Post on 12-Nov-2020
SKRIPSI 2017
KARAKTERISTIK PASIEN DIABETES MELITUS GESTASIONAL DI
RSIA SITI KHADIJAH MAKASSAR PERIODE 2016-JUNI 2017
OLEH :
Ali Imran Zainuddin
C111 11 104
PEMBIMBING :
dr. Muh Rum Rahim, M.Sc
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT pencipta alam semesta yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Salam dan
shalawat senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sang Cahaya yang telah
menuntun kita dari dalam kegelapan dengan cahaya ilmu-Nya menuju alam terang
benderang. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan
akademik dalam mencapai gelar Profesi Dokter pada Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.
Penghormatan dan terimah kasih setinggi – tingginya penulis haturkan kepada
kedua orang tua penulis Ayahanda dr. Zainuddin,Sp.M dan Ibunda dr. Aisyah, MARS
atas kasih sayang, doa dan dukungan, arahan, perhatian serta pengorbanan yang tiada
putusnya. Kepada istri saya Adila Rahmah Lathifah kepada saudara-saudara penulis
Khairunnisa dan Hikmah Nur Hidayah atas dukungannya selama ini.
Banyak kendala dan hambatan yang penulis hadapi dalam penyusunan skripsi ini,
namun berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat melewati kendala-
kendala dan hambatan tersebut. Oleh karena itu, penulis menghaturkan banyak terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah
mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini, baik secara moril maupun materil,
khususnya kepada:
1. Prof. dr. Andi Ashadul Islam, Sp.B, Sp.BS selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
2. dr. Muh. Rum Rahim, M.Sc selaku pembimbing skripsi yang telah bersedia
meluangkan segenap waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan
memberikan petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
3. Teman seperjuangan dalam menjalani Co. Assistant selama ini Aswal
v
4. Basuki, S.Ked dan Muh.Ilham Azis, S.Ked, atas bantuan dan perjuangannya
melewai hari-hari yang berat dalam meraih cita-cita.
5. Teman-teman angkatan 2011 ProphilaXIs yang telah mengajarkan
kebersamaan dan kekompakannya selama ini.
6. Teman kelompok belajar sekaligus sahabat dari penulis yang selalu
memberikan dorongan dan motivasi serta bantuan materi maupun moril Aswal
Basuki, Ahmad Yani Sukarso, Syahril Zainuddin, Arliawan Arsadi Ali,
Arman Aspar Pratama, Noor Adnan Setiawan,Ariandi Syam.
7. Seluruh dosen staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
beserta karyawan dan karyawati Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
yang telah banyak membantu penulis.
8. Seluruh staf beserta karyawan dan karyawati RSIA Siti Khadijah yang telah
banyak membantu penulis.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah memberikan
bantuan dan dukungannya kepada penulis.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan pada penulis menjadi
amalan dan berkah dari Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Sebagai makhluk
ciptaan-Nya, penulis menyadari tak ada yang luput dari segala kesalahan dan khilaf. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
terciptanya suatu karya yang lebih bermutu. Akhirnya, semoga karya kecil ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan serta manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan kedepannya.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, Juli 2017
Penulis
vi
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Juli, 2017
Ali Imran Zainuddin/C1111104
dr. Muh. Rum Rahim, M.Sc
KARAKTERISTIK PASIEN DIABETES MELLITUS GESTASIONAL DI RSIA
SITI KHADIJAH MAKASSAR PERIODE 2016-JUNI 2017
(xviii + 51 halaman + 6 tabel + 6 grafik + lampiran)
ABSTRAK
Latar Belakang : Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah intoleransi glukosa yang
terjadi atau diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita
mendapatkan insulin atau diet saja . DMG merupakan masalah kesehatan masyarakat
sebab penyakit ini berdampak langsung pada kesehatan ibu dan janin. Menurut American
Diabetes Association (ADA) tahun 2000, DMG terjadi 7% pada kehamilan setiap
tahunnya. Prevalensi diabetes gestasional bervariasi yaitu 1%-14%. DMG terjadi sekitar
4% dari semua kehamilan di. Amerika Serikat, dan 3-5% di Inggris. Prevalensi DMG di
Eropa sebesar 2-6%. DMG di Indonesia sebesar 1,9%- 3,6% pada kehamilan umumnya.
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2009
diperoleh jumlah kasus DMG sebanyak 283 kasus dimana prevalensinya sebesar 0,1%
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional
dengan pendekatan deskritptif. Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk memaparkan
karakteristik pasien diabetes mellitus gestasional berdasarkan fakta yang terdapat di
lapangan. Penentuan variabel ini didasarkan pada ketersediaan data dari rekam medik
pasien, dengan tetap mengingat kepentingan keterkaitan variabel tersebut dengan kasus
diabetes mellitus gestasional.
Hasil : Penelitian ini mendapatkan sampel sebanyak 40 kasus. Berdasarkan kelompok
umur menunjukkan bahwa insiden terbanyak terjadi pada rentang umur 30-34 tahun
dengan jumlah 16 kasus (40%), Diikuti oleh rentang umur >35 tahun, umur 25-29
tahun, dan umur 20-24 tahun sebanyak 8 kasus (20%), dan yang paling sedikit pada
umur <20 tahun dengan jumlah sebesar 0 kasus (0%).
Berdasarkan status gizi, didapatkan pasien dengan status gizi normal sebanyak 8
kasus (20%) dan pasien dengan status gizi obesitas sebanyak 32 kasus (80%).
Berdasarkan keluhan utama pasien saat datang ke Rumah Sakit, dengan keluhan
yang paling banyak adalah obesitas sebanyak 32 pasien (80%), kemudian keluhan pusing,
mual dan muntah sebanyak 8 pasien (20%), keluhan lemah badan, kesemutan, gatal,
pandangan kabur, dan pruritus vulva sebanyak 0 pasien (0%), keluhan poliuria (banyak
buang air kecil) sebanyak 0 orang (0%), dan keluhan polidipsia (banyak minum) dan
polifagia (banyak makan) sebanyak 0 orang (0%).
Berdasarkan riwayat grande multipara, didapatkan pasien dengan ada riwayat grande
multipara sebanyak 0 kasus (0%) dan pasien dengan tidak ada riwayat grande multipara
sebanyak 40 kasus (100%).
Berdasarkan riwayat abortus berulang, didapatkan pasien dengan ada riwayat abortus
vii
berulang sebanyak 0 kasus (0%) dan pasien dengan tidak ada riwayat abortus berulang
sebanyak 40 kasus (100%).
Berdasarkan riwayat melahirkan bayi >4 kg, didapatkan pasien dengan ada riwayat
melahirkan bayi >4 kg sebanyak 16 kasus (40%) dan pasien dengan tidak ada riwayat
melahirkan bayi >4 kg sebanyak 24 kasus (60%).
Kesimpulan : DMG terbanyak ditemukan pada rentang umur 30 – 34 tahun dengan
sebagian besarnya lebih banyak menyerang pasien yang mengalami obesitas, keluhan
utama tersering saat datang ke Rumah Sakit adalah obesitas. Faktor resiko terbanyak
adalah riwayat melahirkan bayi >4kg, kemudian diikuti riwayat gande multipara, dan
riwayat abortus berulang
Kata Kunci : Diabetes Mellitus Gestasional, karakteristik
Daftar Pustaka : 25 (2002-2012)
viii
THESIS
FACULTY OF MEDICINE
UNIVERSITY HASANUDDIN
July, 2017
Ali Imran Zainuddin/C11111104
Dr. Muh. Rum Rahim, M.Sc
CHARACTERISCTICS OF PATIENT OF GESTATIONAL DIABETES
MELLITUS IN RSIA SITI KHADIJAH MAKASSAR PERIOD 2016-June 2017
(xviii+51 pages + 6 tables + 6 chart + attachment)
ABSTRACT
Background: Gestational Diabetes Mellitus (GDM) is a glucose intolerance that happen
or known at first in pregnant without differentiate whether patient have insulin or only
diet. DMG is a public health concern because this disease has a direct impact on the
health of the mother and fetus. According to the American Diabetes Association (ADA)
of 2000, DMG 7% of pregnancies occur each year. The prevalence of gestational diabetes
varies the 1% -14%. DMG occurs in about 4% of all pregnancies in the United States,
and 3-5% in the UK. The prevalence of GDM in Europe amounted to 2-6%. DMG in
Indonesia of 1.9% -3.6% of pregnancies in general. Data obtained from the South
Sulawesi Provincial Health Office in 2009 obtained the number of cases as much as 283
DMG case where the prevalence of 0.1%.
Methods: This type of research is an observational study with deskritptive approach.
This type of research is intended to describe the characteristics of gestational diabetes
mellitus patients based on the facts contained in the field. The determination of this
variable is based on the availability of data from medical records of patients, keeping in
mind the interests of the relationship of these variables to the case of gestational diabetes
mellitus.
Results: This study obtain a sample of 40 cases. By age group showed that the highest
incidence occurs in the age range of 30-34 years with a total of 16 cases (40%) followed
by range of age >35, 25-29 , 20-24 years as many as 8 cases (20%), and at least at age
<20 years with a number of 0 cases (0%). Based on nutritional status, nutritional status of
patients get the ideal as much as 8 cases (20%) and patients with nutritional status is not
ideal (over nutrition) were 32 cases (80%). Based on the patient's chief complaint when it
comes to the hospital, with the most complaints were obesity by 32 patients (80%), then
complaints of dizziness, nausea and vomiting by 8 patients (20%), weak complaints
body, tingling, itching, blurred vision and pruritus vulvae by 0 patients (0%), complaints
of polyuria (urinating a lot) of 0 (0 % ), and complaints of polydipsia (drinking a
lot) and polyphagia (eating a lot ) as 0 (0 %). Based on the history grande multiparous,
found patients with a history of grande multiparous much as 0 cases (0%) and patients
with no history of grande multipara of 40 cases (100%).Based on recurrent miscarriage,
found patients with a history of recurrent miscarriage as much as 0 cases (0%) and
ix
patients with no history of recurrent miscarriage by 40 cases (100%). Based on a history
of delivering a baby >4 kg, found patients with a history of delivering a baby > 4 kg of
as many as 16 cases (40%) and patients with no history of delivering a baby > 4 kg were
24 cases (60 %)
Conclusion: DMG mostly in the age range 30-34 years with most of it is more common
in patients who are obese, the most common presentation when it comes to the Hospital
are obesity. Most risk factors are a history of delivering a baby> 4kg was followed by,
Gande multiparous history, and history of recurrent miscarriage
Keywords: Gestational Diabetes Mellitus, Characteristics
Bibliography: 25 (2002-2012)
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................... vi
ABSTRACT............................................................................................. viii
DAFTAR ISI............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................ 4
1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitan .............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi .............................................................................................. 6
2.2 Etiologi............................................................................................... 7
2.3 Patofisiologi ....................................................................................... 9
2.4 Tanda dan Gejala ............................................................................... 11
2.5 Penanganan
2.5.1 Pengelolalan Medis ................................................................ 12
2.2.2 Pengelolaan Obstetrik ............................................................ 15
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Penapisan................................................................................ 16
xi
2.6.2 Pengelolaan ............................................................................ 17
2.6.3 Pemberian Insulin................................................................... 19
2.6.4 Penatalaksanaan Antepartum ................................................. 21
2.6.5 Cara dan Waktu Persalinan .................................................... 21
2.6.6 Pasca Persalinan ..................................................................... 22
2.7 Komplikasi pada Ibu dan Bayi............................................................ 23
2.8 Pencegahan ........................................................................................ 25
BAB III KERANGKA KERJA PENELITIAN
3.1 Kerangka Teori .................................................................................. 27
3.2 Kerangka Konsep ............................................................................... 28
3.3 Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif ....................................... 29
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian................................................................................... 32
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu Penelitian .................................................................... 32
4.2.2 Tempat Penelitian................................................................... 32
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi .................................................................................. 32
4.3.2 Sampel.................................................................................... 33
4.3.3 Cara Pengambilan Sampel ..................................................... 33
4.4 Jenis Data dan Instrumen Penelitian
4.4.1 Jenis Data ............................................................................... 33
4.4.2 Instrumen Penelitian............................................................... 34
4.5 Managemen Penelitian
4.5.1 Pengumpulan Data ................................................................. 34
4.5.2 Pengolahan Data..................................................................... 34
4.5.3 Penyajian Data........................................................................ 34
4.6 Etika Penelitian .................................................................................... 35
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Distribusi Sampel Menurut Kelompok Umur.................................... 36
5.2 Distribusi Sampel Menurut Status Gizi ............................................. 37
5.3 Distribusi Sampel Menurut Keluhan Utama ...................................... 38
5.4 Distribusi Sampel Riwayat Grande Multipara……………………… 40
5.5 Distribusi Sampel Riwayat Abortus Berulang……………………… 41
5.6 Distribusi Sampel Riwayat Melahirkan Bayi > 4 kg ......................... 43
xii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan......................................................................................... 45
6.2 Saran................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 48
LAMPIRAN................................................................................... 52
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Distribusi Kelompok Umur Pada Pasien Diabetes Melitus
Gestasional yang dirawat di RSIA Siti Khadijah Makassar
periode 2016–Juni 2017
........................................................... 36
2. Tabel 2 Distribusi Status Gizi Pada Pasien Diabetes Melitus
Gestasional yang dirawat di RSIA Siti Khadijah Makassar
pe
Periode 2016-Juni 2017...............................................
37
3. Tabel 3 Distribusi Keluhan Utama Pada Pasien Diabetes
Mellitus Gestasional yang dirawat di
RSIA Siti Khadijah Makassar periode 2016–Juni
2017...........................................................
39
4. Tabel 4 Distribusi Riwayat Grande Multipara Pada Pasien
Diabetes Mellitus Gestasional yang dirawat di
RSIA Siti Khadijah Makassar periode 2016–Juni
2017...........................................................
40
5. Tabel 5 Distribusi Riwayat Abortus Berulang Pada Pasien
Diabetes Mellitus Gestasional yang dirawat di RSIA Siti
Khadijah Makassar periode 2016–Juni 2017
6. Tabel 6
...........................................................
Distribusi Riwayat Melahirkan Bayi > 4 kg Pada
42
Pasien Diabetes Mellitus Gestasional yang dirawat di
RSIA Siti Khadijah Makassar periode Januari –
Desember 2016 ...........................................................
43
xiv
DAFTAR GRAFIK
1. Grafik 1 Distribusi Kelompok Umur Pada Pasien
Diabetes Melitus Gestasional yang dirawat di
RSIA Siti Khadijah Makassar periode 2016 –
Juni 2017 ........................................................... 37
2. Grafik 2 Distribusi Status Gizi Pada Pasien
Diabetes Melitus Gestasional yang dirawat di
RSIA Siti Khadijah Makassar periode 2016- Juni 2017
...........................................................
38
3. Grafik 3 Distribusi Keluhan Utama Pada Pasien
Diabetes Melitus Gestasional yang dirawat di
RSIA Siti Khdijah Makassar periode 2016- Juni 2017
...........................................................
39
4. Grafik 4 Distribusi Riwayat Grande Multipara Pada
Pasien Diabetes Melitus Gestasional yang
dirawat di
RSIA Siti Khadijah Makassar periode 2016- Juni 2017
...........................................................
41
5. Grafik 5 Distribusi Riwayat Abortus Berulang Pada Pasien
Diabetes Melitus Gestasional yang dirawat di
RSIA Siti Khadijah Makassar periode 2016 –
Juni
6. Grafik 6
Juni 2017 ...........................................................
Distribusi Riwayat Melahirkan > 4kg Pada
42
Pasien Diabetes Melitus Gestasional yang dirawat
di RSIA Siti Khadijah Makassar periode 2016 -
Juni 2017 ...........................................................
43
xv
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Diabetes Gestasional .................................................. 7
2. Gambar 2 Makanan Diet Sehat ................................................... 18
3. Gambar 3 Olahraga untuk Ibu Hamil.......................................... 19
4. Gambar 4 Pemberian Insulin pada Ibu Hamil............................. 20
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Format Pengisian Data ........................................................................ 52
2. Hasil Data Pasien Diabetes Mellitus Gestasional yang dirawat di
RSIA Siti Khadijah Makassar periode 2016 – Juni 2017 ..................... 53
3. Hasil Data Distribusi Kelompok Umur Pada Pasien
Diabetes Mellitus Gestasional yang dirawat di RSIA
Siti Khadijah
Makassar periode 2016 – Juni 2017 .................................................... 54
4. Hasil Data Distribusi Status Gizi Pada Pasien Diabetes
Mellitus Gestasional yang dirawat di RSIA Siti
Khadijah Makassar
periode 2016 – Juni 2017 .................................................................... 54
5. Hasil Data Distribusi Keluhan Utama Pada Pasien
Diabetes Mellitus Gestasional yang dirawat di
RSIA Siti Khadijah
Makassar periode 2016 – Juni 2017 .................................................... 54
6. Hasil Data Distribusi Riwayat Grande Multipara
Pada Pasien Diabetes Mellitus Gestasional yang
dirawat di RSIA Siti
Khadijah Makassar periode 2016 – Juni 2017 ..................................... 54
7. Distribusi Riwayat Abortus Berulang Pada Pasien
Diabetes Mellitus Gestasional yang dirawat di
RSIA Siti Khadijah
Makassar periode 2016 – Juni 2017 .................................................... 54
8. Hasil Data Distribusi Riwayat Melahirkan Bayi > 4
kg Pada Pasien Diabetes Mellitus Gestasional yang
dirawat di RSIA Siti
Khadijah Makassar periode 2016 – Juni 2017 ..................................... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Publikasi pertamakali mengenai diabetes melitus dan kehamilan dilaporkan
oleh Duncan pada tahun 1982 yang melaporkan sebanyak 22 wanita diabetes
melitus hamil. Peel dkk pada tahun 1909 mengumpulkan 66 kasus diabetes melitus
hamil, dimana 22 % diantaranya meninggal saat hamil atau 1-2 minggu setelah
persalinan. Seperdelapan dari kehamilan berakhir dengan abortus , sedang sepertiga
dari kehamilan aterm melahirkan bayi mati. Kecenderungan kematian ibu dan janin
berkurang setelah ditemukannnya insulin pada tahun 1922. Setelah era insulin
angka kematiaan ibu menurun dengan mencolok dari 45% sampai 2%. Namun
angka kemataian perinatal menurun dengan sangat lambat dari 80% sampai 3-5%
di sentra yang maju.1
Menurunnya kematian perinatal disebabkan karena penatalaksanaan diabetes
melitus yang semakin baik, antara lain melalui penatalaksanaan terpadu , adanya
insulin jenis baru, dan diperkenalkannnya cara mememantau glukosa darah sendiri
oleh pasien untuk mencapai kendali glikemik yang ketat. Pada saat ini disentra
yang maju pasien diabetes melitus hamil diperlakukan sebagai kehamilan dengan
resiko tinggi, karena itu perlu penatalaksanaan terpadu antara penyakit
dalam/endokrinologis , ahli obsetri-ginekologi, dan ahli gizi. Dengan
penatalaksanaan diabetes melitus yang semakin baik, komplikasi perinatal akan
lebih ditentukan oleh keadaan normoglikemia sebelum dan selama hamil.1
Dalam rentang waktu kehamilan banyak penyakit yang dapat menyertai
kehamilan itu sendiri, segala sesuatu yang terjadi selama masa kehamilan dapat
2
memberikan banyak efek pada kondisi kehamilan itu sendiri. Salah satu
penyakit penyerta kehamilan adalah diabetes gestasional atau yang sering disebut
dengan DMG ( Diabetes Melitus Gravidarum).2
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai intoleransi
glukosa yang terjadi atau diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan
apakah penderita mendapat insulin atau diet saja. Pada kehamilan trimester pertama
kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap
transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga
diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.1,2,3
Diabetes melitus gestasional menjadi masalah global dilihat dari angka
kejadian dan dampak yang ditimbulkannya. Menurut American Diabetes
Association (ADA) tahun 2000, diabetes melitus gestasional terjadi 7% pada
kehamilan setiap tahunnya. Prevalensi diabetes melitus gestasional bervariasi yaitu
1% - 14%. Angka ini tergantung pada populasi yang diteliti dan kriteria
penyaringan yang digunakan.4
Diabetes melitus gestasional terjadi sekitar 4% dari semua kehamilan di
Amerika Serikat, dan 3-5% di Inggris. Prevalensi diabetes melitus gestasional di
Eropa sebesar 2-6%. Diabetes melitus gestasional di Indonesia sebesar 1,9% - 3,6%
pada kehamilan umumnya. Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga diabetes
melitus, prevalensi diabetes gestasional sebesar 5,1%. Angka ini lebih rendah dari
pada prevalensi di Negara Ingris dan Amerika Serikat.4
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun
2009 mengenai surveilans rutin penyakit tidak menular rawat inap yang dilaporkan
dari rumah sakit diperoleh jumlah kasus diabetes melitus gestasional sebanyak 283
kasus dimana prevalensinya sebesar 0,1%.4
3
Diabetes melitus gestasional menjadi masalah kesehatan masyarakat sebab
penyakit ini berdampak langsung pada kesehatan ibu dan janin. Dampak yang
ditimbulkan oleh ibu penderita diabetes melitus gestasional adalah ibu berisiko
tinggi terjadi penambahan berat badan berlebih, terjadinya preklamsia, eklamsia,
bedah sesar, dan komplikasi kardiovaskuler hingga kematian ibu. Setelah
persalinan terjadi, maka penderita berisiko berlanjut terkena diabetes tipe 2 atau
terjadi diabetes gestasional yang berulang pada 3 masa yang akan datang.
Sedangkan bayi yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes gestasional berisiko
tinggi untuk terkena makrosomia, trauma kelahiran. Selain itu, bayi berisiko tinggi
untuk terkena hipoglikemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, sindrom gangguan
pernafasan, polistemia, obesitas dan diabetes melitus tipe 2.3,4
Berhubung penelitian mengenai diabetes mellitus gestasional masih jarang
dilakukan dilihat dari susahnya memperoleh data epidemiologi yang
menggambarkan tentang kasus diabetes mellitus gestasional di Indonesia
khususnya di Sulawesi Selatan, maka akan dilakukan penelitian tentang gambaran
karakteristik pasien diabetes mellitus gestasional di RSIA Siti Khadijah Makassar.
Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan RSIA Siti Khadijah Makassar
merupakan rumah sakit tipe B khusus, sehingga pasien yang menggunakan jasa
pelayanan medis di rumah sakit tersebut cukup banyak dan memiliki fasilitas
pemeriksaan dalam mendiagnosis diabetes melitus gestasional.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien Diabetes Melitus
Gestasional di RSIA Siti Khadijah Makassar Periode 2016-Juni 2017.
4
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik pasien Diabetes
Mellitus Gestasional di RSIA Siti Khadijah Makassar Periode 2016-
Juni 2017.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui jumlah pasien Diabetes Melitus Gestasional
yang menjalani pengobatan di RSIA Siti Khadijah Makassar
Periode 2016-Juni 2017.
Untuk mengetahui distribusi pasien Diabetes Melitus Gestasional
yang menjalani pengobatan di RSIA Siti Khadijah Makassar,
Periode 2016-Juni 2017, berdasarkan umur.
Untuk mengetahui distribusi pasien Diabetes Mellitus Gestasional
yang menjalani pengobatan di RSIA Siti Khadijah Makassar,
Periode 2016-Juni 2017, berdasarkan berat badan ideal ibu hamil.
Untuk mengetahui distribusi pasien Diabetes Mellitus Gestasional
yang menjalani pengobatan di RSIA Siti Khadijah Makassar,
Periode 2016-Juni 2017, berdasarkan keluhan utama.
Untuk mengetahui distribusi pasien Diabetes Mellitus Gestasional
yang menjalani pengobatan di RSIA Siti Khadijah Makassar,
Periode 2016-Juni 2017, berdasarkan riwayat grande multipara.
Untuk mengetahui distribusi pasien Diabetes Mellitus Gestasional
yang menjalani pengobatan di RSIA Siti Khadijah Makassar,
5
Periode 2016-Juni 2017, berdasarkan riwayat abortus berulang.
Untuk mengetahui distribusi pasien Diabetes Mellitus Gestasional
yang menjalani pengobatan di RSIA Siti Khadijah Makassar,
Periode 2016-Juni 2017, berdasarkan riwayat melahirkan bayi > 4
kg.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a) Memberikan informasi sebagai bahan referensi untuk melakukan
penyuluhan, dan pencegahan untuk penyakit kolelitiasis.
b) Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan.
c) Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi
penelitian selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Diabetes Melitus Gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh
kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan. Diabetes Melitus Gestasional
didefinisikan sebagai intoleransi glukosa yang terjadi atau diketahui pertama kali
saat hamil tanpa membedakan apakah penderita mendapat insulin atau diet saja.
Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal
ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin.1,2
Diabetes gestasional terjadi pada minggu ke 24 sampai ke 28 pada masa
kehamilan. Walaupun diabetes pada masa kehamilan termasuk salah satu faktor
resiko terkena diabetes tipe II. Kondisi ini adalah kondisi sementara dimana kadar
gula darah akan kembali normal setelah melahirkan. Disebut diabetes gestasional
bila gangguan toleransi glukosa yang terjadi sewaktu hamil kembali normal dalam
6 minggu setelah persalinan.3
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan
test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar
glukosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam
pembebanan melebihi 140 mg/dl maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test
toleransi glukosa oral.3
7
Gambar 1. Diabetes Gestasional3
2.2 Etiologi
Pada saat seorang wanita hamil, perubahan hormon-hormon dalam tubuhnya
membuat kerja insulin menjadi tidak efektif. Karena kerja insulin membantu
penyerapan glukosa oleh sel-sel tubuh tidak efektif, akibatnya jumlah glukosa
dalam darah meningkat dan penyebab lainnya adalah :2,4,5
Pola Makan
Apabila tidak diimbangi oleh sekresi insulin dalam jumlah yang cukup
akan mengkonsumsi makanan yang berlebihan yang berarti jumlah kalori
yang dibutuhkan tubuh jumlahnya berlebih. Konsumsi makanan yang
berlebihan menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat.
Faktor keturunan / Genetik
Diabetes melitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen
penyebab diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya
menderita diabetes melitus. Pewaris gen ini dapat sampai ke cucunya
bahkan cicit walaupun resikonya kecil. Secara klinis, penyakit DM
awalnya didominasi oleh resistensi insulin yang disertai defek fungsi
8
sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut hal itu didominasi defek
fungsi sekresi yang disertai dengan resistensi insulin. Kaitannya dengan
mutasi DNA mitokondria yaitu karena proses produksi hormon insulin
sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses oxidative
phosphorylation (OXPHOS) di dalam penkreas.
Stress dan merokok
Ketika dalam keadaan stres, hormon-hormon stres ditubuh akan
meningkat hal ini juga akan memicu naiknya kadar gula di dalam darah.
Sedangkan merokok dapat memperberat gangguan sirkulasi darah di
daerah ujung-ujung tubuh misalnya jari kaki, sehingga denga merokok
dapat mempercepat proses pembentukan gangren.
Kegemukan / obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun
Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab dan akibat. Sebagai penyebab,
obesitas menyebabkan sel beta ( yang mengsekresi insulin dalam darah)
pankreas penghasil insulin hipertropi yang pada gilirannya akan
kelelahan dan jebol sehingga insulin menjadi berkurang produksinya.
Sebagai akibat pengguna insulin sebagai terapi diabetes melitus belebihan
menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebihan pula.
Bahan kimia dan obat-obatan
Bahan kimia tertentu dapat mengiritasi pankreas sehingga menyebabkan
radang pankreas. Peradangan pada pankreas menyebaban pankreas tidak
berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon yang diperlukan
untuk metabolisme tubuh, termasuk hormon insulin.
9
Mengkonsumsi karbohidrat berlebihan
Tingginya konsumsi karbohidrat menyebabkan konsentrasi glukosa
dalam darah meningkat. Jika jumlah insulin yang diproduksi tidak
disekresikan oleh sel-sel beta (yang mengsekresi insulin dalam darah)
pankreas akibat beberapa gangguan dalam tubuh, glukosa darah tidak
diubah menjadi energi dan tidak dapat diubah dalam bentuk glikogen.
Hal ini menyebabkan kadar glukosa dalam darah tinggi, (melewati batas
kesanggupan ginjal untuk menyaring glukosa karena konsentrasinya
terlalu tinggi), glukosa akan dikeluarkan melalui urin sehingga terjadi
glukosaria (glukosa dalam urin = kencing manis)
Kerusakan pada sel pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat
menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi
pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses
metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi
dan displidemia dapat meningkatkan risiko terkena diabetes melitus.
2.3 Patofisiologi
Pada Kehamilan terjadi resitensi insulin fisiologis akibat peningkatan
hormon-hormon kehamilan (human placental lactogen (HPL), progesterone,
kortisol, dan prolaktin) yang mencapai puncaknya pada trimester ketiga kehamilan.
Tidak berbeda pada patofisiologi DM tipe 2, pada DMG juga terjadi gangguan
sekresi sel beta pankreas, kegagalan sel beta ini dipikirkan karena beberapa hal
diantaranya 1) autoimun, 2) kelainan genetik dan 3) resistensi insulin kronik.
Selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana
jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
10
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber
energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap
tinggi). 1,6
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi
janin juga terlibat, terjadi komposisi sumber energi abnormal dapat menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi baik pada ibu maupun janin. Selain itu
terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik
seperti ; hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya .6,7
Diabetes kehamilan sama dengan diabetes Tipe II. Perubahan hormon selama
kehamilan akan mengubah kemampuan toleransi tubuh terhadap insulin. Pada
kehamilan dini (sebelum usia 20 minggu), sel-sel sangat responsif terhadap insulin
dan kadar glukosa di dalam darah kemungkinan akan lebih rendah dibanding
biasanya. Hal ini juga yang menjadi alasan beberapa wanita hamil mengalami mual
dan muntah jika tidak ada asupan makanan selama kurun waktu yang lama,
misalnya sepanjang malam.6
Pada diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena
kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk
membawa glukosa untuk melewati membran sel. Tingginya kadar glukosa darah
menyebabkan ginjal harus mengsekresikannya melalui urine dan bekerja keras
sehingga ginjal tidak dapat menanggulanginya sebab peningkatan laju filtrasi
glomerulus dan penurunan kemampuan tubulus renalis proksimal/renalis untuk
mereabsorbsi glukosa.6
Penyakit diabetes dapat merupakan kelainan herediter dengan cara
insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah
tinggi. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini
11
akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita
yang juga dipengaruhi oleh kehamilan.6
Peningkatan produksi hormon kehamilan terutama HPL (Human Placenta
Lactogen) akan meningkatkan resistensi sel terhadap insulin sehingga muncul
kondisi diabetes. Efek puncak HPL terjadi pada umur kehamilan sekitar 26 sampai
28 minggu. Waktu tersebut merupakan saat yang tepat melakukan penapisan.7,8
Hiperglikemi menimbulkan banyak efek merugikan pada kehamilan. Angka
aborsi spontan dan lahir mati juga meningkat. Kematian pembuluh darah ke uterus
dan plasenta sehingga meningkatkan insufisiensi uteroplasma, yang mengakibatkan
IUGR dan efek-efek lain. Pada sejumlah besar wanita juga ditemukan hipertensi
dan preeklamsi.7,8
Glukosa darah ibu yang meningkat akan disalurkan ke janin melalui plasenta.
Janin memang tidak menderita diabetes, tetapi harus meningkatkan produksi
insulinnya guna metabolisme glukosa yang ada. Akibat peningkatan kadar insulin
dan glukosa, terjadilah pertumbuhan fisik yang dramatis, yang menghasilkan bayi
besar (makrosomia). Makrosomia disebabkan oleh hiperplasia, peningkatan jumlah
sel, hipertrofi, dan pembesaran sel bayi. Kondisi ini menyebabkan perubahan yang
berlangsung seumur hidup bagi janin dan terbukti meningkatkan kemungkinan
obesitas pada masa kanak-kanak dan dewasa sekaligus meningkatkan risiko
diabetes dikemudian hari.6,8
12
2.4 Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala dari diabetes melitus gestasional sangatlah mirip dengan
penderita diabetes melitus pada umumnya, yaitu :9,10,11
a) Poliuria (banyak kencing)
b) Polidipsia (haus dan banyak minum) dan polifagia (banyak makan)
c) Pusing, mual dan muntah
d) Obesitas
e) Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, dan pruritus vulva
f) Ketonemia (kadar keton berlebihan dalam darah)
g) Glikosuria(ekskresi glikosa ke dalam urin)
h) Gula darah 2 jam > 200mg/dl
i) Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
j) Gula darah puasa > 126 mg/dl
2.5 Penanganan
2.5.1 Pengelolaan Medis
Pentalaksanaan Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) sebaiknya
dilaksanakan secara terpadu oleh spesialis penyaakit dalam, spesialis obsetrik
ginekologi, ahli gizi dan spesialis anak. Tujuan penatalaksanaan adalah untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu daan janin. Penatalaksanaan harus
dimulai dengan terapi nutrisi medik yang diatur oleh ahli gizi. Secara umum, pada
trimester pertama tidak diperlukan penambahan asupan kalori. Sedangkan ibu
hamil dengan berat badan normal secara umum memerlukan tambahan 300 kcal
pada trimester kedua dan ketiga. Sesuai dengan pengelolaan medis diabetes melitus
pada umumnya pengelolaan diabetes melitus gestasional juga didasari atas
pengelolaan gizi/diet dan
13
pengendalian berat badan ibu .1,12
1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik
upayakan lahir lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin.
Dapat terjadi kematian janin mendadak. Berikan insulin yang bekerja
cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.
2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.
Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik.
3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu
diberikan infus glukosa.
4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 30
kkal/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang obesitas dengan IMT
>30kg/m2 maka pembatasan kalori perlu dilakukan yaitu 25kkal/kgBB.
5. Aktivitas fisik sedang pada ibu hamil tanpa kontraindikasi medis dan
obsetrik.
6. Asupan karbohidrat sebaiknya terbagi sepanjang hari untuk mencegah
ketonemia yang berdampak pada perkembangan kognitif bayi.
7. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB- 100)-
10% BB.
8. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang
diperhitungkan dari:
Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
Kalori kegiatan jasmani 10-30%
Kalori untuk kehamilan 300 kalor
14
Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB12
Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada
kasus diabetes melitus umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300-500
kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa kehamilan sampai
dengan masa menyusui selesai.12
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :
− Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
− Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
− Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
− Mencegah episode hipoglikemia
− Mencegah ketonuria / ketoasidosis deiabetik
− Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan
normal13
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester
pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir
kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal
ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB
lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).13,14
Pada diabetes melitus gestasional, insulin yang digunakan adalah
insulin dosis rendah dengan lama kerja intermediate dan diberikan 1-2 kali
sehari. Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam diabetes melitus
gestasional karena efek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat diekskresikan
dalam jumlah besar melalui ASI, kecuali pada daerah terpencil dengan
keterbatasan fasilitas dan belum ada insulin. 1,14
15
GDP ≤ 130 mg/dl GDP ≥ 130 mg/dl
Perencanaan makan 1 minggu
GDP < 105 dan GD 2 jam GDP > 105 dan GD 2 jam
setelah makan < 130 setelah makan >130
Lanjutkan perencanaan makan
Perencanaan makan + insulin
2.5.2 Pengelolaan Obstetrik
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaan klinis ibu
dan janin, terutama tekanan darah, pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut
jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan USG dan kardiotokografi
(jika memungkinkan). Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :15,16
Pengukuran tinggi fundus uteri
NST – USG serial
Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta
(FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat janin.
Diabetes
Mellitus Gestasional
(DMG)
16
Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36
minggu. Adanya makrosomia, pertumbuhan janin terhambat
(PJT) dan gawat janin merupakan indikasi untuk melakukan
persalinan secara seksio sesarea.
Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan
pada usia kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan
biasa. Pemantauan pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).
Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan
khusus.
Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan
amniosentesis terlebih dahulu untuk memastikan kematangan janin
paru (bila usia kehamilan < 38 mg).
Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia,
kelainan vaskuler dan infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis dan
monilisasis) harus dirawat sejak usia kehamilan 34 minggu.
Penderita DMG dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.
Penilaian paling ideal adalah penilaian janin dengan skor fungsi
dinamik janin-plasenta (FDJP).
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Penapisan
Penapisan faktor risiko untuk terjadinya DMG pada perempuan hamil
sebaiknya dilakukan pada saat kali pertama pasien memeriksa kehamilannya.
Faktor risiko antara lain berat badan yang sangat berlebihan (obesitas), riwayat
DMG pada kehamilan sebelumnya, riwayat intoleransi glukosa atau glikosuria
(glukosa dalam air seni), atau riwayat keluarga dengan DM tipe 2.
17
Jika seorang perempuan hamil memiliki faktor risko tinggi untuk timbulnya
DMG, pemeriksaan TTGO harus segara mungkin dilakukan. Jika pemeriksaan
awal tidak menunjukkan adanya DMG, harus dilakukan pemeriksaan TTGO
ulang pada pasien tersebut pada saat kehamilan berusia 24-28 minggu. Jika
risiko untuk terjadinya DMG adalah moderat, pasien seyogianya melakukan
pemeriksaan TTGO pada saat kehamilan berusia 24- 28 minggu.6,9,17,18
2.6.2 Pengelolaan
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk:18
Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
Mempertahankan kadar glukosa darah jam pp < 120 mg/dl
Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
Mencegah episode hipoglikemia
Mencegah ketonuria/ketoasidosis diabetic
Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal
Dianjurkan pemantauan gula darah yang teratur minimal 2 kali
seminggu (ideal setiap hari, jika mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri
dirumah). Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal, semakin
dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering. Hb glikosilat
diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali.19,20,21
Pada wanita DMG harus dilakukan pengamatan gula darah preprandial
dan postprandial. Fourth International Workshop Conference on Gestational
Diabetes Melitus menganjurkan untuk mempertahankan konsentrasi gula darah
kurang dari 95 mg/dl (5,3 mmol/l) sebelum makan dan 120 mg/l-140 mg/dl).21
18
Pengaturan pola makan bertujuan untuk menurunkan konsentrasi
glukosa serum maternal, dengan cara membatasi asupan karbohidrat hingga
40%-50% dari seluruh kalori, protein 20%, lemak 30%-40% (saturated kurang
dari 10%), makan tinggi serat. Kenaikan berat badan selama kehamilan (weight
gain) diusahakan hanyaa sekitar 11-12,5 kg saja. Program pengaturan gizi dan
makanan yang dianjurkan oleh Ikatan Diabetes Amerika (American Diabetes
Association) adalah pemberian kalori dan gizi yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan kehamilan dan mengurangi hiperglikemi ibu. Kalori harian yang
dibutuhkan oleh bagi perempuan dengan berat badan normal pada paruh kedua
kehamilan adalah 30 kkal/kg BB normal.21
Gambar 2. Makanan diet sehat20
19
Bila Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) lebih dari 30 kg/m2, maka
dianjurkan asupan rendah kalori sampai 30-33% (sekitar 25 kkal/kgBB). Diet
ini untuk mencegah ketonemia. Olahraga teratur untuk memperbaiki kontrol
kadar gula darah pada perempuan hamil dengan diabetes melitus gestasional
juga dianjurkan walaupun pengaruhnya terhadap hasil perinatal belum jelas.21
Gambar 3. Olahraga untuk ibu hamil20
2.6.3 Pemberian insulin
Perempuan yang memiliki gejala morbiditas janin (berdasarkan
pemeriksaan glukosa atau adanya janin yang besar) atau perempuan yang
mempunyai konsentrasi gula darah yang tinggi harus dirawat lebih seksama
dan biasanya diberi insulin. Terapi insulin dapat menurunkan kejadian
makrosimia janin dan morbilitas perinatal.3,5,22,23
Dosis insulin yang diberikan sangat individual. Pemberian insulin
ditujukan untuk mencapai konsentrasi gula darah pascaprandial kurang dari
140 mg/dl sampai mencapai kadar glikemi dibawah rata-rata dan hasil
20
perinatal yang lebih baik, ketimbang dilakukannya upaya mempertahankan
konsentrasi gula darah praprandial kurang dari 105 mg/dl, tetapi keadaan janin
tidak diperhatikan. Kejadian makrosomia dapat diturunkan dengan cara
pemberian insulin untuk mencapai konsentrasi gula darah praprandial kurang
lebih 80 mg/dl (4,4 mmol/l). Oleh karena itu, dalam merancang
penatalaksanaan pemberian insulin harus dipertimbangkan ketepatan waktu
pengukuran gula darah, konsentrasi target glukosa, dan karakteristik
pertumbuhan janin.22
Sebagai alternative pemberian obat antidiabetik seperti metformin dan
sulfonylurea dapat dipakai untuk mengendalikan gula darah.22
Gambar 4. Pemberian Insulin pada ibu hamil21
21
2.6.4 Penatalaksanaan antepartum
Penatalaksanaan antepartum pada perempuan dengan DMG bertujuan
untuk:9,11,12,24,25
Melakukan penatalaksanaan kehamilan trimester ketiga dalam upaya
mencegah bayi lahir mati atau asfiksia, serta menekan sekecil
mungkin kejadian morbiditas ibu dan janin akibat persalinan.
Memantau pertumbuhan janin sacara berkala dan terus-menerus
(misalnya dengan USG) untuk mengetahui perkembangan dan
pertumbuhan ukuran janin sehingga dapat ditentukan saat dan cara
persalinan yang tepat.
Memperkirakan maturitas (kematangan) paru-paru janin (misalnya
dengan amniosintesis) apabila ada rencana terminasi (seksio sesarea)
pada kehamilan 39 minggu.
Pemeriksaan antenatal dianjurkan dilakukan sejak umur kehamilan
32-40 minggu. Pemeriksaan antenatal dilakukan terhadap ibu hamil
yang kadar gula darahnya tidak terkontrol, yang mendapat
pengobatan insulin, atau yang menderita hipertensi. Dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan nonstrest test, profil biofisik, atau
modifikasi pemeriksaan profil biofisik seperti nonstres test dan
indeks cairan amnion.
2.6.5 Cara dan waktu persalinan
Perempuan hamil dengan diabetes mellitus gestasional
bukan merupakan indikasi SC. Penanganan ersalinan tetap harus berdasarkan
kepada indikasi ibu dan janin, sama halnya dengan pengelolaan perempuan
hamil tanpa diabetes.23,25,26
22
Pada perempuan hamil diabetes melitus gestasional dengan
makrosomial, komplikasi utama yang mungkin terjadi pada persalinan adalah
trauma kelahiran seperti distosia bahu, fraktur tulang dan injuri fleksus
brachialis. Bayi yang dilahirkan juga beresiko mengalami hipoglikemia dan
kelainan metabolik lainnya. Pengambilan keputusan untuk melakukan
persalinan lebih awal (pada kehamilan 38 minggu) dengan cara induksi
persalinan atau seksio secaria dilakukan atas pertimbangan resiko terjadinya
kematian perinatal atau morbiditas perinatal yang berhubungan dengan
makrosomia, distosia bahu, gawat janin dan terjadinya sindroma dan distress
respirasi.25,26
Penatalaksanaan perempuan hamil dengan DMG pada kehamilan 38
minggu dengan cara induksi persalinan yang mendapatkan pengobatan insulin,
dihubungkan dengan upaya menurunkan berat badan janin di atas 4000 gram
atau diatas persentil ke 90. Pada perempuan hamil dengan DMG yang
mendapatkan pengobatan insulin, tidak ada manfaatnya menunda persalinan
sampai melampaui umur kehamilan 38-39 minggu karena persalinan yang
dilakukan pada kehamilan 38-39 minggu, bisa menurunkan kemungkinan
terjadinya makrosomia. Bila berat janin diduga lebih dari 4500 gram,
persalinan dianjurkan dengan cara SC.25,26
2.6.6 Pasca persalinan
Karena sudah tidak ada resisitensi terhadap insulin lagi, maka pada
periode pasca persalinan perempuan dengan diabetes gestasional jarang
memerlukan insulin. Pasien dengan diabetes terkontrol dengan diet, setelah
persalinan tidak perlu diperiksa kadar glukosanya. Namun bila pada waktu
kehamilan diberi pengobatan insulin, sebelum meninggalkan rumah sakit perlu
23
diperiksa kadar glukosa puasa 2 jam pascaprandial.2,4,7,8,25
Karena risiko terjadi DM tipe II di kemudian hari meningkat, maka 6
minggu pasca persalinan perlu dilakukan pemeriksaan diabetes dengan cara
pemeriksaan gula darah puasa dalam dua waktu atau 2 jam setelah pemberian
75 gram glukosa pada glucose tolerance test (kadar kurang dari 140 mg/dl
berarti normal, kadar antara 140-200 mg/dl, berarti ada gangguan toleransi
glukosa, kadar lebih dari 200 berarti diabetes melitus). Bila tes ini menunjukan
kadar yang normal, maka kadar glukosa darah puasa dievaluasi lagi setelah 3
tahun. Skrining diabetes ini harus dilakukan secara berkala, khususnya pada
pasien dengan kadar glukosa darah puasa yang meningkat waktu kehamilan.
Perempuan yang pernah menderita diabetes melitus gestasional harus diberi
konseling agar menyusui anaknya karena pemberian ASI akan memperbaiki
kontrol kadar gula darah.2,4,7,25
Harus direncanakan pengunaan kontrasepsi karena sekali perempuan
hamil menderita diabetes, maka dia berisiko terkena hal yang sama pada
kehamilan berikutnya. Tidak ada pembatasan pemakaian kontrasepsi hormonal
pada pasien dengan riwayat DMG. Bagi perempuan yang obesitas, setelah
melahirkan upaya penurunan berat badan dengan diet dan berolahraga secara
teratur agar risiko terjadinya diabetes menjadi menurun.2,4,7,8,25
`2.7 Komplikasi Pada Ibu Dan Bayi
Masalah yang ditemukan pada bayi yang ibunya menderita diabetes dalam
kehamilan adalah kelainan bawaan, makrosomia (bayi besar > 4 kg), hipoglikemia
(kadar gula darah rendah), hipokalsemia (kadar kalsium dalam tubuh rendah),
hiperbilirubinemia (bilirubin berlebihan dalam tubuh), sindrom gawat napas, dan
kematian janin. Faktor maternal (pada ibu) yang berkaitan dengan peningkatan
24
angka kejadian makrosomia adalah obesitas, hiperglikemia, usia tua, dan
multiparitas (jumlah kehamilan > 4). Makrosomia memiliki risiko kematian janin
saat dilahirkan karena ketika melahirkan, bahu janin dapat tersangkut serta dan
peningkatan jumlah operasi caesar. Hipoglikemia pada bayi dapat terjadi beberapa
jam setelah bayi dilahirkan. Hal ini terjadi karena ibu mengalami hiperglikemia
(kadar gula darah berlebihan) yang menyebabkan bayi menjadi hiperinsulinemia
(kadar hormone insulin dalam tubuh janin berlebihan).23, 26
Komplikasi yang didapatkan pada ibu dengan diabetes gestasional berkaitan
dengan hipertensi, pre-eklampsia, dan peningkatan risiko operasi caesar.
Pengaruh diabetes melitus terhadap kehamilan :26
1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM.
a. Kehamilan dapat menyebabkan status prediabetik menjadi manifes
(diabetic).
b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan.
2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:
a. Abortus dan partus premature
b. Hidronion
c. Pre-eklamsi
d. Kesalahan letak jantung.
e. Insufisiensi plasenta.
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a. Gangguan kontraksi otot rahim partus lama/terlantar.
b. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
c. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai
25
dengan lahir mati.
d. Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Post partum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hypoglikemi post partum sehingga dapat
menimbulkan kematian.
4. Pengaruh DM terhadap kala nifas
a. Mudah terjadi infeksi post partum
b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar
5. Pengaruh DM terhadap bayi
a. Abortus, premature < usia kandungan 36 minggu
b. Janin besar (makrosomia)
c. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa
2.8 Pencegahan
Faktor keturunan merupakan faktor yang tidak dapat diubah, tetapi faktor
lingkungan yang berkaitan dengan gaya hidup seperti kurang berolahraga serta
asupan nutrisi yang berlebihan dan kegemukan merupakan faktor yang dapat
diperbaiki.13,15,16,18,24
Tidak diragukan bahwa nutrisi merupakan faktor yang penting untuk
timbulnya diabetes tipe 2 khususnya diabetes melitus pada kehamilan ini.13,15,16,18,24
Berikut adalah beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mencegah
agar tidak terkena diabetes melitus :16,20,22,26
1. Pada bayi, pemberian ASI (air susu ibu) dapat mencegah resiko diabetes
melitus tipe 1 dan 2 minimal sampai umur 4 bulan .
2. Pengaturan pola makan atau diet yang sehat untuk menjaga berat tubuh
26
yang stabil.
3. Membatasi jumlah lemak jenuh dan lemak trans di dalam pola
makan.
4. Konsumsi sumber karbohidrat, sebagian dari kebutuhan energi.
Pilihlah karbohidrat yang kompleks dan serat.
5. Hindari merokok dan pengaruh asapnya.
6. Meningkatkan aktivitas tubuh dan berolahraga yang cukup.