaatan pelayanan antenatalnya dan sebaliknya.
Ketidaktahuan ibu hamil tentang manfaat pemeriksaan antenatal
akan berdampak pada menurunnya motivasi ibu untuk datang
kepelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya.
C.5 Sikap C.5.1 Pengertian
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari sesorang
terhadap suatu stimulasi atau objek, sehingga perbuatan yang akan dilakukan
manusia tergantung pada permasalahan dan berdasarkan keyakinan atau
kepercayaan masing – masing individu (Pieter dan Lumongga, 2016).
Menurut Lestari (2015), sikap adalah suatu proses penilaian yang
dilakukan seseorang terhadap suatu objek atau situasi yang disertai adanya
perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk
membuat respon atau berprilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.
Dari keterangan diatas ternyata sikap mempunyai karakter, lemah kuatnya
karakter sangat mempengaruhi dari perilaku seseorang. Sikap yang kuat
28
dimiliki oleh seseorang untuk memeriksakan dirinya (ANC) akan membawa
perilaku yang nyata dalam pelaksanaan ANC.
C.5.2 Komponen Sikap Menurut Wawan dan Dewi ( 2017) menyaakan bahwa ada 3 komponen
yang membentuk sikap yaitu:
a) Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang yang
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagamana orang mempersepsi terhadap sikap. b) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senangterhadap objek
sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa yang
tidak senang merupakan hal yang negative. Komponen ini menunjukkan
arah sikap yaitu positif dan negative. c) Komponen konotatif (komponen perilaku) yaitu komponen yang
berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap.
Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yaitu, menunjukkan besar
kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap
objek sikap.
C.5.3 Tingkatan Sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga memiliki berbagai tingkatan
(Wawan dan Dewi, 2017), yaitu :
a. Menerima (Receiving)
Dapat diartikan bahwa orang (objek) mau dan memeperhatikan stmulasi
yang diberikan (objek).
b. Merespon (Responding)
Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (Valuing)
Memberikan orang lain untuk mengerjakan/mendiskusikan suatu masalah
atau suatu indikasi sikap.
d. Bertanggung Jawab (responsible)
29
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
C.5.4 Sifat Sikap Menurut Wawan, 2017 Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula
bersifat negative.
a) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
mengharapkan objek tertentu.
b) Sikap negative terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, tidak menyukai objek tertentu.
C.5.5 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Sikap Menurut Lestari (2015) beberapa faktor yang ikut berperan dalam
membentuk sikap antara lain :
a. Pengalaman pribadi
Sesuatu yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan
akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat
mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai
pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis.
b. Orang lain yang dianggap penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen
sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap
penting, sesorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak
dan tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita
kecewakan atau seseorang yang berati khusus bagi kita akan banyak
mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang
yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang
yang satatus sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru,
teman kerja, istri tau suami dan lain - lain.
a. Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya
yang mempunyai norma longgar bagi pergaulan hetero seksual, sangat
30
mungkin kita akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap masalah
kebebasan pergaulan hetero seksual. Apabila kita hidup dalam budaya
sosial yang sangat mengutamakan kehidupan berkelompok, maka sangat
mungkin kita akan mempunyai sikap negative terhadap kehidupan
individualisme yang mengutamakan kepentingan perorangan.
b. Media massa
Media massa sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk media
massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dll, mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya. Media massa
membawa pula pesan - pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang.
c. Institusi/lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu system
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
d. Faktor emosional
Bentuk sikap tidak semuanya ditentukan oleh situasi lingkungan dan
pengalaman pribadi seseorang.Kadang-kadang, suatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai
semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego.
31
C.5.6 Pengukuran Sikap Model Likert
Skala likert telah banyak digunakan oleh para peneliti guna mengukur
persepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang
diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan
kepada responden (Sukardi, 2011).
Untuk menskor skala kategori likert, jawaban diberi bobot atau disamakan
dengan nilai kuantitatif seperti berikut ini :
a. Untuk pertanyaan/pernyataan positif (Favorable)
Sangat Setuju : 4
Setuju : 3
Tidak Setuju : 2
Sangat Tidak Setuju : 1
b. Untuk pertanyaan/pernyataan negative (Unfaforable)
Sangat Setuju : 1
Setuju : 2
Tidak Setuju : 3
Sangat Tidak Setuju : 4
32
D. Kerangka Teori
Berdasarkan teori-teori yang telah dibahas sebelumnya, maka kerangka
teoritis dapat digambarkan sebagai berikut: Menurut Lawrence Green, faktor-
faktor yang mempengaruhi kunjungan Antenatal Care (Notoatmodjo, 2016).
UMUR
Keterangan : Diteliti
Tidak diteliti
Perilaku Kesehatan
Faktor Perilaku (behavior cause)
Faktor Diluar Perilaku(non-behavior
Faktor Predisposisi (predisposing factor)
Faktor Enabeling pemungkin/pendorong)
faktor penguat (reinforcing factor)
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pengetahuan
Sikap Ibu Hamil
Sarana PraSarana
Alat-alat kesehatan
Penghasilan Keluarga, Jarak tempat tinggal, Media Informasi, Transport kebijakan Pemerintah dan Fasilitas Kesehatan
Sikap dan Perilaku petugas kesehatan, Tokoh agama Tokoh Masyarakat Petugas Kesehatan, Dukungan Suami Dukungan Keluarga
Kunjungan ANC
33
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang ingin
diteliti. Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan
menggeneralisasi suatu pengertian. Konsep dijabarkan kedalam variabel-
variabel yang dapat diamati dan diukur.
Berdasarkan tinjauan dan tujuan penelitian, maka kerangka
konsep dalam penelitian ini adalah:
Variabel Independet Variabel Dependent
F. Defenisi Operasional
Defenisi operasional bertujuan mengoperasionalkan variabel-variabel.
Semua konsep dan variabel didefenisikan dengan jelas sehingga kemungkinan
terjadinya kerancuan dalam pengukuran, analisis serta kesimpulan dapat
terhindar.
1. Variabel Independent
No Variabel Defenisi Alat Ukur
Skala Ukur
Hasil Ukur
1.
Umur
Lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai penelitian dilakukan.
Kuesio Ner berupa checklist
Ordinal
Dengan penentuan : 1. Beresiko< 20 tahun
/ >35 Tahun 2. Tidak Beresiko 20-
35 tahun
Faktor-Faktor: 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Pengetahuan 5. Sikap
Kunjungan ANC
34
No Variabel Defenisi Alat Ukur
Skala Ukur
Hasil Ukur
2 Pendidikan
Pendidikan formal terakhir yang pernah diselesaikan seorang ibu.
Kuesio ner berupa checklist
Ordinal Dengan penentuan: 1. Pendidikan Rendah
(jenjang pendidikan SD, SLTP,Sederajat,
2. Pendidikan Tinggi (SMA/SMU sederajat, diploma dan sarjana).
3 Peker jaan
Suatu tugas atau kerja yang mengha silkan uang bagi seseorang.
Kuesio Ner berupa checklist
Nomi nal
Dengan penentuan: 1. Tidak Bekerja (yang
mendapatkan penghasilan)
2. Bekerja (yang tidak mendapatkan penghasilan)
4 Penge tahuan Ibu Hamil tentang kunjungan ANC
Segala sesuatu yang diketahui responden tentang Kunjungan kehamilan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur kemampuan responden menjawab pertanyaan
Kuesio Ner berupa checklist
Ordinal Sebanyak 20 pernyataan. Dengan ketentuan:
1. Kurang Baik: hasil presentase ≤50%
2. Baik: hasil presentase ≥50%
5. Sikap Ibu Hamil dengan kunungan ANC
Respon atau reaksi ibu hamil tentang kunjungan ANC dengan menggunakan kuesioner
Kuesio ner berupa checklist
Ordinal
Dengan ketentuan: Kuesioner dengan 20 pernyataan. Dengan ketentuan: 1. Negatif:≤54 SS:1, S:2, TS:3, STS:4 2. Positif : ≥54 SS:4, S:3, TS:2, STS:1
35
3. Variabel Dependent No Variable Defenisi Alat Ukur Skala
Ukur Hasil Ukur
1 Kunjungan ANC
Jumlah total kunjungan ibu hamil trisemester III dalam memeriksa kan kehamilannya yang dihitung mulai trimester I yang periksa diklinik bromo ujung
kuesioner
Ordinal dengan ketentuan 1. Tidak Teratur ( < 4 kali
dengan ketentuan: TMI1 kali, TM II 1 kali, TM III 2 kali)
2. Teratur (>4 kali dengan ketentuan TMI1 kali, TM II 1 kali, TM III 2 kali)
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang berisi kesimpulan
sementara tentang hubungan antara beberapa variabel yang
memungkinkan untuk dibuktikan secara empiris. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah “hubungan antara analisis faktor-faktor (Umur,
Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, dan Sikap) ibu hamil dengan
kunjungan Antenatal Care (ANC) di Praktek Mandiri Bidan Afriana
Am.Keb Bromo Ujung.
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. DesainPenelitian Dan Jenis Penelitian
A.1 Jenis dan Desain Penelitian Desain penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu
jenis penelitian dengan metode kuantitatif.yang mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, kuesioner
berupa cheklis atau pengumpulan data sekaligus pada waktu yang sama (point
time approanch) (Notoatmodjo,2012). Bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Praktek Mandiri
Bidan (PMB) Afriana Am.Keb Bromo Ujung Tahun 2018.
B. LokasidanWaktuPenelitian B.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan diPraktek Mandiri Bidan Afriana Am.Keb
Bromo Ujung.Alasan pemilihan tempat penelitian karena jumlah ibu hamil
trimester III yang melakukan kunjungan di Praktek Mandiri Bidan Afriana
Am.Keb tersebut mulai dari bulan Maret sampai April 2018 cukup banyak
berjumlah 65 ibu hamil dilihat dari daftar kunjungan ibu hamil, sehingga
memungkinkan peneliti untuk mendapatkan sampel yang sesuai.
B.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai dari pengajuan judul penelitian hingga
seminar akhir yaitu bulan Februari sampai dengan Juli 2018. Pengumpulan
data dimulai dari bulan Mei sampai Juni di Praktek Mandiri Bidan Afriana
Am.Keb Bromo Ujung.
C. PopulasidanSampelPenelitian C.1 Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek
yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).Pada penelit ian ini populasinya
adalahwanita hamil yang usia kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu
37
Trimester III yang datang memeriksakan kehamilannya di PMB
Afriana Am.Keb Bromo Ujung yang berjumlah 65 responden.
C.2 Sampel Cara pengambilan sampel menggunakan metode Non Probability
Sampling dengan teknik Accidental Sampling yaitu semua ibu hamil
trimester III yang kebetulan siapa saja bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2017).
Pengambilansampelpadapenelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Mei
sampai minggu ketiga bulan Juni. Dengan kriteria Inklusi dan Eksklusi yaitu
ibu yang memeriksakan kehamilannya denganusia kehamilan Trimester III
28 minggu sampai 40 minggudi PMB Afriana Am.Keb Bromo Ujung, pada
saat penelitian beberapa responden tidak bersedia dijadikan sebagai
sampel/responden dengan alasan sibuk/bekerja sehingga didapat 60
responden.
C.3 Kriteria Sampel
Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah sampel yang dapat dimasukkan atau yang layak
untuk diteliti, dengan criteria sebagai berikut:
1. Ibu hamil dengan usia kehamilan TM III yang memeriksakan
kehamilan di PMB Afriana Am.Keb Bromo Ujung.
2. Ibu hamil TM III yang bersedia menjadi renponden
3. Tidak ada kelainan jiwa.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria ekslusi adalah karakteristik sampel yang tidak layak untuk
diteliti yaitu:
1. Ibu hamil dengan usia kehamilan TM I dan TM II yang memeriksakan
kehamilan di PMB Afriana Am.Keb Bromo Ujung.
2. Ibu hamil dengan usia TM III yang memeriksakan kehamilan diluar
PMB Afriana Am.Keb Bromo Ujung
3. Ibu yang tidak kooperatif (bersifat kerja sama)
38
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
D.1 Jenis Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian di PMB Afriana Am.Keb Bromo Ujung,
yaitu :
1. Data Primer
Data primer yang dikumpulkan adalah lembar kuesioner yang telah diisi
oleh responden
2. Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan adalah daftar kunjungan pemeriksaan
kehamilan Trimester III di Praktek Mandiri Bidan Afriana Am.Keb Bromo
Ujung.
D.2 Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan:
Pada tahap ini peneliti menyerahkan surat permohonan izin untuk
melakukan penelitian di PMB Afriana Am.Keb Bromo Ujung. Setelah
mendapatkan izin, kemudian saat ibu datang keklinik untuk memeriksakan
kehamilannya, lalu peneliti melakukan wawancara apakah sesuai dengan
kriteria peneliti dan juga dilakukan pengumpulan data.
Jika sesuai dengan kriteria, peneliti akan menjelaskan tujuan dari
penelitian dan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, peneliti menjelaskan cara
pengisian kuesioner terlebih dahulu, kemudian kuesioner dibagikan dan
setelah selesai kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan kemudian
peneliti juga akan mengumpulkan data dari PMB Afriana Am.Keb dengan
melihat rekam medik pemeriksaan kehamilan.
E. Alat ukur/Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data agar mempermudah bagi peneliti untuk mengolah data
sehingga memperoleh hasil yang lebih baik. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner (Notoatmodjo, 2012).
39
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah
matang, dimana responden (dalam hal angeket) dan interview (dalam hal
observasi) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda
tertentu (Notoadmodjo, 2012).
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini adalah:
1. Tahap I: Perijinan
Pada tahap ini peneliti menyerahkan surat permohonan izin kepada
institusi pendidikan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan untuk
melakukan study pendahuluan, pengambilan data dan penelitian terhadap
kunjungan ibu hamil Trimester III di Klinik Dina bromo ujung.
2. Tahap II: Penarikan Sampel
Pada tahap ini peneliti menetapkan sampel yang akan digunakan
yaitu ibu hamil Trimester III dari bulan Februari-Maret.
3. Tahap III: Persetujuan Responden
Peneliti memberikan inform consent sebagai lembar persetujuan yang
bersedia menjadi responden dalam penelitian tanpa ada unsure paksaan.
4. Tahap Pengumpulan Data
Peneliti melakukan observasi dengan mengumpulkan data ibu hamil
dengan lembar checklist dan kuesioner sebagai panduan dan buku
kunjungan ibu hamil dari klinik Dina. Peneliti akan menjelaskan tujuan dari
penelitian, kemudian Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden,
peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner terlebih dahulu, Kemudian
kuesioner dibagikan dan setelah selesai, kuesioner dikumpulkan kembali
oleh peneliti.
5. Tahap IV: Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data terkumpul, kemudian dimasukkan kedalam computer
dan dianalisis dengan bantuan system komputerisasi.
6. Tahap V: Penarikan Kesimpulan
Hasil dari analisis kemudian ditarik kesimpulan.
40
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen atau alat ukur data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuisioner yang akan di uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.
a. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan
dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti
menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya digunakan. Uji validitas
yang digunakan untuk mengukur kuisioner pengetahuan dan sikap adalah dalam
penelitian ini adalah menggunakan teknik product momen. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan:
rXY = Koefisien Korelasi
N = Banyaknya Sampel
ΣX = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel
X ΣY = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel Y
b.Uji realibilitas dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Alpa
Cronbach (α) dengan rumus sebaga berikut :
Keterangan : α = Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
S2 = Varians skor keseluruhan
Si2 = Varians masing-masing item
H. Pengolahan dan Analisa Data H.1 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan langkah–langkah
sebagai berikut :
41
1. Pengeditan (Editing)
Editing adalah proses yang dilakukan untuk menilai kelengkapan data.
Peneliti mengecek kuesioner yang telah diisi oleh responden dan melihat
kelengkapan, kejelasan jawaban dengan pertanyaan. Apabila terdapat
pertanyaan yang belum terisi atau jawaban yang kurang jelas, peneliti
kembali menanyakan langsung kepada responden. Proses ini dilakukan
ditempat pengumpulan data.
2. Pengkodean (Coding)
Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori. Setelah data diperoleh, penulis
melakukan pengkodean untuk mempermudah analisis data.
3. Pemasukan data (Entering)
Pemasukan data merupakan proses memasukkan data kedalam program
pengolahan data untuk dilakukan analisis menggunakan program statistik
dengan komputer. Setelah dilakukan pengkodean, peneliti memasukkan
data untuk dilakukan proses pengolahan data.
4. Pembersihan (Cleaning)
Merupakan pemebersihan seluruh data supaya terhindar dari kesalahan
sebelum dilakukan proses analisis data. Peneliti memeriksa kembali seluruh
proses mulai dari pengkodean serta memastikan bahwa data yang diinput
tidak terdapat kesalahan sehingga analisis dapat dilakukan dengan benar.
Proses cleaning dapat dilakukan dengan bantuan program analisis statistik-
computer.
H.2 Analisa Data
Setelah dilakukan pentabulasian maka dilakukan analisis data dengan
menggunakan program yang disesuaikan dengan langkah - langkah sebagai
berikut:
1. Analisis Data Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-
masing variabel penelitian dengan menyajikan distribusi frekuensi variabel
dependent dan variabel independent. Tabel distribusi independent yaitu
faktor-faktor (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap)
sedangkan variabel dependentnya yaitu kunjungan Antenatal Care (ANC).
42
2. Analisis Data Bivariat
Analisis data bivariat ini digunakan untuk mengetahui bagaimana
hubungan faktor- faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan
ANC dengan menggunakan uji statistik Chi square (α=0,05) untuk melihat
ada/ tidaknya hubungan yang bermakna antara variabel independent dengan
variabel dependent. .
Hasil statistik yang uji Chi square (α=0,05) di bandingkan nilai р pada
tingkat signifikan tertentu sesuai dengan derajat kebebasan yang diperoleh
dengan rumus:
Df
Keterangan: R = Row (jumlah baris)
C = Colom (jumlah kolom)
Apabila nilai р < dari α=0,05 maka ada hubungan atau perbedaan
antara dua variabel tersebut. Apabila nilaip> dari α=0,05 maka tidak ada
hubungan atau perbedaan antara dua variabel tersebut.
I. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan menjamin kerahasiaan identitas responden,
melindungi dan menghormati hak responden dengan mengajukan sudut
pertanyaan persetujuan (informend consent) antara peneliti dan responden
penelitian dengan mengisi lembar persetujuan disertai tandatangan
responden, sebelum menandatangani surat persetujuan, peneliti menjelaskan
judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan menjelaskan
kepada responden bahwa penelitian tidak akan membahayakan bagi
responden. Peneliti memberikan jaminan kepada responden dengan cara
tidak memberikan atau mencantumkan nama responden melainkan hanya
menulis kode hasil penelitian yang akan disajikan. Semua informasi yang
telah dikumpulkan, dimana data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian dan apabila peneliti telah selesai maka data tersebut
akan dimusnahkan (Notoadmodjo, 2012).
43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil analisis uivariat dan bivariat faktor-faktor yang berhubungan dengan
kunjungan Antenatal Care (ANC) di Praktek Mandiri Bidan Afriana Am.Keb
Bromo Ujung Tahun 2018 dapat dilihat pada table-tabel berikut ini:
A.1 Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Berdasarkan Umur, Pendidikan,Pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri
Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018
No Variabel Jumlah (n=60)
Persentase (%)
1 Umur Beresiko 8 13.3 Tidak Beresiko 52 86.7 2 Pendidikan Pendidikan Rendah 37 61.7 Pendidikan Tinggi 23 38.3 3 Pekerjaan Tidak Bekerja 28 46.7 Bekerja 32 53.3 4 Pengetahuan Kurang Baik 42 70.0 Baik 18 30.0 5 Sikap Negatif 42 70.0 Positif 18 30.0 6. Kunjungan Antenatal
Care (ANC) Tidak Teratur 35 58.3 Teratur 25 41.7
44
Sumber Data Primer, 2018.
Dari tabel diatas dari 60 responden ibu hamil pada kategori Umur
mayoritas tidak beresiko sebanyak 52 orang (86.7%), kategori Pendidikan
mayoritas berpendidikan rendah sebanyak 37 orang (61.7%), kategori
Pekerjaan mayoritas yang bekerja sebanyak 32 orang (53.3%), kategori
Pengetahuan mayoritas berpengetahuan kurang baik sebanyak 42 orang
(70.0%), kategori Sikap mayoritas dengan sikap yang negatif sebanyak 42
orang (70.0%), dan kategori Kunjungan Antenatal Care (ANC) mayoritas
melakukan kunjungan tidak teratur sebanyak 35 orang (58.3%).
A.2 Analisis Bivariat Hubungan antara umur dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2
Analisis Bivariat Hubungan Umur dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018
Kunjungan Antenatal Care ( ANC)
Umur Tidak Teratur
Teratur Total p value
RP 95%CI
F % F % F % Beresiko <20/>35
6 75 2 25 8 100.0 0.52
1.35
0.84 – 2.15
Tidak Beresiko (20-35)
29 55.8 23 44.2 52 100.0
Sumber Data Primer 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 8 responden yang beresiko
mayoritas tidak teratur melakukan kunjungan ANC sebanyak 6 orang (75%), dari
52 responden yang tidak beresiko mayoritas tidak teratur melakukan kunjungan
ANC sebanyak 29 orang (55.8%).
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan chi square didapatkan nilai
p=0.52 (p>0.05), diperoleh nilai RP sebesar 1.3 (95%CI=0.84 - 2.15),
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kunjungan
Antenatal care (ANC).
45
Tabel 4.3
Analisis Bivariat Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018
Kunjungan Antenatal Care ( ANC)
Pendidi kan
Tidak Teratur
Teratur Total p valu RP 95%CI
F % F % F %
Pendidikan Rendah
30 81.1 7 18.9 37 100.0 0.00
3.73
1.70 – 8.23
Pendidikan Tinggi
5 21.7 18 78.3 23 100.0
Sumber Data Primer 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 37 responden yang berpendidikan
rendah mayoritas tidak teratur melakukan kunjungan ANC sebanyak 30 orang
(81.1%), sementara dari 23 responden yang berpendidikan tinggi mayoritas
teratur melakukan kunjungan ANC sebanyak 18 orang ( 78.3%).
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan chi square didapatkan nilai p=
0.01 (p<0.05) berarti hubungan antara pendidikan dengan kunjungan ANC,
diperoleh nilai RP sebesar 3.73 (95%CI=1.70 - 8.23) menunjukkan ada bahwa
ibu yang berpendidikan rendah lebih berpeluang 3.73 kali tidak teratur
melakukan kunjungan ANC dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi.
Tabel 4.4
Analisis Bivariat Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018
Kunjungan Antenatal Care ( ANC)
Peker jaan
Tidak Teratur
Teratur Total p value RP 95%CI
F % F % F %
Tidak Bekerja
21 75 7 25 28 100.0
0.02
1.71
1.10 – 2.69
Bekerja 14 43.8 18 56.3 32 100.0
Sumber Data Primer 2018
46
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 28 responden yang tidak bekerja
mayoritas tidak teratur melakukan kunjungan ANC sebanyak 21 orang (75%),
sementara dari 32 responden yang bekerja mayoritas teratur melakukan
kunjungan ANC sebanyak 18 orang (56.3%).
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan chi square didapatkan nilai
p=0.02 (p<0.05) berarti ada hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan ANC,
diperoleh nilai RP sebesar 1.71 (95%CI=1.10 - 2.69) menunjukkan bahwa ibu
yang tidak bekerja lebih berpeluang 1.71 kali tidak teratur melakukan kunjungan
ANC dibandingkan ibu yang bekerja.
Tabel 4.5
Analisis Bivariat Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018
Kunjungan Antenatal Care ( ANC)
Pengeta
huan
Tidak Teratur
Teratur Total p value RP 95%CI
F % F % F %
Kurang Baik
31 73.8 11 26.2 42 100.0
0.001
3.32
1.37 – 8.03
Baik 4 22.2 14 77.8 18 100.0
Sumber Data Primer 2018 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 42 responden yang
berpengetahuan kurang baik mayoritas tidak teratur melakukan kunjungan ANC
sebanyak 31 orang (73.8%), sementara dari 18 responden yang berpengetahuan
baik mayoritas teratur melakukan kunjungan ANC sebanyak 14 orang (77.8%).
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan chi square didapatkan nilai
p=0.001 (p<0.05) berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan
ANC, diperoleh nilai RP sebesar 3.32 (95%CI=1.37 - 8.03) menunjukkan bahwa
ibu yang berpengetahuan kurang baikberpeluang 3.32 kali tidak teratur
melakukan kunjungan ANC dibandingkan ibu yang berpengetahuan baik.
Tabel 4.6
Analisis Bivariat Hubungan Sikap dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018
47
Kunjungan Antenatal Care ( ANC)
Sikap Tidak Teratur
Teratur Total p value RP 95%CI
F % F % F %
Negatif 31 73.8 11 26.2 42 100.0
0.001
3.32
1.37 – 8.03
Positif 4 22.2 14 77.8 18 100.0
Sumber Data Primer 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 42 responden yang bersikap negatif
mayoritas tidak teratur melakukan kunjungan ANC sebanyak 31 orang (73.8%),
sementara dari 18 responden yang bersikap positif mayoritas teratur melakukan
kunjungan ANC sebanyak 14 orang (77.8%).
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan chi square didapatkan nilai p=
0.001 (p<0.05) berarti ada hubungan antara sikap dengan kunjungan ANC,
diperoleh nilai RP sebesar 3.32 (95%CI=1.37 - 8.03) menunjukkan bahwa ibu
yang bersikap negatif lebihberpeluang 3.32kali tidak teratur melakukan
kunjungan ANC dibandingkan ibu yang bersikap positif.
B. Pembahasan B.1 Hubungan Umur Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa responden tidak
beresiko (20-35 tahun) berjumlah 52 orang, sementara responden yang
beresiko (<20/>35 tahun) berjumlah 8 orang. Diperoleh nilai RP sebesar 1.35
(95%CI=0.84 - 2.15). Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil chi
square nilai p=0.52 sehingga dapat diartikan tidak ada hubungan umur
dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana
Am.keb Bromo Ujung.
Suatu hal yang cukup baik karena mayoritas ibu hamil berada dalam
kategori umur yang aman untuk hamil, namun masih banyak ibu hamil di usia
yang aman sebanyak 29 orang (55.8%) yang tidak melakukan kunjungan
antenatal care secara teratur, dalam kategori umur yang beresiko juga
bukanlah persentase yang sedikit, sebanyak 6 orang (75%) tidak melakukan
kunjungan antenatal care tidak teratur, karena umur tersebut sangat
48
berpengaruh terhadap kehamilan. Umur beresiko sangat berpengaruh
terhadap kehamilan dan persalinan, besar kemungkinan kehamilan dan
persalinan akan mengalami penyulit ataupun komplikasi.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Adhesty (2014) bahwa ada hubungan umur dengan kunjungan antenatal care
diperolehp =0,012. Hasil ini juga tidak didukung dengan penelitian Linda
(2017) bahwa ada hubungan umur dengan kunjungan K4 pada ibu hamil di
Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta dengan nilai p=0.000.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Juwaher (2011) cakupan yang memiliki umur 20-35 tahun (tidak resti)
sebagian besar melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar (>
4 kali), dibandingkan dengan yang berumur <20 atau >35 tahun (resti).
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih dipercaya
dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya, jika kematangan
usia seseorang cukup tinggi maka pola berpikir akan lebih dewasa. Dan lebih
di jelaskan bahwa Ibu yang mempunyai umur produktif akan lebih berpikir
secara rasional dan matang tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
kehamilan dan memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi dalam
memeriksakan kehamilannya (Walyani, 2017).
Menurut Prawirohardjo (2014) bahwa kematian maternal yang terjadi pada
wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali
lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 21-35 tahun.
Kematian maternal meningkat kembali setelah usia diatas 35 tahun.
Kehamilan diusia muda atau remaja (dibawah usia 20 tahun) akan
mengakibatkan rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, hal ini
dikarenakan pada usia tersebut ibu mungkin belom siap untuk mempunyai
anak dan alat-alat reproduksi ibu belom siap untuk hamil sedangkan usia tua
(diatas 35 tahun) akan menimbulkan kecemasan terhadap kehamilan dan
persalinan serta alat-alat reproduksi ibu terlalu tua untuk hamil.
Perbedaan hasil penelitian ini dapat saja terjadi karena karakteristik
individu antara satu wilayah dengan wilayah lain berbeda. Pada kasus
temuan penelitian ini ibu hamil di Praktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb
Bromo Ujung belum menyadari peruntukan dan manfaat pelayanan
49
kesehatan terlepas berapapun umurnya. Artinya perilaku tidak memanfaatkan
pelayanan kesehatan tidak dapat ditentukan atau bergantung dari umur ibu
hamil, temuan penelitian ini juga tidak mengindikasikan perilaku apapun jika
dikaitkan dengan definisi umur
Hasil ini didukung oleh penelitian dari Jane M,dkk (2014) menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan pemanfaatan pelayanan K1
dan K4 dengan nilai probabilitas sebesar 0,840, artinya nilai p lebih besar dari
0,05. Hasil yang sama juga dilakukan oleh Vicky, dkk (2014) dengan nilai
probabilitas sebesar 0,564.
Teori perilaku menurut Lawrence Green (2016) telah menjadikan umur
sebagai bagian karakteristik individu (heredity) yang dapat memberikan
kontribusi terhadap perilaku kesehatan individu.Berdasarkan penjelasan
tersebut maka penulis berpendapat bahwa pada kasus kunjungan ANC di
Praktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung menunjukkan kurangnya
keterkaitan antara umur responden dengan adanya perilaku ibu hamil dalam
melakukan kunjungan ANC, Sehingga dapat dikatakan bahwa umur tidak
turut mempengaruhi keikutsertaan ibu hamil dalam melakukan antenatal
care.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diketahui nilai p=0.52
(p<0.05) maka Ha ditolak dan Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan umur dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek
Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018.
B.2 HubunganPendidikan Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa responden
berpendidikan rendah berjumlah 37 orang dan sebanyak 30 orang (81.1%)
tidak teratur melakukan kunjungan ANC, sementara responden yang
berpendidikan tinggi berjumlah 23 orang dan sebanyak 18 orang (78.3%)
melakukan kunjungan ANC secara teratur. Diperoleh nilai RP sebesar 3.73
(95%CI=1.70 - 8.23) menunjukkan bahwa ibu yang berpendidikan rendah
lebih berpeluang 3.73 kali tidak teratur melakukan kunjungan ANC
dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi, hal ini berarti bahwa dengan
pendidikan ibu hamil yang rendah maka dapat mempengaruhi kunjungan
antenatal care menjadi tidak lengkap. Berdasarkan hasil uji statistik
50
didapatkan hasil chi square nilai p=0.00 sehingga dapat diartikan ada
hubungan pendidikan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek
Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhesty
(2014) bahwa ada hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan antenatal
care diperolehp =0,022. Hasil ini juga didukung dengan penelitian Vinny dkk
(2016)bahwa ada hubungan pendidikan dengan keteraturan pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Ranotana Weru Kecamatan Wanea
Kota Manado dengan nilai p=0.000.
Secara teori tingkat pendidikan dianggap penting karena dari pendidikan
seseorang dapat mengetahui dan melaksanakan perannya sesuai dengan
tujuan organisasi. Teori ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Lawrence Green
(2016), tingkat pendidikan merupakan faktor seseorang untuk berperilaku
sehingga latar belakang pendidikan merupakan faktor yang sangat mendasar
untuk memotivasi seseorang terhadap perilaku kesehatan dan referensi
belajar seseorang. Tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi frekuensi
kunjungan ANC. Semakin paham ibu mengenai pentingnya ANC, maka ibu
tersebut akan semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan kunjungan
ANC. Status pendidikan juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan
responden yang memiliki pendidikan sekolah menengah dan atas menghadiri
klinik ANC lebih dibandingkan dengan wanita yang memiliki pendidikan
sekolah dasar dan bawah. Pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah
kadang ketika tidak mendapatkan cukup informasi mengenai kesehatannya
maka ia tidak tahu mengenai bagaimana cara melakukan perawatan
kehamilan yang baik dan berpengaruh juga terhadap kunjungan
kehamilannya.
Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat berperan dalam kualitas
perawatan bayinya. Informasi yang berhubungan dengan perawatan
kehamilan sangat dibutuhkan, sehingga akan meningkatkan
pengetahuannya. Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat
pendidikan seseorang.Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka semakin baik juga pengetahuannya tentang
sesuatu (Romauli, 2015).
51
Dari penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa tingkat pendidikan
tetap menjadi elemen penting dalam pembentukan perilaku yang secara
spesifik dapat diimplementasikan pada ibu hamil dalam melakukan
kunjungan ANC. Dimana secara proporsi dari hasil penelitian ini bahwa ibu
hamil dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah tidak banyak didalam
memanfaatkan Pelayanan kesehatan untuk mendapatkan ANC dibandingkan
dengan ibu hamil yang berpendidikan tinggi, hal tersebut dikarenakan dengan
tingkat pendidikan yang lebih rendah kurangnya informasimengenai
kesehatannya maka ia tidak tahu mengenai bagaimana cara melakukan
perawatan kehamilan yang baik.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diketahui nilai p=0.00
(p<0.05) maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan pendidikan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek
Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018.
B.3 Hubungan Pekerjaan Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa responden yang
bekerja berjumlah 32 orang, dan sebanyak 18 orang (56.3%) melakukan
kunjungan ANC secara teratur, sementara responden yang tidak bekerja
berjumlah 28 orang, dan sebanyak 21 orang (75%) tidak melakukan
kunjungan antenatal care secara teratur. Dalam kategori yang dikatakan
bekerja adalah mereka yang melakukan suatu kegiatan untuk mendapatkan
nafkah bagi kehidupan pribadi maupun keluarga. Diperoleh nilai RP sebesar
1.71 (95%CI=1.10 - 2.69) menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja lebih
berpeluang 1.71 kali tidak teratur melakukan kunjungan ANC dibandingkan
ibu yang bekerja, hal ini berarti bahwa dengan pekerjaan ibu hamil yang tidak
bekerja maka dapat mempengaruhi kunjungan antenatal care menjadi
tidaklengkap.Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil chi square nilai
p=0.02 sehingga dapat diartikan ada hubungan pekerjaan dengan kunjungan
Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung.
52
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jane M dkk
(2014) bahwa ada hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan antenatal
care diperolehp =0,003.
Dan sesuai dengan teori Romauli (2015) Pekerjaan seseorang akan
menggambarkan aktifitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang
didapatkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang bekerja
mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak
bekerja, karena pada ibu yang bekerja akan lebih banyak memiliki
kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga lebih mempunyai
banyak peluang juga untuk mendapatkan informasi seputar keadaannya.
Tenaga kesehatan perlu mengkaji hal ini untuk mendapatkan data mengenai
kedua hal tersebut.Dengan mengetahui data ini, maka tenaga kesehatan
dapat memberikan informasi dan penyuluhan yang tepat sesuai dengan
kondisi pasien (Romauli, 2015).
Pekerjaan merupakan aktifitas keluar rumah maupun didalam rumah
kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Status pekerjaan akan memudahkan
seseorang mendapatkan pelayanan kesehatan. Factor pekerjaan dapat
menjadi factor ibu dalam melakukan kunjungan ANC dalam melakukan
pemenfaatan kesehatan (L. Green, 2016).
Secara ekonomi pekerjaan dapat meningkatkan kemampuan pendapatan
seseorang yang memudahkannya membiayai kesehatannya. Pada
masyarakat dengan perekonomian menengah kebawah, perilaku untuk
menjadikan pekerjaan sebagai hal yang prioritas adalah suatu hal yang wajar
mengingat selama ini pelayanan yang terbaik kepada masyarakat terutama
pada masyarakat dengan perekonomian menengah kebawah. Hal ini secara
langsung akan menurunkan motivasi ibu hamil dalam melakukan kunjungan
antenatal care (Kurnia dkk, 2013).
Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis berpendapat bahwa
pekerjaan berkaitan dengan aktivitasnya sehari-hari sehingga kemungkinan
ibu berada di luar rumah dan memungkinkan ibu memiliki interaksi lebih luas
di lingkungan sosialnya sehingga informasi dan pengalaman baru dapat
diperoleh dengan mudah termasuk yang berkaitan dengan perilaku
kesehatan
53
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diketahui nilai p=0.02
(p<0.05) maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan pekerjaan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek
Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018.
B.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa responden
berpengetahuan kurang baik berjumlah 42 orang dan sebanyak 31 orang
(73.8%) tidak teratur melakukan kunjungan antenatal care, sementara
responden yang berpengetahuan baik berjumlah 18 orang dan sebanyak 14
orang (77.8%) melakukan kunjungan antenatal secara teratur. Diperoleh nilai
RP sebesar 3.32 (95%CI=1.37 - 8.03) menunjukkan bahwa ibu yang
berpengetahuan kurang baik lebih berpeluang 3.32 kali tidak teratur
melakukan kunjungan ANC dibandingkan ibu berpengetahuan baik, hal ini
berarti bahwa dengan pengetahuan ibu hamil yang kurang baik maka dapat
mempengaruhi kunjungan antenatal care menjadi tidak lengkap. Berdasarkan
hasil uji statistik didapatkan hasil chi square nilai p=0.001 sehingga dapat
diartikan ada hubungan pengetahuan dengan kunjungan Antenatal Care
(ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhesty
(2014) bahwa ada hubungan pengetahuan dengan kunjungan antenatal care
diperolehp =0,044. Hasil ini juga didukung dengan penelitian Dwi Feny
(2017)bahwa ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan kunjungan
Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Sei KepayangKabupaten Asahan
dengan nilai p=0.001.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori L.Green (2016) Pengetahuan
salah satu indicator seseorang dalam melakukan tindakan. Jika seseorang
didasari dengan pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka orang
tersebut akan memahami pentingnya menjaga kesehatan dan motivasi untuk
diaplikasikan dalam kehidupannya. Pengetahuan merupakan factor penting
yang mempengaruhi motivasi ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC.
Bagi ibu dengan pengetahuan yang tinggi mengenai kesehatan kehamilan
menganggap kunjungan ANC bukan sekedar untuk memenuhi kewajiban,
melainkan menjadi sebuah kebutuhan untuk kehamilannya.
54
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cholifah (2015) menunjukkan bahwa
ibu yang mencapai K4 hampir seluruhnya (94,4%) pengetahuan baik
dibandingkan dengan ibu yang pengetahuan kurang baik. Sedangkan ibu
yang tidak tercapai K4 seluruhnya (100,0%) pengetahuan kurang
dibandingkan dengan ibu yang pengetahuan baik, maka dapat disimpulkan
ada hubungan pengetahuan ibu dengan pencapaian K4.
Pengetahuan memiliki dampak terhadap pemanfaatan pelayanan
antenatal. Hasil penelitian Mardiyah (2014) menyatakan terdapat hubungan
antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan pelayanan antenatal, semakin
tinggi pengetahuan ibu hamil maka akan semaki tinggi pemanfaatan
pelayanan antenatalnya dan sebaliknya.
Ketidaktahuan ibu hamil tentang manfaat pemeriksaan antenatal akan
berdampak pada menurunnya motivasi ibu untuk datang kepelayanan
kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya. Rendahnya
kelengkapankunjungan ANC ibu hamil ini karenamasih ada responden yang
tidak mengetahuitentang standar kunjungan ANC dari kebijakanPemerintah,
yaitu 1 kali trimester pertama,1 kali trimester kedua, dan 2 kali trimesterketiga
dengan layanan 10 T, dan juga harussesuai dengan Standar Pelayanan
Kebidanan(SPK), yang meliputi anamnesis, pemeriksaanfisik, pemeriksaan
laboratorium rutin dankhusus, serta intervensi umum dan khusus.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis berpendapat bahwa
proporsi ibu hamil yang berpengetahuan baik lebih banyak yang
memanfaatkan kunjungan ANC dibandingkan responden dengan proporsi
pengetahuan yang rendah. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya
pengetahuan yang lebih baik responden semakin terbuka untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan, dengan adanya pengetahuan maka
responden menjadi semakin memahami terhadap manfaat dari suatu perilaku
kesehatan yang akan dilakukannya, dengan demikian akan semakin
meningkatkan perilaku ibu dalam upaya menjaga dan melindungi
kehamilannya melalui kunjungan antenatal care.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diketahui nilai p=0.001
(p<0.05) maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan pengetahuan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018.
55
B.5 Hubungan Sikap Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa responden yang
bersikap negative berjumlah 42 orang dan sebanyak 31 orang (73.8%) tidak
teratur melakukan kunjungan antenatal care, sementara responden yang
bersikap posititif berjumlah 18 orang dan sebanyak 14 orang (77.8%)
melakukan kunjungan antenatal secara teratur. Diperoleh nilai RP sebesar
3.32 (95%CI=1.37 - 8.03) menunjukkan bahwa ibu yang bersikap negatif
lebih berpeluang 3.32 kali tidak teratur melakukan kunjungan ANC
dibandingkan ibu yang bersikap positif, hal ini berarti bahwa dengan sikap ibu
hamil yang negatif maka dapat mempengaruhi kunjungan antenatal care
menjadi tidak lengkap.Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil chi
square nilai p=0.001dapat diartikan ada hubungan sikap dengan kunjungan
Antenatal Care (ANC) di Paktek Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Feny
(2017) bahwa ada hubungan sikap dengan kunjungan antenatal care
diperolehp =0,003. Hasil ini juga didukung dengan penelitian Dwi Asihani
(2010)bahwa ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan kunjungan
Antenatal Care (ANC) di Rumah Bersalin Permata Bunda Sragen dengan
nilai p=0.003.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Menurut Lestari (2015), sikap
adalah suatu proses penilaian yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek
atau situasi yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar
kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berprilaku dalam cara
yang tertentu yang dipilihnya. Dari keterangan diatas ternyata sikap
mempunyai karakter, lemah kuatnya karakter sangat mempengaruhi dari
perilaku seseorang. Sikap yang kuat dimiliki oleh seseorang untuk
memeriksakan dirinya (ANC) akan membawa perilaku yang nyata dalam
pelaksanaan ANC.
Sikap terdiri dari komponen kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep
untuk membentuk sikap yang utuh, dan berperannya pengetahuan berfikir,
keyakinan, dan emosi yang merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, kehidupan,
emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, dan kecendrungan
56
untuk bertindak, tetapi belum merupakan suatu tindakan. Untuk itu diperlukan
upaya meyakinkan ibu tentang manfaatpelayanan ANC sedini mungkin
penanganan yang tepat bagi kelabgsungan kesehatan kehamilan ibu.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis berpendapat bahwa Sikap
sangat mempengaruhi kunjungan ANC ibu. Hal tersebut disebabkan sikap
mampu mendorong manusia untuk melakukan sesuatu sehingga
mencerminkan bahwa sikap akan mempengaruhi tingkah laku manusia dalam
melakukan sesuatu, dan terkadang sikap yang kuat akan membentuk karakter
yang disebut prinsip. Orang yang memiliki prinsip untuk selalu hidup sehat,
akan mencoba sebaik mungkin dan melakukan apa saja untuk kesehatannya
apalagi untuk janin dan ibu hamil sebagai salah satu bagian dari keluarga dan
kehidupannya, salah satunya dengan melakukan kunjungan ANC dengan
baik.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diketahui nilai p=0.001
(p<0.05) maka Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan sikap dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Paktek
Mandiri Bidan Afriana Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018.
57
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Hasil analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan
Antenatal Care (ANC) yaitu tingkat pendidikan ibu(p =0,00), tingkat
pekerjaan p =0,02), tingkat pengetahuan (p =0,001), sikap (p =0,001) dan
yang tidak berhubungan dengan dengan kunjungan Antenatal Care
(ANC) yaitu umur ibu hamil(p =0,52), di Paktek Mandiri Bidan Afriana
Am.keb Bromo Ujung Tahun 2018.
B. Saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat memperluas variabel yang
berhubungan dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) dan dapat
dilakukan uji instrumen penelitian dan uji hipotesis, karena dalam
penelitian ini secara statistik bermakna.
2. Bagi Klinik Bersalin
Untuk meningkatkan kunjungan ibu hamil agar bagi Praktek Mandiri
BidanAfriana Am.keb Bromo Ujung disarankan untuk meningkatkan
pengetahuan para ibu hamil melalui penyuluhan tentang pentingnya
Antenatal Care.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana atau
tambahan kepustakaan/referensi bagi pembaca di perpustakaan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
58
DAFTAR PUSTAKA Arihta.2012. Pengaruh Motivasi dan Persepsi Ibu Hamil Tentang Risiko
Kehamilan Terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012. Medan.
Asrinah, dkk. 2015.Asuhan Kebidanan Masa kehamilan,Yogyakarta: Graha Ilmu. Ayu, dkk.2017. Jurnal Faktor-faktor yang Memengaruhi Kunjungan
Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil, Lampung. Ayu Mandriwati, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan Berbasis
Kompetensi Edisi 3, Jakarta: EGC Dinkes Sumut. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,Medan: Dinas
Kesehatan Sumatera Utara (diakses 21 februari 2018). Dhita,Rodiani. 2017. Hubungan Kunjungan Antenatal Care dengan
Kejadian Anemia pada IbuHamil Trimester III. Lampung. Depkes RI, 2001, Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta. Dwi Feni. 2017. Faktor Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas
Sei Kepayang Kabupaten asahan. Asahan. Lalita Elisabeth M.F, 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan, Bogor: IN MEDIA. Fitrayeni, dkk.2015, Penyebab Rendahnya Kelengkapan Kunjungan
Antenatal Care Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pegambiran Tahun 2015. Padang.
IBI.2016. Buku Acuan Midwifery Update Jakarta : Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. IKAPI. 2010. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney Edisi 2, Jakarta: EGC. Jannah Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan kebidanan Kehamilan,
Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET. Jane, dkk.2014, Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil Dengan Pemanfaatan
Pelayanan K1 Dan K4 Di Puskesmas Motoling Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2014.Minahasa.
Jenni, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan, Bogor: IN MEDIA. Kemenkes.2015 (a).Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
59
.2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan, Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Kemendikbud . 2015. Rencana Strategis 2015. Jakarta Kusmiyati, Yuni, dan Puji. 2013. Asuhan Ibu Hamil, Yogyakarata: Fitramaya. Kurnia, dkk.2013. Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kunjungan
Antenatal Care.Mojokerto. Linda. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan K4 Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Danurejan I Kota Yogyakarta Tahun 2017. Yogyakarta.
Lalita, Elisabeth M.F. 2013. Asuhan Kebidanan kehamilan. Bogor: IN
MEDIA. Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Morgan, Margery. 2013. ABC Asuhan Antenatal Edisi 4, Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Novita Adhesty. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care(Di Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan Tahun2014).Lampung
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta. .2016. ILmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Padila. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika. Prawirohardjo, S.2014. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: Bina
Pustaka.
Pudiastutik. 2012,Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal dan Patologi, Yogyakarta: Nuha Medika.
Rahma, dkk. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Di Puskesmas Rawat Inap Panjang Bandar Lampung. Lampung.
Rismahara, dkk.2014. Pengaruh Kunjungan antenatal Care Dan Deteksi Risiko Kehamilan terhadap Komplikasi Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Anyar Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014. Medan.
60
Romauli, S. 2015. Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta: Muha Medika. Rukiyah, A.Y, dan Yulianti, Lia. 2013. Asuhan Kebidanan 1 kehamilan,
Jakarta Timur: Cv. Trans info Media.
Titik, dkk.2013, Analisis Pengaruh Penerapan Standart Pelayanan Kehamilan Terhadap Kunjungan Ibu Hamil Di Puskesmas Gemolong Sragen Tahun 2011.Gemolong.
Vicky, dkk. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu Yang Mempunyai Bayi di kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014. Medan.
Vinny, dkk.2016,Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Ibu Hamil Dengan Keteraturan
Pemeriksaan Antental Care (Anc) Di Puskesmas Ranotana Weru Kecamatan Wanea Kota Manado Tahun 2016. Manado.
Walyani, E. S, dan Purwoastuti, E. T.2017. Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan, Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Wawan dan Dewi, 2017.Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes MEDAN, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Selvi Mariani Doloksaribu
NIM : P07524517090
Program Studi : D-IV
Jurusan : Kebidanan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Poltekkes Kemenkes Medan Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty- Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul:
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN AFRIANA Am.KebBROMO UJUNGTAHUN 2018
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : Agustus 2018
(Selvi Mariani Doloksaribu)
PERNYATAAN
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI PRAKTEK
MANDIRI BIDANAFRIANA Am.KebBROMO UJUNG TAHUN 2018
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut
dalam daftar pustaka.
Medan, Agustus 2018 Selvi Mariani Doloksaribu P07524517090
KUESIONER HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANC
ANGKET PENELITIAN
Judul : Hubungan faktor sosial dan ekonomi ibu hamil dengan kunjungan
ANC
Tanggal pengisian :
Petunjuk :Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah
disediakan sesuai pilihan anda.
A. Data Demografi
1. Nama Ibu :
2. Alamat :
3. Agama :
4. Usia ibu saat ini.......... Tahun
5. Usia Kehamilan saat ini ......... Minggu
6. Paritas (anak yang pernah dilahirkan) : 1 / 2 / 3 / 4 / 5 / 6 / 7 / 8 / 9 / 10
7. Pendidikan terakhir ibu
Pendidikan rendah (SD,SMP sederajat)
Pendidikan Menengah (SMA, SMK sederajad)
PT (Perguruan Tinggi)
8. Pekerjaan ibu
Bekerja (PNS, Wiraswasta, Wirausaha, dll)
Tidak Bekerja
Pernyataan untuk Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Keterangan : 1. Benar 2. Salah
No
Pernyataan benar
Salah
1.
Pemeriksaan kehamilan adalah kunjungan ibu hamil
kebidan atau kedokter sedini mungkin segera setelah
diketahui hamil untuk mendapatkan pelayanan
pemeriksaan kehamilan.
2.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4xselama
kehamilan
3.
Salah satu manfaat pemeriksaan kehamilan untuk
mengetahui secara dini kasus resiko tinggikehamilan.
4.
Ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke
tempatpelayanan kesehatan untuk
mendapatkanpenyuluhan, penimbangan berat
badan,pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet
Fe,imunisasi TT, deteksi dini resiko tinggi sertapengobatan
bila ada penyakit yang menyertai pada
kehamilan.
5.
Ibu hamil memeriksakan kehamilannya minimal pada
trimester satu selama 1 kali, trimester kedua selama 1 kali
dan pada trimester ketiga selama 1 kali serta sewaktu-
waktu bila ada keluhan.
6.
Resiko ibu hamil yang kurang gizi menyebabkan janin
tidak berkembang, perdarahan sewaktu melahirkan dan ibu
mudah terkena penyakit serta bayi yang dilahirkan berat
badannya kurang dari 2500 gram.
7.
Ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya
dapat membahayakan kesehatan janin dan ibu sewaktu
melahirkan.
8.
Resiko tinggi dari kehamilan apabila ada penyakit
kurang darah, darah tinggi, perdarahan dan sesak nafas.
9.
Keadaan ibu yang bisa memperlancar proses persalian
apabila periksa hamil yang teratur, pemberian imunisasi TT,
ibu dalam kondisi sehat, kecukupan gizi serta kemantapan
dalam memilih penolong persalinan, tempat persalinan dan
pendamping persalinan.
10.
Untuk mencegah terjadinya anemia (kurang darah)
selama kehamilan ibu dianjurkan untuk minum tablet
tambah darah selama hamil paling sedikit 90 tablet
11
Ibu hamil harus segera memeriksakan kehamilannya
apabila ada keluhan sewaktu-waktu
12
Faktor makanan, frekuensi pemeriksaan kehamilan,
faktor psikologis dapat mempengaruhi selama kehamilan
13
Pemeiksaan kehamilan dapat juga dilakukan selain
petugas kesehatan (dukun, ibu, mertua)
14
Apabila ibu sedang mengalami bengkak dikaki, tangan
dan wajah dan sakit dikepala (pusing) maka ibu tidak harus
memeriksakannya ketenaga kesehatan karena hal tersebut
wajar terjadi dalam masa kehamilan.
15
Muntah berlebihan dan tidak mau makan pada hamil
muda merupakan hal biasa yang terjadi pada ibu hamil
sehingga tidak berbahaya.
16
Jumlah kunjungan kehamilan terpenuhi sama dengan
jumlah usia kehamilan
17
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan tidak akan
mengganggu kondisi kesehatan ibu dan janin.
18
Ibu hamil dengan riwayat kehamilan yang dulu tidak
baik tidak mungkin terulang lagi pada kehamilan
selanjutnya.
19
Ketuban Pecah dini tidak menyebabkan infeksi
20
Kehamilan yang sehat apabila besar perut ibu sesuai
umur kehamilan, gizi ibu terpenuhi, jarak anak lebih dari 2
tahun dan ibu tidak mempunyai penyakit yang menyertai
kehamilannya.
Pernyataan untuk Sikap Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Petunjuk Pengisian Kuesioner
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah tersedia, ada 4 jawaban
alternatif
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1. Ibu hamil harus memeriksakan kehamilan
agar bisa melahirkan dengan lancar.
2. Selama kehamilan memeriksakan
kehamilan minimal 4 kali
3. Perdarahan sewaktu bersalin bisa akibat
anemia sewaktu hamil
4. Pemeriksaan kehamilan adalah hal yang
sangat penting dilakukan ibu hamil
5. Pemeriksaan kehamilan yang pertama
sebaiknya dilakukan pada saat ibu
mengalami terlambat haid.
6. Penyuluhan tentang pemeriksaan
kehamilan penting dilaksanakan untuk ibu-
ibu yang sedang hamil
7. Seorang ibu hamil makannya harus lebih
banyak dari orang biasa dan tidak perlu
pantang makanan tertentu supaya bayi
dan ibunya sehat.
8. Menurut orang tua ibu hamil tidak boleh
makan ikan lele, belut karena berpengaruh
pada janin yang dikandungnya atau pada
proses persalinan.
9. Tetangga ibu umurnya 37 tahun, sekarang
sedang hamil anak yang ke 6. Kelima
anakyang lain sehat-sehat dan belum
pernahmengalami gangguan persalinan,
sehinggatetangga ibu tersebut tenang-
tenang sajadan tidak pernah kontrol
kehamilannya.
10. Tetangga ibu hamil anak ke 2, tetap tidak
mau memeriksakan kehamilan seperti
kehamilannya sebelumnya, sebab
walaupun persalinannya bermasalah
anaknya tetapsehat.
11. Pentingnya pemeriksaan kehamilan harus
disampaikan kepada saudara atau
tetangga yang hamil
12. Suntik TT tidak perlu dalam kehamilan
13. Tidak memeriksakan kehamilanpun ibu
dan janin tetap sehat
14. Memeriksakan kehamilan hanya pada
kehamilan pertama, kehamilan seterusnya
tidak perlu memeriksakan
15. Ibu hamil dalam memeriksakan
kehamilannya cukup dirumah dukun saja,
seperti yang dilakukan tetangga, dan
mereka melahirkan dengan normal baik
tanpa gangguan apapun.
16 Bila tempat pelayanan kesehatan jauh, ibu
hamil tidak perlu periksa kehamilanya.
17 Meski dilarang tidak boleh periksa hamil
oleh keluarga (suami, ibu, mertua), ibu
tetap akan memeriksakan kehamilan
18 Bila ibu merasa nyaman ibu tidak perlu
melakukan pemeriksaan kehamilan
19 Ibu Amir yang sedang hamil, malas
memeriksakan kehamilan karena jauh dari
pelayanan kesehatan dan jika periksa
kehamilan diberi buku KIA yang harus
diisi. Bagi ibu Amir hal ini sangat
merepotkan.
20 Ibu hamil dianjurkan melakukan
pemeriksaan kehamilan setiap bulan
selama kehamilan
Kunjungan pemeriksaan ANC
1. Berapa kali ibu memeriksakan kehamilan selama kehamilan ini?
a) Kurang dari 4 kali
b) 4 kali atau lebih
2. Pada usia kehamilan 0-3 bulan, berapa kali ibu memeriksakan
kehamilan?
a) Tidak pernah
b) 1 kali atau lebih
3. Pada usia kehamilan 4-6 bulan, berapa kali ibu memeriksakan
kehamilan?
a) Tidak pernah
b) 1 kali atau lebih
4. Pada usia kehamilan 7-9 bulan, berapa kali ibu memeriksakan
kehamilan?
a) Tidak pernah/1 kali
b) 2 kali atau lebih
Kisi – kisi Pengetahuan Ibu tentang Pemeriksaan Kehamilan
Dimensi Indikator No Item
Positif Negatif
Kognitif Mengetahuipengertian pemeriksaan kehamilan dan manfaat, tujuan
1,2,3,4 16, 17, 19
Afektif Bisa membedakan bahaya
kehamilan 5,6,7, 8,9, 10 11,12,
13,14,15,18, 20
Kisi – kisi Sikap Ibu Tentang Pemeriksaan Kehamilan Dimensi Indikator No Item
Positif Negatif
Kognitif Pemeriksaan Kehamilan
disenangi 1,7,8 11, 12
Afektif Rasa bangga bila memeriksakankehamilan
2,3,4,5,6,9
10, 13,14,15,16,17,18,19,20
MASTER TABEL PENELITIAN
No. Res
usia Pen Pek PENGETAHUAN Tot Kat
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 1 2 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 9 KB 2 2 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 7 KB 3 2 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 14 B 4 2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 8 KB 5 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 7 KB 6 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 13 B 7 3 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 6 KB 8 3 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 8 KB 9 3 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 6 KB 10 2 2 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 B 11 2 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 11 B 12 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 5 KB 13 2 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 8 KB 14 2 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 8 KB 15 2 1 2 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 8 KB 16 2 2 2 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 10 KB 17 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 9 KB 18 2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 9 KB 19 2 2 2 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 o 1 1 1 1 10 KB 20 2 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 6 KB 21 2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 6 KB 22 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 6 KB 23 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 4 KB
24 2 2 2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 10 KB 25 2 1 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 8 KB 26 2 2 2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 11 B 27 2 1 2 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 10 KB 28 2 2 2 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 B 29 2 2 2 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 10 KB 30 2 1 2 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 9 KB 31 2 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 16 B 32 2 2 2 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 14 B 33 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 6 KB 34 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 10 KB 35 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 8 KB 36 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 5 KB 37 2 1 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 7 KB 38 2 1 2 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 9 KB 39 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 B 40 2 1 2 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 8 KB 41 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 6 KB 42 2 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 11 B 43 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 10 KB 44 2 1 2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 11 B 45 2 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 B 46 2 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 10 KB 47 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 15 KB 48 2 2 2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 B 49 3 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 17 B 50 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 9 KB 51 2 2 2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B 52 2 1 2 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 10 KB 53 2 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 6 KB
Keterangan Tabel Kategori Usia
Usia : Usia Ibu Hamil 1. <20 tahun
Pen : Pendidikan Terakhir Ibu 2. 20-35 tahun
Pek : Pekerjaan Ibu 3. >35 tahun
Tot : Total Keseluruhan
Kat : Kategori Kategori Pendidikan 1. Pendidikan Rendah
2. Pendidikan Tinggi
Kategori Pekerjaan 1. Tidak Bekerja
2. Bekerja
Kategori Pengetahuan 1. Kurang baik <11
54 2 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 8 KB 55 3 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 10 KB 56 2 1 2 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 10 KB 57 2 2 2 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 12 B 58 2 1 2 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 KB 59 2 2 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 15 B
60
2 1 2 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 KB
2. Baik
No. Res
SIKAP Tot Ket KUNJUNGAN ANC
Tot ket
P1
P 2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P 10
P 11
P 12
P 13
P 14
P 15
P 16
P 17
P 18
P 19
P 20
P1
P2
P3
P4
1 1 2 2 4 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 2 4 1 4 1 38 N 1 0 0 1 2 BL 2 2 2 3 4 2 3 2 1 1 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 46 N 1 1 0 1 3 BL 3 1 1 3 3 2 3 4 3 3 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 4 52 N 1 1 1 1 4 L 4 2 2 1 4 2 4 4 3 3 2 1 3 4 1 2 1 3 2 1 1 46 N 1 1 1 1 4 L 5 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 1 2 4 1 2 1 3 1 4 1 41 N 1 1 0 0 2 BL 6 4 4 4 4 1 4 2 2 4 2 1 2 2 1 2 4 4 1 4 1 54 P 1 1 1 1 4 L 7 1 2 1 1 4 3 4 3 4 3 1 3 1 3 2 2 1 2 1 1 43 N 0 1 1 0 2 BL 8 4 3 2 4 1 4 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 3 1 4 1 43 N 0 1 1 1 3 BL 9 2 2 2 2 2 4 1 2 3 2 1 2 4 1 2 2 2 1 2 1 40 N 0 0 0 1 1 BL 10 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 1 2 2 4 3 2 3 53 N 1 1 1 1 4 L 11 2 2 4 4 2 4 4 4 4 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 56 P 1 1 1 0 3 BL 12 1 1 4 4 2 1 1 1 1 2 1 2 4 1 2 2 2 1 2 1 36 N 0 0 1 0 1 BL 13 1 2 4 4 2 1 4 2 3 2 1 2 4 1 2 1 1 1 4 1 43 N 0 1 1 1 3 BL 14 1 2 4 4 2 4 1 1 1 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 46 N 1 0 1 0 2 BL 15 1 1 4 4 2 4 2 2 2 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 48 N 1 0 1 0 2 BL 16 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 58 P 1 1 1 1 4 L 17 3 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 1 2 1 45 N 1 1 1 1 4 L 18 1 1 1 4 2 4 4 1 1 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 45 N 1 0 1 0 2 BL 19 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 4 1 2 3 3 4 4 4 65 P 1 1 1 1 4 L 20 2 2 4 4 2 4 4 4 4 2 1 2 4 1 2 1 1 1 2 1 48 N 0 0 1 0 1 BL 21 1 1 1 1 2 4 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 4 1 4 1 33 N 0 1 1 0 2 BL 22 4 2 4 4 2 4 1 1 1 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 49 N 0 0 1 0 1 BL 23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 42 N 1 1 1 0 3 BL 24 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 1 2 4 1 2 4 4 4 4 4 66 P 1 1 1 1 4 L
25 2 2 4 4 2 1 1 1 1 1 1 2 4 1 2 3 4 1 4 1 42 N 0 0 1 1 2 BL 26 2 2 4 4 2 4 4 4 4 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 56 P 1 1 1 1 4 L 27 2 2 4 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2 1 2 2 2 1 4 1 47 N 1 1 1 0 3 BL 28 2 2 4 4 2 4 4 4 4 2 1 2 4 3 2 4 4 1 4 1 59 P 1 1 1 1 4 L 29 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 60 P 1 1 1 1 4 L 30 3 1 4 4 2 2 2 2 2 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 48 N 0 1 1 1 3 BL 31 2 2 4 4 2 4 2 2 4 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 52 N 1 1 1 1 4 L 32 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 1 2 4 1 2 4 4 3 4 1 60 P 1 1 1 1 4 L 33 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 1 2 1 1 2 4 4 1 4 1 43 N 0 0 1 1 2 BL 34 2 3 4 4 2 2 2 2 2 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 49 N 1 0 1 1 3 BL 35 2 2 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 N 0 0 1 0 1 BL 36 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 37 N 0 0 0 1 1 BL 37 1 2 1 4 2 1 3 4 1 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 45 N 1 0 1 0 2 BL 38 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 1 2 2 3 2 4 4 1 4 1 48 N 1 0 1 1 3 BL 39 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 70 P 1 1 1 1 4 L 40 3 3 3 3 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 47 N 1 1 1 0 3 BL 41 2 2 4 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 47 N 0 0 1 0 1 BL 42 1 2 1 4 2 4 4 4 4 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 52 N 1 1 1 1 4 L 43 1 1 4 4 2 4 1 2 4 1 1 2 2 1 2 4 4 1 4 1 47 N 1 1 1 1 4 L 44 2 2 4 4 2 4 4 4 4 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 56 P 0 1 0 1 2 BL 45 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 4 1 2 4 4 4 4 1 66 P 1 1 1 1 4 L 46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 4 1 3 1 1 1 1 1 46 N 1 0 1 0 2 BL 47 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 1 2 4 4 2 4 4 4 4 4 67 P 1 1 1 1 4 L 48 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 1 54 P 1 1 1 0 3 BL 49 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 P 1 1 0 1 3 BL 50 1 1 4 4 2 4 4 1 1 4 2 1 2 4 1 2 4 4 1 4 48 N 0 0 1 0 1 BL 51 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 71 P 1 1 1 1 4 BL 52 2 2 4 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 1 2 3 3 1 3 2 42 N 1 0 1 0 2 BL 53 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 1 4 1 45 N 0 1 1 1 3 BL 54 4 2 4 4 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 3 4 1 4 1 42 N 1 1 1 0 3 BL
55 2 2 4 4 2 3 3 2 4 2 1 2 1 1 2 1 1 1 4 1 43 N 1 1 1 1 4 L 56 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 1 2 4 1 2 4 1 4 1 1 46 N 1 1 1 1 4 L 57 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 3 69 P 1 1 1 1 4 L 58 2 2 4 4 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 4 1 35 N 1 1 1 1 4 L 59 4 4 4 4 2 2 4 2 4 2 2 2 4 1 2 4 4 3 4 3 61 P 1 1 1 1 4 L 60 2 2 4 4 2 4 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 4 1 46 N 1 1 1 1 4 L
Keterangan Tabel
No. Res : Nomor Responden Tot : Total Keseluruhan Kat : Kategori N : Negatif P :Positif BL : Belum Lengkap L : Lengkap
Analisis Univariat
USIA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid BERESIKO 8 13.3 13.3 13.3
TIDAK BERESIKO 52 86.7 86.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
PENDIDKAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 37 61.7 61.7 61.7
Tinggi 23 38.3 38.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Bekerja 28 46.7 46.7 46.7
Bekerja 32 53.3 53.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
PENGETAHUAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang Baik 42 70.0 70.0 70.0
Baik 18 30.0 30.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
SIKAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Negatif 42 70.0 70.0 70.0
Positif 18 30.0 30.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
KUNJUNGAN ANC
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Teratur 35 58.3 58.3 58.3
Teratur 25 41.7 41.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Analisis Bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
USIA * KUNJUNGAN ANC 60 100.0% 0 0.0% 60 100.0%
USIA * KUNJUNGAN ANC Crosstabulation
KUNJUNGAN ANC
Total Tidak Teratur Teratur
USIA BERESIKO Count 6 2 8
% within USIA 75.0% 25.0% 100.0%
Residual 1.3 -1.3
TIDAK BERESIKO Count 29 23 52
% within USIA 55.8% 44.2% 100.0%
Residual -1.3 1.3 Total Count 35 25 60
% within USIA 58.3% 41.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.055a 1 .304 Continuity Correctionb .412 1 .521 Likelihood Ratio 1.112 1 .292 Fisher's Exact Test .449 .265
Linear-by-Linear Association 1.037 1 .308 N of Valid Cases 60
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.33.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Approximate
Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .131 .304
N of Valid Cases 60
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for USIA
(BERESIKO / TIDAK
BERESIKO)
2.379 .438 12.911
For cohort KUNJUNGAN
ANC = Tidak Teratur 1.345 .843 2.147
For cohort KUNJUNGAN
ANC = Teratur .565 .164 1.950
N of Valid Cases 60
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENDIDKAN *
KUNJUNGAN ANC 60 100.0% 0 0.0% 60 100.0%
PENDIDKAN * KUNJUNGAN ANC Crosstabulation
KUNJUNGAN ANC
Total Tidak Teratur Teratur
PENDIDKAN Rendah Count 30 7 37
% within PENDIDKAN 81.1% 18.9% 100.0%
Residual 8.4 -8.4
Tinggi Count 5 18 23
% within PENDIDKAN 21.7% 78.3% 100.0%
Residual -8.4 8.4 Total Count 35 25 60
% within PENDIDKAN 58.3% 41.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 20.549a 1 .000 Continuity Correctionb 18.180 1 .000 Likelihood Ratio 21.525 1 .000 Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 20.207 1 .000 N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.58.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Approximate
Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .505 .000
N of Valid Cases 60
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for PENDIDKAN
(Rendah / Tinggi) 15.429 4.256 55.928
For cohort KUNJUNGAN
ANC = Tidak Teratur 3.730 1.691 8.225
For cohort KUNJUNGAN
ANC = Teratur .242 .120 .487
N of Valid Cases 60
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PEKERJAAN *
KUNJUNGAN ANC 60 100.0% 0 0.0% 60 100.0%
PEKERJAAN * KUNJUNGAN ANC Crosstabulation
KUNJUNGAN ANC
Total Tidak Teratur Teratur
PEKERJAAN Tidak Bekerja Count 21 7 28
% within PEKERJAAN 75.0% 25.0% 100.0%
Residual 4.7 -4.7
Bekerja Count 14 18 32
% within PEKERJAAN 43.8% 56.3% 100.0%
Residual -4.7 4.7 Total Count 35 25 60
% within PEKERJAAN 58.3% 41.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6.000a 1 .014 Continuity Correctionb 4.783 1 .029 Likelihood Ratio 6.152 1 .013 Fisher's Exact Test .019 .014
Linear-by-Linear Association 5.900 1 .015 N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.67.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Approximate
Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .302 .014
N of Valid Cases 60
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for PEKERJAAN
(Tidak Bekerja / Bekerja) 3.857 1.278 11.638
For cohort KUNJUNGAN
ANC = Tidak Teratur 1.714 1.096 2.681
For cohort KUNJUNGAN
ANC = Teratur .444 .218 .905
N of Valid Cases 60
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGETAHUAN *
KUNJUNGAN ANC 60 100.0% 0 0.0% 60 100.0%
PENGETAHUAN * KUNJUNGAN ANC Crosstabulation
KUNJUNGAN ANC
Total Tidak Teratur Teratur
PENGETAHUAN Kurang Baik Count 31 11 42
% within PENGETAHUAN 73.8% 26.2% 100.0%
Residual 6.5 -6.5
Baik Count 4 14 18
% within PENGETAHUAN 22.2% 77.8% 100.0%
Residual -6.5 6.5 Total Count 35 25 60
% within PENGETAHUAN 58.3% 41.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 13.796a 1 .000 Continuity Correctionb 11.755 1 .001 Likelihood Ratio 14.130 1 .000 Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 13.566 1 .000 N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Approximate
Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .432 .000
N of Valid Cases 60
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
PENGETAHUAN (Kurang
Baik / Baik)
9.864 2.670 36.442
For cohort KUNJUNGAN
ANC = Tidak Teratur 3.321 1.374 8.030
For cohort KUNJUNGAN
ANC = Teratur .337 .191 .592
N of Valid Cases 60
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SIKAP * KUNJUNGAN ANC 60 100.0% 0 0.0% 60 100.0%
SIKAP * KUNJUNGAN ANC Crosstabulation
KUNJUNGAN ANC
Total Tidak Teratur Teratur
SIKAP Negatif Count 31 11 42
% within SIKAP 73.8% 26.2% 100.0%
Residual 6.5 -6.5
Positif Count 4 14 18
% within SIKAP 22.2% 77.8% 100.0%
Residual -6.5 6.5 Total Count 35 25 60
% within SIKAP 58.3% 41.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 13.796a 1 .000 Continuity Correctionb 11.755 1 .001 Likelihood Ratio 14.130 1 .000 Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 13.566 1 .000 N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Approximate
Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .432 .000
N of Valid Cases 60
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for SIKAP
(Negatif / Positif) 9.864 2.670 36.442
For cohort KUNJUNGAN
ANC = Tidak Teratur 3.321 1.374 8.030
For cohort KUNJUNGAN
ANC = Teratur .337 .191 .592
N of Valid Cases 60
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
NAMA : SELVI MARIANI DOLOKSARIBU
TTL : SARULLA, 07 MARET 1995
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
AGAMA : KRISTEN PROTESTAN
ANAK KE : 4 DARI 5 BERSAUDARA
TELEPON : 082366724743 EMAIL : selvimariani01@gmail.com
ALAMAT : JL. PENDIDIKAN PASAR SARULLA
KECAMATAN PAHAE JAE PAHAE JAE
II. DATA ORANG TUA
NAMA AYAH : MANGASA DOLOKSARIBU
NAMA IBU : LAMRIA SIHOMBING, S.Pd
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
FORMAL TAHUN 2001-2007 : SD NEGERI NO.173432 PAHAE
JAE
TAHUN 2007-2010 : SMP NEGERI 1 PAHAE JAE
TAHUN 2010-2013 : SMA NEGERI 1 PAHAE JAE TAHUN 2014-2017 : DIII KEBIDANAN POLTEKKES
KEMENKES MEDAN
TAHUN 2017-2018 : DIV KEBIDANAN POLTEKKES
KEMENKES M EDAN